Potensi Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah Manusia (SP-C1) In Vitro

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Potensi Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah Manusia (SP-C1) In Vitro"

Transkripsi

1 Potensi Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap Proliferasi Sel Kanker Lidah Manusia (SP-C1) In Vitro Inhibitor Potential Of Ethanol Extract Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Leaves Against Human Tongue Cancer Cell (SP-C1) Proliferation in vitro Abstract Nita Yulia Hidayati 1, Ana Medawati 2, Supriatno 3 1 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2 Bagian Biomedik Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 3 Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Anredera cordifolia (Tenore) Steenis is traditional medicine which used by Indonesian people. It has the active substances of anticancer included saponin triterpenoid, alkaloid, polyphenol, flavonoids and fenolat acid. The aim of the study was to examine the inhibitor potential of ethanol extract Anredera cordifolia (Tenore) Steenis s leaves against human tongue cancer cells (SP-C1) proliferation. The design was pure laboratory experimental. This study used the culture of human oral tongue cancer cell (SP-C1) which was incubated by ethanolic extract of Anredera cordifolia (Tenore) Steenis s leaves in various concentrations (0, 50, 100, 200, 300, 400, 500 ), as control was carried out by Dulbecco s Modified Eagle Medium (DMEM) medium. Cytotoxic effect was evaluated by MTT assay. Anredera cordifolia (Tenore) Steenis s leaves can reduce the number of SP-C1 cell. The highest potential of extract ethanol Anredera cordifolia (Tenore) Steenis was occurred at 400 πg/ml which inhibited 74,72%. The result was ethanol extract of Anredera cordifolia (Tenore) Steenis s leaves could inhibit SP-C1 cell proliferation. Key words: Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, human tongue Cancer cell (SP-C1), proliferation, MTT assay Abstrak Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) merupakan tanaman obat yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Binahong memiliki zat aktif antikanker dalam bentuk saponin triterpenoid, alkaloid, polifenol, flavonoid dan asam fenolat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji daya hambat ekstrak etanol daun binahong terhadap proliferasi sel kanker lidah manusia (SP-C1). Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. Penelitian ini menggunakan biakan sel kanker lidah (SP-C1) yang diinkubasikan dengan ekstrak etanol daun binahong dalam berbagai konsentrasi (0, 50, 100, 200, 300, 400, 500 ) selama 24 jam, sebagai kontrol digunakan biakan sel SP-C1 dalam media Dulbecco s Modified Eagle Medium (DMEM). Uji aktivitas sitotoksik dilakukan dengan metode MTT Assay. Pemberian ekstrak etanol daun binahong cenderung menurunkan jumlah sel kanker lidah (SP-C1). Potensi daya hambat proliferasi tertinggi ekstrak etanol daun binahong terjadi pada konsentrasi 400 πg/ml sebesar 74,72%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun binahong dapat menghambat proliferasi sel kanker lidah manusia (SP-C1). Kata kunci: Daun Binahong, sel kanker lidah manusia (SP-C1), proliferasi, MTT assay

2 PENDAHULUAN Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. 1 Di seluruh dunia, rongga mulut merupakan salah satu dari sepuluh lokasi tubuh yang paling sering terserang kanker. Kanker mulut menempati peringkat ketiga sesudah kanker lambung dan kanker rahim. 2 Di antara kanker rongga mulut, kanker lidah adalah kanker yang paling sering ditemui. 3 Kanker lidah manusia mempunyai karakteristik penyakit yang sukar disembuhkan dan termasuk salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Belum ada prognosis yang pasti untuk kanker lidah, bahkan dalam tahapan awal prognosisnya belum dapat diprediksi. 4 Penyebab kanker lidah masih belum jelas namun faktor yang berkaitan dengan kanker lidah meliputi karsinogen kimia yaitu nikotin dalam rokok yang bersifat karsinogenik dan alkohol sebagai zat pelarut karsinogenik, karsinogen fisika yaitu kesehatan gigi yang buruk, trauma radiasi, trauma mekanik seperti penyangga gigi, gigi tiruan yang kurang pas, terdapat sesuatu yang bergesekan dengan lidah sehingga menimbulkan transformasi ganas dan kebiasaan mengunyah pinang dapat menjadi faktor pemicu karsinogen, dan yang terakhir adalah karsinogen biologi yaitu infeksi treponema paliidium, HPV (Human Papilloma Virus) dan timbulnya kanker lidah jenis tertentu. Faktor genetik, kerentanan individual, diferensiasi nutrisi dan etnis juga berkaitan dengan timbulnya kanker lidah. 5 Perawatan untuk kanker lidah masih terbatas. Sampai saat ini perawatan kanker lidah masih dilakukan secara konvensional seperti kemoterapi, radioterapi, pembedahan dan kombinasi. 6 Perawatan yang paling umum untuk kanker lidah adalah operasi. Namun terapi radiasi pasca operasi dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang besar dan primer (T3, T4), margin bedah positif, adanya invasi perineural (PNI), beberapa node positif, atau ekstensi ekstrakapsular (ECS). 7 Namun perawatan tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan. Oleh sebab itu

3 diperlukan strategi terapi baru untuk menghambat pertumbuhan sel secara efektif dan efisien tanpa resiko efek samping yang besar. 8 Salah satu alternatif perawatan yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan tanaman obat. Salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti adalah tanaman binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis). Tanaman binahong mengandung zat antikanker yaitu saponin triterpenoid, alkaloid, polifenol dan asam fenolat. 9 Di dalam polifenol terdapat kandungan flavonoids yang bersifat sebagai antioksidan yang dapat menurunkan resiko penyakit kronis termasuk kanker dengan target chemopreventif. 10 Senyawa flavonoid dapat menghambat proliferasi melalui inhibisi proses oksidatif yang dapat menyebabkan inisiasi kanker. Mekanisme ini terjadi karena adanya penurunan enzim xanthin oksidase, siklooksigenase (COX) dan lipooksigenase (LOX) yang diperlukan dalam proses prooksidasi sehingga menunda siklus sel. 11 Belum banyak literatur maupun penelitian ilmiah yang mengungkapkan khasiat tanaman binahong. Secara empiris, masyarakat memanfaatkannya untuk membantu proses penyembuhan beragam penyakit. 12 Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi daya hambat ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap proliferasi sel kanker lidah manusia (SP-C1). BAHAN DAN METODE Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni. Variabel pengaruh : konsentrasi ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis), 0, 50, 100, 200, 300, 400 dan 500 πg/ml. Variabel terpengaruh: daya hambat proliferasi sel kanker lidah manusia (sel SP-C1). Variabel terkendali: Konsentrasi ekstrak etanol daun binahong, jenis biakan sel yang digunakan, jumlah sel yang digunakan, waktu pengamatan daya hambat proliferasi, kondisi inkubasi, alat ukur daya hambat proliferasi menggunakan ELISA reader, temperatur ruang, media pertumbuhan sel, tempat pengambilan daun binahong.

4 Metode uji proliferasi yang digunakan adalah MTT assay. Sel yang masih hidup terlihat berserabut dan sel yang mengalami hambatan proliferasi tidak berserabut yang diamati menggunakan mikroskop inverted. Objek dalam penelitian ini adalah biakan sel kanker lidah manusia (SP-C1) yang mengalami hambatan proliferasi. Bahan penelitian adalah Biakan sel kanker lidah manusia (sel SP-C1), ekstrak etanol daun binahong, media Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM), Foetal Bovine Serum (FBS) 10%, Phosphat Buffer Saline (PBS), Stop Solution Powder, distilotid water, tripsin EDTA 0,25%, larutan MTT Assay, penisilin-stretomicin, fungizon 1%, dimethylsulphoxide (DMSO), aquadest dan etanol 70%. Alat penelitian berupa almari pengering, tabung dan corong buchner, plate 96 well, neraca digital, stirrer digital, tabung dan vacuum evaporator, mikroskop inverted, mikroskop cahaya, tabung eppendorf, mikropipet, water bath, flasks dan ELISA reader. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Daun binahong diperoleh di jalan Wates km. 9. Determinasi daun binahong dilakukan pengumpulan dan penentuan jenis daun binahong yang akan diekstraksi. Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan. Pembuatan ekstrak etanol daun binahong: daun dicuci menggunakan air mengalir, kemudian dikeringkan menggunakan almari pengering pada suhu 45 o C selama 48 jam. Daun binahong yang sudah kering dijadikan serbuk. Pembuatan ekstrak etanol daun binahong menggunakan cara maserasi yaitu dengan merendam 129,17 gram serbuk simplisia daun binahong dalam 700 ml etanol 70% selama 24 jam, kemudian dilakukan penyaringan sebanyak 2 kali menggunakan kertas saring, tabung dan corong Buchner, setelah itu dilakukan pemisahan zat aktif daun binahong dan etanol 70% menggunakan tabung dan vacuum evaporator dengan suhu 60 o C, kemudian diuap menggunakan water bath hingga

5 ekstrak menjadi kental. Kemudian dibuat stok 50 mg dan diencerkan menjadi konsentrasi 50, 100, 200, 300, 400, 500. Pembiakan sel kanker lidah manusia (sel SP-C1) menggunakan median Dulbecco's Modified Eagle Medium (DMEM). Sel sebanyak /well dimasukkan ke dalam plate 96 well, kemudian diberi berbagai konsentrasi dan diinkunbasi selama 24 jam. Sel yang telah diinkubasi kemudian diberi larutan MTT assay dan diinkubasi selama 24 jam, setelah itu sel dibaca menggunakan ELISA reader dengan panjang gelombang 550 nm. Data hasil penelitian diuji normalitas menggunakan saphiro-wilk, jika datanya normal dilakukan uji oneway ANOVA untuk mengetahui nilai signifikan antara variabel pengaruh dan terpengaruh. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata antara tiap kelompok variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh dilakukan uji LSD. HASIL Hasil penelitian mengenai potensi daya hambat proliferasi ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap sel kanker lidah manusia (sel SP- C1) dilakukan dengan mengamati morfologi sel antara sel kanker hidup dan mati dibawah mikroskop cahaya dan dibaca menggunakan ELISA reader (BioRad Microplate reader dengan panjang gelombang 550nm). Pemberian ektrak etanol daun binahong pada sel kanker lidah manusia menunjukkan adanya penurunan jumlah sel. Hambatan proliferasi mulai terlihat pada konsentrasi 50 dan terus meningkat hingga konsentrasi 400. Perbandingan antara jumlah sel pada kontrol sel dan konsentrasi 400 dapat dilihat pada gambar 1. A dan Gambar 1. B.

6 Gambar 1. A Gambar 1. B Gambar 1. A. kontrol sel. Gambar 1. B. konsentrasi 400. Pada Gambar 1 A, terlihat banyaknya sel yang masih berserabut menandakan banyaknya sel yang masih hidup. Pada konsentrasi 400 terlihat banyaknya sel yang mengalami hambatan proliferasi. Rerata, simpangan baku dan presentase hambatan proliferasi sel kanker pada lidah manusia (sel SP-C1) dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rerata, simpangan baku dan presentase hambatan proliferasi sel kanker pada lidah manusia (sel SP-C1) setelah perlakuan dengan ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis). Konsentrasi Rata-rata & Std. Deviasi Presentase hambatan proliferasi (%) kontrol ± πg/ml ± πg/ml ± πg/ml ± πg/ml ± πg/ml ± πg/ml ± Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa hambatan proliferasi yang paling poten adalah pada konsentrasi 400 yaitu mampu menghambat proliferasi sebesar 74,72% dan mengalami penurunan pada konsentrasi 500 yaitu menghambat proliferasi sebesar 71.11%. Hal ini disebabkan karena sel mengalami kejenuhan pada konsentrasi 500 πg/ml. Grafik presentase kematian sel dapat dilihat pada gambar 2.

7 Presentasi kematian sel (%) Presentasi kematian sel Gambar 2. Grafik presentase jumlah kematian sel (%) Analisis statistik potensi daya hambat proliferasi ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap sel kanker lidah manusia dimulai dengan uji normalitas menggunakan Saphiro-wilk. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2. Table 2. Hasil tes uji normalitas Saphiro-Wilk dari berbagai konsentrasi Konsentrasi Statistic Df Signifikan Control Hasil data uji normalitas pada tabel 2 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena memiliki signifikan lebih dari 0,05 ( P>0,05). Selanjutnya dilakukan uji oneway ANOVA untuk mengetahui perbedaan bermakna antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh. Hasil uji oneway ANOVA dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Anova Satu Jalur Proliferasi Sum of Squares DF Mean Square F Sig. Antar Kelompok Dalam Kelompok Total

8 Hasil uji Anova satu jalur pada tabel 3 menunjukkan bahwa nilai signifikansi P=0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi kurang dari 0,05 (P<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata antara masing-masing konsentrasi ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) dilakukan uji statistik LSD (Least Significant Different). Hasil uji statistik LSD dapat dilihat pada Tabel 4. Table 4. Hasil Uji Statistik LSD Kelompok Control *.000 *.000 *.000 *.000 * *.000 *.000 *.000 * * *.000 *.000 *.000 * *.000 *.000 * *.004 * *.000 *.000 * *.000 *.000 *.001 * *.000 *.000 *.004 * Hasil uji LSD pada tabel 4 memperlihatkan adanya tanda (*) dibelakang angka berarti terdapat perbedaan rata-rata antara masing-masing konsentrasi ekstrak etanol daun binahong, jika nilai signifikansi menunjukkan p<0.05. DISKUSI Kanker rongga mulut merupakan suatu pertumbuhan sel kanker pada rongga mulut yang meliputi bibir dan mukosa bibir, lidah, palatum, gingival, dasar mulut dan mukosa pipi. Sebagian besar kanker mulut dimulai di lidah dan dasar mulut. Hampir semua kanker mulut berasal dari sel epitel skuamosa. 2 Tanaman Binahong merupakan tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai penyakit. Hampir semua bagian dari tanaman binahong dapat dimanfaatkan sebagai terapi herbal seperti batang, akar, bunga, dan daun. 13 Tanaman binahong mengandung zat

9 antikanker yaitu saponin triterpenoid, alkaloid, polifenol dan asam fenolat. 9 Di dalam polifenol terdapat kandungan flavonoids yang bersifat sebagai antioksidan yang dapat menurunkan resiko penyakit kronis termasuk kanker dengan target chemopreventif. 10 Senyawa flavonoid dapat menghambat proliferasi melalui inhibisi proses oksidatif yang dapat menyebabkan inisiasi kanker. Mekanisme ini terjadi karena adanya penurunan enzim xanthin oksidase, siklooksigenase (COX) dan lipooksigenase (LOX) yang diperlukan dalam proses prooksidasi sehingga menunda siklus sel. 11 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) memiliki potensi daya hambat proliferasi sel kanker lidah manusia (sel SP-C1) yang dilihat dari penurunan jumlah sel yang hidup. Pada konsentrasi terkecil yaitu 50, ekstrak etanol daun binahong mampu menghambat proliferasi sel SP- C1 sebesar 18,29% dan terus meningkat hingga konsentrasi ,72%. Pada konsentrasi 500 terjadi penurunan daya hambat menjadi 71,11%. Konsentrasi ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) yang paling efektif adalah konsentrasi 400 dan mengalami kejenuhan pada konsentrasi 500. Kecepatan reaksi akan bertambah tinggi seiring meningkatnya konsentrasi substrat, sehingga tercapai suatu keadaan yang enzimnya mengalami penjenuhan oleh substrat. Substrat yag berinteraksi dengan semua enzim dalam sel dikatakan penjenuhan, tetapi reaksi tersebut masih berjalan lambat menuju target menyebabkan terjadinya perubahan metabolik di dalam sel. 14 Hambatan pertumbuhan sel dalam penelitian ini disebabkan adanya hambatan siklus sel pada sel kanker lidah manusia (sel SP-C1). Hambatan siklus sel dipengaruhi oleh protein antara lain cyclin, cyclin dependent kinase (CDK) dan CDK inhibitor. CDK berperan mengatur siklus sel melalui fosforilasi protein. CDK diaktifkan oleh cyclin sehingga terjadi ikatan yang membentuk kompleks CDK-cyclin yang akan mengontrol siklus sel tersebut. 15 Setiap cyclin disintesis pada akhir fase siklus sel. Cyclin E disintesis pada akhir fase G1 dan

10 awal fase S, cyclin A disintesis pada fase S dan G2, dan cyclin B disintesis pada fase G2 dan M. Perpindahan antara tahapan fase dimungkinkan jika sintesis cyclin telah terjadi. Regulasi siklus sel dipengaruhi juga oleh faktor penghambat yaitu CDK inhibitor (CKIs). CDK inhibitor mempunyai fungsi menghambat aktivitas CDKs. Protein yang bersifat sebagai CKIs yang menghambat multiple antara lain p21 dan p27, sedangkan yang spesifik adalah p15, p16, p18 dan p Hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa Ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) memiliki potensi daya proliferasi sel kanker lidah manusia (Sel SP-C1). Sesuai hipotesis yang dikemukakan bahwa ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) dapat menghambat proliferasi sel kanker lidah manusia (Sel SP-C1). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) dapat menghambat proliferasi sel kanker lidah manusia (Sel SP-C1). Potensi daya hambat yang paling efektif adalah konsentrasi 400. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) terhadap sel kanker lidah manusia (sel SP-C1) secara in vivo. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan bahan herbal lainnya pada sel kanker lidah manusia (sel SP-C1). 3. Perlu dilakukan penelitian menggunakan ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) pada sel kanker lainnya.

11 DAFTAR PUSTAKA 1. Damayanthi, E,. Kustiyah, L., Kardinah, Roosita, K. (2011). Efektivitas Jus Tomat dan Minuman Bekatul terhadap Pengecilan Ukuran Lesi Kista Payudara. Indonesian Journal of Cancer, 5(1). h Sudiono, J. (2008). Pemeriksaan Patologi Diagnosis Neoplasma Mulut. Jakarta: EGC. 3. Bello, I., Soini, Y., Salo, T. (2010). Prognostic evaluation of oral tongue cancer: Means, Markers and perspectives. Elsevier. h Bockelman, C., Hagstrom, J., Makinen, L., Santti, Hayry, V., Lundin, J., Atula., Ristimaki., Haglund. (2011). High CIP2A immunoreactivity is an independent prognostic indicator in early-stage tongue cancer. British Journal Of Cancer, (104). h Densen, Wan. (2011). Onkologi Klinik. Jakarta: Balai Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 6. Supriatno., Yuletnawati., Widiasto. (2010). Effect of intratumoral injection of mutant type p27 KIP1 followed by in vivo electroporation on radiotherapy-resistant human oral tongue cancer xenografts. Molecular Medicine Report. h Shim, SJ., Cha, J., Koom, WS., Kim, GE., Lee, CG., Choi, EC., Keum, KC. (2010). Clinical outcomes for T 1-2 N 0-1 oral tongue cancer patients underwent surgery with and without postoperative radiotherapy. Diakses tanggal 27 April Supriatno. (2007). Oligonukleotid S-Phase Kinase Associated Protein-2 (SKP2) Antisense Menginduksi Hambatan Proliferasi dan Peningkatan Aktivitas Apoptosis Pada Sel Kanker Leher dan Kepala. Kemajuan Terkini Riset. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. h Ekaviantiwi., Fachriyah., Kusrini. (2013). Identifikasi Asam Fenolat Dari Ekstrak Etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan Iji Aktivitas Antioksidan. Chem Info, 1 (1), h Meiyanto., Susidarti., Handayani., Rahmi. (2008). Ekstrak Etanolik Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) mampu menghambat proliferasi dan memacu apoptosis sel MCF-7. Majalah Farmasi, 19 (1). h Ren, W., Qiao, Z., Wang, H., Zhu, L., Zhang, L. (2003). Flavonoids: Promising Anticancer Agent. Medicinal Research Review, 23(4). h Sukandar, E., Qowiyyah., Minah. (2010). Influence of ethanol extract of binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) leaves on renal failure rat model. Jurnal Medika Planta. 13. Ying, LY., Hernawan, I., Hendarti, H Inhibition effect of Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) leaf extracttowards polybacteria of recurrent aphthous stomatitis. Oral Medicine Dental Journal, 3(2). h Murray RK, Granmer DK, Mayes PA, Rodwell VW. (2001). Harper s Biochemistry. Edisi 25. London: Prentice Hall International Inc. h King, R.J.B. (2000). Cancer Biology. Edisi 2. London: Pearson Eduation Limited. 16. Andrijono., Aziz, M.F., Saifuddin, A.B. (2006). Onkologi Ginekologi. Edisi 1. Cet. 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kasus kanker rongga mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi. Sekitar 90-95% dari total kanker pada rongga mulut merupakan kanker sel skuamosa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris in vitro. B. Sampel Penelitian Subjek penelitian ini adalah Human Dermal Fibroblast,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian laboratoris. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental 4.2. Tempat Penelitian 1. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Daya Hambat Ekstrak Etanol Aloe Vera L. terhadap Proliferasi Sel Kanker Rongga Mulut (Sp-C1) secara In Vitro

Daya Hambat Ekstrak Etanol Aloe Vera L. terhadap Proliferasi Sel Kanker Rongga Mulut (Sp-C1) secara In Vitro ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Daya Hambat Ekstrak Etanol Aloe Vera L. terhadap Proliferasi Sel Kanker Rongga Mulut (Sp-C1) secara In Vitro Suppression of OTSCC (SP-C1) Cell Growth Using Etanolic Extract

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG

ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG ABSTRAK EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia(ten.) Steenis) DALAM BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP BAKTERI Streptococcus sanguis SECARA IN VITRO Melissa Susanto, 2014. Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam) TERHADAP KARSINOMA SKUAMOSA EPITEL RONGGA MULUT PADA KULTUR SEL KB

ABSTRAK. UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam) TERHADAP KARSINOMA SKUAMOSA EPITEL RONGGA MULUT PADA KULTUR SEL KB ABSTRAK UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam) TERHADAP KARSINOMA SKUAMOSA EPITEL RONGGA MULUT PADA KULTUR SEL KB Yoki Chandra, 2008 Pembimbing : Hana Ratnawati, dr.,m.kes. Karsinoma

Lebih terperinci

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN FRAKSI NON POLAR EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus BURM F.) TERHADAP SEL KANKER HELA Nurshalati Tahar 1, Haeria 2, Hamdana 3 Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

Effects of Ethanol Extracts of Leaves Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) on Human Tongue Cancer Cell Invasion (SP-C1) in vitro

Effects of Ethanol Extracts of Leaves Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) on Human Tongue Cancer Cell Invasion (SP-C1) in vitro Efek Ekstrak Etanol Daun Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.) pada Invasi Sel Kanker Lidah Manusia (SP-C1) in vitro Effects of Ethanol Extracts of Leaves Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme Lodd.)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu massa yang abnormal dengan pertumbuhan yang tidak teratur (melampaui batas normal dan tidak terkoordinasi) dan dapat bermetastasis (Stricker & Kumar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium. B. Lokasi Penelitian Ekstraksi dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Abad 20 merupakan era dimana teknologi berkembang sangat pesat yang disebut pula sebagai era digital. Kemajuan teknologi membuat perubahan besar bagi peradaban

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING PRODUKSI HERBAL STANDAR EKSTRAK ETANOL TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata L) SEBAGAI AGEN ANTIKANKER UNTUK PENGOBATAN KANKER (Kajian sitotoksik, mekanisme apoptosis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan pada rongga mulut manusia yang sehat. Bakteri ini banyak ditemukan pada plak dan karies gigi, serta pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Determinasi Bahan Deteminasi dilakukan untuk memastikan kebenaran dari bahan yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tanaman asam jawa (Tamarindus indica L.). Determinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium (in vitro) menggunakan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA UJI KOMBINASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN DOXORUBICIN TERHADAP PROLIFERASI SEL KANKER PAYUDARA T47D Oleh : Ika Trisharyanti Dian Kusumowati,

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI

PROSEDUR TETAP UJI KOMBINASI DENGAN AGEN KEMOTERAPI Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. Penanaman sel ke 96-wells plate. Uji Viabilitas Sel BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah eksperimental laboratorik. 4.2 Alur Penelitian Kultur Sel dari Penyimpanan Nitrogen Cair Inkubasi selama 48 jam dalam inkubator dengan

Lebih terperinci

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa

Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa Tugas Akhir SB 091351 Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Siklus Sel Kanker HeLa Ika Puspita Ningrum 1507100059 DOSEN PEMBIMBING: Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si N. D. Kuswytasari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman beralkohol telah banyak dikenal oleh masyarakat di dunia, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup tinggi angka konsumsi minuman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III A. Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak kelopak bunga mawar yang diujikan pada bakteri P. gingivalis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;

ABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016; ABSTRAK Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Miana (Coleus atropurpureus Benth.) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Streptococcus pyogenes Secara In Vitro Selly Saiya, 2016; Pembimbing I : Widura, dr.,

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO

ABSTRAK. EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO ABSTRAK EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SECARA IN VITRO Maysella Suhartono Tjeng, 2011 Pembimbing: Yenni Limyati,

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME)

PROSEDUR TETAP UJI PENGAMATAN PROLIFERASI SEL (DOUBLING TIME) Halaman 1 dari 5 FARMASI UGM Dokumen nomor : CCRC0201500 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf CCRC Staf CCRC Supervisor CCRC Pimpinan CCRC

Lebih terperinci

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Hal. 1 dari 8 Dokumen nomor : 0301301 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, autoklaf Hirayama,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Rerata Zona Radikal Penelitian untuk menguji kemampuan daya hambat ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab gingivitis

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan desain eksperimental (True experiment-post test only control group

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 9 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1.Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1 Materi Penelitian 1.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah autoklaf (Hirayama), autoklaf konvensional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Hal. 1 dari 5 Dokumen nomor : 0301501 Tanggal : Mengganti nomor : 0201300 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper

Lebih terperinci

POTENSI EKSTRAK MISELIUM Ganoderma sp. ISOLAT BANYUMAS 1 TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

POTENSI EKSTRAK MISELIUM Ganoderma sp. ISOLAT BANYUMAS 1 TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA POTENSI EKSTRAK MISELIUM Ganoderma sp. ISOLAT BANYUMAS 1 TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (MCF-7) PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA SKRIPSI oleh KURNIASARI B1J009028 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium untuk membandingkan kemampuan antibakteri ekstrak etanol daun sirih merah

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, 36 BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, bahan, dan cara kerja penelitian. Dibawah ini adalah uraian mengenai tiga hal tersebut. 3.1

Lebih terperinci

TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA

TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA TIPE KEMATIAN SEL HeLa SETELAH PAPARAN EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA Suryani Hutomo, Chandra Kurniawan Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. yang sering terjadi pada wanita dan menjadi penyebab kematian utama. Kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker merupakan penyakit yang dikelompokkan sebagai penyakit terminal (Sudiana, 2011). Kanker menjadi penyebab kematian terbesar di dunia, sebanyak 7,6 juta orang

Lebih terperinci

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU DAN UMBI UBI JALAR ORANYE (Ipomoea batatas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI Oleh : DESI NANAWATI K100130051 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH

UJI SITOTOKSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH UJI SITOTOKSI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) DAN KULIT BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 SKRIPSI Oleh : NISWATUN NURUL FAUZI K100130178

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100% 63 BAB VI PEMBAHASAN Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100% dari masing-masing kelompok dan bersifat multipel dengan rerata multiplikasi dari kelompok K, P1, P2, dan P3 berturut-turut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis. BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Terapi kanker payudara yang berlaku selama ini adalah dengan pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi bersifat terapi definitif lokal, sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro.

ABSTRAK. Kata Kunci : Streptococcus mutans, avokad, in vitro. ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan penyakit penyakit infeksi. Streptococcus mutans merupakan salah satu penyebab utama infeksi di dalam rongga mulut. Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium kimia program studi

Lebih terperinci

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI

AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI NONPOLAR EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa Linn.) TERHADAP SEL T47D SKRIPSI Oleh: ADI CHRISTANTO K 100 080 030 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa No. 10 Bandung. 2

Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa No. 10 Bandung. 2 Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik ISSN 1411-0903 Vol. 16, No. 2, Juli 2014: 78-82 KAJIAN AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA DAN ANTIBAKTERI BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) STEENIS, PEGAGAN (Centella

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan

I. PENDAHULUAN. (medicinal mushroom) adalah Ganoderma lucidum. Jamur ini telah digunakan 1 I. PENDAHULUAN Jamur makroskopis digolongkan menjadi 4 kategori berdasarkan khasiatnya, yaitu jamur yang dapat dimakan, jamur berkhasiat obat, jamur beracun dan jamur yang belum diketahui khasiatnya.

Lebih terperinci

EKSTRAK ETANOL AKAR DAN DAUN DARI TANAMAN Calotropis gigantea AKTIF MENGHAMBAT PERTUMBUHAN SEL KANKER KOLON WiDr SECARA IN VITRO.

EKSTRAK ETANOL AKAR DAN DAUN DARI TANAMAN Calotropis gigantea AKTIF MENGHAMBAT PERTUMBUHAN SEL KANKER KOLON WiDr SECARA IN VITRO. EKSTRAK ETANOL AKAR DAN DAUN DARI TANAMAN Calotropis gigantea AKTIF MENGHAMBAT PERTUMBUHAN SEL KANKER KOLON WiDr SECARA IN VITRO 1 Roihatul Mutiah, 2 Aty Widyawaruyanti, 3 Sukardiman 1 Jurusan Farmasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen). Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steen) sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu laboratoris (in vitro). In vitro adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan dalam tabung reaksi, piring

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam Dalam 100 g bayam mengandung 426 mg nitrat dan 557 mg fosfor dan konsentrasi nitrat yang optimum dalam perkembangbiakan fitoplankton adalah 0,9-3,5

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr & Perry) TERHADAP KARSINOMA KOLON PADA KULTUR SEL WiDr

ABSTRAK. EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr & Perry) TERHADAP KARSINOMA KOLON PADA KULTUR SEL WiDr ABSTRAK EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL TANAMAN SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans Merr & Perry) TERHADAP KARSINOMA KOLON PADA KULTUR SEL WiDr Wandy Margo, 2013, Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang terjadi karena pembelahan sel yang tidak terkontrol dan tidak terbatas (Djajanegara, 2010). Di beberapa bagian dunia, dalam waktu singkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Subyek Penelitin Subyek pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi, tabung maserasi, rotary vaccum evaporator Sibata Olibath B-485, termometer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, (yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh

Lebih terperinci

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa

EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa EFEK SITOTOKSIK DAN PENGHAMBATAN KINETIKA PROLIFERASI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOLIK TANAMAN CEPLUKAN (Physalis angulata Linn.) TERHADAP SEL HeLa SKRIPSI OLEH : ALIA EVANINGRUM K 100030168 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Angka kematian akibat kanker di dunia mencapai 13% atau mencapai 7,4 juta pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental murni secara laboratoris in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji 1. Bahan uji yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental murni laboratoris dengan desain penelitian pendekatan post-test only control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan poguntano (Picria fel-terrae Lour.) Lampiran 2. Gambar daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.) a Keterangan: a. Gambar daun poguntano b. Gambar simplisia daun poguntano

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Lampiran 1 Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Lampiran 2 Gambar tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Lampiran 3 Gambar buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia menderita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksperimental kuasi dengan pretest dan posttest control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Subjek Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah C. albicans yang diperoleh dari usapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian peran vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi kultur primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

Lebih terperinci

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS 55 Lampiran 1. Kerangka Konsep Penelitian Fetus Hamster Ginjal Fetus Hamster Vitamin E FBS Media DMEM Konsentrasi: 1. 0 µm 2. 25 µm 3. 50 µm 4. 75 µm 5. 100 µm 6. 125 µm Vitamin Asam Amino Garam Glukosa

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Sumber Data C. albicans strain ATCC 10231 yang diperoleh dari Departemen Parasitologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PEMERANGKAP DPPH DAN ANTIKANKER TERHADAP KULTUR SEL HeLa

ABSTRAK. POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PEMERANGKAP DPPH DAN ANTIKANKER TERHADAP KULTUR SEL HeLa ABSTRAK POTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) SEBAGAI ANTIOKSIDAN PEMERANGKAP DPPH DAN ANTIKANKER TERHADAP KULTUR SEL HeLa Chavia Octaviani, 2011, Pembimbing I: Teresa Liliana W., S.Si.,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai 30%-40% dari seluruh keganasan. Insidens leukemia mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun (Permono,

Lebih terperinci

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : -

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM. Dokumen nomor : CCRC Tanggal : Mengganti nomor : - Tanggal : - Hal. 1 dari 8 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf CCRC Staf CCRC Supervisor CCRC Pimpinan CCRC Paraf Nama Sendy Junedi Adam Hermawan Muthi Ikawati Edy Meiyanto Tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses patogenesisnya, proses pembelahan sel menjadi tidak terkontrol karena gen yang mengatur

Lebih terperinci

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Hal. 1 dari 7 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Dyaningtyas Dewi PP Rifki Febriansah Adam Hermawan Edy Meiyanto Tanggal 20

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata Linn) terhadap kultur primer sel hepar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan perbandingan kondisi fibroblas yang didapat dari dua produsen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan perbandingan kondisi fibroblas yang didapat dari dua produsen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan sel kultur primer fibroblas. Gambar 8 menunjukan perbandingan kondisi fibroblas yang didapat dari dua produsen yang berbeda untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan, Viabilitas, dan Abnormalitas Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster Yang Dipapar Etanol

Lebih terperinci

Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antikanker Payudara. Abstrak. Abstract

Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antikanker Payudara. Abstrak. Abstract Original Article 79 Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antikanker Payudara Dwitiyanti Fakultas Farmasi dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Jakarta Timur 13460 Email : dwity.farmasi@gmail.com

Lebih terperinci

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil penelitian Penelitian mengenai pengaruh konsentrasi larutan getah tangkai daun kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version

DAFTAR ISI. Halaman. viii. PDF created with pdffactory Pro trial version DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN. iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN DEKLARASI.... v KATA PENGANTAR.... vi DAFTAR ISI.. viii DAFTAR GAMBAR.. x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR LAMPIRAN..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitan the post test only control group design. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembuatan

Lebih terperinci

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa

UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa UJI SITOTOKSISITAS FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOL 70% BUAH PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP SEL HeLa Cytotoxicity assay ethanol fraction of ethanol 70% extract of bitter melon fruit (Momordica

Lebih terperinci

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30%

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci