DAMPAK SOSIO-EKONOMIS DAN SOSIO-EKOLOGIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAMPAK SOSIO-EKONOMIS DAN SOSIO-EKOLOGIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi)"

Transkripsi

1 DAMPAK SOSIO-EKONOMIS DAN SOSIO-EKOLOGIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi) RR. Utami Annastasia I DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 DAMPAK SOSIO-EKONOMIS DAN SOSIO-EKOLOGIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi) RR. Utami Annastasia I SKRIPSI Sebagai Prasyarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

3 ABSTRACT The manufacturing industry is a business or activity processing the raw materials or intermediate goods into finished goods that have value added to profit. Activities of manufacturing industry was providing both positive and negative impacts on the social aspects of economic and social ecology. The purpose of this study was to clarify the effect of manufacturing activities on socioeconomic aspects of the community and explain the impact of manufacturing activities on the social aspects of ecology. The results showed that industrial activity affects the socio-economic aspects. This is evident from the increasing number of immigrants who want to work in a company that manages the iron and steel, so the opportunity to work less and less as well. On the social aspect of ecology, industrial activities that produce waste or waste cause environmental changes such as the condition of the air is getting hot, arid and dusty, metal-contaminated water quality, noise pollution caused by production machinery and vehicles transporting processed. Of these environmental changes will affect the health of communities living around industrial areas that declined. In addition, environmental changes also resulted in public complaints. Keywords: manufacturing industry, social economic, social ecology

4 RINGKASAN RR. UTAMI ANNASTASIA. DAMPAK SOSIO-EKONOMIS DAN SOSIO- EKOLOGIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI KASUS DESA SUKADANAU, KECAMATAN CIKARANG BARAT, KABUPATEN BEKASI. DIBAWAH BIMBINGAN ARYA HADI DHARMAWAN. Industri manufaktur adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Kegiatan indutri manufaktur memberikan dampak baik positif maupun negatif pada aspek sosial ekonomi dan sosial ekologi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh kegiatan industri manufaktur pada aspek sosial ekonomi terhadap masyarakat dan menjelaskan pengaruh kegiatan industri manufaktur pada aspek sosial ekologi terhadap masyarakat. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Data primer dihasilkan melalui kuesioner dan wawancara. Sedangkan data sekunder dihasilkan melalui dokumentasi dan studi literatur. Data yang dihasilkan menggunakan tabel frekuensi dan tabulasi silang serta dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan industri mempengaruhi aspek sosial ekonomi. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pendatang yang ingin bekerja di perusahaan yang mengelola besi dan baja sehingga kesempatan bekerja semakin berkurang juga. Pada aspek sosial ekologi, kegiatan industri yang menghasilkan buangan atau limbah menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan seperti kondisi udara yang semakin panas, gersang dan berdebu, kualitas air yang tercemar logam, polusi suara akibat mesin produksi dan kendaraan yang mengangkut hasil olahan. Dari perubahan lingkungan tersebut akan mempengaruhi kesehatan masyarakat yang tinggal disekitar wilayah industri yang mengalami penurunan. Selain itu, perubahan lingkungan juga mengakibatkan keluhan masyarakat.

5 LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama : RR. Utami Annastasia NIM : I Judul : Dampak Sosio-Ekonomis dan Sosio-Ekologis Akibat Industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi) Dapat diterima sebagai syarat kelulusan KPM 499 pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, M.Sc. Agr NIP Mengetahui, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP Tanggal Lulus Ujian:

6 LEMBAR PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI PENELITIAN YANG BERJUDUL DAMPAK SOSIO-EKONOMIS DAN SOSIO-EKOLOGIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI KASUS DESA SUKADANAU, KECAMATAN CIKARANG BARAT, KABUPATEN BEKASI BENAR- BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA. Bogor, Desember 2011 RR. Utami Annastasia NIM. I

7 RIWAYAT HIDUP RR. Utami Annastasia atau biasa dipanggil Annas, anak ke tiga dari tiga bersaudara, anak dari Ibu Isbandiyah, lahir pada hari selasa tanggal 22 Agustus 1989 di Jakarta. Penulis menempuh pendidikan dari mulai Taman Kanak-Kanak Al-Ikhlas tahun , SD Negeri Jatiasih 8 tahun , SLTP Negeri 9 Bekasi tahun , serta SMA YPI 45 Bekasi tahun Setelah lulus SMA, penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor tepatnya di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia melalui jalur Undangan Seleksi Mahaiswa IPB (USMI). Selama penulis berada di Sekolah Menengah Atas, penulis banyak mengikuti ekstrakurikuler, seperti olah raga basket dan Pramuka, tetapi tidak dilanjutkan kegiatan tersebut di Perguruan Tinggi dikarenakan kesehatan penulis yang menurun.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat yang diberikan-nya Skripsi yang berjudul Dampak Sosial Ekonomi dan Sosial Ekologi Akibat industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provisnsi Jawa Barat) dapat terselesaikan. Secara garis besar skripsi ini menjelaskan tentang dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan industri manufaktur pada aspek sosial, ekonomi, dan ekologi. Adanya pencemaran yang ditimbulkan oleh kegiatan industri manufaktur yang menjadi faktor utama bagi penulis untuk melakukan penelitian di kawasan industri. Pelaksanaan penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Besar harapan tulisan ini dapat memberikan banyak manfaat dan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneltian yang terkait. Bogor, Desember 2011 Penulis

9 UCAPAN TERIMAKASIH Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas karunia dan rahmat yang Allah SWT berikan atas kelancaran dan kesuksesan penulis dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Dampak Sosial Ekonomi dan Sosial Ekologi Akibat industri Manufaktur (Studi Kasus: Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provisnsi Jawa Barat). Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, M.Sc, Agr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan, bimbingan, arahan, saran, dan kesabarannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Pemerintah Desa Sukadanau dan Masyarakat Kampung Tangsi yang telah membantu dalam memberikan data yang dibutuhkan oleh penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsinya. 3. Mamah tersayang yang selalu memberikan do a, dukungan, dan semangat yang tak terhingga, serta selalu mendengarkan curahan hati penulis selama menjalani penulisan skripsi ini sehingga penulis kuat dan sabar. 4. Baby ku, Habibi El Hafizhi atas kekuatan dan cinta yang diberikan sehingga penulis selalu semangat. 5. Mas Yudhi dan Mba Lia, yang selalu memberikan do a, dukungan, semangat, perhatian, motivasi, dan gangguannya selama penulis menyelesaikan skripsi. 6. Suami ku, Nurhasan Bashiruddin atas kesabarannya dalam menghadapi emosi penulis selama menyelesaikan skripsi. 7. Keluarga Om Mame, Tante Nina, Tia, Sarah, dan Dinda yang selalu membantu penulis dalam hal apapun, mendengarkan curahan hati penulis, dan mendo akan selalu yang terbaik.

10 8. Ali Sulton, Rizki Afianti, Diah Irma Ayuningtyas, Anggi Akirta Murai, Siti Halimatusadiah, dan Rani Yuliandani, atas kerjasama, dukungan, semangat, canda, dan tawanya. 9. Arkaniati yang telah menemani penulis mencari data dan teman jalan apabila penulis ke kampus. 10. Siti dan Chera, sahabat SMA yang telah memberikan dukungan, keceriaan, dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi. 11. Teman-teman SKPM angkatan 44 yang telah memberikan keceriaan saat bersama-sama menempuh pembelajaran di bangku kuliah. 12. Teman-teman departemen lain yang memberikan semangat dalam menjalani penulisan. 13. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, do a, semangat bantuaan dan kerjasama selama ini. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca terutama dalam hal memahami lebih jauh tentang dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan industri. Bogor, Desember 2011 RR. Utami Annastasia NIM. I

11 xi DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR.... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Ekologi Pengertian Industri Klasifikasi Industri Dampak Pembangunan Industri Ekologis Sosial Ekonomi Pembangunan Berkelanjutan Strategi Pengendalian Limbah Industri Pengendalian Limbah Industri Pengolahan Limbah Industri Interaksi Sosial Pengertian Konflik Kerangka Konseptual Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian Definisi Konseptual Definisi Operasional BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Metode Penelitan Jenis dan Sumber Data Waktu dan Lokasi Penelitian Teknik Penentuan Responden Teknik Pengolahan dan Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Sukadanau Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Sukadanau Kependudukan Desa Sukadanau Tata Guna Tanah Desa Sukadanau... 38

12 4.2 Gambaran Umum Kampung Tangsi Karakteristik Responden Kegiatan Sosial Masyarakat Ikhtisar BAB V DAMPAK SOSIO-EKONOMIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 5.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekonomi Struktur Pendapatan Kondisi Tempat Tinggal Status Kepemilikan Tempat Tinggal Kondisi Fisik Tempat Tinggal Kepemilikan Lahan Rumah Tangga yang Memiliki Lahan Luas Lahan Persepsi Kesempatan Kerja Konflik Akibat Aktivitas Industri Hubungan Antar Masyarakat Ikhtisar BAB VI DAMPAK SOSIO-EKOLOGIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 6.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekologi Persepsi Kualitas Air Persepsi Kondisi Udara Tingkat Kebisingan Tingkat Kebisingan Mesin Produksi Tingkat Kebisingan Kontainer dan Truk Tingkat Kecelakaan Tingkat Kesehatan Jumlah Masyarakat Pengidap Penyakit Frekuensi Pengobatan Penyakit Ikhtisar Analisis Pembangunan Berkelanjutan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 xiii DAFTAR TABEL Nomor Tabel 1 Tabel 2 Halaman Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Desa Sukadanau, Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Desa Sukadanau, Tabel 3. Luas Lahan dan Persentasenya Menurut Penggunaan Lahan di Desa Sukadanau, Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Ikhtisar Karakteristik Responden Kampung Tangsi, Desa Sukadanau Perubahan Luas Lahan yang dimiliki Masyarakat Kampung Tangsi Persentase Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Pengajian Kampung Tangsi, Persentase Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Gotong Royong kampung Tangsi, Dampak Sosial Ekologi Akibat Aktivitas Industri Manufaktur Terhadap Masyarakat Kampung Tangsi, Desa Sukadanau

14 xiv DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Gambar 1 Sistem Identifikasi Pencemaran Gambar 2 Hubungan Pilar Pembangunan Berkelanjutan Gambar 3 Kerangka Konseptual.. 24 Gambar 4 Kerangka Berpikir Gambar 5 Mata Pencaharian Desa Sukadanau, Gambar 6 Tingkat Pendidikan Responden Desa Sukadanau, Gambar 7 Kelompok Responden Berdasarkan Asal Kependudukan, Gambar 8 Jumlah Responden Berdasarkan Sektor Pekerjaan.. 42 Gambar 9 Gambar 10 Pendapatan Rata-rata Rumah Tangga Desa Sukadanau Selama Satu Tahun Terakhir (Rupiah). 46 Lapisan Sosial Desa Sukadanau Berdasarkan Struktur Pendapatan Gambar 11 Status Tempat Tinggal Berdasarkan Lapisan Sosial Gambar 12 Kondisi Fisik Tempat Tinggal Berdasarkan Lapisan Sosial. 50 Gambar 13 Kepemilikan Lahan Berdasarkan Lapisan Sosial. 52 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17 Gambar 18 Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21 Persepsi Kesempatan Kerja di Kampung Tangsi Berdasarkan Lapisan Sosial Tingkat Kedalaman Konflik Akibat Aktivitas Industri Berdasarkan Lapisan Sosial 56 Hubungan Sosial antar Masyarakat Lokal dengan Pendatang Berdasarkan lapisan Sosial Persepsi Responden Mengenai Kondisi Air Sebelum Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial Persepsi Responden Mengenai Kondisi Air Setelah Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial Persepsi Responden Mengenai Kondisi Udara Sebelum Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial. 66 Persepsi Responden Mengenai Kondisi Udara Setelah Adanya Industri Berdasarkan Lapisan Sosial Persepsi Responden Mengenai Tingkat Kebisingan Mesin Produksi Berdasarkan Lapisan Sosial.. 69 Gambar 22 Persepsi Responden Mengenai Tingkat Kebisingan Kendaraan Kontainer dan Truk Berdasarkan Lapisan Sosial... 70

15 xv Gambar 23 Persepsi Responden Mengenai Tingkat Kecelakaan Berdasarkan Lapisan Sosial. 72 Gambar 24 Tingkat Kesehatan Masyarakat Kampung Tangsi Gambar 25 Frekuensi Pengobatan Responden Berdasarkan Lapisan Sosial

16 xvi DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman Tabel 1 Daftar Responden Kampung Tangsi, Desa Sukadanau Tahun Tabel 2 Jadwal Penelitian di Desa Sukadanau Tahun Gambar 1 Peta Desa Sukadanau Tahun Gambar 2 Foto Udara PT G, Kampung Tangsi

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Macklin (2009), pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses untuk meningkatkan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk pendapatan nasional. Oleh sebab itu, pembangunan ekonomi dipacu melalui upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi akan berdampak untuk memperlancar proses pembangunan ekonomi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Faktor tersebut diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Praktik pembangunan di banyak negara, setidaknya pada tahap awal pembangunan umumnya berfokus pada peningkatan produksi. Meskipun banyak berbagai pemikiran, pada dasarnya yang utama dalam pembangunan adalah pembentukan modal. Oleh karena itu, strategi pembangunan yang dianggap paling sesuai adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan melakukan industrialisasi. Peranan sumber daya manusia (SDM) dalam strategi semacam ini hanyalah sebagai instrumen atau salah satu faktor produksi saja. Manusia ditempatkan sebagai posisi instrumen dan bukan merupakan subyek dari pembangunan. Titik berat pada nilai produksi dan produktivitas telah mereduksi manusia sebagai penghambat maksimisasi kepuasan maupun maksimisasi keuntungan (Djojohadikusumo, 1960). Pembangunan industri merupakan salah satu strategi pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera

18 2 lahir batin, sebagai landasan bagi pembangunan tahap berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Selain berperanan strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas masyarakat, pembangunan industri juga berperan menciptakan lapangan usaha serta memperluas kesempatan kerja, meningkatkan serta menghemat devisa, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan serta memeratakan pendapatan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Proses industrialisasi dalam pembangunan industri juga penting dalam mendukung berlangsungnya perubahan tata nilai masyarakat dan pranata sosial yang lebih dinamis dan berkualitas (Supardi, 2003). Perkembangan industri banyak terjadi di berbagai bidang kehidupan manusia. Misalnya industri manufaktur, industri pertambangan, industri pariwisata, industri pertanian dan peternakan. Adanya pembangunan dengan kemajuan teknologi yang terbawa oleh industrialisasi akan membawa dampak pada kehidupan manusia seperti dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan akan berdampak positif maupun negatif. Dampak positif, dapat dilihat dari kemajuan pembangunan yang menambah anggaran negara. Sedangkan dampak negatif terlihat jelas bahkan telah dirasakan oleh sebagian penduduk dunia adalah kerusakan lingkungan baik di tingkat lokal maupun di tingkat global. Kerusakan atau degradasi lingkungan juga dapat menurunkan laju pembangunan ekonomi tingkat produktivitas sumber daya alam yang semakin berkurang, munculnya berbagai masalah kesehatan dan gangguan kenyamanan hidup serta perubahan yang ditimbulkan dari pembangunan itu sendiri seperti sering terjadi konflik antar sesama manusia, persaingan dalam mencari pekerjaan serta kerusakan ekologi karena teknologi yang tidak ramah lingkungan. Menurut Supardi (2003), pemanasan global yang disebabkan oleh emisi gas penyebab efek rumah kaca adalah suatu keniscayaan. Perkembangan industri dan pembangunan di seluruh dunia banyak ikut andil dalam penciptaan pemanasan global. Meskipun tidak sedikit juga upaya untuk menekan atau mencegah peningkatan pemanasan global, baik di level internasional, nasional,

19 3 maupun lokal. Pemanasan global dan perubahan iklim mempersulit kehidupan masyarakat pada umum, padahal sumbangan mereka terhadap emisi gas rumah kaca sangat sedikit dibandingkan Negara-negara industri. Menurut Toruan dalam Oetama (1990) gejala memanasnya bola bumi akibat efek rumah kaca (greenhouse effect) akibat menipisnya lapisan ozon, menciutnya luas hutan tropis, dan meluasnya gurun, serta melumernnya lapisan es di Kutub Utara dan Selatan Bumi dapat dijadikan sebagai indikasi dari terjadinya pencemaran lingkungan kerena penggunaan energi dan berbagai bahan kimia secara tidak seimbang. Hal tersebut diindikasikan oleh teknologi yang semakin maju. Pembangunan yang menggunakan lahan, misalnya industri, telah menimbulkan masalah konversi lahan yang rawan dan menaikan tekanan penduduk yang selanjutnya akan meningkatkan laju kerusakan lingkungan. Masalah pencemaran lingkungan hidup, secara teknis telah didefinisikan dalam UU No. 4 Tahun 1982, yakni masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat lagi berfungsi sesuai sebagaimana mestinya. Teknologi yang lahir akibat era globalisasi, sehingga membawa masyarakat untuk terus mengadakan pembangunan yang akhirnya akan berakibat pada lingkungan. Apalagi teknologi yang digunakan tidak ramah lingkungan, sehingga lingkungan akan semakin rusak (Supardi, 2003). Menurut Kristanto (2004) faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertambahan penduduk), sebab dengan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi, kebutuhan pangan, bahan bakar, pemukiman, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lain juga akan meningkat pula, yang pada akhirnya akan meningkatkan limbah domestik maupun limbah industri, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya perubahan besar pada kualitas lingkungan hidup, terutama di Negara sedang berkembang, dimana tingkat ekonomi dan tingkat penguasaan teknologi masih rendah.

20 4 Salah satu kawasan industri besar di Indonesia adalah Kecamatan Cibitung, Kabupaten Cikarang Barat yang termasuk juga Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Daerah ini merupakan kawasan yang tingkat pencemaran limbahnya tinggi karena berbagai industri misalnya seperti industri obat-obatan, makanan, ban atau karet, terletak disana, sehingga banyak mempengaruhi pola kehidupan masyarakat di berbagai sektor. Seperti perubahan ekologis dan sosioekonomi masyarakat yang hidup di sekitar kawasan industri tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Negara-negara sedang berkembang secara umum keadaannya sangat berbeda dengan Negara-negara maju. Tingkat hidup masih rendah, produksi bahan makanan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduknya sehingga kekurangan pangan masih sering terjadi, bahaya erosi, kekeringan dan banjir merupakan ancaman yang hampir terjadi setiap tahun. Dengan kondisi tersebut diatas, untuk memecahkan atau paling tidak mengurangi masalah tersebut Negara-negara berkembang, harus melaksanakan pembangunan. Tanpa pembangunan, kesejahteraan Negara-negara berkembang akan semakin menurun, yang pada akhirnya akan membawa kehancuran. Karena sebagian dari pembangunan tersebut membutuhkan teknologi tinggi, misalnya bendungan, pelabuhan, industri untuk mengolah sumberdaya alam, maka negara-negara berkembang tidak dapat menolak penggunaan teknologi tinggi. Walaupun pembangunan dapat memecahkan sebagian masalah sebagaimana disebutkan di atas, namun pengalaman menunjukan bahwa pembangunan dapat dan telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan adanya dampak negatif tersebut maka perlu diperhatikan lagi bentuk kebijaksanaan dan corak pembangunan yang akan dilaksanakan (Supardi, 2003). Pembangunan pada suatu negara berkembang selalu didasarkan pada pemanfaatan sumberdaya alam. Semakin banyak negara tersebut memiliki sumberdaya alam dan memanfaatkannya dengan seefisien mungkin, maka semakin baik harapan akan tercapainya keadaan kehidupan ekonomi yang baik untuk jangka panjang. Tujuan pembangunan suatu negara pada dasarnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, atau dengan kata

21 5 lain meningkatkan kualitas hidup. karena kualitas hidup berkaitan dengan kualitas lingkungan, sedangkan lingkungan merupakan sumberdaya, maka kualitas hidup juga berkaitan dengan sumberdaya. Jadi pada intinya pembangunan merupakan suatu upaya untuk dapat meningkatkan manfaat yang didapat dari sumberdaya Supardi, 2003). Manusia sebagai subjek dan objek pembangunan merupakan sumberdaya utama pembangunan yang akan menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan yang dilaksanakan. Keberhasilan suatu pembangunan pada dasarnya ditentukan oleh kualitas dan kuantitas sumberdaya manusianya. Penduduk yang terlalu padat akan membuat setiap orang menggunakan persediaan yang ada di bumi seperti air, tanah, bahan bakar, logam, bahan makanan, dan yang pada akhirnya akan mengakibatkan semua sumber tersebut habis jika tidak digunakan seefisien dan sebijaksana mungkin (Kristanto, 2004). Manusia banyak menciptakan gaya hidup yang bersifat konsumtif sehingga mendorong terciptanya kesenjangan sosial pada masyarakat negara tersebut. Gaya hidup konsumtif dan kesenjangan sosial merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pembangunan. Sebagai bagian dari lingkungan hidupnya, maka kualitas sumberdaya manusia harus pula mencakup sikapnya terhadap lingkungan (Kristanto, 2004). Pemerintah sebagai pembuat kebijakan, terus mendukung dilaksankannya pembangunan karena tujuannya yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi disamping itu, pemerintah negara khususnya negara berkembang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dengan adanya pembangunan tersebut, karena hanya bermotif ekonomi. Oleh karena itu pemerintah harus lebih mencanangkan program pembangunan ramah lingkungan agar kualitas lingkungan tetap terjaga (Supardi, 2003). Pembangunan yang banyak dilakukan dalam bidang industri banyak menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Permasalahan yang ditimbulkan oleh perkembangan industri dalam pembangunan perlu mendapatkan perhatian besar karena dampak yang ditimbulkan mencakup ketahanan hidup manusia. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri sangat terlihat jelas, baik bagi

22 6 masyarakat maupun lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu upaya nyata dalam mengatasi dampak tersebut dengan kerjasama antar berbagai stakeholder. Hal ini disebabkan agar para pemangku kepentingan dapat mengendalikan dampak negatif yang ditimbulkan akibat pembangunan. Studi pustaka ini berfokus pada perkembangan industri manufaktur yang banyak menimbulkan dampak negatif di kawasan yang banyak penduduknya yaitu di perkotaan. Begitu juga dampak dari timbulnya pembangunan dalam aspek sosial, ekonomi, dan ekologis. Terkait hal tersebut, perumusan masalah dalam studi pustaka ini dapat terlihat dari dua pertanyaan dibawah ini. 1. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan industri manufaktur dalam aspek sosial ekonomi masyarakat disekitar kawasan industri? 2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan industri manufaktur dalam aspek ekologis terhadap kualitas kehidupan masyarakat di sekitar kawasan industri? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui dan memahami dampak perkembangan industri manufaktur dalam aspek sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan industri. 2. Mengetahui dan memahami dampak perkembangan industri manufaktur dalam aspek ekologis terhadap kualitas kehidupan masyarakat. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk mengkaji dampak sosio-ekologis dan sosio-ekonomis yang ditimbulkan kegiatan industri manufaktur khususnya masyarakat Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. Bagi penulis tulisan ini berguna sebagai landasan awal untuk melakukan studi

23 7 lapang/skripsi selanjutnya dan memperoleh pemahaman serta pengetahuan baru terkait kegiatan industri dan dampaknya. Bagi civitas akademik diharapkan tulisan ini menjadi referensi dalam melakukan penelitian-penelitian mengenai dampak dari kegiatan industri khususnya industri manufaktur. Sementara itu, bagi pemerintah dan masyarakat diharapkan tulisan ini dapat menjadi alternatif untuk membuat suatu program pengendalian pencemaran lingkungan.

24 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Ekologi Menurut Supardi (2003), yang dimaksud dengan ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarmakhluk hidup sebagai suattu kesatuan dengan lingkungannya, yang didalamnya tercakup faktor-faktor fisik, biologis, sosioekonomi dan juga politis. Hubungan ini bersifat timbal balik dan membentuk suatu sistem yang disebut dengan ekosistem. Hubungan timbal balik ini, diperlukan adanya keselarasan ekologi, yaitu suatu keadaan dimana makhluk hidup ada dalam hubungan yang harmonis dengan lingkungannya, sehingga terjadi keseimbangan interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Menurut Soemarwoto (1991), secara harfiah ekologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang makhluk hidup didalam rumahnya atau ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Yang menjadi rumahnya ialah lingkungan tempat ia hidup. Didalam lingkungannya ini sejenis makhluk hidup, sebagai individu atau sebagai kelompok, tidak hidup sendirian melaikan hidup bersama-sama dengan jenis makhluk hidup lain. Antara jenis dan individu makhluk hidup yang satu dengan jenis dan individu makhluk hidup yang lain terjadi interaksi dan saling mempengaruhi. Adanya tukar menukar informasi, energi, dan materi antara makhluk hidup dengan lingkungannya itu, ekologi dapat juga dianggap sebagai ilmu yang mempelajari ekonomi rumah tangga Pengertian Industri Menurut Latief, dkk. (1991), pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pemerataan pembangunan dalam bentuk penyediaan lapangan pekerjaan maupun penyediaan barang dan jasa. Menurut Kristanto (2004), industrialisasi menempati posisi sentral dalam pembangunan ekonomi masyarakat di dunia ketiga dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas perorangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sebagian penduduk dunia,

25 9 terutama di negara-negara maju. Bagi negara berkembang, industri sangat esensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Banyak kebutuhan manusia hanya dapat dipenuhi oleh barang dan jasa yang disediakan dari sektor industri. Salah satu sektor kegiatan ekonomi yang peningkatan dan perkembangannya cukup tinggi yaitu kegiatan sektor industri, dimana hal ini ditandai dengan pesatnya pertumbuhan sektor industri pada dekade terakhir ini (Latief, dkk. 1991). Setiap bangsa membutuhkan dan berhak mencita-citakan basis industri yang efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang terus berubah. Industri mengekstraksi material dari basis sumberdaya alam, dan memasukkan baik produk maupun limbah ke lingkungan hidup manusia. Dengan kata lain, industri mengakibatkan berbagai perubahan dalam pemanfaatan energi dan sumberdaya alam. Industri telah meningkatkan permintaan (demand) akan sumberdaya alam (yang tak terperbaharui) dan memaksakan daya tamping sistem alam untuk menyerap hasil sampingan yang berupa limbah. Dengan memahami dan mengidentifikasi resiko sedini mungkin, menetapkan cara-cara penilaian dan pengendalian bahaya yang ada dan yang baru, maka kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan dan manfaat industrialisasi dapat diperoleh tanpa mengakibatkan terjadinya degradasi kesehatan manusia dan lingkungan (Kristanto, 2004). Perekonomian negara-negara maju yang terus meningkat juga telah meningkatkan pendapatan perorangan sebagian besar penduduk, kesempatan memperoleh pendidikan semakin besar, meningkatkan standar hidup (termasuk kesehatan lingkungan yang lebih baik). Perekonomian negara sedang berkembang juga terus memperbaiki kemajuan melalui pembangunan. Namun demikian, perkembangan ekonomi tersebut menghadirkan perubahan-perubahan di berbagai sektor kehidupan. Tiga jenis perubahan yang perlu mendapat perhatian karena pengaruhnya terhadap kualitas kehidupan akibat pembangunan adalah: 1. Penghasilan individu yang meningkat 2. Bertambahnya kemakmuran secara nasional

26 10 3. Infrastruktur ekonomi yang memenuhi kebutuhan kesehatan. Perubahan penghasilan telah memungkinkan perbaikan pada gizi makanan, perumahan, dan pelayanan kesehatan, walaupun peningkatan kemakmuran dan hal-hal yang berhubungan dengan gaya hidup (life style) juga sering menimbulkan persoalan baru bagi kesehatan. Pertumbuhan industri dapat mengakibatkan menurunnya kesehatan jika tidak diikuti dengan pengendalian pencemaran (Kristanto, 2004). Pada dasarnya kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Pengamatan terhadap sumber pencemar sektor industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarannya dengan melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi. Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan pencemar keluar bersama-sama dengan bahan buangan (limbah) melalui media udara, air, dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam. Bahan bangunan yang keluar dari pabrik dan masuk ke lingkungan dapat diidentifikasikan sebagai sumber pencemaran, dan sebagai sumber pencemaran perlu diketahui jenis bahan pencemar yang dikeluarkan, kuantitas dan jangkauan pemaparannya (Kristanto, 2004). Menurut Kristanto (2004), antara satu pabrik dengan pabrik lainnya berbeda jenis dan jumlah bahan pencemar yang dikeluarkannya, tergantung pada bahan baku yang digunakan, proses dan cara kerja karyawan dalam pabrik. Pencemaran terjadi akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas masuk ke dalam lingkungan sehingga terjadi perubahan terhadap kualitas lingkungan. Sumber bahan beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Industri kimia organik maupun anorganik 2. Penggunaan B-3 sebagai bahan baku atau bahan penolong 3. Proses kimia, fisika dan biologi di dalam pabrik. Lingkungan sebagai wadah penerima akan menyerap bahan limbah tersebut sesuai dengan kemampuan asimilasinya, dimana wadah penerima (air,

27 11 udara, tanah) masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, misalnya air pada suatu saat dan tempat tertentu akan berbeda karakteristiknya dengan air pada tempat yang sama tetapi pada saat yang berbeda. Perbedaan karakteristik air tersebut merupakan akibat peristiwa alami dan juga pengaruh faktor lain. Kemampuan lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar, disebut dengan daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya berbeda. Beberapa komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya ikut menetapkan nilai daya dukung lingkungan (Kristanto, 2004). Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan akan berinteraksi dengan satu atau lebih komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika, kimia, dan biologi sebagai akibat dari adanya bahan pencemar akan mengakibatkan perubahan nilai lingkungan yang disebut dengan perubahan kualitas lingkungan. Limbah yang mengandung bahan pencemar akan mengubah kualitas lingkungan bila lingkungan tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada padanya. Oleh karena itu sangat perlu diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang terkandung di dalam limbah tersebut. Penggunaan air yang berlebihan, sistem pembuangan yang belum memenuhi syarat, karyawan yang kurang terampil adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasikan sumber pencemaran (Kristanto, 2004). Perlu dilakukan penetapan kualitas lingkungan mengingat program industrialisasi sebagai salah satu kemakmuran suatu bangsa tidak berbalik menjadi sumber malapetaka dan bencana bagi negara tersebut. Pada Gambar 1 ditunjukkan sistematika identifikasi pencemar pada suatu pabrik.

28 12 Daur ulang limbah Pengadaan 1. Penyimpanan 2. Perlakuan Bahan Baku dan Bahan Penolong 1. Air 2. Bahan bakar Pra Proses 1. Pencucian 2. Pencampuran 3. Pengolahan 4. Penyimpanan Proses Produk 1. Utama 2. Sampingan 3. Antara 4.limbah Limbah non-ekonomis 1. Bocoran 2. Tumpahan 3. Kecerobohan Gambar 1. Sistem Identifikasi Pencemaran Kualitas lingkungan pada suatu periode dan lokasi tertentu perlu diketahui dalam kaitannya dengan perencanaan proyek industri. Setiap industri yang akan berdiri di lokasi tersebut harus mengetahui kondisi lingkungan sekitar, sehingga kehadiran pabrik tersebut tidak mengakibatkan rusaknya lingkungan. Monitoring terhadap pengaruh limbah dapat dilakukan setiap saat sampai kualitas lingkungan mengalami perubahan (Kristanto, 2004) Klasifikasi Industri Menurut Supardi (2003), strategi pembangunan perekonomian yang banyak dilakukan oleh negara berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya yaitu dengan mengembangkan industri-industri di berbagai wilayah. Industri yang banyak berkembang di Indonesia dapat diklasifikasikan kedalam berbagai bidang seperti dibawah ini beserta dampak yang ditimbulkannya. 1. Industri Pertanian Pembangunan pertanian yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian yaitu dengan mengadakan pembaharuan dalam proses pengelolaannya dari penggunaan alat-alat tradisional ke pengguanaan teknologi modern. Produksi yang ditingkatkan ini dapat

29 13 memberikan keuntungan pada lingkungan melalui perbaikan tanah dan teknik pengolahan air, atau melalui frekuensi penggunaan tanah. Tetapi dalam hal ini, dapat pula menimbulkan dampak yang tidak diinginkan sebagai akibat dari penggunaan teknologi modern untuk meningkatkan produksi tersebut pada lingkungan, baik yang bersifat sementara maupun permanen. Dengan adanya komplikasi ekologi yang sering menyertai peningkatan hasil produksi, maka pada setiap pengaruh positif dari peningkatan produksi tidak pula mengabaikan kemungkinan timbulnya hal-hal negatif. Penggunaan zat-zat tertentu seperti insektisida, fungisida dan herbisida untuk membasmi hama tanaman, hewan dan gulma yang bisa mengganggu produksi tanaman merupakan hal negatif yang menimbulkan komplikasi lingkungan. 2. Industri Pertambangan Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi, logamlogam mineral, bahan organik dan lain-lain. Pembangunan dan pengelolaan bidang pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan bahan bakar serta dengan pengembangan wilayah juga dengan peningkatan pengawasan yang menyeluruh. Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik dan faktor biologis. Pencemaran ini biasanya lebih banyak terjadi di dalam lingkungan pertambangan daripada di luar pertambangan. Keadaan tanah, air, dan udara setempat dari tambang mempunyai pengaruh yang timbal balik dengan lingkungannya. Sebagai contoh pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh kerenggangan udara, tekanan panas bergantung kepada keadaan suhu, kelembapan, dan aliran udara setempat.

30 14 Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai dari eksplorasi, produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutannya serta kemudian penjualannya tidak lepas dari berbagai bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran lingkungan oleh banhan-bahan minyak yang berakibat kerusakan fauna dan flora, pencemaran akibat penggunaan berbagai bahan kimia dan keluarnya gas-gas atau uap-uap ke udara pada proses pemurnian dan pengolahan, pencemaran udara oleh pembakaran gas dan sebagainya. 3. Industri Manufaktur Bertambahnya penduduk dengan cepat mengakibatkan tekanan pada sektor penyedian fasilitas tenaga kerja yang tidak mungkin dapat ditampung di sektor pertanian. Maka untuk perluasan kesempatan kerja, sektor industri manufaktur perlu ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Industri manufaktur yang banyak dilakuakan di kawasan yang mudah dijangkau, industri ini banyak membawa akibat rusaknya lingkungan hidup. Selain peningkatan produksi akan menambah perekonomian negara dan masyarakat yang bekerja di industri manufaktur, tetapi pada pengelolaannya banyak menimbulkan dampak negatif pada masyarakat yang hidup disekitarnya. Misalnya limbah yang dikeluarkan oleh indutri tersebut ke dalam air sungai tanpa ada pengolahan terlebih dahulu sehingga membahayakan kesehatan masyarakat yang menggunakan air tersebut. 4. Industri Pariwisata Pembangunan pariwisata merupakan salah satu pembangunan yang perlu dikembangkan karena dari sektor ini dapat meningkatkan penerimaan devisa negara, memperluas lapangan kerja serta memperkenalkan kebudayaan bangsa dan tanah air. Penanaman modal di bidang pariwisata ini secara finansial akan menguntungkan bagi penyenggara dan secara langsung lebih menyejahterahkan masyarakat disekeliling objek pariwisata. Disamping itu adanya keuntungan secara ekonomi tadi tidak mengabaikan kemungkinan terjadinya aspek-aspek

31 15 negatif terhadap kelestarian lingkungan, baik secara fisik maupun sosial budaya Dampak Pembangunan Industri Dampak diartikan sebagai adanya suatu benturan antara dua kepentingan yang berbeda, yaitu kepentingan pembangunan dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Dampak yang diartikan dari benturan antara dua kepentingan itupun masih kurang tepat karena yang tercermin dari benturan tersebut hanyalah kegiatan yang menimbulkan dampak negatif. Pengertian ini pula yang dahulunya banyak di tentang oleh para pemilik atau pengusul proyek (Kristanto, 2004) Ekologis Pembangunan industrialisasi yang terjadi, jika tidak diseimbangkan dengan teknologi yang ramah lingkungan akan menimbulkan krisis ekologi. Hal ini berdampak pada terjadinya kelangkaan sumberdaya (khususnya pangan), terjadinya berbagai bencana lokal dan pembangunan, dan munculnya konflik wilayah hidup (Kartodiharjo, 2006). Kelangkaan pangan sudah pasti terjadi jika lahan pertanian terus menerus dialihkan penggunaanya, padahal lahan pertanian merupakan sektor terpenting dalam penyedia kebutuhan pangan manusia. Sementara konflik wilyah muncul akibat semakin meningkatnya persaingan antar berbagai aktor. Dalam aspek ekologi, pembangunan industrialisasi dapat berdampak pada terganggunya ketahanan daya dukung lingkungan dimana jika pembangunan tersebut terus menerus dilakukan tanpa adanya pengendalian dan pengolahan yang baik, dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, seperti banjir, naiknya permukaan air laut, sedimentasi dan penurunan penutupan lahan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Sebagai contoh terjadinya banjir di daerah Bogor-Jakarta pada bulan Februari 2010 merupakan bencana alam yang menurut Satria (2010) merupakan bencana alam akibat faktor alam dan faktor manusia (antropogenetik).

32 Sosial Ekonomi Dalam masyarakat dampak yang terjadi pada suatu proyek pembangunan manusia sifatnya kompleks dan tidak sama untuk semua tempat. Dampak positif untuk suatu tempat dapat menjadi negatif untuk tempat lain. Selain itu juga dikenal apa yang disebut dampak langsung atau dampak tidak langsung, sebagai contoh misalnya akibat banyaknya proyek pembangunan dapat meningkatkan pendapatan dan menimbulkan peningkatan gizi, dan kesehatan, meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan pula permintaan akan barang, pendidikan dan jasa lainnya. Akibat ini semua akan menimbulkan dampak pada hubungan antar manusia seperti perpindahan mata pencaharian, perpindahan tempat pemukiman, mobilitas dan sebagainya yang akhirnya timbul dampak yang saling kait-mengait pada suatu pihak berdampak positif dan dilain pihak berdampak negatif. Pendugaan dampak seperti ini jelas tidak dapat dihitung secara matematik sehingga pendugaan hanya dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif (Supardi, 2003). Menurut Soemarwoto (1991), beberapa dampak negatif mengandung risiko dapat menyebabkan pembangunan menjadi tidak terlanjutkan, yaitu sosialekonomi: ketegangan sosial, penurunan tingkat hidup, kesenjangan yang membesar, kenaikan tekanan penduduk dan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran. Dampak dari dibangunnya kawasan industri terhadap aspek kesempatan kerja, disatu sisi akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar didaerah tersebut dan disisi lain adalah hilangnya mata pencaharian sebagian penduduk yang tanahnya digunakan untuk kawasan industri, sementara langkah untuk memanfaatkan petani yang tergusur itu sebagai tenaga kerja yang siap pakai untuk kegiatan industri masih dipertanyakan. Dampak dari adanya kegiatan di kawasan industri terhadap aspek ekonomi adalah timbulnya kegiatan-kegiatan lain berupa kegiatan perdagangan dan jasa serta tumbuhnya pusat-pusat kegiatan ekonomi baru. Selain itu muncul pemukiman baru guna menampung tenaga kerja untuk industri yang akan menimbulkan sektor kegiatan baru didaerah sekitarnya. Hal tersebut merupakan dampak lain dari dibangunnya kawasan insdutri. Dampak

33 17 terhadap aspek sosial budaya adalah berubahnya tatanan kehidupan sosial budaya masyarakat akibat dari timbulnya tenaga pendatang dari luar daerah. Adanya pendatang dari luar daerah dengan kehidupan serta latar belakang sosial budaya yang berbeda, mulai dirasakan membawa pergeseran terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat setempat. Guna menghindari terjadinay ketegangan antara pendatang dengan penduduk setempat, maka perlu diciptakan iklim keterbukaan diantara mereka (Latief, dkk, 1991) Pembangunan Berkelanjutan Kata pembangunan dalam bahasa Inggris selaras dengan kata development yang berasal dari kata to develop yang artinya menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan atau mengubah secara bertahap. Everest M.Rogers (2006), mendefinisikan pembangunan sebagai suatu proses partisipasi di segala bidang dalam perubahan sosial dalam suatu masyarakat, dengan tujuan membuat kemajuan sosial dan material (termasuk pemerataan, kebebasan serta berbagai kualitas lainnya secara lebih besar bagi sebagian besar mayarakat dengan kemampuan mereka yang lebih besar untuk mengatur lingkungannya. Inayatullah dalam Zulkarimen Nasution (2001) mengungkapkan bahwa pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri individuindividu. Sementara Riyadi dalam Totok Mardikanto (2010) menyatakan bahwa pembangunan adalah suatu usaha atau proses perubahan, demi tercapainya tingkat kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat (dan individi-individu di dalamnya) yang berkehendak dan melaksanakan pembangunan itu. Dissyanake dalam Sumadi Dilla (2007) mendefinisikan pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari seluruh atau mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan alam dan kultural tempat mereka berada dan berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka penentu dari tujuan mereka

34 18 sendiri. Pada sisi lain, Katzs dalam Abu Huraerah (2008) mengartikan pembangunan sebagai proses yang lebih luas dari masyarakat terhadap suatu keadaan kehidupan yang kurang bernilai kepada keadaan yang lebih bernilai. Menurut Sumarwoto dalam Sugandhy dan Hakim (2007), pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai perubahan positif sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial di mana masyarakat bergantung kepadanya. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan, dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar, dan terencana dalam proses pembangunan, berbasis lingkungan hidup untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Menurut Prof. Dr. Emil Salim dalam Utomo (tanpa tahun), pembangunan berkelanjutan (sustainable development) diartikan sebagai suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam pembangunan. Menurut Salim, konsep pembangunan berkelanjutan didasari oleh lima ide pokok besar yaitu pertama, proses pembangunan harus berlangsung secara berlanjut, terus-menerus, dan kontinyu, yang ditopang oleh sumber daya alam, kualitas lingkungan, dan manusia yang berkembang secara berlanjut pula. Kedua, sumber daya alam (terutama udara, air, dan tanah) memiliki ambang batas, di mana penggunaannya akan menurunkan kuantitas, dan kualitasnya. Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung dengan kualitas hidup. Keempat, bahwa pola penggunaan sumber daya alam saat ini seharusnya tidak menutup kemungkinan memilih pilihan lain di masa depan. Kelima, pembangunan berkelanjutan mengandaikan solidaritas transgenerasi, sehingga kesejahteraan bagi generasi sekarang tidak mengurangi kemungkinan bagi generasi selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraannya pula.

35 19 Pembangunan berkelanjutan berkonsentrasi pada pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan secara sekaligus. Ketiga pilar tersebut terkadang disamakan dengan P3 Concept, yaitu people, planet, and profits (Kemp dan Martens, 2007 dalam Adrianto, 2009), tetapi mereka tidaklah berbeda secara prinsipil. Secara sederhana, hubungan ketiga pilar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Hubungan Pilar Pembangunan Berkelanjutan Pilar lingkungan (environment) adalah wilayah yang mengalami dampak ekologis langsung akibat usulan kebijakan atau proyek. Sementara itu, lingkup keberlanjutan ekonomi (economic) dan sosial (social) adalah batas administratif lokal. Apabila dampak ekonomi dan sosial dirasakan lintas wilayah, maka batas administrasi yang digunakan adalah semua wilayah yang terkena dampak. Menurut Kemp dan Martens (2007) dalam Adrianto (2009) ekonomi menunjuk pada pekerjaan dan kesejahteraan; lingkungan pada kualitas lingkungan, biodiversitas, dan sumber daya alamiah; dan sosial pada kesehatan, kekerabatan sosial, dan kesempatan bagi self-development attributable untuk pendidikan dan kebebasan. Menurut Sugandhy dan Hakim (2009) setiap keputusan pembangunan harus memasukkan berbagai pertimbangan yang menyangkut aspek lingkungan, di samping pengentasan kemiskinan dan pola konsumsi sehingga hasil pembangunan benar-benar akan memberikan hasil yang baik bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Macklin (2009), pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses untuk meningkatkan

Lebih terperinci

2.2 INDUSTRI DAN LINGKUNGAN

2.2 INDUSTRI DAN LINGKUNGAN 2.2 INDUSTRI DAN LINGKUNGAN PENTINGKAH? Merupakan motor penggerak bagi peningkatan kemakmuran dan mobilitas perorangan Essensial untuk memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR 6.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekologi Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini akan memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan. Industri

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara-negara berkembang secara umum keadaannya sangat berbeda dengan negara maju. Standar kualitas kehidupan masih rendah, pangan masih belum mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kerangka pembangunan nasional, pembangunan daerah merupakan bagian yang terintegrasi. Pembangunan daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara

Lebih terperinci

Modul pertama Ekologi Manusia dan Alam Semesta, Modul ke-dua Bumi dan Kehidupan

Modul pertama Ekologi Manusia dan Alam Semesta, Modul ke-dua Bumi dan Kehidupan i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Ekologi Manusia membahas seluk-beluk ruang dalam kehidupan, termasuk benda, energi, tatanan dan makhluk hidup khususnya hal-ikhwal keberadaan manusia di dalamnya. Atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PEDAHULUA 1.1. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan karunia dan rahmat-ya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU Cecep Kusmana Guru Besar Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lebih terperinci

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik Kurikulum xxxxxxxxxx2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Dalam sistem tata lingkungan, air merupakan unsur utama. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA Disusun oleh: Mirza Zalfandy X IPA G SMAN 78 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda yaitu makhluk hidup dan makhluk tak hidup yang saling mempengaruhi. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan Oleh Dewi Triwahyuni PENGERTIAN & PRINSIP-PRINSIP DALAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT DEFINISI : SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan atau perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah menuju

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan fakta fisiknya, Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km (terpanjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha tani yang intensif telah mendorong pemakaian pupuk anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan kualitas penduduk merupakan tujuan pembangunan dan sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan kualitas penduduk berarti peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasokan oksigen di bumi akibat polusi dan penebangan hutan secara liar dan tak

BAB I PENDAHULUAN. pasokan oksigen di bumi akibat polusi dan penebangan hutan secara liar dan tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era bisnis global saat ini, timbul berbagai isu-isu menarik berkaitan dengan lingkungan seperti menipisnya lapisan ozon, pemanasan global, terbatasnya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A

PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA. Oleh : RIDHO DWIANTO A PENGELOLAAN LANSKAP JALUR HIJAU KOTA JALAN JENDERAL SUDIRMAN JAKARTA PADA DINAS PERTAMANAN DKI JAKARTA Oleh : RIDHO DWIANTO A34204013 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO RINGKASAN ISVENTINA. H14102124. Analisis Dampak Peningkatan Ekspor Karet Alam Terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Analisis Input-Output. Di bawah bimbingan DJONI HARTONO. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H

ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H ANALISIS INPUT-OUTPUT PERANAN INDUSTRI MINYAK GORENG DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH: NURLAELA WIJAYANTI H14101038 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan pada hakekatnya adalah kegiatan manusia dalam menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi air, udara, tanah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA., Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hubungan antara manusia dengan lingkungan adalah sirkuler. Perubahan pada lingkungan pada gilirannya akan mempengaruhi manusia. Interaksi antara manusia dengan lingkungannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam film yang berjudul Inconvience Truth digambarkan dengan jelas

I. PENDAHULUAN. Dalam film yang berjudul Inconvience Truth digambarkan dengan jelas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam film yang berjudul Inconvience Truth digambarkan dengan jelas dan logik oleh Al Gore, seorang peneliti lingkungan dan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, perubahan

Lebih terperinci

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Pertanian Perikanan Kehutanan dan Pertambangan Perindustrian, Pariwisata dan Perindustrian Jasa Pertanian merupakan proses untuk menghasilkan bahan pangan, ternak serta

Lebih terperinci

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dr. Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan lingkungan seperti banjir, erosi dan longsor terjadi dimana-mana pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau terjadi kekeringan dan kebakaran hutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh aktivitas alam (bencana alam) atau aktivitas manusia, yang menyebabkan rusaknya keseimbangan ekosistem

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN BA B PENDAHULUAN I 1.1. Latar Belakang Sebagai bangsa yang besar dengan kekayaan potensi sumber daya alam yang luar biasa, sebenarnya Indonesia memiliki peluang yang besar untuk menjadi pelaku ekonomi

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN Nama kelompok : 1. Arif Rahmahabimantara 2. Anindya Hidayaturrohma 3. Qonita 4. Arum Wibisono 5. Fitrah Nurani E.P 6. Sinta Diani Rohma PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Topik kuliah pendahuluan ini membahas tentang lingkungan hidup di Indonesia dengan sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati yang dimilikinya. Poko bahasan kuliah ini

Lebih terperinci

Teknologi Bersih. Kuliah Minggu ke 8 tahun Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Teknologi Bersih. Kuliah Minggu ke 8 tahun Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Teknologi Bersih Kuliah Minggu ke 8 tahun 2011 Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Metabolisme Industri Istilah keberlanjutan merupakan istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kolaka merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara yang berada di wilayah pesisir dan memiliki potensi sumberdaya pesisir laut sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dunia industri merupakan salah satu indikator yang memberikan penggambaran untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara. Kemajuan industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pesisir adalah wilayah bertemunya daratan dan laut, dengan dua karakteristik yang berbeda. Bergabungnya kedua karakteristik tersebut membuat kawasan pesisir memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan industri merupakan salah satu kegiatan di sektor ekonomi yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana didalamnya

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM HUKUM LINGKUNGAN

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM HUKUM LINGKUNGAN KONSEP-KONSEP DASAR DALAM HUKUM LINGKUNGAN AmAnAt Konstitusi/uuD NkRI 1945 Pasal 28 H ayat (1) yang menyatakan Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN DAN PENANGANANNYA PADA SUMBERDAYA AIR

DAMPAK PEMBANGUNAN DAN PENANGANANNYA PADA SUMBERDAYA AIR ISBN 978-602-9092-54-7 P3AI UNLAM P 3 A I Penulis : Editor : Dr. rer. nat. Ir. H. Wahyuni Ilham, MP Cetakan ke 1, Desember 2012 Peringatan Dilarang memproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun

Lebih terperinci

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung ISSN : 205-421 Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung Randy Maulana Institut Teknologi Bandung E-mail : maulana.randy@fe.unpad.ac.id Abstrak. Ekonomi hijau menunjukan hubungan antara degradasi lingkungan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2006 memberikan konsekuensi pada perlunya penyediaan perumahan yang layak huni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999

LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN. PP No.41 TAHUN 1999 LAPORAN KEGIATAN PENGKAJIAN BAKU MUTU KUALITAS UDARA AMBIEN LAMPIRAN PP No.41 TAHUN 1999 PUSAT SARANA PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Deputi Bidang Pembinaan Sarana Tehnis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kekayaan Indonesia akan flora dan faunanya membawa indonesia kepada sederet rekor dan catatan kekayaan di dunia. Tanahnya yang subur dan iklim yang menunjang, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan sebagai sebuah ekosistem mempunyai berbagai fungsi penting dan strategis bagi kehidupan manusia. Beberapa fungsi utama dalam ekosistem sumber daya hutan adalah

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBANGUNAN FASILITAS PARIWISATA TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KELEMBAGAAN DAN PELUANG USAHA DI PERDESAAN

DAMPAK PEMBANGUNAN FASILITAS PARIWISATA TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KELEMBAGAAN DAN PELUANG USAHA DI PERDESAAN DAMPAK PEMBANGUNAN FASILITAS PARIWISATA TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR AGRARIA, KELEMBAGAAN DAN PELUANG USAHA DI PERDESAAN (Kasus di Sekitar Kawasan Pariwisata Kota Bunga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Lebih terperinci

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. 1. Sejarah Perkembangan Timbulnya Pencemaran Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan teknologi yang maju identik

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGURANGI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PEMERINTAH ACEH OLEH AGUS NAUFAL H14052333 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang beraneka ragam, yang membentang di sepanjang Teluk Lampung dengan

Lebih terperinci

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. UU RI No. 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai harganya, sehingga harus senantiasa dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa pembangunan adalah sesuatu yang bersahabat, pembangunan seharusnya merupakan proses yang memfasilitasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR Oleh EVITA DWI PRANOVITANTY A 14203053 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi. MINGGU 3 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 1 Sub Pokok Bahasan : a. Pengertian ekosistem b. Karakteristik ekosistem c. Klasifikasi ekosistem Pengertian Ekosistem Istilah ekosistem merupakan kependekan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup sangatlah mempengaruhi kualitas kehidupan kita.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan hidup sangatlah mempengaruhi kualitas kehidupan kita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup sangatlah mempengaruhi kualitas kehidupan kita. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan ialah udara yang dihirup setiap saat dan

Lebih terperinci

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Pertambangan. Kuliah 2

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Pertambangan. Kuliah 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Pertambangan Kuliah 2 Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan LINGKUNGAN? APA YANG TELAH TERJADI PERTENGAHAN ABAD XVIII : REVOLUSI INDUSTRI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam dan jasa lingkungan merupakan aset yang menghasilkan arus barang dan jasa, baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertambangan Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pada umumnya setelah manusia berhasil menguasai sebidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup, karena selain dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup, juga dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran, yaitu masuknya zat pencemar yang berbentuk gas, partikel kecil atau aerosol ke dalam udara (Soedomo,

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang memberikan kontribusi produksi perikanan yang sangat besar dan tempat aktivitas manusia paling banyak dilakukan; bahkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci

Sustainable Development Lingkungan Hidup dan Pembangunan. SEPNB Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia 2015

Sustainable Development Lingkungan Hidup dan Pembangunan. SEPNB Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia 2015 Sustainable Development Lingkungan Hidup dan Pembangunan SEPNB Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia 2015 Kerusakan lingkungan hidup hampir selalu membawa dampak paling parah bagi orang-orang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M. KESEHATAN LINGKUNGAN Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.Hum Yogyakarta, 21 Maret 2016 Kebijakan terkait Kesehatan

Lebih terperinci

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

- 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 283 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAH 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang untuk memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan. Sadar atau tidak dalam proses pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!

UJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat! UJI KOMPETENSI SEMESTER II Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria teknologi ramah lingkungan

Lebih terperinci

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP A. UMUM Berbagai kebijakan dan program yang diuraikan di dalam bab ini adalah dalam rangka mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yang

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH BUNGA PRAGAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP - 216 - H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 1. Pengendalian Dampak Lingkungan 1. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 1. Menetapkan kebijakan mengenai pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Dari kondisi umum daerah sebagaimana diuraikan pada Bab II, dapat diidentifikasi permasalahan daerah sebagai berikut : 1. Masih tingginya angka

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 3 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Banyak sekali pembangunan-pembangunan yang masih dilakukan di negara ini. Salah satunya adalah pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A

ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR. Oleh: SANTI ROSITA A ANALISIS STRATEGI USAHA SAYURAN ORGANIK DI PT ANUGERAH BUMI PERSADA RR ORGANIC FARM, KABUPATEN CIANJUR Oleh: SANTI ROSITA A14304026 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,

Lebih terperinci

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK RAFIKA DEWI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ilmu Ekonomi 2016 Dosen pembimbing: Bapak Ahmad Ma ruf, S.E., M.Si.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci