Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT DAYA AUDIO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT DAYA AUDIO"

Transkripsi

1 Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT DAYA AUDIO DISUSUN OLEH : NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H KELOMPOK : TIGA (III) TANGGAL PRAKTIKUM : 3 MARET 2016 ASISTEN : MUH. NUR GAZALI YUNUS LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016

2 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam Perindustrian alat alat dan rangkaian elektronika bukanlah sesuatu yang aneh, pada ranah ini pun sering digunkan rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai penguat daya. Amplifier/ penguat sendiri dapat diklasifikasikan menurut rentang frekuensi, metode pemasangan rangkaian, titik bias tempat alat beroperasi, tegangan, arus, dan daya keluaran. Rangkaian yang menguatkan rentang frekuensi yang luas disebut penguat gelombang lebar, sedangkan penguat yang diatur untuk menguatkan gelombang frekuensi yang sempit disebut penguat gelombang sempit. Untuk metode pemasangan beberapa yang paling umum ialah pemasangan AC dimana semua komponen berfrekuensi rendah tidak diteruskan ke rangkaian selanjutnya dan pemasangan DC dimana komponen berfrekuensi rendah akan diteruskan ke rangkaian berikutnya [1]. Secara umum amplifier atau penguat dapat diartikan sebagai rangkaian yang berfungsi memperkuat signal tegangan dan arus yang masukan sehingga menghasilkan keluaran yang bernilai lebih besar dari masukannya, dimana secara teoritisnya besarnya daya keluaran akan sebanding dengan besarnya arus dan tegangan keluaran. Dalam hal ini penguat daya yang akan dibahas adalah penguat daya audio. Contohnya pengeras suara. Dalam beberapa kondisi dalam industri perlu dilakuakn sesuatu dalam reaksi terhadap sinyal tingkat rendah. Maka dibutuhkan daya dalam mengkonversi sinyal tegangan ke dalam suatu output daya. Hal inilah yang diperoleh dalam amplifier daya. Tak berbeda pula prinsip kerjanya untuk amplifier daya audio. Prinsip kerja dari penguat ini tentunya berhubungan dengan adanya rangkaian kapasitor Bootstrap dan hubungan Darlington. Lebih jelasnya dalam kesempatan ini akan dibahas mengenai penguat daya yang berrfungsi memperkuat signal masukan dan mengubah signal keluaran menjadi audio (suara), atau dalam penerapanya dalam kehidupan sehari hari dikenal sebagai spiker. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bab II, penguat daya audio.

3 I.2 Ruang Lingkup Pada praktikum kali ini meliputi beberapa aspek tinjauan yaitu penguatan tegangan pada rangkaian penguat daya audio yang memiliki hubungan dengan hubungan Darlington dan kapasitor Bootstrap. Dimana untuk mengetahui pengaruhnya rangkaian dibagi menjadi empat kondisi yaitu, rangkaian tanpa kapasitor Bootstrap dan hubungan Darlington, rangkaian dengan kapasitor Bootstrap tanpa hubungan Darlington, rangkaian dengan hubungan Darlington tanpa kapasitor Bootstrap, dan rangkaian dengan hubungan Darlington dan kapasitor Bootstrap. Selain itu aspek lainnya yang diamati adalah besarnya isyarat masukan dan keluaran pada masing masing rangkaian. I.3 Tujuan Percobaan Setelah selesai melakukan eksperimen ini dan menyusun laporannya diharapkan praktikan memiliki kemampuan-kemampuan berikut : 1. Menguji suatu penguat daya audio yaitu mengamati bentuk isyarat keluaran, mengukur hambatan masukan dan respon frekuensi. 2. Mengatur arus sisa agar distorsi cross over tepat hilang. 3. Mengukur daya keluaran maksimum dan daya masukan maksimum. 4. Menunjukkan pengaruh hubungan Darlington pada transistor keluaran pada daya maksimum. 5. Menunjukkan pengaruh kapasitor Bootstrap terhadap penguatan (gain) tegangan dan bentuk isyarat keluaran. 6. Mengenal komponen-komponen yang digunakan dalam suatu penguatan daya audio.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Definisi Amplifier/ Penguat Amplifier/ penguat merupakan penerima sinyal dari beberapa peningkatan transduser atau masukan lainnya dan beberapa sinya keluaran yang dibutuhkan penguat lainnya. Sinyal masukan dari transduser biasanya kecil (beberapa milivolt dari kaset atau CD masukan, atau beberapa mikrovolt dari antena) dan memerlukan rangkaian penguatan untuk kemudian dapat menjalankan alat alat elektronika seperti pengeras suara [2]. II.2 Penguat Daya Audio yang Digandeng Transformator Apabila sebuah tahanan beban dihubungkan langsung pada rangkaian keluaran dari tahapan daya, maka arus akan terus mengalir melalui tahanan ini. Arus ini merupakan pengahamburan daya, karena tidak memberikan sumbangan pada komponen sinyal AC dari daya. Pada umumnya tidak dianjurkan untuk melewatkan komponen arus DC melalui alat keluaran, misalnya pada pengeras suara. Oleh karena itu digunakan suatu sistem yang menggunakan transformator seperti pada gambar II.2. Walaupun rangkaian masukan juga memiliki transformator, pembangkit ketahap daya dapat diumpan melalui suatu gandeng RC [3]. Pengalihan daya yang lebih besar ke sebuah beban seperti pengeras suara dengan impedansi komponen suara dari 5 Ω sampai 15 Ω, perlu digunakan suatu transformator penyama keluaran. Ini merupakan akibat dari kenyataan bahwa tahanan dalam alat munkin jauh lebih besar dari tahanan dalam pengeras suara, sehingga sebagian besar daya hilang di dalam alat aktif [3]. Sinyal penyamaan impedansi dari transformator dapat dirumuskan sebagai [3]: Dimana merupakan tegangan primer (sekunder), merupakan arus primer (sekunder), dan banyaknya lilitan primer dan sekunder.

5 Gambar II.1 Sebuah tahapan keluaran transistor digandeng dengan transformator Terkhusus untuk praktikum kali ini rangkaian penguat audio dirangkai seperti pada gambar II.3 [4]. Gambar II.2 Penguat daya audio Dimana pada gambar diatas dapat dilihat bahwa [4] : 1. dan menyatakan tempat jumper dapat dipasang dan dilepas. Jika dilepas maka kapasitor bootstarp dilepas dari rangkaian. Bila dipasang pada (a), dan bertindak sebagai transistor keluaran. Hal seperti ini berlaku pula pada, diman bila ada pada 9b0 maka dan membentuk hubungan PNP-NPN. 2. bersama VR (variable resistor), dan memberikan bias kategori AB (projected cut off) pada transistor di depannya. Bila VR dibuat agar

6 mempunyai hambatan kecil atau nol maka resistor akan mendekati saturasi dan. Pada keadaan ini transistor transistor keluaran akan berada pada keadaan cut off, sehingga pada keadaan q tidak ada arus kolektor yang mengalir. Ini akan mengakibatkan terjadinya distorsi crossover pada isyarat keluaran. 3. Transistor membentuk penguat tegangan. Bila kapasitor bootstrap dipasang maka nilai akan tampak mempunyai hambatan efektif yang tinggi untuk tegangan isyarat. Akibatnya penguatan tegangan haruslah mempunyai tegangan lebih tinggi bila bootstrap dipasang. Disamping itu dengan adanya bootstrap diharuskan dihasilkan isyarat keluaran dengan distorsi yang lebih kecil. 4. Resistor membentuk feedback tegangan shunt (voltage shunt feedback0 bersama. 5. Kapasitor kapasitor dan adalah kapasitor decoupling untuk menghilangkan osilasi pada frekensi rendah dan osilasi pada frekuensi tinggi oleh karena feedback positif lewat. II.3 Besar Penguatan Daya Besarnya daya untuk penguat audio merupakan rasio dari daya keluaran dan daya masukan. Secara umum daya keluaran dapat dirumuskan sebagai [5] : Dimana adalah penguatan daya audio, merupakan daya sinyal pada pengeras suara (daya keluaran), dan merupakan daya sinyal masukan pada amplifier [5]. Penguatan daya audio dapat dikalkulasi dengan beberapa rumus, berdasarkan faktor apa yang diketahui. Frekuensi merupakan faktor termudah untuk menentukan besarnya penguatan daya dari resistansi masukan, besar resistansi dan tegangan penguatan. Untuk melihatnya, dapat dirumuskan sebagai [5]:

7 Untuk daya AC, tegangan dapat berbentuk dirumuskan sebagai :. Beban daya keluaran Sedangkan untuk besarnya daya masukan : Dengan mensubtitusikan persamaan (2.4) dan (2.5) kedalam persamaan (2.2) maka akan didapatan daya penguatan : ( ) Dimana ( ) II.4 Kapasitor Bootstrap Kapasitor Bootstrap brfungsi untuk menaikkkan tegangan, dalam beberapa hal kapasitor ini juga dapat digunakan untuk frekuensi tinggi, tegangan tinggi, dan efisiensi tinggi. Selantuknya dapat dibahas mengenai teknik jembatan Bootstrap. Teknik ini biasanya digunakan pada rangkaian konversi daya. Dimana level tegangan input menghalangi penggunaan rangkaian jembatan searah (direct-gate drive circuit) untuk sisi tinggi chanel-n pada daya MOSFET atau IGBT. Untuk rangkaian dari teknik ini dapar dilihat pada gambar II.3 [6] Gambar II.3 Rangkain Bootstrap

8 Rangkaian Bootstrap juga berguna untuk menaikkan tegangan. Ketika berada dibawah IC dengan tegangan masukan atau sambungan ke ground, kapasitor Bootstrap,, muatan arus yang melewati kapasitor Bootstrap,, dan dioda bootstrap,, dari tegangan msukan seperti yang digambarkan pada rangkaian II.4 [6]. Gambar II.4 Kapasitor bootstrap pada Rangkaian Penguat Daya II.5 Rangkaian Darlington Amplifier merupakan rangkaian yang penting dalam teori dan barang elektronik, kebanyakan barang elektronik baik yang berbasis analog, digital ataupun pencampuran dari keduanya menggunkan amplifier. Pada gambar II.3 selanjutnya menunjukkan rangkaian Darlington yang biasa digunakan dalam konfigurasi panguat. Rangkaian ini terdiri dari dua transistor bipolar pada kaki kolektor-kaki emiter kemudian pengaplikasiannya pada penguatan sinyal kecil rangkaian penguat daya [7]. Gambar II.5 Skema diagram dari rangkaian Darlington pada penguat daya

9 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Waktu dan Tempat Percobaan Praktikum penguatan daya audio ini dilakukan pada hari kamis, 3 Maret 2016, tepatnya pukul WITA WITA di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddi, Makassar. III.2 Alat dan Bahan III.2.1 Alat Beserta Fungsinya Berikut merupakan beberapa alat yang digunakan pada praktikum penguat audio beserta fungsinya : 1. Multimeter Gambar III.1 Multimeter Multimeter digunakan untuk mengukur besarnya arus dan tegangan pada komponen komponen yang digunakan pada rangkaian penguat daya audio. 2. Osiloskop Gambar III.2 Osiloskop Osiloskop digunakan untuk menampilkan bentuk gelombang masukan dan keluaran yang dihasikan oleh rangkaian penguat daya audio.

10 3. Signal Genertor Gambar III.3 Signal Generator Signal generator digunakan sebagai sumber frekuensi/sinyal yang dimasukkan pada rangkaian penguat daya audio. 4. Catu Daya Gambar III.4 Catu Daya Catu daya digunakan sebagai sumber tegangan rangkaian penguat daya audio. 5. Kabel Jumper Gambar III.5 Kabel Jumper Kabel ini digunakan sebagai penghubung antar komponen yang tersusun pada papan rangkaian.

11 6. Papan Rangkaian Gambar III.6 Papan Rangkaian Papan ini digunakan sebagai tempat merangkai komponen penguat daya audio. III.2.2 Bahan Besrta Fungsinya Berikut beberapa bahan yang digunakan pada praktikum penguat daya audio beserta fungsinya : 1. Resistor Gambar III.7 Resistor Resistor ini digunakan sebagai sebagai salahsatu komponen penyusun rangkaian penguat daya audio, dimana dalam hal ini berfungsi menghambat arus pada rangkaian penguat daya audio.. 2. Potensiometer Gambar III.8 Potensiometer Potensiometer ini digunakan sebagai sebagai salahsatu komponen penyusun rangkaian penguat daya audio, dimana dalam hal ini tahanan yang diberikan sebesar 100 kω.

12 3. Transistor NPN 108 Gambar III.9 Transistor NPN 108 Berfungsi untuk membentuk rangkaian penguat arus Darlington dengan arus positif sebagai biasnya. 4. Transistor PNP 179 Gambar III.10 Transistor PNP 179 Berfungsi untuk membentuk penguat PNP-NPN pada penguatan arus negative sebagai biasnya. 5. Kapasitor Gambar III.11 Kapasitor Kapasitor digunakan sebagai komponen untuk meningkatkan impedansi dan meredam distorsi serta menaikkan tegangan (sebagai kapasitor bootstrap).

13 III.3 Prosedur Percobaan Penguat Daya Audio III.3.1 Penguat Daya Audio Tanpa Kapasitor Bootstrap dan Rangkaian Darlington (a) (b) Gambar III. 12 (a) Sketsa rangkaian penguat daya audio (b) rangkaian penguat daya audio 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini, serta mengkalibrasi alat alat pengukuran yang akan digunakan seperti osiloskop dan menghitung tegngan catu daya ayang akan digunakan. 2. Merangkai komponen seperti pada gambar rangkaian III Melepaskan kapasitor bootstrap dari rangkaian. Begitu pula transistor dan sehingga penguat daya audio menjadi penguat tanpa bootstrap dan hubungan darlington pada keluarannya. 4. Sebelum memasang putar potensiometer agar memiliki hambatan seri 0 ohm. Memastikan besar hambatannya dengan menggunkan multimeter. 5. Menghubungkan catu daya melalu suatu meter arus DC yang dipasang seri dengan catu daya. Menggunakan daerah ukur DC 10 ma. Menyalakan catu daya dan memperhatikan besarnya arus yang mengalir. Bila arus melampaui 10 ma, melepaskan catu daya. Bila arus yang dibaca multimeter memiliki harga yang kecil yaitu lebih kecil dari 1 ma maka lepaskan catu daya, melepaskan multimeter. Kemudian menghubungkan rangkaian penguat daya langsung pada catu daya. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur beda tegangan antara kedua ujung dimana

14 dari pengukuran ini dihitungarus kolektor pada. Mengukur dan dan tegangan emitter terhadap terhadap ground. 6. Menyambungkan rangkaian dengan osiloskop. Chanel 1 osiloskop pada titik in; probe merah. Dan chanel 2 pada titik out; probe merah. Dan probe hitam dari kedua chanel di sambungkan pada ground. 7. Menyambungkan Sinyal generator dengan rangkaian. Probe merah pada titik in dan probe hitam di grounkan. 8. Menyambungkan multimeter secara seri dengan catu daya untuk mengukur arus dan menyalakan catu daya. Memberi isyarat masukan sinusoidal cukup kecil yaitu 0,02 V untuk setiap isyarat masukan kemudian memperhatikan dan mencatat hasil keluarannya. 9. Memperbesar isyarat masukan menjadi 0,2 V dan kembali mencatat besar tegangan keluarannya. Isyarat keluaran akan tampak membesar. 10. Mengulangi hal yang sama dengan memperbesar kembali isyarat masukan hingga 1 V sehingga isyarat keluaran terpotong. Mengukur tegangan puncak ke puncak pada waktu terpotong dan membandingkannya dengan. 11. Menuliskan data yang didapatkan pada tabel data hasil percobaan. III.3.2 Penguat Daya Audio dengan Kapasitor Bootstrap Tanpa Rangkaian Darlington 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini, serta mengkalibrasi alat alat pengukuran yang akan digunakan seperti osiloskop dan menghitung tegngan catu daya ayang akan digunakan. 2. Merangkai komponen seperti pada gambar rangkaian III Menghubungkan kapasitor bootstrap, tanpa menghubungkan rangkaian ke rangkaian darlington. 4. Memberi isyarat masukan sinusoidal cukup kecil yaitu 0,02 V untuk setiap isyarat masukan kemudian memperhatikan dan mencatat hasil keluarannya. 5. Memperbesar isyarat masukan menjadi 0,2 V dan kembali mencatat besar tegangan keluarannya. Isyarat keluaran akan tampak membesar.

15 6. Mengulangi hal yang sama dengan memperbesar kembali isyarat masukan hingga 1 V sehingga isyarat keluaran terpotong. Mengukur tegangan puncak ke puncak pada waktu terpotong dan membandingkannya dengan. 7. Menuliskan data hasil pengamatan pada table yang tersedia. III.3.3 Penguat Daya Audio dengan Rangkaian Darlington Tanpa Kapasitor Bootstrap 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini, serta mengkalibrasi alat alat pengukuran yang akan digunakan seperti osiloskop dan menghitung tegngan catu daya ayang akan digunakan. 2. Merangkai komponen seperti pada gambar rangkaian III Melepaskan kapasitor bootstrap, kemudian menghubungkan rangkaian ke rangkaian darlington. 4. Memberi isyarat masukan sinusoidal cukup kecil yaitu 0,02 V untuk setiap isyarat masukan kemudian memperhatikan dan mencatat hasil keluarannya. 5. Memperbesar isyarat masukan menjadi 0,2 V dan kembali mencatat besar tegangan keluarannya. Isyarat keluaran akan tampak membesar. 6. Mengulangi hal yang sama dengan memperbesar kembali isyarat masukan hingga 1 V sehingga isyarat keluaran terpotong. Mengukur tegangan puncak ke puncak pada waktu terpotong dan membandingkannya dengan. 7. Menuliskan data hasil percobaan pada tabel yang ada. III.3.4 Penguat Daya Audio Dengan Kapasitor Bootstrap dan Rangkaian Darlington 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini, serta mengkalibrasi alat alat pengukuran yang akan digunakan seperti osiloskop dan menghitung tegngan catu daya ayang akan digunakan. 2. Merangkai komponen seperti pada gambar rangkaian III Menghubungkan kapasitor bootstrap, dan menghubungkan rangkaian ke rangkaian darlington.

16 4. Memberi isyarat masukan sinusoidal cukup kecil yaitu 0,02 V untuk setiap isyarat masukan kemudian memperhatikan dan mencatat hasil keluarannya. 5. Memperbesar isyarat masukan menjadi 0,2 V dan kembali mencatat besar tegangan keluarannya. Isyarat keluaran akan tampak membesar. 6. Mengulangi hal yang sama dengan memperbesar kembali isyarat masukan hingga 1 V sehingga isyarat keluaran terpotong. Mengukur tegangan puncak ke puncak pada waktu terpotong dan membandingkannya dengan. 7. Menuliskan data yang didapatkan pada tabel yang disiapkan.

17 BAB IV HASIL DAN PEMABAHASAN IV.1 Hasil IV.1.1 Tabel Data 1. Transistor Tabel IV.1 Transistor No. Nama Transistor Tipe Transistor 1 BC 108 NPN 2 BC 108 NPN 3 BC 108 NPN 4 BC 179 PNP 5 BC 108 NPN 6 BC 108 NPN 2. Resistor Tabel IV.2 Resistor sebagai Penghambat Arus No. Nama Resistor Warna Resistor Resistansi C1 C2 C3 C4 (Ω) 1 Coklat Hitam Merah Emas 1 k 2 Coklat Hitam Merah Emas 1 k 3 Orange Orange Kuning Emas 3,3 k 4 Coklat Hitam Orange Emas 10 k 5 Coklat Hitam Merah Emas 1 k 6 Coklat Hitam Kuning Emas 100 k 7 Biru Abu-abu Kuning Emas 6,8 k 8 Coklat Hitam Merah Emas 1 k 9 Load Abu-abu Coklat Kuning Emas 8,1 k 10 Potensiometer 100 k

18 3. Kapasitor Tabel IV.3 Kapasitor No. Nama Kapasitor Kapasitansi (µf) 1 C1 1 2 C C C4 4,7 5 C5 4,7 6 C6 10 Keterangan : 4. Penguat Daya Audio tanpa Kapasitor Bootstrap dan Hubungan Darlington Tabel IV.4 Rangkaian Penguat Audio tanpa Kapasitor Bootstrap dan Hubungan Darlington Penguatan Tegangan Tegangan Input (V) Tegangan Output (V) No. (kali) 1 0,02 0, ,2 2,

19 5. Rangkaian Penguat Daya Audio dengan Kapasitor Bootstrap tanpa Hubungan Darlington Tabel IV.5 Penguat Audio dengan Kapasitor Bootstrap tanpa Hubungan Darlington No. Tegangan Input (V) Tegangan Output (V) Penguatan Tegangan (kali) 1 0,02 0, ,2 3, ,8 8,8 6. Penguat Daya Audio dengan Hubungan Darlington tanpa Kapasitor Bootstrap Tabel IV.6 Penguat Audio dengan Hubungan Darlington tanpa Kapasitor Bootstrap No. Tegangan Input (V) Tegangan Output (V) Penguatan Tegangan (kali) 1 0,02 0, , Penguat Daya Audio dengan Hubungan Darlington dan Kapasitor Bootstrap Tabel IV.7 Penguat Audio dengan Hubungan Darlington dan kapasitor Bootstrap No. Tegangan Input (V) Tegangan Output (V) Penguatan Tegangan (kali) 1 0,02 0, ,2 2, ,4 8,4

20 IV.1.2 Pengolahan Data IV.2.1 Menghitung Penguatan Tegangan 1. Pada Rangkaian Penguat Daya Audio tanpa Kapasitor Bootstrap dan Hubungan Darlington 2. Pada Rangkaian Penguat Daya Audio dengan Kapasitor Bootstrap tanpa Hubungan Darlington 3. Pada Rangkaian Penguat Daya Audio dengan Hubungan Darlington tanpa Kapasitor Bootstrap

21 4. Pada Rangkaian Penguat Daya Audio Dengan Hubungan Darlington dan Kapasitor Bootstrap IV.3. Gambar 1. Rangkaian Tanpa Kapasitor Bootstrap dan Darlington. a. b. Gambar IV.1 Isyarat keluaran dari a. Vin; b Vout ketika Vin = 0.02 a. b. Gambar IV.2 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 0.2 a. b. Gambar IV.3 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 1

22 2. Rangkaian Dengan Kapasitor Bootsrap Tanpa Darlington. a. b. Gambar IV.4 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 0.02 a. b. Gambar IV.5 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 0.2 a. b. Gambar IV.6 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 1 3. Rangkaian Dengan Darlington Tanpa Kapasitor Bootsrap. a. b. Gambar IV.7 Isiyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 0.02

23 a. b. Gambar IV.8 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. dari Vout ketika Vin = 0.2 a. b. Gambar IV.9 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 1 4. Rangkaian Dengan Darlington dan Kapasitor Bootsrap. a. b. Gambar IV.10 Isiyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 0.02 a. b. Gambar IV.11 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 0.2

24 a. b. Gambar IV.12 Isyarat keluaran dari a. Vin; b. Vout ketika Vin = 1 IV.4 Pembahasan Pada rangkaian penguat daya audio ini ditentukan bahwa besarnya arus yag mengalir pada rangkaian harus memiliki harga yang kecil yaitu lebih kecil dari 1 ma, sedangkan untuk batas kerja dari rangkaian ini ialah 8 Volt. Batas kerja ini dapat dilihat pada tabel data hasil pengamatan. Terdapat pula tiga saklar yang amsing masing memiliki fungsi tertentu yaitu saklar apabila ditutup maka akan menyambungkan rangkaian denga kapasitor Bootstrap yang berfungsi sebagai penguat tegangan. Kemudian saklar dan yang memiliki dua tempat sambungan, apabila disambungkan dititik a maka akan menghubungkan rangkaian dengan transistor keluaran sedangkan apabila disambungkan pada titik b maka akan membentuk rangkaian darlington yang kemudiana akan bekerja bersama sama sebagai transistor keluaran, diman rngkaian Darlington berfungasi untuk memperkuat arus. Pada tabel pertama dimana kondisi rangkaian tanpa menggunakan kapasitor Bootstrap dan hubungan darlington (rangkaian 1) dapat dilihat bahwa besar penguatan tegangan rata rata sebesar 11,3 kali, sedangkan pada rangkaian dengan kapasitor Bootstrap tanpa hubungan Darlington (rangkaian 2) besar penguatan tegangan yaitu sebesar 18,6 kali, pada rangaian dengan hubungan Darlington tanpa kapasitor Bootstrap (rangkaian 3) besar penguatan rata rata adalah 9,3 kali, terakhir untuk rangkaian dengan kapasitor Bootstrap dan hubungan Darlington (rangkaian 4) besar penguatan tegangan rata rata adalah 12,5 kali. Dari data diatas dapat dilihat untuk kondisi pada rangkaian 1,dimana rangkaian saklar J 1 terbuka sedangkan saklar J 2 dan J 3 hanya terhubung dengan

25 titik a. Besarnya penguatan tegangan yang terjadi murni berasal dari rangkaian. Sedangkan, untuk penguatan daya secara teori akan memiliki penguatan yang paling kecil diantara rangkaian lainnya. Seperti yang diketahui, besarnya daya keluaran berbanding lurus dengan besarnya tegangan dan arus keluaran. Sedangkan kondisi pada rangkaian 2 saklar J 1 di tutup dan saklar J 2 dan J 3 tetap terpasang pada titik a, maka hal ini menunjukkan bahwa rangkaian ini memiliki penguatan tegangan yang paling besar diantara rangkaian lainnya karena memiliki kapasitor Bootstrap dalam rngkaianannya. Sebagaimana diketahui bahwa kapasitor ini memiliki fungsi untuk menguatkan tegangan. Tetapi dikarenakan rangkaian ini tidak memiliki rangkaian Darlington maka dapat disimpulkan bahwa rangkaian 2 memiliki penguatan arus yang kecil. Kondisi pada rangkaian 3 sangatlah berbeda dimana kita melepas sambungan J 1 sehingga saklar terbuka, dan menyambungkan saklar J 2 dan J 3 pada titik b sehingga terbentuk rangkaian darlington yang kemudian bekerja sebagai transistor keluaran juga. Sehingga, nilai atau besar penguatan tegangannya paling kecil diantara rangkaian lainnya. Hal ini disebabkan pada rangkaiana ini tidak memiliki kapasitor Botstrap (seperti pada rangkaian 2). Tetapi berdasarkan teori rangkaian ini akan memiliki besar peguatan arus yang paling besar dikarenakan rangkaian ini dalam praktiknya memiliki hubungan pada rangkaian Darlington (penguat arus). Kondisi pada rangkaian terakhir (rangkaian 4) kita menutup semua saklar sehingga pada rangkaian terdapat kapasitor Boostrap dan rangkaian Darlington. Pada rangkaian ini menunjukkan bahwa besar penguatan tegangan (12,5 kali) mendekati nilai rata rata dari besar tegangan ketiga rangkaian lainnya. Dimana rata rata ketiga rangkaian lainnya ialah 13 kali. Dapat disimpulkan bahwa besar penguatan daya pada rangkaian ini seharusnya paling besar diantara rangkaian lainnya. Sebagaimana diketahui daya keluaran rangkaian dipengaruhi oleh faktor besarnya penguatan arus dan tegangan.

26 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa 1. Besarnya penguatan daya dipengaruhi oleh besarnya penguatan pada arus keluaran dan tegangan keluaran. 2. Kapasitor Bootstrap pada rangkaian penguat daya audio berfungsi meningkatkan tegangan keluaran. Dimana besarnya daya berbanding lurus dengan besarnya tegangan keluaran. 3. Rangkaian hubungan Darlington berfungsi sebagai rangkaian penguat arus keluaran. Sebagaimana diketahui bahwa besarnya daya keluaran berbanding lurus denga arus keluaran. V.2 Saran V.2.1 Saran untuk Laboratorium Saran untuk laboratorium untuk melengkapi alatnya. V.2.2 Saran untuk Asisten Saran untuk asisten, agar tetap menjadi yang terbaik.

27 DAFTAR PUSTAKA [1] Woollard, Barry 2006, Elektronika Praktis, Pradnya Paramita, Jakarta. [2] Boylested, Robert L, Louis Nasheisky 2006, Electronic Devices and Circuit Theory, Pearson Education, New Jersey. [3] Millman, Halkias, M. Barmawi, M.O. Tjia 1986, Elektronika Terpadu Rangkaian dan Sistem Analog dan Digital, Erlangga, Jakarta. [4] Abdullah, Bualkar, Arifin, Bidayatul Armynah, Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II, UNHAS, Makassar. [5] Floyd, Thomas L 2008, Electronic Devices Conventional Current Version, Pearson Education, New Jersey. [6] Anomim 2008, Design and Aplication Guide of Bootstrap Circuit for High- Voltage Gate-Drive IC, Fairchild Semiconduktor Coorporation, [7] Ali, M H, Aliyu Sisa Aminu 2015, Analysis of darlington Pair in Distributed Amplifier Circuit, Journal of Electrical and Electronics Enginering, Vol 10, hh 77-80,

Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK

Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK Laporan Praktikum Elektronika Fisika Dasar II PENGUAT UMPAN BALIK DISUSUN OLEH : NAMA : ARINI QURRATA A YUN NIM : H21114307 KELOMPOK : TIGA (III) TANGGAL PRAKTIKUM : 10 MARET 2016 ASISTEN : MUHAMMAD FAUZI

Lebih terperinci

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 TUJUAN Memahami

Lebih terperinci

PENGUAT DAYA BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

PENGUAT DAYA BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang PENGUAT DAYA BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk terus dikaji dan dikembangkan. Perkembangan ilmu Fisika akan sangat berpengaruh bagi kehidupan

Lebih terperinci

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 1 TUJUAN Memahami perbedaan konfigurasi

Lebih terperinci

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 03 RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER 1 TUJUAN Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1 INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 1 (PENGUAT NON-INVERTING) I. Tujuan a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, prinsip kerja, dan karakteristik penguat non-inverting b. Mahasiswa dapat merancang,

Lebih terperinci

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 ELEKTRONIKA II Dosen: Dr.M.Sukardjo Kelompok 7 Abdul Goffar Al Mubarok (5215134375) Egi Destriana (5215131350) Haironi Rachmawati (5215136243)

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan Praktikum Dasar Elektronika dan Digital

Lebih terperinci

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) PERCOBAAN PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) E-mail : sumarna@uny.ac.id PENGANTAR Konfigurasi penguat tegangan yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi

Lebih terperinci

MODUL 07 PENGUAT DAYA

MODUL 07 PENGUAT DAYA P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 07 PENGUAT DAYA 1 TUJUAN Memahami konfigurasi dan prinsip kerja penguat daya kelas B dan AB. Memahami

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL 6.1 Tujuan dan Latar Belakang Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemonstrasikan operasi dan desain dari suatu power amplifier emitter-follower kelas

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA ISSN: 1693-6930 39 SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA Adi Wisaksono Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 29-36 29 Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN Ivan Christanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Integrated Circuit 4017 Integrated Circuit 4017 adalah jenis integrated circuit dari keluarga Complentary Metal Oxide Semiconductor (CMOS). Beroperasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT

MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT Durrotus Sarofina (H1E014002) Asisten: Rafi Bagaskara.A Tanggal Percobaan: 19/04/2016 PAF15211P-Elektroika Dasar II Laboratorium Elektronika, Instrumentasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Nama Nim Semester Fakultas : Rizki : 20083124720650086 : III/pagi : Teknik Informatika Universitas Mpu Tantular Jakarta Timur MODUL I INSTRUMENTASI Teori: Pada praktikum

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK MODUL - 04 Op Amp Yuri Yogaswara, Asri Setyaningrum 90216301 Program Studi Magister Pengajaran Fisika Institut Teknologi Bandung yogaswarayuri@gmail.com ABSTRAK Pada percobaan praktikum Op Amp ini digunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 222~226 222 PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA Martias AMIK BSI Jakarta e-mail : martias.mts@bsi.ac.id

Lebih terperinci

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER 1. Tujuan Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator Memahami op-amp sebagai penguat jumlah 2. Alat

Lebih terperinci

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat Modul 04: Op-Amp Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis Reza Rendian Septiawan March 3, 2015 Op-amp merupakan suatu komponen elektronika aktif yang dapat menguatkan sinyal dengan

Lebih terperinci

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 07-06-2017

Lebih terperinci

Modul Elektronika 2017

Modul Elektronika 2017 .. HSIL PEMELJRN MODUL I KONSEP DSR TRNSISTOR Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik serta fungsi dari rangkaian dasar transistor..2. TUJUN agian ini memberikan informasi mengenai penerapan

Lebih terperinci

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam matakuliah Elektronika II telah dipelajari beberapa teori tentang rangkaian common seperti common basis, common emitter, dan common collector. Salah satu penerapan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah Kode / SKS Program Studi Fakultas : Elektronika Dasar : IT012346 / 3 SKS : Sistem Komputer : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa

Lebih terperinci

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA DASAR KODE : TSK-210 SKS/SEMESTER : 2/2 Pertemuan Pokok Bahasan & ke TIU 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor TIU : - Mahasiswa mengenal Jenis-jenis

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator Ahmad Fauzi #1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 03 RANGKAIAN DIODA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MOUL 03 RANGKAIAN IOA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA AN INSTRUMENTASI PROGRAM STUI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA AN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANUNG Riwayat Revisi Rev.

Lebih terperinci

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI NAMA : REZA GALIH SATRIAJI NOMOR MHS : 37623 HARI PRAKTIKUM : SENIN TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Desember 2012 LABORATORIUM

Lebih terperinci

PENGUAT-PENGUAT EMITER SEKUTU

PENGUAT-PENGUAT EMITER SEKUTU PENGUAT-PENGUAT EMITER SEKUTU 1. KAPASITOR PENGGANDENG DAN KAPASITOR PINTAS (Coupling And Bypass Capasitors) Sebuah kapasitor penggandeng melewatkan sinyal AC dari satu titik ke titik lain. Misalnya pada

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH

MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 04 PENGENALAN TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH 1 TUJUAN Memahami karakteristik kerja transistor BJT dan FET

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF 1 TUJUAN Memahami prinsip yang digunakan dalam rangkaian filter sederhana.

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

Modul 05: Transistor

Modul 05: Transistor Modul 05: Transistor Penguat Common-Emitter Reza Rendian Septiawan April 2, 2015 Transistor merupakan komponen elektronik yang tergolong kedalam komponen aktif. Transistor banyak digunakan sebagai komponen

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Oleh: Nama : RIA INTANDARI NIM : 140210102088 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Modul 02: Elektronika Dasar

Modul 02: Elektronika Dasar Modul 02: Elektronika Dasar Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis Reza Rendian Septiawan February 4, 2015 Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang beberapa hal mendasar dalam

Lebih terperinci

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB MODUL 1 TAHAP OUTPUT PENGUAT DAYA Naufal Ridho H (13214008) Asisten: Febri Jonathan S. (13213032) Tanggal Percobaan: 26/09/2016 EL3109-Praktikum Elektronika 2 Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi

Lebih terperinci

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI JOBSHEET 6 PENGUAT INSTUMENTASI A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Instrumentasi ini adalah :. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat instrumentasi sebagai aplikasi dari rangkaian

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, dan Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 NAMA : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL IV MOSFET TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kerja JFET dan MOSFET. 2. Mengamati dan memahami

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum PERATURAN PRAKTIKUM 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum 2. Peserta dan asisten memakai sepatu tertutup (untuk perempuan diizinkan menggunakan flat shoes) 3. Peserta mengerjakan dan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1 PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1 Tujuan: Mahasiswa mampu memahami cara kerja rangkaian-rangkaian sinyal pengkondisi berupa penguat (amplifier/attenuator) dan penjumlah (summing/adder). Alat dan Bahan

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 205 dan tempat pelaksanaan penelitian ini di Laboratorium Elektronika Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

Percobaan 4 (versi A) Karakteristik dan Penguat FET Revisi 24 Maret 2014

Percobaan 4 (versi A) Karakteristik dan Penguat FET Revisi 24 Maret 2014 Percobaan 4 (versi A) Karakteristik dan Penguat FET Revisi 24 Maret 2014 I. Tujuan Mengetahui dan mempelajari karakteristik transistor FET Memahami penentuan titik kerja Memahami penggunaan FET sebagai

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 MUHAMMAD ERPANDI DALIMUNTHE Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL

MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL MEMPELAJARI KOMPONEN DALAM RANGKAIAN LISTRIK SERTA MEMBANDINGKAN NILAI ARUS SECARA TEORITIS DAN INSTRUMENTAL Listiana Cahya Lestari 2* dan Zulhan Arif MSi 1 1 Divisi Kimia Analitik, Departemen Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter Mengetahui karakteristik transistor bipolar. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014 Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika Sabtu, 15 Maret 2014 1. Pendahuluan: Model Penguat (nilai 15) Rangkaian penguat pada Gambar di bawah ini memiliki tegangan output v o sebesar 100 mv pada saat saklar dihubungkan.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis)

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 Transistor Sebagai Saklar 2 (Lampu taman otomatis) Irfan Syafar Farouk S.Si November 27, 2016 Asisten Praktikum : Dyah Ayu Lutfiana (1147030017) Disusun Oleh : Isnaini

Lebih terperinci

Penguat Emiter Sekutu

Penguat Emiter Sekutu Penguat Emiter Sekutu v out v in Konfigurasi Dasar Ciri Penguat Emiter Sekutu : 1. Emiter dibumikan 2. Sinyal masukan diberikan ke basis 3. Sinyal keluaran diambil dari kolektor Agar dapat memberikan tegangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER

PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER PERCOBAAN 4 RANGKAIAN PENGUAT KLAS A COMMON EMITTER 4.1 Tujuan dan Latar Belakang Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemonstrasikan cara kerja dari Power Amplifier kelas A common-emitter. Amplifier

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp ) 1.2 Alat Alat Yang Digunakan Kit praktikum karakteristik opamp Voltmeter DC Sumber daya searah ( DC

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEARAH SATU FASA TERKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : VIII PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51 TOPIK : PENYEARAH

Lebih terperinci

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM M. Rahmad Laoratorium Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UR e-mail: rahmadm10@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk merekayasa

Lebih terperinci

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor

Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor - 3 Transistor Bipolar BJT Bipolar Junction Transistor Missa Lamsani Hal 1 SAP bentuk fisik transistor NPN dan PNP injeksi mayoritas dari emiter, lebar daerah base, rekomendasi hole-elektron, efisiensi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LINEAR AKTIF LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA,

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu mengenali bentuk dan karakteristik LDR. Mampu membuat rangkaian pembagi tegangan

I. Tujuan Praktikum. Mampu mengenali bentuk dan karakteristik LDR. Mampu membuat rangkaian pembagi tegangan SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mampu mengenali bentuk dan karakteristik LDR. Mampu membuat rangkaian pembagi tegangan untuk LDR. Memahami penggunaan LDR dalam bidang elektronika II.Bahan Praktikum

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Widyastuti Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda 100 Depok E-mail : widyast@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci