2 Tinjauan Pustaka 4 4-

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 Tinjauan Pustaka 4 4-"

Transkripsi

1 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Zeolit Alam Nama zeolit berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu zeo (mendidih) dan lithos (batu). Istilah ini dikemukakan pada tahun 1756 oleh seorang ahli mineral Swedia, Axel Fredrik Cronstedt. Dalam penelitiannya terhadap mineral stilbit. Cronstedt menemukan perilaku mineral ini yang dengan cepat melepaskan air bila dipanaskan sehingga terlihat seolah-olah mendidih (Barrer, 1982). Zeolit merupakan mineral alumina silikat berhidrat yang termasuk ke dalam kelas silikat dan subkelas tektosilikat. Pada mineral ini, silikat yang beradisi dengan alumina merupakan struktur dasar dari kerangka tetrahedral yang membentuk jaringan anion tak terbatas, dengan logam dari golongan alkali atau alkali tanah sebagai kation. Setiap atom silikon dan aluminium dikelilingi oleh 4 atom oksigen. Perbandingan antara (Al + Si) dengan O adalah 1:2 (Barrer 1987). Berdasarkan strukturnya, mineral kelas silikat dibagi menjadi enam subkelas, yaitu: ( a. Nesosilikat, memiliki struktur tetrahedral tunggal, yaitu terdiri dari kerangka tetrahedral yang membentuk anion (SiO ) dan berikatan dengan kation. Beberapa mineral yang 4 4- memiliki struktur ini adalah Andalusit (Aluminium Silikat), Datolit (Kalsium Boro- Silikat Hidroksida), dan Euclase (Berilium Aluminium Silikat Hidroksida). b. Sorosilikat, memiliki struktur tetrahedral ganda, yaitu terdiri dari kelompok tetrahedral yang membentuk anion (Si O ), masing-masing tetrahedral dihubungkan oleh kation Beberapa mineral yang memiliki struktur ini adalah Bertrandit (Berilium Silikat Hidroksida), Danburit (Kalsium Borosilikat), dan Ilvanit (Kalsium Besi Silikat Hidroksida).

2 c. Inosilikat, memiliki struktur rantai tunggal dan rantai ganda, terdiri dari dua sistem rantai tetrahedral, yaitu rantai tunggal dan rantai ganda. Pada rantai tunggal perbandingan antara Si dan O adalah 1:3, sedangkan pada rantai ganda 4:11. Beberapa mineral yang memiliki struktur inosilikat rantai tunggal adalah Lorenzenite (Natrium Titanium Silikat), Neptunit (Kalium Natrium Litium Besi Mangan Titanium Silikat), dan Okenit (Kalsium Silikat Hidrat). Sedangkan untuk beberapa mineral yang memiliki struktur inosilikat rantai ganda adalah Astrofilit (Kalium Besi Titanium Silikat Hidroksida), Babingtonit (Kalsium Besi Mangan Silikat Hidroksida), dan Inesit (Kalsium Mangan Silikat Hidroksida Hidrat). d. Siklosilikat, memiliki struktur cincin, yaitu terdiri dari jaringan tetrahedral yang membentuk cincin anion (Si O ) dengan perbandingan antara Si dan O sebesar 1: Beberapa mineral yang memiliki struktur ini adalah Aksinit (Kalsium Magnesium Besi Mangan Aluminium Borosilikat Hidroksida), Baratofit (Kalium Litium Kalsium Titanium Zirkonium Silikat Florida), dan Benitoit (Barium Titanium Silikat). e. Filosilikat, memiliki struktur berlapis, yaitu terdiri dari jaringan tetrahedral (SiO ) yang terjalin dalam bidang tak terhingga membentuk jaringan anion (Si O ) dengan perbandingan antara Si dan O sebesar 2:5. Beberapa mineral yang memiliki struktur ini adalah Apofilit (Kalium Natrium Kalsium Silikat Hidroksida Florida Hidrat), Cavansit (Kalsium Vanadium Silikat Hidrat), dan Krisokola (Tembaga Aluminium Hidrogen Silikat Hidroksida Hidrat). f. Tektosilikat, memiliki struktur kerangka, yaitu terdiri dari tetrahedral yang saling berhubungan membentuk suatu kerangka dasar. Subkelas ini terbagi menjadi beberapa kelompok, diantaranya: Kelompok Feldspar, contohnya Albit (Natrium Aluminium Silikat) Kelompok Feldspathoid, contohnya Leusit (Kalium Aluminium Silikat) Kelompok Kuarsa, contohnya batu kuarsa Kelompok Zeolit, contohnya Mesolit (Natrium Kalsium Aluminium Silikat Hidrat) Struktur Zeolit Struktur dasar zeolit adalah kerangka SiO dan AlO yang tersusun dari rantai-rantai yang 4 4 menghubungkan atom Si dan Al dengan empat atom O yang terikat secara kovalen. Struktur dasar ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.a. Ukuran ion aluminium terlalu kecil jika ditempatkan di pusat empat atom O. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan 4

3 4+ 3+ keisomorfan antara ion Si dan ion Al, sehingga kerangka tetrahedral menjadi bermuatan negatif. Kerangka tetrahedral yang bermuatan negatif tersebut dinetralisir oleh kation yang dapat dipertukarkan. Kation-kation yang menyusun zeolit adalah ion logam alkali dan alkali tanah. Ikatan yang terjadi antara kerangka tetrahedral yang bermuatan negatif dengan kation adalah ikatan ion (Fairbridge, 1972). Struktur 3 dimensi zeolit dapat dilihat pada Gambar 2.1.b. a. Struktur dasar b. Struktur 3 dimensi ( Rumus umum zeolit adalah n M x / n Gambar 2. 1 Struktur zeolit [AlxSi y O 2x+2y ].z H 2 O dengan M adalah Na, K, Ca, Sr, atau Ba. Kedudukan relatif kation serta molekul air pada kerangka tetrahedral belum diketahui secara pasti karena mobilitas alaminya. Akan tetapi, kemungkinan besar spesi-spesi ini menempati posisi-posisi dalam bidang dan saluran (Hers, 1961). Kandungan rongga dan saluran yang besar pada zeolit (ρ zeolit = 2,0 2,3; ρ feldspathoid = 2,3 2,5; ρ feldspar = 2,6 2,7) memberikan kemampuan adsorpsi dan pertukaran kation yang lebih tinggi dari mineral-mineral lain. Keistimewaan lain yang dimiliki zeolit yang membedakan dari mineral lain adalah kehadiran molekul-molekul air pada saluran struktural, yaitu ikatan antara kerangka tetrahedral dan kation relatif lemah sehingga kedudukannya mudah digantikan oleh molekul-molekul lain yang dihilangkan sama sekali tanpa mengganggu ikatan pada kerangka tetrahedral. Berdasarkan struktur dasarnya, zeolit dibagi menjadi tiga grup utama, yaitu: ( a. Grup Natrolit, memiliki struktur jarum seperti kristal prisma. Bentuk kristal ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.a. 5

4 b. Grup Heulandit, memiliki struktur seperti lembaran yang bentuk kristalnya rata seperti lempengan dan pada permukaannya biasanya terdapat belahan. Bentuk kristal ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.b. c. Grup Kabasit, memiliki struktur kerangka yaitu kristalnya memiliki kekuatan ikatan hampir sama pada semua arah kristalografi. Bentuk kristal ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.c. Zeolit dapat dianalogikan seperti sebuah rumah yang strukturnya terdiri dari pintu, jendela, dinding, dan atap. Perkakas dan penghuni rumah dapat dianalogikan sebagai air, amonia, dan molekul lain yang dapat keluar masuk dari struktur zeolit. Struktur seperti jarum (grup Natrolit) dapat diibaratkan seperti sebuah menara atau sebuah tiang yang tinggi. Struktur seperti lembaran (grup Heulandit) diibaratkan sebagai bangunan kantor yang tinggi dengan lembarannya dianalogikan sebagai lantainya dan terdapat beberapa sekat di antara lantai. Selanjutnya, struktur seperti kerangka (grup Kabasit) diibaratkan seperti sebuah rumah yang dinding dan lantainya sama padat. a. Natrolit b. Heulandit c. Kabasit Gambar 2. 2 Bentuk kristal tiga kelompok utama zeolit Penggunaan Zeolit Beberapa aspek dasar dari penggunaan zeolit adalah sebagai berikut: a. Katalis Zeolit telah diketahui memainkan peranan penting sebagai katalis asam pada industri pengolahan minyak dan petrokimia, termasuk dalam reaksi perengkahan dan isonerisasi hidrokarbon (Trisunaryanti et al., 1996). Kemampuan zeolit untuk mengkatalis suatu reaksi kimia terutama yang berhubungan dengan sifatnya sebagai padatan asam karena adanya proton-proton yang terikat pada kerangka zeolit, baik asam Bronsted maupun Lewis. Asam Bronsted dapat dihasilkan melalui beberapa cara sebagai berikut: Perlakuan termal terhadap bentuk amonium zeolit untuk menghilangkan amonia sehingga diperoleh bentuk H-zeolit. 6

5 Dehidrasi terhadap kation multivalen pada zeolit yang diikuti terdisosiasinya air yang terkoordinasi dalam bentuk molekul membentuk ion H + pada permukaan zeolit. Perlakuan asam pada zeolit yang stabil terhadap asam dapat secara langsung menukar kation dengan proton. Asam Lewis dapat diperoleh dari dehidroksilasi dua gugus hidroksil yang berdekatan dengan perlakuan panas (T > 750 K). Sifat lain dari zeolit yang juga berpengaruh terhadap peranannya dalam kation adalah: Komposisi kerangka dan struktur pori zeolit, komposisi kerangka zeolit mengatur muatan kerangka dan mempengaruhi stabilitas termal dan asam dari zeolit. Kenaikan rasio Si/Al akan berpengaruh pada stabilitas zeolit terhadap temperatur tinggi dan lingkungan yang reaktif seperti naiknya keasaman. Medan elektrostatis zeolit; keadaan ini menyebabkan interaksi adsorbsinya dengan molekul lain berubah-ubah. Kekuatan asam dari asam Bronsted akan bertambah dengan naiknya rasio Si/Al penurunan konsentrasi kation dalam zeolit. Perubahan struktur unit bangun sekunder dari zeolit peran struktur pori zeolit sangat penting dalam proses katalis karena pori inilah yang berperan sebagai mikroreaktor dan darinya dimungkinkan untuk mendapatkan reaksi katalitik yang diinginkan menurut aturan selektivitas bentuk. b. Adsorpsi dan Pemisahan Bentuk zeolit yang selektif juga merupakan dasar dari penggunaan zeolit dalam proses adsorpsi molekular. Kemampuan zeolit dalam mengadsorpsi molekul tertentu telah membuka banyak aplikasi. Kation yang terkandung dalam zeolit banyak digunakan sebagai pengering karena sifat zeolit yang memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi. Selain itu, aplikasi yang lain adalah pemisahan gas, yaitu molekul dipisahkan berdasarkan perbedaan interaksi elektrostatis dengan ion logam. Pada dasarnya, zeolit dapat memisahkan molekul berdasarkan ukuran, bentuk dan polaritasnya. Untuk keperluan adsorben, setiap spesi penembus (adsorbat) harus berukuran lebih kecil dari saluran dan lubang yang terdapat dalam zeolit itu sendiri. Pada zeolit dengan kandungan kation yang rendah, kation merupakan spesi yang paling mobil, tetapi kemobilan juga tergantung pada ekivalen elektroniknya. Contohnya, Na + lebih 7

6 mobil daripada Ca 2+, karena Na + merupakan kation monovalen dengan ikatan elektrostatik lemah. Ilustrasi dari proses adsorpsi ini dapat dilihat pada Gambar 2.3. c. Penukaran Ion Gambar 2.3 Ilustrasi proses adsorpsi oleh zeolit Ikatan lemah kation pada zeolit menjadikan ikatan tersebut mudah digantikan dengan kation yang lain. Hal ini menjadi dasar dari pemurnian air, yaitu logam alkali seperti Natrium dan Kalium akan keluar dari kerangka zeolit dan akan tergantikan oleh ion keras Magnesium dan Kalsium yang terdapat dalam air. Air komersial yang mengandung logam berat dan limbah buangan yang mengandung isotop radioaktif juga dapat dibersihkan dengan menggunakan zeolit. Ilustrasi proses penukaran ion ini dapat dilihat pada Gambar 2.4. Gambar 2.4 Ilustrasi proses penukaran ion oleh zeolit Faktor-faktor yang mempengaruhi pertukaran kation oleh zeolit adalah sebagai berikut ( Valensi dan ukuran pori Reaksi pertukaran ion meningkat, dengan meningkatnya valensi ion. Kecenderungan ini akan meningkat dengan menurunnya total ion dalam larutan. Untuk ion dengan valensi sama, reaksi pertukaran meningkat dengan, menurunnya jari-jari atom dan meningkatnya nomor atom. Konsentrasi ion-ion dalam larutan 8

7 Untuk larutan dengan konsentrasi ion yang tinggi, reaksi pertukaran ion tidak mengikuti aturan umum, bahkan terjadi reaksi balik. Hal ini menjadi dasar untuk proses regenerasi. Karakteristik dari zeolit Maksudnya sifat fisik dan kimia zeolit. Walaupun komposisi kimianya serupa, namun tiap zeolit memiliki dtruktur kristal yang berebda, sehingga sifat fisik dan kimianya berbeda pula. Rasio Si/Al Bila perbandingan Si/Al makin kecil, berarti kerapatan muatannya besar sehingga kemampuan untuk mengikat molekul besar. Makin rendah harga rasio Si/Al, makin banyak kation yang diikat, dan makin besar kapasitas penukaran kationnya. Keberadaan ion logam lain dalam larutan yang akan menyebabkan kompetisi antar ion. Bila konsentrasi ion logam lain meningkat, maka kapasitas tukar untuk ion logam yang diinginkan cenderung menurun. 2.2 Adsorpsi Menurut kamus kimia (Mulyono, 2006), adsorpsi merupakan proses penyerapan atau penggumpalan pada benda yang berlangsung hanya pada permukaan benda itu. Adsorpsi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan konsentrasi suatu substansi terlarut atau ion pada antarmuka antara dua fasa. Biasanya adsorpsi terjadi antara fasa padat dengan fasa cair atau fasa gas. Substansi terlarut atau gas terkonsentrasi hanya pada permukaan padatan. Padatan tersebut disebut adsorben, sedangkan substansi terlarut dan gas disebut adsorbat (Hers, 1961). Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada adsorpsi, adsorbat hanya diserap di permukaan adsorben, dan tidak terjadi reaksi kimia. Hal yang paling berbeda adalah pada proses adsorpsi, adsorbat diserap secara fisik, mudah lepas, dan adsorben dapat diregenerasi. Berbeda dengan adsorpsi, pada absorpsi terjadi reaksi kimia antara adsorben zat yang diserap dan penyerap, ikatannya lebih kuat sehingga memerlukan banyak energi untuk melepaskan ikatan tersebut ( Meskipun kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan sangat jelas, tetapi dalam beberapa kasus, kedua proses itu sulit dibedakan. Oleh karena itu, penyerapan oleh zat padat kadang-kadang disebut juga sorpsi (Mulyono, 2006). Pada partikel adsorben, molekul-molekul saling berikatan dengan molekul tetangganya. Di bagian dalam, ikatan terjadi pada semua arah, sehingga terdapat kesetimbangan gaya antara 9

8 molekul-molekulnya. Sedangkan di bagian permukaan hanya terdapat satu gaya, yaitu ke arah molekul-molekul di bagian dalam, sehingga timbul medan gaya bebas dengan kemampuan molekulnya menarik molekul-molekul adsorbat (Alexeyev, 1963). Untuk membedakan tipe orientasi molekul-molekul adsorbat yang terserap oleh permukaan adsorben, terdapat dua tipe adsorpsi, yaitu (Kipping, 1965): a. Adsorpsi Fisik Adsorpsi tipe ini berlangsung dengan kecepatan cukup tinggi, reversibel, dan menhasilkan kalor adsorpsi yang kecil. Gaya yang terlibat di dalamnya sama seperti gaya yang menyebabkan kondensasi gas untuk membentuk cairan yang umumnya dikenal gaya van der Walls. Kalor adsorpsi yang dilepaskan sebanding dengan besarnya kalor yang dilepaskan pada proses kondensasi gas, yang besarnya sekitar 5 10 kkal/mol. Banyaknya adsorbat yang teradsorpsi pada adsorben dapat membentuk beberapa lapisan monomolekul. Karena lemahnya gaya van der Walls, maka adsorbat tidak terikat secara kuat pada permukaan adsorben sehingga adsorbat dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan biasanya dapat diregenerasi. Adsorpsi fisik sangat dipengaruhi oleh suhu, yaitu makin tinggi suhu, makin sedikit adsorbat yang teradsorpsi. b. Adsorpsi Kimia Adsorpsi kimia terjadi dalam bentuk reaksi kimia, sehingga terbentuk ikatan antara adsorben dengan adsorbat dengan kalor adsorpsi yang besar, sekitar kkal/mol. Kecepatan pembentukan ikatan antara adsorben dengan adsorbat dapat berlangsung lambat dan dapat juga cepat, bergantung pada besaarnya energi aktivasi. Banyaknya materi teradsorpsi sebagian besar ditentukan oleh karakteristik adsorben. Selain itu, tekanan gas atau konsentrasi zat terlarut juga sangat berpengaruh. Karena ikatan antara adsorben dan adsorbat sangat kuat, maka spesi aslinya biasanya tidak dapat ditemukan lagi, sehingga untuk adsorpsi tipe ini, regenerasi tidak dapat dilakukan. 2.3 Mangan Mangan di Alam dan Sifat-Sifatnya Dalam sistem periodik, mangan memiliki simbol Mn dengan nomor atom 25, nomor massa 54,93894 grsm/mol, golongan 7, periode 4, dan terdapat dalam blok-d. Dalam bahasa Inggris, mangan bernama Manganese. Logam mangan berwarna putih abu-abu dan penampilannya mirip besi, akan tetapi mangan lebih keras dan mudah patah. Bentuk kristal 10

9 logam Mangan dapat dilihat pada Gambar 2.5. Mangan melebur pada suhu sekitar o C. Mangan reaktif dalam keadaan murni dan dalam keadaan serbuk akan terbakar dalam oksigen, beraksi dengan air (berkarat seperti besi), dan larut dalam pelarut asam. Gambar 2.5 Kristal mangan ( Mangan paling banyak terdapat di tanah dalam bentuk oksida dan hidroksida dan mengalami perubahan bilangan oksida. Mangan paling banyak terdapat sebagai pyrolusit (MnO 2 ), dan tingkat paling sedikit sebagai rhodochrosit (MnCO 3 ). Lebih dari 25 juta ton mangan ditambang setiap tahunnya. Wilayah penambangan utama bijih mangan adalah Afrika Utara, Rusia, Ukraina, Georgia, Gabon, dan Australia Penggunaan dan Toksisitas Mangan Berikut ini beberapa penggunaan mangan: a. Sebagai bahan penting dalam pembuatan besi dan baja b. Mangan dioksida (MnO 2 ) biasa digunakan sebagai katalis c. Digunakan untuk mewarnai gelas dan membuat warna violet pada gelas d. Kalium permanganat (KmnO 4 ) adalah pengoksidasi yang baik dan digunakan sebagai desinfektan e. Mangan oksida (MnO) sebagai pupuk f. Mangan karbonat (MnCO 3 ) sebagai bahan baku pembuatan senyawa mangan yang lain. Mangan adalah unsur yang diperlukan untuk semua makhluk hidup. Beberapa molekul seperti diatom, moluska, dan bunga karang mengakumulasi Mangan. Pada ikan hingga 5 ppm dan mamalia 3 ppm dalam jaringannya, sedangkan kadar normalnya sekitar 1 ppm. Mangan diperlukan untuk metabolisme tubuh manusia. Kekurangan mangan dalam tubuh dapat mengakibatkan kegemukan, diabetes, penggumpalan darah, masalah kulit, darah rendah, kelainan kerangka tubuh, cacat lahir, perubahan warna rambut, dan gejala saraf. 11

10 Meskipun mangan berguna untuk tubuh, akan tetapi jika terakumulasi dalam konsentrasi tinggi, akan menjadi suatu penyakit. Mangan masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, seperti bayam, teh, dan rempah-rempah. Bahan makanan yang mengandung mangan konsentrasi tinggi adalah padi, kacang-kacangan, telur, minyak zaitun, dan tiram. Setelah terabsopsi dalam tubuh manusia, mangan akan ditransportasi melalui darah menuju jantung dan ginjal, kelenjar pankreas, dan endokrin. Akumulasi mangan dalam tubuh dapat mengakibatkan Parkinson dan Bronkhitis, bahkan pada laki-laki dapat mengakibatkan impoten. Senyawa mangan terdapat di alam sebagai padatan dalam tanah dan partikel kecil dalam air. Partikel mangan dalam udara berada di partikel debu dan akan berada dalam tanah selama beberapa hari. Manusia mempertinggi konsentrasi mangan di udara melalui aktivitas industri dan melalui pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang berasal dari aktivitas manusia dapat memasuki air permukaan, air tanah, dan air buangan. Penggunaan pestisida yang mengandung mangan juga dapat mengakibatkan pencemaran tanah. Konsentrasi mangan yang tinggi dalam tanah dapat menyebabkan berpengaruh terhadap tanaman, diantaranya adalah swelling (pengembangan) dinding sel, membuat daun layu, dan timbul bintik-bintik coklat pada daun ( 2.4 Metode Spektrofotometri Serapan Atom Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) atau Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) merupakan suatu teknik pengukuran dalam bidang kimia analitik yang didasarkan pada perubahan tingkat energi dalam atom akibat penyerapan cahaya oleh atom tersebut. Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika menelaah garis-garis hitam pada spektrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah seorang Australia bernama Alan Walsh pada tahun 1955 (Khopkar, 2003). Metode ini dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi suatu unsur. SSA memiliki sensitivitas yang tinggi sehinngga memiliki kemampuan untuk mengukur konsentrasi dalam rentang ppb (part per billion). Beberapa aplikasi dari metode ini dapat diterapkan dalam bidang-bidang berikut (Levinson, 2000): a. Analisis klinik, contohnya analisis logam dalam darah atau urine. b. Analisis lingkungan, contohnya menganalisis unsur-unsur yang terdapat di lingkungan. 12

11 c. Farmasi, contohnya dalam pabrik obat-obatan, penentuan banyaknya logam katalis dalam obat untuk proses pembuatan obat dianalisis pada proses terakhir dengan menggunakan metode SSA. d. Industri, contohnya untuk menentukan kemurnian suatu produk yang dihasilkan. e. Pertambangan, contohnya dengan menggunakan SSA, banyaknya emas dalam batuan dapat ditentukan. Berikut ini adalah gambar diagram SSA: Gambar 2.6 Rangkaian alat SSA Berdasarkan Gambar 2.6, komponen-komponen dasar dari alat SSA adalah sebagai berikut: a. Unit atomisasi Atomisasi dapat dilakukan tanpa nyala maupun dengan tungku.untuk mengubah unsur logam menjadi uap atau hasil disosiasi, diperlukan energi panas. Temperatur harus benar-benar terkendali agas proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur terlalu tinggi. Berdasarkan Gambar 2.6, bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan ke dalam kamar pencampur kemudian dilewatkan melalui baffle menuju ke pembakar. Nyala akan dihasilkan, kemudian sampel dihisap masuk ke dalam kamar pencampur. Dengan gas asetilen dan oksidator udara, temperatur maksimum yang tercapai adalah 1200 o C. 13

12 b. Sumber sinar Lampu yang digunakan pada saat pengukuran harus disesuaikan dengan unsur yang akan ditentukan kadarnya. Sumber sinar disebut lampu hallow cathode.lampu ini terdiri dari anoda tungsten dan hollow cathode yang terbuat dari unsur yang akan ditentukan kadarnya. Lampu ini dibungkus oleh pipa gelas yang diisi oleh gas inert seperti neon atau argon pada tekanan antara 1 Nm -2 dan 5 Nm -2. c. Sistem optik dan detektor Untuk mengukur kadar suatu unsur dengan menggunakan metode SSA, kita terlebih dahulu harus menyesuaikan panjang gelombang yang dapat diserap oleh atom. Monokromator digunakan untuk memilih panjang gelombang secara spesifik. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi. Air digunakan hampir di setiap aktivitas makhluk hidup. Bagi manusia, air

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.

Lebih terperinci

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur

Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur Soal dan jawaban tentang Kimia Unsur 1. Identifikasi suatu unsur dapat dilakukan melalui pengamatan fisis maupun kimia. Berikut yang bukan merupakan pengamatan kimia adalah. A. perubahan warna B. perubahan

Lebih terperinci

II. TEORI. A. Motor Bakar. I. Motor Bensin 4-Langkah

II. TEORI. A. Motor Bakar. I. Motor Bensin 4-Langkah II. TEORI A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu system yang dapat mengubah energi yang terkandung dalam bahan bakar dan udara berubah menjadi energi panas untuk dapat dimanfaatkan menjadi tenaga gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.1 Latar Belakang Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM SPEKTROSKOPI INFRA RED Daerah radiasi IR: 1. IR dekat: 0,78 2,5 µm 2. IR tengah: 2,5 50 µm 3. IR jauh: 50 1000 µm Daerah radiasi spektroskopi IR: 0,78 1000 µm Penggunaan

Lebih terperinci

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Zeolit Sejarah perkembangan zeolit dimulai dari penemuan seorang ahli mineral dari Swedia bernama Cronstedt pada tahun 1756, dia menyebutkan zeolit adalah mineral

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase Skripsi Sarjana Kimia Oleh WENI ASTUTI 07132011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

ZEOLIT DAN MANFAATNYA

ZEOLIT DAN MANFAATNYA ZEOLIT DAN MANFAATNYA A. Pengantar Mineral zeolit banyak ditemukan di alam sebagai batuan sedimen vulkano. Penyusunan utama zeolit adalah mordenit dan klipnotilonit dalam berbagai variasi komposisi. Nama

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom

Lebih terperinci

KIMIA UNSUR. (4) energi ionisasi kripton lebih tinggi daripada energi ioniasasi neon

KIMIA UNSUR. (4) energi ionisasi kripton lebih tinggi daripada energi ioniasasi neon KIMIA UNSUR GAS MULIA 1. Pernyataan di bawah ini yang merupakan sifat gas mulia a. terletak dalam sistem periodik pada periode kedelapan b. nomor atom terkecil adalah 8 c. sangat reaktif d. elektron pada

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. 8 kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kapasitas Tukar Kation Kapasitas tukar kation

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Kulit Telur Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003). Pembentukan kulit telur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit 2.1.1 Pengertian Zeolit Zeolit adalah polimir anorganik unit kerangka tetrahedral AlO4 dan SiO4 yang mempunyai struktur berongga dari Natrium silikat dan berkemampuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Unsur kadmium dengan nomor atom 48, bobot atom 112,4 g/mol, dan densitas 8.65 g/cm 3 merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya, karena dalam jangka waktu panjang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4]. BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul molekul tadi mengembun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Katalis umumnya diartikan sebagai bahan yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia menjadi produk. Hal ini perlu diketahui karena, pada dasarnya

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Alexeyev, V., (1963), Qualitative Analysis, Foreign Language Pub., Moscow, 96 98

Daftar Pustaka. Alexeyev, V., (1963), Qualitative Analysis, Foreign Language Pub., Moscow, 96 98 Daftar Pustaka Alexeyev, V., (1963), Qualitative Analysis, Foreign Language Pub., Moscow, 96 98 Amethyst, The Silicate Class, www.galleries.com, diakses tanggal 9 Mei 2007. Amethyst, The Zeolite Group

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Adsorpsi Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekulmolekul tadi mengembun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i LEMBAR PERSEMBAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x GLOSARIUM... xi INTISARI.... xii ABSTRACT...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter

I. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ion renik (trace) adalah ion yang terdapat di perairan dalam jumlah yang sangat sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter (Haslam, 1995).

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tembaga. 2.2 Zeolit

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tembaga. 2.2 Zeolit 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tembaga Tembaga merupakan logam transisi yang termasuk golongan sebelas dan perioda empat dalam sistem periodik. Tembaga merupakan salah satu logam yang memiliki konduktivitas listrik

Lebih terperinci

Laporan praktikum kimia logam dan non logam

Laporan praktikum kimia logam dan non logam Laporan praktikum kimia logam dan non logam natrium peroksoborat Nama Anggota Kelompok Ebsya Serashi James Marisi Yeshinta Risky Priasmara Putri Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan

adsorpsi dan katalisator. Zeolit memiliki bentuk kristal yang sangat teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke segala arah yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang industri sampai saat ini masih menjadi tolak ukur perkembangan pembangunan dan kemajuan suatu negara. Kemajuan dalam bidang industri ini ternyata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit

Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit JURNAL ZELIT INDNESIA Vol 4 No.1. Maret 2005 Penurunan Kandungan Fosfat dalam Air dengan Zeolit Rusvirman Muchtar Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal Ahmad

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permanganometri Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Kimia Unsur (Bagian I) A. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM a. Struktur Lapisan Bumi. b. Komposisi Lapisan Bumi

KIMIA. Sesi. Kimia Unsur (Bagian I) A. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM a. Struktur Lapisan Bumi. b. Komposisi Lapisan Bumi KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN Kimia Unsur (Bagian I) A. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM a. Struktur Lapisan Bumi Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan senyawa-senyawa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Kereaktifan Logam alkali dan alkali tanah luar biasa besar. Dalam satu golongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan melalui atom O (Barrer, 1982). Klasifikasi zeolit dapat didasarkan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zeolit Zeolit merupakan mineral hasil tambang yang kerangka dasarnya terdiri dari unit-unit tetrahedral alumina (AlO 4 ) dan silika (SiO 4 ) yang saling berhubungan melalui

Lebih terperinci

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya Bab V Ikatan Kimia Sebagian besar unsur yang ada di alam mempunyai kecenderungan untuk berinteraksi (berikatan) dengan unsur lain. Hal itu dilakukan karena unsur tersebut ingin mencapai kestabilan. Cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencemaran air Pencemaran atau polusi adalah suatu kondisi yang telah berubah dari bentuk asal pada keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk tatanan dari kondisi asal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pencemaran belakangan ini sangat menarik perhatian masyarakat banyak.perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan produk industri barang pecah belah, seperti perhiasan dari tanah, porselin, ubin, batu bata, dan lain-lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan

1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan berkembangnya teknologi dalam bidang rekayasa material. Salah satu komposit yang banyak dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, karena dalam prosesnya akan dihasilkan produk utama dan juga produk samping berupa limbah produksi, baik limbah

Lebih terperinci

SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR-UNSUR

SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR-UNSUR SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR-UNSUR ALKALI Sifat Fisika Unsur Golongan Alkali Jari-jari atom dan massa jenis bertambah sedangkan titik Lebur dan titik didih. Sementara energi ionisasi dan keelektronegatifan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan salah satu alat yang memerlukan mesin sebagai penggerak mulanya, mesin ini sendiri pada umumnya merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras yang berasal dari tanaman padi merupakan bahan makanan pokok bagi setengah penduduk dunia termasuk Indonesia. Oleh karena itu, tanaman padi banyak dibudidayakan

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Arang Aktif Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 4000 SM, manusia telah mengenal dan mengolah emas, berdasarkan penemuan arkeolog di Bulgaria. Pengolahan emas berlanjut hingga sekarang. Emas menjadi salah satu

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencernaan Nitrogen di Rumen Nitrogen merupakan senyawa yang penting bagi ternak ruminansia. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia terdiri dari non protein nitrogen dan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori I. Landasan Teori Bab 1 Pendahuluan Logam alkali dan alkali tanah memberikan warna nyala yang khas, warna nyala dari logam alkali tanah dapat digunakan sebagai salah satu cara mengidentifikasi adanya unsur

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Kualitas air semakin hari semakin menurun akibat aktivitas manusia yang banyak menimbulkan polusi di perairan. Penurunan kualitas air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL. UjianTeori. Waktu: 100 menit OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 SELEKSI KABUPATEN / KOTA SOAL UjianTeori Waktu: 100 menit Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

*ÄÂ ¾½ Á! ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo / *ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â Okki Novian / 5203011009 Michael Wongso / 5203011016 Jindrayani Nyoo / 5203011021 Chemical Engineering Department of Widya Mandala Catholic University Surabaya All start is difficult Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan memiliki berbagai keistimewaan dibandingkan golongan logam lainnya dan sejak dulu emas telah digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air merupakan senyawa esensial yang memiliki peranan penting bagi kehidupan. Ketersediaan air sebagai kebutuhan primer sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan makhluk

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS BAB 4 HASIL DAN ANALISIS Sehubungan dengan prekursor yang digunakan yaitu abu terbang, ASTM C618 menggolongkannya menjadi dua kelas berdasarkan kandungan kapur (CaO) menjadi kelas F yaitu dengan kandungan

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na + BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penurunan kualitas lingkungan hidup dewasa ini salah satunya disebabkan oleh aktifitas kendaran bermotor yang menjadi sumber pencemaran udara. Gas-gas beracun penyebab

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia BAB II DASAR TEORI 2.1 Adsorpsi 2.1.1 Pengertian Adsorpsi Adsopsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat pada permukaan padatan (Nasruddin,2005). Adsorpsi adalah fenomena fisik

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian

Lebih terperinci

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT. 1 PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT. Pencemaran Udara 2 3 Regulasi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara 4 Pencemaran Udara Masuknya atau

Lebih terperinci