Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Heniyati Hawalid) 437

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Heniyati Hawalid) 437"

Transkripsi

1 (Heniyati Hawalid) 437 RESPON PERTUMUHN DN PRODUKSI TNMN SWI (rassica juncea L. Coss) TERHDP KOMPOSISI MEDI TNM DN JENIS PUPUK ORGNIK CIR PD SISTEM VERTIKULTUR Oleh : Ir. Hj. Heniyati Hawalid, M.Si ( Dosen PNSD pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang ) STRCT Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan yang sesuai komposisi media tanam dan jenis pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (rassica juncea L. Coss) pada sistem vertikultur. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan cak Kelompok (RK) faktorial dengan 9 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali dan terdiri dari lima tanaman contoh. Perlakuan tersebut adalah komposisi media tanam adalah tanah : arang sekam : kompos bakung (M 1 ) = 3:2:1, (M 2 ) = 2:3:2, dan (M 3 ) = 1:1:3. Perlakuan kedua, yaitu jenis pupuk organik cair terdiri dari io Nutrition Plus (NP) (J 1 ), iotani (J 2 ), ekstrak bakung dengan dosis 2,5 cc/l air (J 3 ). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah komposisi media tanam tanah : arang sekam : kompos bakung (2:3:2) menghasilkan pertumbuhan dan produksi terbaik pada tanaman sawi (rassica juncea L. Coss) dan jenis pupuk pelengkap organik cair io Nutrition Plus (NP) menghasilkan pertumbuhan dan produksi pada peubah yang diamati seperti tinggi tanaman (27,49 cm), berat berangkasan basah (52,20 g), berat berangkasan kering (5,80 g), dan indeks panen (83,05%), jumlah daun (8,80 helai). Keyword : Komposisi media tanam, jenis PPC, sawi, vertikultur PENDHULUN Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Sawi juga mengandung banyak zat makanan yang esensial bagi kesehatan tubuh, selain memiliki vitamin,, dan C serta zat gizi yang penting bagi kesehatan. Sawi juga dipercaya dapat menghilangkan berbagai macam penyakit, pembersih darah, serta dapat memperbaiki fungsi ginjal (Haryanto et al., 2003). Komposisi media tanam 1 : 1 : 2 (tanah : pasir : kompos azolla) memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman, jumlah tangkai daun, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering, dan indeks panen untuk tanaman sawi. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi media tanah tersebut lebih sesuai untuk tanaman itu sendiri (Muslih, 2005). Menurut Untung et al. (1999), bahwa campuran media tanam antara tanah, pasir, dan kompos azolla dengan perbandingan 2 : 1 : 2 dapat digunakan sebagai media tanaman untuk sayur-sayuran, karena dengan perbandingan ini tanah yang berstruktur liat dan berstruktur padat serta miskin bahan organik dapat terpenuhi menjadi kaya bahan organik, berstruktur lempung dan berstruktur remah. Sekam padi berperan penting dalam perbaikan struktur tanah, sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. rang sekam juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi, sehingga membuat media tanam menjadi gembur (Tim Redaksi Penebar Swadaya, 2007).

2 Jurnal Rafflesia Vo. 18, No.2, Juli Penggunaan pupuk organik dalam budidaya tanaman sayuran adalah suatu keharusan. Selain itu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil, pemberian pupuk organik juga memperbaiki dan mempertahankan tingkat kesuburan tanah (Indriani, 1999). eberapa jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk organik cair dengan merek dagang io Nutrition Plus yang mengandung unsur hara makro N 5,2%, K 2 O 0,19%, PO 4 0,34%, Ca 46,92 ppm, Mg 5,99 ppm, S 66,67 ppm, Fe 33,15 ppm, Cu 18,93 ppm, Cl 0,08 ppm, Mn 24,42 ppm, dan Na 0,02%. ) Pupuk organik cair dengan merek dagang iotani mengandung hara N 900 ppm, P 2 O ppm, MgO 120 ppm, CaO ppm, Fe 2 O 3 30 ppm, l 2 O 3 60 ppm, SiO ppm, NaCl 1900 ppm, protein 5600 ppm, C-organik 3000 ppm, dan Chlor 1100 ppm. ) Sistem pot vertikal adalah sistem budidaya atau bertanam dengan menggunakan pipa paralon yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan mengefisiensikan penggunaan lahan air, unsur hara, serta lebih mudah dalam pengendalian gulma, hama penyakit, dan lebih hemat dalam hal tenaga kerja (Syafrullah, 2004). erdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai komposisi media tanam dan jenis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (rassica juncea L. Coss) pada sistem vertikultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari respon pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (rassica juncea L. Coss) terhadap komposisi media tanam dan jenis pupuk pelengkap cair pada sistem vertikultur. METODOLOGI PENELITIN a. Metode Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun peneliti Desa Sembawa Kabupaten anyuasin. Waktu pelaksanaan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RK), yang disusun secara faktorial dengan 9 kombinasi perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan dengan 5 tanaman contoh. Perlakuan I Komposisi Media Tanam (M), M 1 = tanah : arang sekam : kompos bakung (3:2:1), M 2 = tanah : arang sekam : kompos bakung (2:3:2), M 3 = tanah : arang sekam : kompos bakung (1:1:3). Perlakuan II adalah Jenis Pupuk Organik Cair (J) J 1 = io Nutrition Plus (NP), J 2 = iotani, J 3 = Ekstrak bakung b. Cara Kerja 1. Pembuatan kompos, 2. Pembuatan pot vertical, 3. Persemaian benih, 4. Pengisian pot, 5. Penanaman, 6. Pemberian POC, 7. Pemeliharaan, 8. Panen c. Peubah yang Diamati 1. Tinggi tanaman ( cm ), 2. Jumlah daun ( helai ), 3. erat berangkasan basah (gram ), 4. erat berangkasan kering (gram ), 5. Indeks panen ( % ) HSIL DN PEMHSN a. Hasil Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering, serta indeks panen ( Tabel 1. ). Hasil Uji NJ dapat dilihat pada Tabel 2, dan 3.

3 (Heniyati Hawalid) 439 Tabel 1. Hasil analisis keragaman komposisi media tanam dan jenis pupuk organik cair serta interaksinya terhadap semua parameter yang diamati Parameter yang Perlakuan KK Diamati M J I (%) Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) erat erangkasan asah (g) erat erangkasan Kering (g) Indeks Panen (%) 5,42 6,83 6,75 16,78 4,93 Keterangan : = erpengaruh nyata, = erpengaruh sangat nyata, = erpengaruh tidak nyata, M = Komposisi media tanam, J = Jenis pupuk organik cair, I = Interaksi, KK = Koefisien Keragaman Tabel 2. Respon komposisi media tanam terhadap peubah yang diamati Jumlah erat Tinggi Tanaman Perlakuan Daun berangkasan (cm) ( helai) basah ( g ) M 1 M 3 M 2 NJ 0,05 = 0,01 = 22,30 a 23,36 a 26,29 b 1,58 2,07 7,93 a 8,20 ab 8,71 b 0,69 0,91 42,82 a 44,07 ab 46,50 b 3,21 4,21 erat berangkasan kering ( g ) 4,10 a 4,23 ab 5,03 b 0,91 1,19 Indeks Panen ( % ) 73,70 a 75,56 ab 78,88 b 4,56 5,97 Tabel 3. Respon jenis pupuk organic cair terhadap peubah yang diamati erat Tinggi Tanaman Perlakuan berangkasan (cm) basah ( g ) J 1 J 3 J 2 NJ 0,05 = 0,01 = 23,00 a 24,00 a 25,00 b 1,58 2,07 41,07 a 43,50 a 48,82 b 3,21 4,21 erat berangkasan kering ( g ) 3,87 a 4,50 ab 5,00 b 0,91 1,19 Indeks Panen ( % ) 72,73 a 76,19 ab 79,22 b 4,56 5,97 b. Pembahasan perlakuan komposisi media tanam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering, dan indeks panen. Perlakuan komposisi media tanam tanah, arang sekam, kompos bakung (2:3:2) memberikan pengaruh terbaik dibandingkan perlakuan komposisi media tanam tanah, arang sekam, kompos bakung (3:2:1) dan perlakuan komposisi media tanam tanah arang sekam, kompos bakung (1:1:3). Hal ini diduga komposisi media tanam tanah, arang sekam, kompos bakung (2:3:2) merupakan komposisi media yang paling sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan tanaman. Komposisi media tanam menciptakan kondisi media tanam yang gembur, mampu menyimpan air, dan unsur hara, mempunyai drainase, aerase

4 Jurnal Rafflesia Vo. 18, No.2, Juli yang baik dan lembab. Dengan demikian komposisi media tanam tersebut dapat mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman sawi lebih baik. Peningkatan respon pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh unsur hara yang terdapat dalam kompos rumput bakung yang lebih tinggi yaitu ph H 2 O (7,62), N-total (2,7%), P- ray (143,73 ppm), K-dd (4,55 me/100 g). Hal ini terlihat pada peubah tinggi tanaman (27,49 cm), jumlah daun (8,80 helai), berat berangkasan basah (52,20 g), berat berangkasan kering (5,80 g), dan indeks panen (83,05%). Sejalan dengan pendapat Sunarjono (2004), bahwa sawi menyukai tanah yang gembur, banyak mengandung humus, memiliki drainase yang baik dan ph tanah antara 6-7. Komposisi media tanam tanah, arang sekam, kompos bakung (2:3:2) lebih banyak mengandung bahan organik dibandingkan komposisi media tanam tanah, arang sekam, kompos bakung (3:2:1), dan tanah, arang sekam, dan kompos bakung (1:1:3), sehingga komposisi media tanaman tanah, arang sekam, kompos bakung (2:3:2) mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi tanah lebih baik. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim et al. (1986), bahwa media yang cukup bahan organik lebih cepat pertumbuhannya jika dibandingkan dengan media tanam yang kurang bahan organik. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar ke dalam tanah, penyerapan air, drainase, aerase, dan nutrisi tanaman. Penambahan arang sekam dalam jumlah yang cukup pada komposisi media tanam (2:3:2) selain dapat memperkaya unsur hara, juga dapat menjadikan media tanam lebih porous, sehingga drainase dan aerase di dalam media lebih baik. Selanjuya dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta penyebaran akar. Hal ini sesuai dengan pendapat goes (1994), bahwa perkembangan akar dan penyebaran akar sangat dipengaruhi oleh struktur media tanam dan bahan organik tanah. Penambahan kompos bakung dalam jumlah yang cukup pada komposisi media tanam (2:3:2) dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga dapat melengkapi nutrisi tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Indriani (2000), bahwa kompos mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan antara lain memperbaiki struktur tanah berlempung, sehingga menjadi ringan serta menambah daya ikat air pada tanah, memperbaiki drainase dan aerase, mengandung unsur hara yang lengkap (makro dan mikro), menghemat pemakaian pupuk kimia, menambah proses pelapukan bahan mineral, memberi ketersediaan makanan bagi mikroba, dan menekan aktivitas mikroorganisme yang merugikan. Komposisi media tanam tanah, arang sekam, kompos bakung (3:2:1) memberikan respon pertumbuhan dan produksi tanaman sawi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh perbandingan tanah dan bahan organik yang tidak seimbang, drainase dan aerase kurang baik. Hal ini tercermin pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, berat berangkasan basah, berat berangkasan kering, dan indeks panen. Setel (1995), menyatakan bahwa tanah atau media tanah yang ideal untuk pertumbuhan tanaman apabila media tanaman tersebut mempunyai perbandingan antara padatan tanam dan ruang pori dalam keadaan seimbang. Ditambahkan oleh goes (1994), bahwa media tanam harus memenuhi persyaratan seperti memiliki pororitas yang baik dan menyediakan unsur hara yang cukup. Media tanam sebagai tempat tumbuh tanaman dapat berfungsi baik jika didukung oleh aerase dan drainase yang baik, sehingga akar-akar tanaman dapat menyerap unsur hara secara optimal.. Menurut Winter (1978) dalam ernadi (1987), menyatakan bahwa drainase penting bagi pertumbuhan akar, drainase buruk akan menyebabkan aerase

5 (Heniyati Hawalid) 441 buruk karena air yang tertahan akan mengisi semua pori tanah, sehingga udara terdesak keluar, yang mengakibatkan pertumbuhan akar terhambat dan kurang atau bahkan mati, karena oksigen yang ada pada media terganggu oleh adanya lapisan air disekitar akar. Ditambahkan oleh Lakitan (2007), bahwa apabila pori-pori tanah terisi air, maka akan mengakibatkan kekurangan ketersediaan oksigen dan gangguan pada sistem perakaran tanaman, sehingga laju respirasi terganggu yang pada akhirnya menghambat proses pengangkutan unsur hara. perlakuan jenis pupuk organik cair io Nutrition Plus (NP) memberikan pengaruh terbaik dibandingkan perlakuan jenis pupuk cair iotani, dan ekstrak bakung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Kondisi ini tercermin dari beberapa parameter yang diamati, seperti tinggi tanaman (27,49 cm), berat berangkasan basah (52,20 g), berat berangkasan kering (5,80 g), dan indeks panen (83,05%), kecuali jumlah daun. Hal ini diduga dikarenakan oleh pengaruh dari unsur-unsur NPK yang terkandung dalam pupuk pelengkap organik cair io Nutrition Plus (NP) lebih tinggi dibandingkan jenis pupuk pelengkap cair lain. Pupuk pelengkap organik cair io Nutrition Plus (NP) mengandung unsur hara N (5,2%), K 2 O (0,19%), PO 4 (0,34%), Ca (46,92 ppm), Mg (5,99 ppm), dan S (66,67 ppm). Sedangkan pupuk pelengkap organik cair iotani hanya mengandung N (900 ppm), P 2 O 5 (600 ppm), MgO (120 ppm), CaO 4 (2300 ppm), dan C-organik (3000 ppm), dan ekstrak bakung mengandung N (39,22 mg/l), P (20,00 mg/l), dan K (16,00 mg/l). Setiap unsur hara yang terkandung dalam pupuk pelengkap organik cair mempunyai peranan dan fungsi masingmasing yang dapat mendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi. Sesuai dengan pendapat Novizan (2002), bahwa banyaknya unsur hara yang diserap oleh tanaman akan berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman. Perlakuan pupuk pelengkap organik cair jenis NP memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan sawi. Hal ini diduga karena perbedaan kandungan unsur hara nitrogen, kalium, dan fosfor pada pupuk pelengkap organik cair jenis NP lebih tinggi N (5,2%), K 2 O (0,19%), dan PO 4 (0,34%) dibandingkan pupuk pelengkap cair jenis iotani N (900 ppm) dan P 2 O 5 (600 ppm), dan ekstrak bakung N (39,22 mg/l), P (20,00 mg/l), dan K (16,00 mg/l). perlakuan jenis pupuk organik cair jenis ekstrak bakung menghasilkan pertumbuhan dan produksi lebih rendah dibandingkan perlakuan jenis pupuk pelengkap organik cair NP dan jenis pupuk pelengkap organik iotani. Hal ini diduga karena kandungan unsur hara NPK pada jenis pupuk organik ekstrak bakung lebih rendah dibandingkan dengan jenis pupuk pelengkap organik cair NP dan jenis pupuk pelengkap organik cair iotani dan jenis organik cair ekstrak bakung mengandung N (39,22 mg/l), P (20,00 mg/l), dan K (16,00 mg/l). Kondisi ini menyebabkan laju pertumbuhan tanaman tidak optimal terlihat pada parameter jumlah daun. Sesuai dengan pendapat Lakitan (2007), yang menyatakan bahwa proses fotosintesis dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara yang baik di dalam media maupun udara, matahari, klorofil, dan ketersediaan air. interaksi perlakuan komposisi media tanam dan jenis pupuk pelengkap organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Meskipun demikian secara tabulasi terlihat adanya perbedaan interaksi perlakuan yang menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap semua parameter yang diamati dibandingkan dengan interaksi perlakuan lainnya. Hal ini diduga komposisi media tanam tanah, arang sekam, kompos bakung

6 Jurnal Rafflesia Vo. 18, No.2, Juli (2:3:2) dan jenis pupuk pelengkap organik cair io Nutrition Plus (NP) dapat memenuhi kebutuhan tanaman sawi. Sesuai dengan pendapat Sunarjono (2004), bahwa tanaman sawi menyukai tanah yang gembur, banyak mengandung humur (subur), memiliki drainase yang baik, ph tanahnya antara 6-7. Selanjuya Setiawan (1994), menyatakan bahwa tanaman sawi membutuhkan banyak nitrogen bagi pertumbuhannya dan unsur hara lainnya dalam jumlah yang seimbang. Hasil yang dicapai pada penelitian ini dengan menggunakan pot vertikal selain dapat menghemat tenaga kerja, mengefisiensikan penggunaan lahan, air, unsur hara, serta lebih mudah dalam pengendalian gulma, hama penyakit, dan dapat juga meningkatkan hasil dengan menggunakan pot vertikal 10 kali lipat dibandingkan budidaya langsung di lahan biasa. KESIMPULN 1. Komposisi media tanam tanah : arang sekam : kompos bakung (2:3:2) menghasilkan pertumbuhan dan produksi terbaik pada tanaman sawi (rassica juncea L. Coss) pada sistem vertikultur. 2. Jenis pupuk pelengkap organik cair io Nutrition Plus (NP) menghasilkan pertumbuhan dan produksi terbaik pada tanaman sawi (rassica juncea L. Coss) pada sistem vertikultur. 3. Interaksi antara komposisi media tanam dan jenis pupuk organik cair berbeda tidak nyata. 4. Peningkatan hasil produksi pada penelitian ini sebanyak 10 kali lipat besar dibandingkan dengan sistem budidaya tanaman sawi secara konvensional. SRN Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sawi terbaik sebaiknya menggunakan komposisi media tanam tanah : arang sekam : kompos bakung (2:3:2) atau menggunakan jenis pupuk pelengkap organik cair io Nutrition Plus (NP). DFTR PUSTK goes neka Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta. ernadi, S Pengaruh Komposisi Media Pembibitan dan Frekuensi Pemupukan Marga Flop terhadap Pertumbuhan ibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas engkulu (tidak dipublikasikan). Haryanto, E. T. Suhartini, dan E, Rahayu Sawi dan Selada. Penebar Swadaya Jakarta. Indriani Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. Lakitan, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo. Jakarta. Muslih Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Seledri (pium graveolens L.) pada Sistem Vertikultur. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muhamamdiyah Palembang (tidak dipublikasikan). Novizan Petunjuk Pemupukan yang Efektif. gromedia Pustaka. Jakarta.

7 (Heniyati Hawalid) 443 Setel, L. R Pengaruh Kompos zola dan Pupuk Kandang Sapi pada Tanah Regosol buvulkan. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Yogyakarta (tidak dipublikasikan). Setiawan udidaya dan Pengaturan Peran Sayuran Dataran Tinggi. Penebar Swadaya. Jakarta. Syafrullah Diktat Dasar-Dasar Kesuburan Tanah. Jurusan gronomi Fakultas Pertanian UMP. Palembang. Tim Redaksi Penebar Swadaya Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. Untung Hidroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Filum Technique). Penebar Swadaya. Jakarta. Widarto, L Vertikultur ercocok Tanam Secara ertingkat. Penebar Swadaya. Jakarta. Wijaya, P. W Pengaruh Jenis Kompos dan Jenis Pupuk Orgaik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (rassica juncea L. Coss) pada Pot Vertikal Dengan Sistem Pertanian Organik.

Firnawati Sakalena Dosen Tetap Universitas Baturaja ABSTRAK

Firnawati Sakalena Dosen Tetap Universitas Baturaja ABSTRAK PENGRUH PEMERIN JENIS KOMPOS LIMH PERTNIN DN PUPUK ORGNIK IR TERHDP PERTUMUHN DN PRODUKSI TNMN SWI (rasica juncea L.) DI POLIG Firnawati Sakalena Dosen Tetap Universitas aturaja STRK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Sawi mengandung kalori sebesar 22,0 kalori selain itu juga mengandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai arti penting bagi masyarakat. Meskipun disadari bawang merah bukan merupakan kebutuhan pokok, akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (± 45 hari), termasuk dalam famili Brassicaceae. Umumnya, pakchoy jarang dimakan mentah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mempunyai prospek pasar yang unik dan menarik. Selama ini budidaya cabai dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi merupakan jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Hamli (2015) salah satu jenis tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam bentuk daunnya. Daun selada bentuknya bulat panjang, daun sering berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO

PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO PERTUMBUHAN TANAMAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA ARANG SEKAM DAN COCOPEAT DENGAN PEMBERIAN STARBIO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayuran juga dibutuhkan masyarakat sebagai asupan makanan yang segar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

KLOROFIL X - 1 : 1 9, Juni 2015 ISSN

KLOROFIL X - 1 : 1 9, Juni 2015 ISSN RESPON PERTUMBUHN DN PRODUKSI TNMN JGUNG MNIS TERHDP PEMBERIN PUPUK ORGNIK DRI BERBGI RUMPUT RW DI POLIBG Firnawati Sakalena Dosen Fakultas Pertanian Universitas Batubara BSTRK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan kelompok tanaman sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman sawi yang murah dan kandungan nutrisi

Lebih terperinci

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 24 Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisin pada umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk majemuk NPK berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, bobot segar

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 2 September 2014 Volume 11 Nomor 2 September 2014 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 11 2 Hal. 103-200 Tabanan September 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 HASIL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL The Extention Of Super Natural Nutrition ( SNN ) The Organic Fertilizer To Lettuce ( Lactuca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Caisin (Brassica chinensis L.) Caisin merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-pasar dewasa ini, karena sangat mudah dikembangkan dan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4.1 Sejarah Tanaman Caisim Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan banyak diantaranya adalah petani sayuran. Produktivitas hasil pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Kebutuhan selada meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis tanaman pangan yang menjadi mata pencaharian masyarakat adalah tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin

Lebih terperinci

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi Vol 1 No.4 Oktober-Desember 212 ISSN: 232-6472 EVALUASI PERTUMBUHAN DAN HASIL SELEDRI (Apium graveolens,l.) PADA PERBEDAAN JENIS BAHAN DASAR DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR (The Evaluation of Celery (Apium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem 14 4.1 Tinggi Tanaman Caisim BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada lampiran 1a sampai dengan lampiran 1d perlakuan media tanam hidroponik berbeda nyata pada semua waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena tekstur dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah, dan berbagai produk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perkecambahan benih kopi A. Hasil Untuk mengetahui pengaruh media tanam terhadap perkecambahan benih kopi, dilakukan pengamatan terhadap dua variabel yaitu daya berkecambah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pengembangan pertanian selayaknya dilakukan secara optimal tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha tersebut, maka produktivitas

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM KARYA ILMIAH TENTANG BUDIDAYA PAKCHOI (brassica chinensis L.) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERPA JENIS PUPUK ORGANIK Oleh SUSI SUKMAWATI NPM 10712035 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I.

Lebih terperinci

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sayuran. Kebutuhan pupuk untuk pertanian semakin banyak sebanding dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman bawang merah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

S U N A R D I A

S U N A R D I A EFEKTIVITAS PEMBERIAN STARBIO TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii) Giant PADA MEDIA TANAM CAMPURAN AKAR PAKIS DAN SEKAM BAKAR SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Potensi lahan kering di Bali masih cukup luas. Usahatani lahan kering sering kali mendapat berbagai kendala terutama

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Nur Rahmah Fithriyah

Nur Rahmah Fithriyah Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun pada tanaman sawi. 4.1 Tinggi Tanaman Hasil pengamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat Tanaman tomat diduga berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan terutama Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke Italia, Jerman dan negaranegara Eropa lainnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Kacang hijau dapat dikonsumsi dalam berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biotani Sistimatika Sawi Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK ORGANIK KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CAISIM (BRASSICA JUNCEA L.) DI KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG

APLIKASI PUPUK ORGANIK KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CAISIM (BRASSICA JUNCEA L.) DI KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG PLIKSI PUPUK ORGNIK KOTORN YM TERHDP PERTUMBUHN DN HSIL CISIM (BRSSIC JUNCE L.) DI KECMTN TIGRKS KBUPTEN TNGERNG Suminta 1) dan Zuraida Yursak 2) Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten 1) Balai

Lebih terperinci

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL Fadjry Djufry dan Ramlan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Salah satu faktor penting dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas pertanian unggulan yang dianggap memiliki prospek yang baik. Hal ini terkait dengan semakin

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin meningkatnya sektor industri di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup penduduk Indonesia, akan tetapi dengan munculnya berbagai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG Nerty Soverda, Rinaldy, Irmia Susanti Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha peningkatan hasil pertanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat intensifikasi serta makin beragamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan pakannya berupa hijauan. Pakan hijauan dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai komersial tinggi di Indonesia. Hal ini karena buah melon memiliki kandungan vitamin A dan C

Lebih terperinci

ROMMY ANDHIKA LAKSONO DARSO SUGIONO

ROMMY ANDHIKA LAKSONO DARSO SUGIONO KRKTERISTIK GRONOMIS TNMN KILN (rassica oleraceae L. var. acephala D.) KULTIVR FULL WHITE 921 KIT JENIS MEDI TNM ORGNIK DN NILI E (ELETRIL ONDUTIVITY) PD HIDROPONIK SISTEM WIK. ROMMY NDHIK LKSONO DRSO

Lebih terperinci

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bersifat multiguna. Tomat banyak dikenal dan digemari oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran. 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang dalam bahasa (Jawa) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae. Umbi dari tanaman bawang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian yang cukup banyak digemari, karena memiliki kandungan gula yang relatif tinggi

Lebih terperinci

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA Roganda Panagaman Opusunggu 1), Nerty Soverda 2), dan Elly Indra Swari 2) Fakultas Pertanian Universitas Jambi 1) Alumni Program

Lebih terperinci