PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR"

Transkripsi

1 PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR (LOCUS OF CONTROL, SELF RATED PERFORMANCE, TURNOVER INTENTION) terhadap ACCEPTANCE OF DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Semarang) Skripsi Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: CITA SENTIOLA HADI F PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 i

2 HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONIL AUDITOR (LOCUS of CONTROL, SELF RATED PERFORMANCE, TURNOVER INTENTION) terhadap ACCEPTANCE DYSFUNCTION AUDIT BEHAVIOR (Studi Empirispada Kantor AkuntanPublik Semarang dan Surakarta) Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing untuk diajukan kepada tim penguji skripsi. Surakarta, 18 Desember 2012 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing Hanung Triatmoko,Drs.,MSi.,Ak. NIP HALAMAN PENGESAHAN ii

3 Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi Surakarta, Januari 2013 Tim Penguji Skripsi 1. Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com.,(Hons),Ph.D,Ak. NIP Drs. Sri Hanggono, MSi.,Ak NIP Drs. Hanung Triatmoko, MSi.,Ak. NIP MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii

4 MOTTO JANGAN BERHENTI BERUPAYA KETIKA MENEMUI KEGAGALAN, KARENA KEGAGALAN ADALAH CARA TUHAN MENGAJARI KITA TENTANG ARTI KESUNGGUHAN JIKA KEHIDUPAN TERKADANG MEMBUATMU INGIN MENANGIS INGATLAH BAHWA ADA RIBUAN MOMENT YANG TELAH MEMBUATMU TERSENYUM. SYUKURI APAPUN YANG TERJADI KARENA RENCANA TUHAN PASTI YANG TERBAIK PERSEMBAHAN : My Life is Dedicated for My Parent s Karya ini kupersembahkan untuk : 1. Papa, Mama dan semua kakak-kakakku serta semua orang yang telah memberikan dukungan baik secara moral atau materiil. 2. Semua orang yang telah berjasa bagiku, selalu mendukungku baik secara langsung maupun tidak langsung, dan memberikanku pelajaran hidup iv

5 KATA PENGANTAR Penulis panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS PENGARUH KHARAKTERISTIK PERSONIL AUDITOR (LOCUS OF CONTROL, SELF RATED PERFORMANCE, TURNOVER INTENTION) terhadap ACCEPTANCE DYSFUNCTION AUDIT BEHAVIOR Adapun skripsi ini disususun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk lulus Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan memperoleh gelar kesarjanaan. Dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan, dorongan, yang penulis dapatkan serta keterlibatan beberapa pihak untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Wisnu Untoro MS Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret 3. Bapak Hanung Triatmoko, Drs.,Msi.,Ak. Selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak pengetahuan, dukungan serta bimbingan kepada penulis. v

6 4. Papa, Mama dan kakak-kakakku serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moral maupun materiil hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. 5. Adhi Barata Sunu yang telah memberikan semangat dan masukan selama pembuatan skripsi ini. 6. Seluruh teman-teman Akuntansi Non Reguler angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan Akhir kata penulis berharap agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih Surakarta, 18 Desember 2012 Cita Sentiola Hadi vi

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAKSI... ii ABSTRACT... iii HALAMAN PERSETUJUAN... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang RumusanMasalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian OrisinalitasPenelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1TelaahTeoritis vii

8 2.1.1 Karakteristik Personal Auditor Locus Of Control Self-Rated Performance Turnover Intention Dysfunctional Audit Behavior Penelitian Terdahulu Pengembangan Teori dan Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Penentuan Sample Prosedur dan Teknik Pengambilan Sample Data Definisi Variabel Penelitian dan Pengukurannya GambaranUmumResponden Uji Kualitas Data Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden DeskripsiVariabel Uji Kualitas Data Uji Reliabilitas Uji Validitas Locus of Control Uji Validitas Self Rated Performance Uji Validitas Turnover Intention viii

9 4.3.5 Uji Validitas Dysfunvtional Audit Behavior Uji Asumsi Klasik Uji Multikoleniaritas Uji Normalitas Uji Autokorelasi Uji Heterokedastisitas Pengujian Hipotesis Koefisien Determinasi Uji pengaruh simultan (F test) Pengujian Signifikansi Parameter Individu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Keterbatasan Saran Untuk Penelitian Selanjutnya DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

10 DAFTAR TABEL Tabel 4.1a Deskripsi Penyebaran Kuesioner Tabel 4.1b Profil Responden Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Tabel 4.3a Uji Validitas Locus of Control Tabel 4.3b Uji Validitas Self Rated Performance Tabel 4.3c Uji Validitas Turnover Intention Tabel 4.3d Uji Validitas Dysfunctional Audit Behavior Tabel 4.4a Tabel Hasil Multikoleniaritas Tabel 4.4b Tabel Hasil Normalitas Tabel 4.4c Tabel Hasil Autokorelasi Tabel 4.5a Tabel Koefisien Determinasi Tabel 4.5b Uji Pengaruh Simultan Tabel 4.5c Uji t Test x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Gambar 4.1 Grafik Histogram Gambar 4.2 Grafik Normal Plot Gambar 4.3 Grafik Hasil Durbin Watson Gambar 4.4 Grafik Persebaran Variabel xi

12 xii

13 PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR (LOCUS OF CONTROL, SELF RATED PERFORMANCE, TURNOVER INTENTION) terhadapacceptance OF DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (StudiEmpirispada Kantor AkuntanPublik di Wilayah Surakarta dan Semarang) ABSTRAKSI CITA SENTIOLA HADI F Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan karakteristik personil auditor dengan dysfunctional audit behavior. Ketidakkonsistenan dari hasil penelitianpenelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya dysfunctional audit behavior mendorong dilakukannya penelitian tambahan. Penelitian ini penting dilakukan karena akuntan merupakan orang yang ada di belakang informasi keuangan yang disajikan oleh sebuah perusahaan. Informasi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disampaikan secara langsung. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dari 60 kuesioner yang disebarkan sebanyak 43 kuesioner yang bisa digunakan. Analisis data dilakukan dengan teknik regresi linier berganda yang diolah dengan program SPSS 16.0 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa auditor dengan keinginan untuk berpindah kerja yang tinggi dan mereka yang percaya bahwa tidak dapat mengontrol kejadian-kejadian dan hasil lebih menerima dysfunctiona audit behavior. Sedangkan self rated performance menunjukan tidak ada pengaruh yang ditemukan. Kata-kata kunci :Dysfunctional audit behavior, Locus Of Control,Self Rated Performance dan Turnover Intention. ii

14 PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR (LOCUS OF CONTROL, SELF RATED PERFORMANCE, TURNOVER INTENTION) terhadapacceptance OF DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (StudiEmpirispada Kantor AkuntanPublik di Wilayah Surakarta dan Semarang) ABSTRACT CITA SENTIOLA HADI F The purpose of this researchis to examine between auditors personal characteristik and acceptance of dysfunctional audit behavior. Previous research have not consistent result, that is motivated to conduct this research. This research is important because th eaccountant is a person who is behind the financial information presented by a company. The responden in this research is auditor who worked at KAP in JawaTengah. The data were collected by question naire were delivered directly. Data analyzed by regresi linier berganda technique processed by SPSS 16.0 program. The result suggest that auditor with the higer Locus Of Control and Turnover Intention more accept dysfunctional audit behavior. Examine between Self Rated Performane no efecton the performance with dysfunctional audit behavior. Keyword : Dysfunctional audit behavior, Locus Of Control,Self rated performance dan Turnover Intention. iii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran akuntan dalam penyajian informasi keuangan sangatlah besar. Akuntan merupakan orang yang ada di belakang informasi keuangan yang disajikan oleh sebuah perusahaan. Informasi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan maka informasi keuangan harus disajikan secara relevan dan andal. Akuntan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mempersiapkan pelaporan informasi keuangan tersebut sudah semestinya dapat dipercaya sebagai orang yang berperilaku professional dan etis sehingga hasil pekerjaannya dapat dipercaya relevansi dan keandalannya. Pemakai informasi keuangan akan meragukan informasi yang tersaji apabila mereka tidak mempercayai kredibilitas akuntan dalam memproses dan menyajikan informasi keuangan. Pelaksanaan prinsip dan prosedur audit dan berperilaku etis atau berperilaku bermoral dalam lingkungan auditing dan dalam professi sebagai akuntan (Akuntan Professional) adalah vital untuk status dan kredibilitasnya terhadap profesi akuntansi. Pada akhir-akhir ini kasus akuntansi pada perusahaan, seperti Enron, Worldcom di Eropa dan Kimia Farma di Indonesia menjadi suatu persoalan besar bagi professi 1

16 akuntan publik atau auditor untuk berintrospeksi dan tantangan berat untuk memperbaiki citra yang diimpementasikan kedalam konteks kualitas audit. Audit yang dilaksanakan tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar ( 19 April 2001 Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak kepolisian mengusut sembilan Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), diduga telah melakukan kolusi dengan pihak bank yang pernah diauditnya. Koordinator ICW Teten Masduki mengungkapkan, berdasarkan temuan BPKP sembilan dari sepuluh KAP yang melakukan audit terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar audit. Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas bank-bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank-bank yang dibekukan kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar tahun Kesembilan KAP tersebut adalah AI & R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R, RY, S & S, SD & R, dan RBT & R. Dengan kata lain, kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi. Kemungkinan ada kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang 2

17 diperiksa untuk memoles laporannya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan. Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan memberikan laporan kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan mengenai adanya tindak kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik dengan pihak perbankan. ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekadar human error atau kesalahan dalam penulisan laporan keuangan yang tidak disengaja, tetapi kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan pelanggaran yang dicoba ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi ( 3 Mei 2001). Kasus kasus tersebut menunjukkan bahwa masih banyak pelanggaranpelanggaran yang dilakukan para akuntan dan para auditor pada dasarnya terjadi dalam penyalahgunaan ataupun penyelewengan fungsi (Dysfunctional) dan pelanggaran kode etik profesi. Perilaku professional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (Dysfunctional Audit Behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang auditor dalam bentuk manipulasi, kecurangan ataupun penyimpangan terhadap standar audit. Perilaku ini bisa mempengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung (Sitanggang, 2007). Otley dan Pierce (1995) menjelaskan bahwa perilaku auditor dalam hal Prematur Sign-Off Audit Procedures (menghentikan prosedur audit), Underreporting of Time (keterlambatan atau tidak tepat waktu), Altering Audit Process dan Gathering Unsufficient Evidence (mengganti proses audit dan mengumpulkan bukti yang tidak 3

18 cukup) adalah merupakan beberapa perilaku yang cenderung mengarah kepada persoalan-persoalan perilaku-perilaku para akuntan atau auditor, yang akan berdampak terhadap penurunan kualitas audit dan kecenderungan menurunkan kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi menurunkan kredibilitas para akuntan publik atas hasil-hasil audit yang mereka lakukan dan akhirnya mematikan profesi itu sendiri serta akan menimbulkan campur tangan pemerintah yang berlebihan terhadap profesi itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perbedaan penerimaan auditor atas Dysfunctional Audit Behavior diantaranya adalah karakteristik personal auditor. Karakteristik personal auditor yang mempengaruhi penerimaan auditor atas Dysfunctional Audit Behavior secara langsung diantaranya adalah Locus Of Control, Turnover Intention, dan kinerja (Donnelly et al., 2003; Maryanti, 2005; Anastasia dan Irawati, 2005). Penelitian tentang Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) ini telah dilakukan oleh Donnelly et al., (2003), dengan menggunakan literatur perilaku keorganisasian dan psikologi serta etika sebagai dasar pengembangan dan pengujian penjelasan model yang mengidentifikasi Locus Of Control (Lokasi Kendali), Organizational Commitment (Komitmen Organisasional), Self Rated Performance (Tingkat Kinerja Sendiri) dan Turnover Intention (Keinginan untuk Keluar) sebagai determinan dari penerimaan ataupun dukungan auditor terhadap Dysfunctional Audit Behavior dalam lingkungan audit. Hasil penelitian Donnely et al., (2003), menjelaskan dan memberi kesan bahwa karakteristik personil 4

19 auditor memainkan peranan dalam menjelaskan atau mengidentifikasi penerimaan ataupun dukungan terhadap Dysfunctional Audit Behavior (DAB) dalam lingkungan Auditing. Survey yang telah dilakukan terhadap auditor senior The Big Five telah mempertegas bahwa 89% mengakui turut serta atau terlibat dengan beberapa bentuk perilaku menurunan kualitas audit dalam Premature Sign-Off Audit Procedures, sementara 12% adalah turut serta dalam Underreporting of Time dan lain-lain (Otley dan Pierce, 1995). Kegagalan audit yang bertipe tinggi baru-baru ini khususnya Enron telah menciptakan tekanan publik yang hebat untuk perbaikan-perbaikan dalam kualitas audit dalam profesi auditing. Otley dan Pierce (1995); Donnelly et al., (2003) menyatakan bahwa kharakteristik personil auditor berpengaruh terhadap Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior); sedangkan menurut Melone dan Roberts (1996) menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan, demikian juga hasil penelitian Maryanti (2005) menemukan pengaruh kharakteristik personil auditor terhadap Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior), kecuali Locus Of Control. Jadi belum ada kekonsistenan dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Otley dan Pierce (1995) menjelaskan bahwa tingkat tingginya kegelisahan terhadap Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) berhubungan dengan profesi audit, implikasi praktis yang menentukan faktor-faktor yang menyebabkan dan kekurangan dalam literatur untuk menjelaskan dan 5

20 mengidentifikasi faktor-faktor ini, maka memerlukan penelitian lanjutan untuk menguji topik ini. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan serta adanya ketidakkonsistenan dari hasil penelitian yang terdahulu, penelitian ini akan meneliti ulang tentang karakteristik personal auditor dalam kaitannya dengan penerimaan auditor atas Dysfunctional Audit Behavior. Penelitian ini mengacu kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Donnelly et al., (2003) yakni pengujian kembali pengaruh kharakteristik personil auditor terhadap Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior). Dalam penelitian ini, peneliti tidak memasukkan variabel komitmen organisasi karena penelitian ini akan lebih memfokuskan kepada karakteristik personal auditor yang berhubungan langsung dengan Dysfunctional Audit Behavior, sedangkan komitmen organisasi tidak mempunyai hubungan langsung dengan Dysfunctional Audit Behavior. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan serta adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu, peneliti ingin meneliti ulang tentang kharakteristik personal auditor dalam kaitannya Dysfunctional Audit Behavior dengan responden dalam penelitian ini meliputi auditor junior dan senior Kantor Akuntan Publik, karena mereka memiliki potensi yang lebih besar untuk terlibat dalam perilaku Dysfunctional Audit Behavior (Harini, 2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang diteliti dan cakupan sampel. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi Locus Of 6

21 Control, Turnover Intention, Self Reted Performance dan penerimaan perilaku audit disfungsional. Tujuan penelitian ini yakni menguji secara empiris pengaruh kharakter personil auditor yaitu Locus Of Control (LOC), Self Rated Performance (SRP), dan Turnover Intention (TI) terhadap penerimaan dan dukungan mereka terhadap Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior). Determinan yang digunakan dalam pengujian terhadap pengaruh Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) ini adalah Locus Of Control, Self-Rated Performance dan Turnover Intention. Objek penelitian adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia dengan mengambil sample KAP di Jawa Tengah. Dari penjelasan diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul mengenai Pengaruh Kharakteristik Personal Audit (Locus Of Control (LOC), Self Rated Performance (SRP), dan Turnover Intention (TI)) terhadap Acceptance of Dysfuctional Audit Behavior (DAB) Perumusan Masalah Perilaku Audit Difungsional atau Dysfunctional Audit Behavior (DAB) adalah suatu perhatian yang berkelanjutan dan persoalan yang melebar luas dalam profesi audit dan cenderung menurunkan kualitas audit (Public Oversight Board, 2000). Penelitian yang telah dilakukan Donnelly et al., (2003); Melone dan Robert (1996), Otley dan Pierce (1995); tidak konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya Maryanti (2005); orientasi etis individu para auditor (Chan dan Leung, 2006). 7

22 Ketidaklengkapan literatur yang menjelaskan penyebab Perilaku Audit Disfungsional (DAB) memerlukan penelitian yang berkelanjutan (Otley dan Pierce, 1995). Auditor yang memiliki Lokasi Kendali Eksternal (External Locus Of Control), menghasilkan atau menunjukkan penilain kinerja sendiri (Self-Rated Performance) yang rendah dan menunjukkan sikap keinginan untuk mengundurkan diri (Turnover Intention) yang tinggi mengindikasikan bahwa para auditor akan cenderung mendukung dan ikut turut serta dalam perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) tersebut, serta akhirnya akan menurunkan kualitas audit dan menurunkan kredibilitas para auditor dalam menjalankan profesinya. Latar belakang yang telah diurakan diatas, mengarah pada perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Apakah Karakteristik Personal Auditor berpengaruh terhadap Dysfunctional Audit Behavior? 2. Apakah External Locus Of Control, berpengaruh terhadap Dysfunctional Audit Behavior? 3. Apakah Self-Rated Performance, berpengaruh terhadap Dysfunctional Audit Behavior? 4. Apakah Turnover Intention, berpengaruh terhadap Dysfunctional Audit Behavior? 8

23 1.3. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah karakteristik personal auditor (Locus Of Control, Turnover Intention, Self Rated Performance) berpengaruh terhadap Acceptance of Dysfunctional Audit Behaviour. Secara rinci tujuan penelitian ini diuraikan sebagai berikut. 1. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh Locus Of Control terhadap Acceptance Of Dysfunctional Audit Behaviour. 2. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh Turnover Intention terhadap Acceptance Of Dysfunctional Audit Behaviour. 3. Untuk menguji dan memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh Self Reted Performance terhadap Acceptance Of Dysfunctional Audit Behaviour Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yaitu : a. Peningkatan wawasan, pengetahuan, pengertian dan pemahaman bagi para auditor atau para praktisi akuntansi atau akuntan profesional tentang pengaruh dan persoalan-persoalan kharakteristik personil dengan perilaku dalam melaksanakan fungsi sebagai auditor atau didalam melakukan profesinya, sehingga semakin memahami kharakteristik personil yang bagaimana yang sangat dominan berpengaruh terhadap Perilaku Audit Disfungsional atau Dysfunctional Audit Behavior (DAB). 9

24 b. Memberi kontribusi tambahan terhadap pengembangan teori didalam literatur akuntansi menyangkut tentang kharakteristik individu dalam pengaruhnya dengan Perilaku Audit Disfungsional atau Dysfunctional Audit Behavior (DAB) Orisinalitas Penelitian Penelitian ini merupakan perluasan penelitian yang menguji faktor internal individu yang mempengaruhi keputusan auditor untuk menerima dan melakukan perilaku audit disfungsional. Perluasan dilakukan dengan memasukkan keahlian auditor sebagai faktor yang mempengaruhi penerimaan perilaku audit disfungsional. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu dipaparkan sebagai berikut. Penelitian Otley dan Pierce (1995) difokuskan pada pengaruh variabelvariabel eksternal auditor (tekanan waktu, gaya kepemimpinan, dan gaya penilaian) terhadap perilaku audit disfungsional. Responden yang menjadi sampel penelitian adalah auditor senior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik enam besar di Irlandia Utara. Literatur yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah kontrol manajemen. Penelitian ini lebih memfokuskan kepada karakteristik personal auditor yang berhubungan langsung dengan Dysfunctional Audit Behavior dan responden yang menjadi sampel auditor Kantor Akuntan Publik yang ada di Jawa Tengah. Penelitian yang dilakukan oleh Donnelly et al., (2003) lebih memfokuskan pengujian pada pengaruh karakteristik personal auditor terhadap penerimaan perilaku 10

25 audit disfungsional baik secara langsung maupun tidak langsung. Literatur yang digunakan dalam penelitian adalah teori perilaku organisasional dan psikologi industri. Perbedaannya adalah penelitian ini memfokuskan pengujian karakteristik personal auditor terhadap penerimaan perilaku audit secara langsung. Peneliti ingin lebih fokus pada pengaruh karakteristik personal auditor secara langsung dikarenakan hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten sehingga peneliti ingin melakukan penelitian ulang. Sososutikno (2003) melakukan penelitian perilaku audit disfungsional dengan responden auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Penelitian tentang perilaku audit disfungsional difokuskan pada perilaku under-reporting time. Silaban (2009) melakukan penelitian dengan memfokuskan pada pengaruh karakteristik individual auditor (Locus Of Control dan dimensi komitmen professional) terhadap tekanan anggaran waktu dan perilaku audit disfungsional. Responden penelitian adalah auditor yang bekerja pada KAP Afiliasi dan Non- Afiliasi di Jakarta, Surabaya, dan Medan. Literatur yang digunakan adalah teori perilaku organisasi dan teori penanggulangan. Anastasia dan Irawati (2005) melakukan penelitian karakteristik personal meliputi lokus kendali (Locus Of Control), tingkat kinerja pribadi karyawan (Self Rate Employee Performance), keinginan untuk berhenti bekerja (Turnover Intention), harga diri dalam kaitannya dengan ambisi ( Self Esteem In Relation To Ambition). 11

26 Penelitian ini memfokuskan penelitian dalam junior dan senior auditor karena menurut Anastasia dan Irawati (2005) yang cenderung melakukan Dysfunctional Audit Behavior adalah junior dan senior auditor. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengambil sampel di Kantor Akuntan Publik di Indonesia terletak pada variabel yang diteliti dan cakupan sampel. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi Locus Of Control, Turnover Intention, Self Reted Performance dan penerimaan perilaku audit disfungsional. Penelitian ini dengan penelitian-penelitian perilaku audit disfungsional sebelumnya di luar atau di dalam negeri memiliki perbedaan spesifik yang terletak pada posisi responden di Kantor Akuntan Publik. Penelitian ini menjadi penting dengan alasan kultur yang berbeda diantara Amerika dengan Indonesia membawa perilaku yang berbeda pula. Menurut Haris (2009) dengan mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku disfungsional audit tersebut sangat membantu dalam meningkatkan kualitas opini audit, sehingga respon yang kurang positif dari para pemakai laporan keuangan dapat diminimalisir. 12

27 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Telaah Teoritis Pada telah teoritis ini akan dijabarkan mengenai teori dan literatur yang mendasari komponen maupun variabel penelitian Karakteristik Personal Auditor Auditor dalam melaksanakan tugasnya, harus mengikuti standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan serta kode etik akuntan. Kenyataan di lapangan, auditor banyak melakukan penyimpanganpenyimpangan terhadap standar audit dan kode etik. Perilaku ini diperkirakan sebagai akibat dari karakteristik personal yang kurang bagus yang dimiliki seorang auditor (Anastasia dan Irawati, 2005). Dampak negatif dari perilaku ini adalah terpengaruhnya kualitas audit secara negatif dari segi akurasi dan reliabilitas. Pelanggaran yang dilakukan auditor dalam audit dapat dikategorikan sebagai sebuah penyimpangan perilaku dalam audit (Dysfunctional Audit Behavior). Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan perilaku dalam audit (Dysfunctional Audit Behavior), diantaranya adalah karakteristik personal yang dimiliki auditor. Karakteristik personal dapat mempengaruhi baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap penerimaan Dysfunctional Audit Behavior 13

28 (DAB). Menurut Cherington (1994), Robbins (1996) dan Bashaw (1994); dalam Utaminingsih (2004) bahwa karakteristik personal tersebut adalah usia, gender, status kawin, banyaknya tanggungan, tingkat pendidikan dan pendapatan. Karakteristik personal auditor menurut Donnelly et al., (2003) meliputi lokus kendali (Locus Of Control), tingkat kinerja pribadi karyawan (Self Rated Performance), keinginan untuk berhenti bekerja (Turn Over Intention). Menurut (Anastasia dan Irawati, 2005) kecuali komitmen pada organisasi, seluruh karakteristik personal diatas memiliki hubungan langsung dengan tingkat penerimaan terhadap DAB. Komitmen pada organisasi memiliki hubungan tidak langsung dengan tingkat penerimaan terhadap DAB, dimana komitmen pada organisasi memiliki hubungan langsung dengan keinginan untuk berhenti bekerja Locus Of Control (LOC) Rotter (1996), menyatakan bahwa Locus of Control (LOC) adalah tingkat keyakinan seseorang akan hasil tergantung pada karakter atau perilaku orang tersebut. Locus of Control eksternal berarti sikap atau perilau seseorang sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Sebaliknya Locus of Control internal berarti sikap atau perilaku seseorang tidak tergantung dari atau kurang dipengaruhi pihak di luar dirinya. Individu yang cenderung menghubungkan hasil dengan usahanya sendiri atau meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka digolongkan sebagai internal. Sedangkan eksternal adalah mereka yang mempercayai bahwa mereka tidak dapat mengendalian kejadian atau hasil (Spector, 14

29 1982). Menurut Sitanggang (2007) individu-individu mengembangkan harapanharapan mereka yang digeneralisasikan dengan memperhatikan apakah sukses atau keberhasilan dalam suatu situasi akan tergantung kepada perilaku personil mereka sendiri atau dikontrol oleh kekuatan-kekuatan eksternal. Locus Of Control terkait dengan penggolongan individu menjadi dua golongan yaitu internal dan eksternal. Individu dengan Locus Of Control Internal mempunyai kemampuan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang timbul dari lingkungan Brownell (1978); Robberts et al., (1997); Pasewark dan Stawser (1996) dalam Irwandi (2002), dan berusaha memecahkan permasalahan dengan keyakinan mereka yang tinggi. Sebaliknya individu dengan Locus Of Control Eksternal lebih mudah merasa terancam dan tidak berdaya serta strategi yang dipilih dalam menyelesaikan sebuah permasalahan cenderung bersifat reaktif, (Ardiansah, 2003). Gable dan Dangello, (1994) menemukan bukti secara empiris bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara individu dengan Locus Of Control Eksternal dengan keinginan menggunakan kecurangan atau manipulasi untuk meraih tujuan personal Self-Rated Performance (SRP) Self Rated Performance adalah tingkat kinerja sendiri dari anggota organisasi. Performance atau kinerja merupakan hasil dari perilaku anggota organisasi, dimana tujuan aktual yang dicapai adalah dengan adanya perilaku. Kinerja merupakan hasil usaha sendiri dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Kinerja pada prinsipnya diperoleh dengan adanya motivasi atau promosi, kepuasan kerja atau dengan adanya 15

30 reward. Kinerja terdiri dari kinerja kuantitas dan kinerja kualitas. Tingkat kinerja sendiri dipengaruhi oleh banyak hal seperti lingkungan dan komitmen individu (Subekti dan Novi, 2004). Menurut Lee (2000) dalam Fransiskus (2005), bahwa orang akan menyukai pekerjaan jika mereka termotivasi untuk pekerjaan itu, dan secara pisikologi bahwa pekerjaan yang dilakukan adalah berarti, ada rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan pengetahuan mereka tentang hasil kerja, sehingga hasil pekerjaan akan meningkatkan motivasi, kepuasan dan kinerja. Penilaian terhadap Tingkat Kinerja Sendiri (SRP) auditor pada umumnya dikaitkan dengan pekerjaan perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, staffing serta evaluasi atau representasi kerja (Donnelly et al., 2003) Turnover Intention (To_INT) Turnover Intention adalah sikap yang dimiliki anggota organisasi yakni keinginan untuk mengundurkan diri atau penarikan diri dari organisasi atau dari pekerjaan sekarang. Pengunduran diri karyawan (withdrawal) dalam bentuk turnover sudah menjadi bahan yang menarik yang terus diteliti oleh peneliti masalah personalia, ahli perilaku dan praktisi manajemen (Mohley et al., 1979). Analisis hubungan Turnover tersebut meliputi baik tingkat individu maupun tingkat organisasi. Turnover adalah sebagai penarikan diri dari organisasi secara permanen dan secara sukarela, seperti pensiun dan pemecatan (Mohley et al., 1979; dan Cascio (1990). Tett dan Meyer (1993) juga menyebutkan bahwa intensi keluar adalah sebagai suatu kesadaran dan kesengajaan untuk meninggalkan organisasi. 16

31 Penarikan diri pegawai secara sukarela adalah merupakan hasil dari persepsi individual mengenai desirability yang mendorong munculnya teori-teori yang beraliran psikologi (psycholoical school atau push theory) dan case of moment yang mendorong munculnya teori-teori berbasis ekonomi (labor market school atau pull theory) (Bernad (1938); Lee dan Mitchell (1994) dalam Fransiskus (2005). Model keputusan turnover Mohley et al., (1979) menjelaskan bahwa sebelum terjadinya turnover, perilaku yang mendahuluinya adalah adanya niat atau intensitas turnover. Prediktor utama dan terbaik dari turnover adalah intesitas untuk keluar (Mohley et al., 1979). Mohley et al., (1979) menjelaskan bahwa setidaknya ada dua hal pendorong intensitas yaitu intensitas untuk mencari dan intensitas untuk keluar. Lebih lanjut dikatakan, bahwa intensitas untuk mencari dan perilaku untuk mencari secara umum dipahami mendahului intensitas untuk keluar atau turnover; faktor utama intensitas adalah kepuasan, ketertarikan yang diharapkan terhadap pekerjaan sekarang dan ketertarikan yang diharapkan dari atau pada alternatif pekerjaan atau peluang yang lain Dysfunctional Audit Behavior (DAB) Dysfunctional Audit Behavior (DAB) adalah perilaku audit yang menyimpang dari prinsip-prinsip, standar-standar auditing serta melanggar kode etik profesi yang merupakan reaksi terhadap lingkungan. (Otley dan Pierce, 1995); Kelly dan Margheim (1996); Chan dan Leung (2006); Leung dan Cooper (2005). Menurut Donnelly et al., (2003) implikasi dari Dysfunctional Audit Behavior adalah auditor akan cenderung menghasilkan laporan audit yang kurang berkualitas 17

32 ataupun kesalahan pelaporan dan kegagalan pelaporan yang dapat menyesatkan para pengguna laporan tersebut. Dysfunctional Audit Behavior merupakan suatu bentuk reaksi terhadap lingkungan atau semisal sistem pengendalian (Otley dan Pierce, 1995; Lightner et al., 1983; Alderman dan Deitrick, 1982). Sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional. Donelly et al., (2003) menyatakan bahwa sikap auditor yang menerima perilaku disfungsional merupakan indikator perilaku disfungsional aktual. Perilaku ini bisa mempengaruhi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung Penelitian Terdahulu (Sebelumnya) Penelitian yang telah dilakukan oleh Otley dan Pierce (1995) yaitu survey terhadap auditor senior The Big Six memberikan bukti empiris bahwa 89% mengakui turut serta melakukan Prematur Sign-Off Audit Procedures, dan 11% dalam Underreporting of Time dan lain-lain, yang telah berdampak terhadap kualitas audit dan telah dibuktikan dengan kasus Enron. Penelitian ini mengindikasikan bahwa auditor cenderung menerima dan mendukung perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior). Public Oversight Board (2000) telah menemukan dan menyatakan bahwa Turnover Intention dengan Dysfunctional Audit Behavior berhubungan dengan penurunan kualitas audit. Penelitian sebelumnya tentang hubungan karakteristik personil auditor yaitu Locus Of Control, Organizational Commitment, Self Rated Performance, Turnover 18

33 Intention dengan perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior), telah dilakukan oleh Donnelly et al., (2003) terhadap 106 auditor The Big Five yang terdiri dari auditor staff, auditor senior dan manager. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kharakteristik personil auditor berperan dalam mengidentifikasi para auditor mengapa mereka menerima serta mendukung perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior). Hasil penelitian mengindikasikan bahwa para auditor yang cenderung lebih menerima dan mendukung perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) tersebut, cenderung memiliki External Locus Of Control, melaporkan tingkat kinerja sediri (Self-Rated Performance) yang rendah dan menunjukkan keinginan yang tinggi untuk mengundurkan diri (Turnover Intention) dari organisasi. Harini (2010) telah melakukan penelitian dengan hasil terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara Locus Of Control External terhadap kinerja, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Locus Of Control External terhadap Turnover, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Locus Of Control External terhadap Dysfunctional Audit Behaviour, terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara kinerja terhadap Turnover Intention, terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara kinerja terhadap Dysfunctional Audit Behaviour, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Turnover Intention terhadap Dysfunctional Audit Behaviour. 19

34 2.3. Pengembangan Teori dan Hipotesis Dukungan auditor terhadap Dysfunctional Audit Behavior (DAB) memberikan kemungkinan kontribusi terhadap suatu lingkungan, dimana Dysfunctional Audit Behavior lebih sering terjadi atau timbul. Pemahaman lebih jauh tentang faktor-faktor yang mendasari kontribusi terhadap Dysfunctional Audit Behavior, penelitian ini mengembangkan suatu model teori yang menghubungkan antara Locus Of Control, Self Rated Performance, dan Turnover Intentions terhadap dukungan auditor atas Dysfunctional Audit Behavior (DAB). Hubungan langsung dari determinan tersebut terhadap DAB ini akan dibahas dan diikuti dengan suatu pejelasan dalam hipotesis hipotesis penelitian Locus Of Control dan Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior Locus Of Control (LOC), merupakan suatu konsep yang telah dikembangkan dan telah digunakan secara luas dalam penelitian perilaku untuk menjelaskan perilaku manusia dalam lingkungan organisasi. Rotter (1966) menjelaskan bahwa Individuindividu mengembangkan harapan-harapan mereka yang digeneralisasikan dengan memperhatikan apakah sukses atau keberhasilan dalam suatu situasi yang tersedia atau siatuasi yang ada akan tergantung kepada perilaku personil mereka sendiri atau dikontrol oleh kekuatan-kekuatan external. Penelitian-penelitian terdahulu telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan positif antara External Locus Of Control individual dengan dengan suatu keinginan-keinginan atau maksud-maksud untuk menggunakan penipuan atau manipulasi untuk memperoleh tujuan-tujuan personil. Dalam situasi-situasi dimana 20

35 External Locus Of Control tidak dapat memperoleh penguatan atau dukungandukungan (reiforcement) yang diperlukan untuk berkembang atau survive, mereka memandang bahwa manipulasi terhadap sesuatu hal adalah perlu dan penting untuk dipertahankan. Perilaku ini sangat mungkin mewujudkannya dalam bentuk Dysfunctional Audit Behavior. Perilaku-perilaku ini merupakan alat bagi auditor untuk memanipulasi proses audit dengan maksud untuk memperoleh tujuan-tujuan kinerja individu-individu. Gable dan Dangello (1994) menemukan bukti secara empiris bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara individu dengan Locus Of Control Eksternal dengan keinginan menggunakan kecurangan atau manipulasi untuk meraih tujuan personal. Manipulasi atau kecurangan dalam konteks auditing akan muncul dalam bentuk perilaku disfungsional. Perilaku tersebut dilakukan oleh auditor untuk memanipulasi proses audit dalam rangka meraih target kinerja individual auditor, sehingga dapat dipahami bahwa seorang auditor yang memiliki Locus Of Control Eksternal lebih dapat terlibat dalam perilaku disfungsional karena perilaku disfungsional disini dipandang sebagai alat atau cara yang digunakan untuk meraih tujuan. Individu yang cenderung menghubungkan hasil dengan usahanya sendiri atau meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka digolongkan sebagai internal, sedangkan eksternal adalah mereka yang mempercayai bahwa mereka tidak dapat mengendalian kejadian atau hasil (Spector, 1982). Situasi dimana eksternal tidak mampu memperoleh dukungan yang dibutuhkan untuk 21

36 bertahan mereka memandang manipulasi sebagai strategi untuk bertahan (Solar,1971). Diduga bahwa semakin tinggi Eksternal Locus Of Control, semakin besar kemungkinan auditor menerima perilaku disfungsional. Maka Hipotesis penelitian dibuat sebagai berikut : H1: Eksternal Locus Of Control berpengaruh positif terhadap Dysfunctional Audit Behavior Self-Rated Performance dan Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior Solar dan Bruehl (1971) menyatakan bahwa individu yang melakukan pekerjaan dibawah standar yang ditetapkan lebih mungkin untuk melakukan tindakan penyimpangan sejak mereka melihat diri mereka sendiri tidak mampu untuk bertahan dalam pekerjaan melalui usaha mereka sendiri. Jadi penyimpangan perilaku dilihat sebagai kebutuhan dalam situasi dimana tujuan organisasi atau individual tidak dapat dicapai melalui langkah-langkah atau cara-cara umum yang sering dilakukan. Penilaian kinerja sendiri (Self Rated Performance) merupakan alat yang sering digunakan dalam mengukur kinerja individu dalam hubungannya dengan perilaku auditor. Donnelly et al., (2003) menyatakan bahwa Self Rated Performance yang tinggi dari auditor berhubungan dengan perilaku audit disfungsional dalam lingkungan auditing. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Maryanti (2005) bahwa Self Rated Performance yang tinggi dari auditor berpengaruh negatif dengan perilaku audit disfungsional, yang berarti semakin tinggi penilaian tingkat 22

37 kinerja sendiri, semakin menolak perilaku audit disfungsional. Gable dan Dangelo (1994) menyatakan bahwa belum ada bukti yang meyakinkan terhadap hubungan antara kinerja dan Dysfunctional Audit Behavior (DAB) secara umum. Hal ini cenderung diharapkan bahwa tujuan dan maksud tindakan Dysfunctional Audit Behavior (DAB) adalah untuk sering melakukan manipulasi pengukuran kinerja, sehingga sulit untuk memperoleh suatu indikator kinerja yang benar. Dysfunctional Audit Behavior (DAB) dipandang sebagai sesuatu yang perlu dalam situasi-situasi tertentu, dimana organisasi dan tujuan-tujuan personil tidak dapat diperoleh melalui alat-alat atau sarana-sarana yang bertipe kinerja. Donnelly et al., (2003) menyatakan bahwa Self Rated Performance yang rendah yang dimiliki auditor cenderung mendukung perilaku audit disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) oleh sebab itu, para auditor yang memiliki persepsi yang lebih rendah terhadap tingkat kinerjanya sendiri, mereka diduga menunjukkan dukungan yang lebih tinggi terhadap Dysfunctional Audit Behavior (DAB). Donnely et al., (2003) tidak menemukan bukti adanya hubungan antara kinerja auditor dengan perilaku disfungsional audit. Gabel dan Dangelo (1994) menyatakan bahwa perilaku yang menyimpang biasanya terjadi dalam situasi dimana seseorang mengangap dirinya tidak mampu mencapai hasil yang diinginkan setelah melalui berbagai upaya. Seseorang yang tingkat kinerjanya jauh di bawah harapan lebih berupaya untuk melakukan tindakan yang menyimpang demi mempertahankan keberadaannya dalam organisasi. Diduga semakin rendah kinerja auditor maka akan semakin tinggi perilaku disfungsional. Dengan demikian dapat dihipotesiskan sebagai berikut: 23

38 Maka hipotesis penelitian dibuat sebagai berikut: H2: Self-Rated Performance berpengaruh negatif terhadap Dysfunctional Audit Behavior Turnover Intentions dan Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior Turnover adalah sebagai penarikan diri dari organisasi secara permanen dan secara sukarela, seperti pensiun dan pemecatan (Mohley et al., 1979). Malone dan Roberts (1996) menyatakan bahwa para auditor yang dengan tujuan atau bermaksud untuk meninggalkan perusahaan (Turnover Intention) bisa jadi lebih mungkin untuk ikut turut serta dalam Dysfunctional Audit Behavior (DAB) karena kekhawatiran atau rasa takut akan kemungkinan penghentian atau pemecatan tidak ada walaupun perilaku mereka dideteksi. Malone dan Roberts (1996) mengatakan auditor yang memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sangsi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Public Oversight Board (2002) menyatakan bahwa Turnover Intention berhubungan dengan perilaku audit disfungsional. Turnover Intention yang tinggi para auditor cenderung menerima serta mendukung Perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) tersebut dalam lingkungan auditing. Hasil penelitian Maryanti (2005) mendukung hasil penelitian ini, bahwa Turnover Intention yang 24

39 tinggi para auditor cenderung menerima serta mendukung perilaku Audit Disfungsional (Dysfunctional Audit Behavior) tersebut. Maka hipotesis penelitian dibuat sebagai berikut : H3: Turnover Intention berpengaruh positif terhadap Dysfunctional Audit Behavior. Gambar berikut menyajikan model penelitian ini yang menunjukan pengaruh Locus Of Control, Self Rated Performance dan Turnover Intention terhadap Dysfunctional Audit Behavior. 25

40 GAMBAR 1 MODEL KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN LOC (X1) H+ Karakteristik Personal Auditor SRP (X2) To_Int (X3) H- H+ Dysfunctional Audit Behavior Keterangan: LOC SRP : Locus of Control : Self Rated Performance To_INT : Turnover Intention 26

41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Penentuan Sample Populasi dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah yang terdaftar di Direktorat Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Sampel yang dipilih adalah para auditor yang bekerja pada Kantor Akunan Publik (KAP) di Semarang dan Surakarta dengan alasan atau justifikasi bahwa Semarang dan Surakarta adalah pusat-pusat KAP mayoritas di Jawa Tengah Prosedur dan Teknik Pengambilan Sample Data Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini bersifat non probability sampling yaitu tidak mutlak bersifat acak dan ada pertimbangan untuk tujuan tertentu. Teknik pengambilan sampel dikategorian sebagai purposive sampling, yang artinya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah dengan mengambil sampel Kantor Akuntan Publik wilayah Semarang dan Surakarta karena dianggap sebagai pusat Kantor Akuntan Publik untuk wilayah Jawa Tengah, dengan ketentuan telah berdiri sebelum tahun 2009, sehingga sampel dipilih tidak mutlak secara acak tapi ditentukan sendiri oleh peneliti. 27

42 Seringkali banyak batasan yang menghalangi peneliti mengambil sampel secara random (acak) yang akan menyulitkan peneliti. Menggunakan purposive sampling diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui survey dengan cara mengirim kuesioner. Contact Person sudah dilakukan jauh sebelum pengiriman kuesioner. Hasil pengisian kuesioner diharapkan terkumpul sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan, kemudian diseleksi hasil jawaban yang tidak konsisten, sehingga diharapkan diperoleh data yang sebenarnya Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Pengukurannya Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mendefinisikan variabel atau konstruk sehingga variabel atau konstruk tersebut dapat diukur. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Locus Of Control, Self Rated Performance, Turnover Intention dan Dysfunctional Audit Behavior. Masing-masing variabel atau konstruk dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 7 skala Likert. 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Agak Tidak Setuju; 4 = Netral (Tidak Tahu); 5 = Agak Setuju; 6 = Setuju; dan 7 = Sangat Setuju Locus Of Control Locus Of Control merupakan lokasi kendali individu dan merupakan atribut untuk mengevaluasi kepribadian atau sifat dan kharakteristik personil didalam 28

43 perilaku organisasi yang dikaitkan dengan tempat dimana seseorang berkedudukan (Robbins, 2001). Individu yang bersifat Intenal Locus Of Control cenderung menghubungkan hasil atau outcome dengan usaha-usaha mereka atau mereka percaya bahwa kejadiankejadian adalah dibawah pengendalian atau control mereka sendiri, sedangkan individu yang bersifat External Locus Of Control adalah mereka yang percaya bahwa mereka tidak dapat mengontrol kejadian-kejadian dan hasil atau outcome (Sitanggang, 2007). Pada situasi dimana individu dengan Locus Of Control Eksternal merasa tidak mampu untuk mendapat dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka (Solar dan Bruehl, 1971). Lebih jauh, perilaku ini lebih jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi (Gable dan Dangello, 1995). Locus Of Control didalam penelitian ini merupakan variabel exogen yang terdiri dari 16 indikator yang terdiri dari 16 item pernyataan atau pertanyaan sebagaimana telah dikembangkan oleh Spector (1988) dalam Donnelly et al., (2003). Skala pengukurannya adalah dengan menggunakan 7 skala Likert. Angka yang paling rendah mengindikasikan Internal Locus Of Control, sedangkan angka yang paling tinggi mengindikasikan External Locus Of Control. Skor yang lebih tinggi dari Locus Of Control menunjukan tingkat yang lebih tinggi kepribadian eksternal, sedangkan skor yang lebih rendah diasosiasikan dengan atribut internal (Maryanti, 2005). Skor 29

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia bisnis, kebutuhan akan penggunaan jasa akuntan publik dewasa ini semakin meningkat, terutama kebutuhan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan pentingnya pemahaman faktor internal individu terhadap penerimaan perilaku audit disfungsional, motivasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan Indonesia mengalami tantangan yang semakin berat di masa mendatang. Seiring dengan semakin mengglobalnya keadaan ekonomi, akan mudah terjadi perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan

Lebih terperinci

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor Judul : Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, Sifat Machiavellian dan Pelatihan Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Kasus pada BPKP RI Perwakilan Provinsi Bali) Nama : Ni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai cara dan usaha dilakukan oleh perusahaan untuk menyajikan suatu laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi, akan tetapi tidak serta merta laporan

Lebih terperinci

PENERIMAAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL: SUATU MODEL PENJELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

PENERIMAAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL: SUATU MODEL PENJELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR PENERIMAAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDIT DISFUNGSIONAL: SUATU MODEL PENJELASAN DENGAN MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR (Studi Empiris pada Auditor Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta) TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompeten, tidak memihak, dan objektif, yang disebut akuntan publik atau lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan jasa audit akuntan publik, hal ini disebabkan karena perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya kepada pihak luar yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang mengandung sejumlah data yang dapat dikaji sebagai bahan penelitian (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Auditing Dalam melakukan tugasnya, auditor harus mengikuti aturan yang berlaku yaitu Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Standar auditing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan yang disajikan secara relevan dan andal oleh sebuah instansi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia sudah semakin maju. Kemajuan tersebut menuntut perusahaan untuk mengembangkan kemampuan bersaingnya. Menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sangat terkenal sebagai jasa atas pengauditan laporan keuangan perusahaan oleh auditor dan jasa ini disediakan oleh Kantor Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi peningkatan kegiatan usaha perusahaan. Peningkatan kegiatan usaha tersebut disertai dengan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas di Indonesia. Syakhroza (2003) dalam Wulandari (2009) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga mengakibatkan mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga mengakibatkan mayoritas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kasus Indonesia Corruption Watch (ICW) yang meminta sembilan Kantor Akuntan Publik untuk diusut Jakarta dengan berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor mempunyai peranan dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan.audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi penggunanya terutama investor, kreditor, dan pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasil audit sangat

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH

DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH PENGARUH BURNOUT DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH (Survei terhadap auditor di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajad S-2 Magister Sains Akuntansi. Diajukan oleh : Nama : Provita Wijayanti NIM : C4C005146

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajad S-2 Magister Sains Akuntansi. Diajukan oleh : Nama : Provita Wijayanti NIM : C4C005146 PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT (Studi Empiris pada Auditor Pemerintah Yang bekerja di BPKP Di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta) TESIS Diajukan sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah yang telah terdaftar dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Pusat dan Jakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Atribusi Teori atribusi memberikan penjelasan proses bagaimana kita menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor Judul : Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor pada Tingkat Pertimbangan Materialitas (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) Tahun 2015

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR Dwi Harini 1 Agus Wahyudin 2 Indah Anisykurlillah 3 ABSTRACT This research is aimed at finding

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Data Penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel. Hal ini dilakukan karena penelitian tidak mungkin dilakukan terhadap seluruh anggota

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA TIM AUDIT INTERNAL PEMERINTAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA TIM AUDIT INTERNAL PEMERINTAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA TIM AUDIT INTERNAL PEMERINTAH (Studi atas Persepsi Para Auditor di Lingkungan BPKP Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR ANALISIS PENERIMAAN AUDITOR ATAS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR : SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Prodi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja. Judul : Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Locus of Control dan Etika Profesi Pada Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) Nama : I Made Artha Budi Susila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dikeluarkannya PP 60 Tahun 2008 mengakibatkan tuntutan dan tantangan berat bagi auditor pemerintah untuk menghasilkan audit yang berkualitas, mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR

ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR JDA Vol. 3, No. 2, September 2011, pp. 67-76 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda ANALISIS DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR: SEBUAH PENDEKATAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR Agus Wahyudin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor

ABSTRAK. Kata Kunci : komitmen organiasi, gaya kepemimpinan demokratis, etika profesi, pengalaman auditor pada kinerja auditor Judul : Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan Demokratis, Etika Profesi, dan Pengalaman Auditor Pada Kinerja Auditor Nama : I Wayan Candra NIM : 1206305063 ABSTRAK Kinerja auditor dipengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya) SKRIPSI Oleh : RESSA ANGGUN EKAWATI 05.13010246/FE/EA

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur) SKRIPSI

PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur) SKRIPSI PENGARUH ETIKA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi kasus Kantor Akuntan Publik wilayah Surabaya Timur) SKRIPSI Diajukan Oleh : Nanda Zulfahmi 0913010091/FE/EA Kepada FAKULTAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA) OLEH: EDWARD ADE HARTANTO 3203009214 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan atas laporan keuangan oleh pihak luar diperlukan, khususnya untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen profesional

Lebih terperinci

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali

Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Judul : Locus Of Control Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profesionalisme dan Kompleksitas Tugas Pada Kinerja Auditor Di Kantor Akuntan Publik Di Bali Nama : Putu Krisna Gautama NIM :1215351105 ABSTRAK Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Seiring dengan perkembangan perusahaan di Indonesia, permintaan jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi pendorong tingginya permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas hasil pekerjaan auditor bisa juga dilihat dari kualitas keputusankeputusan yang diambil. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitiannya adalah Semarang. B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian

DAFTAR ISI. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS.. iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK.... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI. PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI Oleh : ARIEF SETIAWAN 0513315050/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntan merupakan suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah mengaudit laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat mengenai saldo akun dalam

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola sektor publik, karena dengan audit dapat dilakukan penilaian obyektif

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola sektor publik, karena dengan audit dapat dilakukan penilaian obyektif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Audit dalam sektor publik merupakan landasan untuk dapat dilakukannya tata kelola sektor publik, karena dengan audit dapat dilakukan penilaian obyektif mengenai apakah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Laporan keuangan sebuah perusahaan, selain dibutuhkan oleh pihak internal perusahaan, juga dibutuhkan oleh pihak eksternal seperti calon investor, investor,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan supervisi berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi Judul : Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi dan Komitmen Organisasi Pada Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya dunia usaha sekarang ini, maka persaingan diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai usaha agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam perusahaan. Dapat dikatakan demikian karena laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Empiris Pada KAP di Wilayah Surabaya Pusat dan Surabaya Timur) SKRIPSI Diajukan oleh: MAFALDA M.

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI. PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI Oleh : DEVY KURNIAWATI 0613010190/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah kasus Enron, yang merupakan kegagalan KAP Arthur Andersen, dan World.Com di Amerika Serikat pada 2001, serta kasus Kimia Farma, auditor dianggap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat dianjurkan dalam penggunaannya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh

KATA PENGANTAR. dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : Pengaruh Keahlian Audit Dan Independensi Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik merupakan suatu entitas yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan. Perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEAHLIAN AUDIT PADA PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI. Oleh : ARIF RAHMAN HAKIM /FE/EA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEAHLIAN AUDIT PADA PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI. Oleh : ARIF RAHMAN HAKIM /FE/EA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEAHLIAN AUDIT PADA PROFESI AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI Oleh : ARIF RAHMAN HAKIM 06113010203/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Audit merupakan proses sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasi secara objektif untuk menentukan sampai sejauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEI PADA KANTOR AKUNTAN

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PENGARUH TIME PRESSURE, RESIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN ORGANISASI, KOMITMEN PROFESIONAL, PENGALAMAN AUDIT, KESADARAN ETIS TERHADAP PENGHENTIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI AUDITOR INTERNAL ATAS KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDIT KINERJA (Studi Empiris pada Auditor di BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur)

PENGARUH PERSEPSI AUDITOR INTERNAL ATAS KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDIT KINERJA (Studi Empiris pada Auditor di BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur) i PENGARUH PERSEPSI AUDITOR INTERNAL ATAS KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDIT KINERJA (Studi Empiris pada Auditor di BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sistematik mendapatkan dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif sehubungan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Pengertian Audit Komite konsep audit dasar (committee on auditing concepts) telah merumuskan definisi umum dari audit: Audit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu teori dalam penelitian memegang peranan penting yang berfungsi untuk merumuskan hipotesis dan menjelaskan suatu fenomena. Oleh sebab itu, teori yang digunakan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN (Studi Empiris Pada KAP Di Wilayah Surabaya Pusat Dan Timur) SKRIPSI Diajukan Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA

PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP FEE AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA SKRIPSI Oleh : CHRISTHOFEL LELA 0513010148/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI TERHADAP FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAH

PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI TERHADAP FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAH PENGARUH KEADILAN KOMPENSASI, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, KOMITMEN ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI TERHADAP FRAUD DI SEKTOR PEMERINTAH (Studi pada Pegawai Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Bali) Skripsi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang

BAB I PENDAHULUAN. jasa pemeriksa laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam. Masalah yang sering terjadi ternyata tidak sedikit auditor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konflik merupakan proses yang dimulai saat salah satu pihak merasa dikecewakan oleh pihak lain. Auditor yang memiliki profesi sebagai penyedia jasa pemeriksa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit merupakan suatu penugasan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii Judul : Pengaruh Independensi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, dan Gender Pada Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor yang Bekerja Di Kantor Akuntan Publik Kota Denpasar) Nama : Putu Setia Ariningsih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii x

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Skripsi. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang PENGARUH KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN GAJI TERHADAP TURNOVER INTENTION AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan industri di Indonesia menuntut perusahaan semakin akuntabel dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan agar dapat menjadi laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada OJK. Sampel dari penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha semakin pesat. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha tersebut, persaingan diantara para pelaku bisnispun semakin

Lebih terperinci

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997)

atas laporan keuangan yang diaudit (Rikarbo, 2012). Reckers et al. (1997) situasi ini auditor biasanya tidak melaksanakan prosedur yang lengkap dengan mengabaikan salah satu atau beberapa langkah audit yang berlaku tanpa menggantinya dengan langkah lain dan tetap mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Sudah

Lebih terperinci

KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONS AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONS AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA DAN TURNOVER INTENTIONS AUDITOR BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL

PENGARUH LOCUS OF CONTROL SKRIPSI PENGARUH LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL, KINERJA AUDITOR, TEKANAN ANGGARAN WAKTU (TIME BUDGET PRESSURE) DAN TURNOVER INTENTION TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan

Lebih terperinci