OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN
|
|
- Ridwan Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 OPTIMALISASI OLAHAN BUAH DURIAN SEBAGAI PRODUK ALTERNATIF DALAM USAHA AGROWISATA DURIAN F. Widhi Mahatmanti, Winarni Prodi Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstract: Durian fruit is one of high taste fruit and has multipurpose. Beside the delicious taste, seed and skin of durian can be processed become high nutrient food. This community sevice activity was carried out at durian park agrotourism of 5 hectares belong to H. Djauhari in Sapen Kuripan, subdistrict Mijen, Semarang City, that operated by Mr. Udoyo. The purposes of this activity are to produce series of production processes and apply variation of fruit, skin, and seed products to increase productivity in order to increase entrepreneur s income. Problem solving method was conducted by repairing the post-harvest technology system by design technology for fruit, seed, and skin conservation. Based on the analysis of vucer program activity result, it can be concluded that training of technology to produce some alternative product for post-harvest technology can increase the amount of durian agrotourism visitor, and can be used to attrack comsumers, in order to increase income of durian agrotourism. Abstrak: Buah durian merupakan buah dengan cita rasa tinggi dan multiguna, biji dan kulit buahnya pun dapat diolah menjadi makanan dengan kandungan gizi tinggi. Kegiatan ini dilakukan di agrowisata durian milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang yang dikelola oleh Bapak Udoyo. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan serangkaian proses produksi dan menerapkan penganekaragaman produk olahan dari buah, kulit, serta biji durian dalam rangka peningkatan produktivitas sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha. Metode penanganan masalah dilakukan dengan memperbaiki sistem teknologi pasca panen buah dengan merancang teknologi pengawetan buah, biji dan kulitnya. Berdasarkan analisis hasil kegiatan program vucer yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian dapat mengoptimalisasi produk olahan buah durian sebagai produk alternatif dalam usaha agrowisata durian, meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata durian, dan dapat digunakan sebagai usaha menarik konsumen, sehingga meningkatkan pendapatan agrowisatadurian. Kata kunci: olahan, buah durian; agrowisata PENDAHULUAN Agrowisata taman durian seluas 5 ha milik H. Djauhari di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang dikelola oleh Bapak Udoyo. Pada tahun 2008, tercatat ada 450 pohon durian dengan pohon produktif sebanyak 200 batang berbuah setiap musim, sedangkan 250 batang lainnya sedang belajar berbuah dan berbunga. Musim panen biasanya terjadi antara bulan Nopember Desember atau Januari. Pada tahun dihasilkan hampir 3000 buah durian matang di pohon (madihon). Perkiraan musim panen durian pada tahun 2009 hampir semua pohon berbuah sehingga akan dihasilkan kurang lebih 7500 buah durian madihon. Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi adalah buahnya. Buah yang telah matang selain enak dikonsumsi dalam keadaan segar, juga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam jenis makanan lain. Buah durian mengandung gizi cukup tinggi dan komposisinya lengkap. Menurut Bapak Udoyo, pengunjung paling banyak di agrowisata durian adalah pada hari minggu dan hari libur, rata rata 30 buah mobil dan 50 buah sepeda motor. Pengunjung berasal dari berbagai kota. Di agrowisata durian, pengunjung dapat memetik sendiri buah durian yang akan dibelinya, belajar bercocok tanam durian, dan berkeliling kebun durian sambil menikmati udara segar di lingkungan kebun dengan sirkuit sepanjang 2 km. Namun, pada bulan bulan tertentu saat pohon tidak berbuah, pengunjung yang datang tidak banyak. Mereka hanya bisa menikmati pemandangan yang ada
2 sambil belajar bercocok tanam dan budidaya pohon durian dari pemandu tanpa bisa menikmati buah durian segar, melainkan buah durian yang dibekukan (sisa panen bulan sebelumnya) dan buah durian yang sudah dibuat es. Keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh pengusaha, hanya memungkinkan membuat produk olahan yang cukup sederhana. Selama ini buah durian yang kualitasnya jelek, hanya dibuat produk es buah durian dan sirup durian. Sayangnya sirup durian yang tersedia di agrowisata bukan produksi sendiri, sehingga harga sirup durian menjadi mahal. Selain itu, kulit buah durian dan biji yang ditinggalkan oleh pengunjung sangat banyak karena mereka lebih senang menyantap buah durian di areal kebun tersebut sambil menikmati kesejukan dan kesegaran kebun. Tentu saja keberadaan kulit-kulit dan biji buah durian yang menumpuk akan menggangu kenyamanan para pengunjung. Kandungan daging buah durian merupakan 20-35% dari berat buah, sedangkan bijinya 5-15%, sisanya berupa kulit 60-75%. Dari keterangan diatas dapat dihitung jumlah biji yang dihasilkan oleh agrowisata buah durian H. Djuhari dalam 1 periode panen. Jumlah buah durian yang dihasilkan pada musim panen tahun ini sebanyak 6000 buah, dengan asumsi 1 buah durian menghasilkan rata-rata 15 biji maka dapat dihitung jumlah biji yang dihasilkan sebanyak 15 x 6000 = biji buah durian. Jumlah kulit yang dihasilkan 6000 x 5 kamar sehingga dihasilkan kulit buah durian. Kulit buah maupun bijinya yang selama ini menjadi limbah atau sampah perlu dipikirkan suatu usaha untuk peningkatan pemanfaatannya. penelitian Hatta (2007) menunjukkan bahwa kulit durian secara proposional mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa digunakan sabagai campuran bahan baku pangan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan. Selain itu, limbah kulit durian mengandung sel serabut dengan dimensi yang panjang serta dinding serabut yang cukup tebal sehingga akan mampu berikatan dengan baik apabila diberi bahan perekat sintesis atau bahan perekat mineral. Apabila dihubungkan dengan kebiasaan orang jaman dulu, kulit durian dimanfaatkan untuk bahan bakar pengusir nyamuk atau bahan bakar untuk memasak. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai kalor kulit durian yang diperoleh angka sebesar 3786,95 kal/gram dengan kadar abu rendah yaitu 4%. tersebut dibandingkan dengan nilai kalor arang dari kayu alaban yaitu sebesar 5422,74 kal/gram maka nilai ini tidak terlalu jauh berbeda.untuk produk briket arang, kedua bahan ini dapat dikombinasikan sehingga diharapkan nilai kalornya menjadi meningkat. Pengujian sifat mekanik menunjukkan bahwa nilai keteguhan lengkung (Modulus of Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang menggunakan perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai keteguhan patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2. Apabila dilihat dari besarnya angka tersebut dan dibandingkan dengan nilai keteguhan lengkung dan nilai keteguhan kayu pejal/utuh maka produk papan partikel dari bahan baku kulit durian ini termasuk klasifikasi kelas kuat III cocok digunakan sebagai bahan konstruksi di bawah atap dengan beban ringan sampai sedang. Kandungan nutrisi 100 gram biji durian dalam bentuk pati (tepung pada biji yang berwarna putih kecoklatan meliputi nilai derajat putih sebesar 71,23%, susut pengeringan dan sisa pijarnya masing-masing sebesar 12,05% dan 4,41%. Suspensi pati biji durian mempunyai ph 4,96. Kadar amilosa dari pati biji durian sebesar 26,607%. Densitas bulk dan densitas mampatnya masing-masing 0,3704 g/cm3 dan 0,513 g/cm3 (Jufri, dkk., 2006). Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa biji durian bisa bernilai ekonomis tinggi karena kandungan kandungan gizi dan nilai nutrisinya cukup banyak. Berdasarkan keadaan di atas, maka Industri kecil mitra dapat dikatakan produktivitasnya rendah (terutama saat tidak musim panen), menambah jumlah sampah, tidak menjaga lingkungan, menambah pengangguran tidak kentara (pekerja tidak dapat mengerjakan pekerjaan apapun). Semua hal yang terjadi pada agrowisata tersebut menyebabkan pengusaha mempunyai keuntungan yang kecil. Menurut analisis tim bersama-sama dengan pengusaha, maka dengan adanya beberapa masalah yang dihadapi oleh industri kecil mitra tersebut, maka tim mencoba untuk mengatasi masalah tersebut berdasarkan apa yang disampaikan oleh beberapa peneliti yang ada. Dengan merujuk pada beberapa pendapat di atas, maka masalah yang akan diatasi sesuai persetujuan mitra adalah dengan memberikan penerapan teknologi beberapa produk olahan buah durian dengan mem-
3 perbaiki proses teknologi pasca panen seperti tercantum dalam lampiran. Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk menghasilkan serangkaian proses produksi dan menerapkan penganekaragaman produk olahan dari buah durian, kulit buah durian, serta biji durian kepada agrowisata taman durian selaku pemilik kebun durian seluas 5 ha di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang untuk meningkatkan produktifitas (kualitas dan kapasitas aneka olahan) sehingga dapat meningkatkan pendapatan pengusaha. METODE Pengunjung agrowisata taman durian untuk hari biasa memang dikatakan sepi pengunjung seperti tempat wisata lain pada umumnya. Jumlah pengunjung ini dapat meningkat bila hari libur dan hari minggu terutama pada musim buah tiba. Pada saat musim buah mulai berkurang, pengunjung yang datang menyusut tajam. Penyusutan pengunjung sebetulnya dapat diatasi bila agrowisata tersebut menyediakan produk olahan makanan dari buah durian untuk mengimbangi fasilitas lain yang terdapat pada agrowisata. Hal ini dapat digunakan untuk menarik minat pengunjung untuk melakukan wisata pada agrowisata tersebut, mengingat fasilitas lain juga tersedia seperti tempat kemping, permainan di alam terbuka (outbond), serta belajar menanam buah durian. Selama ini yang terjadi selama musim buah durian sudah berlalu pengunjung hanya datang sesekali untuk berkemping atau berkegiatan di alam terbuka sambil menghirup udara segar tanpa ditemani buah durian yang ada. Buah durian yang kualitasnya tidak begitu bagus pada saat musim durian tentu banyak ditolak oleh pengunjung, bahan ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat produk olahan buah durian. Kulit buah durian serta bijinya pun dapat dimanfaatkan untuk produk olahan makanan yang dapat dinikmati pengunjung. Peralatan yang dimiliki adalah peralatan yang mulai dipakai sejak agrowisata ini dibuka untuk umum, dengan kapasitas produksi es durian yang masih rendah karena minimnya peralatan yang dipunyai (volume peralatan yang dipunyai berukuran sedang sebagaimana peralatan yang biasa digunakan dalam rumah tangga). Pemasaran hasil produksi selama musim buah durian ini tidak menjadi masalah karena banyak pengunjung yang langsung menikmati buah segar ke lokasi kebun dan lokasi produksi es durian. Untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia agar pengunjung tetap mau datang ke agrowisata adalah memanfaatkan buah yang ditolak saat panen melimpah serta mendayagunakan biji buah durian menjadi produk makanan olahan yang berguna (jeli kulit buah durian, krupuk biji durian, sirup buah durian, dan dodol saat tidak ada buah matang dan segar langsung dari pohon (madihon). Agrowisata taman durian H. Djauhari yang berlokasi di Sapen Kuripan Kecamatan Mijen Kota Semarang dikelola oleh Bapak Udoyo dan istrinya. Bapak Udoyo (65 tahun) merupakan pensiunan PNS berlatar belakang Sarjana Pendidikan, sedangkan ibu Udoyo adalah pensiunan guru dengan latar belakang Sarjana Muda Pendidikan. Agrowisata tersebut memiliki 4 orang pekerja, 2 orang wanita yang mengurus penjualan dan pelayanan konsumen dan 2 orang laki-laki yang mengurus kebun buah dengan pendidikan mereka yang rendah yaitu hanya lulusan SD dan SMP. Sejak beberapa bulan terakhir pengelolaan agrowisata diserahkan kepada putra bungsunya yaitu bapak Jatmiko. Jadi khalayak sasaran kegiatan ini adalah pegawai dan pemilik agrowisata taman durian yang berjumlah 6 orang ditambah dengan penduduk sekitar yang berjumlah 18 orang, mengingat penduduk sekitar adalah penduduk asli yang banyak tergolong ekonomi lemah. Seluruh khalayak sasaran yang hadir pada pelaksanaan kegiatan sebanyak 24 orang. Pada prinsipnya, modifikasi penerapan teknologi yang akan dilakukan adalah serangkaian proses produksi yang dapat berfungsi antara lain untuk: (1) menyediakan makanan dan minuman dari buah durian, kulit buah durian serta biji durian di luar musim panen, (2) Memanfaatkan kulit buah durian (yang tidak dipakai untuk pembuatan selai) menjadi bahan bakar pengolahan produk, (3) menjadikan lingkungan asri dan bersih karena tumpukan sampah berupa kulit buah durian dan biji durian yang telah dimanfaatkan, (4) menggunakan tenaga kerja yang tersedia di luar musim panen buah durian. Untuk memecahkan permasalahan seperti yang telah dirumuskan di depan, beberapa alternatif pemecahan dapat dikemukakan. Metode penanganan masalah dilakukan dengan memperbaiki sistem teknologi pasca panen buah yang digunakan untuk mengawetkan buah yang berlimpah selama musim buah dengan meran-
4 cang dan membuat teknologi pengawetan buah, biji dan kulitnya. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan secara kuantitatif produk alternatif olahan buah durian serta meningkatkan kualitas (daya simpan) produk buah segar. Metode penanganan masalah tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) memanfaatkan teknologi pasca panen buah durian yang menghasilkan beberapa alternatif produk olahan buah durian dan bagian lain yang menjadi sampah mengotori lingkungan, (2) pembuatan alat alat sederhana dengan pengembangan alat rumahtangga yang ada yang selama ini digunakan untuk membuat es durian, (3) memperkenalkan dan melatihkan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra untuk digunakan dalam usaha menarik konsumen, sehingga setelah berakhirnya kegiatan vucer ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi hingga mencapai dua kali dibandingkan sebelum adanya kegiatan vucer, (4) mengujikan hasil pengolahan beberapa produk buah durian di laboratorium kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang, (5) memberikan pelatihan dan penerapan tata cara administrasi pembukuan keuangan pada UKM mitra (Kegiatan ini tidak jadi dilakukan karena terjadi pergantian pengelola manajemen keuangan) Teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian secara lengkap terdapat dalam lampiran HASIL DAN PEMBAHASAN kegiatan ini secara keseluruhan dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: (1) uji coba pembuatan produk makanan, (2) uji laboratoris dan organoleptis produk makanan pada bagian 1, (3) Ketrampilan pengusaha dan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing kegiatan yang telah dilakukan oleh tim: (1) uji coba pembuatan produk makanan. Uji coba pembuatan produk makanan berupa jeli kulit buah durian, sirup buah durian, dodol buah durian, serta krupuk biji durian dilaksanakan di laboratorium Kimia FMIPA Unnes. Untuk mengetahui kualitas produk makanan yang dihasilkan dilakukan uji organoleptis dan uji mikrobiologis terhadap produk makanan. Bila ditinjau dari produk makanan yang dihasilkan, berdasarkan hasil uji organoleptis secara umum menunjukkan bahwa produk makanan yang dihasilkan disukai oleh konsumen. Produk makanan yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan hasil uji organoleptis dan uji mikrobiologis produk makanan yang telah dilakukan mendapatkan hasil sebagaimana tertera pada tabel 1,2, 3, 4, dan 5. Gambar 1. Produk olahan buah durian yang dihasilkan Tabel 1. uji organoleptis produk makanan yang dihasilkan Jenis produk Warna Bau Rasa Jeli kulit buah durian Coklat muda khas Khas Khas Krupuk biji Coklat khas Khas Rasa bawang durian Sirup buah Kuning warna Khas Khas durian durian Dodol buah durian Coklat tua khas Khas Khas Tabel 2. pengujian secara mikrobiologis produk makanan (jeli kulit Usia sampel Jamur ragi Bakteri E coli
5 Tabel 3. pengujian secara mikrobiologis produk makanan (krupuk biji Usia sampel Jamur Bakteri ragi E coli Tabel 4. pengujian secara mikrobiologis produk makanan (sirup buah Usia sampel Jamur ragi Bakteri E coli Tabel 5. pengujian secara mikrobiologis produk makanan (dodol buah Usia sampel Jamur ragi Bakteri E coli 4 Pos Neg Tidak sesuai SNI Berdasarkan tabel 5, diperoleh hasil bahwa dodol buah durian pada minggu keempat sudah berjamur. Hal tersebut disebabkan oleh pembuatan dodol yang masih mengandung air (belum terlalu kering) sehingga menyebabkan dodol cepat berjamur. Pada produk yang lain diperoleh hasil yang bagus sehingga uji coba pembuatan produk makanan kecuali dodol tidak diulang lagi. (2) Uji Laboratoris dan organoleptis produk makanan pada bagian 1. Pada bagian ini hanya menjelaskan bahwa produk makanan yaitu dodol dicoba diulang cara pembuatannya dengan meminimalkan jumlah air yang terkandung dalam produk yaitu dengan cara santan yang dipakai harus lebih kental dan dipanaskan agak lama tetapi dengan menggunakan api yang kecil. pengujian secara mikrobiologis produk makanan (dodol buah dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. pengujian secara mikrobiologis produk makanan (dodol buah Usia sampel Jamur ragi Bakteri E coli Dengan demikian maka cara kerja yang dipakai untuk membuat dodol adalah cara kerja yang terakhir dimana air harus diminimalkan sehingga produk terlihat kering (kesat) sehingga menjadi produk yang tahan lama dan tetap aman untuk dikonsumsi, (3) Ketrampilan pengusaha dan masyarakat sekitar dalam memanfaatkan pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian. Berdasarkan pengamatan dan pemantauan tim pengabdi, mitra pengusaha tidak mengalami kendala yang berarti dalam mempraktekkan membuat produk makanan. Hal tersebut dikarenakan mitra pemngusaha sudah mendapatkan pelatihan baik secara teori maupun praktis tentang cara-cara pengolahan produk makanan. Kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan praktek pembuatan produk adalah bulan Juli sampai Agustus bukan merupakan bulan merupakan bulan musim buah durian sehingga harus membawa dan membeli buah durian montong yang bijinya sangat kecil. Untuk keperluan pembuatan krupuk biji durian, menggunakan sisa biji durian musim yang lalu yang masih tersimpan di dalam lemari pendingin. Keuntungan dari Sisi Ekonomi Setelah diterapkannya program Vucer diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel 7. Tabel 7. Perbandingan sebelum dan sesudah dilaksanakan program vucer Uraian Jenis produk olahan buah durian Jumlah pengunjung saat tidak musim buah Sebelum pelaksanaan program vucer Es durian, durian beku Biasa Setelah pelaksanaan program Vucer Es durian, durian beku, jeli kulit durian, krupuk biji durian, dodol buah durian, sirup buah durian. Mengalami peningkatan pengunjung Pendapatan Biasa Meningkat (diharapkan)
6 Faktor pendorong kegiatan program vucer ini adalah antusiasme dan kerjasama yang baik pengusaha mitra dalam setiap tahapan yang dilaksanakan oleh tim pengabdi, sehingga pelaksanaan kegiatan vucer ini dapat dikatakan tidak ada hambatan yang berarti karena buah durian dapat dibeli dari luar agrowisata mengingat pelaksanaan kegiatan belum musim buah durian. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis hasil kegiatan program vucer yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan: (1) pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra dapat mengoptimalisasi produk olahan buah durian sebagai produk alternatif dalam usaha agrowisata durian, (2) pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke agrowisata taman durian, (3) pelatihan teknologi pembuatan beberapa produk alternatif untuk teknologi pasca panen buah durian hasil rancangan kepada pengusaha mitra dapat digunakan dalam usaha menarik konsumen, sehingga meningkatkan pendapatan agrowisata durian. Saran Saran untuk pengusaha mitra agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang produk alternatif teknologi pasca panen baik melaui buku, pelatihan lain maupun sumber-sumber belajar lain yang dapat dijangkau. DAFTAR PUSTAKA Hatta, Violet Hj, 2007, Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya, Jurusan Teknik Hutan Fakultas Kehutanan Unlam. Jufri, Mahdi, dkk, Studi Kemampuan Pati Biji Durian sebagai Bahan Pengikat Dalam Tablet Ketoprofen Secara Granulasi Basah, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.III, No.2, Agustus 2006, 78-86, ISSN:
Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Produk Briket di Wilayah Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang
Pemanfaatan Limbah Kulit Durian Sebagai Produk Briket di Wilayah Kecamatan Gunung Pati Kabupaten Semarang Rossi Prabowo Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang, Pengurus LP2NU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian banyaknya varietas buah-buahan yang berkembang di Indonesia, tentunya tidak semua dapat diunggulkan.
Lebih terperinciKOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)
KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pemanasan global. Kenaikan suhu permukaan bumi disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini negara-negara di dunia disibukkan dengan masalah pemanasan global. Kenaikan suhu permukaan bumi disebabkan oleh peningkatan emisi karbon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang lebat dan tanah subur sehingga
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciStudi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu
Studi Awal Pembuatan Komposit Papan Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu Mitra Rahayu1,a), Widayani1,b) 1 Laboratorium Biofisika, Kelompok Keilmuan Fisika Nuklir dan Biofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu
PENDAHULUAN Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan saat ini konsumsi meningkat. Namun cadangan bahan bakar konvesional yang tidak dapat diperbahurui makin menipis dan akan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Durian (Durio zibethinus Murray) merupakan salah satu tanaman asli Asia Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia (Ashari, 1995). Durian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG
TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembuatan makanan dapat menghemat devisa negara (Herlina, 2002).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie telah digunakan sebagai salah satu pangan alternatif pengganti nasi. Sifat mie yang praktis dan rasanya enak merupakan daya tarik, juga harganya yang relatif murah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan pangan juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai terobosan telah dilakukan untuk mendapatkan makanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari sumber energi alternatif. Energi alternatif yang diteliti dan terus dikembangkan di Indonesia dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jambu biji merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Jambu biji ini sangat populer karena mudah didapat dan memiliki harga yang cukup murah.
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS
PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati
Lebih terperinciTANAMAN PERKEBUNAN. Kelapa Melinjo Kakao
TANAMAN PERKEBUNAN Kelapa Melinjo Kakao 1. KELAPA Di Sumatera Barat di tanam 3 (tiga) jenis varietas kelapa, yaitu (a) kelapa dalam, (b) kelapa genyah, (c) kelapa hibrida. Masing-masing mempunyai karakteristik
Lebih terperinciUJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT. Ninik Paryati 1)
69 UJI COBA PENGGUNAAN SABUT KELAPA SEBAGAI PAPAN SERAT Ninik Paryati 1) 1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 e-mail: nparyati@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan
Lebih terperinciJurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X PENGARUH JUMLAH TEPUNG KANJI PADA PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG PALA THE EFFECT OF TAPIOCA STARCH VARIATION
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan
TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI
PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI Angga Yudanto (L2C605116) dan Kartika Kusumaningrum (L2C605152) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG 1. DEFINISI Panen merupakan pemetikan atau pemungutan hasil setelah tanam dan penanganan pascapanen merupakan Tahapan penanganan hasil pertanian setelah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal
PENDAHULUAN Latar Belakang Peluang berkebun buah selalu berangkat dari adanya peluang pasar. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal pokok inilah yang paling menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam hutan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil hutan kayu sudah
Lebih terperinciTANAMAN PENGHASIL PATI
TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica
Lebih terperinciBAB X PENGAWASAN MUTU
BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia berada di wilayah tropis yang menjadikan kondisinya cocok sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak buah-buahan asli
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntukan bagi konsumsi manusia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah tropik dan subtropik. Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang sering
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
Lebih terperinciIbM Kelompok Tani Buah Naga
IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan hasil sisa produksi dari pabrik maupun rumah tangga yang sudah tidak dimanfaatkan. Sisa hasil produksi tersebut jika tidak dimanfaatkan kembali akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki beragam ekosistem sangat cocok bila bahan pangan pokok penduduknya beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. baik disebabkan oleh pengaruh cuaca, serangan serangga maupun mikroba
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup, mutu yang memadai, dan harga terjangkau untuk dapat menjamin kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri sekarang ini, kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah. Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin berkurang.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,
[ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Sumber energi yang digunakan masih mengandalkan pada energi fosil yang merupakan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para peternak. Faktor penghambat. kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang berpotensi besar untuk penyediaan hijauan pakan, namun sampai saat ini ketersedian hijauan pakan ternak masih menjadi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian
PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciIbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI
IbM PENGOLAHAN JAGUNG IBU-IBU PKK DESA TAMBAKMERANG GIRIMARTO WONOGIRI Afriyanti 1), Novian Wely Asmoro 1), Salman Faris Insani 3) 1) 2) Prodi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Veteran
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur
PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan dapat dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah
Lebih terperinciKOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)
KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam pembangunan bidang ekonomi di Provinsi Lampung. Kakao merupakan salah satu komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan
Lebih terperinciPROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG
PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG OLEH: ADHITYA NUGROHO 10.11.3831 S1 TI 1D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 A. ABSTRAK Banyaknya permintaan akan jamur merang dikalangan masyarakat akhir-akhir ini sedang
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit, menjadi sebuah tantangan dalam ilmu material untuk mencari dan mendapatkan material baru yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE ABSTRAK
14 DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH SIRSAK BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA BALE Sayani 1, Sitti Sabariyah 1, Baharuddin 1 1 Fakultas PertanianUniversitas Alkhairaat Palu ABSTRAK Buah sirsak selain dikonsumsi
Lebih terperinciPOTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI
POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI Dewi Mustikaningtyas 1, Wiyanto 2, Noor Aini Habibah 3 1,3 Jurusan Biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri mulai menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini semakin banyak orang mengetahui nilai gizi jamur
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar mengingat banyaknya kasus gizi buruk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA Manisan adalah salah satu bentuk makanan olahan yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Ayam Bakso merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari daging. Dihasilkan dengan mencampur daging, garam, bawang, dan tepung tapioka menjadi adonan
Lebih terperinciPAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp)
Papan partikel dari campuran limbah rotan dan penyulingan PAPAN PARTIKEL DARI CAMPURAN LIMBAH ROTAN DAN PENYULINGAN KULIT KAYU GEMOR (Alseodaphne spp) Particle Board from Mixture of Rattan Waste and Gemor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelapa merupakan komoditas penting bagi rakyat Indonesia dan merupakan salah satu sumber devisa negara. Daerah penghasil kelapa di Indonesia antara lain Sulawesi Utara,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia. Buah nenas merupakan produk terpenting kedua setelah pisang. Produksi nenas mencapai 20%
Lebih terperinciOPTIMALISASI WAKTU PADA PROSES PEMBUATAN KERIPIK BUAH APEL (Pyrus malus L) DENGAN VACUUM FRYING
TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU PADA PROSES PEMBUATAN KERIPIK BUAH APEL (Pyrus malus L) DENGAN VACUUM FRYING The Optimalize of time in the Process of Manifacturing Apple Chips With Vacuum Frying Diajukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya
I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui dapat atau tidaknya limbah blotong dibuat menjadi briket. Penelitian pendahuluan
Lebih terperinciIPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG
IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( I b M) PADA KELOMPOK TANI BUDIDAYA JAMUR KONSUMSI SUBUR MAKMUR DESA PARONGPONG KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG Oleh : Yoyoh Jubaedah ABSTRAK Permasalahan budidaya jamur konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu tanaman tropis yang tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, buah,
Lebih terperinciCARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG
CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah
Lebih terperinciTEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN
TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINASI BERSILANG SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN BANGUNAN PENDAHULUAN Pasokan kayu sebagai bahan mebel dan bangunan belum mencukupi kebutuhan yang ada Bambu (multiguna, cepat tumbuh, tersebar
Lebih terperinciSuplemen Majalah SAINS Indonesia
Suplemen Majalah SAINS Indonesia Edisi Desember 2017 Edisi Desember 2017 Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Agrotek Tiwul Instan, Makanan Tradisional Kaya Gizi Bagi masyarakat desa khususnya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang sempurna, dan diciptakannya manusia di bumi sebagai kholifah yang seharusnya kita memperhatikan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciPENGOLAHAN BUAH-BUAHAN
1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki areal perkebunan jambu mete (Anacardium occidentale L.) seluas 560.813 ha, tersebar di propinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan,
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN
PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI
NASKAH PUBLIKASI KOMPARASI UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK MIE BASAH DARI TEPUNG TERIGU (MIE AYAM YANG ADA DI PASARAN) DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinci