BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perokok Definisi Perokok Perokok adalah orang yang merokok atau menghisap rokok (Depdikbud, 2002). Dalam hal ini terdapat dua macam tipe perokok yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah orang yang mempunyai kebiasaan menghisap rokok atau mengkonsumsi rokok sedangkan perokok pasif adalah mereka yang tidak merokok tapi seolah-olah dipaksa untuk menghirup asap rokok dari perokok aktif yang ada di sekeliling mereka (Husaini, 2006). Menurut Sitepoe (2002) perokok dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu : 1. Tidak perokok, yaitu selama hidupnya tidak pernah merokok. 2. Perokok ringan, yaitu apabila merokok berseling-seling. 3. Perokok sedang, yaitu apabila merokok setiap hari dalam kuantum kecil. 4. Perokok berat, yaitu apabila merokok lebih dari satu bungkus setiap hari. 5. Berhenti merokok, yaitu apabila yang mulanya merokok kemudian berhenti dan tidak pernah merokok lagi. Kebiasaan merokok seseorang berbeda-beda, ada yang sudah lama atau bertahun-tahun dan ada pula yang masih baru atau coba-coba. Hal tersebut tentu menyebabkan adanya perbedaaan pada tingkat kebugaran fisiknya. 7

2 8 2.2 Rokok Definisi rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Tendra, 2003) Zat yang Terkandung Dalam Rokok Di dalam rokok terkandung sekitar 4000 jenis zat beracun, namun ada 3 jenis zat yang paling berbahaya yaitu : 1. Tar Tar merupakan cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang diperoleh dengan cara distilasi kayu dan arang serta dari getah tembakau. Tar menyebabkan pengurangan elastisitas paru-paru sehingga kurang udara yang dihirup dan keluar. Akibatnya terjadi penurunan kebugaran yang akan tampak pada penampilan fisik seorang perokok ketika sedang melakukan aktifitas fisik atau latihan fisik. Mereka akan lebih mudah lelah, lebih cepat sesak napas, penurunan daya tahan atau durasi latihan, dan lebih lambat untuk bereaksi. 2. Nikotin Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi saraf dan peredaran darah. Nikotin menyebabkan peningkatan denyut jantung, yang berarti jantung perokok harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan efek yang sama seperti jantung bukan perokok. Penyempitan pembuluh darah, yang

3 9 menyebabkan berkurangnya aliran darah dan meningkatkan tekanan darah darah. Nikotin merangsang saraf sehingga seseorang menjadi ketagihan. 3. Karbon monoksida Karbon monoksida merupakan gas beracun namun tidak berbau yang berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna saat menghisap rokok. Karbon monoksida dapat menyebabkan pembengkakan lapisan saluran pernafasan yang membatasi udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru. Hal ini mengakibatkan kurang udara yang masuk ke dalam paruparu dan kurang oksigen yang tersedia untuk disalurkan ke sel-sel otot dan paru-paru sendiri. Dampak lain yang disebabkan oleh gas karbon monoksida adalah mengurangi kemampuan hemoglobin (zat dalam darah yang membawa oksigen ke seluruh sel-sel tubuh) untuk mengikat oksigen. Karbon monoksida mempunyai afinitas terhadap hemoglobin 300 kali lebih kuat dari oksigen (Kent, 2014). Hal ini terjadi karena karbon monoksida jauh lebih mudah menempel pada hemoglobin daripada oksigen, sehingga membuat jantung bekerja lebih keras yang berlanjut dengan penurunan kemampuan pompa jantung, atau penyakit jantung lainnya. Karbon monoksida mengurangi kemampuan sel-sel otot untuk mengambil oksigen. Ini berarti otot-otot tidak berfungsi dengan baik dan performa olahraga berkurang. Berikut disajikan kandungan rokok pada Gambar 2.1 di bawah ini.

4 10 Gambar 2.1 Kandungan Rokok (Calvin, 2014) Bahaya Rokok terhadap Tubuh Efek merokok pada kebugaran fisik berupa penurunan daya tahan kardiovaskular (cardiovascular endurance). Kemampuan sistem jantung/ pembuluh darah dan paru untuk mensuplai darah dan energi seluruh tubuh, khususnya ke jantung dan paru sendiri berkurang. Akibatnya, terjadi penurunan kapasitas kardiorespirasi yang ditandai dengan cepat lelah, bahkan sesak napas. Penurunan oksigen yang disebabkan oleh merokok menyebabkan perokok memiliki tingkat jantung istirahat yang lebih tinggi daripada bukan perokok yang berarti jantung mereka selalu bekerja keras untuk memompa darah dan oksigen ke tubuh bahkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti berjalan menaiki tangga (HHS, 2012).

5 11 Nikotin dan karbon monoksida rokok meningkatkan fibrogen yang merupakan zat penggumpal darah (blood-cloting factor) menyebabkan penurunan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Jika fibrogen tinggi darah menjadi lebih kental sehingga lemak akan bertumpuk membentuk plak di saluran pembuluh darah. Lebih lanjut, di pembuluh darah akan terjadi sumbatan atau menjadi simpanan jaringan lemak (Kent, 2014). Rokok mengganggu proses metabolisme energi di otot yang berakibat menurunnya kekuatan otot. Kontraksi otot memerlukan energy khususnya oksigen dari sirkulasi darah dan karbohidrat dari glikolisis karbohidrat otot. Selain itu rokok juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah perifer, melemahkan kontraksi jantung, menurunnya aliran darah, menurunnya suplai darah, oksigen dan kandungan hemoglobin ke otot sehingga otot kekurangan oksigen. Akibatnya, otot tidak dapat berkontraksi lanjut dan bertahan lama, ditandai dengan otot yang cepat lelah atau daya tahan yang pendek. Dalam hal komposisi tubuh (body composition), rokok menurunkan nafsu gerak dan nafsu makan, karena itu menghisap rokok akan mendorong gaya hidup santai dan kurang makan. Karena kemalasan, frekuensi dan intensitas latihan menurun, kelebihan energi akan cenderung disimpan dalam bentuk jaringan lemak di berbagai organ tubuh yang selanjutnya berdampak kepada peningkatan berat badan Efek Merokok terhadap Aktivitas Fisik Rokok memberi efek akut ketika melakukan kegiatan olahraga baik dalam bentuk aktivitas fisik sehari-hari, latihan fisik maupun berolahraga. Efek akut

6 12 yang disebakan oleh rokok terhadap aktivitas fisik ditandai dengan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik secara optimum karena perokok memiliki daya tahan (aerobic endurance) yang rendah, mudah sesak napas disertai penurunan kinerja fisik dalam melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari dan peningkatan risiko cidera (Kent, 2014). Perokok cenderung kurang aktif secara fisik dibanding bukan perokok (Dishman, 1985). Karena itu, kurang bijaksana untuk memulai atau terus merokok sebagai tindakan pengendalian berat badan, karena rokok mengakibatkan kurang aktivitas fisik dan penurunan kinerja fisik yang sebaliknya menghambat pengendalian atau penurunan berat badan (Tomeo, 1999; Lissner, 1992). 2.3 Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskular 1. Anatomi Jantung Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung utama yaitu otot atrium,otot ventrikel dan serat otot sebagai penghantar dan pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja kontraksi otot-otot tersebut lebih lama. Sebaliknya seratserat khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi sangat lemah sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat kontraktif, malahan serat-serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi sehingga serat-serat ini dapat bekerja sebagai suatu sistem pencetus rangsangan bagi jantung (Guyton & Hall, 2006).

7 13 Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus untuk membangkitkan impuls-impuls ritmis yang menyebabkan timbulnya kontraksi ritmis otot jantung dan mengkonduksikan impuls ini dengan cepat ke seluruh jantung. Dengan demikian atrium akan berkontraksi kira-kira seperenam detik lebih awal dari kontraksi ventrikel, sehingga memungkinkan semua bagian ventrikel berkontraksi secara bersamaan di mana hal ini penting untuk menimbulkan tekanan efektif dalam ruang ventrikel (Guyton & Hall, 2006). Pada dasarnya jantung dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah besar tetapi berada dalam keadaan bebas pada pericardium. Jantung terdiri dari dua pompa yang terpisah, yakni jantung kanan yang memompakan darah ke paru-paru dan jantung kiri yang memompakan darah ke organorgan perifer. Bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua rongga pompa yang dapat berdenyut yang terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel. Atrium berfungsi mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi perifer (Rilantono, 2012). Berikut disajikan anatomi jantung pada Gambar 2.1 di bawah ini.

8 14 Gambar 2.2 Anatomi jantung (Arsana, 2013) 2. Fisiologi otot jantung Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung utama yaitu otot atrium,otot ventrikel dan serat otot sebagai penghantar dan pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi otot-otot tersebut lebih lama. Sebaliknya, serat-serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi sangat lemah sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit serat kontraktif, malahan serat-serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi, sehingga serat-serat ini dapat bekerja sebagai suatu sistem pencetus rangsangan bagi jantung (Rilantono, 2012).

9 15 3. Siklus jantung Siklus jantung merupakan peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya. Saat impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel, terjadi keterlambatan selama lebih dari 1/10 detik. Hal ini terjadi karena ada pengaturan sistem khusus sistem konduksi dari atrium menuju ventrikel. Keadaan ini menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi, atrium itu sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan selanjutnya ventrikel akan menyediakan sumber kekuatan yang utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah. Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompakan ke dalam aorta oleh jantung setiap menit. Jumlah ini merupakan jumlah darah yang mengalir melalui sirkulasi dan bertanggung jawab untuk transportasi substansi-substansi ke dan dari jaringan-jaringan. Hal ini merupakan faktor yang penting dalam sirkulasi (Rilantono, 2012). Curah jantung biasanya tetap hampir sebanding dengan keseluruhan metabolisme tubuh, yaitu makin besar derajat aktivitas otot-otot dan organ lain, makin besar pula curah jantungnya. Pada orang muda yang normal, saat melakukan aktivitas yang sangat besar curah jantung dapat meningkat hingga liter per menit.

10 16 Jantung adalah pompa yang otomatis mampu memompa sekitar 5 liter per menit darah yang akan kembali ke jantung dari sirkulasi perifer. Oleh karena itu, faktor utama yang menentukan besarnya curah jantung adalah kecepatan alir balik vena. 4. Pengaturan jantung oleh saraf simpatis dan parasimpatis Jumlah darah yang dipompa jantung setiap menitnya, curah jantung, sering dapat ditingkatkan sampai lebih dari 100 % melalui perangsangan simpatis. Sebaliknya, curah jantung juga dapat di turunkan sampai serendah nol atau hampir nol melalui perangsangan vagus (parasimpatis). Perangsangan simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung, oleh karena itu akan meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi. Pada keadaan normal, serat-serat saraf simpatis ke jantung secara terus menerus melepaskan sinyal dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kira-kira 30 % lebih tinggi bila tanpa perangsangan simpatis. Oleh karena itu jika aktivitas sistem saraf simpatis ditekan sampai di bawah normal, keadaan ini akan menurunkan frekuensi denyut jantung sampai sebesar 30 % di bawah normal Paru-paru 1. Paru-paru dan Pleura Paru-paru terletak di dalam sangkar thoraks dan untuk bekerja dibantu oleh otot-otot pernafasan. Otot-otot pernafasan berfungsi untuk membuat perubahan bentuk dan volume dari thoraks, abdomen dan paru-paru. Paru-

11 17 paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura terbagi menjadi dua, yaitu pleura visceral dan pleura parietal. Antara kedua pleura ini terdapat rongga yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal kavum pleura ini terdapat hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat cairan yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura yang berfungsi untuk menghindari gesekan antara paru-paru dengan dinding dada sewaktu bernafas (Alsagaff & Mukty, 2002). Paru-paru sangat elastis dan bila rongga thoraks dibuka maka volume paru-paru mengecil sampai ā…“ nya atau kurang. 2. Anatomi saluran pernafasan Sangkar thoraks berfungsi untuk melindungi organ-organ penting dari respirasi dan sirkulasi termasuk liver dan abdomen. Sebagian besar dari sangkar thoraks dibentuk oleh tulang-tulang costa. Tujuh costa pertama bagian posterior berhubungan langsung dengan columna vertebralis, sedangkan pada bagian anterior melalui cartilage costa akan melekat pada sternum. Masing-masing costa mempunyai kepala dan leher yang pendek yang akan berartikulasi dengan vertebra. Kepala costa 2-10 akan berartikulasi dengan vertebra thoracalis yang berdekatan beserta diskus intervertebralinya yang membentuk sendi 12 costovertebra joint. Costa 1,11 dan 12 berartikulasi hanya dengan 1 vertebrae pada cospusny yang akan membuat persendian lebih aktif. Tuberculum costa 1-10 akan berartikulasi dengan permukaan anterior dari processus tranverses dan membentuk persendian yang disebut costotransvers joint.

12 Kapasitas kardiorespirasi Definisi Kapasitas kardiorespirasi merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik yang intens dan berkesinambungan dengan melibatkan sekelompok otot besar (Uliyandari, 2009). Kardiorespirasi merupakan sistem kerja fungsi faal tubuh manusia yang meliputi sistem kardiovaskular dan respirasi dengan kemampuan untuk melakukan latihan dinamis menggunakan otot tubuh dengan intensitas sedang hingga tinggi pada jangka waktu yang cukup lama serta berhubungan dengan respon jantung, pembuluh darah serta paru untuk mengangkut oksigen ke otot selama melakukan olahraga. Daya tahan kardiorespiasi yang tinggi menunjukkan kemampuan untuk bekerja yang tinggi, yang berarti kemampuan untuk mengeluarkan sejumlah energi yang cukup besar dalam periode waktu yang lama (Pradono, 1999). Kapasitas kardiorespirasi disebut juga aerobic capacity. Dalam laboratorium pengukuran yang paling objektif dilakukan dengan menghitung ambilan maksimal O 2 (VO 2 maks) (Effendi, 1983). Kapasitas kardiorespirasi yang baik sangat berpengaruh pada kebugaran fisik seseorang. Kebugaran fisik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari dengan gampang tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak (Sumosardjuno, 1999). Untuk dapat mengetahui kemampuan kardiorespirasi seseorang maka harus dapat diketahui konsumsi oksigen maksimal atau kapasitas VO2 maks. Konsumsi

13 19 oksigen maksimal atau kapasitas VO2 maks adalah ambilan oksigen selama aktivitas maksimum (Janssen, 2002). Menurut Pate dkk (1993) tenaga aerobik maksimal seringkali disebut penggunaan oksigen maksimal yang merupakan tempo tercepat di mana seseorang dapat menggunakan oksigen selama berolahraga. Kualitas daya tahan paru dan jantung dinyatakan dengan besarnya VO2 maks atau jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi secara maksimal dalam satuan ml/kg.bb/menit (Irianto, 2000). Dalam proses menentukan besarnya kemampuan kardiorespirasi diperlukan pengukuran oksigen yang digunakan maksimal (ambilan oksigen maksimal) atau VO2 maks secara langsung untuk beraktivitas. Salah satu bentuk tes lapangan yang digunakan untuk mengetahui VO2 maks adalah multistage fitness test. Bentuk tes multistage ini mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya data VO2 maks lebih akurat apabila dibandingkan dengan tes lapangan lainnya dan dapat dilaksanakan secara missal (Irianto, 2000) Volume Oksigen Maksimal (VO2 maks) Kapasitas aerobik maksimal disebut juga VO2 maks yaitu penggunaan oksigen secara maksimal. Kapasitas aerobik pada hakikatnya menggambarkan besarnya kemampuan motorik dari proses aerobik seseorang. Makin besar kapasitas VO2 maks makin besar pula kemampuannya untuk melakukan beban kerja yang berat dan akan lebih cepat pulih kebugaran fisiknya sesudah kerja berat tersebut. VO2 maks yang besar berbanding lurus dengan kemampuan seseorang melakukan beban kerja yang berat dalam waktu yang relatif lama. Hal ini

14 20 disebabkan kapasitas anaerobik yang dimiliki seseorang sangat terbatas, sehingga sulit untuk bertahan dalam melakukan beban kerja atau latihan yang berat dengan hanya mengandalkan sistem anaerobik saja yaitu tanpa menggunakan oksigen apalagi dalam waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu sistem aerobik yang bekerja hanya dengan pemakaian oksigen merupakan kunci penentu keberhasilan dalam olahraga ketahanan. VO2 maks yang besar juga mempercepat pemulihan setelah beraktivitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsil (1999) bahwa volume oksigen maksimal merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang prestasi seseorang, lebihlebih pada atlet dari cabang olahraga yang termasuk olahraga daya tahan. Apabila VO2 maksnya tinggi memungkinkan untuk melakukan pengulangan gerakan yang berat dan lebih lama dibandingkan bila VO2 maks nya rendah. Untuk dosis aktivitas fisik yang sama maka VO2 maks yang lebih tinggi akan menghasilkan kadar asam laktat yang rendah. Ini adalah salah satu penyebab kenapa seseorang yang memiliki VO2 maks yang tinggi lebih cepat pemulihanya setelah beraktivitas atau latihan jika dibandingkan dengan seseorang yang VO2 maks nya rendah. Hal ini diperkuat dengan Bompa (1990) VO2 maks yang tinggi tidak hanya penting untuk dilatih tetapi juga memudahkan pemulihan yang cepat sesudah latihan Faktor Penentu Tinggi Rendahnya VO2 maks Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan tingginya VO2 maks, yaitu: 1. Kapasitas vital, dan kualitas difusi paru. Semakin tinggi volume paru, akan semakin mudah darah (Hb) dalam mengikat oksigen dan melepaskan

15 21 karbon dioksida di paru. Permukaan alveoli dalam volume paru yang bersih akan menentukan difusi (pertukaran) gas. Pada perokok berat dapat terjadi volume paru yang tinggi, tetapi permukaan alveoli tertutup nikotin sehingga kemampuan difusinya rendah (Alsagaff dan Mukty, 2002). 2. Kadar Hb Kadar Hb akan berfungsi untuk mengikat oksigen, yang kemudian diedarkan ke jaringan seluruh tubuh. Hb menempel pada eritrosit, sehingga jika kadar terlalu tinggi, eritrosit juga akan terlalu tinggi, dan darah menjadi kental, akhirnya akan berat dalam peredarannya. Dengan demikian jantung mempunyai beban yang lebih berat, sehingga dapat menyebabkan terjadinya payah jantung (Rilantono, 2012). 3. Kualitas dan Kuantitas Pembuluh darah Pembuluh darah yang bersih dan elastis akan menentukan kualitas sirkulasi darah. Ketika berlatih harus lebih banyak darah yang beredar, pembuluh harus dapat mampu melebar (dilatasi) agar aliran dapat lebih lancar. Pembuluh darah yang mengalami arteriosklerosis akan kaku, sulit untuk dilatasi. Pembuluh darah yang cukup banyak akan juga mempermudah aliran darah. Orang yang berlatih daya tahan aerobik akan dapat mengaktifkan pembuluh-pembuluh yang tidak aktif (Sherwood, 2001).

16 22 4. Kualitas Jantung Jantung yang mempunyai volume atau ruang yang besar pada atrium maupun ventrikel akan menghasilkan volume sedenyut yang lebih besar. Dengan demikian darah dapat dipompakan oleh jantung akan dapat menjadi lebih banyak (Rilantono, 2012). 5. Jumlah dan Besar Mitokondria Mitokondria berperan penting dalam pembentukan ATP. Semakin banyak dan besar mitokondria pada setiap sel otot, maka penggunaan oksigen untuk membuat ATP akan dapat semakin tinggi. Sel-sel otot yang banyak mitokondrianya adalah yang banyak dilatih (Moeloek, 1984). 6. Berat badan Penambahan berat badan karena meningkatnya cadangan lemak di sel adiposa, glikogen otot, serta membesar dan memadatnya tulang akan dapat menurunkan VO2 maks. Oleh karena itu agar VO2 maks tetap tinggi kenaikan-kenaikan tersebut harus dihindari (Moeloek, 1984) Pengaruh rokok terhadap kebugaran fisik Pengaruh merokok dengan ketahanan kemampuan fisik seseorang yang melakukan aktivitas olahraga dan walaupun sedang beristrahat jelas mempengaruhi kondisi kesehatan dan kebugaran fisik. Bagi seseorang yang membutuhkan oksigen lebih banyak dalam waktu yang lama terutama pada cabang olahraga yang sangat membutuhkan ketahanan fisik untuk mendukung aktifitas bermain di lapangan dalam waktu yang relatif lama (Tendra, 2003).

17 23 Tinggi rendahnya kapasitas kardiorespirasi seseorang dipengaruhi oleh kemampuan mengambil oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Diantaranya adalah paru dan jantung berfungsi untuk pengiriman oksigen yang dibawa oleh hemoglobin. Hemoglobin adalah melekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruhan jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru (Irianto, 2000). Menurut Nawawi (2007) selama latihan konsentrasi hemoglobin dalam darah akan meningkat 5-10%. Hal ini disebabkan oleh mengalirnya cairan di dalam tubuh ke sel-sel otot yang sedang bekerja sehingga mengakibatkan hemokonsentrasi. Dalam latihan olahraga yang cukup takarannya kemampuan untuk mengambil oksigen maksimal hanya dapat dinaikan antara 10-12%, tapi jika olahragawan tersebut merokok satu bungkus perhari maka kemampuan untuk mengambil oksigen maksimal dapat berkurang antara Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas kardiorespirasi (Clark, 2001) : 1. Faktor internal : 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Keturunan/hereditas 2. Faktor eksternal : 1. Kebiasaan merokok 2. Makanan

18 24 3. Aktivitas fisik Tes Kapasitas kardiorespirasi Tes yang akan digunakan yaitu tes lari 12 menit atau tes Cooper. Alasan memilih tes ini adalah karena tes ini mudah dan dapat dilakukan secara bersamasama. Target penilaian dari tes ini adalah jarak yang ditempuh selama berlari 12 menit diukur dalam satuan meter untuk kemudian dimasukkan pada rumus (Cooper, 1986) : Keterangan : dā‚ā‚‚: jarak yang ditempuh VO2 maks : parameter kapasitas kardiorespirasi Berikut adalah tabel klasifikasi Kebugaran Fungsi Kardiorespirasi VO2 maks (Depdiknas, 2002) : Tabel 1. Klasifikasi Kebugaran Fungsi Kardiorespirasi VO2 maks (ml/kg/min) pada Pria Usia Tinggi Bagus Cukup Sedang Rendah ke atas s.d ke atas s.d ke atas s.d ke atas s.d ke atas s.d-15

19 Prinsip pelaksanaannya (Cooper, 1986) 1) Pada tes lari 12 menit peserta harus berlari atau berjalan tanpa berhenti untuk mencapai jarak semaksimal mungkin sesuai kemampuan masingmasing. Jika lelah dapat diselingi dengan berjalan namun tidak berhenti. 2) Setelah sampai di finish, jarak yang berhasil dicapai kemudian dicatat guna menentukan kategori tingkat kesamaptaan aerobik. 3) Jarak yang berhasil dicapai kemudian dimasukkan ke dalam rumus VO2 maks untuk mendapatkan hasil akhir sebagai kondisi kapasitas kardiorespirasinya. 4) Setelah mendapatkan nilai VO2 maks maka bisa dilihat melalui tabel klasifikasi kebugaran fungsi kardiorespirasi kategori VO2 maks yang telah dicapai. 2.5 Latihan aerobik Definisi Latihan Aerobik Menurut Kusmana (2007), latihan aerobik adalah aktivitas atau latihan fisik yang dapat memacu jantung dan peredaran darah serta pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan perbaikan dan manfaat bagi tubuh. Olahraga aerobik yang teratur dapat meningkatkan VO2 maks dengan membuat jantung dan sistem pernafasan lebih efisien sehingga penyaluran O2 ke otot yang aktif lebih banyak. Otot yang berkontraksi akibat berolahraga semakin mampu menggunakan oksigen yang disalurkan (Sherwood, 2001).

20 Respon fisiologis terhadap latihan aerobik A. Perubahan pada sistem peredaran darah dan pernafasan 1. Perubahan Frekuensi Denyut Jantung Ketika berlatih frekuensi denyut jantung akan meningkat. Kenaikan frekuensi denyut jantung akan sesuai dengan intensitas latihan. Semakin tinggi intensitas (misal berlari, latihan sepeda dan berenang semakin cepat) maka denyut jantung akan terasa semakin cepat. Jika intensitas latihan dinaikkan maka frekuensi denyut jantung juga akan naik, tetapi jika intensitas terus dinaikkan pada suatu saat hubungannya tidak linier lagi (berbentuk garis lurus) melainkan akan ketinggalan (melengkung) (Rilantono, 2012). 2. Perubahan Volume Darah Sedenyut dan Curah Jantung Jika pada saat istirahat volume darah sedenyut yang keluar dari jantung (stroke volume=sv) sekitar 70 cc pada saat berlatih dapat meningkat sampai 90 cc per denyut. Bagi orang terlatih volume sedenyut saat istirahat sekitar cc pada saat berlatih dapat mencapai cc. Besarnya curah jantung adalah frekuensi denyut jantung (banyaknya denyutan selama satu menit) dikalikan volume darah sedenyut yang keluar dari jantung. Ketika latihan curah jantung akan meningkat sangat tinggi. Bagi orang yang terlatih kenaikan curah jantung akan jauh lebih tinggi. Hal tersebut bertujuan untuk membuang CO2 yang dihasilkan ketika latihan (Rilantono, 2012).

21 27 3. Perubahan Tekanan Darah Meningkatnya hormon epinefrin saat latihan akan menyebabkan semakin kuatnya kontraksi otot jantung. Meskipun demikian tekanan sistol tidak langsung meningkat drastic karena pengaruh epinefrin pada pembuluh darah dapat menyebabkan pelebaran (dilatasi). Pelebaran pembuluh darah akan sangat tergantung kondisinya. Jika pembuluh darah sudah mengalami pengerakan (arteriosklerosis) akan menjadi kaku, tidak elastis, sehingga pelebaran akan terbatas. Dengan demikian kenaikan tekanan darah saat latihan akan dapat terjadi. Peningkatan pelebaran pembuluh darah saat latihan juga disebabkan karena meningkatnya suhu tubuh. Banyaknya keringat yang keluar akan menyebabkan plasma darah keluar, volume darah menurun, sehingga tekanan darah tidak naik berlebihan (Julianto, 2010). 4. Perubahan Pada Darah Pada saat latihan akan banyak sel-sel darah yang pecah baik sel darah merah, sel darah putih maupun sel pembekuan darah. Ketika menolak maupun mendarat benturan kaki dengan lantai menyebabkan banyaknya butir darah yang pecah. Demikian juga benturan-benturan yang lain misalnya dengan bola juga akan dapat menyebabkan pecahnya sel-sel darah. Jika latihan dilaksanakan terus-menerus tidak ada hari untuk pemulihan maka sel-sel darah akan semakin berkurang. Sebagai akibatnya adalah semakin menurunnya kadar Hb, dan imunitas atau daya tahan terhadap penyakit infeksi menurun. Oleh karena itu dalam melaksanakan latihan

22 28 setiap minggu perlu adanya satu hari istirahat dengan tidur yang cukup (Julianto, 2010). 5. Perubahan Pendistribusian Darah Pada saat berlatih darah akan banyak mengalir ke otot-otot yang terlibat dalam gerak. Darah akan berfungsi untuk mencukupi kebutuhan latihan seperti lemak, gula untuk penyediaan energi dan membawa sisa-sisa metabolisme seperti air dan CO2. Darah yang menuju ke pencernaan, ginjal, hati, kulit, otak akan dikurangi. Semakin tinggi intensitas, darah yang mengalir ke otot akan semakin banyak (Julianto, 2010). 6. Perubahan Pada Pernafasan Pada saat berlatih hawa tidal akan meningkat atau pernafasan menjadi lebih dalam. Dengan pernafasan yang lebih dalam maka tekanan udara dalam paru akan meningkat, sehingga difusi (pertukaran gas) antara O2 dan CO2 juga akan meningkat. Meningkatnya hawa tidal disertai frekuensi pernafasan yang meningkat maka ventilasi (udara yang masuk selama satu menit) juga akan meningkat. Semakin tinggi intensitas latihan frekuensi pernafasan juga akan semakin tinggi, sehingga ventilasi juga akan semakin tinggi (Alsagaff dan Mukty, 2002). B. Perubahan Pada Cairan Tubuh dan Suhu (Kosasih, 1983) 1. Perubahan Cairan Tubuh Produk air karena metabolisme akan meningkat meskipun demikian tetap akan kurang jika dipergunakan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak terlalu tinggi. Air akan banyak keluar sebaagai keringat, yang salah

23 29 satunya berfungsi untuk membuang panas secara evaporasi atau penguapan. Banyaknya keringat yang keluar dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan di dalam tubuh. Jika plasma darah berkurang, darah dan sirkulasinya akan menjadi pekat. Berkurangnya plasma darah sebenarnya justru mengurangi kemungkinan naiknya tekanan darah yang disebabkan meningkatnya hormon adrenalin yang memacu kekuatan kontraksi otot jantung. Pada saat latihan keringat dapat keluar hingga 0,5-2 liter. Setiap latihan yang mengeluarkan energi kalori diperlukan masukan cairan sebesar 1 liter. Dalam keringat, selain air terlarut Na,K,Mg,Ca. 2. Perubahan Suhu Tubuh Pembuangan panas tubuh (tubuh kehilangan panas) yang paling besar dilakukan oleh kulit ± 87 %, baik secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Konduksi adalah dengan rambatan karena bersinggungan dengan benda dingin. Makin tinggi suhu benda makin kecil proses konduksi panas. Misalnya mandi dengan air (suhu 24º C) berarti proses konduksi akan besar sehingga tubuh akan kehilangan panas. Konveksi adalah proses mengganti udara sekitar tubuh dengan udara baru, sehingga sebenarnya adalah proses radiasi dingim. Evaporasi adalah proses penguapan cairan yang ada di kulit tubuh (normal adalah keringat). Proses penguapan ini sangat tergantung pada kadar uap air dan udara sekitar. Makin kecil kadar uap air (kering) maka proses evaporasi akan meningkat dan menyebabkan suhu tubuh turun atau pembuangan panas bertambah.

24 Manfaat Latihan Aerobik (Bucher, 1983) 1. Semakin besarnya ruang pada atrium maupun ventrikel pada jantung. Dengan demikian volume darah sedenyut (stroke volume = SV) akan meningkat. Dengan meningkatnya volume darah sedenyut maka untuk memenuhi kebutuhan oksigen maupun membuang karbon dioksida jantung tidak perlu memompa dengan frekuensi yang tinggi. 2. Meningkatkan volume paru-paru dan semakin tingginya kualitas pertukaran gas. 3. Ada sejumlah keuntungan penting bagi organ tubuh vital akibat dari latihan yang teratur. 4. Otot jantung ukurannya meningkat karena digunakan dengan tuntutan yang lebih besar diletakkan pada jantung sebagai akibat dari aktivitas jasmani, terjadi pembesaran jantung. 5. Meningkatnya ukuran dan kekuatan jantung, memungkinkan organ memompa darah lebih banyak setiap denyutan dan waktu istirahat lebih banyak sehingga menghemat sampai denyutan setiap hari. 6. Jumlah volume darah perdenyut jantung lebih besar dipompakan ke seluruh tubuh dari pada orang yang tidak terlatih. 7. Meningkatnya ukuran dan kelenturan pembuluh darah, mengurangi tekanan darah dan menurunkan tingkat kolesterol dalam darah. 8. Individu yang terlatih mempunyai denyut jantung yang tidak cepat bila dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih. Diperkirakan bahwa jantung manusia berdenyut 6 sampai 8 kali lebih sedikit bila seseorang terlatih. Pada

25 31 kebanyakan atlet jantungnya berdenyut 10, 20 sampai 30 kali lebih sedikit dari pada denyut jantung yang tidak terlatih. 9. Meningkatnya pasokan darah termasuk naiknya jumlah hemoglobin dan plasma darah yang memperlancar sistem pembuangan sisa-sisa metabolisme dan memberikan lebih banyak darah untuk memenuhi otot dan jaringan lainnya yang akan mengurangi kelelahan dan membangun daya tahan. 10. Terciptanya jaringan baru dari pembuluh darah dan kapiler di daerah jantung dari otot rangka, dengan demikian meningkatkan aliran oksigen ke seluruh tubuh Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan aerobik (Arsil, 1999) 1. Tidak berhenti di tengah-tengah latihan yang sedang berlangsung karena akan mengganggu siklus krebs serta mengubah set point effect. 2. Pakailah sepatu khusus untuk latihan aerobik yaitu dengan bantalan yang lunak di bagian tumit kaki dan dengan penguat di bagian samping tumit Prinsip-prinsip latihan (Moeloek, 1984) 1. Jenis dan macam latihan harus diteliti dan diseleksi. 2. Pelaksanaan gerak harus tepat. 3. Dilakukan dengan sikap permulaan dan akhir yang benar. 4. Semua latihan mempunyai dosis yang sesuai dengan tujuannya Jenis Latihan Menurut Pollock & Wilmore (1990) bahwa intensitas latihan berdasarkan pencapaian frekuensi denyut jantung latihan. Kecukupan frekuensi denyut jantung latihan ditetapkan berdasarkan persentase terhadap frekuensi denyut jantung

26 32 maksimal (MHR) yaitu:35-59% disebut sangat ringan, 60-69% disebut ringan, 70-79% disebut sedang, 80-89% disebut tinggi dan lebih besar atau sama dengan 90% disebut sangat tinggi. Direkomendasikan oleh American College of Sport Medicine (ACSM) untuk perkembangan dan pemeliharaan kapasitas aerobik, intensitas latihan harus mencapai 60-90% dari MHR. MHR dapat ditetapkan dengan rumus : 220-Umur dalam tahun (Wilnmore & Costill,1994). Sistematika program latihan aerobik dengan lari menit. 1. Latihan pemanasan : Pemanasan dilakukan selama 3-5 menit dan tidak boleh melebihi intensitas latihan yang sebenarnya (low intensity). Berikut disajikan contoh latihan pemanasan pada Gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2.3 Latihan Pemanasan (Parker, 2010) Tujuan latihan pemanasan adalah : - Menyiapkan tubuh menghadapi latihan yang lebih intensif. - Menjaga tubuh dari kemungkinan cedera yang berbahaya. - Menunjang penampilan fisik dan kesamaptaan.

27 33 2. Sifat latihan : - Mudah dilakukan - Sederhana, sudah dikenal dan intensitas gerakan ringan. - Lincah - Menyenangkan. - Menyeluruh 3. Latihan Inti Pada latihan ini sudah menunjukkan puncak latihan, dimana kerja jantung dan paru serta seluruh fisiologi tubuh dan otot duharapkan sudah pada titik optimal, sesuai dengan kemampuan. 2.6 Program Latihan Menurut Sumosardjuno (1999) latihan harus meliputi empat macam,yaitu: (1) intensitas latihan, (2) lamanya latihan, (3) frekuensi latihan, dan (4) macam aktivitas latihan, yang masing-masing dapat diterangkan sebagai berikut: 1. Intensitas latihan Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan dan merupakan faktor utama yang mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh. Makin berat latihan (sampai batas tertentu sesuai dengan kemampuannya) makin baik efek yang diperoleh. Ditinjau dari faal kardiorespirasi, berat latihan untuk mendapat efek yang baik adalah 60-80% dari kapasitas maksimal aerobik (Moeloek, 1984). Artinya, seseorang yang melakukan latihan dengan intensitas kurang dari 60% tidak memberi efek optimal, tetapi dengan

28 34 latihan yang intensitasnya lebih dari 80% dari kemampuan maksimal akan berbahaya dan tidak dianjurkan kecuali seseorang dalam kondisi puncak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latihan fisik yang sesuai untuk meningkatkan kebugaran fisik adalah dengan latihan yang bersifat aerobik. 2. Durasi latihan Durasi latihan yang baik dan tidak berbahaya harus berlatih hingga mencapai training zone dan berada dalam training zone selama menit (Moelyono, 1994). Dengan demikian dapat disimpulkan bila latihan intensitas tinggi maka lama latihan akan lebih singkat, demikian pula sebaliknya bila intensitas rendah maka latihan akan lebih lama. 3. Frekuensi latihan Sebaiknya latihan dilakukan paling sedikit tiga kali seminggu dan akan lebih baik apabila berlatih 4-5 kali seminggu (Kosasih, 1983). Diperjelas dengan pendapat Moelyono (1994) bahwa frekuensi latihan dapat dilakukan 3-5 kali seminggu dan berhubungan dengan intensitas latihan dan lama latihan. Seseorang yang tidak melakukan olahraga atau beistirahat selama 2 hari maka kondisi kebugaran fisik akan menurun. Dengan demikian perlu dilakukan latihan secara teratur sebelum kondisi menurun sehingga kebugaran fisiknya stabil bahkan akan meningkat. 4. Tipe latihan Sebuah latihan akan berhasil jika latihan tersebut memiliki metode latihan yang tepat. Macam aktivitas fisik dipilih disesuaikan dengan tujuan

29 35 latihan. Bentuk latihan untuk meningkatkan kapasitas kardiorespirasi adalah latihan aerobik yaitu jogging (lari kecil) dan latihan sepeda Jogging Jogging atau biasa disebut lari kecil merupakan salah satu jenis latihan aerobik berintensitas sedang. Menurut Cooper (1986) jogging adalah bila seseorang berlari untuk jarak 1,6 km dalam waktu < 9 menit. Jogging termasuk olahraga yang mempunyai nilai aerobik yang tinggi setelah berenang. Berikut disajikan latihan jogging pada Gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2.3 Latihan jogging (Parker, 2010) Latihan sepeda Latihan sepeda merupakan salah satu aktivitas jasmani atau olahraga yang menyehatkan tubuh tanpa ada batasan umur sehingga siapa pun dapat melakukannya. Karena latihan sepeda adalah olahraga yang ringan atau tidak terlalu berat, menjadikan banyak orang menyukai dan memungkinkan melakukan olahraga latihan sepeda.

30 36 Latihan sepeda mampu meningkatkan komponen kebugaran jasmani yaitu daya tahan jantung dan paru serta kekuatan otot terutama dibagian kaki yang digunakan untuk mengayun sepeda. Seseorang yang sering berolahraga dengan latihan sepeda memiliki kekebalan tubuh yang baik dan terhindar dari berbagai penyakit dibandingkan dengan orang yang bermalas-malasan atau tidak pernah berolahraga. Sepeda juga merupakan alat transportasi yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar. Untuk mengurangi pencemaran udara dan kemacetan di kota kota besar sepeda dapat dijadikan alternatif transportasi. Berikut disajikan latihan latihan sepeda pada Gambar 2.4 di bawah ini. Gambar 2.4 Latihan sepeda (Handayana, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki

Lebih terperinci

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup

BAB I PENDAHULUAN. dan aktifitas fisik, padahal pekerjaan dikantor sebagian besar kerjaan cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola kehidupan masyarakat zaman modern sekarang setiap hari banyak disibukkan oleh pekerjaan, berangkat kerja pagi hari dan pulang sore hari, bahkan sampai malam hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama untuk melakukan pertukaran gas. Sistem ini berfungsi untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol dan trigliceride tekanan darah, dan aklimatisasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi Pernafasan Pernafasan mencakup dua proses: pernafasan eksterna, yaitu penyerapan oksigen (O 2 ) dan pengeluaran karbondioksida (CO 2 ) dari tubuh secara keseluruhan;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang olahraga.

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Volume maksimum oksigen (VO 2 maks) adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal untuk digunakan oleh tubuh, jika pengambilan oksigen terganggu

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tubuh ideal dan sehat menjadi dambaan bagi semua orang karena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan serta tampil sehat dalam setiap kesempatan.

Lebih terperinci

BAB 1 A. LATAR BELAKANG

BAB 1 A. LATAR BELAKANG BAB 1 A. LATAR BELAKANG Kehidupan masyarakat modern setiap hari banyak disibukkan oleh pekerjaan, berangkat kerja pagi hari dan pulang sore hari, bahkan sampai malam hari. Di samping itu,biasanya mereka

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Dosen FPOK IKIP Mataram Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 FIK UNY Abstrak Dalam rangka menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p ROWING PHYSIOLOGY PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Pada saat latihan dan

Lebih terperinci

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes

Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Olahraga Ringan Bagi Penderita Diabetes Bagi penderita diabetes, olahraga ringan tidak hanya bermanfaat untuk menurunkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta terletak di Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernapasan 2.1.1 Definisi pernapasan Pernapasan atau respirasi adalah urutan peristiwa yang menyebabkan pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan luar dengan sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc

BAB I PENDAHULUAN. dari salah satu jalur energi dalam tubuh yang dikenal sebagai glikolisis (Mc BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Aktifitas fisik dengan maksimal akan mengalami kelelahan. Kelelahan adalah menurunnya kualitas dan kuantitas kerja atau olahraga yang disebabkan (akibat dari)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Obesitas dan Persentase Lemak 2.1.1 Prevalensi Obesitas Secara global, prevalensi obesitas telah meningkat sejak tahun 1980 dan peningkatannya sangat cepat. 11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi ) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia

Lebih terperinci

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Latihan endurance (endurance training) merupakan model latihan yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern dan praktis, masyarakat sekarang yang cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini yang hampir semua aktifitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perokok 2.1.1 Definisi Perokok Perokok adalah orang yang merokok atau menghisap rokok (Depdikbud, 2002). Seseorang dikatakan perokok jika merokok sedikitnya 1 batang per hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi menjadi dua tingkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelebihan berat badan saat ini merupakan masalah yang banyak terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur lebih dari 30 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah VO 2 max adalah volume maksimal O 2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini adalah suatu tingkatan kemampuan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah

Lebih terperinci

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VII A. 1. Pokok Bahasan : Sistem pernafasan dan peredaran darah A.2. Pertemuan minggu ke : 10 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan 1. Anatomi system pernafasan 2. Proses pernafasan

Lebih terperinci

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Prinsip dasar sistem sirkulasi Hanya dapat berlangsung jika ada pompa (satu atau lebih) dan saluran di mana darah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan perilaku hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Beroksigen Sebagian besar massa tubuh manusia adalah air. Air berperan sangat penting dalam proses metabolisme tubuh. Fungsi utama air dalam proses metabolisme adalah

Lebih terperinci

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen kaleng lazim digunakan di dunia olahraga karena ada anggapan bahwa penggunaan oksigen kaleng mempercepat waktu istirahat menjadi pulih setelah tubuh lelah akibat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009 PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009 Odih Fahruzi, Nuriatin, Andri Andrian Rusman Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti

Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti Sumaryanti Definisi aerobik Aerobik berasal dari kata aero yang berarti oksigen. Jadi aerobik sangatlah erat dengan penggunaan oksigen. Dalam hal ini berarti latihan aerobik adalah latihan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Fisiologi Paru-Paru Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus yaitu lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah. Paru-paru kiri memiliki

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI

EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Tinjauan Kepustakaan V Selasa 7 Januari 2014 EFEK PENUAAN TERHADAP FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI Penyusun: Rina Puspasari S., dr. Pembimbing: Marina Moeliono, dr., SpKFR(K) Penilai: Marietta Shanti P., dr.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan

BAB I PENDAHULUAN. dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada :

BAB I PENDAHULUAN. A.Mekanisma ini terbahagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas. B.Ia melibatkan perubahan kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia Author : Chaidar Warianto Publish : 31-05-2011 21:35:25 Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terusmenerus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI.iii. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR SKEMA..viii. DAFTAR TABEL.ix. DAFTAR GRAFIK...x. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...i. DAFTAR ISI.iii. DAFTAR GAMBAR...vii. DAFTAR SKEMA..viii. DAFTAR TABEL.ix. DAFTAR GRAFIK...x. DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRAKSI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI.iii DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR SKEMA..viii DAFTAR TABEL.ix DAFTAR GRAFIK...x

Lebih terperinci

KETAHANAN (ENDURANCE)

KETAHANAN (ENDURANCE) KETAHANAN (ENDURANCE) PENGERTIAN KETAHANAN Ketahanan adalah kemampuan peralatan tubuh seseorang untuk melawan kelelahan selama aktivitas berlangsung. Menurut Sukadiyanto (2002: 40) keuntungan bagi olahragawan

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Mikrosirkulasi Pada Katak yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : 60

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Mikrosirkulasi Pada Katak yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : 60 LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (MIKROSIRKULASI PADA KATAK) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu kesehatan saat ini, usaha-usaha di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi juga usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan

Lebih terperinci