BAB II LANDASAN TEORI. Untuk itu dalam memahami pokok-pokok persoalan akanpenelitian ini. Di
|
|
- Agus Deddy Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI Untuk itu dalam memahami pokok-pokok persoalan akanpenelitian ini. Di wilayah Sidorejo (Salatiga). Margosari 1, RT 3 khususnya, menyangkut dengan perilaku menyimpang atau tindakan penyimpangan. yang dilakukan mahasiswa (Perantau) dalam komunitas RT, perlu ada pendekatan teori yang tepat. Sesuai masalah yang akan diteliti, dalam pembahasan bab ini akan dikemukakan pendekatan-pendekatan teoritis yang berkaitan dengan masalah tersebut. Juga penulis mengakui bahwa menyangkut dengan perilaku menyimpang berkaitan dengan konflik kelompok sudah lumayan banyak di angkat oleh para peneliti sebelumnya. Yang di sebabkan karenamengkomsumsi minuman keras. Sedangkan disini penulis akan meneliti menyangkut dengan perilaku menyimpang spesifiknya lebih pada mahasiswa yang tidak taat pada aturan kos dan RT. Kerangka teori yang ada dalam pendekatan penelitian ini, Penulis, menggunakan perspektif perspektif teoritis sosiologis yang di bangun oleh George Herbert Mead. Dalam menelaah persoalan penelitian yang ada berkaitan dengan perilaku individu - individu dalam kelompok sosial. Mead, mengatakan bahwa manusia sebagai makhluk kreatif. Selain itu dikaji persoalan perilaku atau tindakan dari sekelompok individu (mahasiswa) yang ada dalam RT, dan kemudian di nilai oleh kelompok masyarakat yang hidup berdampingan dengan kondisi mahasiswa yang tidak merespon positif aturan kos serta RT sebagai sebuah kebiasaan warga yang terlembaga sesuai nilai dan norma. 12
2 Mengkaji akan persoalan serupa di atas menjadi hal menarik yang ada dalam lingkup ruang interaksi sosial (masyarakat), karena berkaitan dengan fenomena sosial individu antar individu atau individu antar kelompok ataubeberapa individu dengan kelompok masyarakat. Sama halnya dengan kasus penelitian ini berkaitan dengan perilaku mahasiswa dalam komunitas sosial (masyarakat RT), sehingga seperti apa yang di katakan Mead bahwa manusia sebagai makhluk kreatif. perlu di ketahui maksudnya, Bahwa manusia itu tidak saja mampu menciptakan produk produk fisik yang merupakan bagian dari kebudayaan, peradaban, dan peninggalan peninggalan yang masih dinikmati semua pelaku kehidupan, tetapi jauh lebih penting dari itu. Ketika manusia mampu menciptakan kehidupan sosial mereka sendiri plus pernik pernik, ia melakukan proses interaksi dengan sikap positif. Proses interaksi yang di nilai antar sesama katakanlah menyimpang dari nilai dan norma dalam arti berdampak negatif (Rachmad, 2008). Dari hasil respon manusia itu sendiri seperti yang dimaksud dalam kasus penelitian ini antara masyarakat sebagai perespon pada mahasiswa yang ada dalam lingkungan sosial yang sama yaitu komunitas RT. Setiap manusia atau dalam hal ini yang di sebut dengan masyarakat itu sendiri dengan kondisi dan tuntutan hidup secara pola sosiologis manusia itu sendiri dengan tuntutan. tanpa ia sadari tindakan untuk berinteraksi sebenarnya sudah menjadi budaya (Kultur) dalam kehidupan sosial yang begitu nyata jadi kemudian hal tersebut tidak dapat di sangkal lagi. Karena dengan kondisi sosial interaksi antar manusia sehingga kemudian ia, dengan sendirinya mengalami di alektika bahasa, baik itu bahasa yang berbentuk verbal maupun non-verbal. 13
3 Maupun itu bahasa lewat percakapan atau gerakan gerakan yang lain menyangkut dengan hal fisik yang memulai dari Diri (Self), secara khususnya dan menyangkutdengan konsep ini juga yang sementara coba di bangun lewat teoritis Mead itu sendiri. di sanalah manusia atau individu yang lebih besar di kenal sebagai(society) masyarakat dengan sendirinya akan memutuskan sesuatu dengan Mind (Pikiran) yang di miliki seperti apa yang menjadi proses pengkajian sosial oleh Mead itu sendiri. Dengan proses pendekatan teoritis ini yang kemudian akan menjadi pandanganmendasar penelitian dalam menyikapi persoalan penelitian tentang perilaku mahasiswa yang di jadikan respon lewat (Mind) Pikiran sekelompok masyarakat di dalam komunitas RT, tindakan atau sebuah perilaku yang terjadi pada kehidupan beberapa mahasiswa ini di mulai dari suatu tindakan beberapa individu dan individu lain. Dengan penilaian warga masyarakat pada mahasiswa atas dasar sebuah permasalahan yaitu: (1). Sekelompok mahasiswa sebagian besar kurang bersikap toleransi pada aturan yang ada di Kos/RT. (2). Dan selain dari ketidak taatan dalam menyikapi peraturan yang ada dalam lingkungan masyarakat RT dan juga Kos (Pemondokan), mahasiswa juga cenderung kurang membuka diri dalam bersosialisasi dengan warga. Di dalam teoritisnya Mead, perlu di ingat bahwa Mead juga sempat menjelaskan tentang sebuah (Self) diri ini sangat memiliki pengaruh dari dua unsur yang ada dalam teori ini, yakni I dan Me. I terlihat sebagai subjek dan Me lebih pada objek (Rachmad, 2008). 14
4 yang kemudian seperti hal dalam penelitian ini terkait dengan fenomena mahasiswa melalui pandangan warga terhadap mahasiswa pada umumnya permasalahan di mulai dari beberapa orang dan meramba cenderung lebih besar karena saling mempengaruhi tanpa di sadari tindakan yang sama kerap di lakukan oleh beberapa dari mahasiswa. Tindakan dari sebagian mahasiswa ini menurut warga RT 3 cenderung sangat tercela pada nilai, norma dan budaya yang ada dan di sebut sebagai sebuah perilaku yang terlihat sangat menyimpang Perilaku Menyimpang Perilaku adalah sebuah tindakan positif atau negatif, yang di lakukan oleh individu atau sekelompok orang. Terjadi pada sebuah lingkungan yang di mana ia berada. Perilaku atau tindakan merupakan asal kata, dari sebuah kata tindak atau menindak, tindak yang berarti : bias sebagai sebuah langkah, perbuatan. Sedangkan kata menindak yang berarti : mengambil tindakan bisa secara positif maupun negatif (Novianto,2008). Perilaku atau sebuah tindakan juga di kenal sebagai cara berpikir seseorang yang mengarah pada diri individu maupun kelompok dalam tingkatan organisasi pula bermasyarakat, bahwa dalam prinsip psikologi sosial misalkan bahwa kemudian yangsangat penting bisa dikatakan bahwa masing-masing manusia berbeda dilihat dari tindakan atau perilaku yang ada. Misalnya, setiap orang yang berbeda memilikikeunikan persepsi, kepribadian serta pengalaman hidup(gibson,1996). Dalam hidup manusia berbeda latar belakang etnis, juga kemampuan belajar, dan dalam menangani stres, serta sikap, kepercayaan dan tingkat aspirasi yang berbeda perlu di sadari akan konteks konteks sosial seperti ini yang pada umumnya bahwa dalam 15
5 tindakan atauaksimanusia yang jelas secara faktual tindakan atau aksi tersebut selalu nyata terjadi dalam struktur sesuai analisis sosial. Seperti apa yang di katakan seorang tokoh sosiolog seperti Talcott Parsons; bahwa manusia memiliki unsur berkesadaran, berkemauan, dan berkelakuan, yang selalu beradapada posisi sentral (Veeger, 1993). Secara fungsionalisme dan strukturalisme itu sama dalam menempatkan prioritas objek diatas subjek atau dalam pengertian tertentu, keutamaan struktur diatas aksi dan kemudian konsep atau Hal serupa ini seperti yang dirumuskan oleh Mead terkaitmasalah asal-usul social bagi kesadaran refleksif (Giddens, 2009). Berkaitan dengan perilaku mahasiswa dalam komunitas social yang di mulai dari I dan MeSebagai, Contoh: mahasiswa yang hidup berdampingan dengan komunitas masyarakat yangada di Margosari 1 RT 3, fakta atau sesuai dengan realitas yang di lihat olehmasyarakat. Bahwa, mahasiswa setempat sebagian besar tidak mentaati aturan yang di berlakukan dalam lingkungan tersebut. Sehingga tindakan sendiri akan muncul dalam lingkungan sosial secara spesifik akan berdampak positif atau negatif, jika secara bermasyarakat dalam pemikiran Mead, pengaruh utama adalah Me Aku. Untuk itu Aku inilah yang punya pengaruh untuk menentukan tindakan itu akan terjadi secara positif atau negatif (Ritzer, Douglas. 2008). Seperti apa yang penulis mencoba untuk meneliti lebih lanjutberkaitan dengan tindakan individu atau sekelompok orang. Secara isyarat hal bahasa yang di maksudkan oleh Mead dalam teori simbolik, jelas untuk dapat mencegah hal-hal yang berdampak negatif. hal tersebutharus dapat di lakukan melalui komunikasi atau pula membahasakan 16
6 kepada Me Aku atau pula individu itu sendiri. Untuk itu berkaitan dengan Tindakan, Diri, Simbolikdan Masyarakat.Penulis mencoba untuk mengkaji berdasarpada pendekatan teorinya Mead. Penulis juga akan lebih teliti dalam mengkaji pendekatan teoritis George Herbert Mead, dan selanjutanya menyangkut dengan Perilaku atau Tindakan yang akan penulis mencoba untuk mempelajari memahami dari sumber konsep Talcott Parsons tetapi bukan berarti penulis akan mengkaji pada umumnya konsepnya Parson. Di sini penulis kemudian mencoba membangun bangunan berpikir untuk memecahkan masalah lewat perspektif perspektif dari George Herbert Mead melalui sebuah tindakan individu dalam kelompok sosial. Menyimpang lewat sebuah respon terhadap perilaku yang di klaim sebagai tindakan yang menyimpangmerupakan sebuah deviasi yang memiliki arti relatif tolok ukurnya berbeda-beda. Adakalanya di bedakan antara penyimpangan pada taraf interaksi socialdengan penyimpangan yang memilikisifat pribadi atau psikologisdalam artian berkaitan dengan Diri (Self)atau Mind (Pikiran), yang hal serupa lewat metoda metoda yang kerap misalnya di bangun oleh Lindesmith dan Straus dalam memberikan ilustri sebagai berikut.dalam contoh menggambarkan relatifitas budaya dan penyimpangan sosial dan individual. Sudah jelas bahwa penyimpangan penyimpangan tertentu sifatnya sosial maupun individual seperti misalnya hubungan sumbang(incest). Namun adakalah pengelompokan penyimpangan yang secara sosial tidak berinteraksi. Sebagai contoh juga misalnya, kebanyakan Waria mempunyai perilaku yang samaakan tetapi apabila antara mereka tak ada interaksi sosial, maka tak ada kelompok sosial sangat jelas individu tidak terlepas dengan kelompok sosial (Soleman, 1993). 17
7 Untuk itu kembali dikaji perilaku mahasiswa yang hidup dan berinteraksi dalam masyarakat. Yaitu, di dalam komunitas sosialyang berada pada sebuah RT menyangkut dengan tindakan. kalau di lihat dalam pemikiran Parsons adalah sebuah penyesuaian diri, pencapaian tujuan, persaingan dan penanganan nilai, norma dan budaya. Berkaitan denganstruktur sistem tindakan umum yang di sana ada sistem kultur, sosial, kepribadian dan perilaku. bahwa dalam sebuah organisasi masyarakat itu sendiri ada berbagai macam prinsip, dari masing-masing individu dalam mempertahankanhidup. Berdasarkan konsep yang di bangun oleh parsons. Kalau di lihat masalah empirik menyangkut dengan perilaku mahasiswa, yang berujung pada tindakan menyimpang di nilai sebagai sebuah hal yang negatif. hal ini sangat berkaitan pula dengan skema yang di bangun oleh Talcott Parsons, yang tidak terlepas dari sebuah kontrol yangada dalam komunitas masyarakat semisal (Soekanto,1990). Untuk itu terlihat pula dalam masyarakat ada macam warna seperti dalam prinsip yang di jelaskan awal, bahwa masyarakat memiliki dialektika hidup yang berbed-beda. Juga respon masyarakat yang berada dalam satu komunitas itu tinggibaik respon itu muncul secara positif atau negatif, responnya pada siapa, jelas respon tertujupada individu-individu yang ada pada sebuah lingkungan tersebut atau respon terjadi secara timbal-balik antara individu yang satu dengan yang lain.individu yang jelas masingmasing memiliki latar belakangkulturyang sama maupun berbeda, secara kulturrespon jelas terlihat pada pembiasaannya. 18
8 Semua mengarah pada tindakan fisik organis itu sendiri. Untuk itu berkaitan dengan masalah yang ada letaknya ada pada (respon)masyarakatdalam melihat fakta yang terjadi melalui perilaku mahasiswa yang ada pada sebuah komunitas sosial. sebagai (respon) tindakan atau perilaku yang diungkapkan oleh masyarakat bahwa tindakan mahasiswa adalah tindakan yang menyimpang lewat (respon) masyarakat. Mengapa, menyimpang karena mahasiswa pada umum yang berada di lingkungan tersebut tidak mentaati aturan yang di berlakukan oleh masyarakat melalui komitmen bersama di RT 3. Kalauanalisis sementara berdasarkan informasi yang disampaikan warga. Pada kegiatan harian yang penulis lakukan kemudian hal ini yang menjadi ajakan teoritis dalam Mead bahwa pemahamannya tentang tindakan itu bermunculan mulai dari individu itu sendiri entah kemudian tindakan itu baik atau buruk melalui pengaruh pikiran, diri dan interaksi sosialnya. Kemudian juga dalam kajian analisis teoritis ini akan ada penjelasan selebihnya berkaitan konsep Mahasiswa, yang dimana seorang Mahasiswa juga memiliki sikap individual dalam diri seorang Mahasiswa pula. Untuk lebih jauh memahami akan pemahaman Mahasiswa, berikut penjelasan konsep tersebut. 19
9 2.2. Mahasiswa Mahasiswa adalah sekelompok pelajar yang menuntun ilmu di perguruan tinggi. Yang dikenalsebagai kaum Intelektual, juga di kenal sebagai filsuf-filsuf muda di abad kekinian. Dan perguruaan tinggi sendiri merupakan sebuah lembaga pendidikan yang memiliki nilai-nilai serta aturan yang menyatuhkan dan bersifat mengikat diantara kelompok mahasiswa yang ada. Disana mahasiswa atau kelompok intelektual ini di tuntun agar dapat mendukung akan sebuah sistem nilai, norma, kultur (budaya). terkait dengan konsep yang dapat mempengaruhi dan akan membentukkan sebuah tingka - laku mahasiswa. Penulis ketahui jelas pada saat ini akan melihat tindakan atau perilaku mahasiswa pada sebuah komunitas RT, mahasiswa yang ada adalah pada umumnya mahasiswa rantau yang merupakan mahasiswa yang kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana yang berasal dari daerah masing-masing. Berbekal ilmu pengetahuan ternyata tidak menjadi ukuran dalam kritikan yang di sampaikan masyarakat pada indentitas sebagai mahasiswa itu sendiri, sesuai apa yang menjadi objek penelitian penulis, ketika mengamati proses timbal-balik masyarakat dalam menilai mahasiswa yang tidak mentaati aturan yang di berlakukan di Kos (pemondokan), RT (rukun tetangga). Mahasiswa yang di maksud disini adalah mahasiswa yang berada di Margosari 1, RT 3. Pada umumnya mahasiswa yang tinggal di RT 3adalah mahasiswa pendatang dari luar pulau jawa. Antara lain mahasiswa yang berasal dari wilayah timur Indonesia dan sebagian dari bagian Indonesiabagian barat. Seperti, Sumatera, NTT, Sulawesi, Maluku dan Jawa sendiri Yang menuntun ilmu di Universitas Kristen Satya Wacana, salatiga. 20
10 2.3. Komunitas Sosial Komunitas Sosial tersebut merupakan sebuah lingkungan di mana ada masyarakat.yang memiliki kuasa dalam menghidupkan kehidupan secara berkeluarga maupun bertetangga. Komunitas juga tidak terlepas dari sebuah pengertian yang mengartikan sebagai suatu lingkungan yang terlembaga. Lingkungan yang memiliki keteraturan hidup antar sesama masyarakat yang berada pada lingkungan tersebut. Dalam masyarakat sendiri sangat di butuhkan yang namanya sebuah proses kerjasama atau pula proses asosiatif, perlu di ketahui bahwa proses asosiatif merupakan suatu kerjasama antara orang peroragan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama adalah unsur terpenting dalam kehidupan masyarakat, sebab melalui kerjasama akan tercipta keserasian dalam interaksi sosial (Widiarto, 2000). Serta bias menerimaperbedaan dalam pola hidup tetapi selalu memiliki prinsip hidup yang berbeda-beda. Sesuai apa yang penulis mencoba melakukan pengamatan ketika berada di lingkup sosial. Seperti contoh, masyarakat memilikiaturan dalam sebuah lingkungan sosial, namun dalam mencapai kematangan hidup. Ia, mampu memperoleh dengan kemampuan dirinya sendiri. Seperti kita lihat pula pada tokoh-tokoh sebelumnya dalam memahamimasyarakat. Salah satunya, Mead mengartikan masyarakat sebagai sebuah dasar dari istilah (society) yang berarti prosessocial tanpa henti yang mendahului pikiran dan diri. Masyarakat sangat penting dalammembentuk pikiran dan diri. Di tingkat lain, menurut Mead, masyarakat mencerminkannya sekumpulan tanggapan terorganisir yang di ambil alih oleh individu dalam membentuk aku (me). 21
11 Mead mempunyai sejumlah pikiran mengenai atau tentang pranata sosial (sosial institutions). Secara luas, Mead mendefinisikan pranata sebagai tanggapan bersama dalamkomunitas atau kebiasaan hidup komunitas (Ritzer,2004). Warga dalam artian disini adalah sebuah komunitas masyarakat yang hidup dan selalu berinteraksi antarayang satu dengan yang lain atau pula warga masyarakat yang di kenal dengan sebuah sistem yang terintegrasi dari struktur dan fungsi sosial (Mantra, 1985). kita sadar karena dalam sistem sendiri manusialah yang dapat mengubah semua situasi sosial yang nyata dalam ruang lingkup sosial.ini yang terlebih dulu di simak dengan mengunakan pendekatan masalah empirik yang ada. berkaitan dengan teoritis yang di maksud, untuk lebih jauh lagi akan di bahas pada pokok-pokok pembahasan selanjutnya. Masalahnya seperti apa yang penulis ceritakan diawal (BabI). penulis akan mencoba menelah berdasarkan konsep teoritis yang ada, berjalan dari idealisasinya Mead. Dalam mengupas akan teoritikalnya mengenai, Diri (Self), Tindakan, Simbolik. Kalau di lihat dalam masalah yang ada terkait dengan perilaku yang di lakukan oleh sebagian mahasiwa mengenai dengan tindakan negatif, berdasarkan respon masyarakat. Juga tambahan pendekatan teoritis yang coba di lihat dari kajiannya Mead. Penulis akan mencoba menganalisis sebaik mungkin dalam menelah masalah penyimpangan dalam tahapan yang ada. Penulis meneliti menyangkut dengan perspektif metode sosiolgi penyimpangan. hal ini sangatlah modern tetapi ada masih banyak teoritis yang hanya memberikan komentar pula baik secara tulisan dan bahkan sebagai sebuah idealisasi sebagai contoh apa yang di ungkapkan oleh Soekanto. bahwa hasil-hasil penelitian secara metodologi pada umumnya hanyalah merupakan kecenderungankecenderungan sikap tindakan manusia. 22
12 Bagi ilmu-ilmu perilaku atau sosial untuk berperan sebagai faktor pengubah masyarakat.yang jelas seperti istilah system sosial sebagai cara pandang siapapun dalam menilai struktur sosial akan membuat garis pemisah antara bentuk-bentuk struktur yang memperlihatkan adanya perikatan individu-individu yang erat dan struktur dengan ikatan yang jauh lebih lemah, Untuk itu penulis dalam penelitian ini pada khususnya mengusahakan agar kemudian penelitian ini semoga dapat memberikan manfaat tersendiri dalam mengimplementasikan hasil penelitian berdasarkan tulisan ini. Juga dapat memberikan wahana pada pembaca, karena penulis sadar sebagai seorang sosiologi dia tidak dapat mengeneralisasikan masalah. 23
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Apa dan Bagaimana, ketika perilaku berdampak baik, penilaian akan terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perilaku merupakansebuah tindakan sosial, terjadi pada individu yang satu dengan yang lain. perilaku terjadi pada individu atau kelompok, yang sering di nilai
Lebih terperinciBAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah
BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL A. FUNGSIONALISME STRUKTURAL Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan pembahasanya yang dikaitkan dengan teori, korelasi pembahasan penelitian dengan teori dan juga
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Margosari 1 (Satu). Karena itu jenis penelitian di batasi hanya pada mendeskripsikan,
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan menjelaskan perilaku menyimpang yang di lakukan oleh mahasiswadalam sebuah komunitas masyarakat. Di RT 3 (Tiga),
Lebih terperinciBAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons
BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons Teori ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis pesantren dan pangajian taaruf (studi kasus eksistensi
Lebih terperinciBAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan
33 BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD Kehidupan social itu sendiri tidak pernah terlepas dari adanya sebuah interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan
Lebih terperinciBAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional
BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons. 45 Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu
Lebih terperinciBAB V PERILAKU PENYIMPANGAN MAHASISWA DALAM KOMUNITAS SOSIAL DI RT 3. muda para pendatang, pengunjung dan warga setempat masing masing bisa
BAB V PERILAKU PENYIMPANGAN MAHASISWA DALAM KOMUNITAS SOSIAL DI RT 3 Perilaku mahasiswa dalam komunitas RT 3 merupakan sebuah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai, norma, budaya taat, yang sudah berlaku
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat
BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus
Lebih terperinciGagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial
Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku individu berkaitan erat dengan yang namanya peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani oleh seorang
Lebih terperinciBAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD. Blumer sekitar tahun Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya
35 BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD Konsep teori interaksi simbolik ini diperkenalkan oleh Herbert Blumer sekitar tahun 1939. Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya sudah lebih
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
BAB IV ANALISIS DATA a. Temuan Penelitian 1. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan
Lebih terperinciTEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER
TEORI SOSIOLOGI KONTEMPORER Silabus Semester Genap 2013-2014 Dosen : Amika Wardana, Ph.D. Email : a.wardana@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta S I
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran
Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi Tentang Budaya Bantengan Terhadap Perilaku Anak di Desa
BAB IV ANALISIS DATA A. Pengaruh Regresi Tentang Budaya Bantengan Terhadap Perilaku Anak di Desa Japanan Kecamatan Kemlagi Kabupaen Mojokerto Setelah data berhasil diuji menggunakan teknik korelsi product
Lebih terperinciPengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme
Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana yang tertuang dalam Amandemen UUD
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang. 1.1. Identifikasi Permasalahan. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana yang tertuang dalam Amandemen UUD 1945 Perubahan I sampai dengan IV (1999-2002), disebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. mereka memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. untuk berhubungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Proses komunikasi interpersonal anggota SFCK di awali dengan tahap proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota SFCK dan interaksi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Temuan Penelitian. Temuan penelitian berupa data lapangan yang diperoleh melalui
BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan yang diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan antara
Lebih terperinciBAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa
BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS A. Teori Fungsionalisme Struktural Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak
Lebih terperinciBAB II SIMBOL SIMBOL MAKNA HAUL GEORGE HERBERT MEAD. Mead. Akan tetapi Mead-lah yang paling populer sebagai perintis dasar teori
38 BAB II SIMBOL SIMBOL MAKNA HAUL GEORGE HERBERT MEAD A. Teori Interaksionisme Simbolik Beberapa orang ilmuwan punya andil utama sebagai perintis interaksionisme simbolik, diantaranya James Mark Baldwin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut juga turut serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dan segala peradaban serta kebudayaannya. Perubahan-perubahan tersebut
Lebih terperinci2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil di dalam masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dibentuk atas dasar tali perkawinan yang sah,
Lebih terperinciBAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan Sebagian besar hak-hak anak dalam kelima keluarga dalam penelitian ini memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak untuk hidup dan hak anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dilalui garis Khatulistiwa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang wilayahnya terdiri dari banyak pulau, oleh karena itu Indonesia disebut dengan negara kepulauan. Negara Indonesia juga
Lebih terperinciBAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK. teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert
BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK A. Pikiran, Diri, dan Masyarakat Dalam mengkaji masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori interaksi simbolik, istilah interaksi simbolik diciptakan oleh Herbert
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai
Lebih terperinciBAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu.
35 BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS A. AGIL Suatu fungsi adalah suatu kompleks kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu. Menggunakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa sebagai komunitas kecil yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal dan juga dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat desa bergantung kepada
Lebih terperinciKecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom
Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Teori Interaksi Simbolik Teori Interaksi Simbolik Diperkenalkan oleh G. Herbert Mead tahun 1934 di Universitas Chicago Amerika. Menurut Mead, terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salatiga adalah salah satukota kecil yang berada di Jawa tengah. Terletak di selatan Kota Semarang atau sering diberi julukan Indonesia Mini, pemberian julukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Tahapan selanjutnya adalah proses penganalisaan terhadap data dan fakta yang di temukan, kemudian di implementasikan berupa hasil temuan penelitian untuk diolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lesbi merupakan suatu fenomena sosial yang tidak lagi mampu disangkal dan keberadaannya disadari sebagai sebuah realita di dalam masyarakat dan menimbulkan berbagai
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) M A T A K U L I A H P E N G A N T A R S O S I O L O G I
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) M A T A K U L I A H P E N G A N T A R S O S I O L O G I OLEH : Dr. Hj. FUTUM HUBAIB, S.Sos, M.M FRENDLY ALBERTUS, S.Sos, M.A PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciPengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak
Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak P A R A D I G M A (Penelitian Sosial) I Paradigma Merton universalisme, komunalisme, pasang jarak/ tanpa keterlibatan emosional, skeptisisme
Lebih terperinciSosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah. satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses kehidupan masyarakat, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas beberapa subbab sebagai berikut, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan penegasaan istilah. Dalam bab ini akan
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA. Penulis telah memaparkan pada bab-bab yang terdahulu mengenai dasar
48 BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA Penulis telah memaparkan pada bab-bab yang terdahulu mengenai dasar berdirinya FKUB, Peran FKUB dalam membina kerukunan umat beragama serta kendala yang dihadapi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk pembinaan, pendidikan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK. a b c d e 1
KISI-KISI UKG MAPEL SOSIOLOGI PROFESIONAL 2015 No Kompetensi Utama KOMPETENSI INTI GURU STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi dan bersosialisasi. Karena manusia dalam banyak hal memiliki kebebasan untuk bertindak di luar
Lebih terperinciTujuan Instruksional Khusus
Sosiologi Tujuan Instruksional Khusus Agar mahasiswa mengenal, mengerti, dan dapat menerapkan konsep-konsep sosiologi dalam hubungannya dengan psikologi SUMBER ACUAN : Soekanto, S. Pengantar Sosiologi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa
BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi
Lebih terperinciPARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL
PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL Memahami Paradigma positivistik (fakta sosial) menganggap realitas itu sebagai sesuatu yang empiris atau benar-benar nyata dan dapat diobservasi. Dalam meneliti,
Lebih terperinciBAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
BAB XI TEORI-TEORI PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA 11.1 Pengantar Pada dasarnya setiap ilmu pngetahuan tediri dari dua bagian penting, yaitu teoritik dan empirik. Teoritik menunjuk pada skema konseptual, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki aneka ragam budaya. Budaya pada dasarnya tidak bisa ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan individu yang ada dari
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN Manusia pertama-tama ada, berjumpa dengan dirinya, muncul di dunia dan setelah itu menentukan dirinya. (Jean-Paul Sartre) A. MANUSIA DAN KESADARAN DIRI Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan wujud gagasan pengarang dalam memandang lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang indah. Sastra hadir sebagai hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mana dalam komunikasi terjadilah interaksi. Semakin baik interaksi. maka semakin baik pula hubungan yang terjadi antar sesama.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
Lebih terperinciSosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I
Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangunan Sumber Daya Manusia 2.1.1. Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON. paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu
BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON A. Fungsionalisme Struktural Dalam penelitian ini menggunakan Teori fungsional struktural yang pencetusnya adalah Talcott Parson. Asumsi dasar dari Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa,etnis/suku, dan keyakinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan fungsi desentralisasi dan demokratisasi pada tingkat lokal (Otonomi Daerah), pemerintah melakukan upaya-upaya yang signifikan melalui penataan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan
136 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan rumusan masalah yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian. Berdasarkan analisis data yang peneliti dapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komersial) merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberadaan wanita tuna susila atau sering disebut PSK (Pekerja Seks Komersial) merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu
BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Tesis ini menjelaskan tentang perubahan identitas kultur yang terkandung dalam Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang multikultur, yakni bangsa yang memiliki aneka ragam budaya yang dapat memperkaya budaya nasional sekaligus sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai kota pendidikan karena banyaknya mahasiswa luar Bandung yang kuliah di sana. Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa, etnis dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu hidup bersama, hidup berkelompok-kelompok. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia Klaim terhadap ruang..., Maya Sita, FT UI, 2010
BAB 1 PENDAHULUAN Arsitektur merupakan ilmu perancangan lingkungan binaan; baik yang berskala mikro (perabot, produk) hingga makro (bangunan, kota, lanskap). Arsitektur lahir dari dinamika kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami oleh masyarakat yang multietnis. Hal ini tampak dari banyaknya suku yang beragam yang ada di provinsi ini misalnya
Lebih terperinciSOSIOLOGI KESEHATAN A. Pengertian-pengertian
SOSIOLOGI KESEHATAN Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang. Maka dari itu muncullah
Lebih terperinci2015 REKONSTRUKSI SOSIAL KEHIDUPAN KAUM WARIA DI KOTA CIMAHI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waria adalah suatu fenomena yang semakin menjamur di Indonesia. Fenomena waria adalah sebuah fenomena yang dapat ditemui di hampir semua kota besar di Indonesia.
Lebih terperinciULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017
ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Istilah sosiologi berasal dari kata. a. socius dan logos b. society dan logous c. social dan logo d. sosio dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dinamaika yang terjadi dalam pemerintahan menjadi tolak ukur dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi pusat industri dan perputaran ekonomi di jawa timur, hal tersebut memberikan konsekwensi baik
Lebih terperinciKISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Standar Kompetensi guru Standar Isi Indikator Esensial Kompetensi Inti Kompetensi Guru Mapel. Standar Kompetensi
KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI JENJANG PENDIDIKAN : SMA guru Isi Indikator Esensial Inti Guru PEDAGOGI Menguasai karak teristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,,
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: PARADIGMA SOSIOLOGI DAN TEORI PENDEKATANNYA 1.1 Paradigma Sosiologi dan Teori Pendekatannya... 1.3 Latihan... 1.11 Rangkuman... 1.12 Tes Formatif 1.....
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. organisasi, baik itu organisasi resmi maupun organisasi sosial, berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Tentunya manusia memiliki tujuan dalam hidupnya. Untuk memenuhi tujuan itu, manusia melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kenakalan remaja, adalah fenomena sosial yang banyak terjadi di dalam masyarakat, sekaligus menjadi fenomena yang menjadi tantangan di dalam dunia pendidikan. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa. Periode ini dianggap sangat penting dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam pembentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu
Lebih terperinciSiklus. Ayunan abadi antara dua titik atau terdiri dari gerakan melingkar dalam suatu lingkungan tertutup
Oleh : Firdaus Siklus Ayunan abadi antara dua titik atau terdiri dari gerakan melingkar dalam suatu lingkungan tertutup Teoritisi Teori Siklus Ibnu Khaldun Arnold Toynbee Pitirim A. Sorokin Manusia Nomaden
Lebih terperinciPERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL
PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL Tidak seperti biologi atau teori-teori psikologi yang, untuk sebagian besar, mengeksplorasi faktor-faktor yang terkait kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia hidup di bumi dengan berbagai macam budaya dan kepercayaan serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar mempengaruhi
Lebih terperinciLAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA
LAYANAN BIMBINGAN KONSELING TERHADAP KENAKALAN SISWA (Studi Situs SMK 1 Blora) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik
BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik Pokok Bahasan Pada umumnya, dalam dunia ilmu pengetahuan orang mencoba untuk melihat dan menjelaskan suatu fenomena sosial menggunakan alur dan logika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna. Dipercayai bahwa salah satu kunci keberhasilan hidup manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sempurna. Dipercayai bahwa salah satu kunci keberhasilan hidup manusia adalah kemampuan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, Sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi dewasa ini telah membawa pengaruh besar terhadap negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat hubungannya dengan sebuah perkembangan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Teori Sosiologi Modern ISS 301( 3 sks) Semester III Pengampu matakuliah : Prof. Dr. Afrizal, MA Dr. Elfitra, M.Si Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,
BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang
Lebih terperinciBAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro
46 BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro Modal sosial merupakan hal yang penting dalam membentuk suatu kerjasama,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pola Asuh Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Isni Agustiawati, 2014), kata pola berarti model,
Lebih terperinciSosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07
MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan bertanggung jawab, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan diri manusia dalam segala aspek pendidikan, dan dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan
Lebih terperinci