Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan"

Transkripsi

1 Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan

2 KATA PENGANTAR Kementerian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, yang dalam gerak kegiatannya antara lain merencanakan, menghimpun, mengalokasikan, mengarahkan dan mengerahkan keuangan negara dan mengadministrasikan secara baik dan benar kekayaan negara yang selanjutnya dituangkan dalam tujuh sasaran strategis, yang meliputi: Pendapatan negara yang optimal; Perencanaan dan pelaksanaan belanja negara yang optimal; Pembiayaan dalam jumlah yang cukup, aman, dan efisien bagi kesinambungan fiskal; Utilisasi kekayaan negara yang optimal; Transfer daerah yang adil, transparan, tepat guna dan tepat waktu; Pengelolaan keuangan negara yang akuntabel; dan Industri pasar modal dan jasa keuangan non bank yang stabil, tahan uji dan likuid. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kementerian Keuangan didukung oleh organisasi kantor pusat, instansi vertikal, serta unit pelaksana teknis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan didukung oleh kurang lebih orang pejabat dan pegawai per 31 desember 2012 dengan berbagai disiplin ilmu. Jumlah pegawai tersebut termasuk pegawai yang diperbantukan pada kementerian/lembaga/instansi lain, pegawai yang baru ditempatkan kurang dari tiga bulan, dan lain-lain. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan merupakan organisasi yang sangat besar dan heterogen serta merupakan satu-satunya Kementerian yang bersifat holding company type department yang bersifat sangat dinamis dan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap dinamika perubahan lingkungan dan tuntutan publik. Agar organisasi Kementerian Keuangan selalu mampu melaksanakan tugas tersebut secara tepat, efektif dan efisien, serta menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, tuntutan publik, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat, serta memiliki sumber daya manusia yang tepat secara kualitas maupun kuantitas baik di tingkat Kantor Pusat maupun di tingkat wilayah, perlu selalu dilakukan monitoring dan evaluasi di bidang organisasi dan SDM yang berkelanjutan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk memonitor serta mengevaluasi organisasi dan SDM dimaksud adalah Analisis Beban Kerja yang dimaksudkan untuk mengetahui secara lebih objektif tingkat efektivitas dan efisiensi kerja unit, prestasi kerja unit/jabatan serta kebutuhan pegawai. Laporan Hasil Analisis Beban Kerja (ABK) Kementerian Keuangan tahun anggaran 2013 berisi capaian kegiatan pelaksanaan ABK pada seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Pelaksanaan ABK merupakan salah satu Program Penataan dan Penguatan Organisasi dalam Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan yang harus selalu dilakukan oleh seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan secara periodik (tahunan) dan berkelanjutan serta selalu dilakukan monitoring, evaluasi dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan stakeholder serta tuntutan masyarakat. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.01/2013 tentang Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaaan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan i

3 Bidang Analisis Beban Kerja telah dapat menyelesaikan pelaksanaan analisis beban kerja sesuai dengan prinsip, prosedur dan jadwal yang telah ditetapkan berkat adanya komitmen dan kerja sama yang baik dengan Pimpinan dan perwakilan dari masing-masing unit eselon I. Selain itu juga didukung beberapa hal penting antara lain: 1. Pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan telah cukup memahami Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Work Load Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan; 2. Telah teridentifikasinya Daftar Produk/Kegiatan yang relatif lebih lengkap pada setiap unit di lingkungan Kementerian Keuangan; 3. Beberapa produk dan output sebagian besar telah memiliki norma waktu pada setiap tahapan proses penyelesaian suatu pekerjaan dan/atau norma waktu pelayanan yang pada umumnya telah sesuai dengan kondisi di lapangan; 4. Beberapa unit eselon I dalam pelaksanaan analisis beban kerja telah menggunakan aplikasi analisis beban kerja yang memudahkan pelaksanaan analisis beban kerja. Dengan demikian, diharapkan hasil ABK ini dapat memberikan gambaran/informasi yang lebih objektif, akurat dan komprehensif mengenai kebutuhan pegawai baik kualitas maupun kuantitas, tingkat efektivitas dan efisiensi kerja, prestasi kerja unit/jabatan, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan Pimpinan dalam merumuskan dan menentukan kebijakan yang lebih tepat mengenai penataan organisasi, Sumber Daya Manusia, tata laksana, dan bidang proses bisnis lainnya, sehingga tujuan untuk meningkatkan performance dan good governance di lingkungan Kementerian Keuangan serta meningkatkan mutu pelayanan dan kepercayaan pada masyarakat dapat tercapai. Jakarta, Agustus 2013 Sekretaris Jenderal Kiagus Ahmad Badaruddin NIP Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan ii

4 RINGKASAN EKSEKUTIF Kementerian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara, yang dalam gerak kegiatannya merencanakan, menghimpun, mengalokasikan, mengarahkan dan mengerahkan keuangan negara dan mengadministrasikan secara baik dan benar kekayaan negara yang selanjutnya dituangkan dalam tujuh sasaran strategis, yang meliputi: Pendapatan negara yang optimal; Perencanaan dan pelaksanaan belanja negara yang optimal; Pembiayaan dalam jumlah yang cukup, aman, dan efisien bagi kesinambungan fiskal; Utilisasi kekayaan negara yang optimal; Transfer daerah yang adil, transparan, tepat guna dan tepat waktu; dan Pengelolaan keuangan negara yang akuntabel. Dalam melaksanakan tugas tersebut Kementerian Keuangan sangat dinamis dan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap dinamika perubahan lingkungan dan tuntutan publik. Untuk itu, Kementerian Keuangan harus selalu melakukan perubahan dan penyempurnaan organisasi, tatalaksana dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, tuntutan publik, dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat. Untuk melaksanakan hal tersebut, Kementerian Keuangan melakukan program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan pada seluruh unit organisasi, baik kantor pusat, instansi vertikal maupun unit pelaksana teknis di daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.01/2013 tentang Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaaan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2013 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 54/KMK.01/2013 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat Kementerian Keuangan Tahun Anggaran Salah satu kegiatan dalam Program Reformasi Birokrasi tahun 2013 dimaksud adalah Analisis Beban Kerja (ABK). ABK merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi organisasi agar mampu melaksanakan tugas secara tepat, efektif dan efisien serta mewujudkan SDM yang tepat, baik kualitas maupun kuantitas, baik pada tingkat Kantor Pusat maupun tingkat wilayah. Pelaksanaan analisis beban kerja tersebut dilakukan untuk mengetahui secara lebih objektif mengenai kebutuhan pegawai, tingkat efektivitas dan efisiensi kerja jabatan/unit, serta prestasi kerja jabatan/unit. Pengukuran beban kerja di Kementerian Keuangan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Beban Kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan. Proses kegiatan Analisis Beban Kerja dimulai dari persiapan, kemudian pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengolahan data dan presentasi masing-masing unit eselon I yang diwakilkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal/Sekretaris Inspektorat Jenderal/Sekretaris Badan di hadapan Ketua dan Anggota Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Pusat, serta penyusunan laporan ABK. Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan iii

5 Pelaksanaan ABK tahun 2013 dilakukan secara menyeluruh pada: 1. Sebelas kantor pusat unit organisasi Eselon I, yaitu Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB), Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Inspektorat Jenderal, Badan Kebijakan Fiskal, dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK); 2. Seluruh Instansi vertikal di lingkungan DJP, DJBC, DJPB, dan DJKN; 3. Seluruh Unit Pelaksana Teknis di lingkungan DJP, DJBC, dan BPPK. Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data pada Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan memiliki beban kerja sebanyak ,05 orang jam dengan rincian seperti pada Tabel 1: No Unit Organisasi Tabel 1 Hasil Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan Jumlah Beban Kerja Unit Jumlah Kebutuhan Pegawai/Pejabat Jumlah Pejabat/Pegawai yang ada +/- EU PU Ket (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Sekretariat Jenderal , ,09 A Sangat Baik 2 Direktorat Jenderal Anggaran , ,14 A Sangat Baik 3 Direktorat Jenderal Pajak *) , ,15 A Sangat Baik 4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai *) , ,14 A Sangat Baik 5 Direktorat Jenderal Perbendaharaan *) , ,96 B Baik 6 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara *) , ,02 A Sangat Baik 7 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan , ,14 A Sangat Baik 8 Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang , ,10 A Sangat Baik 9 Inspektorat Jenderal , ,11 A Sangat Baik 10 Badan Kebijakan Fiskal , ,09 A Sangat Baik 11 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan , ,09 A Sangat Baik JUMLAH Ket: *) Mengambil data secara populasi di seluruh kantor vertikal , ,11 A Sangat Baik Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan Kementerian Keuangan memiliki jumlah beban kerja sebesar ,05 orang jam, kebutuhan pegawai/pejabat sebanyak orang, sedangkan jumlah pegawai/pejabat yang ada sebanyak orang, sehingga terjadi kekurangan pegawai sebanyak orang dengan tingkat efisiensi unit (EU) 1.11 dan prestasi unit (PU) A dengan kualifikasi sangat baik. Dari 11 unit Eselon I, sepuluh unit Eselon I terjadi kekurangan pegawai sebanyak orang, sedangkan satu unit lainnya yaitu Direktorat Jenderal Perbendaharaan terjadi kelebihan 340 orang. Kekurangan pegawai pada Ditjen Pajak terutama terdapat pada level staf (pelaksana, account representative) dan fungsional pemeriksa pajak yang tersebar pada KPP dan Kanwil yang merupakan ujung tombak dari Kementerian Keuangan yang berhubungan langsung dengan wajib pajak/masyarakat. Adapun bidang yang masih kekurangan pegawai adalah administrasi, pengawasan dan konsultasi, analisis dan perumusan kebijakan serta penegakan hukum. Selain itu, Analisis beban kerja yang dilakukan pada seluruh UPT di lingkungan Ditjen Pajak (PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP) menunjukkan bahwa secara total UPT mempunyai beban kerja yang relatif kecil dibandingkan dengan seluruh organisasi di lingkungan DJP. Hal ini disebabkan UPT merupakan unit baru yang mendukung penyediaan data dan pengolahan data SPT baik badan maupun orang pribadi yang akan digunakan untuk Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan iv

6 menggali potensi penerimaan pajak bagi KPP yang sampai saat ini baru mencakup sebagian wilayah kerja DJP. Pada masa yang akan datang, apabila UPT tersebut sudah mencakup seluruh wilayah kerja DJP, beban kerja UPT akan semakin bertambah berat dan kompleks. Sedangkan pada Ditjen Bea dan Cukai, kekurangan pegawai pada kantor pusat disebabkan antara lain karena meningkatnya beban kerja kegiatan yang terkait dengan penindakan yaitu pengawasan impor, ekspor, serta larangan dan pembatasan, kegiatan penetapan klasifikasi melalui BPIB, KPU, Kantor Wilayah DJBC dan KPPBC, kegiatan terkait bimbingan teknis impor, sosialisasi dan pelaksanaan audit lapangan, distribusi barang dan penghapusan BMN, dan pembuatan aplikasi besar misalnya Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat (SIPUMA), Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi II (SAC-S II), Modul Penerimaan Negara (MPN), Sistem Aplikasi Piutang dan Pengembalian (SAPP) dan SIMPEG, serta pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ). Sedangkan untuk instansi vertikal, kekurangan pegawai rata-rata adalah pada level pelaksana dan pemeriksa. Hal ini dipengaruhi diantaranya oleh SDM yang ditempatkan dalam jabatan pelaksana tertentu memiliki tingkat pendidikan yang kurang sesuai dengan persyaratan jabatannya sehingga pelaksanaan tugas menjadi kurang optimal, luasnya daerah pengawasan sehingga dibutuhkan lebih banyak pegawai, keterbatasan sarana transportasi untuk menjangkau daerah-daerah dimana dilaksanakannya kegiatan pemeriksaan barang maupun untuk melakukan pengawasan, minimnya pegawai wanita khususnya di bandara-bandara internasional guna keperluan pemeriksaan badan atau keperluan yang lainnya, banyaknya Kawasan Berikat yang selama ini dikerjakan secara rangkap oleh pegawai Bea dan Cukai sedangkan kegiatan di Kawasan Pabean 24 jam, sistem pelayanan 247 (dua puluh empat jam tujuh hari kerja) untuk kantor tertentu seperti Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, KPPBC Soekarno Hatta, PSO Bea Cukai Pantoloan, KPU Batam dan lain sebagainya. Hasil analisis beban kerja kantor pusat DJKN menunjukkan adanya peningkatan jumlah beban kerja dibandingkan dengan tahun kemarin. Peningkatan beban kerja kantor pusat DJKN antara lain disebabkan oleh banyaknya kajian peraturan dan kegiatan pembinaan mengenai kebijakan terkait pengelolaan dan penatausahaan BMN kepada K/L maupun kantor vertikal DJKN, tindak lanjut atas temuan BPK terkait IP BMN, dan Layanan bantuan hukum telah dilaksanakan 19 kali pendampingan perkara dan 36 kali gelar perkara. Sedangkan pada instansi vertikal DJKN, peningkatan beban kerja disebabkan adanya beban kerja yang cukup tinggi pada pelaksanaan lelang dan kegiatan rekonsiliasi BMN. Selain itu, kegiatan yang sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya antara lain: a. tindak lanjut paska Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 77/PUU-IX/2011 terkait uji materi Pasal 4, Pasal 8, dan Pasal 12 ayat (1) UU No 49/1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN). Putusan tersebut menyatakan Piutang BUMN/BUMD bukan merupakan piutang negara, sehingga pengurusan pitang negara yang berasal dari BUMN/BUMD tidak dapat lagi dilaksanakan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada kantor vertikal di lingkungan DJKN atas putusan tersebut antara lain pengembalian Berkas Kasus Piutang Negara/BKPN pada BUMN/BUMD khususnya perbankan yang masih diurus serta rekonsiliasi dan validasi data BKPN oleh KPKNL dengan penyerah piutang (jumlah debitur, nilai penyerahan, jumlah angsuran, dan saldo hutang. Rekonsiliasi tersebut mencakup seluruh berkas yang berstatus aktif, Piutang Sementara Belum Dapat Ditagih (PSBDT), lunas, dan penarikan); Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan v

7 b. pelaksanaan Inventaris Penilaian (IP) Aset Tetap sebagai tindak lanjut temuan BPK atas LKPP tahun Temuan BPK tersebut terkait dengan pengelolaan kekayaan negara terutama penyelesaiaan IP BMN eks BPPN. Secara umum, hasil perhitungan ABK tingkat Kantor Pusat DJPB menggambarkan bahwa seluruh unit eselon II mengalami kekurangan pegawai dengan efektivitas unit rata-rata diatas 1. Namun pada instansi vertikal, dari 30 Kanwil DJPB yang dijadikan baseline penyusunan ABK tahun 2012, didapat hasil bahwa mayoritas Kanwil Ditjen Perbendaharaan mengalami kelebihan pegawai. Kanwil Ditjen Perbendaharaan yang mengalami kekurangan pegawai hanya satu Kanwil yaitu Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah yang mengalami kekurangan sebanyak 2 (dua) pegawai. Hal ini disebabkan karena dengan diberlakukannya program assessment KPPN Percontohan yang berlokasi di ibukota propinsi dimana Kanwil Ditjen Perbendaharaan berada, Kanwil Ditjen Perbendaharaan menjadi tempat bertugas yang baru bagi para pegawai di KPPN asal yang tidak memenuhi syarat untuk bertugas di KPPN Percontohan. Selain itu, masih terdapat tugas dan fungsi Kantor Wilayah yang belum dilaksanakan secara optimal, salah satunya adalah pelaksanaan monitoring dan bimbingan kepada KPPN dan satuan kerja yang ada di wilayah kerjanya. Kemudian apabila kegiatan pengumpulan dan pengolahan data beban kerja tahun 2012 tersebut dilihat pada 11 kantor pusat unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan, tampak bahwa kantor pusat Kementerian Keuangan secara total memiliki beban kerja sebanyak ,47 orang jam dengan rincian seperti pada Tabel 2. No Unit Organisasi Tabel 2 Hasil Analisis Beban Kerja Kantor Pusat Kementerian Keuangan Jumlah Beban Kerja Unit Jumlah Kebutuhan Pegawai/Pejabat Jumlah Pejabat/ Pegawai yang ada +/- EU PU Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Sekretariat Jenderal , ,09 A Sangat Baik 2 Direktorat Jenderal Anggaran , ,14 A Sangat Baik 3 Direktorat Jenderal Pajak , ,08 A Sangat Baik 4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai , ,20 A Sangat Baik 5 Direktorat Jenderal Perbendaharaan , ,15 A Sangat Baik 6 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara , ,12 A Sangat Baik 7 Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan , ,14 A Sangat Baik 8 Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang , ,10 A Sangat Baik 9 Inspektorat Jenderal , ,11 A Sangat Baik 10 Badan Kebijakan Fiskal , ,09 A Sangat Baik 11 Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan , ,09 A Sangat Baik JUMLAH , ,11 A Sangat Baik Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, unit eselon I di lingkungan kantor pusat Kementerian Keuangan memiliki jumlah beban kerja sebesar ,47 orang jam, kebutuhan pegawai/pejabat sebanyak orang, serta jumlah pegawai/pejabat yang ada sebanyak orang, sehingga terjadi kekurangan pegawai sebanyak orang dengan tingkat efisiensi unit (EU) 1.11 dan prestasi unit (PU) A dengan kualifikasi sangat baik. Selain melakukan pengukuran beban kerja pada kantor pusat, pengukuran beban kerja juga dilakukan pada unit eselon I yang membawahkan kantor vertikal. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh hasil sebagaimana tampak pada Tabel 3. Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan vi

8 Tabel 3 Hasil Analisis Beban Kerja Kantor Vertikal Kementerian Keuangan No Unit Organisasi Jumlah Beban Kerja Unit Jumlah Kebutuhan Pegawai/Pejabat Jumlah Pegawai/ Pejabat yang ada +/- EU PU Ket (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1 Direktorat Jenderal Pajak a. Kanwil, KPP, KP2KP 49,088, ,588 28,056-4, A Sangat Baik a. PPDDP, KPDDP, KPDE, KLIP 515, A Sangat Baik Jumlah 49,603, ,931 28,380-4, A Sangat Baik 2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai a. Kanwil dan KPPBC 11,565, ,059 7,056-1, A Sangat Baik b. KPU, PSO, BPIB 3,582, ,379 1, A Sangat Baik Jumlah 15,148, ,438 8,881-1, A Sangat Baik 3 Direktorat Jenderal Perbendaharaan a. 30 Kantor Wilayah 2,595, ,723 2, C Cukup b. 5 KPPN di wilayah Jakarta 635, A Sangat Baik c. 37 KPPN A1 Propinsi 2,339, ,553 1, A Sangat Baik d. 31 KPPN A1 Non Propinsi 1,476, , C Cukup e. 103 KPPN A2 3,006, ,994 2, B Baik f. KPPN Khusus Jakarta VI 88, A Sangat Baik Jumlah 10,141, ,731 7, B Baik 4 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara a. 17 Kantor Wilayah 1,230, B Baik b. 70 KPKNL 3,363,330 2,256 2, A Sangat Baik Jumlah 4,593,350 3,152 3, B Baik JUMLAH 79,487, ,252 47,499-5, A Sangat Baik Dari Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa jumlah beban kerja sebesar ,58 orang jam, kebutuhan pegawai sebanyak orang, dan jumlah pegawai yang ada sebanyak orang, sehingga terjadi kekurangan pegawai sebanyak orang dengan efisiensi unit (EU) 1.11 dan prestasi unit (PU) A dengan kualifikasi sangat baik. Selain mengacu pada hasil ABK, pemenuhan kebutuhan pegawai tersebut juga perlu mempertimbangkan antisipasi adanya perubahan struktur dan pembentukan organisasi yang terjadi di Kementerian Keuangan dan pegawai yang telah memasuki masa pensiun serta optimalisasi pelaksanan tugas pada masing-masing unit Eselon I. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan Analisis Beban Kerja memiliki beberapa kendala antara lain selalu berkembangnya organisasi dan tuntutan kebutuhan stakeholders dan masyarakat, belum semua produk yang dihasilkan memiliki standar norma waktu yang akan digunakan di dalam pengukuran beban kerja, serta uraian tahapan proses dalam menghasilkan produk juga masih membutuhkan banyak penyempurnaan karena belum menunjukkan tahapan yang senyatanya dilakukan. Untuk mengatasi kendala tersebut, langkah selanjutnya di dalam pengukuran beban kerja adalah menyusun dan menyempurnakan standar norma waktu. Standar norma waktu, tahapan, dan produk yang telah ditetapkan wajib dilakukan monitoring dan evaluasi untuk disesuaikan dengan perkembangan penyempurnaan organisasi, sistem dan prosedur kerja, peralatan yang mempengaruhi pencapaian hasil kerja, serta perkembangan dan tuntutan stakeholders. Dengan demikian, diharapkan hasil ABK dapat memberikan gambaran/informasi yang lebih objektif, akurat dan komprehensif mengenai kebutuhan pegawai, tingkat efektivitas dan efisiensi kerja jabatan/unit, serta prestasi kerja jabatan/unit, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan Pimpinan dalam menentukan kebijakan yang lebih tepat mengenai penataan organisasi, tata laksana, SDM, dan bidang proses bisnis lainnya, sehingga tujuan untuk meningkatkan performance dan good governance di lingkungan Kementerian Keuangan dapat tercapai. Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan vii

9 Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan viii

10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GRAFIK... xxix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN DAN MANFAAT... 2 C. OBJEK DAN PELAKSANAAN... 2 D. BAGAN PROSES KEGIATAN... 3 BAB II: TEKNIK DAN TOOLS ANALISIS BEBAN KERJA... 5 A. ALAT UKUR... 5 B. WAKTU PELAKSANAAN... 6 C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA... 6 D. TEKNIK PENGOLAHAN DATA... 6 E. STANDAR NORMA WAKTU U... 7 BAB III HASIL ANALISIS BEBAN KERJA KEMENTERIAN KEUANGAN... 9 BAB IV HASIL ANALISIS BEBAN KERJA SEKRETARIAT JENDERAL A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Biro Perencanaan dan Keuangan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Biro Hukum Biro Bantuan Hukum Biro Sumber Daya Manusia Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Biro Perlengkapan Biro Umum Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan ix

11 12. Pusat Investasi Pemerintah Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik Sekretariat Pengadilan Pajak Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Tenaga Pengkaji Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan BMN BAB V HASIL ANALISIS BEBAN KERJA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat Penyusunan APBN Direktorat Anggaran I Direktorat Anggaran II Direktorat Anggaran III Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Direktorat Sistem Penganggaran Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran Tenaga Pengkaji Bidang PNBP BAB VI HASIL ANALISIS BEBAN KERJA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Peraturan Perpajakan I Direktorat Peraturan Perpajakan II Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Direktorat Intelijen dan Penyidikan Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian Direktorat Keberatan dan Banding Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi Sumber Daya Aparatur Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan x

12 13. Direktorat Transformasi Proses Bisnis Tenaga Pengkaji Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJP BAB VII HASIL ANALISIS BEBAN KERJA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Teknis Kepabeanan Direktorat Fasilitas Kepabeanan Direktorat Cukai Direktorat Penindakan dan Penyidikan Direktorat Audit Direktorat Kepabeanan Internasional Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai Tenaga Pengkaji Instansi Vertikal DJBC Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Pangkalan Sarana Operasi Balai Pengujian dan Identifikasi Barang BAB VIII HASIL ANALISIS BEBAN KERJA DITJEN PERBENDAHARAAN A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perbendaharaan Direktorat Pelaksanaan Anggaran Direktorat Pengelolaan Kas Negara Direktorat Sistem Manajemen Investasi Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Sistem Perbendaharaan Direktorat Transformasi Perbendaharaan Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xi

13 BAB IX HASIL ANALISIS BEBAN KERJA DITJEN KEKAYAAN NEGARA A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Barang Milik Negara Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain Direktorat Penilaian Direktorat Lelang Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara BAB X HASIL ANALISIS BEBAN KERJA DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Dana Perimbangan Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah BAB XI HASIL ANALISIS BEBAN KERJA DITJEN PENGELOLAAN UTANG A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Pinjaman dan Hibah Direktorat Surat Utang Negara Direktorat Pembiayaan Syariah Direktorat Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen BAB XII HASIL ANALISIS BEBAN KERJA INSPEKTORAT JENDERAL A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Inspektorat Jenderal Inspektorat I Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xii

14 3. Inspektorat II Inspektorat III Inspektorat IV Inspektorat V Inspektorat VI Inspektorat VII Inspektorat Bidang Investigasi BAB XIII HASIL ANALISIS BEBAN KERJA BADAN KEBIJAKAN FISKAL A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Badan Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral BAB XIV HASIL ANALISIS BEBAN KERJA BPPK A. Tugas dan Fungsi B. Hasil Analisis Beban Kerja Sekretariat Badan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Balai Diklat Keuangan (BDK) Jabatan Fungsional Widyaiswara Pranata Komputer Tenaga Medis BAB XVI PENUTUP A. KESIMPULAN Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xiii

15 B. SARAN GLOSARIUM Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xiv

16 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 DAFTAR TABEL Hasil Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan... iv Hasil Analisis Beban Kerja Kantor Pusat Kementerian Keuangan... vi Hasil Analisis Beban Kerja Kantor Vertikal Kementerian Keuangan... vii Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Kementerian Keuangan... 9 Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Kantor Pusat Kementerian Keuangan... 9 Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal Kementerian Keuangan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Jenderal Tabel 4.2 Spesifikasi atau Kualifikasi Pendidikan Yang Dibutuhkan Tabel 4.3 Sepuluh Produk Sekretariat Jenderal Dengan Beban Kerja Terbesar Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Hukum Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Bantuan Hukum Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Perlengkapan Sekretariat Jenderal Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xv

17 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Tabel 4.21 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Biro Umum Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusintek Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) PPAJP Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pushaka Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) PIP Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Pusat LPSE Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Pengadilan Pajak Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Tenaga Pengkaji Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Kantor Pengelolaan TIK- BMN Sekretariat Jenderal Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Jenderal Anggaran Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Direktorat Jenderal Anggaran Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xvi

18 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10 Tabel 6.1 Tabel 6.2 Tabel 6.3 Tabel 6.4 Tabel 6.5 Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Penyusunan APBN DJA Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Anggaran I DJA Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Anggaran II DJA Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Anggaran III DJA Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat PNBP DJA Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Sistem Penganggaran DJA Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran DJA Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Tenaga Pengkaji Bidang PNBP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Sekretariat Direktorat Jenderal Pajak Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Perturan Perpajakan I DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Perturan Perpajakan II DJP Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xvii

19 Tabel 6.6 Tabel 6.7 Tabel 6.8 Tabel 6.9 Tabel 6.10 Tabel 6.11 Tabel 6.12 Tabel 6.13 Tabel 6.14 Tabel 6.15 Tabel 6.16 Tabel 6.17 Tabel 6.18 Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Intelijen dan Penyidikan DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Keberatan dan Banding DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Kepatuhan Internal dan Transformasi SDA DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Direktorat Transformasi Proses Bisnis DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Teaga Pengkaji DJP Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Aceh Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xviii

20 Tabel 6.19 Tabel 6.20 Tabel 6.21 Tabel 6.22 Tabel 6.23 Tabel 6.24 Tabel 6.25 Tabel 6.26 Tabel 6.27 Tabel 6.28 Tabel 6.29 Tabel 6.30 Tabel 6.31 Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara II Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU)Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Riau dan Kepulauan Riau Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Barat dan Jambi Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Bengkulu dan Lampung Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Pusat Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Barat Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Timur Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Utara Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar Efisiensi Unit (EU), Dan Prestasi Kerja Unit (PU) Instansi Vertikal di Lingkungan Kantor Wilayah DJP Banten Laporan Analisis Beban Kerja Kementerian Keuangan xix

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.07/HK.001/MPEK/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF KEMENTERIAN PARIWISATA DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI Laporan Akhir Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi 2010 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 65 /KMK.01/2010

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN DATA TERPILAH KEMENTERIAN KEUANGAN

PANDUAN PENYUSUNAN DATA TERPILAH KEMENTERIAN KEUANGAN PANDUAN PENYUSUNAN DATA TERPILAH KEMENTERIAN KEUANGAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... 2 BAB I Pendahuluan... 5 1. Latar belakang... 5 2. Pengertian Data Terpilah/Statistik Gender... 6 3. Tujuan Penyusunan Buku

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSKUTIF Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset terbaik se Indonesia " .

IKHTISAR EKSKUTIF Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset terbaik se Indonesia  . KATA PENGANTAR Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mengamanatkan setiap instansi pemerintah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RENCANA STRATEGIS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2006-2010 Sambutan Ketua BPK Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan mempengaruhi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dan bangsa

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Road Map Reformasi Birokrasi

Kata Pengantar. Road Map Reformasi Birokrasi Kata Pengantar P ada tahun 2011, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dahulu Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) telah berhasil menyusun dokumen usulan dan peta jalan (roadmap) reformasi

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08/PRT/M/2010 TANGGAL 8 JULI 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2010-2014

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2010-2014 PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI 2010-2014 MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN

PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUMAS 2011 KATA PENGANTAR DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2013

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2013 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 15/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN

Lebih terperinci

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013 1 KATA PENGANTAR tas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2013. Azas akuntabilitas seperti yang tertuang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

Pembahasan 1 : Gambaran umum kepabeanan dan cukai, hubungan pajak, bea masuk/bea keluar dan cukai.

Pembahasan 1 : Gambaran umum kepabeanan dan cukai, hubungan pajak, bea masuk/bea keluar dan cukai. 1 Pembahasan 1 : Gambaran umum kepabeanan dan cukai, hubungan pajak, bea masuk/bea keluar dan cukai. Sub Bahasan: 1. Pendahuluan 2. Hubungan pajak, bea masuk/bea keluar dan cukai 3. Pengertian 4. Organisasi

Lebih terperinci

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting

b. bahwa Badan Usaha Milik Negara mempunyai peranan penting UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Badan Usaha Milik Negara merupakan

Lebih terperinci

PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang

PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang KATA PENGANTAR Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang merupakan komoditi strategis sebagai sumber pendapatan bagi petani yang memiliki arti dan peran dalam peningkatan kesejahteraan petani. Kacang

Lebih terperinci

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 3 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 3 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 3 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional

Lebih terperinci

Laporan Penelitian BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (BPTSP) DI PROVINSI DKI JAKARTA: PERSPEKTIF KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN.

Laporan Penelitian BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (BPTSP) DI PROVINSI DKI JAKARTA: PERSPEKTIF KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN. Laporan Penelitian BADAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (BPTSP) DI PROVINSI DKI JAKARTA: PERSPEKTIF KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN Kerjasama: Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Foreign and

Lebih terperinci

Efisiensi Energi Pencahayaan Jalan Umum

Efisiensi Energi Pencahayaan Jalan Umum BUKU PEDOMAN : Efisiensi Energi Pencahayaan Jalan Umum Buku I : Pengelolaan Sistem PJU Efisien Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI KATA PENGANTAR Suatu tata pemerintahan yang baik membutuhkan adanya penerapan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Sebagai perwujudan penerapan kedua prinsip tersebut, Direktorat Jenderal Imigrasi

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KONSEP DASAR (GRAND DESIGN) DAN TATALAKSANA Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang

KONSEP DASAR (GRAND DESIGN) DAN TATALAKSANA Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang KONSEP DASAR (GRAND DESIGN) DAN TATALAKSANA Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang KONSEP DASAR (GRAND DESIGN) DAN TATALAKSANA PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENATAAN RUANG Direktorat Jenderal

Lebih terperinci