UJI PENSKALAAN RESPON KUESIONER MOTIVASI BELAJAR (SUATU STUDI UJICOBA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SERIRIT) Oleh I Gusti Ngurah Puger 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI PENSKALAAN RESPON KUESIONER MOTIVASI BELAJAR (SUATU STUDI UJICOBA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SERIRIT) Oleh I Gusti Ngurah Puger 1"

Transkripsi

1 UJI PENSKALAAN RESPON KUESIONER MOTIVASI BELAJAR (SUATU STUDI UJICOBA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SERIRIT) Oleh I Gusti Ngurah Puger 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner motivasi belajar sebagai instrumen penelitian bila dikaji dari penskalaan responnya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluasi. Responden penelitian ini berjumlah 200 siswa yang pemilihannya menggunakan purposif sampling. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, digunakan instrumen berupa kuesioner motivasi belajar. Analisis data menggunakan formula Edwards. Hasil analisis data dengan menggunakan formula Edwards menunjukkan: 1) sebanyak 32 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni butir nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40) termasuk kategori diterima. Artinya, ke-32 butir yang termasuk kategori diterima dapat digunakan sebagai instrumen penelitian variabel motivasi belajar, dan 2) sebanyak 4 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni butir nomor 13, 28, 29, dan 34) termasuk kategori ditolak. Artinya, ke-4 butir yang termasuk kategori ditolak harus dibuang atau tidak boleh digunakan sebagai instrumen penelitian variabel motivasi belajar. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari 36 butir kuesioner yang disebarkan kepada responden, ternyata hanya 32 butir yang diterima dalam uji penskalaan respon, yakni butir nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40; dan empat butir dalam kategori ditolak, yakni butir nomor: 13, 28, 29, dan 34. Kata kunci: Penskalaan, respon, dan motivasi. I. Pendahuluan Bilamana kita berbicara tentang tes, maka terlebih dahulu harus diketahui mengenai apa yang disebut dengan tes? Berbagai definisi tentang tes telah dikemukakan oleh ahliahli dalam bidang evaluasi pendidikan. Salah satu definisi tes yang dikemukakan oleh Cronbach menyatakan bahwa sebuah tes merupakan prosedur sistematis untuk mengamati perilaku seseorang dan menjelaskan perilaku tersebut dengan alat skala numerik atau sistem kategori (Fernandes, 1984). 1 I Gusti Ngurah Puger adalah staf edukatif pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unipas Singaraja. 145

2 Frase prosedur sistematis menunjukkan bahwa sebuah tes dikonstruksi, dikelola, diskor, dan dijelaskan menurut aturan-aturan yang telah ditentukan. Istilah perilaku menyatakan bahwa sebuah tes mengukur respon-respon seseorang yang dibuat untuk item-item tes. Tes tidaklah mengukur seseorang secara langsung tetapi lebih disukai tes yang bersangkutan menduga karakteristik seseorang dari respon-responnya untuk item-item tes. Kita tidak mengamati semua perilaku tetapi hanya sebuah sampel perilaku. Sebuah tes berisi hanya sebuah sampel dari semua item yang mungkin. Hasil dari tes dijelaskan dengan alat skala pengukuran. Tes-tes psikologi yang telah digunakan oleh para ahli sudah sangat beragam jenisnya, oleh karena itu para educational researcher telah memiliki banyak pilihan instrumen berupa tes psikologi bila ingin melakukan penelitian dalam bidang kajian psikologi. Karena begitu banyaknya tes-tes yang beredar dalam bidang pendidikan, perlu dilakukan suatu pembatasan mengenai penggolongan tes. Bahkan Fernandes menyatakan bahwa tes mungkin diklasifikasikan dalam banyak cara. Kita dapat membagi tes ke dalam dua kelas yang besar, yaitu: 1) tes yang mengukur tampilan maksimum dan 2) tes yang mengukur tampilan khusus. Semua tes inteligensi, bakat, dan prestasi belajar mengukur tampilan maksimum. Subjek dianjurkan untuk memperoleh skor terbaik yang mampu dia peroleh. Tes-tes tampilan khusus bukan digunakan untuk menginvestigasi mengenai apa yang seseorang dapat kerjakan tetapi apa yang dia alami. Pada tes tampilan khusus kita tertarik pada respon kebiasaan. Tes kepribadian, inventarisasi minat, dan skala sikap semuanya termasuk kelas tampilan khusus. Pada tes tampilan maksimum, terdapat jawaban benar dan salah untuk setiap item, tetapi tidak ada jawaban benar dalam tes tampilan khusus (Fernandes, 1984). Salah satu tes yang termasuk kategori tes tampilan khusus adalah kuesioner motivasi belajar. Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orangorang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses untuk 146

3 mencoba memengaruhi orang atau orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang ditetapkannya lebih dahulu (Uno, 2010). Oleh karena itu, motivasi tidak bisa dipisahkan dari aktivitas belajar siswa. Siswa tidak akan mempelajari sesuatu bila hal itu tidak menyentuh kebutuhannya. Kebutuhan dan motivasi adalah dua hal yang saling berhubungan. Sebab manusia hidup pada dasarnya tidak terlepas dari berbagai kebutuhan. Kebutuhan itulah nantinya mendorong manusia untuk senantiasa berbuat dan mencari sesuatu. Menurut Morgan, manusia hidup memiliki kebutuhan-kebutuhan, yakni kebutuhan untuk berbuat, untuk suatu aktivitas, untuk menyenangkan orang lain, untuk mencapai hasil, dan untuk mengatasi kesulitan (Djamarah, 2002). Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Secara mengkhusus, dimensi dan indikator motivasi berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan oleh Good dan Brophy (1990), yaitu: 1) dimensi intrinsik dengan indikatornya: dorongan untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran, dan dorongan untuk belajar secara mandiri, dan 2) dimensi ekstrinsik dengan indikatornya dorongan untuk menghindari hukuman guru, dorongan untuk mendapatkan pujian dari guru, dorongan untuk menyenangi hati orang tua, dorongan untuk mendapatkan nilai yang bagus, dan dorongan untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar (Uno, 2010). Untuk mengukur respon motivasi belajar siswa, diperlukan instrumen yang lazim dikenal dengan kuesioner motivasi belajar. Kuesioner motivasi belajar tersebut sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian yang permanen wajib dilakukan suatu analisis internal dan eksternal (kalibrasi) terlebih dahulu. Analisis internal suatu instrumen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pengujian validitas isi suatu instrumen dan penghitungan reliabilitas respon antar-penilai suatu instrumen, sedangkan analisis eksternal 147

4 suatu instrumen merupakan pelaksanaan pengujian validitas butir dan penghitungan reliabilitas suatu intrumen. Walaupun kuesioner motivasi belajar sudah memenuhi kalibrasi seperti tersebut di atas, seorang peneliti sering melupakan satu pengujian yang termasuk ke dalam analisis eksternal. Pengujian yang dimaksudkan adalah uji penskalaan respon. Setelah melalui uji penskalaan respon barulah seorang peneliti boleh menggunakan kuesioner motivasi belajar sebagai instrumen penelitian. Di lapangan seringkali dijumpai hal yang sebaliknya, yaitu setelah memenuhi persyaratan uji validitas isi dan validitas butir, serta penghitungan reliabilitas respon antar-rater dan reliabilitas kuesioner, kuesioner motivasi belajar tersebut langsung digunakan sebagai instrumen penelitian. Bahkan yang paling naif adalah tanpa melalui analisis internal dan eksternal, kuesioner motivasi belajar yang sudah selesai dibuat langsung digunakan sebagai intrumen penelitian. II. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluasi. Evaluasi adalah proses sistematik dari pengumpulan dan analisis data dalam urut-urutan untuk mengambil keputusan (Gay, 1987). Dalam penelitian ini dilakukan proses analisis eksternal tentang instrumen penelitian kuesioner motivasi belajar, berupa uji skala respon. Dari unit analisis skala respon akan dapat diambil suatu keputusan, mengenai kelayakan kuesioner motivasi belajar untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Populasi penelitian ini adalah respon terhadap kuesioner motivasi belajar yang dikembangkan oleh peneliti. Sedangkan cuplikannya adalah data respon 200 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt terhadap kuesioner motivasi belajar yang berupa respon terhadap tiap butir kuesioner. Kuesioner ini dirancang untuk mengukur potensi motivasi belajar. Kuesioner motivasi belajar ini terdiri atas 36 butir dan disediakan waktu selama 50 menit untuk memberikan respon. Penentuan subjek sebanyak 200 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut Dantes (1991), purposive sampling merupakan cara pengambilan sampel sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Anggota sampel yang diseleksi dari sub-sub kelompok dalam populasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Instrumen yang dibutuhkan untuk memperoleh data berupa respon kuesioner adalah kuesioner motivasi belajar yang dikembangkan oleh peneliti. Kuesioner tersebut pada awalnya terdiri atas 40 butir. Setelah dilakukan pengujian validitas butir dan penghitungan reliabilitas kuesioner, kuesioner motivasi belajar tinggal 36 butir. Ke-36 butir kuesioner ter- 148

5 sebut dalam ujicoba selanjutnya diberikan respon oleh 200 siswa dalam waktu 50 menit. Sebelum kuesioner ini disusun, terlebih dahulu dibuat tabel spesifikasi kuesioner motivasi belajar, yang memuat nama variabel, dimensi (aspek), indikator, dan nomor butir. Teori motivasi yang digunakan untuk menyusun kisi-kisis kuesioner motivasi belajar ini adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Good dan Brophy (1990). Setelah data respon siswa terhadap ke-36 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar selesai ditabulasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji penskalaan respon. Untuk melakukan uji penskalaan respon pada setiap butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar digunakan formula yang diperkenalkan oleh Edwards (1957). Untuk memudahkan penghitungan dengan formula Edwards, maka digunakan pola baris dan kolom. Pada baris 1 mewakili f (frekuensi), baris 2 mewakili p (proporsi), baris 3 mewakili cp (proporsi kumulatif), baris 4 mewakili midpoint cp (titik tengah proporsi kumulatif), baris 5 mewakili z (penyimpangan normal harga z), baris 6 mewakili zc (harga z terkoreksi), dan baris 7 mewakili pembulatan z. Sedangkan kolom 1 mewakili kategori respon SS, kolom 2 mewakili kategori respon S, kolom 3 mewakili kategori respon KS, kolom 4 mewakili kategori respon TS, dan kolom 5 mewakili kategori respon STS. Dari hasil pembulatan z (baris 7) dapat diketahui apakah pernyataan tersebut memenuhi nilai 0, 1, 2, 3, dan 4 (untuk pernyataan yang bersifat negatif) dan nilai 4, 3, 2, 1, 0 (untuk pernyataan yang bersifat positif). III. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bagian ini, secara berurut akan dibahas mengenai data penelitian, analisis data, pembahasan, dan keterbatasan penelitian. 1. Data Penelitian Kuesioner motivasi belajar setelah dilakukan pengujian mengenai validitas butir dan menghitung reliabilitas kuesioner, selanjutnya didistribusikan kepada 200 responden. Responden yang dimaksud adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Hasil penyebaran kuesioner motivasi belajar tersebut, setelah dilakukan penskoran akhirnya diperoleh skor butir kuesioner motivasi belajar. Skor butir kuesioner motivasi belajar ini digunakan sebagai dasar untuk uji penskalaan respon. Dari hasil uji penskalaan respon butir kuesioner motivasi belajar akan diperoleh informasi mengenai layak tidaknya kuesioner tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian. 149

6 2. Analisis Data Untuk melakukan uji penskalaan respon setiap butir kuesioner motivasi belajar, digunakan formula yang dikemukakan oleh Edwards. Formula tersebut disusun dengan basis kolom dan baris. Pada kolom 1 mewakili respon SS, kolom 2 mewakili S, kolom 3 mewakili KS, kolom 4 mewakili TS, dan kolom 5 mewakili STS. Sedangkan pada baris 1 mewakili f (frekuensi), baris 2 mewakili p (proporsi), baris 3 mewakili cp (proporsi komulatif), baris 4 mewakili midpoint cp (titik-tengah proporsi komulatif), baris 5 mewakili z (harga penyimpangan normal), baris 6 mewakili zc (harga z terkoreksi), dan baris 7 mewakili pembulatan z (Edwards, 1957). Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) sebanyak 32 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni butir nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40) termasuk kategori diterima. Artinya, ke-32 butir yang termasuk kategori diterima dapat digunakan sebagai instrumen penelitian variabel motivasi belajar, dan 2) sebanyak 4 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni butir nomor 13, 28, 29, dan 34) termasuk kategori ditolak. Artinya, ke-4 butir yang termasuk kategori ditolak harus dibuang atau tidak boleh digunakan sebagai instrumen penelitian variabel motivasi belajar. 3. Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) sebanyak 32 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni butir nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40) termasuk kategori diterima, dan 2) sebanyak 4 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni butir nomor 13, 28, 29, dan 34) termasuk kategori ditolak. Hal ini sangat berkaitan erat dengan hasil uji validitas isi, hasil penghitungan reliabilitas respon antar-rater, hasil uji validitas butir yang menyusun kuesioner, hasil penghitungan reliabilitas kuesioner, dan kecerdasan reponden di dalam memberikan respon, Validitas isi instrumen dalam penyusunannya didasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Untuk mengetahui hal ini, maka kuesioner motivasi belajar dimintakan penilaian kepada dua orang penilai (rater) yang kompeten dalam bidang motivasi belajar. Hasil pengujian validitas isi, diperoleh koefisien VI sebesar 0,98. Berdasarkan ketentuan, suatu instrumen bila memenuhi sekurang-kurangnya koefisien VI sebesar 0,90 baru bisa digunakan lebih lanjut dalam ujicoba. Oleh karena koefisien VI sebesar 0,98 maka kuesioner motivasi belajar ini sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam ujicoba lebih lanjut. 150

7 Kesesuaian antara butir-butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar dengan kisi-kisinya sangat berpengaruh terhadap respon yang diberikan oleh responden dalam ujicoba lebih lanjut. Dalam hal ini adalah ujicoba untuk memperoleh respon siswa dengan tujuan melakukan uji penskalaan respon. Makin bagus hasil uji validitas isi kuesioner motivasi belajar, makin banyak butir kuesioner tersebut yang diterima dalam uji penskalaan respon. Sebelum instrumen kuesioner motivasi belajar ini digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu dinilai oleh dua orang penilai ahli (rater). Respon yang diperoleh dari penilaian ini, kemudian dicari reliabilitasnya. Tujuan penghitungan reliabilitas ini adalah untuk mengetahui keajegan respon di antara penilai. Hasil penghitungan reliabilitas respon antar-rater diperoleh koefisien r sebesar 0,802. Berdasarkan ketentuan, reliabilitas instrumen yang memenuhi sekurang-kurangnya 0,70 dapat digunakan lebih lanjut di dalam menentukan validitas dan reliabilitas instrumen. Mengingat, hasil penghitungan reliabilitas respon antar-rater diperoleh koefisien r sebesar 0,802, berarti kuesioner motivasi belajar tersebut dapat digunakan lebih lanjut dalam ujicoba. Keajegan respon antar-rater sangat menentukan keajegan respon dari responden di dalam ujicoba suatu instrumen. Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa dari hasil penghitungan reliabilitas respon antar-rater akan dapat diprediksikan respon yang diberikan oleh responden dalam ujicoba instrumen lebih lanjut. Oleh karena ujicoba kuesioner untuk menentukan uji penskalaan respon sangat bergantungan pada hasil analisis butir kuesioner dan penghitungan reliabilitas kuesioner motivasi belajar, dapat dikatakan bahwa hasil penghitungan reliabilitas respon antar-rater sangat berpengaruh terhadap uji penskalaan respon butir kuesioner. Validitas butir kuesioner motivasi belajar dapat diuji dengan menghitung koefisien korelasi skor pada butir yang bersangkutan dengan skor total. Kuat lemahnya hubungan antara skor butir dengan skor total, tergantung dari besar kecilnya koefisien r yang diperoleh dari penghitungan korelasi Product Moment tersebut. Makin besar koefisien r, berarti makin kuat hubungan di antara skor butir dan skor total, demikian juga sebaliknya. Hasil pengujian validitas butir kuesioner motivasi belajar menunjukkan bahwa: 1) sebanyak 36 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni nomor butir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40) termasuk kategori valid, dan 2) sebanyak 4 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar (yakni nomor butir 7, 10, 19, dan 30) termasuk kategori drop. Dari sini dapat dikatakan bahwa dalam uji-coba kuesioner di dalam melakukan uji penskalaan hanya digunakan 36 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar. Hal ini disebab- 151

8 kan oleh butir kuesioner yang termasuk kategori drop harus dibuang. Hal ini menunjukkan bahwa butir kuesioner motivasi belajar yang digunakan ujicoba lebih lanjut makin berkualitas. Selain ditentukan oleh validitas butir, diterima atau ditolaknya suatu butir kuesioner dalam uji penskalaan juga ditentukan oleh koefisien reliabilitas kuesioner (r ). Reliabilitas berhubungan kepada konsistensi skor yang diperoleh melalui beberapa orang jika diuji ulang dengan tes yang sama pada saat yang berbeda, atau dengan perbedaan sekelompok item-item yang setara, atau di bawah kondisi pengujian variabel yang lainnya. Reliabilitas merujuk pada ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Hasil penghitungan reliabilitas kuesioner motivasi belajar, diperoleh koefisien r sebesar 0,856. Berdasarkan ketentuan, reliabilitas suatu instrumen sekurang-kurangnya harus memenuhi 0,70 untuk bisa digunakan lebih lanjut dalam ujicoba. Oleh karena nilai koefisien r berada di atas 0,70, berarti kuesioner motivasi belajar ini dapat diujicobakan lebih lanjut untuk melakukan uji penskalaan respon butir kuesioner. Kecerdasan responden di dalam menentukan sifat suatu pernyataan dari kuesioner motivas belajar sangat menentukan responnya. Responden yang cerdas akan mampu menduga sifat suatu pernyataan yang menyusun kuesioner. Artinya, dapat menduga apakah pernyataan tersebut bersifat positif atau bersifat negatif. Jika responden merasa ragu dengan sifat suatu pernyataan, maka responden tersebut akan memberikan responnya di tengahtengah (respon yang tidak memihak). Ketepatan memberikan respon oleh responden sangat berpengaruh terhadap uji penskalaan respon. Hal ini disebabkan oleh ketepatan pemberian respon oleh responden akan besar kemungkinannya untuk memenuhi skala (untuk pernyataan yang bersifat positif) dan memenuhi skala (untuk pernyataan yang bersifat negatif). 4. Keterbatasan Penelitian Walaupun penelitian ini sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang lazim dalam proses penelitian, sebagai hasil suatu penelitian tentu memiliki beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan dari penelitian ini adalah: 1. Kuesioner motivasi belajar yang dikembangkan pada awalnya hanya berjumlah 40 butir, karena peneliti sebelumnya tidak merancang untuk mengkalibrasi instrumen sampai pada uji penskalaan respon butir kuesioner. Namun hanya melakukan kalibrasi pada tingkat uji validitas isi, penghitungan reliabilitas respon antar-rater, uji validitas butir, dan penghitung- 152

9 an reliabilitas kuesioner. Untuk kalibrasi kuesioner motivasi belajar sampai pada uji penskalaan respon diharapkan untuk mengembangkan jumlah butir kuesioner menjadi sekurang-kurangnya 50 butir. 2. Responden yang digunakan dalam penelitian ini hanya berasal dari siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seririt. Untuk memperoleh respon siswa yang lebih bervariasi diharapkan menggunakan responden yang berasal dari sekolah lain. IV. Simpulan dan Saran Berdasarkan atas hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: dari 36 butir kuesioner yang disebarkan kepada responden, ternyata hanya 32 butir yang diterima dalam uji penskalaan respon, yakni butir nomor: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40; dan empat butir dalam kategori ditolak, yakni butir nomor: 13, 28, 29, dan 34. Berpijak atas simpulan yang sudah dikemukakan, dapat diajukan saran sebagai berikut. 1. Dari 36 butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar yang diujicobakan dalam uji penskalaan respon, ternyata hanya 32 butir dalam kategori diterima dan empat butir dalam kategori ditolak. Oleh karena itu disarankan kepada pengembang instrumen untuk melakukan kalibrasi sampai pada tingkat uji penskalaan respon. 2. Di dalam memilih responden sebagai ujicoba instrumen, hendaknya dipilih responden yang memenuhi syarat tingkat intelektualitas bila dihubungkan dengan kemampuan memahami butir-butir yang menyusun kuesioner motivasi belajar. Daftar Pustaka Dantes, Nyoman Teknik Sampling. Makalah Disajikan dalam Penataran Dosen- Dosen Muda Kopertis Wilayah VIII, pada Tanggal 23 Maret Djamarah, Syaiful Bahri Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Edwards, Allen L Techniques of Attitude Scale Construction. New York: Appleton- Century-Crofts, Inc. Fernandes, H.J.X Testing and Measurement. Jakarta: National Educational Planning Evaluation and Curriculum Development. Gay, L.R Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Third Edition. Columbus: Merrill Publishing Company. 153

10 Good, Thomas L. & Jere E. Brophy Educational Psychology, A Realistic Approach. New York: Longman. Uno, Hamzah B Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 154

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang dimaksud

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM Destaria Sudirman Nurhaty 1, Purnama Sari 1, Notowinarto 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Adapun yang menjadi tempat penelitian yakni SMA Negeri I Tibawa, penetapan lokasi tersebut berdasarkan beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang hubungan kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan dengan kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan menjadi tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di SMK 45 (Jalan Barulaksana No 186 Jayagiri Kab. Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

Lebih terperinci

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Salah satu hal yang paling penting diharapkan dari sebuah penelitian adalah diperolehnya hal yang dapat dipertanggung jawabkan. Atas dasar itu, dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Metode ini memadukan penelitian dan pengembangan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih peneliti didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan locus of control dengan performa atlet pada cabang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan instrumen penilaian afektif

Lebih terperinci

Validasi Instrumen Non Tes dalam Penelitian Pendidikan Matematika. Oleh: Kana Hidayati, M.Pd. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

Validasi Instrumen Non Tes dalam Penelitian Pendidikan Matematika. Oleh: Kana Hidayati, M.Pd. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK P-37 Validasi Instrumen Non Tes dalam Penelitian Pendidikan Matematika Oleh: Kana Hidayati, M.Pd. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Penggunaan instrumen non tes seperti angket, pedoman observasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Darmadi (2011: 165) penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya

BAB III METODE PENELITIAN. Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Tasikmalaya yang berlokasi di Jalan Noenoeng Tisna Saputra Kahuripan Tawang Kota Tasikmalaya 46115. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Azwar (013:5) metode kuantitatif adalah metode yang menekankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara matang dalam rangka untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu menemukan, mengembangkan atau mengkaji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitaif, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran, dan penyajian hasil. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN O X O BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yang merupakan bentuk desain dari Quasi Eksperimental, di mana subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 7 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah metode untuk memecahkan masalah penelitian. Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengetahui hubungan pola asuh dan kecerdasan emosi terhadap perilaku prososial pada remaja akhir, sehingga pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik

Lebih terperinci

Oleh: HESTI NUFRIDA A

Oleh: HESTI NUFRIDA A PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan penelitiannya, penelitian ini berangkat dari adanya permasalahan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang menjadi sasaran penyelidikan dan suatu yang mengacu pada variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya (Hadi,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian melalui penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian a. Tempat Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto. b. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 4 Bandung, di SMA Pasundan 2 Bandung, dan di SMA Negeri 3 Subang. Subjek penelitian dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 34 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Desain dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yang menurut Sugiyono (2014, h.13) dikatakan metode kuantitatif karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu

BAB III METODE PENELITIAN. suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah dalam memecahkan suatu permasalahan (Azwar,2012:1). Desain penelitian dapat diartikan suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian adalah kegiatan pelaksanaan penelitian atau prosedur, standar yang memenuhi kriteria ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan metode akan

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan metode akan BAB III METODE PENELITIAN.1 Metode Penelitian Metode merupakan suatu syarat penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam penelitian, karna keberhasilan suatu penelitian tergantung dari pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2006:270) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam memahami serta mendapatkan pengertian yang jelas tentang judul Kajian Penggunaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan memberikan skala kepada subjek yang diinginkan. Metode ini dipilih karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan masalah dalam proses penyelidikan. Metode merupakan cara seseorang dalam melakukan sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu atau Kuasi (Quasi Experimental) yaitu penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok kontrol dengan kelompok

Lebih terperinci

Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z

Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z Pembobotan Butir Pernyataan Dalam Bentuk Skala Likert Dengan Pendekatan Distribusi Z Oleh : Baso Intang Sappaile ) Abstrak: Skala adalah alat pengumpul data yang dapat merupakan skala penilaian yang sifatnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang Hubungan Lingkungan Keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Lokasi Penelitian dalam penelitian ini yaitu Di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. 2. Populasi dan Sampel Sumber data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR DAN KONSISTENSI INTERNAL TES *) Makalah. Oleh I Wayan Santyasa **)

ANALISIS BUTIR DAN KONSISTENSI INTERNAL TES *) Makalah. Oleh I Wayan Santyasa **) ANALISIS BUTIR DAN KONSISTENSI INTERNAL TES *) Makalah Oleh I Wayan Santyasa **) *) Disajikan dalam work shop bagi para Pengawas dan Kepala Sekolah Dasar di Kabupaten Tabanan Pada Tanggal 0-5 Oktober 005

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data, 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang difokuskan pada penggunaan pendekatan Open-ended terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta. BAB III A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang tepat (sahih, benar, valid) dan dapat dipercaya (dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20 Agustus 2016 di Jakarta, dengan lokasi kantor ABTI asosiasi

Lebih terperinci

(Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY)

(Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY) KESIAPAN MENJADI GURU MAHASISWA AKTIVIS ORGANISASI KEMAHASISWAAN FISE UNY Oleh: Siswanto (Staf Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesiapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 6 Februari hingga 3 Februari tahun pelajaran 009/00 di kelas VII MTs. GUPPI Natar. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditentukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakkan seluruh subjek dalam kelompok belajar untuk diberi perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Pada penelititian kuasi eksperimen (eksperimen semu) menggunakkan

Lebih terperinci

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam penafsiran instrumen dapat disimpulkan. Menurut Popham (1995:187)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan hal penting yang diperlukan dalam penelitian, serta salah satu cara sistematik yang digunakan dalam penelitian. Berhasil tidaknya penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independent. 1) Variabel Terikat (Y) adalah loyalitas kerja ) Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN. Metode Penelitian Pendidikan

PENYUSUNAN INSTRUMEN. Metode Penelitian Pendidikan PENYUSUNAN INSTRUMEN Metode Penelitian Pendidikan Menentukan Menyusun Instrumen Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes Instrumen untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Data penelitian ini dinyatakan dalam bentuk jumlah atau angka yang dihitung secara matematik,

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Ibnu Muchamad Romandhon (0712003) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi belajar dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan model korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA p-issn: 337-5973 e-issn: 44-4838 HUUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEAYA DENGAN PRESTASI ELAJAR FISIKA Effendi Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas (X) kontrol diri dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang datanya berupa angka atau data non angka

Lebih terperinci