DUKUNGAN SOSIAL PADA PENDERITA SAKIT JANTUNG DI RUMAH SAKIT HARAPAN KITA JAKARTA. Eti Komalasari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DUKUNGAN SOSIAL PADA PENDERITA SAKIT JANTUNG DI RUMAH SAKIT HARAPAN KITA JAKARTA. Eti Komalasari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI"

Transkripsi

1 1 DUKUNGAN SOSIAL PADA PENDERITA SAKIT JANTUNG DI RUMAH SAKIT HARAPAN KITA JAKARTA Eti Komalasari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran dukungan sosial pada penderita sakit jantung khususnya di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta dan ingin mengetahui mengapa penderita sakit jantung memerlukan dukungan sosial serta bagaimana proses pemberian dukungan sosial tersebut pada penderita sakit jantung. Dukungan sosial adalah bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok sekitar yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai dan dihargai serta dapat menimbulkan efek positif bagi dirinya. Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana adanya penyempitan pembuluh darah atau arteri yang menyebabkan tidak cukupnya suplai darah sehingga mengganggu aliran darah keotot jantung dan mengalami kerusakan atau gangguan fungsi jantung. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori-teori dukungan sosial dan teori-teori penyakit jantung. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa dukungan sosial yang dapat diterima oleh penderita sakit jantung adalah dukungan emosional berupa perhatian sehingga penderita merasakan nyaman, aman dan dicintai, dukungan penghargaan diberikan dengan tidak selalu dilibatkan pada masalah yang dapat mengganggu kesehatannya, dukungan instrumental diberikan melalui tindakan atau bantuan fisik, dukungan informasional yang diberikan melalui penyluhan atau dari pihak rumah sakit sendiri, dukungan persahabatan yang dapat meringankan beban penderitaan penderita sakit jantung, dukungan motivasional diberikan melalui nasehat dan saran. Dengan dukungan ini penderita sakit jantung merasa tertolong dan dapat meringankan beban penderitaannya, lebih kuat dalam memerangi penyakitnya sehingga dapat menjalani hidup ini dengan baik, sehat dan normal. PENDAHULUAN Tubuh manusia memang sangat menakjubkan. Secara biologis, individu terdiri dari sekumpulan organ-organ yang bekerja dalam kesatuan dan menciptakan berbagai macam proses yang membuat kita berfungsi secara sempurna. Jantung sangat menakjubkan didalam kesederhanaannya, dan

2 2 menimbulkan kekaguman yang luar biasa jika mempertimbangkan beban kerjanya yang sangat besar (Fredric & Libov, 1997). Penyakit jantung merupakan penyakit pembunuh nomor satu bagi kaum laki-laki dan perempuan. Penyakit jantung sering terjadi karena adanya proses penyempitan arteri koroner. O Malley, dkk (2004) mengungkapkan tentang studinya bahwa tanda awal penyakit jantung adalah adanya penumpukan kalsium yang tidak normal dalam pembuluh jantung atau pengerasan pembuluh darah dalam pembuluh jantung. Hal tersebut bisa dideteksi dengan cara discan. Tanda awal penyakit jantung ini bisa juga dihubungkan dengan tingginya tekanan darah, tingginya indeks berat tubuh dan kenaikan kadar LDL serta kadar lemak darah yang disebut trigliserida. Penyakit jantung sering kali menyebabkan gejala yang berupa nyeri dada atau sesak. Nyeri angina yang timbul pada saat melakukan kerja fisik atau pada keadaan stres emosional. Sesak napas dan rasa letih yang berlebihan terutama pada saat melakukan kerja fisik yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah dan juga oksigen keotot-otot. Berdebar atau palpitasi terjadi akibat adanya peningkatan denyut jantung atau kehilangan iramanya atau juga iramanya bertambah cepat tanpa sebab dapat 1 mengakibatkan pingsan tetapi palpitasi (berdebar) menimbulkan rasa tidak enak dan rasa takut. Rasa takut yang berlebihan akan membuat individu merasa kehilangan kepercayaan diri. Mengalami serangan jantung melalui suatu krisis jantung atau bahkan didiagnosis dengan penyakit jantung dapat memicu terjadinya depresi. Dewasa ini, jutaan orang dengan penyakit jantung dapat menikmati gaya hidup yang aktif dan memuaskan serta tidak mengalami depresi. Salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat depresi pada penderita penyakit jantung adalah dukungan dari keluarga, karena dibandingkan dengan orang lain kelurga merupakan orang yang terdekat dengan penderita. Menurut Sarafino (1990) yang dimaksud dukungan sosial adalah bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok disekitarnya, yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai dan dihargai, bentuk dukungan sosial antara lain adalah dukungan emosional, dukungan berupa penghargaan, dukungan

3 3 berupa bantuan langsung dan dukungan informasional. Dukungan sosial menjadikan individu merasa nyaman dan tenang. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran dukungan sosial pada penderita sakit jantung di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, mengapa penderita sakit jantung memerlukan dukungan sosial dan bagaimana proses pemberian dukungan sosial bagi penderita sakit jantung. DUKUNGAN SOSIAL 1. Definisi Dukungan Sosial Kehadiran orang lain didalam kehidupan pribadi seseorang begitu diperlukan, sebab itu individu membutuhkan dukungan dari orang terdekat, dukungan yang dimaksud adalah dukungan sosial. Sarafino (1990) mengartikan dukungan sosial sebagai bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok sekitarnya, yang membuat penerima merasa nyaman, dicintai, dan dihargai. Sears dkk (1991) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah adanya saling mendukung antara individu satu dengan individu yang lainnya dimana didalamnya terdapat satu orang yang memberikan bantuan untuk orang lain. Kaplan dkk (1993) berpendapat bahwa tingkatan yang merupakan kebutuhan dasar individu untuk cinta kasih, penghargaan, rasa memiliki, rasa aman yang dipuaskan melalui interaksi dengan orang lain. 2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial Sarafino (1998) mengemukakan bahwa bentuk dukungan sosial antara lain adalah : a. Dukungan Emosional.

4 4 Dukungan sosial emosional meliputi empati dan perhatian terhadap individu. Dukungan emosional tersebut memberikan perasaan nyaman, aman dan dicintai terutama pada saat-saat penuh tekanan. b. Dukungan Penghargaan. Dukungan penghargaan diwujudkan melalui penghargaan terhadap individu, dorongan atau persetujuan terhadap gagasan atau perasaan individu serta perbandingan positif dengan individu lain. Dukungan penghargaan ini terutama membantu meningkatkan harga diri individu. c. Dukungan Instrumental. Dukungan instrumental meliputi bantuan langsung, seperti ketika seseorang memberikan bantuan uang untuk pengobatan bagi ekonomi lemah bantuan ini sangat berarti. d. Dukungan Informasi. Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, saran atau umpan balik tentang keadaan atau apa yang dikerjakan individu. e. Dukungan persahabatan. Suatu bentuk dukungan sosial yang dapat memberikan dukungan bagi seseorang dalam usaha untuk mengurangi tekanan yang dirasakan. f. Dukungan Motivasional. Pemberian dorongan dan semangat pada individu yang membutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. 3. Sumber-sumber Dukungan Sosial. Wortman dan Conway (dalam Farhati & Rosyid, 1996) menyatakan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari teman dekat, anggota keluarga, teman, dokter serta ahli-ahli dibidang keahlian yang sesuai. Sedangkan menurut Orford (dalam Witridiani, 1996) menyebutkan beberapa sumber yang dapat memberikan dukungan sosial antara lain: keluarga, teman dan tetangga serta guru disekolah.

5 5 4. Pengaruh Dukungan Sosial. Dukungan sosial tidak terlepas dari akibat atau pengaruh yang ditimbulkan oleh dukungan sosial sangat efektif mengurangi distress selama waktu stress. Folonsen dan Beehr (dalam Farhati & Rosyid, 1996) menyatakan dukungan sosial dapat mengurangi stress dengan cara berpengaruh terhadap stress dan menghambat hubungan stressor dan stress. 5. Fungsi Dukungan Sosial Sheridan dan Radmacker (1992) menyebutkan bahwa selama menjalankan masa-masa yang dipenuh tekanan, seseorang sering mengalami penderitaan emosional serta kemungkinan selanjutnya adalah menderita depresi, kesedihan, cemas dan berkurangnya harga diri. Dengan adanya dukungan sosial setidaknya orang tersebut dapat menyadari bahwa ada pihak atau orang-orang disekitar yang siap membantu dalam menghadapi tekanan. Dengan kata lain, dukungan sosial itu tidak akan efektif berfungsi bila tidak disertai oleh adanya situasi peristiwa yang akan menimbulkan stres. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa dukungan sosial ini akan kurang dirasakan/sama sekali tidak ada efeknya pada situasi/kondisi yang taraf stresnya rendah. 6. Faktor-faktor yang Membentuk Dukungan Sosial. Dukungan sosial terbentuk karena berbagai faktor. Myres (dalam Runtu, 2002) mengemukakan bahwa sedikitnya ada 3 faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan bantuan atau dukungan yang positif. Pertama, empati yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan memotivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain. Kedua, norma & nilai sosial yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan. Ketiga, pertukaran sosial yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi dan status dengan strategi minimax, yaitu meminimalkan korban dan memaksimalkan reward, dan untuk meramalkan tingkah laku seseorang.

6 6 7. Manfaat Dukungan Sosial. Menurut Johnson dan Johnson (dalam Witridiani, 1996) dukungan sosial dapat memberikan dukungan emosi, instrumental, penilaian positif dan informasi yang bermanfaat bagi individu dalam : a. Meningkatkan produktivitas bila dihubungkan dengan pekerjaan. b. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dengan menyediakan rasa memiliki, memperjelas identitas diri, menambah harga diri, serta mengurangi stress. c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik. d. Pengelolaan terhadap stres dengan menyediakan pelayanan, perawatan, sumber-sumber informasi dan umpan balik yang dibutuhkan untuk menghadapi stres dan tekanan. PENYAKIT JANTUNG 1. Pengertian Penyakit Jantung. Menurut Supari (2003) penyakit jantung (serangan jantung) adalah suatu keadaan dimana terdapat penyempitan pembuluh darah koroner sehingga mengganggu aliran darah ke otot jantung dan mengalami kerusakan/gangguan fungsi. Luasnya kerusakan otot jantung akan mempengaruhi harapan hidup si penderita. Menurut Mansjoer (1999) penyakit jantung adalah proses penyumbatan di pembuluh arteri yang menyebabkan tidak cukupnya suplai darah ke otot jantung. 2. Gejala-gejala Penyakit Jantung. Menurut Petch (1995) gejala-gejala penyakit jantung adalah sebagai berikut : a. Nyeri/sesak pada dada. Biasanya terasa pada bagian tengah dada dan bersifat berat meskipun dapat menyebar kearah mana saja, ia cenderung menyebar kearah dagu dan lengan. b. Nyeri angina.

7 7 Rasa ini hanya timbul jika jantung harus bekerja lebih keras seperti pada saat melakukan kerja fisik atau pada keadaan stres emosional. Biasanya rasa tidak enak tersebut berupa suatu perasaan tertekan pada dada, pada saat berjalan tergesa-gesa. Akan menjalar keleher, dagu dan lengan tetapi bisa menghilang dalam beberapa menit dengan istirahat. Manifestasi penyakit jantung ini disebut sebagai angina pectoris yang berarti dada tercekik. c. Sesak napas dan rasa letih. Penambahan volume darah didalam serambi jantung dan pembuluh balik yang mengarah ke jantung. Karena kebanyakan penyakit jantung terutama mengenai bilik kiri jantung, maka paru-paru akan mengalami bendungan dan akan merasa sesak (dyspnea). Rasa letih yang berlebihan terutama pada saat melakukan kerja fisik yang disebabkan karena berkurangnya aliran darah dan demikian juga oksigen ke otot-otot. d. Pingsan. Disebabkan karena kekurangan aliran darah didalam otak. Hal ini dapat disebabkan akibat syok psikologis saja atau dapat disebabkan oleh penyakit jantung berat. e. Berdebar (palpitasi). Peningkatan denyut jantung atau kehilangan iramanya atau juga iramanya bertambah cepat tanpa sebab dapat mengakibatkan pingsan atau perasaan pingsan, tetapi biasanya palpitasi hanya menimbulkan rasa tidak enak dan rasa takut. 3. Penyebab Utama Penyakit Jantung. Fredic & Libov (1997) mengemukakan faktor resiko atau penyebab utama penyakit jantung diantaranya adalah : a. Merokok. b. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga. c. Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah. d. Diabetes. e. Tekanan darah tinggi yang tak terkendali.

8 8 f. Laki-laki atau perempuan setelah menopause. g. Kurang olah raga. h. Stres. 4. Macam-macam Penyakit Jantung. a. Gagal Jantung. b. Infark Miokard Akut (IMA). c. Angina Pektoris. d. Penyakit Jantung Hipertensif (PJH). e. Stenosis Mitral. f. Endokarditis Infektif. g. Demam Reumatik (Rheumatic Fever). h. Penyakit Jantung Reumatik (Rheumatic Heart Disease). i. Kardiomiopi. j. Perikarditis. C. Peranan Dukungan Sosial pada Penderita Sakit Jantung. Penyakit jantung (serangan jantung adalah suatu keadaan dimana terdapat penyempitan pembuluh darah koroner sehingga mengganggu aliran darah ke otot jantung dan mengalami kerusakan atau gangguan fungsi (Supari, 2003). Luasnya kerusakan otot jantung akan mempengaruhi harapan hidup si penderita. Tanda awal penyakit jantung adalah adanya penumpukan kalsium yang tidak normal dalam pembuluh jantung atau pengerasan pembuluh darah dalam jantung. Salah satu dari gejala penyakit jantung adalah rasa letih yang dapat menyebabkan sesak napas dan berdebar-debar. Untuk mengatasi stresnya salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan membentuk dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat misalnya keluarga, teman, dokter, dan lain-lain. Dukungan ini sangat penting apalagi untuk pasien yang menderita penyakit jantung. Semangat dari lingkungan luar juga dapat menolong dan menanggulangi sakit yang kronis. Dukungan sosial dapat

9 9 memberikan efek yang positif terhadap kesehatan dengan perlindungan seseorang dari efek yang negatif. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan Penelitian Yin (2002) menjelaskan studi kasus merupakan suatu inkuiri (penelitian) empiris yang menyelidiki fenomena didalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, dan diamati multi sumber bukti dimanfaatkan. Selltiz, dkk (1977) mendefinisikan studi kasus sebagai studi yang dilakukan secara intensif terhadap suatu fenomena yang menarik. Sedangkan menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) dengan menggunakan studi kasus dapat diperoleh gambaran yang mendalam, mendetail dan menyeluruh dan dalam konteksnya, serta dapat melihat keunikan pengalaman individu. Dalam penelitian ini metode studi kasus digunakan agar mendapat gambaran yang menyeluruh dan mendalam tentang gambaran peranan dukungan sosial terhadap penderita sakit jantung di Rumah Sakit Harapan Kita. Melalui studi kasus dapat dilihat dengan jelas dinamika terjadinya gambaran peranan dukungan sosial pada penderita sakit jantung. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan Multiple Case Study.untuk Multiple Case Study, Yin tidak menyebutkan secara pasti jumlah kasus yang sebaiknya diikut sertakan. Teknik Pengumpulan Data Dasar digunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui seberapa besar dukungan sosial bagi penderita penyakit kronis khususnya penyakit jantung sehingga penderita dapat merasakan tenang dan nyaman dalam menjalani kehidupannya. Dengan pendekatan kualitatif peneliti berharap memperoleh penghayatan, pengalaman, persepsi pemahaman yang lebih mendalam. Poerwandari (1998) memaparkan bahwa kedua metode ini yaitu wawancara dan observasi merupakan metode dasar yang umumnya dipakai dan dilibatkan dalam tipe-tipe penelitian kualitatif.

10 10 1. Wawancara Menurut Banister dkk (dalam Peorwandari, 2001) wawancara kualitatif dilakukan pada peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud eksplorasi terhadap isu tersebut, yang tidak dilakukan melalui pendekatan lain. 2. Observasi Dalam penelitian ini, observasi digunakan sebagai metode penunjang dalam pengumpulan data. Penggunaan metode ini merujuk pada penjelasan Poerwandari (1998) mengenai observasi yaitu kegiatan mengarahkan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar asfek dalam fenomena tersebut. Keabsahan dan Keajegan Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian kualitatif yang dapat dipercaya, diperlukan data yang teruji. Menurut Moeloeng (2000) triangulasi adalah teknik pemeriksaan kabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. HASIL DAN ANALISIS Berdasarkan analisis antar kasus bahwa dalam penelitian ini terdapat kesesuaian dengan teori dari Petch (1995) mengenai gejala penyakit jantung diantaranya : nyeri/sesak pada dada, nyeri angina, sesak napas dan rasa letih, pingsan dan berdebar, kedua subjek penelitian ini mengalami gejala seperti yang dikemukakan oleh teori tersebut. Secara umum subjek mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang di sekeliling subjek ini sesuai dengan teori Sarafino (1998) mengenai bentuk-bentuk dukungan sosial meliputi dukungan emosional (adanya empati, perhatian dan rasa nyaman), dukungan penghargaan (dorongan dan persetujuan terhadap gagasan), dukungan instrumental (bantuan langsung berupa tindakan dan bantuan

11 11 fisik/materi), dukungan informasi (nasehat, saran dan umpan balik), dan ditambahkan oleh Fenlanson dan Beehr (dalam Farhati & Rosyid, 1996) tentang dukungan sosial dengan bentuk dukungan persahabatan (dukungan yang mengurangi rasa tertekan) dan dukungan motivasional. Subjek mendapatkan perhatian sehingga merasakan aman, nyaman dan dicintai. Merasa dihargai dengan tidak dilibatkannya dalam gagasan untuk pemecahan masalah yang sifatnya terlalu berat sehingga dapat menyebabkan kondisi subjek menurun, bantuan tindakan dan materi ataupun fisik diterima oleh subjek dan membuat subjek merasa senang, subjek mendapatkan nasehat dan informasi mengenai sakit jantungnya hanya berbeda caranya. Dukungan persahabatan yang diterima subjek dapat meringankan beban penderitaannya. Agar bisa hidup lebih baik, lebih kuat untuk memerangi penyakitnya, subjek mendapatkan nasehat, semangat serta dorongan yang baik dan berarti, subjek tidak mendapatkan dukungan jaringan karena kedua-duanya tidak pernah mengikuti organisasi apapun termasuk dengan Klub Jantung Sehat. Rutter dkk (1993) menyebutkan bahwa semangat dari lingkungan luar dapat menolong dan menanggulangi sakit yang kronis. Sheridan dan Radmacker (1992) menyebutkan bahwa dengan adanya dukungan sosial orang-orang sekitar pasti siap membantu dalam menghadapi tekanan. Disini subjek mendapatkan dukungan emosional yang dapat memulihkan kondisi subjek sehingga lebih baik, subjek merasa senang karena jauh dari stres. Adanya dukungan penghargaan membuat subjek merasa dihargai sehingga kondisinya semakin membaik walaupun sakit subjek masih dihormati. Bantuan yang diterima oleh subjek dapat membuatnya merasa lega karena terhindar dari beban yang besar masalahnya menyangkut biaya, subjek bisa lebih berkonsentreasi untuk proses penyembuhannya. Nasehat, saran dan informasi tentang sakit jantungnya dapat mengakibatkan subjek merasa tenang, lebih berhati-hati dalam menjaga kondisinya dan lebih kuat dalam menjalani hidup ini dengan baik. Dukungan persahabatan yang diterima oleh subjek dapat memperingan beban yang mereka pikul, dorongan dan semangat dapat membuat subjek lebih termotivasi untuk sembuh, lebih kuat dan berani dalam memerangi penyakitnya hingga subjek dapat hidup sehat.

12 12 Perhatian yang subjek terima diberikan melalui nasehat, perkataan yang baik, menemani, memberikan sesuatu yang menyenangkan, menuruti dan tidak membantahnya sehingga emosi subjek dapat terkontrol. Penghargaan diberikan melalui percakapan, tukar pikiran, menjenguk, dan tidak dilibatkannya subjek dalam masalah yang berat sehingga dengan penghargaan ini subjek mendapatkan umpan balik yang positif. Bantuan tindakan dapat langsung diberikan pada subjek dan bantuan fisik/materi dapat diberikan langsung kepada subjek atau langsung dengan pihak rumah sakit. Bantuan langsung tersebut dapat berupa Jaminan kesehatan baik dari pemerintah (JPS) ataupun dari perusahaan swasta. Ini dapat membuat subjek terbantu dari bebannya. Informasi yang diterima oleh subjek dapat diterima melalui penyuluhan, saran, nasehat dokter atau perawat. Untuk mengurangi rasa tertekan subjek mendapatkan dukungan persahabatan yang diberikan melalui telepon, sms, atau bicara langsung, dengan menjenguk dan menghibur, kedua subjek disini merasa tenang, aman dan nyaman. Dorongan dan semangat diberikan langsung sehingga subjek termotivasi untuk hidup labih sehat, termotivasi untuk sembuh sehingga keadaannya bisa lebih baik dari sebelumnya. PENUTUP Kesimpulan : 1. Gambaran Gejala-gejala Sakit Jantung pada Penderita Sakit Jantung Umumnya gejala penyakit jantung diawali dari rasa sesak/nyeri pada dadanya yang menjalar pada pangkal lengan. Biasanya terjadi jika bekerja atau melakukan pekerjaan yang terlalu berat. 2. Gambaran Dukungan Sosial pada Penderita Sakit Jantung. Secara umum para subjek mendapatkan dukungan emosional berupa perhatian dari orang-orang di sekelilingnya sehingga subjek merasa nyaman, aman dan dicintai. Mereka merasa dihargai oleh orang-orang di sekelilingnya karena subjek tidak dilibatkan dalam setiap gagasan dan pemecahan masalahnya, jika masalah tersebut dapat mengganggu kesehatan subjek. Subjek mendapatkan bantuan langsung berupa tindakan dan fisik/materi yang dapat memberikan umpan balik

13 13 yang positif. Nasehat dan saran serta informasi yang berkenaan dengan masalah jantung diterima oleh subjek melalui penyuluhan. Menerima pula dukungan persahabatan yang dapat meringankan beban penderitaannya. Dorongan dan semangat diterima subjek agar mereka bisa lebih kuat dan berjuang terus untuk mencapai kesembuhan. 3. Mengapa Penderita Sakit Jantung Membutuhkan Dukungan Sosial. Adanya dukungan emosional yang diterima subjek melalui perhatian dapat membantu memulihkan kondisi subjek agar lebih baik, merasa senang karena jauh dari stres. Dengan adanya dukungan penghargaan, kondisinya pun semakin membaik. Terbantu dengan bantuan langsung berupa tidakan dan fisik/materi yang dapat membuat subjek merasa lega karena terhindar dari beban yang sangat berat. Nasehat dan informasi yang subjek terima membuat subjek lebih tenang dan kuat untuk menjalani hidup ini lebih baik. Dukungan persahabatan yang diterima oleh subjek membuat subjek merasa terhibur, subjek mendapatkan dorongan dan semangat sehingga dapat lebih termotivasi untuk sembuh dan membuat subjek lebih berani memerangi penyakitnya. 4. Proses Pemberian Dukungan Sosial. Dukungan emosional melalui perhatian,memberikan nasehat, berkata-kata yang baik, menemani, memberikan sesuatu yang menyenangkan sehingga tidak membuat subjek stres. Selain itu melarang segala sesuatu yang dapat membuat kondisinya menurun, menghibur dan membuat subjek nyaman itu juga merupakan bentuk dari satu dukungan emosional. Penghargaan diberikan melalui percakapan, tukar pikiran, dan tidak melibatkannya subjek untuk masalah yang dapat membuatnya stres itu dapat membuat subjek merasa dihargai. Bantuan berupa tindakan diberikan subjek dengan cara, misalnya mengambilkan minum untuk minum obat, membopong atau menggotong dan lain sebagainya. Sedangkan bantuan fisik/materi dapat diterima langsung oleh subjek dapat juga langsung dengan pihak rumah sakit. Informasi yang diterima, didapatkannya melalui saran dan nasehat atau penyuluhan. Dukungan persahabatan dapat diberikan dengan

14 14 cara memberikan support, hiburan, nasehat dan saran. Sedangkan untuk memberikan dorongan dan semangat dapat dilakukan dengan cara bicara langsung, agar subjek termotivasi untuk hidup lebih baik dan lebih kuat untuk memerangi penyakitnya. 5. Dampak Pemberian Dukungan Sosial Bagi Penderita Sakit Jantung. Dukungan emosional memiliki dampak yang positif dimana dengan pemberian dukungan tersebut subjek merasa diperhatikan, sehingga dapat mengurangi rasa sakit yang dideritanya. Adanya dukungan penghargaan membuat subjek merasa dihargai. Dukungan instrumental memiliki dampak yang besar, merasa terbantu dan dapat mengurangi beban penderitaannya. Dengan dukungan informasi membuat subjek merasa lebih berhati-hati. Dampak dari dukungan persahabatan membuat kedua subjek merasa senang karena orang-orang disekeliling subjek memberikan semangat. Motivasi dan dorongan yang kuat dan sangat tinggi membuat kondisi penyakit subjek semakin membaik. DAFTAR PUSTAKA Farhati, Feri & Rosyid, Haryanto F. (1998). Karakteristik pekerjaan, dukungan sosial dan tingkat burn-out pada non human services corporation. Jurnal Psikologi. No Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Kaplan, R. M., Sallis, J. F., Patterson, T.L. (1993). Health and human behavior. New York : McGraw-Hill, Inc. Mansjoer, A., Triyanti, K., Safitri, R., Wardhani, W. I., & Sutiowulan, W. (1999). Kapita selekta kedokterani. Jakarta : Media Aesculapus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Moeloeng, L. J. (2000). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya. Petch, M. (1995). Penyakit jantung. Alih bahasa Dr. Gunadi. Jakarta : Arcan. Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. LPSP3 : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

15 15 Poerwandari, E. K. (2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. LPSP3 : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Runtu, D. Y. N. (2002). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri pada remaja. Skripsi. Jakarta : Universitas Gunadarma. Rutter, D. R., Quine, L., Chesham, O. J. (1993). Social psychological approaches to health. New York : Harvester Wheatsheaf. Sarafino, E. P. (1990). Health psychology biopsychological interaction. USA : John Wiley & Sons. Sarafino, E. P. (1998). Health psychology biopsychological interaction (3 rd ed). USA : John Wiley & Sons. Sears, D. O., Peplau, L. A., Taylor, S. E. (1991). Social psychology 7 th ed. USA : Prentice-Hall International, Inc. Sheridan, C. L & Radmacher, S. A. (1992). Health pychology challenging the biomedical model. New York : John Wiley & Sons, Inc. Witridiani, L. (1996). Hubungan antara dukungan sosial dan penyesuaian diri pada para janda di kota besar. Skripsi. Depok : Univesitas Indonesia. Yin, R. K. (2002). Studi kasus : Desain dan metode. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada www. Google. Com dalam file ://A:/ Penyakit jantung. Posted 17 November 2003.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keluarga atau masyarakat terhadap pasien skizofrenia masih dikaitkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keluarga atau masyarakat terhadap pasien skizofrenia masih dikaitkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi keluarga atau masyarakat terhadap pasien skizofrenia masih dikaitkan dengan keadaan ghaib. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian

Lebih terperinci

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan

Pada penderita kanker, tekanan psikologis seperti sedih, rasa putus asa, malu, kecemasan dan depresi sangatlah mungkin untuk asa, malu, kecemasan dan Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker Payudara Di Masa Dewasa Tengah Qotrin Nida Rahmata Sari Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dan dampak

Lebih terperinci

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM :

SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM : TITLE DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DISPLAY SKRIPSI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG OLEH : NAMA : MIRA ANDARIAH S A NIM : 10198028 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KOMPUTER

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN 18 JANTUNG KORONER Penyakit Jantung Sampai sekarang penyakit jantung tetap sebagai pemegang rekor pembunuh nomor satu. Kalau dilihat dari berbagai kasus kematian

Lebih terperinci

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA

DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Environment & Social Responsibility Division ESR Weekly Tips no. 30/III/2006 Sent: 20 Maret 2006 DETEKSI DINI STRES DI TEMPAT KERJA DAN PENANGGULANGANNYA Sebagian besar bahkan mungkin semua orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu tidak akan berjalan dengan baik. Menurut Amyadin (dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu tidak akan berjalan dengan baik. Menurut Amyadin (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sangatlah penting bagi setiap individu. Jika individu tidak memiliki kesehatan baik secara fisik, maupun mental menyebabkan kehidupan individu tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, manusia dan pekerjaan merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan tidak bisa dilepaskan; keduanya saling mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penderita penyakit kronis yang dapat menyebabkan kematian kini mengalami peningkatan. Penyakit-penyakit kronis tersebut, di antaranya: kanker, HIV/AIDS,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

RS PERTAMINA BALIKPAPAN D MUHAMMAD IQBAL Dr. IQBAL, S Sp.JP JP RS PERTAMINA BALIKPAPAN RS. 2 Penyakit Kardiovascular : Penyakit Jantung Koroner (PJK ) menyebabkan 7.2 juta kematian di dunia di tahun 1996 14% dari total kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2005, penyakit ini menyebabkan 17,5 juta kematian, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem tingkat resiko penyakit jantung koroner.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem tingkat resiko penyakit jantung koroner. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu jenis penyakit yang berbahaya. Penyakit tersebut merupakan salah satu jenis penyakit paling mematikan

Lebih terperinci

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman : 1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RSPAW) Salatiga, dengan alamat Jalan Hasanudin 806 Salatiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RSPAW) Salatiga, dengan alamat Jalan Hasanudin 806 Salatiga. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat Jalan Hasanudin 806 Salatiga. RSPAW Salatiga merupakan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negera berkembang.penyakit Jantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan jenis penyakit yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan jenis penyakit yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan jenis penyakit yang paling banyak mengakibatkan kematian mendadak. Menurut data WHO sampai dengan tahun 2008, PJK

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas

Lebih terperinci

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner Penyakit Jantung Koroner Memahami bagaimana jantung bekerja Untuk memahami penyakit jantung, Anda harus terlebih dahulu tahu bagaimana jantung bekerja. Jantung adalah seperti otot lain, membutuhkan darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), sampai dengan tahun 2008, PJK masih

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), sampai dengan tahun 2008, PJK masih BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit jantung koroner (PJK) dan serangan jantung merupakan jenis penyakit yang paling banyak mengakibatkan kematian mendadak. Menurut data World Health

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi bahan-bahan

Lebih terperinci

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A. Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan 21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik tingkat ekonomi, sosial maupun teknologi. Perubahan penyakit menular ke penyakit tidak menular menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir maupun batin. Bagian tubuh ini memainkan peran dalam identitas

Lebih terperinci

Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung telah menjadi penyakit pembunuh kedua di Hong Kong setelah kanker. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung utama. Menurut statistik dari Departemen

Lebih terperinci

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang mengalami operasi peralihan, orang menjalani angioplasti

BAB I PENDAHULUAN. orang mengalami operasi peralihan, orang menjalani angioplasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu pada orang dewasa di Amerika. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 1,5 juta orang mengalami serangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit

Lebih terperinci

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan Mohon membaca slide untuk menjawab soal Benar dan Salah dan Menjodohkan. Semua yang di tulis di slide berikut ini adalah jawaban untuk pertanyaan essay Sinar matahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola hidup yang tidak sehat dapat mempengaruhi kesehatan individu. Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji dan kurangnya olahraga telah menjadi pola hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan keluarga yang kurang akan mempengaruhi pola hidup anggota keluarga yang lain yang menyebabkan penyakit jantung koroner seperting mani kebiasaan merokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kehidupan perkotaan di Indonesia saat ini dapat dikatakan sangat bebas. Individu dapat mendapatkan apa yang diinginkan dengan sangat mudah, didukung dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] 2015 copyright@saricipta2015 [BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] Buku saku ini berisi informasi terkait Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang sangat bermanfaat dalam rangka pengendalian mandiri oleh jamaah

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR 892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun, ini disebabkan karena meningkatnya usia harapan hidup. Pada tahun 1980 usia harapan hidup di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab utama kematian dan gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, 2011). Dalam 3 dekade terakhir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di negara-negara maju dan berkembang setiap tahunnya, sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di negara-negara maju dan berkembang setiap tahunnya, sebagai akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai penelitian menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes melitus di negara-negara maju dan berkembang setiap tahunnya, sebagai akibat peningkatan kesemakmuran

Lebih terperinci

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG

Lebih terperinci

3. Jenis kelamin 4. Obesitas. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : Data Penyakit Kardiovaskuler

3. Jenis kelamin 4. Obesitas. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : Data Penyakit Kardiovaskuler Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM) (63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif *

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA. Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SISWA SMU KOTA PALANGKARAYA Oleh : Dina Fariza Tryani Syarif * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Halusinasi 2.1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan diperkirakan akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2020 (Tunstall. 1994). Diantaranya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson ` BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis adalah penyebab dari kesakitan dan kematian yang membutuhkan jangka waktu lama dan respon yang kompleks, jarang sembuh total, serta berkoordinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan tuntutan hidup terutama di perkotaan. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan tuntutan hidup terutama di perkotaan. Pada era 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup pada masyarakat terjadi seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan hidup terutama di perkotaan. Pada era globalisasi, informasi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang dianggap besar karena merupakan penyakit yang bisa menyebabkan terjadinya penyakit lain yang lebih

Lebih terperinci

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa. prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa. prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga 1 Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional penyakit jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala) dan Provinsi DI Yogyakarta berada sedikit

Lebih terperinci

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya Diabetes type 2: apa artinya? Diabetes tipe 2 menyerang orang dari segala usia, dan dengan gejala-gejala awal tidak diketahui. Bahkan, sekitar satu dari tiga orang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa (Purwanto, 1998). Periode ini dianggap sebagai masa-masa yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah normal pada anak dan remaja bervariasi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan dapat menyebabkan kematian terbesar di seluruh dunia, salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Diabetes

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN TEORETIS BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Stroke 2.1.1 Defenisi Stroke Stroke adalah berhentinya pasokan darah ke bagian otak sehingga mengakibatkan gangguan pada fungsi otak (Smeltzer dan Bare, 2002). Kurangnya aliran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress

Lebih terperinci

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak. Written by Dr. Aji Hoesodo Stroke adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan peredaran darah di otak. Stroke merupakan suatu kerusakan pada system sentral yang diawali dengan penyakit darah tinggi

Lebih terperinci

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA Elisa Putri D. Siahaan*, Wardiyah Daulay** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M.

BAB I PENDAHULUAN. Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengidap penyakit jantung di Indonesia terus meningkat, menurut dr M. Arif Nugroho, Sp.JP, FIHA penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia. Manusia dapat menjalankan berbagai macam aktivitas hidup dengan baik bila memiliki kondisi kesehatan

Lebih terperinci

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini

Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15. Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini Edukasi Kesehatan Mental Intensif 15 Lampiran A. Informed consent (Persetujuan dalam keadaan sadar) yang digunakan dalam studi ini PERSETUJUAN DALAM KEADAAN SADAR UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI SUBJEK RISET

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ansietas 1. Pengertian Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal (Suliswati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan

Lebih terperinci

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci