EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL
|
|
- Herman Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL Oleh: Vinsensia Ulia Rita Sila Ludgardis Ledheng FKIP Universitas Timor, NTT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas penggunaan media video untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa pada materi organel-organel sel serta respon mahasiswa akan pembelajaran pada materi organel-organel sel dengan bantuan media video. Manfaat dari penelitian ini adalah 1) Bagi mahasiswa, agar mahasiswa dapat berperan aktif dan tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran serta dijadikan acuan sebagai salah satu media yang dapat diterapkan di sekolah sesuai karakter materi yang diajarkan; 2) Bagi dosen dan guru Biologi: a. Sebagai masukan dalam menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa maupun mahasiswa akan materi yang dipelajari, b. Sebagai salah satu media pembelajaran alternatif yang mampu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta menjadikan suasana pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.3) Bagi Peneliti sebagai salah satu referensi, evaluasi dan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan masalah efektivitas penggunaan media video untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa pada materi organel-organel sel. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Pebruari 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor dengan sampel adalah mahasiswa semester V T.A 2013/2014 yang diambil secara purposif sebanyak 60 orang terbagi dalam dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis data yang digunakan adalah data primer yakni data hasil tes dan data respon yang diperoleh langsung peneliti dari mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman mahasiswa sebagai variabel terikat serta media video sebagai variabel bebas. Data diperoleh melalui tes dan pengisian angket oleh mahasiswa sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Uji statistik yang digunakan sebagai prasyarat adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji t dua sampel serta uji regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media dimana nilai rata-ratanya adalah 69,90 dengan tingkat kelulusan secara klasikal sebesar 93,34%, dan rata-rata 70% mahasiswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan bantuan media video dimana pengaruhnya sebesar 60,5%. Kata Kunci: Efektivitas, Media video, Hasil belajar, Respon mahasiswa, materi Organel-organel sel PENDAHULUAN Pendidikan Biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan Pendidikan Nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan 143
2 cara mencari tahu dan memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan (Prawoto, 1989). Selain itu Biologi merupakan salah satu pendidikan dan langkah awal bagi seorang anak mengenal dan memahami konsep-konsep tentang alam untuk membangun keahlian dan kemampuan berpikirnya agar dapat berperan aktif menerapkan ilmunya dalam dunia teknologi. Melalui ilmu Biologi seharusnya mampu membekali siswa dalam mengatasi permasalahan hidup karena belajar Biologi dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami tentang alam dan makluk hidup secara sistematis dengan berdasarkan pada metode ilmiah. Tetapi kenyataannya, pembelajaran Biologi masih kurang memberi kontribusi yang cukup terhadap siswa untuk mengembangkan kreativitas sehingga senantiasa bergantung pada orang lain. Dalam pembelajaran Biologi, agar siswa dapat menguasai konsep-konsep Biologi maka strategi belajar mengajar harus diarahkan pada keaktifan siswa. Selain itu, diperlukan suatu strategi khusus supaya siswa tidak hanya memahami dan menguasai konsep tetapi mampu menerapkan ilmu yang dipelajari ke dalam pengembangan diri. Pembelajaran Biologi perlu menekankan pada pemberian pengalaman belajar dengan tujuan untuk membekali siswa pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan khusus serta mengembangkan ilmu dan teknologi karena ilmu Biologi tidak hanya berupa teori, hafalan dan pemahaman akan konsep saja, tetapi juga berupa proses penerapan dan bahkan penemuan. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka dalam pembelajarannya perlu melibatkan siswa secara aktif untuk berinteraksi dengan objek konkrit (Wulandari, 2011). Ilmu Biologi terutama materi yang berkaitan dengan anatomi dan fisiologi makluk hidup terkesan sulit dan abstrak menyebabkan sebagian siswa kesulitan dalam memahami materi-materi Biologi yang disampaikan melalui metode atau strategi pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan saja sehingga siswa cenderung untuk menghafal materimateri pembelajaran. Pola pembelajaran yang cenderung menghafal terbukti berhasil dalam persaingan mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam jangka panjang yang berhubungan dengan ilmu Biologi. Agar pembelajaran Biologi lebih bermakna maka diperlukan kreativitas guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan suatu metode atau strategi pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan aktivitas siswa baik dalam memahami materi pembelajaran maupun saat terjun di masyarakat nantinya. Guru memiliki tanggungjawab dalam mengelola materi sehingga siswa mampu menerapkan ilmu Biologi yang telah diperoleh dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu guru diharapkan mampu menguasai dan mengembangkan materi ajar yang dibutuhkan oleh siswa. Mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor (Unimor) Tahun Akademik 2013/2014 yang adalah calon-calon guru diharapkan dapat membantu meminimalisir masalah-masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah dimana menjadi tempat mengabdi nantinya. Oleh karena itu selama proses perkuliahan para dosen perlu memperhatikan metode atau strategi yang tidak hanya mengutamakan penguasaan ilmu yang diingat dalam waktu yang relatif pendek tetapi lebih ditekankan pada pemecahan persoalan jangka panjang yang berhubungan dengan ilmu Biologi. Salah satu komponen yang diduga dapat menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan aktivitas mahasiswa adalah penggunaan media video dalam pembelajaran. Media Video merupakan media audiovisual yang penting sebab ia dapat mengkonkritkan yang abstrak dan mengatasi pengamatan manusia. Video membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata tanpa melihat langsung mekanisme kerjanya. Saat mahasiswa 144
3 memperhatikan suatu video mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan gambar-gambar atau suara yang ditimbulkan dari video tersebut dan juga dapat membangun gagasan baru (Munadi, 2008). Wulandari (2011) juga menjelaskan bahwa ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media video sebagai perantara dan kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan serta dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui katakata atau kalimat. Materi organel-organel sel lebih menitikberatkan pada struktur dan fungsi serta segala sesuatu yang berkaitan dengan sel dari makluk hidup baik prokariotik maupun eukariotik. Dalam mempelajari materi tersebut sering dianggap abstrak oleh mahasiswa karena ketersediaan alat dan bahan praktikum kurang mendukung sehingga mahasiswa tidak terlibat secara langsung untuk mengamati objek yang berkaitan dengan struktur dari organel-organel sel yang telah dipelajari teorinya. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa akan materi organelorganel sel adalah dengan menggunakan media berupa video. Dengan media video mahasiswa dapat mengetahui perbedaan struktur organel yang satu dengan yang lain serta kerjasama dalam menjalankan fungsi dari organel yang satu dengan organel yang lain dalam satu makluk hidup yang kompleks. Dengan demikian materi yang tadinya dianggap abstrak menjadi konkrit dan yang dianggap rumit dapat disederhakan sehingga materi yang dipelajari akan lebih lama diingat. Oleh karena itu penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Media Video Untuk Mengukur Tingkat Pemahaman Mahasiswa Pada Materi Organel-Organel Sel perlu dilakukan. Media video didefinisikan secara operasional sebagai media yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa tentang struktur organel sel serta hubungan dalam menjalankan fungsi antar organel sel. Skor yang diperoleh mahasiswa setelah menyelesaikan soal melalui tes mencerminkan kemampuan mahasiswa memahami materi organel-organel sel. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari Pebruari 2014 pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Timor dengan sampel adalah mahasiswa semester V T.A 2013/2014 yang diambil secara purposif sebanyak 60 orang terbagi dalam dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis data yang digunakan adalah data primer yakni data hasil tes dan data respon yang diperoleh langsung peneliti dari mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman mahasiswa sebagai variabel terikat serta media video sebagai variabel bebas. Data diperoleh melalui tes dan pengisian angket oleh mahasiswa sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Uji statistik yang digunakan sebagai prasyarat adalah uji homogenitas, uji normalitas dan uji t dua sampel serta uji regresi. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti mengukur tingkat pemahaman mahasiswa dengan memberikan test tertulis. Nilai-nilai yang diperoleh setiap mahasiswa dijadikan tolak ukur untuk mengetahui perbedaan antara pembelajaran dengan bantuan media video dan yang tidak menggunakan media video. Distribusi nilai untuk kelompok eksperimen adalah dari 30 orang peserta tes diperoleh nilai tertinggi 79,4 dan nilai terrendah 59,0 dengan nilai rata-rata 69,90. Secara klasikal diperoleh persentase kelulusan sebesar 93,34 %. Sedangkan distribusi nilai untuk kelompok kontrol adalah dari 30 orang peserta tes diperoleh nilai tertinggi 71,6 dan nilai terrendah 50,2 dengan nilai rata-rata 61,85. Secara klasikal diperoleh persentase kelulusan sebesar 66,67 %. 145
4 Dengan membandingkan nilai hasil tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta hasil pengamatan selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa pada awal pembelajaran sebelum menggunakan media video ditemukan beberapa kendala diantaranya mahasiswa merasa bahwa mempelajari materi organel-organel sel sulit dan abstrak apabila tidak dilanjutkan dengan praktikum, mahasiswa merasa bosan dan jenuh dengan metode diskusi saja sehingga bila ada kelompok yang presentasi ada mahasiswa yang lebih memilih aktivitas lain seperti mengobrol dengan temannya, membuka laptop atau HP dan mengakses sendiri sehingga materi yang dibahas tidak diikuti secara serius. Situasi-situasi tersebut nampak baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sehingga berpengaruh juga pada hasil belajar. Untuk kelompok kontrol terlihat bahwa dari 30 orang peserta tes 10 orang mendapatkan nilai antara (D), 19 orang mendapatkan nilai antara (C) dan 1 orang mendapatkan nilai antara (B) dengan nilai ratarata 61,65 dan tingkat kelulusan secara klasikal 66,67%. Selanjutnya situasi belajar nampak berbeda ketika peneliti melakukan pembelajaran materi organel-organel sel dengan bantuan media video pada kelompok eksperimen mahasiswa lebih aktif membahas materi dalam kelompok karena sudah diberikan panduan, aktif bertanya ketika ditayangkan materi melalui media video sehingga aktivitas lain menjadi berkurang. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa dimana dari 30 orang peserta tes hanya 2 orang yang mendapatkan nilai 59 (D) dan 28 orang mendapatkan nilai antara (C & B) dengan nilai rata-rata 69,90 dan tingkat kelulusan secara klasikal 93,34%. Hasil ini dirasakan cukup memuaskan karena nilai ratarata tersebut sudah memenuhi nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Hasil penelitian diatas didukung oleh pendapat Munadi (2008) yang mengatakan bahwa video membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata tanpa melihat langsung mekanisme kerjanya. Saat mahasiswa memperhatikan suatu video mereka akan terdorong untuk berbicara lebih banyak, berinteraksi baik dengan gambar-gambar atau suara yang ditimbulkan dari video tersebut dan juga dapat membangun gagasan baru. Selain itu Wulandari (2011) juga menjelaskan bahwa ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media video sebagai perantara dan kerumitan bahan pelajaran dapat disederhanakan serta dapat mewakili apa yang kurang mampu dosen ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Hasil uji t dua sampel menunjukkan bahwa mean kelompok eksperimen sebesar 69,90 lebih besar dari mean kelompok kontrol yakni sebesar 61,85. Dengan demikian, secara statistik diputuskan menerima Ha yang berarti bahwa penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel lebih efektif daripada pembelajaran tanpa menggunakan media. Hasil analisa data untuk respon mahasiswa terhadap pembelajaran materi organelorganel sel dengan bantuan media video menunjukkan bahwa rata-rata 70% mahasiswa memberikan respon positif dengan besarnya pengaruh sebesar 60,5%, sedangkan sisanya 39,5% dipengaruhi oleh faktor lain yakni metode dan strategi pembelajaran, materi ajar, pengelolaan pembelajaran, aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penggunaan media video dalam pembelajaran materi organel-organel sel karena materinya mudah dipahami. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata 69,90 dengan tingkat kelulusan secara klasikal 93,34%. 146
5 2. Penggunaan media video dalam mempelajari materi organel-organel sel dapat lebih efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa dibandingkan tanpa menggunakan media video. 3. Tingkat respon mahasiswa terhadap pembelajaran materi organel-organel sel sebesar 70% dengan besarnya pengaruh 60,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya penggunaan media video dalam pembelajaran materi organel-organel sel karena materinya mudah dipahami. 4. Penggunaan media video dalam pembelajaran dapat memotivasi dan meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Saran 1. Diharapkan pada setiap akhir pembelajaran dosen hendaknya menyediakan waktu untuk mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran. Hal ini dimaksud agar dosen dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan selama pembelajaran selama diruang kuliah. 2. Diharapkan dosen memilih metode dan model pembelajaran serta media yang tepat sesuai karakter materi sehingga dapat menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang lebih efektif. 3. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan masalah yang sama dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi. DAFTAR PUSTAKA Hasruddin Peran Multi Media dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Tabularasa PPS Unimed.6 (2). Hamdani Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hakim, L Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Instruction disertai Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012.Skripsi FKIP Biologi Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Mustami, M.K Inovasi Model-Model Pembelajaran Bidang Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal Lentera Pendidikan.12 (2): Muslikhah Pembelajaran Biologi Menggunakan Model STAD dengan Media Cetak (LKS) dan Video ditinjau dari Gaya Berpikir dan Interaksi Sosial Siswa. Tesis PPS Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Prawoto Media Instruksional Untuk Biologi. Jakarta: Depdikbud. Wulandari, F.E Pengembangan Media Pembelajaran Biologi SMP Berbasis Komputer Bahan Materi Sistem Saraf dan Sistem Indera pada Manusia. Jurnal Pedagogia.1: Yukananda, R, dkk Penggunaan Media Bahan Alam dalam Meningkatkan Keterampilan Mencetak Timbul. PGSD FKIP UNS 147
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
345 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA Woro Sumarni, Soeprodjo, Krida Puji Rahayu Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai komponen utama pendidikan perlu mengelola pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dimana kegiatan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya sebagai objek, sementara guru aktif mendominasi seluruh kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah terjadi pergeseran paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran di dalam mengelola pendidikan,. Pengajaran cenderung guru aktif, sedangkan siswa pasif sehingga
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF Team Assisted Individualization (TAI) YANG DISERTAI PENYUSUNAN PETA KONSEP PADA PROSES PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI OLEH: LATIF
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang ada saat ini seperti Course Builder, Visual Basic, atau Dream weaver
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini media pembelajaran interaktif belum berkembang dengan optimal di Indonesia. Salah satu kendala pengembangan media pembelajaran interaktif adalah kurang dikuasainya
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN Ika Widya Elnada, Mastuang, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinci*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Tingkat II Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciSkripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
Lebih terperinciAfandi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura. Abstrak
Pembelajaran Biologi Menggunakan (Afandi) 1 Pembelajaran Biologi Menggunakan Pendekatan Metakognitif melalui Model Reciprocal Taching dan Problem Based Learning Ditinjau dari Kemandirian Belajar dan Kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi pendidik (guru) dengan peserta didik untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan (Ambarini, 2010). Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa. seutuhnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan dalam pembangunan nasional berupa mencerdaskan kehidupan bangsa dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Maahas Pada Materi Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantu Media Video Taufik Nur Akbar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP DAN LKS PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS VIII SMP AL HADI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan hasil dari aktivitas para ilmuan. Produk sains dapat dicapai dengan pembelajaran yang fokus pada
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP EMBRIOLOGI HEWAN MAHASISWA PRODI P.BIOLOGI FKIP UNS Harlita, Riezky Maya Probosari Dosen Prodi P.Biologi FKIP UNS Email: lita_uns@yahoo.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan kegiatan penyelidikan atau eksperimen sebagai bagian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan arus informasi pada era globalisasai dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains pada hakikatnya berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan tentang kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa Sekolah di SMP. Pelajaran IPA di SMP masih bersifat umum, yaitu gabungan antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK
PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII F SEMESTER GENAP SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Skripsi Oleh
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL DAN REFLEKSI Agar kegiatan PPL yang dilaksanakan sejak 2 Juli sampai 17 September 2014 berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan maka diperlukan adanya persiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan. Proses pendidikan dipandang sebagai aktivitas yang dapat merespon siswa untuk terlibat
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA Gina Rosarina 1, Ali Sudin, Atep Sujana 3 123 Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes meliputi siklus I dan siklus II. Hasil
Lebih terperinciPENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT
PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 NGUTER
Lebih terperinciPENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA Skripsi Oleh: TRIMANTO NIM. K4303066 PROGRAM BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, karena kimia merupakan ilmu dasar untuk tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin meluas mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama lapangan kerja, dibutuhkan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KONSEP KLASIFIKASI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) DI KELAS VII B MELALUI METODE EKSPERIMEN DENGAN STRATEGI STAD DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang memadai. Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa salah satu alat ukurnya adalah kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu, peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan. Salah satu upaya untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum memiliki peranan penting dalam pendidikan. Istilah kurikulum menunjukkan beberapa dimensi pengertian, setiap dimensi tersebut memiliki keterkaitan satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinci(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti
ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET BERBASIS WEB Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha mencapai kemajuankemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak terlepas dari peran guru dalam pembelajaran dikelas. Guru berperan penting dalam keberhasilan belajar siswa. Peran
Lebih terperinciSekolah terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi pada Materi Keanekaragaman Hayati di SMA Negeri 2 Palembang
Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN : 2087-4243 Oleh Frenike Liani Utami 1, Kholillah 2, Aseptianova 3, Frenikelu@yahoo.co.id FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Palembang ABSTRAK Utami Liani, Frenike.
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Idealnya seorang guru memasuki kelas tidak dengan tangan kosong, ia harus mendekati para siswanya dengan seperangkat asumsi, asumsi tentang dirinya sendiri,
Lebih terperinciSafrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika UPGRIS
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTU SOFWARE PREZI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SEMESTER II Safrina Yulistiani 1 Prodi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II Dwi Nugraheni Rositawati, Tarsisius Sarkim Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENERAPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: PUJI ASTUTI X
PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS LINGKUNGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII E SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 MATESIH TAHUN PELAJARAN 2007/2008 SKRIPSI Oleh: PUJI ASTUTI X4304019
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh: SUPRIYANI FERIYATI NIM. K4303062 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses kerja antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari siswa seperti minat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki peranan yang sangat dominan dalam proses belajar mengajar di kelas, tanpa melibatkan siswa
Lebih terperinciPeningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri
Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri Dewi Sartika Barangka, Ali Karim, dan Budi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPenerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli
Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli Tri Haryanti SDN Inpres 5 Birobuli, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA
1 MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIRENJA Dina 1 H. Ali Jennah 2 Dwi Septiwiharti 3 ABSTRAK Masalah dalam
Lebih terperinci*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 52-58 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR Yakobus Ede Pawe 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1
Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1 PENINGKATAN MOTIVASI, AKTIVITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS VIIF SMP NEGERI
Lebih terperinciPenggunaan metode yang baik dan tepat dapat berpengaruh dalam proses dan pencapaian
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS VII B MELALUI METODE PEMBELAJARAN OBSERVASI PADA MATERI KLASIFIKASI HEWAN DI SMP NEGERI 2 KASIHAN BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 Gangsar Tri Handini, Muhammad Joko
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutrisni 1, M. Chamdani 2, Warsiti 3 PGSD FKIP Universitas
Lebih terperinciPENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA
PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh : RIRIK NIANGKASAWATI NIM K. 4303053 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciEfektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Efektifitas Penerapan e- book sebagai Sumber Belajar Mandiri dalam Pembelajaran Biologi Eka Putri Azrai dan Refirman Dj. Abstrak. Guru sebagai ujung tombak
Lebih terperinciUniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
44 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KINERJA ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SAINS SISWA KELAS C SMP NEGERI 3 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2010/2011 1 N.W. S. Darmayanti, 2 I.W. Suastra,
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERPIKIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERPIKIR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DISERTAI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA SKRIPSI oleh Dema Wahyu Tursina K 4304016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Agar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan cabang dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia dibangun
Lebih terperinci: GADING MEGA MAWARTI NIM: A
PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. globalisasi yang berkembang sangat pesat diperlukan praktek pembelajaran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi memberikan dampak yang besar dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Munculnya berbagai macam teknologi hasil karya manusia menandakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena melalui pendidikan akan terlahir generasi-generasi yang berkualitas yang mampu membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus seimbang dengan pertumbuhan keinginan masyarakat sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 31, bahwa setiap pengajaran atau pembelajaran pada tingkat usia sekolah dasar haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Endah Nurcahyani endah_tamtam@yahoo.co.id Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan IPTEK yang begitu cepat dan berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PADA PERKULIAHAN EKSPERIMEN FISIKA I MELALUI PENERAPAN MODEL INQUIRY DISCOVERY LEARNING Seminar Nasional Pendidikan IPA Zainuddin zinuddin_pfis@unlam.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperincikata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.
UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berpotensi dan berkompetensi. Melalui pendidikan individu
Lebih terperinciTAHUN AJARAN 2014/2015. ARTIKEL
Artikel Skripsi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI DAN MEDIA AUDIO-VISUAL (VIDEO) PADA KEGIATAN MENGENAL DAN MENGURUTKAN DAUR HIDUP TUMBUHAN DAN HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP MAKHLUK
Lebih terperinciHasil Uji Coba Video Pembelajaran Mata Kuliah Kultur Jaringan Berbasis Masalah pada Dosen dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi UMTS
Hasil Uji Coba Video Pembelajaran Mata Kuliah Kultur Jaringan Berbasis Masalah pada Dosen dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi UMTS Melvariani Syari Batubara Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciDila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak lepas dari pengaruh global, perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa. Keterampilan berbahasa mempunyai
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 9 Langsa diperoleh data mengenai pembelajaran dengan menggunakan media Smart Globe
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KARANGTANJUNG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Tri Rahayuningsih 1, Suripto 2, Warsiti 3 PGSD FKIP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan merupakan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang berkembangnya teknologi. Banyak fenomena alam yang terjadi
Lebih terperinci