KESIAPAN DAN KONTRIBUSI BATAN DALAM MENYONGSONG KEMANDIRIAN TEKNOLOGI NUKLIR DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KESIAPAN DAN KONTRIBUSI BATAN DALAM MENYONGSONG KEMANDIRIAN TEKNOLOGI NUKLIR DI INDONESIA"

Transkripsi

1 KESIAPAN DAN KONTRIBUSI BATAN DALAM MENYONGSONG KEMANDIRIAN TEKNOLOGI NUKLIR DI INDONESIA Falconi Margono, Budi Santoso dan Ani Syamsi Biro Perencanaan - Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Kuningan Barat Mampang Prapatan Jakarta Abstrak KESIAPAN DAN KONTRIBUSI BATAN DALAM MENYONGSONG KEMANDIRIAN TEKNOLOGI NUKLIR DI INDONESIA. Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nuklir di Indonesia memiliki sejarah yang panjang, dan saat ini iptek nuklir telah berkembang pesat dan telah memberikan kontribusi dalam berbagai sektor kehidupan. Berdasarkan Undang-undang RI nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) disebutkan bahwa visi pembangunan nasional adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. BATAN sebagai lembaga penelitian dapat ikut berperan dalam pembangunan iptek di bidang teknologi nuklir untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; penyediaan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor industri. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2025 BATAN dapat mencapai kemandirian di bidang teknologi nuklir. Untuk mencapai kemandirian di bidang teknologi nuklir pada tahun 2025, sasaran BATAN jangka menengah yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMN yaitu mencapai kepakaran (expertise) di bidang teknologi nuklir, sasaran BATAN adalah tercapainya BATAN sebagai pusat keunggulan (center of excellence) teknologi nuklir, dan diharapkan pada periode diharapkan teknologi nuklir menjadi pemercepat untuk mencapai kemandirian tahun Dalam rangka mencapai kemandirian diperlukan peningkatan kualitas SDM yang sesuai dengan kompetensi baik secara struktural, fungsional maupun SDM lainnya. Kata kunci : Kepakaran, Pusat Unggulan, Pemercepat, Kemandirian, Renstra BATAN Abstract READINESS AND CONTRIBUTION OF BATAN TO CARRY OUT THE NUCLEAR TECHNOLOGY INDEPENDENCY IN INDONESIA. Developing of nuclear science and technology in Indonesia has been a long story. In this time being the nuclear science and technology develops quickly and provides a significant contribution in almost every lived sectors. Based on RI Act No.17 Tahun 2007 on National Long Term Development Planning (RPJPN) , the vision of national development is mentioned as Indonesia which is stand alone, progressive, equitable and wealthy. To support this vision, BATAN as a research institution contributes in research and development aspect especially in nuclear technology on food security; energy; health; advance materials, and produces some invention on end product of this technology and also delivers its application to industrial sectors. Based on that reason in year 2025 BATAN is expected to be a resourceful institution which has the independency in the field of nuclear technology. To achieve the independency, BATAN has to go through three National Intermediate Development Planning objectives. Those three objectives are: to achieve an expertise in nuclear technology ( ), to be a center of excellence of nuclear technology ( ), and to accelerate the independency of nuclear technology in Indonesia 2025 ( ). In order to achieve the independency in nuclear technology, BATAN has a duty to increase the quality of its human resources in accordance with the required competencies. Keywords: Expertise, Center of Excellence, Accelerator, Independency, BATAN Strategic Planning Falconi M., dkk 121 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

2 PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun disebutkan bahwa visi pembangunan nasional adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Dalam RPJPN disebutkan bahwa bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Salah satu arah pembangunan jangka panjang tahun adalah Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing, dengan cara meningkatkan Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. BATAN sebagai lembaga penelitian dapat ikut berperan dalam pembangunan iptek di bidang teknologi nuklir untuk mendukung ketahanan pangan dan energi; penyediaan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju; serta peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor industri. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2025 BATAN dapat mencapai kemandirian di bidang teknologi nuklir. Visi tersebut dapat tercapai dengan kompetensi yang dimiliki BATAN melalui dukungan infrastruktur dan empat fokus bidang penelitian, pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa). Seperti yang disebutkan dalam Rencana Strategis BATAN , bahwa BATAN memiliki 8 kompetensi, yaitu: a) Daur Bahan Bakar Nuklir b) Pengelolaan Limbah Radioaktif c) Teknologi Produksi dan Aplikasi Isotop dan Radiasi d) Teknologi Instalasi Nuklir dan Radiasi e) Rekayasa Instalasi dan Perangkat Nuklir f) Keselamatan Nuklir dan Radiasi g) Material Industri Nuklir h) Teknik Analisis Nuklir Sedangkan infrastruktur BATAN terdiri dari lima komponen yaitu sumber daya manusia (SDM), fasilitas/instalasi teknologi nuklir, program, jejaring, dan kelembagaan. Sedangkan empat fokus bidang litbangyasa yang dilakukan BATAN adalah bidang pangan, energi, kesehatan serta sumber daya alam dan lingkungan (SDAL). Sehingga untuk mencapai kemandirian teknologi nuklir 2025, diperlukan penguatan infrastruktur dan penguatan fokus bidang dari program dan kegiatan BATAN. FAKTA DAN PENELAAHAN Infrastruktur Batan Visi pembangunan nasional akan terwujud dengan dukungan masing-masing lembaga pemerintah, BATAN salah satunya. Untuk mencapai visi BATAN yang mandiri di bidang teknologi nuklir tahun 2025 diperlukan penguatan infrastruktur, diantaranya: Sumber Daya Manusia BATAN saat ini mempunyai 3390 orang pegawai yang tersebar di 4 (empat) Biro, 16 (enam belas) Pusat Teknis, 1 (satu) Pusat Standardisasi dan Jaminan Mutu Nuklir, 1 (satu) Pusat Pendidikan dan Latihan, 1 (satu) Inspektorat dan 1 (satu) Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Untuk melaksanakan program dan kegiatan, BATAN memanfaatkan sumber daya manusia yang tersedia dengan tingkat pendidikan pegawai adalah 105 orang S-3, 299 orang S-2, 1168 orang S-1/D4, 449 D-3/Sarjana Muda, dan selebihnya D-2, D-1, SLTA Kejuruan, SLTA Umum, SLTP Kejuruan, SLTP Umum dan SD. Di antara pegawai tersebut tercatat 50 orang memiliki kualifikasi Ahli Peneliti Utama. Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahliannya, 1150 orang meniti karir di 21 jabatan fungsional. Untuk bisa menjadi negara yang mandiri diperlukan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara lain. SDM yang berkualitas dihasilkan dari pendidikan yang berkualitas. Laporan dalam The Global Competitiveness Report yang dikeluarkan Forum Ekonomi Dunia menyebutkan, indeks daya saing global atau global competitiveness index (GCI) Indonesia meningkat. Pada tahun ini, GCI Indonesia berada di posisi ke-44 dari 139 negara, sedangkan tahun lalu di peringkat ke-54 dari 133 negara. Daya saing pendidikan dasar dan tinggi Indonesia merupakan komponen yang cukup signifikan menyumbang kenaikan peringkat daya saing Indonesia secara global pada tahun ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, BATAN harus memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka dengan cara pemberian beasiswa pendidikan kepada pegawai yang berpotensi ataupun mengizinkan mereka untuk bisa sekolah lagi dengan biaya sendiri disertai dengan menyiapkan formasi yang baru untuk penyetaraan ijazah mereka, STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 122 Falconi M., dkk

3 mengadakan/mengikutkan pelatihan, seminar, workshop baik di dalam maupun luar negeri. Peningkatan kapasitas pendidikan para pegawai disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki BATAN. Untuk itu diperlukan perencanaan dan pengkajian jumlah SDM BATAN secara periodik serta dibuatkan blueprint kebutuhan SDM sampai 2025 dilengkapi dengan detail spesifikasinya. Fasilitas/Instalasi Teknologi Nuklir BATAN memiliki berbagai fasilitas utama litbang nuklir yang berada di 4 (empat) kawasan nuklir yaitu: a) Kawasan Nuklir Serpong Fasilitas yang tersedia diantaranya Reaktor Serba Guna GA Siwabessy (RSG-GAS) berdaya 30 MW, instalasi pengolahan limbah radioaktif, instalasi litbang produksi radioisotop dan radiofarmaka serta fasilitas siklotron berdaya 30 MeV. b) Kawasan Nuklir Pasar Jumat Kawasan Nuklir Pasar Jumat memiliki beberapa fasilitas diantaranya 3 (tiga) unit iradiator sinar gamma Cobalt-60, 2 (dua) unit mesin berkas elektron (MBE), instalasi eksplorasi dan pengolahan bahan galian nuklir serta laboratorium acuan dalam bidang keselamatan dan kesehatan radiasi. c) Kawasan Nuklir Bandung Fasilitas yang tersedia disini diantaranya Reaktor TRIGA Mark II berdaya 2 MW dan laboratorium senyawa bertanda. d) Kawasan Nuklir Yogyakarta Fasilitas yang tersedia di kawasan nuklir Yogayakarta diantaranya Reaktor Kartini berdaya 100 kw dan instalasi akselerator. Dengan usia yang memasuki 51 tahun sudah selayaknya fasilitas/instalasi teknologi nuklir yang dimiliki BATAN diperbaharui ataupun ditingkatkan kemampuannya. Tiga reaktor yang dimiliki BATAN hendaknya beroperasi dengan kondisi yang prima dengan memikirkan masa beroperasinya dan menyiapkan rencana baru ketika masa operasinya telah habis misalnya dengan penelitian dan pengembangan reactor riset inovatif. Karena reaktor merupakan fasilitas yang cukup penting untuk menopang kegiatan penelitian di BATAN. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan revitalisasi fasilitas maupun peralatan yang menyeluruh dan bisa dilakukan secara bertahap mengingat anggaran yang diperlukan sangat besar. Hal ini mutlak dilakukan jika BATAN ingin maju dan memiliki daya saing dengan lembaga nuklir dari luar negeri. Program Teknologi Nuklir Untuk mencapai tujuan pembangunan iptek nuklir yang ditetapkan maka pada tahun BATAN akan menyelenggarakan program: 1. Penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi. 2. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BATAN Program penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi akan fokus di bidang pangan, energi, kesehatan serta sumber daya alam dan lingkungan (SDAL). Penelitian yang dilakukan BATAN seharusnya berdasarkan kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat tidak hanya kepada pengembangan semata tetapi sudah mengarah kepada pemanfataan atau aplikasinya di masyarakat, inilah yang disebut dengan research to serve, penelitian untuk pelayanan. Karena penelitian memerlukan waktu yang tidak sebentar diperlukan perencanaan penelitian jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. BATAN sebagai lembaga yang spesifik bergerak di bidang teknologi nuklir harus menentukan ke arah mana penelitian yang akan dilakukan BATAN. Tidak perlu semua bidang, tetapi yang penting adalah kualitas dari hasil penelitian tersebut, satu tapi besar. Dalam laporan The Global Competitiveness Report , disebutkan disana bahwa pilar ke-4, bidang kesehatan dan pendidikan dasar masih memerlukan perhatian khusus karena masih tingginya kejadian malaria dan TBC. Untuk kejadian malaria 1100 per (rangking 111) dan kejadian TBC 189 per (rangking 105). Pilar selanjutnya yang masih perlu diperhatikan adalah kesiapan teknologi (rangking 91), disini dsebutkan serapan teknologi masih berada di rangking 65 dengan skor 4,9 (skala 1-7). Hal ini bisa dijadikan peluang bagi BATAN misalnya untuk jangka pendek memfokuskan kegiatan penelitian kesehatan pada pembuatan vaksin malaria. BATAN harus berani membuat kebijakan agar penelitian sebaiknya mengarah kepada peningkatan kapasitas produksi sebagai wujud dukungan BATAN dalam pembangunan iptek di bidang teknologi nuklir untuk peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor industri. Jejaring Sebagai lembaga riset, BATAN mengembangkan jejaring kerja dengan berbagai pihak seperti perguruan tinggi, lembaga pemerintah, swasta, industri bahkan lembaga-lembaga lain di dalam maupun di luar negeri diantaranya: ITB, UI, ITS, Falconi M., dkk 123 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

4 UNPAD, UNTIRTA, UGM, BAPETEN, Pemda, IAEA, FNCA, ANSN, CTBTO, JICC, JAEA, KHNP, KAERI, AREVA, dan ROSATOM. Tujuan jejaring tersebut adalah untuk meningkatkan dan memperkuat kompetensi BATAN untuk menghasilkan produk litbang yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk memberikan informasi mengenai keunggulan hasil litbang BATAN dan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maka dilakukan kegiatan promosi, pelayanan pengujian dan konsultansi. Oleh karena itu BATAN harus terus melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dengan menganut prinsip Tripartit antara BATAN (pemerintah), perguruan tinggi dan swasta (masyarakat). Kelembagaan Dengan struktur organisasi yang hemat struktur dan kaya fungsi maka BATAN mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk mencapai kemandirian di bidang teknologi nuklir pada tahun Fungsi kelembagaan inilah yang akan membuat perencanaan dari semua komponen untuk mencapai kemandirian tersebut. Fungsi kelembagaan yang dimaksud adalah kebijakan pimpinan BATAN. Dari segi kedisiplinan pimpinan BATAN sudah menerapkan PP No. 53 Tahun 2010 tertanggal efektif 1 November 2010 dengan tanpa toleransi. Tetapi ketegasan seperti itu belum diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, bahwasannya BATAN hanya memiliki satu kegiatan utama yaitu penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi, maka kegiatan di pusat yang tidak mendukung kegiatan BATAN hendaknya ditinjau kembali oleh pimpinan BATAN. Begitu juga dengan fasilitas yang dimiliki BATAN, kondisi reaktor TRIGA Mark II di Bandung hendaknya mendapatkan perhatian khusus dan segera diputuskan statusnya. Demikian pula dengan budaya keselamatan, BATAN sebagai lembaga penelitian di bidang teknologi nuklir harus mengedepankan budaya keselamatan, yakni dengan adanya komitmen mengenai visi keselamatan mulai dari pimpinan BATAN serta adanya serangkaian nilai dan langkah kerja yang dikembangkan dan diidentifikasi oleh para pegawai. Sebagus apapun rencana yang telah disiapkan, apabila tidak ada kebijakan dari pimpinan BATAN maka rencana itu kurang berjalan dengan baik dan benar. Apalagi sekarang BATAN dituntut untuk melaksanakan anggaran berbasis kinerja (ABK), kinerjalah yang akan dilihat Kebijakan dan ketegasan merupakan kunci bagi BATAN untuk dapat siap dan berkontribusi dalam menyongsong kemandirian di bidang teknologi nuklir. ARAH DAN KEBIJAKAN STRATEGIS BATAN Untuk mencapai kemandirian di bidang teknologi nuklir pada tahun 2025, diperlukan sasaran jangka menengah yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Sasaran BATAN pada periode RPJMN adalah mencapai kepakaran (expertise) di bidang teknologi nuklir. Sasaran RPJMN berikutnya adalah tercapainya BATAN sebagai pusat unggulan (center of excellence) teknologi nuklir, pada RPJMN diharapkan teknologi nuklir menjadi pemercepat untuk mencapai kemandirian tahun Berikut ini adalah gambar arah dan kebijakan strategis BATAN tahun yang diterjemahkan dari RPJMN Gambar 1. Arah dan Kebijakan Strategis BATAN Kepakaran (2014) Untuk mencapai kepakaran diperlukan waktu yang tidak sebentar. Di awal tahun 1990 psikolog K. Anders Ericsson melakukan penelitian di sekolah musik di Berlin Barat. Objek penelitian ini adalah para pemain biola yang dibagi menjadi tiga kelompok: yang pertama berisi para pemain biola terbaik, kedua para pemain biola yang cukup baik, sedang yang ketiga adalah kelompok yang sekelas dengan guru musik. Dari wawancara biogafi yang dilakukan dapat diketahui dari ketiga kelompok itu, semua berlatih sama banyaknya di tahun-tahun pertama mereka latihan yaitu pada usia 6 tahun, yakni sekitar dua sampai tiga jam setiap minggunya. Tapi saat berusia delapan tahun, perbedaan yang nyata mulai terlihat. Mereka yang STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 124 Falconi M., dkk

5 jadi terbaik di kelas berlatih lebih sering dibandingkan teman-temannya: enam jam seminggu pada usia 9, delapan jam seminggu di usia 12, enam belas jam seminggu pada usia 14, dan terus meningkat hingga di usia 20, hampir selama 30 jam setiap minggunya. Bila dihitung, kelompok pemain biola terbaik telah menghabiskan 10 ribu jam latihan di saat usia 20 tahun. Sementara kelompok pamain yang cukup baik sekitar 8 ribu jam, dan mereka kelompok ketiga yang cuma bisa jadi guru musik hanya berlatih 4 ribu jam saja. Temuan yang sama juga terjadi pada para pemain piano profesional, pemain basket, penulis novel, pemain ski es, pemain catur, hingga penjahat kelas kakap sekalipun. Kaidah 10 ribu jam ini adalah kaidah umum yang ternyata berlaku ke setiap super performer dunia. Menurut Raskin (1936) di dalam penelitan Ericsson, waktu yang lama untuk mencapai sesuatu yang luar biasa juga berlaku untuk peneliti. Dikatakan bahwa dari 120 peneliti yang paling penting di abad 19, bahwa mereka menerbitkan pekerjaan pertamanya rata-rata di usia 25,2 tahun dan menerbitkan karya terbaiknya di usia 35,4 tahun. Artinya kurang lebih butuh 10 tahun rentang antara pekerjaan pertama dengan pekerjaan terbaiknya. Dalam tulisan The Making of an Expert oleh K. Anders Ericsson, Michael J. Prietula, and Edward T. Cokely, dikatakan bahwa untuk menjadi seorang pakar diperlukan latihan dengan sengaja, memulai latihan untuk menjadi pakar pada usia awal dan diperlukan seorang pelatih atau mentor untuk mendampingi. BATAN dalam hal ini telah memiliki modal yang cukup besar untuk bisa dikatakan pakar. Usia BATAN telah lebih dari setengah abad. Hasil litbangyasa pada RPJP lalu tepatnya tahun 2004 BATAN telah mencapai target 10% varietas unggul tanaman pangan nasional menggunakan teknik nuklir. Dalam sambutan Kepala BATAN pada pertemuan BATAN - KATN ke II Tahun 2009, di bidang pangan, BATAN telah berhasil menemukan 15 varietas unggul padi, 5 varietas kedelai, 1 varietas kacang hijau, dan 1 varietas kapas, khusus padi telah ditanam lebih dari 2 juta Ha. Kemudian pada bidang peternakan telah dilakukan diseminasi berupa suplemen pakan ternak untuk meningkatkan produktivitas ternak ruminansia. ( 899&db_tbl=Berita). Dalam bidang kesehatan BATAN memiliki Instalasi Poduksi Radiosotop dan Radiofarmaka, sebagai sarana untuk pemisahan dan pengemasan radioisotop dan radiofarmaka; alat pembangkit isotop teknisium untuk keperluan kesehatan; Bank Jaringan Kesehatan BATAN; pemeriksaan medik dengan menggunakan pesawat Kamera Gamma; Thyroid Up-Take untuk mempelajari kecepatan kelenjar Thyroid mengumpulkan dan melepaskan yodium; serta berbagai macam radiofarmaka dengan masingmasing manfaatnya. Kegiatan litbangyasa di bidang energi telah menghasilkan 3 calon tapak PLTN terpilih di Jepara, Jawa Tengah serta dokumen persiapan pembangunan PLTN; bundel bahan bakar reaktor daya tipe Cirene; fabrikasi elemen bakar reaktor daya tipe Cirene; prospeksi mineral uranium di Kalan, Kalimantan Barat; teknologi pengelolaan limbah radioaktif padat; teknologi penelusuran sumber air tanah dalam dengan teknik nuklir. Selain itu masih banyak hasil litbangyasa di bidang lain yang telah dihasilkan dalam kurun waktu setengah abad ini. Hal yang perlu ditekankan adalah regenarasi dari sumber daya manusia yang perlu dilakukan di setiap pusat untuk menjaga keberlangsungan tongkat estafet penelitian yang telah dilakukan BATAN selama hampir 51 tahun ini. Apalagi dengan adanya kebijakan zero growth pada 10 tahun sebelum ini yang dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan kemampuan antar generasi. Telah dikatakan bahwa perlu 10 ribu jam atau 10 tahun untuk menjadi seorang peneliti yang pakar atau ahli, artinya minimal 10 tahun sebelum pensiun telah ada peneliti muda yang akan melanjutkan penelitian dari peneliti senior tersebut. Kemudian ada baiknya para peneliti senior membimbing para peneliti muda jangan sampai terjadi ilmu seseorang itu hilang sesuai dengan masa pensiunnya karena tidak diteruskan ke peneliti mudanya. Untuk para peneliti muda agar berlatih terus menerus, bekerja dari hati tidak hanya sekedar mengejar angka kredit hanya untuk mencapai apa yang disebut dengan pakar. Pusat Keunggulan (2019) Jika digambarkan sasaran BATAN pada 2019 sebagai pusat unggulan dikaitkan dengan kompetensinya adalah pada Gambar 2. Untuk mencapai pusat keunggulan di bidang teknologi nuklir, BATAN didukung dengan 8 kompetensinya. Sasaran ini dapat dicapai dimulai dengan menciptakan pusat keunggulan di kompetensinya masing-masing, jika semua sudah tercapai secara otomatis pusat keunggulan teknologi nuklir pun akan tercapai. Pekerjaan sebenarnya lebih ringan dengan telah dimulainya upaya untuk mencapai pusat keunggulan sejak masa Renstra Sasaran jangka panjang Renstra dan tahun capaiannya: 1. Pusat Acuan dan Rujukan Nasional dalam aplikasi teknologi isotop dan radiasi di bidang pertanian dan peternakan (2008) 2. Science and Technology Base (STB) bidang energi nuklir (2010) Falconi M., dkk 125 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

6 Teknik Analisis Nuklir Daur Bahan Bakar Material Industri Nuklir Gambar 2. Diagram Kompetensi BATAN 3. Fasilitas Nasional Pelayanan Pengelolaan Limbah Radioaktif (non PLTN) (2007) 4. Pusat informasi di bidang teknologi Nuklir dalam rangka public information dan education, pengembangan metoda komputasi, pemodelan simulasi komputer dan preservasi pengetahuan nuklir (2010) 5. Pusat Acuan dan Kepakaran Kesehatan Masyarakat berbasis Teknologi nuklir (2010) 6. Pusat acuan rancang bangun dan perawatan perangkat nuklir di bidang Kesehatan, Keselamatan Nuklir, dan Industri (2008) Sasaran-sasaran diatas perlu dikaji dan dievaluasi kembali apakah sudah tercapai atau belum, tapi setidaknya usaha itu telah dimulai 5 tahun yang lalu dan masih ada waktu 9 tahun untuk memperkuat kompetensinya masing-masing dalam rangka mendukung pusat keunggulan yang telah dirintis selama ini oleh BATAN sehingga bisa dikatakan BATAN sebagai pusat keunggulan di bidang teknologi nuklir. Pemercepat (2024) Pengelolaan Limbah Radioaktif Pusat Keunggulan Teknologi Nuklir Keselamatan Nuklir & Radiasi Tek. Prod. & Aplikasi Isotop & Radiasi Teknologi Instalasi Nuklir & Radiasi Rekayasa Instalasi & Perangkat Nuklir Berdasarkan pada pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMN ke-3, didalam RPJPN disebutkan bahwa RPJMN ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Dengan berlandaskan keunggulan kompetensi yang dimiliki BATAN dan sumber daya manusia yang unggul diharapkan BATAN dapat ikut berperan dalam percepatan pembangunan. Hal ini dapat dilakukan diantaranya dengan cara meningkatkan kemampuan iptek nuklir agar lebih maju sehingga mampu mendorong perekonomian yang efisien dan produktivitas yang tinggi. Kemandirian (2025) Kemandirian adalah hakikat dari kemerdekaan, yaitu hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri dan menentukan apa yang terbaik bagi diri dan bangsanya. Oleh karena itu, pembangunan sebagai usaha untuk mengisi kemerdekaan, haruslah pula merupakan upaya membangun kemandirian. Kemandirian bukanlah kemandirian dalam keterisolasian. Kemandirian mengenal adanya kondisi saling ketergantungan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, baik dalam suatu negara maupun bangsa. Terlebih lagi dalam era globalisasi dan perdagangan bebas ketergantungan antar bangsa semakin kuat. Tingkat kemajuan suatu bangsa dinilai berdasarkan berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu negara diukur dari kualitas sumber daya manusianya. Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila sumber daya manusianya memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Tingginya kualitas pendidikan penduduknya ditandai oleh makin menurunnya tingkat pendidikan terendah serta meningkatnya partisipasi pendidikan dan jumlah tenaga ahli serta profesional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Untuk mencapai kemandirian di bidang teknologi nuklir BATAN harus mampu dan sejajar dengan negara-negara yang telah lebih dahulu maju di bidang teknologi nuklir, untuk negara di Asia diantaranya India dan Iran. BATAN harus memiliki daya saing yang sama dengan negara-negara tersebut. Oleh karena itu, untuk membangun kemandirian, mutlak harus dibangun kemajuan ekonomi. Kemampuan untuk berdaya saing menjadi kunci untuk mencapai kemajuan sekaligus kemandirian. Kemandirian ini harus didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan yang tinggi. Karena tingkat kemajuan suatu bangsa dinilai berdasarkan berbagai ukuran, salah satunya berdasarkan kualitas sumber daya manusianya. KESIMPULAN Untuk mencapai kemandirian di bidang teknologi nuklir pada tahun 2025 diperlukan sinergi diantara pengembangan SDM yang berkelanjutan dengan pengembangan dan peningkatan kompetensi sehingga tercapai kemandirian. SDM yang STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 126 Falconi M., dkk

7 dimaksud disini tidak hanya para peneliti atau fungsional lainnya tetapi juga termasuk pegawai yang mendukung kelembagaan BATAN, karena untuk memajukan BATAN menjadi lembaga penelitian nuklir yang handal yang diperlukan tidak hanya para peneliti unggulan tetapi didukung oleh para pegawai yang merencanakan pembangunan manajemen BATAN yang handal untuk ke depannya. Oleh karena itu ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan kegiatan litbangyasa BATAN diantaranya adalah: 1. Peningkatan kualitas SDM dengan cara pemberian beasiswa kepada pegawai yang potensial, mengadakan atau mengikutsertakan pegawai dalam pelatihan dalam atau luar negeri, pembinaan berkelanjutan pegawaipegawai muda oleh pegawai yang lebih senior. 2. Pembuatan blue print kebutuhan SDM sampai 2025 dilengkapi dengan detail spesifikasi pegawai yang dibutuhkan. 3. Inventarisasi hasil litbangyasa BATAN sampai 50 tahun berkarya sebagai modal awal untuk deklarasi BATAN sebagai pusat keunggulan nuklir. 4. Menetapkan kembali pusat-pusat keunggulan yang telah dimiliki atau yang ingin dicapai dan dipertahankan serta ditentukan batasan atau syarat sehinga bisa dikatakan pusat keunggulan 5. Penelitian teknologi nuklir berbasis kebutuhan masyarakat, sehingga apa yang telah dan akan dihasilkan bermanfaat bagi masyarakat maupun industri dalam mendorong terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh sehingga memiliki daya saing yang kuat dibandingkan dengan negara-negara lainnya the Acquisition of Expert Performance, Psychological Review Vol No. 3, (1993), Ericsson K.A., Prietula M.J., and Cokely E.T., The Making of an Expert, hbsp/hbr/articles/article.jsp?articleid=r Seluruh perencanaan tersebut akan berhasil dengan diperkuat oleh kebijakan yang dibuat oleh pimpinan BATAN. BATAN sebagai satu diantara dua lembaga pemerintah yang bergerak di bidang nuklir harus menjadi pionir dan motor dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi ahli-ahli di bidang nuklir dalam menyongsong kemandirian di bidang teknologi nuklir. DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun Peraturan Kepala BATAN No. 13/KA/I/2010 tentang Renstra BATAN Tahun Schwab K, The Global Competitiveness Report , World Economic Forum 4. Ericsson K. A., Krampe R. Th., and Tesch- Romer C., The Role of Deliberate Practice in Falconi M., dkk 127 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA

8 STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA 128 Falconi M., dkk

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di bawah deputi bidang

Lebih terperinci

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012

PENYETARAAN KELAS JABATAN PENYETARAAN KELAS JABATAN BERDASARKAN PERKA BATAN NOMOR 004/KA/I/2012 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 392/KA/XI/2005 14 TAHUN 2013 1 Kepala Badan Tenaga Nasional 2 Sekretaris

Lebih terperinci

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS RENSTRA BHHK 2015 2019 BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA Prima dalam layanan hukum, informasi, kerjasama, dan keamanan nuklir BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Jln. Kuningan Barat, Mampang

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan PUSPITEK Serpong, Sub Bidang Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN).

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENYETARAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA JABATAN DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PENETAPAN KINERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Lembaga : Program Anggaran (4) (5) Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, gandum tropis dan shorgum) 5 Varietas (1 padi,

Lebih terperinci

Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Kegiatan BATAN Tahun 2016 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi, Isotop dan Radiasi No 1 Unit Kerja Penanggung Jawab Kegiatan Kode/Nama Kegiatan Pusat Diseminasi dan Kemitraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2 TAHUN 2014 TENTANG KELAS JA DAN PENEMPATAN PEGAWAI PADA KELAS JA DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG (PERUSAHAAN) Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) merupakan salah satu unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) dibawah Deputi Bidang

Lebih terperinci

Program Kegiatan BATAN Tahun 2017 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi

Program Kegiatan BATAN Tahun 2017 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Kegiatan Tahun 2017 Program : Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi No 1 Unit Kerja Penanggung Jawab Kegiatan Kode/Nama Kegiatan Pusat Diseminasi dan Kemitraan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 202/KA/X/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 202/KA/X/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 202/KA/X/2012 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2010 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 132/KA/VI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 013/KA/I/2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA

Lebih terperinci

BATAN. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran

BATAN. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 013/KA/I/2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2010 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NUCLEAR ENERGY REGULATORY AGENCY BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada 8, Jakarta-10120, Telp.021-638 582 69-70, Fax: 021-638 566 13 Homepage: www.bapeten.go.id E-mail:

Lebih terperinci

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA Hendriyanto Haditjahyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Pasar Jumat Jl. Lebak Bulus Raya No. 9,

Lebih terperinci

NUKLIR INDONESIA UNGGUL DI TINGKAT REGIONAL AKTIF DI TINGKAT INTERNASIONAL

NUKLIR INDONESIA UNGGUL DI TINGKAT REGIONAL AKTIF DI TINGKAT INTERNASIONAL NUKLIR INDONESIA UNGGUL DI TINGKAT REGIONAL AKTIF DI TINGKAT INTERNASIONAL Djarot S. Wisnubroto Badan Tenaga Nuklir Nasional Tugas Badan Tenaga Nuklir Nasional Penyusunan kebijakan nasional litbang dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai BATAN akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai BATAN akan dijelaskan sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek Penjelasan mengenai BATAN akan dijelaskan sebagai berikut : 2.1.1 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilakukan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan PUSPITEK Serpong, Sub Bidang Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju

Lebih terperinci

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

*48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 197/1998, BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL *48622 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 197 TAHUN 1998 (197/1998) TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN

Lebih terperinci

2 Indikator Kinerja Utama BATAN Tahun ; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nukl

2 Indikator Kinerja Utama BATAN Tahun ; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 2001 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Teknologi Nukl BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1360, 2014 BATAN. Indikator. Kinerja Utama. 2010 2014 Penetapan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2015 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197 TAHUN 1998 TENTANG BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN Syahrudin PSJMN-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, GD71, Lt.2,Cisauk, Tangerang Abstrak Jaminan Mutu untuk Persiapan Pembangunan PLTN. Standar sistem manajemen terus

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 20132013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA 843, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN Indikator Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si ASPEK PERIZINAN DAN PENGAWASAN PEMANFAATAN AKSELERATOR DAN IRADIATOR LAINNYA: MBE untuk Crosslinking Chitosan, Gel dari Rumput Laut, Iradiator Latex, Sterilisasi, dan Siklotron untuk F18 PET oleh Werdi

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BATAN TAHUN 2010 2014 I. Badan Tenaga Nuklir Nasional 1. Kementerian /Lembaga : Badan Tenaga Nuklir Nasional 2. Tugas Pokok : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Lebih terperinci

Revisi 0 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Revisi 0 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Revisi 0 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2015-2019 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2015 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 2015-2019 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL Oleh: Triyono Wibowo Dubes/Watapri Wina PENDAHULUAN 1. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 205/KA/XI/2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TAHUN 2010 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri pada suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya energi yang memadai, Jepang misalnya memiliki sumber daya alam yang sangat

Lebih terperinci

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ]

[ PTRKN BATAN ] 2012 BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF. [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ] BATAN [ B.20] [DESAIN PERISAI DAN DOSIMETRI REAKTOR RISET INOVATIF BERBAHAN BAKAR TINGKAT MUAT TINGGI] [ Amir Hamzah, Pudjijanto, Ardani, Rokhmadi, Sriawan ] [ PTRKN BATAN ] 2012 LATAR BELAKANG Kondisi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 05-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN Dr. Khoirul Huda, M.Eng. Deputy Chairman Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Konferensi Informasi Pengawasan Jakarta, 12 Agustus 2015 1 Agenda Presentasi Pendahuluan Peta Pemanfaatan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERIZINAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL

PERIZINAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL PERIZINAN REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL Direktorat Perizinan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jakarta, 11 November 2015 LINGKUP : PENDAHULUAN PENGAWASAN TENAGA NUKLIR PERIZINAN REAKTOR

Lebih terperinci

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI BAPETEN Sukarman Aminjoyo Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta INDONESIA http/www.bapeten.go.id.

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI DISAMPAIKAN PADA FORUM INOVASI TEKNOLOGI DAN KONFERENSI NASIONAL INOVASI & TECHNOPRENEURSHIP TAHUN 2015 Yth. Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 98/KA/III/2000 TENTANG BADGE DAN KARTU ABSENSI DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 98/KA/III/2000 TENTANG BADGE DAN KARTU ABSENSI DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL J A K A R T A KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 98/KA/III/2000 TENTANG BADGE DAN KARTU ABSENSI DI LINGKUNGAN KEPALA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pengamanan dan disiplin para pegawai di lingkungan

Lebih terperinci

RENSTRA PTLR

RENSTRA PTLR RENSTRA PTLR 2010-2014 PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Kondisi umum 1.1.1. Perkembangan Peran Iptek Nuklir bagi Pembangunan Nasional 1.1.2 Kontribusi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN PENDAHULUAN Pemenuhan kebutuhan energi pada sektor a.l.: rumah tangga, industri, transportasi dari tahun ke tahun terus

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Peraturan Presiden Nomor 4

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Peraturan Presiden Nomor 4 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.464, 2017 BATAN. RENSTRA. Tahun 2015-2019. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI.,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI., BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan penelitian. 1.1.1. Latar belakang. Jalan merupakan sarana transportasi darat yang mempunyai peranan besar dalam arus lalu lintas barang dan orang, sebagai penghubung

Lebih terperinci

PENGKAJIAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR

PENGKAJIAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR PENGKAJIAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIR Liliana Yetta Pandi-P2STPIBN Yudi Pramono-DP2IBN Pelatihan Jabatan Fungsional Pengawasan Radiasi Tingkat Ahli-BAPETEN Cisarua, 16 25 Nopember 2000 PENDAHULUAN Dasar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Unit Kerja. Rinvian Tugas. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR

RENCANA STRATEGIS. Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR Revisi - 1 Nopember 2005 Halaman 1 dari 31 KATA PENGANTAR Berbasis pada arahan Pimpinan maka telah dilaksanakan telaah pada Renstra versi 0 yang telah ditandatangani pada bulan Mei 2005 khususnya perihal

Lebih terperinci

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF RINGKASAN Jenis dan tingkat radioaktivitas limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian fasilitas nuklir bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses penyimpanan

Lebih terperinci

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh NAUSA NUGRAHA SP. 04 02 02 0471 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 108/KA/V/2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2010-2014 DI BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI 2010-2014 KATA PENGANTAR Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai peran dan tugas melaksanakan pengkajian, pengujian, pengembangan,

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa (termasuk di dalamnya pembangunan pada lingkup kabupaten/kota) adalah suatu keniscayaan, melalui pendidikan bermutu

Lebih terperinci

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272

REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA. Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 REVITALISASI KOPERASI DI TENGAH MEA Bowo Sidik Pangarso, SE Anggota DPR/MPR RI A-272 Apa itu Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) MEA adalah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk meminimalisasi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009

RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009 RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009 Gambaran yang lebih jelas tentang arah yang dituju dalam pembangunan Indonesia dapat dibaca dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN

KATA PENGANTAR. Dalam mengupayakan pelaksanaan akuntabiltas di lingkungan BATAN, sejak tahun 2008 BATAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2010 telah kami selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 196/KA/XI/2011 TENTANG PEDOMAN KUALIFIKASI DAN SERTIFIKASI PETUGAS DAN SUPERVISOR IRADIATOR (STANDAR BATAN BIDANG APLIKASI TEKNOLOGI ISOTOP DAN RADIASI)

Lebih terperinci

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Penggunaan uranium sebagai bahan bakar pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) selain menghasilkan tenaga listrik dapat juga menghasilkan bahan

Lebih terperinci

Agenda Sosialisasi Penyusunan Usulan Kegiatan 2014 Melalui SIPL BP Cipanas 10 Januari

Agenda Sosialisasi Penyusunan Usulan Kegiatan 2014 Melalui SIPL BP Cipanas 10 Januari Agenda 2013 1 Sosialisasi Implementasi Reformasi Birokrasi BATAN BSDM Yogyakarta Januari 2 Pelaksanaan Ujian Penyesuaian Ijazah Non-Tugas Belajar BSDM Kantor Pusat BATAN Januari & Juli 3 Bimbingan Teknis

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, - 1 - RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi krisis energi yang dihadapi Indonesia. Energi nuklir yang seringkali dicap jelek sebagai

Lebih terperinci

SDM IPTEK NUKLIR BATAN SEBAGAI STRATEGIC HUMAN CAPITAL

SDM IPTEK NUKLIR BATAN SEBAGAI STRATEGIC HUMAN CAPITAL SEMINAR NASIONAL SDM IPTEK NUKLIR BATAN SEBAGAI STRATEGIC HUMAN CAPITAL Agus Sumaryanto 1, Yogi Sugiawan 2, Nata Wijaya 3 1,2,3) Biro Perencanaan Badan Tenaga Nuklir Nasional Jln. Kuningan Barat, Mampang

Lebih terperinci

Daftar Informasi Publik 2017

Daftar Informasi Publik 2017 Daftar Publik 2017 No. pembuata penerbitan tersedia 1 2 Perangkat Diagnostik Uji Tangkap Kelenjar Gondok Peran Teknik Nuklir di Bidang Hidrogeologi PRFN Jakarta Leaflet PTBGN Jakarta Leaflet 3 Layanan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Organisasi Tahun 1954 1957 : Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif: Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktif dilatarbelakangi oleh adanya

Lebih terperinci

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014

HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL HIMPUNAN PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PENANAMAN MODAL TAHUN 2014 BUKU III Biro Peraturan Perundang-undangan, Humas dan Tata Usaha Pimpinan BKPM 2015 DAFTAR ISI 1. PERATURAN

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat. SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat Rumusan Sementara A. Pendahuluan 1. Dinamika impelementasi konsep pembangunan, belakangan

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL RENCANA KERJA PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 01/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA SEMINAR NASIONAL: THORIUM SEBAGAI SUMBER DAYA REVOLUSI INDUSTRI JAKARTA, 24 MEI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri

Lebih terperinci

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI Pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun

Lebih terperinci

DRAFT KALENDER KEGIATAN BATAN 2014

DRAFT KALENDER KEGIATAN BATAN 2014 1 Rekonsiliasi Data dan Rakor Penyusunan LK Satker 2013 BU Jakarta 20 Januari 2 Bimbingan Teknis Implementasi Aplikasi SPM BU Cipanas Januari 3 Penyusunan POK BP Jakarta, Bandung, Januari Yogyakarta 4

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

Profil Puspiptek. Gambar 1.1 Foto Puspiptek Dari Udara

Profil Puspiptek. Gambar 1.1 Foto Puspiptek Dari Udara Profil Puspiptek Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) merupakan unit kerja dibawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi didirikan berdasarkan Keputusan Presiden nomor

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1.Sejarah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada jaman orde baru terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966

Lebih terperinci

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BATAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dipimpin oleh seorang kepala, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Lebih terperinci

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : /KA/I/ 2007 TENTANG

KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : /KA/I/ 2007 TENTANG Rencana Strategik BATAN 2004-2009 Revisi-1, 01 Januari BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : /KA/I/ TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN batan PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI AKSELERATOR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL JL. BABARSARI PO BOX 6101 YOGYAKARTA 7 8 2.1 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL ( B A T A N ) Adalah Lembaga

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1 Diajukan oleh : NURUL KUSUMA WARDHANI F 100 030 219

Lebih terperinci

Riset dan Teknologi untuk Produksi Berkeberlanjutan

Riset dan Teknologi untuk Produksi Berkeberlanjutan Riset dan Teknologi untuk Produksi Berkeberlanjutan Gusti Muhammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi Jakarta Food Security Summit 2012 7 Februari 2012 Proyeksi Penduduk Dunia 1950-2100 2 Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al).

BAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan strategis pada awalnya merupakan tradisi yang dikembangkan oleh organisasi sektor swasta menghadapi perubahan dalam memenangkan persaingan. Tetapi dalam

Lebih terperinci

Terms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN

Terms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN Terms of Reference (TOR) KONFERENSI INFORMASI PENGAWASAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 2015 I. PENDAHULUAN Pemanfaatan tenaga nuklir selalu berkaitan dengan aspek manfaat dan risiko artinya semakin luas

Lebih terperinci

Badan Tenaga Nuklir Nasional 2012

Badan Tenaga Nuklir Nasional 2012 logo lembaga B.27 Pengumpulan Data dan Penyiapan Prosedur untuk Mendukung Program Dekomisioning Reaktor TRIGA 2000 Bandung Dr. Ir. Efrizon Umar Drs. Ketut Kamajaya, M.T Dra. Azmairit Aziz Drs. Edison Sihombing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014. Hal. Kol.

GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014. Hal. Kol. Badan Tenaga Nuklir Nasional J A K A R T A Hari, tanggal Kamis, 26 Juni 2014 Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional GUNTINGAN BERITA Nomor : /HM 01/HHK 2.1/2014 Sumber Berita http://strategimiliter.blogspot.com/201

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN PRIORITAS 8 Tema Prioritas Penanggungjawab Bekerjasama Dengan PROGRAM AKSI DI BIDANG ENERGI Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan nasional

Lebih terperinci

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA S. Nitiswati 1), Djoko H.N 1), Yudi Pramono 2) 1) Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN 2) Direktorat Pengaturan, Pengawasan Instalasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia

Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia Situasi Penelitian di Indonesia Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang, adalah negara terbesar keempat di dunia. Tingkat buta huruf rendah dan negara

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL

KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM IPTEK NASIONAL DIREKTORAT KARIR DAN KOMPETENSI SDM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DAN DIKTI TAHUN 2017 ULTIMATE GOAL PEMBANGUNAN NASIONAL INDONESIA 2014

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

POLA BLENDED LEARNING & DEVELOPMENTAL ASSIGNMENT SEBAGAI MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI SDM

POLA BLENDED LEARNING & DEVELOPMENTAL ASSIGNMENT SEBAGAI MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI SDM POLA BLENDED LEARNING & DEVELOPMENTAL ASSIGNMENT SEBAGAI MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI SDM Dr. Ir. Sudi Ariyanto, M.Eng. Presentasi di Workshop KPTF 1-2 April 2016 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pendahuluan

Lebih terperinci

Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016

Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016 Andy Rachmianto Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI KORINWAS 12 Mei 2016 SAFETY SAFEGUARDS SECURITY IPTEK NUKLIR Keamanan nuklir mencakup keamanan bahan nuklir

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kebijakan Pengawasan Ketenaganukliran

Kebijakan Pengawasan Ketenaganukliran Kebijakan Pengawasan Ketenaganukliran Jazi Eko Istiyanto Kepala BAPETEN Jakarta, 12 Agustus 2015 Definisi Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN INSTALASI NUKLIR DAN PEMANFAATAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016 PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi, Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang, 65145, Telp. 085784638866,

Lebih terperinci