BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi )"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran jasmani 1. Pengertian Kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi ) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang di lakukan sehari- hari ) tanpa menimbulkan kelelahan 2). Kesegaran jasmani dalam arti sempit merupakan satu aspek dari kesegaran keseluruhan manusia, hal ini mencakup tiga segi yaitu: a) Kesegaran statis / medis yaitu kemantapan organ tubuh seperti jantung dan paru, b) Kesegaran dimensi/ fungsional yaitu tingkat efektifitas fungsional dari tubuh manusia sehubungan dengan gerak optimal, c) Kesegaran ketrampilan gerak/ ketrampilan motorik tingkat kemantapan koordinasi dan kekutan dalam penampilan kegiatan. 10) 2. Komponen utama dari kesegaran jasmani. Tubuh merupakan mekanisme kompleks yang didisain untuk bergerak. Bugarnya fisik, berarti jantung, pembuluh darah, paru paru dan otot berfungsi dengan baik. Komponen utama dari kesegaran Jasmani yang berhubungan dengan kesehatan ada 5 yaitu : a. Daya tahan Kardiorespirasi atau kondisi aerobik Adalah kemampuan dari jantung, paru paru, pembuluh darah dan group otot otot yang besar untuk melakukan latihan latihan yang keras dalam jangak waktu lama. Faktor Fisiologis yang mempengaruhi daya tahan kardiovaskuler : 1) Keturunan ( genetik ) : VO 2 maks 93,4% di tentukan oleh faktor genetik. 2) Usia : Dari anak anak sampai umur 20 tahun daya tahan kardiovaskular meningkat sampai mencapai maksimal 30 tahun yang kemudian menurun pada usia 70 tahun. Hal ini disebabkan karena penurunan faal organ transport dan utilisasi O 2 yang terjadi akibat

2 bertambahnya usia, tapi penurunan dapat berkurang dengan melakukan olah raga. 3) Jenis Kelamin : Pada umumnya daya tahan kardiovaskular wanita lebih rendah yaitu 15 25% dari pada pria yang mencapai 60% 4) Aktivitas Fisik : Macam aktifitas fisik mempengaruhi nilai daya tahan kardiovaskulaer. Istirahat di tempat tidur selama 3 minggu akan menurunkan daya tahan kardiovaskuler. 2) b. Kekuatan Otot Adalah kemampuan otot otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau mendekati maksimal untuk mengangkat beban. Otot otot yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan melindungi kemungkinan terjadinya cedera karena aktifitas fisik. Faktor Fisiologis yang mempengaruhi kekuatan otot : 1) Usia : Sampai usia pubertas, kecepatan perkembangan kekuatan otot pria sama dengan wanita. Baik pria maupun wanita memcapai puncak pada usia kurang 25 tahun, kemudian menurun 65% - 70% pada usia 65 tahun. 2) Jenis Kelamin : Perbedaan kekuatan otot pada pria dan wanita ( rata rata kekuatan wanita ⅔ dari pria ) disebabkan karena ada perbedaan otot dalam tubuh. 3) Suhu Otot : Kontraksi otot akan lebih kuat dan lebih cepat bila suhu otot sedikit lebih tinggi dari pada suhu normal. 2) c. Daya Tahan otot Adalah kemampuan dari otot otot kerangka badan untuk menggunakan kekuatan, keahlian, penampilan, kecepatan, bergerak dan tenaga sangat erat kaitannya dengan unsur ini. d. Komposisi Tubuh Adalah persentasi lemak badan dari berat badan tanpa lemak (Otot, tulang rawan, organ organ vital ). Menjadi gemuk, biasanya dimulai pada masa kanak kanak, dan ini mempunyai pengaruh pada komponen lain dari kebugaran.

3 e. Kelenturan Adalah gerak otot dan persendian tubuh. Kelenturan sangat erat hubungannya dengan kemampuan otot otot kerangka tubuh secara alamiah dan yang telah dimanfaatkan kondisinya, diregangkan melampaui panjangnya yang normal waktu istirahat. 11) 3. Aspek Kesegaran Jasmani a. Kemampuan tubuh untuk mengeluarkan energi melalui proses tanpa O 2 dan dengan O 2. b. Kesanggupan fungsi saraf otot ( sistem koordinasi yang menentukan tingkat kekuatan otot ) c. Fungsi Psikologik dalam bentuk motivasi dan teknik 15) 4. Beberapa faktor dalam Latihan Fisik Kesegaran Jasmani Latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir dari kesegaran jasmani 6). Pada pembuatan program latihan harus meliputi : a) Tipe Latihan Tipe latihan akan memberikan efek pada faal tubuh sesuai dengan hal yang dilakukan. Latihan fisik yan melibatkan sebagian besar otot pada tubuh seperti berlari akan memberikan perubahan pada faal kardiovaskuler, sit up akan meningkatkan otot perut dan sebagainya. b) Intensitas latihan. Intensitas latihan menyatakan kerasnya kita melakukan latihan khususnya latihan yang bersifat aerobik. c) Frekunsi Latihan Frekuensi latihan adalah jumlah ulangan latihan yang dilakukan dalam jangka waktu 1 minggu. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per minggu d). Lama Latihan.

4 5. Lama latihan mempunyai hubungan terbalik dengan intensitas, bila intensitas makin tinggi maka lama latihan lebih singkat dan sebaliknya untuk mendapat efek yang baik adalah % dari kapasitas maksimal aerobik. Takaran lamanya latihan untuk olah raga kesehatan menit dalam zone latihan, lebih lama lebih baik. 6) Pengukuran Kesegaran Jasmani Pengukuran daya tahan kardiovaskular dan otot dapat dilaksanakan di lapangan. Adapun rangakaian tes yang dilaksanakan yaitu: a. Lari 60 meter yang bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Gantung angkat tubuh, 60 detik yang bertujuan untuk megukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. c. Baring duduk 60 detik yang bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot perut. d. Loncat tegak yang betujuan untuk mengukur tenaga eksplosif e. Lari 1200 meter yang bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafas Tabel 2.1 Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonsia Untuk Remaja Umur Tahun Untuk Putra Lari 60 M Gantung Baring Loncat Lari 1200 Angkat Duduk 60 tegak Meter Tubuh detik Nilai < 7. 2 > 19 > 41 > 73 < > 11.0 < 4 < 9 < 38 > Sumber : Depdikbud Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi 1995 Tabel 2.2 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

5 No Jumlah Nilai Klasifikasi Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Sumber :Depdikbud Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Faktor faktor yang mempengaruhi kesegaran Jasmani a. Genetik Yaitu sifat- sifat yang ada dalam tubuh seseorang berdasar anatomi dan fisiologi. Pada umumnya VO 2 maks 93,4% di tentukan oleh faktor genetik yang hanya di ubah melalui latihan 2) b. Jenis Kelamin Setelah Pubertas, nilai kapasitas aerobik perempuan lebih rendah % dari laki laki. Hal ini dikarenakan ketahanan kardiosrespiratori berhubungan dengan luas permukaan tubuh, komposisi tubuh kekutan otot, jumlah haemoglobin dan kapasitas paru. 2 c. Umur Mulai anak anak sampai sekitar usia 20 tahun daya tahan kardiovaskular meningkat mencapai maksimal pada usia tahun dan kemudian berbanding terbalik dengan usia, karena pada orang yang berusia 70 tahun di peroleh daya tahan 50% dari yang di milikinya pada usia 17 tahun, ini terjadi karena akibat bertambahnya usia. Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap kesegaran jasmani karena berkurangnya masa otot yang dapat menghasilkan energi. 2) d. Kesehatan Kesegaran Jasmani dengan kesehatan mempunyai hubungan antara aktfitas fisik dan penyakit. Apabila seseorang jarang melakukan olah raga maka dengan mudahnya dia akan terserang penyakit. 1)

6 e. Aktivitas fisik Setiap pergerakan tubuh akibat aktivitas otot otot skelet yang mengakibatkan pengeluaran energi. Adapun kemampuan seseorang untuk melakukan kerja fisik yang makin meningkat dengan segala perubahan yang sehat bagi dirinya baik, di tinjau dari segi fisiologis, anatomis maupun psikologis hanya mungkin terwujud melalui latihan yang teratur dan berkelanjutan. 19) f. Kebisaan hidup Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani adalah seringnya merokok dan minum minuman yang beralkohol. Kemampuan untuk mengambil oksigen secara maksimal hanya dapat di naikkan antara 10-12%, tetapi jika merokok 1 bungkus saja sehari akan menurunkan VO 2 max sebesar 7 10 %. 2) g. Gizi Kekurangan protein, kekurangan gizi keseluruhan dan gizi tidak adekuat mengakibatkan daya tahan menurun dan menghambat pertumbuhan karena konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. 21) 7. Manfaat latihan kesegaran jasmani. Bila kita sering melakukan kesegaran jasmani banyak manfaat yang kita dapatkan diantaranya: a) Memperbaiki Fungsi paru b) Menurunkan kolesterol dalam darah berarti akan ada penurunan resiko Penyakit Jantung Koroner ( PJK ) c) Bagi penderita obiesitas dapaty menurunkan berat badan. d) Bagi masyarakat dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani. e) Pada sistem otot daya tahan otot orang yang melakukan kesegaran jasmani karena terjadi perbaikan dalam sistem transportasi ke otot f) Dapat menurukan kebiasaan minum alkohol dan merokok. 2) B. Status Gizi

7 1. Pengertian Status gizi adalah keadaan tubuh dari hasil proses penggunaan makanan di mana proses tersebut meliputi Intake ( masukan ), digestin (dicerna ), absorbtion ( penyerapan ), transport ( angkut ), stroge (cadangan/simpanan ) dan metabolisme.agar tubuh selalu dapat menyediakan oksigen dalam jumlah cukup satu cara yang dikerjakan adalah melakukan aktifitas fisik seperti olah raga secara teratur. 1) 2. Faktor faktor yang mempengaruhi status gizi a. Faktor langsung Pada umunya para ahli sependapat, bahwa status gizi secara langsung ditentukan oleh asupan makanan dan penyakit, khususnya penyakit infeksi. b. Faktor Tidak langsung Berbagai macam faktor yang melatar belakangi kedua faktor tesebut yaitu asupan makan dan penyakit. 1) 3. Penilaian Status Gizi Status gizi bisa di laksanakan dengan dua metode yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode yang dipakai dalam penilaian status gizi secara langsung meliputi : Antropometri, tanda klinis, biokimia, dan biofisik. 1) Pengukuran status gizi dalam Antropometri berat badan merupakan salah satu ukuran yang paling banyak di gunakan untuk memberi gambaran pertumbuhan masa jaringan termasuk cairan. Berat badan ini sangat mudah dipengaruhi oleh keadaan yang mendadak seperti terserang diare dan, konsumsi makan yang menurun. 1) Tinggi badan memberi gambaran pertumbuhan tulang yang sejalan dengan pertambahan usia. Tinggi badan tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan yang mendadak. Tinggi badan pada suatu waktu merupakan hasil pertumbuhan secara komulatif semenjak lahir dan memberi gambaran riwayat status gizi masa lalu. Sebagai indikator status gizi, berat menurut tinggi badan memberi gambaran kedaan kini. 1,18) Laporan FAO/ WHO/ UNO tahun 1995 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Indek Masa Tubuh

8 (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan / kelebihan berat badan. Tabel 2.3 Kategori : Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kriteria Kategori IMT Kurus Kekurangan Berat Badan tingkat berat < 17 Kekurangan Berat Badan tingkat 17 18,5 ringan Normal Gemuk Kelebihan Berat Badan tingkat ringan Kelebihan Berat Badan tingkat berat 18,5 25 > > 27 Sumber : Supariasa, Bacyar Bakri Kelompok status gizi Status gizi di kelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Status gizi baik yang berarti ada keseimbangan antara energi dan zat zat dengan penggunaannya. b. Status gizi buruk yang terdiri dari keadaan gizi kurang dan gizi lebih.gizi kurang di bedakan atas 3 kedaan yaitu: 1) Kedaan tanpa cairan dan makanan 2) Kedaan masih mendapat cairan tapi tanpa makan, yang di bagi lagi atas tanpa makan total dan kedaaan yang Tidak cukup makan 3) Kekurangan zat gizi kurang akan mencerminkan kulitas fisik yang berakibat terhadap rendahnya produktifitas belajar. 21) Status gizi di pengaruhi oleh konsumsi pangan dan kedaan kesehatan tubuh, selanjutnya status gizi akan berpengaruh pada kesegaran jasmani. 5. Pengaruh status gizi terhadap kesegaran jasmani Seorang anak yang mempunyai gizi kurang dikarenakan adanya ketidakcukupan zat gizi dalam tubuh sehingga masukan makanan atau intake juga kurang. Kekurangan masukan makanan atau Intake akan menyebabkan anak

9 tidak mempunyai energi. Padahal energi di butuhkan oleh seorang anak untuk melakukan semua aktifitas fisik seperti berolah raga, dan bila anak tidak mempunyai energi dia akan merasa lesu dan tidak begairah dalam melakukan aktifitas fisik, sehingga bila anak akan melakukan kesegaran jasmani cenderung menurun dan malas untuk melakukan kesegaran jasmani dan ini berpengaruh 16, 21) terhadap kesegaran jasmani anak. a. Secara umum anak yang mempunyai gizi kurang akan mengakibatkan dia akan merasa cepat lelah dan untuk melakukan aktifitas fisik seperti berolah raga cenderung enggan tidak mau. 21) b. Berat badan yang menurun, kurang bisa bertahan dengan penyakit apabila tidak diimbangi dengan berolah raga secara teratur maka akan dengan mudahnya penyakit masuk ke dalam tubuh. 21) c. Tubuh terlalu gemuk mengakibatkan kurang lincah dalam bergerak sehingga untuk melakukan aktifitas dan kesegaran jasmani menurun. d. Anak yang gizi kurang dan terbiasa minum minuman beralkohol juga berdampak pada kesegaran jasmani dan gizi yang ada di tubuh karena alkohol menghambat masuknya zat zat gizi lain karena soda merangsang peminum untuk minum terus hingga lambung penuh. 16) e. Kegiatan fisik dan olah raga yang tidak seimbang dengan energi yang di konsumsi dapat mengakibatkan berat badan lebih atau kurang yang dapat meneningkatkan resiko berkembangnya beberapa penyakit kronis seperti penyakit hati, tekanan darah. 16) C. Rokok. Rokok adalah salah satu prodak industri komoditi Intrnasional yang mengandung kurang lebih 1500 bahan kimiawi.unsur unsur yang penting adalah Tar, Nikotin, dan Karbon monoksida. 6) 1. Pengertian Rokok adalah campuran dari berbagai bahan- bahan tembakau, cengkeh yang di bungkus dengan kertas sigaret 6). 2. Sejarah.

10 Pada tahun 600 SM, tanaman tembakau mulai di tanam di Amerika serikat dan pada tahun pertama penduduk Amerika mulai merokok.sejak abad ke 17 produksi tembakau juga mulai di kembangkan di koloni Inggris. Pada abad ke 17 penggunaan dan penanaman tembakau mulai menbar ke seluruh dunia ke Eropa, India, Persia dan negara negara lain di Asia seperti Filiphina Indonesia yang terkenal dengan tembakau pembungkus cerutunya ( Deli Dekblad ) yang berkulitas tinggi dari sumatra. Pada abad ke 19 rokok dibuat dengan mesin yang dapat menghasilkan ribuan batang dalam setiap menit. Hal ini merupakan pokok penting dalam sejarah karena menikmati rokok tidak lagi membawa perlengkapan berat dan besar. 20) 3. Kebisaan Para Perokok. Adapun kebiasaan para perokok yang meliputi : Lama kebisaan merokok, Jumlah rokok yang di hisap. a). Lama Kebiasaan Merokok. 19) Pada umunya kebiasaan telah di lakukan tahun. b). Jumlah Rokok yang di hisap. 9) Untuk jumlah rokok yang di hisap rata rata : 1. Perokok Berat Menghabiskan lebih dari 21 batang sehari. 2. Perokok Sedang Menghabiskan batang sehari. 3. Perokok Ringan Menghabiskan sekitar 10 batang sehari 4. Zat yang ada di dalam rokok dan akibat bagi si perokok a) Nikotin Bahan yang dapat mengaktifkan sejumlah hormon di otak, beta Endopharphin peningkat suasan hati, dan zat nikotinlah yang membuat orang menjadi kecanduan. 6,7). b) Tar adalah gabungan bahan bahan kimia dan gas yang berbahaya. Tar dalam rokok apabila di hisap akan menempel pada saluran Bronkial yang

11 memasok udara ke dalam paru, dan tar ini mengerogoti dan merusak jaringan paru c) Karbon Monoksida adalah gas yang berbahaya dan beracun yang terdapat pada asap mobil. Telah di buktikan bahwa orang yang tidak merokok berada di dalam ruangan yang penuh asap rokok, berdekatan dengan orang yang merokok hanya dengan menghisap asap rokok secara teratur saja mereka telah menyerap sejumlah nikotin dan tar, oleh sebab itu meningkatkan jumlah karbon monoksida di dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung dan kanker paru-paru 3) 5 Jenis Perokok Adapun jenis perokok di bagi menjadi: a. Perokok Pasif adalah seseorang yang sebenarnya tidak merokok namun karena didekatnya ada orang lain yang merokok maka ia pun terpaksa menghisap asap rokok dengan segala akibat akibat yang tidak berbeda dengan perokok aktif. b. Perokok Aktif adalah seseorang yang secra aktif merokok satu batang atau lebih dalam setiap harinya peling sedikit selama satu tahun 13) 6. Dampak merokok terhadap kesegaran jasmani Asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (Co). Afinitas (tarik menarik ) karbon monoksida pada hemoglobin adalah kali lebih kuat dari oksigen, jadi karbon monoksida jauh lebih cepat mengikat hemoglobin dari pada oksigen. Padahal hemoglobin adalah pengangkut oksigen untuk di edarkan ke seluruh tubuh, sehingga dengan adanya ikatan karbon monoksida dengan hemoglobin berarti terjadi hambatan pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.seperti yang telah kita ketahui semua, bahwa setiap jaringan tubuh kita membutuhkan oksigen secara terus- menerus 8). Suplai Oksigen sebanyak- banyaknya adalah sangat penting untuk daya tahan tubuh. Jika seorang merokok batang sehari maka kadar oksigen yang disuplai ke jaringan jaringan dalam tubuh menurun kurang lebih 15%.

12 Penurunan kadar oksigen sebanyak itu memang tidak begitu tampak tandatandanya pada waktu beristirahat, tetapi pada waktu pecandu rokok melakukan olah raga akan nampak sekali kerugian terhadap tubuhnya 8) Seorang yang yang merokok tingkat kesegaran jasmaninya lebih rendah dari bukan perokok hal ini terjadi karena suplai oksigen perokok akan berkurang karena haemoglobin akan lebih mudah berkaitan dengan karbon monoksida daripada dengan oksigen sehingga saat melakukan olahraga seorang perokok akan cepat dan terengah engah untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi deluruh organ tubuh. 14) Oleh karena itu seorang perokok tidak dapat mencapai kemampuan fisik dan kebugaran optimal. Pengaruh buruk dari merokok sedikit banyak dapat diperbaiki bila merokoknya dihentikan. 14) Itulah sebabnya mengapa bagi seorang perokok bukan hanya peluan mendapat kanker paru- paru saja yang meningkat sampai 10 kali lipat dari pada yang bukan perokok.tetapi peluang untuk mendapatkan panyakit lainnya pun meningkat 6). Adapun peluang - peluang terkena penyakit yaitu: a. Peluang untuk menderita serangan jantung pun bisa meningkat 20 kali lipat. Pengaruh merokok pada jantung adalah karena adanya Karbon Monoksida yang menghalangi suplai oksigen ke dalam jantung. b. Peluang untuk mendapat pendarahan otak 5,7 kali lebih besar. c. Kanker mulut 7 kali lipat, kanker tenggorokan 5 kali. d. Kanker kandung kencing dan ginjal 2 kali lipat. e. Bahkan peluang untuk mendapatkan sakit maag meningkat 1,5 kali lipat dari pada yang bukan perokok 6) 7. Manfaat dari tidak Merokok Adapun manfaat bagi orang yang tidak merokok : a). Dapat terhindar dari penyakit penyakit ganas seperti : Kanker paru, kanker mulut, dan saluran pernafasan akibat kadar yang ada dalam tembakau, b) Dapat mengurangi biaya pengeluran hanya untuk membeli barang yang bermafaat

13 seperti rokok. c) Mengurangi polusi udara yang dibutuhkan setiap orang sehingga mengurangi resiko tersumbatnya saluran pernafasan. 3) D. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah ada dipaparkan kemudian dibuat kerangka teori sebagai berikut : Status Kesehatan Keadaan Fisik Kesegaran jasmani Merokok - Kebiasaan hidup - Lama merokok - Umur - Jumlah rokok - Aktifitas - Jenis kelamin Status Gizi

14 - Genetik Konsumsi pangan / Intake Infeksi Bagan : Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Sumber : ( Sumardjuno 2001, Moeloek 1984, Karvitz 2001, Supariasa 2001) E. Kerangka Konsep Variabel bebas Status Gizi Variabel Terikat Kesegaran Jasmani Merokok - Lama merokok - Jumlah rokok F. Hipotesa a. Ada hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa SMA Negeri I Toroh Kecamatam Toroh Kabupaten Grobogan.

15 b. Ada hubungan lama merokok dengan kesegaran jasmani pada siswa SMA Negeri I Toroh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. c. Ada hubungan jumlah rokok yang dihisap dengan kesegaran jasmani pada siswa SMA Negeri I Toroh Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Volume maksimum oksigen (VO 2 maks) adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal untuk digunakan oleh tubuh, jika pengambilan oksigen terganggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY Problem kebugaran dan kesehatan PENDAHULUAN Kebugaran jasmani berarti kesanggupan seseorang untuk menjalankan tugas sehari hari tanpa merasa lelah yang berlebihan sehat menunjuk pada kondisi seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah perokok di negara berkembang termasuk Indonesia menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Rokok membunuh lebih dari 5 juta orang setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN Prof. Dr. Suharjana, M.Kes. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selain mempermudah kehidupan manusia dalam berbagai kegiatan seharihari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko

Lebih terperinci

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia

Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Pengertian Rokok dan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Manusia Posted by Kukuh Ibnu Prakoso. Category: Informasi, Kesehatan Setelah sebelumnya kita mengetahui betapa banyaknyamanfaat merokok yang tidak kita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh setiap umat manusia karena peranannya yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini jumlah perokok terus bertambah, khususnya di negaranegara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang

Lebih terperinci

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel variabelnya melalui pengujian hipotesa. Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih banyak kurang gerak sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kesegaran Jasmani 2.1.1. Definisi Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani sering juga disebut kebugaran jasmani atau physical fitness. Kesegaran jasmani merupakan hal yang rumit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.

Lebih terperinci

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban

Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri

Lebih terperinci

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup di dunia dengan segala aktivitas yang dijalankannya seharihari mulai dari usia balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai lansia. Ketika

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok kemudian menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran jasmani dikemukakan

Lebih terperinci

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bentuk-bentuk sediaan tembakau sangat bervariasi dan penggunaannya juga sangat bervariasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok,

BAB I PENDAHULUAN. pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pekerja berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 3. UU No 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian buruh Buruh adalah salah satu profesi pekerjaan yang diperintah dan dipekerjakan yang berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses produksi (ml.scribd.com).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

I. PENDAHULUAN. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka a. Kebugaran Jasmani Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa. Batasan mengenai kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat. dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini membahas hasil penelitian yaitu analisa univariat dan bivariat serta diakhiri dengan pembahasan. 4.1. ANALISA UNIVARIAT Penelitian dilakukan di Rumah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi

Lebih terperinci

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kebugaran jasmani berhubungan erat dengan aktivitas fisik yang dilakukan seseorang. Semakin tinggi aktivitas semakin besar tingkat kebugarannya begitupun sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu kesehatan saat ini, usaha-usaha di bidang kesehatan telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi juga usaha

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok telah membunuh 50 persen pemakainya, hampir membunuh enam juta orang setiap tahunnya yang merupakan bekas perokok dan 600.000 diantaranya adalah perokok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani. tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Kebugaran / Kesegaran Jasmani Menurut Rusli Lutan (2002: 7) bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan suatu kebiasaan buruk yang sudah di kenal sejak lama oleh hampir seluruh masyarakat di dunia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, berbagai macam aktivitas yang dilakukan manusia sangat padat dan beraneka ragam. Di perkotaan manusia menjalani kehidupannya dengan persaingan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan

METODE PENELITIAN. Desain Penelitan 26 METODE PENELITIAN Desain Penelitan Desain yang digunakan dalam penelitian adalah cross-sectional study (Murti 1997). Pada contoh, peneliti melakukan pengamatan, pengukuran dalam satu waktu bersamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang telah membudaya bagi masyarakat di sekitar kita. Di berbagai wilayah perkotaan sampai pedesaan, dari anak anak sampai orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran fisik adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan seharihari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan secara optimal dan efisien.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK SATUAN ACARA PENYULUHAN I. Pokok Bahasan : Bahaya Merokok II. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian rokok 2. Kandungan rokok 3. Bahaya merokok 4. Penyakit akibat merokok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Kesegaran Jasmani menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997:4), pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan kesanggupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bersepeda merupakan jenis aktivitas yang telah dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dahulu hingga sekarang, kegiatan bersepeda dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1). BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa mengalami kegemukan. Di Amerika orang meninggal. penduduk menderita kegemukan (Diana, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi dan era globalisasi yang mulai memasuki sebagian besar negara-negara berkembang telah memberikan beberapa kemajuan kepada masyarakat dalam hal standar kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan kebiasaan yang dapat merusak kesehatan dan sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian mengenai hubungannya dengan berbagai macam penyakit seperti kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Kejurusan (SMK) sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia kerja.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk BAB 1 PENDAHULUAN Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting dewasa ini. Rokok oleh sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, hipertensi diabetes mellitus dan sebagaian penyakit paru yang kemudian sering disebut dengan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing BAB VI HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini disajikan dengan penyajian hasil analisis univariat. Hasil analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada mahasiswa

Lebih terperinci

DASAR BIOLOGIK PENJAS Manusia bergerak didukung oleh sistem yang ada dalam tubuh manusia. Ada sepuluh sistem yaitu: sistem kerangka, otot, peredaran d

DASAR BIOLOGIK PENJAS Manusia bergerak didukung oleh sistem yang ada dalam tubuh manusia. Ada sepuluh sistem yaitu: sistem kerangka, otot, peredaran d DASAR BIOLOGIK PENJAS DASAR BIOLOGIK PENJAS Manusia bergerak didukung oleh sistem yang ada dalam tubuh manusia. Ada sepuluh sistem yaitu: sistem kerangka, otot, peredaran darah, pernafasan, syaraf, pencernaan,

Lebih terperinci

HealthFirst. Menguak Fakta dan Mitos Rokok serta Alkohol. Hidup Sehat tanpa Rokok dan Alkohol

HealthFirst. Menguak Fakta dan Mitos Rokok serta Alkohol. Hidup Sehat tanpa Rokok dan Alkohol HealthFirst Menguak Fakta dan Mitos Rokok serta Alkohol. Hidup Sehat tanpa Rokok dan Alkohol Edisi November 2016 Daftar Isi HEADLINE 2 HEADLINE Langkah ini adalah upaya terbaru pemerintah untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih banyak mempergunakan otak daripada tenaga fisik atau otot. Pada umumnya keadaan fisik menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang yang menjadi Obesitas dan overweight merupakan suatu yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah mengantarkan kita pada era modernisasi dimana segala sesuatu serba praktis dan instan. Hampir semua peralatan yang diperlukan manusia saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita jumpai banyak orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Studi DIV Fisioterapi

Lebih terperinci

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN

PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN Subagiono, Azdy Elfistoni, Armensyah, Nurlina, Suharsyah, Bahyu azri, Dendi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Rokok Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi internasional yang mengandung sekitar 1.500 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain : tar, nikotin,

Lebih terperinci