KEMENTRIAN PERTANIAN 2012
|
|
- Johan Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 logo lembaga X. 245 KAJIAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGEMAS PRIMER RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PANGAN DAN BENIH BERBAHAN DASAR UMBI- UMBIAN LOKAL DIY Yeyen Prestyaning Wanita, STP Retno Utami Hatmi, ST Mahargono Kobarsih, STP Sutardi, Sp., MSi KEMENTRIAN PERTANIAN 2012
2 LATAR BELAKANG PKIPP tahun 2011 (edible film dan coating Belum diketahui masa simpan Pengaruh thd produk pengemasan + antimikrobia Sangat penting dlm penanganan pangan Memperpanjang masa simpan Benih ( seed coating Meminimalkan resiko tertular penyakit/jamur Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
3 Sehingga: Diperlukan paket teknologi pengembangan pengemasan primer untuk pangan (edible coating dan film) serta seed coating (formula terbaik PKIPP th 2012) dengan penambahan ekstrak antimikrobia alami (lengkuas, daun sirih, dan kayu manis)???? 1. Edible coating memperpanjang masa pajang buah (apel dan salak) 2. Edible film memperpanjang masa pajang dodol salak 3. Seed coating menekan pertumbuhan jamur Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
4 METODOLOGI RUANG LINGKUP KEGIATAN Identifkasi mutu dan masa simpan bahan pengemas dan produk yang dikemas dengan menggunakan bahan pengemas primer berbahan dasar umbi-umbian local DIY menggunakan formula terbaik hasil penelitian PIPKPP tahun Identifkasi mutu dan masa simpan bahan pengemas dan produk yang dikemas dengan menggunakan bahan pengemas primer berbahan dasar umbi-umbian local DIY menggunakan formula terbaik hasil penelitian PIPKPP tahun 2011 dengan penambahan zat antimikrobia alami berupa ekstrak daun sirih, lengkuas, dan kayu manis Identifikasi viabilitas benih kedelai dan jagung yang telah mengalami perlakuan seed coating dengan penambahan 3 (tiga) jenis zat antimikrobia alami berupa ekstrak lengkuas, daun sirih, dan kayu manis. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
5 METODOLOGI FOKUS KEGIATAN: makanan minuman DESAIN PENELITIAN : dilaksanakan di laboratorium pasca panen dan alsintan BPTP Yogyakarta dengan metode eksperimental laboratorium Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
6 METODOLOGI TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN: Studi referensi Penyiapan bahan dan alat bantu Pembuatan ekstraksi antimikrobia Pembuatan pengemas berupa edible film dan coating Pengaplikasian pada produk (edible coating : apel dan ssalak, edible film: dodol salak) Pengamatan mutu dan masa simpan produk setelah dikemas dgn edible film dan coating Melakukan pelapisan pada benih jagung dan kedelai Pengamatan daya berkecambahn dan vigor benih jagung dan kedelai setelah mengalami perlakuan seed coating Tabulasi dan analisa data Pelaporan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
7 METODOLOGI PERKEMBANGAN HASIL KEGIATAN: Edible Coating: - perlakuan terbaik GDI, RK3, UK % kayu manis memberikan antivitas AM optimal (ph dan tesktur masih stabil dlm 30 hr penyimpanan) Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
8 Gambar 1. Perlakuan terbaik pada proses peng-coating-an buah apel Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
9 Gambar 2. Perlakuan terbaik pada proses peng-coating-an buah salak Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
10 Edible Film - bil. Peroksida stlh 45 hr penyimpanan dr semua perlakuan dibawah ambang max. - tanpa + AM total kapang lbh tinggi + AM - terbaik EF + AM 3% kayu manis Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
11 Perlakuan Kadar air Daya larut EF. Lengkuas 1% EF. Lengkuas 3% EF. Daun sirih 1% EF. Daun sirih 3% EF. Kayu manis 1% EF. Kayu manis 3% EF. Tanpa antimikrobia Laju transmisi uap air ketebalan Tensile strength Elongasi 15,84 c 0,037 c 1,14 b 0,065 a 0,9021 d 98,63 bc 14,55 b 0,072 d 1,19 c 0,500 d 0,612 abc 100,03 bc 14,68 b 0,013 a 1,12 b 0,080 b 0, ,07 ab ab 16,42 d 0,035 c 1,11 b 0,600 a 0, ,55 c bc 15,72 c 0,027 b 1,10 b 0,055 a 0,8147 cd 93,84 abc 16,43 d 0,025 b 1,11 b 0,100 c 1,204 e 77,23 a 10,31 a 0,027 b 0,30 a 0,80 e 0,42 a 144,50 d Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
12 Perlakuan /analisa Edible film tanpa antimikrobia Edible film berbahan dasar pati ubikayu dengan penambahan zat antimikrobia Kayu Lengkuas 1% Lengkuas 3% Kayu manis 1% manis 3% Daun sirih 1% Daun sirih 3% Kadar air 20,56 d 19,89 b 19,64 a 19,92 b 24,18 e 19,66 a 20,33 c Kadar abu 0,97 d 1,26 e 0,91 cd 0,64 b 0,50 a 0,94 d 0,87 c Kadar protein 1,29 b 1,29 b 1,27 b 1,11 a 1,43 c 1,40 c 1,44 c Kadar lemak 3,43 d 2,76 c 2,33 a 3,70 e 3,86 e 2,55 b 2,29 a Kadar serat 6,69 a 6,74 a 8,26 bc 8,39 c 8,27 bc 8,26 bc 8,15 b Kadar karobohidrat 67,05 c 68,05 e 67,60 de 66,24 b 63,01 a 67,20 cd 66,93 c Energi 294,72 f 292,51 e 286,78 c 293,25 e 283,64 a 287,72 d 284,55 b Bil. Peroksida 8,28 f 7,17 e 6,72 a 6,81 b 6,91 c 6,96 d 8,27 c TPC 84,67 d 58,00c 16,67 a 33,67 b 19,67 a 37,33 b 35,67 b Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
13 Seed coating - + serbuk lengkuas ---- hasil terbaik sbg senyawa fungisida Tabel 3. Daya berkecambah benih jagung dan kedelai stlh perlakuan seed coating Perlakuan pelapisan Benih kedelai Benih jagung Jenis pati yang digunakan Ubikayu 93,80 a 46,00 a Garut 95,06 a 55,66 a Ganyong 93,50 a 56,00 a kontrol 60,00 b 51,00 a Jenis antimikrobia yang digunakan Perlakuan Kedelai Jagung Kayu manis 90,53 a 57,60 a Lengkuas 86,40 a 54, 80 a Daun sirih 86,50 a 55,00 a Control 86, 50 a 46,00 a Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
14 Tabel 4. Uji vigor benih jagung dan kedela stlh perlakuan seed coating Perlakuan pelapisan Benih kedelai Benih jagung Jenis pati yang digunakan Ubikayu 84,40 c 50.61a Garut 85,33 a 52.71a Ganyong 83,00 d 50.44a Control 84,67 b 53.00a Jenis antimikrobia yang digunakan Perlakuan Kedelai Jagung Kayu manis 82,00 ab 56.41a Lengkuas 83,00 b 57.00a Daun sirih 87,00 a 55.31a Control 84,00 b 46.00b Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
15 SINERGI KOORDINASI Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan diskusi, sharing, pengambilan bahan utama dan bantu Nama lembaga yang diajak koordinasi FTP dan FP UGM, Diperta propinsi dan kabupaten, Kelompok tani Mekarsari (KP), Kelompok tani Duri Kencana (SLM), Alris Strategi pelaksanaan koordinasi - koordinasi saat pertemuan kelompok, diskusi dan sharing dgn dosen di UGM (FTP ), Diperta Provinsi dan Kabupaten Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
16 PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan desiminasi hasil kegiatan ke stakeholder (leaflet, brosur, dll) Wujud - bentuk pemanfaatan hasil kegiatan belum ada karena masih dalam skala laboratorium Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan belum ada Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan jika sudah ditranspormasikan ke industri dan diadopsi: 1. edible film dan coatiing: masa pajang/simpan lebih lama (aman, efisien) 2. seed coating : masa simpan benih lebih lama, tdk terinfeksi jamur dar benih lain, aman bagi lingkungan Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
17 POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN Rancangan Pengembangan ke depan Edible coating: tehnik pengcoatingan yg lebih efisien, transformasi ke skala industri/home industri Edible film: penghilangan aroma dari AM, penambahan citarasa, uji penerimaan konsumen, transformasi ke skala industri/home inddustri Seed coating: tehnik pengcoatingan yg efisien, masa simpan benih Strategi Pengembangan ke depan Mengajukan proposal lanjutan Menawarkan kerjasama ke stakeholder untuk pengembangan paket teknologi ini Tahapan Pengembangan ke depan Paket teknologi ini dapat ditransformasikan dalam skala home industri/industri sehingga mudah diadopsi oleh pengguna Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
18 FOTO KEGIATAN FOTO KEGIATAN EDIBLE FILM Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
19 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
20 Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang
21 logo lembaga TERIMA KASIH Yeyen Prestyaning Wanita Retno Utami Hatmi Mahargono Kobarsih Sutardi
PROPOSAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA
PROPOSAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA Kegiatan lanjutan dari PIPKPP tahun 2011 PIPKPP tahun 2011: pengemas primer dari pati umbi-umbian: - edible coating 3% pati, plasticizer sorbitol,
Lebih terperinciKementerian Pertanian 2012
logo lembaga X.233 KAJIAN PEMANFAATAN ASAP CAIR DAN BAHAN ALAMI LOKAL DALAM PENGAWETAN MAKANAN DAN MINUMAN UNTUK MENDUKUNG NILAI TAMBAH PRODUK PERTANIAN DI PROVINSI BANTEN Ir. Resmayeti Purba., MSi. Kementerian
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN KAJIAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGEMAS PRIMER RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PANGAN DAN BENIH BERBAHAN DASAR UMBI- UMBIAN LOKAL DIY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang. agar produk akhir yang dihasilkan aman dan layak untuk dikonsumsi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri makanan dan minuman adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai jenis makanan dan minuman dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenang identik dengan rasa manis dan gurih yang lekat. Secara umum jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula tetapi kini jenang telah dibuat dari bahan buah-buahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ketersediaan air, oksigen, dan suhu. Keadaan aerobik pada buah dengan kadar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Buah merupakan salah satu produk pangan yang sangat mudah mengalami kerusakan. Buah mengandung banyak nutrisi, air, dan serat, serta kaya akan karbohidrat sehingga
Lebih terperinciPengembangan Varietas Hibrida Jagung Tahan Penyakit Bulai (Perenosclerospora maydis L.), Umur Genjah(<90 hst), Potensi Hasil Tinggi(11 t/ha)
KODE PENELITIAN: X.70 Pengembangan Varietas Hibrida Jagung Tahan Penyakit Bulai (Perenosclerospora maydis L.), Umur Genjah(
Lebih terperinciBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012
KODE PENELITIAN: X.75 Pengembangan Varietas Hibrida Jagung Pulut (waxy corn), Tahan Penyakit Bulai (Perenosclerospora maydis L.), dan Toleran Kekeringan (Drought Tolerance) Memiliki Potensi Hasil Tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,6 juta ton
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak-otak merupakan produk pengolahan dari daging ikan yang dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang putih, dan bawang merah. Produk otak-otak
Lebih terperinciPEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA
X.197 PEMANFAATAN ZEOLIT DAN MIMBA UNTUK PERBAIKAN KERAGAAN TANAMAN JERUK PADA LAHAN SUB OPTIMAL DI SULAWESI TENGGARA Ir. Arry Supriyanto, MS Ir. Emi Budiyati Oka Ardiana Banaty, SP. MSc. Ir. Nono Sutrisno
Lebih terperinciBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012
KODE PENELITIAN: X.71 Pengembangan Jagung Hibrida berkadar Nutrisi Tinggi, Tahan Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis L.), dan Hama Gudang (Sitophilus zeamais) Potensi Hasil 11 t/ha Peneliti/Perekayasa:
Lebih terperincilogo lembaga [ X.291] Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto
logo lembaga [ X.291] KAJIAN PEMBERIAN PAKAN KULIT KAKAO FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI Ir. Annas Zubair, M.Si Serli Anas, S.Pt Dwi Rohmadi, S.Pt Jaka Sumarno, STP Sukarto Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY
KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciClick to edit Master subtitle style
Click to edit Master subtitle style [ X.214] Kajian Peningkatan Daya Simpan Tandan Buah Segar Guna Meningkatkan Rendemen CPO di Provinsi Riau Marsid Jahari, SP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN RIAU
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab I akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciFORMULASI PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS TEPUNG REBUNG KAYA SERAT DAN TEPUNG MODIFIKASI DARI UMBI RAWA ASAL KALIMANTAN SELATAN
V.24 FORMULASI PANGAN FUNGSIONAL BERBASIS TEPUNG REBUNG KAYA SERAT DAN TEPUNG MODIFIKASI DARI UMBI RAWA ASAL KALIMANTAN SELATAN Evy Setiawati, S.Si., MT. Ir. Effendi Arsad Ir. Suroto Miyono, SP. Anhar
Lebih terperinciBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
DIFUSI TEKNOLOGI PEMBUATAN MIE DARI TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI DI TEMANGGUNG JAWA TENGAH [Kode: X.93 Dr. Nur Richana Winda Haliza, STP, Msi Ir. Tatang Hidayat, MSc Drs. Hadi Setiyanto Ratnaningsih, STP
Lebih terperinciREMEDIASI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK PERKEBUNAN KARET RAKYAT
X.28 REMEDIASI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK PERKEBUNAN KARET RAKYAT Tim Peneliti: Usman Daras Yulius F. Bambang ET Juniaty T Nana H. BALAI PENELITIAN TANAMAN INDUSTRI DAN PENYEGAR PUSAT PENELITIAN DAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciKEMENTERIAN/LEMBAGA: BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN 2012
N.44 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA JENIS MINDI BESAR UNTUK MENDORONG INDUSTRI BENIH DAN BIBIT DI HUTAN RAKYAT : Kasus Di Desa Selaawi, Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat Peneliti: Dr. Ir. Yulianti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan Asia adalah Fragaria chiloensis L. Spesies stroberi lain yang lebih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroberi merupakan tanaman hortikultura yang berasal dari benua Amerika. Spesies stroberi yang menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia adalah Fragaria chiloensis
Lebih terperinciPengembangan Teknologi Pengolahan Makanan Ringan (Vacuum Frying, Deep Frying dan Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Olahan di Banjarnegara
SIDa.x.6 Pengembangan Teknologi Pengolahan Makanan Ringan (Vacuum Frying, Deep Frying dan Spinner) untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Olahan di Banjarnegara BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengemasan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam industri pangan. Kemasan memiliki fungsi utama untuk melindungi produk dari kerusakan lingkungan, menjaga kualitas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengemasan merupakan proses perlindungan suatu produk pangan yang bertujuan menjaga keawetan dan konsistensi mutu. Produk yang dikemas akan memiliki masa simpan relatif
Lebih terperinciBALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN 2012
X.146 PENELITIAN PENGEMBANGAN FORMULA PUPUK BERTEKNOLOGI NANO UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMUPUKAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN LADIYANI RETNO WIDOWATI BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA
Lebih terperinciTATANIAGA PERTANIAN. Oleh : Agustina BIDARTI, S.P., M.Si. Sosek Pertanian FP Unsri
TATANIAGA PERTANIAN Oleh : Agustina BIDARTI, S.P., M.Si. Sosek Pertanian FP Unsri Tataniaga = Pemasaran : kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen Syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buah dan sayuran. Salah satunya adalah buah tomat (Lycopersicon esculentum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah dan sayuran. Buah yang berasal dari negara subtropis dapat tumbuh baik dan mudah dijumpai di Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciBalai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 2012
X. 155 PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PRODUKSI TANAMAN PANGAN DI LAHAN KERING Dr. Ir. Yayan Apriyana, M.Sc Ir. Erni Susanti, M.Sc Ir. Suciantini, M.Si Fadhlullah
Lebih terperincimempengaruhi atribut kualitas dari produk tersebut (Potter, 1986). Selama proses
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan pangan seperti produk buah-buahan dan produk hortikultura memiliki sifat yang khas, yaitu tetap mengalami perubahan setelah proses pemanenan sehingga mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah merupakan salah satu jenis pangan yang sangat penting peranannya bagi tubuh kita, terlebih karena mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah juga
Lebih terperinciPemanfaatan Pestisida Nabati dan Agensia Hayati untuk Pengendalian Hama Kakao
logo lembaga [ X.20] Pemanfaatan Pestisida Nabati dan Agensia Hayati untuk Pengendalian Hama Kakao Elna Karmawati, Siswanto, Deciyanto Soetopo, dan Widi Rumini Badan Litbang Pertanian 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2)
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciProduksi Massal Bibit Tebu Varietas PS864 dan PS881 dengan Stabilitas Genetik Tinggi dan Bebas Virus Hasil Kultur Apeks Untuk Pengembangan di Sulawesi
X.104 Produksi Massal Bibit Tebu Varietas PS864 dan PS881 dengan Stabilitas Genetik Tinggi dan Bebas Virus Hasil Kultur Apeks Untuk Pengembangan di Sulawesi Deden Sukmadjaja, Ika Mariska, Yati Supriati,
Lebih terperinci[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]
logo lembaga [ X.223 ] [ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ] [ Zul Efendi, S.Pt, Dr. Dedi Sugandi, MP, Dr. Umi Pudji Astuti, MP Wahyuni
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN 2012
KEMTAN X.232 KAJIAN PANGAN ALTERNATIF BERBAHAN DASAR UMBI-UMBIAN MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI DKI JAKARTA Syarifah Aminah KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LATAR BELAKANG Kondisi yang menjadi latar belakang
Lebih terperincilogo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT
B.48 logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT Ir. Moch. Setyadji, MT. Prof. Drs. Sahat Simbolon, M.Sc. Drs. Damunir Aryadi, ST. Wijiono, SP.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli
Lebih terperinciKode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA
logo lembaga Kode : X.229 KAJIAN STRATEGI KEBIJAKAN DAN LANGKAH OPERASIONAL DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI KARET UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN KORIDOR SUMATERA DR. IR. MASGANTI, MS BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI SATOIMO (Colocasia esculenta Schott var. antiquorum) BERBASIS PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN BANTAENG, SULAWESI SELATAN
75. 4. F2. 49 PENINGKATAN PRODUKSI SATOIMO (Colocasia esculenta Schott var. antiquorum) BERBASIS PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN BANTAENG, SULAWESI SELATAN DWI PANGESTI HANDAYANI, SP BPPT 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7)
Lebih terperinci[ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH
logo lembaga [ X.253 ] KAJIAN PEMANFAATAN MIKROBA TANAH DI LAHAN SUB OPRIMAL EKS PENAMBANGAN BATUBARA MENJADI LAHAN PRODUKTIF DI KALIMANTAN TENGAH Dr. Susilawati, SP., MSi BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciVARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI
VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI Ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan pangan, pakan maupun bahan dasar berbagai industri. Oleh karena itu pemilihan varietas ubi kayu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia sehari-hari. Plastik umumnya berasal dari minyak bumi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Plastik merupakan salah satu bahan yang telah memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan manusia sehari-hari. Plastik umumnya berasal dari minyak bumi yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Bahan Tanam Setelah Penyimpanan Penyimpanan bahan tanam dilakukan pada kondisi suhu yang berbeda dengan lama simpan yang sama. Kondisi yang pertama ialah suhu ruang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber pangan terutama pada tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan mampu menghasilkan cadangan makanan yang digunakan sebagai
Lebih terperinci[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012
I.121 PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN UJI RASA (FLAVOR TESTER) MAKANAN/MINUMAN BERBASIS NATA DE COCO PADA PETANI NATA DI MALANG Lucia Indrarti [ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012 LATAR BELAKANG Guna meningkatkan
Lebih terperinciTim Dosen Pengampu TPPHP FTP UB /05/2013 1
Tim Dosen Pengampu TPPHP FTP UB 2013 27/05/2013 1 TUHAN YME telah menyajikan kemasan: Jagung dibungkus seludang Buah-buahan dibungkus kulitnya Buah kelapa dilindungi sabut dan tempurungnya Kacang-kacangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7)
Lebih terperinciW-11. Dra. Ambar Pramudyanie, M.Si [BALITBANG KEMENTERIAN PERTAHANAN
W-11 STUDY ANALISIS MODEL PEMBERDAYAAN APARAT PEMDA DAN PONDOK PESANTREN DI GUNA MENANGGULANGI TERORISME DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL Dra. Ambar Pramudyanie, M.Si [BALITBANG KEMENTERIAN PERTAHANAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil
Lebih terperinciBPTP SULUT, BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, BADAN LITBANG PERTANIAN 2012
X.258 KAJIAN IDENTIFIKASI VARIETAS DAN PEMANFAATAN UMBI-UMBIAN LOKAL SPESIFIK LOKASI DI SULAWESI UTARA SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF DALAM RANGKA MENDUKUNGKETAHANAN PANGAN MEIVIE LINTANG LUICE TAULU,
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI
PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI OLEH DIKA YULANDA BP. 07117007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia adalah Kurang Energi Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi disebabkan oleh rendahnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyimpanan Benih Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah mengkondisikan benih pada suhu dan kelembaban optimum untuk benih agar bisa mempertahankan mutunya.
Lebih terperinciSTANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT Feri Manoi PENDAHULUAN Untuk memperoleh produk yang bermutu tinggi, maka disusun SPO penanganan pasca panen tanaman kunyit meliputi, waktu panen,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada 2013 menunjukan bahwa prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 37% (terdiri dari 18% sangat pendek dan 19,2% pendek)
Lebih terperinciPercobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat dan Kegunaan Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pola makan sehat bagi kehidupan manusia. Sebagaimana al-qur an. menjelaskan dalam surat Abbasa (80) :
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu jenis pangan yang disebut dalam al-qur an yang pengulangannya mencapai 33 kali, yaitu 14 kali untuk kata Hal ini menunjukkan peran
Lebih terperinciIV. ANALISIS DAN SINTESIS
IV. ANALISIS DAN SINTESIS Pengemasan dan Penyimpanan Jenang Konvensional Jenang identik dengan rasa manis dan gurih yang lekat. Secara umum jenang terbuat dari tepung ketan, santan, dan gula. Modifikasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Alhamdulillahirobbil alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya selama pelaksanaan skripsi ini dengan judul Pembuatan Edible Film dari Pati Kimpul,
Lebih terperinciAIR DAN PENGARUHNYA THD PER TUMBUHAN TANAMAN
AIR DAN PENGARUHNYA THD PER TUMBUHAN TANAMAN TM-6-Ekoltan-2015 2015 AIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP TANAMAN Fungsi air bagi tanaman : sebagai : 1. Bahan baku (sumber H2) dalam proses Ps. 2. Penyusun protoplasma
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Dolomit sebagai Bahan Penunjang Industri Besi Baja
F1.75 Teknologi Pengolahan Dolomit sebagai Bahan Penunjang Industri Besi Baja Gunawan, S.Si., M.Eng., Dr.Eng. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012 LATAR BELAKANG Dolomit merupakan bahan mineral
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembungkus dari buah buahan dan sayuran dapat menggantikan beberapa pembungkus sintetik yang biasanya digunakan untuk mengawetkan dan melindungi makanan tersebut. Edible
Lebih terperinciUPT Balitbang Biomaterial LIPI 2012
I.67 Pengembangan Pupuk Organik Untuk Kelapa Sawit Arief Heru Prianto, S.Hut. UPT Balitbang Biomaterial LIPI 2012 LATAR BELAKANG Pentingnya pemupukan Besarnya biaya pemupukan Tanaman keras, contohnya Kelapa
Lebih terperinci[ nama lembaga ] 2012
logo lembaga 1.04.02 KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI MENDUKUNG SISTEM DAN MODEL PENGEMBANGAN GOOD AGRICULTURAL PRACTICES DI WILAYAH GERNAS KAKAO Prof. Dr. Ir. Azmi Dhalimi, SU Balai Besar Pengkajian
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN EDIBLE COATING TERHADAP SUSUT BOBOT, ph, DAN KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK BUAH POTONG PADA PENYAJIAN HIDANGAN DESSERT Alsuhendra 1, Ridawati 1, dan Agus Iman Santoso 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG
PENGARUH SORTASI BIJI DAN KADAR AIR SERTA VOLUME KEMASAN TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH JAGUNG Rahmawati, Sania Saenong dan E. Y. Hosang Balai Penelitian Tanaman Serealia BPTP NTT ABSTRAK Benih merupakan benda
Lebih terperinciX.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin
X.82 Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha Zubachtirodin BALAI PENELITIAN TANAMAN SEREALIA 2012 LATAR BELAKANG PROGRAM KEMTAN 2010-2014 - EMPAT SUKSES: SWASEMBADA
Lebih terperinciPRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA
PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA Agus Budiyanto, Abdullah bin Arif dan Nur Richana Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian n Disampaikan Pada Seminar Ilmiah dan Lokakarya Nasional 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah pakan. Davendra, (1993) mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berat badan maupun
Lebih terperinciTabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu produk pertanian yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan salah satu bahan dasar kebutuhan
Lebih terperincilogo lembaga Kode Judul X.303 Idawanni, SP KAJIAN IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARET RAKYAT DI KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH
logo lembaga Kode Judul X.303 KAJIAN IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN PENYAKIT KARET RAKYAT DI KABUPATEN ACEH BARAT PROVINSI ACEH Idawanni, SP BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NAD BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH Faktor Genetik/ Internal Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR GENETIK Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Mutu benih berbeda
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi Indonesia yang memiliki bagi perekonomian Nasional dalam berbagai bidang. Kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai di Indonesia dilakukan dalam
Lebih terperinciProduk Bioindustri di Indonesia
Produk Bioindustri di Indonesia Nur Hidayat TIP FTP - UB Pendahuluan Produk bioindustri terutama industry fermentasi tradisional banyak berkembang di Indonesia Indonesia sebagai Negara berkembang menjadi
Lebih terperinci[ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012
[ X.158 ] [EFEKTIVITAS PUPUK HAYATI BIOTARA TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN DAN TANAMAN KELAPA SAWIT DI LAHAN RAWA KALIMANTAN] Mukhlis [ BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN] 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciLATAR BELAKANG. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa
Kode Judul : X.251 KAJIAN PENGOLAHAN TANDAN BUAH KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN DEKOMPOSER ORGADEC DAN APLIKASINYA PADA INTERCROPPING KELAPA SAWIT MUDA DAN JAGUNG DI KALIMANTAN BARAT
Lebih terperinciPENGOLAHAN BENIH (SEED PROCESSING)
PENGOLAHAN BENIH (SEED PROCESSING) TUJUAN Mempertahankan mutu benih yang dicapai pada saat panen. Menekan laju deteriorasi (kemunduran/ penurunan mutu) benih selama proses pengolahan benih berlangsung.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman mangga (Mangifera indica) adalah tanaman yang sudah sangat populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang tertua yang telah dibudidayakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, menurut Purwono dan Hartanto (2007), klasifikasi dan sistimatika tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaringan serat-serat selulosa yang saling bertautan. Kertas, pada awalnya dibuat oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kertas adalah lembaran yang terutama terbuat dari pulp kayu dan tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang saling bertautan. Kertas, pada awalnya dibuat oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jeruk (Citrus sp.) merupakan salah satu komoditas buah unggulan nasional yang keberadaanya menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Buah jeruk bermanfaat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis
Lebih terperinciPusat Litbang Permukiman Kementrian Pekerjaan Umum 2012
[SIDa.AH.2] Model Permukiman Berbasisi Eco Settlements [ Sri Astuti, Fani Deviana, Anita Firmanti, Wahyu Wuryanti, Syarif Hidayatullah] Pusat Litbang Permukiman Kementrian Pekerjaan Umum 2012 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPenerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang
kode kegiatan : I.03 Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang Doddy A. Darmajana LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN
Lebih terperinciKARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI
X. 145 KARAKTERISASI DAN EVALUASI POTENSI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAKAO DI KAB. DONGGALA DAN PARIGI MOUTONG PROV. SULTENG MENDUKUNG MP3EI Anny Mulyani, D. Subardja, M. Anda, Yiyi Sulaeman, Rhizatus S
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan pangan pada umumnya mudah mengalami kerusakan apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal.
Lebih terperinciTipe perkecambahan epigeal
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi
Lebih terperinciLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
I.102 PENGOLAHAN BIJIH NIKEL KADAR RENDAH UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI BAJA TAHAN KARAT Dr. Solihin, M.Env., Ir. Puguh Prasetiyo, Dr. Ir. Rudi Subagja, Dedy Sufiandi ST, Immanuel Ginting ST Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciGizi dan Evaluasi Pangan. Oleh : Dr. Ir. Tri Dewanti W. M.Kes. Jaya Mahar M, STP. MP Laboratorium Nutrisi Pangan Jurusan THP FTP UB
Gizi dan Evaluasi Pangan Oleh : Dr. Ir. Tri Dewanti W. M.Kes. Jaya Mahar M, STP. MP Laboratorium Nutrisi Pangan Jurusan THP FTP UB Gizi dan Evaluasi Pangan Ke- Pokok Bahasan 1 Pendahuluan TDW 2 & 3 4 &
Lebih terperincilogo lembaga N 61 INVENTARISASI POTENSI DAN SEBARAN JENIS NIPAH DI PAPUA Ir. Relawan Kuswandi, M.Sc BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN 2012
logo lembaga N 61 INVENTARISASI POTENSI DAN SEBARAN JENIS NIPAH DI PAPUA Ir. Relawan Kuswandi, M.Sc BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN 2012 LATAR BELAKANG Pemanfaatan nipah sampai saat ini masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hortikultura khususnya buah-buahan. Buah-buahan mempunyai banyak manfaat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara tropik yang sesuai untuk budidaya tanaman hortikultura khususnya buah-buahan. Buah-buahan mempunyai banyak manfaat. Seperti yang telah disebut
Lebih terperinci