BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan,"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Pola Adaptasi Menurut Soekanto (2006), adaptasi adalah proses penyesuaian dari individu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan, ataupun suatu kondisi yang diciptakan. Adaptasi antar budaya dalam Stranger Adaptation adalah penyesuaian diri oleh seseorang atau sekelompok orang saat memasuki budaya yang berbeda (Furnham, 1992). Menurut Soeharto Heerdjan (1987), Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan. Menurut Karta Sapoetra membedakan adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama disebut penyesuaian diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya bentuk), sedangkan pengertian yang kedua disebut penyesuaian diri yang allopstatis (allo artinya yang lain, palstis artinya bentuk). Jadi adaptasi ada yang artinya pasif yang mana kegiatan pribadi ditentukan oleh lingkungan, dan ada yang artinya aktif, yang mana pribadi mempengaruhi lingkungan (Karta Sapoetra: 1987). Pada hakekatnya adaptasi merupakan suatu proses penyesuaian diri setiap individu untuk memasuki ke dalam suatu kelompok masyarakat sehingga adaptasi memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap individu di dalam suatu kelompok untuk tetap melangsungkan kehidupan. Menurut Suparlan (1993), adapun syarat-syarat dasar tersebut mencakup: 21

2 1) Syarat dasar alamiah-biologi merupakan manusia harus makan dan minum untuk menjaga kesetabilan temperatur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam hubungan harmonis secara menyeluruh dengan organ-organ tubuh lainya. 2) Syarat dasar kejiwaan merupakan manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan gelisah. 3) Syarat dasar sosial merupakan manusia membutuhkan hubungan untuk dapat melangsungkan keturunan, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai kebudayaanya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh. Dalam proses kehidupan manusia, individu tidak dapat begitu saja untuk melakukan tindakan yang dianggap sesuai dengan dirinya, karena individu tersebut mempunyai lingkungan diluar dirinya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial karena setiap lingkungan tersebut mempunyai aturan dan norma-norma yang membatasi tingkah laku individu tersebut. Soerjono Soekanto (Soekanto, 2000: 10-11) memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial, yakni: 1) Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. 2) Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan. 3) Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. 4) Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan. 5) Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem. 6) Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah. 22

3 Dari batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan proses penyesuaian. Menurut Aminuddin (2000), menyebutkan bahwa penyesuaian dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu di antaranya: 1) Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. 2) Menyalurkan ketegangan sosial. 3) Mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial. 4) Bertahan hidup. Bagi manusia, lingkungan yang paling dekat dan nyata adalah alam fisioorganik. Baik lokasi fisik geografis sebagai tempat pemukiman yang sedikit banyaknya mempengaruhi ciri-ciri psikologisnya, maupun kebutuhan biologis yang harus dipenuhinya, keduanya merupakan lingkungan alam fisio-organik tempat manusia beradaptasi untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Alam fisio organik disebut juga lingkungan eksternal. Adaptasi dan campur tangan terhadap lingkungan eksternal merupakan fungsi kultural dan fungsi sosial dalam mengorganisasikan kemampuan manusia yang disebut teknologi. Keseluruhan prosedur adaptasi dan campur tangan terhadap lingkungan eksternal, termasuk keterampilan, keahlian teknik, dan peralatan mulai dari alat primitif sampai kepada komputer elektronis yang secara bersama-sama memungkinkan pengendalian aktif dan mengubah objek fisik serta lingkungan biologis untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. (Alimandan, 1995:56). Selama adaptasi berlangsung dan keselurahan prosedur adaptasi berusaha untuk dipenuhi oleh setiap individu serta adanya campur tangan dari lingkungan eksternal, setiap individu akan mengalami perubahan dalam kehidupan sosialnya 23

4 karena setiap individu akan menemukan individu lain dengan latar belakang yang berbeda, dimana mereka mulai melakukan interaksi dan lambat laun perbedaan yang ada diantara mereka akan menciptakan perubahan-perubahan sosial baru dalam kehidupannya. Perubahan perubahan tersebut meliputi: perubahan sikap dan perilaku, pemahaman terhadap toleransi dan toleransi (Walgito: 2010). Setiap migran atau pesinggah yang menciptakan perubahan-perubahan sosial baru merupakan salah satu upaya di setiap individu masuk ke dalam suatu budaya yang tidak dikenal. Menurut Kim (1995) dalam konteks ini, ia mengembangkan pemikiran tentang sesuatu yang terjadi ketika individu, yang lahir dan dibesarkan dalam suatu budaya, memasuki budaya lain yang tidak dikenal. Begitu juga dengan penyesuaian diri mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari daerah lain di lingkungan tempat tinggalnya yang baru. Menurut Winata (2014), secara konseptual intervensi pekerja social terhadap mahasiswa yakni penyesuaian diri mahasiswa dengan individu lain dan kelompok didalam kampus dan lingkungan tempat tinggalnya. Menurut peneliti, mahasiswa yang dapat menyesuaikan diri dengan individu lain adalah mahasiswa yang mudah bergaul dan pandai membawa diri dengan lingkungan social yang baru. Penyesuaian diri terhadap individu antara satu sama lain merupakan indikator keberhasilan mahasiswa dalam berinteraksi di masyarakat dan lingkungan. Sedangkan secara operasional, mahasiswa yang sukses beradaptasi terhadap lingkungan kampus adalah mahasiswa yang mampu menjalankan perannya yakni belajar. Sebagai penunjang kesuksesan mahasiswa dalam beradaptasi dilingkungan kampus 24

5 mahasiswa dituntut untuk dapat mengembangkan diri dengan cara aktif kuliah, mengerjakan tugas, belajar kelompok dan memanfaatkan perpustakaan. Selanjutnya, menurut Winata (2014) mengatakan ada beberapa faktor penghambat dan pendukung dalam proses adaptasi bagi mahasiswa pendatang. Faktor penghambat yang dimaksud adalah : 1) Perbedaan-perbedaan dalam keyakinan inti, nilai-nilai, dan norma-norma situasional antara di tempat asal dan di tempat baru. 2) Hilangnya gambaran-gambaran budaya asal yang dipegang dan semua citra dan simbol yang familiar yang menandakan bahwa identitas yang dulu familiar dari para pendatang baru telah hilang. 3) Rasa ketidakmampuan para pendatang dalam merespons peraturan baru secara tepat dan efektif. Sedangkan faktor pendukung yang dimaksud adalah : 1) Rasa tenteram dan meningkatnya harga diri. 2) Fleksibilitas dan keterbukaan kognitif. 3) Kompetensi dalam interaksi sosial dan meningkatnya kepercayaan diri dan rasa percaya pada orang lain. Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Menurut Suparlan (2002), pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah menetap mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau mendeskripsikan gejala itu sendiri. Dari definisi tersebut diatas, pola adaptasi dalam penelitian ini adalah sebagai unsur-unsur yang sudah menetap dalam proses adaptasi yang dapat menggambarkan proses adaptasi 25

6 dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi, tingkah laku maupun dari masing-masing adat- istiadat kebudayaan yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu perjalanan waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat. Kurun waktunya bisa cepat, lambat, atau justru berakhir dengan kegagalan. 2.2 Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar kelompok-kelompok manusia dan antar orang dengan kelompok-kelompok masyarakat. Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu dan pertemuan antara individu dengan kelompok dimana komunikas terjadi diantara kedua belah pihak (Yulianti, 2003: 91). Seiring dengan pemahaman interaksi sosial yang terus berkembang maka, Bonner menyebutkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, memperbaiki kelakuan orang lain, dan sebaliknya (Gunawan.2000;31) Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial oleh karena itu tanpa adanya interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antar individu dengan golongan didalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang diharapkan dan dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya (Ahmadi, 2004: 100). Salah satu yang melandasi interaksi sosial adalah teori interaksi simbolik yang dipergunakan di penilitian dalam aplikasikannya. Menurut Blumer 26

7 (Ritzer:2007), istilah interaksi simbolik menunjuk kepada sifat khas dari interaksi manusia. Kekhasnya adalah bahwa manusia saling menerjemahkan dan saling mendefenisikan tindakan dan bukan hanya sekedar reaksi belaka dari tindakan orang lain. Tanggapan seseorang tidak dibuat secara langsung tetapi didasarkan atas makna yang diberikan terhadap orang lain tersebut. Menurut Fahroni (2009), makna-makna tersebut yang diberikan oleh orang lain tersebut berasal dari cara-cara orang lain bertindak terhadapnya dalam kaitannya dengan sesuatu. Tindakan-tindakan yang dilakukan akan melahirkan batasan bagi orang lain. Namun, dalam perkembangan Blumer, mengemukakan bahwa aktor memilih, memeriksa, berpikir, mengelompokan, dan mengkonformir makna dalam hubungannya dengan situasi, dimana dia ditempatkan dan diarahkan tindakannya seperti yang dikatakan Blumer, bahwa sebenarnya interprestasi seharusnya tidak dianggap sebagai proses pembentukan dimana makna yang dipakai dan disempurnakan sebagai intruniens bagi pengarahan dan pembentukan tindakan. Beranjak dari teori ini, maka tindakan mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berasal dari Papua dan mahasiswa yang berasal dari daerah lainnya merupakan suatu proses interaksi yang berada didalamnya tercakup dari simbolsimbol masing-masing pihak saling menginterprestasikan makna yang ditangkapnya. Artinya tindakan mereka merupakan hasil dari pemaknaan masingmasing dari realitas sosial. Dengan demikian proses interaksi antara keduanya merupakan suatu proses yang saling stimulus, merespon tindakan dan hubungan sebagai hasil proses interprestasi dari masing-masing mahasiswa tersebut. 27

8 2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Terjadinya interaksi sosial, karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Menurut Rouceck dan Warren, interaksi adalah satu masalah pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan proses timbal balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain melalui Kontak. Kontak ini mungkin berlangsung melalui organisme, fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan pada beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak langsung melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jauh (Abdulsyani.2007;154) Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Menurut Soerjono Sukanto (2001), suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu: adanya kontak sosial, dan adanya komunikasi. Syarat terjadinya interaksi sosial terdiri atas kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. 1. Kontak Sosial Kata kontak terdapat dua buah kata yang berasal dari bahasa Latin yaitu Con atau Cum yang artinya bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh (Soekanto:2001). Sehingga kontak dapat diartikan menyentuh bersama-sama. 28

9 Namun sebagai gejala sosial, kontak dapat dilakukan tanpa harus dengan menyentuhnya, seperti berbicara dengan orang lain. Lebih lanjut Soekanto menyatakan bahwa kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu : 1. Antara individu dengan individu, hubungan timbal balik antara individu dan individu ditandai antara lain dengan tegur sapa, berjabat tangan, dan bertengkar. 2. Antara individu dengan kelompok. 3. Antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung antara satu pihak dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat sebagai perantara; misalnya ; melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial secara langsung, adalah kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan bertatap muka dan berdialoq diantara kedua belah pihak tersebut. Yang paling penting dalam interaksis sosial tesebut saling mengerti antara kedua belah pihak; sedangkan kontak badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam kontak sosial, oleh karena hubungan demikian belum tentu terdapat saling pengertian. Kontak sosial tejadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi (tanggapan) dari pihak lain sebagai lawan kontask sosial (Ibid;154). 2. Komunikasi Menurut Soekanto (2001), pengertian komunikasi difokuskan pada tafsiran seseorang terhadap kelakuan orang baik berupa pembicaraan, gerak-gerik, badan 29

10 maupun sikap guna menyampaikan pesan yang diinginkannya. Orang tersebut kemudian memberi reaksi terhadap perasaan orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan perasaan disatu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami oleh pihak orang atau sekelompok lainnya. Hal ini berarti, apabila suatu hubungan sosial tidak terjadi komunikasi atau saling mengetahui dan tidak saling memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi sosial masingmasing orang yang sedang berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai kesopanan, persahabatan, kerinduan, sikap kebanggaan dan lain-lain (Ibid;155). 2.4 Faktor-faktor Terjadinya Interaksi Sosial Di dalam interaksi sosial terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi tersebut, yaitu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya interaksi tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial sebagai berikut : 1. Situasi sosial (The nature of the social situation), memberi bentuk tingkah laku terhadap individu yang berada dalam situasi tersebut. Misalnya, apabila berinteraksi dengan individu lain yang sedang dalam keadaan berduka, pola interaksi yang digunakan jelas harus berbeda dengan pola interaksi yang dilakukan apabila dalam keadaan yang riang atau gembira, dalam hal ini tampak pada tingkah laku individu yang harus dapat menyesuaikan diri terhadap situasi yang sedang dihadapi. 2. Kekuasaan norma-norma kelompok (The norms prevailing in any given social group), sangat berpengaruh terhadap terjadinya interaksi sosial antar individu. 30

11 Misalkan, individu yang menaati norma-norma yang ada di dalam setiap berinteraksi individu tersebut tidak akan pernah membuat suatu kekacauan, berbeda dengan individu tidak menaati norma-norma yang berlaku, individu tersebut pasti akan menimbulkan kekacauan dalam kehidupan sosialnya, dan kekuasaan norma-norma itu berlaku untuk semua individu dalam kehidupan sosialnya. 3. Their own personality trends, adanya tujuan kepribadian yang dimiliki masingmasing individu sehingga berpengaruh terhadap perilakunya. Misalkan, di dalam setiap interaksi individu pasti memiliki tujuan, hal ini dapat dilihat seorang anak berinteraksi dengan guru memiliki tujuan untuk menuntut ilmu di dunia sekolah, seorang pedagang sayur dengan ibu-ibu rumah tangga, memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan sebagainya. 4. A person s transitory tendencies (Setiap individu berinteraksi sesuai dengan kedudukan dan kondisinya yang bersifat sementara). Pada dasarnya status atau kedudukan yang dimiliki oleh setiap individu adalah bersifat sementara, misalnya seorang warga biasa yang berinteraksi dengan ketua RT, maka dalam hubungan itu terlihat adanya jarak antara seorang yang tidak memiliki kedudukan yang menghormati orang yang memiliki kedudukan dalam kelompok sosialnya. 5. Adanya penafsiran situasi (The process of perceiving and interpreting a situation), di mana setiap situasi mengandung arti bagi setiap individu sehingga mempengaruhi individu untuk melihat dan menafsirkan situasi tersebut. Misalnya, apabila ada teman atau rekan yang terlihat murung dan suntuk, individu lain harus bisa membaca situasi yang sedang dihadapinya, dan tidak 31

12 seharusnya individu lain itu terlihat bahagia dan ceria dihadapannya, bagaimanapun individu harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang dihadapi, dan berusaha untuk membantu menafsirkan situasi yang tidak diharapkan menjadi situasi yang diharapkan (Santoso, 2004 : 12). Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati (Setiadi: 2011) : 1. Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang. 2. Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional. 3. Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilainilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati. 4. Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya) 5. Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain. Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh perbedaan ras dan perbedaan budaya. Demikian ulasan 32

13 tentang interaksi sosial bahwa inetraksi sosial merupakan syarat dari terjadinya adaptasi seorang individu dalam masyarakat. 2.5 Bentuk Interaksi Sosial Hendro Puspito (2003) menyatakan bahwa pada umumnya bentuk dan pola interaksi sosial ada 2 (dua) jenis yaitu proses sosial yang bersifat menggabungkan (associative processes) dan proses sosial yang menceraikan (dissociative process). Proses sosial yang mengarah menggabungkan ditujukan bagi terwujudnya nilai-nilai yang disebut kebijakan-kebijakan sosial seperti keadilan sosial, cinta kasih, kerukunan, solidaritas dan dikatakan sebagai proses positif. Sedangkan proses sosial menceraikan mengarah kepada terciptanya nilainilai negatif atau asosial seperti kebencian, permusuhan, egoisme, kesombongan, pertentangan, perpecehan dan ini dikatakan proses negative. Menurut Hendro (2003), ada beberapa bentuk dari proses sosial asosiatif dan disosiatif. Bentuk-bentuk proses sosial asosiatif adalah: 1. Kerja sama, ialah suatu bentuk proses sosial dimana dua atau lebih perorangan atau kelompok mengadakan kegiatan bersama guna mencapai tujuan yang sama. Bentuk ini paling umum terdapat di antara masyarakat untuk mencapai dan meningkatkan prestasi material maupun non material. 2. Asimilasi, ialah berasal dari kata latin assimilare yang artinya menjadi sama. Definisi sosiologisnya adalah suatu bentuk proses sosial dimana dua atau lebih individu atau kelompok saling menerima pola kelakuan masing-masing sehingga akhirnya menjadi satu kelompok yang terpadu. Mereka memasuki 33

14 proses baru menuju penciptaan satu pola kebudayaan sebagai landasan tunggal untuk hidup bersama. 3. Akomodasi, berasal dari kata latin acemodare yang berarti menyesuaikan. Definisi sosiologisnya adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya dua atau lebih individu atau kelompok berusaha untuk tidak saling mengganggu dengan cara mencegah, mengurangi atau menghentikan ketegangan yang akan terjadi atau yang sudah terjadi. Akomodasi ada 2 bentuk yakni toleransi dan kompromi. Bagi pihak pihak yang terlibat dalam proses ini, bersedia menanggung derita akibat kelemahan yang dibuat masing masing disebut toleransi. Bila pihak masing masing mau memberikan konsensi kepada pihak lain, yang berarti mau melepaskan sebagian tuntutan yang semula dipertahankan sehingga ketegangan menjadi kendor, disebut kompromi Bentuk-bentuk disosiatif terdiri dari: 1. Persaingan, adalah bentuk proses sosial dimana satu atau lebih individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan bersama dengan cara yang lebih cepat dan mutu yang lebih tinggi. Dengan adanya persaingan itu, masyarakat mengadakan seleksi untuk mencapai kemajuan. 2. Penghalang (oposisi), berasal dari bahasa Latin opponere yang artinya menempatkan sesuatu atau seseorang dengan maksud permusuhan. Oposisi adalah proses sosial dimana seseorang atau sekelompok orang berusaha menghalangi pihak lain mencapai tujuannya. 3. Konflik, berasal dari bahasa latin confligere yang berarti saling memukul. Konflik berarti suatu proses dimana orang atau kelompok berusaha 34

15 menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya Bentuk-bentuk interaksi dapat menguntungkan bila berlangsung dalam perhitungan rasional dan mendatangkan keuntungan bagi yang menjalankannya. Akan tetapi dapat menjadi merugikan bila kerjasama dan persaingan atau pertikaian dijalankan berdasarkan emosional dan sentimen yang tidak terkontrol sehingga hasilnya kerap kali membawa kerugian serta kekecewaan. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa interaksi sosial yang berkesinambungan cenderung membentuk keteraturan. Bila hubungan yang terjadi sedemikian rupa didasarkan oleh status dan peranannya maka hubungan itu dinamakan dengan relasi sosial. Hubungan antar jemaat adalah hubungan yang didasarkan pada status dan peranan semua pihak. Dengan demikian hubungan antar jemaat harus menggambarkan ciri yang khas dari relasi sosial 35

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Karta Sapoetra adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama disebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Karta Sapoetra adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama disebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pola Adaptasi Sosial Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan. Penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan lingkungan, juga dapat berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Interaksi Sosial Interaksi Sosial dalam masyarakat merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas sosial. Dalam bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan

Lebih terperinci

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Abstrak : Selain menguasai bidang ilmu perpustakaan, pustakawan diharapkan mampu memahami kondisi pemustaka melalui interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan pemustaka,

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L PROSES SOSIAL EKO NUGROHO, S.PT, M.SC FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013/2014 Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Perubahan-perubahan dalam struktur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai. BAB II KAJIAN TEORI A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia bergantung dan membutuhkan individu lain atau makhluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sosial Setiap masyarakat selama hidup pasti mengalami perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Young dan Mack (dalam Walgito 2003:57) interaksi sosial adalah hubunganhubungan sosial yang dinamis dan menyangkut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya membutuhkan manusia lain di sekelilingnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Interaksi Sosial Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat. Seperti di Indonesia dapat

Lebih terperinci

BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL 2.1 Pengantar Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama ( Selo Soemarjan, 1964). Khusus dalam mata kuliah Pengantar

Lebih terperinci

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan sesamanya. Hubungan dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Interaksi Sosial Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Pola Adaptasi Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL Pengertian Konflik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] Oleh : Jaeni Supratman Contact Person : E-mail : supratjay@gmail.com ; jaenisupratman@yahoo.com Facebook : http://www.facebook.com/jaenisupratman Follow me : @jaenisupratman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai kota pendidikan karena banyaknya mahasiswa luar Bandung yang kuliah di sana. Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka 1.Konsep Perubahan Sosial Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan

Lebih terperinci

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL 1. Kimbal Young (1948) == a. Oposisi b. Kerja Sama c. Difrensiasi 2. Gillin (1951) == Proses Asosiatif dan Disosiatif 3. Tamotsu S.(1986) == Akomodasi, Ekspresi, Interaksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara 7 BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Interaksi Sosial A. Interaksi Sosial Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya,

Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang. melahirkan satu sudut pandang dan pola pikir tersendiri pada masyarakatnya, BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku bangsa, di mana setiap suku bangsa yang satu berbeda dengan suku bangsa yang lain. Perbedaan suku bangsa yang

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Manusia Sebagai Makhluk Sosial Makhluk Spiritual Manusia Makhluk individual Makhluk Sosial Manusia

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. STKIP Siliwangi Bandung 2014 1 Manusia sebagai makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan divided (tidak

Lebih terperinci

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67)

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67) 26 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Sesuai dengan penelitian saya ini, maka akan dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial khususnya mengenai bentuk interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. orang lain dalam proses interaksi. Interaksi sosial menghasilkan banyak bentuk 5 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Manusia dalam kehidupannya tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang sepanjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Secara tradisional hubungan masyarakat dan hutan meliputi multi aspek yaitu sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan masyrakat sekitar hutan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Teori Interaksi Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan suatu pendekatan yang di kenal dengan pendekatan interaksional simbolik. Salah satu tokoh pelopor teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Interaksi sosial Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, sebab tanpa adanya interaksi tidak mungkin kehidupan bersama akan terjalin.

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan siswa di sekolah, siswa

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone BAB II LANDASAN TEORI A. Tipe Kepribadian Tangguh (Hardiness) 1. Pengertian Kepribadian Istilah kepribadian ( personality) berasal dari bahasa Yunani kuno, persone yang artinya topeng yang biasanya dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem

Lebih terperinci

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Sosiologi Socius Logos Socius : teman atau kawan yang membentuk masyarakat (Latin) Logos : Ilmu (Yunani) Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Saling membutuhkan karena makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Proses dan Interaksi Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Remaja 1. Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu dari kata adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Secara psikologis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Bruno dalam Tin Suharmini (2002: 5), "perilaku agresif

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Bruno dalam Tin Suharmini (2002: 5), perilaku agresif BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Anak Tunalaras Tipe Agresif 1. Pengertian Anak Tunalaras Tipe Agresif Menurut Bruno dalam Tin Suharmini (2002: 5), "perilaku agresif (aggressive behavior) timbul bila suatu

Lebih terperinci

BAB II INTERAKSI SOSIAL

BAB II INTERAKSI SOSIAL BAB II INTERAKSI SOSIAL A. Pengertian Barangkali sudah menjadi hukum alam yang tidak dapat kita pungkiri, bahwa kehidupan individu tidak akan lepas dari situasi lingkungannya. Tegasnya, individu itu tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Pola Interaksi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola adalah gambar yang dibuat contoh/model ataupun bentuk (struktur) yang tetap. Jika dihubungkan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT Makna Individu Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisahpisahkan antara jiwa dan raganya.

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya Annisa Nurhalisa Interaksi Sosial Asosiatif -> adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Lebih terperinci

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s

10. Kunci : A Pembahasan : Dalam proses interaksi sosial maka harus melibatkan 2 orang atau lebih, dimana dari kedua belah pihak ada yang memberikan s SOSIOLOGI 1. Kunci : D Pembahasan; metode yang digunakan oleh sosiolog tersebut adalah metode kualitatif Karena menggunakan data hasil wawancara yang tidak berbentuk angka 2. Kunci : C Pembahasan : Contoh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harga diri adalah penilaian seseorang mengenai gambaran dirinya sendiri yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial dan perilakunya secara keseluruhan.

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 02 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Proses Interaksi Heri Budianto,M.Si Program Studi PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Setiap manusia pasti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Engel dalam Dharmmhesta dan Handoko (2000), perilaku konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Engel dalam Dharmmhesta dan Handoko (2000), perilaku konsumen 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Engel dalam Dharmmhesta dan Handoko (2000), perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui Bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungbintang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui Bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungbintang 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini berjudul Peningkatkan interaksi sosial dengan teman sebaya melalui Bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungbintang untuk itu akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersama-sama menyentuh. Interaksi social adlaah proses dimana orang-orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersama-sama menyentuh. Interaksi social adlaah proses dimana orang-orang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari bahasa latin: Con atau Cum yang berarti bersama-sama, dan tango berarti menyentuh,jadi pengertian secara harifiah adalah bersama-sama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang merupakan keunikan dari manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Proses Interaksi Sosial Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka bahkan sebelum merdeka sudah diakui sebagai bangsa yang banyak memiliki perbedaan,

Lebih terperinci

ABSTRACT. The Influence Of Teacher s Social Competence To The Intensity Of Teacher s Social Relation. (Susi Novita, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi)

ABSTRACT. The Influence Of Teacher s Social Competence To The Intensity Of Teacher s Social Relation. (Susi Novita, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi) ABSTRACT The Influence Of Teacher s Social Competence To The Intensity Of Teacher s Social Relation (Susi Novita, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi) This research was aimed at explaining the influence of teacher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Sosiologi X EkoSos A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis,

Lebih terperinci

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL MODUL 3 FAKTOR YANG MENDASARI TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL 1. Faktor yang Mendasari Terjadinya Interaksi Sosial Enam faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial: sugesti, imitasi, identifikasi, simpati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi

Lebih terperinci

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. Pertemuan 3 MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. POKOK BAHASAN Interaksi sebagai proses komunikasi DESKRIPSI Pokok bahasan pengertian interaksi, proses komunikasi, dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Interaksi Sosial Menyangkut masalah proses sosial, betapa pentingnya proses sosial itu mengingat bahwa pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum cukup untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan manusia lainnya. Artinya dalam hidupnya antara satu dengan yang lain selalu berinteraksi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (Robert H. Laurer,

TINJAUAN PUSTAKA. sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (Robert H. Laurer, 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perubahan Sosial 1. Konsep Perubahan Sosial Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Pandangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tipe - tipe Interaksi Sosial menurut James S. Coleman

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. 1. Tipe - tipe Interaksi Sosial menurut James S. Coleman BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Tipe - tipe Interaksi Sosial menurut James S. Coleman Menurut Soekanto dalam Abdulsyani, 2007:39 menyatakan hal yang terpenting didalam sebuah

Lebih terperinci

Team Building & Manajeman Konflik

Team Building & Manajeman Konflik Team Building & Manajeman Konflik www.kahlilpooh.wordpress.com SEMUA TENTANG PASKIBRA, PASKIBRAKA & OSIS KOTA MAGELANG PERSAHABATAN, YANG MERUPAKAN IKATAN SUCI, AKAN LEBIH SAKRAL DENGAN ADANYA KESULITAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. PENUAAN 1.1. Defenisi Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. proses menua merupakan proses sepanjang hidup tidak hanya di mulai dari

Lebih terperinci

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB V INTERAKSI SOSIAL BAB V INTERAKSI SOSIAL 5.1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku individu berkaitan erat dengan yang namanya peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Interaksi Sosial Dalam kehidupan bersama, antar individu satu dengan individu lainnya terjadi hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu individu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara

BAB II LANDASAN TEORI. dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Interaksi Sosial Siswa 1. Pengertian Interaksi Sosial Siswa Interaksi sosial adalah merupakan hubungan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan

Lebih terperinci

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum Interaksi Sosial Lolytasari, M.Hum Interaksi sosial meruapakan suatu kajian mikro sosiologi yang mempelajari kehidupan seharihari Maksud dari mikro sosiologi adalah dimana manusia sebagai individu berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2002 : 115) mengemukakan beberapa persyaratan sebuah kelompok sosial. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kelompok Sosial Kelompok sosial merupakan gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena sebagian besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Soekanto (2002 :

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL OLEH : LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Definisi & Ruang Lingkup Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1995 Anthropologi

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1995 Anthropologi Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1995 Anthropologi EBTANAS-SMA-95-01 Bila salah satu kebutuhan primer manusia tidak terpenuhi, maka akan mengakibatkan... A. ketidakseimbangan dalam tubuh B.

Lebih terperinci

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan.

BAB II. 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia. pengalaman - pengalaman yang disertai dengan tingkat kegembiraan. 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Kepuasan Hidup Lanjut Usia 1. Pengertian Kepuasan Hidup Lanjut Usia Kepuasan merupakan kondisi subyektif dari keadaan pribadi seseorang sehubungan dengan perasaan senang atau

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).

II. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140). II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05)

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05) SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05) 1. Jawaban: C Fungsi sosiologi diantaranya: Penelitian/menyediakan data Pembangunan/pengembangan Solusi pemecahan masalah 2. Jawaban: C Objek kajian sosiologi

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU:

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU: Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU: SUMBER PUSTAKA ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR, Dra. Elly M. Setiadi, M.Si, dkk. TIU : Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008; Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari manusia lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu melibatkan orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kemampuan Interaksi Sosial dalam Bidang Bimbingan Sosial. dengan bidang sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah/konflik

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kemampuan Interaksi Sosial dalam Bidang Bimbingan Sosial. dengan bidang sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah/konflik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial dalam Bidang Bimbingan Sosial 1. Bidang Bimbingan Sosial Bimbingan sosial merupakan suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci