HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA PASIEN KUSTA DI RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH BIDANG PELAYANAN KHUSUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA PASIEN KUSTA DI RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH BIDANG PELAYANAN KHUSUS"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA PASIEN KUSTA DI RSUD KELET PROVINSI JAWA TENGAH BIDANG PELAYANAN KHUSUS Baiq Susilawati Rukmana *, Gipta Galih Widodo, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB ** * Mahasiswa Keperawatan ** Dosen Pembimbing Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Kusta merupakan masalah kesehatan msyarakat karena cacatnya. Cacat kusta terjadi akibat gangguan fungsi saraf pada mata, tangan, kaki. Sayangnya orang orang yang cacat akibat kusta dicap seumur hidup sebagai penderita kusta walaupun sudah sembuh dari penyakit. Perubahan fisik dalam tubuh menyebabkan perubahan citra tubuh, dimana identitas dan harga diri juga dapat di pengaruhi. Keberadaan penderita penyakit kusta pada umumnya masih ditakuti dan dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Perlakuan yang tidak adil tersebut menimbulkan masalah sosial yang akhirnya akan mempengaruhi interaksi sosial khususnya bagi penderita kusta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Konsep Diri dengan Interaksi Sosisl pada penderita kusta Jenis desai penelitian dalam penelitian ini berbentuk desain deskriptif korelasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien kusta rawat inap di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus dengan sampel yang diteliti 47 responden, menggunakan teknik total sampling serta alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Uji analisis data menggunakan analisa kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus, dengan korelasi kendall tau sebesar 0,000 dan p Value sebesar 0,611. Hendaknya dengan penelitian ini Rumah Sakit maupun Dinas Kesehatan dapat menangani dengan lebih baik para penderita kusta yang terkait mengenai perlunya penerimaan masyarakat yang memberi dukungan psikis penderita kusta terhadap konsep diri dan interaksi social penderita kusta, agar bisa diterima keberadaannya di masyarakat Kata Kunci : Konsep Diri, Interaksi sosial, Kusta Kepustakaan : 25 ( )

2 PENDAHULUAN Kusta merupakan masalah kesehatan msyarakat karena cacatnya. Cacat kusta terjadi akibat gangguan fungsi saraf pada mata, tangan, kaki. Sayangnya orang orang yang cacat akibat kusta dicap seumur hidup sebagai penderita kusta walaupun sudah sembuh dari penyakit (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2012). Penyakit kusta bukan hanya penyakit yang menyerang fisik seseorang tetapi merupakan masalah bagi kejiwaan, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya dan sebagian besar penderita kusta mengalami perubahan gambaran diri setelah mengalami kecacatan sehingga mekanisme koping yang digunakan penderita kusta bisa saja menjadi maladaptif. Adaptasi terhadap kejadian di atas termasuk mengintegrasikan perubahan tubuh ke dalam konsep fisik diri, yaitu citra tubuh. Penyakit kronis dapat mempengaruhi kemampuan untuk memberikan dukungan financial, oleh karenanya juga mempengaruhi nilai diri dan peran di dalam keluarga. Perubahan ini dapat mengganggu konsep diri (Perry & Potter, 2005) Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat meningkatkan konsep diri. Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri. Perubahan fisik dalam tubuh menyebabkan perubahan citra tubuh, dimana identitas dan harga diri juga dapat di pengaruhi. Penyakit kronis sering mengganggu peran, yang dapat mengganggu identitas dan harga diri seseorang (Perry & Potter, 2005). Gambaran tubuh merupakan salah satu segi dari gambaran diri. Oleh karena itu gambaran tubuh membawa pengaruh pada harga diri. Orang yang puas dengan keadaan dan penampilannya fisiknya, pada umumnya memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada yang tidak (Paul J, 2012) Penyakit kusta sering dipercaya bahwa penularannya disebabkan oleh kontak antara orang yang terinfeksi dan orang yang sehat. Dengan berbagai macam resiko mengalami kecacatan dan berbagai resiko penularan yang tinggi pada penyakit kusta maka akan membuat para penderita harus diisolasi untuk mendapatkan kesembuhan dan mencegah penularan. Berada dalam kondisi pernah menjalani kehidupan normal namun harus mengalami suatu penyakit yang besar kemungkinan menimbulkan kecacatan dan dapat menular pada orang orang lain adalah suatu keadaan yang sangat berat bagi penderita dan dapat menimbulkan stress (Nugraha, 2009). Pasien kusta akan mengalami beberapa masalah baik secara fisik, ini biasanya timbul akibat pasien kusta tidak ingin berobat dan terlambat berobat dan menimbulkan cacat yang menetap dan mengerikan, sehingga ideal diri yang tidak realistis mendasari terjadinya penurunan harga diri rendah terhadap penderita kusta. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan normanorma sosial di masyarakat tempat

3 individu tersebut melahirkan penyesuaian diri (Suliswati, dkk. 2005). Dalam kehidupan bermasyarakat, dampak dari penyakit kusta sangatlah komplek, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Sebagai contoh dari segi sosial dantaranya penderita kusta umumnya kehilangan peran dalam masyarakat, merasa rendah diri, tertekan batin, takut terhadap keluarga dan masyarakat. Kehilangan peran yang dialami penderita kusta diantaranya adalah kemampuan kinerja menurun, keikutsertaan dalam organisasi kemasyarakatan berkurang dan cenderung mengurangi aktivitas pergaulan dengan masyarakat sekitar. Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang dciptakan melaui sosialisasi (Potter & Perry, 2005 ) Sebagian besar masyarakat mengucilkan mereka yang terserang kusta, sehingga orang menderita kusta sulit melakukan aktifitas layaknya orang normal karena stigma yang ada di masyarakat. Meskipun sembuh dari penyakit kusta, msyarakat masih tetap mengagap orang tersebut penderita kusta. Sehingga identitas sebagai penderita kusta akan tetap melekat pada orang yang pernah menederita kusta. Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain (Mubarak dan Chayati, 2008). Keberadaan penderita penyakit kusta pada umumnya masih ditakuti dan dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Perlakuan yang tidak adil tersebut menimbulkan masalah sosial yang akhirnya akan mempengaruhi interaksi sosial khususnya bagi penderita kusta. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuaan individu yang lain atau sebaliknya ( Ahmadi, 2009) Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang dinamakan proses soisal ) karena intarksi social merupakan syarat utama terjadinya aktivitas aktivitas sosial. Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya intraksi sosial dapat diuji terhadap suatu kehidupan yang terasing (isolation). Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak pihak lain. Terasingnya seseorang dapat pula disebabkan oleh karena cacat pada salah satu indranya. Dari beberapa hasil penyelidikan ternyata bahwa keperibadian orang orang demikian mengalami banyak penderitaan sebagai akibat kehidupan terasing karena cacat indra itu. Orang orang cacat tersebut akan mengalami perasaan rendah diri, karena kemungkinan kemungkinan untuk mengembangkan kepribadiannya seolah olah terhalang dan bahkan sering kali tertutup sama sekali (Soekanto, 2012) Banyaknya masalah yang dihadapi penderita kusta, baik dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, memberi pengaruh pada aspek psikis penderita kusta seperti konsep diri yang akan mempengaruhi dalam interaksi sosial, maka dengan alasan ini peneliti ingin mengetahui hubungan

4 konsep diri dengan interaksi sosial pada penderita kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Polpulasi pada penelitian ini adalah pasian kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebanyak 50 pasien. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Total sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah sebanyak 47 pasien Alat pengukuran data adalah koesioner. Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengolah data dengan menggunakan program SPSS. Analisa ini menggunakan Kendal Tau karena datanya berbentuk oridinal dengan oridinal HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Konsep Diri Pada Provinsi Jawa Tengah Gambaran Konsep Diri Pada Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsep Diri pada Pasien Kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus Konsep Diri Frekuensi Persentase (%) Positif 35 74,5 Negatif 12 25,5 Total ,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian responden mempunyai konsep diri kategori positif yaitu sebanyak 35 responden (74,5%) dan responden dengan konsep diri negatif sebanyak 12 responden (25,5%). Gambaran Interaksi Sosial Pada Provinsi Jawa Tengah Gambaran Interaksi Sosial Pada Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Interaksi Sosial pada Pasien Kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus Interaksi Sosial Frekuensi Persentase (%) Baik 28 59,6 Sedang 19 40,4 Total ,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian responden mempunyai interaksi sosial kategori baik yaitu sebanyak 28 responden (59,6%) lebih banyak dibandingkan responden dengan interaksi sosial kategori sedang yaitu sebanyak 19 responden (40,4%). Analisa Hubungan Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Provinsi Jawa Tengah Analisa Hubungan Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 5.3 Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Interaksi Sosial pada Pasien Kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus

5 Konsep Interaksi Sosial Total Diri Baik Sedang f % f % F % Positif 27 77,1 8 22, ,0 Negatif 1 8, , ,0 Total 28 59, , ,0 p value = 0,000 =0,614 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa persentase responden dengan interaksi sosial baik dan konsep diri positif (77,1%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden dengan interaksi sosial baik dan konsep diri negatif (8,3%). Persentase responden dengan interaksi sosial sedang dan konsep diri negatif (91,7%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden dengan interaksi sosial sedang dan konsep diri positif (22,9%). Uji statistik dengan Kendall Tau didapatkan p value- =0,000 0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus. Angka Kendall Tau 0,611 menunjukkan korelasi positif yang berarti semakin positif konsep diri maka interaksi sosial akan semakin baik, angka ini juga menunjukkan kekuatan hubungan termasuk dalam kategori kuat. PEMBAHASAN Gambaran Konsep Diri Pada Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayan Khusus Hasil penelitian menujukkan bahwa responden yang mempunyai Konsep Diri katagori positif yaitu sebanyak 35 responden (74,5%), dimana responden yang memiliki konsep diri positif di tunjukkan dengan karekteristik yang percaya diri, menerima keadaan perubahan tubuh yang telah terjadi dan berpikir positif. Hal ini dipengaruhi mekanisme koping individu. Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelsaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan dan respon terhadap situasi yang mengancam (Kelliat, 2009). Pada pasien kusta yang konsep diri positif memiliki mekanisme koping yang baik. Sehingga pasien kusta dapat menerima keadaan yang dialminya. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi mekanisme koping yaitu kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahakan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial dan materi (Maramis, 2006). Faktor mekanisme koping yang sangat berpengaruh dalam konsep diri pasien kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yaitu keyakinan atau pandangan positif dan dukungan sosial. Hasil penelitian yang menunjukkan responden dengan konsep diri negatif sebanyak 12 responden (25,5%), dimana responden dengan konsep diri negatif di tunjukkan dengan mengungkapkan keputusasaan dan berpikir tidak akan diterima dilingkungan akibat penyakit yang dirasakan. Hal ini dipengaruhi karena faktor stress. Dimana perubahan kesehatan fisik terjadi pada pasien kusta yang dapat menyababkan stress. Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri. Stressor konsep diri adalah segala perubahan nyata atau yang kerap mengancam identitas, citra tubuh, harga diri, atau perilaku

6 peran. Konsep diri dapat berubah akibat stressor yang mempengaruhi identitas, citra tubuh, harga diri atau peran (Perry dan Potter, 2005). Penyakit kusta akan menyebabkan kecacatan, sehingga pasien kusta kurang menerima dirinya sendiri karena perubahan yang terjadi pada penampilan tubuhnya. Perubahan dalam penampilan tubuh seperti amputasi atau perubahan penampilan wajah adalah stressor yang sangat jelas mempengaruhi citra tubuh (Perry dan Potter,2005). Karena perubahan tubuh tersebut akan menyebabkan pasien kusta mengikari keadaan yang sebenarnya sehingga pasien kusta memiliki ideal diri yang tinggi. Sedangkan ideal diri yang tinggi justru dapat menyebabkan harga diri rendah (Suliswati,dkk.2005). Pasien kusta yang merasa kurang percaya diri dan tidak dicintai atau tidak diterima dilingkungannya akan harga diri rendah sehingga akan menjauhkan diri dari lingkungannya. Gambaran Interaksi Sosial Pada Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayan Khusus Hasil penelitian menujukkan bahwa responden yang mempunyai interaksi sosial katagori baik yaitu sebanyak 28 responden (59,6%) ditunjukana dengan responden berkunjung ke pasien kusta lainnya, mengobrol dan meminta informasi kepada dokter ataupun perawat. Hal ini di pengaruhi oleh motivasi. Dalam melakukan interaksi sosial terkadang sesorang akan melakukan singgungan singgungan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Singgungan singgungan tersebut akan membuat seseorang merasa tertekan, untuk itu dibutuhkan suatu dorongan agar seseorang tersebut dapat mengurangi rasa tertekan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan motivasi, baik itu dari keluarga maupun masyarakat, agar seseorang dapat berinteraksi tanpa tekanan. Pada pasien kusta, motivasi dari keluarga dan masyarakat akan sangat mempengaruhi interaksi sosial mereka. Dimana motivasi diartikan sebagai suatu kata-kata, rangsangan, stimulus, atau dorongan yang diberikan seseorang untuk membangkitkan semangat individu lainnya (Soekanto, 2010) Motivasi dapat berupa sikap, perilaku, pendapat, dan saran sehingga nantinya pasien kusta dapat berinteraksi dengan baik. Hasil penelitian menujukkan bahwa responden yang mempunyai interaksi sosial katagori sedang sebanyak 19 responden (40,4%) ditunjukan dengan responden jarang berkunjung ke pasien kusta lainnya dan tidak pernah bertukar informasi tentang penyakitnya dengan pasien lain yang menderita kusta. Hal ini dipengaruhi oleh sugesti individu. Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melakukan tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud serta tujuan tertentu. Pada pasien kusta sendiri dalam interaksi sosialnya di pengaruhi sugesti, dimana pasien kusta beranggapan mereka tidak akan diterima di masyarakat oleh karena interaksi sosial pasien kusta terhambat. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain (Soekanto, 2010). Sugesti pada

7 pasien kusta tersebut terjadi dari pandangan masyarakat sekitar yang mengucilkan mereka. Hubungan Konsep Diri Dengan Interaksi Sosial Pada Pasien Kusta Di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayan Khusus Hasil analisis hubungan konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang menunjukkan bahwa responden dengan konsep diri positif dan interaksi sosial baik (77,1%). Hal ini ditunjukkan dengan responden merasa percaya diri, memiliki keyakinan untuk dapat sembuh dan mau mengobrol dengan pasien lainnya serta berjabat tangan dengan orang yang berkunjung. Responden yang mempunyai konsep diri positif dengan interaksi sosial yang baik dipengaruhi oleh dukungan sosial yang mereka dapatkan. Dimana jika seseorang diberi dukungan sosial positif maka mereka akan mengembangkan konsep diri yang positif, sehingga berdampak pada kepercyaan diri yang membuat seseorang dapat berinteraksi dengan baik. Dukungan sosial sangat membantu meningkatkan mekanisme koping individu (Maramis, 2008). Hasil analisis hubungan konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang menunjukan bahwa responden dengan konsep diri positif dan interaksi sosial sedang (22,9%).hal ini ditunjukkan dengan responden menerima perubahan tubuh yang telah terjadi, merasa puas dengan perannya yang sekarang, dan sering berkunjung ke pasien lainnya namun jarang berjabat tangan dengan orang yang mengunjunginya. Motivasi yang kurang dari keluarga akan mempengaruhi interaksi sosial. Pada pasien kusta sendiri sangat dibutuhkan motivasi sebagai bentuk kepercayan diri dalam melakukan interaksi sosial. Suatu interaksi sosial akan mungkin terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi ( Soekanto, 2012 ). Jika pasien kusta memiliki kepercayan diri yang baik maka pasien kusta sendiri dapat melakukan kontak sosial dengan keluarga maupun masyarakat untuk berinteraksi. Hasil analisis hubungan konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yang menunjukan bahwa responden dengan konsep diri negative dan interaksi sosial baik (8,3%). Hal ini ditunjukkan dengan mengungkapkan keinginan yang tinggi untuk perubahan pada tubuhnya, dan merasa kurang percaya diri. Kecemasan seseorang akan mempengaruhi koping individu. Pada pasien kusta sendri kecemasan yang berlebihan akan berdampak pada koping individu yang tidak baik. Kecemasan adalah pengalaman emosi yang tidak menyenangkan, datang dari dalam dan bersifat meningkat, menggelisahkan dan menakutkan yang dihubungkan dengan suatu ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh individu (Prawirohusodo, 2008). Kecemasan yang dialami pada pasien kusta disini yatitu persaan takut tidak diterima oleh keluarga mauapun masyarakat. Hasil analisis hubungan konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD Kelet

8 Provinsi Jawa Tengah yang menunjukan bahwa responden dengan konsep diri negative dan interaksi sosial sedang (91,7%). Hal ini ditunjukkan dari mengungkapkan keputusasaan, merasa kurang bertanggung jawab dan merasa tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang. Pada pasien kusta stress yang dialami karena perubahan bentuk tubuh dan rasa takut dikucilkan oleh masyrakat. Setiap perubahan dalam kesehatan dapat menjadi stressor yang mempengaruhi konsep diri. Pasien kusta sendiri akan mengalami kecacatan pada tubuhnya sehingga hal tersebut menjadi sebuah ancaman bagi dirinya. Ancaman terhadap diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terinterogasi dalam diri seseorang (Stuart, 2006). Karena ancaman yang dirasakan pada pasien kusta sehingga pasien kusta malu malu untuk berintraksi dengan orang lain. Uji statistik dengan kendall tau didapatkan p value= 0,000<0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD Kelet Povinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus. Angka Kendall Tau 0,611 menunjukkan korelasi positif yang berarti semakin positif konsep diri maka interaksi sosial akan semakin baik, angka ini juga menunjukkan kekuatan hubungan termasuk dalam katagori kuat. Menurut Stuart (2006), Konsep diri seseorang tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas dunia. Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman yang berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya. Sedangkan Suatu interaksi sosial akan mungkin terjadi apabila memenuhi dua syarat, yaitu : adanya kontak sosial dan adanya komunikasi ( Soekanto, 2012 ). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Konsep diri kategori positif di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak sebanyak 35 responden (74,5%) dan responden dengan konsep diri negatif sebanyak 12 responden (25,5%). Interaksi sosial kategori baik di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 28 responden (59,6%) lebih banyak dibandingkan responden dengan interaksi sosial kategori sedang yaitu sebanyak 19 responden (40,4%). Interaksi sosial baik dan konsep diri positif (77,1%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden dengan interaksi sosial baik dan konsep diri negatif (8,3%). Persentase responden dengan interaksi sosial sedang dan konsep diri negatif (91,7%) lebih besar dibandingkan dengan persentase responden dengan interaksi sosial sedang dan konsep diri positif (22,9%). Dengan Kendall Tau didapatkan p value=0,000 0,05 sehingga ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan interaksi sosial pada pasien kusta di RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Bidang Pelayanan Khusus. Angka Kendall Tau 0,611 menunjukkan korelasi

9 positif yang berarti semakin positif konsep diri maka interaksi sosial akan semakin baik, angka ini juga menunjukkan kekuatan hubungan termasuk dalam kategori kuat. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan antara lain : Hendaknya Institusi Pendidikan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai informasi tambahan dalam penyajian materi yang terkait dengan hubungan konsep diri dengan interaksi social pada penderita kusta. Hendaknya dengan penelitian ini Rumah Sakit maupun Dinas Kesehatan dapat menangani dengan lebih baik para penderita kusta yang terkait mengenai perlunya penerimaan masyarakat yang memberi dukungan psikis penderita kusta terhadap konsep diri dan interaksi social penderita kusta, agar bisa diterima keberadaannya di masyarakat DAFTAR PUSTAKA Ahmadi A Psikologi Sosial. Rineka Cipta, Jakarta Amiruddin. D.M, (2001). Penyakit Kusta. Hasanuddin Universty Press:Makasaar Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI. (2007). Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Cetakan XVIII. Depkes RI:Jakarta. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Data Penderita Kusta Provinsi Jawa Tengah, tahun 2005, 2006, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, tahun Gunarsa D. S., Yulia Singgih D. Gunarsa Psikologi Perawatan. BPK Gunung Mulia Khabib, A. (2008), Hubungan Antara Tingkat Kecacatan dengan Konsep Diri Pada Penderita Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Keling Kabupaten Jepara. Skripsi Khabib Andika. Tidak dipublikasikan Kosasih, I., Wisnu, M, I., Daili, S, E., Menaldi., L, S. (2007) Kusta dalam Djuanda Adhi (Eds.), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (hlm ). FK.UI: Jakarta Latifah, U., Kumboyono, Heni Dwi Windarwati. Hubungan Gambaran Diri Dengan Mekanisme Koping Penderita Kusta Di Rumah Sakit Kusta Kediri (online) diakses pada tanggal dari iledownload/keperawatan/umi %20latifah.pdf Missophie. (2009). Kusta-1 (online) diakses pada tanggal dari /kusta-1 Mubarak & Chayatin Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori & Aplikasi dalam Praktik. EGC: Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010). Model Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soeidjo Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

10 Nugraha Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Stres pada Penderita Penyakit Kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri (online) diakses pada tanggal dari um.ac.id/index.php/bkpsikolo gi/article/view/2689 Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Paul J. Centi Mengapa Rendah Diri?. Kanisus Yogyakarta Perry & Potter. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Editor edisi bahasa Indonesia: Yulianti, D. & Ester, M. EGC:Jakarta Setadi Keperawatan Keluarga. EGC : Jakarta Sugiyono. (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Soekanto, S Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Pers: Jakarta Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed 5. Editor edisi bahasa Indonesia: Karyuni, E, P. EGC: Jakarta Suliswati., Maruhawa, J., Sianturi, Y., Sumijatun., Payapo, A. T. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta Tarwoto, W. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP PENDERITA PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG Pramono Setiaji *, Puji Lestari, S. Kep., M.Kes. (Epid)) ** * Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular, yang dapat menimbulkan masalah sangat komplek. Bukan hanya segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta tersebar di Indonesia secara tidak merata dengan angka penderita yang terdaftar sangat bervariasi menurut Propinsi dan Kabupaten. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat. Hal ini terjadi karena masih banyak hal-hal yang belum terungkap dan kenyataannya penyakit ini

Lebih terperinci

Kata kunci: Pasien Kusta, Dimensi Konsep Diri, Interaksi Sosial.

Kata kunci: Pasien Kusta, Dimensi Konsep Diri, Interaksi Sosial. HUBUNGAN ANTARA DIMENSI KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA PENDERITA KUSTA DI RSUD KUSTA 7 Findi Isak Sutrisno ABSTRAK Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular, yang dapat menimbulkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO 1 Megarista Aisyana, 2 Iin Rahayu Abstrak Hubungan yang harmonis antara perawat rumah sakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKA PUTRI UMAYAH 201310201019 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *) ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO Arief Fardiansyah 1 *) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Kusta merupakan penyakit menular langsung yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae)

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI

PENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI PENGETAHUAN PENYAKIT KUSTA MENINGKATKAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA KUSTA DI PUSKESMAS PADAS KABUPATEN NGAWI Oleh: Edi Wibowo, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI Norma Risnasari Prodi DIII Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di era globalisasi dan persaingan bebas ini cenderung semakin meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh dengan tekanan seperti kehilangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada masa globalisasi saat ini dengan kehidupan modern yang semakin kompleks, manusia cenderung akan mengalami stress apabila ia tidak mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta adalah penyakit menular yang menahun, disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang kulit saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Pada sebagian besar

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dengan adanya sistem kesehatan ini tujuan pembangunan dapat tercapai efektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN GAMBARAN KONSEP DIRI ORANG TUA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Adi Widiyanto dan Aulia Muhammad Afif Abstrak Masalah retardasi mental terkait dengan semua

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Konsep diri, Lansia. Arif Rahman*), Eko Susilo**), Fitria Primi Astuti***)

ABSTRAK. Kata kunci : Konsep diri, Lansia. Arif Rahman*), Eko Susilo**), Fitria Primi Astuti***) GAMBARAN KONSEP DIRI PADA LANSIA YANG MENGALAMI PENYAKIT KRONIS DI UNIT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA WENING WARDOYO UNGARAN BALAI REHABILITASI SOSIAL ANAK WIRA ADHI KARYA UNGARAN Arif Rahman*), Eko Susilo**),

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keperawatan anak telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Anak tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PENELITIAN KONSEP DIRI PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL YANG MENGALAMI PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Ade Septia Lumban Gaol*, Hernawilly**, Gustop Amatiria ** Penyakit menular seksual (PMS) adalah salah satu penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN Muhammad Itsna Zaim Abstrak Pemerintah meningkatkan fungsi dan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DENGAN SIKAP MENCEGAH INFEKSI NOSOKOMIAL PADA KELUARGA PASIEN DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah

Lebih terperinci

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto

Lebih terperinci

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER Rosida 1, Siti Anawafi 1, Fanny Rizki 1, Diyan Ajeng Retnowati 1 1.Akademi Farmasi Jember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan skizofrenia. Dari seluruh skizofrenia,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perawat adalah salah satu unsur vital yang berada di rumah sakit. Perawat, dokter, dan pasien merupakan satu berinteraksi, saling membutuhkan antara satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan, kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penderita kusta (lepra) di Indonesia dewasa ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Sebenarnya kusta bila ditemukan dalam stadium dini merupakan penyakit ringan,

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang promotif, pencegahan, dan pengobatan seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang promotif, pencegahan, dan pengobatan seharusnya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberadaan penyakit kusta atau lepra sangat ditakuti. Penyakit itu disebabkan bakteri Microbakterium leprae, juga dipicu gizi buruk. Tidak jarang penderitanya dikucilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 menyatakan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari seseorang dengan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan terjadinya peningkatan penyakit,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Daryani, Mawardi & Supardi Peningkatan angka kecelakaan dapat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI Oleh; Sulistyarini 1), Basuki Rohmat 2) 1) Staf Pengajar STIKES An

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA SISWA-SISWI SDN 1 SOKONG KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA SKRIPSI OLEH :

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA SISWA-SISWI SDN 1 SOKONG KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA SKRIPSI OLEH : HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA SISWA-SISWI SDN 1 SOKONG KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN LOMBOK UTARA SKRIPSI OLEH : NOVITA ASMIATI MANSYUR NIM. 08060115 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014 GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014 Sri Ayu Lestari 1, Warjiman 2, Antia Barewe 3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan Banjarmasin sriayulestari182@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo

GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN Rifai Subagyo ABSTRAK Dampak psikologis suatu penyakit terutama kanker leher rahim mengalami gangguan gambran

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TATIK KURNIANINGSIH 201110201133 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA Fiora Ladesvita*, Nabella Khoerunnisa** *Dosen Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

Lebih terperinci

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA Triana Widiastuti 1, dan Goenawan 2 INTISARI Pada trimester II, ibu hamil biasanya sudah bisa menyesuaikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015 Fransisca Imelda Ice¹ Imelda Ingir Ladjar² Mahpolah³ SekolahTinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kusta merupakan penyakit menular menahun disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh lain kecuali susunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI Ibrahim N. Bolla ABSTRAK Tindakan pembedahan adalah suatu tindakan

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat. HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRESS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG ICU RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Deden Iwan Setiawan INTISARI Latar Belakang : Stress adalah suatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Ayuningtyas Trisnawati,Wahyu Purnamasari,Emi Nurlaela,Rita

Lebih terperinci

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO Dina Risnawati¹, Idris Yani Pamungkas ², Anik suwarni ³ Latar belakang:

Lebih terperinci

: : G2A FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN

: : G2A FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT KUSTA TERHADAP MEKANISME KOPING YANG DIGUNAKAN PENDERITA KUSTA DI DESA BANYUMANIS RT 03 DAN RT 04 RW 09 KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA Pandeirot *, Fitria**, Setyawan** Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

Fajarina Lathu INTISARI

Fajarina Lathu INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DBD DI WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN YOGYAKARTA Fajarina Lathu INTISARI Latar

Lebih terperinci

Andry Firmansyah *, Edy Seosanto**,Ernawati***

Andry Firmansyah *, Edy Seosanto**,Ernawati*** HUBUNGAN PERSEPSI PENDERITA TENTANGDUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETERATURAN PERAWATAN DAN PENGOBATAN PADA PENDERITA KUSTA DI KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES 3 Andry Firmansyah *, Edy Seosanto**,Ernawati***

Lebih terperinci

Penelitian Keperawatan Jiwa

Penelitian Keperawatan Jiwa SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP KLIEN GANGGUAN JIWA DI POLIKLINIK RSJ PROF. HB SAANIN PADANG TAHUN 2010 Penelitian Keperawatan Jiwa YULIANA

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masih menghadapi beberapa penyakit menular baru sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan. Salah satu penyakit menular yang belum sepenuhnya

Lebih terperinci

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI (OLAHRAGA) TERHADAP ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS REJOSO KEDIRI RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI JUDUL

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Baros Kota Sukabumi Gina Akmaliah, Johan Budhiana, M.Stat Abstrak Salah satu masalah dalam bidang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

Koping individu tidak efektif

Koping individu tidak efektif LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI I. PROSES TERJADINYA MASALAH Isolasi social merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA 10-13 TAHUN YANG AKAN MENJALANI KHITAN MASSAL DI PENDAPA AGUNG TAMANSISWA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Meika Nur Sudiyanto 0502R00295

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Erni Nuryanti Suharto Endang Nurnaningsih Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN

Lebih terperinci

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Semester II D-III Keperawatan Dalam Menghadapi Praktek Klinik Keperawatan Di Universitas Nusantara PGRI Kediri Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi

Lebih terperinci

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN OLEH : NOVANA AYU DWI PRIHWIDHIARTI 010214A102 PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV 05.07.02 KEDIRI Mulazimah Akademi Kebidanan PGRI Kediri mulazimah@gmail.com ABSTRAK Latar

Lebih terperinci