ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA"

Transkripsi

1 ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 2 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam laporan akhir saya yang berjudul: Analisis Perilaku Pasien dalam Memilih Klinik Kesehatan di Depok merupakan gagasan atau hasil penelitian laporan akhir saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Laporan ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya. Bogor, Januari 2009 Koima S. Purba F

3 3 ABSTRACT KOIMA S. PURBA. An Analysis of Patients Behavior in Choosing A Medical Clinic in Depok. Supervised by Budi Suharjo as Committee Chairman, and Budi Purwanto as member. In 2002, there were 18 medical clinics or health centers in Depok, and in 2007 the number increased to 142. The development of medical clinics is influenced by the population growth which reached 1.4 million people based on the 2007-census. The significant increase of medical clinics has led to competition among the clinics, and to face this competition it is important to know what the patients demands and expectations are. The clinics are seriously making efforts to meet their prospective patients expectations by looking at their behavior in choosing a medical clinic. The objective of this study was to analyze the patients behavior and other factors that influence them in choosing a medical clinic. The data processing was conducted by the Diagonal analysis (Suharjo Split), the Thurstone analysis, and the CHAID analysis. The study was conducted in four different medical clinics, involving 100 respondents by using the convenience sampling methodology. The result of the study showed that at the recognition level, 68% of the respondents chose a clinic for their health care. According to the Thurstone analysis, the factor of the ability of doctors to diagnose well was believed to be the most influencing in choosing a medical clinic. At the level of searching for information, 65% obtained it from relatives, and 77% from their spouses. At the decision level, 76% of the respondents expressed their satisfaction, 21% were neutral, and 3% were dissatisfied. At the loyalty level, 84% were shoppers, 62% were clients, 36% were loyal participants, and only 8% were advocates. According to the Diagonal analysis, the overall attributes were under service, and the factors of maintaining sophisticated medical equipment, maintaining adequate medical equipment, and providing a comfortable waiting room are the main priorities. In accordance with the CHAID analysis, the ability of doctors to diagnose well gives the highest satisfaction to patients. In line with the competition among medical clinics, it is required that these health centers maintain their equipment well, and at the same time keep more skillful doctors, and establish new cooperation with other doctors capable of diagnosing well. Key word: Medical clinic, patients behaviour, satisfaction.

4 4 RINGKASAN Koima S. Purba. Analisis Perilaku Pasien dalam Memilih Klinik Kesehatan di Depok. Dibimbing oleh Budi Suharjo dan Budi Purwanto. Klinik kesehatan merupakan salah satu jenis usaha kecil menengah yang saat ini berkembang cukup pesat di kota Depok. Bila pada tahun 2002 hanya terdapat sebanyak 18 klinik kesehatan di kota Depok, maka di tahun 2007 telah berdiri sebanyak 142 klinik kesehatan. Perkembangan jumlah klinik kesehatan ini tidak terlepas dari perkembangan jumlah penduduk kota Depok, yang pada tahun 2007 berjumlah sebanyak 1,4 juta penduduk. Pesatnya pertumbuhan usaha tersebut menyebabkan terjadinya persaingan antara klinik kesehatan, dimana akibat dari persaingan tersebut dan seperti usaha lainnya, terdapat klinik kesehatan yang ramai dan berkembang, tetapi terdapat juga yang sepi, padahal beberapa diantaranya memberikan jenis pelayanan kesehatan yang sama dan berada di lokasi yang berdekatan. Untuk dapat bertahan ditengah persaingan tersebut, pengelola klinik kesehatan perlu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pasien dan berupaya memenuhi kebutuhan tersebut, serta pemahaman tentang perilaku pasien dalam memilih klinik kesehatan. Semua ini ditujukan agar diperoleh kepuasan pasien, dimana pasien yang merasa puas diharapkan dapat menimbulkan loyalitas pasien. Penelitian dilakukan di 4 klinik kesehatan yang berada di Kecamatan Sukmajaya Depok yaitu klinik kesehatan Naura Medika, KJP Medical Centre, Kurnia Abadi dan Irenk Medical Centre dengan total jumlah responden sebanyak 100 orang, dan penarikan sample dilakukan dengan metode convenience sampling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pasien dalam memilih klinik kesehatan, mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pasien dalam memilih klinik kesehatan dan menetapkan strategi pengembangan layanan klinik kesehatan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Diagonal Analysis (Suharjo Split), Thurstone Analysis dan CHAID Analysis. Berdasarkan hasil penelitian, perilaku responden dalam memilih klinik kesehatan menunjukkan bahwa pada tahap pencarian kebutuhan, sebagian besar (68%) responden akan memilih klinik kesehatan sebagai tempat berobat. Atribut dokter memiliki kemampuan diagnosa yang baik merupakan faktor yang paling mempengaruhi responden dalam memilih klinik kesehatan. Pada tahap pencarian informasi, sebanyak 65% responden mendapatkan informasi tentang klinik kesehatan dari keluarga, sedangkan sisanya informasi bersumber dari karena sering lewat, dari tetangga dan dari teman. Pada tahap pembelian, sebagian besar (78%) responden memutuskan sendiri keputusan memilih klinik kesehatan, namun demikian dalam pengambilan keputusan tersebut responden dipengaruhi pihak lain. Pihak suami/istri (77%) dinilai sebagai pihak yang mempengaruhi responden dalam mengambil keputusan. Dari sisi kepuasan, sebanyak 76% responden menyatakan puas atas layanan klinik kesehatan, 21% responden menyatakan netral, dan 3% responden menyatakan tidak puas.

5 Dari tingkat kepuasan ini diketahui pula tingkat loyalitas responden, dimana sebanyak 84% responden dikategorikan memiliki loyalitas tingkat shopper yakni responden yang mempunyai keinginan/minat untuk mendatangi klinik kesehatan dikemudian hari apabila responden menderita sakit, sebanyak 62 responden memiliki loyalitas kategori client yakni responden percaya bahwa klinik kesehatan sebagai tempat berobat yang tepat dan terdapat sebanyak 36 responden yang memiliki loyalitas ketegori participation yakni responden yang berdasarkan pengalamannya bersedia merekomendasikan klinik kesehatan kepada orang lain. Hanya terdapat 8 responden yang memiliki loyalitas advocate yaitu responden yang berdasarkan pengalamannya bersedia menjadi pembela bagi klinik kesehatan bila terdapat pihak lain yang menjelek-jelekkan klinik kesehatan. Berdasarkan Diagonal analysis (Suharjo Split) dengan metode two top boxes, diketahui bahwa ke-14 atribut klinik kesehatan tersebut berada pada under service dan yang menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan guna meningkatkan tingkat kepuasan pasien adalah atribut memiliki peralatan medis yang canggih, memiliki peralatan medis yang lengkap dan ruang tunggu yang nyaman. Sedangkan berdasarkan CHAID analysis, atribut dokter memiliki kemampuan diagnosa yang baik dinilai sebagai atribut yang memiliki pengaruh paling kuat terhadap tingkat kepuasan pasien. Walaupun terdapat kendala dalam biaya dan sumberdaya lainnya, dan guna menghadapi persaingan, perlu diterapkan suatu strategi pengembangan usaha klinik kesehatan dengan melakukan perbaikan terhadap faktor peralatan medis yang canggih dan lengkap serta kenyamanan ruang tunggu, disamping tetap mempertahankan tenaga dokter yang ada saat ini atau melakukan kerjasama baru dengan dokter lainnya yang dinilai memiliki kemampuan diagnosa yang baik 5

6 6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

7 7 ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

8 8 Judul Tugas Akhir Nama Mahasiswa Nomor Induk Program Studi : Analisis Perilaku Pasien dalam Memilih Klinik Kesehatan di Depok : Koima S. Purba : F : Industri Kecil Menengah Disetujui, Komisi Pembimbing Dr. Ir. Budi Suharjo, MS Ketua Ir. Budi Purwanto, ME Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah, Dekan Sekolah Pascasarjana, Prof.Dr.Ir.Musa Hubeis, MS,Dipl.Ing, DEA Prof.Dr.Ir.H. Khairil A.Notodiputro,MS Tanggal Ujian : 10 Desember 2008 Tanggal Lulus :...

9 9 PRAKATA Puji Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihnya, sehingga laporan akhir yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Magister Profesi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Budi Suharjo, MS. selaku ketua Komisi Pembimbing atas pengarahan, bimbingan, dan dorongan dalam penyusunan dan penyelesaian laporan akhir. 2. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. selaku anggota Komisi Pembimbing atas pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan akhir. 3. Seluruh staf administrasi dan dosen pengajar PS MPI IPB yang telah membantu dan membuka cakrawala dan wawasan untuk menggali informasi lebih mendalam dalam proses penyampaian materi studi. 4. Pengelola klinik kesehatan Naura Medika, KJP Medical Centre, Kurnia Abadi dan Irenk Medical Center yang telah memberikan kesempatan dan data dalam penyelesaian laporan akhir ini. 5. Istriku Duma Sari Simbolon dan anak-anakku: Andre Purba, Dhearni Purba dan Semmy Purba tercinta, atas semangat dan dukungan yang diberikan selama kuliah sampai penyusunan laporan akhir ini selesai. 6. Ayahanda (alm) dan ibunda (alm) untuk semua cinta kasih yang telah diberikan. 7. Rekan-rekan MPI Angkatan VII untuk kebersamaan dan masukan yang diberikan dalam proses pembuatan laporan akhir. 8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan akhir ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

10 10 Penulis berharap bahwa laporan akhir ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, saran dan kritik membangun akan diterima bagi perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Jakarta, Januari 2009 Penulis

11 11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pematang Siantar Sumut pada tanggal 8 Desember 1969 sebagai anak bungsu dari lima bersaudara dari ayah Edison Purba (alm) dan Laminim Saragih (almh). Pendidikan Sarjana ditempuh di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, lulus pada tahun Pada tahun 2006 diterima di Program Studi Magister Profesi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Berbekal ijazah S1 Akuntansi, pada tahun 1993 penulis diterima bekerja di PT. Charoen Pokphand Indonesia, dan pada tahun 1996 diterima bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan pangkat Asisten Manajer dan ditempatkan di Cabang Mataram. Pada tahun 1997, penulis dipindahkan ke Cabang Kupang NTT. Tahun 2004 penulis dipindahkan ke Kantor Besar pada Divisi Pengendalian Keuangan sebagai Staff Project Team, dan tahun 2005 dipromosikan menjadi Manajer dengan jabatan sebagai Pengelola Akuntansi Pusat pada Kelompok Pengendalian Akuntansi dan Laporan. Menikah pada Mei 1999 dengan Duma Sari Simbolon, SP. dan dikaruniakan tiga orang anak yakni Primus Andre I. Purba, Dhearni Chrysanda Purba, dan Samuel Hotasi Purba.

12 12 DAFTAR ISI ABSTRACT... RINGKASAN... PRAKATA... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman iii iv ix xi xv xvii xviii I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Perumusan Masalah Tujuan Kegunaan... 3 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran Konsep Perilaku Konsumen Strategi Pemasaran dan Perilaku Konsumen Model Perilaku Konsumen Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Tahap-tahap Proses Pembelian Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa Kepuasan Pelanggan Loyalitas Pelanggan III. METODE KAJIAN 3.1. Pengumpulan Data Lokasi dan Waktu Sampel dan Penarikan Sampel.. 17

13 13 Halaman 3.2. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis Data Diagonal Analysis (Suharjo Split) Thurstone Analysis CHAID Analysis HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Gambaran Umum Kota Depok Perkembangan Usaha Klinik Kesehatan di Depok Gambaran Umum Klinik Kesehatan Klinik kesehatan Naura Medika Klinik kesehatan Kurnia Abadi Klinik kesehatan KJP Medical Centre Klinik kesehatan Irenk Medical Center Hal yang Dikaji Karakteristik Responden Jenis Kelamin Status Pernikahan Frekuensi Responden Menggunakan Klinik Kesehatan dalam Satu Tahun Terakhir Pendidikan Formal Kisaran Usia Responden Jenis Pekerjaan Total Pendapatan Rata-rata per Bulan Perilaku Responden Dalam Memilih Klinik Kesehatan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Keputusan Pembelian Evaluasi Setelah Pembelian... 39

14 14 Halaman Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan Pasien terhadap Atribut Klinik Kesehatan Klinik Kesehatan Berada di Lokasi Strategis Lokasi Klinik Kesehatan Dekat dengan Tempat Tinggal Biaya Pengobatan Terjangkau Dapat Menerima Pembayaran melalui Pihak Ketiga Memiliki Tenaga Dokter Umum Memiliki Tenaga Dokter Spesialis Memiliki Tenaga Bidan Dokter/Bidan Memiliki Kemampuan yang baik dalam Melakukan Diagnosa Penyakit Dokter/Bidan Melayani dengan Ramah Peralatan Medis yang Lengkap Peralatan Medis yang Canggih Memiliki Ruang Tunggu yang Nyaman Fisik Bangunan Bersih Kemudahan Mendapat Parkir Segmentasi Tingkat Kepuasan Pasien KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 70

15 15 DAFTAR TABEL No. Teks Halaman 1. Perkembangan jumlah klinik kesehatan di Depok Lokasi pengumpulan data Proyeksi penduduk menurut kabupaten/kota di Jawa Barat Karakteristik responden menurut jenis kelamin Karakteristik responden menurut status pernikahan Frekuensi responden mendatangi klinik selama setahun terakhir Karakteristik responden menurut pendidikan formal Karakteristik responden menurut usia Karakteristik responden menurut pekerjaan Karakteristik responden menurut pendapatan Tempat pengobatan yang dipilih Faktor-faktor yang menjadi prioritas pasien dalam memilih klinik kesehatan Sumber informasi tentang klinik kesehatan Pemilihan keputusan Pihak yang mempengaruhi keputusan pemilihan klinik kesehatan Klinik kesehatan yang paling sering didatangi Loyalitas tingkat shopper Loyalitas tingkat client Loyalitas tingkat participation Loyalitas tingkat advocate Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut lokasi klinik Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut lokasi klinik dekat dengan tempat tinggal Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut biaya pengobatan terjangkau. 47

16 16 Hal Teks Halaman 24. Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut dapat menerima pembayaran melalui pihak ketiga Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut memiliki tenaga dokter umum Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut memiliki tenaga dokter spesialis Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut memiliki tenaga bidan Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut dokter/bidan memiliki kemampuan diagnosa yang baik Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut dokter/bidan melayani dengan ramah Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut peralatan medis lengkap Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut peralatan medis canggih Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut memiliki ruang tunggu yang nyaman Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut fisik bangunan yang bersih Penilaian responden terhadap kepentingan dan kinerja atribut kemudahan mendapat parkir Perhitungan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan faktor-faktor yang mempengaruhi pasien memilih klinik kesehatan Nilai p-value & Chi-square variabel dependen dalam diagram pohan Segmentasi dan karakteristik pasien Tabulasi jumlah pasien yang biasa saja, puas, dan tidak puas berdasarkan lokasi klinik kesehatan... 64

17 17 DAFTAR GAMBAR No. Teks Halaman 1. Hubungan Antara Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran Model Perilaku Konsumen Purchase Decision Making The Services Marketing Triangle Diagonal Split Tingkat Kepuasan Pasien Tingkat Loyalitas Pasien Diagonal Split Diagram Pohon Analisis CHAID Segmentasi Kepuasan berdasarkan Lokasi Klinik Kesehatan... 62

18 18 DAFTAR LAMPIRAN No. Teks Halaman 1. Kuesioner untuk Pasien Perhitungan thurstone analysis case V Foto-foto klinik kesehatan

19 19 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kesehatan adalah harta yang sangat berarti. Saat dimana sesorang dalam keadaan sehat secara jasmani, banyak hal yang dapat dilakukan seperti: bekerja, beraktivitas, berolah raga, bermain, dan lain sebagainya. Sebaliknya, saat seseorang menderita sakit banyak hal tidak dapat dikerjakan dan bahkan membuat beban bagi orang lain. Untuk menjaga kesehatan, terdapat tujuh hal yang perlu diperhatikan yaitu: makanan yang bervariasi, menjaga berat badan, olah raga secara teratur, hindari rokok, hindari alkohol, hindari kecelakaan, dan cegah polusi (Djauzi, 2005). Namun di saat sesorang menderita suatu penyakit, proses pengobatan adalah tahap yang harus dilalui untuk memperoleh kesembuhan, baik penyembuhan secara medis maupun alternatif. Klinik kesehatan dapat dipandang sebagai tempat alternatif yang dapat dipilih masyarakat untuk melakukan pengobatan secara medis atas penyakit yang diderita, selain rumah sakit atau puskesmas. Dalam kegiatan usahanya, klinik kesehatan memberikan fasilitas kesehatan yang pada umumnya berupa praktek dokter umum 24 jam, praktek dokter spesialis, laboratorium, persalinan, dan apotik. Walaupun fasilitas kesehatan tidak selengkap rumah sakit, namun keberadaan klinik ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan adanya fasilitas kesehatan yang lokasinya mudah dicapai, tersedianya tenaga dokter yang memadai, pelayanan kesehatan yang baik, jasa kesehatan yang 24 jam, dan biaya yang relatif terjangkau. Namun, sebelum seorang pasien mengambil keputusan klinik kesehatan mana yang akan dipilih sebagai tempat pengobatan, pasien telah melakukan berbagai pertimbangan dan mempunyai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengelola klinik kesehatan. Perilaku pasien ini haruslah dapat diantisipasi oleh pengelola klinik kesehatan, sehingga pasien bersedia datang ke klinik kesehatan untuk menggunakan jasa kesehatan yang tersedia dan bersedia melakukan pembayaran atas penggunaan jasa tersebut (Lucas, 2005). Mengingat pentingnya arti pasien bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup usaha klinik kesehatan, sudah seharusnya pengelola klinik kesehatan memberikan perhatian

20 20 yang besar untuk memenuhi bukan hanya kebutuhan tetapi juga keinginan konsumennya (pasien). Hingga Desember 2007, jumlah klinik kesehatan yang terdaftar pada Dinas Kesehatan Depok berjumlah 142 klinik. Klinik kesehatan tersebut berbentuk UKM (Usaha Kecil Menengah) karena pada umumnya memiliki pegawai antara orang (Depperin, 2004). Tabel 1 memperlihatkan perkembangan jumlah klinik kesehatan di Depok sejak tahun Tabel 1. Perkembangan jumlah klinik kesehatan di Depok Kecamatan Beji Cimanggis Limo Pulo Mas Sawangan Sukmajaya Jumlah (Sumber: Dinas Kesehatan Kota Depok, 2007) Melihat data di atas, terlihat bahwa usaha klinik kesehatan di Kota Depok menunjukkan perkembangan yang pesat yaitu dari 18 klinik di tahun 2002 menjadi 142 klinik pada tahun Pesatnya perkembangan usaha ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tajam antara klinik kesehatan. Akibat dari persaingan tersebut dan seperti usaha lainnya, dalam kegiatan usahanya terdapat klinik kesehatan yang ramai dan berkembang, tetapi ada juga klinik kesehatan yang sepi, padahal beberapa di antaranya memberikan layanan kesehatan yang sejenis dan berada di lokasi yang berdekatan. Sebagai usaha berbentuk UKM, pengelola klinik kesehatan selain mengalami masalah permodalan, juga keterbatasan dalam pemasaran dan agresivitas mengakses pasar (Hubeis, 2006). Maka untuk dapat menghadapi persaingan tersebut dan agar calon pasien bersedia datang ke klinik untuk melakukan pengobatan, maka pengelola klinik harus mengetahui perilaku pasien

21 21 dalam memilih klinik kesehatan. Pengelola klinik kesehatan perlu mengetahui kebutuhan dan harapan pasien dan berupaya untuk memenuhi keinginan tersebut, sehingga akan menyebabkan pasien merasa puas. Kepuasan atas pelayanan dapat menjadikan pasien loyal terhadap klinik kesehatan bersangkutan dan pasien mempunyai potensi sebagai iklan berjalan yang paling murah dan ampuh Perumusan Masalah Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan berkaitan dengan perilaku pasien yaitu: a. Bagaimanakah perilaku pasien dalam memilih klinik kesehatan di Depok? b. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pasien dalam memilih klinik kesehatan di Depok? 1.3. Tujuan a. Mengkaji perilaku pasien dalam memilih klinik kesehatan di Depok. b. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pasien dalam memilih klinik kesehatan di Depok. c. Menetapkan strategi pengembangan layanan klinik kesehatan di Depok Kegunaan Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan input bagi pengelola klinik kesehatan dalam merancang strategi pemasaran dan pengembangan usaha klinik kesehatan di masa mendatang.

22 22 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa-jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya (Kasali, 1998). Sedangkan menurut Kotler (2000), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang/jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran barang atau jasa. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi cara dan keberhasilan perusahaan terhadap pemasarannya (Swastha, 2002) yaitu: a. Lingkungan Eksternal Sistem Pemasaran. Lingkungan ini tidak dapat dikendalikan perusahaan, misalnya kebebasan masyarakat dalam menerima atau menolak produk perusahaan, politik dan peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, kependudukan serta munculnya pesaing; b. Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran (kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi.

23 Konsep Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan suatu proses, dimana pembelian merupakan salah satu tahap dari beberapa tahap yang dilalui dalam proses tersebut. Ada banyak pengaruh yang mendasari proses pembelian tersebut, mulai dari motivasi internal hingga pengaruh eksternal. Motivasi dan perilaku tersebut dapat dimengerti melalui penelitian. Mempelajari perilaku konsumen dapat membantu para manajer mengambil keputusan, memberikan para peneliti pemasaran pengetahuan dasar ketika menganalisis konsumen, membantu pembuat keputusan dalam menciptakan hukum dan peraturan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang atau jasa, dan membantu konsumen dalam pengambilan keputusan yang lebih baik (Mowen dan Minor, 2006). Menurut Leon dan Leslie (2004), definisi perilaku konsumen adalah: the behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating and disposing of product and services that they expect will satisfy their need. Sedangkan menurut William dan Prensky (1996) memberikan definisi sebagai berikut: Consumer behavior is the study of consumers as they exchange something of value for a product or service that satisfies their needs. Hal ini berarti fokus dari perilaku konsumen ini adalah bagaimana konsumen membuat suatu keputusan berdasarkan sumber daya yang dimilikinya baik waktu, uang dan usaha, untuk dikonsumsi, juga meliputi tentang apa yang mereka beli, mengapa mereka membelinya, kapan dibeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membelinya, dan bagaimana mereka menggunakannya Strategi Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Untuk mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif, pemasar perlu mengetahui konsumen mana yang cenderung membeli produk/jasa yang ditawarkannya, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pembeli menyukai produk/jasa tersebut, kriteria apa yang dipakai dalam memutuskan membeli produk/jasa, bagaimana konsumen memperoleh informasi tentang produk/jasa dan lain sebagainya. Jadi, dapat dilihat adanya saling keterkaitan antara strategi pemasaran dan perilaku konsumen (Prasetijo, et al., 2005). Agar perusahaan dapat merancang strategi yang tepat dalam mempengaruhi konsumen, dasar yang

24 24 digunakan harus berupa pengetahuan mengenai perilaku konsumen dalam proses pembelian yang dialami untuk suatu kategori produk/jasa tertentu. Hubungan antara perilaku konsumen dengan strategi pemasaran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Perilaku Konsumen Strategi Pemasaran Segmenting Targeting Positioning Keunggulan Gambar 1. Hubungan Antara Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran (Sumber: Prasetijo, et al., 2005) Segmentasi pasar adalah suatu proses yang membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen (Kasali, 1998). Bagian atau segmen yang dipilih adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan-tuntutannya. Segmentasi merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum merencanakan suatu strategi pemasaran. Menurut Kasali (1998), terdapat lima keuntungan yang diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar, yaitu: a. Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar. b. Menganalisis pasar. c. Menemukan peluang (niche). d. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif. e. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efesien.

25 25 Setelah segmentasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan targeting. Targeting merupakan suatu langkah untuk memilih satu atau lebih segmen yang dapat dilayani dengan baik, sehingga semua usaha pemasaran dapat difokuskan pada segmen ini untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan. Dalam hal ini, perusahaan dapat melayani segmen sasaran dengan baik bila kiatkiat yang dirancang sesuai dengan kemampuan perusahaan. Tahap selanjutnya adalah positioning yaitu citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen. Kunci positioning adalah persepsi konsumen terhadap produk dan jasa (Sumarwan, 2004). Menurut Peter dan Olson (1999), terdapat lima pendekatan dalam strategi positioning, yaitu: a. Positioning melalui citra produk (attribute) b. Positioning melalui kegunaan produk (use or application) c. Positioning melalui pemakai produk (product user) d. Positioning melalui kelas produk (product class) e. Positioning melalui pesaing (competitors) Model Perilaku Konsumen Untuk dapat memahami perilaku konsumen secara baik, diperlukan suatu model yang dapat memperjelas perilaku konsumen dan proses pembelian itu terjadi. Model dari proses keputusan konsumen ini akan mengungkapkan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membuat suatu keputusan pembelian juga untuk mengetahui perilaku yang membentuk proses keputusan tersebut. Hal ini menetapkan bahwa sebuah model, yang digunakan dengan benar, dapat menjadi sangat penting dalam mendiagnosa perilaku konsumen untuk tujuan perencanaan pemasaran strategik. Hawkins et al. (2007) menggambarkan model perilaku konsumen sebagai berikut:

26 26 External Influences Culture Subculture Demographics Social Status Reference Groups Family Marketing Activities Experiences and Acquisitions Decision Process Situations Problem Recognition Self-Concept and Lifestyle Needs Desires Information Search Alternative Evaluation and Selection Internal Influences Perception Learning Memory Motives Personality Emotions Attitudes Experiences and Acquisitions Outlet Selection and Purchase Post purchase Processes Gambar 2. Model Perilaku Konsumen (Sumber: Hawkins, et al., 2007) 2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kultural, sosial, pribadi dan psikologi (Engel et al., 1994). Sebagian besar dari faktor-faktor tersebut tidak dapat dikuasai oleh para pemasar, tetapi dengan memperhitungkan dan memperhatikan kecenderungan dan gejala yang tampak dari faktor-faktor tersebut, maka para pemasar dapat mempengaruhi konsumen dengan menciptakan dan memasarkan barang atau jasa yang tidak hanya memenuhi kebutuhan tetapi juga keinginan konsumen. Faktor-faktor tersebut meliputi: a. Faktor Budaya Merupakan faktor yang memberikan pengaruh paling besar dan dalam pada perilaku konsumen, meliputi:

27 27 1. Budaya, merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seseorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. 2. Subbudaya, sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi. 3. Kelas Sosial, bagian masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang sama. b. Faktor Status Sosial 1. Kelompok acuan, dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama, dimana kelompok ini berfungsi sebagai titik perbandingan atau acuan langsung atau tidak langsung yang membentuk sikap/perilaku seseorang. 2. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam. 3. Peran dan Status, peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada di sekitarnya. Sedangkan status adalah penghargaan yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat. c. Faktor Pribadi 1. Usia dan Tahap Daur Ulang. 2. Pekerjaan. 3. Keadaan Ekonomi. 4. Gaya Hidup, merupakan pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas, interest dan opininya. Gaya hidup akan mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang, dimana gaya hidup akan menampilkan pola beraksi dan berinteraksi secara keseluruhan. 5. Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian adalah karakteristik psikologi unik dari seseorang yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.

28 28 Sedangkan konsep diri yang disebutkan juga dengan citra diri, dengan dasar bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi pada dan mencerminkan identitas mereka. d. Faktor Psikologis 1. Motivasi, merupakan suatu kebutuhan yang mendasar untuk mendorong seseorang untuk bertindak. 2. Persepsi, adalah proses yang dilalui dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintrepetasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai sesuatu. 3. Pengetahuan, perubahan dalam perilaku individual yang muncul dari pengalaman. 4. Kepercayaan dan Sikap. Keyakinan merupakan pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang terhadap suatu objek atau ide yang relatif konsisten Tahap-tahap Proses Pembelian Menurut Hawkins et al. (2007), terdapat tiga tipe proses pembelian yaitu: nominal decision making, limited decision making dan extended decision making (Gambar 3). Nominal decision making dapat juga digambarkan sebagai proses pembelian yang berdasarkan kebiasaan (habitual decision making) yang dalam proses pembeliannya tidak melalui tahap evaluasi alternatif. Limited decision making merupakan tahap-tahap proses pembelian yang memerlukan adanya evaluasi alternatif atas produk/jasa yang akan dibeli, pencarian informasi dapat bersumber dari internal dan atau eksternal dan adanya tahap evaluasi alternatif sebelum tahap pembelian dilakukan. Sedangkan extended decision making merupakan suatu proses pembelian yang melalui tahap-tahap pembelian yang lebih kompleks seperti pada tahap evaluasi alternatif dan tahap penilaian setelah pembelian yang dapat menghasilkan ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan terhadap produk atau jasa yang dibeli.

29 29 Low-involvement purchase High-involvement purchase Nominal decision making Limited decision making Extended decision making Problem recognition Selective Problem recognition Generic Problem recognition Generic Information search Limited internal Information search Internal External Information search Internal External Alternative evaluation Few attributes Simple decision rules Few alternatives Alternative evaluation Many attributes Complex decision rules Many alternatives Purchase Purchase Purchase Postpurchase No dissonance Very limited evaluation Postpurchase No dissonance Limited evaluation Postpurchase Dissonance Complex evaluation Gambar 3. Purchase Decision Making (Sumber: Hawkins, et al., 2007) Secara garis besar tahap-tahap proses pembelian melalui beberapa tahap sebagai berikut: a. Pengenalan Kebutuhan (problem recognition) Tahapan pengenalan kebutuhan mulai dirasakan konsumen ketika adanya ketidaksesuaian antara keadaaan aktual (situasi konsumen sekarang) dengan keadaan yang diinginkan.

30 30 b. Pencarian Informasi (information search) Pencarian informasi adalah suatu aktivitas yang termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan (pencarian internal) atau perolehan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal). Sumber-sumber informasi dapat bersumber dari: 1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan. 3. Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen. 4. Sumber pengalaman: ingatan, penanganan. c. Evaluasi Alternatif (alternative evaluation) Evaluasi alternatif adalah dimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhannya. d. Keputusan Pembelian (purchase) Tahap ini dimana konsumen harus mengambil keputusan mengenai apa yang dibeli, dimana membeli, kapan akan membeli dan bagaimana cara membayarnya. e. Evaluasi Setelah Pembelian (postpurchase) Evaluasi dilakukan setelah proses pembelian terjadi. Hasil evaluasi setelah pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya Jenis Pemasaran dalam Industri Jasa Sektor jasa sangat berbeda dengan sektor manufaktur, hal ini antara lain dikarenakan jasa berkaitan erat dengan persepsi yang dirasakan oleh penggunanya. Dalam jasa, peran konsumen adalah sangat penting, baik di dalam mengukur keberhasilan perusahaan pemberi jasa maupun dalam menentukan

31 31 strategi yang akan dilakukan untuk memasarkan jasa tersebut. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap karakteristik jasa menjadi sangat penting. Menurut Berry dalam Nasution (2004), terdapat empat karateristik jasa yaitu: a. Tidak berwujud (intangibility); Intangibility artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. b. Tidak terpisahkan (inseparibility); Bila barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan nantinya dikonsumsi, sebaliknya jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi bersamaan. Hal ini berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya (baik manusia atau mesin). c. Bervariasi (variability); Jasa bersifat sangat beranekaragam karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan. d. Mudah lenyap (perishability), jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan, sehingga bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Proses pemasaran jasa merupakan suatu hal yang rumit dan melibatkan berbagai pihak. Hal ini terjadi karena dalam proses pemberian atau penyampaian jasa dipengaruhi oleh banyak elemen daripada pertemuan produk. Elemen-elemen ini di antaranya adalah pelanggan atau pengguna jasa lainnya, lingkungan fisik, petugas penyedia jasa, dan lain-lain yang tentunya akan berdampak pada kepuasan konsumen serta minatnya untuk terus menggunakan jasa tersebut. Terdapat tiga jenis pemasaran jasa yaitu pemasaran intenal, eksternal dan interaktif (Kotler, 2000). Ketiga jenis pemasaran tersebut bila dibentuk dalam satu hubungan disebut The Services Marketing Triangle (Gambar 4). Pemasaran internal berkaitan dengan enabling promises (kesanggupan untuk menepati janji/komitmen). Dalam hal ini lebih ditekankan pada upaya perusahaan untuk melatih para karyawan, memberikan training dan menyediakan berbagai fasilitas bagi para karyawan agar dapat menjalankan fungsinya dengan

32 32 baik. Pemasaran internal memberikan gambaran bahwa kepuasan karyawan serta kepuasan pasien adalah berhubungan erat. Perusahaan Pemasaran Internal Pemasaran Eksternal Karyawan Pemasaran Interaktif Pelanggan Gambar 4. The Services Marketing Triangle (Sumber: Kotler, 2000) Pemasaran eksternal berkaitan dengan making promises (memberikan janji/komitmen) kepada pasien. Dalam pemasaran eksternal, perusahaan melakukan tugasnya seperti menyiapkan dan mengemas produk jasanya, menetapkan harga yang sesuai, mendistribusikan, mempromosikan serta menyiapkan sumberdaya manusia, fasilitas fisik serta proses yang dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Pemasaran interaktif berkaitan dengan keeping promises (menjaga janji/komitmen) kepada pasien. Proses ini menyangkut keahlian para karyawan di dalam memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada para pasiennya Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu usaha. Hal ini dikarenakan dengan memuaskan pelanggan, perusahaan dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Menurut Kotler (2000) kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau

33 33 kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan Zeithaml et al., (1990) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai sebuah persepsi pelanggan terhadap jenis layanan yang diperolehnya. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan atau penilaian emosional dari pelanggan atas penggunaan suatu produk atau jasa dimana harapan dan kebutuhannya terpenuhi. Pelanggan akan puas bila merasa apa yang diperoleh lebih rendah dari yang diharapkannya. Sebaliknya, jika yang diperoleh pelanggan melebihi apa yang diharapkannya maka pelanggan akan puas. Sedangkan pada keadaan dimana apa yang diterima sama dengan yang diharapkan, maka pelanggan akan merasakan biasa-biasa saja (netral) Loyalitas Pelanggan Menurut Kotler dan Armstrong (2002), customer loyalty is the purchase from the company by its customers expressed as a percentage of their purchases from all suppliers of the same products. Loyalitas konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan serta untuk tetap menjadi konsumen perusahaan tersebut. Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku (behavior) daripada dengan sikap. Dalam banyak kasus, pelanggan yang puas belum tentu merupakan pelanggan yang loyal dan sebaliknya pelanggan yang kurang puas tidak otomatis menjadi pelanggan yang tidak loyal. Loyalitas pelanggan merupakan suatu variabel endogen yang disebabkan oleh kombinasi dari kepuasan sehingga loyalitas pelanggan merupakan fungsi dari kepuasan (Jones et al dalam Musanto, 2004). Terdapat empat faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan (Mardalis, 2005) yaitu: a. Kepuasan pelanggan Loyalitas terjadi karena adanya pengaruh kepuasan/ketidakpuasan dengan produk tersebut yang berakumulasi secara terus-menerus di samping adanya persepsi tentang kualitas produk.

34 34 b. Kualitas jasa Produk yang berkualitas rendah akan mengangggung risiko pelanggan tidak setia. c. Citra Produk yang baik akan memberikan identitas yang baik dan pada akhirnya mengarah kepada kesadaran yang tinggi, loyalitas dan reputasi yang baik. d. Rintangan untuk berpindah Semakin besar rintangan untuk berpindah akan membuat pelanggan menjadi loyal (unsur keterpaksaan). Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang melakukan pembelian ulang, merekomendasikan produk, kemungkinan beralih yang rendah dan tingkat pembelaan terhadap perusahaan atau produk (Griffin, 2005). Jika hubungan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan adalah positif, maka kepuasan yang tinggi akan menimbulkan loyalitas pelanggan.

35 35 III. METODE KAJIAN 3.1. Pengumpulan Data Lokasi dan Waktu Lokasi pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada empat klinik kesehatan sebagaimana terlihat pada Tabel 2. Waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan yang dimulai pada bulan Februari 2008 dan berakhir pada bulan Mei Tabel.2. Lokasi pengumpulan data No Nama Klinik Kesehatan Alamat 1. Naura Medika Jl. Kemakmuran Raya No.37 Depok 2. Kurnia Abadi Jl. Kejayaan Blok X No.17 Depok 3. KJP Medikal Centre Jl. Kejayaan Blok IX No.52 Depok 4. Irenk Medical Centre Jl. Bahagia No.18 Depok Sampel dan Penarikan Sampel Sampel dalam penilitian ini adalah pasien yang sedang menggunakan jasa di keempat klinik kesehatan tersebut dengan jumlah total sampel sebanyak 100 sampel, dimana sampel yang diambil dari masing-masing klinik kesehatan berjumlah 25 sampel. Pengumpulan data menggunakan metode survey. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sampel kemudahan (convenience sampling) yaitu memberi kebebasan bagi peneliti dalam menentukan siapa saja yang menjadi responden. Responden yang dipilih adalah yang memenuhi persyaratan yaitu bukan merupakan pasien yang pertama sekali datang berobat ke klinik kesehatan baik yang sedang menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan maupun yang telah selesai. Kuesioner disusun secara sistematis melalui pertanyaan terbuka atau tertutup dalam empat bagian yaitu: 1. Demografi pasien, seperti: nama, usia, jenis kelamin dan sebagainya. 2. Perilaku pasien dalam pengambilan keputusan. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasien dalam memilih klinik kesehatan.

36 36 4. Tingkat kepuasan pasien. 5. Loyalitas. Setiap instrumen dalam kuesioner ini menggunakan skala Likert yaitu: 1 = sangat tidak penting, 2 = tidak penting, 3 = netral, 4 = penting, dan 5 = sangat penting Metode Analisis Deskriptif Kualitatif Statistika deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2002) Analisis data Dalam penelitian ini digunakan analisis-analisis sebagai berikut: Diagonal Analysis (Suharjo Split) Analisis ini digunakan untuk melihat tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan suatu atribut dikaitkan dengan efisiensi pelayanannya. Hasil dari analisis diagonal ini dituangkan dalam bentuk diagram berupa garis linier mulai dari titik nol dan memotong secara diagonal di antara sumbu kepentingan dengan sumbu kepuasan (diagonal split). Garis linier tersebut adalah garis efficient service, karena pada garis ini tingkat kepuasan sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap atribut yang dinilai. Atribut yang berada di atas garis efficient service menunjukkan adanya over service, sedangkan yang berada di bawahnya menunjukkan under service. Dengan melihat posisi atribut dalam diagram tersebut maka dapat diketahui sejauh mana kepentingan maupun kepuasan suatu atribut terhadap garis efficient service (Gambar 5).

37 37 Y Efficient service K E P U A S A N Over service Under service KEPENTINGAN Gambar 5. Diagonal Split (sumber: Suharjo dan Suwarno, 2002) X Dalam mengukur nilai kepentingan dan kepuasan digunakan metode two top boxes yaitu menggabungkan persentase responden yang memilih respon positif dalam skala likert. Oleh karena pengukuran dilakukan dalam 5 skala, top two boxes akan menggabungkan persentase responden yang memilih jawaban dua skala teratas yaitu skala 5 dan skala 4, sehingga kinerja suatu atribut dapat dinyatakan sebagai berikut: a. Selisih nilai antara kepentingan atribut (X) dan kepuasan (Y) bila menghasilkan nilai nol, maka atribut tersebut dikatakan telah efisien dan berada tepat pada garis efficient service sehingga atribut yang bersangkutan hendaknya dipertahankan karena sudah sesuai dengan kepentingan dan kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. b. Selisih nilai antara kepentingan atribut (X) dan kepuasan (Y) bila menghasilkan nilai positif (X>Y), maka atribut tersebut dikatakan mempunyai layanan yang berlebihan (over service) sehingga atribut tersebut perlu diturunkan atau direduksi. c. Selisih nilai antara kepentingan atribut (X) dan kepuasan (Y) bila menghasilkan nilai negatif (X<Y), maka atribut tersebut dikatakan mempunyai layanan tidak memadai (under service) sehingga perlu ditingkatkan

38 38 Tujuan akhir dari Analisis Diagonal ini adalah untuk mengidentifikasikan atribut-atribut under service yang harus ditingkatkan layanannya karena memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah dibandingkan tingkat kepentingannya. Prioritas didasarkan pada selisih nilai antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dengan negatif terbesar, sedangkan penurunan (reduksi) diprioritaskan berdasarkan selisih nilai positif terbesar Thurstone Analysis Analisis ini digunakan untuk merangking atribut-atribut mana yang dianggap penting oleh responden, dimana responden mengurutkan dari yang terpenting (angka 1) sampai sangat tidak penting (angka 14). Untuk mengetahui keunggulan suatu peubah terhadap peubah yang lain perlu diketahui peluang suatu peubah lebih unggul dari yang lainnya. Peluang ini diperoleh dengan menghitung beda-beda pembeda dari kedua peubah yang diperbandingkan untuk berbagai kesempatan penilaian. Frekuensi munculnya beda-beda ini berfluktuasi, sehingga apabila dipetakan di atas garis yang memuat semua nilai beda yang mungkin, akan membentuk suatu sebaran dari beda pembeda. Jika kedua peubah yang diperbandingkan adalah x dan y maka beda pembeda keduanya secara umum dilambangkan dengan S x-y. Nilai tengah dari sebaran beda pembeda adalah selisih nilai tengah proses modus kedua peubah tersebut (S x -S y ) dan simpangan bakunya adalah : σ = σ + σ xy 2 x 2 y Dengan asumsi bahwa simpangan dari proses-proses modus untuk kedua peubah tidak berkorelasi. Thurstone menyatakan bahwa persamaan psikofisik dasar dapat dinyatakan dalam bentuk: S x -S = Z y xy σ + σ 2 x 2 y

39 39 dimana: S x = nilai modus proses pembeda (discriminal) untuk peubah ke-x S y = nilai modus proses pembeda (discriminal) untuk peubah ke-y Z xy = nilai yang berhubungan dengan proporsi penilaian peubah ke-x lebih besar dari penilaian peubah ke-y. (Jika proporsi ini lebih besar dari 0,5 maka Z xy bernilai positif, artinya peubah ke-x lebih tinggi penilaiannya dibanding peubah ke-y) σ x = simpangan pembeda dari peubah ke-x σ y = simpangan pembeda dari peubah ke-y Metode Thurstone dikenal sebagai Hukum Nilai Perbandingan (The Law of Comparative Judgement), yang dalam penelitian ini menggunakan model yang kelima yang mempunyai keakuratan dalam penskalaannya (Green dalam Supatmiati, 1998). Persamaannya dinyatakan sebagai berikut: S x S y = Z xy 2 2 σ karena yang dicari adalah jarak relatif antar peubah, maka konstanta 2 2σ bisa dihilangkan CHAID Analysis CHAID Analysis (Chi-squared Automatic Interaction Detection) digunakan untuk melakukan segmentasi yaitu proses untuk membagi suatu populasi individu ke dalam kelompok atau segmen yang lebih kecil yang berbeda karakteristiknya satu dengan yang lain. Segmen-segmen yang terbentuk tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan target pasar. CHAID analysis merupakan suatu teknik iteratif yang menguji satu persatu variabel independen yang digunakan dalam klasifikasi, dan menyusunnya berdasarkan pada tingkat signifikansi statistik chi-square terhadap variabel dependennya (Gallagher, 2000).

ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA

ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA

ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA ANALISIS PERILAKU PASIEN DALAM MEMILIH KLINIK KESEHATAN DI DEPOK KOIMA S. PURBA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran

II. LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran 22 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pemasaran American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi

Lebih terperinci

METODE KAJIAN Pengumpulan Data

METODE KAJIAN Pengumpulan Data 35 III. METODE KAJIAN 3.1. Pengumpulan Data 3.1.1. Lokasi dan Waktu Lokasi pelaksanaan penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada empat klinik kesehatan sebagaimana terlihat pada Tabel. Waktu penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BPS Jawa Barat Proyeksi Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat April 2008.

DAFTAR PUSTAKA. BPS Jawa Barat Proyeksi Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat April 2008. 86 DAFTAR PUSTAKA BPS Kota Depok. 2007. Kota Depok Dalam Angka 2007. Kerjasama Bapeda Kota Depok dengan Badan Pusat Statistik Kota Depok, Depok. BPS Jawa Barat. 2005. Proyeksi Penduduk Menurut Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum 43 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum 4.1.1. Gambaran Umum Kota Depok Kota Depok didirikan pada tanggal 27 April 1999. Secara geografis kota Depok terletak pada koordinat 6 0 19 00 6 0 28 00 Lintang

Lebih terperinci

KONSEP PASAR. Dapat menghasilkan skala ekonomi Investasi kecil Hasil besar Resiko kecil C & C 2

KONSEP PASAR. Dapat menghasilkan skala ekonomi Investasi kecil Hasil besar Resiko kecil C & C 2 KONSEP PASAR KONSEP PASAR Pasar : tdd pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan i tertentu t t yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual beli guna memenuhi kebutuhan atau keinginan

Lebih terperinci

ANALISA SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGUSAHA UKM PADA PELAKSANAAN KREDIT PROGRAM KEMITRAAN BNI DI SENTRA KREDIT KECIL (SKC) CABANG BOGOR.

ANALISA SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGUSAHA UKM PADA PELAKSANAAN KREDIT PROGRAM KEMITRAAN BNI DI SENTRA KREDIT KECIL (SKC) CABANG BOGOR. ANALISA SIKAP TERHADAP PERILAKU PENGUSAHA UKM PADA PELAKSANAAN KREDIT PROGRAM KEMITRAAN BNI DI SENTRA KREDIT KECIL (SKC) CABANG BOGOR Oleh HENDRI UTAMI F052050145 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA MUTU ATRIBUT PRODUK MAINAN EDUKATIF (Studi Kasus Produk Shofia Toys ) YULITA VERANDA USMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Penjualan Pribadi (Personal Selling) Menurut Kotler (2010: 29), pemasaran adalah suatu proses sosial-manajerial yang membuat seorang

Lebih terperinci

STUDI KASUS : PENGARUH INDIVIDU TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

STUDI KASUS : PENGARUH INDIVIDU TERHADAP PERILAKU KONSUMEN STUDI KASUS : PENGARUH INDIVIDU TERHADAP PERILAKU KONSUMEN Mata Kuliah Nama Lengkap : Perilaku Konsumen : Sri Setiawaty Npm : 18211261 Dosen Kelas : Tomy Adi Sumiars, SE : 3EA27 Program Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Pengertian Menurut Prasetijo (2005:15) perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang dialalui oleh seseorang dalam mencari,

Lebih terperinci

CUT ZULIATI MULI /IKM

CUT ZULIATI MULI /IKM PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TESIS OLEH CUT ZULIATI MULI 077013005/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

KERANGKA TEORITIS Pengertian Tentang Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

KERANGKA TEORITIS Pengertian Tentang Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Pengertian Tentang Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Kotler (2005) menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran dan Orientasi Pada Konsumen Perusahaan yang sudah mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses utamanya, akan mengetahui adanya cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Daryanto (2011:1), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kolompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis PASAR KONSUMEN DAN TINGKAH LAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI Pasar konsumen: Semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Market Segmenting, Targeting dan Positioning Para pembeli yang berada di suatu pasar terdiri dari berbagai macam orang dengan tipe, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda - beda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu

Lebih terperinci

Alternatif strategistrategi

Alternatif strategistrategi PERTEMUAN SESI 4 MATA KULIAH Perencanaan dan pembelian media TELKOM UNIVErsity Team teaching: Itca istia wahyuni Yuni mogot Alternatif strategistrategi kreatif Alternatif Kreatif 1) Daya Tarik Periklanan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal (personal service)

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi Mi 5 The Influence of Product Attributes Againts The Buying Decision of Smartphone

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PENGGUNA XL CENTER DI SURABAYA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PENGGUNA XL CENTER DI SURABAYA PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN PENGGUNA XL CENTER DI SURABAYA OLEH: FRANDY GOLDWIN 3103009093 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Pada prinsipnya kesehatan merupakan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT In Choosing a product to buy, consumer have some separate criteria as according to characteristic of itself consumer. One of criterion which at most used is prices. Price is one of inseparable

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Produk Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Pihak yang paling menaruh perhatian terhadap kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah sikap atau sifat dari individu, kelompok dan organisasi dalam memilih, menilai, dan menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. termasuk diantaranya rumah sakit. Rumah sakit merupakan satu jenis bisnis yang

I. PENDAHULUAN. termasuk diantaranya rumah sakit. Rumah sakit merupakan satu jenis bisnis yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang cukup pesat dalam bidang usaha. Tidak terkecuali bidang usaha jasa layanan kesehatan.

Lebih terperinci

KAJIAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP STRATEGI PEMASARAN TEH HERBAL DI KOTA BOGOR E. SRIVISHNU HERLAMBANG

KAJIAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP STRATEGI PEMASARAN TEH HERBAL DI KOTA BOGOR E. SRIVISHNU HERLAMBANG KAJIAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP STRATEGI PEMASARAN TEH HERBAL DI KOTA BOGOR E. SRIVISHNU HERLAMBANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN

III. METODE PELAKSANAAN III. METODE PELAKSANAAN A. Kerangka Pemikiran Konseptual Kepuasan konsumen ditentukan oleh dua sisi yaitu harapan yang dimiliki konsumen terhadap sebuah produk atau layanan dan kinerja produk atau layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

PERENCANAAN KREDIT INVESTASI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PAKAN TERNAK (STUDI KASUS PT AFI) Oleh RONALD G TAMPUBOLON

PERENCANAAN KREDIT INVESTASI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PAKAN TERNAK (STUDI KASUS PT AFI) Oleh RONALD G TAMPUBOLON PERENCANAAN KREDIT INVESTASI DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL MENENGAH PAKAN TERNAK (STUDI KASUS PT AFI) Oleh RONALD G TAMPUBOLON SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK Ronald

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pelanggan Produk dan layanan yang berkualitas berperan penting dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

Bab 3. Model Perilaku Konsumen Bab 3 Model Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Definisi ekuitas merek menurut Aaker dalam Tjiptono (2001) adalah serangkaian aset dan liabilities (kewajiban) merek yang terkait dengan sebuah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Wisatawan Sebagai Konsumen Undang-Undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, mendefinisikan konsumen adalah setiap orang pemakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kondisi persaingan yang semakin ketat dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kondisi persaingan yang semakin ketat dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan kondisi persaingan yang semakin ketat dewasa ini membuat dunia usaha terus berupaya untuk bertahan bahkan berusaha untuk mengembangkan usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era kecanggihan informasi dan teknologi seperti sekarang ini, apapun bisa di perjual belikan

Lebih terperinci

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang

Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam Pak Min Klaten di Malang Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (1): 30-34 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Analisis kualitas pelayanan (service quality) terhadap kepuasan konsumen pada rumah makan sop ayam

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah... 683 PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH Endang Tri Wahyuni Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor jasa pada saat ini mengalami perkembangan yang pesat, berkat dukungan dari meningkatnya taraf hidup seiring dengan kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 :

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS Oleh SYARIFAH RINA 127032016/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani

SURAT PERNYATAAN. Bogor, Januari Martha Prasetyani ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PERUSAHAAN PELATIHAN MATHMAGIC, STUDI KASUS PADA LEMBAGA PELATIHAN MATEMATIKA YAYASAN RUMAH AKAL DI BUKIT CIMANGGU, BOGOR MARTHA PRASETYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual

II. LANDASAN TEORI. Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) Pemasaran adalah merupakan proses sosial baik oleh individu maupun kelompok dalam memperoleh apa yang mereka inginkan dan

Lebih terperinci

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi

MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN. Rindyah Hanafi MOTIVASI BERBELANJA KONSUMEN PADA PASAR TRADISIONAL DAN PASAR SWALAYAN DI KOTA MADIUN Rindyah Hanafi Abstract : The purpuse of this study is to examine motivation shopping in traditional market and supermarket

Lebih terperinci

STUDI EMPIRIS PENGARUH WAKTU TUNGGU TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PASIEN KLINIK GIGI

STUDI EMPIRIS PENGARUH WAKTU TUNGGU TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PASIEN KLINIK GIGI TESIS STUDI EMPIRIS PENGARUH WAKTU TUNGGU TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PASIEN KLINIK GIGI Nila Anatha Harlim No. Mhs: 125001750/PS/MM PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : brand image, loyalitas konsumen. viii

ABSTRAK. Kata kunci : brand image, loyalitas konsumen. viii ABSTRAK Loyalitas merupakan suatu sikap positif konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang disertai dengan perilaku pembelian secara berulang dan bersikap konsisten, yang selanjutnya konsumen merekomendasikan

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BANDUNG BARAT BRANCH OFFICE)

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BANDUNG BARAT BRANCH OFFICE) ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.2, No.3 Desember 2015 Page 3802 PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) BANDUNG BARAT BRANCH

Lebih terperinci

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93 Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93 Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN

PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Meet -3 BY.Hariyatno.SE.Mmsi PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli. Pada proses pengambilan keputusan biasanya konsumen

BAB I PENDAHULUAN. masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli. Pada proses pengambilan keputusan biasanya konsumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan proses pemecahan masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli organisasi melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian pada umumnya senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN EKSPEKTASI DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS SOERJO NGAWI Rozalina Novianty 1 Lina Sugiyanto 2 Istiana Wijayanti Mala 3 Universitas Soerjo Ngawi Korespondensi : roza_nov@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Goets et al,

BAB 2 LANDASAN TEORI. manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Goets et al, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Goets et al,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat mendorong pula berkembangnya sektor perekonomian yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat mendorong pula berkembangnya sektor perekonomian yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi saat ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang cepat dan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal segmentasi, targeting dan Positioning lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal segmentasi, targeting dan Positioning lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Jasa Sebelum mengenal segmentasi, targeting dan Positioning lebih jauh kita harus terlebih dahulu mengenal dan memahami apa itu jasa, jasa yaitu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBELIAN Iman Mulyana Dwi Suwandi

KEPUTUSAN PEMBELIAN Iman Mulyana Dwi Suwandi Iman Mulyana Dwi Suwandi www.e iman.uni.cc Seri Manajemen Pemasaran Halaman 1 Kedudukan konsumen semakin penting dalam hubungannya dengan organisasi. Konsumen menuntut tidak terbatas terpenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Konsumsi dan Konsumen Konsumsi berasal dari bahasa Belanda consumptie. Pengertian konsumsi secara tersirat dikemukakan oleh Holbrook

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pelaku usaha ataupun perusahaan dalam mempertahankan eksistensi dan kelangsungan kemajuan perusahaan itu sendiri.

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Service Quality (Kualitas Pelayanan) 2.1.1.1 Pengertian Quality (Kualitas) Menurut Yamit (2004) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

Lebih terperinci

My First Experience in Marketing Class

My First Experience in Marketing Class Tugas Individu Mata Kuliah Manajemen Pemasaran (Marketing Management) PMB 541 My First Experience in Marketing Class Dosen : Prof.Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Oleh Ekko Harjanto (P056134242.51E) PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketatnya persaingan antar perusahaan membuat produsen harus berfikir lebih keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Dalam persaingan yang semakin kompetitif ini

Lebih terperinci

P A S A R K O N S U M E N

P A S A R K O N S U M E N M E N G A N A L I S I S P A S A R K O N S U M E N Z A I N A L A B I D I N : F I S H E R I E S A G R I B U S I N E S S, B R A W I J A Y A U N I V E R S I T Y ( Z E N A B I D I N. L E C T U R E. U B. A C.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PT. Cahaya Sakti Yamaha Di Surabaya oleh Radiktya Hutama Putra tahun 2013.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PT. Cahaya Sakti Yamaha Di Surabaya oleh Radiktya Hutama Putra tahun 2013. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pengaruh Harga dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada PT. Cahaya Sakti Yamaha Di Surabaya oleh Radiktya Hutama Putra tahun 2013. Tujuan

Lebih terperinci

STRATEGI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO (Kasus LKMS BMT KUBE SEJAHTERA Unit 20, Sleman-Yogyakarta) Oleh DIAN PRATOMO

STRATEGI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO (Kasus LKMS BMT KUBE SEJAHTERA Unit 20, Sleman-Yogyakarta) Oleh DIAN PRATOMO STRATEGI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO (Kasus LKMS BMT KUBE SEJAHTERA Unit 20, Sleman-Yogyakarta) Oleh DIAN PRATOMO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN

Lebih terperinci

Kotler & Keller (2008:214): Schiffman & Kanuk (2008:6):

Kotler & Keller (2008:214): Schiffman & Kanuk (2008:6): TEORI EKONOMI MIKRO Kotler & Keller (2008:214): Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan definisi pemasaran secara sosial menurut Kotler dan Keller (2009:5), mendefinisikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan definisi pemasaran secara sosial menurut Kotler dan Keller (2009:5), mendefinisikan sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar penjualan atau periklanan tapi berpusat pada usaha pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia. Semakin banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci