ALAT BANTU MOBILTITAS TUNA NETRA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK YANG DIAPLIKASIKAN PADA SABUK PINGGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALAT BANTU MOBILTITAS TUNA NETRA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK YANG DIAPLIKASIKAN PADA SABUK PINGGANG"

Transkripsi

1 114 Dielektrika, ISSN Vol. 2, No. 2 : , Agustus 2015 ALAT BANTU MOBILTITAS TUNA NETRA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK YANG DIAPLIKASIKAN PADA SABUK PINGGANG Yurni Oktarina ABSTRAK Telah banyak diciptakan alat bantu mobilitas bagi penyandang tuna netra sebagai pengguna, namun masih sedikit memiliki fungsi yang lebih kompleks dalam mendeteksi objek atau halangan baik yang berada di depan maupun disamping pengguna ketika melakukan mobilitasnya. Hal ini disebabkan belum diaplikasikannya sensor sebagai pendeteksi objek dalam jarak dan jangkauan yang lebih optimum, dan belum dikembangkan dalam bentuk yang lebih efisien dan lebih fashionable bagi pengguna seperti dalam penelitian ini diaplikasikan tiga sensor yaitu PING dan SRF05 yang akan memaksimalkan fungsi dari alat bantu ini dengan rancangan output berupa getar dan suara dengan jangkauan antara 3 cm hingga 3 m. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa tegangan keluaran sensor PING dan SRF05 berbanding lurus dengan pertambahan jarak deteksi terhadap objek dan kedua sensor tersebut membutuhkan waktu pantul masing-masing 74 ms dan 91 ms untuk jarak 10 cm. Kata kunci : ultrasonik, mobilitas, tuna netra, sensor PING, SRF05 ABSTRACT There has been created a lot of mobility aids for blind man as users, but they have still uncomplete functions in detecting an object or obstacle either in front of or beside the users when they perform mobility. This is due to the sensors are not to detect objects in the far distance and a more optimum range, and it has not been developed in a more efficient and more fashionable for such users. In this study it is applied three PING and SRF05 sensors that will maximize the functionality of this tool with the output design in the form of a vibration and sound with a range between 3 cm to 3 m. The results of measurement show output voltage of PING and SRF05 are linear to increase of detection object distance and both of sensors take reflective are 74 ms and 91 ms for distance is 10 cm. Keywords : ultrasonic, mobility, blind man, PING sensor, SRF05 PENDAHULUAN Tidak berfungsinya saluran penerima informasi pada indera penglihatan seperti layaknya manusia normal merupakan kendala bagi penderita gangguan penglihatan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Istilah umum yang digunakan untuk kondisi tersebut adalah penyandang tuna netra. Beberapa publikasi teknologi telah direalisasikan alat bantu bagi penyandang tuna netra dalam bentuk sepasang sepatu dimana komponen pendukung lainnya diletakkan dibagian samping sepatu yang terlihat dengan sangat jelas. Alat ini mampu membantu para penyandang tuna netra dalam melakukan aktivitas mobilitas dengan mengaplikasikan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi objek dan menentukan jarak objek halangan ke pengguna. Juga diketahui bahwa telah dirancang sebuah alat bantu tuna netra dalam bentuk sebuah tongkat elektronik yang mengaplikasikan sensor ultrasonik tipe PING yang berfungsi untuk mendeteksi objek suatu benda dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik dan sinyal yang mengenai suatu objek sebagian akan dipantulkan kembali, sinyal pantul akan diterima oleh suatu penerima untuk kemudian diolah oleh mikrokontroler. Penelitian ini membuat sebuah alat bantu yang berguna bagi para penyandang tuna netra dalam hal mobilitas tetapi dalam bentuk yang berbeda yaitu dalam bentuk sebuah sabuk pinggang yang juga menggunakan sensor ultrasonik sebagai sensor jarak selain itu juga menggunakan tiga buah sensor yaitu satu sensor PING dan dua sensor SRF05 yang diharapkan lebih Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia

2 Yurni Oktarina : Alat Bantu Mobiltitas Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Yang Diaplikasikan 115 memaksimalkan fungsi dari alat bantu ini sendiri. Sabuk pinggang ini dirancang memiliki beberapa output berupa getar dan suara yang mana dari semua proses pengelolaan data yang dihasilkan dikelola oleh sebuah mikrokontroler. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah: dapat membuat suatu perangkat elektronika dengan menggunakan sensor ultrasonik., mampu mempelajari prinsip kerja rangkaian serta dapat merealisasikan sebuah alat bantu mobilitas bagi tuna netra Indera penglihatan yang sudah tidak dapat digunakan menjadi bagi para penyandang tuna netra. Namun mengingat organ-organ panca indera yang lain masih dapat berfungsi dengan baik menjadikan kekurangan tersebut tidak menjadi faktor penghalang beraktifitas terutama aktifitas berjalan. Salah satu alat bantu yang biasanya digunakan oleh penyandang tuna netra adalah tongkat namun masalah timbul ketika halangan yang tidak dapat dijangkau oleh tongkat tersebut misalnya bagian atas tongkat dan jarak yang jauh dari pengguna. Salah satu alternatif untuk menjawab permasalahan tersebut adalah dengan menciptakan suatu alat bantu yang lebih fleksibel dan lebih mudah digunakan yaitu sabuk pinggang dengan system sensor ultrasonik sebagai pendeteksi halangan dan outputnya dari mikrokontroller berupa getar sebagai informasi adanya halangan yang berada di depan pengguna dengan jarak jangkauan minimal 3 cm dan maksimal 3 m. Gelombang Frekuansi Suara. Gelombang bunyi atau yang dikenal sebagai gelombang akustik adalah gelombang mekanik yang dapat merambat dalam medium zat padat, cair dan gas. Gelombang bunyi menurut besar frekuensinya dibedakan menjadi tiga. Infrasonikuntuk bunyi dengan frekuensi dibawah 20 Hz. Audiosonik untuk bunyi dengan frekuensi antara 20 Hz hingga 20 khz. (Lailiyah, 2012) Gelombang Ultrasonik. Secara alami telah diketahui bahwa telinga manusia layaknya sebuah Band-pass filter yang mampu membatasi frekuensi suara yang akan didengar. Frekuensi yang dapat didengar berkisar antara khz, diluar rentang tersebut normalnya tidak dapat lagi didengar oleh manusia. Di atas 20 khz gelombang suara berfrekuansi ini disebut Ultrasonik, dan dibawah 20 Hz disebut Infrasonik (Baidillah, 2008) Gambar 1 Gelombang Frekuensi suara (Baidillah, 2008) SensorUltrasonik. Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki frekuensi mulai 20 khz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat. Jika gelombang ultrasonik berjalan melaui sebuah medium, Secara matematis besarnya jarak dapat dihitung sebagai berikut: s = v.t/ (1) dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan suara yaitu 344 m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika gelombang ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan. Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik. Pada sensor ini gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah benda yang disebut piezoelektrik. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 40 khz ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Sensor ultrasonik secara umum digunakan untuk suatu pengungkapan tak sentuh yang beragam seperti aplikasi pengukuran jarak. Alat ini secara umum memancarkan gelombang suara ultrasonik menuju suatu target yang memantulkan balik gelombang kearah sensor. Kemudian sistem mengukur waktu yang diperlukan untuk pemancaran gelombang sampai kembali ke sensor dan

3 116 Dielektrika, 2 (2),Agustus 2015 menghitung jarak target dengan menggunakan kecepatan suara dalam medium. (Mediaty, 2011) Proses ini ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2 Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik (Parallax datasheet.pdf) Gambar 2 diatas dapat dijelaskan mengenai prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut: 1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20 khz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40 khz. Sinyal tersebut dibangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik. 2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal/gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik. 3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Rangkaian penyusun sensor ultrasonik ini terdiri dari transmitter, reiceiver, dan komparator. Selain itu, gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh sebuah kristal tipis bersifat piezoelektrik. Bagian-bagian dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut : a. Piezoelektrik. Peralatan piezoelektrik secara langsung mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Tegangan input yang digunakan menyebabkan bagian keramik meregang dan memancarkan gelombang ultrasonik. Tipe operasi transmisi elemen piezoelektrik sekitar frekuensi 32 khz. Efisiensi lebih baik, jika frekuensi osilator diatur pada frekuensi resonansi piezoelektrik dengan sensitifitas dan efisiensi paling baik. Jika rangkaian pengukur beroperasi pada mode pulsa elemen piezoelektrik yang sama dapat digunakan sebagai transmitter dan reiceiver. Frekuensi yang ditimbulkan tergantung pada osilatornya yang disesuiakan frekuensi kerja dari masing- masing transduser. Karena kelebihannya inilah maka tranduser piezoelektrik lebih sesuai digunakan untuk sensor ultrasonik. (Mediaty, 2011) b. Transmitter. adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pemancar gelombang ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40 khz yang dibangkitkan dari sebuah osilator. Untuk menghasilkan frekuensi 40 KHz, harus di buat sebuah rangkaian osilator dan keluaran dari osilator dilanjutkan menuju penguat sinyal. Besarnya frekuensi ditentukan oleh komponen kalang RLC/kristal tergantung dari disain osilator yang digunakan. Penguat sinyal akan memberikan sebuah sinyal listrik yang diumpankan ke piezoelektrik dan terjadi reaksi mekanik sehingga bergetar dan memancarkan gelombang yang sesuai dengan besar frekuensi pada osilator. (Mediaty 2011). Gambar 3 Rangkaian Pemancar Gelombang Ultrasonik (Transmitter) (Fuadah, 2013) Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sinyal 40 khz dibangkitkan melalui mikrokontroler. 2. Sinyal tersebut dilewatkan pada sebuah resistor sebesar 3kOhm untuk pengaman ketika sinyal tersebut membias maju rangkaian dioda dan transistor. 3. Kemudian sinyal tersebut dimasukkan kerangkaian penguat arus yang merupakan kombinasi dari 2 buah dioda dan 2 buah transistor. 4. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (+5V) maka arus akan melewati dioda (D1 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T1, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektor T1 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor. 5. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (0V) maka arus akan melewati dioda D2

4 Yurni Oktarina : Alat Bantu Mobiltitas Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Yang Diaplikasikan 117 (D2 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T2, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektor T2 akan besar sesuai dari penguatan transistor. 6. Resistor R4 dan R6 berfungsi untuk membagi tegangan menjadi 2,5V. Sehingga pemancar ultrasonik akan menerima tegangan bolak-balik dengan Vpeak-peak adalah 5V (+2,5V s.d 2,5V) (Fuadah, 2013) c. Penerima Ultrasonik (Receiver). Receiver terdiri dari transduser ultrasonik menggunakan bahan piezoelektrik, yang berfungsi sebagai penerima gelombang pantulan yang berasal dari transmitter yang dikenakan pada permukaan suatu benda atau gelombang langsung LOS (Line of Sight) dari transmitter. Oleh karena bahan piezoelektrik memiliki reaksi yang reversible, elemen keramik akan membangkitkan tegangan listrik pada saat gelombang datang dengan frekuensi yang resonan dan akan menggetarkan bahan piezoelektrik tersebut. (Mediaty, 2011). Kemudian sinyal keluarannya akan dikuatkan oleh komparator (pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan berdasarkan tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika 1 ) sedangkan jarak yang lebih jauh adalah low (logika 0 ). Logika-logika biner ini kemudian diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler). (Fuadah, 2013) Prinsip kerja dari rangkaian penerima gelombang ultrasonik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pertama - tama sinyal yang diterima akan dikuatkan terlebih dahulu oleh rangkaian transistor penguat Q2. 2. Kemudian sinyal tersebut akan di filter menggunakan high pass filter pada frekuensi > 40kHz oleh rangkaian transistor Q1. 3. Setelah sinyal tersebut dikuatkan dan di filter, kemudian sinyal tersebut akan disearahkan oleh rangkaian dioda D1 dan D2. 4. Kemudian sinyal tersebut melalui rangkaian low pass filter pada frekuensi < 40 khz melalui rangkaian filter C4 dan R4. 5. Setelah itu sinyal akan melalui komparator Op-Amp pada U3. 6. Jadi ketika ada sinyal ultrasonik yang masuk kerangkaian, maka pada komparator akan mengeluarkan logika rendah (0V) yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghitung jaraknya.(fuadah, 2013) Gambar 4. Rangkaian Penerima Gelombang Ultrasonik (Receiver) (Fuadah, 2013) Sensor Ultrasonik PING. Modul sensor Ultrasonik ini dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 300 cm. Keluaran dari modul sensor ultrasonik Ping ini berupa pulsa yang lebarnya merepresentasikan jarak. Lebar pulsanya yang dihasilkan modul sensor ultrasonik ini bervariasi dari 115 us sampai18,5 ms. Secara prinsip modul sensor ultrasonik ini terdiri dari sebuah chip pembangkit sinyal 40KHz, sebuah speaker ultrasonik dan sebuah mikropon ultrasonik. Speaker ultrasonik mengubah sinyal 40 KHz menjadi suara sementara mikropon ultrasonik berfungsi untuk mendeteksi pantulan suaranya. Bentuk sensor ultrasonik diperlihatkan pada gambar 5 berikut Gambar 5 Skematik Sensor Ultrasonik PING (Parallax datasheet.pdf) Sinyal output modul sensor ultrasonik dapat langsung dihubungkan dengan mikrokontroler tanpa tambahan komponen apapun. Modul sensor ultrasonik hanya

5 118 Dielektrika, 2 (2),Agustus 2015 akan mengirimkan suara ultrasonik ketika ada pulsa trigger dari mikrokontroler (Pulsa high selama 5µS). Suara ultrasonik dengan frekuensi sebesar 40KHz akan dipancarkan selama 200µS oleh modul sensor ultrasonik ini. Suara ini akan merambat di udara dengan kecepatan m/detik (atau 1cm setiap µS) yang kemudian mengenai objek dan dipantulkan kembali ke modul sensor ultrasonik tersebut. Selama menunggu pantulan sinyal ultrsonik dari bagian trasmiter, modul sensor ultrasonik ini akan menghasilkan sebuah pulsa. Pulsa ini akan berhenti (low) ketika suara pantulan terdeteksi oleh modul sensor ultrasonik. Oleh karena itulah lebar pulsa tersebut dapat merepresentasikan jarak antara modul sensor ultrasonik dengan objek. (Mediaty, 2011) Definisi Pin : - GND : Ground - 5V : 5VDC - SIG : Sinyal (Pin I/O) Sensor ultrasonik PING memiliki 3 pin berupa GND, 5V dan SIG. Untuk menghubungkan sensor ultrasonik PING dengan mikrokontroler, sensor ultrasonik PING harus diberi tegangan dari sistem minimum mikrokontroler sebesar 5V dengan cara menghubungkan supply 5V dan ground yang terdapat pada sistem minimum ke pin 5V dan pin GND pada ultrasonik tersebut. Pin terakhir yaitu SIG dapat diletakkan pada pin-pin output yang terdapat pada ATMega 8. jarak yang diukur ialah [(tins x 344 m/s) : 2] meter. Gambar 7. Pancaran Sensor Parallax datasheet.pdf) Mikrokontroler AVR ATMega 8. AVR ATmega 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8 Kbyte in System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan maksimum 16 MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja. Untuk Atmega 8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7-5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 5,5 V. Konfigurasi Pin Atmega 8. ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang berbeda - beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan fungsi dari masingmasing kaki ATmega8. (elib.unikom, 2010) Gambar 6 Jarak Ukur Sensor PING Parallax datasheet.pdf) Gelombang ini melalui udara dengan kecepatan 344 m/s kemudian mengenai obyek dan memantul kembali ke sensor. Ping mengeluarkan pulsa output high pada pin SIG setelah memancarkan gelombang ultrasonik dan setelah gelombang pantulan terdeteksi Ping akan membuat output low pada pin SIG. Lebar pulsa High (tin) akan sesuai dengan lama waktu tempuh gelombang ultrasonik untuk 2 kali jarak ukur dengan obyek. Maka Gambar 8. Konfigurasi Pin Atmega 8 ( Buzzer (Millian, 1993) Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara (Paul, Buzzer menggunakan resonansi untuk memperkuat

6 Yurni Oktarina : Alat Bantu Mobiltitas Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Yang Diaplikasikan 119 intensitas suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi kesalahan pada sebuah alat alarm. Pada perancangan ini buzzer digunakan sebagai indikator bahwa ada suatu objek didepan pengguna sabuk ini. Earphone. Beberapa jenis alat bantu dengar yang telah dikenal salah satunya adalah earphone. Earphone merupakan peralatan elektronik yang mempunyai kesamaan fungsi yakni sebagai media yang dapat mengubah arus listrik menjadi gelombang suara. Pada perancangan ini alat bantu dengar yang dipilih adalah earphone, karena earphone fungsinya hanya untuk mendengar bukan untuk melakukan aktivitas bicara, umumnya earphone tidak mahal dan didukung sebagai alat yang praktis dibawa-bawa. Blok Diagram Gambar 11 Blok Diagram Rangkaian Keterangan dari blok diagram: 1. Baterai berfungsi sebagai sumber tegangan kerangkaian sistem minimum, rangkaian driver motor, sensor ultrasonik PING (sensor 2 tengah depan) dan 2 sensor ultrasonik SRF05 (sensor 1 kanan dan sensor 3 kiri). 2. Mikrokontroler ATMega 8 merupakan sebuah IC yang berfungsi sebagai tempat penanaman program yang bertujuan untuk mengolah perintah dari input sensor Ultrasonik PING, sensor ultrasonik SRF05dan output untuk mengaktifkan motor getar dan buzzer/headset. 3. Sensor ultrasonik sebagai input pada rangkaian sistem minimum ATmega 8 untuk mengukur jarak. 4. Buzzer berfungsi sebagai indikator berupa output suara untuk memberikan tanda bahwa ada objek didepan sensor dalam jarak tertentu. 5. Driver motor berfungsi untuk menggerakkan motor DC. 6. Motor sebagai output yang menghasilkan getaran. Terdapat 3 buah motor, motor 1 (kanan), motor 2 (Tengah Depan), motor 3 (kiri). Prinsip Kerja Alat. Perancangan sabuk untuk tuna netra ini berfungsi sebagai alat bantu tuna netra. Pada alat ini dirancang oleh beberapa rangkaian-rangkaian elektronika. Rangkaian-rangkaian tersebut meliputi rangkaian power supply, rangkaian ultrasonik, rangkaian sistem minimum ATMega 8, rangkaian motor dan rangkaian buzzer. Pada rangkaian power supply mendapat tegangan sumber dari 2 buah baterai dengan tegangan masing-masing sebesar 3,7V. Rangkaian ini akan menghasilkan tegangan outputsebesar 5V karena distabilkan oleh IC regulator 7805 dan tegangan output tersebut digunakan untuk mengaktifkan rangkaianrangkaian elektronika lainnya. Tegangan 5V dari rangkaian power supplyakan mengaktifkan 3 buah sensor ultrasonik. 3 buah sensor ultrasonik tersebut yaitu sensor PINGyang terletak pada posisi tengah depan alat dan 2 buah sensor SRF05 yang masing-masing terletak di kiri dan kanan. Ketika diaktifkan ketiga sensor ultrasonik tersebut akan memancarkan gelombang frekuensi dari transmitter dan akan diterima kembali melalui receiver. Besarnya frekuensi yang dihasilkan

7 120 Dielektrika, 2 (2),Agustus 2015 dipengaruhi oleh lebar jarak sensor terhadap objek yang dideteksi. Ketika objek berada didepan alat maka sensor ultrasonik akan mendeteksi objek dan memberikan perintah pada rangkaian mikrokontroler ATMega 8 untuk memproses perintah tersebut. Berdasarkan program yang tertanam pada IC mikrokontroler ATMega 8 maka perintah dari sensor ultrasonik akan diproses dengan memberikan logika 1 atau high pada port mikrokontroler. Untuk menggerakkan motor input logika 1 atau high ini masuk ke kaki basis transistor untuk menghubung singkatkan kolektor dan emitter, keluaran transistor dari kolektor masukke motor menyebabkan motor bergetar, dan untuk menghidupkan buzzer input logika 1 atau high ini akan terhubung pada positif buzzer dan dapat menyebabkan buzzer berbunyi. Saat penggunaan alat ini dimulai dari pengkalibrasian terlebih dahulu dengan indikasipengaktifan buzzer secara sesaat berdasarkan kode program yang tertanam pada IC ATMega 8. Pengkalibrasian ini bertujuan untuk mengetahui tinggi badan dari pengguna alat ini dengan cara pengidentifikasian menggunakan sensor PING (tengah depan) untuk mendapatkan data-data berupa jarak antara sensor ke tanah. Setelah pengidentifikasian tersebut selesai maka data tersebut akan disimpan. Selanjutnya sensor-sensor ultrasonik akan bekerja, ketika terdapat objek yang terdeteksi oleh sensor ultrasonik PING (tengah depan) maka motor ke-2 (tengah depan) akan bergetar dan earphone akan berbunyi, apabila terdapat objek yang terdeteksi oleh sensor ultrasonik SRF05 (kanan) maka motor 1 akan bergetar dan earphone akan berbunyi, apabila terdapat objek yang terdeteksi oleh sensor SRF05 (kiri) maka motor 3 akan bergetar dan earphone akan berbunyi, apabila semua sensor mendeteksi terdapat objek didepan jangkauan masing-masing sensor maka semua motor akan bergetar dan earphone pun akan berbunyi. METODOLOGI penelitian ini ditekankan pada pembuatan alat/rancang bangun yang dilengkapi dengan studi literature sebagai bahan penunjangnya. Berikut ditunjukkan bagan alir penelitian. Diagram Alir T i d a k T i d a k T i d a k T i d a k S e n s o r 1 S e n s o r 2 S e n s o r 3 S e l e s a i Y a Y a Y a s t a r t B u z z e r B u n y i p e n d e k I n i s i a l i s a s i T e k a n T o m b o l 1 J a r a k d i s i m p a n Y a B u z z e r B u n y i p a n j a n g S e n s o r 1, 2, 3 B a c a j a r a k Gambar 12 Diagram Alir M 1 G e r a k & E a r p h o n e B u n y i M 2 G e r a k & E a r p h o n e B u n y i M 3 G e r a k & E a r p h o n e B u n y i Rangkaian keseluruhan alat dapat dilihat pada gambar 13 berikut. SRF-05 PING SRF nf 220 CAP Switch LED M3 Reset Rst Portd.0 Portd1 portd.2 portd.3 Portd.4 Vcc Gnd portb.6 Portb.7 Portd.5 Portd.6 Portd.7 portb.0 ATMEGA8 Portc.5 Portc.4 Portc.3 Portc.2 Portc.1 Portc.0 GND Areff Avcc Portb.5 Portb.4 Portb.3 Portb.2 Portb.1 Tr 2n22 Gambar 13. Rangkaian Keseluruhan Alat Proses berikutnya adalah pembuatan desain dari sebuah alat dengan bentuk miniatur dan struktur mekanik disesuaikan dengan keadaan yang diinginkan untuk tempat peletakan sensor dan motor pada sabuk ini menggunakan akrilik berukuran tebal 2mm, panjang 5 cm dan lebar 3,5 cm. Buzer 1k 1k 1k Buzer Tr 2n22 M2 Tr 2n M1 SPI Downloader

8 Yurni Oktarina : Alat Bantu Mobiltitas Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Yang Diaplikasikan 121 Tabel 2. Data hasil Pengukuran Saat Sensor Aktif Mengukur Jarak Gambar 14. Sabuk Tampak Depan No. Jarak (cm) Vout SRF05 (V) Vout PING (V) Kondisi Motor dan Earphone ,8 1,9 Off ,0 2,2 Off ,3 2,3 Off ,5 2,6 On ,7 2,7 On ,9 3,0 On ,2 3,1 On ,4 3,4 On ,5 3,6 On ,7 3,9 On Tabel 3 Data Hasil Pengukuran Sensor SRF05 Aktif Mengukur Jarak Terhadap Waktu Gambar 15. Pemakaian Sabuk Pada Pengguna HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Data Hasil Pengukuran Baterai Sebagai Supply dantegangan Keluaran Pada IC 7805 (TP1) Tegangan Sebenarnya (Data Sheet) Tegangan Pengukuran (Beban) ±7,4V 8,11V 5V 4,97V No. Ultrasonik SRF05 Kondisi Jarak (cm) Waktu (s) Motor dan Earphone On On On On Off Off Off Off Off Off Off Off Off Off Off Tegangan (volt) 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0, V out SRF05 Jarak (cm) V out PING Gambar 16. Grafik Pengukuran Saat Sensor Aktif Mengukur Jarak Tabel 4 Data Hasil Pengukuran Sensor PING Aktif Mengukur Jarak Terhadap Waktu Ultrasonik PING x Perbandinga n Waktu (%) Kondisi Motor, Earphone Jarak (cm) Wkt (ms) Wkt (ms) ,1 0,2 On ,2 0,22 On ,4 0,20 On ,6 0,199 On ,9 0,20 Off ,2 0,199 Off ,3 0,199 Off ,5 0,20 Off ,8 0,20 Off ,09 0,199 Off ,3 0,2 Off ,6 0,199 Off ,2 0,19 Off ,4 0,198 Off ,1 0,199 Off

9 122 Dielektrika, 2 (2),Agustus 2015 Waktu Jarak (cm) Pengujian SRF05 Pengujian PING Perhitungan Teori Gambar 17. Grafik Pengukuran Sensor Aktif Mengukur Jarak Terhadap Waktu Ditunjukkan pada tabel 1 diketahui bahwa suplai untuk alat sabuk tuna netra ini adalah ±7,4V yang terdiri dari 2 buah baterai digabungkan secara seri yang masing-masing baterai tersebut memiliki tegangan sebesar 3,4V. Pada saat pengukuran tegangan dilakukan, ternyata hasil yang didapatkan memiliki perbedaan yaitu sebesar 8,11V yang mengindikasikan bahwa tegangan pengukuran sedikit lebih besar dari pada tegangan sebenarnya (datasheet). Hal ini terjadi karena pada saat baterai dipakai untuk suplai pada alat terus menerus terjadi yang namanya pengurangan ion sehingga perlu dilakukan pengisian ulang atau recharge, pada saat proses pengisian ulang inilah terjadi penambahan tegangan karena baterai Li-Ion yang digunakan ini memiliki toleransi tegangan, diketahui bahwa hasil tegangan keluaran yang didapatkan yaitu sebesar 4,96V yang menunjukkan indikasi penurunan tegangan yang semestinya sebesar 5V. Penurunan tegangan yang terjadi masih dalam kategori normal, karena pada datasheet IC regulator 7805 telah dijelaskan bahwa terdapat toleransi tegangan output yang dihasilkan oleh IC regulator ini, yaitu sebesar 4,8V 5,2V untuk tegangan masukan sebesar 5V 18V sehingga dapat disimpulkan bahwa rangkaian power suplai IC regulator 7805 ini masih dalam kondisi yang baik. Pengukuran pada tabel 2 adalah didapatkan hasil pengukuran berupa jarak terhadap tegangan, pada saat 10 cm tegangan keluaran yang didapat sebesar 1,8V untuk SRF05 dan 1,9V untuk PING lalu 30 cm tegangan keluaran yang didapat sebesar 2,0 untuk SRF05 dan 2,2 untuk PING dan seterusnya. Dari hasil pengukuran tegangan ini dapat diketahui bahwa jarak terhadap tegangan berbanding lurus, yang berarti semakin jauh jarak Transmitt maka tegangan pun akan semakin besar dan kenaikan tegangan yang terjadi naik secara konstan. Pada tabel 2 pengkondisian sabuk ini terletak pada jarak 10cm 50cm untuk maksimum dari terdeteksinya objek sehingga buzzer dan motor dalam kondisi on. Pengkondisian jarak tersebut dapat diatur pada pembuatan program. Gambar 16 dapat dibandingkan tegangan keluaran yang didapat dari sensor SRF05 dan PING berbanding lurus yaitu semakin jauh jaraknya maka tegangan pun akan semakin besar. Haasil pengukuran yang ditunjukkan pada tabel 3 dapat diketahui bahwa jarak normal yang digunakan sebagai daerah aman halangan yaitu pada jarak 50 cm kebawah yang dapat diatur darim program yang ditanamkan pada IC mikrokontroler. Dari hasil pengujian sensor ultrasonik SRF05, untuk pancaran gelombang ultrasonik sejauh 10 cm dibutuhkan waktu selama 91 sekon dan untuk pancaran gelombang ultrasonik sejauh 50 cm dibutuhkan waktu selama 425 sekon, pada jarak uji ini pengguna alat akan mendengar bunyi earphone dan merasakan getaran motor sebagai indikasi dari adanya suatu objek yang terdapat didepan pengguna pada jaraj berkisar 50 cm kebawah sehingga pengguna akan lebih waspada untuk melangkah. Pengukran pada tabel 4 juga dapat diketahui bahwa jarak normal yang digunakan sebagai daerah aman halangan yaitu pada jarak 50 cm kebawah yang dapat diaut melalui program yang ditanamkan pada IC mikrokontroler. Dari hasil pengujian sensor ultrasonik PING, untuk pancaran gelombang ultrasonik sejauh 10 cm dibutuhkan waktu selama 74 milisekon dan untuk pancaran gelombang ultrasonik sejauh 50 cm dibutuhkan waktu selama 363 milisekon, pada jarak uji ini pengguna alat juga akan mendapat indikasi yang sama seperti pengujian sensor ultrasonik SRF05 yang telah dilakukan sebelumnya. Perbandingan antara hasil pengujian pada tabel 3 dan 4 maka dapat dianalisa bahwa sensor SRF05 dan PING memiliki kesamaan yaitu semakin jauh jarak ultrasonik memancar maka semakin lama waktu tempuh dari pancaran tersebut. Sedangkan perbedaanya adalah sensor SRF05 memiliki waktu pancaran lebih lama dalam satuan sekon dari pada sensor PING yang memiliki waktu pancaran dalam satuan milisekon.

10 Yurni Oktarina : Alat Bantu Mobiltitas Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Yang Diaplikasikan 123 Penjelasan hasil pengukran Pada tabel 4 adalah dilakukan perhitungan secara teori dan pengujian secara langsung untuk sensor PING. Dari perbandingan perhitungan teori dan pengujian diketahui bahwa hanya terdapat sedikit perbedaan dengan persentase dari 0,19% - 0,22%. Perbedaan perhitungan secara teori dan pengujian secara langsung dapat disebabkan oleh tempat pengujian yang berbeda antara rumus dengan kondisi tanah yang konstruksinya tidak rata dan pengguna alat ini harus bergerak sehingga terjadi noise karena pergerakan yang dilakukan oleh pengguna. Ditunjukkan pada gambar 17 terlihat grafik perbandingan jarak terhadap waktu antara sensor ultrasonik SRF05, sensor PING, dan hasil perhitungan sama-sama memperlihatkan bahwa semakin jauh jarak maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk memancarkan gelombang ultrasonik. KESIMPULAN 1. Sensor ultrasonik PING dan sensor ultrasonik SRF05 memiliki karakteristik yang sama yaitu tegangan keluaran pada sensor PING dan SRF05 tersebut samasama berbanding lurus dengan pertambahan jarak deteksi terhadap objek. 2. Semakin jauh jarak objek yang dideteksi oleh sensor ultrasonik PING dan SRF05 maka semakin lama pula waktu yang diperlukan sensor ultrasonik PING dan SRF05 untuk memantulkan gelombang kembali ke sensor. 3. Untuk menempuh jarak sejauh 10 cm, sensor ultrasonik PING membutuhkan waktu pantul gelombang selama 74 ms, sedangkan sensor ultrasonik SRF05 membutuhkan waktu pantul gelombang selama 91 s. SARAN Motor DC yang digunakan sebagai indikator sebaiknya dalam bentuk yang lebih kecil sehingga tampilan dari sabuk pinggang tersebut lebih ringan dan fashionable. DAFTAR PUSTAKA Baidillah. M, Aplikasi Ultrasonik Untuk Pendeteksian Keretakan Dalam Logam, Skripsi, 2008, hal 8. Fuadah.D, Sanjaya. M, Monitoring Dan Kontrol Level Ketinggian Air Dengan Sensor Ultrasonik Berbasis Arduino Jurnal Sains Fisika UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Juni 2013, Vol. 1 No. 1 Ismail, Aplikasi Motor DC Dengan Driver Motor H-Bridge Pada Alat Pemotong Lenjer Kelempang Otomatis, SSPTPOLSRI, 2013, hal 10. Lailiyah N, Endarko, Studi Awal Pengaruh Gelombang Ultrasonik Pada Persentase Formalin Yang Terdapat Pada Sayuran Dengan Metode Analisis Spectrometri, Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 2012, Vol. 1, No. 1, hal 1-4 Millman; Halkias; Barmawi. M; Tjia. M.O, Elektronika Terpadu (Integrated Electronics) : Rangkaian dan Sistem Analog dan digital (Jilid 1), Erlangga, 1993 Mediaty. U, Arief, Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air, Jurnal Ilmiah Elektrikal Enjiniring UNHAS, Vol 09/No. 02/Mei-Agustus ompp-gdl-indrapurna unikom_ii.pdf diakses pada tanggal 25 Pebruari 2015, pukul WIB http ://Parallax datasheet.pdf diakses pada tanggal 21 Pebruari 2015, pukul WIB Elektronika 123.com diakses 27 maret 2015, WIB diakses 2 Maret 2015, pukul WIB

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Fandhi Nugraha K D411 13 313 Teknik Elektro Makalah Tugas Sensor Ultrasonik HC-SR04 Universitas Hasanuddin Makassar 2015/2016 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan teknologi saat ini sangat

Lebih terperinci

SENSOR ULTRASONIK. Dian Mustika Putri. Abstrak. Pendahuluan. :: https://dianmstkputri.wordpress.com

SENSOR ULTRASONIK. Dian Mustika Putri. Abstrak. Pendahuluan. :: https://dianmstkputri.wordpress.com SENSOR ULTRASONIK Dian Mustika Putri mustika@raharja.info :: https://dianmstkputri.wordpress.com Abstrak Pemanfaatan teknologi saat ini sangat berpengaruh untuk kehidupan manusia seharihari. Mulai dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air

Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air Ulfah Mediaty Arief Teknik Elektro, Fak. Teknik UNNES ABSTRAK Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki

Lebih terperinci

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNDIKSHA OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 2.1 Blind Spot LANDASAN TEORI Blind spot merupakan adalah suatu kawasan yang berada di area sekitar kendaraan, dimana area tersebut adalah area yang tidak dapat ditangkap secara baik oleh spion kendaraan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jefta Gani Hosea 1), Chairisni Lubis 2), Prawito Prajitno 3) 1) Sistem Komputer, FTI Universitas Tarumanagara email : Jefta.Hosea@gmail.com 2) Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL

PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL PENERAPAN SINYAL ULTRASONIK PADA SISTEM PENGENDALIAN ROBOT MOBIL SUMARNA Program Studi Teknik Informatika Universita PGRI Yogyakarta Abstrak Sinyal ultrasonik merupakan sinyal dengan frekuensi tinggi berkisar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller ATMega 8535 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard s RISC Processor) dari Atmel ini menggunakan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) yang artinya proses

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada Bab IV ini menjelaskan tentang spesifikasi sistem, rancang bangun keseluruhan sistem, prosedur pengoperasian sistem, implementasi dari sistem dan evaluasi hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK ISSN: 1693-6930 109 ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK Balza Achmad 1, Anton Yudhana 2, Mardi Sugama 3 1 Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada e-mail: balzach@t-fisika.ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

Sensor Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Dengan Bantuan Mini Kamera

Sensor Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Dengan Bantuan Mini Kamera Sensor Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Dengan Bantuan Mini Kamera Rahadhian Angga Pratama, Aqwam Rosadi Kardian STMIK JAKARTA STI&K labirint.webz@yahoo.com, aqwam@stmik-jakarta.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh

2. TINJAUAN PUSTAKA. oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan oleh 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Laut dan Metode Pengukurannya Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut atau dapat pula disebabkan

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pemantau Ketinggian Air Cooling Tower di PT. Dynaplast. Pengujian dan pengoperasian ini dilakukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GELANG ULTRASONIK UNTUK ALAT BANTU MOBILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8

PEMBUATAN GELANG ULTRASONIK UNTUK ALAT BANTU MOBILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8 PEMBUATAN GELANG ULTRASONIK UNTUK ALAT BANTU MOBILITAS TUNANETRA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8 Nuzul Imam Fadlilah AMIK BSI Bekasi Jl. Raya Kaliabang No.8, Perwira, Bekasi Utara nuzul.nfh@bsi.ac.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi wajah animatronik berbasis mikrokontroler ini menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

Perancangan alat juga perlu disimulasikan seperti pada kondisi yang sesungguhnya seperti yang ada pada gambar 3.1 Dalam gambar, garis line dari tangki

Perancangan alat juga perlu disimulasikan seperti pada kondisi yang sesungguhnya seperti yang ada pada gambar 3.1 Dalam gambar, garis line dari tangki BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Secara Umum Pada tugas akhir ini penulis merancang suatu alat yang difungsikan untuk mengontrol dan memonitor level air yang diaplikasikan untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN73 Pengukur Jarak dengan Gelombang Ultrasonik Oleh: Tim IE Aplikasi ini membahas perencanaan dan pembuatan alat untuk mengukur jarak sebuah benda solid dengan cukup presisi dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rancang Bangun Pemandu Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler. S

KATA PENGANTAR Rancang Bangun Pemandu Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler. S KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Rancang Bangun Pemandu Tuna Netra Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

TONGKAT PEMANDU TUNA NETRA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO

TONGKAT PEMANDU TUNA NETRA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO TONGKAT PEMANDU TUNA NETRA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO Aris Saputra Endrian Saputra Imron Fristi Nandar Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Pada

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah tersebut dilukiskan melalui bagan 3.1 berikut. Menentukan prinsip kerja sistem

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS 4.1. Perangkat keras Perangkat keras yang digunakan dalam sistem monitoring pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua bagian yang saling berhubungan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

dan sensor warna sebagai masukan atau inpu, dan keluaran atau ou^u, ya 8 berupa respon dari Valve. Blok diagram sistem dapa, diliha, pada Gambar 3.

dan sensor warna sebagai masukan atau inpu, dan keluaran atau ou^u, ya 8 berupa respon dari Valve. Blok diagram sistem dapa, diliha, pada Gambar 3. BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab,1, akan dibahas mengenai perancangan sistem ya g di dalamnya terdapat perancangan rangkaian elektronik, serta sistem pengendahan pensortir kapas berbasis mikrikontroller

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Perancangan, pembuatan serta pengujian alat dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen

BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN. 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen BAB III DASAR PEMILIHAN KOMPONEN 3.1 Pemilihan Komponen Komparator (pembanding) Rangkaian komparator pada umumnya menggunakan sebuah komponen Operasional Amplifier (Op-Amp). Adapun komponen yang akan digunakan

Lebih terperinci

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN BAB III BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN 3.1 Blok Diagram SWITCH BUZZER MIKROKONTROLLER AT89S52 DTMF DECODER KUNCI ELEKTRONIK POWER SUPPLY 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 0 # KEYPAD 43 3.2 Gambar Rangkaian 44 3.3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Perancangan sistem dilakukan dari bulan Maret sampai Juni 2014, bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler

Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 20, No.2, Juli 2015 : 171-177 ISSN : 0854-9524 Implementasi Sensor Ultrasonik Untuk Mengukur Panjang Gelombang Suara Berbasis Mikrokontroler Zuly Budiarso dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Bab ini akan membahas mengenai perencanaan dan pembuatan robot meliputi perancangan perangkat keras / hardware, pembuatan mekanika robot dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada penelitian ini penulis menitik beratkan pada perancangan aplikasi sistem Monitoring Level Ketinggian Air dimana sistem ini menggunakan bahasa pemrograman arduino. Adapun dari

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan di uraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan,dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK

PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK PROS ID I NG 2 0 11 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGUKUR TINGGI BADAN DENGAN DETEKTOR ULTRASONIK A. Ejah Umraeni Salam & Cristophorus Yohannes Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sub bab ini berisikan tentang analisa sistem yang akan dibangun. Sub bab ini membahas teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13 --- No. 1 --- 2014 ISSN 1412-7350 TROLI PENGIKUT OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR Albertus Vendy Adhitya, Lanny Agustine*, Antonius Wibowo Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI

TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK PRIMA AYUNI TUGAS AKHIR APLIKASI PEMANCAR DAN PENERIMA SENSOR ULTRASONIK SR04 DALAM PENGKURAN JARAK Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya PRIMA AYUNI 112408005 PROGRAM STUDI D-III

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu 37 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ROBOTIKA. Program Studi Sistem Komputer STMIK STIKOM Indonesia

MODUL PRAKTIKUM ROBOTIKA. Program Studi Sistem Komputer STMIK STIKOM Indonesia MODUL PRAKTIKUM ROBOTIKA Program Studi Sistem Komputer STMIK STIKOM Indonesia DAFTAR ISI MODUL 1 INPUT DIGITAL DAN ANALOG... 3 MODUL 2 OUTPUT DIGITAL... 8 MODUL 3 DRIVER MOTOR... 11 MODUL 4 SENSOR... 15

Lebih terperinci

APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF)

APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF) APLIKASI SENSOR RADIO FREKUENSI (RF) Yurni Oktarina Pola Risma Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Abstract Often we are troubled by the loss of objects such as house keys, car keys, mobile phones are

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan BAB III MEODE PENELIIAN DAN PERANCANGAN SISEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan dan pembuatan alat merupakan bagian yang terpenting dari seluruh pembuatan tugas akhir. Pada prinsipnya perancangan dan sistematik yang baik akan memberikan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16

SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 SISTEM INFORMASI AREA PARKIR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Alfa Anindita. [1], Sudjadi [2], Darjat [2] Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang,

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL)

JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) JOBSHEET SENSOR UNTRASONIC (MENGUKUR TEGANGAN BENDA PANTUL) A. TUJUAN Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Menguji piranti hardware sensor ultrasonik. 2) Mengukur sinyal keluaran

Lebih terperinci

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05

Pengenalan Sensor Ultrasonic SRF05 dengan Arduino Sketch. Sensor Ultrasonic SRF05 Sensor Ultrasonic SRF05 Ultrasonic adalah suara atau getaran yang memiliki frekuensi tinggi, lumba-lumba menggunakannya gelombang ini untuk komunikasi, kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 27 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Keterangan blok diagram : Sensor Ultrasonik berguna untuk mendeteksi penuh atau tidaknya karung dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Sistem pendeteksi asap rokok adalah suatu alat yang berkerja dengan cara mendeteksi keberadaan asap rokok dalam ruangan. Dalam rangkaian

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci