SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Hartati R

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Hartati R"

Transkripsi

1 PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN MELEBIHI NAB DI UNIT BOILER BATUBARA PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Hartati R PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

2

3 PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta,... Hartati NIM. R

4 ABSTRAK Hartati, R , PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN MELEBIHI NAB DI UNIT BOILER BATUBARA PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui dan mengkaji perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh sehingga populasi yang menjadi subjek penelitian adalah semua anggota populasi yang berjumlah 20 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden, mengukur kebisingan dan tekanan darah responden. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Paired T-Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi Hasil Penelitian : Hasil analisis dengan uji Paired T-Test, uji perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB diketahui bahwa nilai p sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 (p 0,05). Sedangkan uji perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB diketahui bahwa nilai p sebesar 0,006 atau kurang dari 0,05 (p 0,05). Simpulan Penelitian : Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Kata Kunci : Kebisingan, Tekanan Darah.

5 ABSTRACT Hartati, R , THE DIFFERENCE OF WORKER S BLOOD PRESSURE BEFORE AND AFTER EXPOSED TO NAB- EXCEEDING NOISE IN COAL BOILER UNIT IN PT. INDO ACIDATAMA, TBK. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR. Objective : To find out and to study the difference of worker s blood pressure before and after exposed to nab- exceeding noise in Coal Boiler Unit in PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Method : This study employed an analytical observational method using cross sectional approach. The sampling technique used was non probability sampling using saturated sampling so that the population becoming the subject of research is all members of population consisting of 20 workers. The data collection was done using questionnaire to find out the characteristics of respondent, to measure noise and the respondents blood pressure. Technique of processing and analyzing data was done with paired T-test using SPSS version 16.0 computer program. Result : From the analysis conducted using Paired T-Test, the difference of systolic blood pressure before and after exposed to NAB-exceeding noise, it can be found that p value of or less than 0.05 (p 0.05). Meanwhile the systolic blood pressure before and after exposed to NAB-exceeding noise, it can be found that p value of or les than 0.05 (p 0.05). Conclusion : From the result of research, it can be concluded there is a significant difference of blood pressure before and after exposed to NAB-exceeding noise in Coal Boiler Unit in PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Keyword : Noise, Blood Pressure

6 PRAKATA Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan Melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi Diploma IV untuk mencapai gelar Sarjana Sains Terapan. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Periode Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok selaku Ketua Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Susilowati, S.Sos, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Sarsono, Drs., M.Si selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini. 6. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes selaku tim skripsi yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini. 7. Bapak Budi Mulyono selaku pimpinan PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 8. Bapak Ir. Edy Darmawan, MM., selaku Vice Exc. Off to Coorporate yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam melaksanakan penelitian. 9. Bapak Setyo Budi, selaku Safety Inspector yang telah membimbing dan mengarahkan dalam melaksanakan penelitian. 10. Bapak Purwanto, Edi Saptono, Kristanto selaku safety man yang telah meluangkan waktunya untuk mendampingi penulis dalam pengambilan data. 11. Seluruh karyawan PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. 12. Bapak, Ibu, kakak yang telah memberikan doa, dukungan dan kasih sayang selama ini. Tidak ada kata yang bisa kuucapkan, tidak ada perbuatan yang sanggup kuberikan untuk membalas segala cinta dan pengorbanan yang telah diberikan. Mas Joko yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasinya selama ini. 13. Sahabatku Cha Rose, Necha, Dean, Deenar, Oneng, Tri Hartanto yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Semua teman-teman angkatan 2007 yang saya cintai terimakasih atas kerjasama dan dukungannya.

7 15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Surakarta, Mei 2011 Hartati

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACK... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii x xi xii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Intensitas Kebisingan Tekanan Darah B. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis... 23

9 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penellitian C. Populasi Penelitian D. Teknik Sampling E. Sampel Penelitian F. Desain Penelitian G. Identifikasi Variabel Penelitian H. Definisi Operasional Variabel Penelitian I. Instrumen Penelitian J. Cara Kerja Penelitian K. Teknis Analisis Data BAB IV. HASIL A. Gambaran Umum Perusahaan B. Karakteristik Subjek Penelitian C. Kebisingan D. Tekanan Darah BAB V. PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian B. Analisa Univariat C. Analisa Bivariat BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 49

10 B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pemikiran Gambar 2. Desain Penelitian Gambar 3. Sound Level Meter merk Rion type NA Gambar 4. Sfigmomanometer dan Stetoskop merk ABN... 29

12 DAFTAR TABEL Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan Tabel 2. Standar Tekanan Darah Normal menurut Pearce Tabel 3. Standar Tekanan Darah Normal menurut Sani Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi/IMT Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok.. 35 Tabel 9. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Tabel 10. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Tabel 11. Distribusi Frekuensi Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik... 38

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Responden Pekerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar Lampiran 2. Hasil Pengukuran Intensitas kebisingan di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar Lampiran 3. Hasil Perhitungan Intensitas Kebisingan rata-rata di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar Lampiran 4. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 6. Uji Statistik Tekanan Darah Sistolik Lampiran 7. Uji Statistik Tekanan Darah Diastolik Lampiran 8. Dokumentasi Lampiran 9. Hasil Uji Korelasi Variabel Pengganggu dengan Tekanan Darah Lampiran 10. Surat Persetujuan Sampel dan Kuesioner Karakteristik Sampel Lampiran 11. Uji Normalitas Tekanan Darah

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin pesat dewasa ini selain memberi dampak positif berupa peningkatan taraf hidup masyarakat, juga dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi para pelaku dalam sektor industri itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan pelaksana diberbagai sektor industri, supaya tenaga kerja mampu bekerja dengan produktif dan aman maka perlu pengerahan tenaga kerja secara efektif dan efisien. Menurut teori Blum yang dikutip oleh Budiono (2003) bahwa status kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan. Hal tersebut berlaku pula pada kesehatan tenaga kerja. Dalam setiap proses produksi tenaga kerja tidak bisa lepas dari kebisingan baik yang berasal dari suara mesin, peralatan kerja, suara-suara teman kerja yang dapat mengganggu kepuasan dalam bekerja. Kebisingan diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Suma mur, 2009). Gangguan terhadap pemajanan kebisingan sangat bervariasi tergantung dari tingkat intensitas dan karakteristik kebisingan. Dari sudut

15 pandang ergonomi, pengaruh pemajanan kebisingan pada intensitas yang rendah umumnya yang berupa gangguan komunikasi, ketidaknyamanan, dan gangguan performansi kerja. Tetapi pada pemajanan kebisingan dengan intensitas yang lebih tinggi khususnya yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB > 85 db) dan dalam waktu yang lama dapat menurunkan fungsi pendengaran yang bersifat sementara kemudian berlanjut permanen (Tarwaka, 2004). Lingkungan kerja bising perlu mendapat perhatian yang lebih karena tenaga kerja yang terpapar bising akibat proses produksi dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan kerja. Untuk efisiensi dan produktivitas kerja maupun untuk proteksi tenaga kerja, keseimbangan yang optimal antara beban langsung dan beban tambahan oleh lingkungan kerja dan kapasitas kerja perlu dicapai. Beban tambahan akibat kerja disebabkan oleh faktor faktor antara lain faktor fisik, faktor kimia, faktor biologi, faktor fisiologis, faktor psikologis (Suma mur, 2009). Keterpaparan terhadap kebisingan yang melebihi nilai ambang batas pada kurun waktu yang cukup lama akan berakibat pada gangguan pendengaran ringan dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan ketulian permanen. Selain itu juga menimbulkan gangguan emosional yang memicu meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan yang tinggi mampu juga menimbulkan efek seperti perubahan frekuensi detak jantung, perubahan tekanan darah, dan tingkat pengeluaran keringat. Dapat juga

16 terjadi efek psikososial dan psikomotor jika seseorang berada di lingkungan yang bising (Harrington dan Gill, 2005). PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar merupakan perusahaan agrochemical yang mengolah tetes tebu menjadi berbagai bahan kimia yang salah satu produk utamanya adalah ethanol. Disetiap proses produksinya banyak menggunakan mesin-mesin yang dapat menimbulkan kebisingan, salah satunya Boiler Batubara yang digunakan untuk mensuplai uap ke plant. Berdasarkan pengukuran kebisingan di lima titik dari ruang mesin boiler didapat hasil pengukuran pada titik pertama 88 db, titik kedua 87 db, titik ketiga 86 db, titik keempat 89 db, titik kelima 88 db. Dengan rata-rata intensitas kebisingannya 87,71 db dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: Intensitas Bising Ruangan Tl = 20 log P/Po Keterangan: TI : Intensitas kebisingan ruangan P : Tekanan suara Po : Tekanan suara dasar Untuk perhitungan rata-rata kebisingan sesaat : Leq = 10 log 1/N (n 1 x 10 L1/10 + n 2 x 10 L2/10 + n 3 x 10 L3/10 + n 4 x10 L4/10 + n 5 x 10 L5/10 ) Keterangan: Leq : rata-rata kebisingan yang diterima tenaga kerja

17 N n Ln : jumlah kejadian/jumlah data pengukuran : frekuensi kemunculan Ln : intensitas kebisingan dari hasil pengukuran (Menteri Lingkungan Hidup, 1996). Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP- 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 db selama 8 jam kerja dalam sehari. Sehingga Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar intensitasnya melebihi ambang batas. Dari hasil pengukuran kebisingan yang melebihi NAB tersebut, dapat berpengaruh terhadap fisiologis tenaga kerja salah satunya perubahan tekanan darah. Dari uraian diatas penulis ingin mengkaji teori tersebut dengan mengadakan penelitian tentang Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan Melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut Adakah perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

18 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan mengkaji perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karangnayar. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui intensitas kebisingan di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. b. Untuk mengetahui tekanan darah tenaga kerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Diharapkan dapat mengkaji teori bahwa ada perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. 2. Aplikatif a. Bagi tenaga kerja Diharapkan tenaga kerja mengetahui pengaruh kebisingan terhadap tekanan darah, dan dengan penuh kesadaran untuk melakukan upaya mengurangi ketidaknyamanan dan gangguan kesehatan yang yang dialami.

19 b. Bagi perusahaan Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam kaitannya dengan lingkungan kerja serta tindakan pengendalian, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas dan derajat kesehatan tenaga kerja secara optimal. c. Bagi peneliti Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kebisingan dan tekanan darah tenaga kerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

20 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Intensitas Kebisingan a. Pengertian kebisingan Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu pendengaran bahkan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar (Tarwaka, 2004). Sedangkan Budiono (2003) bising adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan. Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kepmenaker No.Kep-51 MEN/1999). Priatna dan Utomo (2002) mengemukakan kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki bagi manusia. Jadi kebisingan secara umum adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang bersifat mengganggu pendengaran. b. Jenis kebisingan Jenis kebisingan menurut Suma mur (2009): 1) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (Steady state, Wide band noise). Misal: mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar.

21 2) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (Steady state, narrow band noise). Misal: gergaji sirkuler, katup gas. 3) Kebisingan terputus-putus (intermittent). Misal: lalu lintas, suara kapal terbang. 4) Kebisingan impulsif (impact impulsive noise). Misal: tembakan bedil, meriam, ledakan. 5) Kebisingan impulsif berulang. Misal: mesin tempa, pandai besi. Menurut Haryono dan Subaris (2007), bising diberbagai industri dalam garis besar dapat digolongkan dalam 2 golongan, yaitu: 1) Bising-bising impulsif Kebisingan impulsif (impact/impulse noise) adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber tunggal atau bunyi yang pada saat tertentu terdengar secara tiba-tiba, misal kebisingan yang ditimbulkan oleh ledakan bom, meriam. Sedangkan impulsif berulang terjadi pada mesin produksi di industri. Kebisingan impulsif yang berintensitas tinggi dapat menyebabkan rusaknya alat-alat pendengaran. Kerusakan dapat terjadi pada gendang pendengaran dan tulang-tulang halus di telinga tengah. Getaran-getaran yang menyebabkan kerusakan ini dapat melalui udara maupun melalui tulang.

22 2) Intermittent/Interutted Noise Adalah kebisingan dimana suara mengeras dan kemudian melemah secara perlahan-lahan. Sebagai contoh, kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan lalu lintas atau pesawat udara yang tinggal landas. c. Sumber kebisingan Menurut Dirjen PPM dan PL., DEPKES & KESSOS RI. dalam Haryono dan Subaris (2007), sumber kebisingan dibedakan menjadi : 1) Bidang industri Industri besar termasuk didalamnya pabrik, bengkel dan sejenisnya. Bidang industri dapat dirasakan oleh tenaga kerja maupun masyarakat disekitar industri. 2) Bidang rumah tangga Umumnya disebabkan oleh alat-alat rumah tangga dan tidak terlalu tinggi tingkat kebisingannya. 3) Bidang spesifik Bising yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus, misalnya pemasangan tiang pancang tol atau bangunan. Bila sumber kebisingan dilihat dari sifatnya dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Sumber kebisingan statis : pabrik, mesin, tape, dan lainnya.

23 2) Sumber kebisingan dinamis : mobil, pesawat terbang, kapal laut dan lainnya (Wisnu, 1996). Sedangkan sumber bising yang dilihat dari bentuk sumber suara yang dikeluarkannya, ada dua macam yaitu: 1) Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu titik/bola/lingkaran. Contoh: sumber bising dari mesin-mesin industri/mesin yang tak bergerak. 2) Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu garis, misalnya: kebisingan yang timbul karena kendaraan-kendaraan yang bergerak dijalan. (Men. KLH, 1989) d. Nilai Ambang Batas (NAB) Nilai ambang batas adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. (Kepmenaker No. 51 MEN/1999). NAB kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu (Budiono dkk, 2003). Nilai ambang batas yang diperbolehkan untuk kebisingan ialah 85 db, selama waktu pemaparan 8 jam berturut-turut (Priatna dan Utomo, 2002).

24 Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan Waktu pemajanan per hari 8 Jam Menit 15 7,5 3,75 0,94 28,12 Detik 14,06 1,88 7,03 3,52 1,76 0,88 0,44 0,22 0,11 Tidak Boleh Intensitas kebisingan dalam dba (Sumber: Budiono dkk, 2003).

25 e. Efek kebisingan terhadap kesehatan Pengaruh pemaparan kebisingan menurut Sandes, dkk. dalam Tarwaka (2004) secara umum dapat dikategorikan menjadi dua berdasarkan pada tinggi rendahnya intensitas kebisingan dan lama waktu pemaparan. Pengaruh pemaparan kebisingan antara lain adalah: 1) Pengaruh kebisingan intensitas tinggi (di atas NAB) adalah terjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang dapat menyebabkan penurunan daya dengar baik yang bersifat permanen atau ketulian maupun bersifat sementara, pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-putus dan sumbernya tidak diketahui. Secara fisiologis kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti, meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung, resiko serangan jantung meningkat, gangguan pencernaan, gangguan dalam bekerja, peningkatan kelelahan, dan resiko masyarakat, apabila kebisingan akibat suatu proses produksi demikian hebatnya sehingga masyarakat sekitarnya protes menuntut agar kegiatan tersebut dihentikan. 2) Pengaruh kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB) adalah dapat menyebabkan stress pada karyawan yang secara spesifik dapat mengakibatkan stress menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan reaksi psikomotor, kehilangan konsentrasi, gangguan komunikasi antar lawan bicara dan

26 penurunan perfomansi kerja yang kesemuannya itu akan bermuara pada kehilangan efisiensi dan produktivitas kerja. f. Pengendalian kebisingan Kebisingan dapat dikendalikan dengan : 1) Pengendalian Secara Teknis a) Mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan bising menjadi berkurang suara yang menimbulkan bisingnya. b) Menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang kedap suara. c) Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber kebisingan. d) Substitusi mesin yang bising dengan mesin yang kurang bising. e) Menggunakan fondasi mesin yang baik agar tidak ada sambungan yang goyang, dan mengganti bagian-bagian logam dengan karet. f) Modifikasi mesin atau proses. g) Merawat mesin dan alat secara teratur dan periodik sehingga dapat mengurangi suara bising (Budiono dkk, 2003). 2) Pengendalian secara administratif: a) Pengadaan ruang kontrol pada bagian tertentu (misalnya bagian diesel). b) Tenaga kerja di bagian tersebut hanya melihat dari ruang berkaca yang kedap suara dan sesekali memasuki ruang

27 berbising tinggi, dalam waktu yang telah ditentukan, serta menggunakan APD (ear muff). c) Pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan NAB yang ada. d) Cara ini dilakukan untuk mengurangi waktu pemajanan dan tingkat kebisingan, sehingga suara yang diterima organ pendengaran pekerja, masih dalam batas aman (Budiono dkk, 2003). 3) Pengendalian secara medis Pemeriksaan audiometri sebaiknya dilakukan pada saat awal masuk kerja, secara periodik, secara khusus, dan pada akhir masa kerja (Budiono dkk, 2003). 4) Penggunaan Alat Pelindung Diri Apabila pengendalian secara teknis dan administratif belum dapat mereduksi tingkat dan lama kebisingan yang diterima maka digunakan alat pelindung kebisingan yaitu ear plug atau ear muff disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi, dan penurunan intensitas kebisingan yang diharapkan (Budiono dkk, 2003). 2. Tekanan Darah a. Pengertian tekanan darah Darah termasuk golongan jaringan ikat dan merupakan media komunikasi antar sel dari berbagai bagian tubuh dan dengan dunia luar (Jan Tambayong dalam Tahang, 2004).

28 Tekanan darah adalah tekanan yang didesakkan dengan mensirkulasi darah pada dinding pembuluh darah (Ramadhan, 2010). Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik dimana denyut dapat dirasakan. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan di atas arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi jantung atau denyut arteri dengan jelas dapat didengar dan titik dimana bunyi mulai menghilang (Tahang, 2004). Perbedaan tekanan antara sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi dan normalnya adalah mmhg (Pearce, 2009). b. Penggolongan tekanan darah Tabel 2. Standar Tekanan Darah Normal No Usia Diastole Sistole 1 Pada masa bayi Pada masa anak Masa remaja Dewasa muda Umur lebih tua (Sumber : Pearce, 2009). Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII dalam Hermawati (2005) adalah sebagai berikut: 1) Tekanan darah normal: tekanan sistolik < 120 mmhg dan tekanan diastole 80 mmhg.

29 2) Pre hipertensi: tekanan sistolik mmhg dan tekanan diastolik mmhg. 3) Hipertensi, ada dua macam yaitu: a) Stadium I: tekanan sistolik mmhg dan tekanan diastolik mmhg. b) Stadium II: tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolik 100 mmhg. Tabel 3: Kategori Tekanan Darah Kategori Sistolik Diastolik Optimal <120 <80 Normal <130 <85 Normal-Tinggi Tingkat 1 (hipertensi ringan) Sub-group : perbatasan Tingkat 2 (hipertensi sedang) Tingkat 3 (hipertensi berat) 180 >110 Hipertensi sistolik terisolasi Sub-group: perbatasan (Sumber : Sani, 2008) <90 <90

30 c. Tekanan darah rata-rata Menurut Guyton dan Hall dalam Hermawati (2005) antara tekanan sistole dan diastole ada yang dinamakan tekanan darah rata-rata, yang angkanya lebih mendekati tekanan diastolik dari pada tekanan sistolik. Karena tekanan sistolik lebih pendek daripada diastole. Tekanan darah rata-rata sedikit kurang daripada nilai-nilai tengah antara tekanan sistole dan diastole. Tekanan rata-rata menurun dengan cepat sampai kira-kira 5 mmhg pada akhir arteriol. Besarnya penurunan tekanan sepanjang arteriol sangat berbeda-beda tergantung apakah mereka kontriksi/dilatasi. Besar nilai pada orang dewasa kira-kira 90 mmhg yang sedikit lebih kecil dari rata-rata tekanan sistole 120 mmhg dan tekanan diastole 80 mmhg. Tekanan arteri rata-rata dirumuskan sebagai berikut : TR = TD + 1/3 (TS - TD) mmhg Keterangan: TR : tekanan arteri rata-rata dengan satuan mmhg TD : tekanan diastolik dengan satuan mmhg TS : tekanan sistolik dengan satuan mmhg Tekanan rata-rata inilah yang sesungguhnya menjadi pendorong mengalir darah lebih lama terpengaruh untuk tekanan diastolik daripada tekanan sistolik. Peningkatan atau penurunan darah rata-rata akan mempengaruhi homeostatis dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi

31 tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transpor oksigen, karbondioksida dan hasil metabolisme lainnya. d. Resistensi Aliran Darah Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Sebaliknya, resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah dan perbedaan tekanan darah dua titik di dalam pembuluh. Bila perbedaan tekanan antara dua titik adalah 1 mmhg dan aliran darah adalah 1 ml/detik, resistensinya dikatakan sebesar 1 satuan resistensi perifer, biasanya disingkat PRU (Peripheral Resistance Unit) (Guyton&Hall, 2008). Satuan fisik dasar yang disebut satuan CGS (sentimeter, gram, detik) dipakai untuk menyatakan resistance. Resistensi untuk satuan ini dapat dihiting dengan rumus : R = 1333xmmHg ml/detik Keterangan : R : resistensi aliran darah dalam dyne detik/cm 5 mmhg ml/detik : menyatakan tekanan darah : menyatakan kecepatan aliran darah e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Menurut Parsudi dalam Subagiya (2007) tekanan darah normal sangat bervariasi tergantung pada: 1) Olah raga terutama yang menggunakan otot lengan.

32 2) Latihan kerja yang lama akan menurunkan tekanan sistolik yang progresif sehingga mudah lelah. 3) Umur, semakin tua tekanan sistolik semakin tinggi biasanya dihubungkan dengan timbulnya arteriosklerosis kira-kira sepersepuluh dan orang tua meningkat di atas 200 mmhg. 4) Seks, pada wanita sebelum menopause 5-10 mmhg lebih rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya tinggi. 5) Anemia berat akan menyebabkan viskositas darah turun 1-2,5 kali viskositas normalnya 3 kali sehingga menyebabkan meningkatkan beban kerja jantung yang akan menaikkan tekanan arteri. 6) Emosi, takut, cemas biasanya tekanan darahnya akan naik. 7) Penyakit ginjal, penyakit hipertensi akan menyebabkan suplai vaskuler berkurang atau berkurangnya filtrasi glomerolus yang akan menyebabkan hipertensi. 8) Merokok, meskipun tidak terdapat hubungan merokok dalam hipertensi namun merokok merupakan faktor risiko mayor terhadap penyakit kardiovaskuler. 9) Minum alkohol, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap otot anti hipertensi. 10) Kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara akut namun secara cepat ditoleransi oleh procesor effect.

33 11) Pemakaian obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral dekongestan hidung, obat anti flu karena jenis obat ini dapat meningkatkan tekanan darah. 12) Faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap tekanan darah seperti suhu ruangan dan kebisingan karena dapat mempengaruhi gangguan tidur dan efek syaraf otonom. 3. Hubungan paparan kebisingan dengan tekanan darah Pada saat bekerja terjadi peningkatan metabolisme sel-sel otot sehingga aliran darah meningkat untuk memindahkan zat zat makanan dari darah yang dibutuhkan jaringan otot. Semakin tinggi aktivitas maka semakin meningkat metabolisme otot sehingga curah jantung akan meningkat untuk mensuplai kebutuhan zat makanan melalui peningkatan aliran darah (Pulung dan Setya, 2005). Kebisingan dapat terjadi di mana-mana termasuk di tempat kerja. Kebisingan di tempat kerja mempunyai efek terhadap pekerja. Gangguan kesehatan merupakan salah satu efek negatif yang disebabkan oleh kebisingan. Menurut Cohen dan Jensen dalam Kusmindari (2008) kebisingan yang tinggi akan menimbulkan gangguan pada kardiovaskuler, alergi, sakit tenggorokan, dan dapat meningkat tekanan darah. Terdapat perbedaan tekanan darah antara kebisingan yang tinggi dan rendah. Kebisingan berhubungan dengan terjadinya peningkatan tekanan darah. Masyarakat yang terpapar kebisingan cenderung memiliki emosi yang tidak stabil, ketidakstabilan tersebut akan mengakibatkan stress. Stress yang

34 cukup lama akan akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah keseluruh tubuh, dalam waktu lama tekanan darah akan naik (Haryoto, 2005). Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan terhadap fungsi tubuh yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dan peningkatan sensitivitas tubuh seperti meningkatnya sistem kardiovaskuler dalam bentuk kenaikan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung (Candra, 2007). Pada umumnya kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu, lebih-lebih yang terputus atau yang datangnya secara tiba-tiba (mendadak) dan tidak terduga dapat menimbulkan reaksi fisiologis berupa peningkatan tekanan darah ± 10 mmhg (Moeljosoedarmo, 2008). Reaksi peningkatan tekanan darah terjadi pada permulaan pemajanan terhadap bising, yang kemudian akan kembali kepada keadaan semula. Apabila terpajan bising terus-menerus maka akan terjadi adaptasi sehingga perubahan tekanan darah tersebut tidak nampak lagi (Moeljosoedarmo, 2008). Rangsangan (stimulasi) kebisingan bermula melalui serabut saraf yang secara tidak langsung mengenai kardiovasculer yang akan menimbulkan konstriksi pada pembuluh darah, tekanan sistole akan meningkat dan tekanan arteri semakin kuat. Pengaruh tersebut bersifat sementara dan sampai derajat tertentu terjadi adaptasi dan dari proses adaptasi tersebut adalah indikasi dari adanya perubahan tekanan darah. (Moeljosoedarmo, 2008).

35 B. Kerangka pemikiran Kebisingan Efek pada saraf otonom Fungsi jantung (jantung kontraksi lebih cepat) Faktor eksternal: 1.Tekanan panas Kontriksi pembuluh darah Tekanan sistole meningkat dan tekanan arteri semakin kuat Perubahan tekanan darah Faktor internal: 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Kondisi Kesehatan dan Riwayat Penyakit (anemia berat, penyakit ginjal, penyakit hipertensi) 4. Kondisi psikologis (emosi, cemas, takut) 5. Olah Raga 6. Merokok 7. Kafein 8. Obat-obatan 9. Latihan kerja Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran C. Hipotesis Ada perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.

36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik. Menggunakan pendekatan cross sectional, karena variabel bebas dan variabel terikat diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurahman, 2004). B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, pada bulan Februari C. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang berjumlah 20 orang. D. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah non probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sumardiyono, 2010).

37 E. Sampel Penelitian Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang yang merupakan populasi pekerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. F. Desain Penelitian Populasi Sampling jenuh Sampel Sebelum terpapar kebisingan Sesudah terpapar kebisingan Tekanan Darah sebelum terpapar kebisingan Tekanan Darah sesudah terpapar kebisingan Paired sample t-test Gambar 2. Bagan Desain Penelitian G. Identifikasi Variabel Penelitian a. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebisingan. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah.

38 c. Variabel Pengganggu 1) Variabel pengganggu terkendali : umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan, riwayat penyakit, konsumsi kafein, kebiasaan merokok dan konsumsi obat-obatan, tekanan panas. 2) Variabel pengganggu tidak terkendali : kondisi psikologis, olah raga. H. Definisi Operasional Variabel a. Variabel bebas : Kebisingan 1) Definisi Kebisingan adalah suara yang ditimbulkan oleh mesin Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang intensitasnya melebihi ambang batas sehingga mengganggu kesehatan tenaga kerja. 2) Alat Ukur : Sound Level Meter merk Rion type Na-20 3) Satuan : decibel (db) 4) Hasil : Kebisingan sebelum dan sesudah bekerja 5) Skala Pengukuran : Nominal b. Variabel terikat : Tekanan Darah 1) Definisi Tekanan darah adalah kekuatan yang diciptakan oleh jantung ketika memompa darah menuju pembuluh arteri dan kekuatan pembuluh arteri ketika mendesak darah ke jantung. 2) Alat Ukur : Sfigmomanometer dan Stetoskop Merk ABN 3) Satuan : mmhg

39 4) Hasil : Data hasil pengukuran tekanan darah 5) Skala Pengukuran : Rasio I. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah: 1. Kebisingan Untuk mengukur kebisingan digunakan alat Sound Level Meter merk RION type NA-20 Teknik pengukurannya adalah : a. Pasang baterai pada tempatnya b. Putar switch ke BATT untuk mengecek kondisi baterai c. Putar switch ke A d. Putar FILTER-CAL-INT ke arah INT e. Putar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur f. Gunakan meter dynamic characteristic selector switch FAST karena jenis kebisingannya continue. g. Arahkan mikrofon pada sumber kebisingan h. Jarak sound level meter dengan sumber bising adalah sesuai dengan posisi tenaga kerja selama kerja i. Pengukuran di lima titik, masing-masing titik diukur sebanyak 5 kali dan diambil hasil yang paling tinggi j. Angka skala dibaca setelah panah penunjuk dalam keadaan stabil.

40 Gambar 3. Sound Level Meter merk RION type NA Tekanan Darah Untuk mengukur tekanan darah digunakan alat Sfigmomanometer dan Stetoskop Merk ABN. Teknik pengukurannya adalah : a. Tenaga kerja dalam posisi duduk tegak, lengan kiri diletakkan diatas meja b. Lengan bagian atas dibalut dengan manset lalu digelembungkan sampai nadi dalam lengan atas tidak terasa c. Dicari pembuluh darah arteri yang dekat dengan lengan yang dibalut manset dan pada pembuluh darah arteri tersebut stetoskop diletakkan d. Tekanan udara dalam manset dikeluarkan dengan memutar katup pada bladder dengan perlahan lalu mendengarkan suara yang dihasilkan dari aliran darah, waktu pertama kali terdengar suara denyut itu disebut tekanan sistolik e. Manset terus dikempiskan secara perlahan sampai suara denyut berhenti, inilah yang disebut tekanan diastolik.

41 Gambar 4. Sfigmomanometer dan Stetoskop merk ABN 3. Kuesioner, yaitu untuk mengetahui kesediaan tenaga kerja menjadi responden dan mengetahui identitasnya. 4. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil pengukuran. 5. Timbangan berat badan, yaitu alat untuk mengukur berat badan seseorang. 6. Microtoice, yaitu alat untuk mengukur tinggi badan. J. Cara Kerja Penelitian Cara kerja penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1. Tahap persiapan a. Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran c. Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi tempat kerja, proses kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan pengukuran kebisingan dan tekanan darah.

42 2. Tahap pelaksanaan a. Mengisi lembar isian data meliputi umur, masa kerja dan tingkat pendidikan. b. Mengukur berat badan, tinggi badan untuk menghitung status gizi/imt. c. Mengukur kebisingan dengan Sound Level Meter merk RION type NA-20. d. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB dengan Sfigmomanometer dan Stetoskop merk ABN. Pengukuran sebelum terpapar kebisingan dilakukan saat tenaga kerja sampai di tempat kerja lalu di istirahatkan ± 10 menit, sedangkan setelah terpapar kebisingan tenaga kerja langsung diukur tekanan darahnya sebelum berganti pakaian untuk pulang. 3. Tahap Penyelesaian Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan menyimpulkan. K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik Paired T-Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0, dengan syarat data berdistribusi normal. Normalitas data menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Nilai signifikasi (Asymp.sig.) apabila nilai signifikasi > 0,05 (p > 0,05) maka data dalam distribusi normal (Riwidikdo, 2008).

43 Interpretasi hasil uji statistik Paired T-Test sebagai berikut: a. Jika p value 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan. b. Jika p value > 0,01 tetapi 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan.

44 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar terletak + 15 km ke arah timur laut dari Surakarta atau 110 Km sebelah selatan ibu kota Jawa Tengah Semarang tepatnya di Desa Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Dari segi ekonomi, lokasi PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar cukup mudah mendapatkan bahan baku yang berupa tetes tebu (molasses) yang diperoleh dari pabrik gula di sekitarnya. PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar mulai beroperasi tahun 1989 dengan peralatan yang serba modern dan canggih, sehingga mampu mengolah tetes tebu (molasses) sebagai hasil samping pabrik gula menjadi produk-produk kimia yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produk utama yang dihasilkan di PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar antara lain Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%, dan Ethyl Acetate 100%. Kadar tersebut merupakan kadar minimal yang diproduksi, sedangkan produk yang keluar kadarnya disesuaikan dengan permintaan konsumen. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Pada unit ini terdapat

45 ruang operator yang kedap suara dan ruang mesin yang kurang kedap terhadap kebisingan karena ruang Boiler ini selain menghasilkan kebisingan dari mesin Boiler sendiri juga lokasinya tidak jauh dari ruang mesin Boiler Biogas dan ruang mesin Compressor yang mana mesin tersebut menimbulkan kebisingan yang melebihi nilai ambang batas (NAB). Mesin Boiler ini bertugas mensuplai uap ke plant untuk proses produksi dan juga untuk menggerakkan alat-alat dalam proses produksi. Di PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkamat, Karanganyar terdapat 2 buah Boiler Batubara yaitu Alstom dan Basuki. B. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Umur Distribusi responden berdasarkan umur tenaga kerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, tahun 2011 dapat digambarkan pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%) Total Rata-rata = 43, Sumber : Data primer tahun 2011 Berdasarkan tabel 4 diperoleh umur responden yang terendah adalah 34 tahun dan tertinggi adalah 52 tahun, rata-rata umur tenaga kerja 43,75 tahun.

46 2. Masa Kerja Masa kerja karyawan di Unit Boiler Batubara lebih dari 10 tahun, adapun distribusi frekuensi masa kerja responden di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Responden No Masa Kerja (tahun) Frekuensi Persentase (%) Total Rata-rata = Sumber : Data primer tahun 2011 Berdasarkan tabel 5 diperoleh masa kerja responden terendah adalah 11 tahun dan tertinggi 24 tahun, rata-rata masa kerja responden adalah 19 tahun. 3. Status gizi/imt Hasil perhitungan status gizi/imt terhadap 20 responden di unit boiler batubara diperoleh sebaran status gizi/imt sebagai berikut : Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi/IMT No IMT Frekuensi Persentase (%) 1 < 18, ,5 22, ,

47 4 27,5 > 0 0 Total Rata-rata = 23, Sumber : Data primer tahun 2011 Dari hasil pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh IMT terendah 19,31 dan IMT tertinggi 27,34 dengan rata-rata IMT responden 23, Kondisi Kesehatan Dari hasil pengisian kuesioner tenaga kerja yang menjadi sampel penelitian dalam kondisi sehat. Hal ini ditandai dengan tidak adanya tenaga kerja yang sedang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menaikkan tekanan darah seperti obat flu. 5. Riwayat Penyakit Dari hasil pengisian kuesioner diketahui tenaga kerja yang menjadi sampel penelitian ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dan hipotensi. Adapun distribusi frekuensi untuk riwayat penyakit sebagai berikut : Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit No Riwayat penyakit Frekuensi Presentase (%) 1 Hipertensi Hipotensi Tidak ada riwayat penyakit Total Sumber : Data primer tahun 2011

48 Dari hasil pendataan riwayat penyakit diketahui 1 responden (5%) memiliki riwayat penyakit hipertensi, 4 responden (20%) memiliki riwayat penyakit hipotensi, dan 25 responden (75%) tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi maupun hipotensi. 6. Kebiasaan Merokok Dari hasil pengisian kuesioner diketahui tenaga kerja ada yang memiliki kebiasaaan merokok, adapun distribusi frekuensinya sebagai berikut : Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok No Kebiasaan Merokok Frekuensi Presentase (%) 1 Perokok Bukan Perokok Total Sumber : Data primer tahun 2011 Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui 8 responden (40%) memiliki kebiasaan merokok dan 12 responden (60%) tidak memilki kebiasaan merokok. C. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Tempat Kerja Berdasarkan pengukuran intensitas kebisingan dengan alat Sound Level Meter pada tempat kerja dilakukan di 5 titik pengukuran di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diperoleh hasil sebagai berikut:

49 Tabel 9. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Titik pengukuran Intensitas kebisingan (db) NAB (db) Batas NAB >NAB >NAB >NAB >NAB >NAB Rata-rata 87,71 Sumber : Data primer tahun 2011 Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa intensitas kebisingan terendah adalah 86 db, intensitas kebisingan tertinggi adalah 89 db dan rata-rata intensitas kebisingan di Unit Boiler Batubara adalah 87,71 db D. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebanyak 20 sampel penelitian di Unit Boiler Batubara dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB. Untuk lebih jelas hasil pengukuran tekanan darah dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan Melebihi NAB Nama Tekanan Darah Subjek Sistolik Diastolik Penelitian Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah A B C D E 100 commit 115 to user bersambung

50 sambungan F G H I J K L M N O P Q R S T Jumlah Rata-rata 116,3 125,3 80,4 85,2 Sumber : Data primer tahun 2011 Dari hasil pengukuran tekanan darah subjek penelitian di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar diperoleh rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB 116,3 mmhg sedangkan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 125,3 mmhg. Selisih sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB sebesar 9 mmhg, sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 80,4 mmhg sedangkan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 85,2 mmhg. Selisih sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB 4,8 mmhg. Distribusi frekuensi perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.

51 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Tekanan Darah Perubahan Tekanan Darah Meningkat Menurun Tetap Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase Sistolik % 3 15 % 1 5 % Diastolik % 2 10 % 6 30 % Sumber : Data primer tahun 2011 Dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik menunjukkan bahwa dari ke 20 subjek penelitian di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar terdapat 16 orang (80%) mengalami peningkatan, 3 orang (15%) mengalami penurunan, dan 1 orang (5%) tekanan darah sistoliknya tetap. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik menunjukkan bahwa terdapat 12 orang (60%) mengalami peningkatan, 2 orang (10%) mengalami penurunan, dan 6 orang tekanan diastoliknya tetap. Dari hasil tersebut di atas, untuk normalitas data tekanan darah digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan hasil normalitas data tekanan sistolik nilai p sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,224 dan nilai p sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,788. Sedangkan tekanan diastolik nilai p sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,025 dan nilai p sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,269. Hasil ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena nilai p > 0,05. Hasil uji statistik tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 (p 0,05), maka Ho ditolak. Hasil ini

52 menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB. Hasil uji statistik tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p sebesar 0,006 atau kurang dari 0,05 (p 0,05), maka Ho ditolak. Hasil ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.

53 BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian Keseluruhan tenaga kerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar berjumlah 20 orang, kemudian digunakan teknik sampling non probability dengan pendekatan sampling jenuh maka seluruh tenaga kerja dijadikan sampel penelitian. Kemudian dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui identitas tenaga kerja yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, status gizi, pendidikan, masa kerja, kondisi kesehatan dan riwayat penyakit. Dalam penelitian ini subjek penelitian berumur antara tahun, menurut Buckman dan Westcott (2010) tekanan darah mulai meningkat pada umur sekitar 35 tahun. Seluruh sampel dalam penelitian ini adalah laki-laki. Kondisi kesehatan yang baik, dari hasil pengisian kuesioner tenaga kerja berada dalam kondisi sehat dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan, menurut Depkes RI (2003) seseorang yang mengkonsumsi obat-obatan seperti oral dekongestan hidung, obat-obat hidung, obat supresi nafsu makan dapat meningkatkan tekanan darah. Masa kerja minimal 11 tahun dan maksimal 24 tahun, gangguan akibat bising akan mudah dialami oleh tenaga kerja yang bekerja dengan masa yang lebih lama, karena semakin lama tenaga kerja bekerja pada

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia industri khususnya industri tekstil semakin meningkat dan akan memberikan dampak positif maupun negatif kepada manusia, terutama para pekerja. Berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebisingan Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki. Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara atau media lain 5). Apabila

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TUGAS AKHIR HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN STRES KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR Eka Dian Prasetya R0010038 PROGRAM DIPLOMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan RATIH

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN digilib.uns.ac.id 1 PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan industri di indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sebagian besar waktu usia produktif akan dilewatkan di tempat kerja. Hal ini

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Aulia Ganes Pramudita R0210004 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan MARYANA

Lebih terperinci

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah upaya kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA DI PT MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA DI PT MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR HUBUNGAN ANTARA PAPARAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA DI PT MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan. PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA TENAGA KERJA TERPAPAR KEBISINGAN DI UNIT BOILER PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO Akmal Dwiyana Kau, Sunarto Kadir, Ramly Abudi 1 akmalkau@gmail.com Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PEKERJA PARKIR BASEMENT MALL DAN TEMPAT BILLIARD DI SURAKARTA AKIBAT PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO)

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PEKERJA PARKIR BASEMENT MALL DAN TEMPAT BILLIARD DI SURAKARTA AKIBAT PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA PEKERJA PARKIR BASEMENT MALL DAN TEMPAT BILLIARD DI SURAKARTA AKIBAT PAPARAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi : BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki

Lebih terperinci

Tabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi

Tabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebisingan 1. Pengertian Kebisingan Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki 3). Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin 1 BAB I PENDAHULUAN Teknologi dalam industri diterapkan untuk mempermudah pekerjaan dan meningkatkan hasil kerja. Mesin-mesin dalam industri merupakan terapan dari teknologi canggih yang biasa digunakan

Lebih terperinci

kenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1]

kenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1] BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh kebisingan terhadap tekanan darah tinggi telah menjadi bahan kajian dan studi utama kebisingan di lingkungan kerja. Penelitian-penelitian mengindikasikan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang berdiri di Indonesia.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Renny Nur Chasanah R.0211043

Lebih terperinci

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan SANTI EKASARI

Lebih terperinci

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **)

Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana, MS dan Sri Sumiyati, ST, MSi. **) PENGARUH KEBISINGAN DI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PEKERJA DI AREA RING FRAME UNIT SPINNING 5 PT. APAC INTI CORPORA BAWEN KABUPATEN SEMARANG Dian Pratiwi*), Ir. Irawan Wisnu Wardhana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas. 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Dinamisnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH KELELAHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIFITAS PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PROSES PRODUKSI DI PT. ISKANDAR TEX SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Nina Aditya

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan bahan dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Namun demikian, penerapan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bising merupakan faktor fisik lingkungan kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory seperti stress

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Magdalena R.0212027

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI RAKABU FURNITURE SURAKARTA

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI RAKABU FURNITURE SURAKARTA PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PEKERJA DI RAKABU FURNITURE SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh : Ica Yuniar Sari R.0206031

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan Explanatory research yaitu penelitian yang menghubungkan antara variabel melalui pengujian hipotesa yang telah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan EKA FEBRIYANTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk (Nanny, 2007). Bising dengan intensitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. BAB V PEMBAHASAN A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Hasil penelitian menunjukkan setelah bekerja untuk sistole

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM JAHIT PADA PEKERJA BAGIAN GARMEN DI PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM JAHIT PADA PEKERJA BAGIAN GARMEN DI PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM JAHIT PADA PEKERJA BAGIAN GARMEN DI PT. DANLIRIS, SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Chriswanto Wisnu Nugroho R.

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. PUTRA NUGRAHA TRYAGAN

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. PUTRA NUGRAHA TRYAGAN PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA DI PT. PUTRA NUGRAHA TRYAGAN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Novita

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Belajar Menurut Suwarno (2006) lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar yang melengkapi terjadinya proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa lingkungan sebagai

Lebih terperinci

PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR BISING DI BAGIAN TENUN DEPARTEMEN WEAVING SHUTTLE LOOM PT. DAYA MANUNGGAL SALATIGA

PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR BISING DI BAGIAN TENUN DEPARTEMEN WEAVING SHUTTLE LOOM PT. DAYA MANUNGGAL SALATIGA PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR BISING DI BAGIAN TENUN DEPARTEMEN WEAVING SHUTTLE LOOM PT. DAYA MANUNGGAL SALATIGA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

DINASTI TUNGGAL DEWI J

DINASTI TUNGGAL DEWI J PERBEDAAN NADI KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN TERPAPAR INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NILAI AMBANG BATAS (NAB) PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA PUBLIKASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik 72 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus

Lebih terperinci

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR

HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR HUBUNGAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SARUNG TANGAN DENGAN KELUHAN IRITASI KULIT BAGIAN TANGAN KARENA ASAM ASETAT DI PT X KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan sejalan dengan penetapan status Bandara Adisutjipto

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan sejalan dengan penetapan status Bandara Adisutjipto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandara Adisutjipto Yogyakarta berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan R.I. Nomor KM 90/19991 ditetapkan sebagai bandara internasional. Kegiatan, frekuensi, dan jenis

Lebih terperinci

PERBEDAAN TEKANAN DARAH RATA-RATA PADA INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB TENAGA KERJA CV GION & RAHAYU KARTASURA

PERBEDAAN TEKANAN DARAH RATA-RATA PADA INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB TENAGA KERJA CV GION & RAHAYU KARTASURA PERBEDAAN TEKANAN DARAH RATA-RATA PADA INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NAB TENAGA KERJA CV GION & RAHAYU KARTASURA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan merugikan manusia

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN

PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN PENGARUH BEBAN KERJA DAN UMUR TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA ANGKAT- ANGKUT DI P.B. CAHAYA INTAN KRUJON TOYOGO SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Margaretta

Lebih terperinci

Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado.

Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado. Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah Pada Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa Di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado. 1 Shinly Suzana Montolalu 2 Wenny Supit 2 Vennetia R. Danes 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materi

Lebih terperinci

DINASTI TUNGGAL DEWI J

DINASTI TUNGGAL DEWI J PERBEDAAN NADI KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN TERPAPAR INTENSITAS KEBISINGAN DI ATAS DAN DI BAWAH NILAI AMBANG BATAS (NAB) PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel, 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel, melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan melalui upaya kesehatan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (Taufiqurahman, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan metode cross sectional. Cross sectional merupakan metode penelitian dengan menghubungkan antara

Lebih terperinci

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri textile merupakan industri yang sebagian proses produksinya menggunakan mesin dengan teknologi tinggi, misalnya seperti mesin winding, warping, zising, riching,

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2012) yaitu pengambilan kesimpulan dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH HIGIENE PERSONAL TERHADAP KELUHAN IRITASI KULIT PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PLASTIK DI CV. CAHYA JAYA SUKOHARJO SKRIPSI

PENGARUH HIGIENE PERSONAL TERHADAP KELUHAN IRITASI KULIT PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PLASTIK DI CV. CAHYA JAYA SUKOHARJO SKRIPSI PENGARUH HIGIENE PERSONAL TERHADAP KELUHAN IRITASI KULIT PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PLASTIK DI CV. CAHYA JAYA SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana SainsTerapan Kestiana

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Sari

Lebih terperinci

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN

PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN PERBEDAAN GETARAN MESIN GERINDA DAN MESIN AMPLAS TERHADAP KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA CV.MANGGALA JATI KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan tekanan darah sistolik pada mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH MUSIK KERJA TERHADAP TINGKAT KELELAHAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR

PENGARUH MUSIK KERJA TERHADAP TINGKAT KELELAHAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR PENGARUH MUSIK KERJA TERHADAP TINGKAT KELELAHAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UNIT FILLING PT. INDO ACIDATAMA Tbk, KEMIRI, KEBAKRAMAT, KARANGANYAR Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI KOTA MANADO Raudhah Nur Amalia Makalalag*, Angela

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN KELELAHAN KERJA DAN STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN SMALL PACKAGINGS 2 DI PT X KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Mei Sulistyorini

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN 28 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Fisiologi dan Farmakologi-Toksikologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat BAB IV HASIL A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Perusahaan ini didirikan di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah dengan luas lahan ± 11 Ha. Pada mulanya perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai risiko kesehatan paparan bising pada pekerja di PT X yang terpapar dan tidak terpapar kebisingan. III.1. Kerangka Kerja

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT PENELITIAN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT Merah Bangsawan*, Holidy Ilyas* Hasil survey di pabrik es di Jakarta menunjukkan terdapat gangguan pendengaran

Lebih terperinci

PPERBEDAAN TEKANAN DARAH KARYAWAN YANG TERPAPAPAR PANAS DI ATAS NAB DAN DI BAWAH NAB DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

PPERBEDAAN TEKANAN DARAH KARYAWAN YANG TERPAPAPAR PANAS DI ATAS NAB DAN DI BAWAH NAB DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR PPERBEDAAN TEKANAN DARAH KARYAWAN YANG TERPAPAPAR PANAS DI ATAS NAB DAN DI BAWAH NAB DI PT. INDO ACIDATAMA Tbk. KEMIRI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto, 2010). kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Kurniawidjaja, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA PENGUPAS BIJI METE TANPA ALAT DI KOPERASI MITRA BENGAWAN SOLO WONOGIRI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA PENGUPAS BIJI METE TANPA ALAT DI KOPERASI MITRA BENGAWAN SOLO WONOGIRI HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA PENGUPAS BIJI METE TANPA ALAT DI KOPERASI MITRA BENGAWAN SOLO WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri tekstil di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil devisa tertinggi di antara komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di kota-kota besar di negara-negara dunia sering ditemukan adanya daerah kumuh atau pemukiman miskin. Daerah kumuh ini merupakan pertanda kuatnya gejala kemiskinan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya perubahan proses produksi. Sebelum kemajuan teknologi, pekerjaan di bidang industri hanya menggunakan alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dunia Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi yang tinggi, penggunaan bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks. Namun demikian, penerapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN UNIT COMPRESSOR PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN UNIT COMPRESSOR PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR LAPORAN KHUSUS HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN UNIT COMPRESSOR PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR Dinar Hartanto R.0008035 PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode analitik observasional dengan cara pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mencari hubungan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA DI PT.INKA (PERSERO) MADIUN Oleh : RAKHMANISA LINDHI HANIFA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebisingan 2.1.1 Pengertian Kebisingan Bising pada umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki (WHO, 1995). Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak

Lebih terperinci

PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DAN INJEKSI PROGESTIN SKRIPSI

PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DAN INJEKSI PROGESTIN SKRIPSI PERBEDAAN TEKANAN DARAH ANTARA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI DAN INJEKSI PROGESTIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Resti Nurfadillah G0012177 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN SARAPAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA CV UNGGUL FARM SUKOHARJO

PENGARUH KEBIASAAN SARAPAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA CV UNGGUL FARM SUKOHARJO PENGARUH KEBIASAAN SARAPAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA CV UNGGUL FARM SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Anggreini Beta Citra D R.0209005 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses industrialisasi di suatu negara merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kehidupan global telah mendorong dunia industri untuk senantiasa memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan produktivitas perusahaan pemerintah telah mengambil kebijakan khususnya tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Selain bermanfaat untuk perusahaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Andhika Yuli Pratama R.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis Penelitian ini adalah explanatory research, yaitu menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang telah ditetapkan dengan

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 11 LINGKUNGAN KERJA FISIK 2 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja

Lebih terperinci

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA Nurul Fajaria Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN HUBUNGAN STATUS GIZI DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA BATIK BROTOSENO MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Andhika Stevianingrum

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci