ANALISIS JARINGAN KERJA PADA PERSIAPAN TAMBAK TEKNOLOGI SUPER INTENSIF DI KABUPATEN TAKALAR BERDASARKAN CRITICAL PATH METHOD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS JARINGAN KERJA PADA PERSIAPAN TAMBAK TEKNOLOGI SUPER INTENSIF DI KABUPATEN TAKALAR BERDASARKAN CRITICAL PATH METHOD"

Transkripsi

1 931 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 ANALISIS JARINGAN KERJA PADA PERSIAPAN TAMBAK TEKNOLOGI SUPER INTENSIF DI KABUPATEN TAKALAR BERDASARKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) DAN PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) ABSTRAK Andi Indra Jaya Asaad, Makmur, dan Rachman Syah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No 129, Maros 90512, Sulawesi Selatan Penelitian tentang jaringan kerja pada persiapan tambak teknologi super intensif telah dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013 di Instalasi Tambak Percobaan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan masing-masing kegiatan dan perkiraan waktu pelaksanaan, mengetahui jalur kritis, dan mengetahui probabilitas penyelesaian seluruh kegiatan. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan/observasi dan wawancara dengan pelaksana lapangan. Data yang dikumpulkan berupa data urutan pekerjaan dan lama waktu penyelesaiannya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Critical Path Method (CPM) dan Programme Evaluation and Review Technique (PERT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan 15 (lima belas) kegiatan persiapan tambak super intensif memerlukan waktu 51 hari yang ditandai dengan selesainya kegiatan penebaran benur. Terdapat 11 (sebelas) kegiatan yang termasuk dalam jalur kritis, yaitu: Persiapan bahan (kode A) Pemasangan saringan inlet (kode C) Pemasangan papan pintu air (kode E) - Pemasangan sistem aerasi (kode G) - Pengisian air setinggi 100 cm (kode H) - Aplikasi kapur dolomit (kode I) Pemupukan (kode K) - Penumbuhan plankton (kode L) - Aplikasi probiotik (kode M) - Penambahan air (kode N) - Penebaran benur (kode O). Probabilitas waktu penyelesaian kegiatan sebesar 91,62%. Hasil penelitian memberikan informasi tahapan kegiatan yang tidak mempunyai waktu tenggang, sehingga persiapan untuk tahapan tersebut perlu diperhatikan untuk kelancaran persiapan tambak. KATA KUNCI: persiapan tambak, teknologi super intensif, Critical Path Method (CPM) Programme Evaluation and Review Technique (PERT) PENDAHULUAN Teknologi tambak super intensif untuk budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) telah menjadi pilihan teknologi bagi pelaku usaha untuk pengembangan bisnis akuakultur. Kementerian Kelautan dan Perikanan terus mendorong inovasi-inovasi dalam budidaya udang. Disebutkan dalam dalam siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan bahwa teknologi supra intensif (disebut juga super intensif) menjadi salah satu inovasi teknologi budidaya udang berbasis blue economy dengan output yang diharapkan adalah peningkatan produksi udang dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan (Anonim, 2014). Menurut Rachman Syah (2014), bahwa sistem ini menjadi orientasi sistem budidaya masa depan dengan ciri volume wadah budidaya kecil, padat penebaran tinggi, produktivitas tinggi, beban limbah minimal dan daya saing produk yang tinggi. Pada prinsipnya ruang lingkup teknologi ini dapat diterapkan pada semua sumber air yaitu tawar, payau dan laut. Namun saat ini, perkembangan signifikan dilakukan di tambak-tambak pesisir dengan sumber air utama yaitu air laut. Menurut Effendi (2004), pada budidaya air payau termasuk tambak umumnya dilakukan pada habitat air payau yang berlokasi di wilayah pesisir di mana pengaruh pasang surut air laut (zona intertidal) masih dominan terjadi. Komoditas yang dibudidayakan umumnya spesies yang mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap salinitas (stenohaline), seperti ikan bandeng, udang windu, udang vaname, ikan nila, kepiting bakau, dan rumput laut. Beberapa komoditas tersebut merupakan komoditas yang bernilai ekonomis penting dan peruntukannya untuk ekspor.

2 Analisis jaringan kerja pada persiapan tambak... (Andi Indra Jaya Asaad) 932 Secara umum, budidaya di tambak termasuk dalam kategori sistem akuakultur sistem semi terbuka yaitu masih bergantung pada alam untuk penyediaan tiga jasa ekologi yaitu suhu, oksigen, asimilasi limbah; sedang unit produksi lebih banyak pada campur tangan manusia, sudah dapat mengatur kebutuhan air (Tidwell, 2012). Namun pada tambak teknologi super intensif, input teknologi sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen komoditas budidaya melalui pengembangan sistem aerasi dasar (root blower) dan aerasi permukaan (kincir). Selain itu, teknologi manajemen limbah budidaya juga dibutuhkan untuk dua tujuan yaitu untuk menjaga kondisi lingkungan optimal di tambak dan mengupayakan buangan limbah ke perairan terbuka sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan. Penerapan input akuakultur termasuk teknologi pada tambak super intensif berkonsekuensi pada input biaya yang digunakan. Manajemen akuakultur menjadi kebutuhan penting dalam proses perencanaan dan pelaksanaan budidaya. Meade (1989) telah mengemukakan sejak lama bahwa dalam usaha akuakultur, penerapan manajemen seperti pada bisnis-bisnis yang lainnya perlu dilakukan. Selain faktor teknis budidaya, faktor sumber daya manusia dan sosial, finansial, sertaakuntansi penting diperhatikan dalam ruang lingkup usaha akuakultur. Dengan demikian pendekatan-pendekatan dalam keilmuan riset operasi dapat diterapkan dalam usaha akuakultur untuk menjadi dasar pengambilan keputusan. Subagyo et al. (1993) mengemukakan bahwa riset operasi berkaitan dengan pengambilan keputusan optimal dalam penyusunan model suatu sistem baik deterministik maupun probabilistik yang didapatkan dari kehidupan nyata. Pada bidang industri, dikenal metode Programme Evaluation and Review Technique (PERT) untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu proyek. Metode ini mulai digunakan tahun 1957 oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Perkembangan selanjutnya, metode ini bersama dengan metode serupa yang disebut Critical Path Method (CPM) digunakan dalam ilmu riset operasi (operational research) khususnya dalam network analysis(disebut juga analisis jaringan kerja) yang berguna dalam pengambilan keputusan manajerial. Keduanya dikenal sebagai salah satu metode penelitian dalam analisis sistem. Salah satu output penting dalam aplikasi ini adalah visualisasi proyek berupa diagram yang berisi lintasan-lintasan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan dan terdiri dari peristiwaperistiwa selama penyelenggaraan proyek (Ali, 1995). Aplikasi metode ini berkembang luas tidak hanya pada dunia industri non hayati (mesin, bangunan, dan sebagainya), tetapi juga digunakan pada bidang pertanian, peternakan, dan perikanan. Pada diagram network, alur penyelesaian pekerjaan dapat dilihat dan dapat diketahui waktu penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan ataupun masing-masing pekerjaan. Selain itu dapat diketahui juga kegiatan/jalur kritis (critical path) yaitu kegiatan yang sangat sensitif terhadap keterlambatan. Aplikasi analisa network dapat memudahkan uraian kompleksitas hubungan masingmasing pekerjaan. Dengan demikian penyusunan perencanaan akan dapat berhasil dengan baik (Ali, 1995; Subagyo et al., 1993). Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan analisis jaringan kerja menggunakan Critical Path Method (CPM) dan metode Programme Evaluation and Review Technique (PERT) pada proses persiapan budidaya udang vaname dengan teknologi super intensif, sehingga dapat diketahui hubungan masingmasing kegiatan dan perkiraan waktu pelaksanaan, mengetahui jalur kritis, dan mengetahui probabilitas penyelesaian seluruh kegiatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2013 di Instalasi Tambak Percobaan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau, yang berlokasi di Desa Punaga Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar. Lokasi penelitian merupakan tambak budidaya udang vaname dengan teknologi super intensif. Terdapat dua petak tambak yang dioperasionalkan dengan kepadatan masing-masing 500 ekor/m 2 dan 600 ekor/m 2. Waktu penelitian disesuaikan dengan tahapan persiapan tambak untuk proses operasional pembesaran udang vaname. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pelaksana lapangan. Pengamatan dilakukan dengan cara mengukur waktu dan jumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam setiap tahapan kegiatan persiapan.

3 933 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 Pengamatan atau observasi ini berguna sebagai upaya konfirmasi data wawancara untuk proses triangulasi data dalam penelitian (Verschuren et al., 1999). Satuan pengukuran waktu yaitu hari kalender. Perhitungan waktu dikategorikan dalam tiga bagian yaitu (1) perkiraan waktu optimis (optimistic time); (2) perkiraan waktu paling pesimis (pessimistic time); (3) perkiraan waktu paling mungkin (most likely time). Most likely time ini merupakan waktu pelaksanaan di lapangan. Selain itu, disusun rangkaian masing-masing kegiatan sehingga dapat diketahui hubungan antar kegiatan. Tahapan kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1. Menurut Ali (1995), hubungan antar kegiatan dapat dikategorikan menjadi hubungan seri dan hubungan paralel. Hubungan seri yaitu hubungan pada rangkaian kegiatan dimana suatu kegiatan tidak dapat dimulai dikerjakan jika kegiatan lainnya belum selesai dikerjakan. Sedangkan hubungan paralel yaitu hubungan pada rangkaian kegiatan dimana suatu kegiatan dapat dikerjakan tanpa perlu menunggu kegiatan lainnya mulai atau selesai. Berdasarkan hubungan antar kegiatan tersebut, dapat ditentukan kegiatan yang mendahului (predersor activity) (Ali, 1995; Subagyo et al., 1993). Analisis data dilakukan dengan membuat tabulasi setiap tahapan yang didapatkan dari pengumpulan data di lapangan. Analisis data dilakukan sesuai dengan metode Critical Path Method (CPM) dan metode Programme Evaluation and Review Technique (PERT). Data rangkaian tahapan kegiatan kemudian diproyeksikan dalam bentuk diagram jaringan sesuai urutan logika ketergantungan dan dilakukan perhitungan Earliest Start Time (ES), Earliest Finish Time (EF); Latest Start Time (LS); Latest Finish Time (LF). Subagyo et al. (1993) mendefinisikan Earliest Start Time (ES) yaitu waktu tercepat untuk bisa memulai suatu kegiatan dalam waktu nornal tanpa mengganggu kegiatan yang lain. Earliest Finish Time (EF) yaitu waktu paling cepat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan dengan menggunakan waktu normal, tanpa mengganggu kelancaran kegiatan yang lain. Latest Start Time (LS) yaitu waktu paling lambat untuk bisa memulai suatu kegiatan dengan waktu normal. Latest Finish Time (LF) yaitu waktu paling lambat untuk menyelesaikan suatu kegiatan dengan waktu normal. Pada diagram jaringan kerja, untuk menentukan waktu penyelesaian menggunakan cara perhitungan maju (forward pass) dan perhitungan mundur (backward pass). ES (earliest start) dan EF (earliest finish) ditentukan selama forward pass. LS (latest start) dan LF (latest finish) ditentukan selama backward pass (Heizer & Render, 2005). Perhitungan ES (earliest start) dan EF (earliest finish) menggunakan rumus: ES = Max [EF pendahulu langsung] EF = ES + t di mana, ES = waktu mulai terdahulu (earliest start); EF= waktu selesai terdahulu (earliest finish) suatu kegiatan; t = waktu kegiatan. Perhitungan LS (latest start) dan LF (latest finish) menggunakan rumus: LF= Min [LS dari seluruh kegiatan yang langsung mengikutinya] LS= LF- t di mana, LF = waktu selesai terakhir (latest finish); LS = waktu mulai terakhir (latest start); t= waktu kegiatan. Selanjutnya dilakukan perhitungan slack (S) atau float yang merupakan waktu yang dimiliki oleh sebuah kegiatan untuk bisa diundur, tanpa menyebabkan keterlambatan proyek keseluruhan (Heizer & Render, 2005). Slack (S) = LS ES atau LF EF Penentuan jalur kritis dilakukan pada diagram jaringan dengan melihat jalur yang mempunyai total waktu penyelesaian paling lama. Ciri jalur kritis pada diagram yaitu kegiatan yang memiliki slack atau float bernilai 0. Perhitungan waktu penyelesaian suatu kegiatan (total expected time) dan perhitungan varian masingmasing kegiatan menggunakan pendekatan statistik berdasarkan teori probabilitas (Gausz), yaitu (Ali, 1995):

4 Analisis jaringan kerja pada persiapan tambak... (Andi Indra Jaya Asaad) 934 TE a 4m 6 2 b - a 6 b di mana : a = Perkiraan waktu optimis (most optimistic time) b = Perkiraan waktu paling pesimis (most pessimistic time) m = Perkiraan waktu paling mungkin (most likely time) TE = Waktu yang diharapkan (total expected time) Untuk memperkirakan kemungkinan (Probabilitas) waktu penyelesaian satu kegiatan yang dijadwalkan, digunakan rumus Standar Normal (Z), yaitu (Ali, 1995): Z x - di mana : x = waktu selesai proyek/aktivitas yang diharapkan/ditentukan m = merupakan nilai dari t p waktu penyelesaian yang merupakan waktu terlama dari proyek s = Standar deviasi (akar dari varians s 2 ) Berdasarkan nilai perhitungan Z, selanjutnya akan dicari dari nilai Z tabel pada tabel distribusi normal untuk menunjukkan probabilitas kumulatif yang dilambangkan dengan notasi P (X<x). Nilai minus ( ) pada Z diabaikan. HASIL DAN BAHASAN Proses budidaya udang vaname pada tambak super intensif memerlukan tahapan persiapan yang matang dengan meliputi aspek teknis persiapan tambak dan non teknis budidaya. Aspek teknis meliputi persiapan tambak sebagai wadah budidaya, air, pengelolaan air, dan penebaran benur. Sedangkan aspek non teknis budidaya meliputi persiapan sumber daya manusia, fasilitas sarana prasarana pendukung, jadwal sampling dan sebagainya. Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu pada aspek teknis persiapan tambak pada dua petak pembesaran yang berukuran masing-masing m 2. Persiapan tambak dilakukan dengan tahapan kegiatan meliputi persiapan/pengadaan bahan, pemagaran tambak menggunakan waring hitam, pemasangan saringan inlet, pemasangan papan pintu air, pengeringan tambak, pemasangan papan skala ketinggian air, pemasangan sistem aerasi, pengisian air yang telah ditandon setinggi 100 cm, aplikasi kapur dolomit dengan dosis 20 ppm, aplikasi klorin dosis 40 mg/l, pemupukan dengan urea 20 kg/petak dan SP-36 sebanyak 10 kg/petak, penumbuhan plankton selama dua minggu, serta aplikasi probiotik yang telah difermentasi sebanyak 1 L/petak dan dilakukan pengisian air sampai 150 cm. Penebaran benur dilakukan setelah seminggu aplikasi probiotik. Benur yang ditebar pada masing-masing petak sebanyak 500 ekor/m 2 dan 600 ekor/m 2. Setiap tahapan tersebut merupakan tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut memerlukan sumber daya berupa sumber daya manusia (man), biaya (money), dan bahan/alat (materi). Jumlah sumberdaya (tenaga kerja, mesin, peralatan dan dana) telah disiapkan sebelumnya sehingga dalam pelaksanaannya tidak merupakan kendala. Pada Tabel 1 disajikan tahapan pekerjaan persiapan tambak, kegiatan yang mendahului dan waktu pelaksanaan serta jumlah orang yang terlibat menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan tabulasi tahapan kegiatan pada Tabel 1, selanjutnya diproyeksikan dalam bentuk diagram jaringan kerja yang merupakan diagram untuk menentukan hubungan antar kegiatan dan memudahkan perhitungan ES (earliest start) dan EF (earliest finish) dengan forward pass dan LS (latest start) dan LF (latest finish) dengan backward pass.

5 935 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 Tabel 1. Tahapan kegiatan pada persiapan tambak super intensif Aktivitas Kode Kegiatan yang mendahului Waktu pelaksanaan (hari) Jumlah orang Persiapan bahan A Pemagaran tambak B A 3 5 Pemasangan saringan inlet C A 1 2 Pengeringan tambak D A 7 2 Pemasangan papan pintu air E C 1 2 Pemasangan papan skala ketinggian air F E 1 2 Pemasangan sistem aerasi G E 7 5 Pengisian air setinggi 100 cm H B,D,F,G 1 2 Aplikasi kapur dolomit I H 2 1 Aplikasi klorin J H 3 1 Pemupukan K I,J 1 1 Penumbuhan plankton L K 14 1 Aplikasi probiotik M L 7 1 Penambahan air N L,M 1 1 Penebaran benur O N 1 15 Pada Gambar 1, dapat dilihat hubungan antara 15 kegiatan yang perlu dilakukan dalam persiapan tambak super intensif. Setiap kegiatan sudah dihitung ES (earliest start) dan EF (earliest finish) dengan forward pass dan LS (latest start) dan LF (latest finish). Sehingga total waktu yang dibutuhkan dalam persiapan tambak super intensif yaitu 51 hari yang ditandai dengan selesainya kegiatan penebaran Gambar 1. Diagram jaringan kerja tahapan persiapan tambak super intensif dengan perhitungan ES (earliest start) dan EF (earliest finish) dengan forward pass dan LS (latest start) dan LF (latest finish)

6 Analisis jaringan kerja pada persiapan tambak... (Andi Indra Jaya Asaad) 936 benur. Beberapa kegiatan memiliki hubungan seri antar kegiatan, seperti kegiatan C (pemasangan saringan inlet) dan kegiatan E (pemasangan pintu air), serta kegiatan K (pemupukan) dan kegiatan L (penumbuhan plankton). Dapat dilihat bahwa waktu awal (ES) kegiatan-kegiatan tersebut mengikuti waktu selesai (EF) kegiatan sebelumnya. Contohnya kegiatan pemupukan dengan waktu pelaksanaan (t) selama 1 hari yang dilakukan pada hari ke-27, maka kegiatan penumbuhan plankton dimulai setelah waktu kegiatan pemupukan selesai (yaitu hari ke-28). Tahapan penebaran benur (kode O) merupakan tahapan terakhir dalam proses persiapan tambak yang dilakukan setelah 14 kegiatan pendahulunya telah selesai dilakukan. Kegiatan penebaran benur dilakukan hari ke-50 setelah selesainya satu kegiatan sebelumnya yaitu penambahan air (kode N). Pada Gambar 1, dapat dilihat juga kegiatan-kegiatan yang memiliki LS (latest start) dan ES (earliest start) yang sama. LS yaitu waktu paling lambat untuk bisa memulai suatu kegiatan dengan waktu normal dan ES (earliest start) yaitu waktu paling cepat untuk dapat menyelesaikan suatu kegiatan dengan menggunakan waktu normal. Nilai LS dan ES yang sama menunjukkan nilai slack atau float= 0. Slack atau Float adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan di mana waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan tidak terlambat (Ali, 1995; Heizer & Render, 2005). Kegiatan-kegiatan yang memiliki slack atau float bernilai 0 sebanyak 11 kegiatan, yaitu: Persiapan bahan (kode A) Pemasangan saringan inlet (kode C) Pemasangan papan pintu air (kode E) - Pemasangan sistem aerasi (kode G) - Pengisian air setinggi 100 cm (kode H) - Aplikasi kapur dolomit (kode I) Pemupukan (kode K) - Penumbuhan plankton (kode L) - Aplikasi probiotik (kode M) - Penambahan air (kode N) Penebaran benur (kode O). Dari perhitungan total float di atas, maka dapat ditentukan jalur kritis, yaitu jalur dimana memiliki kegiatan kritis yang memiliki total float = 0. Dengan demikian, jalur kritis dalam persiapan tambak super intensif jalur kegiatan : A C E G H I K L M N O. Ali (1995) menyebutkan bahwa dengan mengetahui jalur kritis, maka dapat membantu pengambilan keputusan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang memiliki tingkat kepekaan paling tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan. Informasi dari jalur kritis dapat memberikan tingkat prioritas penyelenggaraan kegiatan. Terdapat kegiatan yang memiliki total float tidak bernilai nol. Hal ini berarti bahwa terdapat waktu senggang pada kegiatan tersebut. Kegitan-kegiatan tersebut adalah B, D, F, I. Contoh pada kegiatan pemagaran tambak (kode B) yang memiliki total float sebesar 6 hari (nilai LS= 20 dan nilai ES= 14. Selisihnya sebesar 6). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut memiliki batas toleransi keterlambatan selama 6 hari, sebelum mempengaruhi waktu kegiatan selanjutnya. Jika diinginkan waktu penyelesaian kegiatan lebih cepat dengan lingkup yang sama, maka diperlukan peningkatan sumberdaya berupa tenaga kerja, mesin, peralatan dan dana atau bentuk lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan utama dari network planning adalah memperpendek jadwal penyelesaian proyek dengan kenaikkan biaya yang minimal. Pada Tabel 2, disajikan data perhitungan waktu perkiraan waktu optimis (most optimistic time), perkiraan waktu paling pesimis (most pessimistic time), perkiraan waktu paling mungkin (most likely time). Perkiraan waktu ini didapatkan dari pengamatan lapangan dan wawancara. Perkiraan waktu paling mungkin (most likely time) didasarkan pada kondisi lapangan, sedangkan perkiraan waktu optimis dan pesimis didasarkan pada asumsi jika terjadi kondisi yang dapat mempercepat dan memperlambat waktu pelaksanaan. Perhitungan perkiraan waktu ini sebagai dasar untuk menghitung probabilitas penyelesaian kegiatan dalam waktu yang didapatkan dari diagram jaringan. Hal ini juga untuk menguji diagram jaringan yang dibuat dalam menjelaskan hubungan dan waktu pelaksanaan kegiatan. Pada Tabel 2, dapat dilihat nilai varian untuk masing-masing kegiatan. Kegiatan-kegiatan pada jalur kritis (A C E G H I K L M N O ) memiliki total nilai varian sebesar : 0,53. Dengan demikian nilai ó sebesar: 0,73. Nilai x didapatkan dari total waktu yang diharapkan (expected time pada Tabel 2) dari jalur kritis didapatkan sebesar 51,8 hari (pembulatan menjadi 52 hari). Sedangkan nilai µ merupakan waktu penyelesaian yang merupakan waktu terlama dari seluruh tahapan kegiatan pada diagram jaringan (Gambar 1) yaitu sebesar 51 hari.

7 937 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 Tabel 2. Perhitungan perkiraan waktu dan varian setiap kegiatan Aktivitas Kode Optimistic time (a) Pessimistic time (b) Most likely time (m) Expected time (t) Persiapan bahan A ,7 1 Varian (v) Pemagaran tambak B ,11 Pemasangan saringan inlet C ,2 0,03 Pengeringan tambak D ,11 Pemasangan papan pintu air E ,2 0,03 Pemasangan papan skala F ,2 0,03 ketinggian air Pemasangan sistem aerasi G ,11 Pengisian air setinggi 100 cm H ,2 0,03 Aplikasi kapur dolomit I ,11 Aplikasi klorin J ,11 Pemupukan K ,2 0,03 Penumbuhan plankton L ,2 0,03 Aplikasi probiotik M ,11 Penambahan air N ,2 0,03 Penebaran benur O ,2 0,03 Dengan demikian, nilai Z didapatkan sebesar 1,38. Nilai Z tabel dapat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi normal, yaitu sebesar 0,9162. Sehingga probabilitas waktu penyelesaian persiapan tambak super intensif selama 52 hari sebesar 91,62%. Percepatan waktu pelaksanaan dapat dilakukan dengan menambah alokasi sumber daya dengan lingkup pekerjaan yang sama. Penelitian ini dibatasi ruang lingkup pada persiapan tambak dua petak dengan kepadatan ekor/m 2. Jika terdapat penambahan ruang lingkup pekerjaan, maka alokasi waktu penyelesaian dapat sama dengan asumsi terdapat penambahan sumber daya. Menurut Ali (1995), bahwa alokasi waktu yang tidak dikelola dengan baik dalam proses produksi berdampak pada biaya yang harus dikeluarkan, seperti gaji pegawai, biaya sewa, waktu perputaran modal, dan sebagainya. Penelitian ini memberikan informasi bahwa dalam tahapan persiapan diperlukan waktu yang cukup lama yaitu sebesar 51 hari, sehingga diupayakan faktor-faktor penghambat waktu pelaksanaan dapat diminimalkan agar waktu paling sesuai (most likely time) dapat dicapai untuk pelaksanaan kegiatan. Selain itu, terdapat beberapa kegiatan yang dapat diparalelkan sehingga dapat menghemat waktu pelaksanaan. Informasi mengenai jaringan kerja dengan metode PERT dan CPM ini bermanfaat untuk manajemen proyek, termasuk dalam aktivitas persiapan budidaya tambak udang super intensif. Identifikasi tahapan kerja yang tergolong kategori jalur kritis pada persiapan tambak berimplikasi pada penggunaan sumber daya yang prioritas pada tahapan tersebut. Percepatan waktu untuk efisiensi dapat dilakukan dengan menambah input sumber daya khususnya pada tahapan kegiatan yang termasuk jalur kritis. Dengan demikian, seorang manajer tambak dapat mengalokasikan sumber daya secara tepat untuk efisiensi waktu berdasarkan data dan informasi jaringan kerja tersebut. KESIMPULAN Waktu penyelesaian kegiatan pada persiapan tambak super intensif untuk budidaya udang vaname sebesar 51 hari. Terdapat 15 (lima belas) kegiatan yang saling berhubungan baik secara seri maupun

8 Analisis jaringan kerja pada persiapan tambak... (Andi Indra Jaya Asaad) 938 paralel. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam jalur kritis dicirikan dengan nilai slack atau float bernilai 0. Teridentifikasi sebanyak 11 kegiatan yang termasuk dalam jalur kritis, yaitu : Persiapan bahan (kode A) Pemasangan saringan inlet (kode C) Pemasangan papan pintu air (kode E) - Pemasangan sistem aerasi (kode G) - Pengisian air setinggi 100 cm (kode H) - Aplikasi kapur dolomit (kode I) Pemupukan (kode K) - Penumbuhan plankton (kode L) - Aplikasi probiotik (kode M) - Penambahan air (kode N) Penebaran benur (kode O). Kegiatan-kegiatan dalam jalur kritis tersebut menjadi tingkat prioritas dalam penyelenggaraan kegiatan. Probabilitas waktu penyelesaian kegiatan pada persiapan tambak super intensif selama 52 hari sebesar 91,62%. DAFTAR ACUAN Ali, T.H. (1995). Prinsip-Prinsip Network Planning, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Anonim. (2014). Siaran Pers Kementerian Kelautan dan Perikanan nomor: 21/PDSI/HM.310/II/2014. KKP Kembangkan Budidaya Udang Supra Intensif. Diakses dari arsip/c/10445/kkp-kembangkan-budidaya-udang-supra-intensif/. Heizer, J., & Render, B. (2005). Manajemen Operasi. Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta, 784 hlm. Meade, J. (1989). Aquaculture Management. Avi Book Van Nostrand Reinhold. New York. 175 pp Syah, R. (2014). Estimasi Beban Limbah dan Sistem Pengelolaannya Pada Budidaya Udang Vaname Super Intensif. Paparan Keynote Speaker dalam Forum Inovasi Akuakultur VI, Bandung 6 8 Mei 2014, 24 hlm. Subagyo, Pangestu, Asri, M., & Handoko, T.H. (1993). Dasar-Dasar Operations Research. Cetakan kesembilan. BPFE Yogyakarta, 314 hlm. Tidwell, James H. (2012). Characterization and Categories of Aquaculture Production System. In Aquaculture Production System (eds: James H. Tidwell). World Aquaculture Society. Wiley Blackwell, John Wiley and Sons Publication. USA, 421 pp. Verschuren, P., & Doorewaard, H. (1999). Designing a Research Project. Lemma B.V. Utrecht. The Netherlands, 215 pp.

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (PERT)

MANAJEMEN PROYEK (PERT) #10 MANAJEMEN PROYEK (PERT) Project Evaluation and Review Technigue (PERT) merupakan teknik analisa jaringan (networking) dengan menggunakan waktu aktivitas yang bersifat probabilitas. PERT bertujuan untuk

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (PERT)

MANAJEMEN PROYEK (PERT) #10 MANAJEMEN PROYEK (PERT) Project Evaluation and Review Technigue (PERT) merupakan teknik analisa jaringan (networking) dengan menggunakan waktu aktivitas yang bersifat probabilitas. PERT bertujuan untuk

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM

OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM OPTIMALISASI BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERT-CPM Ade Saparudin 1, Sri Setyaningsih 2, dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti

CPM DAN PERT CRITICAL PATH METHOD AND PROGRAM EVALUATION REVIEW TECHNIQUE. Pertemuan Copyright By Nurul Adhayanti Pertemuan - PM DN PERT RITIL PTH METHOD ND PROGRM EVLUTION REVIEW TEHNIQUE Pengelolaan Proyek Sistem Informasi opyright y Nurul dhayanti PERT & PM Definisi PERT dan PM adalah suatu alat manajemen proyek

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Proyek Konstruksi Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian 1. Menganalisis cara untuk mempersingkat waktu pada proses pembuatan mesin grafika. 2. Menentukan keseluruhan

Lebih terperinci

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) Fungsi & metode Untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek (jalur kritis) Dengan menggambarkan Arrow Diagram / Network diagram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM I. Pendahuluan A. Latar

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM Imam Safi i 1 *, Heribertus Budi Santoso 2 1,2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT (Program Evaluation and Review Technique) TANPA DUMMY Objektif: 1. Mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah 2. Membuat Jaringan Kerja 3. Menghitung Probabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi dan Manufaktur Secara Umum Industri didefinisikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi akan diselenggarakan. Aktifitas produksi bisa dinyatakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010 MNJEMEN OPERSIONL LNJUTN 2008 NNI SUTRNI 2010. 1 PM/PERT. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis PM/PERT Teknik evaluasi dan ulasan program (cukup dikenal sebagai program evaluation and review techique

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN PUSTK 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Menurut Yamit (1996: 296), proyek adalah setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi ABSTRAK xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

2.2. Work Breakdown Structure

2.2. Work Breakdown Structure 2.2. Work reakdown Structure Pada prinsipnya Work reakdown Structure (WS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan perlunya WS adalah : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

GANTT CHART MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

GANTT CHART MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia GANTT CHART MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Digunakan untuk menggambarkan proyek yang sederhana atau

Lebih terperinci

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan BAB II KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor CV. Solusindo Mega Karya (rumahjahit.com) yang terletak di Jl. Ceger Raya 120, depan SDIP Baitul Maal, Pondok

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PERBANDINGAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN LIFT BARANG DUA LANTAI DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : CV. Prisma Tehnik Gemilang Gresik) Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Waktu Proyek Menggunakan Program Evaluation and Review Technique

Analisis Optimasi Waktu Proyek Menggunakan Program Evaluation and Review Technique Petunjuk Sitasi: Safi'i, I., & Santoso, H. B. (2017). Analisis Optimasi Waktu Proyek Menggunakan Program Evaluation and Review Technique. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. E36-40). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X

ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X ISSN : 2338-4794 Vol. 3. No. 3 September 2015 ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X *) Program Studi Manajemen UNKRIS Alamat: Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur

Lebih terperinci

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Proyek adalah: suatu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat menjadi sebuah proyek ketika terjadi perkembangan tugas dengan kompleks dan pada akhirnya tidak dapat ditangani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017 Manajemen Waktu Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami input yang dibutuhkan dalam tiap tahapan serta output yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Solihin, 2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Solihin, 2009). BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Reinder (2012), Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan mencatat setiap poin-poin penting ke dalam to do list

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR TUGAS AKHIR PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR WINDIARTO ABISETYO NRP 3106100105 DOSEN PEMBIMBING Farida Rachmawati, ST., MT. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas

Lebih terperinci

Manajemen Waktu Dalam Proyek

Manajemen Waktu Dalam Proyek Manajemen Waktu Dalam Proyek Pertemuan 5 Heru Lestiawan, M.Kom Manajemen Waktu Dalam Proyek 1 Tujuan Pembelajaran Memahami tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan Manajemen Waktu Proyek Memahami

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. sehingga kerja bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Proyek memiliki karakteristik, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Manajemen proyek terdiri dari dua kata : (1) Manajemen dan (2) Proyek. Manajemen merupakan proses pengkordinasian aktivitas kerja

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ)

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) FEBRIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No.

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2Metode Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2Metode Pengumpulan Data 18 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitiandilakukan pada bulan Januari hinggamaret 2012bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) yaitu di Transit 16

Lebih terperinci

Bab 8 Analisis Jaringan

Bab 8 Analisis Jaringan Bab 8 Analisis Jaringan Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Masalahmasalah yang dimaksud antara

Lebih terperinci

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da

Sejarah : Henry L. Gantt ( 9 ) menciptakan Bar Chart untuk mengontrol kegiatan dalam proyek, namun tidak menjelaskan urutan kegiatannya Booz, Allen da ANALISA PERANCANGANSISTEM INFORMASI PERT DAN PCM PERTEMUAN IR. H.SIRAIT, MT Analisis Sistem Model Perencanaan Jaring Kerja Network Planning ( NWP ) adalah metode untuk perencanaan, monitoring dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul Pembangunan ekonomi negara tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan pembangunan, salah satunya pembangungan-pembangunan perumahan oleh para perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 TEKNIK PENJADWLAN PRODUKSI GRAPPLE FOR EXCAVATOR D313 PART ATTACMENT FOR TRAKINDO DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Selma Intan Praditya Sari Himawan 1), Niken Parwati

Lebih terperinci

CPM/PERT A. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis CPM/PERT

CPM/PERT A. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis CPM/PERT PM/PERT. Konsep asar, Tujuan, dan Peran Strategis PM/PERT Teknik evaluasi dan ulasan program (cukup dikenal sebagai program evaluation and review techique atau PERT) dan metode jalur krisis (umumnya dikenal

Lebih terperinci

Tri Kairo Suwarsono, Udisubakti C.M., Ahmadi

Tri Kairo Suwarsono, Udisubakti C.M., Ahmadi OPTIMASI ANALISIS PERCEPATAN DAN BIAYA PROYEK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Study kasus : Proyek Pembangunan Gedung Naval Cyber Command (NCC) yang berada di Mabesal Jakarta) Tri Kairo Suwarsono, Udisubakti

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci