BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara. Dengan deskripsi lokasi sebagai berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara. Dengan deskripsi lokasi sebagai berikut:"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAN se - Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan deskripsi lokasi sebagai berikut: SMAN 1 Kwandang terletak di desa moluo kecamatan kwandang kabupten gorontalo utara. Dibangun diatas tanah seluas 570 m 2, dengan jumlah ruang kelas 24 ruang dengan Ukuran Ruang Kelas masing masing kelas seluas 90 M 2. SMAN 1 Kwandang memiliki jumlah tenaga pengajar 54 Orang yang terdiri dari Guru tetap (PNS) sebanyak 46 Orang dan Guru tidak tetap sebanyak 8 Orang. Jumlah untuk Kelas X Sebanyak 9 Kelas Jumlah untuk Kelas XI Sebanyak 8 Kelas yang terdiri dari Jurusan IPA, 3 Kelas dan Jurusan IPS, 5 Kelas Jumlah untuk Kelas XII Sebanyak 7 Kelas yang terdiri dari Jurusan IPA, 3 kelas dan IPS, 4. Jumlah siswa untuk SMA Negeri 1 Kwandang secara keseluruhan adalah 851 Siswa. SMAN 2 Kwandang terletak di Desa Molinggapoto Jalan Kusno Dunapoyo no. 166 kecamatan kwandang kabupaten gorontalo utara.sman 2 Kwandang didirikan pada tanggal 11 September 2007 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 40 tahun Dengan luas bangunan 256,5 meter bujur sangkar dan luas tanah meter bujur sangkar. Jumlah guru tetap (PNS) sebanyak 25 orang dan guru tidak tetap sebanyak 9 orang.jumlah siswa sebanyak 592 orang. Kelas X sebanyak 230 orang. Program IPS sebanyak 212 orang dan program IPA Sebanyak 150 orang.

2 SMAN 3 Kwandang terletak di Desa Cisadane Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara merupakan Sekolah Negeri yang dibangun pada tahun 2011.Dengan jumlah siswa 50 orang yang memiliki 3 Ruangan belajar.sekolah ini memiliki 2 program studi yaitu program IPA dan Program IPS.Memiliki tenaga pengajar sebanyak 10 orang yang memiliki kualifikasi pendidikan S Deskripsi Hasil Penelitian berdasarkan Indikator Hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru geografi di SMAN Kecamatan Kwandang, disajikan dalam tabel. 4.1 dibawah ini: Tabel. 4.1 Tabel hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap kompetensi mengajar guru geografi di SMAN Kecamatan Kwandang Variabel Penelitian Indikator % Kategori Penguasaan materi pelajaran 79.5 Sangat baik Kemampuan melaksanakan 71,92 Cukup baik kegiatan belajar mengajar Persepsi siswa terhadap kemampuan guru dalam pengelolaan program belajar mengajar Persepsi siswa terhadap kemampuan guru dalam pemahaman karakter siswa Persepsi siswa Kemampuan menggunakan 80,9 Sangat baik media pembelajaran Kemampuan membuka dan 73,3 Cukup baik menutup pelajaran Pengaturan kelas 80,2 Sangat baik Penampilan guru 80,9 Sangat baik Kemampuan membuat 74,88 Cukup baik pertanyaan Kemampuan membuat 75,05 Sangat baik kelompok diskusi Kemampuan memberikan penguatan kepada siswa 74 Cukup baik Kemampuan memberikan 71,2 Cukup baik motivasi kepada siswa Kemampuan menciptakan 78 Sangat baik hubungan akrab dengan siswa Sikap guru dalam melayani 80,5 Sangat baik siswa Memberikan tugas rumah 66,3 Cukup baik Memeriksa tugas siswa 80,5 Sangat baik

3 Variabel Penelitian Indikator % Kategori terhadap kemampuan guru dalam melakukan Evaluasi (penilaian) Mengembalikan hasil kerja siswa 75,8 Sangat baik 1. Penguasaan Materi Deskripsi tentang penguasaan materi, berdasarkan tabel 4.1 didapatkan skor pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi persentase indikator, maka skor jawaban yang didapat oleh siswa dibagi dengan skor maksimal penguasaan materi = 1688 dikali seratus persen, maka didapatkan deskripsi persentase sebanyak = 79,5%. Dengan demikian penguasaan materi oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi berdasarkan persepsi siswa termasuk dalam kategori sangat baik. 2. Kemampuan Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar Deskripsi tentang kegiatan belajar mengajar pada tabel 4.1, didapatkan skor hasil pengumpulan data = Untuk mendapapatkan deskripsi presentase indikator, maka skor hasil pengumpulan data dibagi dengan skor maksimal kriteria kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar = 2532 dikali seratus persen = 71,2%. Dengan demikian Dari kriteria yang kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru yang mengajar geografi termasuk dalam kategori cukup baik. 3. Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran Deskripsi tentang kemampuan penggunaan media pembelajaran pada tabel 4.1 didapatkan skor hasil pengumpulan data = 683. Untuk mendapatkan deskripsi

4 presentase indikator kemampuan menggunakan media pembelajaran, maka skor hasil pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria kemampuan menggunakan media pembelajaran = 844 dikali seratus persen didapatkan hasil = 80,9%. Dengan demikian kemampuan menggunakan media pembelajaran menurut persepsi siswa termasuk kategori sangat baik. 4. Kemampuan Membuka dan Menutup Pelajaran Deskripsi tentang kemampuan membuka dan menutup pelajaran pada tabel 4.1 didapatkan skor hasil pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan membuka dan menutup pelajaran oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria kemampuan membuka dan menutup pelajaran = 3376 dikali seratus persen = 73,3%. Dengan demikian kemampuan membuka dan menutup pelajaran menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori cukup baik. 5. Kemampuan Pengaturan kelas Deskripsi tentang kemampuan pengaturan kelas pada tabel 4.1 didapatkan skor hasil pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan pengaturan kelas oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria kemampuan pengaturan kelas = 2532 dikali seratus persen = 80,2%. Dengan demikian kemampuan pengaturan kelas oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori sangat baik.

5 6. Penampilan Guru Deskripsi tentang Penampilan guru geografi pada tabel 4.1 didapatkan skor hasil pengumpulan data = 676. Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang penampilan guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria penampilan guru = 844 dikali seratus persen = 80,9%. Dengan demikian penampilan guru geografi menurut persepsi siswa termasuk kategori sangat baik. 7. Kemampuan Bertanya Deskripsi tentang Kemampuan membuat pertanyaan yang dilakukan oleh guru geografi pada tabel 4.1 didapatkan skor hasil pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan membuat pertanyaan yang dilakukan oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor hasil pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria kemampuan membuat pertanyaan = 2532 dikali seratus persen = 74,88%. Dengan demikian kemampuan bertanya oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi termasuk dalam kategori cukup baik. 8. Kemampuan Membuat Kelompok diskusi Deskripsi tentang Kemampuan membuat kelompok diskusi oleh guru yang mengajar geografi pada tabel 4.1 didapatkan skor hasil pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase indikator tentang kemampuan membuat

6 kelompok diskusi oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor hasil pengumpulan data dibagi skor maksimal = 4220 dikali seratus persen = 75,5%. Dengan demikian kemampuan membuat kelompok diskusi menurut persepsi siswa sudah masuk pada kategori baik. 9. Kemampuan memberikan penguatan kepada siswa Deskripsi tentang Kemampuan memberikan penguatan kepada siswa oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi pada tabel 4.1 didapatkan skor pengumpulan data = 622. Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan memberikan penguatan kepada siswa oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal kemampuan memberikan penguatan = 844 dikali seratus persen = 74%. Dengan demikian kemampuan memberikan penguatan guru yang mengajar mata pelajaran geografi menurut persepsi siswa termasuk pada kategori baik. 10. Kemampuan memberikan motivasi Deskripsi tentang Kemampuan memberikan motivasi kepada siswa yang ditunjukan pada tabel 4.1 didapatkan skor hasil pengumpulan data = 601. Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan memberikan motivasi oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor hasil pengumpulan data dibagi skor maksimal kemampuan memberikan motivasi kepada siswa = 844 dikali seratus persen = 71,2%. Dengan demikian kemampuan memberikan motivasi menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori cukup baik.

7 11. Kemampuan menciptakan hubungan akrab dengan siswa Deskripsi tentang kemampuan menciptakan hubungan akrab dengan siswa pada tabel 4.1 didapat skor hasil pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan menciptakan hubungan akrab dengan siswa oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka skor hasil pengumpulan data dibagi skor maksimal kemampuan menciptakan hubungan akrab dengan siswa = 1688 dikali seratus persen = 78%. Dengan demikian kemampuan menciptakan hubungan akrab dengan siswa menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori baik. 12. Sikap guru dalam melayani siswa Deskripsi tentang sikap guru dalam melayani siswa didapatkan skor pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang sikap guru dalam melayani siswa, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal sikap guru = 1688 dikali seratus persen = 80,5%. Dengan demikian sikap guru dalam melayani siswa menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori sangat baik. 13. Memberikan tugas rumah Deskripsi tentang guru dalam memberikan tugas rumah seperti yang ditunjukan pada tabel 4.1 didapatkan skor pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi persentase tentang kemampuan guru dalam melakukan penilaian khususnya dalam memberikan tugas rumah, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal guru dalam memberikan tugas rumah = 1688 dikali seratus

8 persen = 66,3%. Dengan demikian guru dalam melakukan penilaian terutama dalam memberikan tugas rumah kepada siswa termasuk pada kategori kurang baik. 14. Memeriksa tugas rumah siswa Deskripsi tentang kemampuan Guru yang mengajar mata pelajaran geografi dalam melakukan penilaian kepada siswa terutama memeriksa tugas rumah siswa didapatkan skor pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan melakukan penilaian terutama dalam memeriksa tugas rumah siswa, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria guru memeriksai tugas rumah siswa = 1688 dikali seratus persen = 80,5%. Dengan demikian kemampuan penilaian guru yang mengajar mata pelajaran geografi menurut persepsi siswa termasuk kategori sangat baik. 15. Mengembalikan hasil kerja siswa Deskripsi tentang kemampuan melakukan penilaian guru yang mengajar mata pelajaran geografi khususnya mengembalikan hasil kerja pada siswa tabel 4.1 didapatkan skor pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan melakukan penilaian guru yang mengajar mata pelajaran geografi khususnya mengembalikan hasil kerja siswa, maka skor pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria guru geografi dalam mengembalikan hasil kerja siswa = 2532 dikali seratus persen = 75,8%. Dengan demikian kemampuan melakukan penilaian oleh guru yang mengajar mata pelajaran geografi khususnya dalam mengembalikan hasil kerja siswa termasuk dalam kategori sangat baik.

9 1.3 Hasil penelitan berdasarkan variabel Pengelolaan data hasil penelitian berdasarkan variabel penelitian mengacu pada pengolahan hasil penelitian berdasarkan indikator. Skor hasil penelitian berdasrkan indikator yang termasuk dalam variabel penelitian diakumulasi berdasarkan variabel masing masing. Kemudian dibuatkan tabel kriteria masing masing variabel berdasarkan skor yang dikumpulkan. Deskripsi tentang pengolahan hasil penelitian berdasarkan variabel seperti yang ditunjukan pada tabel 4.2 dibawah ini: Tabel. 4.2 Tabel pengolahan hasil penelitian tentang persepsi siswa Kompetensi Mengajar Guru berdasarkan Variabel Variabel % Kategori Pengelolaan program belajar mengajar 75,78 Sangat baik Pemahaman karakter siswa 77,46 Sangat baik Evaluasi 74,44 Cukup baik terhadap 1. Pengelolaan program belajar mengajar Setelah diakumulasi skor hasil pengumpulan data indikator indikator tentang kemampuan pengelolaan program belajar mengajar guru yang mengajar mata pelajaran geografi, maka didapatkan skor hasil pengumpulan data = untuk mendapatkan deskripsi presentase tentang kemampuan pengelolaan program belajara mengajar oleh guru yang mengajar geografi, maka skor hasil kemampuan pengelolaan program belajar mengajar dibagi dengan skor maksimal kriteria pengelolaan program belajar mengajar = dikali seratus persen = 75,78%. Dengan demikian kemampuan guru yang mengajar mata pelejaran geografi dalam

10 melakukan pengelolaan program belajar mengajar termasuk dalam kategori sangat baik. 2. Pemahaman Karakter Siswa Deskripsi skor hasil pengumpulan data indikator tentang pemahaman karakter siswa, maka didapatkan skor hasil pengumpulan data = Untuk mendapatkan deskripsi persentase tentang pemahaman karakter siswa oleh guru yang mengajar mata pelajara geografi, maka skor hasil pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria pemahaman karakter siswa = 4220 dikali seratus persen = 77,46%. Dengan demikian kemampuan guru geografi terhadap pemahaman karakter siswa masuk pada kategori baik. 3. Kemampuan dalam melakukan evaluasi Setelah diakumulasi skor hasil pengumpulan data indikator indikator tentang kemampuan guru dalam melakukan evaluasi (penilaian) didapatkan skor hasil pengumpulan data = Skor hasil pengumpulan data dibagi skor maksimal kriteria kemampuan dalam melakukan evaluasi = 5908 dikali seratus persen = 74,44%. Dengan demikian kemampuan guru yang mengajar mata pelajaran geografi menurut persepsi siswa termasuk kategori cukup baik. Secara umum kompetensi mengajar guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri Kecamatan Kwandang berdasarkan hasil pengumpulan skor data = dibagi dengan skor maksimal kriteria kompetensi mengajar guru mata pelajaran geografi = dikali seratus persen = 76,11%. Dengan demikian kompetensi

11 mengajar guru mata pelajaran geografi menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori sangat baik. 1.4 Pembahasan Menurut persepsi siswa tentang Pengelolaan program belajar mengajar oleh guru yang mengajar mata pelajaran Geografi SMAN Kecamatan Kwandang, deskripsi presentasenya mencapai 75,78%. Dengan demikian kemampuan guru yang mengajar mata pelajaran geografi tentang pengelolaan program belajaran mengajar di SMAN Kecamatan Kwandang berdasarkan persepsi siswa termasuk dalam kategori sangat baik. Data yang didapatkan sudah masuk pada kategori sangat baik, tetapi belum menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini disebabkan guru yang mengajar mata pelajaran geografi bukan berasal dari disiplin ilmu geografi, materi pelajaran geografi yang padat sementara jam kegiatan belajar mengajar sangat singkat, sementara masih banyak waktu kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk melakukan perbaikan nilai, materi pelajaran yang padat, materi pelajaran yang berhubungan dengan lingkungan sekitar siswa, semestinya siswa harus terlibat langsung, tingkat pengetahuan siswa yang tidak mungkin bisa menyerap keseluruhan materi yang diajarkan oleh guru, padatnya jam mata pelajaran, sehingga siswa diwajibkan untuk menyelesaikan tugas tugas pelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran adalah kesanggupan atau kecakapan guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotor sebagai upaya

12 mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran. Dalam proses belajar mengajar, kemampuan merupakan suatu dasar yang paling sering digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dengan melaksanakan proses belajar mengajar, diharapkan siswa dapat mengetahui, memahami, mengaplikasikan dan terampil dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, karena proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola dan struktur serta isi kurikulumnya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dalam membimbing siswa. Guru yang mampu akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan, serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Pengelolaan program belajar artinya guru mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar Secara efektif dan optimal agar tujuan tercapai yang meliputi kemampuan menggunakan waktu secara efektif, pembuatan perangkat pembelajaran, dan pemberian tugas di kelas. Pengelolaan program belajar mengajar juga diperlukan sikap kreatif guru. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka untuk memperoleh predikat guru yang bermutu. Salah satunya dengan upaya profesional. Pengelolaan program belajar mengajar juga tidak lepas dari pengelolaan kelas. deskripsi presentase yang dicapai guru geografi SMAN Kecamatan Kwandang. Deskripsi berdasarkan tabel 4.1 tentang pengelolaan kelas sebesar

13 86,6%. Hal ini berarti termasuk dalam kategori sangat baik. Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam dan Decey (dalam Usman, 2010) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (a) guru sebagai demonstrator, (b) guru sebagai pengelola kelas, (c) guru sebagai mediator dan fasilitator dan (d) guru sebagai evaluator. Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Usman (2010:97) Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Pengelolaan dipandang sebagai salah satu aspek penyelenggaraan sistem pembelajaran yang mendasar, di antara sekian macam tugas guru di dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi kegiatan mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola

14 proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan, indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Penggunaan media oleh guru geografi SMAN Kecamatan Kwandang deskripsi presentasenya mencapai 63,1% sehingga termasuk kategori kurang baik. Hal ini disebabkan keterbatasan fasilitas media pemebelajaran seperti LCD, tingkat penguasaaan teknologi informasi dan komunikasi guru yang mengajar mata pelajaran geografi sangat rendah, rendahnya kreatifitas guru untuk melahirkan media pembelajaran alternatif seperti alat peraga, chart, beban mengajar guru yang padat, sehingga tidak memungkinkan untuk menyiapkan media pembelajaran secara efektif, terbatasnya dana untuk memanfaatkan alam sebagai media pemebelajaran, karena materi pelajaran geografi berhubungan dengan lingkungan sekitar siswa, jumlah siswa yang banyak sehingga tidak memungkinkan guru untuk membawah siswanya ke alam bebas seperti study wisata. Seorang guru harus dapat menguasai benar materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda oleh karena itu pendidik harus mampu merancang media untuk membantu siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Pemahaman karakter siswa memiliki peran penting. Kegiatan belajar

15 mengajar akan berjalan dengan baik, manakalah adanya komunikasi yang efektif guna menunjang prestasi belajar siswa. Deskripsi persentase berdasarkan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam memamahami karakter siswa memiliki deskripsi presentase sebesar 93,5%. Dengan demikian kemampuan guru dalam memahami karakters siswa termasuk dalam kategori sangat baik. Keberhasilan guru dalam melaksanakan bimbingan dan penyuluhan terkait dengan waktu yang tercurah untuk kegiatan profesional. Sehingga diperlukan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas dan ulet serta tekun bekerja. Siswa tidak mau diejek atau dipermalukan oleh gurunya dihadapan teman-temannya. Siswa juga tidak mau direndahkan oleh guru walaupun nilainyaj elek. Dalam menyikapi itu guru hendaknya bijaksana. Untuk membangkitkan motivasi siswa, guru di hadapan siswa hendaknya mampu bersikap tenang, akrab dengan siswa, adil dan bijaksana, sabar, tidak pilih kasih, ramah, disiplin dan tegas. Guru juga mempunyai rasa humor berpenampilan rapi dan murah senyum. Penampilan guru yang demikian maka siswa pun dapat belajar dengan nyaman dan penuh semangat. Siswa yang diperlakukan bijaksana dan adil akan lebih menghargai gurunya dari pada siswa yang mendapat perlakuan tidak adil. Penilaian prestasi siswa sebagai salah satu kompetensi yang dimiliki guru kemampuan melakukan penilaian oleh guru Geografi SMAN Kecamatan Kwandang mencapai deskripsi presentase mencapai 74,44 %. Dengan demikian kemampuan penilaian prestasi siswa berdasarkan persepsi siswa termasuk kategori cukup baik. Hal ini diprediksi kurangnya kesadaran siswa untuk menyelesaikan tugas tugas rumah yang diberikan oleh guru, padatnya tugas rumah yang harus diselesaikan

16 dalam satu minggu, sehingga memacu siswa untuk menggunakan tenaga dan pikiran ekstra untuk menyelesaikan tugas. Manfaat evaluasi (penilaian) bisa digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal - hal yang paling penting dalam melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil evaluasi dan proses evaluasi. Guru bermutu tidak lepas dari kemampuanya melakukan penilaian terhadap peserta didiknya. Hal ini tidak lepas dari kegiatan menganalisis hasil belajar yang telah dicapai. Hasil tes selalu dibagikan kepada siswa. Dengan cara seperti ini banyak keuntungan yang dapat diambil antara lain: 1. Guru mengetahui bagian soal mana yang kurang dikuasai oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari nomor soal mana yang kebanyakan siswa salah menjawabnya 2. Guru dapat mengetahui keadaan/kondisi siswa. Misalnya tentang masalah siswa. Siswa yang bermasalah biasanya menunjukkan cirri-ciri nilai yang selalu rendah atau perilaku siswa sehari-hari di sekolah. 3. Siswa dapat mengetahui/mengukur sejauh mana kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh gurunya. 4. Siswa akan bersungguh-sungguh dalam belajar karena merasa hasil pekerjaannya selalu dinilai oleh guru. Kompetensi mengajar guru mata pelajaran geografi di SMA Negeri Kecamatan Kwandang deskripsi persentasenya mencapai 76,11%. Demikian

17 kompetensi mengajar guru mata pelajaran geografi menurut persepsi siswa termasuk dalam kategori sangat baik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. persolan persoalan dalam penelitian ini. Hal hal yang dilakukan dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. persolan persoalan dalam penelitian ini. Hal hal yang dilakukan dalam penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan untuk menjawab persolan persoalan dalam penelitian ini. Hal hal yang dilakukan dalam penelitian ini pertama tama melakukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan

PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan Persepsi Siswa terhadap Kemampuan Mengajar Guru Geografi SMAN se Kecamatan Kwandang La Isra Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan inti dari proses pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam proses pembelajaran guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang

Lebih terperinci

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses perubahan yang dialami oleh seseorang dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran (kognitif),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan dari hasil belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam kurun waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil angket dan observasi pada kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk membenahi proses pembelajaran atau proses belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk membenahi proses pembelajaran atau proses belajar mengajar yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, dan berusaha untuk membenahi proses pembelajaran atau proses belajar mengajar yang memenuhi prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Tanpa pendidikan dunia ini tidak ada apa-apanya, karena semua berasal dari pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Risni m. lateka 1, Hamzah Yunus 2, Fitri Hadi Yulia Akib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Objek Penelitian SMA Negeri 1 Limboto dan SMA Negeri 2 Limboto merupakan sekolah unggulan di kabupaten Gorontalo. Lokasi kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta perubahan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. Hasil Penelitian. Tidak ada pengaruh. Signifikasi. Signifikasi

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. Hasil Penelitian. Tidak ada pengaruh. Signifikasi. Signifikasi BAB V PEMBAHASAN A. Rekapitulasi Hasil Penelitian Setelah melakukan analisis data penelitian, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam sebuah tabel yang menggambarkan antara pedagogik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN RESPIRASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB, DEMONSTRASI, DAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS XI IPA SEMESTER II SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. spritual. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapakan dapat menjadi dirinya sendiri

BAB. I PENDAHULUAN. spritual. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapakan dapat menjadi dirinya sendiri BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas makna dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah. manusia agar mampu berkompentensi dalam dunia global.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah. manusia agar mampu berkompentensi dalam dunia global. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan perilaku yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan setiap bangsa, karena melalui pendidikan ini pula siswa diajarkan menjadi manusia yang terampil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam pendidikan, tentu adanya sebuah interaksi edukatif yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam pendidikan, tentu adanya sebuah interaksi edukatif yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Didalam pendidikan, tentu adanya sebuah interaksi edukatif yakni terjadinya proses kegiatan belajar mengajar antara seorang guru dan peserta didik. Proses belajar

Lebih terperinci

MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL)

MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL) MEDIA RITATOON (PEMILIHAN, PENGGUNAAN, PEMANFAATAN, PERAWATAN,DLL) UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengembangan Sumber Belajar Yang dibina oleh Bapak Zainul Abidin Oleh: Muhammad Idaman Tata Guna (140121603415)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global Sub Materi Pokok : Penyebab, Dampak dan Upaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen putus sekolah. Bahkan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan secara sistematis dan terprogram terjadi dari jenjang yang palinng rendah sampai jenjang paling tinggi. Dunia pendidikan yang diimplementasikan dalam bentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu pembelajaran, siswa diharapkan mengerti dan dapat memahami yang diajarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sekarang sedang menghadapi tantangan yang hebat. Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada bab IV tentang standar proses pasal 22 ayat (1) yang berbunyi: penilaian hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dewasa ini tidak hanya menuntut aspek kognitif saja, melainkan aspek afektif dan psikomotor juga sangat berpengaruh. Tujuan pendidikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 mengenai Standart Kompetensi Guru menyatakan bahwa guru harus mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Pembelajaran menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ada, pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Sebelum melakukan mengajar (PPL) praktikan terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan. Hal ini dimaksudkan agar praktikan bisa beradaptasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, yang bertujuan untuk membentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan 309 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan simpulan penelitian sesuai dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian. Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang dirasakan saat ini kian canggih dan up to date. Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pengajaran IPS merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian kegiatan antara guru dan siswa secara timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013 ABSTRAK

oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013 ABSTRAK 1 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan adanya pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar* 152 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Fatimah Abubakar* ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat belajar untuk anak didik. Mendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat belajar untuk anak didik. Mendidik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat belajar untuk anak didik. Mendidik merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dalam suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, sangat banyak kegunaan penerapannya dalam kegiatan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. universal, sangat banyak kegunaan penerapannya dalam kegiatan kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sifatnya universal, sangat banyak kegunaan penerapannya dalam kegiatan kehidupan manusia sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Belajar Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Lembar Observasi Data utama pada penelitian ini adalah kemampuan psikomotor siswa pada kegiatan praktikum uji makanan, meliputi;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar mengajar, karena walaupun kurikulum disajikan secara sempurna, sarana dan prasarana terpenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan tongkat estafet majunya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA Skripsi Oleh : KUNCORO PUTRI NIM : K 4303035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu usaha untuk sadar mengembangkan potensi dan sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Dalam hal ini, guru sangat berperan

Lebih terperinci

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai jika ada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi perubahan dan permasalahan. Salah

Lebih terperinci

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak terlepas pada proses belajar yang kita kenal dengan istilah Pendidikan. Persyaratan penting untuk terwujudnya pendidikan bermutu adalah

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI Pembimbing 1 : Dr. H. Walidun Husain, M.Si Pembimbing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak negara berkembang di benua Asia yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar adalah suatu proses dimana peserta didik memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena pendidikan sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan generasi yang terampil menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dengan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dengan kata lain, guru profesional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kebutuhan setiap orang yang kegiatannya dapat terjadi di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang berkualitas, berakhlak

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti Dinamika Vol. 5, No. 4, April 2015 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI SMP 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan negara Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur dalam batang tubuh UUD 1945

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya proses belajar ditandai dengan terjadinya perubahan pada diri siswa, baik dalam aspek Kognitif, Afektif, maupun Psikomotor. Perubahan itu meliputi cara berpikir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah suatu lembaga yang bertujuan membentuk anak didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Kondisi Awal Berdasarkan pada hasil pengamatan yang diperoleh pada pembelajaran matematika pada siswa kelas IV, ditemukan bahwa pembelajaran matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pertama akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Sebagai upaya yang bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah dasar merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan,

Lebih terperinci

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K PENAMBAHAN MEDIA BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 7 SURAKARTA Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K4303038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil 422 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil penelitian, maka pada bab lima ini dikemukakan tentang simpulan hasil penelitian pengembangan

Lebih terperinci

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com IMPLEMENTASI SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E)

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci