PENGARUH STIMULASI LISTRIK TERHADAP PEMBULUH DARAH DAN JARINGAN IKAT FIBROUS PADA PENYEMBUHAN LUKA
|
|
- Liani Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH STIMULASI LISTRIK TERHADAP PEMBULUH DARAH DAN JARINGAN IKAT FIBROUS PADA PENYEMBUHAN LUKA Rahmawati 1, Achmad Arifin 2, M. Guritno S 3, Duti Sriwati Aziz 4 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, ITS, Surabaya ,4 Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya 1 rahmawati@elect-eng.its.ac.id, 2 arifin@ee.its.ac.id, dutiprakoso@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian dosis stimulasi listrik gelombang kotak microamper terhadap pertumbuhan pembuluh darah baru dan kepadatan jaringan ikat fibrous pada penyembuhan luka. Pemberian stimulasi listrik dengan menempatkan dua buah elektroda diletakkan pada kulit sehat di sekitar luka. Dalam penelitian ini digunakan sinyal stimulasi berupa sinyal listrik gelombang kotak. Parameter stimulasi listrik yang diset adalah lamanya pemberian stimulasi listrik dan amplitudo tegangan, sementara arus listrik, frekuensi dan pulse width tetap (50µA, 20Hz, 250µs). Berdasarkan hasil pengujian hari kelima hewan coba marmut yang diberi terapi stimulasi listrik mempunyai nilai pembuluh darah dan jaringan ikat lebih baik yang menunjukkan percepatan penyembuhan luka dua kali lebih cepat dibandingkan dengan yang tanpa perlakuan. Dari hasil ini diharapkan methoda stimulasi listrik dapat diaplikasikan secara klinis untuk mempercepat penyembuhan luka. Untuk itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai pengaturan lama pemberian stimulasi yang optimal sejalan dengan kemajuan kesembuhan yang dihasilkan. Kata kunci: stimulasi listrik, penyembuhan luka, pembuluh darah, jaringan ikat fibrous. 1. PENDAHULUAN Perawatan luka biasanya dimulai dengan pengobatan yang konvensional seperti pembersihan luka, pemberian anti radang dan antibiotik. Terapi stimulasi listrik untuk penyembuhan luka adalah terapi tambahan yang diberikan pada pengobatan luka yang bertujuan untuk mempercepat kesembuhan. Ketika terjadi luka ada arus lemah yang terukur antara kulit dan jaringan dalam disebut current of injury. Arus ini memegang peranan penting dalam proses penyembuhan luka dan yang mendasari penggunaan stimulasi listrik untuk percepatan proses penyembuhan luka. Permasalahan utama penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana mengaplikasikan stimulasi listrik untuk terapi penyembuhan luka. 2. Bagaimana menentukan pemberian durasi dan amplitudo stimulasi listrik. Stimulasi listrik yang diterapkan adalah gelombang kotak mikrocurrent (50µA, 20Hz, 250µs) terapi penyembuhan luka pada jaringan kulit. Objek yang Gambar 1. Proses penyembuhan luka normal [2]. dijadikan bahan percobaan adalah hewan coba marmut. 1.1 Penyembuhan Luka Tubuh mempunyai sistem bioelektrik sendiri, yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka, perbaikan sel yang rusak dan mengubah permeabilitas sel membran. Arus yang dihasilkan antara kulit dan jaringan bagian dalam ketika ada kerusakan kulit dinamakan current of injury. Arus listrik dipercaya dapat menstimulasi beberapa aktifitas sel seperti DNA sintesis, proliferation (pertumbuhan) sel, meningkatkan aliran darah arteri, antibacterial, dan pergerakan sel [1]. Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Pertumbuhan pembuluh darah adalah proses penting penyembuhan di tempat luka untuk meningkatkan aliran darah[6]. Jaringan ikat fibrous adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen [2]. Nilai kepadatan jaringan ikat rata-rata dibagi dalam empat level, yaitu: 1. level 1 nilai 0 25% 2. level 2 nilai 25 50% 3. level 3 nilai 50 75% 4. level 4 nilai % Tahapan proses penyembuhan luka normal ditunjukkan pada gambar 1. Tiga fase proses penyembuhan akan berjalan normal selama tidak ada gangguan baik faktor luar maupun dalam. Fisiologi penyembuhan luka secara alami akan mengalami fase seperti dibawah ini : 1. Fase inflamasi (2-5 hari), segera setelah terjadinya luka, pembuluh darah yang putus
2 mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksi hemostasis karena agregasi trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah. 2. Fase proliferasi (2 hari 3 minggu), pada masa ini fibroblas sangat menonjol perannya. Fibroblas mengalami proliferasi dan mensintesis kolagen. Serat kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi luka. Pada fase ini mulai terjadi granulasi, kontraksi luka dan epitelisasi. 3. Fase remodeling atau maturasi (3 minggu 2 tahun), terjadi proses yang dinamis berupa remodelling kolagen, kontraksi luka dan pematangan parut. Akhir dari penyembuhan ini didapatkan parut luka yang matang yang mempunyai kekuatan 80% dari kulit normal. 1.2 Stimulasi Listrik Stimulasi listrik untuk penyembuhan luka adalah penggunaan arus listrik untuk mentransfer energi ke luka, yaitu menempatkan elektroda di sekitar luka sehingga arus listrik mengalir melewati luka. Penggunaan ini adalah pengobatan tambahan untuk penyembuhan luka yang telah dikemukakan beberapa tahun sejak dikenalkan bahwa kulit mempunyai medan listrik dan kehadiran luka mengganggu medan listrik ini. Umumnya pemberian terapi stimulasi listrik adalah dengan menempatkan dua buah elektroda pada sisi luka selama 30 menit sampai 2 jam[3]. Wolcott menerapkan pemberian arus dc microcurrent selama 2 jam on dan 4 jam off setiap hari [4]. Stimulator listrik terdiri dari modulator, boost converter, switch circuit dan pulsa generator ditunjukkan pada gambar 2. Stimulator ini menghasilkan gelombang kotak frekuensi rendah 20 Hz dengan lebar pulsa 250 µs. Amplitudo tegangan disesuaikan dengan keadaan pasien yang dibuat variabel 0-50 volt. Arus listrik yang dihasilkan tidak melebihi dari 1mA. Sinyal listrik ini yang diberikan ke jaringan kulit untuk melewatkan arus listrik pada luka. Gambar 3. Sinyal PWM dari variasi duty cycle Modulator yang digunakan adalah model Pulsed Width Modulation (PWM) yang berfungsi sebagai pengatur tegangan. PWM ini untuk menghasilkan sinyal termodulasi dari frekuensi 0-50 Hz menjadi besaran amplitudo tegangan. Semakin besar duty cycle maka semakin besar amplitudo tegangannya. Perbandingan antara waktu on (t1) dan perioda (T) disebut duty cycle.pengaturan modulator dari mikrokontroller port B (PB4-PB7). Gambar 3 menunjukkan tiga sinyal PWM yang berbeda duty cycle yaitu 10%, 50% dan 90%. Ketiga keluaran PWM dikodekan dalam tiga nilai sinyal analog menjadi 10%, 50% dan 90% dari catu tegangan. Pada catu tegangan 5 volt dan duty cycle 10% maka sinyal analog yang dihasilkan adalah 0.5 volt. Nilai tegangan keluaran sinyal PWM ditunjukkan pada persamaan 1. V out dutycycle* V in (1) Boost converter adalah dc to dc converter yang berfungsi menaikkan tegangan input yang dinamakan step-up converter. Boost converter pada rangkaian stimulasi listrik ini adalah rangkaian induktor yang berfungsi untuk menguatkan tegangan input dc 0-5 volt menjadi tegangan output dc 0-50 volt. Rangkaian dasar Boost converter digambarkan pada gambar 4. Transistor sebagai switch yang mana on-off diatur oleh PWM. Ketika transistor on tegangan output meningkat lebih tinggi dari tegangan input. Besar tegangan output ditentukan berdasarkan persamaan 2. T V V. (2) out in T t1 Untuk duty cycle 90% maka : V out 10. V in Switch circuit untuk menentukan lamanya pemberian stimulasi listrik. Rangkaian ini berfungsi untuk mengadakan atau meniadakan pulsa PWM. Pengaturan on-off menggunakan timer software yang ditulis pada mikrokontroller. Gambar 2. Blok diagram rangkaian stimulasi listrik Gambar 4. Rangkaian dasar Boost Converter A-2
3 Gambar 5. Pulsa generator menggunakan timer 555. Keluaran pulsa generator merupakan keluaran stimulator listrik berupa gelombang kotak 20Hz, 250µs. Besaran lebar pulsa dan frekuensi ini dibangkitkan melalui software pada mikrokontroller. Pulsa generator digunakan untuk menghasilkan sinyal kotak secara terus menerus yang merupakan penghasil sinyal untuk menstimulus jaringan daerah luka. NE 555 sebagai astable multivibrator, variasi frekuensi outputnya diatur dengan potensiometer. Nilai R dan C ditentukan menurut persamaan * C *( R1 2* R2) (3) f % duty cycle = 100*(R1+R2)/(R1+ 2*R2) (4) Pilihan terbaik R1 dalam K ohms dan R2 dalam M ohms. Untuk frekuensi rendah dalam beberapa Hz gunakan C kapasitor elektrolitik nilai tinggi. Fungsi timer dalam stimulasi listrik ini dibangkitkan oleh mikrokontroller dari port B (PB0-PB3). Mikrokontroller berfungsi sebagai pengatur timer pada rangkaian modulator, switch circuit dan pulsa generator untuk mengatur lebar pulsa, frekuensi dan lamanya pemberian stimulasi listrik. Port B (PB0-PB7) sebagai output. PB0-PB3 dihubungkan ke pulsa generator yang menghasilkan lebar pulsa 250 us, frekuensi 20Hz. PB4-PB7 dihubungkan ke modulator untuk pengaturan amplitudo tegangan 0-5V dan PWM. Port D (PD2- PD6) sebagai output dihubungkan ke saklar pemilih up-down channel dan frekuensi. Port C (PC0-PC3) sebagai input dihubungkan ke led indikator bekerjanya rangkaian. Gambar 6. Sistem minimum mikrokontroller 8535 Gambar 7. Peletakan elektroda stimulasi listrik di sekitar luka 2. Metode Marmut jantan berumur 5-6 bulan, berat badan gram digunakan sebagai hewan coba. Terapi menggunakan stimulasi listrik gelombang kotak microcurrent 50µA, 20Hz, 250µs. Dua buah elektroda diletakkan 1 cm di sekitar luka sehingga arus listrik mengalir melalui luka. Mode peletakan elektroda ditunjukkan pada gambar 7. Tahap percobaan yang dilakukan: A1.Menentukan amplitudo stimulasi listrik A2.Menentukan durasi stimulasi listrik 3. Hasil 3.1 Stimulator Listrik Pengukuran keluaran rangkaian stimulasi listrik ditunjukkan pada tabel 1. Hasil pengukuran stimulator listrik mempunyai keluaran 0-50 volt dari frekuensi 0-50 Hz. Bentuk keluaran adalah gelombang kotak, lebar pulsa 250 µs dan frekuensi 20 Hz. Besarnya arus tidak melebihi dari 1 ma yang tergantung dari besarnya resistansi kulit. Tabel 1. Konversi frekuensi ke tegangan
4 Tabel 2. Data microvascular percobaan A1 Tabel 3. Data microvascular percobaan A2 3.2 Pengaruh Amplitudo Stimulasi Listrik Kontraksi otot hewan coba marmut terjadi pada amplitudo 35 volt. Untuk aplikasi penyembuhan luka diterapkan amplitudo sebelum terjadi kontraksi [5]. Percobaan A1 untuk menentukan besar amplitudo yang terbaik dalam proses penyembuhan luka. Durasi pemberian terapi 2jam on 4jam off, dengan total durasi pemberian terapi adalah 4 jam per 12 jam. Hasil microvascular yang terbaik adalah pada hewan coba yang mendapat stimulasi listrik amplitudo 25 volt. Data microvascular hari ke lima ditunjukkan pada tabel Pengaruh Durasi Stimulasi Listrik Berdasarkan hasil percobaan A1maka dilanjutkan percobaan A2 dengan menerapkan amplitudo tegangan 25 volt. Percobaan A2 dilakukan untuk menentukan pengaruh penerapan lamanya pemberian stimulasi listrik yang optimal pada level tegangan 25 volt. Setiap hewan coba mendapat perlakuan pemberian stimulasi listrik dengan total durasi yang sama 4 jam per 12 jam A-4 tetapi berbeda pulsa durasi on-off. Hasil microvascular terbaik adalah hewan yang mendapatkan lamanya pemberian stimulasi listrik 30 menit on 60 menit off. Data microvascular hari kelima percobaan A2 ditunjukkan pada tabel Diskusi Berdasarkan hasil pengukuran keluaran stimulator menunjukkan peralatan stimulasi listrik aman digunakan untuk menstimulasi jaringan kulit. Arus yang kurang dari 1 ma tidak mengakibatkan kerusakan jaringan. Lebar pulsa kurang dari 250 µs tidak menimbulkan rasa sakit. Stimulator listrik untuk jaringan harus mempunyai spesifikasi frekuensi rendah sampai 50 Hz, lebar pulsa kurang dari 500 µs, dan arus kurang dari 1 ma[7]. Dari hasil microvascular percobaan A1 menunjukkan hewan coba 3A yang mendapat perlakuan dengan amplitudo 25 volt proses penyembuhannya adalah yang terbaik. Kepadatan jaringan ikat rata-rata sudah mencapai 50% sampai 75% dengan pembuluh darah baru 8.1 yang artinya proses penyembuhan sudah mencapai level 3. Hewan coba tanpa perlakuan masih berada dalam proses awal penyembuhan dengan level kepadatan jaringan ikat level 1 dan peningkatan pembuluh darah baru. Proses penyembuhan hewan 3A lebih cepat 1.5 sampai 2 kali lebih cepat dibandingkan hewan tanpa terapi. Hasil ini menjadi dasar pemilihan amplitudo 25 volt yang diterapkan pada stimulasi listrik untuk penyembuhan luka. Dari hasil microvascular dan data klinis percobaan A2 menunjukkan hewan 2B dan 3B memiliki kepadatan jaringan yang sama tetapi berbeda jumlah pembuluh darah baru dan keadaan klinisnya. Kondisi klinis menunjukkan bahwa hewan 3B pertumbuhan pembuluh darah baru lebih sedikit daripada hewan 2B, bukan pembuluh darah baru hewan 3B sudah berkurang. Hal ini dilihat dari kandungan warna merah pada luka. Pada hewan 3B terjadi kelelahan sel sehingga pertumbuhan pembuluh darah barunya tidak seoptimal hewan 2B. Sehingga proses penyembuhan yang tercepat adalah hewan coba 2B karena pembuluh darah baru 2B lebih banyak dari pada hewan 3B. Prediksi kesembuhan hewan 2B akan 2 kali lebih cepat dibandingkan dengan hewan tanpa perlakuan (4A). Dari hasil ini diketahui bahwa lamanya pemberian stimulasi berpengaruh pada kemajuan penyembuhan luka. Lamanya pemberian stimulasi listrik berkurang atau bertambah tergantung kondisi luka. Semakin sembuh luka maka semakin berkurang lamanya pemberian stimulasi listrik. Bila terjadi keadaan luka yang semakin buruk seperti adanya infeksi maka lamanya pemberian terapi bertambah. Sehingga untuk itu perlu diteliti lebih lanjut mengenai pengaturan lama pemberian stimulasi listrik yang optimal sejalan dengan kemajuan kesembuhan yang dihasilkan.
5 Diharapkan metoda stimulasi listrik dapat diaplikasikan secara klinis untuk mempercepat penyembuhan luka baik untuk luka akut maupun luka kronis. 5. Kesimpulan Hasil percobaan menunjukkan bahwa lamanya pemberian stimulasi listrik berpengaruh pada hasil terapi penyembuhan luka. Lamanya pemberian stimulasi listrik yang terbaik adalah durasi 30 menit on 60 menit off pada amplitudo 25 volt dengan prediksi penyembuhan luka dua kali lebih cepat dari yang tanpa terapi. Untuk itu perlu dilanjutkan penelitian penerapan stimulasi listrik dengan sistem pengaturan lama stimulasi yang optimal sejalan dengan proses penyembuhan luka. Referensi [1] Carrie Sussman, PT, Electrical stimulation for wound healing, Aspen Publishers, [2] Robert F. Diegelmann, at all, Wound healing: an overview of acute, fibrotic and delayed healing, Frontiers in Bioscience, no. 9, 2004, hal [3] Renata Karba, at all, Dc electrical stimulation for chronic wound healing enhancement, Bioelectrochemistry and Bioenergetics, no. 43, 1997, hal [4] Wolcott at all, Accelerated healing of skin ulcer by electrotherapy, South Med J, vol. 62(7), 1969, hal [5] Steven I Reger, at all, Experimental wound healing with electrical stimulation, National Institute on Disability and Rehabilitation Research, No. H133A80030, [6] Robbins, Basic Pathology, Prentice Hall, [7] Patrick E. Crago, at all, The Choice of Pulse Duration for Chronic Electrical Stimulation via surface, nerve, and Intramuscular Electrodes, Annals of Biomedical Engineering, Vol 2, 1974, hal
6 A-6
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEMBUHAN LUKA DENGAN STIMULASI LISTRIK
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEMBUHAN LUKA DENGAN STIMULASI LISTRIK Rahmawati 1), Achmad Arifin 2), M. Guritno S 3), Duti Sriwati Aziz 4) 1) Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe, email: rahmawati.gunawan@gmail.com
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH STIMULASI ELEKTRIK (ES) PADA PROSES PERCEPATAN PENYEMBUHAN LUKA KULIT MARMUT (Cavia Cobaya)
STUDI PENGARUH STIMULASI ELEKTRIK (ES) PADA PROSES PERCEPATAN PENYEMBUHAN LUKA KULIT MARMUT (Cavia Cobaya) Fuad Ama 1), Achmad Arifin 2), Djoko Legowo 3) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email:
Lebih terperinciBAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)
BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER) Elektronika Daya ALMTDRS 2014 KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai dasar prinsip kerja chopper penaik tegangan (step-up),
Lebih terperinciA364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
A364 Sistem Restorasi Gerak Sendi Siku Menggunakan Functional Electrical Stimulation Erwin Setiawan Widjaja, Achmad Arifin, Fauzan Arrofiqi dan Mohammad Nuh Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penalitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika
Lebih terperinciPERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck
PEROBAAN 5 REGUATOR TEGANGAN MODE SWITHING 1. Tujuan a. Mengamati dan mengenali prinsip regulasi tegangan mode switching b. Mengindetifikasi pengaruh komponen pada regulator tegangan mode switching c.
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan
Lebih terperinci4.2.3 UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH
maksimum 1,54%. Nilai kesalahan rata-rata kurang dari 1% ini menunjukkan proteksi terhadap muatan listrik berlebih memadai untuk diterapkan pada sistem terapeutik. Tetapi data kesalahan maksimum yang mencapai
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciB B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah
BAB I PENDAHULUAN Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, dan sistematika penelitian yang berjudul Pengembangan Alat Stimulasi dan Sinyal Terapi Elektrik
Lebih terperinciDISAIN SWITCHING POWER SUPPLIES
Politeknik Negeri Bandung, 1 Oktober 2003 IAIN WITHING POWER UPPIE Rustamaji Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Jl. P.H. Mustofa 23 Bandung Tlp : (022)7272215 e-mail : rustamaji@itenas.ac.id
Lebih terperinciDesain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM
79 Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM Lalu Riza Aliyan, Rini Nur Hasanah, M. Aziz Muslim Abstrak- Salah satu elemen penting dalam proses konversi
Lebih terperinciRancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin
Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rifdian I.S Program Studi Diploma III Teknik Listrik Bandar Udara Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium
Lebih terperinciPendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)
Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran
Lebih terperinciTENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED
Seminar Tugas Akhir 0 TENS TRIANGLE AND SQUARE WAVE MICROCONTROLLER BASED (Yogi Setiawan, Her Gumiwang Ariswati, Lamidi) Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya Jln. Pucang Jajar Timur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah pengujian, proses pengumpulan data dan pengolahan data menjadi informasi yang akan dianalisis. Pengujian dilakukan melalui
Lebih terperinciPEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR
PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil
Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR
PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata-1 pada Jurusan
Lebih terperinciPERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN
PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil
Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id
Lebih terperinciPerancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Ahmad Fathurachman, Asep Najmurrokhman, Kusnandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan
Lebih terperinciII. METODOLOGY. Kata kunci: Stroke, stimulasi listrik, kontroler, boost converter, pembentuk sinyal dan keypad. I. PENDAHULUHAN
PEMBUATA DA PERECAAA STIMULUS OTOT OIVASIF UTUK TERAPI STROKE BERBASIS MIKROPROSESOR Faris ulianto, Ir. Mochamad Rochmad, MT., Madyono, S.ST., Ir. Rika Rokhana, MT. Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik
Lebih terperinciBAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS
BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS Bab ini membahas tentang prosedur ujicoba, hasil-hasil ujicoba, dan analisis hasil ujicoba alat stimulasi OpenMCS dan program sinyal terapi µstims. Pembahasan ujicoba dan analisis
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciDC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik
JURNA TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil istrik A. M. Husni, M. Ashari Prof,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL
RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan
Lebih terperinciNAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER
NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal
Lebih terperinciAndriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Andriani Parastiwi a), Ayu Maulidiyah a), Denda Dewatama a) Abstrak:-Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah
Lebih terperinciRancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI
Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.
BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull
BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply
Lebih terperinciSimulasi Karakteristik Inverter IC 555
Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator
Lebih terperinciPerancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers
Jurnal ELKOMIKA Vol. 4 No. 2 Halaman 170-184 ISSN (p): 2338-8323 Juli - Desember 2016 ISSN (e): 2459-9638 Perancangan Prototipe Transmitter Beacon Black Box Locator Acoustic 37.5 khz Pingers RUSTAMAJI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter. DC-DC konverter merupakan komponen penting
Lebih terperinciUJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK
UJI FUNGSI RANCANGAN ELEKTROTERAPI KOSMETIK ARUS MIKRO ( MICROCURRENT ) DI LABORATORIUM TEKNIK ELEKTROMEDIK Disusun oleh : 1. Dra.Hj.Ma murotun, ST. Msi 2. Suharyati, ST. MSi 3. Indah Nursyamsi ST. DAFTAR
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Skema Buck Converter [5]... 7 Gambar 2. 2. Buck Converter: Saklar Tertutup [5]... 7 Gambar 2. 3. Buck Converter: Saklar Terbuka [5]... 8 Gambar 2. 4. Rangkaian Boost Converter
Lebih terperinciPENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM
PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan mulai dilaksanakan pada Bulan
Lebih terperinciPENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2
PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 MAKALAH SKRIPSI Disusun oleh Joko Mulyadi 98/120813/TK/22633 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 HALAMAN
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK
RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER 48 250 VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 *Ali Safarudin **Baisrum, Drs.,SST.,M.Eng **Kartono Wijayanto, Drs.,ST.,MT. * Mahasiswa Teknik Listrik Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Luka merupakan kerusakan fisik yang ditandai dengan terganggunya kontinuitas struktur jaringan yang normal. 1 Luka sering terjadi dalam rongga mulut, yang
Lebih terperinciElektrostimulator Medical Italia therapic 9400
Elektrostimulator Medical Italia therapic 9400 1. Spesifikasi alat a. Merk : Medical italia b. Type : therapic 9400 c. Power supply : 230 Vac 50r-60 Hz d. Maksimum main power absorption : 30 VA e. Double
Lebih terperinciBAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk
BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt
Lebih terperinciRancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy
Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy Ainur Rofiq N ¹, Irianto ², Cahyo Fahma S 3 1 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciDalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Alat Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output pin kaki masing-masing
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)
Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciPerancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan
III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya
Lebih terperinciANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN
ANALISIS STEP-UP CHOPPER SEBAGAI TRANSFORMASI R SEBAGAI INTERFACE PHOTOVOLTAIC DAN BEBAN LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : Benediktus Ryan Gumelar 07.50.0020 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI
BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh, terhitung sekitar 16% dari berat badan manusia dewasa. Kulit memiliki banyak fungsi penting, termasuk sebagai sistem pertahanan
Lebih terperinciPemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik
Pemanas Listrik Menggunakan Prinsip Induksi Elektromagnetik Lukas B. Setyawan 1, Deddy Susilo 2, Amsal Victory Wicaksono 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas
Lebih terperinciEMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT
Seminar Mesin elektrik dan elektronika daya(smed) 2005 hal IA-3 EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT Akhmad Hendriawan Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus
Lebih terperinci1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem
Lebih terperinciDisusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.
Disusun Oleh: Kevin Yogaswara (2207 030 006) Meitantia Weni S B (2207 030 055) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciANALISIS KINERJA FLYBACK CURRENT-FED PUSH-PULL DC-DC CONVERTER PADA MODE BUCK
ANALISIS KINERJA FLYBACK CURRENT-FED PUSH-PULL DC-DC CONVERTER PADA MODE BUCK Mohammad Taufik 1), Bernard Y Tumbelaka 2), Taufik 3) 1),2 ) Departemen Teknik Elektro, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang
Lebih terperinciREALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN
REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL9 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN Argianka Satrio Putra *), Trias Andromeda, and Agung Warsito Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciPerancangan Sistim Elektronika Analog
Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan
Lebih terperinciBAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas
BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram
Lebih terperinci2.1 PENJELASAN SINGKAT TERAPI ELEKTRIK ARUS MIKRO
BAB 2 STUDI PUSTAKA Bab ini berisi tentang hasil-hasil studi pustaka yang digunakan dalam mengembangkan OpenMCS dan µstims. Bab ini membahas tentang penjelasan singkat terapi elektrik arus mikro, alat
Lebih terperinciPengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro
Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Said Abubakar, Muhammad Kamal Hamid Staf Pengajar Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh Utara Abstrak Relay woodward tipe
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium
Lebih terperinciPoliteknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANG BANGUN STIMULATOR OTOT BERBASIS MIKROCONTROLER ATMEGA 8535
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN STIMULATOR OTOT BERBASIS MIKROCONTROLER ATMEGA 8535 Diajukan guna melengkapi syarat Dalam mencapai gelar sarjana strata satu ( S1) Disusun Oleh : Nama : Muhammad Jayuli NIM :
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI
RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET
KEGIATAN BELAJAR 3 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari mosfet b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran mosfet.
Lebih terperinciPerancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535
Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.1 Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem
Lebih terperinciRancang Bangun Perangkat Catu Daya Mandiri pada Laptop dengan Memanfaatkan Port USB dan Rangkaian Joule Thief
Rancang Bangun Perangkat Catu Daya Mandiri pada Laptop dengan Memanfaatkan Port USB dan Rangkaian Joule Thief Achmad Yani, Gunawan Jurusan Teknik Komputer dan Informatika, Politeknik Negeri Medan 1 achmadyani@polmed.ac.id
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Spesifikasi Injektor... 2 Tabel 4.1 Pengambilan Data Sensor Suhu NTC (negative thermal coefficient)... 64
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN...iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR SIMBOL dan SINGKATAN... xii Intisari... xiv Abstract...
Lebih terperinciDesain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter
Desain Penyearah 1 Fase Dengan Power Factor Mendekati Unity Dan Memiliki Thd Minimum Menggunakan Kontrol Pid-Fuzzy Pada Boost Converter Ainur Rofiq N 1, Irianto 2, Setyo Suka Wahyu 3 1 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciPerancangan Sistem Charger Otomatis pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Perancangan Sistem Charger Otomatis pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Muhammad Amiruddin Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas PGRI Semarang amiruddin.muhammad@yahoo.com Ringkasan
Lebih terperinciSimulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB
Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga
Lebih terperinciPerancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya
1 Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya Annisa Triandini, Soeprapto, dan Mochammad Rif an Abstrak Energi matahari merupakan energi
Lebih terperinciRANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA
RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA Fathoni Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang pakfapyrus@yahoo.com Abstrak Daya listrik dari panel surya umumnya disimpan kedalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi rongga mulut. Lapisan ini terdiri dari epitel gepeng berlapis baik yang berkeratin maupun
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Rancang Bangun Alat Microcurrent Treatment Untuk Mengurangi Kerutan di Wajah Berbasis Mikrokontroller ATmega8
TUGAS AKHIR Rancang Bangun Alat Microcurrent Treatment Untuk Mengurangi Kerutan di Wajah Berbasis Mikrokontroller ATmega8 Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.
Lebih terperinciSINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK
SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciSistem Evaluasi Non-invasive Menggunakan Analisa Image Pada Proses Penyembuhan Luka Kulit Marmut Dengan Stimulasi Elektrik
Sistem Evaluasi Non-invasive Menggunakan Analisa Image Pada Proses Penyembuhan Luka Kulit Marmut Dengan Stimulasi Elektrik Anas Abdul Nasir 1) Achmad Arifin ), Djoko Legowo 3) Jurusan Teknik Elektro ITS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, kebutuhan akan motor yang memiliki efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan rendah semakin meningkat.
Lebih terperinciDC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik
DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik Agus Miftahul Husni 2209100132 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari,
Lebih terperinci