TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Muncak ( M. m. muntjak)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Muncak ( M. m. muntjak)"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Muncak (M. m. muntjak) Morfologi genus Muntiacus secara umum telah banyak diteliti. Demikian pula dengan penelitian seluk-beluk hubungan filogenetiknya yang terus dikembangkan. Dansie (1970) mengklasifikasikan M. m. muntjak sebagai berikut: Kelas : Mammalia, Ordo : Artiodactyla, Subordo : Ruminantia, Famili : Cervidae, Genus : Muntiacus, Spesies : M. muntjak, Subspesies : M. m. montanus, M. m. muntjak, M. m. nainggolani, M. m. rubidus, M. m. pleicharicus. Ciri fisik muncak berupa warna lapisan kulit coklat muda kekuningan sampai coklat kehitaman dan pada punggung terdapat garis kehitaman. Daerah perut hingga leher berwarna putih, khusus leher memiliki variasi warna dari putih sampai coklat muda. Ekor muncak relatif pendek dengan moncong yang agak panjang dan berwarna kehitaman (Dubost 1971). Gambar 1 Indian muntjac (Muntiacus muntjak) jantan dan betina. Muncak jantan sedang berada pada tahap ranggah lunak (velvet) (kiri), sedangkan betina tidak memiliki ranggah (kanan) (Sumber:

2 5 Muncak memiliki panjang tubuh cm dan bobot tubuh kg (Jackson 2002). Muncak jantan lebih besar bila dibandingkan dengan betina, namun bila didasarkan pada pengukuran tulang kerangka, postur tubuh muncak jantan ternyata lebih kecil dibandingkan muncak betina. Rataan panjang baris gigi maxilaris muncak betina adalah mm, dan muncak jantan mm (Barrette 1987). Bila dibandingkan dengan rusa, muncak jantan dan betina menunjukkan dimorfisme seksual yang lebih kecil berdasarkan ukuran tubuhnya (Pond dan Alan 2005). Dimorfisme seksual merupakan perbedaan fisik atau tingkah laku yang berhubungan dengan jenis kelamin. Pada muncak jantan, gigi taring atas lebih berkembang yang menonjol keluar sekitar 2 cm dari os maxillaris dan dapat diamati meskipun muncak sedang menutup mulutnya (Chapman 1997). Gigi taring dan ranggah muncak jantan digunakan sebagai alat pertahanan diri saat muncak tersebut berkelahi dengan muncak jantan lainnya (Dansie 1970). Tahap Petumbuhan Ranggah Ranggah merupakan organ asesoris kelamin sekunder pada famili Cervidae jantan yang tumbuh dan berkembang setelah mencapai masa pubertas (Wallace dan Birtles 1985). Namun keberadaan ranggah tidak hanya ditemukan pada Cervidae jantan. Pada spesies rusa rein (Rangifer tarandus) jantan dan betina, keduanya memiliki ranggah namun ukuran ranggah rusa betina lebih kecil dibandingkan ranggah rusa jantan (Wilson 1984; Bubenik dan Bubenik 1987). Pertumbuhan ranggah pada Cervidae betina dapat disebabkan oleh adanya proses abnormalitas endokrin atau kelainan kromosom (Wilson 1984). Sebaliknya bila tidak ditemukan adanya ranggah pada Cervidae jantan dapat dikaitkan dengan kriptorkidisme, hipogonadisme atau abnormalitas kromosom seks. Penghilangan ranggah dapat dilakukan dengan melakukan kastrasi testis sebelum memasuki tahap pubertas (Bubenik et al. 1987). Ranggah berfungsi sebagai penanda aktivitas reproduksi dengan cara menggaruk-garukkan ranggah pada batang pohon, membuat tanda teritori yang tidak boleh ditempati jantan lainnya. Selain itu ranggah digunakan pula sebagai alat pertahanan diri pada saat berkelahi dengan jantan lain untuk memperebutkan betina. Cervidae jantan dewasa melewati empat tahap pertumbuhan ranggah, yaitu tahap pedicle, tahap ranggah muda (velvet), tahap ranggah keras (hard antler), dan tahap lepas ranggah (casting) (Fennessy dan Suttie 1985). Setiap

3 6 tahap pertumbuhan ranggah memiliki durasi yang berbeda-beda. Hal ini diduga karena adanya perbedaan spesies, perbedaan bobot badan, serta bentuk dan ukuran ranggah (Wahyuni et al. 2011). Pada tahap akhir dari pertumbuhan ranggah lunak (velvet), akan terjadi proses pengelupasan kulit velvet yang dikenal dengan shedding. Shedding menandakan bahwa Cervidae, termasuk muncak, telah memasuki tahap ranggah keras. Tahap ranggah keras merupakan tahap terpanjang dari satu siklus pertumbuhan ranggah. Hal ini telah dilaporkan sebelumnya pada rusa timor yang memiliki waktu tahap ranggah keras selama hari (Handarini 2006), dan rusa bawean selama 8 bulan (Semiadi et al. 2003). Data tentang morfologi pertumbuhan ranggah khususnya ranggah velvet pada muncak (M. m. muntjak) jantan telah dilaporkan dengan durasi pertumbuhan diantara hari (Wahyuni et al. 2011). Penyebaran Muncak Secara alami kawasan penyebaran muncak di dunia meliputi sebagian semenanjung Thai-Malaya, pulau-pulau besar di Sunda Besar (Kalimantan, Jawa, Bali, dan Sumatera), dan berbagai pulau-pulau kecil. Pada daerah bagian utara Thailand yang berbatasan dengan Semenanjung Malaya, Muntiacus muntjak diambil untuk ditempatkan di bagian selatan Thailand dan di bagian paling selatan Myanmar. Sementara itu, keberadaan muncak di Singapura telah punah (IUCN 2010). Gambar 2 Peta penyebaran M. muntjak Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara. (Sumber :

4 7 Muntiacus muntjak terdiri dari lima belas subspesies yang tersebar di berbagai wilayah di belahan dunia. Subspesies M. m. annamensis terdapat di Indochina, M. m. curvostylis di Thailand, M. m. grandicornis di Burma, M. m. peninsulae di Semenanjung Malaya, dan M. m. nigripes yang disebut Black-footed atau Black-legged Muntjac berada di Vietnam dan Pulau Hainan. Muncak India (Indian muntjac) merupakan sebutan untuk tiga subspesies yaitu M. m. aureus yang dapat ditemukan di Semenanjung India, M. m. malabaricus di India Selatan dan Srilanka serta M. m. vaginalis di Burma sampai ke Cina bagian barat daya. Selain itu, beberapa subspesies Indian muntjac juga tersebar di Indonesia, yaitu M. m. montanus yang disebut Muncak gunung terdapat di Sumatera, M. m. bancanus di Pulau Bangka dan Belitung, M. m. nainggolani di Bali dan Pulau Lombok, M. m. pleicharicus di Kalimantan Selatan, M. m. rubidus di Kalimantan Utara, M. m. robinsoni di Pulau Bintan, dan M. m. muntjak yang disebut Javan Muntjac tersebar di Jawa dan Sumatera Selatan (IUCN 2010). Muncak sangat sulit ditemukan, terutama karena keberadaan muncak tidak mencolok dan adanya siklus ranggah. Adanya siklus ranggah ini menyebabkan saat ranggah lepas dan ranggah velvet, muncak hidup soliter sehingga sulit ditemukan. Akan tetapi pada saat ranggah keras, muncak memungkinkan ditemukan dalam kawanannya. Di samping itu, keberadaan muncak di alam dapat diketahui dari suaranya yang menyerupai gonggongan atau menemukan fesesnya, dibandingkan menemukan keberadaan muncak tersebut. Schaller yang sejak tahun 1967 meneliti tentang muncak, hanya pernah melihat muncak sebanyak 23 kali selama 14 bulan saat bekerja di Kanha dan selama 14 bulan saat di Wilpattu (Sri Lanka). Muncak dapat terlihat saat Schaller bersembunyi dalam lubang air dan berjalan dengan kecepatan rendah (IUCN 2010). Organ Reproduksi Jantan Organ reproduksi jantan terdiri atas gonad, saluran reproduksi, kelenjarkelenjar asesoris kelamin, dan organ kopulatoris. Gonad pada hewan jantan yaitu testis atau testikulus. Saluran reproduksi meliputi epididimis, duktus deferens, dan uretra. Kelenjar-kelenjar asesoris terdiri atas ampula, kelenjar vesikularis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretralis (Toelihere 1981). Testis terbungkus di dalam kantung skrotum dan memiliki saluran-saluran yaitu epididimis dan duktus deferens. Testis menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron. Skrotum memberikan lingkungan yang lebih cocok yaitu

5 8 temperatur yang lebih rendah untuk menjaga spermatozoa agar tetap fertil sehingga mampu mencapai organ reproduksi betina dan membuahi ovum. Testis Testis merupakan gonad jantan yang berfungsi dalam proses pembentukan spermatozoa yang dikenal dengan spermatogenesis dan menghasilkan hormon steroid jantan. Spermatogenesis berlangsung di dalam tubuli seminiferus testis. Tubulus seminiferus dipisahkan oleh jaringan intersisial yang terdiri atas sel-sel interstisial, buluh darah, dan sel-sel makrofag. Sel-sel interstisial atau dikenal dengan sel Leydig berfungsi untuk menghasilkan hormon androgen (Colville dan Bassert 2002, Frandson et al. 2009). A B C D Gambar 3 Organ reproduksi jantan beberapa ruminansia. A.Babi, B.Kuda, C.Domba, D.Sapi. Organ reproduksi jantan terdiri atas vesika urinaria (1), duktus deferens (2), ampula (3), kelenjar vesikularis (4), kelenjar prostat (5), kelenjar bulbouretralis (6), testes (7), dan fleksura sigmoidea (8) (Sumber: Frandson et al. 2009).

6 9 Testis terletak di daerah prepubis, terbungkus dalam kantung skrotum dan digantung oleh funikulus spermatikus. Umumnya testis berbentuk oval dengan ukuran yang bervariasi bergantung spesies (Colville dan Bassert 2002). Kambing dan domba memiliki testes berbentuk lonjong, berukuran panjang cm, diameter cm, dan bobot g (Hafez 1987). Ukuran testes dexter dan testes sinister rusa timor pada tahap ranggah keras adalah: panjang cm dan cm, diameter cm dan cm, dan bobot g (Handarini 2006). Ruminansia lainnya yaitu kancil memiliki ukuran testis dengan panjang cm, diameter cm, dan bobot g (Najamudin 2010). Skrotum Skrotum adalah kulit berkantung yang ukuran, bentuk, dan lokasinya menyesuaikan dengan testis yang berada di dalamnya. Kulit skrotum tipis, lembut, dan relatif kurang berambut. Di sebelah dalam dari kulit skrotum terdapat tunika dartos dengan serabut-serabut otot yang akan berkontraksi pada cuaca dingin, dan membantu mempertahankan posisi terhadap dinding abdominal. Tunika dartos melintas bidang median antara dua testes dan membantu membentuk septum skrotal, yang membagi testes menjadi dua bagian, yaitu testes dexter et sinister (Frandson et al. 2009). Skrotum pada domba lebih pendek dan tidak mempunyai leher dibandingkan dengan sapi (Hafez 1987). Skrotum dari domba ini sering ditutupi oleh bulu-bulunya, yang mungkin dikarenakan ketidaksuburan sehingga mengganggu dalam menghilangkan panas (Dyce et al. 2002). Lingkar skrotum pada domba garut yaitu cm (Rizal 2004), sedangkan lingkar skrotum rusa timor pada tahap ranggah keras cm (Handarini 2006). Epididimis Epididimis adalah suatu struktur tunggal memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Epididimis menghubungkan duktus eferens pada testis dengan duktus deferens (vas deferens) (Frandson et al. 2009). Epididimis terdiri atas kaput epididimidis, korpus epididimidis, dan kauda epididimidis.

7 10 A B C Gambar 4 Anatomi epididimis. Bagian-bagian epididimis terdiri atas A.Kaput, B.Korpus, C.Kauda (Sumber: Senger 2003). Kaput epididimidis membentuk suatu penonjolan dasar dan agak berbentuk mangkok yang dimulai pada ujung proksimal testis. Umumnya berbentuk U dan hanya berbeda dalam ukuran. Pada ujung proksimal testis, kaput epididimidis menjadi pipih dan bersambung ke korpus epididimidis. Pada ujung distal testis, korpus membentuk kauda epididimidis (Salisbury dan VanDemark 1961). Fungsi utama epididimis adalah untuk menyalurkan spermatozoa yang berasal dari rete testis ke duktus eferens testis yang dapat terjadi karena tekanan cairan di dalam testis. Fungsi lainnya adalah sebagai tempat pematangan sperma, dan tempat penyimpanan sperma yaitu di bagian kauda epididimidis (Salisbury dan VanDemark 1961). Duktus Deferens Duktus deferens mengangkut spermatozoa dari epididimis menuju ke uretra saat ejakulasi terjadi. Duktus deferens menghubungkan kauda epididimidis dengan bagian pelvis dari uretra. Lapisan tebal dari otot halus pada dindingnya menyebabkan duktus deferens menjadi sangat kompak (Colville dan Bassert 2002). Duktus deferens meninggalkan kauda epididimidis kemudian bergerak melalui kanalis inguinalis yang merupakan bagian dari funikulus spermatikus dan pada cincin inguinal internal memutar ke belakang, memisah dari buluh darah dan syaraf dari funikulus spermatikus. Selanjutnya sepasang duktus deferens mendekati uretra, bersatu dan kemudian berjalan ke dorsokaudal vesika urinaria, serta dalam lipatan peritoneum yang disebut lipatan urogenital (genital fold) (Frandson et al. 2009).

8 11 Pada sebagian besar hewan, duktus deferens akan membesar sebelum bergabungg dengan uretra. Pembesaran ini disebut dengan ampula. Ampula dapat mengandung kelenjar yang merupakan komponen pembentuk semen (Colville dan Bassert 2002). Kelenjar Asesoris Kelamin Kelenjar asesoris kelamin pada hewan jantan menghasilkan semen sebagai media transport sperma. Semen menyediakan kondisi yang baik bagi nutrisi sperma dan berperan sebagai buffer saat berada di saluran reproduksi betina yang bersifat asam. Kelenjar asesoris kelamin terdiri atas ampula, kelenjar vesikularis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis. Kelenjar-kelenja ini terdapat sepasang, kecuali kelenjar prostat. Morfologi dan morfometri kelenjar asesoris bervariasi pada setiap spesies, tetapi lokasinya relatif sama pada semua hewan (Frandson et al. 2009). Ampula adalah pembesaran kelenjar pada bagian ujung duktus deferens. Ampula berkembang dengan baik pada hewan jantan seperti kuda, sapi, dan domba, dan sedikit pada anjing, namun kelenjar ini tidak ada pada babi. Ampula selanjutnya bermuaraa ke dalam duktus deferens dan memberikan cairan semen (Frandsonn et al. 2009). Ampula mengandung fruktosa dan asam sitrat, meskipun kelenjar vesikularis merupakan sumber terbesar penghasil substansi ini (Hafez 1987). Panjang ampula domba yaitu 7.0 cm (Toelihere 1981), rusa timor cm (Nalley 2006) ), dan kancil cm (Najamudin 2010). Kancil memiliki diameter ampula cm dan bobot g (Najamudin 2010). Gambar 5 Kelenjar asesoris kelamin pada M. reevesi (Sumber: Modifikasi dari Chapman dan Harris 1991).

9 12 Kelenjar vesikularis berada di kedua belah sisi luar dari ampula. Hasil sekresi kelenjar ini mengandung heksosa, fruktosa, dan asam sitrat dengan konsentrasi tinggi yang selanjutnya akan disekresikan ke kolikulus seminalis (Hafez 1987). Duktus kelenjar vesikularis dexter et sinister memasuki pelvis uretra pada daerah yang sama dengan duktus deferens. Kelenjar vesikularis terdapat pada hewan domestik kecuali anjing dan kucing (Colville dan Bassert 2002). Ukuran kelenjar vesikularis domba adalah panjang 0.4 cm, lebar 0.2 cm, tinggi 0.15 cm, dan bobot 5 g (Toelihere 1981). Panjang kelenjar vesikularis dari rusa timor cm (Nalley 2006) dan kancil cm. Tebal dan bobot kelenjar vesikularis kancil cm dan g (Najamudin 2010). Kelenjar prostat adalah kelenjar yang tidak berpasangan yang mengelilingi pelvis uretra. Pada hewan-hewan tua, prostat dapat membesar dan berhubungan dengan sistem urinaria. Kelenjar ini menghasilkan sekreta yang bersifat alkalis yang berperan sebagai buffer saat berada di saluran reproduksi betina yang bersifat asam dan memberikan bau yang spesifik pada cairan semen (Frandson et al. 2009). Kelenjar prostat dapat ditemukan sebagai korpus prostat atau pars diseminata. Korpus prostat merupakan badan kompak yang berada pada bagian dorsal pelvis uretra, yang terletak di sebelah luar otot uretra. Pars diseminata merupakan bagian prostat yang secara difus tersebar di sekitar pelvis uretra dan berada dalam dinding pelvis uretra. Pada anjing dan kucing, korpus prostat berukuran besar, berbentuk globular, dan berkembang dengan baik yang mengelilingi keseluruhan uretra (anjing) dan sebagian besar uretra (kucing). Kuda memiliki korpus prostat yang seluruhnya berada di luar pelvis uretra dan terdiri atas dua lobus lateral yang dihubungkan oleh istmus. Sedangkan kelenjar prostat yang berbetuk pars diseminata dapat ditemukan pada ruminansia kecil, seperti kambing dan domba (King 1993). Panjang korpus prostat pada domba 3.0 cm (Toelihere 1981) dan rusa timor cm (korpus prostat) (Nalley 2006). Korpus prostat pada kancil memiliki panjang cm, tebal cm, dan bobot g (Najamudin 2010).

10 13 Kelenjar bulbouretralis yang dikenal dengan kelenjar Cowper, adalah sepasang kelenjar yang terletak pada sisi pelvis uretra di sebelah kranial dari arcus ischiadicus, dan di sebelah kaudal dari kelenjar-kelenjar asesoris kelamin lainnya. Kelenjar bulbouretralis ditemukan pada semua jenis hewan ternak kecuali anjing dan berukuran besar pada babi (Frandson et al. 2009). Kelenjar bulbouretralis dilapisi oleh muskulus bulbospongiosus yang tebal dan kuat, dan membentuk saluran hingga ke dorsal divertikulum (Dyce et al. 2002). Fungsi kelenjar ini membersihkan dan menetralisir uretra dari bekas urin dan kotorankotoran lainnya sebelum ejakulasi berlangsung (Hafez 1987). Ukuran kelenjar bulbouretralis domba yaitu panjang 0.15 cm, lebar 0.1 cm, tinggi 0.1 cm, dan bobot 3 g (Toelihere 1981). Kelenjar bulbouretralis pada kancil memiliki panjang cm, tebal cm, dan bobot g (Najamudin 2010). Penis Penis merupakan organ kopulatoris hewan jantan yang berfungsi ganda yaitu sebagai saluran untuk pengeluaran urin dan penyaluran semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Penis terdiri atas radiks, korpus, dan ujung bebas yang berakhir pada glans penis (Hafez 1987). Pada ujung bebas penis ruminansia kecil terdapat prosesus uretralis (2 3 cm pada rusa, 3 4 cm pada domba) melewati glans penis (Dyce et. al. 2002). A B Gambar 6 Perbandingan penis pada beberapa ruminansia. A. Domba dan B. Sapi. Penis terdiri atas prosesus uretralis (1), preputium (2), glans penis (3) (Sumber: Senger 2003).

11 14 Penis domba berukuran panjang 35 cm dengan fleksura sigmoidea yang berkembang baik. Diameter penis relatif kecil cm. Panjang glans penis cm dan mempunyai suatu penonjolan filiformis sepanjang 4-5 cm yang disebut prosesus uretralis yang merupakan bagian terminal uretra (Toelihere 1981). Penis rusa timor memiliki panjang total cm dan panjang bebas preputium cm (Nalley 2006). Penis kancil memiliki panjang total cm, panjang bebas preputium cm, glans penis cm, dan diameter 0.40 cm (Najamudin 2010).

ANATOMI ORGAN REPRODUKSI MUNCAK (Muntiacus muntjak muntjak) JANTAN PADA TAHAP RANGGAH KERAS LIDYA ELIZABETH M. MANIK

ANATOMI ORGAN REPRODUKSI MUNCAK (Muntiacus muntjak muntjak) JANTAN PADA TAHAP RANGGAH KERAS LIDYA ELIZABETH M. MANIK ANATOMI ORGAN REPRODUKSI MUNCAK (Muntiacus muntjak muntjak) JANTAN PADA TAHAP RANGGAH KERAS LIDYA ELIZABETH M. MANIK FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRACT LIDYA ELIZABETH

Lebih terperinci

Sistem Reproduksi Pria meliputi: A. Organ-organ Reproduksi Pria B. Spermatogenesis, dan C. Hormon pada pria Organ Reproduksi Dalam Testis Saluran Pengeluaran Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Urethra

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Paradoxurus : Paradoxurus hermaphroditus : Musang Luak (Asian Palm Civet)

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Paradoxurus : Paradoxurus hermaphroditus : Musang Luak (Asian Palm Civet) TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Klasifikasi Klasifikasi musang luak (Paradoxurus hermaphroditus) menurut Schreiber et al. (1989), adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI Oleh: Connie AstyPakpahan Ines GustiPebri MardhiahAbdian Ahmad Ihsan WantiDessi Dana Yunda Zahra AinunNaim AlfitraAbdiGuna Kabetty T Hutasoit Siti Prawitasari Br. Maikel Tio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Burung Puyuh Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif lebih besar dari jenis burung-burung puyuh lainnya. Burung puyuh ini memiliki

Lebih terperinci

Alat Reproduksi Ternak

Alat Reproduksi Ternak Alat Reproduksi Ternak A. Alat Reproduksi Jantan 2 buah testis 1 pasang sel kelamin Rete testis Vas efferent Epididimis Vas defferens Uretra Kelenjar reproduksi Vesikula seminalis Prostata Bulbouretralis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik Kucing domestik (Felis catus, Linneaus 1758) (Gambar 1) menempati sebagian besar penjuru dunia. Bukti arkeologi menunjukkan domestikasi kucing terjadi di

Lebih terperinci

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

Sohibul Himam ( ) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 MAKALAH TENTANG THERMOREGULASI (PENGATURAN SUHU) PADA TESTIS Oleh Sohibul Himam (0710510087) FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 1 Pendahuluan Testis merupakan organ kelamin primer bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Wonosobo Domba Texel di Indonesia telah mengalami perkawinan silang dengan domba lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan kemudian menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat

Lebih terperinci

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK :

TIU : Mahasiswa diharapkan. proses fisiologi organ. berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK : TIU : Mahasiswa diharapkan mampu memahami proses fisiologi organ reproduksi jantan khususnya yang berkaitan dengan fungsi ternak jantan sebagai pemacek. TIK : 1.Mahasiswa memahami proses ereksi dan ejakulasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Muncak ( Muntiacus muntjak muntjak

TINJAUAN PUSTAKA Muncak ( Muntiacus muntjak muntjak TINJAUAN PUSTAKA Muncak (Muntiacus muntjak muntjak) Muncak India (Muntiacus muntjak spp) sama seperti spesies muncak yang lain, yaitu berukuran kecil dengan kaki yang ramping. Tubuh bagian atas muncak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Entok (Cairina moschata) Entok (Cairina moschata) merupakan unggas air yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Entok lokal memiliki warna bulu yang beragam

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Lokal Domba merupakan hewan ternak yang pertama kali di domestikasi. Bukti arkeologi menyatakan bahwa 7000 tahun sebelum masehi domestik domba dan kambing telah menjadi

Lebih terperinci

Aulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS

Aulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS PETUNJUK PRAKTIKUM ILMU REPRODUKSI TERNAK Disusun oleh : Prof. Dr.Ir. Trinil Susilawati,MS Prof. Dr.Ir. Suyadi,MS Prof. Dr. Ir. Worobusono,MS Prof. Dr. Nur. Ihsan,MS Dr.Ir. Sri Wahyuningsih,M.Si Dr.Ir.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Artiodactyla, Anak Bangsa (Subordo) Ruminansia dan Suku (Family)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Artiodactyla, Anak Bangsa (Subordo) Ruminansia dan Suku (Family) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis Rusa Rusa merupakan salah satu jenis satwa yang termasuk dalam Bangsa (Ordo) Artiodactyla, Anak Bangsa (Subordo) Ruminansia dan Suku (Family) Cervidae. Suku Cervidae terbagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkawinan Perkawinan yang baik yaitu dilakukan oleh betina yang sudah dewasa kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat melahirkan (Arif, 2015).

Lebih terperinci

(Morphology of Accessory Sex Glands of Male Muntjak (Muntiacus muntjak muntjak)) ABSTRAK

(Morphology of Accessory Sex Glands of Male Muntjak (Muntiacus muntjak muntjak)) ABSTRAK ACTA VETERINARIA INDONESIANA ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373 Vol. 1, No. 2: 84-93, Juli 2013 Penelitian Morfologi Kelenjar Aksesori Kelamin Muncak (Muntiacus muntjak muntjak) Jantan (Morphology of Accessory

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen 19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi terhadap kualitas semen dimaksudkan untuk menentukan kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen tersebut diproses lebih

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi semen secara makroskopis (warna, konsistensi, ph, dan volume semen) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas, abnormalitas, konsentrasi, dan jumlah spermatozoa per

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing Kambing diklasifikasikan ke dalam kerajaan Animalia; filum Chordata; subfilum Vertebrata; kelas Mammalia; ordo Artiodactyla; sub-ordo Ruminantia; familia Bovidae; sub-familia

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (Eco India, 2008) sebagai berikut: kingdom: Animalia, pilum: Chordata, Class:

TINJAUAN PUSTAKA. (Eco India, 2008) sebagai berikut: kingdom: Animalia, pilum: Chordata, Class: TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Rusa Sambar Rusa Sambar (Cervus unicolor) merupakan populasi rusa terbesar untuk daerah tropik dengan sebaran di Indonesia mencakup pulau besar dan kecil yaitu pulau Sumatera,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dan sapi bali ini juga merupakan hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN SISTEM REPRODUKSI REMAJA DENGAN TINDAKAN REPRODUKSI SEHAT DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN 2008 No. Identitas : Tgl. Interview : Jenis Kelamin : Keterangan

Lebih terperinci

(Macroscopic Study of the Male Asian Palm Civet Reproductive Organ (Paradoxurus hermaphroditus)) ABSTRAK ABSTRACT

(Macroscopic Study of the Male Asian Palm Civet Reproductive Organ (Paradoxurus hermaphroditus)) ABSTRAK ABSTRACT ACTA VETERINARIA INDONESIANA ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373 Vol. 2, No. 1: 26-30, Januari 2014 Penelitian Tinjauan Makroskopik Organ Reproduksi Jantan Musang Luak (Paradoxurus hermaphroditus) (Macroscopic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi Simmental dengan nama SIMPO. Sapi SIMPO merupakan hasil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pemotongan hewan (TPH) adalah domba betina umur produktif, sedangkan untuk

PENDAHULUAN. pemotongan hewan (TPH) adalah domba betina umur produktif, sedangkan untuk 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak yang dapat menyediakan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia selain dari sapi, kerbau dan unggas. Oleh karena itu populasi dan kualitasnya

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Umum Kerbau Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour Rangsangan seksual libido Berkembang saat pubertas dan setelah dewasa berlangsung terus selama hidup Tergantung pada hormon testosteron

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi bali merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Menurut Napier dan Napier (1985) monyet ekor panjang dapat. Superfamili : Cercopithecoidea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Menurut Napier dan Napier (1985) monyet ekor panjang dapat. Superfamili : Cercopithecoidea BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Menurut Napier dan Napier (1985) monyet ekor panjang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kelas : Mamalia Ordo : Primates Subordo : Anthropoidea Infraordo :

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Blustru/Mentimun Aceh (Luffa aegyptica Roxb.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Blustru/Mentimun Aceh (Luffa aegyptica Roxb.) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Blustru/Mentimun Aceh (Luffa aegyptica Roxb.) Luffa aegyptica merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae (Gambar 1). Hemburg (1994) menyatakan bahwa biji

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dan Penyebaran Bandikut

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dan Penyebaran Bandikut TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Penyebaran Bandikut Sistematika zoologis Bandikut adalah sebagai berikut (Petocz 1994) (Gambar 1): Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Class : Mammalia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Domba Klasifikasi Domba Domba Garut

TINJAUAN PUSTAKA Domba Klasifikasi Domba Domba Garut TINJAUAN PUSTAKA Domba Klasifikasi Domba Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia yang berkuku dua dan termasuk pada sub famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua domba termasuk ke dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba HASIL DAN PEMBAHASAN Volume Semen Domba Pengukuran volume semen domba dilakukan untuk mengetahui jumlah semen yang dihasilkan oleh satu ekor domba dalam satu kali ejakulat. Volume semen domba dipengaruhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran TSTS Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai dua tinggal dua tamu. Model belajar mengajar

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. Persilangan antara kedua jenis kambing ini telah

Lebih terperinci

Function of the reproductive system is to produce off-springs.

Function of the reproductive system is to produce off-springs. Function of the reproductive system is to produce off-springs. The Gonad produce gamets (sperms or ova) and sex hormones. All other reproductive organs are accessory organs Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Rokok

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Rokok BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Rokok Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2003, rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah burung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah burung 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Merak Hijau (Pavo muticus) Merak hijau (Pavo muticus) termasuk dalam filum chordata dengan subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Selama penelitian rataan suhu dan kelembaban harian kandang berturut-turut 28,3 o C dan 91,3% yang masih dalam kisaran normal untuk hidup kelinci. Adapun suhu dan kelembaban

Lebih terperinci

HORMONAL PRIA. dr. Yandri Naldi

HORMONAL PRIA. dr. Yandri Naldi FUNGSI REPRODUKSI PRIA DAN HORMONAL PRIA dr. Yandri Naldi Fisiologi Kedokteran Unswagati cirebon Sistem reproduksi pria Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 1. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini benar, kecuali... Skrotumberfungsi sebagai pembungkus

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008 I. BENIH PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL BENIH DAN BIBIT TERNAK YANG AKAN DIKELUARKAN A. Semen Beku Sapi

Lebih terperinci

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula

Lebih terperinci

SISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA. Oleh: Kustono Diah Tri Widayati

SISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA. Oleh: Kustono Diah Tri Widayati SISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA Oleh: Kustono Diah Tri Widayati Alat reproduksi betina terletak pada cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum pelvis dibentuk oleh tulangtulang sacrum, vertebra coccygea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat, menyebabkan kebutuhan akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani berkualitas yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya protein hewani bagi tubuh. Hal ini

Lebih terperinci

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa

F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa MILLI-PEET, kunci identifikasi dan diagram alur, Page 1 F. Kunci Identifikasi Bergambar kepada Bangsa 1A Tubuh lunak, tergit mengandung rambut seperti kuas atau rambut sikat, sepasang kuas terdapat bagian

Lebih terperinci

HORMON REPRODUKSI JANTAN

HORMON REPRODUKSI JANTAN HORMON REPRODUKSI JANTAN TIU : 1 Memahami hormon reproduksi ternak jantan TIK : 1 Mengenal beberapa hormon yang terlibat langsung dalam proses reproduksi, mekanisme umpan baliknya dan efek kerjanya dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Beku Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai prosedur teknis pengawasan mutu bibit ternak kemudian dimasukkan ke dalam straw dan dibekukan

Lebih terperinci

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Pasak Bumi Salah satu suku tumbuhan yang mempunyai banyak anggota dan berkhasiat obat adalah Simaroubaceae. Anggotanya yang paling terkenal adalah pasak bumi (Eurycoma

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

Tatap mukake 6 KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMA

Tatap mukake 6 KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMA Tatap mukake 6 PokokBahasan: KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMA 1. Tujuan Intruksional Umum Mengerti Kuantitas dan Kualitas Sperma pada berbagai ternak Mengerti faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat )

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat ) DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat ) Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat baik secara fisik, jiwa maupun

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kambing Peranakan Etawah Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah yang berasal dari India yang memiliki iklim tropis/subtropis dan beriklim kering dengan

Lebih terperinci

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG

1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG 1. DUGONG BUKAN PUTRI DUYUNG Istilah dugong sering dikacaukan dengan istilah lain seperti ikan duyung dan putri duyung. Dalam khasanah ilmiah, istilah dugong adalah satwa mamalia yang hidup di perairan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bising dikategorikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bising dikategorikan sebagai salah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bising secara Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suara yang tidak diharapkan dan tidak menyenangkan yang menggangu, atau suara yang diinginkan namun berpotensi menyebabkan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI REPRODUKSI MUNCAK,

KARAKTERISASI REPRODUKSI MUNCAK, KARAKTERISASI REPRODUKSI MUNCAK, Muntiacus muntjak muntjak JANTAN: KAJIAN ANATOMI, PROFIL METABOLIT TESTOSTERON, DAN SPERMATOGENESIS SELAMA PERIODE PERTUMBUHAN RANGGAH SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Kompetensi. created by darmadi ahmad MAMALIA. Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia CIRI-CIRI UMUM PENYEBARAN

Kompetensi. created by darmadi ahmad MAMALIA. Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia CIRI-CIRI UMUM PENYEBARAN CIRI-CIRI UMUM Kompetensi Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia PENYEBARAN KLASIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI EXIT CIRI-CIRI UMUM - Memiliki kelenjar MAMAE - Tubuh

Lebih terperinci

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan

Lebih terperinci

Tubulus Rektus Rete Testis Vas Eferens

Tubulus Rektus Rete Testis Vas Eferens HISTOLOGI REPRODUKSI PRIA A. TESTIS Testis merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai 2 fungsi yaitu hormonal dan reproduksi. Testis dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat yang disebut tunika albuginea.

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4 Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik.1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rusa merupakan salah satu sumber daya genetik yang ada di Negara Indonesia. Rusa di Indonesia terdiri dari empat spesies rusa endemik yaitu: rusa sambar (Cervus unicolor),

Lebih terperinci

BAB 1. All About Remaja

BAB 1. All About Remaja BAB 1. All About Remaja Siapakah Remaja? Pengertian remaja, Klasifikasi remaja (umur) Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa remaja, atau mungkin kita sekarang sedang dalam masa remaja? tapi pengertian

Lebih terperinci

Abnormalitas Sistem Reproduksi yang Diwariskan

Abnormalitas Sistem Reproduksi yang Diwariskan Faktor genetik (keturunan) yaitu suatu sifat kebakaan yang berasal dari bapak atau ibu yang menurun kepada anaknya. Bila manifestasinya pada alat kelamin, mempunyai peranan dalam menimbulkan kemajiran

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi pada hewan betina Rangsangan luar Cahaya, stress,

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6138 - 1999 Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan hasil domestifikasi dari Banteng liar (Bibos banteng) (Ngadiyono,

TINJAUAN PUSTAKA. dan merupakan hasil domestifikasi dari Banteng liar (Bibos banteng) (Ngadiyono, II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Sapi Bali Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi asli Indonesia dan merupakan hasil domestifikasi dari Banteng liar (Bibos banteng) (Ngadiyono, 2012). Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa

TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa TINJAUAN PUSTAKA Kerbau Rawa Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau water bufallo berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati, 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan spermatozoa (sel gamet jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perkawinan. Proses perkawinan biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang

II. TINJAUAN PUSTAKA. perkawinan. Proses perkawinan biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Seksualitas Lobster Air Tawar Pada umumnya lobster air tawar matang gonad pada umur 6 sampai 7 bulan. Setelah mencapai umur tersebut, induk jantan dan betina akan melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. & 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi untuk pengaklimatisasian hewan uji serta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik ikan nila merah Oreochromis sp. Ikan nila merupakan ikan yang berasal dari Sungai Nil (Mesir) dan danaudanau yang berhubungan dengan aliran sungai itu. Ikan nila

Lebih terperinci

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi - - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl2reproduksi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang dengan kambing etawah. Spesifikasi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara kambing Kacang dengan kambing etawah. Spesifikasi dari 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing Peranakan Etawah merupakan bangsa kambing dari hasil persilangan antara kambing Kacang dengan kambing etawah. Spesifikasi dari kambing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prior Knowledge (Pengetahuan Awal) Perencanaan pembelajaran tidak lepas dari variabel-variabel pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, Glaser

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)

Lebih terperinci

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber) KASUS SEPUTAR DAGING Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali (Bibos sondaicus) merupakan hasil domestikasi banteng liar (Bibos banteng) yang mempunyai kekhasan tertentu bila dibandingkan dengan sapi-sapi lainnya.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi 9 BAB III MATERI DAN METODE aaaaaapenelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri dari tanggal 19 September 2013 sampai 5 Januari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi pengamatan

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS. dr. Al-Muqsith, M.Si

EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS. dr. Al-Muqsith, M.Si EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS dr. Al-Muqsith, M.Si Sistem Urinarius Asal : mesodermal ridge (mesodermal intermediet), di sepanjang dinding posterior abdomen ( = sistem genitalis ) Awalnya kedua sistem tsb

Lebih terperinci

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO 1 ISI I. Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria II. Spermatogenesis III. Aktivitas Seksual Pria IV. Pengaturan Fungsi Seksual

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P.

SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P. SISTEM REPRODUKSI TERNAK JANTAN Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P. TIU : 1 Mahasiswa mengenal organ reproduksi primer jantan yang disebut testes dan saluran reproduksinya serta organ kopulatorisnya. TIK : 1 Mahasiswa

Lebih terperinci