BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN A. Analisis Etika Guru dalam Proses Belajar Mengajar Di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan menggunakan pendekatan kualitatif serta menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dapat dinyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar etika yang dimiliki guru-guru dalam pembelajaran di SMP N 1 Tirto Pekalongan secara keseluruhan sudah dapat dikatakan sesuai dengan etika guru dalam pembelajaran menurut al-kanani, hal tersebut tercermin dari sikap guru sebagai berikut: 1. Mengucapkan salam dan membaca ayat-ayat Al-Qur an sebelum dan sesudah pembelajaran Bagi para siswa yang masih dalam masa pertumbuhan, baik fisik maupun psikologisnya, guru adalah contoh teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya. 1 Para siswa akan menyerap keyakinankeyakinannya, meniru tingkah lakunya, mengutip pernyataanpernyataannya, dan bahkan menjadikan apa yang ada pada diri guru sebagai idealitas yang layak untuk diteladani. 1 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm

2 66 Mengucapkan salam dan membaca ayat-ayat Al-Qur an dilakukan oleh guru setiap hari sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung di SMP N 1 Tirto Pekalongan. Membaca sholawat nariah bersama-sama antara guru dan siswa juga menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan setiap hari sebelum memulai pembelajaran. Hal tersebut dilakukan guru dengan tujuan memberikan contoh atau teladan yang baik kepada siswa. Penulispun menyadari bahwa untuk memberikan contoh yang baik kepada siswa, guru harus menyatukan kata dan tindakannya sebagai panutan bagi siswanya. Karena hal tersebut akan lebih efektif didalam sebuah pembelajaran. 2. Mengatur volume suara Suara guru adalah suatu instrumen yang harus selalu digunakan dalam kegiatan mengajar. 2 Menghasilkan keseimbangan yang tepat dari tingkat volume suara guru merupakan hal yang sangat penting dalam mengendalikan perilaku. Guru harus mengatur volume suaranya dengan benar agar dapat didengar oleh semua siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam memberikan atau menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, mayoritas guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan menggunakan nada suara yang pas didalam kelas. Sehingga siswa bisa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru dengan jelas. 2 Sue Cowley, Panduan Manajemen Perilaku Siswa, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 70.

3 67 Walaupun bukan merupakan faktor yang besar, suara guru turut mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengamatan penulis, suara guru yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengaran rileks cenderung akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran. 3. Menegur siswa yang tidak menjaga sopan santun di dalam kelas Seorang guru harus membangun suasana hati yang dipenuhi dengan emosi positif. Emosi seseorang memang tidak selamanya stabil. Ada masa-masanya kita merasa marah, jengkel dan sebagainya. Dalam suasana jiwa yang bagaimanapun, seorang guru harus mampu mengendalikan dirinya dengan baik. 3 Dalam proses belajar mengajar tentunya tidak semua siswa bisa dengan mudah fokus pada apa yang disampaikan guru. Begitu pula di SMP N 1 Tirto, meskipun mayoritas siswa-siswa disana dapat dikatakan kondusif akan tetapi masih ada beberapa siswa yang terkadang mengganggu kelancaran proses belajar mengajar, seperti mengganggu siswa lain yang sedang memperhatikan penjelasan guru. Menanggapi hal tersebut guru di SMP N 1 Tirto tidak serta merta acuh tak acuh dan juga tidak menyelesaikannya dengan kekerasan fisik, melainkan dengan cara memberikan teguran yang mendidik. 3 Ngainun Naim, op. cit., hlm. 213.

4 68 Dengan teguran yang mendidik menurut penulis siswa di SMP N 1 Tirto tidak berani mengulangi kesalahan yang sama, namun mereka masih tetap mau menghormati guru sebagai pengajarnya. 4. Bersikap bijak dalam menanggapi pertanyaan siswa Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri. Murid-murid membutuhkan bantuan dari guru dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan dan sebagainya. 4 Mayoritas guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan bersikap bijak dalam menanggapi pertanyaan siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran. Guru selalu menjawab dan dengan sabar menjelaskan kembali materi yang belum bisa dipahami oleh siswanya. Menurut penulis, memang sudah seharusnya seorang guru bersedia membantu kesulitan-kesulitan siswanya terutama dalam bidang akademik. Dengan demikian siswa mendapat arahan yang jelas dan dapat belajar dengan benar. Sedangkan etika guru terhadap siswa di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan mencerminkan sebuah etika hubungan yang baik seperti berikut: 4 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), Hlm. 124.

5 69 1. Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa Motivasi dapat diartikan sebagai daya pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. 5 Memiliki sikap yang benar terhadap belajar tentang sesuatu merupakan prasyarat mutlak. Guru harus menciptakan dan menumbuhkan keinginan dalam diri siswa untuk memperoleh ketrampilan atau pengetahuan baru. Dengan kondisi semacam ini, dalam diri siswa akan timbul rasa percaya diri bahwasanya ia betul-betul mampu belajar, dan bahwa informasi yang ia dapatkan akan mempunyai dampak bermakna bagi kehidupannya. Mayoritas guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu memberikan motivasi kepada siswa dengan tujuan agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar, motivasi yang guru berikan salah satunya berupa kisah-kisah perjalanan hidup guru menuju kehidupannya sekarang dengan prestasiprestasi yang telah dicapai. Dengan begitu siswa merasa lebih bersemangat untuk mencapai cita-citanya seperti apa yang telah dicapai oleh gurunya. Puja Adi Saputra kelas IX mengaku bahwa dia menjadi lebih sadar akan pentingnya belajar untuk bisa mencapai cita-citanya kelak, menjelang ujian nasional kebiasaan-kebiasaan seperti keluyuran dimalam hari mulai ia tinggalkan dan lebih memfokuskan diri untuk belajar. Hal 5 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan (Jogjakarta: Ar- Ruzzmedia, 2012), hlm. 75.

6 70 tersebut terjadi setelah dirinya mendapatkan motivasi dari guru menjelang ujian nasional. 6 Motivasi yang guru berikan kepada siswa berdasarkan pengamatan penulis cukup berhasil dalam meningkatkan semangat belajar siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan. 2. Bersikap adil kepada semua siswa Adil, jujur dan objektif dalam memperlakukan dan menilai siswa dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru. Jangan sampai guru melakukan sebuah tindakan yang tidak adil, tidak jujur, dan subyektif. Hal ini penting untuk ditekankan karena ketika seorang guru melakukan tindakan yang tidak baik, seperti tidak adil dan sebagainya, dampak-dampaknya akan sangat luas. Tidak hanya kepada diri guru, parasiswa, keluarga, dan masyarakat luas, tetapi juga berpengaruh terhadap citra guru secara umum. 7 Dalam memberikan penjelasan tentang materi pelajaran maupun dalam hal memberikan nilai mayoritas guru di SMP N 1 Tirto bersikap adil kepada semua siswa, mereka tidak membeda-bedakan antara siswa satu dengan siswa yang lain, meskipun kecerdasan dan status sosial siswa di SMP N 1 Tirto berbeda-beda, para guru tetap memperlakukan semua siswanya dengan adil. Sehingga tidak muncul rasa saling cemburu dari dalam diri masing-masing siswa. Seperti pernyataan Naila Risma Salsabila, Hania, dan Bayu Gilang selaku siswa di SMP N 1 Tirto Wawancara dengan Puja Adi Saputra, Siswa SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan, 28 Maret 7 Ngainun Naim, op. cit., hlm. 41.

7 71 Pekalongan yang mengaku bahwa selama dirinya belajar di SMP N 1 Tirto tidak ada guru dari mata pelajaran apapun yang membuatnya merasa diperlakukan tidak adil. 8 Akan tetapi, berbanding terbalik dengan Lydia siswa kelas IX dia mengaku bahwa ada salah satu guru yang kadang berlaku tidak adil kepada dirinya yang dikarenakan oleh salah satu sebab. Hal tersebut membuatnya merasa tidak nyaman dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan guru yang dianggapnya tidak adil tersebut. 9 Senada dengan Lydia, Rifa Ika Nabila siswa kelas VIII mengaku bahwa ada salah satu guru dalam mata pelajaran yang sama terkadang berlaku tidak adil kepada dirinya, dikarenakan dia tidak mengikuti bimbingan belajar ditempat guru tersebut. 10 Berdasarkan analisa penulis bahwa pada dasarnya mayoritas guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan sudah memperlakukan siswa-siswanya dengan adil baik dalam hal kecerdasan maupun status sosial siswa. Hanya saja ada salah satu guru yang belum bisa bersikap adil terhadap siswa yang semestinya sikap tersebut tidak ditunjukkan oleh seorang guru, karena guru adalah panutan bagi siwa-siswanya. 3. Mengajar dengan bahasa yang mudah dipahami siswa Sebagai pendidik, guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan peserta didik. Komunikasi antara guru dan siswa/ peserta didik 8 Wawancara dengan Naila Risma Salsabila dkk, Siswa SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan, 28 Maret Wawancara dengan Lydia, Siswa SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan, 28 Maret Wawancara dengan Rifa Ika Nabila, Siswa SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan, 28 Maret 2015.

8 72 banyak berlangsung saat proses pembelajaran. Guru harus memahami bahwa karakterisitik peserta didik antara satu dengan yang lainnya memiliki perbedaaan. Oleh karena itu pemilihan bahasa dalam berkomunikasi/ menjelaskan materi pelajaran kepada siswa menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, agar semua siswa bisa menyerap dan memahami apa yang guru sampaikan. Guru-guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan dalam proses belajar mengajar sudah memahami kondisi siswanya dan mengetahui tingkat kemampuannya dalam berbahasa. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan menggunakan bahasa yang bisa dengan mudah dipahami siswa. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa, guruguru di SMP N 1 Tirto Pekalongan bisa dengan mudah berkomunikasi dengan siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu hubungan keakraban antara guru dan siswa juga terwujud dalam situasi pembelajaran. Jika dalam pembelajaran antara guru dan siswa sudah terjalin sebuah hubungan yang baik, maka tujuan dari pembelajaran tersebutpun akan sangat mudah tercapai. 4. Memberikan evaluasi pembelajaran Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi

9 73 pembelajaran termasuk didalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Guru sebagai evaluator, fungsi ini dimaksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Dengan melakukan penilaian guru akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. 11 Di SMP N 1 Tirto Pekalongan ketika pembahasan suatu materi pelajaran telah selesai, biasanya guru memberikan evaluasi pembelajaran kepada siswa. Hal ini bertujuan agar guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang telah disampaikan guru. Beberapa bentuk evaluasi pembelajaran yang sering digunakan guru-guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan diantaranya adalah memberikan soal dengan bentuk tanya jawab secara lisan dan memberikan PR kepada siswa sebelum melanjutkan materi pelajaran berikutnya. Berdasarkan pengamatan penulis jika mayoritas siswa ternyata tidak memahami materi yang telah guru berikan sebelumnya, maka biasanya guru menunda melanjutkan materi selanjutnya. Guru lebih memilih menjelaskan kembali materi sebelumnya yang telah dibahas namum belum bisa dipahami oleh mayoritas siswanya. 11 Ngainun Naim, op. cit., hlm. 31.

10 74 B. Analisis Etika Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan Di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan dalam kegiatan belajar mengajar mayoritas siswa menunjukkan etika yang baik dalam berhubungan dengan guru. Hal ini tercermin dalam beberapa perilaku baik siswa seperti: 1. Bertuturkata dengan baik kepada guru Sikap tawadlu dan rendah hati kepada guru merupakan syarat mutlak bagi setiap siswa yang ingin mendapatakan ilmu manfaat. Suatu ilmu pengetahuan akan bermanfaat bila disampaikan oleh seorang guru dengan hati yang ikhlas dan ridho kepada para siswanya. Sebaliknya seorang siswa yang memiliki sikap, ucapan atau perilaku yang mengecewakan dan menyakiti hati gurunya, tentu sangat sulit (bahkan tidak mungkin) memperoleh ilmu yang manfaat. 12 Ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung mayoritas siswa selalu berkomunikasi dengan guru menggunakan bahasa yang halus dan tidak bernada suara tinggi. Akan tetapi ada beberapa siswa yang kadang dalam berkomunikasi menyinggung perasaan guru. Bambang Haryanta salah satu guru di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan mengatakan bahwa 90% siswa-siswa di SMP Negeri 1 Tirto jika dilihat dari segi sikap dan tingkah laku sudah bisa dikatakan baik. Mereka selalu berbicara dengan bahasa yang halus kepada guru dalam kegiatan belajar, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa 12 Bashori Muchsin dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 25.

11 75 siswa yang sesekali berperilaku tidak sopan terhadap guru ketika pembelajaran sedang berlangsung seperti menyinggung perasaan guru dengan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan. 13 Penulis menyadari bahwa setiap individu mempunyai sifat dan perilaku yang berbeda-beda, dan begitu pula siswa-siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan. Mereka berasal dari keluarga dan lingkungan yang satu sama lain berbeda, sehingga hal tersebut berpengaruh pada sikap mereka di sekolah, terutama dengan guru. 2. Bersikap Santun kepada Guru Menunjukkan sikap sopan dan santun kepada guru merupakan akhlak mulia yang harus dilakukan parasiswa. 14 Sikap santun merupakan salah satu bentuk rasa hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk sikap ataupun perbuatan. Orang yang bisa bersikap santun adalah orang yang halus dan baik budi bahasa maupun tingkah lakunya kepada orang lain. Sikap sopan dan santun dalam berhubungan dengan guru juga sudah terlihat dalam diri siswa di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan, hal tersebut dapat dilihat dari sikap para siswa yang selalu mengucapkan salam dan meminta izin kepada guru terlebih dahulu ketika ingin masuk kedalam kelas, dan mengangkat tangan sebelah kanan pada saat diabsen oleh guru. Mayoritas siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan jika dilihat dari sikap mereka terhadap guru seperti demikian sudah dapat dikatakan baik Wawancara dengan Bambang Haryanta, Guru SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan, 28 Mei 14 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 184.

12 76 Berdasarkan analisa penulis rasa takut kepada guru masih tertanam dalam diri siswa, dan anggapan bahwa guru adalah orang yang patut dihormati terlihat jelas dari sikap siswa terhadap guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan. 3. Memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh guru Memperhatikan penjelasan guru pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung didalam kelas tidak hanya berguna untuk memahami pelajaran. Dari situ bisa terlihat bagaimana cara seseorang menghargai orang lain yang sedang bicara, dalam hal ini siswa terhadap guru. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada beberapa guru di SMP Negeri 1 Tirto, sebagian besar menyatakan bahwa siswa di SMP Negeri 1 Tirto Pekalongan selalu memperhatikan apa yang disampaikan guru ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Meskipun ada beberapa siswa yang terkadang asik dengan dirinya sendiri di dalam kelas dan tidak memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, akan tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi siswa lain untuk tetap memperhatikan penjelasan dari guru pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Mengikuti dan mematuhi perintah guru Guru adalah orang tua bagi siswa di sekolah, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban siswa untuk mengikuti dan mematuhi perintah guru. Tidak ada seorang guru yang ingin menjerumuskan siswanya ke hal-hal yang merugikan siswa tersebut.

13 77 Di SMP N 1 Tirto Pekalongan mayoritas dari siswanya sudah melakukan apa yang menjadi kewajibannya sebagai siswa. Mereka selalu megikuti perintah guru, salah satunya dengan mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam proses belajar mengajar seperti tugas untuk mendiskusikan suatu meteri pelajaran dan sebagainya. Etika siswa terhadap pelajarannya di SMP N 1 Tirto Pekalongan juga sudah sesuai dengan etika siswa terhadap pelajarannya menurut KH. Hasyim Asyiari, hal tersebut tercermin dari beberapa sikap siswa sebagai berikut: 1. Siswa membiasakan diri bertanya Menyenangkan hati para gurumerupakan salah satu etika yang perlu dilakukan oleh peserta didik. Caranya antara lain tidak terlalu banyak bertanya yang merepotkan guru. Bertanya tentang sesuatu yang belum diketahui kepada guru pada dasarnya merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. 15 Membiasakan diri untuk tidak malu bertanya kepada guru maupun kepada teman sebaya pada saat proses belajar mengajar berlangsung sudah tertanam dalam diri mayoritas siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan. Berdasarkan pengamatan penulis antusias siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan cukup tinggi untuk bertanya kepada guru mengenai sesuatu materi atau hal lain yang belum mereka ketahui baik didalam kelas maupun diluar kelas. 15 Ibid.,hlm. 184.

14 78 Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang belum diketahui adalah cara yang paling benar dilakukan siswa untuk memperoleh jawaban yang jelas. Karena dengan bertanya kepada seorang guru, guru tersebut bisa menjelaskan dan mengarahkan secara jelas dan benar tentang apa yang ditanyakan siswa. 2. Mencatat pelajaran Mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru adalah point penting yang harus dilakukan oleh semua siswa. Berdasarkan pengamatan penulis mayoritas siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan selain memperhatikan penjelasan dari guru mereka juga sudah mengetahui akan pentingnya mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut terlihat ketika guru telah selesai menjelaskan materi pelajaran, hampir semua siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru dan yang tertulis di papan tulis. Dengan mencatat materi pelajaran siswa bisa sewaktu-waktu belajar dan mengingat kembali pelajaran yang telah selesai. Jika seorang siswa hanya memperhatikan penjelasan guru akan tetapi tidak memiliki catatan tentang materi tersebut, maka tidak menutup kemungkinan siswa tersebut lupa dan kesulitan mempelajarinya kembali.

15 79 C. Analisis Etika Hubungan Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Di SMP N 1 Tirto Pekalongan Guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar. Karena gurulah yang berinteraksi langsung dengan siswa didalam kelas. Gurulah yang memegang peranan yang sangat penting dalam membuat siswa mengerti dan paham mengenai mata pelajaran yang diajarkan. Sekolah sebagai institusi pendidikan membutuhkan guru yang tidak hanya berfungsi sebagai pengajar yang mengajarkan mata pelajaran tertentu kepada siswa, tetapi juga sebagai pendidik yang memberikan bekal pengetahuan kepada siswanya mengenai etika, kemampuan untuk survive dalam hidup, kreasi dan sebagainya. Dengan bekal etika guru yang kuat dalam penyelenggarakan proses belajar mengajar akan berimplikasi pada keberhasilan para siswa dalam menguasai dan mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya. Hubungan guru dengan siswa didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hal yang tidak diinginkan. Di SMP N 1 Tirto Pekalongan dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa menjalin sebuah etika hubungan yang baik, hubungan yang baik ini terlihat ketika guru memberikan motivasi belajar kepada siswa

16 80 sehingga siswa merasa mendapat dorongan untuk mengubah dirinya kearah yang lebih baik. Mayoritas guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan selalu memperlakukan siswanya dengan adil tanpa membeda-bedakannya, sehingga tidak timbul rasa iri dalam diri masing-masing siswa. Dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar mayoritas guru berusaha untuk memahamkan semua siswa dengan menggunakan bahasa yang dimengerti siswa dengan tidak menggunakan bahasa yang terlalu tinggi untuk siswa atau bahasa asing yang tidak bisa siswa mengerti. Memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran juga selalu dilakukan oleh mayoritas guru di SMP N 1 Tirto Pekalongan guna mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang telah dilakukannya. Dengan demikian guru bisa mengetahui siswa yang sudah paham dan siswa yang belum paham, selanjutnya guru juga bisa memperbaiki kekurangan-kerungannya dalam mengajar. Sesuai dengan kriteria seorang pendidik yang baik, disini terdapat keteladanan dari guru bahwa guru sebagai pendidik seyogyanya mencerminkan sikap yang baik sebagai contoh dan panutan baik dengan perkataan maupun dengan perbuatannya. Keteladanan ini lebih dapat mendidik daripada hanya dengan menyampaikan materi tanpa adanya contoh dari guru tersebut.

17 81 Selain itu hubungan yang baik antara guru dan siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan juga dapat dilihat dari siswa yang selalu bertutur kata dengan baik kepada guru dalam proses belajar mengajar, entah itu dalam hal bertanya atau mendiskusikan suatu materi pelajaran maupun hal yang lain. Bersikap santun kepada guru khususnya dalam proses belajar mengajar juga seperti sudah menjadi kebiasaan dari mayoritas siswa di SMP N 1 Tirto Pekalongan, mereka membiasakan diri meminta izin kepada guru saat ingin masuk dan meninggalkan pembelajaran. Ketika guru menjelaskan materi dalam proses belajar mengajar, mayoritas siswa memperhatikan apa yang disampaikan, banyak dari mereka seakan tidak mau ketinggalan materi pelajaran. Mayoritas siswa juga menghormati guru dalam mengikuti proses belajar mengajar, hal tersebut terlihat ketika siswa mengikuti dan mematuhi perintah guru. Seperti mengerjakan tugas dan sebagainya.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOKERTO 01 KEC.BANDARKAB. BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOKERTO 01 KEC.BANDARKAB. BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOKERTO 01 KEC.BANDARKAB. BATANG A. Analisis Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. tergolong cukup (48.51%). Komitmen afektif masih tergolong cukup dikarenakan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pemaparan maka diperoleh simpulan sebagai berikut: Komitmen Afektif guru di SMP Negeri Kecamatan Tanah Jawa mayoritas tergolong

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha pembinaan dan pengembangan generasi muda terus ditingkatkan sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus berlangsung baik didalam pendidikan formal sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK A. Penerapan Metode Cerita dalam Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini di PAUD Cahaya Gunungpati Semarang 1. Persiapan 1 a. Persiapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN A. Analisis Penggunaan Metode Pembiasaan dalam Menghafal Doa Harian di KB Al Barokah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pendidik atau guru mempengaruhi sikap yang dimiliki siswa di dalam atau di

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pendidik atau guru mempengaruhi sikap yang dimiliki siswa di dalam atau di BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Keteladanan pendidik dalam interaksi edukatif dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB.

BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB. BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB. PEKALONGAN A. Analisis Profil Keluarga Tidak Mampu Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SOSIALISASI A. Pelaksanaan Metode Cerita untuk Meningkatkan Kemampuan Sosialisasi di TK Tarbiyatul Athfal 14 1. Persiapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam perubahan tingkah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa semua data untuk menjawab pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa 112 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Pembinaan sopan santun adalah suatu hal yang sangat penting dilakukan setiap lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan umum baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom 1. Remaja melakukan penyimpangan karena kurangnya pengetahuan agama. Akhlak remaja adalah tingkah laku

Lebih terperinci

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Tema 4 Pekerjaan Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri Kamu Harus Mampu Setelah mempelajari tema ini, kamu akan mampu: 1. mengenal pentingnya memiliki harga diri; 2.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm

BAB I PENDAHULUAN. CV.Pustaka Setia. Bandung, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki beberapa makna teoritis dan makna praktis, yaitu Pendidikan berarti mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia melalui proses hidup yang terus berubah seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan kehidupannya. Oleh karena itu untuk membekali diri agar semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG Pada bab ini akan dibahas analisis dari hasil penelitian bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK PADA KELUARGA BURUH BATIK DI DESA SEPACAR KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN Dari data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditemukan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap pergaulan, baik bermasyarakat, berbangsa, bahkan sampai ke dunia internasional, dibutuhkan suatu etika sebagai alat menilai baik-buruknya suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG Pendidikan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Srengat dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi, maka dapat dipaparkan data sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama 1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pos Indonesia Cabang Limboto ini berada di Jln. Deliyana Hippy, Kelurahan Kayu Bulan,

Lebih terperinci

(Tahun ajaran )

(Tahun ajaran ) 1 PENGARUH KETRAMPILAN MENGAJAR DAN KEPRIBADIAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VII SMP N I JATINOM (Tahun ajaran 2008-2009) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas

BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak agar anak yang tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan dan hasil pendidikan tergantung dari

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Tinjauan tentang Implementasi Strategi PAIKEMI

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Tinjauan tentang Implementasi Strategi PAIKEMI BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Tinjauan tentang Implementasi Strategi PAIKEMI Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat dikatakan pembelajaran PAI di SMA Wahid

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan Setelah mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian tentang Implementasi Penilaian Autentik Pada Pembelajaran PAI dan Budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadapkarakteranak didik,karena guru itu menjadi ikutan dan contoh teladan murid.mereka contoh perkataan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU DRS. AHMAD EDDISON, M.Si. Dosen Program Studi PPKn FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Riau E-mail: ahmadeddison@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN. Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal di Indonesia merupakan rangkaian jenjang pendidikan yang wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara Indonesia, di mulai dari Sekolah Dasar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG Sebagaimana yang telah tercantum dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III PENYAJIAN DATA 47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus-kasus pembelajaran di kelas mata pelajaran Agama Islam lebih dekat dengan pembentukan perilaku daripada pengetahuan. Seorang muslim tidak dilihat dari ilmunya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas. Manajemen kelas mengarah pada peran guru untuk menata pembelajaran. Secara kolektif atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Persepsi Orang Tua terhadap Bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA-SISWI MIS NGALIAN TIRTO PEKALONGAN A. Analisis Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan Siswa-siswi MIS Ngalian Tirto Pekalongan di Madrasah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menjadikan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya hidup manusia, kenyataan semacam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pembelajaran sangatlah dibutuhkan oleh setiap manusia. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan ketika masih kecil sampai ketahap dewasa dan

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN A. Perbandingan Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Setelah peneliti melakukan penelitian di MTs Negeri 2 Tulungagung dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dapat dipaparkan hasil penelitian

Lebih terperinci

Dr. H. MUDZAKKIR ALI, MA. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Wahid Hasyim

Dr. H. MUDZAKKIR ALI, MA. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Wahid Hasyim Dr. H. MUDZAKKIR ALI, MA. Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Wahid Hasyim Di Sampaikan oleh Dekan Fakultas Agama Islam Unwahas H. Nur Cholid, M.Ag., M.Pd. pada kegiatan PKKMB 2017, Sabtu 26 Agustus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Keteladanan Guru (Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa dan Guru

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Secara Deskriptip 1.1. Kecerdasan emosional guru pada SMA Negeri Kisaran adalah cenderung kurang baik dalam mengelola emosi. 1.2. Iklim organisasi sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat 84 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari penyajian data pada bab sebelumnya, kemudian data tersebut dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : 1. Penanda dan Petanda. Petanda merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Imam Bukhori NIM : 1102409024 Program Studi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap dan tingkah laku manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran keikhlasan, kejujuran, keadilan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Karakteristik Guru sebagai Pembimbing di Taman Kanak-kanak 127 KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Guru adalah pembimbing bagi anak taman kanak-kanak. Proses tumbuh kembang

Lebih terperinci

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih

Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikann Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Komputer Prabumulih 1 Lampiran : Kode Etik, Tata Tertib, Sistem Penghargaan dan Sanksi Tenaga Kependidikan STMIK Prabumulih Nomor : 018/STMIK-P/III/2014 Tanggal : 4 Maret 2014 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Kode Etik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219.

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang

BAB II KAJIAN TEORI. sehari-hari. Perilaku sosial mempengaruhi penyesuaian sosial individu. Individu yang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakikat Perilaku Sosial Anak 2.1.1) Pengertian Perilaku Sosial Anak Hakikat manusia adalah mahluk sosial yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ISKANDAR

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah tokoh yang paling utama dalam membimbing dan mengembangkan anak khususnya di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Surakarta agar mencapai kedewasaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MIN Teluk Dalam Banjarmasin. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesuksesan (keberhasilan, keberuntungan) yang berasal dari dasar kata sukses yang berarti berhasil, beruntung (Kamus Bahasa Indonesia,1998), seringkali menjadi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 96 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi ayah-anak yang terdapat dalam kisah Nabi, menurut pandangan para mufasir dalam Tafsir

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Umum Hasil Penelitian a. Profil Desa 1) Demografi Desa Caruban mempunyai jumlah penduduk 4.927 Jiwa. Tabel 4.1 Statistik penduduk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dan salah satu kebutuhan utama bagi setiap manusia untuk meningkatkan kualitas hidup serta untuk mencapai

Lebih terperinci

mens wordt eerst mens door samenleving met anderen yang artinya manusia itu baru

mens wordt eerst mens door samenleving met anderen yang artinya manusia itu baru BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA Match Day 3 MASYARAKAT DAN HUKUM A. Manusia dan Masyarakat Sudah menjadi kodrat bagi setiap manusia untuk hidup sebagai makhluk sosial, hidup di antara manusia lain

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III

Lebih terperinci

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan ETIKA AKADEMIK Program Studi D3 Keperawatan AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKPER HKBP BALIGE NOMOR :60.d/akperhkbp/D/VI/2012 TENTANG KODE ETIK AKADEMIK AKPER HKBP BALIGE DIREKTUR

Lebih terperinci

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Kompetensi Guru. E. Mulyasa menjelaskan bahwa kompetensi adalah komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku

Lebih terperinci

BAB II. Reward dan Rasa Percaya Diri. berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak

BAB II. Reward dan Rasa Percaya Diri. berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak BAB II Reward dan Rasa Percaya Diri A. Reward 1. Pengertian Reward Menurut bahasa reward berasal dari bahasa inggris yang berarti penghargaan atau hadiah. Sedangkan menurut istilah, banyak sekali pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Megannuary Ruchwanda Putra Sae, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Megannuary Ruchwanda Putra Sae, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manusia sejak masih kecil hingga sepanjang hidupnya. Proses mencari tahu mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki sebuah rencana pengelolaan yang baik sebelum pelajaran dimulai sangat penting, tetapi efektivitasnya dalam pembangunan komunitas bergantung pada hadirnya

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia mendapat perhatian yang khusus oleh pemerintah. Begitu besarnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, sehingga pemerintah berusaha

Lebih terperinci