ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses manajemen perusahaan, penetapan atau pembebanan biaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses manajemen perusahaan, penetapan atau pembebanan biaya"

Transkripsi

1 ABSTRAKSI Maxima Creative adalah sebuah perusahan yang bergerak dalam bidang jasa desain, cetak, dan advertising. Dengan keputusan manajemen untuk melakukan diversifikasi produk akhirnya perusahaan ini menambah bidang usahanya berupa foto editing. Pengembangan foto editing merupakan pasar yang masih kosong di kota Solo sehingga hal ini sebagai langkah yang tepat untuk melakukan pengembangan usaha. Penentuan harga yang diberikan kepada konsumen merupakan hal yang vital dalam menentukan keberhasilan suatu produk. Pembebanan harga kepada konsumen dilakukan oleh Maxima Creative dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Dengan metode ini terbukti efektif dalam pelaksanaan operasional usahanya. Metode harga pokok pesanan ini disinergikan dengan metode taksiran sehingga dapat diketahui secara jelas biaya-biaya yang timbul dalam mengerjakan suatu order. Aplikasi yang dilaksanakan lebih mengutamakan pada keputusan manajemen dan tidak hanya pada hasil analisis. Penetapan harga pokok produk mengutamakan pada biaya bahan baku karena sebagai proses awal usaha, bahan bakulah yang utama dan perlu mendapat perlakuan biaya yang tepat dan teliti. Pencatatan biaya menggunakan kartu harga pokok efektif mengetahui arus biaya yang digunakan untuk proses produksi. Keputusan manajemen yang diambil banyak berupa keputusan jangka pendek untuk usaha awal suatu bidang dan tidak memfokuskan pada perencanaan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses manajemen perusahaan, penetapan atau pembebanan biaya yang tepat bagi konsumen merupakan salah satu strategi vital untuk meraih pasar. Proses penetapan biaya bagi konsumen terutama untuk perusahaan jasa mayoritas menggunakan penetapan biaya berdasarkan pesanan. Dalam metode

2 penetapan biaya ini, biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga produksi per satuan dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan kuantitas produksi. (Mulyadi 1997 : 37). Penetapan biaya bagi konsumen menggunakan metode harga pokok pesanan efektif bagi perusahaan jasa misalnya advertising. Tetapi dalam aplikasi keseharian, metode harga pokok pesanan ini diaplikasikan oleh manajer perusahaan berdasarkan keputusan manajemen dari tiap perusahaan. Pada aplikasi tersebut item harga pokok pesanan dalam perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama seringkali berlainan antar perusahaan. Maxima Creative merupakan salah satu perusahaan jasa dalam bidang advertising dan foto editing. Metode harga pokok pesanan juga diaplikasikan oleh perusahaan ini dalam rangka pembebanan biaya bagi konsumen. Foto editing sebagai pasar yang masih kosong di kota Surakarta adalah pilihan yang tepat yang dipilih oleh Maxima Creative dalam diversifikasi produknya. B. Identifikasi Masalah Aplikasi metode harga pokok pesanan untuk pembebanan biaya bagi konsumen oleh Maxima Creative memerlukan teknik penghitungan yang cermat dan teliti. Aplikasi ini juga berpengaruh pada sistem penjualan oleh para free-lance. Bagi Maxima Ceative, keberadaan foto editing yang masih sepi di kota Surakarta membuat teknik penghitungan ini terdiri dari spek yang beraneka ragam. Aplikasi metode harga pokok pesanan menjadi fokus utama dalam penelitian ini.

3 C. Tujuan Penulisan a. Meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami metode harga pokok pesanan. b. Mengajak pembaca melihat foto editing sebagai bisnis yang masih sepi dan hal ini merupakan bekal untuk mengembangkannya. c. Meningkatkan peran mahasiswa dalam bisnis untuk lebih handal dan produktif. D. Manfaat Penulisan Penulisan ini ditujukan bagi pembaca yang menggemari usaha pribadi untuk : a. Mengetahui aplikasi metode harga pokok pesanan untuk divisi foto editing Maxima Creative sebagai sarana costumer service yang maksimal. b. Memahami aplikasi metode harga pokok pesanan sebagai dasar inspirasi pengembangan bisnis foto editing. c. Melakukan analisis aplikasi metode harga pokok pesanan suatu perusahaan dan melakukan perbandingan dengan teori yang telah diperoleh. E. Metode Penelitian Teknik pengumpulan data dengan menggunakan : a. Teknik observasi Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Husaini Usman 2000 : 54). Teknik observasi

4 yang digunakan penulis menggunakan jenis observasi partisipasi. Dengan menggunakan jenis ini penulis terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Dari teknik observasi ini penulis memperoleh data-data : a. Penghitungan rinci terhadap biaya bahan baku b. Penghitungan biaya spek khusus dan biaya tenaga kerja c. Penghitungan rugi laba d. Penggunaan taksiran pada metode harga pokok pesanan Data-data tersebut digunakan sebagai acuan penulis dalam penelitian yaitu aplikasi metode harga pokok pesanan. b.teknik Wawancara Wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung (Husaini Usman 2000 : 57). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap dari teknik observasi dan mendapatkan data primer. Dengan teknik ini penulis memperoleh data deskriptif tentang Maxima Creative. Data tersebut berupa : a. Latar belakang usaha meliputi sejarah, tujuan, pendirian, dan nama usaha b. Letak dan lokasi c. Struktur organisasi d. Deskripsi jabatan e. Bidang usaha f. Permodalan Dengan menggunakan kedua teknik tersebut penulis mengolah data secara maksimal dengan tetap memfokuskan pada identifikasi masalah berupa

5 aplikasi metode harga pokok pesanan pada divisi foto editing Maxima Creative. BAB II HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Usaha Maxima Creative Maxima Creative pada awal usahanya bergerak dalam bidang jasa desain, cetak, dan advertising. Bidang awal usaha ini mengalami perkembangan pesat pada dua awal tahun pendiriannya. Setelah tahun tersebut, mengalami penurunan order karena manajemen sendiri yang memutuskan untuk tidak menerima segala order yang masuk dan berkreasi pada pengembangan produk baru. Perkembangan advertising dan cetak yang sangat pesat juga membuat

6 penurunan order Maxima Creative. Keputusan manajemen untuk berkreasi pada pengembangan produk baru terwujud dengan lahirnya divisi foto editing. Kelahiran divisi foto editing merupakan bentuk deversifikasi produk yang merupakan keputusan manajemen Maxima Creative. Diversifikasi produk bagi Maxima Creative merupakan strategi yang tepat. Itulah sebabnya perusahaan ini bergerak dalam divisi yang berbeda-beda. Mereka menggunakan saran Kamu ingin tahu sedikit dari apa yang banyak ( Robert T Kiyosaki 2002 : 153). Divisi foto editing diarahkan manajemen untuk : a. Meramaikan pasar foto editing b. Menawarkan produk Maxima Creative divisi foto editing c. Memenuhi keinginan pasar d. Memperluas bidang usaha e. Peningkatan mutu sumber daya manusia f. Memperluas jaringan pemasaran produk total g. Membina relasi antar instansi Maxima Creative didirikan pada tahun 2000 oleh Agung Martianus. Pendirian pada awal usaha berupa jasa desain, cetak, dan advertising merupakan penegasan atas divisi lain yaitu Maxima Computer yang didirikan oleh Anton Maxima, adik kandung Agung Martianus. Pada awal pendirian, kedua divisi berjalan dengan baik, tetapi seiring dengan perubahan manajemen dari dua divisi ini akhirnya dua divisi ini terpisah secara manajemen tetapi masih dalam satu lokasi. Setelah pemisahan manajemen tersebut, adik kandung

7 kedua Agung yaitu Andre Maxima mendirikan usaha yang bernama Komunika Production yang bergerak dalam bidang Event Organizer, tour and travel, advertising, dan photo editing. Tetapi karena manajemen sumber daya manusia yang kurang sesuai akhirnya usaha ini tidak berkembang dan ditutup dalam tempo 5 bulan. Dari sisa penutupan Komunika Production, Agung Martianus menganalisis sumber daya manusia yang masih produktif dan handal. Agung mengajak Andi dan Anung untuk tetap berproses dalam usaha ini, terutama pada bidang advertising dan photo editing. Akhirnya ketiga orang ini mulai berproses untuk menghidupkan usaha ini. Tetapi karena ingin pengembangan profesional, Anung keluar sehingga tinggal Andi dan Agung. Mereka belajar dan berproses bersama untuk saling menganalisis proses mereka. Akhirnya pada bulan April 2003 mereka memutuskan untuk mendirikan usaha foto editing dengan nama Bengkel Photo Maxima Creative. B. Letak dan Lokasi Maxima Creative berdiri pada dua tempat. Dua tempat tersebut di daerah Mojosongo dan daerah Nusukan. Daerah Mojosongo tepatnya di jalan Malabar Timur No 6 Perumnas Mojosongo digunakan sebagai tempat produksi foto editing. Daerah Nusukan tepatnya di Jalan Ki Mangunsarkoro 13 digunakan sebagai tempat produksi cetak dan advertising. Tetapi pada saat awal pelaksanaan diversifikasi produk melalui divisi photo editing, pusat produksi semua divisi ada di daerah Mojosongo. C. Stuktur Maxima Creative

8 Maxima Creative sebagai perusahaan berkembang memiliki struktur sederhana yang cukup untuk menjalankan usaha tersebut. Stuktur Maxima Creative tersebut digambarkan pada diagram berikut ini : Manajer Umum Bendahara Manajer desain, cetak, Adv Manajer Keuangan Manajer Photo Editing Bagian Produksi Bagian Free-Lance D. Deskripsi Jabatan a. Manajer umum (pemilik) Manajer umum adalah pimpinan dari seluruh pelaksanaan operasional usaha. Tugas General Manajer : a. Mengkoordinasi operasional kedua divisi b. Memberikan dana awal usaha c. Pelaksana marketing dan selling d. Mengontrol kinerja manajer di bawahnya b. Bendahara

9 Bendahara sebagai divisi terpisah, khusus menerima dan mengendalikan arus kas. Tugas Bendahara : a. Menganggarkan dana awal usaha b. Mengendalikan arus kas c. Melakukan pembukuan atas total transaksi c. Manajer keuangan Manajer keuangan bertugas mengurusi masalah finansial perusahaan terutama arus kas keluar dan arus kas masuk d. Manajer desain cetak dan advertising Manajer ini bertugas : a. Merencanakan pelaksanaan order. b. Menganggarkan dana operasional usaha. c. Mengontrol kinerja produksi. d. Pelaksana pemasaran. e. Manajer foto editing Manajer foto editing membawahi para free-lance sebagai salah satu sistem pelaksanaan marketing. Tugas manajer foto editing : a. Merencanakan pelaksanaan order. b. Menganggarkan dana operasional usaha. c. Mengontrol kinerja free-lance.

10 d. Pelaksana produksi dan pemasaran. f. Bagian Produksi Bagian produksi sebagai bagian vital dalam perusahaan jasa bertugas menerima perintah order dari manajer. Tugas bagian produksi : a. Melaksanakan perintah order b. Melaporkan order yang bermasalah g. Free-lance Free-lance sebagai bagian sistem marketing melaksanakan marketing dan selling. Bagian ini mengutamakan penjualan yang maksimal dengan mendasarkan produksi yang baik atau memuaskan konsumen. E. Penentuan biaya yang dibebankan kepada konsumen. Hal ini merupakan keputusan manajemen yang dapat berubah sewaktu-waktu. Ini juga merupakan bagian dari strategi marketing. Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha (Zaki Baridwan, 1997:30).

11 Dengan mendasarkan pada definisi tersebut penentuan biaya merupakan bagian penting agar aset mampu dioptimalkan untuk menghasilkan pemasukan. Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau memungkinkan untuk terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi 1997: 8). Untuk memantau biaya tersebut digunakan akuntansi biaya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok (Mulyadi, 1997 : 7). Tiga tujuan akuntansi biaya : a. Penentuan harga pokok produk sesuai metode b. Pengendalian biaya c. Pengambilan keputusan Maxima Creative pada divisi foto editing mencapai atau menggunakan akuntansi biaya untuk meraih tiga tujuan tersebut. F. Penentuan harga pokok produk sesuai metode Maxima Creative menggunakan metode harga pokok pesanan untuk menentukan harga pokok poduksi. Ini merupakan metode yang efektif bagi Maxima Creative karena : a. Jelas diketahui biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu jenis produk atau order. b. Pemasukan dari satu jenis order mampu dipantau dengan jelas c. Rugi laba dari suatu order mampu diketahui secara pasti

12 Penentuan harga pokok produk dengan metode harga pokok pesanan ditentukan oleh item-item berikut ini : Biaya bahan baku a. Biaya bahan baku merupakan biaya untuk memperoleh bahan dasar / teknik dasar dalam proses foto editing. Biaya bahan baku terdiri dari : a. Biaya edit dan setting Biaya edit dan setting ditentukan oleh : a. Koreksi gambar Tingkat kesulitan Ukuran jadi Tarif Biaya koreksi gambar <50% P x L Rp 2,5 >50% P x L Rp 5,0 b. Koreksi warna Tingkat kesulitan Ukuran jadi Tarif Biaya koreksi warna <50% P x L Rp 2,5 >50% P x L Rp 5,0

13 c. Kreativitas Jenis kreasi Gabungan foto Tarif Rp 400,00 / 2 gabungan Ganti background Rp 200,00 Tulisan Rp 200,00 Efek Rp 200,00 Penetapan tarif pada biaya edit dan setting merupakan penghitungan awal atau dasar oleh Maxima Creative. Tarif tersebut bukan harga mati dalam setiap penerimaan order. Semakin banyak order, biaya edit dan setting juga semakin kecil. b. Biaya cetak Biaya cetak ditentukan secara langsung oleh pihak yang diajak bekerja sama yaitu Sampurna dan Master Photo. Setiap perubahan yang terjadi pada biaya cetak akan diikuti perubahan harga oleh Maxima Creative. Besarnya biaya cetak : Jenis Ukuran Biaya Cetak Tambahan 3 R 9 x 12 cm Rp 1.750,- Cass 4 R 10 x 15 cm Rp 2.000,- Cass 5 R 13 x 18 cm Rp 7.500,- Cass 6 R 15 x 20 cm Rp ,- Cass 10 R 20 x 25 cm Rp ,- Cass

14 10 Rlux 20 x 30 cm Rp ,- Cass 10 RP 25 x 30 cm Rp ,- Cass 10 RPLux 25 x 38 cm Rp ,- Cass Biaya Spesifikasi Khusus Biaya spesifikasi khusus mendasarkan pada pesanan khusus dari konsumen terhadap proses foto editing. Biaya ini misalnya output dimasukkan dalam jam, output dimsukkan dalam kalender, output digabung dengan kartu nama, membuat marketing book, output diberi pigura, dll. Biaya spesifikasi khusus ditentukan oleh : a. Kualitas bahan khusus yang digunakan b. Kuantitas bahan khusus yang digunakan Penentuan biaya spesifikasi khusus diamati melalui harga pasar dan kondisi pasar karena bahan khusus tersebut diperoleh melalui pasar produsen. Oleh karena itu biaya ini : a. Mempunyai kualitas yang berubah-ubah b. Mempunyai kuantitas yang berubah-ubah c. Mempunyai harga yang berubah-ubah Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja dihitung dengan cara :

15 Biaya edit dan setting Biaya spesifikasi khusus Total biaya produk awal 15 % total biaya produk awal adalah biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja produksi / pembuat order. Harga Pokok Pesanan dihitung dengan cara : Biaya Bahan Baku Total Biaya Spesifikasi Khusus Total Biaya Tenaga Kerja Total Harga Pokok Produk Penghitungan dengan metode Harga Pokok Produk dilakukan dengan cara : 1. Mencatat biaya yang terjadi untuk menyelesaikan order 2. Mencatat biaya yang tak terduga atau biaya tambahan 3. Mengklasifikasikan biaya berdasar pada tiap jenisnya Dalam penghitungan tersebut digunakan kartu harga pokok G. Prosedur Penerimaan dan Penolakan Order Suatu order dapat diterima ataupun ditolak oleh penerima order sekaligus penanggungjawab order. Faktor-faktor yang menentukan penerimaan dan penolakan order : a. Jenis order b. Waktu proses order

16 c. Harga yang diminta Jenis Order Jenis order harus berhubungan dengan foto editing. Tingkat kesulitan pengerjaan telah memiliki kalkulasi tersendiri. Tetapi tidak semua order dengan kesulitan yang telah dikalkulasi tersebut diterima. Ada kalanya order ditolak karena : 1) foto yang akan diedit rusak parah atau tidak memungkinkan untuk diperbaiki. 2) foto yang akan diedit memiliki ukuran terlalu kecil untuk diubah ke ukuran foto yang lebih besar. Waktu Proses Order Proses pengerjaan oeder kurang lebih 3 hari. Hal itu didasarkan pada jumlah order yang masuk dan efisienitas pada proses cetak. Order yang ditolak sehubungan dengan waktu proses order : 1) Permintaan yang mendadak 2) Proses standar pengerjaan kurang lebih 3 hari, jika jumlah untuk siap cetak masih kurang efisien, harus menunggu sampai jumlahnya efisien untuk dicetak. Faktor kedua ini bersifat sangat fleksibel dan tidak tertutup kemungkinan hal tersebut bukan masalah untuk tetap menerima order.

17 Harga yang Diminta Harga yang diinginkan konsumen dihitung dengan kalkulasi tersebut di atas. Tetapi sering konsumen mematok harga sesuai keinginan mereka sendiri. Oleh karena itu dibuat standar harga berdasarkan kalkulasi harga pokok produk. Standar harga yang ditetapkan : Jenis Ukuran Biaya Cetak Tambahan 3 R 9 x 12 cm Rp 5.750,- Cass 4 R 10 x 15 cm Rp 6.500,- Cass 5 R 13 x 18 cm Rp ,- Cass 6 R 15 x 20 cm Rp ,- Cass 10 R 20 x 25 cm Rp ,- Cass 10 Rlux 20 x 30 cm Rp ,- Cass 10 RP 25 x 30 cm Rp ,- Cass 10 RPLux 25 x 38 cm Rp ,- Cass Nb : Harga dapat berubah sewaktu-waktu. Dengan standar harga konsumen tersebut, mempermudah konsumen untuk memutuskan memasukkan order atau tidak.

18 H. Penggunaan sistem taksiran pada item harga pokok Biaya taksiran merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilasanakan (Mulyadi 1997 : 381). Maxima Creative menggunakan sistem biaya taksiran utnuk memberikan harga awal. Harga awal ini juga digunakan untuk estimasi biaya yang harus dikeluarkan dalam melaksanakan proses order. Penghitungan dengan sistem biaya taksiran : Biaya bahan baku taksiran Biaya spesifikasi khusus taksiran Biaya tenaga kerja taksiran Harga pokok produk taksiran Dengan diketahui harga pokok produk taksiran jumlah tersebut diberikan oleh bendahara kepada penanggung jawab order untuk mengerjakan order tersebut. Dalam sistem biaya taksiran, dasar yang digunakan dalam penentuan aturan fisik terbatas pada pengalamam produksi masa lalu (mulyadi 1997 : 382). Dengan berdasar pada pengalaman produksi dapat dengan mudah menentukan taksir biaya bahan baku. Untuk penentuan biaya spesifikasi khusus taksiran dan biaya tenaga kerja taksiran lebih sulit karena biaya spesifikasi yang baru sehingga harus mengetahui kondisi pasar. Harga pokok produk taksiran

19 Biaya lain-lain taksiran Biaya total taksiran Laba yang diharapkan Biaya bagi konsumen () Penaksiran pada biaya spesifikasi khusus menjadi perhitungan utama karena bersifat lebih fleksibel dari biaya lainnya. Jika bahannya harus dibeli dari waktu ke waktu dan harganya tergantung pada keadaan harga pasar penaksiran dapat dilakukan \ didasarkan pada daftar harga yang dipublikasikan. Harga pokok produk taksian Harga pokok produk sesungguhnya Selisih lebih atau kurang Dengan mendasarkan pada kartu harga pokok produk dapat diketahui besarnya harga pokok produk sesungguhnya. Jika terjadi selisih pada modal yang diberikan untuk pengerjaan order yang tertuang dalam harga pokok produk taksiran maka selisih tersebut harus dikembalikan (jika selisih lebih) dan diminta tambahan modal (jika selisih kurang). I. Penghitungan rugi laba

20 Untuk mengetahui suatu order menghasilkan laba atau tidak, penggunaan metode harga pokok pesanan sangat efektif melalui kartu harga pokok produk Harga jual pada konsumen Total harga pokok produk () Rugi laba kotor Biaya lain-lain Rugi laba bersih () J. Contoh kasus operasional Maxima Creative menerima order pembuatan jam oleh Universitas Setia Budi Surakarta. Jumlah order tersebut dengan klasifikasi : 1. Jumlah 100 buah 2. Gambar ada dalam kertas foto 3. Waktu pengerjaan 2 minggu 4. Dana estimasi Rp ,- / buah Penghitungan : Biaya bahan baku taksiran : Biaya edit dan setting Koreksi gambar (20 x 20 x 2,5) x 1 Rp 1.000,- Koreksi warna (20 x 20 x 2,5) x 1 Rp 1.000,- Kreasi (200 x 5) x 100 Rp 1.000,- Total Rp 3.000,-

21 Biaya cetak Cass Rp 5.000,- Cetak ( x 100) Rp 1, ,- Total Rp ,- Biaya spesifikasi khusus taksiran Jam (100 Rp ,-) Rp ,- Aksesori (100 Rp 2.500, Rp ,- Total Rp ,- Biaya tenaga kerja taksiran (10 % x 2 biaya di atas) Rp ,- Taksiran harga pokok produk total Rp ,- Laba yang diharapkan Rp ,- Harga jual konsumen Rp ,- Total biaya taksiran sebesar Rp ,- diberikan kepada penanggungjawab order untuk dikerjakan. Penghitungan : Biaya bahan baku Biaya edit dan setting Koreksi gambar Rp 1.000,- Koreksi warna Rp 1.000,- Kreasi Rp 1.000,- Total Rp 3.000,- Biaya cetak

22 Cass Rp 4.000,- Cetak Rp ,- Potongan 10 % (Rp ,-) Total Rp ,- Biaya spesifikasi khusus Jam Rp ,- Potongan 5 % (Rp ,-) Aksesori jam Rp ,- Total Rp ,- Biaya tenaga kerja Rp ,- Harga pokok produksi total Rp ,- Harga pokok produksi taksir (Rp ,-) Selisih lebih Rp ,- Selisih lebih dikembalikan oleh penanggung jawab order pada bendahara dengan disertai kartu harga pokok. Harga jual konsumen Rp ,- Total harga pokok produk (Rp ,-) Rugi laba kotor Rp ,- Biaya lain-lain (Rp ,-) Rugi laba bersih Rp ,-

23 BAB III TEMUAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Penulis memperoleh berbagai temuan sebagai berikut : 1. Maxima Creative menerapkan aplikasi metode harga pokok pesanan pada divisi foto editing

24 2. Aplikasi metode harga pokok pesanan mendasarkan pada keputusan manajemen. 3. Harga pokok produk tersebut terbagi dalam kategori taksiran dan asli. 4. Manajemen biaya mendasarkan pada proses order. 5. Pencatatan biaya berdasar pada kartu harga pokok produk 6. Otorisasi pengerjaan order diberikan pada satu orang selaku pelaksana / penanggung jawab order. 7. Keputusan manajemen bersifat jangka pendek dalam pelaksanaan / operasional usahanya. KELEBIHAN Dari temuan tersebut Penulis mencermati adanya kelebihan dan kekurangan sebagai berikut : 1. Aplikasi metode harga pokok pesanan yang didasarkan pada keputusan manajemen lebih dapat menyesuaikan kondisi perusahaan tersebut. 2. Sistem otorisasi tunggal dalam pengerjaan order mampu secara cermat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses order yang dilakukan. 3. Struktur organisasi terpusat pada Maxima Creative mempermudah kontrol operasional usaha. 4. Sistem yang dijalankan Maxima Creative terutama dalam bidang foto editing didukung dengan sistem kerja sama yang saling menguntungkan.

25 5. Keputusan jangka pendek lebih tepat diarahkan pada produk baru Maxima Creative pada bidang foto editing ini. KEKURANGAN 1. Otorisasi tunggal sangat riskan terjadi penyimpangan dana yang diberikan oleh bendahara kepada penanggungjawab order. 2. Pencatatan dilakukan hanya menggunakan kartu harga pokok produksi sangat kurang dalam hal bukti transaksi ynag lain. 3. Biaya tenaga kerja yang hanya diutamakan pada bagian produksi sangat memberatkan bagian yang lain seperti bagian akunting dan marketing. 4. Biaya selain biaya produksi selalu dimasukan dalan biaya lain-lain sehingga kurang jelas pengertiannya. 5. Setiap rencana jangka pendek yang telah disusun tidak ditindaklanjuti dengan rencana jangka panjang sehingga arah ke depan dalam operasional usaha ini masih mengambang. 6. Sistem taksiran hanya ada pada harga pokok produksi tetapi tidak pada biaya lain yang memungkinkan terjadi pembengkakan biaya karena kondisi ekonomi yang labil.

26 BAB IV PENUTUP SARAN Saran Penulis bagi Maxima Creative sebagai berikut : 1. Biaya tenaga kerja tidak hanya diutamakan pada bagian produksi tetapi juga bagian marketing dan akunting. 2. Pencatatan tidak hanya berdasar pada kartu harga pokok tetapi ada bukti pencatatan / transaksi lainnya.

27 3. Keputusan manajemen sebaiknya juga meluas pada keputusan jangka panjang sepeti sistem marketing dan sistem sellingnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan Bab I. Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang. Perkembangan dunia usaha yang bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang cukup tinggi. Pada umumnva

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi Biaya

Sistem Akuntansi Biaya Sistem Akuntansi Biaya Emmelia Doloksaribu 115030200111026 Razaq Dastanta Tarigan 115030200111029 Evelyn J. Worotikan 115030201111022 Virghina Ristanti 115030207111032 Sistem Akuntansi Biaya Sistem akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BIAYA PEMELIHARAAN MESIN PADA PT. FASTFOOD INDONESIA Tbk CABANG MULAWARMAN SAMARINDA. Devi Indriani.S, Titin Ruliana, Herianto

PENGENDALIAN BIAYA PEMELIHARAAN MESIN PADA PT. FASTFOOD INDONESIA Tbk CABANG MULAWARMAN SAMARINDA. Devi Indriani.S, Titin Ruliana, Herianto PENGENDALIAN BIAYA PEMELIHARAAN MESIN PADA PT. FASTFOOD INDONESIA Tbk CABANG MULAWARMAN SAMARINDA Devi Indriani.S, Titin Ruliana, Herianto Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI A. Pengertian Anggaran Anggaran merupakan pengembangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan baku pada PT Urasima Putra Gamalindo difokuskan untuk hal-hal berikut ini: a) Mengidentifikasi kelemahan dan keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN 856 PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN PORKAS SOJUANGON LUBIS *) *) Dosen Fakultas Ekonomi UNIVA Medan NIDN : 0101067903 Email : lubis.rahman@yahoo.com ABSTRAK Pembelian merupakan salah

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI

PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI PERTEMUAN 13 SIKLUS TRANSAKSI BISNIS : SIKLUS PRODUKSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai Pengembangan sistem informasi akuntansi. Anda harus mampu: 1. Memahami ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak ektern maupun pihak intern perusahaan, disusun suatu sistem informasi akuntansi. Sistem ini dirancang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya Diferensial Mulyadi (2002:118) menyatakan: Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan sektor industri di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya industri-industri yang didirikan baik oleh

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

SISTEM AKUNTANSI BIAYA. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA SISTEM AKUNTANSI BIAYA Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami deskripsi kegiatan akuntansi biaya. 2. Mahasiswa diharapkan dapat

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN

COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN Novera KM COST ACCOUNTING MATERI-12 SISTEM BIAYA TAKSIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA SISTEM BIAYA TAKSIRAN Adalah sistem akuntansi biaya produksi yang menggunakan suatu bentuk biaya-biaya yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Gustina (2014) melakukan penelitian tentang sistem informasi akuntansi atas pengadaan dan penyaluran persediaan obat serta perlengkapan medis pada Rumah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Biaya Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga perolehan yang identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kelancaran atau keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen di dalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan UD. KREASI mulai didirikan sekitar 20 tahun yang lalu, dimulai dari usaha seorang arsitek yang ingin membuat bermacam-macam

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Industri tekstil mempunyai peran yang penting dalam menunjang pembangunan di Indonesia karena produk tekstil di Indonesia sudah dapat diperhitungkan keberadaannya di pasar internasional sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Blocher & Cokins ( 2011 : 5) mendefinisikan bahwa : akuntansi manajemen adalah suatu profesi yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia usaha mengalami persaingan yang semakin ketat disertai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tumbuh dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Struktur Organisasi Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu harus mempunyai struktur organisasi yang menyatakan berbagai fungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban. 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban 1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban Berbagai rumusan mengenai akuntansi pertanggungjawaban menurut pendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5)) 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5)) Sistem adalah suatu kerangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep BAB II Dasar Teori 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep 1. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. (Mulyadi, 2001:5) 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) BB PDHULU 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) adalah ancaman terhadap aset dan kualitas informasi perusahaan akibat tidak memadainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang atau jasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu unit usaha kegiatan produksi yang mengolah sumbersumber ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh perusahaan tentunya menginginkan laba yang maksimal bagi perusahaannya, namun masih banyak perusahaan yang terlalu fokus pada laba sehingga mengabaikan satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan PENYUSUNAN ANGGARAN Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian Produksi dalam menunjang Efektivitas Proses Produksi, dapat diambil kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A. LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN 1. Tujuan Tujuan kebijakan akuntansi ini adalah mengatur

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Mulyadi (008:5) adalah, suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakanm kegiatan

Lebih terperinci

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya   ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG Lime POS Software ABOUT THIS PRODUCT Berfokus pada pembelian dan penjualan baik retail maupun kasir, manajemen stok barang juga tersedia dalam aplikasi ini. System dapat terintegrasi dengan laporan kalkulasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan dengan membuat produk atau jasa bagi para konsumen yang membutuhkan sebagai upaya agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2007:8 ) pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu yang sangat kompleks. Pertumbuhan suatu badan usaha biasanya tidak lepas dari berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

Almond Accounting Software

Almond Accounting Software Almond Accounting Software ABOUT THIS PRODUCT Sebuah Software Akuntansi yang mengakomodasi proses transaksi retail / distribusi barang dagangan perusahaan yang saling terintegrasi antar modul. Sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal 1 PUSAT PENDAPATAN dan BEBAN A. Pusat Tanggung Jawab Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem pengendalian dan pemberian tanggung jawab pada sub-unit organisasi yang mencerminkan strategi organisasi.

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001: 2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan terjadi hampir di semua sektor, tidak terkecuali sektor ekonomi yang melibatkan banyak

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha

Bab I Pendahuluan 1. Bab 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, pemerintah berusaha untuk memajukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan ini dititik beratkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci