BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Hendra Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang hidup manusia secara langsung atau tidak terpapar bahan kimia. Beberapa bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari diketahui berbahaya. Bahaya yang ditimbulkan dari bahan kimia antara lain mengganggu kesehatan maupun mencemari lingkungan. Plastik sangat banyak digunakan untuk kepentingan manusia, sebagai peralatan rumah tangga, bahan pengemas, pipa air, barang mainan anak-anak, dan berbagai peralatan kedokteran atau kesehatan. Selain sangat bermanfaat bagi kepentingan manusia, plastik juga dapat menimbulkan dampak negatif karena mencemari lingkungan dan lambat terdegradasi (Parkhie dan Norcross, 1982 dalam Rumanta et al., 2001). Etil asetat (EtOAc) merupakan bahan kimia dengan produksi melimpah. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai pelarut pada plastik dan pengencer parfum. Etil asetat juga terdapat pada berbagai macam produk, mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga kebutuhan rumah tangga seperti cairan pembersih dan obat anti nyamuk. Setiap produk wewangian mengandung pelarut dan atau pengencer tambahan baik asli maupun sintesis, salah satu yang sering digunakan adalah etil asetat. Etil asetat diketahui dapat menyebabkan sakit kepala, kulit kering dan pecah-pecah, kekurangan darah, kerusakan hati dan ren, peradangan pada mata, dan saluran pernapasan (Anonim, 2008). Ren (ginjal) pada mamal berbentuk seperti kacang merah, terletak di kedua sisi vertebra bagian posterior abdomen bagian atas. Terdapat cekungan, hilus (tempat keluar masuknya pembuluh darah) dan ureter (saluran urin) pada bagian medulla. Bagian pelvis terdapat kaliks mayor dan kaliks minor (Leeson et al., 1985). Ren mempunyai kemampuan kompensasi yang sangat baik bahkan setelah perubahan yang cukup penting pada fungsi dan morfologi, ren dapat mengkompensasi dan berfungsi secara normal sehingga beberapa pengujian penting dilakukan pada interval waktu yang tepat dan berulang kali. Pemeriksaan fungsional dan morfologi ren secara rutin dilakukan sebagai bagian integral dari penelitian toksisitas jangka pendek dan jangka panjang (Lu, 1995). Dalam penelitian di laboratorium, seringkali digunakan mencit sebagai hewan coba. Mencit memiliki siklus reproduksi yang cepat, sistem organ mirip dengan manusia, dan pesebaran luas (Ballenger, 1999). Selain mencit, hewan coba yang sering digunakan untuk pengamatan toksisitas pada ren antara lain anjing, kelinci, dan tikus. Pemeriksaan 1
2 fungsi ren dapat dilakukan dalam berberapa cara misalnya, dengan pengukuran kadar kreatinin, ureum pada serum, plasma, atau urin. Ureum dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Kadar ureum dalam darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi ureum, Kreatinin adalah produk limbah dalam darah yang berasal dari aktivitas otot. Kreatinin disekresikan oleh ren melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasi dalam plasma, dan kadar dalam urin setiap hari relatif sama. Asam urat merupakan senyawa yang keberadaannya dapat mengganggu hasil pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin (Lu,1995). B. Permasalahan Beberapa produk kebutuhan manusia yang menggunakan etil asetat sebagai pelarut produk hasil industri diproduksi sangat melimpah, misalnya pada plastik, parfum, kemasan, dan kebutuhan rumah tangga. Penggunaan bahan kimia sering berakibat pada gangguan kesehatan seperti tidak sengaja terkonsumsi seingga menyebabkan keracunan, dan kematian. Berdasarkan hal tersebut timbul permasalahan, bagaimana efek etil asetat terhadap struktur ren, kadar ureum, kreatinin, dan asam urat mencit (Mus musculus) jantan? C. Tujuan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek akut etil asetat terhadap struktur ren, kadar ureum, kreatinin, dan asam urat mencit (Mus musculus) jantan. D. Manfaat Penelitian ini merupakan uji toksisitas akut. Manfaat dari uji toksisitas akut adalah memberikan informasi mengenai efek yang ditimbulkan setelah pemberian dosis tunggal. Efek yang ditimbulkan seperti kematian, keracunan obat atau bahan (kimia) yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja masuk ke dalam tubuh (Ngatidjan, 2006). Mencit merupakan hewan coba yang sering digunakan pada uji laboratorium. Hasil penelitian yang dilakukan dapat digunakan sebagai uji praklinis toksisitas akut untuk mengetahui pengaruh etil asetat pada ren. 2
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Etil Asetat Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH 3 CH 2 OC(O)CH 3. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat dan sering disingkat EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat (Gambar 1). Etil asetat berwujud cairan tak berwarna dan memiliki aroma khas. Etil asetat diproduksi dalam sklala besar sebagai pelarut dan pengencer (Anonim, 2015). Etil asetat merupakan senyawa polar menengah yang volatil dan tidak higroskopis. Senyawa tersebut merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu ikatan donor ikatan hidrogen karena tidak terdapat proton yang bersifat asam (hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen). Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3% dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutan meningkat pada suhu yang lebih tinggi tetapi tidak stabil dalam air yang mengandung asam atau basa (Anonim, 2015). Gambar 1. Rumus bangun etil asetat (Cotton, 2015) Fungsi utama etil asetat adalah sebagai pelarut dan pengencer yang sering digunakan karena harga yang terjangkau, dan memiliki aroma khas. Penggunaan etil asetat misalnya sebagai pembersih sirkuit dan sebagai penghilang cat kuku (aseton dan asetonitril), pada cat berfungsi sebagai pengeras atau aktifator. Etil asetat juga terdapat pada makanan, parfum, dan perisa buah-buahan. Etil asetat dalam parfum menyebabkan penguapan yang lebih cepat, sehingga hanya menyisakan aroma parfum pada kulit. Sebagai kebutuhan laboratorium, campuran yang menggunakan etil asetat dapat digunakan untuk kromatografi kolom dan ekstraksi. Etil asetat jarang dipilih 3
4 sebagai reaksi pelarut karena rentan terhadap hidrolisis. Etil asetat sangat fluktuatif dan memiliki titik didih 77 o C sehingga mudah menguap dari sampel dengan pemanasan dalam bak air panas dan tersedia ventilasi dengan udara terkompresi (Anonim, 2014). 2. Struktur dan Fungsi Ren Mencit Dalam uji toksisitas akut hewan uji yang digunakan adalah mamal (seperti mencit, tikus putih, dan anjing) satu species (rodensia maupun non rodensia). Hewan coba tersebut mempunyai kesamaan dalam proses fisiologi dengan manusia, ketika dalam lingkungan aklimatisasi yang sama, galur yang jelas, dan dalam umur pertumbuhan. Mencit merupakan hewan coba rodensia yang sering digunakan dalam penelitian. Pada uji praklinis, untuk mengetahui pengaruh suatu zat terhadap organorgan pada manusia mencit digunakan sebagai hewan coba untuk mengetahui respon dari organ-organ yang diberi perlakuan, misalnya pada ren (Ngatijan, 2006). Gambar 2. Struktur anatomis ren (Mescher, 2010) Ren (ginjal) diselubungi oleh suatu kapsula yang dibentuk dari jaringan seperti serabut (Gambar 2). Bagian luar ren tersebut merupakan korteks yang memiliki warna merah kecoklatan, sedangkan di bagian dalam setelah korteks adalah medula. Subtansi yang terdapat di bagian medula terdapat piramida ren yang tampak bergaris-garis dan mempunyai bentuk seperti kerucut. Bagian tengah terdapat celah cekung yang disebut hilum. Hilum merupakan bagian atas saluran ren yang membesar meninggalkan ren. 4
5 Pada hilum, arteri renalis dan saraf masuk kedalam ren sedangkan vena renalis keluar dari ren (Junquiera et al., 1998). Medula secara garis besar dapat dibagi menjadi zona dalam dan luar, yang merupakan petunjuk variasi morfologi dinding tubulus dalam medula. Diantara piramid medula yang berdekatan terdapat perluasan korteks yang disebut kolom ren (Leeson et al., 1996). Gambar 3. Struktur nefron dalam ren (Mescher, 2010) Ren terdiri dari jutaan nefron (Gambar 3). Ren merupakan unit fungsional dan unit struktural. Nefron mengandung dua macam unsur yaitu unsur pembuluh (elemen vaskular) dan unsur epitel. Bagian nefron yang mengandung unsur pembuluh yaitu arteriol, glomerulus, arteriol eferen, dan kapilar peritubular. Bagian nefron yang mengandung unsur epitel yaitu, kapsula Bowman, tubulus proksimal, ansa henle yang terdiri dari saluran yang menurun dan saluran yang naik, tubulus distal, dan saluran pengapung. Dua macam nefron yaitu nefron korteks dan nefron juxtamedullar. Nefron korteks terletak pada bagian korteks dan umumnya ditandai oleh ansa henle yang pendek. Sedangkan nefron juxtamedullar mempunyai glomerulus yang terletak di bagian korteks dekat medulla, dan ansa henle yang panjang menjulur jauh ke dalam medulla (Wulangi, 1990). Ren merupakan organ utama yang melakukan proses ekskresi dan osmoregulasi pada mamal. Beberapa fungsi ren antara lain: 1. Mengekskresikan zat buangan (ureum, asam urat, kreatinin, dan zat lain yang bersifat racun). 5
6 2. Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam tubuh dengan cara membuang kelebihan air sehingga lebih banyak lagi urin yang di ekskresikan (urin encer). Apabila tubuh kekurangan air maka urin yang dihasilkan sedikit (urin pekat). 3. Menjaga tekanan osmosis pada tekanan dengan mengatur ekskresi garam-garam, membuang jumlah garam yang berlebihan dan menahan (retensi) garam bila jumlahnya dalam tubuh berkurang. 4. Mengatur ph plasma dan cairan tubuh, ren dapat mengekskresikan urin yang bersifat basa tetapi dapat pula mengekskresikan urin yang bersifat asam (Wulangi, 1990). Gambar 4. Skema proses filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi pada ren (Wulangi, 1990) Beberapa proses yang terjadi pada ren yaitu, ultrafiltrasi, reabsorbsi selektif, dan sekresi (Gambar 4). Ultrafiltrasi merupakan proses penyaringan semua molekul berukuran kecil seperti air, glukosa, dan ureum plasma darah dalam glomerulus. Hasil filtrasi adalah filtrat di kapsula Bowman yang kemudian dialirkan ke tubulus renalis. Selanjutnya pada reabsorbsi selektif, semua subtansi yang berguna bagi tubuh dan yang diperlukan untuk mempertahankan air dan komposisi garam cairan tubuh akan diambil dari filtrat dan dikembalikan ke dalam darah. Setelah proses reabsorbsi selektif, subtansi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dapat dipindahkan dari darah ke filtrat yang terdapat di tubulus renalis yang disebut sekresi (Wulangi, 1990). 6
7 Kerusakan struktur histologis pada ren umumnya dipengaruhi oleh senyawa yang masuk ke dalam tubuh serta kemampuan ren untuk mengkonsentrasikan subtansi kimia di dalam sel. Apabila suatu zat kimia disekresi secara aktif dari darah ke urin, zat kimia tersebut terlebih dahulu diakumulasi dalam ren, jika subtansi kimia tersebut difiltrasi maka akan melalui membran glomerulus dengan konsentrasi tinggi, akibatnya senyawa toksik akan terakumulasi pada ren dan menyebabkan kerusakan (Lu, 1991). Fibrosis ginjal adalah kelainan yang terjadi akibat inflamasi akut dan merupakan kerusakan ren tahap awal yang nantinya akan berujung pada gagal ginjal. Beberapa histopatologis ginjal lainnya yaitu penyempitan atau pengerutan glomerulus, piknosis, kariolisis, degenerasi melemak, kongesti, hemoragi, dan infiltrasi sel radang. Gagal ginjal pada umumnya bersifat kronik dan irreversibel sehingga upaya pengobatan yang dilakukan tidak berhasil maksimal. ren yang mengalami kelainan fibrosis ginjal akan terbentuk jaringan fibrosa yang banyak mengandung serat kolagen akibat dari kerusakan sel-sel epitel pada ren. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya glomerusklerosis dan kemunculan jaringan fibrosa pada ren (Chatziantoniou, 2005). 3. Kreatinin Kreatinin terbentuk dari zat kreatin. Kreatin terbentuk ketika makanan berubah menjadi energi melalui proses metabolisme. Kreatin tubuh diubah menjadi kreatinin sebanyak 2% setiap hari. Kreatinin sebagian besar disaring oleh ren dan dibuang melalui urin. Kreatinin adalah produk limbah dalam darah yang berasal dari aktivitas otot. Produk limbah ini dibuang dari darah melalui ren, tetapi ketika fungsi ren melambat, tingkat kreatinin akan meningkat. Jumlah kreatinin yang dihasilkan setiap hari bergantung pada massa otot total dari aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot. Kreatinin disekresikan oleh ren melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasi dalam plasma, dan kadar dalam urin setiap hari relatif sama. Kadar yang lebih besar dari normal mengindikasikan gangguan fungsi ren. Peningkatan kadar kreatinin berakibat pada ren seperti gagal ginjal akut dan kronis, nekrosis tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik, pielonefritis, dan kanker kandung kemih (Corwin, 2001). Batasan normal kreatinin relatif sempit. Kadar diatas batasan ini menunjukkan kemampuan ren yang semakin menurun. Terdapat hubungan jelas antara bertambahnya 7
8 kadar kreatinin dengan derajat kerusakan ren, sehingga dapat diketahui berapa kali melalukan pencucian darah. Usia dan jenis kelamin mempengaruhi kadar kreatinin daran dan urin. Pada usia lanjut kadar kreatinin diatas normal yakni 10 mg / dl 15 mg / dl. Umumnya kadar kreatinin wanita lebih rendah daripada pria (Sukandar, 1997). 4. Ureum Ureum berasal dari penguraian protein, terutama yang berasal dari makanan. Ureum berasal dari asam amino yang aminonya telah dipindahkan ke dalam hepar dan difiltrasi pada glomerulus, kemudian diekskresikan kurang lebih 30 g per hari. Menurut Setyaningsih et al. (2013), kadar normal ureum darah adalah 20 mg sampai 40 mg setiap 100 ccm darah, tetapi tergantung pula dari jumlah normal protein yang di konsumsi dan fungsi hepar dalam pembentukan ureum. Sedangkan menurut Nadesul (2009) kadar ureum normal adalah kurang dari 40 mg / dl, jika kadar ureum darah sudah lebih dari 150 mg / dl maka dapat mengalami (uremia) keracunan ureum. Hampir seluruh ureum dibentuk di dalam hepar dari metabolisme protein (asam amino). Ureum berdifusi bebas masuk kedalam cairan intraselular dan cairan ekstraselular. Ureum dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan. Kurang lebih 25 g ureum disekresikan setiap hari pada keseimbangan nitrogen yang stabil. Kadar dalam darah mencerminkan keseimbangan antara produksi dan ekskresi ureum. Kadar ureum lebih tinggi dari rentang normal masih dianggap normal sedangkan kadar rendah dianggap tidak normal karena menunjukkan jumlah protein yang rendah pada makanan atau ekspansi volume plasma. Kadar ureum yang sangat rendah dapat mengindikasikan penyakit hati. Peningkatan kadar ureum tidak selalu mengindikasikan penyakit ginjal, dapat terjadi karena pertambahan usia (Setyaningsih et al., 2013). 5. Asam Urat Asam Urat adalah produk akhir metabolisme purin (adenin dan guanin) yang merupakan konstituen asam nukleat. Asam urat diangkut ke ren oleh darah untuk difiltrasi, direabsorbsi sebagian, dan dieksresi sebagian sebelum diekskresikan melalui urin. Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum (hiperuresemia) bergantung pada fungsi ren, kecepatan metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang mengandung purin. Asam urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urin yang bersifat asam dan dapat berpotensi menimbulkan penyakit batu ginjal. Fungsi ren yang efektif dan kondisi urin yang alkalis diperlukan bila terjadi hiperuresemia. Gout 8
9 merupakan masalah yang sering terjadi akibat hiperuresemia. Kadar asam urat meningkat yang berakibat pada ren yakni, gout, gagal ginjal, dan glomerulonefritis (Al-Ani, 2015). B. Hipotesis Etil asetat yang diberikan secara oral pada mencit (Mus musculus) jantan dengan dosis 0,2622 g / kg BB, 0,7868 g / kg BB, dan 1,049 g / kg BB dapat menyebabkan perubahan struktur histologis ren dan mempengaruhi kadar kreatinin, ureum, dan asam urat dari rentang normal. 9
Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter
Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1
. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan
Lebih terperinciSistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013
Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1
1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama adalah kelompok pasien yang melakukan Hemodialisa 2 kali/minggu,
Lebih terperinciSistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru
Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A
Lebih terperinciCreated by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO
Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan
Lebih terperincia) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan
Lebih terperinciGINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING
Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,
Lebih terperinciM.Nuralamsyah,S.Kep.Ns
M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan fitokimia merupakan suatu metode kimia untuk mengetahui kandungan kimia suatu simplisia, ekstrak ataupun fraksi senyawa metabolit suatu tanaman herbal. Hasil penapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman serbuk instan adalah minuman yang diproduksi oleh suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman tersebut dijual dan dapat ditemukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna
Lebih terperinciHubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik
Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta
1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Proses pengeluaran zat 2 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan. 2. Sekresi : yaitu proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN (Sari, 2007). Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara termasuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parasetamol (asetaminofen) merupakan salah satu obat analgesik dan antipiretik yang banyak digunakan di dunia sebagai obat lini pertama sejak tahun 1950 (Sari, 2007).
Lebih terperinciHISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i
HISTOLOGI URINARIA dr. Kartika Ratna Pertiwi 132319831 SISTEM URINARIA Sistem urinaria terdiri atas - Sepasang ginjal, - Sepasang ureter - Kandung kemih - Uretra Terdapat pula - Sepasang arteri renalis
Lebih terperincibiologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI
15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk minuman sachet, tidak hanya dari kalangan anak-anak tetapi banyak juga remaja bahkan orang tua yang gemar
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan
Lebih terperinciStruktur bagian dalam ginjal
Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan dan minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para pedagang keliling hampir
Lebih terperinci11/28/2011 SISTEM URINARIA. By. Paryono
SISTEM URINARIA By. Paryono 1 KOMPONEN SISTEM URINARIA GINJAL Bentuk seperti kacang Terletak retroperitoneal cavum abdomen (antara dinding dorsal badan dan peritoneum parietal) pada daerah lumbal superior.
Lebih terperinciFUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph
FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data primer berupa gambaran histologi ginjal dan kadar kreatinin hewan coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperurisemia merupakan keadaan meningkatnya kadar asam urat dalam darah di atas normal ( 7,0 mg/dl) (Hidayat 2009). Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan
Lebih terperinci- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi
- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sejak lama secara turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu dari tumbuhan berkhasiat obat ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Wasser, 2002). Polisakarida mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur merupakan sumber terbesar dari produk baru dalam bidang farmasi. Lebih dari itu, jamur memiliki peranan penting dalam pengobatan modern, itu menunjukkan sumber
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer
Lebih terperinciEFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)
EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) Defriana, Aditya Fridayanti, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jus sayuran. Sehingga masyarakat lebih banyak mengkonsumsi minuman
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman kemasan atau disebut juga cup drink tidak hanya berisi air putih biasa tetapi kini berisi minuman berflavor seperti teh, kopi, jus buah, dan jus sayuran.
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208
PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM NIM : J1C111208 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : TAUFIK NOOR KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1 1. Organ ekskresi pada manusia yang berfungsi mengubah amonia menjadi urea adalah... Paru-paru Hati Kulit Ginjal Kunci Jawaban : B Pembahasan:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.
3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata
Lebih terperinciPERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)
PERUBAHAN KADAR UREUM DAN KREATININ PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Tithonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR) SKRIPSI Oleh Febrian Naufaldi NIM 102010101026 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era modernnisasi ini dan berdasarkan perkembangan teknologi yang sangat pesat dan seiring dengan jalannya kebutuhan ekonomi yang semakin besar, Sumber
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil. Jumlah Penurunan Glomerulus Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus musculus L.) setelah diberi perlakuan pajanan medan listrik tegangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan bahan pemanis di dalam bahan makanan dan minuman sudah dimulai sejak berabad-abad yang lalu. Bahan pemanis alami yang sangat umum digunakan adalah
Lebih terperinciBAB VII SISTEM UROGENITALIA
BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal 1. Mekanisme Filtrasi Ginjal Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama digunakan di dunia. Parasetamol merupakan obat yang efektif, sederhana dan dianggap paling aman sebagai
Lebih terperinciMahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan
Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Rhodamine B merupakan zat warna golongan xanthenes dyes. Pewarna
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rhodamine B Rhodamine B merupakan zat warna golongan xanthenes dyes. Pewarna ini terbuat dari dietillaminophenol dan phatalic anchidria dimana kedua bahan baku ini sangat toksik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,
I. PENDAHULUAN Tumbuhan telah digunakan manusia sebagai obat sepanjang sejarah peradaban manusia. Penggunaan tumbuh-tumbuhan dalam penyembuhan suatu penyakit merupakan bentuk pengobatan tertua di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini hampir semua orang lebih memperhatikan penampilan atau bentuk tubuh, baik untuk menjaga kesehatan ataupun hanya untuk menjaga penampilan agar lebih menarik.
Lebih terperinciBAB VIII SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
BAB VIII SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA APA YANG AKAN DIPELAJARI DALAM BAB INI? Organ apakah yang menyusun sistem ekskresi pada manusia? Apa fungsi sistem ekskresi? Dapatkah kamu memberikan contoh penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam
Lebih terperinciAnatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI)
MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI) OLEH : drh. Tri Harjana, M.P. FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2008 TOPIK I. STRUKTUR GINJAL
Lebih terperinciReabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisis Urinalisis merupakan suatu metode analisa untuk mengetahui zat-zat yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine. Urinalisis berasal dari
Lebih terperinciGAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS BETINA (Rattus rattus) YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM JANGKA WAKTU LAMA
GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL TIKUS BETINA (Rattus rattus) YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI DALAM JANGKA WAKTU LAMA TIM PENELITI : 1. NI WAYAN SUDATRI, S.Si., M.Si, 2. IRIANI SEYAWATI, S.Si.,M.Si. 3.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ginjal Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing berukuran satu kepalan tangan, dan terletak tepat di bawah tulang rusuk. Setiap hari kedua ginjal menyaring
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 200 SM sindrom metabolik yang berkaitan dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein, diberi nama diabetes oleh Aretaeus, yang kemudian dikenal
Lebih terperinciSistem Osmoregulasi Pada Ikan
Sistem Osmoregulasi Pada Ikan A. Pengertian Osmoregulasi Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rutin, dengan waktu dan cara yang tepat. 2 Kebiasaan menyikat gigi, terutama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit gigi merupakan masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah. 1,2,3 Masalah ini dapat dicegah dengan menyikat gigi secara rutin, dengan waktu
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI. - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler. - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2
SISTEM EKSKRESI 1. Pendahuluan - Pengertian Ekskresi - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler 2. Fungsi pokok sistem ekskresi - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2 - Keseimbangan air, garam,
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 Sistem traktus urinarius terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi: Artinya: Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fluorida adalah anion monovalen. 13. secara cepat saat lambung kosong dan fluorida sudah mencair. Adanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FLUORIDA Fluorida adalah anion monovalen. 13 Fluorida terdapat pada banyak makanan terutama teh, minuman anggur, dan duri ikan. Fluorida yang dikonsumsi manusia akan diabsorbsi
Lebih terperinciBAB 1. Sistem Ekskresi. A. Struktur Alat Ekskresi pada Manusia B. Kelainan dan Penyakit Sistem Pengeluaran. Bab 1 Sistem Ekskresi Pada Manusia 1
BAB 1 Sistem Ekskresi A. Struktur Alat Ekskresi pada Manusia B. Kelainan dan Penyakit Sistem Pengeluaran Bab 1 Sistem Ekskresi Pada Manusia 1 Peta Konsep ureter Peta Konsep Sistem Ekskresi Sistem Ekskresi
Lebih terperincikematian sebesar atau 2,99% dari total kematian di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2008). Data prevalensi di atas menunjukkan bahwa PGK
BAB 1 PENDAHULUAN Gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang berpotensi fatal dan dapat menyebabkan pasien mengalami penurunan kualitas hidup baik kecacatan maupun kematian. Pada penyakit ginjal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan bahan alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang dilakukan oleh otot dengan terencana dan berulang yang menyebabkan peningkatan pemakaian energi dengan tujuan untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. coco. Berikut data mortalitas uji pendahuluan: Jumlah Ikan (ekor)
A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Pendahuluan Variasi Kadar Limbah (% vol.) Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh kadar ambang atas (LC 100-24 jam) dan ambang bawah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bising dikategorikan sebagai salah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bising secara Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suara yang tidak diharapkan dan tidak menyenangkan yang menggangu, atau suara yang diinginkan namun berpotensi menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia senantiasa dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Ginjal merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ginjal merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia yang berfungsi dalam proses penyaringan dan pembersihan darah. Ginjal menjalankan fungsi vital sebagai pengatur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal sering disebut buah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya disebelah belakang rongga perut, kanan dan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memiliki komposisi darah kambing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tawas banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam pangan. Tawas paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran. Tujuan penambahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Nilai Rendemen Ekstrak Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3). 2. Deskripsi Organoleptik Ekstrak Ekstrak berbentuk kental, berasa pahit, berwarna hitam
Lebih terperinciDiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa
BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini, pengembangan obat obat baru terus dilakukan dengan upaya untuk meningkatkan potensi obat obatan yang ada. Adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian pesatnya,
Lebih terperinciOBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT : setiap molekul yang bisa merubah fungsi tubuh secara molekuler. NASIB OBAT DALAM TUBUH Obat Absorbsi (1) Distribusi (2) Respon farmakologis Interaksi dg reseptor
Lebih terperinciBab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan
Bab 7 Sumber: www.gcarlson.com Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang menghasilkan urine. Sistem Ekskresi Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren (Arenga pinnata) sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang
Lebih terperinciPERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON
PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON Risya Pramana Situmorang 1, Meidini Martiningsih 2, Tabeta Yuliana 3, Lisa Sandalinggi 4, Noviana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penurunan faal ginjal yang terjadi secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan paling banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non essential trace element
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1
SISTEM EKSKRESI Standar kompetensi : 1. Memahami berbagai system dalam kehidupan manusia Kopetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan system ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Ringkasan
Lebih terperinciMenjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri
Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat obstruksi. Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dapat terpapar logam berat di lingkungan kehidupannya seharihari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup tinggi, kontaminasi dalam makanan, air, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan tersebut yang secara
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dengan berat 1,2 1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa, menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen, dan merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai
TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA
SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nefrolitiasis adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit ini bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obat merupakan suatu bahan atau campuran bahan yang berfungsi untuk digunakan sebagai diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Dan Fisiologi Saluran Kencing Saluran kencing sebagai organ penting dalam ekskresi urin terdiri dari: 2 buah ginjal, 2 buah ureter, 1 buah vesica urinaria, 1 buah urethra.
Lebih terperinci