LAPORAN. THE THIRD MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR FINANCIAL ARRANGEMENTS (Beijing, China: October 2008) DAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN. THE THIRD MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR FINANCIAL ARRANGEMENTS (Beijing, China: October 2008) DAN"

Transkripsi

1 LAPORAN THE THIRD MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR FINANCIAL ARRANGEMENTS (Beijing, China: October 2008) DAN THE SECOND MEETING OF THE AD HOC COMMITTEE FOR PROGRAM PLANNING FOR APSCO (Beijing, China: October 2008) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

2 (LAPAN) PENDAHULUAN The Third Meeting of The Ad Hoc Committee for Financial Arrangements For APSCO atau Pertemuan ke tiga dari komite Ad-hoc untuk Financial Arrangement merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yaitu The Second Meeting of The Ad Hoc Committee For Finacial Arrangements and Service Regulations yang dilaksanakan tanggal Agustus 2008 di Bangkok, Thailand. Pada pertemuan pertemuan tersebut para delegasi masih meminta agar Interim Secretariat APSCO untuk mengevaluasi kembali komponen biaya tahunan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan APSCO khususnya untuk tahun-tahun awal. Selain itu pada pertemuan ke II di Bangkok, para delegasi disepakati bahwa formula kontribusi yang diajukan oleh Interim Secretariat ditinjau ulang, oleh karena itu menjelang pertemuan ke III diminta pula agar para delegasi negara anggota APSCO memberikan masukan formulasi kontribusi negara-negara anggota. Dua agenda utama tersebut yang akan di bahas pada pertemuan ke III dari Financial Arrangement. Pertemuan Financial Arrangement dilaksanakan dari tanggal Oktober Agenda pertemuan pada lampiran 1. Pada pertemuan di Beijing, secara back-to-back, juga dilakukan The second Meeting of Ad Hoc Committee for Program Planning for APSCO. Pertemuan ke dua untuk Perencanaan Program APSCO dilaksanakan tanggal Oktober Agenda pertemuan pada lampiran 2. Pertemuan ke dua Perencanaan Program APSCO merupakan kelanjutan pertemuan pertama yang dilaksanakan di Beijing September Pada pertemuan pertama terdahulu, disepakati 4 major program yang terdiri dari: (i) Space Science yang dipimpin Pakistan; (ii) Space Technology Development yang dipimpin oleh China; (iii) Space Technology Applications yang dipimpin oleh Thailand dan (iv) Education and Training yang dipimpin oleh Peru. Pada pertemuan tersebut disepakati pula bahwa masing-masing Negara akan mengajukan sampai dengan 2 proyek untuk tiap group. Disepakati pula akan dilakukan pertemuan untuk memilih projek kegiatan untuk direkomendasikan dan disampaikan kepada APSCO Council Meeting untuk persetujuan. Indonesia sebagaimana pertemuan-pertemuan sebelumnya yang dilaksanakan Interim Secretariat APSCO baik yang terkait dengan Financial Arrangement ataupun pertemuan-pertemuan lainnya masih berstatus sebagai Observer seperti status Turki. Pada pertemuan di Beijing Indonesia mengikuti ke dua acara pertemuan tersebut. Untuk Pertemuan Financial Arrangements delegasi Indoensia terdiri: Taufik Maulana (Biro Perencanaan dan Organisasi-LAPAN), Riyadil Jinan (Pusisfogan-LAPAN) dan Sasongko ( Staf KBRI untuk Republik Tiongkok di Beijing). Untuk Pertemuan Perencanaan Program delegasi Indonesia selain ke tiga delegasi Indonesia yang tersebut di atas juga diikuti oleh Ratih Pratiwi (Bagian Kepegawaian LAPAN) dan Rubini Yusuf (Pusbangja LAPAN). Berikut adalah laporan singkat dari masing-masing pertemuan. I. THE THIRD MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR FINANCIAL ARRANGEMENTS Pertemuan ke tiga untuk Financial Arrangements sesuai dengan agenda yang telah dibuat oleh Interim Secretariat dimulai tanggal 27 Oktober 2008 diwali dengan Welcome Speech dari Negara Tuan

3 Rumah (Republik Tiongkok) yang disampaikan oleh Mr. LUO Ge dari China National Space Administration (CNSA) yang menjelaskan 3 even penting bagi China di tahun 2008 yaitu pelaksanaan Olimpiade, misi Shenxhou-VII dan peluncuran satelit SMMS (small Multi Mission Satelllite. Khusus untuk SMMS, data atau informasi yang dikumpulkan oleh SMMS dapat di share dengan Negara-negara anggota APSCO. Terpilih sebagai pimpinan sidang adalah Agha Talat Perwaiz (Pakistan), Abdus Samad (Bangladesh) sebagai wakil dan Bataa Ganbold (Mongolia) sebagai Repporteur. Pimpinan siding melaksanakan tugas sesuai dengan agenda yang disiapkan Sekretariat dan disetujui para delegasi peserta pertemuan. Sebagai pimpinan Sidang, Mr. Agha Talat dalam sambutannya mengharapkan agar para delegasi focus kepada 2 hal utama yaitu terkait dengan budget APSCO tahun 2009 dan kontribusi masing-masing negara anggota. Mr. Agha juga mengharapkan agar seperti pada pertemuan terdahulu, para delegasi mengutamakan semangat kerjasama, toleran dan menghormati berbagai pandangan lain sehingga dapat dihasilkan simpulan sidang dengan konsensus (kesepakatan). Sedangkan, Sekretaris Jendral dari Interim Secretariat of APSCO, Dr. Zhang Wei, mengingatkan kembali pertemuan terdahulu di Bangkok, Thailand dan upaya keras yang telah dilakukan oleh secretariat untuk menyiapkan bahan pada pertemuan ke tiga dari Financial Arrangements sehingga dapat diperoleh simpulan pertemuan dengan kesepakatan atas isu-isu yang ada yang didiskusikan pada pertemuan ke 3 di Beijing. a. Presentasi dari Interim Secretariat of APSCO Menanggapi permintaan para delegasi di Pertemuan ke dua Financial Arrangement Agustus 2008 di Bangkok, Thailand untuk meninjau ulang komposisi komponen biaya operasi APSCO khususnya tahun awal operasi (tahun 2009) dan juga meninjau ulang kembali formula perhitungan kontribusi negara-negara anggota tidak hanya memperhitungkan GDP dan GDP percapita tapi juga faktor-faktor lainnya. Pada usulan struktur biaya operasi APSCO tahun 2009, telah mengalami penurunan cukup signifikan dari rata-rata perathun sebesar 3, 6 juta US dollar menjadi 1,68 juta US dolar pada tahun 2009, 2, 59 juta US dolar pada tahun 2010 dan sebesar 3, 46 juta US dólar pada tahun Presentasi ke dua dari Interim Secretariat terkait dengan proporsi kontribusi negara-negara anggota. Perhitungan berdasarkan rata-rata GDP dan GDP per capita dari negara negara anggota dengan data World Bank ( ) dan berdasarkan koridor konvensi APSCO. Formula untuk menghitung kontribusi tiap negara anggoata adalah sebagai berikut: Skala Kontribusi negara anggota = 0.50*(GDP negara anggota dibagi jumlah GDP seluruh negara anggota) + ).50* (GDP per capita negara anggota dibagi jumlah GDP per capita seluruh negara anggota). Sekretariat telah menyiapkan simulasi kontribusi dari negara-negara anggota dengan formula tersebut di atas. Namun karena Indonesia dan Turki belum menjadi anggota tdak ditampilkan dalam presentasi Sekretariat. b. Tanggapan Delegasi. Para delegasi menginginkan agar beberapa masukan formula yang disampaikan beberapa negara agar didistribusikan untuk dipelajari oleh para negara anggota. Khususnya Peru sangat

4 mengingatkan pentingnya untuk mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi lainnya selain dari GDP dan GDP per capita seperti Human Poverti index (HPI), human development index (HDI), faktor-faktor indikator yang dipublikasi UNDP seperti harapan hidup, pendidikan. Namun untuk memudahkan dalam perumusan yang diusulkan untuk formula adalah memperhitungkan Purchasing Power Parity (PPP). Selain itu, sebagian delegasi menginginkan agar APSCO juga memperhatikan kondisi ekonomi dunia yang sedang mengalami krisis sehingga sangat mempengaruhi konsistensi kemampuan kontribusi negara-negara anggota. Faktor defisit juga menjadi perhatian berbagai delegasi karena jika kontribusi kecil akan memperbesar defisit dan tentu akan membebani pembiayaan dari negara anggota untuk menutupi defisit tersebut. Sehingga setelah terjadi pembahasan dan diskusi yang mendalam disepakati bahwa usulan skala kontribusi dari masing-masing anggota dapat disetujui dan demikian pula dengan anggaran operasional APSCO tahun 2009, sedangkan untuk tahun 2010 dan 2011 akan disampaikan di Council Meeting untuk mendapatkan persetujuan. Pada kesempatan ini, Turki yang statusnya sama dengan Indonesia sebagai observer telah menyampaikan informasi bahwa proses ratifikasi yang sudah disampaikan ke parlemen Turki dan diharapkan ratifikasi dapat dilakukan sebelum akhir tahun Turkey mendukung usulan formulasi skala kontribusi serta meminta agar juga memperhatikan kondisi keuangan negara anggota dan meminta untuk meminimalkan pengeluaran. Indonesia tidak memberikan pendapat yang spesifik terkait dengan usulan sekretariat hanya agar memperhatikan mengoptimalkan pembiayaan sehingga dapat meminimalkan defisit dan mencari sumber-sumber lain dan menanyakan kepada sekretariat skala kontribusi Indonesia di APSCO. Berdasarkan asesmen Sekretariat, kontribusi Indonesia di APSCO sebesar 130 ribu US dolar atau sebesar 7, 79% seperti ditampilkan pada lampiran 3. Melihat perkembangan bahwa Turki sebagai observer telah menginformasikan perkembangan proses ratifikasi, dan setelah berkonsultasi dengan staf KBRI, maka delegasi Indonesia menginformasikan langkah langkah yang harus dilakukan dalam proses ratifikasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Langkah yang telah dilakukan adalah antara lain menyiapkan bahan kajian untuk rapat interdep, telah melakukan tahap awal interdep yaitu asesmen kemungkinan keikutsertaaan dalam APSCO, menyampaikan pertimbangan kepada pemerintah dan KBRI di China juga telah menyampaikan nota (catatan) kepada Menteri Luar Negeri terkait pentingnya APSCO bagi Indonesia. Pernyataan Indonesia di tuangkan dalam Minutes of Meeting (lampiran 4). II. THE SECOND MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR PROGRAM PLANNING FOR APSCO Pada pembukaan dari Pertemuan Ke dua untuk Perencanaan Program APSCO Dr. Zhang Wei menyampaikan yang telah dilakukan oleh secretariat terkait dengan 125 usulan proyek yang disampaikan beberapa Negara anggota pada First Expert Group Meeting on Future Plan of Space Activities and Development Relating to APSCO., April 2005 dan Pertemuan Pertama Ad Hoc Committee Planning Program September 2007 di Beijing. Ad hoc Committee telah melakukan peninjauan terhadap 125 usulan proyek yang diusulkan termasuk dari Indonesia. Selaras dengan hal tersebut, dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak seperti Ad hoc Committee, informasi dari berbagai Negara anggota APSCO, Interim Secretariat telah menyiapkan 3 dokumen untuk menjadi bahan

5 pertimbangan para delegasi untuk operasional kegiatan APSCO khususnya terkait dengan budget yang terbatas pada awal kegiatan APSCO tahun Ke tiga usulan tersebut adalah: (i) Proposal for Spatial Data Sharing Service Platform and its Application Pilot Project (ii) Proposal for APSCO Applied High-Resolution Satellite Project, and (iii) Implementation Plan of the APSCO Projects. Terpilih sebagai pimpinan sidang adalah Mr. Ahmad Talebzadeh delegasi dari Iran, Mr Chaiyan Peungkaitpairote dari Thailand sebagai wakil pimpinan sidang dan Mr. Gustavo Hendriquez Camacho (Peru) sebagai Reporteur. Pimpinan Sidang mengingatkan kembali terkait dengan pertemuan Kelompok Akhli (Expert Group Meeting) tahun 2005 dan The First Ad Hoc Committee Meeting on Planning Program For APSCO September tahun 2007 dan upaya dari Interim Secretariat untuk melihat kembali 125 usulan dari berbagai Negara. Pimpinan sidang mengingatkan kembali dalam persidangan Perencanaan Program semangat kerjasama dan saling memahami perlu mendapat perhatian. Sesuai dengan agenda maka dimohonkan kepada para delegasi sesuai dengan urutan alfabetis memaparkan Implementation Plan dari proyek yang diusulkan. Indonesia pada kesempatan tersebut memaparkan kembali 2 usulan proyek yang pernah disapaikan usulannya pada pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu yang terkait dengan aplikasi penginderaan jauh untuk coastal zone dan early warning system serta terkait dengan Research on Space Science secara spesifik terkait dengan aktivitas matahari. Delegasi Indonesia, pada kesempatan tersebut, sebelum menyampaikan pemaparan terkait dengan usulan proyek, secara singkat menyampaikan informasi terkait dengan kegiatan utama dari pengembangan teknologi antariksa dan pemanfaatannya di Indonesia. Setelah itu dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan, sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut dan mengajak Negara-negara anggota untuk bekerjasama saling tukar pengalaman, pengetahuan dan keahlian serta memanfaatkan hasil riset sehingga dapat mengoptimalkan penelitian tersebut. Pemaparan dari delegasi Indonesia pada lampiran 5 Setelah presentasi dari masing-masing delegasi, pimpinan sidang meminta kepada Interim secretariat untuk menyampaikan proses peninjauan usulan dari berbagai Negara anggota termasuk 2 (dua) dari Indonesia. Kemudian Interim secretariat untuk menjembatani kebutuhan para anggota dan mendapat manfaat dari program APSCO juga memaparkan proposal antara lain: (i) Spasial Data Sharing Platform and Its Application Pilot Projects, (ii) Proposal for APSCO Applied High Resolution Satellite Project and (iii) Draft Development Plan of Space Activities of APSCO. Materi Presentasi yang ke tiga memberikan arah (road map) rencana program APSCO kedepan, meliputi tujuan, sasaran, strategi pelaksanaan, pembiayaan dan sebagainya. Memberikan komentar terhadap proposal yang disampaikan oleh secretariat, para delegasi pada umumnya mengapresiasi kerja keras dan upaya yang dilakukan secretariat dan sangat menyambut baik proposal tersebut khususnya dengan Draft Development Plan of Space Activities of APSCO yang dinilai para delegasi sebagai paper policy yang komprehensif dan mencakup antisipasi kebutuhan mendatang dari para anggota antara lain data, pembangunan kapasitas SDM, penguasaan dan pengembangan teknologi antariksa dan pemanfaatannya dan sebagainya.. Indonesia pada kesempatan ini menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas jerih payah Interim secretariat menyiapkan presentasi dan bahan materi sidang Perencanaan Program. Namun delegasi Indonesia juga mengingatkan bahwan perlunya Priority setting sehingga disesuaikan dengan kondisi budget APSCO sehingga didapat keputusan Program mana yang didahulukan untuk dilaksanakan pada tahun-tahun awal operasinya APSCO. APSCO juga perlu memperhatikan kondisi keuangan Negara-negara anggota karena untuk melaksanakan semua program tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit dan kemampuan keuangan

6 masing-masing Negara sangat bervariasi sehingga dikhawatirkan tidak dapat mengikuti program tersebut atau dengan kata lain tidak mendapat benefit dari program tersebut. Oleh karena itu, meminta kepada APSCO untuk memperhatikan keseimbangan kemampuan keuangan Negara anggota sehingga tetap berpegang kepada azas kebersamaan dan tidak menjadi diskriminatif, selain itu, Indonesia menanyakan kebijakan sharing atau exchange dari data/ informasi khususnya terkait dengan kawasan teritorial Indonesia yang tidak terliput antena stasiun bumi di Parepare untuk menerima data SMMS (Small Multi Mission Satellite milik China yang mempunyai resolusi 30 meter seperti Landsat miliknya Amerika. Disepakati pula bahwa untuk bahan yang akan disampaikan pada Council Meeting untuk disetujui adalah draft development Plan of APSCO, usulan 2 (dua proyek seperti tersebut di atas di tambah 4-5 usulan prioritas yang diformulasikan oleh Sekretariat sehingga dapat mewakili dari tiap katagori Program. Seperti tersebut pada bab Pembukaan dari Laporan ini. Dari Pertemuan ke tiga Financial Arragement, Fisrst Council Meeting akan dilaksanakan pada minggu ke dua Desember, dengan waktu dan agenda sebagai berikut: - First Council Meeting, Tanggal Desember Prelimenary Council Meeting, Tanggal 7-9 Desember 2008 Mengingat bahwa Counsil Meeting berdasarkan Konvesi APSCO merupakan pertemuan setingkat Menteri atau Highe Ranking Official. Yang mempunyai kesibukan yang tinggi dan waktu yang sangat terbatas maka disepakati perlunya pertemuan preliminary tanggal 7-9 Desember 2008, untuk menyiapkan bahan yang akan dibahas oleh Council Meeting.. Semua catatan tersebut pada Pertemuan ke dua Perencanaan Program APSCO terdapat pada Lampiran 6, Minutes Of Meeting The Second of The Ad Hoc Committee for Program Planning For APSCO. THE THIRD MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR FINANCIAL ARRANGEMENTS, Beijing Oktober 2008: Delegasi Indonesia: 1 Taufik Maulana (LAPAN) 2 Riyadil Jinan (LAPAN) 3 Sasongko (KBRI untuk Republik Tiongkok, di Beijing) Jakarta, 3 November 2008 THE SECOND MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR PLANNING PROGRAM, Beijing Oktober 2008: Delegasi Indonesia 1 Taufik Maulana (LAPAN) 2 Riyadil Jinan (LAPAN) 3 Sasongko (KBRI untuk Republik Tiongkok, di Beijing) 4 Ratih Pratiwi (LAPAN) 5. Rubini Yusuf (LAPAN)

7 Lampiran 1 THE THIRD MEETING OF THE AD-HOC COMMITTEE FOR FINANCIAL ARRANGEMENTS (Beijing, China: October 2008) Provisional Agenda 26 October 2008 (Sunday) hrs Registration of the Delegates 27 October 2008 (Monday) hrs Registration of the Delegates hrs Inaugural Ceremony - Welcome Address by the Host Country hrs Election of the Chairperson, Co-Chairperson and Rapporteur hrs Photo Session and Tea Break hrs - Adoption of the Agenda - Statement by the Chairperson hrs - Inaugural Address by the Secretary-General of Interim Secretariat - Presentation by the Secretariat on the Estimated Budget of APSCO for the Financial Years and Assessment of Proportions of the Financial Contributions to APSCO hrs Lunch Break hrs Discussion on the Estimated Budget of APSCO for the Financial Years and Assessment of Proportions of the Financial Contributions to APSCO hrs Tea Break hrs Discussion on the Estimated Budget of APSCO for the Financial Years hrs Welcome Dinner 28 October 2008 (Tuesday) hrs Discussion on the Estimated Budget of APSCO for the Financial Years hrs Tea Break hrs Discussion on the Estimated Budget of APSCO for the Financial Years hrs Lunch Break hrs Discussion on the Estimated Budget of APSCO for the Financial Years hrs Tea Break hrs Finalization of the Minutes of the Meeting 1800 hrs Dinner 29 October 2008 (Wednesday) hrs Adoption of the Minutes of the Meeting hrs Tea Break hrs Lunch Break 1800 hrs Dinner

LAPORAN DELEGASI RI PADA THE FIRST MEETING OF THE COUNCIL OF ASIA-PACIFIC SPACE COOPERATION ORGANIZATION(APSCO) (Beijing, China :15 17 December 2008)

LAPORAN DELEGASI RI PADA THE FIRST MEETING OF THE COUNCIL OF ASIA-PACIFIC SPACE COOPERATION ORGANIZATION(APSCO) (Beijing, China :15 17 December 2008) LAPORAN DELEGASI RI PADA THE FIRST MEETING OF THE COUNCIL OF ASIA-PACIFIC SPACE COOPERATION ORGANIZATION(APSCO) (Beijing, China :15 17 December 2008) I. UMUM 1. The First Meeting of The Council of Asia-Pacific

Lebih terperinci

lebih banyak pihak yang akan hadir dalam General Assembly nanti. Mengenai materi presentasi juga mereka dapat diminta bantuannya untuk membawakan

lebih banyak pihak yang akan hadir dalam General Assembly nanti. Mengenai materi presentasi juga mereka dapat diminta bantuannya untuk membawakan PRESS RELEASE DELEGASI DPR-RI MENGHADIRI FIRST CONTACT GROUP MEETING OF PARLIAMENTARIANS FOR EDUCATION IN THE UNESCO NEW DELHI CLUSTER COUNTRIES OF BANGLADESH, BHUTAN, INDIA, MALDIVES, NEPAL, AND SRI LANKA

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) www.appf.org.pe LATAR BELAKANG APPF dibentuk atas gagasan Yasuhiro Nakasone (Mantan Perdana Menteri Jepang dan Anggota Parlemen Jepang) dan beberapa orang diplomat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BIAYA DAN MANFAAT KEANGGOTAAN INDONESIA PADA ASIA-PACIFIC SPACE COOPERATION ORGANIZATION (APSCO) Oleh: Kelompok Penelitian I

RINGKASAN EKSEKUTIF BIAYA DAN MANFAAT KEANGGOTAAN INDONESIA PADA ASIA-PACIFIC SPACE COOPERATION ORGANIZATION (APSCO) Oleh: Kelompok Penelitian I RINGKASAN EKSEKUTIF BIAYA DAN MANFAAT KEANGGOTAAN INDONESIA PADA ASIA-PACIFIC SPACE COOPERATION ORGANIZATION (APSCO) Oleh: Kelompok Penelitian I Husni Nasution Sri Rubiyanti Bernhard Sianipar Dini Susanti

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN KEANTARIKSAAN CHINA DALAM APSCO. A. Laporan Aktivitas Keantariksaan China Tahun 2000

BAB II KEBIJAKAN KEANTARIKSAAN CHINA DALAM APSCO. A. Laporan Aktivitas Keantariksaan China Tahun 2000 BAB II KEBIJAKAN KEANTARIKSAAN CHINA DALAM APSCO A. Laporan Aktivitas Keantariksaan China Tahun 2000 Merupakan hal yang diakui bersama bahwa China merupakan salah satu negara yang memiliki keunggulan perkembangan

Lebih terperinci

AGENDA SIDANG THE 26 TH EXCOM MEETING

AGENDA SIDANG THE 26 TH EXCOM MEETING LAPORAN DELEGASI DPR RI KE SIDANG THE 26 TH MEETING OF EXECUTIVE COMMITTEE PARLIAMENTARY UNION OF OIC MEMBER STATES ANKARA REPUBLIC OF TURKEY 20 NOVEMBER 2011 PENDAHULUAN Pada tanggal 20 November 2011

Lebih terperinci

L A P O R A N DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COUNCIL ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) TANGGAL MEI 2013 DI TEHRAN, IRAN

L A P O R A N DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COUNCIL ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) TANGGAL MEI 2013 DI TEHRAN, IRAN 1 L A P O R A N DELEGASI DPR-RI KE SIDANG COUNCIL ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) TANGGAL 06 07 MEI 2013 DI TEHRAN, IRAN I. PENDAHULUAN The Asian Parliamentary Assembly (APA) Executive Council Meeting

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr.Wb.

Assalamu alaikum Wr.Wb. ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY PRESS RELEASE PENYELENGGARAAN EXCOM dan AIFOCOM MEETING Yogyakarta, 9 10 July 2012 ----------------- Assalamu alaikum Wr.Wb. Terima kasih atas atensi dan kehadiran rekan-rekan

Lebih terperinci

LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE THE 5TH MEETING OF ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) CAUCUS MEI 2013 DI DA LAT, VIETNAM

LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE THE 5TH MEETING OF ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) CAUCUS MEI 2013 DI DA LAT, VIETNAM LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE THE 5TH MEETING OF ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) CAUCUS 11 14 MEI 2013 DI DA LAT, VIETNAM I. PENDAHULUAN A. DASAR PENGIRIMAN DELEGASI Partisipasi Delegasi DPR RI

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Jakarta, 8 Agustus 2011 Senin, 08 Agustus 2011

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Jakarta, 8 Agustus 2011 Senin, 08 Agustus 2011 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Jakarta, 8 Agustus 2011 Senin, 08 Agustus 2011 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET TERBATAS BIDANG

Lebih terperinci

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional

Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional Kantor Regional ILO untuk Asia & Pasifik (ROAP) Bangkok, Thailand Garis Besar Presentasi 1. Forum ASEAN tentang Pekerja

Lebih terperinci

FINALISASI LAPORAN EITI INDONESIA

FINALISASI LAPORAN EITI INDONESIA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SEKRETARIAT EITI INDONESIA FINALISASI LAPORAN EITI INDONESIA 2012-2013 3 November Jakarta Click to edit Master title style Agenda 1. Pengantar 2. Road Map Laporan

Lebih terperinci

NOTULEN RAPAT PLENO Ke-2 BADAN KERJA SAMA PARLEMEN MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

NOTULEN RAPAT PLENO Ke-2 BADAN KERJA SAMA PARLEMEN MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH SEKRETARIAT JENDERAL ----------- NOTULEN RAPAT PLENO Ke-2 BADAN KERJA SAMA PARLEMEN MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014-2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA Pasal 1 Perwakilan Konsil LSM Indonesia di Daerah 1. Perwakilan Konsil LSM Indonesia di daerah adalah jaringan LSM yang

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2017 LAPAN. PEMBENTUKAN PERKA LAPAN. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah menjadi satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN Peningkatan Ketertiban dan Kecepatan Proses Administrasi Perjalanan Dinas serta Kemudahan Akses Informasi Status Proses Administrasi Perjalanan Dinas melalui Penyusunan POS dan

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) Latar Belakang The Asia-Pacific Parliamentarians' Conference on Environment and Development (APPCED) didirikan oleh Parlemen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 33 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dirgantara serta

Lebih terperinci

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP)

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP (PPP) III.1. Tujuan Umum Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam penyediaan infrastruktur melalui kerja sama pemerintah swasta. III.2. Tujuan Khusus

Lebih terperinci

Peneliti: Bambang Trisakti, Nana Suwargana, I Made Parsa, Tatik Kartika, Sri Harini

Peneliti: Bambang Trisakti, Nana Suwargana, I Made Parsa, Tatik Kartika, Sri Harini [ H 23] PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DI DANAU TEMPE DAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DEWAN RISET NASIONAL PADA SIDANG PARIPURNA II Jakarta, 14 Nopember 2016

SAMBUTAN KETUA DEWAN RISET NASIONAL PADA SIDANG PARIPURNA II Jakarta, 14 Nopember 2016 SAMBUTAN KETUA DEWAN RISET NASIONAL PADA SIDANG PARIPURNA II Jakarta, 14 Nopember 2016 Yang saya hormati Bapak Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, yang dalam hal ini diwakili oleh Bapak Dirjen

Lebih terperinci

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN (PROJECT CHARTER)

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN (PROJECT CHARTER) RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN (PROJECT CHARTER) 1. IDENTITAS PROYEK Nama Peningkatan manfaat hasil diklat dengan menyelenggarakan forum knowledge sharing dan dokumentasinya melalui pembuatan pedoman kerjanya

Lebih terperinci

Laporan Workshop: 6 7 Mei 2004 di FMIPA UNY ==========================================

Laporan Workshop: 6 7 Mei 2004 di FMIPA UNY ========================================== Laporan Workshop: SEAMEO Australia Project on Implementation Plan for Piloting Models of Teacher Development for Using ICT in Mathematics and Science Teaching 6 7 Mei 2004 di FMIPA UNY ==========================================

Lebih terperinci

SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD)

SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD) DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEPUTAR FASILITAS PEMBIAYAAN DARURAT (FPD) 1. Apakah yang dimaksud dengan Satbilitas Sistem Keuangan (SSK)? Stabilitas sistem keuangan merupakan suatu upaya yang

Lebih terperinci

WORKSHOP PEMBUATAN MODUL KETERAMPILAN MEDIS GELOMBANG IV TAHUN

WORKSHOP PEMBUATAN MODUL KETERAMPILAN MEDIS GELOMBANG IV TAHUN CATATAN MONEV WORKSHOP PEMBUATAN MODUL KETERAMPILAN MEDIS GELOMBANG IV TAHUN 2012 Tangerang, 19-20 September 2012 Catatan Umum Kegiatan : 1. Latar belakang diadakan kegiatan ini adalah sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

EKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN

EKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN EKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN Sekilas Indikator Pembangunan Indikator Pembangunan merupakan tolak ukur yang digunakan dalam mengukur performa suatu negara dalam pencapaian pembangunannya,

Lebih terperinci

Tinjauan Singkat Proyek Menciptakan Lapangan Kerja: Peningkatan Kapasitas untuk Pembangunan Jalan berbasis Sumber Daya Lokal di Kabupaten Terpilih di NAD dan Nias 4 Pemilihan Daerah Sasaran Proyek Hasil

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN Dengan Pajak Atas Penghasilan (Protocol To The Agreement Between The

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN Dengan Pajak Atas Penghasilan (Protocol To The Agreement Between The LAMPIRAN 98 99 1. Protokol persetujuan antara pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dengan pemerintah Republik Indonesia dalam mencegah pengenaan pajak berganda. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Lebih terperinci

Ir. Rubini Jusuf, MSi. Sukentyas Estuti Siwi, MSi. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Ir. Rubini Jusuf, MSi. Sukentyas Estuti Siwi, MSi. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Ir. Rubini Jusuf, MSi. Sukentyas Estuti Siwi, MSi. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Lokakarya Strategi Monitoring dan Pelaporan

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO

PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR RISET-PRO I. PENDAHULUAN Kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pihak World Bank (WB) yang menghasilkan kegiatan Research and Innovation in Science

Lebih terperinci

2017, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pem

2017, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pem No.953, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Komnas IEC. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE NASIONAL INDONESIA UNTUK INTERNATIONAL ELECTROTECHNICAL COMMISSION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan manusia merupakan paradigma baru yang menempatkan manusia sebagai kunci pembangunan. Pergeseran paradigma tersebut terjadi pada tahun 1960-an,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jalan Jenderal Gatot Subroto - Jakarta 10270

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jalan Jenderal Gatot Subroto - Jakarta 10270 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Jalan Jenderal Gatot Subroto - Jakarta 10270 LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) STANDING COMMITTEE ON ECONOMIC AND SUSTAINABLE

Lebih terperinci

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542

Bagian Keempat. Sekretariat Menteri Sekretaris Negara. Pasal 542 -203- Bagian Keempat Sekretariat Menteri Sekretaris Negara Pasal 542 (1) Sekretariat Menteri Sekretaris Negara dipimpin oleh Sekretaris Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.

PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN SELAKU KETUA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR NOMOR : PER- 01 /M.EKON/05/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN

Lebih terperinci

Kajian Penjadwalan dan Penggunaan Prioritas Antena di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dan Rumpin

Kajian Penjadwalan dan Penggunaan Prioritas Antena di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dan Rumpin Seminar Nasional Penginderaan Jauh ke-4 Tahun 07 Kajian Penjadwalan dan Penggunaan Prioritas Antena di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh dan Rumpin Study of Antenna Scheduling and Use Priority Review at Remote

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

LAPORAN PERJALANAN DINAS

LAPORAN PERJALANAN DINAS LAPORAN PERJALANAN DINAS Dr. Topan Setiadipura / 19800605 200604 1 006 Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) Badan Tenaga Nuklir Nasional PELAPOR Telp. / Fax. : +62 21 756 0912 / +62 21

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR KEPANDUAN SEDUNIA / GERAKAN PRAMUKA UNIVERSAL

PRINSIP DASAR KEPANDUAN SEDUNIA / GERAKAN PRAMUKA UNIVERSAL 1 PRINSIP DASAR KEPANDUAN SEDUNIA / GERAKAN PRAMUKA UNIVERSAL 2 BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL FORUM KERJASAMA MENINGKATKAN PARTISIPASI KWARNAS KWARDA KETERLIBATAN TETAP KOMITMEN DUKUNG PROGRAM DAN KERJASAMA

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Assalamu alaikum Wr. Wb. Ysh. Saudara Ketua beserta jajaran Pimpinan dan segenap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pemalang; Ysh. Sekretaris Daerah beserta segenap Jajaran Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perikanan tangkap kini dihadang dengan isu praktik penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur atau yang disebut IUU (Illegal, Unreported, and

Lebih terperinci

2. Bila diketahui terdapat 2 orang maka jumlah jalur komunikasinya adalah a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

2. Bila diketahui terdapat 2 orang maka jumlah jalur komunikasinya adalah a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 1. Berikut ini yang tidak termasuk merupakan alat yang digunakan untuk melakukan komunikasi pada sebuah proyek adalah a. E-mail b. project management software c. Telegram d. Telephones e. eleconferencing

Lebih terperinci

Bagaimana Undang-Undang Dibuat

Bagaimana Undang-Undang Dibuat Bagaimana Undang-Undang Dibuat Sejak bulan November 2004, proses pembuatan undang-undang yang selama ini dinaungi oleh beberapa peraturan kini mengacu pada satu undang-undang (UU) yaitu Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

Proposal of Delegation

Proposal of Delegation Proposal of Delegation VV BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN KABINET INTEGRASI 2015 A. PENDAHULUAN Globalisasi adalah salah satu fenomena yang

Lebih terperinci

STUDI RENCANA INDUK TRANSPORTASI TERPADU JABODETABEK (TAHAP 2)

STUDI RENCANA INDUK TRANSPORTASI TERPADU JABODETABEK (TAHAP 2) Japan International Cooperation Agency (JICA) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Republik Indonesia No. STUDI RENCANA INDUK TRANSPORTASI TERPADU JABODETABEK (TAHAP 2) (The Study on Integrated

Lebih terperinci

DESIGN SISTEM ANTENA X-BAND UNTUK STASIUN BUMI RUMPIN T.A. 2014

DESIGN SISTEM ANTENA X-BAND UNTUK STASIUN BUMI RUMPIN T.A. 2014 DESIGN SISTEM ANTENA X-BAND UNTUK STASIUN BUMI RUMPIN T.A. 2014 PUSAT TEKNOLOGI DAN DATA PENGINDERAAN JAUH KEDEPUTIAN BIDANG PENGINDERAAN JAUH LAPAN 2014 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Penerbangan

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RISALAH SIDANG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sidang SENAT AKADEMIK Rapat / Sidang No. : 12/RSSA/20092013 Hari / Tanggal Jumat / 20 September 2013 Waktu pkl. 14.00 15.50 Tempat Gedung Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Jalan Dipati Ukur No. 4 Bandung Anggota

Lebih terperinci

Visi: Pengembangan kapasitas pemuda melalui pengabdian masyarakat (civic participation) Misi:

Visi: Pengembangan kapasitas pemuda melalui pengabdian masyarakat (civic participation) Misi: RINGKASAN EKSEKUTIF School of Volunteers (SoV) adalah sebuah program dari Indonesian Future Leaders yang bertujuan untuk menanamkan semangat kerelawanan, meningkatkan kepekaan sosial, serta meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Rencana Strategis Organisasi di Politeknik Sawunggalih Aji Perencanaan strategis teknologi informasi di Politeknik Sawunggalih Aji ini dimulai dengan melakukan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA KONSIL LSM INDONESIA BAB I PERWAKILAN KONSIL LSM INDONESIA Pasal 1 Perwakilan Konsil LSM Indonesia di Daerah 1. Perwakilan Konsil LSM Indonesia di daerah adalah jaringan LSM yang

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Bismillaahirrahmaanirrahiim Yang Mulia Ketua Family Court of Australia Yang Mulia Ketua Federal Court of Australia, Yang Mulia Duta Besar Australia untuk Republik

Lebih terperinci

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan

Lebih terperinci

Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd

Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd LATAR BELAKANG Apa dan mengapa tentang Lesson Study? 1. Mutu SDM Indonesia menempati peringkat 110 di dunia. 2. Di ASEAN Indonesia menempati peringkat ke 7 setelah Vietnam 3.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEO CLUBS INDONESIA BAB I U M U M

ANGGARAN RUMAH TANGGA LEO CLUBS INDONESIA BAB I U M U M ANGGARAN RUMAH TANGGA LEO CLUBS INDONESIA BAB I U M U M Pasal 1 DASAR Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar Leo Clubs Indonesia pasal 58 ayat 1. Pasal 2 WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1983 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA MENTERI KOORDINATOR BIDANG EKONOMI, KEUANGAN, INDUSTRI, DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

S E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA)

S E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) S E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) Pendahuluan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) dulunya bernama ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO). Proses kelahirannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 484 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan ini disusun merujuk kepada hasil dan pembahasan penelitian studi tentang Struktur, Pelaksanaan, Perangkat, dan Pengendalian Sistem Manajemen

Lebih terperinci

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ( No.879, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. RIA. Penggunaan.Metode. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENGGUNAAN METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) DALAM

Lebih terperinci

LAPORAN BISNIS & PROPOSAL. Marheni Eka S. ST, MBA.

LAPORAN BISNIS & PROPOSAL. Marheni Eka S. ST, MBA. LAPORAN BISNIS & PROPOSAL Marheni Eka S. ST, MBA. Tugas Tugas kelompok : terdiri dari 10 orang. Minggu depan tanggal 21 April 2014 Kelas Ditiadakan dan digunakan mahasiswa untuk melakukan survey dan kegiatan

Lebih terperinci

RAPAT DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

RAPAT DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI RAPAT DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI MEETINGS OF THE BOARD OF COMMISSIONERS AND BOARD OF DIRECTORS RAPAT DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris secara berkala melaksanakan rapat, baik rapat internal maupun rapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) 6619431 6623480 M E D A N - 20222 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Pidato Kenegaraan, di Cipanas, Tgl. 8 Agustus 2014 Jumat, 08 Agustus 2014

Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Pidato Kenegaraan, di Cipanas, Tgl. 8 Agustus 2014 Jumat, 08 Agustus 2014 Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Pidato Kenegaraan, di Cipanas, Tgl. 8 Agustus 2014 Jumat, 08 Agustus 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT TERBATAS PIDATO KENEGARAAN DI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan. Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun 47 BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Dalam penyusunan Startaegic Planning, diperlukan acuan untuk menuntun perencanaan Strategic Planning tahap demi tahap. Metodologi yang digunakan pada tesis ini merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PEDOMAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN PEDOMAN TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING Daftar isi 1. PENDAHULUAN... 1 1.1. TUJUAN... 1 1.2. MATERI POKOK... 1 1.3. PRASYARAT... 1 2. PROPOSAL TUGAS AKHIR... 1 2.1. UMUM...

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 10 TAHUN 1969 (10/1969) Tanggal: 1 AGUSTUS 1969 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 10 TAHUN 1969 (10/1969) Tanggal: 1 AGUSTUS 1969 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 10 TAHUN 1969 (10/1969) Tanggal: 1 AGUSTUS 1969 (JAKARTA) Sumber: LN 1969/41; TLN NO. 2905 Tentang: KONVENSI INTERNATIONAL TELECOMUNICATION

Lebih terperinci

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA I. PENDAHULUAN A. UMUM PEDOMAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA 1. Sesuai Pasal 34 Undang-Undang

Lebih terperinci

MINUTES OF MEETING KOORDINASI PPSP

MINUTES OF MEETING KOORDINASI PPSP MINUTES OF MEETING KOORDINASI PPSP Tempat : Ruang Puri Kantor Walikota Probolinggo Waktu : 02 Agustus 2010, Jam 09.00 s/d 11.30 Peserta : Pokja Sanitasi Kota Probolinggo, KMW dan CF Acara : Koordinasi

Lebih terperinci

PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00

PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00 PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 030/REK/KEP-UIB/VII/I2016 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tent

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tent No.1496, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Assessment Center. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN ASSESSMENT CENTER

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1969 TENTANG KONVENSI INTERNATIONAL TELECOMUNICATION UNION DI MONTREUX 1965

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1969 TENTANG KONVENSI INTERNATIONAL TELECOMUNICATION UNION DI MONTREUX 1965 UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1969 TENTANG KONVENSI INTERNATIONAL TELECOMUNICATION UNION DI MONTREUX 1965 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

Proposal of Delegation. Ireland Summer School 2014

Proposal of Delegation. Ireland Summer School 2014 Proposal of Delegation Ireland Summer School 2014 BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN KABINET TERDEPAN 2014 A. PENDAHULUAN Globalisasi adalah

Lebih terperinci

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO Bachtiar Saruddin Komite Farmasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1983 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI STAF MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

a socioproject networking

a socioproject networking a socioproject networking Analisa Harga Satuan (Template SNI) Rencana Anggaran Biaya ( RAB) Kurva S + GanttChart Kebutuhan material Real time Discussion Info tentang konstruksi Social Network for construction

Lebih terperinci

Hadiri Asia International Water Week di Korea Selatan, Menteri Basuki Mantapkan Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mitigasi Bencana di Asia

Hadiri Asia International Water Week di Korea Selatan, Menteri Basuki Mantapkan Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mitigasi Bencana di Asia Rilis PUPR #1 22 September 2017 SP.BIRKOM/IX/2017/467 Hadiri Asia International Water Week di Korea Selatan, Menteri Basuki Mantapkan Kerjasama Pengelolaan Sumber Daya Air dan Mitigasi Bencana di Asia

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PENANDATANGANAN UNIDO-INDONESIA COUNTRY PROGRAMME JAKARTA, SENIN, 16 MEI 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PENANDATANGANAN UNIDO-INDONESIA COUNTRY PROGRAMME JAKARTA, SENIN, 16 MEI 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PENANDATANGANAN UNIDO-INDONESIA COUNTRY PROGRAMME 2016-2020 JAKARTA, SENIN, 16 MEI 2016 Yang Mulia, Direktur Jenderal United Nations Industrial Development Organization,

Lebih terperinci

PENGANTAR PRESIDEN RI PADA SIDKAB TERBATAS BID. PEREKONOMIAN DI NUSA DUA, BALI, 28 MARET 2013 Kamis, 28 Maret 2013

PENGANTAR PRESIDEN RI PADA SIDKAB TERBATAS BID. PEREKONOMIAN DI NUSA DUA, BALI, 28 MARET 2013 Kamis, 28 Maret 2013 PENGANTAR PRESIDEN RI PADA SIDKAB TERBATAS BID. PEREKONOMIAN DI NUSA DUA, BALI, 28 MARET 2013 Kamis, 28 Maret 2013 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET TERBATAS BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pelatihan Kode Mata Kuliah/SKS : PSI-415/3 SKS Semester : VII/Genap SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Pertemuan ke : 1 Pokok Bahasan : Pelatihan & Pengembangan Sub Pokok Bahasan : Pengantar

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PENGURUS LEO CLUBS INDONESIA MULTI DISTRIK 307 Masa Bakti

PROGRAM KERJA PENGURUS LEO CLUBS INDONESIA MULTI DISTRIK 307 Masa Bakti ALL PAST S Landasan Kerja: PROGRAM KERJA PENGURUS LEO CLUBS INDONESIA MULTI DISTRIK 307 Masa Bakti 2014 2015 1. Tujuan dan Kode Etik Lions. 2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lions Clubs International,

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 Nomor : 06/PUI/P-Teknis/Litbang/2016 DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses Pelaksanaan Umum Gambar 9. Service of Logincom Sumber: Arsip Perusahaan 16 3.1.1 Penawaran Projek Penawaran Projek Pada umumnya dari pihak luar atau klien akan diterima

Lebih terperinci

PENGANTAR. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah

PENGANTAR. Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah PENGANTAR Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah 30 Oktober 2002 Kata Pengantar Terselenggaranya sistem manajemen keuangan yang sehat merupakan salah satu kunci perwujudan good governance.

Lebih terperinci

Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Unit : Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional SS Indikator Target 2015 Terwujudnya

Lebih terperinci

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi

Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi kelompok tani dan perencanaan desa, pengembangan kelembagaan, dan investasi fasilitas umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 20/SK/K01-SA/2010 TENTANG FOKUS RISET INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : Mengingat : (a) bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 2015-2019 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Jl. Cisadane No. 25 Cikini, Jakarta Pusat www.puskkpa.lapan.go.id DAFTAR ISI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR SP DIPA-82.1-/215 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara.

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PENILAIAN PROPOSAL-BORANG SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016

PENILAIAN PROPOSAL-BORANG SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 PENILAIAN PROPOSAL-BORANG SELEKSI PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN 2016 1 45 Lembaga Litbang Terunggul di Indonesia 19 PUI berstatus telah ditetapkan (2015) 2011 2012 2013 2014 2015 2015 2015 2015 2012-2013

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 43 Tahun 2012 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 43 Tahun 2012 TENTANG Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 43 Tahun 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJASAMA DAERAH Menimbang

Lebih terperinci