BAB III PROFIL PT S DUPANTEX DAN PERAN ORANG TUA PEKERJA PT.S DUPANTEX DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PROFIL PT S DUPANTEX DAN PERAN ORANG TUA PEKERJA PT.S DUPANTEX DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK"

Transkripsi

1 BAB III PROFIL PT S DUPANTEX DAN PERAN ORANG TUA PEKERJA PT.S DUPANTEX DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK A. Profil PT. S Dupantex PT Sampangan Duta Panca Sakti Textile, alamat di Jl. Raya Tirto Km. 4 Pekalongan. PT. Sampangan Duta Panca Sakti Textile adalah perusahaan yang bergerak dibidang textile dengan pemasaran di luar dan dalam negeri. Perusahaan berdiri dengan akte pendirian notaries FX. Budianto, SH. Nomor 65, tanggal 19 Oktober 1990 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI nomor HT Tahun Perusahaan ini diresmikan sebagai perusahaan textile terpadu (Integrated Tekxtile Industry) pada tanggal 31 juli 1991 oleh Menteri Perindustrian RI Bapak Hartanto mewakili presiden RI Bapak Soeharto. Nama lengkap dari PT. S. DUPANTEX ini adalah PT. Sampangan Duta Panca Sakti Textile karena dimiliki oleh direksi yang terdiri dari lima orang (Panca). Nama kelima direksi tersebut adalah Loe Tiong Peng, Liu Chongming, Lui Chung Leung, Luis Haryanto dan Iwan Herdiyanto. 41

2 42 B. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Akhlak Anak Orang tua adalah orang yang pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak pada awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayah. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dalam penelitian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pekerja PT. S. Dupantex, mengenai peran orang tua pekerja PT. S. Dupantex dalam pendidikan akhlak anak, adapun ungkapan beberapa pekerja PT. S DUPANTEX mengenai pendidikan akhlak pada anak-anak mereka. Pendidikan akhlak ialah pendidikan yang bertujuan untuk mengarahkan dan mejadikan seorang anak menjadi anak yang berakhlak mulia. 1 Pengajaran/pendidikan yang bertujuan membentuk karakter dan budi pekerti yang mulia. 2 Mendidik oran g tentang akhlak atau budi pekerti mana yang baik dan mana yang tidak baik. 3 Mengarahkan kita untuk dapat memahami tentang unsur-unsur yang ada dalam agama yang kita anut. 4 Nah...itu pendidikan tanpa disertai pendidikan akhlak, anda bisa lihat sendiri koruptor dimana-mana, itulah contoh orang yang berpendidikan tapi tidak berakhlak. 5 Pendidikan akhlak adalah untuk membuat seseorang memounyai akhlak yang baik, pendidikan akhlak adalah pendidikan hati dengan hati yang baik orang akan menjadi baik. 6 Pendidikan adalah belajar yang harus di jalani setiap orang. 7 1 Susanto, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 27 mei 2015.,baris Wasmiyati, Op, cit.,baris Slamet karnyo, Op, cit.,baris Erin supriyono, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 30 mei 2015, baris Ghozali, Op, cit., baris Muh. Sugiyono, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 4 juni 2015, baris Joyo slamet, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 28 Mei 2015, baris 2.

3 43 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa pendidikan akhlak menurut pendapat pekerja PT. S Dupantex itu pendidikan yang mengarahkan kita agar memahami agama serta mendidik budi pekerti dan membentuk karakter agar berakhlak mulia. Orang tua haruslah memberikan pendidikan akhlak untuk anak-anaknya karena untuk membentuk akhlak yang mulia bagi anak. Pendidikan akhlak yang dilakukan oleh orang tua sangatlah penting bagi anak-anaknya dan itu sesuai dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan pekerja PT. S. Dupantex. Penting, karena pendidikan adalah kunci kepribadian seseorang anak di manapun mereka berada. Terutama pendidikan akhlak. 8 Penting, tanpa pendidikan orang tidak dapat menggapai apa yang dicita citakan. 9 Penting sekali, tanpa pendidikan hidup orang tidak terarah, tidak berakhlak, tidak berilmu, yang tentu saja bakal amburadul dalam menghadapi kehidupan di masa depan, pendidikan harus diberikaan kepada anak kita baik formal maupun nonformal untuk pembentukan akhlaknya. 10 Sangat penting, karena orang yang berpendidikan mereka bisa menerapkan di kehidupan sehari-hari mana yang baik dan mana yang buruk. 11 Penting, karena dari orang yang berpendidikan suatu negara atau bangsa bisa maju dan berkembang. 12 Pendidikan itu penting, karena dengan adanya pendidikan kita akan mendapatkan wawasan yang luas Susanto, Ibid, baris Joyo slamet, Op.cit.,baris Wasmiyati, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 5 Juni 2015, baris Slamet karnyo, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 1 juni 2015, baris Ghozali, Op.cit.,baris 6-7.

4 44 Penting, karena untuk membangun karakter yang baik untuk menata kehidupan yang baik. 14 Dari hasil penelitian di atas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa pada dasarnya pendidikan itu sangat penting, baik itu dari pendidikan formal maupun nonformal, dan agar mampu menghadapi permasalahan yang ada, kemudian mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk bekal menggapai apa yang dicitacitakan dikemudian hari. Setiap pendidikan pastinya memiliki tujuan tersendiri bagi anak-anak maupun orang tua, bagaimana dengan tujuan pendidikan akhlak pada diri anak menurut orang tua di PT. S. Dupantex. Tujuan pendidikan adalah membentuk sifat manusia untuk menjadi lebih baik dan bermartabat semakin baik akhlak seseorang, maka akan berwibawa orang itu. 15 Tujuannya agar setiap orang mampu membandingkan mana yang baik dan mana yang buruk. 16 Agar anak mengerti/memahami tingkah dan perilaku baik, juga menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangannya. 17 Tujuanya untuk mengajarkan hal hal yang baik, sebagai pondasi dalam kehidupan sehari hari. 18 Tujuanya untuk menjadikan seseorang mempunyai akhlak yang lebih baik Erin Supriyono, Ibid, Baris Ristiyanto, Pekerja PT. S. Dupantex, Wawancara Pribadi, 2 Juni 2015, baris Ghozali, Ibid.,baris Kisyanto, pekerja PT. S. Dupantex, wawancara pribadi, 6 juni 2015, baris Wasmiyati, Op, cit.,baris Yenny Susan, Pekerja PT. S.Dupantex, Wawancara Pribadi, 3 Juni 2015, baris Muh.Sugiarto, Ibid, baris 13.

5 45 Tujuan pendidikan akhlak yaitu untuk membentuk kepribadian seseorang mental, budi pekerti yang luhur. 20 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa tujuan pendidikan akhlak menurut pendapat pekerja PT. S Dupantex itu untuk membentuk sifat yang taat kepada Allah SWT, mengerti/memahami tingkah dan perilaku mana yang baik dan mana yang buruk agar bermartabat serta berwibawa dihadapan sesama dan disisi Allah SWT. Di atas merupakan beberapa pendapat pekerja PT. S. Dupantex yang peneliti dapatkan mengenai tujuan pendidikan, mengenai pendidikan akhlak bagaimana orang tua menerapkan pada anak mereka dalam membina akhlak terhadap anak di waktu kesibukan orang tua masing-masing. Ya, disamping kita selalu memberi pengertian apa akhlak yang baik dan akhlak yang buruk, yang paling penting kita sebagai orang tua, kita harus memberikan contoh akhlak-akhlak yang baik dalam sehari-hari. 21 Ya, diajarkan akhlak sejak dini supaya anak bisa menghargai dan hormat sesama manusia. 22 Ya, mengajarkan untuk berbuat baik dan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara memberikan pendidikan di sekolah atau TPQ. 23 Ya, karena seorang anak akan lebih mudah meniru orang yang ada didekatnya Joyo Slamet, Op,Cit.,Baris Slamet karnyo, Op,cit.,baris Ristiyanto, Op,cit., baris Yenni susana, Ibid, 3 juni baris

6 46 Ya, carannya dengan memberi arahan, pengertian dan memberi, contoh dalam kehidupan sehari hari. 25 Pasti, sejak dari kecil anak saya sudah saya mulai ajarkan pendidikan akhlak, mulai membaur dengan teman saya ajarkan untuk tidak nakal, selalu berbagi dengan teman agar kelak tidak menjadi orang yang pelit. 26 Iya, seperti dengan saya melatih anak supaya bisa mengaji, mengenal prilaku yang baik dan lain lain. 27 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa orang tua pekerja PT. S DUPANTEX itu telah memberi pengertian apa akhlak yang baik dan akhlak yang buruk serta telah memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesibukan orang tua bekerja di pabrik tidak berarti orang tua lupa akan tanggung jawab mereka terhadap anak-anak, apalagi dalam pendidikan akhlak. Dalam berbagai macam akhlak apa saja akhlak yang ditanamkan oleh orang tua pada diri anak, banyak akhlak yang ditanamkan pada diri anak misalnya. Ikhlas, saling berbagi, mengasihi, kesopanan, kedisiplinan, ke agamaan. 28 Akhlak dalam pergaulan, Akhlak dalam kehidupan seharihari, dan Akhlak yang berdasarkan agama. 29 Akhlak sesama orang yang lebih tua Akhlak sesama teman sebaya dan Akhlak sesama teman yang lebih muda. 30 Berbuat baik pada lingkungannya, sopan santun pada orang tua dan belajar ilmu agama Susanto, Op,cit.,baris Joyo slamet, Op,cit.,baris Ghozali, Op,cit.,baris Erin supriyono, Op,cit.,baris Susanto, Op,cit.,baris Joyo slamet, Op,cit.,baris Slamet karnoyo, Op,cit.,baris

7 47 Saya sering mendidik anak saya untuk ramah sama temantemannya, tujuannya agar kelak anak saya tidak sombong, saya juga mendidik anak saya untuk selalu berbagi, tujuannya kelak biar anak saya menjadi dermawan, juga tidak ketinggalan saya didik untuk suka menolong. 32 Ya, karena orang tualah yang lebih bisa mengerti bagaimana kita mengajarkan ilmu pada anak kita, karena kita lebih dekat. 33 Pendidikan akhlak agama itu yang sangat penting niat bisa berguna buat masyarakat dan bangsa. 34 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa orang tua pekerja PT. S DUPANTEX telah menanamkan pendidikan akhlak dengan cara berperilaku ikhlas, saling berbagi, mengasihi sesama, sopan santun, kedisiplinan, ke agamaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan akhlak pada anak orang tua memberikan contoh teladan ketika di rumah sehingga anak mampu memahami dan mengerti apa yang dicontohkan baik itu ucapan atau tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dilakukan orang tua pekerja PT S Dupantex. Selalu dan selalu saya contohkan, setiap tingkah laku kita sebagai orangtua, anak selalu memperhatikan dan disadari atau tidak. Anak akan meniru dan mengikuti tingkah laku/perbuatan kita sebagai orang tua, jadi dari situlah saya selalu memberi contoh yang baik buat anak saya Wasmiyati,Op,cit.,baris Ghozali, Op,cit.,baris Erin supriyono, Op,cit.,baris Ristiyanto, Op,cit.,baris Ghozali,Op,cit.,baris

8 48 Ya, karena orang tualah yang lebih bisa mengerti bagaimana cara kita mengajarkan ilmu pada anak kita, karena kita lebih dekat. 36 Ya, karena kalau kita hanya menyuruh tanpa memberi contoh mereka hanya melakukan karena terpaksa karena takut orang tua marah. 37 Ya, karena anak lebih mudah meniru orang yang berada didekatnya. 38 Ya, memberikan karena apa yang kita lakukan pasti anak-anak akan mengikutinya tanpa kita menyadarinya. 39 Ya, memberikan pengertian, memberi contoh tingkah laku sehari hari. 40 Selalu dan selalu saya contohkan, setiap tingkah laku kita sebagai orangtua, anak selalu memperhatikan dan disadari atau tidak. Anak akan meniru dan mengikuti tingkah laku / perbuatan kita sebagai orang tua, jadi dari situlah saya selalu memberi contoh yang baik buat anak saya. 41 Ya, karena pendidikan akhlak itu seharusnya dilakukan setiap hari baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain. 42 Ya, karena kalau kita hanya menyuruh tanpa memberi contoh mereka hanya melakukan karena terpaksa karena takut orang tua marah. 43 Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwasanya peran orang tua sangat berpengaruh terhadap akhlak anak dimana anak mampu melihat tindakan orang tua dan dari hal tersebut anak juga mampu menerapkannya pada diri anak sendiri, karena terbiasa melihat apa yang dilakukan oleh orang tua anak tersebut. 36 Erin supriyono,op,cit.,baris Muh. Sugiarto, Op,cit., baris Susanto, Op,cit.,baris Kisyanto,Op,cit.,baris Joyo slamet, Op,cit.,baris Ghozali, Op,cit.,baris Yenni susan, Op,cit.,baris Muh. Sugiarto, Op,cit.,baris

9 49 Dalam pendidikan akhlak anak menurut pandangan orang tua, pendidikan yang lebih diutamakan pada diri anak lebih cenderung memasrahkannya pada suatu lembaga pendidikan atau orang tua lebih percaya mendidik anak mereka sendiri ketika berada dirumah, dilihat dari kesibukan masing-masing orang tua anak. Ya kalau ada waktu diberikan pendidikan sendiri, tapi tetap disuruh ikut pendidikan di TPQ supaya lebih baik, karena di TPQ ada orang yang lebih berpendidikan. 44 Ya, dirumah diajarkan cara berakhlak kepada yang lebih tua biar bisa meghormati. 45 Yang jelas kita tidak bisa memasrahkan 100 % pada guru atau ustadz, tapi orang tua juga sangat berperan karena anak sangat dekat dengan orang tua dan waktunya lebih banyak. 46 Keduanya saya jalani, sebagai kepala keluarga, saya juga punya tanggungjawab memberi nafkah kepada istri dan anak saya, jadi karena keterbatasan waktu, maka anak saya, saya titipkan di TPQ. Tapi di waktu luang saya selalu habiskan waktu bersama keluarga, sambil saya tanamkan pendidikan akhlak dan berbudi pekerti yang baik dan benar. 47 TPQ, karena di dalm TPQ anak lebih semangat belajar karena banyak temannya. 48 Meluangkan waktu, karena orangtualah yang bertanggung jawab atas anaknya. 49 Iya, disamping saya sekolahkan di TPQ, ya dengan perilaku sehari hari kita kasih contoh, karena jaman sekarang kalau tidak kita beri contoh mereka mau hanya terpaksa Yenni susana, Op,cit.,baris Ristiyanto, Op,cit.,baris Slamet karnoyo, Op,cit.,baris Ghozali, Op,cit.,baris Susanto, Op,cit.,baris Joyo Slamet, Op,cit.,baris Muh. Sugiarto, Op,cit.,baris

10 50 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa orang tua pekerja PT. S DUPANTEX memberikan, menanamkan pendidikan akhlak kepada anaknya dengan cara mengajarkannya sendiri dan menyerahkannya kepada guru/ustad serta menyekolahkan anaknya di TPQ. Adapun manfa at dari adanya pendidikan akhlak bagi anak menurut pekerja PT. S. DUPANTEX, Anak menjadi tahu di antara perbuatan yang baik dan buruk. 51 Anak berbakti kepada orang tua dan terbentuk kepribadian yang berbudi luhur, sopan santun dalam pergaulan. 52 Minimal saya tidak menanggung malu, karena saya punya anak yang berakhlak baik, kemana anak saya pergi main, orang melihatnya senang. 53 Manfa atnya banyak anak jadi lebih bisa hormat yang lebih tua dan punya sopan santun. 54 Anak akan patuh kepada orangtuanya, sopan santun dan memiliki budi pekerti yang baik sehingga kelak bisa di banggakan orang tuanya. 55 Anak-anak akan mengerti dan menghormati orang tua dan menghargai orang lain. 56 Bisa lebih memahami tentang kehidupan di lingkungan sekitar Susanto, Op,cit.,baris Joyo slamet, Op,cit.,baris Ghozali, Op,cit., baris Ristiyanto, Op,cit.,baris Wasmiyati, Op,cit.,baris Kisyanto, Op,cit.,baris

11 51 Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa manfaat pendidikan akhlak menurut orang tua pekerja PT. S DUPANTEX untuk menjadikan anak berbakti kepada orang tua, berkepribadian yang luhur, mempunyai sopan santun dalam pergaulan serta kelak dapat membanggakan orang tua. C. Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat dalam Memberikan Pendidikan Akhlak bagi Anak di PT. S Dupantex Kewajiban mendidik dan memelihara anak dengan cara yang diajarkan oleh agama pun harus diketahui oleh orang tua. Bagaimana cara menghadapi dan mendidik anak adalah masalah penting yang tidak boleh diabaikan dalam keluarga. Dalam pendidikan akhlak pada anak pastinya bukanlah hal yang mudah apalagi di zaman sekarang ini, banyaknya perkembangan alat komunikasi yang digunakan pada anak-anak. Kadang dengan adanya hal tersebut membuat anak menjadi lalai akan suatu kewajiban yang harus diutamakan seperti halnya shalat 5 waktu, membaca Al-Qur an dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya yang semakin terabaikan. a. Faktor Pendukung Dalam Pendidikan Akhlak Bagi Anak Pastinya sebagai orang tua ingin memberikan pendidikan akhlak yang baik pada anak, namun kadang dalam setiap hal ada beberapa faktor yang mendukung dan menghambat dalam pengajaran 57 Erin Supriyono, Op,cit.,baris 29.

12 52 pendidikan akhlak pada diri anak, seperti bebrapa ungkapan pekerja PT. S DUPANTEX, mengenai hal tersebut yang peneliti temui dalam wawancara yang telah dilakukan. Beberapa faktor pendukung dalam pendidikan akhlak pada anak. Memiliki banyak teman, dikasihi orang sekitar, ingin menjadi seseorang yang menjadi panutanya. 58 Faktor bermain, karena dalam memberikan ilmu bisa saja anak kita akan ada kemauan dengan dorongan teman-temannya, tetapi dalam hal ini, bermain dalam mencapai tujuan tertentu, bukan hal yang negatif. 59 Faktor agama karena anak berakhlak baik akan masuk surga dan sebaliknya dan Faktor sesama manusia anak berakhlak baik akan selalu dihormati dan disenangi sesama. 60 Faktor genetik, faktor keluarga (lingkungan keluarga) dan faktor sarana dan prasarana (kita harus menyediakan apa kebutuhan mereka). 61 Faktor utamanya adalah lingkungan dan keluarga anak akan selalu termotivasi pada kedua faktor tersebut. 62 Faktor kasih sayang, faktor kesabaran dan faktor keharmonisasi dalam keluarga. 63 Dari beberapa faktor yang mendukung anak dalam pendidikan akhlak yang dapat peniliti simpulkan bahwa anak bersemangat dalam menerima suatu pendidikan akhlak itu yang paling utama dari keluarga, dimana anak paling dekat dengan keluarga jika dalam suatu keluarga tercipta suatu komunikasi yang baik maka anak akan merasa nyaman dalam menerima suatu pendidikan akhlak dari keluarga, 58 Susanto, Op,cit.,baris Erin supriyono, Op,cit.,baris Slamet karnoyo, Op,cit.,baris Moh, sugiarto, Op,cit.,baris Wasmiyati, Op,cit.,baris Joyo slamet, Op,cit.,baris

13 53 teman bermain, lingkungan yang baik akan membuat anak mampu bersosialisai dengan baik, saling menghormati satu sama lain walaupun bukan bagian keluarga dan mampu berbagi dan belajar bersama karena anak merasa senang bisa bersama-sama dalam menerima suatu pendidikan akhlak baik di sekolah dan saat bermain di luar jam sekolah. b. Faktor penghambat dalam pendidikan akhlak Adapun faktor penghambat dalam pendidikan akhlak pada anak yang diungkapkan oleh karyaawan PT. S DUPANTEX. Dari wawancara yang peneliti lakukan. Ya kalau ada sih emang ada, tapikan itu dulu waktu anak saya masih kecil, namanya juga anak-anak kadang kebawa temannya, nah disitulah peran kita sebagai orang tua, kita harus sabar menasehati anak kecil, berdo a dan sambil menggarahkan anak kita supaya mau dan mengikuti nasehat serta perintah kita sebagai orang tua. 64 Pengaruh dari lingkungan teman-teman yang kurang baik dan Pengaruh orang tua yang bila tidak bisa memberikan contoh pada anak tentang perbuatan yang kurang baik. 65 Banyak kendala dalam kita mengajarkan ilmu akhlak pada anak kita, seperti faktor lingkungan yang tidak baik atau kurang mendukung. 66 Lingkungan yang buruk, yang menjadikan anak mudah terpengaruh. 67 Pasti ada kendalanya, misalnya dengan adanya kegiatan anak yang terlalu padat maupun dengan adanya pergaulan sekarang. 64 Ghozali, Op,cit., baris Slamet karnyo, Op,cit.,baris Erin supriyono, Op,cit.,baris Susanto, Op,cit.,baris 39.

14 54 Jadi kita tetap harus hati-hati, tetap memberikan pendidikan akhlak walaupun sedikit. 68 Mungkin karena lingkungan, teman bermain, mungkin juga karena lingkungan keluarga. 69 Kendalanya adalah biasanya pada saat adaptasi terhadap lingkungan sekolahnya/tpq, tapi ini sifatnya hanya sementara saja. 70 Kendalanya banyak anak-anak yang mengajak bermain, banyak acara TV yang menggoda dan pelajaran formal yang sangat mendesak. 71 Bahwa pada dasarnya setiap orang tua selalu menekankan pendidikan agama terhadap anak, anak selalu diajarkan sopan santun, baik dalam bertutur kata, saling menghormati satu sama lain. Tetapi pengaruh dari luar anak seperti pengaruh lingkungan keluarga, pengaruh lingkungan sekolah dan pengaruh lingkungan masyarakat akan berdampak lebih dominan dibandingkan dengan apa yang telah diajarkan oleh orang tuanya dirumah. Sehingga ada anak yang kurang sopan santunnya, kurang tata kramanya, ada yang kurang dalam hal agamanya, tetapi tidak sedikit pula yang tak terpengaruh oleh lingkungan sekitar, tetap dengan pendirian ajaran orang tuanya, semua tergantung dari pengaruh mana yang lebih kuat, lebih cenderung membawa anak itu, apakah pengaruh yang baik lebih kuat, ataukah pengaruh yang kurang baik yang lebih dominan untuk anak tersebut Yenni susan, Op,cit., baris Moh, sugiarto, Op,cit., baris Wasmiyati, Op,cit.,baris Kisyanto, Op,cit., baris Hasil observasi, 27 Mei 2015

15 55 Dari beberapa faktor yang menghambat anak dalam pendidikan akhlak yang dapat peniliti simpulkan bahwa anak akan menjadi enggan dalam belajar pendidikan akhlak, malas mengerjakannya serta menjadikan anak kurang dalam sopan santun terhadap sesama, berperilaku yang kurang patut dalam kehidupan sehari-hari, karena pengaruh dari keluarga dalam hal ini orang tua sangat berpengaruh apabila jarang atau bahkan tidak memberikan pengertian dan contoh yang baik kepada anak, pengaruh dari teman bermain yang mengajak bermain diwaktu mengaji, sekolah. Pengaruh lingkungan yang buruk juga sangat menentukan baik buruknya sifat dan sikap anak dalam kehiudpan sehari-hari, serta kemajuan teknologi yang tidak disertai bimbingan orang tua juga dapat mempengaruhi akhlak anak karena meniru dari hal-hal yang kurang baik dalam media elektronik. Anak boleh saja dikenalkan dengan media elektronik akan tetapi masih dalam pengawasan orangtua, misalnya menggunakan karena adanya keperluan yang lebih penting.

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB.

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB. BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB. PEKALONGAN A. Analisis Profil Keluarga Tidak Mampu Masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Artikel MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK Oleh : Drs. Mardiya Banyaknya anak yang cenderung nakal, tidak sopan, suka berkata kasar, tidak disiplin, tidak mau bekerjasama dengan teman, malas

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas

Lebih terperinci

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi BAB IV ANALISIS PERAN TATA TERTIB PONDOK PESANTREN DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM SANTRI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MAMBAUL FALLAH SAMPANGAN PEKALONGAN A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil penelitian bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dalam Perspektif Islam adalah amanah dari Allah SWT. Semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh, berilmu dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat

BAB V PEMBAHASAN. menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat 129 BAB V PEMBAHASAN Setelah penyajian data penelitian dilakukan, proses berikutnya adalah menganalisa data-data yang sudah terkumpul. Hal itu dilakukan agar dapat diperoleh simpulan tentang upaya keluarga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik. suatu kesimpulan antara lain:

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik. suatu kesimpulan antara lain: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan dan analisis penelitian tersebut, maka dapat ditarik suatu kesimpulan antara lain: 1. Strategi orang tua dalam menanamkan keberagamaan anak usia dini secara

Lebih terperinci

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE PEMBIASAAN DALAM PENANAMANAKHLAK TERPUJI SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH SYAFI IYAH PROTO 01 KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Implementasi Metode Pembiasaan Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis profil keluarga Rifa iyah Desa Paesan Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat dimana untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan perilaku yang positif bagi peserta didik. Sekolah juga merupakan tempat kedua setelah keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kesadaran akan pentingnya internalisasi nilai-nilai agama pada anak sejak dini mulai meningkat. Kondisi ini disebabkan orangtua sangat menyadari bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan bapak) sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting bagi proses sosialisasi anak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam. Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01 BAB IV ANALISIS A. Analisis Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam Proses Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 di SD Negeri 01 Gumawang Wiradesa Kab. Pekalongan Berdasarkan pemaparan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Keluarga merupakan salah satu panutan utama dalam penanaman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN A. Analisis Etika Guru dalam Proses Belajar Mengajar Di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan Berdasarkan

Lebih terperinci

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih

Seorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN A. Paparan Data dan Laporan Penelitian di MAN 3 Tulungagung 1. Paparan Data a. Bagaimana metode guru aqidah akhlaq dalam meningkatkan akhlaq siswa di MAN 3 Tulungagung

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA PEDOMAN OBSERVASI 1. Meninjau secara langsung lokasi penelitian, serta keadaan sekitar lokasi lingkungan sekolah 2. Mengamati tingkah laku atau akhlak di dalam kelas dan diluar kelas 3. Mengamati akhlak

Lebih terperinci

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre

Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Program Pembangunan Karakter Klinik Abu Albani Centre Tujuan Pembangunan Karakter Anak : Membangun sikap dan watak seseorang sehingga mempunyai sebuah sikap yang dapat dinilai sebagai sikap yang baik menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, agar dapat menciptakan sumber. peningkatan terhadap kualitas pendidikan itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat dibutuhkan oleh setiap negara baik untuk negara yang maju maupun yang sedang berkembang. Oleh karena itu, agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. Pendidikan akan menjadi penentu agar bangsa kita dapat berkembang secara optimal. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB III PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum Desa Sepacar Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan 1. Letak Lokasi Desa Sepacar

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicontoh atau ditiru seseorang dari orang lain (Armai Arief, 2002: 117).

BAB I PENDAHULUAN. dicontoh atau ditiru seseorang dari orang lain (Armai Arief, 2002: 117). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keteladanan adalah suatu sikap atau prilaku yang dilihat dan dicontoh atau ditiru seseorang dari orang lain (Armai Arief, 2002: 117). Keteladanan juga dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Religius (religiosity) merupakan ekspresi spiritual seseorang yang berkaitan dengan sistem keyakinan, nilai, hukum yang berlaku. Religiusitas diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK JALANAN DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Metode yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan sifat masalahnya merupakan metode

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

Metode Pembinaan Moral Anak di Dusun Gedangan III Gedangrejo Karangmojo Gunungkidul

Metode Pembinaan Moral Anak di Dusun Gedangan III Gedangrejo Karangmojo Gunungkidul Metode Pembinaan Moral Anak di Dusun Gedangan III Gedangrejo Karangmojo Gunungkidul Neta Oktavia Agustin dan Triwahyuningsih Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka No.42 Sidikan Umbulharjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga formal tempat dimana seorang siswa menimba ilmu dalam mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan dimasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan baik berdasarkan hasil observasi maupun wawancara secara langsung kepada narasumber, maka dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Persepsi Orang Tua terhadap Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Penurunan Minat Mengaji Al-Qur an Bagi Anak Pasca Sekolah Dasar Setiap manusia mulai sejak dini sampai akhir hayatnya harus belajar al-qur an dan

Lebih terperinci

HASIL OBSERVASI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

HASIL OBSERVASI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA Lampiran : HASIL OBSERVASI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA 2016 No. Hal-hal Yang Diamati Tujuan Pengamatan 1 Profil Sekolah Untuk mengetahui ruang lingkup pada sekolah yang akan diteliti. Dengan kesuluruhan yang

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Perilaku Agresif pada Anak A-2 Konformitas terhadap Teman Sebaya A-1 PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Kelas / No. : Umur : Tanggal Pengisian : Sekolah : PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilai agama moral merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh kedua orang tua dan pendidik. Anak merupakan cikal bakal generasi penerus dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan mampu melakukan proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat

BAB V PENUTUP. pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil. 1. Pembinaan Perilaku Akhlak di Panti Asuhan Hikmatul Hayat 159 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasar pada hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai pembinaan perilaku keagamaan di panti asuhan Hikmatul Hayat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembinaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan diimani oleh semua manusia, yaitu: Taurat, Zabur, Injil, dan Al-Qur'an. Masingmasing kitab

Lebih terperinci

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011 Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011 DEFINSI 1 1. Universitas adalah Universitas Brawijaya Malang, disingkat UB, sebuah institusi yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAKNYA UNTUK BELAJAR AL QUR AN DI TAMAN PENDIDIKAN AL QUR'AN (TPQ) AL-ISHLAH DESA CANDI KEC. BANDAR KAB. BATANG. A. Analisis Tentang Motivasi Orang Tua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan momen yang amat penting bagi tumbuh kembang anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu masa dimana semua

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Penelitian ini membuktikan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kedisiplinan anak dalam melaksanakan norma-norma sekolah, dalam hal ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal kemerdekaan bangsa Indonesia sudah bertekat menjadikan pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan dari pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi perilaku anak yang semakin hilangnya nilai-nilai karakter bangsa. Hilangnya nilai-nilai karakter bangsa

Lebih terperinci

Kejadian Sehari-hari

Kejadian Sehari-hari Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ajaran agama Islam tidak hanya mengajarkan agar seseorang cerdas dari segi pendidikan namun juga harus memiliki akhlak terpuji seperti yang dicontohkan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Penelitian Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai upaya madrasah dalam menanggulangai pengaruh negatif teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, anak-anak dan kerabat lainnya. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dalam masyarakat, dalam keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social yang diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak BAB II KAJIAN TEORI 1. Definisi Anak Mansur (2007) menyatakan bahwa anak sebagai tanaman yang tumbuh, sehingga peran pendidik dan orang tua adalah sebagai tukang kebun dan sekolah merupakan rumah kaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan sebagai tuntutan di

Lebih terperinci

Lampiran 1 Gambaran Umum SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang a. Sejarah berdirinya SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang Berdirinya SD Islam Taqwiyatul

Lampiran 1 Gambaran Umum SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang a. Sejarah berdirinya SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang Berdirinya SD Islam Taqwiyatul Lampiran 1 Gambaran Umum SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang a. Sejarah berdirinya SD Islam Taqwiyatul Wathon Semarang Berdirinya SD Islam Taqwiyatul Wathon bermula dari prakarsa tokoh masyarakat baik

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Down s Syndrome Saat Pertama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Down s Syndrome Saat Pertama 168 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Down s Syndrome Saat Pertama Masuk Sekolah Dasar Berdasarkan hasil penelitian, anak down s syndrome yang masih muda pada

Lebih terperinci

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin i Topik Makalah Keluarga Adalah Miniatur Perilaku Budaya Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah

Lebih terperinci