BAB I KEPRIBADIAN. Keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I KEPRIBADIAN. Keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan"

Transkripsi

1 BAB I KEPRIBADIAN APAKAH KEPRIBADIAN ITU? Kepribadian membentuk perilaku setiap individu. Jadi apabila ingin memahami dengan lebih baik perilaku seseorang dalam suatu organisasi, sangatlah berguna jika kita mengetahui sesuatu tentang kepribadiannya. Berikut pendapat dari beberapa ahli: 1. Para Psikolog cenderung mengartikan KEPRIBADIAN sebagai : suatu konsep dinamis yang mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang. 2. Definisi yang paling digunakan dibuat oleh Gordon Allport hampir 70 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa KEPRIBADIAN adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya. Kesimpulan : berinterkasi dengan individu lain. Keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPRIBADIAN. Perdebatan awal dalam penelitian kepribadian berkisar pada apakah kepribadian seseorang merupakan faktor keturunan atau lingkungan. Apakah kepribadian merupakan sifat bawaan sejak lahir, atau apakah merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya?. Tentu saja, tidak ada jawaban hitam dan putih yang sederhana. Tampaknya, kepribadian dihasilkan oleh faktor keturunan dan lingkungan. 1

2 2 1. Faktor Keturunan Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi, dan irama biologis adalah karakteristik yang ada pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua Anda, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan mereka. Pendekatan keturunan berpendapat bahwa penjelasan pokok mengenai kepribadian seseorang adalah struktur molekul dari gen yang terdapat dalam kromosom. Terdapat tiga dasar penelitian berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. a. Dasar Pertama, berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. b. Dasar Kedua, berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. c. Dasar Ketiga, meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi. 2. Faktor Lingkungan Faktor lain yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter kita adalah lingkungan dimana kita tumbuh dan dibesarkan. Norma dalam keluarga, teman-teman, dan kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Faktor-faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian kita. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu. Ideologi yang secara intens berakar dari suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur lain.

3 3 Ada cara lain dimana lingkungan relevan untuk membentuk kepribadian. Kepribadian seseorang, meskipun pada umumnya stabil dan konsisten, dapat berubah bergantung pada situasi yang dihadapinya. Meskipun kita mampu mengembangkan pola klarifikasi yang akurat untuk situasi-situasi ini, kita tahu bahwa ada beberapa situasi misalnya tempat ibadah atau wawancara pekerjaan, membatasi perilaku. Sementara situasi lainnya seperti piknik di taman umum, membatasi relatif lebih sedikit perilaku. Dengan perkataan lain, tuntutan yang berbeda dari situasi yang berbeda memunculkan aspek kepribadian seseorang. Oleh karena itu, kita tidak boleh melihat polapola kepribadian secara terpisah. Pertimbangan yang saksama mengenai argumen-argumen yang mendukung faktor keturunan maupun lingkungan sebagai penentu utama dari kepribadian seseorang mendorong kesimpulan bahwa keduanya adalah penting. Faktor keturunan membekali kita dengan sifat dan kemampuan bawaan, tetapi potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita menyesuaikan diri dengan lingkungan. SIFAT-SIFAT KEPRIBADIAN. Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian (personality traits). Semakin konsistendan sering munculnya karakteristik tersebut dalam berbagai situasi, maka akan semakin mendeskripsikan karakteristik seorang individu. Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur perilaku. Akan tetapi, seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifta yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional. Dua

4 4 pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun terakhir, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasikan sifta-sifat seseorang. 1. Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) Myers-Briggs Type Indicator adalah instrumen penilaian kepribadian yang paling sering digunakan. Instrumen penilaian berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam situasi tertentu. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan dalam tes tersebut maka dapat di klarifikasikan sebagai berikut : Ekstraver versus Introver yaitu Individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan sebagai individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas, sedangkan individu dengan karakteristik introver digambarkan sebagai individu yang pendiam dan pemalu. Sensitif versus Intuitif yaitu individu dengan karakteristik sensitif digambarkan sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas da urutan. Mereka berfokus pada detail. Sebaliknya, individu dengan karakteristik intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat gambaran umum. Pemikir versus Perasa yaitu individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir menggunakan alasan dan logika untuk menangani berbagai masalah, sedangkan individu dengan karakteristik perasa mengandalkan nilai-nilai dan emosi kepribadian mereka. Memahami versus Menilai yaitu individu yang cenderung memiliki karakteristik memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan terstruktur, sedangkan individu dengan karakteristik menilai cenderung lebih fleksibel dan spontan. 2. Model Lima Besar Mungkin kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal tersebut tidak berlaku pada Model Lima Besar ( Big Five Model ). Tes inilah

5 5 yang dilakukan oleh John Bearden yang membuatnya memikirkan kembali cara mengatur individu. Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar penelitian mendukung bahwa lima dimensi dasar saling mendasari dan mencakup sebagaian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia. Faktor-faktor Lima Besar mencakup : Ekstraversi (Extraversion). Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam berhubugan dengan individu lain. Individu yang memiliki sifat ekstraversi cenderung suka hidup berkelompok, tegas, dan mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu yang memiliki sifat introver cenderung suka menyendiri, penakut, dan pendiam. Mudah akur atau mudah bersepakat (Agreeableness). Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu lainnya. Individu yang sangat mudah, bersepakat adalah individu yang senang bekerja sama, hangat, dan penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang. Sifat berhati-hati (Conscientiousness). Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati adalah individu yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan. Stabilitas emosi (Emotional Stability). sering juga disebut berdasarkan kebalikannya, yaitu nuerosis. Dimensi ini menilai kemampuan seseorang untuk menahan stres. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang, percaya diri, dan memiliki pendirian yang teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.

6 6 Terbuka terhadap hal-hal baru (Openness To Experience). Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan keterkaitannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka cenderung kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya, mereka yang tidak terbuka cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan hal-hal yang telah ada. MENILAI KEPRIBADIAN. Alasan paling penting mengapa seorang manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan. Beberapa manajer ingin mengetahui cara menilai individu dalam tes kepribadian agar lebih memahami dan lebih baik dalam mengatur individu yang bekerja dengan mereka. Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian: 1. Survei mandiri Survei mandiri (yang diisi sendiri oleh individu) adalah cara paling umum yang digunakan untuk menilai kepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah individu mungkin berbohong untuk mendapat hasil tes terbaik guna menciptakan kesan yang baik. Hal ini benar-benar menjadi masalah ketika hasil survei tersebut dijadikan dasar penerimaan karyawan. Kekurangan lain dari survei jenis ini adalah akurasi. Seorang kandidat dengan talenta yang bagus bisa saja sedang dalam suasana hati yang buruk ketika survei tersebut dilakukan. 2. Survei peringkat oleh pengamat Survei peringkat oleh pengamat dikembangkan untuk memberikan suatu penilaian bebas mengenai kepribadian. Oleh karena itu, daripada dilakukan sendiri oleh individu (seperti dalam kasus survei mandiri). Survei

7 7 mungkin dapat dilakukan oleh rekan kerja (bisa dengan sepengetahuan individu yang dinilai, bisa tidak). Meskipun survei mandiri dan survei peringkat oleh pengamat sangatlah berkaitan, penelitian mengungkapkan bahwa survei peringkat oleh pengamat merupakan dasar pertimbangan yang lebih atas keberhasilan suatu pekerjaan. Penting untuk disadari bahwa baik survei mandiri maupun survei peringkat oleh pengamat bisa memberi tahu kita sesuatu yang unik mengenai perilaku seorang individu di tempat kerja. 3. Ukuran proyeksi (Rorschach Inkbolt Test dan Thematic Apperception Test) Beberapa contoh dalam ukuran proyeksi adalah Rorschach Inkbolt Test dan Thematic Apperception Test (TAT). Dalam Rorschach Inkbolt Test, individu diminta untuk menyatakan menyerupai apakah inkbolt yang disediakan. Thematic Apperception Test (TAT) adalah serangkaian gambar (lukisan atau foto). Individu yang diuji diminta menuliskan kisah dari setiap gambar yang dilihatnya. Dengan Rorschach dan TAT, para ahli kemudian menilai respons-respons tersebut. Namun, penilaian respons-respons tersebut telah terbukti sebagai suatu tantangan karena seorang ahli acap kali menilai hasilhasil tersebut secara berbeda satu sama lain. Dengan demikian, tidak mengejutkan jika penelitian terbaru mengungkapkan bahwa ukuran proyeksi sangat tidak efektif. Untuk alasan ini, ukuran proyeksi jarang digunakan.

8 8 SIFAT KEPRIBADIAN UTAMA YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ORGANISASI. Evaluasi inti diri (Core self evaluation), konsep ini mengatakan bahwa individu memiliki pandangan akan dirinya sendiri, ada 2 hal dalam evaluasi inti diri yaitu positif dan negative. Artinya positif adalah individu menyukai diri sendiri, menganggap diri mereka efektif, cakap dan mengendalikan lingkungan mereka, sedangkan negative menganggap diri mereka tidak berdaya atas lingkungan mereka. 1. Evaluasi inti diri ditentukan 2 elemen yaitu : Harga diri (seft esteem) adalah tingkat menyukai atau tidak menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga dan tidak berharga sebagai seorang manusia. Lokus kendali (locus of control) adalah tingkat dimana individu yakin akan mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Internal (ilternals) adalah individu yakan bahwa mereka pemegang kendali atas apa pun yang terjadi pada mereka sedangkan eksternal (externals) adalah individu yakin bahwa apa pun dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan. 2. Machiavellianisme (Machiavellianismemach) berasal dari nama niccolo Machiavelli berpendapat tentang bagaimana cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan. Individu dengan Machiavellianisme cenderung pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting dari pada proses. Namun sifat Machiavellianisme dapat diredam oleh faktor faktor situasional yaitu : Ketika mereka berinterasi secara langsung dengan individu lain, bukan secara tidak langsung.

9 9 Ketika situasi mempunyai sedikit peraturan, yang memungkinkan kebebedan improvisasi. Bila keterlibatan emosional dengan detail-detail yang tidak relevan dengan keberhasilan menggangu individu mach yang rendah. 3. Narsisme (nascissism) adalah individu yang mendeskripsikan yang menpunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, mengutamakan diri sendiri dan arogan. Menurut penelitian individu tipe ini mempunyai pandangan mereka adalah peminpin yang labih baik bila dibandingkan rekanrekan mereka sedangkan atasan mereka menilai mereka pemimpin yang buruk. 4. Pemantau diri (self monitoring) Pemantau diri (self monitoring) merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktorfaktor situasional eksternal. Mereka sangat peka terhadap isyarat-isyarat eksternal dan mampu menyesuaikan perilaku dengan situasi yang berbeda-beda. Pengambil Resiko, kecenderungan untuk mengambil atau menghindari resiko telah terbukti berpengaruh terhadap berapa lama waktu yang dibutuhkan manajer untuk membuat keputusan dan berapa banyak informasi yang mereka butuhkan untuk membuat pilihan. Kepribadian tipe A adalah individu yang luar biasa kompetitif dan selalu terlihat mengalami keterdesakan waktu. Karakteristik kepribadian tipa A yaitu : 1) Selalu bergerak, berjalan, dan makan dengan cepat 2) Merasa tidak sabaran 3) Berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan dua hal atau lebih pada saat yang bersamaan. 4) Tidak dapat menikmati waktu luang

10 10 5) Terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh. Berbeda dengan kepribadian tibe B, jarang tergoda oleh keinginan untuk mendapatkan sejumlah hal yang terus meningkatkan atau berpartisipasi dalam serangkaian peristiwa yang terus berkembang dengan jumlah yang selalu berkurang. Karakteristik tipe B adalah : 1) Tidak pernah pengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran 2) Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian maupun prestasi mereka kecuali atas tuntusan situasi 3) Bersenang-senang dan bersantai daripada berusaha menunjukkan keunggulan mereka 4) Bisa santai tanpa merasa bersalah. Kepribadian proaktif (Proactive personality) cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun sehingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Mereka menciptakan perubahan positif dalam lingkungan tanpa memperdulikan batasan dan halangan sehingga individu yang proaktif sangan dibutuhkan dalam perusahaan. Individu proaktif juga cenderung mencari informasi pekerjaan mengenai organisasi, mengembangkan kontak posisi yang tinggi, terlihat dalam perencanaan karier, dan tekun ketika menghadapi rintangan-rintangan karier. KEPRIBADIAN DAN KULTUR NASIONAL. Tidak ada tipe kepribadian umum untuk suatu Negara tertentu, Menemukan pengambil resiko yang tinggi dan rendah hampir setiap kultur. Namun, kultur suatu Negara mempengaruhi karakteristik kepribadian yang dominan dari populasinya. Terbukti bahwa kulturkultur berbeda berdasarkan hubungan individu dengan lingkungan mereka. Dalam beberapa kultur orang-orang yakin bahwa mereka bisa mendominasi

11 11 lingkungan mereka sedangkan dinegara lain yakin bahwa kehidupan pada dasarnya telah ditentukan sebelumnya oleh kekuatan yang lain. Contoh dari beberapa negara yaitu: ASIA, CHINA VS AMERIKA 1. ASIA Kesuksesan orang asia adalah seberapa banyak materi yang didapatkan oleh personal itu sehingga dapat menaikkan prestise atau gengsi semata Bangsa Asia lebih cenderung menganggap bahwa banyak kekayaan lebih penting dari pada cara mendapatkannya, mengambil keputusan dengan risiko yang besar, asalkan kita mampu bertanggung jawab dengan setiap konsekuensinya. Bangsa Asia tidak suka dikritik. Apalagi jika yang memberikan kritik adalah junior-nya (notabene yang lebih muda usianya ataupun yang lebih rendah jabatannya) orang Asia lebih senang menjadi personal yang cerdas. Seringkali orang cerdas lebih sukar mengatasi persoalan dibandingkan orang cerdik. Orang Asia menganggap bahwa motivasi diri itu tidak baik. Motivasi diri ini selalu dikaitkan dengan kesombongan pribadi semata, seperti seseorang yang mengatakan bahwa Saya adalah orang yang sukses. Pernyataan itu dianggap pernyataan yang menyombongkan diri bagi orang Asia. 2. CHINA Orang China yang selalu bekerja keras 3. AMERIKA Amerika tidak menjadikan materi sepenuhnya yang menjadi tolak ukur suatu kesusksesan seseorang, tetapi apa yang dapat personal itu lakukan untuk mengubah sesuatu menjadi yang lebih baik lagi (banyaknya inovasi dan terobosan yang diciptakan). Orang amerika dikenal diseluruh dunia karena ketidaksabaran dan keinginan untuk disukai orang Amerika memiliki pola pikir, bahwa bahaya yang mengancam dalam kehidupan dan carrier-nya datang dari dalam dirinya sendiri (personal). Bahaya yang ada dalam diri sendiri itu memang sering tidak dideteksi. Bahaya itu seperti rasa mudah puas, tingkat percaya diri yang berlebihan atau juga

12 12 kekurangan, keingintahuan yang sedikit, Amerika beranggapan bahwa kritik akan membangun mereka. Walaupun ada kritik yang bersifat negatif, seperti merendahkan bahkan tersirat bahwa anda tidak mampu, akan dijadikan positif oleh orang Amerika. Jadi Orang-orang yang terlahir dibangsa ASIA,CHINA cenderung memiliki tingkat ambisius yang tinggi, hal ini dikarenakan kultur nasional yang sudah ada dikehidupan mereka sejak mereka lahir, seperti faktor pendidikan dan lingkungan yang diterima mengajarkan dan membentuk karakter yang cenderung keras,ambisius dan bekerja keras dalam mencapai tujuannya. Sedangkan orang-orang Amerika akan cenderung bersikap lebih santai dalam mencapai tujuan mereka, namun bukan berarti mereka diam, hal ini juga sudah terbentuk oleh kultur nasional yang ada dalam kehidupan mereka yang mengajarkan keterbukaan, dan mampu berpikir cerdik tanpa harus berperilaku tergesa-gesa. AMERIKA VS PRANCIS,SWEDIA 1. PRANCIS, SWEDIA Prancis dan Swedia merupakan bangsa EROPA yang memiliki kepribadian dan kultur nasional dengan tipe kepribadian B, karena : Orang eropa selalu memiliki standar ksederhanaan dalam kesehariannya. Semua orang bisa mengkritik dan di kritik tanpa merasa tersinggung jika memang pekerjaannya tidak tepat. Mengkritik bisa setiap saat di lakukan tanpa canggung sedikitpun, tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja setiap orang. Seseorang akan menerima kritikan dan memperbaiki segala tindakan yang memang tidak tepat ia lakukan. Orang perancis menyukai konflik, mereka seringkali mendapatkan pengakuan dan membangun reputasi dengan cara berpikir dan bertindak berlawanan dengan orang lain, sehingga cenderung perlu waktu lama dalam memutuskan kesepakatan dan tidak terlalu peduli apakah lawan mereka suka atau tidak. MENGAPA TIPE B LEBIH DOMINAN DI PRANCIS Karena orang Prancis sudah dibentuk oleh kultur Nasional yang ada dalam Negaranya untuk hidup sederhana dan lebih tenang dalam menyelesaikan masalah

13 13 maupun mencapai tujuannya, dan Revolusi Prancis telah membawa banyak perubahan termasuk dalam perubahan pola pikir dan kepribadian bangsa Eropa, yang sekarang ini dominan bersikap lebih tenang dalam hal apapun, tidak ambisius, namun meskipun begitu telah menyiapkan strategi yang sangat baik untuk mencapai tujuan walaupun cenderung terlihat santai.

KEPRIBADIAN DAN NILAI. Mohd. Kurniawan. DP Bahan ajar 5

KEPRIBADIAN DAN NILAI. Mohd. Kurniawan. DP Bahan ajar 5 KEPRIBADIAN DAN NILAI Mohd. Kurniawan. DP Bahan ajar 5 Kepribadian Kepribadian: Keseluruhan cara dimana seseorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Faktor-Faktor Penentu Kepribadian

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3 Topik : KEPRIBADIAN & EMOSI KEPRIBADIAN Kombinasi cara-cara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Sikap 1. Pengertian Sikap Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau

Lebih terperinci

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 1 Kemampuan Komunikasi 4.69 2 Kejujuran/Integritas 4.59 3 Kemampuan Bekerja Sama 4.54 4 Kemampuan Interpersonal 4.5 5 Beretika 4.46 6 Motivasi/Inisiatif 4.42

Lebih terperinci

PERSONALITY AND EMOTIONAL. By Syafrizal Chan

PERSONALITY AND EMOTIONAL. By Syafrizal Chan PERSONALITY AND EMOTIONAL By Syafrizal Chan Personality (Kepribadian) Bagaimana cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan yang lainnya Personality determinat (Penentu kepribadian) : 1. Heredity (Keturunan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah

Lebih terperinci

DASAR DASAR PERILAKU INDIVIDU

DASAR DASAR PERILAKU INDIVIDU DASAR DASAR PERILAKU INDIVIDU Oleh : Kelompok 2 : 1. Sarjono Eka Putra (125030400111015) 2. Gilar Cahyo Pambudi (125030401111017) 3. Ryan Astri Kurniawan (125030405111001) 4. Daniel Avianto Kurniawan (125030405111005)

Lebih terperinci

Kepribadian, Emosi & Persepsi

Kepribadian, Emosi & Persepsi Kepribadian (Personality) Kepribadian, Emosi & Persepsi Jumlah total cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan lainnya. Oleh : Rino A Nugroho rinoan@gmail.com A stable set of characteristics and tendencies

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3 Penempatan School of Communication Pegawai & Business Inspiring Creative Innovation Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3 KEPRIBADIAN & EMOSI KEPRIBADIAN Kombinasi cara-cara yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Locus of Control 2.1.1 Definisi Locus of Control Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kepribadian Menurut Robbins dan Judge (2015) kepribadian (personality) merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepribadian 2.1.1 Pengertian Kepribadian Kepribadian saat ini merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen dalam menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karyawan Pada CV. Zavatex Surabaya oleh Maisaroh (2008) mempunyai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karyawan Pada CV. Zavatex Surabaya oleh Maisaroh (2008) mempunyai tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Zavatex Surabaya oleh Maisaroh (2008) mempunyai tujuan yaitu

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PERILAKU ORGANISASI

DASAR-DASAR PERILAKU ORGANISASI BAB I DASAR-DASAR PERILAKU ORGANISASI Karakteristik Biografis Karakteristik Biografis Personal karakteristik seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, masa kerja merupakan data yang diperoleh dari

Lebih terperinci

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek? Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres Kerja. Stres kerja merupakan interaksi antara seseorang dengan situasi lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres Kerja. Stres kerja merupakan interaksi antara seseorang dengan situasi lingkungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres Kerja Stres kerja merupakan interaksi antara seseorang dengan situasi lingkungan atau stresor yang dianggap mengancam atau menantang, dan menimbulkan

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah klasik yang dihadapi negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepribadian Kepribadian atau personality oleh Kreitner dan Kinicki (2010:133) didefinisikan sebagai kombinasi karakteristik fisik dan mental yang stabil yang memberikan identitas

Lebih terperinci

EMOSI DAN SUASANA HATI

EMOSI DAN SUASANA HATI EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor LSM di Indonesia kini tengah menghadapi berbagai tantangan yang muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini termasuk perubahan

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: Sam Poole ID: HC560419 Tanggal: 23 Februari 2017 2 0 0 9 H O G A N A S

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: John Doe ID: HC243158 Tanggal: 29 Juli 2015 2 0 0 9 H O G A N A S S E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Seluruh faktor faktor kepribadian berpengaruh signifikan terhadap stres

BAB V PENUTUP. 1. Seluruh faktor faktor kepribadian berpengaruh signifikan terhadap stres BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan dan Implikasi Manajerial Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Seluruh faktor faktor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan kesimpulan dan saran dari hasil diskusi yang telah dilakukan. 5.1 Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Perkembangan sosial masa dewasa awal (young adulthood) adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Teori Lima Besar (Big Five Model) 1. Sejarah Big Five Model Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan oleh Allport dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov- Smirnov

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. psikologis seseorang. Definisi kepribadian yang paling sering digunakan dibuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. psikologis seseorang. Definisi kepribadian yang paling sering digunakan dibuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kepribadian Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian Wade dan Tavris (2007: 194) menyebutkan bahwa kepribadian (personality) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada sumber daya manusia (human resource) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawannya untuk melakukan jenis-jenis perilaku tertentu. Perilaku seseorang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Seperti halnya karyawan mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan, perusahaan juga mengharapkan karyawannya

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa dilihat dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam sejarah penyelenggaraan pemerintahan daerah, tidak berubah dan selalu dibutuhkan. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan Untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC.

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan Untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. Laporan Untuk: John Doe ID: HC560419 Tanggal: 4 November 2016 2013 HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. PENGANTAR Hogan Personality Inventory adalah pengukuran kepribadian yang berisi tujuh skala utama dan enam

Lebih terperinci

RESUME PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI UNTUK UTS

RESUME PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI UNTUK UTS RESUME PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI UNTUK UTS 1. Seputar Dasar-Dasar Perilaku dan Pengembangan Organisasi a. Pengertian PPO Perilaku Organisasi yaitu suatu bidang ilmu yang mengkaji dampak perorangan,

Lebih terperinci

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan LAMPIRAN 70 Lampiran 1 Kuesioner tes DISC Data Diri Nama : Tempat, tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : No. Telfon : TES DISC Instruksi : Silahkan pilih salah satu dari empat kelompok kata di bawah ini

Lebih terperinci

Richard Smithson C.C. Sample

Richard Smithson C.C. Sample ProScan Ini Khusus Disusun untuk: undefined Client Platinum Street CPville, CO 80125 719-222-2222 client_platinum@client.com 1984, Rev. 2017 PDP, Inc. USA. All rights reserved. 0000-001.3 HDDX64J9 1 Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia sebagai Homo economicus, tidak akan pernah lepas dari pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan terus-menerus mendorong manusia untuk melakukan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia 10 2. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini mengulas tentang pelbagai teori dan literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut adalah tentang perubahan organisasi (organizational change)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan diyakini menjadi unsur kunci dalam melakukan pengelolaan suatu organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. diekspresikan pada waktu yang salah dapat mengurangi kinerja karyawan. Tetapi ini tidak emosional ke tempat kerja setiap hari.

LATAR BELAKANG. diekspresikan pada waktu yang salah dapat mengurangi kinerja karyawan. Tetapi ini tidak emosional ke tempat kerja setiap hari. EMOSI DAN SUASANA HATI Prof. Dr. Umi Narimawati, M.Si. LATAR BELAKANG Adanya keyakinan bahwa segala jenis emosi bersifat mengganggu. Mereka beranggapan bahwa emosi negative yang kuat khususnya sn kemarahan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605). BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

Most Reliable. Personal Dewasa

Most Reliable. Personal Dewasa Most Reliable Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

Kebijakan dan Praktek SDM. Struktur dan Desain organisasi. Kepemimpinan. Struktur kelompok. Kekuasaan dan politik. Persepsi.

Kebijakan dan Praktek SDM. Struktur dan Desain organisasi. Kepemimpinan. Struktur kelompok. Kekuasaan dan politik. Persepsi. PERTEMUAN KE TIGA Dimensi Individu a. Kakteristik individu b. Dasar-dasar perilaku individu c.kepribadian dan pembelajaran d. Persepsi dan pengambilan keputusan individual e.nilai, sikap dan kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia per 31 Desember 2010 (KPK, 2010). Sumber lain menyebutkan jika BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis moral yang saat ini dialami bangsa Indonesi menjadi isu yang tengah hangat diperbincangkan. KPK dalam laporan tahunan tahun 2010 mencatat adanya 6.265 laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

4 Temperamen Manusia

4 Temperamen Manusia 4 Temperamen Manusia Seseorang tidak mungkin seorang koleris murni, terkadang dipengaruhi juga oleh sifat melankolis sehingga temperamennya menjadi koleris-melankolis Di sisi lain seorang phlegmatis seringkali

Lebih terperinci

organisasi tersebut berasal, dan apakah budaya organisasi tersebut dapat diatur, kesemuanya akan dibicarakan pada halaman berikut.

organisasi tersebut berasal, dan apakah budaya organisasi tersebut dapat diatur, kesemuanya akan dibicarakan pada halaman berikut. 14 BUDAYA ORGANISASI organisasi tersebut berasal, dan apakah budaya organisasi tersebut dapat diatur, kesemuanya akan dibicarakan pada halaman berikut. Setiap individu memiliki kepribadian, begitu pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk menghasilkan tenaga ahli yang tangguh dan kreatif dalam menghadapi tantangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu mengalami masa peralihan atau masa transisi. Yang dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam psikologi disebut dengan kepribadian. Kepribadian merupakan aspek psikologi. yang penting dalam menentukan perilaku individu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam psikologi disebut dengan kepribadian. Kepribadian merupakan aspek psikologi. yang penting dalam menentukan perilaku individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepribadian seseorang memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan orang lain. Sifat-sifat atau karakteristik tertentu dari individu, yang relatif menetap dalam

Lebih terperinci

Pertemuan ke-2 Nova Yanti Maleha, SE., MM

Pertemuan ke-2 Nova Yanti Maleha, SE., MM Pertemuan ke-2 Nova Yanti Maleha, SE., MM Perbedaan individu merupakan salah satu tema penting dalam mempelajari prilaku organisasional. Perbedaan ini akan berpengaruh terhadap prilaku dalam organisasi.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepribadian 2.1.1.1 Definisi Kepribadian Kepribadian berasal dari kata Latin yaitu persona yang berarti sebuah topeng yang biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.

Lebih terperinci

KEPRIBADIAN DAN PEMBELAJARAN

KEPRIBADIAN DAN PEMBELAJARAN KEPRIBADIAN DAN PEMBELAJARAN KEPRIBADIAN (Personality) Kepribadian merupakan jumlah total dari caracara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. sesuatu yang terdapat dalam

Lebih terperinci

Most Loyal. Learner Anak

Most Loyal. Learner Anak Most Loyal Learner Anak Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda, yang diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Dimana, TPPT ini membagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam keluarga, pria dan wanita sebagai individu dewasa yang telah menikah memiliki peran sebagai suami dan istri dengan tugasnya masing-masing. Pada keluarga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 7 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Perilaku Sosial Perilaku sosial adalah perilaku yang dimiliki individu di mana perilaku itu akan muncul pada waktu individu itu berinteraksi

Lebih terperinci

EVA IMANIA ELIASA, M.Pd

EVA IMANIA ELIASA, M.Pd PERBEDAAN INDIVIDUAL EVA IMANIA ELIASA, M.Pd SUMBER PERBEDAAN INDIVIDUAL 1. Faktor Bawaan Merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik Dimulai pada saat terjadinya pembuahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2009, h.67).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2009, h.67). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Karyawan 2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa, pada dasarnya sebagai generasi penerus. Mereka diharapkan sebagai subyek atau pelaku didalam pergerakan pembaharuan. Sebagai bagian dari masyarakat,

Lebih terperinci

SUMBER PERBEDAAN INDIVIDUAL

SUMBER PERBEDAAN INDIVIDUAL PERBEDAAN INDIVIDUAL kuis 1. Sumber perbedaan individu dapat dijelaskan dari factor bawaan dan lingkungan 2. Sifat dan kecerdasan anak dipengaruhi oleh gen yang diturunkan orang tua pada anak 3. Pola asuh

Lebih terperinci

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi ETIK UMB Modul ke: MENGENAL POTENSI DIRI FEB Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM Program Studi Manajemen Passion adalah : Bisa disebut juga panggilan jiwa, atau bisa diartikan hasrat diri dan gairah, orientasi

Lebih terperinci

Most Energizing. Personal Dewasa

Most Energizing. Personal Dewasa Most Energizing Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Locus Of Control 2.1.1 Definisi Locus Of Control Konsep tentang locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter pada tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran

Lebih terperinci

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc. EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk Sam Poole ID HC560419 Tanggal 23 Februari 2017 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan

Lebih terperinci

Most Expanding. Personal Dewasa

Most Expanding. Personal Dewasa Most Expanding Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc. EQ KEMAMPUAN EMOTIONAL INTELLIGENCE UNTUK MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN. Laporan untuk John Doe ID UH555438 Tanggal Oktober 20, 2014 2013 Hogan Assessment Systems Inc. Pendahuluan

Lebih terperinci

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR Laelasari 1 1. Dosen FKIP Unswagati Cirebon Abstrak Pendidikan merupakan kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah

Lebih terperinci

SELF & GENDER. Diana Septi Purnama.

SELF & GENDER. Diana Septi Purnama. SELF & GENDER Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id www.uny.ac.id KONSEP DIRI Penghayatan individu terhadap identitasnya, sekumpulan keyakinan mengenai dirinya sebagai seorang individu

Lebih terperinci

INDIVIDU. Chapter 13

INDIVIDU. Chapter 13 MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU Chapter 13 INTRODUCTION Salah satu faktor yang berpengaruhi besar terhadap keberhasilan persaingan dalam usaha adalah SDM. Untuk itu organisasi perlu mengelola SDM dengan optimal.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan cara di mana seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan cara di mana seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepribadian 2.1.1 Pengertian Kepribadian Menurut Gordon Allport dalam Robbins (2009:127) kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu beraksi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI. oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi

BUDAYA ORGANISASI. oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi BUDAYA ORGANISASI oleh : Retno Dayu Wardhani BDK Cimahi Setiap orang memiliki kepribadian yang unik, yang akan menjadi dasar dalam perilaku seseorang Kepribadian yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil penelitian sebelumnya yang bersifat mutakhir yang memuat teori, konsep,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil penelitian sebelumnya yang bersifat mutakhir yang memuat teori, konsep, BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II ini akan memuat uraian yang sistematik dan relevan dari fakta, hasil penelitian sebelumnya yang bersifat mutakhir yang memuat teori, konsep, atau pendekatan terbaru yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Bullying. ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Olweus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Bullying. ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain. Olweus BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Bullying 1. Pengertian perilaku bullying Randall (2002) berpendapat bahwa Bullying dapat didefinisikan sebagai tindakan atau perilaku agresif yang disengaja untuk menyebabkan

Lebih terperinci

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

Most Energizing. Learner Anak

Most Energizing. Learner Anak Most Energizing Learner Anak Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda, yang diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Dimana, TPPT ini

Lebih terperinci

Kepuasan Kerja. bergantian.

Kepuasan Kerja. bergantian. 3 DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDU Suatu pemahaman tentang perilaku individu bermula dari kajian mengenai kontribusi utama psikologis terhadap perilaku organisasi (OB). Kontribusi ini dibagi dalam empat konsep

Lebih terperinci

Most Conceptual. Personal Dewasa

Most Conceptual. Personal Dewasa Most Conceptual Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepemimpinan memiliki arti peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kinerja organisasi. Kepemimpinan seorang pemimpin dalam

Lebih terperinci

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC.

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. Laporan untuk: John Doe ID: HC560419 Tanggal: 4 November 2016 2013 HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. PENGANTAR The Motives, Values, Preferences Inventory menjelaskan nilai-nilai, tujuan, dan minat individu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu teori dalam penelitian memegang peranan penting yang berfungsi untuk merumuskan hipotesis dan menjelaskan suatu fenomena. Oleh sebab itu, teori yang digunakan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Diri 1. Pengertian Harga Diri Menurut Coopersmith (1967 ; dalam Sert, 2003; dalam Challenger, 2005; dalam Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional 15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional Saat ini kecerdasan emosional tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak munculnya karya Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Why

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Efikasi Diri (self-efficacy) Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran penting. Faktor person (kognitif) yang ditekankan Bandura (dalam Santrock,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana BAB II LANDASAN TEORI A. PEMBELIAN IMPULSIF Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana perilaku pembelian ini berhubungan dengan adanya dorongan yang menyebabkan konsumen

Lebih terperinci

Most Generous. Learner Anak

Most Generous. Learner Anak Most Generous Learner Anak Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda, yang diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI). Dimana, TPPT ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Secara umum kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN, DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap OCB dan pengaruh komitmen afektif terhadap OCB, serta pengaruh

Lebih terperinci