BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi dan Manufaktur Secara Umum Industri didefinisikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi akan diselenggarakan. Aktifitas produksi bisa dinyatakan sebagai sekumpulan aktifitas yang diperlukan untuk mengubah sekumpulan masukan ( sumberdaya manusia, material, energi, informasi dan lainnya ) menjadi produk keluarann yang memiliki nilai tambah ( Wignjosoebroto, S. 2006). Industri merupakan sebuah sistem. Salah satu dari subsistem dari sistem industry adalah sistem operasi. Subsistem dari sistem operasi antara lain perencanaan dan pengendalian produksi, pengendalian kualitas, perawaan fasilitas produksi, penentuan standar operasi, penentuan fasilitas produksi dan penentuan harga pokok produksi. Inti dari sistem operasi adalah memproduksi suatu barang yang memiliki nilai guna. Aktifitas produksi dapat digambarkan dalam sebuah sistem Input Proses Output (IPO). Input produksi dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan Output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingnya, seperti limbah, informasi dan sebagainya. 5

2 6 Material Manusia Mesin & alat Energi Produk akhir Jasa / service Limbah Informasi Modal Informasi Gambar 2.1 Input Proses Output 2.2 Manajemen Proyek Ilmu manajemen proyek termasuk disiplin ilmu manajemen, yaitu pengetahuan untuk mengelola suatu kegiatan. Dalam hal ini kegiatan tersebut bersifat spesifik yaitu berbentuk proyek, atau lebih luas lagi mengelola dinamika perubahan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya dan mutu. Pengelolaan secara benar mengenai aspek aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan suatu proyek. Selain sebagai fungsi dasar dalam pengelolaan waktu, biaya, dan mutu, manajemen proyek merupakan sasaran yang harus dicapai. Dengan demikian jadwal, biaya, dan mutu memiliki kedudukan ganda, yaitu sebagai sasaran dan juga sebagai fungsi dasar pengelolaan.

3 7 2.3 Pengelolaan Aspek Proyek Aspek lingkup proyek adalah jumlah kegiatan yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang diinginkan dari proyek tersebut. Misalnya produk proyek konstruksi engineering dapat berupa instalasi gedung, sedangkan proyek engineering manufaktur menghasilkan kendaraan bermotor tipe baru. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah batasan lingkup aspek proyek yang memuat kualitas, kuantitas, spesifikasi dan kriteria memegang peranan penting. Mengingat pentingnya aspek lingkup tersebut, namun kenyataanya cukup sulit untuk merumuskan secara detail setiap komponen, namun disini CPM dan PERT diharapkapkan dapat meminimalisir penyimpangan dari detail komponen yang tidak dapat dijelaskan secara mendetail tersebut Pengelolaan Waktu / Jadwal Waktu dan jadwal merupakan salah satu sasaran utama manajemen proyek. Proyek harus dikerjakan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan, sehingga penyerahan proyek kepada pemilik proyek tidak mundur. Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai kerugian, misalnya penambahan biaya, kehilangan kepercayaan dari pelanggan, dan lain-lain. Pengelolaan waktu meliputi perencanaan, penyusunan, dan pengendalian jadwal. Sedangkan tahapan penyusunan manajemen waktu proyek adalah : Definisi aktifitas : identifikasi aktifitas yang spesifik yang harus dilakukan untuk menuju pencapaian hasil proyek. Sekuensial Aktifitas : identifikasi dan dokumentasi antar aktifitas secara berurutan.

4 8 Estimasi durasi aktifitas : estimasi jumlah periode pekerjaan yang akan dibutuhkan. Pengembangan jadwal : analisis urutan aktifitas, durasi aktifitas, dan persyaratan sumber daya untuk membuat jadwal proyek. Kontrol jadwal : pengendalian perubahan jadwal proyek Pengelolaan Biaya Pengelolaan biaya meliputi segala aspek yang berkaitan antara dana dan kegiatan proyek. Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu jadwal kerja dan alokasi biaya yang jelas dan sesuai kebutuhan. Selain kedua faktor tersebut, fungsi pengawasan juga sangat diperlukan Pengelolaan Kualitas / Mutu Mutu dalam kaitannya dengan proyek, dapat diartikan sebagai memenuhi syarat untuk dapat berfungsi dengan baik seperti yang telah ditentukan atau fit for intended use. Agar suatu produk atau jasa hasil proyek memenuhi syarat penggunaan, diperlukan adanya suatu proses yang panjang mulai dari mengkaji apa saja syarat syarat penggunaan yang dikehendaki oleh pemilik proyek atau pemesan produk, menjabarkan persyaratan tersebut menjadi kriteria dan spesifikasi, serta bila perlu menuangkannya dalam gambar gambar produksi. Juga termasuk menganalisis sumber daya serta jadwal, sampai kepada merencanakan dan mengendalikan aspek mutu pada tahap implementasi atau produksi. Semua kegiatan diatas adalah bagian dari pengelolaan kualitas atau

5 9 mutu yang di lingkungan proyek dilakukan dengan menyusun program penjaminan dan pengendalian mutu atau Quality Assurance / QA dan Quality Control / QC. Dari ketiga aspek diatas saling bersifat tarik menarik. Artinya jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka pada umumnya diikuti dengan kenaikan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya. Sebaliknya nila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan suatu proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dicapai. 2.4 Penyusunan Urutan Kegiatan dan Jadwal Di dalam tahap ini diulas mengenai waktu. Berapa lama suatu aktifitas dapat diselesaikan, kapan aktifitas tersebut dijadwalkan untuk dimulai atau berakhir sehingga dapat dihitung waktu-waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan yang sifatnya kritis dan mengkalkulasikantotal waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu proyek. Untuk mencapai hal tersebut, manajemen proyek perlu didukung oleh suatu metode perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan pelaksanaan kegiatan ataupun penggunaan sumber daya bagi kegiatan-kegiatan tersebut, agar proyek dapat diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber daya sehemat mungkin. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah schedulling yang merupakan penentuan perkiraan waktu yang diberikan untuk masing-masing aktifitas dan

6 10 koneksinya dimana dituangkan dalam bentuk network diagram. Setelah itu perhitungan waktu keseluruhan dapat dibuat. Perkiraan waktu yang dibuat ini dapat mengalami penyesuaian apabila diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan obyektif manajemen. Perkiraan waktu ini dapat dimodifikasi setelah proyek berjalan. Kadang-kadang hal tersebut harus dilakukan apabila terjadi keterlambatan di dalam pekerjaan yang akan menyebabkan penyelesaian dengan waktu yang lebih lama. Untuk menyusun urutan kegiatan yang mengikuti logika ketergantungan akan dipermudah dengan mencoba menjawab pertanyaan berikut: 1. Kegiatan apa yang dimulai terlebih dahulu. 2. Mana kegiatan berikutnya yang akan dikerjakan. 3. Adakah kegiatan kegiatan yang dapat dilakukan sejajar. 4. Perlukah mulainya kegiatan tertentu menunggu yang lain Teknik Manajemen Proyek ( CPM dan PERT ) Metode jaringan kerja diperkenalkan menjelang akhir dekade 50-an, oleh suatu tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama dengan Rand Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu sistem kontrol manajemen. Sistem ini dimaksudkan untuk merencanakan dan mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang kompleks dalam masalah desain, engineering, konstruksi dan perawatan. Usaha usaha ditekankan untuk mencari metode yang dapat menekan biaya, dalam hubungannya kurun waktu penyelesaian. Sistem tersebut kemudian dikenal sebagai metode jalur kritis, atau Critical Path Metode CPM.

7 11 Pada waktu yang hampir bersamaan secara terpisah dinas Angkatan Laut Amerika Serikat mengembangkan pula sistem kontrol manajemen dalam rangka mengelola proyek pembuatan peluru kendali Polaris. Proyek ini melibatkan ribuan konsultan desain engineering, subkontraktor, supplier dan jawatan jawatan pemerintah dan sosial. Sistem kontrol tersebut dinamai Project Evaluasi and Review Technique - PERT, telah berhasil sebagai saran koordinasi dan mempercepat penyelesaian jadwal proyek lebih dari dua tahun. Meskipun kedua sistem diatas dikembangkan secara terpisah oleh pelaku pelaku yang berlainan, namun hasilnya memiliki banyak kesamaan. Keduanya menggunakan teknik penyajian secara grafis dengan memakai diagram anak panah lingkaran serta kaidah kaidah dasar logika ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan. Perbedaan yang substansial terletak dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan. PERT memakai tiga angka estimasi bagi setiap kegiatan, yaitu optimistik, pesimistik, dan paling mungkin. Dengan memberikan rentang waktu ini, metode PERT bermaksud menampung adanya unsur unsur yang belum pasti, kemudian menganalisis kemungkinan kemungkinan sejauh mana proyek menyimpang atau memenuhi saran jadwal penyelesaian. Oleh karena itu PERT banyak digunakan dalam penelitian dan pengembangan yang sering kali unsur waktu dari masing masing kegiatan yang belum menentu. Sebaliknya, CPM menggunakan satu angka estimasi dan dalam paraktek lebih banyak digunakan oleh kalangan industri atau proyek proyek engineeirng konstruksi.

8 12 Proses menyusun jaringan kerja oleh bebrapa literature sering diasosiasikan dengan metodologi manajemen proyek, terutama dalam aspek perencanaan dan pengendalian. Pendapat ini disebabkan karena luasnya jangkauan dalam proses menyusun jaringan kerja, yaitu dari mengkaji dan mengidentifikasi kegiatan kegiatan lingkup proyek, menguraikan menjadi komponen komponen sampai kepada menyusun kembali menjadi urutan yang didasarkan atas logika ketergantungan, sehingga dibutuhkan pemahaman keseluruhan mengenai proyek yang sedang dihadapi. Demikian pula halnya dengan penyediaan sumber daya untuk melaksanakan setiap kegiatan serta prioritas mengalokasikannya. Proses penyusunan jaringan kerja ini seringkali perlu dilakukan berulang ulang sebelum sampai pada suatu perencanaan dan jadwal yang dianggap paling realistis, proses tersebut menggunakan pendekatan sistematis dan pemikiran yang analitis, sehingga mendapatkan gambaran persoalan tentang mengelola proyek dan seringkali membuahkan keputusan yang realitis. Suatu jaringan kerja yang tersusun dengan benar akan memberikan gambaran dari suatu proyek yang pada nantinya akan menjadi saran komunikasi yang efektif bagi semua pihak yang berkaitan dalam penyelenggaraan proyek. Di sinilah letak hasil tak langsung namun penting dari penggunaan jaringan kerja sebagai metodologi manajemen proyek. Sistematika lengkap dari proses menyusun jaringan kerja adalah sebagi berikut: Langkah Pertama, mengkaji dan mengidentifikasi lingkup proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek.

9 13 Langkah kedua, menyusun kembali komponen komponen tersebut pada butir satu, menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan logika ketergantungan. Urutan ini dapat berupa seri dan atau paralel. Langkah ketiga, memberikan perkiraan kurun waktu bagi masing masing kegiatan yang dihasilkan dari penguraian lingkup proyek, seperti tersebut pada langkah pertama. Terdapat perbedaan pokok dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan antara CPM dengan PERT. CPM menggunakan angka perkiraan tunggal atau deterministik sedangkan PERT menggunakan tiga angka perkiraan atau probabilistik. Langkah keempat, mengidentifikasikan jalur kritis (Critical Path) dan float pada jaringan kerja. Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam lingkup proyek yang apabila terlambat dapat menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kegiatan yang berada pada jalur ini dinamakan kegiatan kritis. Sedangkan float adalah tenggang waktu suatu kegiatan yang nonkritis dari proyek. Langkah kelima, bila semua langkah langkah diatas telah diselesaikan, dilanjutkan dengan usaha usaha meningkatkan daya guna dan hasil guna pemakaian sumber daya yang meliputi kegiatan, menentukan jadwal yang paling ekonomis, dan meminimalkan fluktuasi pemakaian sumber daya. Kedua metode ini kita kenal dengan istilah network analysis atau teori jaringan kerja. Pada dasarnya kedua metode analisis ini adalah sama. Perbedaannya terletak pada perkiraan waktu, CPM memperkirakan waktu dengan

10 14 cara pasti (deteministic) sementara, Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan cara kemungkinan probabilitas. Critical Path Methode (CPM) dan Program Evaluation and Review Technique (PERT) sangatlah memiliki peranan penting, karena kedua metode tersebut bisa menjawab segala pertanyaan yang akan timbul dari suatu proyek. Adapun pertanyaan pertanyaan itu adalah sebagai berikut: 1. Kapan keseluruhan proyek akan dapat diselesaikan? 2. Apakah aktivitas kritis atau tugas tugas dalam proyek akan menunda keseluruhan proyek? 3. Apakah aktivitas non kritis bisa berjalan terlambat tanpa menunda penyelesaian keseluruhan proyek? 4. Probabilitas apa yang akan membuat proyek itu diselesaikan pada tanggal tertentu. 5. Pada tanggal tertentu, apakah proyek sesuai jadwal, dibelakang jadwal atau didepan jadwal. 6. Pada suatu tanggal yang telah ditentukan, apakah jumlah uang yang akan dibelanjakan itu sama, kurang dari, atau lebih besar dari jumlah yang telah ditentukan. 7. Apakah ada sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat waktunya? 8. Jika proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat, cara apa yang paling untuk menyelesaikan proyek tersebut dengan biaya sekecil mungkin?

11 Simbol Dalam CPM Untuk mempermudah pemahaman penyusunan jaringan kerja dengan metode CPM perlu diketahui simbol simbol yang digunakan untuk menentukan jalur kritis: Tabel 2.1 Simbol Dalam Penyusunan Jadwal CPM Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Diatas anak panah ditulis simbol kegiatan, sedangkan dibawah anak panah ditulis waktu kegiatan. Lingkaran kecil (nodle), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa. Dalam diagram jaringan kerja dimungkinkan terjadi lebih dari satu peristiwa, tetapi diantara dua peristiwa hanya boleh terjadi satu kegiatan. Anak panah garis putus putus menyatakn kegiatan semu. Dalam kegiatan jaringan kerja, kegaitan semu boleh ada boleh tidak ada. Kegiatan ini dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat dua peristiwa Logika Ketergantungan Kegiatan Diagram Anak Panah Diagram anak panah menggambarkan keterkaitan antara kegiatan atau aktivitas proyek. Suatu anak panah biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu kegiatan dengan ujungnya menunjukan arah kemajuan proyek. Hubungan suatu

12 16 kegiatan dengan kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukan oleh adanya kegiatan. Yang dimaksud dengan kejadian adalah saat menggambarkan permulaan atau pengakhiran sutau kegiatan, sedangkan kegiatan merupakan elemen pekerjaan yang memerlukan waktu. Logika ketergantungan kegiatan dinyatak sebagai berikut: 1. Jika kegiatan A harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.1 Jaringan Kerja AON 2. Jika kegiatan A, B, dan C harus selesai sebelum kegiatan D dapat dimulai, maka : Gambar 2.2 Jaringan Kerja Bercabang Kegiatan Semu ( Dummy Activities ) Untuk menusun suatu kegiatan yang bisa memenuhi ketentuan - ketentuan diatas maka kadang kadang muncul kegiatan semu (dummy activities). Kegiatan semu adalah bukan dianggap sebagai kegiatan, hanya saja tanpa memerlukan

13 17 waktu, biaya dan fasilitas. Adapun keguanaan dari kegiatan semu antara lain sebagai berikut: 1. Untuk menghindari terjadinya dua buah kejadian yang dihubingkan oleh lebih dari satu kegiatan ( sejajar). Seperti pada gambar berikut : Gambar 2.3 Jaringan Kegiatan Dummy Karena gambar diatas berarti bahwa kegiatan itu adalah kegiatan A atau B atau C. Untuk membedakan ketiga kegiatan itu maka harus digunakan dummy sebgai berikut: atau Gambar 2.4 Contoh Jaringan Kegiatan Dummy Kegiatan: A = (2, 4) A = (4, 6) B = (2, 6) B = (2, 6) C = (2, 4) C = (2, 6) 2. Untuk menunjukan urutan-urutan kegiatan yang tepat. Seperti pada gambar berikut :

14 18 Gambar 2.5 Contoh Jaringan Kegiatan Salah Gambar diatas menunjukan urutan yang salah, sebab seolah olah kegiatan D harus didahului kegiatan A dan kegiatan C harus didahului oleh kegiatan B, padahal tidak demikian. Untuk menghindari kesalahan ini dapat digunakan kegiatan semu. Gambar 2.6 Jaringan Kegiatan Dengan Tambahan Dummy 3. Untuk memenuhi ketentuan, dimana suatu network harus dimulai oleh satu kejadian dan diakhiri oleh suatu kejadian, kadang-kadang harus ditambahkan satu kejadian semu pada awal suatu network, satu kejadian semu pada akhir network, dan kejadian-kejadian didalam network, apabila network dimulai atau diakhiri oleh beberapa kejadian. Seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 2.7 Jaringan Kegiatan Diakhiri dan Diawali Kejadian Penentuan Waktu Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan masing masing aktivitas, dan

15 19 menganalisa seluruh diagram network untuk menetukan waktu terjadinya masing masing kegiatan. Dalam mengestimasi dan menganalisa waktu ini, akan didapatkan satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (Critical Path). disamping lintasan kritis ini terdapat lintasan lintasan lain yang mempunyai jangka wwaktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini tidak mempunyai waktu untuk bisa terhambat, yang dinamakan float. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah network, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float. Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasi notasi sebagai berikut : TE TL ES EF LS LF T S SF : Saat tercepat terjadinya kejadian (earliest event occurance time) : Saat paling lambat terjadinya kejadian (lates event occurance time) : Saat tercepat dimulainya aktivitas (activity start time) : Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas (earliest activity start time) : Saat paling lambat dimulainya aktivitas (latest activity start time) : Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas (latest activities finish time) : Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas (activity duration time) : Total slack / total float : Free slack / free float

16 20 Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah dasar yaitu: a. Proyek hanya memiliki satu initial event dan terminal event. b. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke nol c. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah TE = TL Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri dari dua cara yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (back computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak dari initial event menuju terminal event. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur diperlukan lingkaran event yang terbagi atas tiga bagian yaitu: a b Gambar 2.8 Lingkaran Event a. = ruang untuk nomor kejadian b. = ruang untuk menujukan saat paling cepat terjadinya kejadian TE, yang juga merupakan hasil perhitungan maju. c. = ruang untuk menunjukan saat paling lambat terjadinya kejadian (TL), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur. Untuk metode perhitungan maju ada tiga langkah yang perlu dilakukan yaitu: a. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke no sehingga untuk initial event berlaku TE = 0 ( asumsi ini tidak benar untuk proyek yang berhubungan dengan proyek proyek lain )

17 21 Kalau initial event terjadi pada hari ke nol, maka : Gambar 2.9 Lingkaran Dua Event ES (ij) = TE (j) = 0 ES (ij) = ES (I,j) + t(ij) = TE ( j) + t (ij) b. Event yang menggabungkan beberapa aktivitas (merge even) Gambar 2.10 Lingkaran Event yang Menggabungkan Aktivitas Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas aktivitas yang mendahuluinya yang telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terbesar dari saat tercepat untuk menyelesaikan aktivitas aktivitas yang berakhir pada event tersebut. TE (j) = max (EF ( i1j), EF ( i2j),. EF (inj) Seperti halnya pada perhitungan maju pada perhtungan mundur juga terdapat tiga langkah yaitu: a. Pada terminal event berlaku T: = TE Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling lambat untuk menyelasaikan aktivitas itu dikurang dengan durasi aktivitas tersebut.

18 22 Gambar 2.11 Lingkaran Dua Event LS = LE t LF (ij) = TL, dimana TL = TE LS (ij) = TL ( i ) t ( ij ) b. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event) Gambar 2.12 Lingkaran Burst Event Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu, saat paling lambat tejadinya sebuah event sama dengan nilai terkecil dari saat saat paling lambat untuk memulai aktivitas aktivitas yang berpangkal pada event tersebut. TL (j) = min ( L S ( ij ), LS (i2j),, LS (inj) Setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur selesai dilakuakn kelonggaran waktu dari aktivitas ( ij) yang terjadi dari float (S) dan free float (SF). Total float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Total float dapat dihitung dengan cara mencari selisih antar

19 23 saat paling cepat dimulai aktivitas ( LS FS ) atau mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas ( LS EF ) Jika akan menggunakan persamaan S = LS FS, maka total float aktivitas (ij) adalah: S ( ij ) = LS ( ij ) ES ( ij ) Dari perhitungan mundur kita tahu bahwa LS ( ij ) TL ( ij ) t ( ij ). Sedangkan dari perhitungan maju ES ( ij ) = TE ( ij ) maka: S (ij ) = TL ( ij ) t ( ij ) TE ( ij) Jika akan menggunakan persamaan S =LF EF, amak total float aktivitas (ij) adalah: S (ij) = LF (ij) EF(ij) Dari perhitungan maju kita tahu bahwa EF (ij ) = TE (j) + t(ij) Sedangkan dari perhitungan mundur LF ( ij ) = TL (j ) maka : S (ij) = TL(j) TE(j) t (ij) Dan yang dimaksud dengan free float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling tercepat terjadinya event lain pada network. Free float aktivitas (ij) dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event diujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas (ij) tersebut. SF (ij ) TE (j) F (ij) Dari perhitungan maju didapat EF (ij) = TE (j ) + t(ij), maka :

20 24 SF (ij) = TL (j) TE (j) t (ij ) Metode Jalur Kritis ( CPM ) Suatu lintasan adalah rangkaian dari sejumlah kegiatan yang dimulai dari kejadian awal dan berhenti pada kejadian akhir. Berdasarkan ketentuan ini maka definisi jalur kritis dapatlah ditetapkan sebagai berikut: a. Jalur kritis dimana tiap kejadian pada jalur tersebut mempunyai waktu kejadian paling lambat, maka jalur tersebut jalur kritis. b. Jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jalur kritis sama dengan jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek. c. Semua kegiatan yang terletak di jalur kritis disebut kegiatan kritis. Ketentuan ketentuan lainya adalah: a. Jalur kritis dapat juga melalui kegiatan dummy atau kegiatan semu b. Jalur kritis dapat terdiri dari beberapa waktu c. Waktu penyelesaiaan suatu kegiatan kritis tidak boleh melebihi waktu yang sudah ditentukan, karena keterlambatan dapat memperpanjang waktu penyelesaian seluruh proyek. Metode jalur kritis menggambarkan suatu proyek dalam bentuk network dengan komponen aktivitas aktivitas. Agar metode ini dapat diterapkan maka suatu proyek harus memiliki ciri sebagai berikut : Kegiatan suatu proyek harus ada waktu mulai dan waktu akhir Kegiatan dapat dimulai atau diakhiri dan dilaksanakan secara terpisah dalam suatu rangkaian tertentu. Kegiatan dapt diatur menurut rangkaian tertentu.

21 25 Jalur kritis digunakan untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang sangat tinggi (kegiatan kritis). Dan jika kegiatan kritis ini mengalami keterlambatan maka akan memperlambat penyelesaian proyek secarakeseluruhan, oleh karena itu mempercepat waktu penyelesaian kegiatan kritis akan mempercepat penyelesaian proyek secara keseluruhan Metode Program Evaluation and Review Technique ( PERT ) Kegiatan adalah variable random atau disebut dengan evaluation and review technique (PERT). Waktu setiap kegiatan dihitung atas tiga dasar perkiraan, yaitu: a = waktu optimis waktu optimis yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sebuah kegiatan jika semua hal berlangsung sesuai rencana. Atau juga dapat disebut waktu minimum dari suatu kegiatan, dimana segala sesuatu akan berjalan baik. b = waktu pesimis waktu pesimis yaitu waktu yang dibutuhkan suatu kegiatan dengan asumsi kondisi yang ada sangat tidak diharapkan. Atau juga dapat disebut waktu maksimal yang diperlukan suatu kegiatan. m = waktu realistis waktu realistis yaitu perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang paling realistis. Atau juga dapat disebut waktu normal untuk menyelesaikan kegiatan.

22 26 Perkiraan lamaa waktu kegiatan atau sama dengan istilah rata- rata dalam bahasa sehari hari dalam bahasa matematika dapat dihitung dengan cara: Mean = Dalam persamaan tersebut, setiap a dan b mempunyai bobot satu dan waktu normal memiliki bobot 4. Oleh karena itu total bobot adalah 6 ( ) dan dibagi 6 sebagai rata rata bobot. Sedangkan b a sama dengan 6 standar deviasi. Berarti satu standar deviasi sama dengan b a dibagi 6 atau: 1 standar deviasi = a (b-a / b) Tujuan dari metode ini adalah: 1. Untuk menentukan probabilitas tercapainya batas waktu. 2. Untuk menetapkan kegiatan diman dari suatu proyek yang merupakan bottleneck menentukan waktu penyelesaian seluruh proyek sehingga dapat diketahui pada kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal dapat terpenuhi. 3. Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan perubahan program program and review technique juga dapat mengevaluasi akibat dari terjadinya penyimpangan pada jadwal proyek Pembuatan Peta Waktu Sebagai langkah terakhir dari perhitungan network ini adalah membuat peta waktu yang merupakan jadwal pelaksanaan proyek. Peta ini harus dibuat dengan memperhatikan batasa batasn dari sumber yang digunakan, karena tidak

23 27 mungkin beberapa aktivitas dapat diselesaikan sekaligus mengigat terbatasnya tenaga kerja dan peralatan. Dalam masalah ini kita menggunakan chart bar. Chart bar adalah sekumpulan diagram balok yang disusun dengan maksud mengidentifikasikan unsur waktu dari urutan dalam perencanaan suatu proyek. Bial ditelusuri lebih baik kebelakang bagan balok ini ternyata sudah dipakai sejak lama. Bagan balok ini ditemukan oleh H.L Gantt.Oelh sebab itu namanya dijadikan istilah untuk bagan balok dengan sebutan Gantt Chart Proses Trade Off Biaya Waktu dan Project Crashing Ketika mengelola suatu proyek adalah lazim bagi seorang pelaku proyek jika menghadapi salah satu (atau kedua) situasi berikut: 1. Proyek mundur dari jadwal, dan 2. Waktu penyelesaian proyek yang sydah dijadwalkan dimajukan. Pada situasi apapun, beberapa atau semua aktivitas yang ada harus dipercepat untuk menyelesaikan proyek dalam batas waktu yang diinginkan. Proses dimana memperpendek jangka waktu proyek dengan biaya terendah biasa dikenal dengan Crashing Project. Pengertian Crashing Project menurut buku Manajemen Operasi, Edisi 9 Buku 1 (Jay Heizer dan Barry Render, 2009) adalah proses memperpendek waktu aktivitas di jaringan untuk mengurangi waktu di jalur kritis sehingga waktu penyelesaian total berkurang. CPM merupakan teknik dimana setiap aktivitas mempunyai waktu normal atau waktu standar yang kita gunakan dalam perhitungan. Hal yang berkaitan

24 28 dengan waktu normal adalah biaya normal aktivitas. Namun, waktu yang lain dalam manajemen proyek adalah waktu crash yang ditetapkan sebagai jangka waktu terpendek yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah aktivitas. Hal yang berkaitan dengan crash adalah biaya crash dari aktivitas. Biasanya dapat mempersingkat sebuah aktivitas dengan menambah sumber daya lebih (contoh: peralatan, karyawan) pada aktivitas tersebut. Jadi, sangatlah logis jika biaya crash sebuah aktivitas lebih mahal dari biaya normal. Banyaknya sebuah aktivitas dapat dipersingkat (perbedaan waktu normal dan waktu crash) bergantung pada aktivitas dalam pertanyaan. Kita mungkin tidak dapat mempersingkat beberapa aktivitas sama sekali. Sebagai contoh, jika sebuah bahan perlu dipanaskan dalam tungku pembakaran 48 jam, penambahan sumber daya lain tidak akan membantu mempersingkat waktunya. Sebaliknya, kita mungkin dapat mempersingkat beberapa aktivitas secara drastis (contoh: membuat kerangka rumah dalam 3 hari dibandingkan 10 hari dengan menggunakan pekerja tiga kali lebih banyak). Biaya crashing sebuah aktivitas juga bergantung pada sifat aktivitas tersebut. Para pelaku proyek biasanya lebih suka mempercepat sebuah proyek dengan biaya tambahan yang paling sedikit. Jadi, ketika akan memilih aktivitas yang akan dipersingkat dan menentukan banyaknya, kita harus memastikan hal berikut: 1. Jumlah yang diperbolehkan pada sebuah aktivitas untuk dipersingkat. 2. Secara bersamaan, jangka waktu aktivitas yang dipersingkat membuat kita dapat menyelesaikan proyek pada batas waktunya. 3. Biaya total crashing sekecil mungkin.

25 29 Crashing proyek melibatkan empat langkah berikut: Langkah 1: Hitung biaya crashing per minggu (atau satuan waktu lain) untuk setiap aktivitas dalam jaringan. Jik abiaya crash bersifat linear menurut waktu, maka rumus berikut dapat digunakan. Biaya crash per periode = (biaya crash biaya normal) (waktu normal waktu crash) Langkah 2: Dengan menggunakan waktu aktivitas sekarang, temukan jalur kritis pada jaringan proyek. Kenali aktivitas kritisnya. Langkah 3: Jika hanya ada satu jalur kritis, pilihlah aktivitas pada jalur kritis yang (a) masih dapat dipersingkat dan (b) mempunyai biaya crash terkecil per periode. Aktivitas crash ini satu periode. Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis, maka pilih salah satu aktivitas dari setiap jalur kritis sedemikian hingga (a) setiap aktivitas yang dipilih masih dapar dipersingkat dan (b) biaya crash per periode dari semua aktivitas yang dipilih merupakan biaya terkecil. Crash setiap aktivitas sebanyak satu periode. Perhatikan bahwa setiap aktivitas yang sama mungkin terjadi pada lebih dari satu jalur kritis. Langkah 4: Perbarui semua waktu aktivitas jika batas waktu yang diinginkan telah tercapai berhenti. Jika tidak, ulangi langkah 1 dan 2.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendaliaan Definisi pengendaliaan menurut buku Sistem Pengendaliaan Manajemen ( Robert N Anthony, 1992 ) adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya

BAB II LANDASAN TEORI. produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Pada era globalisasi, di mana batas antar negara makin terbuka, produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya mereka yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Pendahuluan Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continues improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan sesuatu

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proyek Menurut Soeharto (2002) : Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan BAB II KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan,

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) 2 PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0) Yudi Syahrudin NRP : 0221054 Pembimbing : Yohanes L.D. Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan oleh seseorang atau beberapa orang dengan mencatat setiap poin-poin penting ke dalam to do list

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Proyek Konstruksi Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu. Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui idividu-individu dan sumber daya organisasi lainnya. Sebuah proses

Lebih terperinci

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2 LNDSN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2012:4) Manajemen operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU I. DIAGRAM JARING / CRITICAL PATH METHODE (CPM) A. PENDAHULUAN Diagram jaring atau Network Planning atau Critical Path Methode (CPM) adalah salah satu metode yang digunakann

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS Kartika Andayani NRP : 0121077 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Metode Jaringan Kerja diperkenalkan menjelang akhir tahun 1950 oleh tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-pont bekerja sama dengan Rand Corporation

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Operasi Menurut Heizer dan Reinder (2012), Manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat menjadi sebuah proyek ketika terjadi perkembangan tugas dengan kompleks dan pada akhirnya tidak dapat ditangani

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK)

PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PERTEMUAN 9 JARINGAN KERJA (NETWORK) PENGERTIAN suatu alat yang digunakan untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan dari suatu proyek. Jaringan dikembangkan dari informasi yang diperoleh

Lebih terperinci

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS Chandra Karnadi NRP : 9421016 NIRM : 41077011940269 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jasa konstruksi di Indonesia saat ini sudah berkembang, hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan seperti gedung, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proyek Proyek merupakan aplikasi pengetahuan,keahlian, alat, dan teknik untuk aktifitas proyek guna memenuhi atau melampau kebutuhan yang diharapkan stakeholder dari proyek

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu

Lebih terperinci

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang. tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang. tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan 2.1 Pengertian manajemen pemeliharaan Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

Lebih terperinci

Time Chart of Project

Time Chart of Project 1 Time Chart of Project Konsep Waktu Waktu Kejadian paling Cepat (WKC=TE,time earliest event) untuk kejadian i adalah waktu paling cepat, dimana kejadian i terwujud sedemikian hingga semua hubungan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kantor CV. Solusindo Mega Karya (rumahjahit.com) yang terletak di Jl. Ceger Raya 120, depan SDIP Baitul Maal, Pondok

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Jaringan 2.1.1 Ruang Lingkup Perencanaan jaringan sering disebut dengan Operation Technique Research. Varianvarian lain dari Operation Technique Research antara lain:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek CPM (Critical( PERT (Program( Evaluation and Review Technique

Manajemen Proyek CPM (Critical( PERT (Program( Evaluation and Review Technique Manajemen Proyek CPM (Critical( Critical-Path Method) ) dan PRT (Program( valuation and Review Technique April 009. Pendahuluan Proyek : suatu sistem yang kompleks melibatkan koordinasi dari sejumlah bagian

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM

LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VII PERT DAN CPM I. Pendahuluan A. Latar Belakang (Min. 1 lembar) B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian 1. Menganalisis cara untuk mempersingkat waktu pada proses pembuatan mesin grafika. 2. Menentukan keseluruhan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM

LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDY TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VI PERT & CPM I. Pendahuluan A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya proyek merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara, kompleks, unik yang memiliki satu tujuan dan harus diselesaikan dalam waktu yang spesifik,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab 2 ini akan diuraikan mengenai landasan teori berdasarkan tinjauan kepustakaan yang berhubungan dengan persoalan penjadwalan proyek dengan GPR. 2. 1 Konsep Penjadwalan

Lebih terperinci

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing)

: Peramalan (Forecasting) Bab III : Manajemen Persediaan. Bab IV : Supply-Chain Management. Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 1 Bab I : Peramalan (Forecasting) Bab II : Manajemen Proyek Bab III : Manajemen Persediaan Bab IV : Supply-Chain Management Bab V : Penetapan Harga (Pricing) 2 3 Proyek adalah: suatu rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan BAB II LANDASAN TEORI Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas proyek yang cenderung

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

2.2. Work Breakdown Structure

2.2. Work Breakdown Structure 2.2. Work reakdown Structure Pada prinsipnya Work reakdown Structure (WS) adalah pemecahan atau pembagian pekerjaan ke dalam bagian yang lebih kecil (sub-kegiatan), alasan perlunya WS adalah : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Optimalisasi Optimalisasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi maksud dari optimalisasi pada penelitian ini adalah proses pencapaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut: Merupakan gabungan dari berbagai sumberdaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi

Lebih terperinci