Uji Adaptasi dan Preferensi Konsumen Terhadap Varietas Unggul Nasional Krisan di Bandungan, Kabupaten Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Uji Adaptasi dan Preferensi Konsumen Terhadap Varietas Unggul Nasional Krisan di Bandungan, Kabupaten Semarang"

Transkripsi

1 Uji Adaptasi dan Preferensi Konsumen Terhadap Varietas Unggul Nasional Krisan di Bandungan, Kabupaten Semarang Yayuk Aneka Bety, K. Budiarto, dan Suhardi Balai Penelitian Tanaman Hias, Jl. Raya Ciherang, Segunung, Pacet, Cianjur PO Box 8 Sdl Tlp , Fax , E-mai:balithi@yahoo.co.com ABSTRAK. Uji adaptasi merupakan tahapan penting untuk mendapatkan varietas unggul krisan di daerah tertentu. Penelitian bertujuan untuk menguji pertumbuhan dan penerimaan konsumen terhadap enam varietas unggul nasional krisan. Penelitian dilaksanakan di Bandungan, kabupaten Semarang pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember Enam varietas unggul nasional yang telah dilepas Balai penelitian Tanaman Hias (Balithi), yaitu Puspita nusantara, Nyi Ageng Serang, Shakuntala, Puspita Asri, Dewi ratih, and Cut Nya Dien diuji pertumbuhan vegetatif dan generatifnya dan tingkat penerimaan konsumen terhadap enam varietas tersebut. Penelitian dirancang menggunakan rancang acak kelompok, ulangan tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Shakuntala, Puspita nusantara, dan Puspita asri merupakan varietas yang paling disukai konsumen. Untuk ketahanan terhadap penyakit karat, Puspita asri teridentifikasi sangat tahan, sedangkan Puspita nusantara dan Dewi Ratih agak tahan. Berdasarkan diameter bunga pita dan bunga tabung, Puspita nusantara, Shakuntala, Dewi ratih dan Nyi Ageng Serang tergolong grade AA, sedangkan Puspita asri and Cut Nya Dien tergolong grade A. Puspita asri memiliki tinggi tanaman tertinggi dan Cut Nya Dien memiliki jumlah bunga per tanaman terbanyak. Kata kunci : krisan, adaptasi, preferensi konsumen ABSTRACT. Bety, Y.A., K. Budiarto, and Suhardi Adaptation study and consumer preference of National superior varieties of Chrysanthemum sp. in Bandungan, Semarang district. Adaptation study and consumer preference are prerequisite step in supporting successful introduction of new superior varieties in a certain area, involving Chrysanthemum sp. The experiment was aimed to study the growth of some National superior varieties of chrysanthemum and consumer acceptability to these varieties. The experiment was carried out at Bandungan, Semarang on August to December The six superior varieties released by Indonesian Ornamental Crops Research Institute (IOCRI) i.e. Puspita nusantara, Nyi Ageng Serang, Shakuntala, Puspita Asri, Dewi ratih, and Cut Nya Dien were studied to observe their growth and consumer acceptability. The experiment was arranged 60

2 in randomized complete block design with three replications. The result of the experiment showed that Shakuntala, Puspita nusantara, and Puspita asri were the most favourite varieties. Puspita asri was identified very resistant to rust, while Puspita nusantara was considered moderate resistant. Based on the diameter of ray floret and disk floret, Puspita nusantara, Shakuntala, Dewi ratih, and Nyi Ageng Serang had AA grade and Puspita asri and Cut Nya Dien had A grade. Puspita asri was the tallest varieties, while Cut Nya Dien had the largest number of flower per plant. Key words : chrysanthemum, adaptation, consumer preferences. PENDAHULUAN Krisan (Chrysanthemum multiflorum) merupakan tanaman florikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat prospektif dikembangkan secara komersial. Daerah sentra produksi krisan hingga saat ini masih didominasi Jawa barat, Jawa timur dan Jawa tengah. Meskipun demikian beberapa daerah mulai tumbuh menjadi sentra baru seperti Tomohon, Sulawesi Utara dan Bantaeng, Sulawesi Selatan. Produksi krisan di Indonesia berkembang sangat pesat dari hanya sebesar tangkai pada tahun 2005 menjadi lebih dari 106 juta tangkai pada tahun 2009 dan diproyeksikan pada tahun 2014 mencapai 353 juta tangkai (Dit Budidaya dan Paska Panen Hortikultura, 2011). Produksi bunga krisan di Indonesia ditujukan terutama untuk pemenuhan pasar dalam negeri. Dari seluruh bunga yang dihasilkan, 80% untuk kebutuhan dalam negeri dan 20% untuk diekspor ke berbagai negara antara lain Singapura, Hongkong, Taiwan, Jepang, dan Timur tengah dan ekspor krisan tahun 2005 mencapai US $ 15 juta (BPS, 2005). Di Indonesia, pada umumnya pusat pemasaran bunga krisan berada di kota besar seperti Rawa belong- Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, Surabaya dan Denpasar (Abidin dan Harahap, 1991). Sebagai contoh, penjualan bunga krisan di Rawa belong dari tahun menempati peringkat I dalam volume penjualan, yaitu sebesar tangkai per hari (Nurmalinda et. al., 2004), sedangkan di pasar bunga D.I. Jogyakarta, pada hari biasa terjual rata-rata 400 tangkai bunga/hari dengan harga antara Rp. 750,00-Rp. 1500,00/tangkai, sedangkan pada hari-hari besar rata-rata terjual

3 tangkai/hari (Hanafi et al., 2005). Krisan juga terpantau sebagai bunga yang paling banyak digunakan di hotel berbintang dan paling mudah dipadukan dengan bunga jenis lainnya (Nurmalinda dan Yani, 2009) Dalam upaya memenuhi kebutuhan bibit unggul, Balai Penelitian Tanaman Hias telah melepas sejumlah varietas unggul nasional krisan yang memiliki bunga dengan warna, bentuk, dan ukuran bervariasi. Keuntungan dari penggunaan bibit unggul nasional adalah dapat mengurangi ongkos produksi karena tidak perlu membayar royalty dan sudah beradaptasi dengan lingkungan tropis. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang maksimal, sebelum dikembangkan, masing-masing varietas harus diuji daya adaptasinya apakah dapat berproduksi dengan baik dan dapat diterima konsumen di daerah tersebut. Lokasi penanaman secara nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan krisan seperti yang dikemukakan oleh Wasito dan Marwoto (2004), bahwa krisan yang ditanam pada lokasi dengan ketinggian tempat berbeda memiliki pertumbuhan vegetatif dan generatif yang berbeda. Pengenalan varietas unggul nasional dan cara pembibitannya sangat membantu petani krisan Bandungan yang terkendala masalah bibit (Nurmalinda et al., 2004, Komar et al., 2008)). Petani sering menggunakan bibit yang berasal dari indukan yang berkualitas rendah dan membawa bibit penyakit. Seperti yang dikemukakan oleh Herlina et al. (1997) bahwa tingkat generasi dan kualitas tanaman induk menentukan kualitas bibit. Bibit yang berasal dari generasi lanjut dan tidak diregenerasi menghasilkan bibit berkualitas rendah. Pengenalan varietas tahan karat akan sangat membantu petani, karena meskipun penyakit karat dapat ditanggulangi dengan pemakaian fungisida, namun untuk meningkatkan keuntungan dan menekan penggunaan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan, varietas tahan karat menjadi pilihan yang tepat. Hanudin et al. (2004) dan Djatnika et al. (1994) telah berhasil mengidentifikasi beberapa galur dan varietas krisan tahan karat yang dapat digunakan sebagai sumber ketahanan. Pengenalan varietas di Bandungan juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesukaan pengguna krisan di daerah tersebut. Di Bandungan, konsumen pada umumnya menyukai krisan yang berwarna kuning dan putih, bertipe standar, tetapi karena ketersediaan bunga sering 62

4 terbatas menyebabkan semua jenis warna dan bentuk bunga tetap terserap pasar. Penelitian bertujuan untuk menguji pertumbuhan vegetatif dan generatif dan penerimaan konsumen enam varietas unggul nasional krisan di Bandungan, kabupaten Semarang, propinsi Jawa Tengah. BAHAN DAN METODE Enam varietas bunga krisan potong diintroduksikan dan diuji daya adaptasinya di kecamatan Bandungan, kabupaten Semarang. Bandungan merupakan salah satu sentra produksi tanaman hias propinsi Jawa tengah, terletak pada ketinggian m d.p.l dengan rata-rata suhu harian 24 o C. Pengujian dilaksanakan pada pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember Enam varietas yang diuji adalah varietas unggul nasional yang dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Hias. Varietas-varietas tersebut adalah Puspita Nusantara, Nyi Ageng Serang, Puspita Asri, Shakuntala, Dewi Ratih, dan Cut Nya Dien yang memiliki warna bunga bervariasi dari kuning, putih, dan ungu dan bentuk bunga adalah spray dan standar. Varietas-varietas tersebut diuji dalam rancangan acak kelompok, ulangan 3 kali. Tiap varietas ditanam pada bedengan berukuran 3 m x 1 m, di dalam rumah plastik yang mampu menahan UV dan dilengkapi dengan instalasi listrik dengan tambahan penyinaran selama 4 jam/hari dari pukul sampai HST atau setelah tanaman mencapai tinggi minimal 30 cm. Tambahan cahaya diperlukan untuk mengatur agar fase pembungaan (generatif) dimulai pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman dinilai sudah cukup atau sudah mencapai pertumbuhan optimalnya. Tanam dilakukan 2 minggu setelah tanah diolah, dibuat bedengan dan kemudian diberi pupuk kandang 30 t/ha, SP kg/ha, urea 200 kg/ha dan KCl 350 kg/ha. Jarak tanam adalah 12,5 cm x 12,5 cm, 1 tanaman/lubang, dan diatas bibit yang baru ditanam dipasang jaring agar tanaman dapat berdiri tegak. Pemupukan susulan dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan menggunakan pupuk NPK ( ) 50 g/m2 dan 5 minggu setelah tanam menggunakan pupuk NPK ( ) 50 g/m2. Pupuk daun (label hijau/biru) 63

5 dan pupuk bunga (label orange) diberikan 4 minggu setelah tanam dan dilanjutkan 2 kali per minggu dengan dosis sesuai yang tertera pada label kemasan. Perompesan dilakukan 2-3 minggu setelah tanam. Topping (membuang bakal bunga pertama untuk tipe spray) dilakukan pada 3 minggu setelah tanam. Pinching (membuang bakal bunga berikutnya untuk tipe standar) 7 minggu setelah tanam. Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian insektisida Agrimec dan Confidor secara bergantian dengan interval 7 hari. Sampai umur 28 hari menggunakan ½ dosis anjuran, setelah 28 HST menggunakan dosis sesuai anjuran. Untuk mengendalikan penyakit digunakan Antracol dan Dithane secara bergantian dengan interval 7 hari. Sampai umur 28 hari menggunakan ½ dosis anjuran, setelah 28 HST menggunakan dosis sesuai anjuran. Penyiangan dilakukan setiap 2 minggu sekali dan penyiraman dilakukan dengan cara digenangi (Jawa: leb ) dengan frekuensi sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan varietas tersebut untuk berdaptasi di lokasi percobaan diukur dengan melakukan pengamatan terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga/tangkai, panjang rangkaian bunga, diameter bunga pita, diameter bunga tabung, dan vase life. Penerimaan pengguna terhadap varietas yang diuji dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuisener oleh petani, pedagang bunga, ibu rumah tangga dan petugas pertanian Intensitas serangan diperoleh dengan menentukan indeks penyakit skala 0-4 (Djatnika., 1994) pada 5 tanaman contoh pada setiap ulangan dan setiap varietas. Selanjutnya intensitas serangan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: IP = Jumlah (n x v) x 100% N x Z Keterangan : IP = intensitas penyakit N = jumlah tanaman yang diamati Z = nilai skala tertinggi N = jumlah tanaman dalam setiap kategori serangan V = nilai skala penyakit 64

6 Tabel 1. Kriteria ketahanan tanaman krisan terhadap penyakit karat putih. Intensitas penyakit (%) 01,00 10,99 11,00 35,99 36,00 65,99 70,00 00,00 Kriteria Tahan Kurang tahan Peka Sangat peka PEMBAHASAN Tingkat adaptasi suatu varietas di lingkungan tertentu dapat ditentukan berdasarkan pertumbuhan vegetatif dan generatifnya. Enam varietas krisan yang diintroduksikan di Bandungan dapat tumbuh dengan baik selama masa pengujian. Kondisi agroklimat dan intensitas serangan hama penyakit normal. a. Pertumbuhan vegetatif tanaman Pertumbuhan vegetatif sangat penting, karena vigor tanaman menentukan kualitas bunga. Tanaman yang sehat akan menghasilkan bunga yang berpenampilan bagus dan ukurannya optimal. Enam varietas yang diintroduksikan di Bandungan tumbuh dengan optimal dan memiliki rata-rata tinggi tanaman cm. Puspita asri memiliki tinggi tanaman tertinggi diantara lima varietas yang diuji dan Cut Nya Dien yang terpendek. Pada tanaman krisan, tinggi tanaman sebenarnya tidak mempengaruhi kualitas bunga asalkan panjang tangkainya memenuhi standar mutu bunga krisan. Yang harus diperhatikan adalah varietas yang memiliki tinggi tanaman tinggi, batangnya harus kokoh agar tidak mudah patah. Hal ini mengingat krisan biasanya dikembangkan di dataran tinggi yang sering dilewati angin kencang. Varietas Puspita asri yang memiliki tinggi tanaman tinggi tetapi batangnya agak rapuh sebaiknya ditanam dibagian tengah rumah plastik. Pengujian varietas di Bandungan menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman varietas yang diuji berbeda dengan pertumbuhan tinggi tanaman pada penelitian sebelumnya di Magelang. Di Magelang, dengan 65

7 menggunakan lima varietas yang sama, tinggi tanaman tertinggi dicapai oleh varietas Puspita Nusantara (Bety dan Suhardi, 2010), sedangkan di Bandungan Puspita nusantara menempati peringkat dua, lebih rendah secara nyata dari Puspita asri (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa varietas Puspita nusantara dan Puspita asri memiliki kemampuan yang berbeda untuk pertumbuhan vertikalnya bila ditanam pada lokasi yang berbeda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wasito dan Marwoto (2003) menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman krisan yang antara lain tinggi tanaman ternyata dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Hal ini disebabkan masing-masing varietas adaptif di daerah tertentu, sehingga verietas yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda untuk mengoptimalkan pertumbuhan tinggi tanamannya. Tabel 2. Karakter vegetatif, generatif dan ketahanan terhadap penyakit karat enam varietas unggul krisan di Bandungan, kabupaten Semarang, Jawa tengah, Agustus-November Varietas Tinggi tan (cm) Jml bunga/ tangkai Panj rangk bunga (cm) Diameter bunga pita (cm) Diameter bunga tabung (cm) Dewi ratih Shakuntala P. Nusantara Nyi Ageng S Puspita asri c *) b b c a 18,46 ab 1.00 c b b ab b b b a 6.03 b a 6.08 b 4.77 cd 4.23 d 1.83 a a 1.75 a 1,16 b *) Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT 5% Pertumbuhan bagian generatif tanaman krisan seperti diameter bunga pita, diameter bunga tabung, jumlah bunga/tangkai, dan panjang tangkai bunga merupakan hal yang sangat penting karena mutu bunga krisan potong segar dinilai dari karakter-karakter tersebut. Pada pengujian ini diamati pertumbuhan generatif tanaman, yaitu jumlah bunga/tangkai, diameter bunga pita, diameter bunga tabung dan panjang rangkaian bunga. 66

8 Hasil pengujian menunjukkan bahwa varietas Cut Nya Dien memiliki jumlah bunga/tangkai paling tinggi, yaitu 24,20 bunga/tangkai, lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah bunga/tangkai Puspita Nusantara dan Nyi Ageng Serang, tetapi tidak berbeda nyata dengan Dewi ratih dan Puspita asri (Tabel 1). Khusus untuk krisan jenis spray, varietas yang memiliki jumlah bunga/tangkai tinggi menguntungkan perangkai bunga karena makin banyak jumlah bunga/tangkai makin sedikit tangkai bunga yang digunakan. Pedagang bunga di daerah Magelang menyukai jenis krisan yang memiliki jumlah bunga/tangkai yang tinggi dengan alasan memperbesar ukuran ikatan bunga. Sedangkan di Bandungan pengguna sangat menyukai tipe standar yang dalam satu tangkainya hanya terdapat satu bunga dengan ukuran besar. Varietas Shakuntala berjenis bunga standar, bunga dengan sengaja dipelihara hanya satu bunga per tanaman dengan tujuan untuk mendapatkan ukuran bunga yang maksimal. Bunga jenis standar juga dibutuhkan dalam rangkaian sebagai bunga utama, yang kemudian akan dilengkapi dengan bunga pengisi (filler) yang umumnya berukuran kecil Diameter bunga pita dan diameter bunga tabung varietas krisan yang diuji beragam (Tabel 2). Pada SOP mutu bunga potong krisan, ditetapkan bahwa bunga dengan diameter bunga pita > 5 cm masuk grade AA dan 4-5 cm masuk grade A (Dit Tanaman Hias, 2010). Diameter bunga pita ke enam varietas masuk dalam kategori grade AA dan A, yaitu varietas Puspita asri dan Cut Nya Dien tergolong grade A, sedangkan empat yang lain masuk dalam kategori grade AA. Panjang rangkaian bunga varietas krisan yang diuji juga beragam. Varietas Puspita asri memiliki panjang rangkaian bunga yang terpanjang dan Nyi Ageng Serang yang terpendek (Tabel 2). Keragaman panjang rangkaian bunga dari enam varietas yang diuji memberikan alternatif bagi pengguna untuk memilih sesuai dengan selera dan peruntukannya. 67

9 (a) Dewi ratih (b) Puspita nusantara (c) Shakuntala (d) Puspita asri (f) Cut Nya Dien (g) Nyi Ageng Serang Gambar 1. Keragaan enam varietas unggul nasional krisan di Bandungan, kabupaten Semarang. Tahun

10 3. Ketahanan terhadap penyakit karat Penyakit karat putih yang disebabkan oleh jamur Pucciana horiana merupakan penyakit utama pada pertanaman krisan. Enam varietas yang diuji di Bandungan memiliki tingkat ketahanan yang berbeda terhadap serangan karat (Tabel 3). Hasil ini sesuai dengan hasil pengujian di Magelang. Di Bandungan, Shakuntala merupakan varietas yang paling peka terhadap serangan karat bersama-sama dengan varietas Nyi Ageng Serang, sedangkan varietas Puspita asri secara konsisten menunjukkan sebagai varietas yang sangat tahan. Varietas Puspita asri menunjukkan sifat sangat tahan terhadap karat karena sampai menjelang panen tidak ditemukan becak karat putih pada varietas tersebut. Varietas Puspita nusantara yang teridentifikasi tahan karat pada waktu dilepas, pada pengujian ini menjadi agak tahan, dan hal ini sesuai dengan hasil di Magelang (Tabel 3). Keindahan bunga krisan tidak hanya dinilai dari kualitas bunganya, keindahan dan kebersihan daun ikut menentukan, becak-becak putih dan benjolan-benjolan pada permukaan daun yang disebabkan penyakit karat menurunkan kualitas bunga. Tabel 3. Ketahanan enam varietas unggul krisan terhadap penyakit karat di Bandungan, kabupaten Semarang, Jawa tengah. Agustus-November Varietas Bandungan (2009) Magelang (2007) Dewi ratih Sakuntala Puspita Nusantara Nyi Ageng Serang Puspita Asri Cut Nyak Dien Agak tahan Sangat peka Agak tahan Sangat peka Sangat tahan Agak peka Agak tahan Sangat peka Agak tahan Sangat tahan Peka 69

11 4. Respon Pengguna Tabel 4. Respon pengguna (petani, pedagang bunga, ibu-ibu rumah tangga dan petugas Pertanian) terhadap enam varietas yang dikenalkan di Bandungan, Kabupaten Semarang. Jawa Tengah pada Agustus- November, Varietas Warna bunga Bentuk bunga Ukuran bunga Jml bunga/ tan Ketahanan thd karat Kekuatan tangkai bunga Dewi ratih Sakuntala Puspita Nusantara Nyi Ageng Serang Puspita Asri Cut Nyak Dien Tidak suka Tidak suka Sangat Tidak suka Hasil wawancara memberikan indikasi bahwa pengguna menyukai warna, bentuk, ukuran, produktivitas, pasca panen, dan ketahanan hama penyakit beberapa varietas yang diperkenalkan (Tabel 4). Di Bandungan, Shakuntala, Puspita nusantara dan Puspita asri lebih diapresiasi oleh pengguna daripada Dewi ratih, Cut Nya Dien, dan Nyi Ageng Serang. Shakuntala paling disukai karena bertipe standar, diameter bunga besar, warna bunga pita kuning cerah. Pengguna di Bandungan menyukai tipe standar karena sudah terbiasa dengan varietas impor yang kebanyakan bertipe standar. Shakuntala memiliki kelemahan sangat peka terhadap karat, tetapi kekurangan ini dapat ditekan dengan melakukan wiwil lebih awal, yaitu 14 hari setelah tanam dan dilakukan paling lama satu minggu sekali untuk mengeliminir sumber inokulum. Puspita nusantara adalah tipe spray yang paling disukai karena warna dan bentuk bunganya menarik, jumlah bunga/tangkai tinggi, dan agak tahan karat. Puspita nusantara juga disukai di lokasi percobaaan Magelang (Bety dan Suhardi, 2009). Puspita asri disukai pengguna karena memiliki warna dan bentuk bunga yang menarik serta tahan karat. Puspita sari memiliki warna bunga pita ungu tua cerah, dengan bunga tabung yang menonjol dan berdiameter besar (bila dibandingkan dengan diameter bunga pita) dan berwarna kuning cerah 70

12 tengah hijau (Gambar d). Ketahanan Puspita asri dapat dideteksi dari tidak terdapatnya pustul pada seluruh organ tanaman sampai menjelang panen meskipun ditanam di dekat sumber inokulum. KESIMPULAN 1. Enam varietas yang diuji dapat beradaptasi dengan baik di Bandungan, kabupaten Semarang. 2. Berdasarkan diameter bunga pita dan bunga tabung, empat varietas tergolong grade AA dan dua varietas grade A. Puspita asri memiliki tinggi tanaman tertinggi dan Cut Nya Dien memiliki jumlah bunga/tangkai terbanyak. 3. Varietas Puspita asri sangat tahan penyakit karat, Puspita nusantara dan Dewi Ratih agak tahan, tiga varietas yang lain agak peka dan sangat peka. 4. Berdasarkan tingkat kesukaan pengguna di daerah Bandungan terhadap varietas yang diuji, varietas Shakuntala, Puspita nusantara dan Puspita asri paling banyak diminati. DAFTAR PUSTAKA Abidin, I.S. dan R.A. Harahap Prospek Pengembangan Industri Bunga di Indonesia. Hal Prosiding Seminar Tanaman Hias. Cipanas, 25 Agustus Sub Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas. Hal Badan Pusat Statistik Statistik Tanaman Obat-obatan dan Tanaman Hias. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Hal. 23. Bety, Y.A. dan Suhardi Keragaan Tanaman dan Respon Pengguna Terhadap Varietas Unggul Nasional Krisan di Kabupaten Magelang. J. Agrosains 11(2): dan T. Sarwana, Ketahanan Beberapa Varietas Unggul Nasional Krisan (Chrysanthemum sp.) Terhadap Penyakit Karat. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian. BBP2TP, BPTP Jateng, Badan Litbang Pertanian, Semarang 8 November Hal

13 Dit Budidaya dan Paska Panen Florikultura Integrasi Sistem Pengembangan Industri Krisan di Indonesia. Dit Budidaya dan Paska Panen Florikultura, Dirjen Hortikultura, Kementan. 71 hal. Djatnika, I., Dwiatmini, K., dan L. Sanjaya Ketahanan beberapa kultivar krisan terhadap penyakit karat. Bull. Penel. Tan. Hias (11)2: Hanafi, H., Martini, T., MF. Masyhudi Analisis Finansial Bunga Potong Krisan di kecamatan Pakem, kabupaten Sleman, DI Jogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Agribisnis Pedesaan. Malang, 13 Desember BP2TP, Badan Litbang Pertanian. Hal Hanudin, Kardin, K., dan Suhardi Evaluasi ketahanan klon-klon krisan terhadap penyakit karat putih. J. Hortikultura. 14 (Edisi khusus): Herlina, D., Sutater, T., dan M. Reza Pengaruh kultivar dan umur tanaman induk terhadap kualitas dan produksi stek krisan. J. Hortikultura 6: Komar, R, D., Nurmalinda, Komariah, N., dan Suhardi Agribisnis krisan di Jawa Tengah. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol. 30, No 2. Nainggolan, K Analisis Peluang Bisnis Hortikultura Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura. Perhorti. Jakarta, 23 September Nurmalinda, Herlina, D., dan Satsiyati Studi Diagnostik Ekploratif Perkembangan Tanaman Hias Potensial. J. Hortikultura 14(Ed khusus): Wasito, A. dan B. Marwoto Daya hasil dan klon-klon harapan krisan di tiga zona elevasi. J. Hortikultura 14(Ed khusus): Evaluasi daya hasil dan adaptasi klon-klon harapan krisan. J. Hortikultura 13:

Peran Inovasi Vub Krisan Dalam Perkembangan Perbenihan Krisan di Bandungan

Peran Inovasi Vub Krisan Dalam Perkembangan Perbenihan Krisan di Bandungan Peran Inovasi Vub Krisan Dalam Perkembangan Perbenihan Krisan di Bandungan Yayuk A. Bety 1), Suhardi 1), dan M. Prama Yufdy 2) 1) Balai Penelitian Tanaman Hias, Jln. Raya Ciherang, Segunung, Pacet Cianjur

Lebih terperinci

KERAGAAN TANAMAN DAN RESPON PENGGUNA TERHADAP VARIETAS UNGGUL NASIONAL KRISAN DI KABUPATEN MAGELANG

KERAGAAN TANAMAN DAN RESPON PENGGUNA TERHADAP VARIETAS UNGGUL NASIONAL KRISAN DI KABUPATEN MAGELANG KERAGAAN TANAMAN DAN RESPON PENGGUNA TERHADAP VARIETAS UNGGUL NASIONAL KRISAN DI KABUPATEN MAGELANG Performance of SeveralVarieties of Chrysanthemum and User Response to Those Varieties in Magelang District

Lebih terperinci

KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN TANAMAN DAN KUALITAS BUNGA VARIETAS UNGGUL BARU KRISAN BUNGA POTONG PADA DUA MACAM KERAPATAN TANAM

KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN TANAMAN DAN KUALITAS BUNGA VARIETAS UNGGUL BARU KRISAN BUNGA POTONG PADA DUA MACAM KERAPATAN TANAM KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN TANAMAN DAN KUALITAS BUNGA VARIETAS UNGGUL BARU KRISAN BUNGA POTONG PADA DUA MACAM KERAPATAN TANAM Wahyu Handayati BPTP Jawa Timur, Jl. Raya Karangploso KM 4, PO Box 188 Malang

Lebih terperinci

KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM

KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM KAJIAN KERAGAAN PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN PENAMPILAN BUNGA BEBERAPA VARIETAS DAN GENOTIP SEDAP MALAM DI DATARAN MEDIUM Donald Sihombing, Wahyu Handayati dan R.D. Indriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan. : Pita : 5.85 kurang lebih 1.36 cm. : 227 kurang lebih helai

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan. : Pita : 5.85 kurang lebih 1.36 cm. : 227 kurang lebih helai LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan a. Puspita Nusantara Tahun : 2002 Asal Persilangan Diameter Batang Diameter Bunga Diameter Bunga Tabung Jumlah Bunga Jumlah Bunga Tabung : Tawn

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit J. Hort. 18(2):155-159, 2008 Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Sutapradja, H. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban

Lebih terperinci

KAIFA, CLARA, FATIMAH, DAN GENTINA Gladiol merah balithi

KAIFA, CLARA, FATIMAH, DAN GENTINA Gladiol merah balithi iptek hortikultura KAIFA, CLARA, FATIMAH, DAN GENTINA Gladiol merah balithi Gladiol merupakan salah satu bunga potong yang sudah lama dikenal di Indonesia. Sentra produksi bunga ini di Pulau Jawa tersebar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIETAS, PEROMPESAN DAUN, DAN PENYEMPROTAN FUNGISIDA TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT KARAT

PENGARUH VARIETAS, PEROMPESAN DAUN, DAN PENYEMPROTAN FUNGISIDA TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT KARAT PENGARUH VARIETAS, PEROMPESAN DAUN, DAN PENYEMPROTAN FUNGISIDA TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT KARAT (Puccinia horiana P. Henn.) PADA TANAMAN KRISAN (Dendranthema grandiflora Tzvelev) THE EFFECT OF VARIETIES,

Lebih terperinci

iptek hortikultura VIOLETA

iptek hortikultura VIOLETA iptek hortikultura VIOLETA Ê» «²¹¹«² ««³ ± ¾ ¼ ¼ Î ¾ Anthurium merupakan salah satu tanaman yang tergolong dalam famili Araceae dan sangat potensial dikembangkan sebagai tanaman hias. Selain sebagai bunga

Lebih terperinci

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.) J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 74 Jurnal Agrotek Tropika 1(1):74-79, 2013 Vol. 1, No. 1: 74 79, Januari 2013 PENGARUH PEMUPUKAN N, P, DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus

Lebih terperinci

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial

Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial Teknologi Budidaya Untuk Menghasilkan Bunga Krisan yang Berkualitas dan Berdaya Saing Secara Komersial Krisan merupakan salahsatu bunga potong dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan

Lebih terperinci

Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai

Bunga lili termasuk bunga potong yang memiliki nilai Buletin 16 Teknik Pertanian Vol. 16, No. 1, 2011: 16-20 Abdul Muhit: Teknik pengujian tingkat suhu dan lama penyimpanan umbi terhadap pembungaan lili TEKNIK PENGUJIAN TINGKAT SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingginya minat masyarakat terhadap agribisnis berbagai tanaman hias. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tingginya minat masyarakat terhadap agribisnis berbagai tanaman hias. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman hias merupakan salah satu komoditas potensial yang dapat dikembangkan baik dalam skala kecil maupun besar terbukti dari semakin tingginya minat masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

Insidensi dan Intensitas Serangan Penyakit Karat Putih pada Beberapa Klon Krisan

Insidensi dan Intensitas Serangan Penyakit Karat Putih pada Beberapa Klon Krisan J. Hort. 18(3):312-318, 2008 Insidensi dan Intensitas Serangan Penyakit Karat Putih pada Beberapa Krisan Rahardjo, I.B. dan Suhardi Balai Penelitian Tanaman Hias, Jl. Raya Ciherang - Pacet, Cianjur 43253

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif. Prospek agribisnis

Lebih terperinci

Vegetalika (3): Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada 2)

Vegetalika (3): Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada 2) 15 Vegetalika. 2016. 5(3): 15-28 Karakteristik dan Preferensi Masyarakat terhadap Empat Populasi Kembang Kertas (Zinnia elegans Jacq.) Characteristic and Consumer Preference toward Four Population of Zinnia

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Sentra Penanaman Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Indonesia Dendrobium merupakan salah satu genus dalam famili Orchidaceae yang dapat tumbuh di dataran rendah

Lebih terperinci

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.) J Agrotek Tropika ISSN 2337-4993 Sabtaki et al: Pengaruh Tumpangsari Selada dan Sawi 61 Vol 1, No 1: 61 65, Januari 2013 PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang.

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang. Salah satu tanaman hortikultura yang

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG Ahmad Damiri, Eddy Makruf dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani

Lebih terperinci

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN [STUDY ON THREE EGG PLANT VARIETIES GROWN ON DIFFERENT COMPOSITION OF PLANT MEDIA, ITS EFFECT ON GROWTH

Lebih terperinci

THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH AND FLOWERING OF CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum) RHINO VARIETIES

THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH AND FLOWERING OF CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum) RHINO VARIETIES JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH GENERASI BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN KRISAN (Chrysanthemum) VARIETAS RHINO THE EFFECT OF SEEDS GENERATION ON GROWTH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Oktober 2011-Januari 2012. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias mempunyai peran sangat penting dalam perdagangan komoditas pertanian dan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Sari (2008), komoditas agribisnis

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kesejahteraan masyarakat dari waktu ke waktu mengakibatkan peningkatan permintaan akan tanaman hias baik segi jumlah maupun mutunya. Beberapa produk hortikultura

Lebih terperinci

Sumber Inokulum, Respons Varietas, dan Efektivitas Fungisida terhadap Penyakit Karat Putih pada Tanaman Krisan

Sumber Inokulum, Respons Varietas, dan Efektivitas Fungisida terhadap Penyakit Karat Putih pada Tanaman Krisan Suhardi: Sumber Inokulum, Respons Varietas, dan J. Hort. 19(2):207-213, 2009 Sumber Inokulum, Respons Varietas, dan Efektivitas Fungisida terhadap Penyakit Karat Putih pada Tanaman Krisan Suhardi Balai

Lebih terperinci

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara Bahtiar 1), J. Sondakh 1), dan Andi Tenrirawe 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN VARIETAS KEDELAI DI KABUPATEN LAMONGAN Eli Korlina dan Sugiono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur Jl. Raya Karangploso Km. 4 Malang E-mail korlinae@yahoo.co.id ABSTRAK Kedelai merupakan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN TANAM DAN KUALITAS BENIH KRISAN BUNGA POTONG TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT KARAT DAN HAMA PENGGOROK DAUN

PENGARUH KERAPATAN TANAM DAN KUALITAS BENIH KRISAN BUNGA POTONG TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT KARAT DAN HAMA PENGGOROK DAUN PENGARUH KERAPATAN TANAM DAN KUALITAS BENIH KRISAN BUNGA POTONG TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT KARAT DAN HAMA PENGGOROK DAUN Wahyu Handayati dan D.Sihombing Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

Lebih terperinci

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN 422 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 5 NOVEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN FERTILIZATION OF NPK ON LOCAL DURIAN (Durio zibethinus

Lebih terperinci

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Dewi Rumbaina Mustikawati dan Nina Mulyanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung ABSTRAK Badan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI, Kecamatan Tanjung Karang Barat. Kota Bandar Lampung, mulai bulan Mei sampai

Lebih terperinci

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai dengan Januari 2006. Penanaman dan pemeliharaan bertempat di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir) THE EFFECT OF COW MANURE DOSAGE AND NITROGEN FERTILIZER ON GROWTH AND

Lebih terperinci

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi UBI JALAR Ubi jalar memiliki prospek dan peluang besar untuk bahan pangan dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, ubi jalar mempunyai beberapa keunggulan, antara lain relatif memiliki nilai gizi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:

Lebih terperinci

Mochammad Rofiq *), Niken Kendarini dan Damanhuri

Mochammad Rofiq *), Niken Kendarini dan Damanhuri UJI DAYA HASIL PERTUMBUHAN DAN PEMBUNGAAN DUA GENERASI BIBIT PADA TIGA VARIETAS KRISAN (Chrysanthemum Sp.) TEST OF GROWTH RESULT AND FLOWERING ON TWO GENERATIONS OF THREE CHRYSANTHEMUM VARIETIES (Chrysanthemum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. 02 ISSN: 1410-9905 PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI

Lebih terperinci

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23 VI. UBIKAYU 6.1. Perbaikan Genetik Kebutuhan ubikayu semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya berbagai industri berbahan baku ubikayu, sehingga diperlukan teknologi

Lebih terperinci

Bunga potong yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan

Bunga potong yang banyak diminati adalah bunga yang mekar sempurna, penampilan C.1. AGRIBISNIS BUNGA KRISAN I. LATAR BELAKANG Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN Rosita Galib dan Sumanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Abstrak.

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK SP36 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GLADIOL (Gladiolus hybridus. L)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK SP36 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GLADIOL (Gladiolus hybridus. L) 147 Buana Sains Vol 10 No 2: 147-152, 2010 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK SP36 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GLADIOL (Gladiolus hybridus. L) Ninggar Listiana, Nawawi dan Tatik Wardiyati Fakultas

Lebih terperinci

Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau

Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih Varietas Lumbu Hijau Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 24 Mei 2014 ISBN 978-602-70530-0-7 halaman 237-243 Aplikasi Pupuk Organik dan Anorganik dalam Budidaya Bawang Putih

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI J. Agrisains 10 (1) : 10-15, April 2009 ISSN : 1412-3657 PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI Oleh : Nadira, S. 1), Hatidjah, B. 1) dan

Lebih terperinci

Preferensi Stakeholder Terhadap Beberapa Klon Bunga Potong Krisan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Preferensi Stakeholder Terhadap Beberapa Klon Bunga Potong Krisan di Daerah Istimewa Yogyakarta Preferensi Stakeholder Terhadap Beberapa Klon Bunga Potong Krisan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tri Sudaryono, Endang Wisnu, dan Tri Martini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK. Bunga

Lebih terperinci

Oleh : IRAWAN ADI PUTRANTO F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh : IRAWAN ADI PUTRANTO F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGARUH BAHAN KEMASAN DAN METODA PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK MUTU FISIK BUNGA KRISAN (CHRYSANTHEMUM sp) POTONG VARIETAS FIJI YELLOW SELAMA PENYIMPANAN Oleh : IRAWAN ADI PUTRANTO F14103072

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Segunung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tempat

Lebih terperinci

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori TEKNIK PENGAMATAN PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK MAJEMUK DAN TUNGGAL PADA BEBERAPA VARIETAS KENTANG Engkos Koswara 1 Kentang (Solanum tuberosum) merupakan sumber kalori dan mineral yang penting bagi pemenuhan

Lebih terperinci

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi V. KACANG HIJAU 5.1. Perbaikan Genetik Kacang hijau banyak diusahakan pada musim kemarau baik di lahan sawah irigasi maupun tadah hujan. Pada musim kemarau ketersediaan air biasanya sangat terbatas dan

Lebih terperinci

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Sturt) di Pekanbaru oleh: Surtinah, dan Seprita Lidar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning - Pekanbaru Abstrak Research conducted an experiment

Lebih terperinci

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo

KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah Jl. G.

Lebih terperinci

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering Abstrak Sumanto 1) dan Suwardi 2) 1)BPTP Kalimantan Selatan, Jl. Panglima Batur Barat No. 4, Banjarbaru 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU Yartiwi, Yahumri dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Unit Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun penelitian Fakultas Pertanian, Universitas Lampung di belakang Masjid Alwasi i (komplek perumahan dosen), dari bulan

Lebih terperinci

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik

Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik TUGAS AKHIR - SB09 1358 Pengaruh Pupuk Hayati Terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik Oleh : Shinta Wardhani 1509 100 008 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,

Lebih terperinci

INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA

INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA Amin Nur 1), Karlina Syahruddin 1), dan Muhammad Azrai 1) 1) Peneliti Pemuliaan pada Balai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV, 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Jalan Swadaya IV, Gedung Meneng Bandar Lampung dari bulan Desember 2011 sampai bulan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN CAHAYA PADA 3 VARIETAS KRISAN (Chrysanthemum morifolium) TIPE SPRAY

PENGARUH PENAMBAHAN CAHAYA PADA 3 VARIETAS KRISAN (Chrysanthemum morifolium) TIPE SPRAY Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1, Januari 2017: 77-83 ISSN: 2527-8452 77 PENGARUH PENAMBAHAN CAHAYA PADA 3 VARIETAS KRISAN (Chrysanthemum morifolium) TIPE SPRAY THE EFFECT OF ADDITIONAL LIGHT ON THREE

Lebih terperinci

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta Murwati dan Sutardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta E-mail: Me.mur_wati@yahoo.co.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA Latar Belakang IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA MELALUI IRADIASI TUNGGAL PADA STEK PUCUK ANYELIR (Dianthus caryophyllus) DAN UJI STABILITAS MUTANNYA SAMPAI GENERASI MV3 Pendahuluan Perbaikan sifat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY Plumula Volume 1 No.1 Januari 2012 ISSN : 2089 8010 PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY Ifluence of Plant Media and Consentration

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO Prosiding BPTP Karangploso No. 02 ISSN: 1410-9905 PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN BALAI

Lebih terperinci

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan

Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan Keragaan Beberapa VUB Padi Sawah di Lahan Pasang Surut Mendukung Swasembada Pangan Suparman dan Vidya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah Jl. G. Obos Km. 5 Palangka Raya E-mail : arman.litbang@gmail.com

Lebih terperinci

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian TAKAR-1 dan TAKAR-2, Varietas Unggul Kacang Tanah Terbaru Dua varietas unggul baru kacang tanah yaitu TAKAR-1 dan TAKAR-2 telah dilepas berdasarkan SK Kementan No. 3253/Kpts/SR.120/9/2012 dan No 3255/Kpts/SR.120/9/2012.

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA GROWTH AND YIELD OF SPRING ONION (Allium fistulosum L.) LINDA VARIETY DUE TO CHICKEN

Lebih terperinci

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI Effects of Various Weight of Shallot Bulb Derived from First Generation

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. 21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan

Lebih terperinci

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum 77 Buana Sains Vol 11 No 1: 77-82, 2011 PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum Eka Riana Sari, Cicik Udayana dan Tatik

Lebih terperinci