BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Sementara itu menurut Oemar Hamalik (2006: 154) Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Abin Syamsuddin Mahmu, (2002:157) juga menjelaskan belajar adalah konsep belajar yang menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku pribadi seseorang berdasarkan pengalaman tertentu. Dari beberapa pendapat tersebut dapat simpulkan bahwa Belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang melalui latihan dan pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungan sehingga memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Setelah melakukan kegiatan belajar, maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang di inginkan. 6

2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Menurut Slameto (2010: 54) faktor intern membahas tentang tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 1. Faktor Fisiologis (jasmaniah) Faktor-faktor fisiologis meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga dan ibadah (Slameto,2010: 54). 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi seseorang. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, Kesiapan, dan Cara belajar. a. Inteligensi atau kecerdasan siswa Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang 7

3 abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Jadi intilegensi siswa sangat berpengaruh terhadap kemajuan dalam belajar (Slameto, 2010: 56). b. Motivasi Menurut Slameto (2010: 58) motivasi sangat erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. c. Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto,2010: 57). d. Sikap Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Baharudin 2008: 24). e. Bakat Menurut Hilgard dalam Slameto (2010: 37) bakat adalah kemampuan untuk belajar. Menurut Muhibbin (2003:136) bakat adalah kemampuan 8

4 potensial yang dimilki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilanpada masa yang akan datang Faktor Eksternal Selain faktor-faktor internal, faktor-faktor eksternal juga mempengaruhi proses belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 60) faktor eksternal dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. 1. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga diantaranya yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. a. Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anak berpengaruh terhadap kemauan belajar anak. Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya belajar, tidak mau tau bagaimana kemajuan belajar anaknya dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya. b. Relasi antar anggota keluarga Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang tua dan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudara atau anggota keluarga 9

5 yang lain turut memperngaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, atau diliputi kebencian. Sebetulnya relasi antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara mendidik orang tua. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak perlu diusahakan relasi yang baik antar keluarga anak tersebut. c. Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gadu dan ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. d. Keadaan ekonomi orang tua Keadaan ekomomi orang tua erat kaitannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu dan belajarnya ikut terganggu. 2. Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar diantaranya yaitu metode mengajar, kurikulum, metode belajar dan tugas. a. Metode mengajar Metode mengajar mempengaruhi belajar, metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misal karena guru kurang persiapan dan kurang mengasai bahan pelajaran sehingga guru terebut 10

6 menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa tidak senang dengan mata pelajaran. Atau bisa juga guru mengajar dengan metode ceramah saja, siswa menjadi bosan dan pasif. Sedangkan menurut Purwanto (2004: 104) faktor guru dan cara mengajar merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru mengajar juga menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. b. Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai jumlah kegiatan yang diberiakn kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikullum yang kurang baik berpengaruh pada belajar. c. Metode belajar Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar tepat akan efektif pula hasil belajar siswa. 3. Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, diantaranya sebagai berikut: 11

7 a. Mass Media Mass media misalnya TV, koram, komik dll, semuanya itu beredar di dalam masyarakat. Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. b. Teman bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa begitu juga sebaliknya. Dari penjelasan diatas faktor internal dan faktor eksternal sangat berpengaruh terhadap belajar dan hasil belajar siswa. Selain itu metode yang digunakan oleh guru pada saat mengajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Karena metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar.dengan demikian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami pembelajaran (Nana Sudjana,2005:3). Hasil belajar menurut Nasution(2006:36) adalah hasil dari suatu interaksi belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi 12

8 hasil belajar. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari upaya yang telah dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku, baik perilaku dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dari beberapa pendapat tersebut dapat simpulkan hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setelah terjadinya proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar yang ingin dicapai adalah aspek kognitif. Menurut Bloom (dalam Anderson dan Krathwohl, 2010:39-43) Revisi ranah kognitif taksonomi Bloom dibedakan menjadi 2 jenis dimensi besar yaitu dimensi pengetahuan, dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan dibedakan dalam empat jenis/dimensi yaitu: pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognif, sedangkan dimensi proses kognitif terdiri dari 6 (enam dimensi) yaitu mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), Mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Dimensi proses kognitif ini masing-masing diklasifikasikan dalam kategori-kategori. 1. Kategori-kategori Dalam Dimensi Proses Kognitif Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:44-45) Dimensi kedua dari revisi taksonomi Bloom adalah Dimensi proses kognitif yang terdiri dari 6 (enam) dimensi proses yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. a. Mengingat Mengingat adalah mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Jika tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan kemampuan untuk 13

9 meretensi materi pelajaran, maka kategori proses kognitif yang tepat adalah mengingat. b. Memahami Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Proses-proses Kognitif meliputi: menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. c. Mengaplikasikan Mengaplikasikan yaitu melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau penyelesaian masalah. d. Menganalisis Menganalisis adalah melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. e. Mengevaluasi Mengevaluasi yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. f. Mencipta Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau membuat suatu produk yang orisinal. Berikut adalah tabel revisi taksonomi Bloom adalah sebagai berikut: 14

10 Bagan 2.1. Ringkasan Perubahan Struktural dari Kerangka Pikir Asli ke Revisi. Dimensi tersendiri Dimensi pengetahuan Pengetahuan Komprehensi Aplikasi Analisi Sintesi Evaluasi Mengingat Memahami mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta Dimensi Proses Kognitif Hasil Belajar dalam penelitian ini hanya sampai pada kategori menganalisis Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen, Slavin dalam Isjoni (2009: 15). Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di kehidupan masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama diantara sesama anggota kelompok akan 15

11 meningkatkan motivasi produktivitas dan perolehan belajar (Etin Solihatin dan Raharjo, 2009: 5). Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran,di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran (Robert E.Slavin, 2011: 4). Tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan ketrampilanketrampilan proses kelompok dan pemecahan masalah (Johnson dalam Trianto,2009:57). Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur yang harus diperhatikan. Lima Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif menurut Johnson dalam Trianto (2009:60) antara lain: 1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa. Pada pembelajaran kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil dalam suksesnya kelompok. 2. Interaksi antar siswa semakin meningkat. Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk 16

12 sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. 3. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan siswa tidak hanya sekedar mengandalkan pada hasil kerja teman sekelompoknya. 4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Pada pembelajaran kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa juga dituntut untuk belajar berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. 5. Proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan tugas dengan dengan anggota kelompok lain secara kompak, maka mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik. Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara bersamasama yang beranggotakan 5 orang atau lebih dengan struktur kelompok heterogen, di mana para siswa dapat saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui beberapa metode pembelajaran. 17

13 2.1.4 Metode Pembelajaran Group Investigation dan Jigsaw Pengertian Metode Menurut Suwardi (2007:61) Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:740). Sedangkan menurut Nana Sudjana (2002:260) metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar Pengertian Pembelajaran Menurut Nazarudin (2007:163) pembelajaran adalah suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreatifitas siswa. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono 2002:24-25). Sedangkan menurut Aunurrahman (2011:14) pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran, dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk memiliki sikap terbuka dan sabar agar dapat memahami siswanya. 18

14 Pengertian Metode Pembelajaran metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan (M. Sobri Sutikno, 2009:88). Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas dalam menyajikan bahan pelajaran (Sagala, S. (2003:169). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan hubungan atau interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran Metode Group Investigation Pengertian group investigation Menurut Eggen dan Kauchak dalam Maimunah (2005: 21) Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi suatu topik. Metode GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam seleksi topik maupun cara mempelajarinya melalui proses investigasi yang mendalam. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skill). Metode investigasi kelompok sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam 19

15 pembelajaran kooperatif. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi (Hamdani, 2011: 90). Metode GI merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok kecil di mana siswa bekerja menggunakan inquiri kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok dan kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka di kelas (Suyatno, 2009: 56). Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan Group investigasi adalah strategi belajar kooperatif yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam seleksi topik maupun cara mempelajarinya melalui proses investigasi, melakukan diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi Langkah-langkah pelaksanaan Group investigation Langkah-langkah pelaksanaan Group investigation menurut beberapa ahli adalah: Slavin (Tukiran, dkk. 2011:76) 1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok, aktifitas yang dilakukan; a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran- Hamdani (2010: 91) 1. Seleksi topik Siswa memilih berbagai sub topik. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompokkelompok yang berorientasi pada tugas. Anggota kelompok terdiri atas dua hingga Suyatna (2009: ) 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. 20

16 saran. b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen. d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi. 2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari a. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang dipelajari. b. Siswa melakukan pembagian tugas,siapa melakukan apa. 3. Melaksanakan investigasi a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan enam orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik. 2. Merencanakan kerja sama. Siswa beserta guru merencanakan berbagai topik dan sub topik yang telah dipilih dari seleksi topik (langkah 1). 3. Implementasi Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah (2). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. 4. Analisi dan sintesis Siswa menganalisis dan menyintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3. Guru memanggil para ketua para ketua kelompok untuk satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain. 4. Setiap kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan. 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok. 6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. 7. Evaluasi 8. Penutup 21

17 kelompoknya. c. Para siswa saling berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan. 4. Menyiapkan laporan akhir: a. Anggota kelompok menentukan pesanpesan esensial dari proyek mereka. b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan mempresentasikan. c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. 5. Mempresentasikan laporan akhir: a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. b. Bagian presentasi tersebut harus dapat (3) dan merencanakan untuk meringkas dan penyajian menarik di depan kelas. 5. Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinasikan oleh guru. 6. Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi setiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai satu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup setiap siswa secara individu atau kelompok atau keduanya. 22

18 melibatkan siswa lain secara aktif. 6. Evaluasi Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai langkah-langkah metode group investigation, maka dalam melaksanakan penelitian di SMP N 1 Bergas menerapkan langkah dari Hamdani. Alasan mengapa tidak menggunakan langkah dari Slavin karena minimnya waktu untuk penelitian, sementara itu langkah menurut Suyatna kurang jelas karena hanya disebutkan secara ringkas Kelebihan dan kekurangan metode Group investigation Pembelajaran metode group investigation mempunyai kelebihan dan kelemahan. Berikut kelebihan dan kelemahan metode group investigation: a. Kelebihan metode Group investigation (Setiawan,2006:9) : a. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif. b. Rasa percaya diri dapat lebih meningkat. c. Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah. d. Belajar menghargai pendapat orang lain. e. Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan. 23

19 f. Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum. b. Kekurangan Group Investigation yaitu (Setiawan, 2006:9).: a. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan. b. Sulitnya memberikan penilaian secara personal. c. Tidak semua topik cocok dengan metode pembelajaran GI, metode pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri. d. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif Metode Jigsaw Pengertian Metode Jigsaw Jigsaw adalah salah satu dari metode pembelajaran kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005:246). jigsaw telah dikembangkan dan diuji cobakan oleh Ellot Aronson dan kemudian diadaptasi oleh slavin. Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi berkelompok dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan 24

20 berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan didalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri (Ibrahim, 2001:21). Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori konstruktivisme, pada dasarnya pendekatan kontruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa secara individu menemukan dan menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan dan merevisinya bila perlu (Soejadi dalam Teti Sobri,2006:15). Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan metode jigsaw adalah metode pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi dalam kelompok asal dengan lima atau enam anggota kelompok belajar heterogen dan kemudian dibentuk kelompok ahli. Kelompok ahli dibentuk sesuai dengan topik yang sama kemudian berdiskusi tentang topik tersebut. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asaln dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya kepada kelompok asal Langkah-langkah Pelaksanaan Metode jigsaw Dalam penerapan metode jigsaw, adapun langkah-langkah metode jigsaw menurut beberapa ahli. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan metode jigsaw menurut beberapa ahli. 25

21 Langkah-langkah pelaksanaan jigsaw menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: Aronson dalam Kunandar (2007 : 365) 1. Kelompok asal yaitu: a. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil 3-6 siswa. b. Guru memberikan tugas sesuai materi yang diajarkan. c. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapatkan tugas yang berbeda-beda dan memahami informasi yang ada didalamnya. 2. Kelompok ahli yaitu: a. Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas yang sama dalam satu kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sesuai dengan tugas yang telah disiapkan oleh guru. b. Dalam kelompok ahli ini ditugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. c. Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari tugas yang telah dipahami kepada kelompok asal. d. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal. Trianto (2007: 56-57) 1. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok belajar. Setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa. 2. Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok. 3. Semua kelompok mempelajari materi ajar yang telah diberikan oleh guru. 4. Kelompok ahli bertemu dan memebahas topik materi yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masinguntuk membantu kelompoknya. 6.. Guru mengevaluasi hasil belajar siswa secara individual 26

22 e. Secara bergiliran masing-masing siswa menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli. f. Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan, masing-masing kelompok melaporkan hasilnya (melakukan presentasi) dan guru memberi klarifikasi. Dari teori yang telah diuraikan oleh beberapa ahli mengenai langkahlangkah metode jigsaw, maka dalam melaksanakan penelitian di SMP N 1 Bergas menggunakan metode jigsaw menurut Aronson, dibandingkan dengan langkah pelaksanaan metode jigsaw menurut Trianto pelaksanaan metode jigsaw menurut Aronson lebih detail. Karena dalam langkah metode jigsaw Aronson menyebutkan secara rinci seperti misalnya tugas atau materi untuk kelompok asal dan kelompok ahli. Sementara Trianto hanya menyebutkan Guru memberikan materi ajar dalam bentuk teks yang telah terbagi menjadi beberapa sub materi untuk dipelajari secara khusus oleh setiap anggota kelompok sehingga kurang mudah dipahami Kelebihan dan kekurangan metode jigsaw Kelebihan dan kelemahan metode jigsaw menurut Ibrahim dkk,(2000) adalah: 1). Kelebihan metode jigsaw a. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif. b. Menjalin atau mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa. c. Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. 27

23 d. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru. 2). Kekurangan metode jigsaw yaitu: a. Memerlukan waktu yang relatif lama. b. Tidak efektif untuk siswa yang banyak. c. Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru. d. Memerlukan persiapan yang matang Perbedaan Metode Group Investigation dan Metode Jigsaw Metode Group Investigation 1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok, aktifitas yang dilakukan; a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan Metode Jigsaw 1) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Kalau dalam materi yang akan dipelajari ada 4 topik maka kelompok terbagi menjadi 4. Jika dalam satu kelas ada 32 orang maka setiap kelompok beranggotakan 8 siswa. Keempat kelompok itu sesuai dengan 4 topik yang ada yang biasa disebut kelompok asal (home 28

24 siswa dan harus bersifat teams). heterogen. d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan. 2. Merencanakan tugas yang akan dipelajari a. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang 2) Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagikan materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap siswa dalam setiap dipelajari. kelompok bertanggungjawab b. Bagaimana mempelajarinya, siswa melakukan pembagian tugas. c. Siapa melakukan apa mempelajari teks yang diterimanya dari guru. Teks yang dibagikan pada siswa disesuaikan dengan topic pada masing-masing (pembagian tugas). kelompok. Tiap siswa dalam d. Untuk kepentingan apa sehingga topic ini harus kelompok mendalami konsep pada teks yang telah diterimanya. diinvestigasi. 3. Melaksanakan investigasi a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan 3) Langkah selanjutnya adalah membentuk kelompok ahli (expert teams). Jumlah kelompok ahli membuat kesimpulan. sesuai topic yang ada dan setiap b. Tiap anggota kelompok kelompok ahli beranggotakan 8 29

25 berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan. 4. Menyiapkan laporan akhir a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka. b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan siswa yang berasal dari masingmasing kelompok kecil. Jadi dalam satu kelompok ahli beranggotakan dari keempat kelompok asal yang berbeda topik-topiknya. 4) Setelah terbentuk kelompok ahli, diberikan waktu dan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Melalui diskusi di kelompok ahli diharapkan mereka memahami topik yang sementara dipelajarinya. bagaimana mereka akan membuat presentasinya. c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencanarencana presentasi. 5. Mempresentasikan laporan akhir: a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan audience secara 5) Setelah diskusi di kelompok ahli selesai, selanjutnya mereka kembali ke kelompok asal. Setelah mereka kembali ke kelompk asal lalu diberikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Kegiatan 30

26 aktif. c. Audience mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli. ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. 6.Evaluasi a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topic tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman 6) Sebelum pembelajaran diakhiri, diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan memberikan review atas topic yang telah dipelajari bersama. mereka. b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran yang tinggi. Perbedaan dari kedua metode tersebut adalah dalam pembelajaran menggunakan metode jigsaw membentuk dua kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kemudian dalam mengerjakan materi dengan 31

27 metode jigsaw siswa lebih menguasai karena siswa berdiskusi didalam dua kelompok. Sementara itu dalam metode group investigation siswa melakukan investigasi baik itu melalui tv, koran, internet dll. Setelah melakukan investigasi siswa membuat laporan dan mempresentasikan hasil laporan Penelitian yang Relevan Berikut ini beberapa peneletian yang relevan degan penelitian ini yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti (2011) Penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti berjudul Studi Eksperimen pengaruh Teknik Kooperatif metode Jigsaw dan Metode Struktural Number Head Together Terhadap Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas VII Semester Genap Di SMP Negeri Wuryantoro Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk mengetahui prestasi belajar siswa dari aspek kognitif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Wuryantoro tahun ajaran 2009/2010. Sample terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII C sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode jigsaw dan siswa kelas VII D sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode Struktural Number Head Together. Analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis uji t- dua pihak. 32

28 Hasil penelitian dapat disimpulkan: adanya perbedaan prestasi belajar PKn menggunakan metode Jigsaw dengan prestasi blejara Pkn dengan menggunakan metode Struktural Number Head Together pada aspek kognitif. Hal tersebut ditunjukkan dengan t hitung > t tabel = 4,744 > 1,995. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Rina Ari Sabtanti terletak pada penggunaan variabelnya baik variabel bebasnya maupun variabel terikatnya. Metode penelitiannya juga sama yaitu eksperimen. Perbedaannya terletak pada tempat dan waktu penelitian. Populasi penelitian adalah siswa kelas siswa kelas VII SMP N 2 Wuryantoro sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati mengambil judul Perbedaan Pengaruh Metode Group Investigation Pada Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Cebongan 02 Salatiga Semester II Tahun 2011/2012. Metode yang digunakan yaitu eksperimen semu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Va dan Vb SD Cebongan 02. Kelas Va sebagai kelas eksperimen dan kelas Vb sebagai kelas control. Analisis perbedaan menggunakan analisis uji T-test dengan bantuan spss 16. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor hasil belajar siswa pada kelas 95,23 kontrol sebesar 92,22 dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,205 > 0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas eksperimen sehingga tidak ada 33

29 pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dan metode group investigation pada hasil belajar IPA siswa kelas V SD Cebongan 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeni Susilowati terletak pada penggunaan variabelnya baik variable bebasnya maupun variable terikatnya. Metode penelitiannya juga sama yaitu quasi eksperimen. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian, tempat dan waktu penelitian. Subjek penelitian Yeni Susilowati adalah Siswa Kelas V SD Cebongan 02 Salatiga sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa klas VII SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang. 34

30 2.1.7 Kerangka Berfikir Proses Pembelajaran Metode Group Investigation Metode Jigsaw siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang diberikan bekerja secara sistematis merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaannya mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum. Memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya. Mendorong siswa untuk berfikir kritis Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut. Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut. Hasil belajar kurang baik Hasil belajar lebih baik Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan metode pembelajaran GI dan Jigsaw, Secara teori metode pembelajaran GI merupakan jenis pembelajaraan kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam 35

31 ketrampilan proses kelompok (group process skill).sedangkan metode pembelajaran Jigsaw siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Dalam metode jigsaw siswa dibagi menjadi kedalam kelompok asal dan kelompok ahli. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu yang diberikan, kemudian menjelaskan pada anggota kelompok asalnya. Kedua metode tersebut sama-sama mengarahkan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa berdiskusi dan mempresentasikan tentang apa yang mereka dapat. Tetapi metode pembelajaran Jigsaw lebih baik dalam perbedaan pengaruh hasil belajar siswa dibanding metode GI, ini dikarenakan metode Jigsaw memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut. Sedangkan Metode GI Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum, akibatnya metode GI kurang mempengaruhi hasil belajar siswa Hipotesis Ada perbedaan pengaruh metode group investigation dan metode jigsaw terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Bergas, kabupaten Semarang. 36

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar 2.1.1.1. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Leo Sutrisno (2008), mendefinisikan hasil belajar sebagai gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam ilmu pengetahuan sebagai penggerak utama perubahan menuntut pendidikan untuk terus maju melakukan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Makna Belajar Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang hayat, artinya belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut H. W. Fowler (Trianto 2010:136), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Tanggung Jawab 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tanggung Jawab a. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas.

BAB II KAJIAN TEORI. peserta didiklah yang menjadi pusat pembelajaran di dalam kelas. BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar (Learning Styles) Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Selain itu juga, model pembelajaran kooperatif efektif untuk mengembangkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Belajar Pada dasarnya belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model PembelajaranJigsaw dan...(nani Mediatati)

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Model PembelajaranJigsaw dan...(nani Mediatati) PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN GROUP INVESTIGATION DI KELAS VIII SMP NEGERI I BERGAS KABUPATEN SEMARANG Nani Mediatati nani.mediatati@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Kooperatif Menurut E. Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam suatu kelas dijadikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK 20 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Kontekstual 1. Minat Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual dengan sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script Model pembelajaran merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif. 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sedangkan pembelajaran adalah usaha dari seorang guru

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang II. KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil

II. KAJIAN PUSTAKA. Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil 7 II. KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar, prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a) Pengertian model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Menurut Isjoni (2010, h.15 ) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Teori Tentang Belajar Skinner dalam Fathurrohman P. & Sutikno S (2014 hlm. 5) mengatakan, Belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Karena pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Cooperative Learning Tipe Make A Match 2.1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mencapai keberhasilan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan

Lebih terperinci

Jurnal Gea Volume 14 Nomor 1, April 2014

Jurnal Gea Volume 14 Nomor 1, April 2014 PENGARUH PENGGUNAAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen padamata Pelajaran Geografi di Kelas X Ilmu-ilmu Sosial di SMAN 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar Bahasa Indonesia 1. Definisi Hasil belajar Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur, yaitu: tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya 8 II. LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung. Pada SMA 12 ini proses belajar mengajar masih menggunakan metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode Jigsaw Metode (Yunani: methodos = jalan, cara) dalam filsafat dan ilmu pengetahuan metode artinya cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut rencana

Lebih terperinci

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan proses dan unsur dasar dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses belajarlah yang menjadi kegiatan paling pokok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perlu dijabarkan secara jelas dari kata tersebut. Secara etimologi hasil

BAB II LANDASAN TEORI. perlu dijabarkan secara jelas dari kata tersebut. Secara etimologi hasil BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang hasil belajar perlu dijabarkan secara jelas dari kata tersebut. Secara etimologi hasil

Lebih terperinci

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui II. KAJIAN TEORI 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan pendidikan pada khususnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Matematika 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika Russefendi ET (Suwangsih dan Tiurlina, 2006: 3), menjelaskan bahwa kata matematika berasal dari perkataan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I BERGAS yang beralamat di Karangjati, Kec. Bergas, Kab. Semarang. Populasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2..1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 9 BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Menurut Syaiful Sagala (2009, hlm. 61) pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran aktif merupakan langkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau siswa menuju pada keadaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Memasuki abad-21, Sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing

Lebih terperinci

Macam-Macam Model Pembelajaran

Macam-Macam Model Pembelajaran Medel pembelajaran kel.5 1. `Pembelajaran Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi.

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) MATERI AJAR PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X Yudi Susilo 1, Siti Khabibah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuan untuk berpikir logis, praktis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Arifin (2013:12)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memahami

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memahami 12 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Pengertian belajar Menurut Slameto ( 2010, h. 2 ) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Hasil Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber daya manusianya.

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar.

BAB II. Kajian Pustaka. pembelajaran kooperatif, dan prestasi belajar. 7 BAB II Kajian Pustaka A. Analisis Teoritik Dalam analisis teoritik akan diuraikan berbagai tinjauan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan, metode belajar mengajar, pembelajaran

Lebih terperinci

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions) Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad (student teams achievement divisions) terhadap prestasi belajar dengan memperhatikan motivasi belajar siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka yang berisi falsafah dasar, teori dan konsep, membahas

Lebih terperinci

Jenis-jenis Model Pembelajaran Beberapa model-model pembelajaran kooperatif antara lain: 1. Teams Games Tournament (TGT)

Jenis-jenis Model Pembelajaran Beberapa model-model pembelajaran kooperatif antara lain: 1. Teams Games Tournament (TGT) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 KAJIAN TEORI 2. 1.1 Pengertian Model Model merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Menurut Komaruddin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik. BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi dan Prestasi Belajar Matematika 1. Partisipasi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI : 2007) partisipasi adalah turut berperan serta dalam suatu kegiatan (keikutsertaan/

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) A. Pengertian Group Investigation Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 2.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak tahu menjadi tahu, seperti yang diungkapkan oleh Slameto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang dengan sengaja diciptakan (Dimyati dan Mudjiono 2006). Seorang pengajar harus mampu menciptakan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW DAN Group Investigation (GI) DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SKRIPSI Oleh: SUPRIYANI FERIYATI NIM. K4303062 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

PEMBELAJARAN KOOPERATIF 1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF Karakteristik Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar mahasiswa, membentuk

Lebih terperinci

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam meningkatkan kompetensi mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 Oleh : Islamiyatun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci