BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam konteks global, industri pertambangan masih tetap beroperasi dan semakin dibutuhkan kehadirannya hingga saat ini. Keith Slack (2010) peneliti Initiative for Policy Dialogue yang berbasis di Columbia University, Amerika Serikat, dalam esainya yang bertajuk Global Mining Industry, menyimpulkan bahwa industri pertambangan merupakan salah satu industri tertua di dunia yang masih relevan dan menguntungkan hingga saat ini. Sebab, industri pertambangan memiliki karakteristik proses produksi yang khas dibandingkan dengan kegiatan industri produk di sektor lainnya. Bagi negara-negara berkembang, signifikansi ekonomi industri pertambangan ini semakin tidak terbantahkan. Untuk konteks Indonesia, Zulkarnain dan Pudjiastuti (2006: 1) mengatakan bahwa sektor pertambangan telah memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional dari berbagai cara, seperti devisa dan sumber pendanaan negara-royalti dan berbagai macam pajak-serta memperluas lapangan kerja dan pembangunan fisik. Sumbangan sektor pertambangan umum terhadap penerimaaan negara non pajak dari tahun mengalami peningkatan ratarata sebesar %. Peningkatan ini terjadi karena tingginya sumbangan royalti dan kontak karya. Masih dalam laporan yang sama, disebutkan juga bahwa pada tahun 1998 saja sektor pertambangan telah berkontribusi dalam pemasukan ekspor sebesar US$ , 6 juta atau sekitar 21.4% dari total ekspor nasional dan menyumbangkan Rp 52, 55 triliun untuk Produk Domestik Bruto-PDB. Angka ini meningkat hingga tahun 2002, dimana pemasukan ekspor sebesar mencapai US$ , 2 juta serta dan menyumbangkan 3.07 % untuk Produk Domestik Bruto- PDB. Namun demikian, realitas empiris juga mencatat bahwa selain terjadi peningkatan skala pertumbuhan industri-produksi, distribusi, dan promosi, 1

2 ternyata berkembang juga aspek-aspek disfungsional -dampak negatif yang tidak diharapkan- yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di dalam industri pertambangan. Secara umum, terkait aspek disfungsional, terdapat tiga aspek yang selalu menjadi perhatian dalam industri pertambangan yakni lingkungan, ekonomi, dan sosial. Disfungsi lingkungan tampak dalam bentuk pencemaran dan perusakan fungsi lahan. Disfungsi ekonomi terkait dengan ketidakadilan produksi, nilai tambah ekonomi bahkan juga menyangkut pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia. Untuk disfungsi sosial, isu yang kerap muncul adalah peningkatan pertumbuhan dan perkembangan penggusuran lahan penduduk lokal, peningkatan pertumbuhan jumlah pekerja asing yang melahirkan isu-isu sosial, seperti: tindakan kriminal, prostitusi, serta beragam bentuk kekerasan domestik lainnya. Lebih lanjut, disfungsi kehadiran perusahaan pertambangan multinasional telah membentuk skema pertemuan budaya dan perubahan sosial di lingkungan sekitar usaha pertambangan. Proses pertemuan dua nilai budaya dan perubahan sosial ini-baik yang bersifat alami atau hasil rekayasa sosial melalui kebijakan organisasi perusahaan-kerap menimbulkan ketegangan dan prasangka yang berujung pada lahirnya konflik sosial. Secara umum, konflik sosial tersebut terjadi sebagai akibat: pertama, komunikasi antar dan inter budaya yang tidak terjalin secara efektif dan suportif. Kedua, masyarakat lokal adalah pihak yang paling besar menerima dampak kegiatan penambangan, sedangkan di sisi lain mereka merupakan kelompok yang paling sedikit mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Ketiga, keberadaan aktivitas penambangan telah menimbulkan suatu kondisi paradoks. Pada satu sisi kegiatan penambangan mampu mendorong peningkatan perekonomian masyarakat setempat, namun pada saat bersamaan, kegiatan ini juga menciptakan ketergantungan ekonomi masyarakat terhadap perusahaan. Terkait dengan konflik pertambangan, salah satu kasus yang cukup signifikan adalah konflik antara masyarakat lokal Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan dengan PT. International Nickel Indonesia Tbk- 2

3 selanjutnya disebut sebagai PT. INCO. Dalam fenomena tersebut, agenda penelitian yang signifikan disini adalah melakukan kajian strategi komunikasi perusahaan yang dikembangkan untuk melakukan mitigasi konflik antara masyarakat lokal Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan dengan PT. INCO. Kajian ini akan mencoba memetakan korelasi antara praktek komunikasi perusahaan dengan variasi sebab, dinamika, dan resolusi konflik. Dari pengamatan dan pengalaman empirik yang ada, konflik masyarakat lokal Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan dengan PT. INCO disebabkan oleh faktor yang tidak bersifat unidemensional. Artinya, konflik yang muncul tidak semata-mata bersumber dari dimensi perebutan sumber daya ekonomi -economic resource- yang mereproduksi problem kemiskinan dan ketimpangan yang merata di masyarakat. Lebih dari itu, konflik yang muncul juga bersumber dari dimensi kultural dan politik lokal. Salah satu ekspresi dari dimensi kultural dan politik lokal yang dimaksud adalah proses penyesuaian dan penerimaan dua budaya yang berbeda. Dalam konteks PT. INCO, masalah ini sangat terasa ketika terjadi perubahan struktur kepemilikan dari INCO Ltd, Kanada ke Vale Brazil yang berimplikasi terhadap perubahan dan orientasi nilainilai budaya perusahaan, termasuk juga perubahan orientasi program pemberdayaan masyarakat. Implikasi logis dari perubahan nilai budaya perusahaan ini ternyata berhubungan dengan dinamika konflik-fluktuasi, ekskalasi, dan bentuk, intensitas serta aktor, dan lembaga konflik yang terjadi. Berpijak pada realitas tersebut, sebuah kajian tentang praktek komunikasi yang dikembangkan mempunyai signifikansi yang tinggi. Sebab, di tengah konflik yang bersifat multi dimensi, PT. INCO juga mengembangkan sebuah praktek komunikasi untuk mengelola konflik yang menerapkan strategi berbasis pada manajemen pemangku kepentingan. 3

4 B. RUMUSAN MASALAH Secara umum, penelitian ini akan digunakan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana praktek komunikasi PT. INCO dalam mengelola konflik pertambangan di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini mempunyai sejumlah tujuan antara lain: pertama, memetakan sumber-sumber konflik pertambangan di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. Kedua, mengidentifikasi praktek komunikasi yang menerapkan strategi berbasis pada manajemen pemangku kepentingan yang dilakukan oleh PT. INCO dalam mengelola konflik pertambangan di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan. D. MANFAAT PENELITIAN Dalam ranah akademis, penelitian ini mempunyai manfaat akademis dimana hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan konsep tentang strategi komunikasi perusahaan yang menghasilkan skema pengelolaan konflik yang bersifat integratif. Model tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk menyelesaikan konflik berdasarkan pengalaman konflik antara masyarakat lokal Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan dengan PT INCO. Pada lingkup perusahaan, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelaku industri, khususnya pelaku usaha pertambangan yang kerap berkonflik dengan masyarakat lokal di lingkungan perusahaan itu. Strategi komunikasi perusahaan yang mendorong proses integrasi sosial-kultural dalam situasi konflik dapat digunakan oleh perusahaan tambang sebagai rujukan untuk pengembangan program charity, community development, dan corporate social responsibility. Lebih spesifik lagi, strategi tersebut dapat digunakan oleh manajemen puncak PT INCO yang tengah mengalami situasi konflik vertikal dan horizontal pasca 4

5 perubahan struktur kepemilikan saham yang lebih adaptif, kompatibel, dan sensitif terhadap nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar wilayah operasi tambangnya. Adapun untuk peneliti sendiri, penelitian ini diharapakan dapat mendatangkan manfaat yang berupa pendalaman pemahaman tentang berbagai konsep serta praktek dari strategi komunikasi perusahaan yang dijalankan oleh perusahaan pertambangan dalam mengelola konflik serta membentuk resolusi konflik dengan masyarakat lokal. Pemahaman ini sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, penguasaan konseptual, dan keterampilan teknokratis administratif dalam mengelola sebuah perusahaan pertambangan yang berbasis pada kegiatan industri pengolahan mineral. E. KERANGKA PEMIKIRAN Secara struktural, komunikasi perusahaan merupakan bagian integral dari suatu lembaga atau organisasi. Komunikasi perusahaan merupakan salah satu fungsi manajemen modern yang bersifat melekat pada perusahaan (corporate management fuction). Menurut Van Riel (2011), Corporate Communication as an instrument of management by means of which all consciously used forms of internal and external communications are harmonized as effectively and efficiently as possible, with the overall objective of creating favourable basis for relationships with groups upon which the company is dependent. Dalam kajian ini, komunikasi perusahaan dioperasionalkan dalam bentuk strategi komunikasi perusahaan yang didefinisikan sebagai sebuah metode dan instrumen yang digunakan untuk mewujudkan tujuan perusahaan serta memberikan dampak positif terhadap perusahaan. Secara umum biasanya sebelum strategi komunikasi ditetapakan maka proses perencanaan komunikasi dilakukan terlebih dahulu. Menurut Assifi dan Fremch (1982), perencanaan komunikasi acap kali terkait dengan delapan tahapan implementasi, yaitu : 5

6 1. Menganalisis Masalah 2. Mengalisis Khalayak 3. Menetapkan Tujuan (Merumuskan Objektif) 4. Memilih Media aatau Saluran Komunikasi 5. Mengembangkan Pesan 6. Memproduksi Media 7. Melaksanakan Program 8. Melakukan Monitoring dan Evaluasi Kajian ini akan melihat praktek komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan dalam mengelola konflik di wilayah operasional pertambangan. Dalam lingkup konseptual, pertambangan merupakan serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi berbagai jenis bahan galian. Pada titik ini, bahan galian yang dimaksud meliputi unsurunsur kimia mineral, bijih-bijih, dan segala macam jenis batuan mulia dan batuan yang bernilai ekonomis. Secara umum, bahan galian diklasifikasikan, sebagai berikut: 1. Bahan galian golongan A. Dalam kategori ini, bahan galian dinilai bersifat strategis, seperti minyak dan gas, batubara, dan timah. 2. Bahan galian golongan B. Bahan galian dalam kategori B dinilai bersifat vital, seperti emas, tembaga, dan intan. 3. Bahan galian C. Untuk kategori ini, bahan galian yang ada dinilai bersifat bukan strategis dan bukan vital, seperti batu, pasir, dan batu granit. Usaha pertambangan merupakan setiap kegiatan dalam rangka pengusahaan produk pertambangan yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, 6

7 eksplorasi, pengolahan, dan pemurnian, sampai dengan proses pengangkutan dan penjualan. Catatan teoritis yang ada memberikan realitas tekstual bahwa terdapat beragam sumber konflik sosial di kawasan pertambangan. Studi Javier Arellano Yanguas (2008) tentang konflik sosial di kawasan pertambangan di Peru melaporkan adanya berbagai tipologi konflik sosial yang mungkin terjadi antara komunitas dengan perusahaan tambang. Tipe pertama adalah konflik antara komunitas dengan perusahaan tambang. Tipe ini terdiri dari sub tipe: (1) berusaha untuk menghentikan operasi tambang atau ekspansi tambang, (2) sebagai salah satu strategi komunal dalam proses negosiasi dengan perusahaan tambang. Tipe kedua adalah pengendalian pendapatan perusahaan tambang, meliputi (1) konflik di berbagai level pemerintah, (2) pengendalian kawasan (teritorial) serta (3) konflik kekaryawanan (tenaga kerja). Sementara pemetaan konflik sosial antara masyarakat lokal dan pertambangan berdasarkan hasil studi empirik Zulkarnain, et al (2003) di daerah operasi PT. Antam di Pongkor dan Cikotok di Jawa Barat serta kawasan pertambangan timah Bangka Belitung, memperlihatkan ada dua bagian kelompok masyarakat lokal yang berperan dalam konflik dengan perusahaan tambang. Kelompok pertama, konflik antara perusahaan versus masyarakat. Ada lima faktor sebagai sumber konflik yang terjadi dalam tipe ini : (a) komunikasi yang mandeg antara perusahaan dan masyarakat, (b) berkurangnya lahan garapan masyarakat akibat berpindahnya kepemilikan, (c) sistem penerimaan kerja yang nepotisme, (d) program pemberdayaan masyarakat, (e) adanya kesenjangan antara aparat pemerintah dengan perusahaan. Kelompok kedua adalah konflik antara perusahaan versus PETI (penggali tanpa izin). Terdapat empat sumber konflik dalam kelompok ini, seperti (a) permainan wewenang aparat keamanan, (b) PETI lokal merasa berhak untuk ikut mengeksploitasi, (c) PETI pendatang merasa berani untuk melakukan eksploitasi serta (d) perbedaan persepsi antara perusahaan dan aparat pemerintahan. 7

8 Penjelasan tentang anatomi dan implikasi konflik korporasi-komunitas lokal datang dari Doddy Prayogo dalam bukunya Socially Responsible Corporation (Prayogo, 2011: 33-35). Merujuk hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis buku ini pada beberapa perusahaan, seperti Unocal, BP (British Petroleum), BHP (Broken Proprietary Hill, sekarang disebut BHP Billiton saja), Arutmin, Newmont Sumbawa, Banpu, KPC (Kaltim Prima Coal), dan Berau Coal, disimpulkan bahwa terdapat pola yang relatif terstruktur dan berulang dalam konflik antara masyarakat lokal dan industri pertambangan. Konflik sosial di daerah pertambangan, menurut peneliti ini dipetakan dalam tiga dimensi: (1) dimensi sebab konflik, (2) dinamika konflik serta (3) resolusi konflik. Dimensi sebab konflik meliputi perubahan politik, ketimpangan, eksploitasi, dominasi, dan pemberdayaan. Dimensi dinamika konflik meliputi fluktuasi, ekskalasi, bentuk, intensitas, aktor dan lembaga. Ketimpangan ekonomi, eksploitasi, dominasi disebut sebagai faktor struktural (sebab tidak langsung). Sementara perubahan politik dan pemberdayaan masyarakat disebut sebagai faktor non struktural (sebab langsung). Dinamika konflik menguraikan tentang kualitas konflik itu sendiri, seperti fluktuasi, intensitas, ekskalasi serta peran lembaga (aktor). Resolusi konflik meliputi kontrak sosial lama dan kontrak sosial baru. Baik dimensi sebab, dinamika, dan resolusi konflik dengan pola peran negara (baik pemerintah pusat dan daerah). Prayogo et al (35-60) memetakan anatomi konflik masyarakat lokalkorporasi tambang sebagai dialog antara state-corporate-society. Negara, menurut Prayogo tetap penting dan merupakan institusi sentral, baik sebagai regulator maupun eksekutor. Bagi Prayogo, konflik harus berisi dimensi rasional. Konflik antara komunitas lokal dengan korporasi tambang harus dibedakan dengan konflik antar etnik, agama atau konflik antara negara dan masyarakat. Konflik antara komunitas lokal dengan korporasi tambang bukan untuk saling menghancurkan, menjatuhkan melainkan memenangkan. Komunitas bertindak sebagai pihak yang ofensif, sementara korporasi dianggap sebagai pihak yang mendatangkan sebab konflik. 8

9 Berkaitan dengan praktek komunikasi situasi konflik pertambangan, penelitian ini akan mendasarkan pada teori komunikasi perusahaan. Aktivitas komunikasi perusahaan adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communication) antara perusahaan (organisasi) atau suatu lembaga dan pesan, pesan dan pihak publik (stakeholder/pemangku kepentingan/konstituen), publik dan respon publik, respon publik dan perusahaan serta antara pilihan saluran komunikasi yang digunakan terdapat hubungan timbal balik dengan perusahaan, pesan, publik, dan respon (Management Communication Association, 2002). Itu berarti bagaimana komunikasi perusahaan dapat berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik (two way communication) dengan tujuan menciptakan saling pengertian (mutual understanding), saling menghargai (mutual appreciation), saling mempercayai (mutual confidence), menciptakan good will, memperoleh dukungan publik (public support), dan sebagainya demi terciptanya citra positif bagi suatu lembaga atau perusahaan (corporate image). Semua ini bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang atau pelayanan jasa, dan sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan (Ruslan, 2007:1). Pada intinya aktivitas komunikasi perusahaan meliputi kegiatan mulai dari pembenahan organisasi itu sendiri hingga kegiatan yang bersifat membangun, memelihara, dan melindungi/menjaga reputasi atau citra perusahaan yang positif di mata stakeholder (Joep Cornelissen, 2011:3). Stakeholder (Pemangku Kepentingan) bisa dikategorikan menjadi stakeholder internal perusahaan dan stakeholder eksternal perusahaan. Lebih lanjut, penelitian ini akan mengoperasionalkan segenap konsep yang terkait dengan konflik sosial dan komunikasi perusahaan dalam industri pertambangan. 9

10 PT. INCO Values of Capabilities Masyarakat Values of Expectation KONFLIK Strategi Komunikasi Bagan 1.1 Alur Pikir Penelitian Sumber: Peneliti F. KERANGKA KONSEP Values of Capability adalah nilai kapasitas yang dimiliki oleh PT. INCO untuk mengelola kegiatan pertambangan di Sorowako. Values of Expectation adalah nilai harapan yang dimiliki oleh masyarakat terhadap pengelolaan kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh PT. INCO di Sorowako. Konflik adalah ketidaksepakatan yang muncul antara PT. INCO dengan masyarakat di Sorowako sebagai akibat perbenturan antara values of capability dan values of expectation. Praktek Komunikasi adalah implementasi kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. Strategi Komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. Strategi komunikasi juga merupakan sebuah metode dan instrumen yang 10

11 digunakan untuk mewujudkan tujuan perusahaan serta memberikan dampak positif terhadap perusahaan. G. METODE PENELITIAN G.1. Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Kajian ini dikategorikan sebagai kajian kualitatif yang bertujuan memperoleh makna dan gambaran realitas yang kompleks, dan menemukan paradigma baru berdasarkan realitas sosial di lapangan (Agiati, 2008: 77). Dengan demikian, hasil kajian bersifat temuan terhadap dinamika dan perkembangan karakteristik kelompok dalam struktur sistem dan interaksi sosial masyarakat. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan instrumen wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Data sekunder didapat dari berbagai arsip, dokumen, literatur, tulisan di media massa dan internet yang menunjukan adanya informasi yang sama atau berbeda. Terkait dengan pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang dipilih itu diuraikan secara ringkas di bawah ini, sebagai berikut: Pertama, teknik observasi partisipatif. Teknik ini digunakan mengacu pada riset yang berciri periode interaksi sosial yang intensif. Peneliti ikut berperan pada kegiatan atau proses yang sedang diteliti, ikut empati, dan peneliti pun masuk ke dalam objek yang diteliti serta membiarkan seting alamiah itu terjadi. Dengan begitu, keunikan dalam subjek kajian dapat dikuak oleh peneliti secara mendalam (Basrowi dan Suwandi, 2008: 10/106). Kedua, wawancara mendalam. Teknik kajian ini mengandalkan kemampuan investigatif sebagaimana dilakukan oleh para wartawan liputan khusus. Lincoln dan Cuba (1985) menjelaskan bahwa teknik wawancara dalam kajian ini berguna untuk mengkonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Termasuk dalam hal ini untuk merekonstruksi kebulatan-kebulatan 11

12 harapan pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi dari orang lain, serta memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan data. Melalui wawancara mendalam ini data dikonfrontasi antara satu dengan yang lain dalam rangka memperoleh akurasi atau kebenaran. Dengan teknik wawancara mendalam ini informasi tentang pokok persoalan yang diteliti dapat diperoleh sebanyak-banyaknya dan dilakukan berulang-ulang serta pembicaraan dapat melebar jauh dari tema yang dibahas. Namun, kekayaan informasi yang diperoleh dari wawancara mendalam tersebut memerlukan klasifikasi dan penyaringan ulang mengingat lenturnya atau abstraknya keterangan lisan serta kemungkinan bahasa atau istilah yang digunakan bersifat multimakna. Ketiga, diskusi kelompok terarah focused group discussion (FGD). Walaupun teknik focused group discussion ini sebenarnya masih masuk kategori wawancara terstruktur, tetapi sifatnya tidak personal karena dilakukan dalam kelompok atau grup dan sifatnya berdiskusi secara terbuka dengan isu tertentu. FGD ini bertujuan mengungkap persepsi kelompok mengenai suatu gejala budaya dalam masyarakat. Keempat, interpretasi teks dokumen, literatur, tulisan di media massa, dan internet. Teknik ini dilakukan dengan cara mencermati, memahami, dan memaknai berbagai teks dokumen atau berita yang terkait dengan pokok masalah yang dibahas sekaligus juga sebagai upaya melakukan validasi data (mengkonfirmasi data). Pada bagian inilah prinsip interpretasi dilakukan dengan berpijak pada kesinambungan antarteks dokumen yang sama sehingga masingmasing teks dokumen saling mereferensi. Dalam penafsiran teks ini, instrumeninstrumen data yang lain, seperti hasil wawancara, FGD, atau catatan observasi partisipatif menjadi rujukan yang sangat penting. Dengan demikian, seluruh data saling melengkapi sekaligus bisa saling mengkonfrontasi sehingga penafsiran pun dapat dilakukan melalui kesimpulan 12

13 yang logis dan rasional. Meskipun interpretasi teks dokumen atau berita ini terkait dengan data-data sekunder, tetapi sifatnya vital karena dokumen atau berita itu bisa lebih alamiah dan orisinil dibanding data lisan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, tabel di bawah ini akan memberikan paparan tentang jenis data dan metode pengumpulan data yang digunakan. NO JENIS DATA METODE PENGUMPULAN DATA SUMBER DATA 1. Data primer tentang strategi komunikasi PT. INCO dalam pengelolaan konflik lokal. 2. Data primer tentang konflik antara PT. INCO dan masyarakat lokal - Wawancara mendalam - FGD - Observasi - Wawancara mendalam - FGD - Observasi - Direktur external relation PT. INCO - Staf government relation PT. INCO - Staf legal affair PT. INCO - Staf community development PT. INCO - Direktur external relation PT. INCO - Staf government relation PT.INCO - Staf legal affair PT. INCO - Staf community development PT. INCO - Tokoh masyarakat di Sorowako. - Tokoh pimpinan gerakan perlawanan terhadap PT. INCOdi Soro-wako - Anggota DPRD Kabupaten Luwu Timur - Representasi Pemerintah Kabupaten Luwu Timur 13

14 3. Data sekunder terkait dengan dokumen strategi dan SOP komunikasi perusahaan dalam mengelola konflik lokal 4. Data sekunder terkait dengan konflik antara PT. INCO dan masyarakat lokal - Interpretasi teks dan literatur - Interpretasi teks dan literatur - Dokumen - Kliping media - Literatur - Dokumen - Kliping media - Literatur Tabel 1.1 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Sumber: Penulis G.2. Analisis Data Proses analisis data dimulai dari telaah jenis data yang terkumpul, baik data primer maupun sekunder. Dari aneka ragam data yang didapat dilakukan pembacaan secara kritis dan direduksi dengan membuat rangkuman abstrak atau abstraksi inti. Setelah proses abstraksi dilakukan, lalu data disusun sesuai tematema yang diinginkan. Setelah itu, data mulai ditafsir sebagai hasil temuan sementara dalam pengertian bahwa validitas data ini masih perlu diragukan lagi atau dikritisi (Bryman, 2004: ; Neuman, 2000: ). Hasil pengkritisan atas data sementara inilah yang menjadi data yang substansial secara teoritik. Menurut Bogdan dan Biklen (1992), berdasarkan cara kerja analisis data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan cara bekerja bersama data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan untuk dikelola, melakukan sintesis atas data, 14

15 mencari dan menemukan pola atas data, menemukan hal-hal yang penting dan yang patut dipelajari, dan membuat keputusan hingga dapat dikonsumsi orang lain (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Secara ringkas, proses atau tahapan analisis data kualitatif dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasi, menyintesiskan, membuat ikhtisar, dan memberi indeks pada data. Di tataran implementasi, proses ini dilakukan dengan sejumlah langkah, antara lain: a. Memilah data primer dari idepth interview serta membuat ikhtisar sesuai dengan kerangka penelitian. b. Memilah data sekunder serta membuat ikhtisar sesuai dengan kerangka penelitian. c. Memberikan indeks tema ataupun isu yang terkait dari setiap data primer dan data sekunder untuk membangun argumen peneltian. 2. Mengidentifikasi, melihat pola, dan menginterpretasi data. Proses ini dilakukan dengan mengidentifikasi pola tema ataupun isu yang telah terindeks untuk mengintrepertasikan data secara kualitatif dalam membuat argumen penelitian. 3. Membaca, membuat kategori, dan menandai kata-kata kunci serta gagasan yang terkandung dalam data. Terkait dengan proses yang ketiga, langkah yang dilakukan adalah merumuskan kata kunci dari setiap data primer dan sekunder untuk memudahkan penulisan laporan penelitian. 4. Mempelajari ulang kata-kata kunci untuk menentukan tema-tema yang berasal dari data. Proses keempat dilakukan dengan menyisir ulang daftar kata kunci untuk memastikan tidak ada data yang tercecer. 5. Mempelajari kategori data dan menemukan maknanya dan lalu mencari pola dan hubungannya dengan tema yang sudah ditentukan. Di tataran 15

16 praksis, proses kelima dilakukan dengan cara mencari hubungan setiap tema atau isu yang telah terkategori dalam daftar kata kunci, sehingga terbangun argumentasi secara kualitatif. 6. Mencari atau merumuskan temuan-temuan umum serta menuliskan model. Proses ini merupakan langkah terakhir dengan menarik kesimpulan umum dari setiap argumen yang terbangun dalam penelitian kualitatif. 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan paparan temuan dan analisa yang ada penelitian menyimpulkan bahwa PT. INCO mengimplementasikan praktek komunikasi berdasarkan strategi dialog yang berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak terlampau pesat di Indonesia. Tetapi secara bertahap, fungsi dan peranan PR mulai diterapkan pada

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode untuk penyusunan perencanaan partisipatif berbasis kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, yaitu suatu metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Arutmin adalah salah satu perusahaan penghasil dan pengekspor batubara terbesar di Indonesia. PT. Arutmin pertama kali menandatangani kontrak penambangan batubara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi

BAB I PENDAHULUAN. dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu negara, pemerintah membutuhkan dana yang besar. Terlebih dalam proses pembangunan, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif dan informatif. Komunikasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (1998:15) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki prospek di masa mendatang dan menjadi komoditas menarik bagi Indonesia. Produk industri kehutanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mengoperasionalkan sebuah perusahaan tentunya dibatasi oleh berberapa kebijakan dan etika bisnis. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah kebijakan legal lewat

Lebih terperinci

Produksi Media PR Cetak

Produksi Media PR Cetak Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya tambang (bahan galian). Negara Indonesia termasuk negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang begitu melimpah bagi kelangsungan hidup umat manusia merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Salah satunya adalah sumber daya tambang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah kualitatif dengan tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah kualitatif dengan tipe BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif analitis. Menurut Moleong (2009) 39 penelitian kualitatif adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan dalam berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi berasal dari kata Yunani 'methodologia' yang berarti teknik atau prosedur, yang lebih merujuk kepada alur pemikiran umum atau menyeluruh dan juga gagasan teoritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Secara umum sektor ini memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ini dikuasai oleh Negara dan diusahakan untuk kemakmuran rakyat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan hasil bumi, baik itu perkebunan, pertanian, pertambangan, dan lain sebagainya. Kekayaan yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan sekitar yang semakin mengalami penuruan kualitas hidup. Pola pikir masyarakat yang semakin peduli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikategorikan untuk pelayanan pelanggan loyal yang sangat mengesankan para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegiatan tertentu. Ini berarti untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian haruslah berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Kualitatif Penelitian ini akan dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Mengacu pada pendapat Newman (2003:16), Pendekatan ini dipandang tepat karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai makhluk yang mutlak memerlukan aktifitas berkomunikasi demi terselenggaranya kelangsungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

III. METODE PENELITIAN. pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data. III. METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai pendekatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu, bab ini juga mencakup penetapan tempat penelitian, fokus penelitian, jenis data penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif, yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (survey). Pendekatan kualitatif menekankan pada proses-proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pembangunan bidang pertambangan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karenanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif dengan analisi evaluasi program, yaitu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Umum Sektor Pertambangan Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam dan mineral sehingga cukup layak apabila sebagaian pengamat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang 78 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Pendekatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk memecahkan masalah penelitian yang menjadi objek peneliti. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 melandasi perekonomian Indonesia sekaligus pelaksanaan pembangunan sektor pertambangan, yaitu : (a) Perekonomian disusun sebagai usaha

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana berlangsungnya penelitian tersebut. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Morse (dalam Daymon dan Holloway, 2008:368) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki sikap ketidakperdulian terhadap lingkungan ini sudah tidak relevan lagi. Reorientasi pembangunan yang telah memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Dimana paradigma meliputi tiga elemen yaitu epistemologi, mengajukan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

n.a n.a

n.a n.a 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut dengan sumberdaya (resources) baik sumberdaya alam atau natural resources maupun sumberdaya manusia atau

Lebih terperinci

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang mengarah pada perkembangan nilai-nilai kearifan lokal Sasak berwawasan multikultural guna membangun integrasi sosial masyarakat

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. dikembangkan kebenarannya, maka diperlukan metode dalam penelitian tersebut, hal

BAB. III METODE PENELITIAN. dikembangkan kebenarannya, maka diperlukan metode dalam penelitian tersebut, hal 44 BAB. III METODE PENELITIAN Suatu penelitian bertujuan untuk memahami suatu permasalahan sehingga dapat dikembangkan kebenarannya, maka diperlukan metode dalam penelitian tersebut, hal ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK (KIMBIS) DI LAMONGAN

PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK (KIMBIS) DI LAMONGAN PROGRAM RINTISAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DAN PEREKONOMIAN KAWASAN BERBASIS IPTEK (KIMBIS) DI LAMONGAN Oleh : Budi wardono Istiana Achmad nurul hadi Arfah elly BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah. BAB III RUMUSAN PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

Lebih terperinci

PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian

PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri A Kota Bandung yang beralamat di jalan Pajajaran No. 50 Kota Bandung. Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi deskriptif analitis, dimana pertanyaan Bagaimana menjadi permasalahan utama untuk menjawab permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, artinya penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian ini desainnya termasuk jenis penelitian kualitatif dengan melakukan penelitian terhadap loyalitas distributor terhadap perusahaan Multi Level

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Yogyakarta, SMK Negeri 2 Yogyakarta, SMK Negeri 3 Yogyakarta, SMK Negeri 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Negeri se-kota Yogyakarta merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian. Ada tujuh sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah membuat sebuah dampak dramatis dalam perekonomian dunia dimana batasan penghambat menjadi semakin berkurang dan meningkatnya kerjasama

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional

OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI. Oleh: Lena Satlita. Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional OPTIMALISASI PERAN HUMAS PERGURUAN TINGGI Oleh: Lena Satlita Salah satu agenda yang ramai dibicarakan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Pendidikan ( Perguruan Tinggi Negeri, Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. 76 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuanya tidak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini menekankan pada proses perolehan data untuk memperoleh hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN

BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ini menggunakan metode riset aksi. Bahwa peneliti ikut terlibat aktif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai konsep kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan metode kualitatif

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia 2.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) Pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha melalui penerbitan saham dan obligasi. Perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 100 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan fokus penelitian adalah pada pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 95 BT hingga 141 BT (sekitar 5000 km) dan 6 LU hingga 11 LS 2 tentu

BAB I PENDAHULUAN. 95 BT hingga 141 BT (sekitar 5000 km) dan 6 LU hingga 11 LS 2 tentu 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah salah satu negara di dunia dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dibandingkan dengan negara lainnya di dunia. Sebagai negara kepulauan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan (corporate sustainability) hanya akan terjamin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode dan teknik penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara yang memiliki kurang lebih pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1 dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara yang memiliki kurang lebih pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1 dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki kurang lebih 18.000 pulau menyebar sekitar khatulistiwa, 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

BAB III METODE PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Moleong (2008:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian audit komunikasi pada umumnya merupakan jenis penelitian terapan yang menggunakan strategi penelitian ganda (multiple research strategies), istilah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Hutan dengan fungsi lindung yaitu hutan sebagai satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah yang turut menentukan keberhasilan dalam penelitian. Hal ini sesuai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah yang turut menentukan keberhasilan dalam penelitian. Hal ini sesuai BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam pemecahan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta BAB V Kesimpulan A. Pengantar Bab V merupakan bab terakhir dari seluruh narasi tulisan ini. Sebagai sebuah kesatuan tulisan yang utuh, ide pokok yang disajikan pada bab ini tidak dapat dipisahkan dari

Lebih terperinci

BAB II PROFILE PERUSAHAAN

BAB II PROFILE PERUSAHAAN BAB II PROFILE PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Pamapersada Nusantara PT Pamapersada Nusantara (PAMA) adalah anak perusahaan milik PT United Tractors Tbk, distributor kendaraan konstruksi berat Komatsu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan kualitatif berasumsi bahwa manusia adalah makhluk yang aktif, yang mempunyai kebebasan kemauan, yang perilakunya hanya dapat dipahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Wilayah Analisis Penelitian ini dilakukan pada beberapa wilayah kajian analisis. Kajian utama yang dilakukan adalah mencoba melihat bagaimana respon pesantren terhadap berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu memaparkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang dilakukan secara ilmiah dengan tujuan dan fungsi tertentu. Cara ilmiah yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang

BAB V PENUTUP. prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bertolak dari pemaparan hasil penelitian dan penggkajian dengan menggunakan prespektif Identitas Sosial terhadap Konflik Ambon, maka ada beberapa hal pokok yang dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Pesawahan yang beralamat di Jalan Ikan Kakap No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Alam: Hutan Realita hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari alam dan lingkungannya, karena hal tersebut merupakan sebuah hubungan mutualisme dalam tatanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba 58 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian naturalistik kualitatif. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Batu. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan PT. Kusuma Satria Dinasasri

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Batu. Alasan pemilihan lokasi dikarenakan PT. Kusuma Satria Dinasasri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PT.Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) Divisi Agrowisata yang terletak di Jalan Abdul Gani Atas Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam yang melimpah. Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah kekayaan potensi mineral bahan galian pertambangan.

Lebih terperinci