BAB I SISTEMA UROPOETIKA A. PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I SISTEMA UROPOETIKA A. PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I SISTEMA UROPOETIKA A. PENDAHULUAN Topik kuliahsistem uropoetika ini membahas tentang mekanisme fisiologik kerja pengaturan ren. Pokok bahasan kuliah ini secara umum dapat digunakan untuk membantu rnahasiswa dalam memahami tentang fungsi normal ren. Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 6 kali tatap muka (6 jam). Setelah mengikuti pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami fungsi normal ren. B. PENYAJIAN Sistem uropoetika terdiri atas dua buah ren, dua buah ureter, vesika urinaria dan uretra. Ren berfungsi sebagai organ untuk filtrasi darah terhadap air dan metabolit (waste product) dan untuk resorpsi yang bersifat selektif terhadap air, dan zat yang terkandung dalam filtrat. Pada umumnya bentuk ren hewan seperti kacang, kecuali pada sapi berlobulasi dan pada kuda seperti jantung. Untuk kuda dan sapi terdapat perbedaan dan berat antara ren kanan dan kiri. Ren terletak dalam kavum abdominalis bagian dorsal, sebelah lateral aorta dan vena kava, sebelah ventral dan sebagian vertebrae lumbalis bagian kranial. Pada ruminansia ren kin melekatnya kepada dinding badan kurang kuat jika dibandingkan dengan ren kanan. Letak ren adalah retroperitoneal artinya ren tersebut terletak di luar kavum peritoneal. Sisi medial adalah cekung, disebut hilus renalis, tempat pembuluh darah dan saraf masuk, ureter dan pembuluh limfe keluar. Bagian awal (proksimal) ureter melebar disebut renal pelvis, menerima urina dari tubulus kolektivus. Bagian ren yang berongga tempat pelvis renis terletak, disebut sinus renalis. Pada kuda, kambing, dan anjing, tubulus kolektivus bermuara pada bagian yang menonjol ke pelvis renalis yang disehut krista renalis. Pada sapi dan babi tubulus kolektivus bermuara pada monor calyces, dan minor calyces bermuara pada major calyces. Pada babi major calyces bermuara pada pelvis renalis tenis ke ureter. Pada ren sapi tidak mempunyai pelvis renalis sehingga major calyces langsung bermuara pada ureter. Bagian ren yang mengelilingi pelvis renalis disebut medulla. Pada bagian tersebut tubulus kolektivus tersusun secara radier. Tubulus-tubulus tersebut membentuk piramid Universitas Gadjah Mada 1

2 yang puncaknya terletak pada pelvis renalis dan alasnya tertutup oleh korteks. Selain tubulus kolektivus medulla mengandung pula beberapa loops dari Henle. Bagian korteks yang terletak antara medulla dan kapsula (dari jaringan ikat) adalah bergranula, oleh adanya sejumlah besar glomeruli. Tubulus konvulatus proksimal dan tubulus konvulatus distalis juga terletak dalam korteks. Suplai darah terhadap ren adalah sangat extensive jika dihandingkan dengan besamya organ tersebut. Kedua buah arteri renalis mengalirkan darah sebanyak kurang lebih seperempat darah yang beredar di seluruh tubuh. Arteri renalis setelah memasuki hilus terbagi menjadi sejumlah arteri interlobularis yang berjalan di antara piramid -pirarnid menuju ke perifer dan sebelum mencapai korteks membelok menjadi arteri arciformis. Masing-masing arteri tersebut bercabang-cabang menjadi sejumlah arteriola interlobularis dan glomeruli. Setelah meninggalkan glorneruli anteriola efferensia bercabang-cabang membentuk anyaman kapiler yang mengelilingi bagian yang lain dari nefron. Arteriola arteriola yang meninggalkan glomeruli dekat medulla langsung menuju ke medulla sebagai arteria rekta membentuk anyaman kapiler yang mengelilingi tubulus kollektivus. Vena arkuata menerima darah dan korteks dan medulla berjalan di dalam medulla sebagai vena interloularis dan bermuara pada vena renalis. Pada reptil, ayes, dan amfibia, ren menerima darah dari vena-vena dinding badan dan vena-vena kaki belakang. Ini disebut sistem portal renalis, suatu sistem yang tidak dijumpai pada mamalia. Vena pleksus pampiniformis yang menerima darah dan testes (pada mamalia) adalah sisa dari sistem portal renalis. Ren disuplai oleh saraf simpatis, berasal dan pleksus renalis, yang berjalan bersamasama dengan pembuluh darah dan berakhir pada arteriola glomerularis. Ren juga disuplai oleh cabang-cabang saraf dan N. Vagus. Tranplantasi ren pada umunmya dapat berhasil, diserahkan karena saraf-sarafnya tidak mempunyai pengaruh pada proses ekskresi, melainkan hanya mengontrol pembuluh-pembuiuh darah saja. Dalam ren terdapat baik vasokontriktor maupun vasodilatator. Refleks baroreseptor (yang ada hubungannnya dengan perubahan tekanan) mungkin menyebabkan vasokonstriksi dalam ren. Ureter adalah suatu pipa bersifat muskuler yang mengalirkan urina dan pelvis renalis menuju ke vesika urinaria. Masing-masing ureter menuju ke kaudal dan bermuara pada bagian collum (leher) dan vesika urinaris yang disebut trigone. Menembusnya ureter pada dinding vesika urinaria membentuk sudut tajam karenanya membentuk valvula yang dapat mencegah mengalirnya urina kembali ke ren. Vesika uninaris adalah suatu organ dan bersifat muskuler yang volume dan posisinya berubah-ubah tergantung pada banyaknya urina yang terkandung. Vesika urinaria yang kosong dindingnya tebal bentuknya seperti buah per, dan terletak pada dasar pelvis. Sebaliknya vesika urinaria yang penuh dengan urina, dindingnya tipis, membesar, menonjol Universitas Gadjah Mada 2

3 ke arah kavum abdominal. Vesika urinaria, bagian kranial tertutup oleh peritoneum dan bagian kaudal tertutup oleh fascia pelvis. Bagian collum dan vesika urinania ke arah kaudal melanjutkan diri sebagai uretra, pada bagian tersebut dindingnya mengandung otot yang tersusun secara sirkuler, disebut m.spingter, otot tersebut berfungsi wrtuk mengatur pengaliran urine ke uretra. Pelvis, ureter vesika urinaria dan uretra dilapisi oleh jaringan epitel transisional, yang bermanfaat apabila lumen dari organ tersebut membesar. Pada saat organ tersebut kosong, lumen mengecil, dindingnya menebal, demikian pula epitelnya. Sebaliknya apabila organ tersebut mengalami distensi, lumen membesar, dinding serta lapisan epitelnya menjadi tipis. Inilah alasannya mengapa ía disebut epitel transisionil. Di antara lapisan epitel dan lapisan otot polos terdapat lapisan jaringan ikat yang disebut lamina propria. Di sebelah luar lapisan otot juga terdapat lapisan jaringan ikat yang lebih tebal, disebut tunika adventitia, pada bagian apeks dan korpus dan vesika urinaria tertutup oleh peritoneum. Bagian pelvis uretrae mulai dan vesika uninaria sampai pada arkus iskhiadikus. Pada hewan jantan saluran tersebut menerima duktus deferens dan duktus-duktus dan kelenjarkelenjar aksesoria. Baik pelvis uretrae maupun penile urctrae diselubungi oleh lapisan otot seran lintang, yang merupakan lanjutan dan M.bulhokavemosus. Di antara lapisan epitel dan lapisan otot terdapat anyaman dan vena yang membentuk jaringan bersifat kavernosus. Jaringan tersebut, yang terletak di sekitar penile uretra berkembang dengan baik dan disebut korpus kavernosus uretrae. Jaringan kavernosus yang mengelilingi uretrae disuplai oleh darah-darah vena; bulbouretralis, yang terletak di antara kedua krura (radiks) disuplai oleh darah arteri. Mikroanatomi dan fisiologi nefron Nefron adalah unit struktur dari ren, yang meliputi glomerulus, capsula Bowmani, tubulus convolutus proksimal, loop dan Henle dan tubulus convolutus distalis. Tubulus convolutus distalis bermuara pada tubulus collectivus. Glomerulus adalah suatu anyaman kapiler-kapiler darah dan terletak di antara dua arteriola dan epitel kapsula Bowmani. Kapsula Bowmani adalah ujung dari tubulus, buntu, membesar dan menyelubungi sebagian besar dan glomerulus. Lapisan dalam (lamina visceralis kapsula Bowrnani langsung menyelubungi glomerulus (kapiler), sedang lapisan luar (lamina parietalis) melanjutkan diri menjadi tubulus konvulutus proksimalis. Suatu susunan yang terdiri dari lapisan luar dan dalam dari kapsula Bowmani dan glomerulus disebut korpuskula malphigi. Cclah yang (erletak di antara lapisan dalam dan luar dan kapsula Bowmani berhubungan dengan lumen tubulus. Kapsula malphigi adalah suatu membran dimana terjadi proses filtrasi darah. Volume cairan yang melintasi saringan Universitas Gadjah Mada 3

4 tersebut kira-kira 100 x volume urine yang keluar. Supaya proses filtrasi dapat berlangsung dengan baik maka tekanan darah dalam kapiler glomerulus harus relatif tinggi. Baik arteriola aferensia (yang masuk ke glomerulus) dan arteriola eferensia (yang meninggalkan glomerulus) mampu melakukan mekanisme kontraksi otot polosnya atau vasokonstriksi. Mekanisme ini berguna untuk mengatur jumlah darah dan tekanan darah dalarn glomerulus. Bagian anteriola yang akan memasuki glomerulus dikelilingi oleh jaringan yang mempunyai sifat-sifat otot dan epitel, disebut apparatus jukstaglomerularis. Bagian tersebut menghasilkan substansi yang disebut renin (jangan dikacaukan dengan rennin), yang dapat menaikkan tekanan darah. Tiap ren manusia mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Dalam keadaan normal hanya kira-kira ¼ jumlah nefron saja yang bekerja. Bekerja atau tidaknya suatu nefron ditentukan oleh adanya konstriksi arteriola aferensia atau arteriola eferensia. Nefron terdiri atas: korpuskula maiphigi, tubulus convuhitus proksimalis, loop dari Henle dan tubulus convulutus distalis. Kapiler - kapiler darah yang mensuplai bagian-bagian dan nefron berasal dan arteriola eferensia, karena darah dalarn arteriola eferensia telah banyak kehilangan air maka ia menjadi Iebih pekat (tekanan osrnotiknya naik), sehingga dengan dernikian ia lebih rnudah rnereabsorbsi air yang ada di dalam tubulus. Tubulus konvulutus proksimalis, adalah bagian dan nefron yang paling panjang dan berkelok-kelok. Ia rnenyusun sebagian besar dan jaringan korteks. Tubulus tersebut dindingnya tersusun oleh sel - sel berbentuk koluinner atau kuboid dan mempunyai zona striata yang disebut brush border pada permukaan bebasnya. Brush border ini serupa dengan sel-sel yang bersifat absorptive dari intestinum tenue. Bagian proksimal mungkin n.eugabsobsi sebagian besar konstituen filtrat glorneruler yang masih diperlukan oleh tubuh, antara lain ± 7/8 dan jurnlah NaCI dan air yang ada di dalam tubulus. Hal ini dimungkinkan karena darah di dalam kapiler sekitar tubulus telah menjadi pekat, karena darah tersebut berasal dan arteriola eferensia. Disamping reabsorbsi yang bersifat selektif terhadap filtrat glomeruler sel-sel tubulus proksirnalis berfungsi untuk memekatkan dan mengekskresikan metaholit (waste product) dari darah ke cairan yang melintasi lumen tubulus. Loop dan Henle terletak di antara tubulus convulutus proksimalis dan distalis dan berbentuk huruf M. Pars descendens, tipis dan pafljangrlya bervariasi, menuju ke bagian medulla kemudian kembali sebagai pars yang berdinding relatif lebih tebal daripada pars descendens. Pars descendens tersusun oleh sel - sel epitel squamous simpleks sedang pars ascenders oleh sel sel epitel kuboid. Loop dari Henle mengandung urine pekat, terutama pada bagian bawah (dekat atau di dalam medulla) oleh adanya mekanisme counter current. Universitas Gadjah Mada 4

5 Tubulus convulutus distalis adalah lebih pendek dan kurang berkelok-kelok jika dibandingkan bagian proksimal. Tubulus ini terletak di antara ujung pars ascendens dan tubulus collectives. Tubulus collectivus initialis disebut arched tubules, bermuara pada straight collecting tubules di bagian korteks. Setiap straight tubule menerirna beberapa arched tubule sebelum memasuki medulla, Beberapa straight tubule satu sama lain bergabung menjadi duktus papillaris (pada suatu zona bagian dalam dari medulla) yang akhirnya bermuara pada pelvis renis. Sel sel duktus kolektivus adalah kuboid pada arched tubule dan makin ke arah distal secara gradual berubah menjadi sel epitel kolumner di duktus papillaris. Fungsi Umum Ren Sistein urinaria (sistem uropoetika) mempunyai fungsi untuk sekresi dan merupakan faktor penting dalarn hal memelihara homeostasis (konstannya internal environment) seperti keseimbangan air, ph, tekanan osmotik, kadar elektrolit dan kadar substansi-substansi lainnya. Pengaturan tersebut adalah dengan cara menyaring sejumlah besar air dan molekul-molekul kecil melalui glomerulus. Sejumlah tertentu dan masing - masing substansi kemudian diabsorbsi secara pasif (dengan tenaga diffusi dan osmose), maupun secara aklif oleh sel-sel tubulus. Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi ren adalah : komposisi darah, tekanan darah arterial, hormon hormon dan saraf. Yang dimaksud dengan komposisi darah ialah konsentrasi relatif protein plasma, dan konsentrasi substansi individuil spesifik. Pengenceran protein plasma biasanya mengakibatkan diuresis (ekskresi urina naik). Ikut dalam proses ekskresi adalah air, natrium, klorida, bikarbonat. Tekanan osmose darah yang rendah akan menghambat pembebasan antidiuretic hormone (ADH) dan neurohipofise. Sebaliknya tekanan osmose yang tinggi akan menghamhat ekskresi urina, karena adanya pembebasan ADH. Walaupun ada kenaikan produk melabolisme atau suntikan sesuatu substansi namun komposisi darah selalu konstan, karena adanya kenaikan ekskresi urina serta substansi tersebut. Dengan perkataan lain: kenaikan kadar sesuatu zat dalam darah cenderung untuk meningkatkan ekskresi zat tsb. Ekskresi dalam jumlah besar dan sesuatu substansi yang larut dalam proses tsb adalah hilangnya Na dan Cl. Telah banyak ekspenimen dilakukan, yaitu respon atau reaksi ren terhadap pemberian bermacam macam substansi pada bermacam macam hewan. Universitas Gadjah Mada 5

6 Antidiuretic hormone (ADH) ADH adalah homon antidiuretik yang berasal dan netirohipofise, merupakan hormon yang secara normal mempunyai pengaruh terbesar pada ginjal. ADH berpengaruh pada tubulus bagian distal, ia meningkatkan reabsorbsi air. Reabsorbsi ini disebut active reabsorption atau faculative reabsorption, disebabkan karena rneningkatnya permeabilitet pada tubulus convulutus distalis dan kemungkinan juga tubulus collektivus. Reabsorbsi air oleh tubulus proksimalis disebut passive reabsorbtion atau obligatory reabsorption dan merupakan reabsorbsi sebesar kira-kira 85% dan filtrat glomeruler. Sisanya sebesar 15% disebabkan oleh pengaruh ADH. Osmoreceptor adalah struktur yang terdapat pada hipotalarnus. Struktur ini menyebabkan terbebasnya ADH dari glandula pituitari posterior, apabila tekanan osmotik dalam darah arteri karotis interna menjadi sangat tinggi. Mekanisme ini membantu menahan air yaitu dengan peningkatan reabsorpsi air dan mengakibatkan urine jadi lebih kental. Stres dan obat-obat tertentu juga menstimulir pembebasan ADH dari neurohipofisis. Obat-obat ini termasuk asetilkholin, nikotin, adrenalin, dan barbiturat. Hormon-hormon korteks adrenal mempunyai pengaruh yang agak jelas pada hewanhewan yang mengalami adrenalektomi, tetapi pengaruh tersebut sulit ditentukan pada hewan normal oleh karena adanya pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan oleh glandula adrenal dan hewan yang masih utuh. Filtrat Glomeruler Filtrat glomertiler merupakan cairan dari darah dalam glomerulus yang melintasi endothelium kapiler glomerulus dan epitelium squamosa simpleks yang membentuk lapisan visceralis dan kapsula Bowman, ke dalam lumen kapsula Bowman. Air dan sebagian besar molekul yang lebih kecil dari ukuran kolloid dapat difiltrasi dari plasma darah dan membentuk filtrat glomeruler. Sel - sel darah, protein kolloid, dan lemak secara normal tidak melintasi membran tersebut. Jumlah filtrat glomeruler yang dihasilkan tergantung pada tekanan filtrasi yang merupakan hasil selisih antara tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan tekanan osmotik yang ada di dalam kapiler glomerulus dan dalam lumen kapsula Bowman. Pada manusia, tekanan normal dalam kapiler glomerulus kira-kira 57 mmhg, sedangkan tekanan dalani kapsula Bowman kira-kira 10 mmhg. Tekanan osmotik kolloid dalam kapiler kira-kira 28 mmhg, oleh karena molekul-molekul yang ukurannya besar (kebanyakan adalah protein) tidak akan melintas membran glomeruler. Tekanan osmotik Universitas Gadjah Mada 6

7 kolloid dalam kapsula Bowman mendekati nol, karena secara normal kolloid tidak masuk ke dalam kapsula Bowman. Tekanan osmotik yang timbul karena rnelintasnya secara bebas molekul-molekul ukuran kecil melalui membran glomeruler, pada dasarnya adalah sama di dalam kapiler dan dalam kapsula Bowman; dengan demikian tekanan osmotik ini tidak masuk dalam perhitungan tekanan filtrasi. Tekanan (hidrostatik) darah dalam glomerulus (57 mmhg) cenderung memaksa cairan dan glomerulus masuk ke dalam kapsula Bowman. Tekanan osmotik kolloid dalam glomerulus (28 mml-lg) dan tekanan (hidrostatik) darah dalam kapsula Bowman (110 mmhg) keduanya cenderung menentang aliran cairan dan lomerulus ke dalam kapsula Bowman. Selisih tekanan akhir (57 mmhg 38 mmhg) adalah 19 mmhg dan merupakan tekanan filtrasi yang mendesak cairan dan glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Jumlah filtrat glomeruler berbanding lurus dengan tekanan filtrasi. Setiap perubahan yang mengakibatkan berubahnya tekanan filtrasi otomatis akan mempengaruhi jumlah filtrat. Meningkatnya tekanan darah umum akan menyebabkan peningkatan tekanan glomeruler dan akibatnya filtrasi meningkat. Peningkatan tekanan glomeruler juga terjadi apabila arteriole eferen dalam keadaan konstriksi dan arteriole aferen tetap terbuka. Masuknya air yang berlebihan akan mengencerkan darah dan merendahkan tekanan osmotik. Pengaruh turunnya tekanan osmotik kolloid glomeruler akan meningkatkan tekanan filtrasi, dan mengakibatkan filtrat glomeruler lebih banyak jumlahnya. Keseimbangan Kimia Tubulus proksimal menyerap kembali kira-kira 85% air, sodium, klorit dan bikarbonat. Cairan yang meninggalkan tubulus proksimal mempunyai ph sebesar kira kira 7,4. Ia mengandung sodium, klorit dan bikarbonat dalam konsentrasi yang kira-kira sama seperti yang ada di dalam plasma. Cairan ini hampir isotonik dengan plasma darah. Konsentrasi glukosa dalam darah hampir selalu lebih tinggi dan konsentrasi glukosa dalam urine meskipun glukosa dapat melintasi membran glomeruler. Sesungguhnya adanya glukosa di dalam urine pada umumnya adalah abnormal. Fakta-fakta ini memberikan implikasi suatu transpor aktif glikosa dan lumen tubulus kembali ke darah. Mekanisme reabsorbsi ini tidak diketahui dengan betul, tetapi tempat transpor berlangsung diketahui yaitu sel sel dan tubulus proksimal. Tubulus distal merupakan tempat reabsorbsi sodium, yang dapat berlangsung tanpa adanya reabsorbsi air yang bersangkutan, sehingga dengan demikian konsentrasi sodium plasma dapat lebih tinggi daripada konsentrasi sodium urine. Universitas Gadjah Mada 7

8 Ion - ion sodium dapat ditukar dengan hidrogen, potasium, atau ion - ion amonium oleh sel-sel tubulus distal. Apabila sebuah ion sodium direabsorbsi akan diikuti oleh anion atau ditukar dengan kation lainnya. Pertukaran ion sodium dengan hidrogen atau amonium akan terbentuk urine asam, terjadi pada bagian distal dan nefron. Konsentrasi hipertonik urine, juga terjadi pada tubulus distal dan kemungkinan juga ada tubulus collectivus. PH urine tergantung pada jumlah dan bermacam-macain ion dalam urine. Meningkatnya bikarbonat, menyebabkan bertambah besarnya sifat basa (alkalinitet) dari urine. Pada urine asam dengan ph kurang dan 6, mengandung asam yang titratable, ion-ion amonium telapi tidak mengandung ion-ion bikarbonat. Tubulus renalis mempunyai kemampuan menghasilkan amonia (NH3) dengan cara deaminasi glutamine. Amonia tersebut melintasi dinding tubulus ke dalam lumen dan menjadi ion - ion amonium (N1-14) yang tidak berdifusi kembali melewati epitelium tubulus. Kation yang cukup besar jumlahnya dalam urine asam adalah amonium. Reabsorbsi bikarbonat merupakan suatu metode pengaturan asidosis dan alkalosis yang penting. Urine basa dengan ph di atas 7 mengandung bikarbonat tetapi tidak mengandung asam yang titratable ataupun amonium, tetapijuga mengandung sodium dan potasium. Diuresis (secara sederhana) nenipakan suatu peningkatan jumlah urine. Ini dapat disebabkan oleh suatu peningkatan level plasma dan suatu komponen urine atau Iebih termasuk air. Water dieresis terjadi apabila tekanan osmotic plasma berkurang sampai satu level yang tidak akan menstimulir terbebasnya ADH. Sejumlah besar substansi selainnya air ditahan dalam larutan atau tidak dapat disekresikan. Reabsorbsi dan Sekresi Ginjal secara langsung mengatur volume dan komponen cairan ekstraseluler tubuh dan secara tidak langsung mengatur komposisi cairan intraseluler. Dengan masuknya air dan solutus (disolved substance) dalam jumlah yang banyak, maka komposisi dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan konstan. Transpor air dan pelintasan substansi-substansi melalui sel-sel tubuler ini merupakan aktivitas utama dan ginjal. Apabila material tersebut diangkut dan lumen tubulus ke cairan interstitiil, maka proses tersebut disebut reabsobsi. Dan apabila material tersebut diangkut ke lumen tubulus, maka proses tersebut disebut sekresi. Universitas Gadjah Mada 8

9 Biasanya substansi-substansi yang difiltrasi dan masih digunakan tubuh dikembalikan ke dalam sirkulasi, telapi sejumlah besar dari substasi-substansi ini dan substansi-substansi yang tidak berguna diekskresikan dalam urine dan tidak direabsorbsi. Substansi yang normalnya terdapat dalam darah dalam persentase yang tertentu disebut substansi ambang (threshold substances), karena itu setiap kelebihan di atas nilai ambang tersebut dieskresikan ke dalam urine. Semua substansi-substansi dalam filtrat glomeruler sampai batas nilai ambang akan direabsorsi oleh tuhulus; dan jumlah yang melebihi ambang tersebut diekskresikan. Substansi-substansi ambang (threshold subsiances), temasuk sodium, potasium, kalsium, klorit dan glukosa. Substansi-substansi non threshold tidak direabsorbsi sama sekali oleh tubulus karena mereka secara normal tidak ditemukan dalam darah. Renal Clearance Renal clearance merupakan suatu ukuran jumlah plasma darah yang dibersihkan dari suatu substansi dalam satu menu. Inulin merupkan suatu polisakharida yang berguna sebagai pembanding mengenai renal cleurance-nya substansi-substansi lainnya, karena ia dengan mudah difilirasikan melewati glomeruli dan tidak diabsorbsi ataupun disekresikan oleh tubulus. Setiap substansi dengan renal clearance yang lebih tinggi dan inulin pasti disekresikan oleh lubulus dan juga difilirasikan melewali glomeruli. Apabila renal clearance tersebut lebih kecil dari renal clearance inulin, maka substansi tersebut pasti direabsorbsi oleh tubulus. Apabila suatu substansi direabsorbsi dengan sempurna, maka renal clearance-nya adalah nol. Semakin besar jumlah substansi yang diekskresikan, maka semakin tinggi renal clearance-nya. Mikturisi Mikturisi merupakan istilah untuk ekspulsi urine dan vesika urinania: Hal ini secara normal merupakan suatu aktivitas refleks yang menstimulir teregangnya vesika urinaria oleh aliran konstan urine melewati ureter. Vesika uninaria menampung. aliran urine sedikit demi sedikit sampai tekanan menjadi cukup tinggi untuk menstimulir pusat refleks di medulla spinalis, yang selanjutnya akan mengirimkan rangsangan yang menyebabkan kontraksinya otot dinding vesika urinaria dengan perantaraan nervus parasinipatis sakralis. Meskipun demikian, refleks pengosongan vesika urinaria dapat dicegah dengan cara sadar. Spingter eksternal yang melingkari leher vesika urinaria dapat juga dikontraksikan secara sadar. Universitas Gadjah Mada 9

10 Patologi Pada Sistem Uropoetika Nefrilis merupakan istilah umum untuk radang ginjal. Semua atau bagian manapun dan nefron, jaringan ikat atan pembuluh ren dapat dipengaruhi. Jalannya nefritis dapat akut atau kronis. Nefrosis menunjukkan sakit ginjal yang menyangkut degenerasi tubulus, dan mengakibatkan kandungan albumin yang rendah dalam darah, albumin dalam urin (albuminunia) dan oedema (cairan yang berlebihan dalam jaringan). Nefrosis dapat terjadi karena kerusakan tubulus yang disebabkan oleh toksin seperti garam-garam dan logam berat. Uremia (urine dalam darah) dapat terjadi pada penyakit ginjal tersebut tidak mampu mengeluarkan sejumlah cukup elemen-elemen urine dan darah. Hewan yang menderita uremia menimbulkan bau urine dan udara pernapasan dan kulit. Uninamy calculi juga disebut urolithiasis atau secara sederhana disebut batu ginjal, merupakan pemadatan elemen urine (concrelions) yang ditemukan pada bagian-bagian dan sistem urinania. Mereka dapat berpangkal pada pelvis ginjal dan menyumbat jalan urine yang melewati ureter, atau mereka dapat tumbuh pada vesika urinaria sehingga mengganggu jalannya urine yang melewati uretra. Hewan-hewan dengan fleksura. sigmoidalis penis misalnya sapi, domba dan babi, mudah mendapat gangguan urinary calculi karena kecendrungan batu-batu tersebut untuk menetap pada salah satu bagian lengkungan yang tajam dan uretra. Beberapa faktor penyebab urinary calculi adalah adanya kadar mineral yang tinggi dalam makanan dan air, level vitamin A yang rendah dan rendahnya jumlah air yang masuk (seperti sering kali terlihat pada cuaca dingin). Urolithiasis yang akut (juga disebut water belly) dapat diobati dengan operasi yaitu dengan membuat jalan keluar baru dan uretra ke arah luar. Tentu saja operasi ini menyebabkan hewan tersebut tidak berguna lagi untuk breeding. Tetapi hal ini rupanya bukan suatu problema, karena nyatanya lebih banyak hewan yang dikastrasi daripada yang terlihat menderita kalkuli pada uretra. Obstruksi pada saluran urine akan mengakibatkan hidronefrosis (desfruksi subtansi ginjal dan dilatasi pelvis) apabila dibiarkan dalam waktu yang cukup lama. Radang vesika urinaria disebut cystitis; radang pelvis renis disebut pyelitis; dan radang pelvis ginjal disebut pyelonefritis. Radang-radang ini biasanya disebabkan oleh infeksi yang dibawa oleh aliran darah atau berasai dari luar dengan melewati uretra. Universitas Gadjah Mada 10

11 C. PENTUTUP Topik pokok bahasan ini secara keseluruhan dapat dipahami intisarinya dengan cara mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini: 1. Jelaskan secara singkat fungsi nornal ren 2. Jelaskan fungsi dan bentuk nefron 3. Jelaskan secara singkat fungsi endokrin pada ren 4. Jelaskan secara singkat kemampuan ren mengatur laju filtrasi glomeruler 5. Jelaskan dimana lokasi pembentuk awal urine 6. Jelaskan secara singkat urine dibawa darah ke dalam vesika urinaria 7. Jelaskan mekanisme mikturisi 8. Jelaskan secara singkat faktor kegagalan ren Agar dapat inenilai kemampuan diri dalam memahami setiap materi yang diberikan dalam setiap pokok bahasan (BAB), maka mahasiswa harus dapat menyelesaikan soal-soal latihan tersebut. Seandainya ada kesulitan dapat didiskusikan di dalam kuliah dan dapat melihal kunci cara penyelesaian soal lalihan, yaltu dengan mengikuti petunjuk halaman yang digunakan untuk menyelesaikan soal. Kunci penyelesaian soal latihan (lihat halaman) 1. (6),2. (4),3. (7),4. (7),5. (9),6. (11),7. (12),8. (13). Universitas Gadjah Mada 11

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono SISTEM URINARIA By. Paryono 1 KOMPONEN SISTEM URINARIA GINJAL Bentuk seperti kacang Terletak retroperitoneal cavum abdomen (antara dinding dorsal badan dan peritoneum parietal) pada daerah lumbal superior.

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

Struktur bagian dalam ginjal

Struktur bagian dalam ginjal Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD

M.Biomed. Kelompok keilmuan DKKD SISTEM PERKEMIHAN By: Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed Kelompok keilmuan DKKD TUJUAN PEMBELAJARAN Mhs memahami struktur makroskopik sistem perkemihan (Ginjal, ureter, vesika urinaria dan uretra) dan struktur

Lebih terperinci

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i HISTOLOGI URINARIA dr. Kartika Ratna Pertiwi 132319831 SISTEM URINARIA Sistem urinaria terdiri atas - Sepasang ginjal, - Sepasang ureter - Kandung kemih - Uretra Terdapat pula - Sepasang arteri renalis

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Proses pengeluaran zat 2 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan. 2. Sekresi : yaitu proses

Lebih terperinci

SISTEM URIN (GINJAL)

SISTEM URIN (GINJAL) SISTEM URIN (GINJAL) Pengantar Sistem urin tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Berfungsi membantu terciptanya homeostasis dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Ginjal selain berfungsi

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan

Lebih terperinci

2. Sumsum Ginjal (Medula)

2. Sumsum Ginjal (Medula) 1. GINJAL Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding abdomen. Bentuknya seperti biji

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 1. Organ ekskresi pada manusia yang berfungsi mengubah amonia menjadi urea adalah... Paru-paru Hati Kulit Ginjal Kunci Jawaban : B Pembahasan:

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

11/27/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono

11/27/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono SISTEM URINARIA By. Paryono 1 KOMPONEN SISTEM URINARIA GINJAL Bentuk seperti kacang Terletak retroperitoneal cavum abdomen (antara dinding dorsal badan dan peritoneum parietal) pada daerah lumbal superior.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi - - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BAB III. OBAT YANG BEKERJA PADA GINJAL A. PENDAHULUAN

BAHAN AJAR BAB III. OBAT YANG BEKERJA PADA GINJAL A. PENDAHULUAN BAHAN AJAR BAB III. OBAT YANG BEKERJA PADA GINJAL A. PENDAHULUAN Topik kuliah ini membahas mengenai obat-obat yang bekerja pada ginjal, terutama obat-obat yang dapat meningkatkan volume urine (diuretika).

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer

Lebih terperinci

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fluorida adalah anion monovalen. 13. secara cepat saat lambung kosong dan fluorida sudah mencair. Adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fluorida adalah anion monovalen. 13. secara cepat saat lambung kosong dan fluorida sudah mencair. Adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FLUORIDA Fluorida adalah anion monovalen. 13 Fluorida terdapat pada banyak makanan terutama teh, minuman anggur, dan duri ikan. Fluorida yang dikonsumsi manusia akan diabsorbsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Perkemihan Sistem perkemihan melibatkan kerja beberapa organ yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. 1. Ginjal a. Letak Manusia memiliki 2 buah ginjal. Ginjal

Lebih terperinci

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup Metode : Carik Celup Cara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada dalam urin

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat. 3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016 SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016 Tujuan Pembelajaran: - Mendeskripsikan bentuk/bangun organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia - Mendeskripsikan fungsi sistem ekskresi

Lebih terperinci

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP.

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP. VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP. Sisa-sisa metabolisme zat-zat makanan yang telah diserap oleh dinding usus dikeluarkan dan tubuh organisme melalui berbagai cara. Demikian pula halnya dengan kelebihan elektroht

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hewan akutik yang memilki tulang belakang (vertebrata) yang berhabitat di dalam perairan. Ikan bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp Pendahuluan Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. struktur parenkhim masih normal. Corpusculum renalis malpighi disusun oleh komponen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. struktur parenkhim masih normal. Corpusculum renalis malpighi disusun oleh komponen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perubahan pada Parenkhim Ginjal 4.1.1 Perubahan pada Copusculum Malphigi Ginjal Gambaran kualitatif corpusculum malphigi ginjal pada kelompok tikus normal tanpa

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 Sistem traktus urinarius terdiri

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI)

STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI) MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI) OLEH : drh. Tri Harjana, M.P. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2008 TOPIK I. STRUKTUR GINJAL

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS. dr. Al-Muqsith, M.Si

EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS. dr. Al-Muqsith, M.Si EMBRIOLOGI SISTEM URINARIUS dr. Al-Muqsith, M.Si Sistem Urinarius Asal : mesodermal ridge (mesodermal intermediet), di sepanjang dinding posterior abdomen ( = sistem genitalis ) Awalnya kedua sistem tsb

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER AWAL

LAMPIRAN KUESIONER AWAL LAMPIRAN KUESIONER AWAL Kami dari Mahasiswa Binus University Jenjang S1 jurusan Teknik Informatika Nama : 1) Tria Adrianita Nim : 1) 0900796844 2) Andri Ertanto 2) 0900803824 3) Ahmad Syahda fuadi 3) 0900814613

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Dan Fisiologi Saluran Kencing Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2 buah ginjal, 2 buah ureter, 1 buah vesica urinaria, 1 buah urethra.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi natrium

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : MAN Pinrang Mata Pelajaran Kelas/ Semester : Biologi : XI/2 Pertemuan : 4 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata

Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paruparu, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal..

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang hidup manusia secara langsung atau tidak terpapar bahan kimia. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari diketahui berbahaya. Bahaya

Lebih terperinci

Histologi Sistem Urinarius

Histologi Sistem Urinarius Judul Mata Kuliah : Biomedik I Histologi Sistem Urinarius Alokasi Waktu : 2 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU) : o Membedakan jenis-jenis jaringan yang terdapat dalam tubuh manusia, baik histologik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin 3 TINJAUAN PUSTAKA Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin Ginjal merupakan salah satu organ yang penting bagi makhluk hidup. Ginjal memiliki berbagai fungsi seperti pengaturan keseimbangan air dan

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT)

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) Rina Wijayanti, M. Sc., Apt Disampaikan dalam Kuliah Modul Farmakologi Prodi Farmasi FK UNISSULA Mampu menjelaskan Farmakologi sistem

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Formalin 2.1.1. Definisi Formalin Formalin atau formaldehyde merupakan zat yang tidak berwarna dan mudah terbakar dalam suhu ruangan. Formalin memiliki bau yang menyengat dan

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik Rata-rata kadar Protein hati itik yang diberikan imbangan elektrolit ransum disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Persentase

Lebih terperinci

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt ARTERI Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis Mempunyai dinding yang tebal Mempunyai jaringan yang elastis Katup hanya

Lebih terperinci

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan Bab 7 Sumber: www.gcarlson.com Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang menghasilkan urine. Sistem Ekskresi Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI. Sistem Ekskresi Manusia. Zat sisa yang Diproduksi. Pemecahan Hb. H a t i. Respirasa sel. Deaminasi asam amino. Urea. Asam urat.

SISTEM EKSKRESI. Sistem Ekskresi Manusia. Zat sisa yang Diproduksi. Pemecahan Hb. H a t i. Respirasa sel. Deaminasi asam amino. Urea. Asam urat. SISTEM EKSKRESI Sistem Ekskresi Manusia Zat sisa yang Diproduksi H a t i Pemecahan Hb Respirasa sel Deaminasi asam amino Pemecahan Asam Nukleat Urea Asam urat Pigmen empedu Air Karbondioksida Ginjal Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembusukan 2.1.1 Definisi Pembusukan adalah proses campuran dari proses internal dan external. Proses internal yang terjadi yaitu autolysis yang terjadi pada sel tubuh akibat

Lebih terperinci

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp FISIOLOGI PEMBULUH DARAH Kuntarti, SKp Overview Struktur & Fungsi Pembuluh Darah Menjamin keadekuatan suplay materi yg dibutuhkan jaringan tubuh, mendistribusikannya, & membuang zat sisa metabolisme Sebagai

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem ekskresi untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara pemeriksaan protein dan glukosa urine dan mengetahui kadar protein dan glukosa urine.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN EPITEL) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan Sistem Osmoregulasi Pada Ikan A. Pengertian Osmoregulasi Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.), adalah tanaman yang khas dijumpai di Sumatera Utara, Indonesia. Buahnya umum digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bising dikategorikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bising dikategorikan sebagai salah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bising secara Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suara yang tidak diharapkan dan tidak menyenangkan yang menggangu, atau suara yang diinginkan namun berpotensi menyebabkan

Lebih terperinci

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf Jaringan Tubuh 1. Jaringan Epitel 2. Jaringan Otot 3. Jaringan ikat/penghubung 4. Jaringan Saraf Jaringan Epitel Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup permukaan saluran pencernaan, saluran pada

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA. SMA kelas XI KD 3.9 dan 4.10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA. SMA kelas XI KD 3.9 dan 4.10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA SMA kelas XI KD 3.9 dan 4.10 Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengukur Kurikulum Biologi Yang Dibina Oleh Bapak Masjudi Oleh Dwi Ayu Ningtyas 130341614847

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdiri atas volume urin, persentase ekskresi urin, kerja diuretik, aktivitas diuretik, ph, kadar natrium, dan kalium urin. Selanjutnya, hasil penelitian disajikan

Lebih terperinci

BAB 1. Sistem Ekskresi. A. Struktur Alat Ekskresi pada Manusia B. Kelainan dan Penyakit Sistem Pengeluaran. Bab 1 Sistem Ekskresi Pada Manusia 1

BAB 1. Sistem Ekskresi. A. Struktur Alat Ekskresi pada Manusia B. Kelainan dan Penyakit Sistem Pengeluaran. Bab 1 Sistem Ekskresi Pada Manusia 1 BAB 1 Sistem Ekskresi A. Struktur Alat Ekskresi pada Manusia B. Kelainan dan Penyakit Sistem Pengeluaran Bab 1 Sistem Ekskresi Pada Manusia 1 Peta Konsep ureter Peta Konsep Sistem Ekskresi Sistem Ekskresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Rhodamine B merupakan zat warna golongan xanthenes dyes. Pewarna

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Rhodamine B merupakan zat warna golongan xanthenes dyes. Pewarna BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rhodamine B Rhodamine B merupakan zat warna golongan xanthenes dyes. Pewarna ini terbuat dari dietillaminophenol dan phatalic anchidria dimana kedua bahan baku ini sangat toksik

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. GINJAL

BAB II PEMBAHASAN A. GINJAL BAB I PENDAHULUAN Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja tubuh. Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga menghasilkan zatzat sisa yang tidak

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK

Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK Beberapa Gejala Pada Penyakit Ginjal Anak Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a IKA FK UWK Anatomi & Fisiologi Ginjal pada bayi dan anak Ginjal terletak retroperitoneal (vert T12/L1-L4) Neonatus aterm

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume

Lebih terperinci

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi Bab 1 Sistem Ekskresi pada Manusia Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya? Ekskresi adalah

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Bab 1 Sumber: Seri Pustaka Sains: Tubuh Kita, 2006 Sistem Ekskresi pada Manusia Hasil yang harus kamu capai: memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

respiratorik adalah alkalosis metabolic, sedangkan kompensasi dari alkalosis respiratorik adalah asidosis metabolic dan demikian juga sebaliknya.

respiratorik adalah alkalosis metabolic, sedangkan kompensasi dari alkalosis respiratorik adalah asidosis metabolic dan demikian juga sebaliknya. BAB I PENDAHULUAN Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hydrogen ([H + ]). Pada cairan tubuh asam terus menerus diproduksi dalam metabolisme yang normal. Meskipun terbentuk banyak asam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hipertensi Tekanan darah (Blood Pressure = BP) adalah perkalian antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler perifer (Pheripheral Vascular Resistance

Lebih terperinci

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara DIURETIK & ANTI DIURETIK Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara DIURETIK VOLUME URINE ANTI DIURETIK DIURETIK OSMOTIK PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE DIURETIK DIURETIK

Lebih terperinci

SISTEM CARDIOVASCULAR

SISTEM CARDIOVASCULAR SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208 PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM NIM : J1C111208 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : TAUFIK NOOR KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran)

SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran) SYSTEMA CARDIOVASCULARE (Sistem Peredaran) Fungsi Umum Sistem peredaran berfungsi untuk mengangkut udara pernafasan (O 2 dan CO 2 ), makanan yang telah diserap dan usus halus menuju bagian tubuh yang memerlukan,

Lebih terperinci

Bab 8 Sistem Ekskresi

Bab 8 Sistem Ekskresi Bab 8 Sistem Ekskresi Gambar di samping menunjukkan pasien yang sedang menjalani terapi cuci darah. Cuci darah dilakukan pada pasien yang menderita kegagalan fungsi ginjal, organ yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bladder Retention Training 1.1. Defenisi Bladder Training Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih yang mengalami gangguan ke keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Andaliman Andaliman termasuk tanaman perdu yang tersebar antara lain di India Timur, Nepal, Pakistan Timur, Myanmar, Thailand, Cina, dan Surnatera Utara (Hartley,

Lebih terperinci