Bab 1. Pendahuluan. bepergian ke rumah pemandian umum atau disebut dengan sentou 銭湯 pada tahun
|
|
- Susanti Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Menurut Relache (2011), kain furoshiki 風呂敷 adalah salah satu hasil kebudayaan Jepang yang mengandung nilai seni, fungsional serta ramah lingkungan ini awalnya digunakan oleh orang-orang sebagai kain pembungkus pakaian dan berbagai perlengkapan mandi yang akan dibawa oleh pemilik kain untuk digunakan saat bepergian ke rumah pemandian umum atau disebut dengan sentou 銭湯 pada tahun 1600-an. Pada saat itu yaitu zaman Edo ( ), kain pembungkus seperti furoshiki ini sangat populer dikalangan masyarakat, sehingga banyak digunakan oleh orang-orang untuk membawa dan membungkus beragam barang yang dapat dibungkus dengan berbagai macam teknik yang sesuai, mulai dari barang kecil hingga barang besar. Bahkan, pada zaman Edo saat itu mulai diperkenalkan juga pencetakan logo perusahaan pada kain pembungkusnya, hal ini dimaksudkan sebagai media iklan kepada masyarakat sehingga dapat terlihat jika dibawa jalan-jalan. Furoshiki yang digunakan untuk dibawa kemana-mana ini sama seperti yang dilakukan oleh seorang wanita pada zaman dahulu untuk mengantar barang-barang pesanan (Kawakami, 1993 : 212). Berikut di bawah ini adalah salah satu gambar kain furoshiki yang digunakan untuk membungkus barang. 1
2 Gambar 1.1 Kain Furoshiki Sumber : Selanjutnya, menurut Setiawan (2010) yang mengatakan bahwa, penggunaan kain furoshiki sebagai kain pembungkus tersebar dengan cepat seiring meningkatnya aktifitas masyarakat pada saat itu. Dahulu ketika kain furoshiki masih populer di kalangan masyarakat Jepang, wanita-wanita Jepang pada zaman itu membungkus kimono mereka dengan furoshiki (Kawakami, 1993 : 220). Pada waktu itu masyarakat masih belum mengenal produk praktis serbaguna sekali pakai yang disebut dengan kantung plastik sebagai alat untuk mengemas, membungkus, menjinjing, menyimpan barang dan lainnya, karena itu digunakanlah kain furoshiki sebagai alat serbaguna yang populer dikalangan masyarakat dengan jangka waktu yang cukup lama. Akan tetapi, kepopuleran furoshiki menjadi berkurang sejak pertumbuhan ekonomi Jepang setelah Perang Dunia kedua, ditambah lagi sejak pusat perbelanjaan mulai memperkenalkan penggunaan alat serbaguna kantung plastik dan kertas sebagai alat pembungkus di tahun 1960-an. Saat ini kegunaan furoshiki sering kali digunakan untuk membungkus bentou atau bekal makanan saat dimasukkan ke dalam tas supaya tutup dari tempat makanan tersebut 2
3 tidak mudah terbuka lalu tumpah mengotori isi di dalam tas atau juga digunakan saat menjinjing dengan tangan agar mudah membawanya dengan tangan. Manfaat lain dari furoshiki yaitu untuk membungkus semangka dengan teknik suika zutsumi, kotak tissue dengan teknik tissue bako zutsumi, dua buah buku yang dapat dibungkus dengan teknik hon zutsumi, membungkus botol kaca hingga dua buah sekaligus dalam satu helai kain dan lain-lain. Di bawah ini adalah gambar kain furoshiki yang digunakan untuk membungkus botol kaca. Gambar 1.2 Botol Kaca yang Dibungkus Kain Furoshiki Sumber : Furoshiki pada masa kini lebih terbatas penggunaannya untuk diberikan sebagai kenang-kenangan saja. Meskipun terjadi penurunan popularitas penggunaan, banyak orang meyakini bahwa furoshiki adalah sebuah cara yang baik untuk membungkus karena dapat digunakan untuk berbagai tujuan, ramah lingkungan karena dapat dipakai berulang-ulang kali, tahan lama serta tidak mudah rusak seperti kantung plastik dan kertas juga dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. 3
4 Menurut Relache (2011), makna dari hadiah yang dikemas dengan kain furoshiki lebih memiliki makna yang bernilai dibandingkan kertas kado yang bagus sekalipun dan walau isi dari hadiah tersebut sama jenisnya juga sama harganya. Karena itulah pada pertemuan tingkat tinggi negara G8 di Hokkaido bulan Juli 2008 yang lalu, sumpit dan kipas yang dibungkus menjadi satu dengan furoshiki dapat menjadi cinderamata yang cukup menarik bagi para pemimpin negara yang menghadiri pertemuan tingkat tinggi tersebut. Bentuk dari kain furoshiki adalah kain berbentuk segi empat yang dipotong dari sebuah gulungan kain, kemudian kedua sisi hasil potongan itu dijahit agar hasil akhir kain akan tampak rapi dan tidak mudah rusak atau bertiras pada sisi kain. Sisi inilah yang menjadi bagian atas dan bawah dari sebuah kain furoshiki dan lebih pendek dari sisi lainnya. Bentuk ini membuat diagonalnya lebih mudah diatur sehingga dapat digunakan untuk membungkus berbagai macam barang. Furoshiki sendiri memiliki 10 ukuran berbeda tergantung dari barang yang akan dikemas, panjang furoshiki yang ada yakni minimal dari 45 cm hingga mencapai 238 cm. Untuk mendapat hasil bungkusan terbaik, biasanya benda yang ingin dibungkus berukuran sekitar sepertiga dari garis diagonalnya. Relache (2011) mengatakan bahwa, sebenarnya kain furoshiki dapat dibuat dengan berbagai ukuran sesuai kebutuhan dari pemakainya, selain itu furoshiki dapat dibuat dengan berbagai jenis kain yang ada, misalnya kain katun, kain sutera, kain rayon dan kain nilon. Menurut Setiawan (2010), kain furoshiki juga digunakan sebagai kain pembungkus hadiah atau seserahan yang diberikan kepada pasangan pengantin pada saat pesta pernikahan dilaksanakan. Motif dalam kain furoshiki yang digunakan sebagai kain pembungkus hadiah atau seserahan pada saat pesta pernikahan, berbeda dengan motif 4
5 pada kain furoshiki yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Motif pada kain furoshiki yang digunakan dalam acara pernikahan umumnya bermotif burung bangau, kipas, pohon cemara dan ombak. Konon motif-motif ini digunakan karena motif ini dipercaya akan membawa berkah dan kebahagiaan dimasa depan bagi penggunanya itu sendiri, yaitu pasangan pengantin pria dan pengantin wanita. Kain furoshiki digunakan untuk membungkus hadiah yang diberikan kepada pengantin pria dan pengantin wanita pada saat pesta pernikahan dari orang tua mempelai wanita sebagai lambang pengharapan dan doa untuk kedua mempelai pengantin supaya mereka dapat hidup bahagia dan mendapatkan berkah dalam pernikahan. Hadiah-hadiah tersebut akan dibawa oleh kedua pengantin saat tinggal bersama dalam rumah keluarga pengantin pria. Akan tetapi pada umumnya hadiah-hadiah yang diberikan dari orang tua mempelai pengantin wanita khusus hanya diberikan kepada pengantin wanita saja agar saat tinggal di rumah keluarga calon suaminya, hadiah-hadiah tersebut dapat berguna sebagai barang keperluan sehari-hari. Sebenarnya hadiah-hadiah yang hanya diberikan untuk pengantin wanita tersebut juga dapat digunakan bersama dengan calon suaminya nanti seperti hadiah kain dan selimut (Brandon, 1989 : 12-15). Untuk memahami makna apa yang terkandung dalam motif-motif furoshiki tersebut, penulis akan menggunakan teori semantik, teori analisis medan makna dan juga teori semiotik untuk penelitian lebih lanjut. Dalam teori semiotik, motif tersebut memiliki arti tersendiri sebagai suatu tanda yang memiliki makna khusus yang terkandung di dalamnya. Akan tetapi penulis hanya akan meneliti motif burung bangau dan pohon cemara saja, karena dua macam motif ini saling berkaitan satu sama lain sehingga dalam berbagai kesenian tradisional maupun kesenian modern di Jepang motif-motif tersebut selalu digambarkan bersama-sama dalam satu gambar. 5
6 Tujuan dan harapan pada setiap pernikahan adalah tercapainya kebahagiaan bersama seumur hidupnya dalam ikatan suami-istri demikian pula dalam pernikahan Shinto. Dalam agama Shinto kedua motif burung bangau dan pohon cemara memiliki makna khusus yang terkandung di dalamnya, yaitu pembawa keberuntungan, panjang umur, banyak berkah dan sebagai lambang berbagai pengharapan dalam kehidupan pernikahan, sehingga masyarakat Jepang percaya akan hal tersebut. Maka dalam pernikahan Shinto atau shinzen kekkonshiki yang dilaksanakan di Jepang sebagai pernikahan tradisional, umumnya menggunakan motif burung bangau dan pohon cemara dalam kain furoshiki dengan harapan sepanjang umur pernikahannya akan mendapatkan keberuntungan, panjang umur, banyak berkah serta berbagai pengharapan baik lainnya. Karena alasan itulah motif burung bangau dan pohon cemara pada kain furoshiki saling berkaitan satu sama lain dalam pernikahan Shinto. Maka dalam penelitian ini penulis akan meneliti makna yang terkandung dibalik motif burung bangau dan pohon cemara menurut agama Shinto dalam pernikahan secara Shinto atau shinzen kekkonshiki, selain itu penulis ingin sekali memahami makna dari motif-motif tersebut dengan menggunakan teori semantik, teori analisis medan makna dan teori semiotik untuk menelitinya lebih mendalam lagi. Maka penulis akan menganalisa dan meneliti lebih dalam tentang teori semantik, teori analisis medan makna, teori semiotik, furoshiki dan pernikahan Shinto atau shinzen kekkonshiki serta makna yang terkandung di balik motif-motif furoshiki tersebut melalui berbagai media informasi terpercaya. Berikut di bawah ini adalah gambar kain furoshiki yang memiliki motif burung bangau dan pohon cemara. 6
7 Gambar 1.3 Kain Furoshiki dengan Motif Burung Bangau Sumber : Gambar 1.4 Kain Furoshiki dengan Motif Pohon Cemara Sumber : 7
8 Gambar 1.5 Kain Furoshiki dengan Motif Burung Bangau dan Pohon Cemara Sumber : Sebenarnya menurut Britton (1993 : 62), burung bangau memiliki banyak jenisnya di seluruh dunia, yaitu seperti Europaean Crane, Black Necked Crane, Hooded Crane, Sandhill Crane, American Whooping Crane, White Naped Crane, Sarus Crane, Australian Crane, Siberian White Crane, Blue Crane, Japanese Crane dan lain-lain. Dari sekian banyak jenis burung bangau diseluruh dunia, penulis hanya akan menganalisa burung bangau jenis Japanese Crane atau Grus Japonensis atau Japanese Red Crowned Crane sebagai acuan tambahan data, karena kehidupan dan sifat burung bangau jenis lain dengan burung bangau jenis Japanese Red Crowned Crane banyak 8
9 yang berbeda sehingga makna yang terkandung di dalamnya juga berbeda-beda. Selain itu burung bangau jenis Japanese Red Crowned Crane ini sangat populer di negara Jepang dan beberapa negara lain. Maka penulis memutuskan untuk mengspesifikasikan motif burung bangau dengan jenis burung Japanese Red Crowned Crane sebagai bahan analisis data. Akan tetapi penulis juga akan mengambil makna burung bangau sebagai analisis secara umum dari jenis lain yang berasal dari negeri China yang juga sangat populer dan memiliki banyak makna khusus yang mirip dengan Japanese Red Crowned Crane. Berikut di bawah ini adalah gambar burung bangau Japanese Crane atau Japanese Red Crowned Crane. Gambar 1.6 Burung Bangau Jenis Japanese Red Crowned Crane Sumber : Britton (1993 : 33 dan 35) Sebenarnya menurut Bora (2010), pohon cemara juga memiliki banyak jenisnya di seluruh dunia, yaitu seperti Sugar Pine, White Pine Trees, Long Leaf Pine, Short Leaf Pine, Bristlecone Pine, Red Pine, Foxtail Pine dan lain-lain. Sedangkan menurut Rajeev 9
10 (2010), ada tiga jenis pohon cemara yang paling populer di Jepang, yaitu Japanese Black Pine Tree, Japanese White Pine Tree dan Japanese Red Pine Tree. Akan tetapi pada umumnya kehidupan, sifat dan makna dari jenis pohon cemara yang berasal dari Jepang dengan jenis pohon cemara yang lainnya sangat mirip satu sama lain walaupun ada beberapa ciri-ciri fisiknya yang agak sedikit berbeda, namun makna yang terkandung di dalamnya tetap sama. Maka penulis memutuskan untuk tidak mengspesifikasikan jenis pohon cemara tertentu dalam menganalisis makna dibalik motif pohon cemara pada kain furoshiki. Berikut di bawah ini adalah gambar pohon cemara yang populer di Jepang. 10
11 Gambar 1.7 Pohon Cemara Jenis Japanese Red Pine, Japanese Black Pine dan Japanese White Pine Sumber : 11
12 1.2 Rumusan Permasalahan Ada empat macam motif furoshiki yang digunakan dalam pernikahan di Jepang, yaitu terdiri dari motif burung bangau, motif kipas, motif pohon cemara dan motif ombak. Akan tetapi penulis hanya akan meneliti dan menganalisa dua macam motif saja yaitu motif burung bangau dan motif pohon cemara yang terdapat dalam kain furoshiki yang digunakan dalam pernikahan di Jepang. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini adalah analisis makna yang terdapat pada motif kain furoshiki yaitu motif burung bangau dan motif pohon cemara yang digunakan sebagai kain pembungkus seserahan atau hadiah yang diberikan pada saat pesta pernikahan di Jepang atau shinzen kekkonshiki dihubungkan dengan agama Shinto. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dibalik dua macam motif furoshiki yang digunakan untuk kain pembungkus hadiah saat pesta pernikahan Shinto atau disebut dengan shinzen kekkonshiki. Manfaat dari penelitian ini adalah agar penelitian ini dapat menjadi bahan pengetahuan umum bagi pembaca mengenai berbagai macam hasil kebudayaan Jepang yang ada saat ini. Khususnya bagi pembaca yang ingin mengetahui informasi tentang furoshiki dan teori semiotik dalam gambar secara lebih mendalam. 12
13 Selain itu manfaat lain dari penelitian ini adalah dapat menjadi reverensi dari laporanlaporan lainnya yang menyangkut berbagai macam hasil kebudayaan dan makna gambar-gambar yang populer di Jepang. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode studi kepustakaan dan deskriptif analitis. Penulis akan menggunakan metode studi kepustakaan dengan mencari data melalui buku, internet, artikel dan lainnya yang terkait dengan teori semantik, teori analisis medan makna, teori semiotik dan makna dari motifmotif furoshiki (burung bangau dan pohon cemara) yang digunakan sebagai kain pembungkus seserahan atau hadiah pernikahan di Jepang. Kemudian penulis menggunakan metode deskriptif analisis yakni menjelaskan data-data yang ada dan kemudian penulis analisis. 1.6 Sistematika Penelitian Bab 1 membahas tentang latar belakang furoshiki yang menjelaskan tentang asal usul furoshiki, manfaat furoshiki, jenis-jenis motif furoshiki. Bab 2 adalah rumusan permasalahan makna motif-motif furoshiki yang digunakan sebagai pembungkus hadiah pernikahan dalam teori semantik, teori analisis medan makna, teori semiotik, teori Shinto, konsep furoshiki dan konsep pernikahan Shinto atau shinzen kekkonshiki. Bab 3 adalah ruang lingkup permasalahan yang menganalisa tentang makna motif burung bangau dan pohon cemara dalam kain furoshiki sebagai kain pembungkus hadiah pernikahan di Jepang dalam teori semantik, teori analisis medan makna, teori semiotik, 13
14 teori Shinto, konsep furoshiki dan konsep pernikahan Shinto atau shinzen kekkonshiki dengan menganalisa motif-motif tersebut secara satu persatu. Bab 4 adalah tujuan dan manfaat penelitian yang menjelaskan tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian makna dibalik motif-motif furoshiki yang dihubungkan dalam teori semantik, teori analisis medan makna, teori semiotik, teori Shinto, konsep furoshiki dan konsep pernikahan Shinto atau shinzen kekkonshiki. Bab 5 adalah metode penelitian yang digunakan oleh peneliti melalui metode studi kepustakaan diantaranya dengan mencari data melalui buku, internet atau situs web yang terpercaya, artikel dan lain-lain. Selain itu penulis juga menggunakan metode deskriptif analitis yakni menjelaskan data-data yang ada dan kemudian penulis analisis. 14
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jepang adalah Negara yang kaya dengan keaneka ragaman kebudayaannya. Di era globalisasi sekarang ini negara Jepang termasuk dalam urutan-urutan Negara dengan modernisasi
Lebih terperinciANALISA MOTIF BANGAU DAN CEMARA PADA FUROSHIKI DIHUBUNGKAN DENGAN AGAMA SHINTO DALAM SHINZEN KEKKONSHIKI
ANALISA MOTIF BANGAU DAN CEMARA PADA FUROSHIKI DIHUBUNGKAN DENGAN AGAMA SHINTO DALAM SHINZEN KEKKONSHIKI Skripsi Oleh Vina Andini 1000849536 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2011 ANALISA MOTIF BANGAU
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI. mayarakat Jepang sejak tahun sebelum masehi. Furo yang berarti mandi dan shiki
BAB II GAMBARAN UMUM FUROSHIKI 2.1 Pengertian Furoshiki Secara Harafiah furoshiki ( 風呂敷 ) adalah seni membungkus makanan atau benda yang dilakukan secara tradisional. Seni furoshiki diperkenalkan oleh
Lebih terperinciBab 4. Simpulan dan Saran. Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung
Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung bangau atau tsuru dan motif pohon cemara atau matsu yang digunakan pada kain furoshiki sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi dan dapat diartikan sebagai hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain yaitu teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan
Lebih terperinciSENI LIPAT MELIPAT DAN ARTI SIMBOLIS
SENI LIPAT MELIPAT DAN ARTI SIMBOLIS Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Seni lipat melipat merupakan bahan yang akan dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tas digunakan oleh semua kalangan, baik kalangan atas maupun kalangan bawah, pria maupun wanita di segala usia. Selain untuk menaruh barang, tas juga berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu sarana untuk mencurahkan rasa yang ada di dalam diri sehingga menghasilkan suatu karya yang bernilai sesuai dengan ungkapan yang dituangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Third New International (seperti dikutip Al Ichsan, 2013: 4), origami merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni melipat kertas, atau yang sering disebut origami, merupakan salah satu seni yang populer di kalangan masyarakat Jepang. Menurut kamus webster s Third New
Lebih terperinciGambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika
BAHAN AJAR BAGIAN III SEJARAH MODE PERKEMBANGAN BENTUK DASAR BUSANA DI NEGARA TIMUR A. Thailand Thailand adalah salah satu negara tetangga Indonesia sehingga busan antara kedua negara tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teh merupakan jenis tanaman yang populer di dunia. Diawali oleh penemuan teh di Cina, tanaman ini mulai merambah ke berbagai negara lain, seperti Portugal,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Perkembangan Furoshiki 1. Kebudayaan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal) diartikan
Lebih terperinciDAUR ULANG SAMPAH PLASTIK
DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK Oleh : DILLA FADHILAH BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN HANTARAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN HANTARAN DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan
Lebih terperinciKEHIDUPAN ORANG JEPANG. tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari
KEHIDUPAN ORANG JEPANG 1. Pakaian Pakaian khas Jepang adalah kimono. Kimono dipakai oleh orang Jepang hanya pada waktu tertentu saja. Misalnya pada waktu sejin shiki (hari kedewasaan), kekkon shiki (hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah momen yang sangat penting dalam hidup seseorang karena akan dikenang sepanjang hidup. Pernikahan menyatukan dua manusia menjadi satu keluarga. Pernikahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara pengantin merupakan kejadian yang sangat penting bagi kehidupan idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang dalam
Lebih terperinciBAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN
BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Perancangan Kemasan Hadiah Berikut Hadiah yang ditentukan : HADIAH UTAMA Jam dinding Kaos Tempat pensil Tempat makan Tempat sayur Tempat minum Hadiah lain lain : o Minuman
Lebih terperinciUJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01
DOKUMEN SEKOLAH SANGAT RAHASIA UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Mata Pelajaran Tata Busana/Ketrampilan Paket 01/Utama Hari/Tanggal... Waktu 08.30 09.30 (60 menit) P - 01 PETUNJUK UMUM :
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BANCI LUCU ONLINE: PENJUALAN BANCI (BANDUL KUNCI) MENGGUNAKAN SISTEM ONLINE
i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BANCI LUCU ONLINE: PENJUALAN BANCI (BANDUL KUNCI) MENGGUNAKAN SISTEM ONLINE BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN DIUSULKAN OLEH : Riza Susanti C0213057 / 2013
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki
Lebih terperinciMENGENAL HANTARAN DAN DESAIN
MENGENAL HANTARAN DAN DESAIN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Hantaran merupakan segala sesuatu berupa benda yang dibentuk,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai aktivitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai
Bab 5 Ringkasan Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai hadiah yang diberikan saat berbahagia. Dahulu temari juga dikenal sebagai bola kesayangan para ibu. Di sekitar
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis, organisasi,
Lebih terperinciKURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI HANTARAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI HANTARAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN 2009 0 B A B I PENDAHULUAN A. Rasional
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Perancangan 1. Tas Tas adalah wadah tertutup yang dapat dibawa berpergian. Tas biasanya digunakan untuk membawa
Lebih terperinciLAMPIRAN. Gambar 1. Teru teru bozu ningyou. Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Gambar 1. Teru teru bozu ningyou Gambar 2. Peralatan Membuat Teru teru bozu ningyou Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Mock Joya, Volume IV, Quaint Customs and Manners of Japan https://id.wikipedia.org/wiki/teru_teru_b%c5%8dzu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah tidak dapat lagi terlepas dari teknologi internet dimana internet telah menjadi suatu teknologi yang tidak dapat lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengertiannya yang paling umum, pakaian dapat diartikan sebagai penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung tubuh terhadap hal-hal
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM KOKOPANDA (Kotak Kado Papertoy dan Diorama) Cara Baru Ungkapkan Kasih Sayang dengan Kotak Kado yang Unik, Kreatif dan Penuh Cinta BIDANG KEGIATAN : PKM
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Skripsi yang berjudul Makna Motif dan Warna Hollyebok ( 혼례복 ) dalam
BAB IV KESIMPULAN Skripsi yang berjudul Makna Motif dan Warna Hollyebok ( 혼례복 ) dalam Pakaian pada Pernikahan Korea ini membahas mengenai pakaian pernikahan tradisional hollyebok yang dikenakan oleh keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kurun waktu yang lama, sesuatu yang berasal dari alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah kurun waktu yang lama, sesuatu yang berasal dari alam yang banyak kita gunakan untuk menyimbolkan kedamaian itu selalu berkaitan dengan burung
Lebih terperinciBAB 5 RINGKASAN. Salah satu jenis perkawinan yang menjadi kebudayaan Jepang yaitu perkawinan
BAB 5 RINGKASAN Salah satu jenis perkawinan yang menjadi kebudayaan Jepang yaitu perkawinan yang berdasarkan pada perjodohan atau yang lebih dikenal dengan Omiai Kekkon. Miai memiliki dua pengertian diantaranya
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Ambor Baju Pesta Balita Perempuan merupakan baju pesta untuk usia 1-5 tahun. Faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proyek-proyek perumahan, gedung-gedung bertingkat dan pembenahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apabila kita memperhatikan kota metropolitan Jakarta akhir-akhir ini berkembang sedemikian rupa mengundang minat para investor pengembang. Proyek-proyek perumahan,
Lebih terperinciBAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. nilai-nilai tradisionalnya. Sebelum Perang Dunia II, sistem keluarga Jepang didasarkan
BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Masyarakat Jepang di kenal sebagai suatu masyarakat yang memegang kuat nilai-nilai tradisionalnya. Sebelum Perang Dunia II, sistem keluarga Jepang didasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pengertian Manajemen Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR)
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KAIN ENDEK BALI SEBAGAI INDUSTRI PARIWISATA KREATIF (STUDI KASUS DENPASAR) Deannisa Hakika Putri I Wayan Suardana I GPB Sasrawan Mananda Email : deannisa@gmail.com PS. S1 Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu barang atau material sisa yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, perindustrian, perdagangan, pertanian, serta kegiatan lain yang
Lebih terperinciBAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN
35 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Dalam penciptaan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul APLIKASI TEKNIK BATIK TULIS DENGAN MOTIF RUMAH ADAT DAYAK KANAYATN PADA PEMBUATAN TAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua variabel memengaruhi kepuasan pelanggan. Variabel kualitas informasi, desain situs web, kemampuan transaksi, waktu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI. di masyarakat luas. Seni kerajinan ini berasal dari Negeri Matahari, Jepang.
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KIRIGAMI 2.1 Sejarah Kirigami Seni kerajinan kertas kirigami merupakan salah satu varian dari kerajinan origami. Origami merupakan kerajinan kertas lipat yang terlebih dahulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak orang mengatakan bahwa pakaian yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja namun pakaian tradisional juga dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui dengan cepat melalui informasi-informasi yang tersedia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan dunia yang semakin pesat, perkembangan kondisi pasar yang sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap makhluk diciptakan saling berpasangan, begitu juga manusia. Jika pada makhluk lain untuk berpasangan tidak memerlukan tata cara dan peraturan tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Kebudayaan tersebut tidak terlepas dari pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia, salah satunya yaitu seni dekoratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anda tau kain perca? Ya, kain sisa potongan yang sudah tidak terpakai itu, ternyata masih bisa dimanfaatkan loh. Bahkan ditangan si kreatif, kain perca dapat disulap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Kalimantan Barat adalah tenun ikat Dayak. Tenun ikat Dayak merupakan salah satu kerajinan tradisional yang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah sangat berkembang dan terus semakin berkembang. Segala macam produk dan jasa yang disediakan oleh
Lebih terperinciPENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti
Lebih terperinciRINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah
RINGKASAN SUSHI Salah satu makanan Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang baik dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi
Lebih terperinciMAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai adat dan kebiasaan masing-masing.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Berpenampilan menarik merupakan suatu kebutuhan hidup setiap individu karena penampilan merupakan sarana representatif bagi setiap individu yang dapat mencerminkan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Oshougatsu atau lebih dikenal dengan shougatsu adalah perayaan tahun baru masyarakat Jepang yang pada perayaan shougatsu terdapat berbagai macam jenis dekorasi-dekorasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG. Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KIMONO PADA MASYARAKAT JEPANG 2.1. Sejarah Kimono di Jepang Dulunya kimono adalah salah satu dari 2 jubah formal yang biasa digunakan di pengadilan Cina. Kemudian berevolusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang diiringi dengan perkembangan ilmu dan tekhnologi, telah membawa manusia kearah modernisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan manusia, setiap pasangan tentu ingin melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan suatu bangsa tidak hanya merupakan suatu aset, namun juga jati diri. Itu semua muncul dari khasanah kehidupan yang sangat panjang, yang merupakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT
PENGEMBANGAN DESAIN SOUVENIR DAN AKSESORISDARI KULIT SALAK DI INDUSTRI KERAJINAN Q-SAL CRAFT Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan dengan segala macam kekayaan alam yang melimpah. Tidak hanya sumber daya alam yang melimpah, tetapi bangsa Indonesia memiliki berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Busana merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat digantikan oleh apapun. Pada awalnya busana hanya digunakan sebagai penutup tubuh. Kini fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Mengoptimalkan Peluang Bisnis Online Shop di Tengah Perkembangan Trend Fashion di Indonesia
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Mengoptimalkan Peluang Bisnis Online Shop di Tengah Perkembangan Trend Fashion di Indonesia BIDANG KEGIATAN: PKM Kewirausahaan Diusulkan oleh: Hana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini telah membuat berbagai perusahaan berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sejak zaman dahulu pakaian termasuk kebutuhan utama bagi manusia yang digunakan untuk melindungi tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara administratif, Pulau Samosir adalah adalah pulau vulkanik di tengah Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara, yang termasuk dalam Kabupaten Samosir, Sumatera
Lebih terperinciRp3.000,00. Rp6.500,00. Rp ,00. Rp4.200,00. Rp200,00
6.500,00 Pouch Hp Blacu SKU: T3 souvenir pouch hp blacu ini berukuran 10 x 15 cm souvenir ini dapat di sablon dengan nama mempelai 3.000,00 Pouch Spounbond SKU: T4 pouch ini menggunakan bahan kain furing
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K Diusulkan Oleh : Ahmad Solikin 4411412048 2012 Aulia Nuanza Alam 4411412055 2012 Siti Rofiatus Saadah
Lebih terperinciNama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya
Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh unit usaha mempunyai tujuan untuk tetap hidup dan berkembang, baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan tersebut dapat dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pada usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, informasi mengenai berbagai hal bisa kita dapatkan dengan mudah dan cepat. Berkomunikasi adalah cara yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).
Lebih terperinciDompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah
Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi Jepang ada satu tradisi yang dapat mengangkat pamor pariwisata negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan kaya akan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan kemajuan media informasi,
Lebih terperinciBAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI. desainnya merupakan interpretasi berdasarkan karakter masing-masing
BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI 4.1. Media Utama Perancangan informasi ini memanfaatkan dua media yang saling melengkapi. Secara materi, isi dari keduanya sama. Akan tetapi desainnya merupakan interpretasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia, walaupun pada awalnya
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Sejarah berdirinya perusahaan batik Putra Laweyan Solo ini berawal dari didirikannya perusahaan batik Bintang Mulya pada tahun
Lebih terperinci