PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Transkripsi

1 23 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan budidaya kentang yang dilakukan oleh Hikmah Farm meliputi: persiapan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Persiapan Bibit Pembibitan merupakan kegiatan mempersiapkan bahan tanam untuk melakukan budidaya tanaman. Varietas kentang yang diusahakan oleh Hikmah Farm adalah Granola, Atlantik, dan Pinky. Pada tanggal 26 Maret 2008, Hikmah Farm merilis varietas Nadia. Bahan tanam yang digunakan adalah varietas Granola dari Balitsa dan varietas Atlantik dari CV. Danul Fallah, Bogor. Hikmah Farm memperoleh bahan tanam dari Balitsa dengan sistem kerjasama antar kedua belah pihak. Bahan tanam yang digunakan merupakan hasil kultur jaringan. Pengambilan bibit dilakukan pada setiap awal penanaman. Bibit yang diambil diperbanyak dahulu kemudian ditanam sendiri oleh Hikmah Farm. Hikmah Farm memproduksi benih bersertifikat mulai dari generasi ke-0 (G0) sampai generasi ke-4 (G4). Tanaman G0 diperbanyak sendiri oleh Hikmah Farm dengan cara stek. Stek dilakukan dengan memotong bahan tanam sekitar dua daun atau terdapat satu buku, kemudian ditanam pada media arang sekam di dalam greenhouse. Arang sekam bersifat porous, ringan, dan dapat menahan air. Stek yang ditanam tersebut akan menghasilkan umbi G0. Umbi kentang G0 ditanam di screenhouse untuk menghasilkan umbi kentang G1. Umbi kentang G1 ditanam di lapangan untuk menghasilkan umbi kentang G2, begitu selanjutnya hingga diperoleh umbi kentang G4. Umbi kentang G4 yang ditanam akan menghasilkan umbi G5 yang dijadikan sebagai kentang konsumsi. Umbi G5 dapat dijadikan bibit tetapi bersifat lokal karena pada tingkatan generasi yang makin tinggi, peluang terinfeksi virus makin tinggi sehingga potensi hasil semakin menurun.

2 24 Gambar 1. Penanaman Bahan Tanam Hasil Kultur Jaringan Gambar 2. Pembibitan Kentang G0 di Greenhouse Gambar 3. Pembibitan Kentang G1 di Screenhouse Gambar 4. Pembibitan Kentang G2-G4 di Lapangan Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih. Produksi benih kentang bersertifikat diawali dengan pengajuan permohonan kepada BPSBTPH, dilanjutkan dengan beberapa pemeriksaan yang meliputi: pemeriksaan pendahuluan dengan cara mengambil sampel tanah dan memeriksanya di laboratorium. Bila pemeriksaan pendahuluan dinyatakan lulus maka dilanjutkan dengan pemeriksaan pertama saat umur tanaman HST. Bila pemeriksaan pertama lulus maka dilanjutkan dengan pemeriksaan kedua saat tanaman berumur HST. Bila pemeriksaan kedua juga lulus, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan ketiga saat tanaman berumur HST. Pemeriksaan terakhir dilakukan di gudang. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan dan di gudang dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.

3 25 Tabel 2. Standar Toleransi Pemeriksaan Lapangan untuk Sertifikasi Benih Kentang Faktor G2 G3 G4 Isolasi Min 10 m 10 m 10 m Virus Max 0.1 % 0.5 % 2.0 % Layu bakteri Max 0.5 % 1.0 % 1.0 % Busuk daun, Max 10 % 10 % 10 % penyakit lain Campuran varietas lain (CVL) Max 0.0 % 0.1 % 0.5 % Sumber: BPSBTPH, 2003 Tabel 3. Standar Toleransi Pemeriksaan Umbi Kentang di Gudang untuk Sertifikasi Benih Kentang Faktor G2 G3 G4 Busuk coklat dan busuk lunak Max 0.3 % 0.5 % 0.5 % Common scab, black scruff, Max 3.0 % 5.0 % 5.0 % powderg scab, late blight (infeksi ringan) Busuk kering (kecuali infeksi Max 1.0 % 3.0 % 3.0 % ringan) Kerusakan oleh penggerek Max 3.0 % 5.0 % 5.0 % umbi Nematoda bintil akar Max 3.0 % 5.0 % 5.0 % CVL Max 0.0 % 0.1 % 0.5 % Kerusakan mekanik dan Max 3.0 % 5.0 % 3.0 % serangga Sumber: BPSBTPH, 2003 Bila di lahan pertanaman ada hama dan penyakit yang menyerang, penangkar benih harus memulihkan dahulu kondisi pertanamannya setelah itu dilakukan pemeriksaan ulang. Bila kondisi tanaman masih banyak terserang hama dan penyakit maka lahan tersebut dibatalkan untuk produksi benih. Pemeriksaan di lapangan dilakukan dengan cara mengambil sampel lebih kurang 1000 tanaman secara acak. Penyakit yang sering menyerang tanaman di lapangan antara lain: penyakit busuk daun oleh jamur Phytopthora infestans, layu bakteri, dan penyakit yang disebabkan oleh virus mozaik. Pemeriksaan umbi kentang di gudang dilakukan dengan cara mengambil sampel minimal 1000 butir secara acak kemudian sampel tersebut diperiksa satu-persatu dengan teliti.

4 26 Persiapan Lahan a. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah bertujuan untuk menyiapkan tempat tumbuh yang baik untuk tanaman, menekan pertumbuhan gulma, dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biolagi tanah (Jumin, 2005). Kegiatan olah tanah yang dilakukan oleh Hikmah Farm menggunakan sistem laci dan cangkul, tergantung pada bekas lahan penanaman sebelumnya. Sistem laci adalah sistem yang digunakan bila lahan untuk menanam kentang merupakan lahan bekas menanam jagung atau kubis. Hal ini dikarenakan oleh bedengan bekas tanaman jagung dan kubis mempunyai panjang dan lebar yang sama dengan tanaman kentang sehingga bedengan tersebut masih dapat digunakan untuk menanam kentang tanpa harus membuat bedengan yang baru. Sistem cangkul adalah sistem yang dapat digunakan bila lahan yang akan ditanami bekas lahan penanaman kentang karena bedengan bekas tanaman kentang sudah hancur dan rata dengan tanah sehingga perlu dibuat bedengan baru dengan mencangkul tanah yang bertujuan agar lapisan tanah menjadi gembur dan menjadi media tumbuh yang baik. Olah tanah dengan sistem laci memiliki beberapa kelebihan dari sistem cangkul seperti waktu pelaksanaan cepat, biaya hemat, dan ketika musim kemarau, tanah yang dilaci hanya bagian luarnya yang kering dan bagian dalam tetap lembab sehingga dapat menjaga kelembaban tanah, sedangkan tanah yang dicangkul akan menjadi kering karena agregasi tanah hancur dan langsung terkena sinar matahari. Pengolahan tanah juga dapat dilakukan dengan sistem garu. Setelah panen kurang lebih satu minggu, lahan digaru. Pengolahan tanah dengan sistem garu lima kali lebih cepat dari sistem cangkul, namun sistem garu jarang dilakukan karena ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya seperti kurangnya rasa tanggung jawab pekerja dalam menjaga dan menggunakan alat tersebut sehingga sering terjadi kehilangan.

5 27 Gambar 5. Pengolahan Tanah dengan Sistem Laci b. Pembuatan Bedengan Bedengan dibuat dengan tujuan untuk melindungi kerusakan akar tanaman kentang terhadap genangan air karena akar mudah busuk (The Agricoach Inc., 2008). Arah bedengan harus disesuaikan dengan topografi lahan. Pada lahan yang memiliki topografi datar, arah bedengan dapat kesegala arah diusahakan searah dengan saluran irigasi sedangkan lahan yang bertoporafi lereng, arah bedengan harus searah dengan kemiringan lahan. Lereng yang semakin curam akan meningkatkan kecepatan aliran permukaan sehingga kekuatan mengangkut dan erosi akan meningkat pula. Lereng yang semakin panjang akan menyebabkan volume air yang mengalir menjadi meningkat (PUSTEKKOM, 2005). Gambar 6. Pembuatan Bedengan

6 28 Pembuatan bedengan harus memperhatikan pula jalan untuk memudahkan kegiatan pemeliharaan tanaman. Pada lahan dengan topografi datar, jalan yang dibuat searah dengan arah bedengan. Jalan dibuat pada setiap delapan buah bedengan. Pada lahan dengan topografi lereng, jalan dibuat berlawanan dengan arah bedengan. Bedengan dibuat dengan panjang 6 m dan lebar 76 cm. Pembuatan bedengan untuk penanaman kentang pada lahan bekas penanaman jagung atau kubis dapat dilakukan dengan sistem laci (Sunda: ngalaci) yaitu dengan cara meletakkan brangkasan jagung atau kubis diantara bedengan, lalu ditutup dengan tanah yang berasal dari bedengan tersebut, kemudian bedengan ditinggikan dengan mencangkul tanah yang berada di bedengan selanjutnya. Brangkasan tersebut digunakan sebagai pupuk alami. Pembuatan bedengan untuk penanaman kubis atau jagung pada lahan bekas penanaman kentang dapat dilakukan dengan sistem cangkul yaitu dengan mencangkul tipis lahan yang akan ditanami (Sunda: nemprang), kemudian dibuat bedengan dengan lebar 76 cm dan panjang 6 m dengan tali rafia. Jarak antar bedengan dibuat seukuran dengan lebar cangkul lebih kurang 25 cm. Penanaman a. Pembuatan Jarak Tanam Jarak tanam dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan antar tanaman kentang dalam mendapatkan unsur hara, radiasi matahari, air, dan ruang gerak, serta menghindari terserangnya penyakit. Jarak tanam sangat penting diperhatikan dalam menghasilkan kentang bibit ataupun kentang konsumsi. Menurut Rubatzky (1998) penanaman kentang bibit dapat menggunakan jarak tanam rapat agar diperoleh umbi yang berukuran kecil dan banyak, sedangkan untuk penanaman kentang konsumsi dapat menggunakan jarak tanam yang agak lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran besar. Hal ini disebabkan pengaruh kompetisi antar tanaman dalam mengambil unsur hara, air, dan sinar matahari yang cukup untuk kelangsungan proses asimilasi (Sudijo, 1994). Pembuatan jarak tanam yang dilakukan di Hikmah Farm menggunakan roda berjari dan tugal yang berfungsi agar jarak tanam menjadi lurus.

7 29 a b Gambar 7. Pembuatan Jarak Tanam menggunakan Roda Berjari (a) dan Tugal (b) b. Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Buatan Pemberian pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki struktur dan komposisi hara tanah, serta mengikat dan menyimpan air tanah. Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran sapi, domba, atau ayam dengan dosis ton/ha. Pupuk buatan yang digunakan di Hikmah Farm disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Pupuk Buatan untuk Produksi Kentang per Hektar Jenis Pupuk Kandungan Dosis (kg/ha) Bahan Aktif Persentase N 15 P 15 Phonska 500 K 15 S 10 Superfos P 2 O Urea N KST MgO K 2 O 40 MgO 6 Konkali (KCl) 200 S 4 Na 3 Sumber: Staf Bagian Gudang Pupuk Hikmah Farm, 2009 Penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaannya dalam tanah. Kebutuhan pupuk dihitung dari jumlah unsur hara yang tersedia dan jumlah unsur hara yang mampu diambil tanaman. Unsur hara akan hilang melalui erosi, penguapan, dan sebagian besar terbawa panen.

8 30 Pupuk Hayati Emas (PHE) merupakan pupuk hayati yang berisi mikroorganisme hidup yang diberikan kedalam tanah sebagai inokulan untuk menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Dosis PHE sekitar 200 kg/ha. Pupuk buatan biasanya dicampur di gudang dengan perbandingan yang telah ditentukan, lalu dimasukkan kedalam karung dan dibawa ke lahan penanaman. Pemberian pupuk kandang dan pupuk buatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) pupuk disebar di larikan dan (2) pupuk diletakkan diantara bibit didalam larikan. Tahapan pemupukan yang dilakukan dengan cara disebar di larikan, yaitu: 1. Pupuk PHE disebarkan disetiap larikan kira-kira sebanyak satu genggam. 2. Pupuk kandang disebar sebanyak dua ember diatas pupuk PHE. 3. Pupuk buatan yang telah dicampur, disebar diatas pupuk PHE dan pupuk buatan kira-kira 2-3 genggam. 4. Seluruh pupuk yang telah disebar, ditimbun dengan tanah yang diambil dari bedengan yang telah ada sehingga akan terbentuk bedengan baru. Tahapan pemupukan yang dilakukan dengan cara diletakkan diantara bibit didalam larikan, yaitu: 1. Pupuk kandang diberikan bersamaan pada saat pengolahan tanah. 2. Pupuk buatan yang telah dicampur, diletakkan diantara bibit yang akan ditanam sesuai dengan jarak tanam yang akan digunakan. 3. Pupuk ditimbun dengan tanah yang diambil dari bedengan yang telah ada sehingga akan terbentuk bedengan baru. a b Gambar 8. Pemupukan dengan Cara disebar di Larikan (a) dan diletakkan diantara Bibit (b)

9 31 Kedua cara pemupukan diatas pada dasarnya hampir sama, hanya saja ada sedikit perbedaan yaitu cara pertama lebih besar kemungkinan bibit busuk atau mati karena pupuk disebar merata di larikan sehingga memungkinkan pupuk mengenai bibit secara langsung, sedangkan cara kedua lebih kecil kemungkinan bibit busuk atau mati karena pupuk diletakkan diantara bibit sehingga pupuk tidak akan mengenai bibit. Menurut Suriatna (1991) pemberian pupuk dengan cara disebar di larikan kemudian ditimbun sangat baik dilakukan pada tanaman dengan jarak yang agak lebar dan tanaman yang perkembangan akarnya sedikit. c. Penanaman Bibit Penanaman bibit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menanam dengan membuat lubang tanam dan menanam langsung di bedengan. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara ditugal (Sunda: ngaluju) dengan jarak tanam yang telah ditentukan kemudian bibit ditanam pada lubang tanam yang telah dibuat dan ditutup dengan tanah. Penanaman langsung dengan meletakkan bibit diatas bedengan dan diatur dengan jarak tanam yang disesuaikan dengan ukuran bibit. Bibit yang telah diletakkan diatas bedengan kemudian ditutup dengan tanah. Saat penanaman usahakan posisi bibit menghadap ke atas untuk mempercepat munculnya tunas. Tunas akan muncul sekitar tanaman berumur HST. Sebelum tunas tumbuh, tanaman diusahakan tidak disiram atau diairi karena akan mengakibatkan umbi busuk. a b Gambar 9. Penanaman Kentang dengan membuat Lubang Tanam (a) dan Penanaman Langsung di Bedengan (b)

10 32 Terdapat tiga kriteria bibit yang dapat ditanam yaitu: bibit belum siap tanam, siap tanam, dan lewat tanam (kadaluwarsa). Bibit yang belum siap tanam adalah bibit yang belum keluar tunas, bibit siap tanam adalah bibit yang sudah keluar tunas, dan bibit kadaluwarsa adalah bibit yang sudah mulai mengalami pengeriputan pada kulit umbi. Penanaman yang menggunakan bibit belum siap tanam pada saat awal tanam sampai dengan umur sekitar 30 HST akan menunjukkan pertumbuhan yang belum optimal karena keluarnya tunas pada tanaman tidak serempak. Namun setelah berumur diatas 30 HST, tanaman akan mengalami pertumbuhan yang baik dan pertanaman merata, bahkan saat berumur lebih dari 40 HST, tanaman masih dapat tumbuh dengan baik. Penanaman dengan bibit yang siap tanam pada saat awal tanam sampai dengan berumur ± 30 HST, akan menunjukkan pertumbuhan dengan baik dan serempak. Setelah tanaman berumur lebih dari 40 HST, pertumbuhannya akan mengalami penurunan karena mutu umbi didalam tanah makin lama akan makin menurun. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman bertujuan untuk menjaga tanaman agar tumbuh sehat dan normal. Selama masa pertumbuhan dan pembentukan umbi banyak faktor yang menghambat baik yang berasal dari internal (tanaman) maupun eksternal (lingkungan). Menurut Samadi (2004) faktor penghambat yang berasal dari tanaman itu sendiri seperti kualitas umbi yang digunakan sangat rendah dan kekurangan unsur hara seperti nitrogen, magnesium, kalium, dan fosfat. Faktor lingkungan juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain: iklim yang tidak sesuai untuk penanaman kentang, persediaan air yang terbatas, dan munculnya hama, penyakit, dan gulma pada lahan penanaman. a. Pemupukan Susulan Pemupukan susulan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan pertama yaitu sekitar tanaman berumur 30 HST. Pupuk yang digunakan adalah Phonska dengan dosis 200 kg/ha atau kotoran kelelawar dengan dosis 800 kg/ha. Kelelawar merupakan hewan pemakan buah sehingga kotoran yang dikeluarkan akan mengandung fosfat (P), dan unsur P tersebut akan digunakan untuk mempercepat

11 33 dan memperkuat pertumbuhan tanaman sehingga meningkatkan produksi umbi yang dihasilkan. Pemberian pupuk susulan dengan cara disebar di bedengan tanaman dengan ukuran lebih kurang satu genggam. b. Roguing Roguing merupakan kegiatan membuang tanaman yang menyimpang (off type) dari tanaman utama. Kegiatan rouging dilakukan secara terus menerus sejak tanaman tumbuh hingga tanaman tua. Roguing bertujuan untuk memurnikan varietas kentang yang ditanam di lahan. Ciri-ciri tanaman yang harus dibuang adalah tanaman yang pertumbuhannya abnormal, terserang virus, dan tumbuhan pengganggu. Tanaman yang terserang hama dan penyakit sebaiknya dikendalikan dengan cara disemprot pestisida yang sesuai dengan gejalanya. Roguing hanya dilakukan pada kegiatan pembibitan kentang karena untuk menjaga kemurnian varietas kentang yang ditanam sehingga bibit kentang yang dihasilkan akan seragam baik secara genetik maupun fisik. Gambar 10. Tanaman Kentang yang Tumbuh dan sehat Gambar 11. Tanaman Kentang yang terserang Virus Mozaik

12 34 Gambar 12. Tanaman Kentang yang terserang Layu Bakteri c. Penyiangan Gulma Penyiangan gulma dilakukan saat tanaman berumur HST atau setelah gulma muncul. Sebaiknya penyiangan dilakukan ketika gulma sudah tumbuh agak besar dan banyak agar memudahkan kegiatan penyiangan. Penyiangan gulma yang sering dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan agar tidak mengganggu sistem perakaran tanaman. Gulma yang memiliki perakaran kuat seperti kelompok teki-tekian, penyiangan dapat dibantu dengan alat cangkul untuk menggemburkan tanah agar mudah dicabut dengan tangan. a Gambar 13. Penyiangan Gulma dengan Tangan (a) dan Cangkul (b) b d. Pembumbunan Pembumbunan dilakukan dengan tujuan agar perakaran tanaman menjadi kuat sehingga tidak mudah rebah dan melindungi umbi agar tidak terkena sinar matahari yang dapat menyebabkan umbi berwarna hijau dan mengandung racun

13 35 solanin. Pembumbunan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat tanaman berumur 30 HST dan 40 HST. Setelah berumur sekitar 60 HST, tanaman tidak dibumbun karena tanaman sudah rimbun sehingga menyulitkan proses pembumbunan. Pembumbunan pertama dapat ditentukan saat 10 hari setelah tunas tumbuh serempak dan pembumbunan kedua dilakukan setelah 10 hari dari pembumbunan pertama. Pembumbunan pertama bertujuan untuk membentuk pondasi bedengan agar berbentuk persegi. Pembumbunan kedua lebih ditujukan untuk meninggikan bedengan dengan cara memberikan tanah ke daerah sekitar batang. Ketinggian tanah untuk pembumbunan pertama dan kedua masing-masing adalah 10 cm sehingga ketinggian akhir diharapkan mencapai 20 cm. Pembumbunan dapat menekan populasi hama lalat penggorok daun. Populasi larva pada tanaman kentang dengan sistem bedengan tinggi (40-60 cm) lebih sedikit dibandingkan dengan sistem bedengan rendah (20 cm) karena berhubungan dengan posisi penerbangan imago (Asandhi et, al. 2000). Kegiatan pembumbunan yang terlambat mengakibatkan tanaman rebah, umbi muncul ke permukaan tanah sehingga mudah terinfeksi hama dan penyakit, dan stolon akan tumbuh menjadi batang sehingga produksi rendah. e. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit di Hikmah Farm lebih bersifat preventif atau mencegah sebelum hama dan penyakit menyerang. Pengendalian ditujukan untuk memutus daur hidup serangga vektor pembawa penyakit. Residu pestisida pada permukaan tanaman akan mudah tercuci oleh hujan dan siraman sehingga dalam aplikasinya harus memperhatikan cuaca dan jadwal penyemprotan. Penyemprotan saat musim hujan dilakukan 2-3 hari sekali sedangkan penyemprotan saat musim kemarau dilakukan 4-5 hari sekali. Seringnya penyemprotan yang dilakukan pada tanaman kentang tidak terlalu menyebabkan akumulasi pestisida yang membahayakan kesehatan karena dosis pestisida yang digunakan masih berada di ambang batas aman. Kentang masih berada pada tingkatan aman untuk dikonsumsi karena ada waktu yang cukup lama mulai dari saat disemprot sampai dengan dikonsumsi.

14 36 Cara pengendaliannya dengan disemprot menggunakan alat Power Sprayer yang dihubungkan ke mesin diesel oleh selang dengan panjang 300 meter. Alat ini mempunyai jangkauan semburan lebih kurang 3 meter ke arah kanan dan 3 meter ke arah kiri bedengan. Setiap penyemprotan dapat digunakan tiga selang secara bersamaan. Air yang digunakan untuk mencampur pestisida berasal dari kolam yang dibuat untuk menampung air. Kolam tersebut tersedia di setiap blok. Pestisida dilarutkan didalam sebuah drum dengan kapasitas 200 liter. Penyemprotan dilakukan dengan cara berjalan bolak-balik dengan mengarahkan selang ke kanan dan ke kiri bedengan. Tangan sebaiknya tegak lurus badan atau sekitar 90 0 agar semburan konstan karena bila menyemprot agak bawah, campuran pestisida tersebut akan lebih banyak yang keluar sehingga kebutuhan pestisida meningkat. Langkah penyemprot juga dapat mempengaruhi jumlah semburan yang keluar. Langkah yang lebih pendek akan mengakibatkan jumlah semburan yang keluar lebih banyak sehingga kebutuhan pestisida pun akan meningkat. Gambar 14. Pengendalian HPT Pestisida yang digunakan harus sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang. Sebaiknya tiap penyemprotan digunakan jenis pestisida yang berbeda untuk mengendalikan hama yang sama supaya hama tidak menjadi resisten. Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan. Jenis fungisida yang biasa digunakan yaitu: sistemik misalnya Aminil, Antracol, Acrobat, Revus, dan Thrivicur, serta kontak misalnya Amcozeb. Insektisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu. Jenis insektisida antara lain: Winder, Ramvage, Alika, dan Prevathon. Perekat adalah

15 37 zat kimia yang digunakan untuk mengikat campuran pestisida agar pestisida tersebut tidak hilang karena air hujan. Jenis perekat seperti aquarez dan absek. Jenis vitamin seperti Tristan, Multimikro, dan Multigrand K. Jenis dan dosis pestisida yang digunakan berbeda-beda antara tanaman yang masih sangat muda, muda, dan telah tua. Tanaman yang masih sangat muda lebih diutamakan pemberian vitamin, tanaman muda dapat ditambahkan pemberian pupuk daun (Multigrand K), dan tanaman tua lebih diutamakan penggunaan insektisida. Hama aktif menyerang pada saat awal dan akhir pertanaman. Tanaman yang berumur HST membutuhkan 3-5 drum/ha campuran pestisida, umur HST membutuhkan 5 drum/ha, dan umur HST membutuhkan 4 drum/ha. Tabel 5. Bahan Pestisida dan Vitamin Tanaman Kentang yang digunakan di Hikmah Farm Pestisida Jenis Fungsi Konsentrasi Tristan Vitamin 100 ml/200 L Multimikro Vitamin 500 ml/200 L Multigrand K Vitamin 500 g/200 L Umur Tanaman Kentang (HST) Aminil Alika Acrobat Absek Equation Agrifos Aquarez Sumber: Hikmah Farm, 2009 Ada tiga jenis sistem kerja pestisida, yaitu: 1. Kontak Fungisida sistemik Insektisida Fungisida sistemik Perekat Fungisida sistemik Fungisida sistemik Perekat 400 g/200 L 100 ml/200 L 40 g/200 L 50 ml/200 L 100 g/200 L 500 ml/200 L 50 ml/200 L Pestisida kontak hanya akan melindungi bagian permukaan daun saja. Efek penggunaan pestisida kontak cepat terlihat pada tanaman tetapi dalam waktu singkat pengaruh tersebut akan hilang. Pestisida kontak akan mempengaruhi sistem organ hama misalnya pestisida terhisap oleh hama melalui pernapasan (racun pernapasan), dan masuk ke pencernaan melalui makanan yang dimakan hama (racun lambung), dan masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit, celah/lubang alami pada tubuh (trakea) atau langsung mengenai mulut serangga

16 38 (racun kontak). Berbeda halnya dengan pestisida kontak, cara kerja fungisida kontak adalah dengan melapisi atau melindungi daun sehingga jamur tidak dapat terpenetrasi. 2. Translaminar Pestisida hanya mampu diserap oleh jaringan daun, akan tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya. Pestisida yang jatuh ke permukaan atas daun akan menembus epidermis atas kemudian masuk ke jaringan parenkim pada mesofil (daging daun) dan menyebar ke seluruh mefosil daun hingga mampu masuk kedalam sel pada lapisan epidermis daun bagian bawah (permukaan daun bagian bawah). 3. Sistemik Pestisida diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami kemudian menyebar keseluruh bagian tanaman. Pada saat serangan hama dan penyakit belum muncul sebaiknya menggunakan pestisida kontak. Setelah terkena serangan, pestisida kontak dikurangi dan diganti dengan pestisida sistemik agar melindungi bagian dalam atau jaringan tanaman. Hama dan penyakit yang sering menyerang pertanaman kentang di kebun Hikmah Farm yaitu: Thrips (Thrips tabacci) Tanaman yang terserang Thrips akan menunjukkan gejala lubang-lubang kecil pada permukaan daun akibat tusukan ovipositor lalat betina. Daun akan terlihat guratan yang berkelok-kelok bekas gorokan larva. Pengendaliannya dengan membuang dan membakar tanaman yang terserang. Aphid (Myzus persicae) Aphid menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan daun terutama yang masih muda sehingga daun menjadi keriput dan didaerah sekitar tusukan akan berwarna kekuning-kuningan. Kondisi tanaman menjadi layu dan kerdil bahkan tanaman akan mati bila terjadi serangan yang hebat.

17 39 Penyakit Layu Bakteri Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala yang ditunjukkan oleh serangan ini adalah bila batangnya dipotong maka akan keluar cairan berwarna putih susu yang merupakan bakteri. Tanaman akan layu karena proses transportasi air melalui xilem akan terhambat oleh bakteri. Tanaman layu mulai dari pucuk, kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman dan tanaman mati. Pengendalian dengan cara sanitasi kebun, rotasi tanaman, dan penggunaan bibit yang berkualitas. Penyakit Busuk Daun Penyakit yang sering disebut sebagai penyakit lodoh ini disebabkan oleh jamur Phytopthora infestans. Tanaman yang terserang akan menunjukkan gejala bercak agak basah berwarna coklat sampai kehitaman dengan bagian tepi daun berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun akan membusuk atau mati. Pengendalian dengan cara sanitasi kebun. Penyakit Busuk Umbi Jamur Colleotrichum coccodes merupakan penyebab penyakit busuk umbi. Gejalanya daun menguning, menggulung, layu, dan kering. Bagian tanaman yang berada didalam tanah akan menimbulkan bercak-bercak coklat dan umbi membusuk. Cara pengendalian dengan penggunaan bibit yang baik dan sanitasi kebun. Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus Mozaik Tanaman yang terserang virus mozaik akan menunjukkan gejala tepi daun bergelombang, daun menguning, dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Penyebaran virus melalui vektor kutu daun Aphids. Tanaman yang terserang virus tidak dapat dikendalikan oleh pemakaian pestisida, tetapi hanya dapat dikendalikan dengan mencabut, membuang, dan membakar tanaman yang terserang karena virus dapat menyebar ke tanaman yang lain dengan bantuan serangga (Aphid). Selain itu, untuk menghindari tanaman yang terserang virus dapat dilakukan penanaman bibit bebas virus.

18 40 f. Pengairan Air merupakan faktor utama dalam pertumbuhan tanaman. Air berfungsi melarutkan unsur-unsur hara yang diserap dari dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Selain itu, air juga mempunyai peranan dalam mengatur suhu dan kelembaban tanah, menetralisir zat-zat beracun seperti garam dan asam yang berkadar tinggi. Kelembaban tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kentang adalah 40 %-60 % yang dipengaruhi oleh kedalaman solum, aerasi, dan drainase yang baik ( Rukmana, 1997 ). Kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman kentang tergantung pada umurnya. Tanaman kentang membutuhkan curah hujan sekitar mm/bulan pada bulan pertama, mm/bulan pada bulan kedua, dan mm/bulan pada bulan ketiga. Pengairan di kebun Hikmah Farm sebagian besar menerapkan sistem tadah hujan dengan menanam tanaman pada saat musim hujan saja. Setelah memasuki musim kemarau, lahan tidak ditanami dan diberakan. Ada beberapa kebun yang menggunakan irigasi dengan sistem sprinkle dan sistem parit. Sprinkle mempunyai jangkauan semburan mencapai 15 m dan kedalaman basah sekitar 60 cm bergantung dari lamanya penyiraman. Pengairan sistem parit dengan cara mengalirkan air melalui parit ke lahan sampai bedengan cukup basah. Air yang digunakan untuk pengairan sistem sprinkle dan parit berasal dari air yang ditampung saat hujan. Hikmah Farm tetap dapat melakukan kegiatan budidaya tanaman di lapangan saat musim kemarau karena kegiatan dilakukan di kebun yang menggunakan sistem sprinkle dan parit sehingga produksi masih tersedia dan kontinuitas produk tetap terjaga. Panen Mutu kentang sangat dipengaruhi oleh waktu/umur panen karena pada umur tertentu merupakan titik optimal dimana kandungan nutrisi terutama pati cukup tinggi. Umur panen kentang bibit antara HST, sedangkan umur panen kentang konsumsi sekitar 120 HST. Kriteria panen untuk kentang bibit atau

19 41 kentang konsumsi dapat dilihat dari kemungkinan kulit umbi tidak terkelupas bila terkena gesekan. Panen dilakukan saat cuaca cerah dan tidak turun hujan supaya umbi yang dihasilkan kering. Saat turun hujan biasanya panen dihentikan karena bila panen tetap diteruskan, umbi akan basah sehingga umbi busuk dan sangat beresiko muncul jamur dan sumber penyakit lainnya di gudang penyimpanan. Sebelum panen kira-kira umur 100 HST, tanaman kentang disemprot herbisida (Gramoxon) dengan dosis 300 ml/200 L dan dibiarkan sekitar 10 hari hingga batang dan daun mulai berwarna kekuningan dan mengering, kemudian panen. Gramoxon bersifat kontak sehingga tanaman akan terlihat layu setelah lebih kurang tiga jam tetapi setelah lebih kurang 20 hari akan tumbuh gulma kembali. Oleh karena itu, penggunaan Gramoxon harus memperhatikan waktu panen yang tepat. Selain disemprot Gramoxon, tanaman juga dapat di cacar atau dipangkas. Penyemprotan Gramoxon lebih efisien digunakan bila lahan yang akan dipanen luas, tenaga kerja sedikit, dan waktu yang tersedia singkat, serta lahan memiliki kesuburan tinggi atau kandungan nitrogennya tinggi. Tanaman yang dicacar pada lahan yang memiliki kandungan nitrogen tinggi akan tumbuh tunas. Sistem pemanenan yang dilakukan di Hikmah Farm menggunakan cangkul dan cukil bambu. Cangkul lebih sering digunakan daripada cukil bambu karena pekerjaan lebih efisien dan waktu yang digunakan lebih efektif. Pemanenan dengan cangkul juga mempunyai kelemahan, yaitu kemungkinan umbi kentang terkena cangkul sangat besar sehingga persentase kentang cacat mekanik menjadi besar. Pemanenan dengan cangkul dilakukan dengan membongkar bedengan secara hati-hati agar tidak mengenai umbi kentang (gambar 15a), lalu mengambil kentang dan meletakkannya di sisi bedengan. Kentang yang sudah dipanen didiamkan dahulu dilahan sekitar 1-2 jam agar terkena sinar matahari. Kentang yang telah kering, lalu disortasi berdasarkan ukuran besar (AB) dan kecil (Ares), afkir atau barang sisa (BS) dan busuk (gambar 15b). Kentang yang telah disortasi lalu dimasukkan ke karung jala dan dikemas (gambar 15c), kemudian diangkut ke truk (gambar 15d). Kentang afkir atau BS dimasukkan kedalam karung dan dijual ke pasar dengan harga sekitar 60% dari harga pokok kentang baik, sedangkan

20 42 kentang yang busuk ditinggal saja di lahan atau dibuang. Tahapan-tahapan kegiatan panen kentang dapat dilihat pada gambar 15. a b c d Gambar 15. Panen Kentang (a). Membongkar Bedengan (b). Sortasi Kentang di Lapangan (c). Kentang dimasukkan ke Karung Jala (d). Kentang diangkut ke Truk Kendala-kendala yang terjadi selama kegiatan panen antara lain: jalan menuju kebun terjal sehingga menyulitkan transportasi untuk mengangkut hasil panen dan kegiatan panen harus berhenti saat hujan turun untuk menghindari umbi busuk selama penyimpanan di gudang. Setelah kegiatan panen selesai, lahan bekas panen disewakan ke seorang bandar untuk mengambil kentang yang masih tertinggal saat panen. Kegiatan ini di daerah Pangalengan disebut ngasag. Harga sewa lahan sekitar 40% dari harga pokok kentang yang baik per tumbak. Tumbak adalah satuan luasan yang setara dengan 16 m 2. Bila harga kentang Rp. 4000/kg, maka harga sewa Rp. 1600/tumbak. Harga sewa tersebut masih dapat berubah-ubah tergantung produksi yang dihasilkan di kebun tersebut.

21 43 Kentang yang sudah terkumpul kemudian disortasi menjadi kentang yang berukuran besar, kecil, dan belah. Setelah itu, kentang dijual ke pasar dengan harga Rp. 3000/kg untuk kentang yang besar dan bagus, Rp. 1300/kg untuk kentang yang belah, dan Rp. 2000/kg untuk kentang yang kecil-kecil (bibit). Harga tersebut dapat berubah-ubah tergantung permintaan dan penawaran di pasar. Pasca Panen Kentang yang telah dipanen langsung dibawa ke gudang penyimpanan. Gudang untuk menyimpan kentang bibit dipisahkan dengan gudang untuk menyimpan kentang konsumsi. Gudang berfungsi untuk melindungi kentang dari kerusakan akibat faktor luar. Gudang harus memenuhi persyaratan seperti ventilasi udara dan penyebaran cahaya yang baik, serta kebersihan gudang tetap terjaga yaitu bersih dari sisa-sisa kotoran umbi yang busuk. Penyimpanan kentang konsumsi harus dilakukan di ruangan gelap, suhu rendah, dan kelembaban sedang. Ruang penyimpanan yang terlindung dari cahaya dapat menghambat pertumbuhan tunas dan munculnya warna hijau pada kulit umbi sehingga kentang layak dijual (Rubatzky, 1998). Kentang yang berwarna hijau mengandung racun solanin yang berbahaya bagi tubuh sehingga nilai ekonomisnya akan turun. Hikmah Farm memproduksi kentang varietas Granola, Atlantik, dan Pinky. Karakteristik dari masing-masing varietas dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Karakteristik Kentang Varietas Granola, Atlantik, dan Pinky. Karakteristik Granola Atlantik Pinky Bentuk umbi Oval memendek Bulat Oval memanjang Warna kulit umbi Kuning Kuning Merah muda Warna daging umbi Kuning Putih Merah muda Permukaan kulit umbi Agak kasar Agak kasar Agak halus Kedalaman mata tunas Dangkal Dangkal Dangkal Sumber: Hikmah Farm, 2009

22 44 Kegiatan pasca panen yang dilakukan di Hikmah Farm meliputi: a. Sortasi dan pengkelasan di lapangan Kegiatan sortasi mulai dilakukan sejak masih di lapangan. Umbi kentang yang telah dipanen dan kering, dipilih berdasarkan ukuran. Umbi dipisahkan antara umbi yang baik, afkir, dan busuk. Umbi yang baik tersebut dikelaskan menjadi AL (besar), AB (sedang), dan Ares (kecil) kemudian dimasukkan kedalam karung jala dengan kapasitas kg. b. Sortasi dan pengkelasan di gudang Umbi kentang yang telah disortasi di lapangan kemudian dibawa ke gudang penyimpanan. Umbi ukuran AL dan AB dibawa ke gudang kentang konsumsi yaitu gudang selatan sedangkan umbi ukuran ares dibawa ke gudang kentang bibit yaitu gudang kuning atau gudang biru. Umbi ukuran AL disimpan saja di gudang, sedangkan umbi ukuran AB disortasi kembali berdasarkan penampakan fisik seperti umbi bagus, umbi jelek atau afkir (umbi terkena cangkul saat panen, belah, tergores, dan berlubang), dan busuk. Umbi bagus dikelas-kelaskan berdasarkan ukuran umbi yaitu AL (besar), AB (sedang), dan Bibit (kecil). Umbi ukuran AL dan AB dikirim ke gudang ritel untuk pemasaran ke supermarket dan umbi bibit dikirim ke gudang kuning atau gudang biru. Umbi afkir dijual dan umbi busuk dibuang. Umbi ukuran ares disortasi kembali di gudang berdasarkan penampakan fisik seperti umbi baik, umbi jelek atau afkir (umbi terkena cangkul saat panen, belah, tergores, berlubang, dan umbi yang terserang hama dan penyakit seperti busuk kering, busuk lunak, nematoda, dan kudis), dan busuk. Umbi baik dikelaskan sesuai ukurannya. Kelas I: umbi ukuran besar, kelas II: umbi ukuran sedang, dan kelas III: umbi ukuran kecil. Umbi kelas I disimpan di krat, dan umbi kelas II dan III disimpan di tolok. Umbi jelek yang rusak atau terinfeksi penyakit harus disimpan terpisah sesuai dengan jenis kerusakannya agar mudah dievaluasi untuk penanaman selanjutnya. c. Pencucian Pencucian dilakukan pada kentang konsumsi karena kentang harus dalam keadaan bersih sebelum dipasarkan khususnya ke supermarket, sedangkan kentang bibit tidak dicuci agar kentang bibit tidak busuk.

23 45 Tahapan pencucian kentang konsumsi: 1. Kentang dimasukkan ke dalam karung jala sekitar ¼ bagian 2. Kentang tersebut dimasukkan kedalam air hingga seluruh bagian terendam agar kotoran atau tanah yang melekat pada kentang terlepas. 3. Setelah bersih, kentang diletakkan diatas lantai kayu untuk dikering anginkan kira-kira satu hari. 4. Kentang yang telah kering dapat dikemas sesuai kebutuhan. d. Pengemasan Kemasan berfungsi untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah pengangkutan dan perhitungan. Syarat-syarat kemasan yang baik adalah tidak toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas. Jenis kemasan yang digunakan untuk penjualan kentang bibit adalah peti kayu dan tolok. Peti kayu biasanya digunakan untuk pengiriman jarak jauh dan peti kayu tersebut dibuat berlubang untuk menghindari bibit busuk selama di perjalanan sedangkan tolok digunakan untuk pengiriman jarak dekat. Jenis kemasan yang digunakan untuk penjualan kentang konsumsi ke supermarket berbeda dengan jenis kemasan untuk penjualan ke pasar tradisional. Penjualan ke supermarket menggunakan kemasan karung jala yang berkapasitas 5 kg, 10 kg, 20 kg, dan 40 kg serta jaring plastik (polynet) yang berkapasitas 1 kg, 1,5 kg, dan 2 kg. Penjualan ke pasar tradisional menggunakan kemasan karung jala dengan kapasitas 40 kg. Polynet yang digunakan untuk penjualan ke supermarket terdiri atas tiga warna yaitu warna kuning untuk kentang varietas Atlantik (industri), warna merah untuk kentang varietas Pinky (kentang goreng), dan warna hijau untuk kentang varietas Granola (kentang sayur).

24 46 a b c d e f Pemasaran Gambar 16. Jenis-Jenis Kemasan Kentang (a). Karung Jala (b). Tolok (c). Peti Kayu (d). Polynet Warna Hijau (e). Polynet Warna Kuning (f). Polynet Warna Merah Produk-produk yang dipasarkan oleh Hikmah Farm antara lain: kentang bibit bersertifikat, kentang konsumsi, sayuran lain seperti jagung, kubis, dan wortel, serta kripik kentang dengan merk dagang Balados. Pemasaran kentang bibit yang dilakukan oleh Hikmah Farm sudah hampir ke seluruh Indonesia. Sekitar 30 % pangsa pasar kentang bibit bersertifikat di Indonesia telah dimasuki oleh Hikmah Farm. Keberlangsungan usaha pertanian didukung oleh teknik pemasaran yang baik. Sebelum memproduksi suatu komoditas pertanian, sebaiknya kita melihat kondisi pasar terlebih dahulu seperti apa yang dibutuhkan konsumen, sasaran pemasaran, kemana komoditas akan dijual, dan sistem harga.

25 47 Target pasar Hikmah Farm untuk kentang konsumsi meliputi pasar tradisional dan supermarket. Pasar tradisional yang menjadi tujuan utama pemasaran Hikmah Farm yaitu pasar induk Kramat Jati, Jakarta, pasar induk Kemang, Bogor, pasar induk Caringin, Bandung, dan pasar Pangalengan. Supermarket yang menjadi tujuan utama pemasaran Hikmah Farm yaitu di daerah Bandung seperti Yogya, Makro, dan Setiabudi, serta di daerah Jakarta seperti Hero dan Super Indo. Pengiriman produk ke supermarket di daerah Bandung dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu sedangkan pengiriman produk ke supermarket di Jakarta sebanyak satu kali seminggu. Pemasaran untuk pasar tradisional dilakukan oleh para bandar yang langsung datang ke gudang dengan melakukan transaksi dengan petugas pemasaran Hikmah Farm. Setelah terjadi kesepakatan, bandar langsung membawa kentang ke pasar dan pembayaran dilakukan secara bertahap. Pemasaran ke supermarket-supermarket dilakukan dengan pemesanan terlebih dahulu oleh pihak supermarket kemudian bila telah terjadi kesepakatan harga dan permintaan maka barang diantar oleh karyawan Hikmah Farm. Harga jual yang telah ditetapkan oleh Hikmah Farm untuk penjualan ke pasar tradisional meliputi: harga kentang konsumsi ukuran AB sekitar Rp. 4500/kg-Rp. 5000/kg, ABC sekitar Rp. 3800/kg Rp. 4000/kg, DN atau bibit lokal Rp. 2500/kg, kentang afkir belah dengan harga setengah dari harga kentang ukuran AB, dan kentang afkir busuk mata tunas sekitar Rp. 1500/kg Rp. 1750/kg. Harga yang ditetapkan untuk penjualan kentang bibit bersertifikat berbeda-beda tergantung generasi dan ukuran bibit. Perbedaan harga dapat dilihat pada tabel 7. Harga tersebut dapat berubah-ubah tergantung permintaan dan penawaran di pasar. Tabel 7. Harga Jual Kentang Bibit Berdasarkan Generasi dan Ukuran Bibit Ukuran Bibit Harga Jual (Rupiah/kg) G2 G3 G4 SS S M L Sumber: Staf Bagian Gudang Bibit Hikmah Farm, 2009

26 48 Aspek Manajerial Sistem pengaturan kerja di Hikmah Farm telah dilaksanakan dengan baik. Setiap bagian sudah mengetahui tugas pokok, tanggung jawab, dan kewenangannya, mulai dari tingkatan yang paling bawah sampai dengan tingkatan yang paling atas. Tingkatan paling bawah sampai tingkatan paling atas secara berurutan dimulai dari karyawan kebun, mandor, kepala kebun, manajer area, dan direktur. Karyawan kebun bertanggung jawab kepada mandor, mandor bertanggung jawab kepada kepala kebun, kepala kebun bertanggung jawab kepada manajer area, dan manajer area bertanggung jawab kepada direktur. Secara umum, mandor mempunyai tugas pokok di lapangan antara lain: mengawasi dan memberi arahan atas pekerjaan karyawan, menentukan jumlah karyawan dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan menulis daftar hadir dan prestasi kerja karyawan serta menyerahkannya kepada kepala kebun. Mandor mempunyai wewenang untuk mengatur seluruh karyawan dalam melaksanakan kegiatan di lapangan dan bertanggung jawab atas semua perintah yang diberikan oleh kepala kebun dengan mengutamakan kepentingan karyawan. Seorang mandor diharapkan dapat memberikan masukan atas permasalahan yang terjadi baik menyangkut masalah budidaya tanaman maupun tenaga kerja dan mencari solusi yang baik. Permasalahan yang sering terjadi selama menjadi mandor adalah sulitnya mengatur karyawan, misalnya ada karyawan yang sulit diatur, malas bekerja, dan pekerjaan yang dilakukannya kurang baik. Mandor kebun terdiri atas mandor yang mengatur setiap kegiatan dalam budidaya tanaman dan mandor yang mengatur kegiatan pengendalian hama dan penyakit. Kepala kebun bertanggung jawab atas perintah yang diberikan oleh area manajer. Tugas pokok sebagai kepala kebun adalah membuat perencanaan kegiatan yang meliputi perencanaan kegiatan pemeliharaan seperti menentukan jadwal penyemprotan (pengendalian hama dan penyakit), penyiangan gulma, pembumbunan, dan pemupukan. Kegiatan kepala kebun di lapangan antara lain: menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan di kebun, mengontrol pekerjaan mandor, melihat dan memperhatikan kondisi kebun baik tanaman maupun tenaga kerja, bila ada permasalahan maka kepala kebun melaporkan ke area manajer dan

27 49 bersama-sama mencari solusinya. Kepala kebun juga bertugas memberikan laporan ke kantor dengan memasukkan ke dalam buku besar untuk masing-masing kebun. Hal-hal yang harus dilaporkan meliputi persentasi kehadiran karyawan, prestasi kerja setiap karyawan, dan modal yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Laporan dimasukkan kedalam buku besar setiap tiga hari sekali, satu minggu sekali, atau setiap kegiatan selesai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Aspek teknis yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu kegiatan budidaya tanaman kentang yang secara umum hampir sama seperti budidaya tanaman lain. Dimulai dari persiapan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek teknis 20 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek teknis Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Kentang Kentang merupakan tanaman yang termasuk dalam kelas dikotil yang ditanam untuk diambil umbinya. Tanaman kentang diperbanyak secara aseksual dari umbinya. Kentang memiliki

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan budidaya yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu, persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, pengairan, pembumbunan, pengendalian

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT TEKNIK BUDIDAYA TOMAT 1. Syarat Tumbuh Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0 1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 2009 BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) DENGAN ASPEK KHUSUS PEMBIBITAN DI HIKMAH FARM, PANGALENGAN,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Panen 4 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan mampu bertahan di habitat tumbuhnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4

Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 Penyiapan Benih G0 untuk Benih generasi G1 sampai G4 1. Benih Kentang terdiri dari : (a) Benih dari biji (TPS) (b) Stek mikro (dalam botol kultur) (c) Umbi mikro (umbi kecil dalam botol kultur) (d) Stek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR

Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR Teknik Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan Input Rendah Berbasis Teknologi Mikrobia PGPR LATAR BELAKANG Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro pada bulan Maret Mei 2014. Jenis tanah

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Pengamatan setelah panen dilanjutkan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida Oleh: Mildaerizanti, SP, M.Sc Peneliti Muda Ahli pada BPTP Balitbangtan Jambi Pendahuluan Kebutuhan terhadap jagung diproyeksikan

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT Ir.. SISWANI DWI DALIANI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.18/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL RDHP :

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar,

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai The King of Vegetable dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN A. DEFINISI Adalah pengolahan lahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Green House (GH) dan Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung pada letak 5 22' 10" LS dan 105 14' 38" BT dengan ketinggian 146 m dpl

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI UBI JALAR 6.1. Analisis Aspek Budidaya 6.1.1 Penyiapan Bahan Tanaman (Pembibitan) Petani ubi jalar di lokasi penelitian yang dijadikan responden adalah petani yang menanam

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Untuk menguji hipotesis, digunakan data percobaan yang dirancang dilakukan di dua tempat. Percobaan pertama, dilaksanakan di Pangalengan, Kabupaten Bandung,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006

Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006 Welcome! Seminar Praktek Lapangan Bogor, 07 Desember 2006 MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PERTANIAN PADA BUDIDAYA BUNGA HEBRAS DALAM GREENHOUSE ROHMAT FARM, CISARUA KAB. BANDUNG Disusun oleh: Anne Noor Inayah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Maret 2015 sampai bulan Januari 2016 bertempat di Screen House B, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama dengan tanaman lain (tumpangsari atau

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci