Gambar 1 Subsistem SIG [6]

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 1 Subsistem SIG [6]"

Transkripsi

1 1. Pendahuluan Pendidikan merupakan aset yang berharga bagi setiap orang. Dimana melalui pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Tanpa pendidikan, taraf hidup serta standar kualitas seorang manusia bisa dikatakan akan berdampak buruk. Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu tingkatan pendidikan menengah atas yang diselenggarakan untuk mempersiapkan siswa hidup mandiri dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dinas Pendidikan Nasional, mempunyai peran penting dalam mengelola dan merencanakan kualitas pendidikan untuk tingkat SMU dan SMK di Indonesia. Untuk menjalankan perannya dibutuhkan suatu pengelolaan data untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan layanan pendidikan di tingkat SMU atau SMK, terutama informasi sekolah, murid, guru, dan layanan pendidikan lainnya. Penyajian informasi kualitas pendidikan pada suatu daerah dengan cara penggambaran secara geografis memudahkan para pengambil kebijakan untuk menemukan, menganalisa serta mengatasi masalah pendidikan yang terdapat pada daerahnya secara cepat sehingga perlu adanya sebuah sistem informasi berbasis web yang mampu menangani informasi pendidikan. Menurut Sekertaris Dinas Pendidikan Kota Ambon, saat ini Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon masih kesulitan melakukan pencatatan data pendidikan baik itu sekolah maupun layanan pendidikan, fasilitas penunjang, penyebaran guru di Kotamadya Ambon dalam bentuk website secara online. Dampak dari penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) antara lain memudahkan pencatatan dan pengelolaan data pendidikan secara efektif dalam format SIG sehingga informasi pendidikan pada suatu wilayah dapat tersampaikan secara cepat dan tepat. Sehingga para pengambil kebijakan dapat merencanakan, menganalisa, mengambil keputusan dalam pengembangan kualitas pendidikan kedepan untuk tingkat Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan supaya pengelolaan data menjadi terintegrasi dimana data layanan sekolah, data kependudukan digunakan untuk mengolah Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Kelulusan, Mutu Guru, Peta Tematik perbandingan jumlah siswa dan Persebaran SMU dan SMK disajikan menjadi suatu informasi yang digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan di bidang pendidikan. Pemetaan Sekolah merupakan faktor penting dari proses perencanaan pendidikan secara keseluruhan. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas yang memadai, biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang mendukung [1]. Sebagai contoh yang dapat dibuat dengan dasar SIG adalah Sistem Informasi Pemetaan Sekolah (School Mapping) Berbasis WebGIS (Studi Kasus : SMU dan SMK Se- Kotamadya Ambon). Aplikasi ini dimaksudkan untuk pendataan, pemetaan sekolah, dan penyajian informasi tentang SMU dan SMK di Kotamadya Ambon. Aplikasi ini dapat digunakan oleh Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon dan pihak-pihak terkait dan diharapkan bisa menjadi dasar pengambilan keputusan di bidang pendidikan. 2

2 2. Kajian Pustaka Penelitian tentang Sistem Informasi Geografis (SIG) sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah Sistem Informasi Geografis Layanan Pendidikan Tingkat SMU Se-Kodya Semarang. Pada penelitian ini, aplikasi dibangun dengan mengemukakan informasi tentang layanan pendidikan untuk tingkat SMU di Kota Semarang. Dalam penyajian data, aplikasi ini sudah mampu menyediakan informasi mengenai lokasi sekolah dan fasilitas atau objek pendukung lainnya, tapi aplikasi ini tidak membahas tingkat kelayakan fasilitas, rasio siswa, maupun tingkat sumber daya manusia dalam hal ini guru [2]. Sementara itu, penelitian dengan judul Analisis Dan Penyajian Spatial Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Atas di Surakarta menggunakan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web. Penelitian ini, memiliki beberapa kelebihan diantaranya menjelaskan tentang pemetaan kualitas pendidikan SMU, selain itu di dalam penilitian ini sudah mampu menjelaskan APK [1]. Dalam Workshop On School Mapping And Micro Planning di New Delhi, India Juli 1997, menjelaskan pendidikan dasar di India didominasi, didanai dan dikelola oleh pemerintah, oleh karena itu keputusan investasi oleh pemerintah menentukan pola perluasan fasilitas pendidikan. School Mapping merupakan alat perencanaan yang penting untuk mengatasi kemungkinan ketidaksetaraan daerah yang timbul dari kebijakan investasi. [3] Penelitian tentang Pengembangan Model Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Pengelolaan Pendidikan Dalam Era Otonomi Daerah Studi Pengembangan di Kabupaten Sukabumi. Membahas tentang ratio murid dan siswa, serta persebaran guru yang berstatus pendidikan S1 maupun yang belum berstatus pendidikan S1 serta persebaran guru yang masih berstatus belum PNS atau honorer [4]. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini akan dirancang aplikasi Sistem Informasi Pemetaan Sekolah (School Mapping) Berbasis WebGis (Studi Kasus : SMU dan SMK Se-Kotamadya Ambon), untuk menyajikan informasi layanan pendidikan. Selain itu, aplikasi ini juga dirancang untuk mengolah APK, Angka Kelulusan, Mutu Guru, Peta Tematik perbandingan jumlah siswa dan Persebaran SMU dan SMK. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu karena penelitian ini menggunakan representasi SIG baik itu bar chart, tabel maupun peta tematik untuk menampilkan hasil input, proses, output berupa analisis. Aplikasi ini dapat diakses oleh pihak Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon maupun pihak-pihak yang terkait karena aplikasi ini berbasis web, sehingga para pengambil kebijakan dapat mengetahui sejauh mana tingkat kualitas pendidikan, fasilitas penunjang, maupun persebaran guru dan murid SMU dan SMK di Kotamadya Ambon. Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok : sistem, informasi, dan geografis, yang mana lebih menekankan pada unsur informasi geografis. Dengan melihat kata-kata penyusun nama SIG, maka nama SIG dapat dijabarkan sebagai berikut : Sistem, istilah ini digunakan untuk mewakili pendekatan sistem yang digunakan dalam SIG, dengan lingkungan yang kompleks dan komponen yang terpisah-pisah, sistem digunakan untuk mempermudah pemahaman dan penanganan yang terintegrasi. Teknologi komputer sangat dibutuhkan untuk pendekatan ini jadi hampir semua sistem informasinya berdasarkan pada komputer. Informasi, berasal dari pengolahan 3

3 sejumlah data. Dalam SIG informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua data harus diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi intelligent. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografi yang representatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya memilih objek. Geografis, istilah ini digunakan karena SIG dibangun berdasarkan pada geografi atau spasial. Objek ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi. Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat merepresentasikan real-world (dunia nyata) di atas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas kertas. Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas daripada lembaran kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang direpresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau map features, sebagai contoh adalah sungai, taman, kebun, dan jalan. Peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya [5]. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensional. Saat ini, teknologi komputer telah mampu membantu proses pemetaan melalui pengembangan dari automated cartography (Pembuatan Peta) dan Computer Aided Design (CAD) [6]. Sistem Informasi Geografis (SIG) menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut di dalam basisdata. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya di dalam tabel-tabel (relasional). SIG juga menghubungkan unsur-unsur dengan tabel-tabel yang bersangkutan, sehingga atribut-atribut dapat di akses melalui lokasi unsur-unsur peta, dan sebaliknya unsur-unsur peta juga dapat di akses melalui atribut-atributnya [1]. Subsistem SIG terdiri dari beberapa subsistem, seperti yang ditujukan pada gambar 1 yaitu: data input, data output, data management, data manipulation & analysis [6]: Gambar 1 Subsistem SIG [6] Subsistem data input bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan data spasial dan atribut berbagai sumber dan bertanggung jawab dalam mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 4

4 Subsistem data output menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. Subsistem data management mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga muda dipanggil, di-update dan di-edit. Subsistem data manipulation & analysis menetukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Jenis-Jenis Representasi SIG adalah 1) Tabel atau daftar merupakan kumpulan angka yang disusun menurut kategori-kategori atau karakteristikkarakteristik data sehingga memudahkan analisis data. Terdapat tiga jenis tabel yaitu tabel satu arah atau satu komponen, tabel dua arah atau dua komponen, tabel tiga arah atau tiga komponen. Dalam penyusunan tabel memerlukan identitas seperti judul atau nama tabel, judul baris, judul kolom, badan tabel, catatan dan sumber, atau keterangan yang diperlukan [7]; 2) Grafik merupakan gambargambar yang menunjukkan data berupa angka dan biasanya dibuat berdasarkan tabel yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa jenis grafik yaitu : grafik garis (line chart), grafik batang/balok (bar chart), grafik lingkaran (pie chart), dan grafik gambar (pictogram) [7]; 3) Peta tematik merupakan salah satu cara yang ampuh untuk melakukan visualisasi dan analisis data. Terdapat beberapa metode pemetaan tematik yaitu [8]; a) Ranges of values, pemetaan tematik dengan cara ini akan mengelompokkan setiap record ke dalam interval yang ditentukan secara otomatis; b) Graduated symbols, tematik dengan cara ini menggunakan simbol untuk menunjukkan nilai-nilai yang berbeda; c) Dot density, penyajian nilai data menggunakan kepadatan titik-titik di dalam poligon. Setiap titik mewakili nilai tertentu dan besarnya titik memiliki dua pilhan yaitu besar dan kecil; d) Individual values, peta tematik dengan cara ini akan menampilkan point, line, boundary yang ditentukan berdasarkan nilai-nilai setiap record secara individual. Jadi setiap nilai memiliki sendiri jenis warna maupun symbol; e) Bar and pie charts, gambar statistik batang akan ditampilkan pada posisi centroid di boundary atay di lokasi lain sesuai dengan kebutuhan. Variabel tematik yang digunakan lebih dari satu variabel. Sama seperti bar chart map, maka pada pie chart menampilkan bentuk grafik lingkaran. Kemampuan SIG antara lain [9]: 1) Memetakan Letak, data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta; 2) Memetakan Kuantitas yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa; 3) Memetakan Kerapatan (Densities), sewaktu orang melihat konsentrasi dari penyebaran lokasi dari feature, di wilayah yang 5

5 mengandung banyak feature mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi ke dalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan. Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti data penduduk atau data siswa SMU dan SMK. Dengan cara ini orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan siswa tinggi dan mana yang kepadatan siswa rendah; 4) Memetakan apa yang ada di dalam dan di luar suatu area. SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada di luar area. School Mapping atau Pemetaan Sekolah adalah pendekatan normatif perencanaan mikro dari lokasi sekolah. School Mapping juga digunakan untuk menyelidiki dan menjamin distribusi yang efisien dan merata dari sumber daya dalam dan di antara sistem sekolah ketika skala besar reformasi atau ekspansi yang signifikan dari sistem pendidikan terjadi [10]. School Mapping sebagai latihan teknis telah menjadi praktek yang relatif normal dan dilembagakan dalam perencanaan mikro pendidikan. Serta berfungsi dalam menawarkan masukan data teknis dan data non teknis ke dalam setiap perencanaan mikro pendidikan. Perlu dicatat bahwa School Mapping (proses) tidak sama dengan peta sekolah, tapi lebih dari sekedar suatu tabel, representasi grafis atau kartografis dari ruang tertentu atau tempat. Sebagai sebuah proses yang menghasilkan produk fungsional tertentu, School Mapping fundamental perencanaan mikro pendidikan merupakan perencanaan yang didasari dengan ketentuan atau standar, kondisi geografis, demografis, infrastruktur di daerah dan aspirasi serta peran serta masyarakat dalam pendidikan dan difokuskan pada peningkatan efisiensi sumber daya sekolah dan ekuitas [11]. School Mapping menggabungkan dimensi spasial dan demografi ke dalam proses perencanaan pendidikan. Pertanyaan utama yang dijawab oleh School Mapping adalah tempat untuk mencari fasilitas pendidikan. School Mapping membantu untuk mengidentifikasi lokasi yang paling tepat. Tujuan utama School Mapping adalah untuk menciptakan kesetaraan kesempatan pendidikan dengan meratakan kesenjangan yang ada dalam distribusi fasilitas pendidikan. Teknik ini berguna untuk merencanakan semua tingkat pendidikan. Namun, lebih banyak digunakan untuk perencanaan untuk fasilitas pada tingkat pendidikan wajib [3]. Indikator Pendidikan adalah variabel-variabel yang menunjukkan pada suatu keadaan atau kondisi tertentu yang digunakan untuk mengukur perubahan [12]. Dalam hal ini indikator merupakan statistik yang digunakan untuk melengkapi informasi tentang komponen-komponen signifikan dari sistem pendidikan. Tujuan dari indikator adalah untuk menunjukkan seberapa baik suatu sistem bekerja. Seandainya sistem tersebut bekerja dengan kurang baik, maka suatu indikator dapat membantu menentukan arah kemana atau apa yang harus diperbaiki. Kualitas pendidikan di suatu daerah diukur dengan menggunakan beberapa indikator diantaranya [13]: 1. APK, diperoleh dengan membagi jumlah murid dengan jumlah penduduk menurut kelompok usia sekolah yang sesuai dikalikan 100 persen. APK yaitu perbandingan jumlah murid pada jenjang pendidikan SMU dan SMK dengan penduduk kelompok usia SMU dan SMK (16-19 tahun) 6

6 dan dinyatakan dalam persentase. APK ini berguna untuk mengukur persentase banyaknya penduduk usia sekolah yang telah bersekolah dijenjang pendidikan SMU dan SMK. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak penduduk usia SMU dan SMK yang bersekolah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena adanya siswa yang bersekolah diluar usia sekolah dan bersekolah di wilayah lain [1]. APK SMU = APK SMK = Jumlah siswa SMU Jumlah penduduk usia tahun Jumlah siswa SMK Jumlah penduduk usia tahun x 100% x 100% 2. Angka Lulusan diperoleh dengan membagi jumlah murid yang berhasil menyelesaikan pendidikan untuk suatu jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah murid tingkat terakhir pada tahun sebelumnya. Angka Kelulusan, yaitu perbandingan jumlah siswa yang lulus dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian pada tingkat atau kelas III. Semakin tinggi angka kelulusan maka semakin baik kualitas sekolah [1]. AK SMU = AK SMK = Jumlah siswa lulus Jumlah siswa mengikuti ujian Jumlah siswa lulus Jumlah siswa mengikuti ujian x 100% x 100% 3. Persentase Guru Layak Mengajar diperoleh dengan membagi jumlah guru yang memiliki tingkat pendidikan yang sesuai untuk mengajar bidang studi tertentu pada jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan jumlah guru seluruhnya dikalikan 100 persen. Mutu Guru merupakan perbandingan antara jumlah guru yang tingkat pendidikan lebih dari atau sama dengan S1 dengan total guru pada SMU dan SMK. Jika nilai mutu guru 100% berarti semua guru memiliki tingkat pendidikan sesuai dengan bidang yang diajarkan [1]. MG SMU = MG SMK = Jumlah guru S1 Total guru Jumlah guru S1 Total guru x 100% x 100% 3. Metodologi dan Perancangan Sistem Pengembangan sistem informasi ini menggunakan metode Waterfall. Metode ini memiliki empat tahapan yaitu tahap analisis, perancangan,kode, pengujian, dan pemeliharaan. Gambar 2 merupakan skema dari Waterfall Models [14]. 7

7 Gambar 2 Model Proses Waterfall [14] Langkah-langkah dari Model Waterfall: 1. Analisis Kebutuhan, menurut wawancara dengan Sekertaris Dinas Pendidikan Kota Ambon, sistem pendidikan di Kotamadya Ambon dalam tahap terintegrasi, dimana di sekolah khusus untuk tingkat SMU dan SMK sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi dalam hal ini komputer. Untuk pencatatan data-data pendidikan sudah menggunakan teknologi komputer tetapi untuk pengiriman data-data dari tiap-tiap sekolah ke Dinas Pendidikan masih terhambat, ini disebabkan oleh minimnya aplikasi web dan sulitnya terkoneksi dengan jaringan internet. Tanpa internet aplikasi ini tetap berfungsi karena aplikasi digunakan di lingkup Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon, hanya saja untuk pengambilan keputusan atau kebijakan perencanaan pendidikan antara instansi pemerintah kota dengan pemerintah Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon terhambat karena mengingat sulitnya koneksi jaringan internet. Aplikasi yang digunakan untuk menangani pencatatan data-data sekolah sepenuhnya masih menggunakan layanan aplikasi dari pemerintah pusat secara nasional berupa web. Teknologi informasi dalam hal ini sistem informasi pemetaan sekolah sangat memudahkan dan sangat diperlukan dalam menunjang pelayanan publik berupa layanan pendidikan sekolah. Dari hasil wawancara diatas maka, Sistem informasi pemetaan sekolah (School Mapping) berbasis WebGIS merupakan sistem informasi yang dibuat untuk menghasilkan informasi mengenai data-data SMU dan SMK, maupun data kependudukan. Informasi yang disajikan dapat mendekati keakuratan, serta menghasilkan informasi yang mendekati harapan pengguna. Hasil pencarian selain berbentuk data teks dan angka, serta bar chart juga dihasilkan dalam bentuk visual. Dibuatnya sistem informasi ini diharapkan dapat membantu dalam mengelola informasi mengenai layanan pendidikan SMU dan SMK, menangani pencatatan data pendidikan maupun menganalisis kualitas pendidikan. 2. Analisis Kebutuhan Sistem, pentingnya suatu sistem informasi yang dapat memberikan informasi pemetaan dan layanan fasilitas sekolah, khusus untuk tingkat SMU dan SMK di Kotamadya Ambon. Informasi tentang letak sekolah dan informasi layanan fasilitas pendidikan harus sampai ke user dengan jelas dan lengkap. Sistem ini nantinya digunakan atau dikelola oleh Dinas Pendidikan Kota Ambon dalam hal ini berperan sebagai administrator dan user. Administrator adalah orang yang diberi hak akses untuk manage data, sedangkan user dalam sistem ini adalah para pengambil kebijakan baik dalam lingkup Dinas Pendidikan Kota Ambon maupun 8

8 dalam lingkup pemerintah daerah yang hanya mempunyai hak akses untuk melihat, menganalisis serta mengambil kebijakan tentang perkembangan kualitas pendidikan. Administrator berperan penting dalam add data, update data, delete data, di dalam sistem. User mengakses sistem ini, kemudian user bisa melihat peta lokasi sekolah maupun peta wilayah kecamatan di Kotamadya Ambon, user juga bisa melihat dan mencari informasi mengenai letak sekolah, detail siswa, detail guru, fasilitas penunjang sekolah, APK siswa per kecamatan, angka kelulusan siswa per kecamatan, mutu guru, peta tematik dan persebaran sekolah per kecamatan dalam bentuk bar charts dan tabel. System functional requirement merupakan kebutuhan yang menentukan kondisi atau kapasitas yang harus dimiliki oleh sistem atau komponen. system functional requirement terdiri atas kebutuhan fungsional dan non fungsional [15]. Spesifikasi perangkat lunak terbagi menjadi kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional sistem : Kebutuhan Fungsional, pada tahap ini analisis terhadap kebutuhan fungsional antara lain : Sistem mengharuskan administrator login dengan memasukan username dan password dengan benar tanpa melakukan registrasi terlebih dahulu, username dan password administrator sudah terdaftar di dalam database. Jika berhasil login maka administrator mempunyai hak akses untuk untuk menambahkan data, mengedit data, dan menghapus data di dalam sistem. Sistem menyediakan layanan kepada user untuk melihat peta lokasi sekolah, peta tematik perbandingan jumlah siswa dan persebaran SMU dan SMK di Kotamadya Ambon. Sistem menampilkan informasi sekolah, guru, siswa, bahkan layanan fasilitas sekolah kepada user. Sistem menampilkan informasi tentang APK, angka kelulusan, dan mutu guru per kecamatan dalam bentuk bar chart. Sistem membatasi dalam pencarian informasi yaitu informasi sekolah dan guru. Kebutuhan Non Fungsional, pada tahap ini spesifikasikan ukuran kuantitatif yang akan dipenuhi oleh sistem, diantaranya kemanan, performansi, ketersediaan, dan aksesibilitas. Keamanan pengelolaan sistem hanya dapat diakses oleh administrator yang memiliki username dan password, sedangkan user dibatasi hak aksesnya hanya untuk melihat dan mencari informasi. Kemampuan sistem memberikan respon terhadap aksi user dalam waktu kurang dari lima detik, dan penyampaian informasi dari sistem ke user diproses dalam waktu lima detik. Ketersediaan peta yang di edit memakai tools ArcView 3.2 dan ditampilkan menggunakan ASPMap dan interface web menggunakan Visual Studio.Net serta bahasa pemograman ASP.Net dan framework.net sehingga dapat diakses oleh user. Aksesibilitas sistem informasi ini hanya diakses di dalam lingkup Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon. 3. Analisis Kebutuhan Data, untuk mendukung pelaksanaan sistem dilakukan studi literature dengan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang tertulis pada buku, jurnal laporan penelitian, maupun informasi dari internet. Wawancara dengan Sekertaris Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon, ahli khusus di bidang SIG dan pendidikan dan ahli di bidang teknologi informasi dan pemetaan. Data diperoleh dari Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon, dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku. Data yang digunakan 9

9 dikelompokkan menjadi dua yaitu data spasial dan data non spasial. Data data dapat dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Tabel Klasisfikasi Data Jenis Data Nama Data Keterangan Spasial Non Spasial Wilayah (Kecamatan) Sekolah Tabel Data Wilayah Tabel Data Desa Tabel Data Sekolah Tabel Data Fasilitas Tabel Data Siswa Tabel Data Guru 10 Editing menggunakan ArcView 3.2 kemudian di ekspor ke dalam bentuk ShapeFile (*SHP) Tabulasi tabel, input menggunakan keyboard Tabel 1 merupakan tabel jenis data dibagi menjadi dua bagian yaitu data spasial dan data non spasial. Data spasial yang terdiri dari data wilayah berupa peta Kotamadya Ambon. Sedangkan pada data sekolah yaitu letak atau koordinat tiap SMU dan SMK yang tersebar di Kotamadya Ambon. Data wilayah dan data sekolah ini dalam bentuk ShapeFile (*SHP). Data non spasial merupakan data angka maupun data text pada data wilayah, data desa, data sekolah, data fasilitas, data siswa, dan data guru. Data-data inilah yang akan dipakai dan diproses menjadi suatu informasi yang diharapkan berguna buat user atau pengguna. 4. Analisis Input, administrator berperan penting dalam sistem ini, administarator diberi hak akses berupa username dan password, kemudian administrator dapat menambahkan, mengedit, bahkan menghapus data yang terdapat di dalam sistem. Dalam sistem yang dibuat diperlukan data spasial dan data non spasial antara lain, data spasial berupa peta lokasi SMU dan SMK dan peta Kotamadya Ambon. Data non spasial berupa data sekolah, data fasilitas, data siswa, data guru, data desa maupun data wilayah. Data-data ini yang menjadi pelengkap dibuatnya sistem informasi geografi. Data spasial dan data non spasial digabungkan dan diproses maka terciptanya suatu output informasi yang berguna dan dapat dijadikan bahan untuk pengambilan kebijakan. 5. Analisis Alur Kerja, sistem yang dibuat merupakan suatu sistem informasi geografi yang memetakan lokasi sekolah, sehingga user dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis serta mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berikut ini adalah alur kerja sistem yang dibuat antara lain: Administrator melakukan login agar bisa mengakses sistem. Administator memasukan data ke dalam database. Administrator menambahkan data, mengupdate data, menghapus data pada database. Data spasial berupa lokasi sekolah dan wilayah ditampilkan pada tampilan web. Data non spasial berupa data sekolah, data fasilitas, data siswa, data guru, data desa yang terdiri dari jumlah laki-laki dan perempuan, data wilayah yaitu kategori umur penduduk ditampilkan pada tampilan web.

10 Data non spasial berupa data APK, angka kelulusan, dan mutu guru per kecamatan ditampilkan pada tampilan web dalam bentuk bar chart. Pencarian data dibatasi hanya pada data sekolah dan guru. User dibatasi hak akses hanya pada melihat dan mencari informasi pada tampilan web. Pencarian data yang dilakukan user dibatasi menggunakan keyword nama sekolah, jenjang sekolah. Sedangkan pencarian guru dibatasi hanya menggunakan keyword nip guru, nama guru dan tingkat pendidikan guru. Web server dan database server terletak di komputer server sehingga klien hanya mengakses antar muka yang disediakan server. 6. Analisis Output, pengelompokan data menjadi data spasial dan non spasial menghasilkan output. Output pada data spasial berupa peta lokasi sekolah, peta wilayah, peta tematik dan persebaran sekolah per kecamatan di Kotamadya Ambon. Pada data non spasial, output yang ditampilkan berupa text dan angka, antara lain informasi sekolah dan fasilitas penunjang, informasi siswa, informasi guru, informasi tentang jumlah penduduk dan kategori umur penduduk. Selain itu, output yang ditampilkan pada web ini adalah dalam bentuk bar chart dan tabel. Bar chart yang ditampilkan adalah APK siswa per kecamatan, angka kelulusan siswa per kecamatan dan mutu guru per kecamatan di Kotamadya Ambon. Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram atau diagram aliran data adalah model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Sejauh ini banyak pakar menggunakan lebih banyak komponen dalam perancangan suatu sistem untuk menjelaskan sistemnya. DFD hanya memiliki empat komponen dasar dalam mengilustrasikan bagaimana aliran data dalam suatu sistem, komponen tersebut adalah entitas (entities), proses (process), media penyimpanan (data storage) dan arus data (data flows). Diagram Konteks (Context Diagram) adalah diagram level tertinggi dari DAD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Diagram kontek ini menggambarkan satu kesatuan proses secara keseluruhan. Jika terdapat banyak arus data dalam Diagram kontek, dapat diberikan kode angka atau abjad dan kemudian diberikan penjelasan. Istilah lain dari Diagram kontek adalah DFD Level nol. Adapun context diagram level noldari sistem ini terdapat pada Gambar 3. Gambar 3 Context Diagram Level 0 Sistem Informasi Pemetaan Sekolah 11

11 Gambar 3 diagram context menjelaskan secara umum sebuah alur sistem yang dibuat untuk memenuhi harapan dari berbagai pihak terkait, dimana data sekolah, data siswa, data guru, peta Kotamadya Ambon, maupun data penduduk per wilayah yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota, Badan Pusat Statistik disajikan menjadi satu ke dalam sebuah Sistem Informasi Pemetaan Sekolah. Data-data tersebut kemudian diakses oleh user atau pengguna sebagai suatu informasi yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan user akan informasi layanan pendidikan SMU dan SMK se-kotamadya Ambon. Para pengambil kebijakan yaitu Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon dan Pemerintah Kotamadya Ambon mengakses sistem ini, dan hasil analisis yang diperoleh berupa APK, Mutu Guru, Angka Kelulusan, Peta Tematik Perbandingan Jumlah Siswa dan Persebaran Sekolah digunakan sebagai alat evaluasi mutu atau kualitas serta perencanaan pendidikan di Kotamadya Ambon. Gambar 4 Data Flow Diagram Level 1 Gambar 4 data flow diagram level 1, menjelaskan alur sistem dalam menambahkan, mengubah, menghapus data oleh administrator sampai pada proses pencarian oleh user. Administrator mengakses sistem untuk menambah data pendidikan dan data wilayah ke dalam database, dimana data tersebut berupa data sekolah, data fasilitas sekolah, data siswa, data guru, maupun data wilayah yang di dalamnya terdapat data penduduk. Selain itu, administrator juga bertugas dalam mengubah bahkan menghapus data, menambahkan peta yang file formatnya berupa *SHP ke dalam sistem kemudian ditampilkan dalam form pencarian, dan hasil atau output dari data-data tersebut adalah informasi-informasi baik berupa text, angka, maupun chart dan tabel yang berguna oleh user atau pengguna. 12

12 Entity Relantionship Diagram (ERD) tsekolah tfasilitas 1. id 2. npsn 3. nama_ruang 4. kondisi_baik 5. kondisi_rusakringan 6. kondisi_rusakberat n Terdapat Terdapat npsn 2. Id_kec 3. nip_guru 4. nama 5. status 6. jenjang 7. alamat 8. kota 9. desa 10. website 11. kodepos 12. notelp 13. x 14. y 15. angka_kelulusan 16. sma 17. d1 18. d2_d3 19. s1 20. s2 1 Terdapat 1 n Terdapat tsiswa 1. npsn 2. jumlah_siswa 3. jumlah_lakilaki 4. jumlah_perempuan n n 1 tguru twilayah 1. nip 2. id_sekolah 3. nama 4. jenis_kelamin 5. tanggal_lahir 6. golongan 7. status 8. tahun_mengajar 9. keahlian 10. tingkat_pendidikan 11. relevansi n Terdapat 1 1. id 2. nama 3. jumlah_penduduk a. jumlah umur 0-6thn b. jumlah_umur7-12thn c. jumlah_umur13-15thn d. jumlah_umur16-19thn e. jumlah_umur20-n 4. file_shp 1 1 Terdapat Terdapat n tinfodesa 1. Nama_desa 2. Id_kecamatan 3. Penduduk_lakilaki 4. Penduduk_perempuan 5. Total_penduduk Gambar 5 Entity Relation Diagram (ERD) Entity Relantionship Diagram (ERD) yang merepresentasikan secara grafis hubungan antar entitas yang ditujukan pada Gambar 5. Entity relation diagram (ERD), menjelaskan tentang hubungan antar tabel-tabel yang terdapat pada database. Masing-masing tabel terdapat primary key dan foreign key yang digunakan untuk menghubungkan tabel yang satu dengan tabel yang lain. Pada tabel sekolah dijelaskan bahwa pada satu sekolah terdapat banyaknya fasilitas, satu sekolah terdapatnya banyaknya guru, dan satu sekolah terdapat banyaknya jumlah siswa. Pada tabel wilayah dijelaskan bahwa pada satu wilayah terdapat banyaknya sekolah, satu wilayah terdapat banyaknya siswa, dan satu wilayah terdapat banyaknya guru, satu wilayah terdapat banyaknya desa. 4. Hasil dan Pembahasan Antarmuka yang dihasilkan dari sistem WebGIS ini berupa interface atau tampilan yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Secara garis besar, isi dari antarmuka utama terdiri dari beberapa menu utama dan sub menu, yaitu: Menu utama terdiri dari home, kecamatan, sekolah, analisis dan administrator. Kemudian, sub menu terdiri dari sub menu kecamatan, info guru dan info sekolah, analisis APK, analisis angka kelulusan, mutu guru dan peta tematik perbandingan jumlah siswa per kecamatan dan persebaran sekolah. Sedangkan peta terdiri dari peta wilayah kecamatan, peta lokasi sekolah, peta tematik perbandingan jumlah siswa per kecamatan dan persebaran sekolah. Terdapat dua macam bentuk 13

13 antarmuka pada sistem ini yaitu antarmuka user dan antarmuka administrator. Pada dasarnya antarmuka untuk user dan administrator sama saja hanya dibedakan ruang lingkupnya. Tampilan Home Tampilan form home merupakan tampilan utama saat aplikasi dijalankan. Pada tampilan ini user dapat mengakses menu bar lain yang sudah disediakan berupa home, kecamatan, sekolah dengan info guru dan info sekolah, analisis dengan APK, angka kelulusan dan mutu guru. Tampilan form home ditunjukan pada Gambar 6. Gambar 6 Tampilan Form Home Tampilan form home pada Gambar 6 menampilkan tentang layout peta lokasi sekolah di lima kecamatan yaitu Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, Kecamatan Teluk Ambon, Kecamatan Sirimau dan Kecamatan Leitimur Selatan dalam bentuk peta. Pada layout peta memiliki menu navigasi antara lain : ikon zoom in, ikon zoom out, ikon zoom area, ikon identification, ikon navigasi dan skala yang digunakan adalah enam kilometer. Pada layout Kecamatan Di Kotamadya Ambon menampilkan lima kecamatan di Kotamadya Ambon dengan total penduduk, total bangunan sekolah dan total siswa, serta membantu user untuk mencari lokasi sekolah per kecamatan. Peta wilayah Kotamadya Ambon di edit menggunakan tools Arcview 3.2 dan tipe file yang digunakan adalah shapefile, sedangkan koordinat yang digunakan diperoleh dari tools Google Earth. Koordinat latitude dan longitude yang diperoleh dari Google Earth masih dalam bentuk Degree Minute Second (DMS) dan di konversikan ke dalam Degree Decimal (DD). Tampilan Analisis Tampilan form analisis merupakan tampilan untuk menganalisis tingkat kualitas pendidikan. Penjelasan tentang APK, Angka Kelulusan, Mutu Guru, Peta Tematik perbandingan Jumlah Siswa dan Persebaran Sekolah ditunjukan pada Gambar 7, Gambar 8, Gambar 9 dan Gambar

14 Gambar 7 Tampilan Form Analisis APK Gambar 7 merupakan tampilan form analisis. Pada form ini ditampilkan hasil output dari perhitungan jumlah siswa SMUdan SMK dengan kategori jumlah penduduk umur tahun dikali dengan 100% sehingga menghasilkan persentase APK SMU dan SMK per kecamatan dalam bentuk bar chart dan tabel. Pada bar chart SMU ditandai dengan warna merah dan SMK dengan warna hijau. Persentase APK siswa pada Kecamatan Teluk Ambon Baguala adalah SMU 40,99% dan SMK 25,32%. Kecamatan Teluk Ambon adalah SMU 145,84% dan SMK 75,24%. Kecamatan Sirimau adalah SMU 50,33% dan SMK 9,04%. Kecamatan Nusaniwe adalah SMU 43,25% dan SMK 19,21%. Kecamatan Leitimur Selatan adalah SMU 6,33% sedangkan Kecamatan Leitimur Selatan tidak memiliki SMK. Ini dibuktikan dengan adanya nilai persentase APK siswa SMU maupun SMK tertinggi di wilayah Kecamatan Teluk Ambon, karena pada wilayah Kecamatan Teluk Ambon berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Wilayah Kabupaten Maluku Tengah tidak memiliki SMU dan SMK sehingga penduduk dari wilayah Kabupaten Maluku Tengah dengan usia sekolah tahun berpartisipasi dalam pendidikan di wilayah Teluk Ambon. Tabel perbandingan jumlah siswa umur tahun di wilayah Kecamatan Teluk Ambon yang hanya mencapai angka 898 jiwa tidak sebandingan dengan jumlah siswa SMU yang mencapai angka siswa. Persentase APK terendah di wilayah Kecamatan Leitimur Selatan yang hanya mencapai angka 6,33%, Karena pada wilayah ini hanya memiliki satu SMU dan jumlah penduduk usia tahun yang mencapai angka jiwa tidak sebandingan dengan satu SMU, sehingga banyaknya penduduk usia ini lebih memilih bersekolah di wilayah kecamatan lain. APK siswa SMK terendah berada di Kecamatan Sirimau yaitu 9.04%. Gambar 8 Tampilan Form Analisis Angka Kelulusan 15

15 Gambar 8 merupakan tampilan form analisis angka kelulusan. Form ini menampilkan angka kelulusan siswa SMU dan SMK per kecamatan di Kotamadya Ambon tahun dalam bentuk bar chart dan tabel. Bar chart SMU ditandai dengan warna merah dan bar chart SMK ditandai dengan warna hijau. Persentase angka kelulusan siswa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala adalah SMU 94,58% dan SMK 96,66%. Kecamatan Teluk Ambon adalah SMU 98,37% dan SMK 89,59%. Kecamatan Sirimau adalah SMU 95,31% dan SMK 20,77%. Kecamatan Nusaniwe adalah SMU 92,14% dan SMK 20,79%. Kecamatan Leitimur Selatan adalah SMU 97,65% sedangkan di kecamatan ini tidak memiliki SMK. Angka kelulusan SMU maupun SMK di setiap kecamatan di Kotamadya Ambon tidak jauh berbeda dan persentase angka kelulusan tidak berada di bawah 90%, hanya di Kecamatan Sirimau dan Nusaniwe angka kelulusan SMK yang persentase-nya dibawah 50% yaitu 20,79% dan yang paling terendah di Kecamatan Sirimau 20,77%. Ini dipengaruhi oleh faktor internal siswa seperti kurang memotivasi diri sendiri dan motivasi dari orangtua, sering terganggu kondisi kesehatan dan faktor eksternal antara lain lingkungan sosial yang mempengaruhi belajar siswa, metode mengajar guru yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa, tidak memotivasi siswa berprestasi dengan cara memberikan beasiswa dan fasilitas penunjang yang kurang lengkap. Persentase angka kelulusan tertinggi SMU di Kecamatan Teluk Ambon yaitu 98,37% dan SMK di Kecamatan Teluk Ambon Baguala 96,66%, ini dikarenakan metode belajar siswa baik itu motivasi dari diri sendiri atau orangtua, kondisi kesehatan siswa, suasana belajar atau lingkungan yang mempengaruhi, prestasi siswa di sekolah, metode mengajar guru, fasilitas sekolah yang lengkap maupun beasiswa untuk siswa berprestasi berfungsi dengan baik. Sedangkan angka kelulusan SMU terendah berada di Kecamatan Nusaniwe yaitu 92,14%. Gambar 9 Tampilan Form Analisis Mutu Guru Gambar 9 merupakan form analisis mutu guru. Form analisis mutu guru menampilkan informasi tentang kualitas guru diukur dari tingkat pendidikan dalam bentuk bar chart dan tabel. Bar chart mutu guru SMU ditandai dengan warna merah dan bar chart mutu guru SMK ditandai dengan warna hijau. Persentase mutu guru di Kecamatan Teluk Ambon Baguala adalah SMU 93,30% dan SMK 84,59%. Kecamatan Teluk Ambon adalah SMU 97,74% dan SMK 42,22%. Kecamatan Sirimau adalah SMU 97,45% dan SMK 97,85%. Kecamatan Nusaniwe adalah SMU 92,05% dan SMK 76,85%. Kecamatan Leitimur Selatan adalah SMU 100% dan di kecamatan ini tidak memiliki SMK. Persentase mutu 16

16 guru tertinggi di SMU di Kecamatan Leitimur Selatan yaitu 100% dan persentase muru guru terendah di Kecamatan Nusaniwe yaitu 92,05%. Sedangkan persentase mutu guru tertinggi SMK di Kecamatan Sirimau yaitu 97,85% dan terendah di Kecamatan Teluk Ambon yaitu 42,22%. Gambar 10 Tampilan Form Analisis Peta Tematik dan Persebaran Sekolah Gambar 10 merupakan tampilan peta tematik dan persebaran SMU dan SMK di Kotamadya Ambon. Pada peta tematik warna biru tua menunjukan angka kepadatan siswa tertinggi yaitu di Kecamatan Sirimau anak, kemudian Kecamatan Nusaniwe anak, Kecamatan Teluk Ambon Baguala anak, Kecamatan Teluk Ambon anak dan angka kepadatan siswa terendah yaitu di Kecamatan Leitimur Selatan 227 anak. Dari hasil analisis peta tematik kepadatan siswa SMU dan SMK di Kotamadya Ambon menunjukan tingkat minat dan partisipasi siswa untuk bersekolah di Kecamatan Sirimau lebih tinggi dari kecamatan lain. Hal ini dikarenakan persebaran sekolah SMU dan SMK terjadi di Kecamatan Sirimau yaitu 12 gedung sekolah, dan di Kecamatan Nusaniwe yaitu 12 gedung sekolah. Sedangkan, di Kecamatan Teluk Ambon dan Kecamatan Teluk Ambon Baguala masing-masing hanya enam gedung sekolah dan Kecamatan Leitimur Selatan hanya satu gedung sekolah. Tampilan Proteksi Data Untuk melakukan pengujian input data dengan memberikan input data kosong pada form sekolah, form guru, dan form kecamatan, seperti ditunjukan pada Gambar 11. Gambar 11 Proteksi Tambah Data Sekolah, Tambah Data Guru, Tambah Data Kecamatan 17

17 Gambar 11 merupakan salah satu contoh proteksi inputan pada form tambah data sekolah,form tambah data guru dan form tambah data kecamatan jika user belum memasukan data yang kosong pada aplikasi. Form data kecamatan jika user belum memasukan data yang kosong pada aplikasi maka akan akan terjadi proteksi. Pengujian fungsi program, dilakukan untuk melihat apakah fungsi program di awal analisa kebutuhan pada sistem sudah di implementasikan pada aplikasi atau tidak. Sesuai dengan kebutuhan manage data sekolah, manage data fasiltas sekolah manage data guru, dan siswa, dan manage data kecamatan. Dari hasil pengujian aplikasi Sistem Informasi Pemetaan Sekolah (School Mapping) Berbasis WebGIS Studi Kasus: SMU dan SMK Se-Kotamadya Ambon ini secara keseluruhan, tidak terdapat kesalahan (bug dan error) pada aplikasi dan aplikasi berjalan dengan baik. Pengujian Sistem Pengujian sistem merupakan langkah akhir dari implementasi Sistem Informasi Pemetaan Sekolah Berbasis WebGIS Studi Kasus: SMU dan SMK Se- Kotamadya Ambon sebelum di implementasikan. Pengujian sistem aplikasi ini menggunakan blacbox testing. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan aplikasi (apakah masih terdapat bug atau error). Pengujian blackbox berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian blackbox berusaha menemukan kesalahan dalam kategori : Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface. kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminasi. Tabel 2 Tabel Hasil Pengujian Blackbox Testing Item Pengujian Detail Pengujian Validasi User akses website Tampilan Home berfungsi dengan baik User memperbesar dan memperkecil peta User klik ikon semua sekolah pada peta User akses tampilan Kecamatan User akses tampilan Sekolah User input keyword pencarian Guru dan Sekolah User akses tampilan Analisis Admin login Akses tampilan Sekolah Ikon zoom in berfungsi dengan baik. Ikon zoom out berfungsi dengan baik Semua ikon sekolah pada peta merespon dengan baik dan aplikasi menampilkan detail sekolah Tampilan submenu bar Kecamatan merespon dengan baik Tampilan submenu bar Info Guru dan Info Sekolah berfungsi dengan baik Pencarian Guru berdasarkan nama, nip, dan status pendidikan berfungsi dengan baik. Pencariaan Sekolah berdasarkan nama sekolah menggunakan huruf kecil dan huruf besar berfungsi dengan baik Tampilan Analisis APK, Angka Kelulusan, Mutu Guru, Peta Tematik dan Persebaran Sekolah berfungsi dengan baik Sistem merespon baik username dan password admin Tambah data diberikan proteksi dan berfungsi dengan baik, edit data dan hapus data berfungsi dengan baik 18

18 Akses tampilan Guru Akses tampilan Kecamatan Tambah data diberikan proteksi dan berfungsi dengan baik, edit data dan hapus data berfungsi dengan baik Field data pada tampilan Kecamatan diberikan proteksi, dan tambah data berfungsi dengan baik 5. Simpulan Setelah melakukan analisis, perancangan dan pengujian terhadap apliaksi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Sistem Informasi Pemetaan Sekolah (School Mapping) berbasis WebGIS dapat memberikan analisis terhadap kualitas pendidikan dengan menggunakan beberapa indikator berupa APK, Angka Kelulusan, Mutu Guru yang hasilnya dapat digunakan dalam perencanaan perbaikan kualitas pendidikan di wilayah Kotamadya Ambon. Ini di buktikan dengan adanya nilai persentase APK siswa, Angka Kelulusan siswa dan Mutu Guru tertinggi dan terendah SMU dan SMK di lima wilayah di Kotamadya. Peta tematik perbandingan jumlah siswa dan peta tematik persebaran SMU dan SMK memberikan dampak yang besar dalam pemerataan distribusi jaringan sekolah. Peta tematik digunakan untuk menyimpulkan dan menganalisis tingkat kepadatan siswa dengan tingkat persebaran sekolah. Para pengambil kebijakan baik Dinas Pendidikan Kota Ambon maupun Pemerintah Kotamadya Ambon dapat menggunakan aplikasi ini untuk merancang mutu pendidikan dalam hal menata kembali distirbusi jaringan sekolah sehingga jumlah siswa sebanding dengan jumlah sekolah dan UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sistem ini sudah mampu menambahkan objek sekolah baru berupa koordinat x dan y secara langsung ke dalam sistem tanpa menggunakan aplikasi desktop GIS. Sebagai bahan pertimbangan dalam penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Pemetaan Sekolah (School Mapping) Berbasis WebGIS Studi Kasus : SMU dan SMK Se-Kotamadya adalah sebagai berikut : Sistem ini perlu dikembangkan lebih lanjut, misalnya perlu dikembangkan sistem informasi geografis sekolah berbasis WebGIS yang secara khusus berorientasi pada ruang lingkup yang lebih besar. Dalam pengembangan Sistem Informasi Pemetaan Sekolah (School Mapping) Berbasis WebGIS Studi Kasus : SMU dan SMK Se-Kotamadya Ambon salah satu kekurangannya adalah belum dipetakan semua data yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk pengembangan selanjutnya sistem ini dapat dilakukan inputan data baru misalnya data lima tahun terdahulu yang digunakan untuk menganalisis kualitas pendidikan. 6. Daftar Pustaka [1] Andriyani, 2010, Analasis Dan Penyajian Spatial Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Atas Di Surakarta Menggunakan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web, Skripsi S1, Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. [2] Praseta, Uun, 2009, Sistem informasi geografis layanan pendidikan tingkat SMU se-kodya Semarang. Skripsi Program S1, Fakultas Teknologi Informasi Univeristas Kristen Satya Wacana (Tidak dipublikasikan). [3] NIEPA, New Delhi, July 1997, Concept of School Mapping & Micro Planning, Diakses tanggal 10 Oktober

19 [4] Yani, Ahmad, Nur M Djakaria, 2007, Pengembangan Model Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Pengelolaan Pendidikan Dalam Era Otonomi Daerah (Studi Pemngembangan di Kabupaten Sukabumi). [5] Prahasta, Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis, Informatika, Bandung. [6] Prahasta, 2005, Sistem Informasi geografis Konsep-konsep Dasar, Penerbit Informatika, Bandung. [7] Boediono dan Koster, 2004, Teori dan Aplikasi Statiska dan Probalitas. Bandung: PT Remaja Rodaskarya Offset. [8] IUT, Geospasial, Workshop GIS, Pemetaan Tematik, Laboratorium Ilmu Ukur Tanah dan Geospasial (IUT dan Geospasial), Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. [9] Prasetyo, Hary, Daniel, Sistem Informasi Geografis (SIG) Tata Guna Lahan, Ilmu Komputer.com. [10] Caillods, F. (1983). Module I: School mapping and micro planning concepts and processes. In F. Caillods, J. Casselli, T. N. Châu & G. Porte (Eds.), Training materials in educational planning, administration and facilities: School mapping and micro planning in education. Paris, France:IIEP/UNESCO. [11] Hite J. Steven, July 2008, School Mapping and GIS in Education Micro-planning, Department Of Educational Leadrship and Foundations Brigham Young University Provo, Utah USA. [12] Hart, M. 2004, Sustanable Measures: Charateristics of Effective Indicators. [13] Chamidi, Safrudin Makna dan Aplikasi Sederhana Indikator Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Badan Pendidikan dan Pengembangan, Pusat Data dan Inforamasi Pendidikan, Bidang Pendayagunaan Data dan Informasi. [14] Demers, Michael N Fundamentals of geographic information system, New York: John Wiley & Sons,Inc. [15] Ludwig Consulting Services, LLC, website 20

PENGEMBANGAN WEBGIS DALAM PEMETAAN SEKOLAH (SCHOOL MAPPING) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUKOHARJO MAKALAH

PENGEMBANGAN WEBGIS DALAM PEMETAAN SEKOLAH (SCHOOL MAPPING) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUKOHARJO MAKALAH PENGEMBANGAN WEBGIS DALAM PEMETAAN SEKOLAH (SCHOOL MAPPING) UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SUKOHARJO MAKALAH Program Studi Teknik Informatika Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang sama pernah dilakukan sebelumnya oleh Bambang Pramono (2016) di STMIK AKAKOM dalam skripsinya yang berjudul Sistem Informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis Pemakai Dari hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Maluku dan hasil observasi diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data SMA dan SMK di Nias Barat masih menggunakan daftar tabel yang tertulis, banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMANTAUAN PENYEBARAN TENAGA PENGAJAR (Studi Kasus: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar) 1 Medyantiwi Rahmawita, 2 M. Afdal 1,2 Program Studi Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa

Lebih terperinci

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDATAAN BANGUNAN BERDASARKAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI KABUPATEN MERAUKE Agustan Latif 1 dan Suwarjono 2 (1) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Musamus

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN MADRASAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Ahmad Hasanuddin, Ilyas Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI) Jl.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Kejahatan di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Muhammad Solikhul Ihsan 1*, Nataniel Dengen 2, Ummul Hairah 3 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Apotik 24 Jam di Kota Medan masih bersifat manual, banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 28 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang dibutuhkan untuk membangun Aplikasi Berbagi Cerita Wisata Surakata Berbasis Android yaitu meliputi hardware dan software

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset IT Pada PT. Tirta Investama Plant Citeureup Berbasis Web

Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset IT Pada PT. Tirta Investama Plant Citeureup Berbasis Web Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset IT Pada PT. Tirta Investama Plant Citeureup Berbasis Web Design of IT Asset Management Information System At PT. Tirta Investama Plant Web Based Citeureup

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Plaza yang ada di Kota Medan, masih bersifat manual, banyaknya kendala

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Analisa sistem yang sedang berjalan dalam memberikan informasi tentang lokasi Bengkel Resmi Honda pada CV. Indako Trading Co masih

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. TampilanHasil Adapun tampilan hasil dari sistem informasi geografis lokasi gedung bioskop di Medan adalah sebagai berikut: IV.1.1. Tampilan Menu User IV.1.1.1.Tampilan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi pemasaran produk

Lebih terperinci

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp. 21 30 ISSN 1829-667X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO Budi Santosa, Nur Heri Cahyana, Dita Ratna Kristanti

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi RINGKASAN SKRIPSI Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informatika dengan produk yang bernama Flexi. Telkom Flexi tersebut merupakan suatu operator yang menggunakan

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah penelitian. Sedangkan penelitian adalah suatu proses dalam menemukan sesuatu, baik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Informasi lokasi rawan narkoba di kota Medan adalah menggambarkan lingkungan rawan narkoba yang harus dihindari oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis daerah tertib lalu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. masyarakat serta lembaga usaha dalam menghadapi ancaman bencana.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. masyarakat serta lembaga usaha dalam menghadapi ancaman bencana. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Uraian Permasalahan Identifikasi masalah yang ada di Pusdalops-PB Jawa Timur adalah penilaian bahaya terhadap bencana. Penilaian bahaya ini digunakan untuk menyusun

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode Penelitian dan Perancangan Sistem Dalam penelitian ini akan dilakukan representasi informasi demografi kependudukan di Provinsi Jawa Tengah, dari mulai data mentah yang dibukukan menjadi output

Lebih terperinci

BAB III. PERANCANGAN SISTEM

BAB III. PERANCANGAN SISTEM BAB III. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Kebutuhan Sebagaima dijelaskan pada bab satu tentang konsep point of sales berbasis website yang mampu memudahkan pencatatan data produk penjualan. Penulis dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Di Kota Medan Berbasis Web yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG Afif Luthfi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Email : luthrev@gmail.com ABSTRAK : Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM II.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Yayasan Pendidikan Katolik Budi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 2 Latar Belakang... 2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan... 4 1.4 Rumusan Masalah... 4 1.5 Keluaran... 4 TENTANG WebSIGIT... 5 Fungsi dan Manfaat... 5

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Jurnal CoreIT, Vol.2, No.1, Juni 26 Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif Eko Budi Setiawan 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur

Lebih terperinci

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG Pembimbing : Arif Basofi, S. Kom Arna Fariza, S.Kom, M. Kom Oleh : Yulius Hadi Nugraha 7406.030.060 Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Travel merupakan suatu agen yang melayani persoalan tiketing seperti pesawat terbang, kapal laut dan juga kereta api. Travel ini sudah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas

BAB IV PEMBAHASAN. grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Basisdata Struktur logika dari suatu database dapat digambarkan kedalam sebuah grafik dengan menggunakan diagram relasi entitas (ERD). Diagaram relasi entitas ini dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan.

BAB III ANALISA DAN DESAIN. sistem yang akan dirancang, evaluasi pada masalah yang ada adalah : informasi lokasi SMU dan SMK di kota medan. BAB III ANALISA DAN DESAIN III.1. Analisis Masalah Pada tahap analisis ini bertujuan untuk mencari informasi mengenai masalah yang ada guna mendapatkan bahan evaluasi untuk pengembangan pada sistem yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Internasional di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan, desain sistem,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana

Lebih terperinci

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 1 Implementasi Bagian ini menjelaskan kebutuhan pengguna untuk membuat Aplikasi Surat Keluar Masuk Studi Kasus Biro Kerjasama Dan Kemahasiswaan Bagian ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, dimana mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, Melayu dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA? PENGUKURAN KEKOTAAN Geographic Information System (1) Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering Permohonan GIS!!! Karena tidak pernah

Lebih terperinci

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008

Seminar Nasional Informatika 2008 (semnasif 2008) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 24 Mei 2008 PEMANFAATAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI SEBUAH SOLUSI PADA PENGATURAN RUTE ANGKUTAN UMUM PADA DINAS LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN (DLLAJ) SURAKARTA Ema Utami 1, Anisa Rahmanti 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Di Kota Medan pencarian suatu lokasi service center perangkat komputer selama ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara bertanya kepada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 37 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis lokasi wedding solution

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis tempat pelayanan dan rehabilitasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Berjalan Dalam sistem yang berjalan saat ini data mengenai lokasi-lokasi Polsek yang tersebar di kota Medan masih di sajikan dalam data tabular,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) 1 Erna Kharistiani, 2 Eko Aribowo (0006027001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA Disusun Oleh : Widya Lestafuri K3513074 Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan akan dimulai setelah tahap analisis terhadap sistem selesai dilakukan. Perancangan dapat didenifisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi rumah susun merupakan salah satu tuntutan di Kota Medan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan tempat

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB.

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB. ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LAHAN DAN TATA RUANG WILAYAH PETERNAKAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR BERBASIS WEB oleh: 1.1 Jozua Ferjanus Palandi 1), Arianto Umbu Ngundjuawang 2) 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu sistem informasi yang saat ini menjadi alat bantu yang sangat tepat untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian 1. Studi Literatur Mencari informasi atau referensi teori yang relevan baik mengenai sistem rekomendasi maupun metode TOPSIS sebagai sumber untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISEM III.1. Analisa Sistem Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi studio Prewedding adalah, untuk pencarian lokasi studio Prewedding, user harus mencari langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut subsistem) yang saling berkaitan dan berinteraksi

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN UJIAN DOKTOR PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO. Rizka Ella Setyani, Sukmawati Nur Endah

SISTEM PENJADWALAN UJIAN DOKTOR PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO. Rizka Ella Setyani, Sukmawati Nur Endah Sistem Penjadwalan Ujian Doktor... SISTEM PENJADWALAN UJIAN DOKTOR PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO Rizka Ella Setyani, Sukmawati Nur Endah Jurusan Ilmu Komputer/ Informatika, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas Pemodelan Profil Prasarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kebumen Menggunakan Sistem Informasi Geografis / GIS Mahmud Husein S Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Lebih terperinci

Analisa dan Pengembangan Aplikasi WebGIS Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Banda Aceh Menggunakan Google Maps API

Analisa dan Pengembangan Aplikasi WebGIS Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Banda Aceh Menggunakan Google Maps API Analisa dan Pengembangan Aplikasi WebGIS Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Banda Aceh Menggunakan Google Maps API Razief Perucha Fauzie Afidh 1) Nizamuddin 2) Suci Oktaviani 3) Jurusan Informatika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Analisis Analisis kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan pada sebuah aplikasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Analisis Analisis kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan pada sebuah aplikasi. 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Analisis Analisis kebutuhan bertujuan untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan pada sebuah aplikasi. Analisis kebutuhan juga berfungsi sebagai bagaimana

Lebih terperinci

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains.

`BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Material Requirement Planning (MRP) berbasis web pada CV. Mitra Techno Sains. 17 `BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi masalah, analisis dan perancangan sistem, rancangan pengujian, dan evaluasi sistem dalam rancang bangun aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Pada bab ini akan dijelaskan tampilan hasil dari aplikasi yang telah dibuat, yang digunakan untuk memperjelas tentang tampilan-tampilan dari Sistem Informasi

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Tirta Mangutama

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Tirta Mangutama Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Tirta Mangutama A.A Ngurah Hary Susila, I Nyoman Piarsa, Putu Wira Buana Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Bukit Jimbaran,

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] SEJARAH ESRI Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Pemetaan Daerah Daerah Lokasi Aman Banjir Dikota Medan Berbasis Web, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA

ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi - Vol. 4 No. 1 Maret 2013 ANALISIS SPASIAL PENENTUAN LOKASI KESEHATAN DI KOTA SALATIGA Agus Santoso Program Studi Sistem Informasi STMIK ProVisi Semarang bigsevencode@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian lokasi objek wisata di Pulau Nias memiliki kendala mengenai informasi lokasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data Lokasi Konsumen Toyota Home Services (THS) di Kota Medan masih menggunakan daftar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang berjalan yaitu : 1. Tidak ada infomasi mengenai lokasi taksi luar kota

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif

Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Perancangan Sistem Informasi Geografis Sebaran Calon Legislatif Gde Sastrawangsa STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan no

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa merupakan suatu proses pengidentifikasian suatu masalah dari datadata yang terkumpul untuk mendapatkan variabel-variabel signifikan yang berguna pada pembuatan sistem.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEORAFIS TATA RUANG KOTA di SAUMLAKI. Rofina Manunwembun ( ) Pembimbing : Didik Tristianto,S.Kom, M.

SISTEM INFORMASI GEORAFIS TATA RUANG KOTA di SAUMLAKI. Rofina Manunwembun ( ) Pembimbing : Didik Tristianto,S.Kom, M. SISTEM INFORMASI GEORAFIS TATA RUANG KOTA di SAUMLAKI Rofina Manunwembun (04105037) Pembimbing : Didik Tristianto,S.Kom, M.Kom ABSTRAK Untuk menata suatu kota perlu diadakan pemantauan langsung ke lapangan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROFIL KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB Oleh : Nur Akhwan ( )

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROFIL KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB Oleh : Nur Akhwan ( ) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PROFIL KABUPATEN KULON PROGO BERBASIS WEB Oleh : Nur Akhwan (12090672) A. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya internet telah menyebabkan proses pertukaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis sistem ini merupakan penguraian dari sistem yang utuh, kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Analisis Sistem ini merupakan penguraian dari suatu sistem pengolahan aplikasi yang utuh kedalam berbagai bagian-bagian komponennya serta hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 30 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Analisa terhadap suatu sistem sangat diperlukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan dalam suatu sistem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Studio musik yang ada pada saat ini sudah banyak memfasilitasi sebuah band dalam hal latihan maupun proses rekaman. Saat ini pengguna jasa penyewaan studio musik melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DKI Jakarta merupakan kota dengan penduduk terpadat di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), jumlah penduduk DKI Jakarta adalah 9.607.787 jiwa. Salah satu

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA BEKASI Lingga Prayoga (11104008) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Email : yoga_206@yahoo.com ABSTRAK Informasi tentang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, baik itu yang memiliki perekonomian menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai hasil dari pembahasan Sistem Informasi Geografis Lokasi Gramedia di Sumatera Utara, yang telah dibuat serta akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Diskoperindag mengenai pertumbuhan IKM, maka peneliti mendapatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Diskoperindag mengenai pertumbuhan IKM, maka peneliti mendapatkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil 1.1.1 Pengumpulan Data Sesuai dengan hasil pengumpulan data melalui wawancara dari pihak Diskoperindag mengenai pertumbuhan IKM, maka peneliti mendapatkan dokumentasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 24 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Flowchart User memilih pada menu utama yang berisi pilihan menu untuk menuju pada halaman tentang kami, produk kami, hubungi kami dan login admin. Jika user ingin membeli

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah Sistem Informasi Geografis Lokasi Baby Shop di Kota Medan. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berdasarkan hasil analsis dan perancangan serta pengujian sistem aplikasi yang akan ditawarkan kepada instansi, maka dapat ditampilkan beberapan screen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Analisa sistem sangat berguna untuk mengetahui gambaran umum mengenai sistem informasi geografis lokasi supermarket Irian di

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak. aplikasi dengan baik adalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum hardware yang digunakan untuk menjalankan program aplikasi dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Sistem yang ada saat sekarang ini adalah bahwa masyarakat yang ada di kota Binjai khususnya mengalami kesulitan dalam mengakses

Lebih terperinci