BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Interaksi Sosial Dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu individu ingin menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginannya masing-masing. Untuk mencapai keinginan tersebut biasanya diwujudkan dengan tindakan melalui hubungan timbal balik, hubungan inilah yang disebut dengan interaksi. Menurut Gillin & Gillin (1954:489) interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Interaksi terjadi apabila seorang individu melakukan tindakan, sehingga menimbulkan reaksi dari individu-individu yang lain, karena itu interaksi terjadi dalam suatu kehidupan sosial. Interaksi pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan sosial. Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku individu yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkannya dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan sosial. Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak yang terjadi dalam

2 hubungan sosial tersebut. Sudah menjadi hukum alam dalam kehidupan individu bahwa keberadaan dirinya adalah sebagai makhluk individu sekaligus sosial. Kebutuhan dasar individu untuk melangsungkan kehidupannya membutuhkan makanan, minuman untuk menjaga kesetabilan suhu tubuhnya dan keseimbangan organ tubuh yang lain, (kebutuhan biologi), individu membutuhkan juga perasaan tenang dari ketakutan, keterpencilan, kegelisahan, dan berbagai kebutuhan kejiwaan lainnya. Kebutuhan individu yang mendasar juga di perlukan ialah kebutuhan untuk berhubungan dengan individu lain, kebutuhan untuk melanjutkan keturunan, kebutuhan untuk membuat pertahanan diri agar terhindar dari musuh, kebutuhan untuk belajar kebudayaan dari lingkungan agar dapat diterima atau diakui eksistensinya oleh warga masyarakat setempat. Di dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu terikat dalam struktur-struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Masing-masing struktur sosial mengatur kedudukan masing-masing individu dalam kaitannya dengan kedudukan-kedudukan dari individu yang lain yang secara keseluruhannya memperhatikan corak corak tertentu yang berada dari struktur sosial yang lain. Adanya kedudukan-kedudukan yang diatur oleh struktur sosial tersebut menuntut dan menghasilkan adanya peranan-peranan yang sesuai dengan kedudukankedudukan yang dimiliki masing-masing individu. Kebutuhan individu akan individu lain mendorong dirinya untuk belajar polapola, rencana-rencana, dan strategi untuk bergaul dengan individu yang lain. Individu pun mulai belajar memainkan peranan sesuai dengan status yang diakui oleh lingkungan sosialnya. Status dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu status yang diperoleh dengan sendirinya (ascribed status) dan status yang diperoleh dengan kerja

3 keras atau diusahakan (achieved status). Ascribed status atau status otomatis adalah status yang diterima individu secara otomatis sejak individu itu dilahirkan, hal ini biasanya terjadi karena kedudukan orang tuanya sebagai orang yang terpandang atau bangsawan. Achieved status atau status disengaja merupakan status yang dicapai individu melalui usaha-usaha yang disengaja, hal ini tampak dalam usaha pencapaian cita-cita atau profesi sebagai guru, dokter dan banyak lainnya (Sunarto: 2000). Interaksi sosial mempunyai korelasi atau hubungan dengan status yaitu bahwa status memberi bentuk atau pola interaksi. Status dikonsepsikan sebagai posisi individu atau kelompok individu sehubungan dengan kelompok atau individu lainnya, status merekomendasikan perbedaan martabat, yang merupakan pengakuan interpersonal yang selalu meliputi paling sedikit satu individu, yaitu siapa yang menuntut dan individu lainnya yaitu siapa yang menghormati tuntutan itu. Gejala ini terlihat misalnya pada hubungan antara atasan dengan bawahannya atau pada hubungan antara orang tua dengan anak-anak atau yang lebih muda, antara tuan tanah dengan penggarap, antara orang kaya dengan orang miskin. Dalam hal ini status memberi bentuk atau pola tertentu dalam interksi sosial. Sebagai mahluk individu manusia dilahirkan sendiri dan memiliki ciriciri yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan ini merupakan keunikan dari manusia tersebut. Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan individu lain untuk memenuhi segala kebutuhannya, dari sinilah terbentuk kelompok-kelompok yaitu suatu kehidupan bersama individu dalam suatu ikatan, di mana dalam suatu ikatan tersebut terdapat interaksi sosial dan ikatan organisasi antar masing-masing anggotanya (Soekanto, 2001 : 128). Dalam

4 proses sosial, interaksi sosial merupakan sarana dalam melakukan hubungan dengan lingkungan sekitarnya Pengertian Interaksi Sosial Sebagai makhluk individu dan sosial, individu membentuk interaksi sosial (hubungan sosial) dengan individu lain. Ciri-ciri Hubungan sosial pada masyarakat khususnya masyarakat kota memiliki hubungan sosial yang longgar, hal ini karena kota merupakan pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen keduduka n sosialnya, selain hubungan sosial yang longgar ciri-ciri hubungan sosial yang lain adalah solidaritas organik (rasa bersatu atas dasar kontrak atau perjanjian), pembagian kerja komplek, dan sanksi sosial berdasarkan hukum. Dalam hal ini interaksi menurut pendapat Young (Gunawan, 2000:31) adalah kontak timbal balik antara dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Psikologi Tingkahlaku (Behavioristic Psychology), interaksi sosial berisikan saling perangsangan dan pereaksian antara kedua belah pihak individu. Dengan adanya ciri-ciri tersebut, hubungan sosial masyarakat juga tidak terlepas dari corak hubungan kerjasama, hubungan persaingan, dan corak hubungan konflik. Ketiga corak hubungan itu akan mewarnai kehidupan masyarakat kota yang cenderung tidak saling mengenal satu dengan yang lain karena kepentingankepentingan yang berbeda. Individu hanya mempunyai hubungan sosial dengan individu-individu tertentu karena individu tersebut mempunyai kepentingan yang sama. Dalam kehidupan sosial yang terkecil, seorang individu terjerat dalam hubungan sosial antara warga komplek perumahan Bukit Johor Mas di mana ia

5 berada pada lingkungan sosial tersebut. Pada tingkat berikutnya, hubungan sosial diperluas menjadi hubungan bertetangga yang tinggal berdekatan dengan rumahnya. Hubungan bertetangga di kota besar tidak seintim hubungan sosial pada masyarakat desa yang cenderung saling mengenal satu dengan yang lain, serta mempunyai rasa bersatu yang biasanya dikuatkan dengan sentimen-sentimen kelompok. Dalam hal ini, hubungan sosial bertetangga diartikan sebagai kesatuan tempat tinggal yang menempati suatu wilayah tertentu yang batas-batasnya ditentukan luasnya jaringan sosial di lingkungan tempat tinggal yang berdekatan yang dalam hal ini ialah komplek perumahan. Pola-pola hubungan (interaksi) sosial yang teratur dapat terbentuk apabila ada tata kelakuan atau perilaku dan hubungan yang sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat. Sistem itu merupakan pranata sosial yang didalamnya terdapat nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani serta ada lembaga sosial yang mengurus pemenuhan kebutuhan masyarakat sehingga interaksi sosial dalam masyarakat dapat berjalan secara teratur. Dalam hal ini interaksi menurut Susanto (1983 : 32) ialah akibat dari adanya proses komunikasi, yaitu saling mempengaruhi antara individu satu dengan individu yang lain di dalam masyarakat yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam masyarakat ataupun proses sosial. Bonner (Gerungan, 1988 : 57) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan antar individu yang satu dengan individu yang lainnya. Bintarto (1983 : 61) berpendapat bahwa, interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok yang satu

6 dengan kelompok yang lain. Menurut Bales dan Homans dalam Santoso (2004:10), pada hakekatnya manusia memiliki sifat yang dapat digolongkan ke dalam : a. Manusia sebagai makhluk individual, b. Manusia sebagai makhluk sosial, dan c. Manusia sebagai makhluk berkebutuhan. Menurut Kimbal Young dan Raymond dalam Soekanto (1970:192) mengatakan bahwa interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorang secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang, perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerjasama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian dan lain sebagainya. Selanjutnya dalam penelitian skripsi ini yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah suatu proses hubungan sosial yang dinamis baik dilakukan oleh perorangan maupun kelompok manusia sehingga terjadi hubungan yang timbal balik antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lain agar terjadi perubahan di dalam lingkungan masyarakat Aspek-Aspek Interaksi Sosial Setiap individu yang berhubungan dengan individu yang lain, baik hubungan sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, hubungan sosial itu memiliki aspek-aspek sebagai berikut : a. Adanya hubungan

7 Setiap interaksi sudah barang tentu terjadi karena adanya hubungan antara individu dengan individu maupun antara individu dengan kelompok, serta hubungan antara kelompok dengan kelompok. hubungan antara individu dengan individu ditandai antara lain dengan tegur sapa, berjabat tangan, dan bertengakar. Contoh seorang warga komplek perumahan Bukit Johor Mas yang bertegur sapa dengan warga lainnya, dua orang warga komplek perumahan yang saling berjabat tangan. Hubungan timbal-balik antara individu dengan kelompok, misalnya seorang Lurah yang sedang berpidato di depan warganya, ketua perkumpulan pengajian yang sedang ceramah. Hubungan timbal balik antara kelompok dengan kelompok, misalnya rapat antar RT, pertandingan untuk acara 17 Agustus antar RT. b. Ada individu Setiap interaksi sosial menuntut tampilnya individu-individu yang melaksanakan hubungan. Hubungan sosial itu terjadi karena adanya peran serta dari individu satu dan individu lain, baik secara person atau kelompok. c. Ada tujuan Setiap interaksi sosial memiliki tujuan tertentu seperti mempengaruhi individu lain. Misalnya,seorang ibu rumah tangga yang sedang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di warung atau toko dan menawar barang yang akan dibelinya, hal itu adalah salah satu fungsi untuk mempengaruhi individu lain agar mau menuruti apa yang dikehendaki oleh ibu pembeli tersebut. d. Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok

8 Interaksi sosial yang ada hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok ini terjadi karena individu dalam hidupnya tidak terpisah dari kelompok. Di samping itu, tiap-tiap individu memiliki fungsi dalam kelompoknya. Individu di dalam kehidupannya tidak terlepas dari individu yang lain, oleh karena itu individu dikatakan sebagai makhluk sosial yang memiliki fungsi dalam kelompoknya. Hal lain yang dapat dilihat, seorang Lurah yang memiliki fungsi untuk membentuk anggota masyarakatnya menjadi masyarakat yang damai, tertib aman dan sejahtera, dan untuk mewujudkan hal tersebut di butuhkan pula keikutsertaan dari setiap anggota masyarakatnya. Jadi dalam hal ini setiap individu ada hubungannya dengan struktur dan fungsi sosial (Santoso, 2004 : 11) Dengan demikian konsep interaksi sosial yang digunakan di dalam tulisan ini adalah konsep dari Soerjono Soekanto bahwa interaksi sosial merupakan sarana dalam melakukan hubungan dengan lingkungan sekitarnya. Karena interaksi merupakan kunci dari semua kehidupan sosial itu sendiri, tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Dan Bonner (Gerungan, 1988 : 57) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan antar individu yang satu dengan individu yang lainnya Macam-macam Interaksi Sosial Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilaksanakan melalui proses sosial yang disebut interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan

9 kelompok dalam masyarakat. Dalam kenyataan sehari-hari terdapat tiga macam interaksi sosial (Rahman D dkk, 2000: 21-22). a. Interaksi antara individu dan individu Pada interaksi ini individu yang satu memberi pengaruh, rangsangan, atau stimulus kepada individu yang lainnya. Sedangkan individu yang terkena pengaruh akan memberikan reaksi, tanggapan atau respon. Dalam interaksi antara individu dan individu dapat berwujud dalam bentuk berjabat tangan, saling menegur, bercakapcakap atau mungkin bertengkar. b. Interaksi antara individu dan kelompok Interaksi antara individu dan kelompok secara konkrit dapat dilihat pada seorang warga komplek perumahan dengan kelompok pengajian di lingkungan Kelurahan Pangkalan Masyhur. Selain itu dapat dilihat seorang orator sedang berpidato di depan orang banyak. Bentuk interaksi ini menunjukkan bahwa kepentingan seorang individu berhadapan dengan kepentingan kelompok. c. Interaksi antara kelompok dan kelompok Bentuk interaksi antara kelompok dan kelompok menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok yang lain. Dalam interaksi ini setiap tindakan individu merupakan bagian dari kepentingan kelompok misalnya kelompok pengajian komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan kelompok pengajian Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Interaksi Sosial Dalam interaksi sosial terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi tersebut, yaitu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya interaksi tersebut

10 (Santoso, 2004:12). Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial sebagai berikut: a. Situasi sosial b. Kekuasaan norma kelompok c. Tujuan pribadi masing-masing individu d. Interaksi sesuai dengan kedudukan dan kondisi setiap individu e. Penafsiran situasi Dari faktor-faktor di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Situasi sosial, memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berada dalam situasi tersebut. Misalnya, apabila berinteraksi dengan individu lainnya yang sedang dalam keadaan berduka, pola interaksi yang dilakukan apabila dalam keadaan yang riang atau gembira, dalam hal ini tampak pada tingkah laku individu yang harus dapat menyesuaikan diri terhadap situasi yang dihadapi. b. Kekuasaan norma-norma kelompok, sangat berpengaruh terhadap terjadinya interaksi sosial antar individu. Misalnya, individu yang menaati normanorma yang ada dalam setiap berinteraksi individu tersebut tak akan pernah berbuat suatu kekacauan, berbeda dengan individu yang tidak menaati norma-norma yang berlaku, individu itu pasti akan menimbulkan kekacauan dalam kehidupan sosialnya, dan kekuasaan norma itu berlaku untuk semua individu dalam kehidupan sosialnya. c. Ada tujuan kepribadian yang dimiliki masing-masing individu sehingga berpengaruh terhadap pelakunya. Misalnya, dalam setiap interaksi individu pasti memiliki tujuan. Hal ini dapat dilihat ketika seorang warga komplek perumahan

11 Bukit Johor Mas berinteraksi dengan seorang pedagang, ia memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. d. Setiap individu berinteraksi sesuai dengan kedudukan dan kondisinya yang bersifat sementara. Pada dasarnya status atau kedudukan yang dimiliki oleh setiap individu adalah bersifat sementara, misalnya seorang warga yang biasa berinteraksi dengan ketua RT, maka dalam hubungan itu terlihat adanya jarak antara seorang yang tidak memiliki kedudukan yang menghormati orang yang memiliki kedudukan dalam kelompok sosialnya. e. Ada penafsiran situasi, dimana setiap situasi mengandung arti bagi setiap individu sehingga mempengaruhi individu untuk melihat dan menafsirkan situasi tersebut. Misalnya, apabila ada teman yang terlihat murung atau suntuk, individu lain harus bisa membaca situasi yang sedang dihadapainya, dan tidak seharusnya individu lain tersebut terlihat bahagia dan cerita dihadapannya. Bagaimanapun individu harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dengan keadaan yang sedang dihadapi dan berusaha untuk membantu menfsirkan situasi yang tak diharapkan menjadi situasi yang diharapkan Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial Interaksi dapat berlangsung apabila individu berhubungan dengan individu yang lain dan melibatkan hubungan sosial. Dalam interaksi sosial harus ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu: a. Kontak sosial b. komunikasi

12 Adapun masing-masing syarat interaksi sosial tersebut penjelasannya adalah sebagai berikut: a. kontak sosial Kata kontak terdapat dua buah kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu Con atau Cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh (Soekanto, 2001 : 64). Sehingga kontak dapat diartikan menyentuh bersama-sama. Namun sebagai gejala sosial, kontak dapat dilakukan tanpa harus dengan menyentuhnya, seperti berbicara dengan orang lain. Lebih lanjut Soekanto menyatakan bahwa kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Antara individu dengan individu, hubungan timbal balik antara individu dan individu ditandai antara lain dengan tegur sapa, berjabat tangan, dan bertengkar. Contohnya adalah dua orang sahabat yang saling berjabat tangan. 2. Antara individu dengan kelompok, contoh hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok adalah seorang Lurah yang sedang berpidato di depan warga masyarakatnya, seorang kyai yang sedang berceramah di depan jemaahnya. 3. Antara kelompok satu dengan kelompok yang lain, contoh hubungan timbal balik antara kelompok dengan kelompok adalah pertandingan sepak bola antar RT, rapat antar RT. b. Komunikasi Komunikasi adalah setiap proses pembagian informasi, gagasan, atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, gaya atau tampilan pribadi atau hal lain di sekelilingnya yang memperjelas

13 makna (Walstrom, 1992:8). Proses pembagian ini yang dinamakan interaksi sosial di lingkungan masyarakat sebagai suatu proses sosial. Oleh Soekanto pengertian komunikasi difokuskan pada tafsiran seseorang terhadap kelakuan orang baik berupa pembicaraan, gerak-gerik, badan maupun sikap guna menyampaikan pesan yang diinginkannya. Orang tersebut kemudian memberi reaksi terhadap perasaan orang lain tersebut. Adapun yang mendorong terjadinya interaksi sosial menurut Gerungan (1988:58) berdasarkan pada beberapa faktor, yaitu: 1) Faktor peniruan atau imitasi. 2) Faktor sugesti 3) Faktor identifikasi 4) Faktor simpati Dari ke empat macam faktor ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Faktor peniruan atau imitasi Faktor imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa interaksi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif dimana misalnya yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang kecuali dari pada itu imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang (Soekanto, 2002:63). Dalam penelitian ini selanjutnya yang dimaksud dengan imitasi adalah tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik dalam sikap maupun perilaku. Imitasi meliputi:

14 a) Imitasi positif, misalnya sikap hemat, berpakaian rapi, dan menghargai waktu. b) Imitasi negatif, misalnya mabuk-mabukan, sikap tidak peduli dan individualis. 2) Faktor Sugesti Sugesti dalam ilmu jiwa sosial dapat dirumuskan sebagai suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara pengelihatan atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu (Gerungan, 1988:6). Sugesti merupakan tindakan seseorang untuk memberi pandangan atau sikap yang kemudian diterima. Oleh pihak lain, sugesti mungkin terjadi jika orang yang memberi pandangan adalah orang yang berwibawa atau bersikap otoriter, orang tersebut merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan. Contoh dalam menyelesaikan masalah sosial, kebersihan atau gotong royong. 3) Faktor identifikasi Identifikasi merupakan suatu kecendurungan-kecendurungan atau keinginankeinginan dalam diri seseorang untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain (Soekanto, 2002:63). Menurut kamus istilah sosiologi identifikasi adalah menerima kepercayaan dan nilai orang lain atau kelompok lain sebagai kepercayaan dan nilai sendiri (Soekanto, 1993:198). Timbulnya identifikasi sebagai dasar interaksi sosial menurut Freud, bahwa setiap individu mempunyai nafsu untuk menempatkan diri pada situasi tertentu ketika individu itu berada bersama-sama individu lain tetapi tidak semua individu dapat menempatkan diri sehingga sukar untuk berperilaku dan bertingkah laku. Tujuan dari proses identifikasi adalah individu yang bersangkutan

15 ingin mempelajari tingkah laku maupun perilaku individu lain meskipun tanpa disadari sebelumnya dan baru disadari apabila proses ini telah membawa hasil. 4) Faktor Simpati Simpati adalah perasaan yang terdapat dalam diri seseorang individu yang tertarik dengan dengan individu lain. Prosesnya berdasarkan perasaan semata-mata tidak melalui penilaian yang berdasarkan resiko, dengan kata lain simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain (Soekanto, 2001:70). Faktor-faktor inilah yang mendorong dalam proses interaksi sosial yang terjadi pada tiap kelompok pergaulan hidup. Dalam penelitian ini selanjutnya yang dimaksud dengan simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik untuk memahami orang lain dan berkeinginan untuk bekerja sama dengannya, misalkan ada seorang tetangga yang sedang membenahi rumahnya lalu ada bapak-bapak yang melihatnya merasa tertarik untuk membantu Bentuk-bentuk interaksi sosial Interaksi sosial adalah bentuk utama dari proses sosial, yaitu pengaruh timbalbalik antara berbagai bidang kehidupan bersama. Menurut Soekanto (2001:76-107) interaksi sosial merupakan bentuk yang tampak apabila orang saling mengadakan hubungan, baik secara individu maupun secara kelompok. Adapun bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict) dan juga akomodasi (accomodation). Adapun lebih jelasnya masing-masing hal tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: Kerja sama (cooperation), kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu secara bersama-sama.

16 Kerja sama timbul karena adanya orientasi para individu terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan outgroup- nya). Persaingan (competition), adalah suatu perjuangan dari pihak-pihak tertentu untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menyingkirkan pihak lawan secara damai atau tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Pertentangan (conflict), merupakan salah satu bentuk dari interaksi dimana penafsiran makna perilaku tidak sesuai dengan maksud pihak pertama (yang melakukan aksi), sehingga menimbulkan ketidakserasian diantara kepentingankepentingan orang lain karena tidak terjadi keserasian ini, maka untuk dapat mencapai tujuan yang dikehendaki dilakukan dengan cara mengenyahkan atau menyingkirkan pihak lain yang menjadi penghalang (Soekanto, 2001:76-107). Akomodasi (accomodation), istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses (Young dan Raymond, 1959:146). Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kesetabilan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya (Soemardjan, 2002:75-76). Pelbagai macam bentuk interaksi ini sering terjadi dalam lingkungan masyarakat, sehingga di dalam berinteraksi terdapat kerjasama, persaingan ataupun pertikaian. Dengan demikian

17 aktivitas sosial itu terjadi karena adanya aktivitas dari individu dalam hubungannya dengan individu yang lain Kelompok Sosial Kelompok sosial sangat penting karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Tanpa kita sadari sejak lahir hingga ajal kita menjadi anggota berbagai jenis kelompok. Dengan menggunakan tiga kriteria, yakni kesadaran jenis, hubungan satu sama lain, ikatan organisasi. Bierstedt dalam (Sunarto: 2000) membedakan empat jenis kelompok: kelompok asosiasi, kelompok sosial, kelompok kemasyarakatan, dan kelompok statistik. Menurut Merton dalam (Ibid: hal 89) kelompok merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan sedangkan kolektifitas merupakan orang-orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagi nilai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral umtuk menjalankan harapan peranan. Konsep lain yang diajukan Merton ialah konsep kategori sosial. Merton mengamati bahwa kadang-kadang perilaku seseorang mengacu pada kelompok lain yang dinamakan kelompok acuan. Di kala seseorang berubah keanggotaan kelompok, ia sebelumnya dapat menjalani perubahan orientasi, yaitu suatu proses yang oleh Merton diberi nama sosialisasi antisiaporis. Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidairtas mekanis, dan kelompok yang didasarkan pada solidaritas organis. Solidaritas mekanis merupakan cirri yang menandai masyarakat yang sederhana, sedangkan solidaritas organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang telah

18 mengenal pembagian kerja yang rici dan diperastukan oleh kesalingtergantungan antar bagian(ibid: hal 90). Toennies mengadakan perbedaan antara dua jenis kelompok: Gemeinschaft dan Gesellschaft. Gemeinschaft merupakan kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif; suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Gesellschaft merupakan kehidupan publik, yang terdiri atas orang-orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri dan bersifat sementara dan semu(ibid: hal 91). Cooley memperkenalkan konsep kelompok primer. Sejumlah ahli sosiologi menciptakan konsep kelompok sekunder, yakni suatu konsep yang tidak kita jumpai dalam karya Cooley. Suatu kalidifikasi lain yaitu suatu pembedaan antara kelompok luar dan kelompok dalam, di dasarkan pada pemikiran Sumner. Sumner mengemukakan bahwa di kalangan anggota kelompok dalam dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan, dan kedamaian sedangkan hubungan antara kelompok dalam dengan kelompok luar cenderung ditandai kebencian, permusuhan, perang, dan perampokan(ibid: hal 91) 2.3. Kompleks Perumahan Ada persetujuan umum bahwa teori mengenai kompleks perumahan belum dikembangkan secara lengkap (Grant dan Mittelsteadt, 2004; Rotiman, 2005). Meskipun begitu beberapa penulis sudah mulai menambah ke penciptaan pembahasan teori. Blandy (2006) mengenali tiga pembahasan dominan yang digunakan untuk menerangkan pertumbuhan kompleks perumahan, yaitu: a. Akibat reorganisasi sosial-ekonomi,

19 Pemisahan secara fisik ini menimbulkan pemisahan sosial atau kerenggangan sosial. Warga kompleks perumahan tidak usah berinteraksi dengan masyarakat umum. Sebagai akibat dua kelompok diciptakan, yang dalam (kita) dan yang luar (mereka). Keeksklusifan ini dapat mengakibatkan perasaan tak terikat tehadap masyarakat umum yang dapat menimbulkan frustrasi dan kecemburuan. Perasaan ini dapat menciptakan keadaan yang kurang aman dan menambah kemungkinan kekerasan (Thuillier, 2005: 264). Keterpisahan tersebut bukan sekedar karena hak pemilikan properti, lebihlebih juga didorong oleh intensi para developer yang melihat privacy sebagai sebuah nilai jual yang mahal, khususnya bagi kalangan elit (orang kaya). Deregulasi ekonomi memungkinkan peran swasta dalam "pembangunan" perumahan membuat kebutuhan akan perumahan dipenuhi oleh para pengembang yang lazim disebut dengan istilah developer. Mereka mengiklankan produkproduknya dengan giat di media massa, lengkap dengan jargon-jargon andalan masing-masing. Salah satu kekurangan kompleks perumahan yang sering dibahas adalah kemungkinan bermukim di sana akan mengakibatkan pemisahan secara sosial dan fisik. Secara fisik, pagar dan satpam yang melindungi perumahan merupakan pemisah antara warga perumahan dan masyarakat umum. Pagar dan batasan ini dapat menghindari perjalanan orang dan mobil. b. Preferensi konsumen, Identitas dan Konsumsi Dalam la société de Consommation Jean Baudrillard mengatakan bahwa masyarakat konsumeris merupakan tatanan manipulasi tanda. Seorang konsumen menyamakan yang riil dari tanda-tanda yang hadir di sekitarnya,

20 dengan demikian arena konsumsi adalah sebuah arena sosial. Media massa, dalam hal ini iklan perumahan merupakan sebuah mekanisme sosial yang akan merangsang calon konsumen untuk membeli. Artikel dalam media massa juga dapat merepresentasikan realita dari sudut pandang surat kabar dan kebutuhan konsumen. Keamanan dan keselamatan merupakan salah satu alasan utama mengapa orang memilih bermukim di kompleks perumahan. Dewasa ini tingkat kriminalitas lebih tinggi daripada sepuluh tahun yang lalu. Melalui proses urbanisasi semakin banyak orang berpindah ke kota. Akibatnya, tingkat kejahatan meningkat. Menurut Glasner (dalam Manzi & Smith-Bowers, 2005: 347) terdapat budaya ketakutan (culture of fear) di mana ketakutan persoalan sosial diperkuat oleh media massa. Karena adanya budaya ketakutan ini orang cenderung bereaksi berdasarkan persepsi bahaya kejahatan yang digambarkan oleh media daripada keadaan sebenarnya. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan sebagian masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di kota, merasa gelisah dan kurang aman. Untuk sebagian masyarakat ini kompleks perumahan merupakan tempat untuk mencari perlindungan dari persoalan sosial, termasuk kejahatan. Lingkungan perumahan biasanya aman, teratur dan dapat diprediksi (Atkinson & Blandy, 2005). Karena itu di kompleks ini semua aspek kehidupan warganya dapat dikuasai dan diatur. Gengsi dan Status Sosial Kompleks perumahan sering diidentikkan dengan kekayaan (Roitman, 2005). Walaupun sekarang ada bermacam-macam tipe perumahan, termasuk untuk kelas bawah, persepsi itu tetap ada. Fasilitas yang disediakan oleh kompleks perumahan merupakan salah satu daya tarik yang lain. Di Medan, hal fasilitas sangat penting dan dibangun perumahan

21 dengan fasilitas lengkap seperti Perumahan Malibu, Taman Setia Budi Indah(Tasbih) dll. Di dalam komplek perumahan ada super market tempat belanja, pusat kebugaran, café, dan fasilitas swasta lainnya seperti listrik, air, dan keamanan. c. Teori club goods. Teori club goods adalah teori yang dikembangkan oleh Glasze. Menurut teori ini kompleks perumahan merupakan cara efektif untuk menyediakan jasa yang tidak disediakan oleh pemerintah lokal. Warga perumahan membayar uang keanggotaan dan sebagai anggota klub (yaitu perumahan) mereka berhak menggunakan harta benda swasta secara kolektif. Roitman (2005) memperdebatkan bahwa ada alasan struktur (structural) maupun subjektif mengapa orang ingin bermukim di komplek perumahan. Alasan struktur dipengaruhi oleh keadaan sosial, politik dan ekonomi. Alasan semacam ini termasuk perasaan takut terhadap tindak kejahatan, ketidaksamaan yang terus meningkat dan pengaruh globalisasi. Alasan subjektif merupakan hasil tujuan dan keinginan pelaku, misalnya keinginan status sosial dan keeksklusifan. Rotiman juga memajukan teori structuation oleh Giddens sebagai satu cara untuk menguraikan gejala kompleks perumahan. Menurut teori ini pelaku-pelaku memiliki kemampuan mengambil keputusan sendiri dan mempengaruhi masyarakat. Akan tetapi keadaan masyarakat itu juga dapat mempengaruhi kelakuan pelaku. Sebagai contoh pelaku dapat dipengaruhi oleh tingkat kejahatan, tetapi pelakulah yang akan mengambil keputusan untuk bermukim di perumahan.

22 2.4. Definisi Konsep Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide gagasan (Iqbal Hasan 2002:17). Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang dikemukakan, maka penulis memberikan definisi konsep sebagai berikut: Interaksi Sosial Bentuk umum dari proses sosial adalah interaksi sosial yang merupakan syarat utama dalam aktivitas-aktivitas sosial (Soekanto, 1990:67). Dengan interaksi sosial maka terjadi hubungan dalam masyarakat. H. Bonner (Gerungan, 1988:57) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia atau yang saling mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan antar individu yang satu dengan individu yang lainnya. Dengan demikian antar individu tersebut terjadi hubungan timbal balik. Dalam interaksi sosial bukan hanya antar individu saja tetapi dapat pula antara individu dengan kelompok atau bahkan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. Di sini individu atau kelompok tersebut terdapat kemungkinan menyesuaikan diri dengan yang lain, dapat meleburkan diri, atau bahkan dapat pula mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan individu (Walgito, 2003). Dalam proses interaksi ada yang mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi. Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial yang akan menciptakan kehidupan bersama. Dalam interaksi sosial bukan hanya pertemuan badaniah saja namun ditekankan pada pergaulan, kerjasama, saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai tujuan, mengadakan persaingan, pertikaian dan sebagainya (Soekanto, 1990:67).

23 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Adanya subjek yang berupa individu atau kelompok. b. Adanya kontak antara individu atau kelompok tersebut. c. Adanya alat komunikasi sebagai sarana interaksi. d. Memiliki maksud tertentu. Warga Komplek Perumahan Bukit Johor Mas : Warga komplek perumahan menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasar adalah keberadaannya dalam suatu tempat tinggal atau pemukiman. Dengan demikian pengertian warga komplek perumahan johor mas adalah individu yang hidup pada suatu wilayah kehidupan sosial yang berada di dalam pagar atau tembok pembatas dengan kehidupan luar perumahan johor mas. Proses coping atau perwujudan privasi yang berlebihan : bagaimana manusia bertindak untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terdapat disekitar lingkungan mereka. Hidup dalam lingkungan perkotaan yang penuh dengan kesesakan, macet, tingkat kejahatan yang tinggi serta polusi udara dan sebagainya telah menyebabkan manusia berusaha untuk melakukan proses coping untuk mengantisipasi semua permasalahan perkotaan tersebut. Personal space : merupakan suatu batas maya yang mengelilingi manusia yang tidak boleh dilalui oleh orang lain. Fungsi dari personal space ini adalah sebagai alat komunikasi antara manusia. Banyak penelitian-penelitian yang dilakukan berhubungan dengan personal space ini, beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari

24 beberapa penelitian-penelitian yang telah dilakukan ini diantaranya adalah manusia dalam bersosialisasi dengan lingkungannya memerlukan jarak-jarak tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal. Masyarakat sekitar kompleks : Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2000:135). Suatu masyarakat sekitar komplek perumahan pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal (wilayah) tertentu. Mayarakat sekitar komplek perumahan yang mempunyai tepat tinggal tetap dan permanen biasanya memiliki ikatan-ikatan solidaritas yang kuat sebagai pengaruh kesatuan tempat tinggalnya. Fungsi masyarakat sekitar komplek perumahan adalah sebagai ukuran untuk menggaris bawahi hubungan antara hubungan-hubungan sosial dengan suatu wilayah geografis tertentu. Masyarakat sekitar komplek perumahan berarti masyarakat yang tinggal di sekitar komplek peruamahan mencakup masyarakat yang tergabung dalam satu wilayah territorial tertentu yaitu sekitar perumahan bukit Johor Mas. Teritorialitas : suatu pola tingkah laku yang ada hubungannya dengan kepemilikan atau hak seseorang atau kelompok orang atas sebuah tempat atau lokasi geografis, pola tingkah laku ini juga mencakup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar.

BAB II GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI MEDAN : KASUS PENGELOLAAN SAMPAH KOMPLEKS PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

BAB II GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI MEDAN : KASUS PENGELOLAAN SAMPAH KOMPLEKS PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL BAB II GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI MEDAN : KASUS PENGELOLAAN SAMPAH KOMPLEKS PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL 2.1. Mengenal Kota Medan dan Kecamatan Medan Sunggal 2.1.1. Sejarah Kota Medan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Psikologi Sosial Kata psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilmu. Dengan demikian, istilah

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam

Lebih terperinci

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial

Lebih terperinci

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07 MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Interaksi Sosial Interaksi Sosial dalam masyarakat merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas sosial. Dalam bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk 5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang

Lebih terperinci

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan sesamanya. Hubungan dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis.

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. PENGANTAR SOSIOLOGI SOSIOLOGI SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. YESI MARINCE, S.IP., M.Si

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Young dan Mack (dalam Walgito 2003:57) interaksi sosial adalah hubunganhubungan sosial yang dinamis dan menyangkut

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Manusia Sebagai Makhluk Sosial Makhluk Spiritual Manusia Makhluk individual Makhluk Sosial Manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehidupan Masyarakat Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari adalah masyarakat.

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] Oleh : Jaeni Supratman Contact Person : E-mail : supratjay@gmail.com ; jaenisupratman@yahoo.com Facebook : http://www.facebook.com/jaenisupratman Follow me : @jaenisupratman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Pola Adaptasi Menurut Soekanto (2006), adaptasi adalah proses penyesuaian dari individu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan, ataupun suatu kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Teori Interaksi Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan suatu pendekatan yang di kenal dengan pendekatan interaksional simbolik. Salah satu tokoh pelopor teori

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia baik sebagai individu maupun makhluk sosial, selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut berupa: 1) Kebutuhan utama, menyangkut

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Interaksi Sosial Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas

Lebih terperinci

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik

KONFLIK SOSIAL Pengertian Konflik KONFLIK SOSIAL 1. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan

BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddi atau akal. Kebudayaan dapat diartikan: hal-hal yang bersangkutan dengan

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai. BAB II KAJIAN TEORI A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia bergantung dan membutuhkan individu lain atau makhluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat,

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Interaksi Sosial Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat. Seperti di Indonesia dapat

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Interaksi Sosial Warga Kompleks Perumahan (Studi Deskriptif di Perumahan Bukit Johor Mas, Kelurahan Pangkalan Masyhur Kecamatan Medan Johor)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara 7 BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Interaksi Sosial A. Interaksi Sosial Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT Makna Individu Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisahpisahkan antara jiwa dan raganya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok (Soekanto,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Transmigrasi Transmigrasi merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mengambil keputusan, guna tercapainya keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja,

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Pengertian dan Batasan Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan definisi konflik 2 Secara

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Proses dan Interaksi Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur

Lebih terperinci

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL 1. Faktor yang Mendasari Terjadinya Interaksi Sosial Enam faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial: sugesti, imitasi, identifikasi, simpati,

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki dua sisi dalam kehidupannya, yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR Drs. Ermansyah, M.Hum. 2013 MANUSIA DAN MASYARAKAT Selain sebagai individu, manusia juga sebagai makhluk sosial. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena: 1. Butuh orang

Lebih terperinci

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB V INTERAKSI SOSIAL BAB V INTERAKSI SOSIAL 5.1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia

Lebih terperinci

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan.

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan. 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kepuasan Hidup Lanjut Usia 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia Kepuasan merupakan kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan dengan perasaan senang atau

Lebih terperinci

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL Tidak seperti biologi atau teori-teori psikologi yang, untuk sebagian besar, mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait kejahatan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara tradisional hubungan masyarakat dan hutan meliputi multi aspek yaitu sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan masyrakat sekitar hutan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan organisasinya. Salah satunya adalah merancang strategi pemasaran yang efektif. Pemasaran merupakan

Lebih terperinci

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL Keinginan sebagai mahluk sosial 1) Keinginan bersatu dgn manusia lain di sekitarnya 2) Keinginan bersatu dgn alam sekitarnya Kelompok Sosial : Himpunan dari beberapa orang individu

Lebih terperinci

BENTUK KERJASAMA (COOPERATION) PADA INTERAKSI SOSIAL WARIA. Bunga Fajar Sari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

BENTUK KERJASAMA (COOPERATION) PADA INTERAKSI SOSIAL WARIA. Bunga Fajar Sari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma 1 BENTUK KERJASAMA (COOPERATION) PADA INTERAKSI SOSIAL WARIA Bunga Fajar Sari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerjasama (cooperation) pada interaksi

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya Annisa Nurhalisa Interaksi Sosial Asosiatif -> adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Definisi Dampak Pengertian dampak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, adalah pengaruh sesuatu yang menimbulkan akibat; benturan; benturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu lainnya.

Lebih terperinci

Kelopok Sosial. Fitri dwi lestari

Kelopok Sosial. Fitri dwi lestari Kelopok Sosial Fitri dwi lestari 2 HASRAT MANUSIA SEJAK LAHIR 1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya 2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.

Lebih terperinci

BAB II INTERAKSI SOSIAL

BAB II INTERAKSI SOSIAL BAB II INTERAKSI SOSIAL A. Pengertian Barangkali sudah menjadi hukum alam yang tidak dapat kita pungkiri, bahwa kehidupan individu tidak akan lepas dari situasi lingkungannya. Tegasnya, individu itu tidak

Lebih terperinci

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL 1. Kimbal Young (1948) == a. Oposisi b. Kerja Sama c. Difrensiasi 2. Gillin (1951) == Proses Asosiatif dan Disosiatif 3. Tamotsu S.(1986) == Akomodasi, Ekspresi, Interaksi

Lebih terperinci

BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL 2.1 Pengantar Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama ( Selo Soemarjan, 1964). Khusus dalam mata kuliah Pengantar

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka 1.Konsep Perubahan Sosial Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

Lebih terperinci

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67)

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67) 26 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Sesuai dengan penelitian saya ini, maka akan dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial khususnya mengenai bentuk interaksi

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L PROSES SOSIAL EKO NUGROHO, S.PT, M.SC FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013/2014 Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Perubahan-perubahan dalam struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal dan keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL IR. HJ. KHODIJAH, M.Si Proses Sosial Adalah cara2 berhubungan yg dapt dilihat apabila orang perorangan dan kelompok2 manusia saling bertemu dan menentukan sistem,aturan,norma,dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM :

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM : Tugas Akhir Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1 Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM : 11.11.5169 Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI

KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI KELOMPOK SOSIAL GUMGUM GUMILAR, S.SOS., M.SI Definisi Kelompok Sosial 1. Menurut Soerjono Soekanto, kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui Bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungbintang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui Bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungbintang 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini berjudul Peningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya melalui Bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungbintang untuk itu akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Interaksi Sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Peran Menurut Abdulsyani (1994) peran atau peranan adalah apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya. Peran merupakan suatu

Lebih terperinci

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL 1. Bentuk dan Fungsi Lembaga Sosial Pada dasarnya, fungsi lembaga sosial dalam masyarakat beraneka macam berdasarkan jenis-jenis lembaganya. Oleh karena itu, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prilaku remaja pada hakekatnya adalah suatu aktivitas pada remaja itu sendiri, prilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Hakikat Dan Makna Lingkungan Bagi Manusia

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Hakikat Dan Makna Lingkungan Bagi Manusia BAB III PEMBAHASAN 3.1. Hakikat Dan Makna Lingkungan Bagi Manusia Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian

Lebih terperinci

Sifat Kodrat Manusia. Unsur-unsur Hakekat Manusia:

Sifat Kodrat Manusia. Unsur-unsur Hakekat Manusia: NENI KURNIAWATI Sifat Kodrat Manusia Unsur-unsur Hakekat Manusia: 1. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga 2. Sifat kodrat manusia terdiri atas mahluk individu dan sosial 3. Kedudukan kodrat

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun demikian sebagai mahluk biologis merupakan individu yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa orang menyebut mereka aneh. Mereka berdiri dipersimpangan lampu merah membawa gitar kecil sambil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori Sesuai dengan tema penelitian ini, maka berikut ini penelitian mengemukakan halhal yang berkaitan dengan penelitian, khususnya mengenai pengaruh keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai seorang individu dan mahluk sosial. Sebagai seorang individu manusia mempunyai beberapa

Lebih terperinci

I REALITAS SOSIO-KULTURAL

I REALITAS SOSIO-KULTURAL I REALITAS SOSIO-KULTURAL Obyek Pembahasan Sosiologi Sosiologi cabang dari ilmu sosial yang memiliki obyek kajian manusia yang hidup dalam suatu kelompok yang disebut masyarakat dengan menekankan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah tapi di rumah dan di lingkungan sosial, bahkan sekarang ini peserta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang lain pada manusia ternyata sudah muncul sejak ia lahir,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Interaksi Sosial Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan

Lebih terperinci

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tak akan terlepas dari kodratnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial, yang mana ia harus hidup berdampingan dengan manusia lainnya dan sepanjang hidupnya

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. tengah-tengah masyarakat. Interaksi sosial hanya dapat terjadi bila antara dua

BAB V. Penutup. tengah-tengah masyarakat. Interaksi sosial hanya dapat terjadi bila antara dua BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan Selain sebagai mahluk individu, manusia juga merupakan mahluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain demi memenuhi segala kebutuhan hidupnya guna dapat bertahan hidup.

Lebih terperinci

BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM

BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM A. Perselingkuhan Perselingkuhan adalah hubungan pribadi di luar nikah, yang melibatkan sekurangnya satu orang yang berstatus nikah, dan didasari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra yang tercipta merupakan hasil dari proses kreativitas pengarang. Pengarang merupakan bagian dari masyarakat, dan hidup dalam masyarakat dengan beraneka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang ada pada dirinya. Tuhan telah memberikan kekurangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang ada pada dirinya. Tuhan telah memberikan kekurangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dengan segala sesuatu yang ada pada dirinya. Tuhan telah memberikan kekurangan dan kelebihan. Berdasarkan fitrahnya

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

Antropologi Psikologi

Antropologi Psikologi Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Antropologi Psikologi Manusia sebagai makhluk individu Manusia sebagai makhluk sosial Manusia sebagai makhluk budaya Kehidupan kolektif manusia dan defenisi masyarakat Wenny

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang faktor-faktor yang

I. PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang faktor-faktor yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi keluarga pemulung tentang pendidikan anak, untuk dapat mengetahui

Lebih terperinci