GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDUNGAN TAHUN 2016 ARTIKEL. Oleh : AGUSTINA TANDI.L.
|
|
- Yuliana Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDUNGAN TAHUN 2016 ARTIKEL Oleh : AGUSTINA TANDI.L. Nim B002 PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO JUNI, 2016
2 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Artikel dengan judul Gambaran Dukungan Suami DalamPemilihan Kontrasepsi IUD di Wilayah kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 yang disusun oleh : Nama NIM : Agustina Tandi.L. : B002 Program Studi : D IV Kebidanan Pendidik Telah disetujui pembimbing utama skripsi Program Studi : D IV Kebidanan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran. Ungaran, September 2016 Pembimbing Utama (Fitria Primi Astuti, S.SiT., M.Kes) NIDN di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 2
3 di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Agustina Tandi.L.* ), Fitria Primi Astuti., S.SiT., M.Kes** ), Eko Susilo, S.Kep., Ns., M.kes** ) * ) Mahasiswa D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo ** ) Staf pengajar STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK Latar Belakang: Penggunaan IUD di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan kontrasepsi jenis lainnya, seperti: suntik, pil, dan susuk (implan) KB. Sedikitnya jumlah peserta KB IUD dari tahun ke tahun dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dukungan suami. Peran suami dalam pemilihan alat kontrasepsi adalah peran suami sebagai motivator, peran suami sebagai edukator, dan peran suami sebagai fasilitator. Tujuan: dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan suami dalam pemilihan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasinya adalah seluruh Akseptor Kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang. Sampel didapat sebanyak 34 orang, yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Alat pengukuran data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat yang berisi distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan instrumental suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD sebagian besar dalam kategori baik sejumlah 21 orang (61,7%). Dukungan informasional sebagian besar dalam kategori cukup, sejumlah 20 orang (58,8%). Dukungan penilaian sebagian besar dalam kategori cukup sejumlah 15 orang (44,1%). Dukungan emosional sebagian besar dalam kategori kurang sejumlah 16 orang (47,1%). Kata Kunci : Dukungan Suami, Pemilihan Kontrasepsi IUD Kepustakaan : ( ) di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 1
4 The Description of Husband Support In Choosing Intrauterine Device (IUD) at Work Are of Puskesmas Bandungan, 2016 Agustina Tandi.L.* ), Fitria Primi Astuti., S.SiT., M.Kes** ), Eko Susilo, S.Kep., Ns., M.kes** ) * ) Study Program of DIV-Midwifery STIKES Ngudi Waluyo ** ) Advisor STIKES Ngudi Waluyo ABSTRACT Background: Usage of IUD in Indonesia is still less than other contraception, for example: injection, pill, and implant. The least of IUD acceptor from year by year can be caused of some factors, one of them is husband s support. The roles of husband in choosing contraception device are the role of husband as motivator, the role of husband as educator, and the role of husband as fasilitator. Purpose: Objective of this research is to identify the description of husband support in choosing intrauterine device (IUD) at work are of Puskesmas Bandungan. Research Design: This research used descriptive design with Cross Sectional approach. Its population was all IUD Contraception Acceptor in work area of Puskesmas Bandungan, Semarang Regency. Sample was gotten as many as 34 people, what which were taken used Purposive Sampling technique. Measurement Instrument of data used questionnaire. Data analysis used univariat analysis which consisted frequency distribution. Result: Result of research indicates that instrumental support of husband in choosing IUD contraception, most of them is good category as many as 21 (61.7%). Informasional support, the most of them is sufficient category, as many as 20 (58.8%). Assessment support, the most of them is in sufficient category, as many as 15 (44.1%). Emotional support, the most of them is in poor category as many as 16 (47.1%). Keywords : Husband Support, Choosing IUD Contraception References : ( ) di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 2
5 PENDAHULUAN Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan diantaranya dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia tahun. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana. Pelayanan kesehatan dalam keluarga berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas. PUS bisa mendapatkan pelayanan kontrasepsi di tempat-tempat yang melayani program KB. (Profil kesehatan Indonesia, 2014). Pada masa pemerintahan Presiden Megawati melalaui Kepres RI No 103/2001 Tanggal 13 September 2001, pemerintah ketika itu mempertahankan keberadaan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai penunjang keberhasilan pembangunan daerah. Peraturan tersebut belum sepenuhnya dijalankan oleh pemerintah daerah, keluarga berencana sebagai salah satu program BKKBN tidak dijadikan program utamapenyebab berikutnya adalah masih berlakunya anggapan yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rezeki. Apabila laju pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka akan terjadi baby booming di Indonesia. Oleh karena itu, sosialisasi tentang manfaat KB menjadi program utama pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, hal tersebut dilakukan agar menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti program KB (Hartanto, 2008). Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk memberikan jarak kelahiran anak serta mengurangi jumlah kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi baik yang sederhana maupun kontrasepsi mantap. Adapun tujuan program keluarga berencana adalah: mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan, mengurangi insiden kehamilan berisiko tinggi, kesakitan serta kematian, membuat pelayanan yang bermutu, terjangkau, diterima serta komunikasi informasi, edukasi konseling;, meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab keluarga pasangan usia subur dalam praktek keluarga berencana, dan memberikan informasi pada masyarakat tentang umur yang terbaik untuk kehamilan yang pertama serta kehamilan yang terakhir yaitu dengan rentan umur 20 sampai 35 tahun (Hartanto, 2008). Jenis-jenis metode kontrasepsi yaitu: (1) metode sederhana adalah tanpa alat (KB alamiah dan coitus interruptus) dan tanpa alat (mekanisme dan kimiawi), (2) metode modern adalah kontrasepsi hormonal (pre-oral, injeksi dan implant), intra uterine devices (IUD), dan kontrasepsi mantap (pada wanita dan pada pria). (Hartanto, 2008) IUD mempunyai banyak keuntungan antara lain; efektivitas nya tinggi (angka kegagalan rendah yaitu terjadi 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian), dapat efektif segera setelah pemasangan, dapat dipakai jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti), di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 3
6 ibu tidak perlu lagi mengingat-ingat, tidak mempengaruhi hubungan seksual dan tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Keuntungan lainnya IUD merupakan alat kontrasepsi yang aman karena kandungannya yang tanpa hormon (non hormonal), jadi tidak ada efek sistemik di dalam tubuh. (Proverawati, 2010) Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (47,54%) dan terbanyak ke dua adalah pil (23,58%). Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif yaitu Metode IUD sebanyak 0,69%, kemudian kondom sebanyak 3,15%. (Profil kesehatan Indonesia, 2014) Penggunaan AKDR di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan kontrasepsi jenis lainnya, seperti suntik, pil, dan susuk (implan) KB. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten semarang pada tahun 2014 angka cakupan peserta KB aktif pada tahun 2014 sebesar 76,67% meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 sebesar 76,46%, tahun 2012 sebesar 75,03 % dan tahun 2011 sbesar 76,02%, meski pada tahun 2012 terjadi penurunan namun masih di atas target SPM yaitu 70%. (Dinas Kabupaten Semarang, 2014) Penurunan jumlah peserta KB IUD dari tahun ke tahun dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti 1) ketidaktahuan peserta tentang kelebihan KB IUD, dimana pengetahuan terhadap alat kontarsepsi merupakan pertimbangan dalam menentukan metode kontrasepsi yang digunakan, 2) umur yang merupakan alasan dan kebutuhan dalam memilih alat kontrasepsi yang digunakan. 3) Jumlah anak atau paritas juga merupakan pertimbangan ibu untuk tidak menggunakan IUD karena jangka waktu pemasangan yang lama dan 4) pendapatan, karena biaya pelayanan IUD yang relatif mahal dan biaya untuk menjangkau fasilitas kesehatan.(kusmarjadi, 2010) Peran suami dalam pemilihan alat kontrasepsi adalah peran suami sebagai motivator, peran suami sebagai edukator, dan peran suami sebagai fasilitator. Pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pilihan pasangan suami istri dapat memenuhi kepuasan klien sehingga pemakaian alat kontrasepsi diharapkan lebih konsisten (Faridah, 2008) Dari hasil penelitian yang berjudul Pengetahuan, Dukungan Suami Dan Dukungan Bidan Pada Akseptor IUD dan Non IUD Di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung oleh budiadi Berdasarkan Dukungan suami pada akseptor IUD dan Non IUD dalam penggunaan AKDR dapat dilihat untuk pengguna akseptor IUD terdapat 82 (90%) responden mendapat dukungan suami, serta terdapat 9 (10%) responden yang tidak memiliki dukungan suami. Sedangkan untuk akseptor Non IUD terdapat 54 (59,3%) responden yang mendapat dukungan suami dan 37 (40,7%) responden yang tidak memiliki dukungan suami. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas bandungan di dapatkan ada sebanyak 280 PUS dan data pemakaian kontrasepsi dari bulan januari sampi desember tahun 2015 bahwa ibu yang menggunakan alat kontrasepsi implant sebanyak 55 %, suntik 33 %, dan IUD 12 %. di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 4
7 Berdasarkan studi penelitian pada 10 orang ibu yang menggunakan IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan di dapatkan hasil bahwa 3 orang ibu mendapatkan dukungan dari suami dan 7 orang ibu tidak mendapatkan dukungan dari suami, karena suami berpendapat bahwa kontrasepsi IUD dapat menggangu saat berhubungan dan menyebabkan penyakit, jadi sehingga ibu dan ada juga ibu yang ingin menggunakan kontasepsi IUD tetapi tidak mendapat dukungan dari suami. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemilihan kontrasepsi IUD di Puskesmas Bandungan Tahun Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD di Puskesmas Bandungan. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam pnelitian ini adalah : a. Untuk Mengetahui Gambaran Dukungan Instrumental Suami Dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD di wilayah Kerja Puskesmas Bandungan. b. Untuk Mengetahui Gambaran Dukungan Informasional Suami Dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan. c. Untuk Mengetahui Gambaran Dukungan Penilaian (appraisal) Suami Dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD di Wilayah kerja Puskesmas Bandungan. d. Untuk Mengetahui Gambaran Dukungan Emosional Suami Dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD di Wilayah kerja Puskesmas Bandungan. METODOLOGI Penelitian ini hanya memiliki satu variabel, yaitu dukungan keluarga dalam pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang. Namun, variabel tersebut memiliki 4 sub variabel, yaitu variabel dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dan dukungan emosional. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh Akseptor Kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang pada bulan Januari Desember 2015 sejumlah 34 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling. Pengambilan sampel secara total sampling (sampel jenuh) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, misalnya kurang 100 orang atau penelitian yangingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang kecil HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 5
8 Umur Ibu Frekuensi Persentase (%) Tahun > 35 Tahun ,8 38,2 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 34 responden ibu akseptor kontrasepsi IUD di wilayah kerja puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang, sebagian besar berumur tahun, yaitu sejumlah 21 orang (61,8%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Suami Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SD SMP SMA Perguruan Tinggi ,8 32,4 47,1 8,8 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 34 responden akseptor KB IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarnag, sebagian besar memililki suami dengan pendidikan SMA, yaitu sejumlah 16 orang (47,1%). Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Suami Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Buruh Karyawan/Swasta Wiraswasta/Pedagan PNS ,6 50,0 29,4 2,9 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 34 responden akseptor KB IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang, sebagian besar memililki suami dengan pekerjaan sebagai karyawan/swasta, yaitu sejumlah 17 orang (50,0%). Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Dukungan Suami Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik ,6 52,9 29,4 di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 6
9 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dukungan suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 18 orang (52,9%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Instrumental Suami dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Dukungan Instrumental Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik ,9 32,4 61,7 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dukungan instrumental suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori baik, yaitu sejumlah 21 orang (61,7%). Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Informasional Suami dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Dukungan Informasional Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik ,7 58,8 26,5 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dukungan informasional suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 20 orang (58,8%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Penilaian Suami dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Dukungan Penilaian Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik ,4 44,1 23,5 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dukungan penilaian suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 15 orang (44,1%). di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 7
10 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Emosional Suami dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Dukungan Emosional Frekuensi Persentase (%) Kurang Cukup Baik ,1 29,4 23,5 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dukungan emosional suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 16 orang (47,1%). Pembahasan 1. Gambaran Dukungan Suami Dalam pemilihan Kontrasepsi IUD Pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan yang kurang ada sebanyak 6 orang (17,6%), cukup 18 orang (52,9%) dan baik 10 orang (29,4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja Bandungan penelitian ini dalam kategori cukup 18 orang (52,9%), dan dukungan suami dalam penelitian ini yang baik adalah dukungan instrumental ada 21 orang (61,7%), dan dukungan yang kurang adalah dukungan emosional 16 orang (47,1%). Dukungan suami didefinisikan sebagai partisipasi dalam proses pengambilan keputusan KB, pengetahuan suami tentang KB dan penggunaan kontrasepsi IUD. Keterlibatan keluarga dalam KB diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi. (BKKBN, 2013). Dukungan suami adalah informasi dari suami pada pasangan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama (dukungan bidan atau tidak digunakan, tetapi setiap pasangan memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan) (Taylor, 2009). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari Radita dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsiyang digunakan pada pasangan usia subur dengan hasil penelitian penelitian ini faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS adalah umur istri (p=0,011), jumlah anak (p=0,049), dan tingkat pendidikan (p=0,081). Sedangkan faktor tingkat kesejahteraan keluarga (p=1,000), kepemilikan Jamkesmas (p=0,485), tingkat pengetahuan (p=0,537), dukungan pasangan (p=1,000), dan pengaruh agama di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 8
11 (p=1,000) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS. 2. Gambaran Dukungan Instrumental Suami Dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan instrumental suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan yang kurang ada sebanyak 2 orang (5,9%), cukup 11 orang (32,4%), baik 21 orang (61,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suami membantu mengantarkan istrinya ke pelayanan kesehatan untuk menggunkan alat kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan kategori tinggi yang menjawab iya ada sebanyak 33 orang (97%) dan menjawab tidak ada sebanyak 1 orang (2,9%), dan dalam penelitian dukungan instrumental yang mendapatkan hasil yang rendah adalah suami yang membantu mencarikan tempat pelayanan, saat istri ingin menggunakan alat kontrasepsi IUD di wilayah kerja puskesmas Bandungan yang menjawab iya ada sebanyak 18 orang (53%), dan yang menjawab tidak ada sebanyak 16 orang (47%). Dukungan suami dalam keluarga berencana adalah mengantarkan istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol, atau merujukkan, misalnya istri sudah waktunya kontrol kontrasepsi dan suami siap mengantarkan istri ke bidan terdekat atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. (Faridah, 2008) Peran lain suami adalah memfasilitasi (sebagai orang yang menyediakan fasilitas), memberi semua kebutuhan istri saat akan memeriksakan masalah kesehatan reproduksi. Hal ini dapat terlihat saat suami menyediakan waktu untuk mendampingi istri memasang alat kontrasepsi, dan membantu istri menentukan tempat pelayanan atau tenaga kesehatan yang sesuai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ratih (2015) tentang hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi intra uterine device (iud) di puskesmas polokarto kabupaten sukoharjo didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemilihan kontrasepsi IUD dilihat dari nilai p=0,002 <0,05 dan OR=3,6. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dilihat dari nilai p=0,326 > 0,05 dengan pemilihan kontrasepsi IUD. 3. Gambaran Dukungan Informasional Suami dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dukungan Informasional Suami adalah kurang ada sebanyak 5 orang (14,7%), cukup 20 orang (58,8%) dan baik 9 orang (26,5%). Dalam penelitian ini dukungan informasional suami dalam pemilihan alat kontrasepsi cukup ada 20 orang (58,8%). Hasil penelitian dukungan informasional dalam penelitian ini menunjukkan bahwa suami pernah membantu mencarikan informasi tentang alat kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan dalam kategori cukup yang menjawab iya ada sebanyak 26 orang (76,5%), yang menjawab tidak ada sebanyak ada 8 orang (23,5%), dan yang mendapatkan hasil yang rendah dalam penelitian informasional ini adalah apakah suami pernah menyarankan istrinya untuk di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 9
12 memakai kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan yang menjawab iya ada sebanyak 11 orang (32,3%), yang menjawab tidak ada sebanyak 23 orang (67,7%). Dukungan suami dalam keluarga berencana membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar, seperti mengingatkan istri untuk kontrol, membantu mencarikan pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi. (Faridah, 2008) Selain peran penting dalam mendukung mengambil keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri hal yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi. Besarnya peran suami akan sangat membantunya dan suami akan semakin menyadari bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya urusan wanita (istri) saja. (Faridah, 2008) Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Nawirah (2013) tentang faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi IUD di wilayah kerja puskesmas wonomulyo Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman Hasil penelitian dengan uji chi square menunjukkan ada hubungan umur dengan pemilihan kontrasepsi IUD(p=0,000< α=0,05), ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pemilihan kontrasepsi IUD (p=0,000< α=0,05),dan efek samping dengan pemilihan kontrasepsi IUD (p=0,000 < α=0,05) sedangkan jumlah anak tidak berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD (p=0,248>α=0,05). 4. Gambaran Dukungan Penilaian Suami Dalam Pemilihan Konrasepsi IUD pada Akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Hasil penilaian menunjukkan bahwa Dukungan Penilaian Suami adalah sebanyak kurang 11 orang (32,4%), cukup 15 orang (44,1%), baik 8 orang (23,5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan penilaian suami menunjukkan suami mendukung, apabila istri menggunakan alat kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan dalam kategori cukup yang menjawab iya ada sebanyak 20 orang (59%), yang menjawab tidak ada sebanyak 14 orang (41,1%), dan dalam penelitian dukungan penilaian yang mendapatkan dukungan rendah adalah suami pernah ikut serta pada saat konsultasi tentang kontrasepsi IUD ke tenaga kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan adalah yang menjawab iya ada sebanyak 11 orang (32,3%), yang menjawab tidak ada sebanyak 23 orang (67,6%). Dukungan suami dalam keluarga berencana adalah memilah kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi sesuai dengan keinginan dengan kondisi istri, misalnya suami yang menyarankan istri yang menggunaka alat kontrasepsi IUD. (Faridah, 2008) Dalam melaksanakan keluarga berencana, dukungan suami sangat diperlukan. Seperti diketahui di Indonesia, keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 10
13 istri yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam pengambilan keputusan menggunakan atau tidak dan metode apa yang akan dipakai. (Faridah, 2008) Hasil penelitian ini sejalan dengan Radita (2009) dengan judul faktorfaktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pasangan usia subur, hasil penelitiannya adalah penelitian ini faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS adalah umur istri (p = 0,011), jumlah anak (p = 0,049), dan tingkat pendidikan (p = 0,081). Sedangkan faktor tingkat kesejahteraan keluarga (p = 1,000), kepemilikan Jamkesmas (p = 0,485), tingkat pengetahuan (p = 0,537), dukungan pasangan (p = 1,000), dan pengaruh agama (p = 1,000) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS. 5. Gambaran Dukungan Emosional Suami dalam Pemilihan Kontrasepsi IUD pada akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional suami dalam adalah kategori sebanyak kurang 16 orang (47,1%), cukup 10 orang (29,4%), Baik 8 orang (23,5%). Dalam penelitian ini dukungan emosional suami dalam pemilihan kontrasepsi IUD adalah kurang sebanyak 16 orang (47,1%). Hasil penelitian menjukkan bahwa suami mendengarkan istri pada saat pertama kali istri ingin menggunakan alat kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan dalam kategori rendah yang menjawab iya ada sebanyak 21 orang (68%), yang menjawab tidak ada sebanyak 13 orang (35,2%), dan dalam penelitian ini dukungan emosional yang mendapatkan dukungan emosional yang mendapatkan hasil yang rendah adalah apakah suami anda masih perhatian saat anda sesudah memakai alat kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan yang mendapat jawaban iya ada sebanyak 10 (29,4%), yang mendapatkan jawaban tidak ada sebayank 24 orang (70,5%). Dukungan suami dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakkan saat ini terbukti tidak memuaskan, misalnya suami menyarankan istri untuk memakai kontrasepsi yang lainnya karena istrinya sering mengalami efek samping saat memakai kontrasepsi yang digunakan sekarang. (Faridah, 2008) Dukungan sosial dalam suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang atau akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintai (Chone dan Sme 1996 dalam Harnilawati, 2013) Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari Radita dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsiyang digunakan pada pasangan usia subur dengan hasil penelitian penelitian ini faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS adalah umur istri (p=0,011), jumlah anak (p=0,049), dan tingkat pendidikan (p=0,081). Sedangkan faktor tingkat kesejahteraan keluarga (p=1,000), kepemilikan Jamkesmas (p=0,485), tingkat di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 11
14 pengetahuan (p=0,537), dukungan pasangan (p=1,000), dan pengaruh agama (p=1,000) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada PUS. PENUTUP Kesimpulan 1. Gambaran dukungan instrumental suami dalam pemilihan kontrasepsi iud pada akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang sebagian besar dalam kategori baik, yaitu sejumlah 21 orang (61,7%) 2. Gambaran dukungan informasional suami dalam pemilihan kontrasepsi iud pada akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 20 orang (58,8%). 3. Gambaran dukungan penilaian suami dalam pemilihan kontrasepsi iud pada akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang sebagian besar dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 15 orang (44,1%). 4. Gambaran dukungan emosional suami dalam pemilihan kontrasepsi iud pada akseptor KB IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan, Kabupaten Semarang sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 16 orang (47,1%). DAFTAR PUSTAKA Anna, Dkk Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Buku Kedokteran, EGC. Anggraini & Martini, Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima Press Arikunto, Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta BKKBN Evaluasi Pembangunan Kependudukan dan KB BKKBN Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: BKKBN Provinsi Dinas Kesehata Kabupaten Semarang, Profil penggunaan Kontrasepsi. Kabupaten Semarang, 2014 Faridah, Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama Hartanto, KB Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Harnilawati, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan : Pustaka As Salam Hidayat, A Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analis Data. Jakarta: Salemba Medika Jhonson & Leny, Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 12
15 Notoatmojo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pendekatan Praktis.Jakarta: Salemba Medika. Saifuddin, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontasepsi, Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwoni Prawirohardjo Saryono, setiawan. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Sugiyono, Statistik untuk penelitian. Bandung: CV. Alvabeta Suratun, Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta: EGC Taylor Seigel, Dukungan Sosial Dalam Keluarga. Jakarta: Trans Info Media Zaidin, Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC di Wilayah Kerja Puskesmas Bandungan Tahun 2016 Page 13
IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG
IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Eva Inayatul Faiza 1, Riski Akbarani 2 eva_inayatul@yahoo.com
Lebih terperinciFAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE. TAHUN 2013 Nurbaiti Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Yeti Yuwansyah Penggunaan alat kontrasepsi sangat
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG Ira Bontong*) Masruroh**) Gipta Galih Widodo**) PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO
Lebih terperinciFAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Novita Dewi Iswandari 1, Mohdari 2, Maulida Putri* 1 Dosen, Stikes Sari Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat
Lebih terperinciMitha Destyowati ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD DENGAN MINAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI DES HARJOBINANGUN KECAMATAN GRABAK KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011 Mitha Destyowati ABSTRAK 12 i + 34 hal
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD Tetty Rihardini, SST Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tettyrihardini@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR
HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR Yefi Marliandiani, Krisnamurti Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Program Keluarga Berencana yang
Lebih terperinciTingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Ade Rindiarti 1, Tony Arjuna 2, Nindita Kumalawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
Lebih terperinciCorrelation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013
Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013 Ayuza, D 1), Sibero, HT 2), Karyus, A 3) Medical Faculty of Lampung University
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Lutfia Khoirunnisa 201310104331 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciDescription Of Factors Influence the lowering utilization IUD Contraception in Desa Rambah Samo Barat Rokan Hulu NANA ALDRIANA*
Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB AKDR di Puskesmas Rambah Samo I Informasi Tersebut Diharapkan Dapat Menjadi Pertimbangan Untuk Memperbaiki Pelayanan KB Description Of Factors
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN MINAT IBU DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI BERGAS
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN MINAT IBU DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI BERGAS Sri Sulastri 1), ChichikNirmasari 2) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran Email : lastri hans@yahoo.co.id Email : chichik_ns@yahoo.co.id
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL ARSIAH NURHIDAYAH PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI 2012
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE () PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Novayanti Murdaningsih,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Rosmadewi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang E-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia dengan lebih dari 253 juta jiwa (BPS, 2014). Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu faktor
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH JURNAL SKRIPSI Diajukanuntuk melengkapi tugas dan memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI PUSKESMAS POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA
Media Ilmu Kesehatan Vol. 6, No. 2, Agustus 2017 155 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA Dechoni Rahmawati 1 *, Siti
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Ridha Andria 1*) 1 Dosen STIKes Darussalam Lhokseumawe
Lebih terperinciPENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI - BULAN Evi Susiyanti Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan Email : evirudyanto4@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciVolume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK CYCLOFEM ( 1 BULAN ) DENGAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG DI DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita
Lebih terperinciVolume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia terus meningkat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 237,6 juta jiwa. Menurut
Lebih terperinciKata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
ORIGINAL RESEARCH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENGGUNAKAN NON METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (NON MKJP) DI KOTA PONTIANAK Tisa Gusmiah 1, Surtikanti 1, Ronni Effendi 1 1 Sekolah
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE
PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE Ika Wahyu Mayangsari 1, Retno Heru Setyorini 2, Cahyaning Setyo Hutomo 2 1 Mahasiswa Akademi Kebidanan
Lebih terperinciHubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013
Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 213 Dahliana, Dosen poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan ABSTRAK
Lebih terperinciProgram Studi D III Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN MELAKUKAN SUNTIK ULANG DI BPM Ny. SUPIYAH, Amd.Keb DESA MUNTUNG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG Sri Nilawati 1, Heni Hirawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari lima negara berkembang yaitu, India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada pertambahan penduduk dunia
Lebih terperinciKARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN
KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN Dini Rahmayani 1, Ramalida Daulay 2, Erma Novianti 2 1 Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciAKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI
AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI Oleh: Elisya Handayani S, S.ST Efek samping yang paling tinggi frekuensinya dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Agustin Putri Pertiwi 201210104275 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE () DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014 Shinta Siswoyo Putri 1 dan Lia Aria Ratmawati 2 1 Dosen
Lebih terperinciMotivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Subur meningkat sebesar 1,7% (758.770). Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya kelangsungan pemakaian kontrasepsi, termasuk pembinaan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN TARIF LAYANAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK FACTORS AFFECTING WOMEN OF CHILDBEARING AGE (WUS) SELECTION
Lebih terperinciHUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG
33 HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG Abstrak Ratih Ruhayati, S.ST, M.Keb Alat Kontrasepsi
Lebih terperinciDesi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PENGGUNAAN AKDR DI KELURAHAN BENTENG PASAR ATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI TAHUN 2014 Desi Andriani * ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih memiliki kualitas penduduk yang sangat rendah dengan ditandai terhambatnya pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo,
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin nyata. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Di Indonesia masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2103) menyatakan bahwa angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun
Lebih terperincipemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana
Lebih terperinciFaktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud Anita Lontaan 1, Kusmiyati 2, Robin Dompas 3 1,2,3. Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciOleh : Eti Wati ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA PUS DI DESA KANCANA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Eti Wati ABSTRAK
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA Dwi Haryanti Akademi Kebidanan Keluarga Bunda Korespondensi penulis: dwiharyanti.100187@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Shinta Larasati 1610104253 PROGRAM
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR Yati Afiyanti!, Eka Ayu Nofyani ² 1. Program Studi Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, masalah kependudukan merupakan masalah penting yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli kependudukan, baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG OLEH DEWI PURNAMA SARI 040113A011 PRODI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program KB. KB adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
Lebih terperinciVolume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :
FAKTOR FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI BPM SUCI PAIMIN BENDOSARI SUKOHARJO Factors Cause Low Acceptors Of Intrauterine Devices At BPM Suci Paimin Bendosari Sukoharjo
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti
PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT Yunik Windarti Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya Email : yunikwinda@unusa.ac.id
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Asri Septyarum 201310104217 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ketahun. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB
HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB Risneni 1) dan Helmi Yenie 2) 1) 2) Jurusan Kebidanan poltekkes kemenkes Tanjngkarang Abstrak. Rekapitulasi
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)
HASIL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SERI KE- TAHUN 207 22 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh Negara berkembang termasuk Negara Indonesia. Negara Indonesia mempunyai masalah yang komplek,
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN
TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN Aprilica Manggalaning Murti, Mega Marliana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iga Sukma Anggriani 201410104236 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program Keluarga Berencana (KB) yang harus mengedepankan hak-hak reproduksi, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender (BKKBN, 2010). Hal ini menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama kita kenal. KB artinya merencanakan jumlah anak sesuai kehendak kita, dan menentukan sendiri kapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belarkang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga
Lebih terperinciImelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK
HUBUNGAN PARITAS DAN SIKAP AKSEPTOR KB DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI KELURAHAN MUARA ENIM WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2012 Imelda Erman, Yeni Elviani
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk maka semakin
Lebih terperinciSukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKAJI KOTA SEMARANG Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2) 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki
Lebih terperinciGUSTI AYU RATNA ADI SARI
UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN PERSEPSI AKSEPTOR KB HORMONAL TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SELEMADEG BARAT KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015 GUSTI AYU RATNA ADI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia setelah berturut-turut China, India dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama di Indonesia dalam bidang kependudukan adalah masih tingginya pertumbuhan
Lebih terperinciJl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Akbid Bakti Utama Pati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ HUBUNGAN EFEK SAMPING
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA TEGALREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah kependudukan dan belum bisa teratasi hingga saat ini. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan
Lebih terperinciNuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN DAN PENGETAHUAN TENTANG PELAYANAN KB YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR AKSEPTOR KB DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Nuke
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT
HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA MANDIREJO KECAMATAN MERAKURAK KABUPATEN TUBAN Umu Qonitun* *Dosen Program Studi D III Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG Maya Cobalt Angio S. * ) Wagiyo** ), Purnomo** ) * ) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak era reformasi digulirkan, program Keluarga Berencana (KB) dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun 1967 telah terjadi penurunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menjadi perhatian dunia termasuk di Indonesia. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu program yang dijadikan sebagai dasar perencanaan program
Lebih terperinciBeberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang
Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang Siti Sundari * ), Sigit Ambar Widyawati ** ), Auly Tarmali **
Lebih terperinciARTIKEL OLEH. Ayu Mujizah A014 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
GAMBARAN KARAKTERISTIK,DUKUNGAN SUAMI DAN PERSEPSI WUS PADA AKSEPTOR KBMETODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANGDI DESA GOGIK KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL OLEH Ayu Mujizah 030215A014 PROGRAM
Lebih terperinciGAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK
GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK Lina Darmayanti Bainuan* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai 13 September 1994 di
Lebih terperinciRika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu
Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Relationships Weight Loss Mother With Hormonal birth control usage Pekan Tebih In the village Rika Herawati* *Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization) adalah
Lebih terperinci