BAB V HASIL PENELITIAN. seperti mobil, truk, bus, sepeda motor; dan bukan di jalan raya (non-road) seperti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN. seperti mobil, truk, bus, sepeda motor; dan bukan di jalan raya (non-road) seperti"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Perhitungan Beban Emisi Sumber Bergerak Sumber bergerak terbagi menjadi dua, yaitu sumber bergerak di jalan raya (onroad), seperti mobil, truk, bus, sepeda motor; dan bukan di jalan raya (non-road) seperti pesawat terbang, kapal laut, kereta api, peralatan pertanian dan konstruksi. Perhitungan beban emisi yang berasal dari sumber bergerak on-road diestimasi dengan menggunakan model emisi transportasi yang dapat memberikan faktor emisi yang sesuai dengan perhitungan beban lalu lintas dari masing-masing jenis kendaraan. Sumber data utama perhitungan beban emisi Kota Denpasar di peroleh dari Dinas Perhubungan Provinsi Kota Denpasar Perhitungan Volume Lalu Lintas Jalan Raya dan Jalan Kecil Perhitungan beban emisi sumber bergerak menggunakan data dari Dinas Perhubungan Kota Denpasar tahun Dinas Perhubungan Kota Denpasar melakukan survei volume lalu lintas pada 30 jalan utama di Kota Denpasar. Selain survei ruas jalan, Dinas Perhubungan juga melakukan survei pada simpang-simpang jalan di Kota Denpasar. Adapun data-data volume lalu lintas yang digunakan dalam studi ini adalah gabungan dari kedua jenis data tersebut. Data utama yang digunakan adalah data hasil survei ruas jalan, bila data dari ruas jalan tidak ada, maka data simpang digunakan dengan asumsi sebagai data ruas jalan. Survei dilakukan mulai dari jam sampai (12 jam) pada masing-masing ruas jalan. Hasil studi dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali belum ada hasil survei yang 24 jam. Selain menggunakan data volume lalu 49

2 50 lintas hasil survei rentang waktu 12 jam, dalam studi ini juga menggunakan data survei simpang yang memiliki rentang waktu 6 jam yaitu survei volume lalu lintas pada pukul , , dan Bila data jalan yang memiliki informasi volume lalu lintas masih kurang dari 75% dari total jalan utama yang ada, maka informasi volume lalu lintas diasumsikan dari data volume lalu lintas yang ada. Adapun data-data volume lalu lintas yang digunakan adalah berasal dari hasil survei simpang yang memiliki rentang waktu 12 jam sebanyak 86 ruas jalan, hasil survei simpang yang memiliki rentang waktu survei 6 jam sebanyak 16 ruas jalan, dan hasil asumsi dari volume jalan-jalan yang terdekat atau memiliki kemiripan penggunaannya sebanyak 38 ruas jalan. Adapun total ruas jalan utama di Kota Denpasar mencapai 140 ruas. Beban lalu lintas hasil survei Dinas Perhubungan Kota Denpasar dan hasil asumsi tahun 2012 diperlihatkan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1 menyajikan beberapa ruas jalan raya dengan masing-masing persentase beban lalu lintas sesuai dengan jenis kendaraan. Beban lalu lintas jalan lainnya dapat dilihat pada Lampiran I.

3 51 Tabel 5.1. Beban lalu lintas hasil survei Dinas Perhubungan Kota Denpasar tahun 2012 No Arah Jumlah Beban Lalu Lintas (Kendaraan/ ) Sumber Lajur KR/LV Bis/Bus KB/HV SM/MC KTB/UM Total 1 Mahendradata Survei Simpang 12 Jam 27,14% 0,35% 1,68% 70,83% 0,00% 100,00% 2 Gunung Agung Survei Simpang 12 Jam 11,11% 0,03% 0,07% 87,97% 0,82% 100,00% 3 Teuku Umar Survei Simpang 12 Jam 28,92% 0,00% 0,19% 70,86% 0,03% 100,00% 4 Teuku Umar Barat Survei Simpang 12 Jam 20,36% 0,08% 0,73% 78,56% 0,28% 100,00% 5 Gajah Mada Survei Simpang 12 Jam 26,54% 0,00% 0,06% 72,82% 0,58% 100,00% 6 Imam Bonjol Survei Simpang 12 Jam 23,32% 0,03% 0,30% 76,23% 0,12% 100,00% 7 Cokroaminoto Selatan Survei Simpang 12 Jam 30,70% 0,09% 0,09% 68,71% 0,41% 100,00% 8 WR. Supratman Survei Simpang 12 Jam 22,38% 0,02% 0,09% 77,38% 0,13% 100,00% 9 Gatot Subroto Survei Simpang 12 Jam 26,40% 0,01% 1,84% 71,69% 0,06% 100,00% 10 By Pass IB Mantra Survei Simpang 12 Jam 29,99% 0,33% 0,50% 68,42% 0,77% 100,00% 11 Sudirman Survei Simpang 12 Jam 22,18% 0,00% 0,12% 77,55% 0,15% 100,00% 12 Diponegoro Survei Simpang 12 Jam 30,93% 0,02% 0,11% 68,88% 0,05% 100,00%

4 Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Berdasarkan data dari PT. Pertamina wilayah Denpasar, diperoleh bahwa rata-rata penggunaan bahan bakar minyak (bensin, solar, pertamax) di Kota Denpasar mencapai kiloliter per tahun dan setara dengan nilai konversi ,24 kg/lt dengan rincian seperti yang terlihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Total konsumsi bahan bakar minyak di Kota Denpasar Tahun 2012 Rata-Rata Bulanan (kiloliter) Rata-Rata Tahunan (kiloliter) Premium Solar Pertamax Premium Solar Pertamax , , , , , ,00 Berat (kg/lt) , ,32 3, Ekuivalen energy (GJ) 8.411, , Perhitungan Beban Emisi Sumber Bergerak NO x, SO 2, HC, PM 10, CO 2, CO Dan Pada Ruas Jalan Utama Total beban emisi di Kota Denpasar pada masing-masing ruas jalan dengan menggunakan software Mobilev dari sumber bergerak (on-road) pada ruas jalan raya disajikan pada Tabel 5.3.

5 53 Tabel 5.3. Total beban emisi di Kota Denpasar masing-masing ruas jalan dari sumber bergerak on-road No Nama Jalan NO x Total SO 2 Total HC Total PM Total CO 2 Total CO Total 1 Mahendradata 6,79 0,34 38,44 1, ,35 164,02 2 Gunung Agung 10,07 0,51 56,55 1, ,13 164,02 3 Teuku Umar 12,20 0,61 68,32 1, ,50 164,02 4 Teuku Umar Barat 2,58 0,13 15,13 0,98 634,05 164,02 5 Gajah Mada 2,78 0,14 16,24 0,99 683,62 164,02 6 Imam Bonjol 2,65 0,14 15,37 0,58 660,82 86,72 7 Cokroaminoto Selatan 19,98 1,00 111,37 1, ,65 164,02 8 WR. Supratman 3,31 0,17 21,84 0,64 861,34 100,39 9 Gatot Subroto 9,22 0,49 54,93 1, ,57 164,57 10 By Pass IB Mantra 4,11 0,22 26,33 0, ,63 147,40 11 Sudirman 21,72 1,16 103,86 1, ,71 181,91 12 Diponegoro 37,64 2,05 161,13 4, ,53 459,04 13 Ahmad Yani 86,70 5,23 347,73 6, ,70 514,70 14 Gunung Gede 34,27 1,92 155,96 2, ,60 227,81 15 Permata Hijau 45,34 2,47 255,82 3, ,28 408,11 16 Buana Kubu 3,30 0,17 20,89 0,93 832,92 159,04 17 Buana Raya 8,33 0,43 50,57 1, ,60 168,56 18 Merpati 1,68 0,13 47,70 0,44 933,47 197,77 19 Veteran 4,37 0,23 31,99 1, ,13 205,18 20 Udayana 3,38 0,21 25,69 2, ,93 388,77 21 Surapati 19,95 1,11 138,76 2, ,22 424,11 22 Pattimura 18,11 0,98 109,79 1, ,10 172,71 23 Maruti 1,77 0,10 22,07 0,32 610,47 62,95 24 Arjuna 1,03 0,06 12,84 0,26 352,63 62,95 25 Sumatera 0,58 0,03 6,75 0,44 183,54 133,43 26 Niti Mandala Renon 19,98 1,19 81,61 3, ,52 350,16 27 Dewi Sartika 7,17 0,39 34,82 1, ,62 181,91 28 Wahidin 1,78 0,09 11,53 0,89 447,86 161,94 29 Setiabudi 12,05 0,77 89,41 4, ,68 732,79 30 Gunung Merapi 4,74 0,31 38,98 2, ,56 555,53 31 Pulau Galang 4,75 0,25 34,48 0, ,57 133,73 32 Sulatri 4,75 0,25 28,16 0, ,02 121,38 33 Kenyeri 7,79 0,39 38,35 1, ,11 148,41 34 Kecubung 1,44 0,09 24,05 0,34 563,34 104,54 35 Astasura 4,47 0,22 20,60 0, ,03 132,79 36 Suradipa 199,27 12, ,35 15, ,43 178,99 37 Surabi 37,63 2,36 196,77 9, ,72 287,70 38 Sokasati 43,90 2,72 317,70 4, ,61 477,38 39 Noja 477,09 7, ,93 23, ,40 434,14 40 Trengguli 23,70 3,82 114,61 2, ,03 41 Penyu Dewata 924,87 59, ,15 58, , ,94 42 Sindu 25,94 1,75 333,43 3, ,05 597,09

6 54 No Nama Jalan NO x Total SO 2 Total HC Total PM Total CO 2 Total CO Total 43 Danau Tamblingan 60,00 3,62 333,68 6, ,13 748,06 44 Danau Buyan 21,29 1,19 152,78 2, ,90 303,56 45 Serma Mendra 4,32 0,23 28,65 1, ,75 201,45 46 Pulau Misol 26,40 1,76 281,13 7, , ,12 47 Pulau Batanta 4,21 0,24 47,15 0, ,06 133,43 48 Seroja 59,23 3,64 291,65 7, ,20 880,89 49 Gunung Salak 4,29 0,46 27,90 0, ,07 120,65 50 Hasanudin 3,99 0,20 22,95 1,05 984,99 164,02 51 Thamrin 0,58 0,04 9,90 0,13 235,85 35,04 52 Gunung Batur 10,99 0,66 53,15 2, ,60 375,82 53 Waturenggong 9,32 0,49 43,44 1, ,40 210,72 54 Melati 41,00 2,68 91,15 4, ,32 590,32 55 Hayam Wuruk 10,28 0,65 77,34 3, ,34 541,90 56 Yos Sudarso 13,91 0,77 114,39 1, ,46 189,44 57 Ken Arok 9,12 0,59 88,05 2, ,11 448,36 58 Saelus 16,53 1,01 121,07 2, ,18 395,26 59 Buton 11,31 0,60 69,24 1, ,81 117,02 60 Gunung Subur 8,16 0,44 52,41 1, ,33 229,98 61 Gunung Soputan 2,68 0,14 15,71 0,99 660,14 164,02 62 Nusa Indah 27,67 1,70 173,78 4, ,14 543,79 63 Sutomo 27,67 1,70 173,78 4, ,14 543,79 64 Kepundung 3,18 0,17 15,07 1,31 732,38 197,57 65 Kapten Agung 7,94 0,49 58,91 2, ,04 395,26 66 Sutoyo 7,74 0,42 30,65 1, ,68 129,99 67 Gunung Rinjani 3,78 0,21 17,44 1,46 843,54 226,77 68 Gunung Lempuyang 32,54 1,93 131,74 3, ,17 350,16 69 Kemuda 14,51 0,88 63,48 3, ,78 469,41 70 Nusa Kambangan 1,77 0,10 19,68 0,76 562,32 183,78 71 Pulau Biak 86,78 5,24 426,81 8, ,98 866,05 72 Tukad Balian 6,90 0,10 37,50 5, ,58 768,46 73 Tukad Bilok 2,86 0,18 19,42 2,72 823,74 472,68 74 Mertasari 10,58 0,68 92,41 3, ,00 566,45 75 Danau Tempe 1,24 0,07 14,50 0,48 398,67 137,68 76 Pulau Moyo 46,76 2,90 289,90 5, ,58 621,72 77 Pulau Kawe 48,64 2,92 180,73 3, ,16 256,22 78 Tukad Pakarisan 21,87 1,34 73,40 2, ,13 239,89 79 Cekomaria 12,25 0,72 66,77 2, ,41 319,33 80 Padma 11,61 0,66 83,08 1, ,31 265,46 81 Trenggana 29,09 1,80 173,30 4, ,10 542,25 82 Antasura 0,95 1,20 104,56 4, ,29 669,18 83 Gunung Sanghyang 8,18 0,55 105,09 2, ,46 491,03 84 Gn. Tangkuban Perahu 4,03 0,23 43,17 0, ,25 232,27 85 Sidakarya 9,89 0,64 94,34 2, ,90 519,91 86 Sesetan 28,29 1,72 209,20 4, ,01 700,65

7 55 No Nama Jalan NO x Total SO 2 Total HC Total PM Total CO 2 Total CO Total 87 Cargo 34,64 1,88 184,06 4, ,99 552,35 88 Cokroaminoto Utara 104,54 6,62 605,34 7, ,22 601,82 89 Nangka 0,26 0,02 9,19 0,08 168,40 66,73 90 Nangka Utara 1,26 0,15 10,47 0,75 375,02 135,28 91 Waribang 5,56 0,28 0,90 0, ,10 128,69 92 Pelabuhan 0,70 0,22 9,07 0,27 239,10 83,96 93 Hang Tuah 0,58 0,03 6,28 0,32 180,07 87,51 94 Kebo Iwa Utara 6,11 0,33 38,77 0, ,08 105,66 95 Kebo Iwa Selatan 10,81 0,62 67,23 1, ,75 250,97 96 By Pass Ngurah Rai 4,86 0,31 36,05 3, ,26 549,25 Tohpati 97 By Pass Ngurah Rai 8,29 0,55 87,53 2, ,32 540,99 Sanur Kaja 98 By Pass Ngurah Rai 7,78 0,50 50,18 4, ,84 762,67 Sanur 99 By Pass Ngurah Rai Sidakarya 2,83 0,12 23,52 1,03 794,65 225, By Pass Ngurah Rai 3,21 0,20 31,36 1, ,02 411,91 Pemogan 101 Buluh Indah 6,59 0,40 36,73 2, ,12 383, Pemogan 6,03 0,40 72,62 1, ,43 382, Ratna 2,49 0,14 21,25 0,79 704,10 165, Palwa 4,90 0,26 35,36 1, ,29 183, Angsoka 5,16 0,26 29,06 1, ,26 164, Mawar 5,98 0,38 42,27 3, ,56 566, Suli 0,96 0,07 12,84 1,03 302,00 303, Cok Agung Tresna 14,20 0,87 72,74 2, ,76 348, Kartini 10,78 11,92 57,41 3, ,14 425, Batanghari 49,40 11,27 438,60 2, ,56 551, Tukad Barito 19,21 1,03 115, ,83 198, Tukad Yeh aya 39,67 2,42 238,29 3, ,34 410, Tukad Badung 6,79 0,44 53,80 2, ,06 468, Tukad Unda 37,69 2,25 198,61 3, ,48 368, Tuka Gangga 18,52 1,09 93,72 2, ,98 361, Tukad Musi 8,07 0,43 44,03 1, ,47 152, Siulan 19,89 1,14 109,18 2, ,03 235, Pulau Bingin 21, ,15 3, ,84 387, Tarakan 74,19 4,54 360,40 7, ,85 697, Bedugul 21,97 1,33 100,84 4, ,63 495, Danau Batur 3,41 0,21 18,45 3,01 924,68 448, Batubulan 2,51 0,13 10,92 0,81 567,58 111, Pulau Roon 7,90 0,40 32,91 1, ,05 201, Panjaitan 4,07 0,35 18,70 1,35 931,35 197, Sulawesi 4,24 0,30 71,42 1, ,96 358, Danau Toba 3,78 0,21 17,44 1,46 843,54 226, Pungutan 3,78 0,21 17,44 1,46 843,54 226,77

8 56 No Nama Jalan NO x Total SO 2 Total HC Total PM Total CO 2 Total CO Total 128 Katrangan 0,95 1,20 104,56 4, ,29 669, Turi 0,95 1,20 104,56 4, ,29 669, Kapten Tantular 28,29 1,72 209,20 4, ,01 700, Juanda 28,29 1,72 209,20 4, , Pulau Madura 5,16 0,26 29,06 1, ,26 164, Kusuma Atmaja 28,29 1,72 209,20 4, ,01 700, Gunung Athena 29,9 1,80 173,30 4, ,10 542, Pemuda 19,98 1,00 111,37 1, ,65 164, Mohamad Yamin 86,78 5,24 426,81 8, ,98 866, Badak Agung 86,78 5,24 426,81 8, ,98 866, Suwung Batan Kendal 9,22 0,49 54,93 1, ,57 164, Gunung Batukaru 1,24 0,07 14,50 0,48 398,67 137, Kapten Japa 10,78 11,92 57,41 3, ,14 425,56 Total Beban Emisi 3.703,20 208, ,86 437, , ,98 Dari perhitungan beban emisi menggunakan Mobilev, total emisi tiap kendaran pada masing-masing ruas jalan raya di Kota Denpasar menghasilkan polutan terbesar, yaitu CO 2 sebesar ,23 ton/tahun. Jenis kendaraan Light Duty Vehicle (kendaraan ringan) menghasilkan lebih banyak CO 2 dibandingkan jenis kendaraan lainnya. Dengan detail data, seperti yang terlihat pada Tabel 5.4 dan Gambar 5.1. Tabel 5.4. Total emisi tiap jenis kendaraan pada ruas jalan raya Jenis Kendaraan NOx Total (ton/thn) SO 2 Total (Ton/Thn) HC Total (ton/thn) PM 10 Total (Ton/Thn) CO 2 Total (ton/thn) CO Total (ton/thn) Total LDV 2.652,61 137, ,09 319, , ,78 Total buses 122,14 7,40 9,26 2, ,95 18,09 Total scooters 346,27 31, ,14 104, , ,83 Total HDV 582,18 31,95 53,37 10, ,62 83,28 Total Emisi 3.703,20 208, ,86 437, , ,98

9 57 0,31% 74,70% 25,27% KR/LV 0,05% Bis/Bus 0,29% KB/HV SM/MC KTB/UM Gambar 5.1. Total persentase kendaraan di Jalan Raya Kota Denpasar Berdasarkan hasil perhitungan beban emisi sumber bergerak on road, jenis kendaraan ringan menghasilkan emisi NO x, SO 2, PM 10 dan CO 2 paling besar. Sebagian besar emisi CO 2 dihasilkan oleh jenis kendaraan ringan sebesar 62,53%. Sementara sepeda motor menyumbangkan emisi CO 2 sebesar 30,11%. Bus dan kendaraan berat hanya menyumbang 7.36% dari total gas CO 2 yang dihasilkan. Sepeda motor menyumbangkan total emisi HC, dan CO paling besar dibandingkan jenis kendaraan yang lainnya. Sebagian besar emisi CO dihasilkan oleh kendaraan jenis sepeda motor sebesar 54,73%, disusul oleh kendaran ringan sebesar 45,09%. Sedangkan bus dan kendaraan berat hanya menyumbang 0,18% dari total CO yang dihasilkan. 5.3 Perhitungan Beban Emisi Sumber Bergerak PM 10, NO x, SO 2, CO, CO 2, Dan HC Pada Ruas Jalan Kecil Perhitungan beban emisi ruas jalan kecil di Kota Denpasar menggunakan nilai VKT Mobilev, data Samsat, nilai odometer, dan nilai ekonomi bahan bakar kendaraan bermotor nasional Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 12/2010. Berdasarkan hasil analisis, nilai VKT ruas jalan kecil sebesar 1,68% dari total luas cakupan VKT area Mobilev ruas jalan

10 58 raya. Total beban emisi di Kota Denpasar pada masing-masing ruas jalan kecil dari sumber bergerak (on-road) pada ruas jalan raya disajikan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Total beban emisi ruas jalan kecil di Kota Denpasar dari sumber bergerak on-road Kendaraan NOx Total (Ton/Th) SO 2 Total (Ton/Th) HC Total (Ton/Th) PM Total (Ton/Th) CO 2 Total (Ton/Th) CO Total (Ton/Th) Total VKT area Mobilev 3.703,20 208, ,86 437, , ,98 Total VKT ruas jalan kecil 62,21 3,50 328,59 7, ,67 915,87 Nilai total VKT ruas jalan kecil yang terlihat pada Tabel 5.5, kemudian disebar secara merata ke 20 jalan yang terdapat didalam GIS. Adapun nilai emisi tiap kendaraan pada ruas jalan kecil seperti yang terlihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Total emisi tiap kendaraan pada ruas jalan kecil No. Nama Jalan NO x (ton/th) SO 2 (ton/th) HC (ton/th) PM (ton/th) CO 2 (ton/th) CO (Ton/Th) 1 Jalan Nagasari 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 2 Jalan Serangan 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 3 Jalan Nakula 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 4 Jalan Cut Nyak Dien 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 5 Jalan Warmadewa 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 6 Jalan Ken Dedes 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 7 Jalan Ken Umang 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 8 Jalan Patih Nambi 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 9 Jalan Pidada 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 10 Jalan Bedahulu 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 11 Jalan Sahadewa 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 12 Jalan Kerta Dalem 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 13 Jalan Pendidikan 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 14 Jalan Palapa 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 15 Jalan Ciung Wanara 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 16 Jalan Danau Poso 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 17 Jalan Pucuk 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 18 Jalan Cempaka 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 19 Jalan Pandu 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 20 Jalan Belimbing 3,11 0,18 16,43 0,37 813,13 45,79 Total Emisi 62,21 3,50 328,59 7, ,67 915,87

11 Perhitungan Beban Emisi Sumber Bergerak PM 10, NO x, SO 2, CO, CO 2, Dan HC Pada Terminal Terminal merupakan salah satu titik yang menghasilkan sumber emisi dari sumber bergerak on-road. Hal ini dikarenakan terminal merupakan bagian dari utiliti transportasi yang melibatkan sumber-sumber emisi dari sumber emisi bergerak on-road. Di terminal, emisi berasal dari pemanasan mesin saat memanaskan kendaraan atau saat menunggu penumpang. Emisi yang dihasilkan akan bervariasi sesuai dengan jenis mesin dan jenis bahan bakar yang digunakan. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Denpasar, di Kota Denpasar terdapat 4 terminal, yaitu: Terminal Tegal, Terminal Kreneng, Terminal Ubung dan Terminal barang. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menghitung beban emisi dari terminal adalah: (a) rata-rata periode diam suatu kendaraan adalah 30 menit; dan (b) rata-rata konsumsi bahan bakar yang dihabiskan di terminal dalam jangka waktu 30 menit untuk kendaraan berat adalah 1 liter dan kendaraan ringan 0,675 liter. Tabel 5.7. Faktor emisi untuk kendaraan berbahan bakar bensin No. Jenis Kendaraan Nilai Unit 1. Kendaraan ringan 37,9 g/vehicle/day 2. Kendaraan berat 5,0 g/vehicle/day Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa Terminal Barang merupakan penghasil emisi terbesar untuk masing-masing parameter. Tabel 5.8 menyajikan total beban emisi di Kota Denpasar dari sumber terminal. Tabel 5.8. Total beban emisi di Kota Denpasar dari Sumber Terminal Terminal Total Beban Emisi (Ton/Thn) NOx SO 2 HC PM 10 CO CO 2 Terminal Ubung 0,5794 0,0005 0,0349 0,0165 0,4000 0,0660 Terminal Barang 0,1013 0,0006 0,0058 0,0029 0,3000 0,0660 Terminal Kreneng 0,0032 0,0001 0,0035 0,0000 0,2800 0,0660 Terminal Tegal 0,0038 0,0001 0,0004 0,0004 0,0024 0,0660 TOTAL 0,6877 0,0013 0,0446 0,0197 0,9824 0,2641

12 60 Dari Tabel 5.8 dapat digambarkan grafik seperti yang terlihat pada Gambar 5.2 dibawah ini. Dimana nilai total testimasi beban emisi tertinggi dihasilkan oleh polutan Karbon Dioksida (CO) sebesar 0,9824 ton/tahun pada Terminal Ubung. Sedangkan berturutturut emisi tertinggi setelah gas CO sampai emisi terendah dihasilkan oleh gas polutan NO x, CO 2, HC, PM 10 dan SO NOx CO SOx HC PM10 CO2 (a) (b) Gambar 5.2. Kontribusi beban emisi sumber bergerak di terminal pada masing-masing gas polutan : a. NO x dan CO; b. SO 2, HC, PM 10 dan CO Perhitungan Beban Emisi Sumber Bergerak HC Pada Tempat Parkir Selain terminal, tempat parkir juga merupakan salah satu area yang menghasilkan emisi dari sumber bergerak on-road. Survei tempat parkir dibagi menjadi 2 tempat, yakni: parkir dalam area dan parkir pinggir jalan. Terdapat total 200 data kendaraan parkir dalam area dan 50 data kendaraan parkir pinggir jalan. Dari hasil survei primer yang dilakukan langsung di lapangan, didapatkan bahwa rataan parkir per tahun jenis kendaraan motor bernilai jauh lebih besar dibandingkan rataan parkir kendaraan per tahun jenis kendaraan mobil. Besarnya jumlah rataan sepeda motor menghasilkan nilai beban emisi yang lebih bersar pula, walaupun nilai faktor emisi jenis kendaraan motor lebih kecil daripada jenis kendaraan mobil. Hal ini dapart dilihat dari Tabel 5.9.

13 61 Tabel 5.9. Total beban emisi di Kota Denpasar dari tempat parkir Jenis Parkir Rataan Kendaraan Parkir per Tahun Total HC (Ton/Thn) Motor Mobil Parkir dalam area ,17 Parkir di jalan ,08 Total 231, Distribusi Sebaran Beban Emisi Polutan NO x Sumber Bergerak (On Road) Kota Denpasar Distribusi sebaran emisi polutan NOx sumber bergerak (on road) untuk berbagai jenis kegiatan lalu lintas kendaraan di jalan raya, jalan kecil, terminal maupun dilapangan parkir terlihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.3. Distribusi spasial sumber pencemar NO x Kota Denpasar

14 62 Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa sebaran beban emisi NOx tertinggi berada pada Kecamatan Denpasar Barat dengan indikator warna merah terang. Kawasan Denpasar Barat yang menghasilkan emisi NO 2 tertinggi hingga mencapai ton/thn, meliputi jalan: Mahendradatta, Teuku Umar, Teuku Umar Barat, dan Gn. Soputan. Sedangkan pada Kecamatan Denpasar Utara, ruas jalan Ahmad Yani, Gatot Subroto Timur dan Gatot Subroto Barat menjadi kontributor utama penghasil emisi NO x hingga mencapai nilai ton/thn. Untuk kawasan Denpasar Timur, emisi NOx tertinggi dihasilkan di seputaran Niti Mandala Renon, Cok Agung Tresna, dan Hayam Wuruk hingga mencapai ton/thn. Sementara beban emisi NOx tertinggi pada Kecamatan Denpasar Selatan hingga mencapai ton/thn, meliputi jalan: By Pass Sanur dan Pantai Sindu. 5.7 Distribusi Sebaran Beban Emisi Polutan SO 2 Sumber Bergerak (On Road) Kota Denpasar Distribusi sebaran emisi polutan SO 2 sumber bergerak (on road) untuk berbagai jenis kegiatan lalu lintas kendaraan di jalan raya, jalan kecil, terminal maupun dilapangan parkir terlihat pada Gambar 5.4.

15 63 Gambar 5.4. Distribusi spasial sumber pencemar SO 2 Kota Denpasar Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa sebaran beban emisi SO 2 tertinggi berada pada Kecamatan Denpasar Barat dengan indikator warna merah terang. Kawasan Denpasar Barat yang menghasilkan emisi SO 2 tertinggi hingga mencapai 15,5-44 ton/thn yang ditandai dengan warna merah, meliputi jalan: Mahendradatta, Teuku Umar, Teuku Umar Barat, dan Gn. Soputan. Sementara indikator warna merah tua menghasilkan emisi SO 2 antara 7,5-15,4 ton/thn, meliputi jalan Gn. Tangkuban Perahu, Buana Raya, Permata Hijau, Merpati, Gunung Batukaru, Kepundung, Suli, Mawar, Kapten Agung, Hayam Wuruk, Surapati, Gajah Mada, Badak Agung, Cok Agung Tresna, Cut Nyak Dien dan Kusuma Atmaja.

16 Distribusi Sebaran Beban Emisi Polutan HC Sumber Bergerak (On Road) Kota Denpasar Distribusi sebaran emisi polutan HC sumber bergerak (on road) untuk berbagai jenis kegiatan lalu lintas kendaraan di jalan raya, jalan kecil, terminal maupun dilapangan parkir terlihat pada Gambar terlihat pada Gambar 5.5. Gambar 5.5 Distribusi spasial sumber pencemar HC Kota Denpasar Dari gambar diatas, terlihat bahwa emisi HC tertinggi dengan indikator merah terang hampir tersebar merata pada kawasan Denpasar Barat dengan kisaran emisi ton/thn, yang meliputi jalan: Teuku Umar Barat, Mahendradatta, Gn. Soputan, Tangkuban Perahu, Buana Raya, Buana Kubu, Merpati, Gn. Rinjani, Gn. Batukaru, Gn. Gede, Juanda, Kapten Tantular, Kusuma Atmaja, Cok Agung Tresna, Cut Nyak Dien, dan Badak Agung.

17 65 Sedangkan distribusi HC dengan indikator merah dengan kisaran emisi ton/thn, meliputi jalan: Teuku Umar, Imam Bonjol, Batanta, P. Kawe, Nusa Kambangan, P. Misol, P. Tarakan, Subur, P. Biak, P. Roon, Kapten Agung, Sutoyo, Diponegoro, Sudirman, Yos Sudarso, Dewi Sartika, Niti Mandala Renon, Madura, Gajah Mada, Udayana, Veteran, Sutomo, Surapati, Hasanuddin, Thamrin, Wahidin, Sumatera, Melati, Kepundung, Ratna, Nangka, Mawar, Palwa, Suli, WR. Supratman, Pattimura, dan Angsoka. 5.9 Distribusi Sebaran Beban Emisi Polutan PM 10 Sumber Bergerak (On Road) Kota Denpasar Distribusi sebaran emisi polutan PM 10 sumber bergerak (on road) untuk berbagai jenis kegiatan lalu lintas kendaraan seperti terlihat pada Gambar 5.6. Gambar 5.6. Distribusi spasial sumber pencemar PM 10 Kota Denpasar

18 66 Dari gambar di bawah, terlihat bahwa emisi PM 10 tertinggi dengan indikator merah terang tersebar dengan kisaran emisi 11,5-21 ton/thn, yang meliputi jalan: Mahendradatta, Buana Raya, Tangkuban Perahu, Teuku Umar Barat, Teuku Umar, Gunung Soputan, Kapten Agung, Udayana, Sutoyo, Veteran, Sutomo, Surapati, Diponegoro, Hasanuddin, Thamrin, Imam Bonjol, Wahidin, Sumatera, Sudirman, Yos Sudarso, Dewi Sartika, Niti Mandala enon, Nusa Kambangan, Juanda, Panjaitan, Kapten Tantular, Kapten Tantular Barat, Kusuma Atmaja, Cok Agung Tresna, Cut Nyak Dien, dan Badak Agung. Sementara kisaran emisi 7,5-11,4 ton/thn dengan indikator warna merah, meliputi jalan: Kargo, Cokroaminoto Utara, Cokroaminoto, Gatot Subroto Barat, Gunung Gede, Gunung Batukaru, Gunung Rinjani, Nangka. Veteran, Sutomo, Pattimura, Kartini, Ahmad Yani, Maruti, Arjuna, Kepundung, Ratna, Nangka, Mawar, Palwa, Suli, Wr. Supratman, Pattimura, Angsoka, Kapten Japa, Kapten Agung, Melati, Kepundung, Mawar, Palwa, Hayam Wuruk, Surapati, Tukad Unda, Tukad Gangga, Juanda, Panjaitan, Tukad Batanghari, Tukad Musi, dan Tukad Yeh Aya Distribusi Sebaran Beban Emisi Polutan CO 2 Sumber Bergerak (On Road) Kota Denpasar Distribusi sebaran emisi polutan CO 2 sumber bergerak (on road) untuk berbagai jenis kegiatan lalu lintas kendaraan di jalan raya, jalan kecil, terminal maupun dilapangan parkir terlihat pada Gambar 5.7.

19 67 Gambar 5.7. Distribusi spasial sumber pencemar CO 2 Kota Denpasar Dan dari gambar diatas, terlihat bahwa emisi CO 2 tertinggi dengan indikator merah terang tersebar dengan kisaran emisi ton/thn tersebar pada ruas jalan: Mahendradatta, Merpati, Gn. Rinjani, Gn. Batukaru, Gn. Gede, Buana Raya, Gn. Tangkuban Perahu, Buana Kubu, Teuku Umar Barat, Juanda, Panjaitan, Kapten Tantular, Kusuma Atmaja, Cok Agung Tresna, Kapten Tantular Barat, Cut Nyak Dien, Badak Agung, dan Gn. Soputan. Dan nilai emisi CO 2 dengan skala ton/th tersebar pada ruas jalan: Ahmad Yani, Cokroaminoto, Warmadewa, Kendedes, Kebo Iwa Selatan, Gatot Subroto Barat, Kebo Iwa Utara, Kargo, Buluh Indah, Gn. Agung, Gn. Gede, Permata Hijau, Kapten Agung, Sutoyo, Teuku Umar, Diponegoro, Sudirman, Yos Sudarso, Dewi Sartika, Niti Mandala Renon, Nusa Kambangan, P. Madura, Imam Bonjol, P. Kawe, P. Misol, P. Tarakan,

20 68 P. Batanta, Tukad Unda, Tukad Gangga, Tukad Batanghari, Tukad Musi, Tukad Yeh Aya, Tukad Badung, Tukad Balian, Pemuda, Hang Tuah, Hayam Wuruk, dan Mohammad Yamin. Sementara itu nilai emisi CO 2 yang paling kecil dengan skala ton/thn lebih banyak tersebar di wilayah selatan Kecamatan Denpasar Selatan dan wilayah utara wilayah Denpasar Utara Distribusi Sebaran Beban Emisi Polutan CO Sumber Bergerak (On Road) Kota Denpasar Distribusi sebaran emisi polutan CO sumber bergerak (on road) untuk berbagai jenis kegiatan lalu lintas kendaraan di jalan raya, jalan kecil, terminal maupun di lapangan parkir terlihat pada Gambar 5.8. Gambar 5.8. Distribusi spasial sumber pencemar CO Kota Denpasar

21 69 Dan dari gambar diatas, terlihat bahwa emisi CO tertinggi dengan indikator merah terang tersebar dengan kisaran emisi ton/thn tersebar pada ruas jalan: Nangka, Veteran, Sutomo, Pattimura, Kartini, Ahmad Yani, Maruti, Arjuna, Melati, Kepundung, Ratna, Mawar, Palwa, Suli, WR. Supratman, Angsoka, Gajah Mada, Kapten Agung, Udayana, Sutoyo, Surapati, Diponegoro, Hasanuddin, Thamrin, Imam Bonjol, Wahidin, Sumatera, Kapten Japa, Hayam Wuruk, Teuku Umar, Sudirman, Yos Sudarso, Dewi Sartika, Niti Mandala Renon, Nusa Kambangan, Teuku Umar, Gn. Soputan, Juanda, Panjaitan, Kapten Tantular, Kusuma Atmaja, Cok Agung Tresna, Kapten Tantular Barat, Cut Nyak Dien, Badak Agung, Tukad Unda, Tukad Gangga, Tukad Batanghari, Tukad Musi, Tukad Yeh Aya, Mahendradatta, Buana Raya, Gn. Tangkuban Perahu, dan Buana Kubu.. Sementara, emisi dengan kisaran nilai yang lebih rendah antara ton/thn dan ditandai dengan warna merah, meliputi jalan: Merpati, Gn. Rinjani, Gn. Batukaru, Gn. Gede, Gn. Agung, Setiabudi, Gn. Merapi, Gn. Batur, Cokroaminoto, Cokroaminoto Utara, Gn. Agung, Gatot Subroto, Sesetan, Waturenggong, dan Sudirman.

PANJANG DAN KONDISI TROTOAR DI KOTA DENPASAR JALAN NASIONAL TAHUN 2011

PANJANG DAN KONDISI TROTOAR DI KOTA DENPASAR JALAN NASIONAL TAHUN 2011 PANJANG DAN KONDISI TROTOAR DI KOTA DENPASAR JALAN NASIONAL TAHUN 2011 C I JALAN NASIONAL Kecamatan Denpasar Utara 1 Jalan Dr. Sutomo 0,930 0,930 0,930 1,30 1,30-0,330 0,600-0,330 0,600 2 Jalan Cokroaminoto

Lebih terperinci

DAFTAR LAYANAN PENYAPUAN JALAN KOTA DENPASAR TAHUN 2010

DAFTAR LAYANAN PENYAPUAN JALAN KOTA DENPASAR TAHUN 2010 DAFTAR LAYANAN PENYAPUAN JALAN KOTA DENPASAR TAHUN 2010 Panjang SHIFT JANGKAUAN NO. NAMA RUAS JALAN Jalan SEKTOR PENYAPUAN PAGI SIANG M' 06.00 11.00 12.00 17.00 (meter) 1 2 3 4 5 6 7 17,809 44,798 1 Jalan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil perhitungan pada bab V sebelumnya, dapat dihitung total

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil perhitungan pada bab V sebelumnya, dapat dihitung total BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Beban Emisi Sumber Bergerak di Jalan (On Road) Berdasarkan hasil perhitungan pada bab V sebelumnya, dapat dihitung total beban emisi gas polutan NO x, SO 2, HC, PM, CO 2 dan CO dari

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : B-0964/RENSTRA/PMT/2016 Tanggal 09 Desember 2016

Lampiran Surat Nomor : B-0964/RENSTRA/PMT/2016 Tanggal 09 Desember 2016 Lampiran Surat Nomor : B-0964/RENSTRA/PMT/2016 Tanggal 09 Desember 2016 KANTOR CABANG No. Nama Alamat Telpon Fax Kota/ 1 Cabang Renon Jl. Raya Puputan, Niti 247997 229439 Mandala, Renon, (80235) 2 Cabang

Lebih terperinci

No. Nama Toko Alamat Klasifikasi Usaha

No. Nama Toko Alamat Klasifikasi Usaha LAMPIRAN KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR TANGGAL : 9 September 2011 NOMOR : 188.45/495/HK/2011 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAANPENATAAN DAN PEMBINAAN TOKO MODERN (MINI MARKET) DI KOTA DENPASAR NAMA- NAMA TOKO

Lebih terperinci

JADWAL PELAYANAN MOBIL KELILING DALAM RANGKA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI dan BANGUNAN DI MASING- MASING DESA/ KELURAHAN KOTA DENPASAR TAHUN 2015

JADWAL PELAYANAN MOBIL KELILING DALAM RANGKA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI dan BANGUNAN DI MASING- MASING DESA/ KELURAHAN KOTA DENPASAR TAHUN 2015 JADWAL PELAYANAN MOBIL KELILING DALAM RANGKA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI dan BANGUNAN DI MASING- MASING DESA/ KELURAHAN KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NO HARI/TANGGAL JAM TEMPAT ALAMAT KECAMATAN DENPASAR TIMUR 1.

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah salah satu faktor yang menjadi permasalahan di daerah

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah salah satu faktor yang menjadi permasalahan di daerah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah salah satu faktor yang menjadi permasalahan di daerah perkotaan. Dimana transportasi merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dengan komponen

Lebih terperinci

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 Gg. II No. 8X Denpasar 3 Pustu Ubung Kaja 7 Ds.

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 Gg. II No. 8X Denpasar 3 Pustu Ubung Kaja 7 Ds. NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR No Kecamatan No Nama Puskesmas/Alamat/Ka.Pusk No Nama Pustu/Alamat No Wilayah Desa/Kelurahan 1 Denpasar Utara Jalan Ahmad

Lebih terperinci

DATA JARINGAN KANTOR BANK UMUM POSISI : 30 NOVEMBER 2016

DATA JARINGAN KANTOR BANK UMUM POSISI : 30 NOVEMBER 2016 DATA JARINGAN KANTOR BANK UMUM POSISI : 30 NOVEMBER 2016 No Nama Bank Nama Kantor Alamat Kota/Kabupaten KOTA DENPASAR A. KANTOR PUSAT 1 PT Bank Mandiri Taspen Pos KP Denpasar Jl. Melati No. 65 Denpasar

Lebih terperinci

STATUS NO KABUPATEN KECAMATAN JENIS STATUS NPSN NAMA SEKOLAH AKREDITASI 1 DENPASAR DENPASAR BARAT SMP Swasta SMP ANUGRAH DENPASAR A

STATUS NO KABUPATEN KECAMATAN JENIS STATUS NPSN NAMA SEKOLAH AKREDITASI 1 DENPASAR DENPASAR BARAT SMP Swasta SMP ANUGRAH DENPASAR A IDENTITAS SEKOLAH STATUS NO KABUPATEN KECAMATAN JENIS STATUS NPSN NAMA SEKOLAH AKREDIT 1 BARAT SMP Swasta 50103057 SMP ANUGRAH A 2 BARAT SMP Negeri 50103134 SMP NEGERI 7 A 3 BARAT SMP Swasta 50103144 SMP

Lebih terperinci

DAFTAR SMA NEGERI, SWASTA DAN MI DI KOTA DENPASAR

DAFTAR SMA NEGERI, SWASTA DAN MI DI KOTA DENPASAR DAFTAR SMA NEGERI, SWASTA DAN MI DI KOTA DENPASAR NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH DESA/KELURAHAN NO DENPASAR BARAT 1 SDN 1 PEMECUTAN JL.GN BATUR GG NANGKA II DENPASAR PEMECUTAN 2 SDN 1 PADANGSAMBIAN JALAN

Lebih terperinci

Data pasar desa "pasar rakyat indonesia"

Data pasar desa pasar rakyat indonesia Kota: Denpasar Provinsi: Bali Data pasar desa "pasar rakyat indonesia" No. Nama Alamat Lengkap Luas Lahan 1 Desa Pekraman Penatih Jl. Trenggana No. 2 Luas Bangunan Pengelola 43 Are 15 Are Desa Adat Jenis

Lebih terperinci

Daftar Hotel Melati di Denpasar

Daftar Hotel Melati di Denpasar http://www.cyberschooldps.net/index-penginapan.php Daftar Hotel Melati di Denpasar Desember 2009 No Nama Hotel Nama Jalan.. Telp 1 Puri Arjuna 10 (0361) 2 Graha Bali Utama Bedahulu VII (0361) 3 Sari Nikita

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1990 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1990 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1990 TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN, TAMAN, LAPANGAN, BANGUNAN DAN PENOMORAN RUMAH/BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menghasilkan 165 grid. Seperti terlihat pada Gambar 4.1.

BAB IV METODE PENELITIAN. menghasilkan 165 grid. Seperti terlihat pada Gambar 4.1. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Sumber emisi yang diperhitungkan pada penelitian ini adalah sumber emisi bergerak di jalan (on road). Untuk keperluan analisis emisi, wilayah kota Denpasar

Lebih terperinci

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR ECOTROPHIC 9 (1) : 1-9 ISSN : 1907-5626 INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR Christine Prita Purwanto 1 *, I Wayan Arthana 1, I Wayan Suarna 1 1 Program Studi Magister Ilmu

Lebih terperinci

DAFTAR JARINGAN JALAN KOTA DENPASAR TAHUN 2014 MENURUT JENIS PERKERASAN DAN KONDISI JALAN

DAFTAR JARINGAN JALAN KOTA DENPASAR TAHUN 2014 MENURUT JENIS PERKERASAN DAN KONDISI JALAN DAFTAR JARINGAN JALAN KOTA DENPASAR TAHUN 2014 MENURUT JENIS PERKERASAN DAN KONDISI JALAN No Nama Jalan Jalan Jalan 1 0001 Jalan Debes 158.70 5.40 5.40 5.40 2 0002 Jalan Kapten Sujana 321.70 5,4 4.50 5.50

Lebih terperinci

APLIKASI METODE SEDERHANA DALAM PENENTUAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN (LRK) DI KOTA DENPASAR

APLIKASI METODE SEDERHANA DALAM PENENTUAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN (LRK) DI KOTA DENPASAR APLIKASI METODE SEDERHANA DALAM PENENTUAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN (LRK) DI KOTA DENPASAR TUGAS AKHIR Oleh: OSCAR PARLINDUNGAN TOBING 1104105036 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014

PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 04 A. BIDANG BINA MARGA Ada Program dan 6 Kegiatan I PROGRAM PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN Pembangunan Jembatan di Kota Denpasar - Pembangunan Jembatan di Jl. Tk. Oos Barat

Lebih terperinci

Rekapitulasi Angkutan Antar Kota dan Antar Provinsi, 2011 Recapitulation of Inter City and Inter Province Buses Transportation, 2011.

Rekapitulasi Angkutan Antar Kota dan Antar Provinsi, 2011 Recapitulation of Inter City and Inter Province Buses Transportation, 2011. Rekapitulasi Angkutan Antar Kota dan Antar Provinsi, 2011 Recapitulation of Inter City and Inter Province Buses Transportation, 2011 Januari Februari Bulan Month Berangkat Kedatangan Departure Arrival

Lebih terperinci

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana

Lebih terperinci

Kekeliruan asumsi chactment area.

Kekeliruan asumsi chactment area. Kekeliruan asumsi chactment area. Perencanaan dan pembangunan drainase selayaknya dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh serta terkordinasi antar instansi. Saat ini masih ada instansi yang merencanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR / 195 / HK / 2015 TENTANG PENETAPAN BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015

WALIKOTA DENPASAR KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR / 195 / HK / 2015 TENTANG PENETAPAN BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 WALIKOTA DENPASAR KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 188.45/ 195 / HK / 2015 TENTANG PENETAPAN BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan partisipasi

Lebih terperinci

DATA PASAR SEKOTA DENPASAR PASAR DAERAH / INPRESS

DATA PASAR SEKOTA DENPASAR PASAR DAERAH / INPRESS DATA PASAR SEKOTA DENPASAR PASAR DAERAH / INPRESS NO NAMA PASAR ALAMAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pasar Inpress Sanglah Pasar Sanglah Pasar Abian Timbul Pasar Asoka Kreneng Pasar Kreneng Pasar

Lebih terperinci

Passenger Car. Month. 1 Januari / January

Passenger Car. Month. 1 Januari / January Jumlah Ijin Insidentiul Yang Dikeluarkan Dinas Perhubungan Kota Denpasar, 2012 Number of Incidental Permits which output by Communication service in Denpasar Municipality, 2012 Bulan Jumlah Penumpang Barang

Lebih terperinci

DAFTAR TAMAN KANAK-KANAK DI KOTA DENPASAR

DAFTAR TAMAN KANAK-KANAK DI KOTA DENPASAR DAFTAR TAMAN KANAK-KANAK DI KOTA DENPASAR NAMA SEKOLAH ALAMAT SEKOLAH NO DENPASAR BARAT 1 TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 JL. IMAM BONJOL NO. 51 2 TK. KUMARA SARI VII JL. GUNUNG LUMUT NO 3 3 TK SAYANG IBU

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Daftar nama perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali

LAMPIRAN 1 Daftar nama perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali LAMPIRAN 1 Daftar nama perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali No. Nama Perusahaan/Bengkel Alamat 1 UD. Asia Ban Jl. Gunung Agung No.55, Pemecutan. 2 CV. Bagus

Lebih terperinci

DATA SMP KECAMATAN DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR TAHUN 2012

DATA SMP KECAMATAN DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR TAHUN 2012 DATA SMP KECAMATAN DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR TAHUN 2012 NO NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT NO.TELP. KEPALA SEKOLAH/NIP NEGERI 1 50103139 SMPN 2 DENPASAR JL.GUNUNG AGUNG NO.112 DENPASAR 0361-424208 2 50103842

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.

BAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl. BAB IV DESKRIPSI DATA 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl. Gatot Subroto Timur melewati ruas-ruas jalan dengan volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini tengah terjadi suatu degradasi terhadap lingkungan sebagai salah satu dampak langsung perkembangan teknologi transportasi. Emisi gas buang yang dihasilkan

Lebih terperinci

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

4. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 25 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN PENGGUNAAN JARINGAN JALAN DAN GERAKAN ARUS LALU LINTAS DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Transportasi memegang peranan penting dalam mendukung terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Transportasi memegang peranan penting dalam mendukung terlaksananya BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Transportasi memegang peranan penting dalam mendukung terlaksananya berbagai kegiatan diantaranya adalah kegiatan perekonomian, perindustrian, pariwisata dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

DAFTAR LOKASI KERJA TENAGA DINAS KEBERSIHAN KOTA DENPASAR. No. Nama Lokasi Panjang (m) Keterangan. Wilayah Penyapuan Barat

DAFTAR LOKASI KERJA TENAGA DINAS KEBERSIHAN KOTA DENPASAR. No. Nama Lokasi Panjang (m) Keterangan. Wilayah Penyapuan Barat DAFTAR LOKASI KERJA TENAGA DINAS KEBERSIHAN KOTA DENPASAR Bulan : Sektor Kerja : Penyapuan Barat No. Nama Lokasi Panjang (m) Keterangan 1 I Gusti Kompyang Mayun Wilayah Penyapuan Barat Mandor 2 I Made

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota negara dan sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Menurut Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi (2010), Jakarta mempunyai

Lebih terperinci

Jl. PIDADA. Jl. GATOT SUBROTO. Jl. BUNGTOMO. Jl. GUNUNG AGUNG. Jl. COKROAMINOTO. Jl. SETIABUDI TUKAD TEBA TUKAD CAMPLUNG AUTO 2000

Jl. PIDADA. Jl. GATOT SUBROTO. Jl. BUNGTOMO. Jl. GUNUNG AGUNG. Jl. COKROAMINOTO. Jl. SETIABUDI TUKAD TEBA TUKAD CAMPLUNG AUTO 2000 TUKAD CAMPLUNG Jl. COKROAMINOTO U Jl. PIDADA Jl. GATOT SUBROTO AUTO 2000 Jl. Buluh Indah BT I D Jl. BUNGTOMO BT IE BT IF Jl. Pondok Indah BT III BT I JERO KUTA BT BT X Gg. Angsa K.B II BT XII Jl. Wibisana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal dunia. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

KEGIATAN FISIK DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA DENPASAR TAHUN 2016

KEGIATAN FISIK DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA DENPASAR TAHUN 2016 KEGIATAN FISIK DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA DENPASAR TAHUN 2016 BIDANG PENGAIRAN A PROGRAM PEMBANGUNAN SALURAN DRAINASE / GORONG- GORONG A.1 Kegiatan Pembangunan Saluran Drainase / Gorong - Gorong 1.1 Penataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis ritel merupakan suatu bisnis yang dapat menghidupi banyak orang. Pada saat krisis moneter melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, yang kemudian berkembang

Lebih terperinci

BAB V LAHAN DAN HUTAN

BAB V LAHAN DAN HUTAN BAB LAHAN DAN HUTAN 5.1. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan Kota Denpasar didominasi oleh permukiman. Dari 12.778 ha luas total Kota Denpasar, penggunaan lahan untuk permukiman adalah 7.831 ha atau 61,29%.

Lebih terperinci

WALIKOTA DENPASAR KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR / 237 / HK / 2014 TENTANG PENETAPAN BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR TAHUN 2014

WALIKOTA DENPASAR KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR / 237 / HK / 2014 TENTANG PENETAPAN BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR TAHUN 2014 WALIKOTA DENPASAR KEPUTUSAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 188.45/ 237 / HK / 2014 TENTANG PENETAPAN BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR TAHUN 2014 WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena curah hujan dan kejadian banjir di Kota Denpasar akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena curah hujan dan kejadian banjir di Kota Denpasar akhirakhir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena curah hujan dan kejadian banjir di Kota Denpasar akhirakhir ini telah semakin menarik untuk dicermati, terkait dengan semakin berkembangnya kawasan tersebut

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4104/2003 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4104/2003 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 4104/2003 TENTANG PENETAPAN KAWASAN PENGENDALIAN LALU LINTAS DAN KEWAJIBAN MENGANGKUT PALING SEDIKIT 3 ORANG PENUMPANG PERKENDARAAN PADA RUAS RUAS JALAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pencemaran udara, serta pemodelan dari volume lalu lintas dan kecepatan lalu

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pencemaran udara, serta pemodelan dari volume lalu lintas dan kecepatan lalu BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, data yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari empat bagian yaitu analisis kinerja ruas jalan, analisis tingkat kebisingan, analisis tingkat pencemaran

Lebih terperinci

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma 3306 100 097 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan. Metodologi penelitian membantu

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas transportasi khususnya kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakan

Lebih terperinci

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU Oleh: Imam Yanuar 3308 100 045 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga

Lebih terperinci

JARINGAN LINTAS DI PROVINSI DKI JAKARTA. DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI DKI JAKARTA Jl. Taman Jatibaru No.1 Jakarta Pusat 15 Juni 2016

JARINGAN LINTAS DI PROVINSI DKI JAKARTA. DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI DKI JAKARTA Jl. Taman Jatibaru No.1 Jakarta Pusat 15 Juni 2016 JARINGAN LINTAS DI PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTASI PROVINSI DKI JAKARTA Jl. Taman Jatibaru No.1 Jakarta Pusat 15 Juni 2016 DASAR HUKUM PENGATURAN WAKTU OPERASIONAL ANGKUTAN BARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan fisik kota yang ditentukan oleh pembangunan sarana dan prasarana. Lahan yang seharusnya untuk penghijauan

Lebih terperinci

Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi Kasih Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN TERKAIT DENGAN PENCEMARAN UDARA DI KOTA DENPASAR SETELAH KELUARNYA PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2007 SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA Oleh Tude Trisnajaya Desak Putu Dewi

Lebih terperinci

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe) TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe) Gustina Fitri *) ABSTRAK Simpang Empat Bersinyal Kota

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Tahap-tahap dalam melakukan sebuah penelitian yang hasil akhirnya berupa kesimpulan mengenai topik penelitian yang diambil. Dalam penelitian ini diperlukan 2 macam

Lebih terperinci

BANK NISP Bank NISP Graha Telesera Jl. Pattimura No. 69 Jl. Cokraminoto No. 16 Jl. Raya Puputan Renon Denpasar Bali

BANK NISP Bank NISP Graha Telesera Jl. Pattimura No. 69 Jl. Cokraminoto No. 16 Jl. Raya Puputan Renon Denpasar Bali Alfa Retailindo RNN Jl. Diponegoro No. 183 Restoran Penjor Jl. Danau Tamblingan No. 19, Sanur Bali Moon Restaurant Jl. Danau Tamblingan No. 19, Sanur Cpm Kamboja Jl. Kamboja Kreneng No. 5 Ramayana Bali

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR I Dewa Gede Agung Sinarbawa 1) I Putu Agus Swastika 2) Program Studi Sistem Informasi, STIKOM Surabaya sinar_rastafara@yahoo.com 1)

Lebih terperinci

BAB V Hasil dan Pembahasan

BAB V Hasil dan Pembahasan 43 BAB V Hasil dan Pembahasan Bagian ini memberikan gambaran tentang hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian Inventori Emisi Gas Rumah Kaca (CO 2 dan CH 4 ) dari Sektor Transportasi dengan Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia khususnya pembangunan di bidang industri dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri dan transportasi

Lebih terperinci

BAB IV Metodologi Penelitian

BAB IV Metodologi Penelitian 32 BAB IV Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tesis ini merupakan rangkaian proses yang dilakukan selama pengerjaan penelitian meliputi: tahapan pengambilan data, tahapan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari dan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dan strategis. Seiring

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh : KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN Disusun Oleh : Arianty Prasetiaty, S.Kom, M.S.E (Kasubid Transportasi, Manufaktur, Industri dan Jasa Bidang Inventarisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Kota Padang setiap tahun terus meningkat, meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan peningkatan jumlah transportasi di Kota Padang. Jumlah kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era saat ini khususnya bisnis ritel berkembang dengan pesat. Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era saat ini khususnya bisnis ritel berkembang dengan pesat. Faktorfaktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era saat ini khususnya bisnis ritel berkembang dengan pesat. Faktorfaktor yang mempengaruhi perkembangan industri ritel tidak lepas dari ketiga faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi Lampung, Indonesia. Berdasarkan Profil Penataan Ruang Kabupaten dan Kota Provinsi Lampung Tahun

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO Yonnet Hellian Kresna 1, *), Rachmat Boedisantoso 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi saat ini menjadi masalah yang sangat penting karena dapat mengindikasikan kemajuan suatu daerah. Transportasi sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK REKOMENDASI MANAJEMEN JALAN DI KOTA DENPASAR

PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK REKOMENDASI MANAJEMEN JALAN DI KOTA DENPASAR PEMANFAATAN CITRA QUICKBIRD DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK REKOMENDASI MANAJEMEN JALAN DI KOTA DENPASAR I Putu Yogi Darmendra balirascal@rocketmail.com Barandi Sapta Widartono barandi@geo.ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia menyebabkan kebutuhan masyarakat juga semakin tinggi. Salah satunya adalah dalam bidang sarana transportasi.sektor

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA) ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA) RAHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan bagian yang sangat bernilai dan diperlukan saat ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun pada sisi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK OPERASIONAL KENDARAAN RINGAN

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK OPERASIONAL KENDARAAN RINGAN TUGAS AKHIR ANALISIS HUBUNGAN EMISI CH 4, SO X, NO X, TERHADAP KARAKTERISTIK OPERASIONAL KENDARAAN RINGAN ( Studi Kasus Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa) OLEH: IRIYANTI DWI PUTRI D121 12 006

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan luas wilayah 32,50 km 2, sekitar 1,02% luas DIY, jumlah

Lebih terperinci

BEBAN EMISI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA YOGYAKARTA

BEBAN EMISI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA YOGYAKARTA BEBAN EMISI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA YOGYAKARTA Sa duddin Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM Kemuning M-3 Sekip Sleman Yogyakarta 55281 Telp: (0274) 556928, 563984, 6491075 saduddin@ugm.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK... i ii iii vi iv xi xiii xiv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh beberapa kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kemacetan lalu lintas

Lebih terperinci

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.

Disusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng. PERUMUSAN SKENARIO KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN DI SURABAYA BERDASARKAN EVALUASI DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN LINGKUNGAN : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Disusun Oleh Arini Ekaputri

Lebih terperinci

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011 Pada pengujian periode I nilai NO 2 lebih tinggi dibandingkan dengan periode II dan III (Gambar 4.1). Tinggi atau rendahnya konsentrasi NO 2 sangat dipengaruhi oleh berbagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi dan Lingkungan Kebutuhan akan transportasi timbul karena adanya kebutuhan manusia. Transportasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memungkinkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada saat musim hujan. Hal ini terjadi hampir di seluruh kota di Indonesia. Peristiwa ini hampir setiap tahun

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan di berbagai bidang yang semakin meningkat apabila tidak disertai oleh upaya pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dapat dilihat dari tingginya jumlah kendaraan seiring dengan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pertumbuhan di sektor transportasi dapat dilihat dan dirasakan dampaknya terhadap kehidupan manusia. Perkembangan transportasi yang semakin pesat dapat dilihat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 7 (tujuh) bulan, yaitu pada awal bulan Mei 2008 hingga bulan Nopember 2008. Lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA)

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA) ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA) Lydia Novitriana 1), Dewi Handayani 2),,Muh Hasbi 3) 1) Pengajar Teknik Sipil,

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas

II.TINJAUAN PUSTAKA. Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas 5 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Kemacetan Lalu Lintas Kemacetan adalah situasi tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan.kemacetan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dimana keadaan ini menuntut persaingan yang ketat diantara bisnis yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dimana keadaan ini menuntut persaingan yang ketat diantara bisnis yang satu dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kemajuan zaman dan pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah dan kompleksitas dalam dunia bisnis. Dimana

Lebih terperinci

DATA WARNET DI KOTA DENPASAR TAHUN 2011

DATA WARNET DI KOTA DENPASAR TAHUN 2011 DATA WARNET DI KOTA DENPASAR TAHUN 2011 Jumlah Karyawan Rata-rata kunjungan / hari No Nama Warnet Alamat Kecamatan Telepon Nama Pemilik Denpasar Timur 1 Point.Net Jl. Wr. Supratman No 26 Denpasar Timur

Lebih terperinci

COVER DEPAN.

COVER DEPAN. COVER DEPAN COVER DALAM Direktori Hotel Kota Denpasar Tahun 2016 Katalog BPS : 1305043.5171 ISBN : 978-602-6395-04-7 No Publikasi : 51714.16.15 Ukuran Publikasi : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : viii +

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar BAB III METODE PENELITIAN III. 1 Pendahuluan Dalam melakukan analisis dampak kemacetan lalu lintas terhadap kualitas udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar Balaraja

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS DI KECAMATAN DENPASAR BARAT

ANALISIS TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS DI KECAMATAN DENPASAR BARAT ANALISIS TINGKAT KEPADATAN LALU LINTAS DI KECAMATAN DENPASAR BARAT Oleh Julia Vironika Ida Bagus Made Astawa, I Putu Ananda Citra *) Jurusan Pendidikan Geografi, Undiksha Singaraja e-mail : juju.niblly@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di ruas jalan yang akan dilalui angkutan barang (peti kemas) dari Stasiun Jebres Surakarta menuju Pabrik SRITEX Sukoharjo

Lebih terperinci

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : AMBAR YULIASTUTI L2D 004 294 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas udara perkotaan di Indonesia menunjukkan kecenderungan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi

Lebih terperinci

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO) PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO, NO₂, DAN SO₂ PADA PERSIMPANGAN JALAN KOTA SEMARANG (STUDI KASUS JALAN KARANGREJO

Lebih terperinci

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK

ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK ANALISA DAMPAK ANGKUTAN PETI KEMAS TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI KOTA PONTIANAK Kurniawati 1), Komala Erwan 2)., Said 2) Abstrak Berdasarkan ketetapan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 36 Tahun 2013 Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Udara merupakan zat yang penting dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian,

Lebih terperinci