UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA TESIS KUKUH PAMUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA TESIS KUKUH PAMUJI"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA TESIS KUKUH PAMUJI FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI MAGISTER ARKEOLOGI DEPOK JULI 2010

2 UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Humaniora KUKUH PAMUJI FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI MAGISTER ARKEOLOGI DEPOK JULI 2010 i

3 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa tesis ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di. Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh kepada saya. Depok, 19 Juli 2010 Kukuh Pamuji ii

4 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Kukuh Pamuji NPM : Tanda Tangan : Tanggal : 19 Juli 2010 iii

5 HALAMAN PENGESAHAN Tesis yang diajukan oleh : Nama : Kukuh Pamuji NPM : Program Studi : Magister Arkeologi Judul : Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta Ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Arkeologi pada Program Studi Magister Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,. DEWAN PENGUJI Ketua Penguji : Dr. Irmawati M.Johan (..) Pembimbing : Prof. Dr. Noerhadi Magetsari (..) Ko-pembimbing : Dr. Wanny Rahardjo W (..) Penguji : Dr. Supratikno Rahardjo (..) Penguji : Dr. Kresno Yulianto S (..) Ditetapkan di : Depok Tanggal : 19 Juli 2010 Oleh Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Dr. Bambang Wibawarta, S.S., M.A. NIP iv

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Karunia-Nya, sehingga tesis berjudul Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta dapat diselesaikan. Pemilihan topik ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk ikut menyumbangkan hasil pemikiran pada pengembangan Museum Istana Kepresidenan Jakarta dalam rangka pelaksanaan program edukasi dan komunikasi bagi masyarakat luas dengan tidak mengesampingkan kepentingan yang lain. Penulisan tesis ini sudah pasti tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa dukungan, perhatian, pemahaman, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada: (1) Beasiswa Unggulan Departemen Pendidikan Nasional yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menempuh studi Magister Arkeologi di. (2) Prof. Dr. Noerhadi Magetsari selaku pembimbing mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya tesis ini. Banyak hal yang dapat penulis petik selama dalam bimbingan. Beliau selalu memacu dan memberikan dorongan agar tidak menunda-nunda penulisan tesis ini, dengan sabar beliau terus memberi semangat kepada penulis. (3) Dr. Wanny Rahardjo selaku Ko-pembimbing, ditengah-tengah kesibukan beliau dengan sabar dan bijak membimbing penulis, sehingga pada akhirnya tesis ini layak untuk diujikan. (4) Dr. Irmawati M. Johan dengan beberapa saran dan masukannya dapat memberikan makna dan upaya untuk mempertajam dan menyempurnakan penulisan tesis ini. (5) Dr. Supratikno Rahardjo dengan beberapa kritik, pertanyaan dan masukannya membuat penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaktelitian dalam menulis tesis ini. (6) Dr. Kresno Yulianto dengan saran dan masukannya membuat penulis merasa banyak kekurangan dan berupaya dengan sekuat tenaga untuk memperbaiki tesis ini seoptimal mungkin. v

7 (7) Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan museologi kepada penulis untuk memasuki dunia baru yang belum pernah penulis rasakan. (8) Bapak dan Ibu tercinta, sembah sujud penulis haturkan atas segala do a dan pengorbanan yang tidak bisa dinilai dengan apapun untuk keberhasilan penulis dalam menempuh pendidikan ini, dengan ini penulis berdo a semoga apa yang telah penulis lakukan ini dapat memenuhi harapan beliau. (9) Yang selalu mendapat tempat di hati penulis yakni, Nunung Nurhasanah, S.Pd., Muhammad Reza Hanief, Nibras Muhammad Rashif, Saffana Khalish, dan Oryza Fauziah Azzahra, yang dengan penuh kesabaran dalam penantian yang panjang menjalani liku hidup dan tabah menghadapi segala persoalan sehingga penulis dapat memusatkan segenap perhatian pada penulisan tesis ini, penulis hanya dapat berharap semoga dengan selesainya pendidikan ini dapat sedikit membahagiakan mereka. (10) Suripto, S.H., M.H. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekretariat Negara RI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Pasca Sarjana. (11) Teman-teman widyaiswara Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sekretariat Negara RI yang selalu membantu dan mendukung serta tempat penulis untuk bertukar pikiran. (12) Dra. Adek Wahyuni Saptantinah selaku Kepala Bagian Museum dan Sanggar Seni, Rumah Tangga Kepresidenan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menelusuri data inventarisasi koleksi benda seni Istana Krepresidenan. (13) Teman-teman seperjuangan museologi angkatan 2008 (Zahir, Daniel, Kartum, Judi Wahyudin, Sarjiyanto, Tampil, Salam, Unding, Windu, Gunawan, Rofik, Ayu, Andini dan Memey), kapan lagi ya...? kita bisa nongkrong, bercanda dan tertawa bersama. Sekarang semuanya sudah sangat lain dan berbeda. (14) Adik-adikku tercinta yang dengan caranya sendiri-sendiri memperhatikan dan membantu penulis. vi

8 (15) Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah dikontribusikan tidak pernah hilang sepanjang zaman dan tidak pernah sirna sepanjang masa. Sangat disadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari predikat sempurna dan memuaskan, untuk itu dengan senang hati dan sikap terbuka penulis menerima segala kritik dan saran untuk terciptanya hasil karya yang lebih baik di masa datang. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Depok, 19 Juli 2010 Penulis vii

9 PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Kukuh Pamuji NPM : Program Studi : Magister Arkeologi Departemen : Arkeologi Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Jenis Karya : Tesis Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir serta selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Depok Pada tanggal : 19 Juli 2010 Yang Menyatakan, Kukuh Pamuji viii

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR FOTO... xvi DAFTAR SINGKATAN... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan penulisan Manfaat penelitian Batasan Penulisan Metode Penelitian Sistematika Penulisan TINJAUAN TEORETIK Pengertian Museum Konteks Museologi Konsep Komunikasi Museum Konsep Edukasi Museum Konsep Pembelajaran Konstruktivis Strategi Belajar Konstruktivis Proses atas-bawah (Top-down processing) Pembelajaran Kerjasama (Cooperative Learning) Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Model Pembelajaran Berdasarkan Prinsip-Prinsip Konstruktivis Implikasi Konstruktivis dalam Proses Belajar ISTANA KEPRESIDENAN RI Istana Kepresidenan di Indonesia Istana Bogor Istana Cipanas Istana Yogyakarta Istana Tampaksiring xi

11 3. 2 Istana Merdeka Tata Letak Ruang Istana Merdeka Ruang Serambi Depan Ruang Kredensial Ruang Koridor Ruang Jepara Ruang Terima Tamu Ibu Negara Ruang Resepsi Ruang Kerja Presiden Ruang Bendera Pusaka Ruang Serambi Belakang Halaman Tengah Kantor Presiden Istana Negara Tata Letak Ruang Istana Negara Ruang Serambi Depan Ruang Tamu Ruang Koridor Ruang Jamuan Ruang Upacara Wisma Negara Masjid Baiturrahim Benda Koleksi Istana Kepresidenan Bendera Pusaka dan Teks Proklamasi Furnitur Benda seni Lukisan Patung Keramik Benda Seni Kriya Konsep Kunjungan Istana Kepresidenan Jakarta Ketentuan Bagi Para Pengunjung Istana Kepresidenan Jakarta Larangan Bagi Para Pengunjung Istana Kepresidenan Jakarta Sarana dan Prasarana Pengunjung Istana Kepresidenan Jakarta Kegiatan Edukatif Kultural MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA Peran Museum Istana Kepresidenan Jakarta Sebagai Sarana Komunikasi Peran Museum Istana Kepresidenan Jakarta Sebagai Sarana Edukasi Konsep Pengembangan Museum Istana Kepresidenan Jakarta Acara Kenegaraan Upacara Mengenang Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI Kunjungan Tamu Negara xii

12 Upacara Penyerahan Surat-Surat Kepercayaan (Kredensial) Koleksi yang Berkaitan Langsung dengan Pelaksanaan Acara Kenegaraan di Istana Kepresidenan Jakarta Koleksi Seragam Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) Koleksi Seragam Pramusaji Koleksi Peralatan Makan dalam Acara Jamuan Kenegaraan Koleksi Benda Cetakan dalam Acara Jamuan Kenegaraan Pameran PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN INDEKS xiii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Teori Belajar Konstruktivis 35 Tabel 3.1 Rekapitulasi Koleksi Benda Seni di Istana Kepresidenan Jakarta Tahun Tabel 3.2 Tema Koleksi Benda seni di Istana kepresidenan Jakarta 86 Tabel 3.3 Lukisan di Istana Kepresidenan Jakarta Berdasarkan Bahan Pembuatannya 87 Tabel 3.4 Patung di Istana Kepresidenan Jakarta Berdasarkan Bahan Pembuatannya 88 Tabel 3.5 Seni Kriya di Istana Kepresidenan Jakarta 94 Tabel 3.6 Sarana Pendukung Wisata Istana Kepresidenan Jakarta Tahun Tabel 3.7 Statistik Jumlah Pengunjung Istana Kepresidenan Jakarta Tahun Tabel 4.1 Jenis Display Museum 129 xiv

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Bagian Museum dan Sanggar Seni Rumah Tangga Kepresidenan... 6 Gambar 2.1 Proses Musealisasi Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman Belajar Edgar Dale Gambar 2.3 Teori Pengetahuan Gambar 2.4 Teori Belajar Gambar 2.5 Gabungan Teori Belajar dan Teori Pengetahuan Gambar 2.6 Model Komunikasi Shannon dan Weaver Gambar 2.7 Model Komunikasi Sirkuler Gambar 2.8 Model Komunikasi Knez dan Wright Gambar 3.1 Denah kunjungan Istana Kepresidenan Jakarta Gambar 4.1 Susunan Peralatan Makan Jamuan Kenegaraan Gambar 4.2 Undangan Jamuan Kenegaraan xv

15 DAFTAR FOTO Halaman Foto 3.1 Istana Kepresidenan Bogor Foto 3.2 Istana Kepresidenan Cipanas Foto 3.3 Istana Kepresidenan Yogyakarta Foto 3.4 Istana Kepresidenan Tampaksiring Foto 3.5 Serambi Depan Istana Merdeka Foto 3.6 Ruang Credential, Istana Merdeka Foto 3.7 Ruang Koridor Istana Merdeka Foto 3.8 Ruang Koridor Istana Merdeka Foto 3.9 Ruang Jepara, Istana Merdeka Foto 3.10 Ruang Terima Tamu Ibu Negara, Istana Merdeka Foto 3.11 Ruang Resepsi, Istana Merdeka Foto 3.12 Ruang Kerja Presiden, Istana Merdeka Foto 3.13 Ruang Bendera Pusaka, Istana Merdeka Foto 3.14 Ruang Bendera Pusaka, Istana Merdeka Foto 3.15 Serambi Belakang, Istana Merdeka Foto 3.16 Halaman Tengah, Istana Kepresidenan Jakarta Foto 3.17 Ruang Tamu Presiden, Kantor Presiden Foto 3.18 Serambi Depan, Istana Negara Foto 3.19 Ruang Tamu, Istana Negara Foto 3.20 Kamar Ruang Tamu, Istana Negara Foto 3.21 Ruang Koridor, Istana Negara Foto 3.22 Ruang Jamuan, Istana Negara Foto 3.23 Ruang Jamuan, Istana Negara Foto 3.24 Ruang Upacara, Istana Negara Foto 3.25 Ruang Lobi Wisma Negara Foto 3.26 Masjid Baiturrahim Foto 3.27 Lukisan Penangkapan Diponegoro Foto 3.28 Patung Penunggang Kuda Foto 3.29 Patung Hulubalang Foto 3.30 Vas Bunga(Mei-ping), Cina abad ke Foto 3.31 Piring Hias Celadon, Cina abad ke Foto 3.32 Piring Hias Biru Putih, Dinasti Ming Foto 3.33 Jembangan Cina, Dinasti Ching Foto 3.34 Piring Hias dari Annam, abad ke Foto 3.35 Piring Hias Biru Putih, Imari abad ke Foto 3.36 Ceret dari Foto 4.1 Upacara Mengenang Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI. 115 Foto 4.2 Upacara Mengenang Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI. 115 Foto 4.3 Rangkaian Acara Kunjungan Tamu Negara Foto 4.4 Rangkaian Acara Kunjungan Tamu Negara Foto 4.5 Rangkaian Upacara Kredensial Foto 4.6 Rangkaian Upacara Kredensial Foto 4.7 Seragam Paspampres Tahun Foto 4.8 Seragam Paspampres Tahun xvi

16 Foto 4.9 Seragam Pasukan Kehormatan Foto 4.10 Seragam Pasukan Penyelamatan (Matan) Foto 4.11 Seragam Pramusaji Masa Pemerintahan Presiden Soeharto Foto 4.12 Seragam Pramusaji Masa Pemerintahan Presiden Soeharto Foto 4.13 Seragam Pramusaji untuk Jamuan Kenegaraan Foto 4.14 Seragam Pramusaji Masa pemerintahan Presiden Megawati Foto 4.15 Seragam Pramusaji Masa pemerintahan Presiden Megawati Foto 4.16 Seragam Pramusaji Masa pemerintahan Presiden SBY Foto 4.16 Seragam Pramusaji untuk Jamuan kenegaraan Foto 4.17 Display Karya yang dilengkapi dengan Label Foto 4.18 Perangkat Teknologi layar Sentuh (Touch Screen) Foto 4.19 Display Pasukan Keraton Foto 4.20 Display Pasukan Keraton Foto 4.21 Display Deskripsi Karya Foto 4.22 Display Koleksi xvii

17 DAFTAR SINGKATAN ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ADC : Aide-de-Camp AMA : Asosiasi Museum Amerika CI : Corporate Identity DPR RI : Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dr. : Doktor Drs. : Doktorandus dr. : Dokter ICOM : International Council Of Museums ID : Identity Ir. : Insinyur KOWAD : Komando Wanita Angkatan Darat KOWAL : Komando Wanita Angkatan Laut KPN : Kepala Protokol Negara KTP : Kartu Tanda Penduduk MPR RI : Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Mr. : Mister m² : Meter Persegi PASPAMPRES : Pasukan Pengaman Presiden PATWAL : Patroli Pengawal POLRI : Polisi Republik Indonesia POLWAN : Polisi Wanita RI : Republik Indonesia SBY : Susilo Bambang Yudhoyono SMA : Sekolah Menengah Atas TNI : Tentara Nasional Indonesia UU : Undang-Undang VVIP : Very Very Important Person WARA : Wanita Angkatan Udara xviii

18 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Daftar Lukisan di Istana Merdeka Lampiran 2 Daftar Lukisan di Istana Negara Lampiran 3 Daftar Lukisan di Kantor Presiden Lampiran 4 Daftar Patung di Istana Merdeka Lampiran 5 Daftar Patung di Istana Negara Lampiran 6 Daftar Patung di Kantor Presiden Lampiran 7 Daftar Patung di Halaman Tengah Lampiran 8 Daftar Benda Seni Kriya di Istana Merdeka Lampiran 9 Daftar Benda Seni Kriya di Istana Negara Lampiran 10 Daftar Benda Seni Kriya di Kantor Presiden xix

19 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Kukuh Pamuji : Magister Arkeologi : Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta Tesis ini membahas tentang Komunikasi dan Edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa komunikasi dan program edukasi yang dilakukan di Istana Kepresidenan Jakarta belum optimal, mengingat Istana Kepresidenan Jakarta saat ini berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan sehingga perlu adanya sebuah museum khusus yang mengacu kepada konsep pendidikan konstruktivis yang memiliki karakteristik free choice learning, sehingga memungkinkan pengunjung dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang optimal tentang Istana Kepresidenan Jakarta. Kata kunci : Edukasi, komunikasi, konstruktivis ix

20 ABSTRACT Name Study Program Title : Kukuh Pamuji : Magister of Archaeology : Communication and Education in the Presidential Palace Museum in Jakarta This thesis discusses the communication and education at the Presidential Palace Museum in Jakarta. This study is a descriptive qualitative approach. The results of this study identified that communication and education programs are conducted at the Presidential Palace in Jakarta is not optimal, given the Presidential Palace in Jakarta now serves as the center of government activities so that the need for a special museum which refers to the concept of constructivist education that has the characteristics of free choice learning, allowing visitors can obtain an optimal knowledge and experience of the Presidential Palace in Jakarta. Keywords: Education, communication, constructivist x

21 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas permuseuman kini makin berkembang sebagai akibat dari terjadinya perubahan paradigma. Apabila pada awalnya aktivitas permuseuman berpusat pada koleksi, maka dalam perkembangannya aktivitas permuseuman dipusatkan pada masyarakat. Museum bukan sekedar menjadi tempat penyimpanan benda langka dan mahal, melainkan sebagai sebuah lembaga kebudayaan yang melayani masyarakat (Magetsari,2008:3). Dengan demikian, museum mulai mengembangkan dirinya menjadi institusi yang terbuka bagi masyarakat. Dewasa ini museum tidak lagi ingin disebut sebagai gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan masyarakat pada umumnya, tetapi museum berupaya menjadi tempat dimana pengunjung dapat merasakan suasana dan pengalaman yang berbeda. Perubahan ini sekaligus juga mengubah peran museum yang semula menekankan pada koleksi, yaitu mengumpulkan, merawat, dan memamerkan koleksi, berkembang menjadi tempat preservasi, penelitian, dan komunikasi, yang bertujuan untuk menyampaikan misi edukasi sekaligus rekreasi kepada masyarakat (Weil, 1990; Greenhill, 1994;140). Perubahan tersebut juga membuat misi edukasi museum mengalami pergeseran. Apabila selama ini edukasi museum berperan untuk menyampaikan pendidikan kepada anak-anak, namun dengan perkembangan paradigma yang ada, museum juga harus dapat menyampaikan misi edukasinya kepada semua lapisan masyarakat. Museum tidak hanya sekedar menjadi tempat untuk mendidik masyarakat, tetapi menjadi tempat pembelajaran, yang termasuk di dalamnya tempat di mana pengunjung dapat memperoleh pengalaman (Ambrose dan Paine, 2006:46-48). Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang pendidikan, menurut Van Mensch (1992), museum memiliki tanggung jawab etis untuk mengaplikasikan koleksi dan sumber daya lain yang dimilikinya untuk pengembangan pengetahuan publiknya. Kaidah umum yang harus diupayakan adalah membuat museum dan

22 2 koleksinya dapat diakses secara fisik, emosional dan intelektual oleh publik sebanyak mungkin. Museum harus memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya itu, museum harus meningkatkan perannya sebagai sumber pembelajaran yang dapat digunakan oleh seluruh komponen masyarakat atau kelompok-kelompok khusus yang harus dilayaninya (Edson dan Dean, 1996:192). Sementara itu, berbagai macam informasi dan pengalaman yang ingin disampaikan oleh museum kepada masyarakat atau pengunjung museum dilakukan melalui komunikasi museum. Komunikasi di museum meliputi semua aktivitas untuk menarik pengunjung (publikasi dan pemasaran), mencari kebutuhan mereka (penelitian dan evaluasi), dan menyediakan kebutuhan intelektual pengunjung (pendidikan dan hiburan) (Greenhill,1996:140). Sehubungan dengan kegiatan komunikasi dan edukasi yang akan diuraikan, selama ini informasi mengenai Istana Kepresidenan masih sangat terbatas, terpilah-pilah dan bahkan terkesan tersembunyi. Padahal, istana-istana tersebut adalah bagian penting dari sebuah perjalanan bangsa. Istana Kepresidenan sesungguhnya adalah milik dan simbol bagi bangsa Indonesia. Istana bukan saja sekedar gedung besar dan klasik, tetapi tempat dimana sejarah dibuat oleh para tokoh. Dari istana-istana Kepresidenan inilah kebijakankebijakan pemerintah dilahirkan, karena istana merupakan pusat kegiatan pemerintahan. Istana Kepresidenan merupakan lambang dari perjalanan sejarah bangsa kita dengan keberagamannya. Bangunan ini layak dipertahankan dan harus dipahami karena merupakan simbol keberagaman dan kebersatuan. Istana Kepresidenan merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia (Kleinsteuber dan Rusdi, 2008:iv). Istana dibangun dalam lingkungan budaya tertentu, dan dikelilingi oleh kebudayaan dan tradisi masyarakat setempat. Terjalinnya hubungan dengan lingkungan sekitar menjadi cermin bahwa Istana Kepresidenan tak terpisahkan dari sejarah dan budaya kita. Dengan mengenalnya lebih baik maka akan menimbulkan perasaan memiliki, sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan wibawa dan kharismanya (Kleinsteuber dan Rusdi, 2008:vi).

23 3 Sejak pertama kalinya resmi dibuka untuk masyarakat umum pada 24 Mei 2008, antusiasme masyarakat untuk melakukan kunjungan wisata ke dalam kompleks Istana sangat terlihat jelas. Antusiasme ini dibuktikan dengan jumlah pengunjung yang begitu banyak yang datang bukan hanya dari wilayah Jakarta, tetapi juga dari luar kota barbagai daerah di Indonesia. Wisata Istana yang hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu, mulai pukul WIB sampai WIB ini diserbu oleh pengunjung baik dewasa maupun anak-anak. Sebelum loket pendaftaran dibuka para pengunjung telah berkerumun dan rela mengantri disekitar loket pendaftaran. Pendaftaran pengunjung akan ditutup pukul WIB pada setiap waktu kunjungan. Jumlah pengunjung Istana Kepresidenan Jakarta sejak bulan Mei 2008 sampai dengan bulan Februari 2009 (atau 76 hari kunjungan yang dibuka pada hari Sabtu dan Minggu) berjumlah orang atau rata-rata kunjungan per-harinya berjumlah orang. Program Wisata Istana ini sengaja dibuat dalam rangka merayakan 100 tahun Kebangkitan Nasional dan Visit Indonesia Year Program ini juga mengacu pada konsep tur istana atau kerajaan seperti yang dilakukan oleh Istana Gedung Putih (White House) di Amerika dan Gedung Buckingham Palace di Inggris. Dua tempat yang disebutkan tersebut telah memiliki program tur Istana dengan konsep yang jelas, terjadwal, dan birokrasi yang mudah. Dari data yang penulis peroleh, tercatat Lebih dari orang setiap tahunnya mengunjungi Istana Buckingham sebagai para tamu pada perjamuan-perjamuan, makan siang, makan malam, dan pesta-pesta resmi keluarga kerajaan ( Wikipedia, ensiklopedia bebas). Karena Istana Kepresidenan Jakarta merupakan living monument, yaitu bangunan bersejarah yang masih digunakan untuk kepentingan Pemerintahan Republik Indonesia, dan pemanfaatannya sebagai ruang publik diatur secara ketat, berimplikasi langsung kepada pengunjung yang tidak dapat secara leluasa untuk memilih dan mengapresiasi koleksi dalam waktu yang cukup lama, seperti halnya kalau mereka mengunjungi museum yang lain. Disamping itu pengunjung tidak dapat secara leluasa untuk mengamati koleksi benda seni yang ada di dalamnya karena waktu kunjungan dan alur kunjungan sudah diatur sedemikian rupa. Dengan demikian para pengunjung tidak dapat secara leluasa mengakses

24 4 informasi yang diperlukannya berkaitan dengan Istana Kepresidenan Jakarta ketika mereka melakukan kunjungan Wisata Istana Kepresidenan. Secara ideal sebelum masyarakat berkunjung ke Istana Kepresidenan Jakarta mereka perlu diberikan pengetahuan yang memadai tentang seluk-beluk Istana Kepresidenan Jakarta. Pembekalan pengetahuan kepada masyarakat ini hanya dapat dilakukan apabila Istana Kepresidenan ditata sebagai museum, tetapi masalahnya adalah tidak mungkin. Oleh karena itu perlu dipikirkan cara yang tepat untuk dapat melaksanakan kegiatan komunikasi dan edukasi kepada para pengunjung, sehingga mereka mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang Istana Kepresidenan Jakarta setelah mereka melakukan kunjungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk museum yang lokasinya berada dilingkungan kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. Dengan demikian proses komunikasi dan edukasi yang dilakukan oleh pengelola Istana Kepresidenan Jakarta dapat berjalan dengan lebih optimal. Ide pembentukan museum di Istana Kepresidenan Jakarta yang dapat dikunjungi secara leluasa ini mengacu pada Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta yang saat ini sudah dibuka secara resmi bagi masyarakat umum. Museum di Istana Kepresidenan Yogyakarta ini dapat terwujud karena apabila ditinjau dari aspek kesiapan secara fisik, Istana Kepresidenan Yogyakarta lebih siap dibandingkan dengan Istana Kepresidenan yang lain. Di Istana Kepresidenan Yogyakarta, bangunan yang dibutuhkan untuk difungsikan sebagai museum sudah tersedia. Di samping itu, faktor pendukung lainnya adalah dari sisi protokoler, kegiatan Presiden relatif jarang dilaksanakan di Istana Yogyakarta, maka kunjungan masyarakat tidak akan mengganggu jalannya kegiatan pemerintahan. Kehadiran Museum Istana Yogyakarta ini merupakan jendela untuk dapat melihat bangunan istana yang menyimpan banyak cerita tentang benda-benda seni dan benda-benda bersejarah yang merupakan sumber ilmu pengetahuan bagi generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Museum istana yang telah berdiri ini merupakan salah satu andil dari Istana Kepresidenan Republik Indonesia dalam rangka membantu kegiatan pendidikan kepada masyarakat. Dewasa ini para profesional museum mulai mengeksplorasi pendidikan dengan cara yang baru. Pendidikan sudah digambarkan kembali di dalam

25 5 masyarakat, dan konsepnya diperluas lebih dari sekedar ketetapan di dalam lembaga formal seperti sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Pendidikan di museum muncul untuk suatu cakupan yang sangat luas. Pendidikan di dalam museum kini dipahami sebagai suatu cakupan dari pameran-pameran, workshop dan publikasi, karena suatu cakupan yang sangat meningkat dari jenis para pengunjung, termasuk sekolah-sekolah, pelajar-pelajar, keluarga-keluarga, dan orang dewasa. Pendidikan museum dapat berlangsung baik dalam museum maupun di dalam masyarakat (Greenhill, 1996:142). Istana Kepresidenan Jakarta yang dijadikan model dalam penelitian ini dikelola oleh Rumah Tangga Kepresidenan, yaitu organisasi yang berada di bawah Presiden, bertanggung jawab kepada Presiden dan secara administratif dikoordinasikan oleh Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia. Dasar hukum organisasi Rumah Tangga Kepresidenan yang membawahi pengelolaan kegiatan Wisata Istana Kepresidenan ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tanggal 19 April 2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Negara Republik Indonesia dan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, dimana Rumah Tangga Kepresidenan yang sebelumnya bernama Sekretariat Presiden berada di bawah organisasi Sekretariat Negara Republik Indonesia. Dasar hukum lainnya adalah Peraturan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tanggal 12 Agustus 2005 tentang Organisasi dan Tata kerja Sekretariat Negara Republik Indonesia termasuk didalamnya Organisasi Rumah Tangga Kepresidenan. Unit kerja yang bertanggung jawab mengurus kegiatan permuseuman selanjutnya diemban oleh Subbagian Pengelolaan dan Perawatan Koleksi, Bagian Museum dan Sanggar seni Biro Istana-Istana, yang secara struktural berada di bawah Deputi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Bidang Kerumahtanggaan dan Pengelolaan Istana, di bawah Kepala Rumah Tangga Kepresidenan sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 Pasal 79 yang berbunyi: Bagian Museum dan Sanggar Seni mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan koleksi benda-benda seni, benda-benda bersejarah dan pengurusan cinderamata, dekorasi, dan kesenian di lingkungan Istana Kepresidenan.

26 6 Selanjutnya dalam Pasal 80 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 79, Bagian Museum dan Sanggar Seni menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan koleksi yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pengadaan, pencatatan, display benda-benda museum/seni dan bendabenda koleksi Rumah Tangga Kepresidenan; b. Perencanaan dan pelaksanaan perawatan dan penyimpanan benda-benda museum/seni dan benda-benda koleksi Rumah Tangga Kepresidenan; c. Penerimaan, pencatatan dan penyimpanan cinderamata yang diterima di lingkungan Istana Kepresidenan; d. Perencanaan dan pelaksanaan penyiapan dekorasi, tata keindahan dan aspek estetika lainnya di lingkungan Rumah Tangga Kepresidenan; e. Perencanaan dan pelaksanaan penyiapan desain-desain kebutuhan Rumah Tangga Kepresidenan; f. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kesenian dan pengelolaan sarana pendukungnua di lingkungan Rumah Tangga Kepresidenan. Sementara itu, dalam pasal berikutnya yaitu Pasal 81, susunan organisasi Bagian Museum dan Sanggar Seni terdiri dari: a. Subbagian Pengelolaan dan Perawatan Koleksi; b. Subbagian Dekorasi; c. Subbagian Kesenian. Berdasarkan susunan organisasi tersebut, maka Bagan Organisasi Bagian Museum dan Sanggar Seni secara rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Kepala Bagian Museum dan Sanggar Seni Kepala Sub Bagian Pengelolaan dan Perawatan Koleksi Kepala Sub Bagian Dekorasi Kepala Sub Bagian Kesenian Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Bagian Museum dan Sanggar Seni Rumah Tangga Kepresidenan

27 7 Sementara itu, tugas masing-masing struktur tersebut sebagaimana diuraikan dalam Pasal 82 adalah: (1) Subbagian Pengelolaan dan Perawatan Koleksi, Bagian Museum dan Sanggar seni Biro Istana-Istana adalah melaksanakan pengelolaan dan perawatan koleksi yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan serta pelaporan pengadaan, pencatatan, display, serta pemeliharaan dan perawatan bendabenda museum/seni dan benda-benda koleksi Rumah Tangga Kepresidenan. (2) Subbagian Dekorasi mempunyai tugas melaksanakan dekorasi tata ruang dalam dan luar serta dekorasi bunga, taman dan unsur dekorasi lainnya, menyiapkan pola dan desain dekorasi serta administrasi dekorasi di lingkungan Rumah Tangga Kepresidenan. (3) Subbagian Kesenian mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan kesenian dan pengelolaan sarana pendukungnya, pembinaan koordinasi kerjasama dengan seniman dan organisasi kesenian serta pihak-pihak lain, penyiapan desain produk cetak dan cinderamata serta administrasi kesenian di lingkungan Rumah Tangga Kepresidenan (Peraturan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 : 31). Dalam rangka memberikan pelayanan dan menyampaikan misi edukasi kepada para pengunjungnya, berbagai upaya telah dilakukan oleh Istana Kepresidenan Jakarta, walaupun tentu saja masih banyak hal yang perlu disempurnakan. mengingat saat ini banyak hambatan yang ditemui kaitannya dengan fungsi Istana Kepresidenan sebagai tempat yang masih digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintahan. Penelitian ini dibatasi pada pengkajian tentang edukasi dan komunikasi yang terkait dengan obyek yang berupa benda-benda koleksi Istana Kepresidenan dan aktivitas-aktivitas yang berlangsung dalam Istana Kepresidenan yang akan disajikan dalam bentuk eksebisi Istana Kepresidenan RI. Penelitian ini menjadi menarik karena belum ada penelitian mengenai studi komunikasi dan edukasi di museum yang dilakukan oleh Istana Kepresidenan RI. Dengan penelitian tentang komunikasi dan edukasi di museum yang mengambil model Museum Istana Kepresidenan Jakarta ini, diharapkan dapat memperbaiki kegiatan permuseuman yang sudah ada pada saat ini sehingga para pengunjung

28 8 akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang lebih mendalam tentang Istana Kepresidenan RI. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995, museum merupakan lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda bukti materiil hasil budaya manusia, alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa untuk kepentingan generasi yang akan datang (Peraturan Pemerintah RI No.19, 1995:3). Dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tersebut di atas, maka museum harus dikelola berdasarkan fungsi penting sebagai lembaga kebudayaan, yang berguna untuk penelitian, pendidikan dan sarana tempat hiburan masyarakat luas. Untuk tercapainya tujuan tersebut maka pengelolaan museum harus mendapat perhatian yang lebih besar dan serius dari berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah, maupun para pengelola museum. 1.2 Perumusan Masalah Penulisan tesis ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman secara menyeluruh tentang Museum Istana Kepresidenan Jakarta dalam melaksanakan kegiatan komunikasi dan edukasi kepada para pengunjungnya. Oleh karena itu, masalah penulisan tesis ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut: Dengan mengacu pada hal-hal seperti yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini adalah: a. Bagaimana agar koleksi benda seni dan acara kenegaraan yang dilaksanakan di Istana Kepresidenan Republik Indonesia dapat dipahami oleh pengunjung? b. Bagaimana cara menyajikan koleksi benda seni dan acara kenegaraan dalam eksebisi Istana Kepresidenan Jakarta? c. Bagaimana model komunikasi dan edukasi yang efektif dalam menyajikan koleksi benda seni dan acara kenegaraan di Istana Kepresidenan Jakarta? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penulisan tesis ini adalah:

29 9 1. Memberikan penjelasan tentang koleksi benda seni dan acara kenegaraan yang dilaksanakan di Istana Kepresidenan Jakarta. 2. Memberikan gambaran bahwa kegiatan komunikasi dan edukasi yang dilaksanakan di Istana Kepresidenan Jakarta saat ini masih perlu disempurnakan dan ditingkatkan. 3. Memberikan masukan kepada pengelola Istana Kepresidenan Jakarta tantang perlunya sebuah museum Istana Kepresidenan Jakarta yang dapat menerapkan model komunikasi dan edukasi museum berdasarkan konsep konstruktivis dengan menerapkan proses pembelajaran aktif (active learning). 1.4 Manfaat Penelitian Dari tujuan penelitian yang ditetapkan, manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menyumbangkan pemikiran tentang landasan teoretik yang dapat dijadikan model dalam menentukan konsep eksebisi museum. 2. Menyumbangkan pemikiran kepada pengelola Istana Kepresidenan Jakarta tentang konsep eksebisi yang memungkinkan pengunjung dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dengan melakukan pembelajaran aktif di museum. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar/pijakan dalam upaya membangun dan mengembangkan Museum Istana Kepresidenan Jakarta. 1.5 Batasan Penulisan Pembahasan mengenai konsep komunikasi dan edukasi di Museum Istana Kepresidenan Jakarta belum pernah dilakukan sebelumnya, oleh karena itu penulisan tesis ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mendapatkan pengetahuan tentang berbagai konsep yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran di museum dan model eksebisi yang interaktif sesuai dengan konsep pembelajaran aktif. Eksebisi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah bagaimana menyajikan koleksi yang dipamerkan di Museum Istana Kepresidenan Jakarta.

30 10 Batasan yang perlu mendapatkan perhatian dalam penulisan tesis ini adalah pemilihan model komunikasi dan edukasi yang efektif dalam menyajikan koleksi benda seni dan acara kenegaraan di Istana Kepresidenan Jakarta. Mengingat acara kenegaraan di Istana kepresidenan Jakarta jumlahnya cukup banyak, maka yang akan ditampilkan dalam pembahasan tesis ini adalah acara kenegaraan yang berupa: Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Jamuan Kenegaraan bagi Tamu Negara. Semantara itu, lokasi yang menjadi obyek pembahasan tesis ini adalah Istana Kepresidenan Jakarta yang beralamat di Jalan veteran No.16 Jakarta. 1.6 Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian yang disampaikan sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan banyak menggunakan konsep-konsep yang terdapat dalam teori komunikasi, teori pendidikan, dan teori pembelajaran. Konsep-konsep tersebut digunakan sebagai rujukan untuk dapat memberikan gambaran tentang penyajian koleksi dan informasi dalam kegiatan eksebisi dan proses belajar yang berlangsung di museum. Sifat penelitian yang diterapkan dalam tesis ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan berbagai kondisi data sebagaimana adanya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,2004:6). Untuk mendapatkan hasil analisis yang memadai, maka penelitian ini dilakukan memalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Tahap pengumpulan data Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi: pengumpulan literatur dan pengamatan (observasi). Pengumpulan literatur dilakukan untuk mendapatkan teori-teori yang sesuai dengan masalah penelitian, metode, dan teknik penelitian, baik dalam pengumpulan atau menganalisa data yang pernah digunakan para

31 11 peneliti terdahulu (Nazir, 1998:111). Teori yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah teori komunikasi dan edukasi di museum. Disamping itu peneliti mengumpulkan data internal Istana Kepresidenan RI berupa data pengunjung, laporan studi pengembangan sarana fisik dan non fisik. Data yang berkaitan dengan kegiatan kunjungan Istana Kepresidenan dikumpulkan melalui pengamatan (observasi). Dalam melakukan pengamatan terdapat beberapa tipe yang dapat dipilih, yaitu pengamatan yang tidak berstruktur dan pengamatan berstruktur (Sevilla, 1993:198). Pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan tidak berstruktur. Pemilihan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pengamatan tidak berstruktur dianggap lebih fleksibel dan terbuka. Situasi terbuka yang dimaksudkan di sini adalah pengamat melihat kejadian secara langsung pada tujuan (Sevilla, 1993:198). Untuk itu semua komponen yang ada dalam kegiatan kunjungan Istana Kepresidenan direkam pada saat pengamatan berlangsung. 2. Tahap pengolahan data Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dilakukan analisis dan pengolahan data terhadap literatur dan hasil pengamatan. Dalam mengolah data yang telah terkumpul, teori komunikasi dan edukasi di museum dan data hasil pengamatan dijadikan sebagai kerangka pembahasan. Selanjutnya kerangka pembahasan tersebut digunakan untuk menguji kebijakan eksebisi dan program edukasi yang digunakan oleh Istana Kepresidenan Jakarta dalam rangka menentukan kegiatan komunikasi dan edukasi yang lebih baik. 3. Tahap penyimpulan data Tahap penyimpulan dilakukan pada tahap akhir dari penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil yang komprehensif, peneliti menyampaikan teori komunikasi dan edukasi yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan kunjungan Wisata Istana Kepresidenan Jakarta. Teori ini juga diaplikasikan untuk mengembangkan disain eksebisi museum Istana Kepresidenan Jakarta.

32 Sistematka Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi tesis ini, maka sistematika penulisan disusun dengan urutan sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, batasan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN TEORETIK Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep dan teori yang berkaitan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yaitu pengertian museum, konteks museologi, konsep komunikasi museum, konsep edukasi museum, dan konsep pembelajaran konstruktivis. BAB 3 : ISTANA KEPRESIDENAN RI Pada bab ini dibahas tentang Istana Kepresidenan di Indonesia (yang meliputi Istana Bogor, Istana Cipanas, Istana Yogyakarta, Istana Tampaksiring dan Istana Jakarta). Selanjutnya secara khusus dibahas tentang Istana Merdeka, halaman tengah, Kantor Presiden, Istana Negara, Wisma Negara, Masjid Baiturrahim, benda koleksi Istana Kepresidenan, konsep kunjungan Istana Kepresidenan Jakarta, sarana dan prasarana, pengunjung Istana Kepresidenan Jakarta, dan kegiatan edukatif kultural. BAB 4 : MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA Pada bab ini dibahas tentang peran Museum Istana Kepresidenan Jakarta sebagai sarana komunikasi, Peran Museum Istana Kepresidenan Jakarta sebagai sarana edukasi, dan konsep pengembangan Museum Istana Kepresidenan.

33 13 BAB 5 : PENUTUP Pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan dan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak pengelola museum Istana Kepresidenan Jakarta berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya.

34 14 BAB 2 TINJUAN TEORETIK 2.1 Pengertian Museum Menurut asal katanya, museum berasal dari bahasa Yunani Mouseion, yaitu kuil untuk Sembilan Dewi Muze, anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur (Direktorat Museum, 2008:15). Kesembilan gadis angkasa yang merupakan keturunan dari Mnemosyne dengan Zeus, dewa tertinggi Yunani sebagaimana yang terdapat dalam mitologi Yunani itu adalah para penguasa cabang-cabang seni dan ilmu pengetahuan, seperti Calliope, Cleio, Erato, Euterpe, Melpomene, Polyhymnia, Terpsichore, Thaleia, dan Urania. Mereka bersemayam di Pegunungan Olympus ( logi_yunani). Dalam bahasa Latin museum adalah nama yang digunakan untuk bangunan universitas di jaman Alexandria tahun 1615, kemudian istilah mouseion digunakan sebagai tempat untuk studi dan perpustakaan, sedangkan di Inggris adalah sebagai bangunan untuk menyajikan atau memamerkan (display) obyek, tercatat pertama kali Asosiasi Museum Amerika (AMA) mendefinisikan museum sebagai suatu lembaga (institusi) yang dikelola seperti halnya sebuah institusi sosial dan swasta nirlaba, yang berada pada suatu dasar permanen untuk tujuan-tujuan pendidikan dan estetis secara esensial yang memelihara dan memiliki atau memanfatkan obyek-obyek nyata, yang bergerak maupun tak bergerak dan memamerkannya secara teratur yang memiliki paling sedikit satu anggota staf profesional atau pegawai yang bekerja penuh waktu, dan dibuka untuk masyarakat secara teratur sedikitnya 120 hari per tahun (Kotler dan Kotler, 1998: 6). Pengertian museum di Indonesia tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1995 tentang Pemeliharaan dahn Pemanfaatan Benda cagar Budaya di museum. Dalam peraturan pemerintah tersebut dijelaskan bahwa museum adalah lembaga tempat menyimpan, merawat, mengamankan, dan memanfaatkan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam 1

35 15 lingkungannya, guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa untuk kepentingan generasi yang akan datang (PP RI No.19, 1995:3). Atas dasar berbagai macam definisi tentang museum seperti yang telah disebutkan di atas, salah satu definisi yang paling dapat dipertanggungjawabkan dan dikeluarkan oleh institusi resmi yang berkaitan dengan museum adalah definisi museum berdasarkan konferensi umum ICOM (International Council Of Museums ) yang ke-11 di Kopenhagen pada tahun 1974 yakni: A Museum is a non profit making, permanent institution in the service of society and of its development and open to the public, which acquires, conserves, communicates and exhibits for purposes of study, education and enjoyment, material evidence of man and environment. Museum adalah sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuantujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang pembuktian manusia dan lingkungannya (Direktorat Museum,2008:15). Kedalam pengertian museum tersebut, lembaga-lembaga lainnya, seperti: lembaga konservasi dan tempat-tempat pameran yang diselenggarakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat kearsipan, monumen peninggalan alam, kepurbakalaan dan etnografi, monumen sejarah dan kegiatan-kegiatannya dalam hal pengadaan, konservasi, dan komunikasi, lembaga-lembaga yang memamerkan makhluk-makhluk hidup-pembuktian sejarah perkembangan alam-seperti kebun binatang atau taman botani dan zoologi, aquarium vivaria, cagar alam pusat-pusat ilmu pengetahuan(science-centres) dan planetaria oleh ICOM dianggap sebagai yang terangkum oleh definisi tentang museum di atas (Sutaarga, 2000:31). Asosiasi Museum Inggris juga memberikan definisi yang memberikan penekanan pada tujuan utama museum yang mengarah kepada masyarakat, yaitu: A museum is an institution which collect documents, preserves and interprets material evidence and associated information for the public benefit (Museum Association, 1984). Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat suatu persamaan yang dimiliki oleh semua museum, yaitu sebagai

36 16 tempat preservasi dan meneliti koleksi yang mereka miliki untuk kemudian diinformasikan kepada masyarakat. Dengan demikian, dalam pengelolaan museum ada misi edukasi yang mereka bawa, dan saat ini pengelolaan museum tidak hanya sebatas menjalani peran tersebut tetapi penting juga museum menyadari perannya di tengah masyarakat. Peran museologi baru kemudian mendasari peran museum sebagai suatu lembaga yang melayani masyarakat dengan memusatkan perhatian pada pengembangan hubungan timbal balik antara museum dengan masyarakat (Magetsari, 2008:9). Bagi dunia pendidikan, keberadaan museum merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran tentang hal yang berkaitan dengan sejarah perkembangan manusia, budaya, dan lingkungannya. Museum merupakan wahana untuk mengabadikan dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan maupun peristiwa-peristiwa dan benda-benda bersejarah. 2.2 Konteks Museologi Pada awalnya suatu benda digunakan sesuai dengan fungsi aslinya, Dalam kondisi seperti ini maka suatu benda berada pada konteks primer (primary context). Pada saat itu suatu benda memiliki nilai ekonomi (economic value), karena berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dalam berbagai bidang. Selanjutnya setelah benda tersebut dipilih menjadi koleksi museum, maka benda tersebut mengalami proses musealisasi (musealisation) dan akan menempati konteks yang baru, yaitu konteks museologi (museological context). Dalam konteks museologi, suatu benda mengalami pemberian makna dan informasi. Proses ini dikenal dengan museality. Pada saat ini suatu benda tidak lagi berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan, melainkan menjadi benda yang memiliki nilai sebagai dokumen yang dapat merekam kehidupan suatu masyarakat. Proses musealisasi ini dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:

37 17 Gambar 2.1 Proses Musealisasi (Sumber: van Mensch, 2003 dalam Magetsari, 2008:5) Konteks menjadi suatu hal yang penting dalam sebuah pameran museum. Konteks diperlukan agar makna yang terkandung dalam suatu benda dapat dipahami oleh pengunjung museum. Selanjutnya museum memiliki otoritas untuk memilih, menginterpretasi, dan menampilkan sesuatu yang menurut museum dipandang memiliki nilai. Konteks makna yang tercipta melalui interpretasi dari obyek yang dipamerkan dapat membantu pengunjung memahami masa lampau serta pentingnya pelestarian bagi kepentingan generasi mendatang (Magetsari,2008:9). 2.3 Konsep Komunikasi Museum Salah satu perbedaan antara museum tradisional dengan museum baru adalah bahwa pada museum tradisional terjadi proses komunikasi searah (proses transmisi), sedangkan pada museum baru lebih menekankan terjadinya proses komunikasi timbal balik. Apabila perbedaan itu kita telusuri, maka paling tidak kita dapat melihat dua ciri yang terdapat pada museum tradisional, yaitu: 1. Penyajian koleksinya masih secara transmisi searah, bukan komunikasi dua arah. 2. Perubahan konsentrasi dari yang awalnya berkonsentrasi kepada koleksi menjadi konsentrasi pada masyarakat.

38 18 Proses komunikasi pada museum tradisional tersebut sejalan dengan model komunikasi yang diperkenalkan oleh Shannon dan Weaver yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Gambar 2.6 Model Komunikasi Shannon dan Weaver (Sumber: Eilean Hooper-Greenhill,1996:40) Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa sebuah pesan berasal dari sumber yang dikirimkan oleh pemancar (transmitter) kepada penerima (receiver) melalui sebuah saluran (channel), sehingga pesan itu sampai pada tujuan akhir (destination). Dalam penyampaian pesan tersebut terdapat gangguan yang dapat mempengaruhi penyampaian pesan yang disebut noise. Dalam proses komunikasi tersebut penerima pesan hanya menjadi tujuan akhir. Apabila model komunikasi ini diterapkan dalam pameran museum, maka pengunjung sebagai penerima pesan tidak mempunyai peran yang aktif dalam proses komunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya muncul konsep yang disebut umpan balik. Dengan adanya umpan balik ini maka akan dapat diketahui apakah suatu pesan dapat tersampaikan atau sebaliknya. Komunikasi dapat dilakukan berulang kali, sehingga terjadi suatu proses komunikasi yang bersifat sirkuler. Apabila terjadi hambatan komunikasi, maka proses komunikasi dapat diulang dengan mengubah pesan (message) atau saluran yang digunakan (channel), sehingga kalau digambarkan proses komunikasi akan berlangsung sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas permuseuman kini makin berkembang sebagai akibat dari terjadinya perubahan paradigma. Apabila pada awalnya aktivitas permuseuman berpusat pada koleksi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA TESIS KUKUH PAMUJI

UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA TESIS KUKUH PAMUJI UNIVERSITAS INDONESIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA TESIS KUKUH PAMUJI 0806435854 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI MAGISTER ARKEOLOGI DEPOK JULI 2010 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI

UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI HUTAMI DEWI UNIVERSITAS INDONESIA TRANSFER ARSIP DINAMIS INAKTIF : STUDI KASUS DI PUSTAKA BOGOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora HUTAMI DEWI 0705130257 FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran edukasi..., Zahir Widadi, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran edukasi..., Zahir Widadi, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap museum mempunyai tanggung jawab pelayanan edukasi terhadap masyarakatnya. Ambrose dan Paine (2007:48) menyatakan bahwa secara umum museum mempunyai tiga peranan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN KETERSEDIAAN KOLEKSI BAHAN AJAR STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN KETERSEDIAAN KOLEKSI BAHAN AJAR STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU TESIS UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN KETERSEDIAAN KOLEKSI BAHAN AJAR STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU TESIS RASDANELIS NPM 0706306996 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

Lebih terperinci

PAMERAN BUKU SEBAGAI MEDIA PROMOSI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PAMERAN BUKU SEBAGAI MEDIA PROMOSI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI PAMERAN BUKU SEBAGAI MEDIA PROMOSI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md)

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2. Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum

PERTEMUAN 2. Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum PERTEMUAN 2 Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum A. PENDAHULUAN Dalam sejarah museum dapat dilihat terjadinya perubahan-perubahan yang bersifat perluasan fungsi museum.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 58 TAHUN 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 58 TAHUN 2010 PERATURAN PRESIDEN NOMOR 80 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN HUKUM BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL T E S I S

UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN HUKUM BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL T E S I S UNIVERSITAS INDONESIA KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN HUKUM BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL T E S I S IRA YUSTISIA SMARAYONI 0706186120 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LAPORAN KKP (KULIAH KERJA PUSDOKINFO) PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Vokasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA SURPLUS BANK INDONESIA SEBAGAI OBYEK PAJAK PENGHASILAN DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN NEGARA: ANALISIS MANFAAT, PELUANG, BIAYA DAN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN ANALYTIC NETWORK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PADA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PADA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PADA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM RI TESIS ARIE ARYANI 0606039101 KAJIAN STRATEGIK PERENCANAAN, STRATEGIK DAN KEBIJAKAN PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PROSES PENINGKATAN MINAT BACA MELALUI PEMBERIAN PENGHARGAAN: STUDI KASUS DI PERPUSTAKAAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH SKRIPSI RISNA PRIDAJUMIGA 0705130508 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJUAN TEORETIK

BAB 2 TINJUAN TEORETIK 14 BAB 2 TINJUAN TEORETIK 2.1 Pengertian Museum Menurut asal katanya, museum berasal dari bahasa Yunani Mouseion, yaitu kuil untuk Sembilan Dewi Muze, anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PETA KOMPETENSI DAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN BAGI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL DI DKI JAKARTA TESIS INE RAHMAWATI 0806441314 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN MUSEUM SANDI DALAM MENUMBUHKAN PEMAHAMAN FUNGSI DAN PERAN PERSANDIAN TESIS TAMPIL CHANDRA NOOR GULTOM

UNIVERSITAS INDONESIA PERAN MUSEUM SANDI DALAM MENUMBUHKAN PEMAHAMAN FUNGSI DAN PERAN PERSANDIAN TESIS TAMPIL CHANDRA NOOR GULTOM UNIVERSITAS INDONESIA PERAN MUSEUM SANDI DALAM MENUMBUHKAN PEMAHAMAN FUNGSI DAN PERAN PERSANDIAN TESIS TAMPIL CHANDRA NOOR GULTOM 0806435904 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARKEOLOGI DEPOK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI BADAN NARKOTIKA PROPINSI DAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERPUSTAKAAN UMUM DENGAN KONSEP EDUTAINMENT DI KOTA YOGYAKARTA

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERPUSTAKAAN UMUM DENGAN KONSEP EDUTAINMENT DI KOTA YOGYAKARTA UNIVERSITAS DIPONEGORO Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur PERPUSTAKAAN UMUM DENGAN KONSEP EDUTAINMENT DI KOTA YOGYAKARTA dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik TUGAS AKHIR Periode

Lebih terperinci

KONSEP KOMUNIKASI DAN EDUKASI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN Kukuh Pamuji

KONSEP KOMUNIKASI DAN EDUKASI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN Kukuh Pamuji KONSEP KOMUNIKASI DAN EDUKASI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN Kukuh Pamuji Pendahuluan Aktivitas permuseuman kini makin berkembang sebagai akibat dari terjadinya perubahan paradigma. Apabila pada awalnya aktivitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA PENERIMA BEASISWA S2 DALAM NEGERI BPK-RI TESIS YUNITA KUSUMANINGSIH NPM. 0806480920 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Museum merupakan lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi kebudayaan dan ilmu

Lebih terperinci

POSISI SISWA SEBAGAI SUBJEK DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL: TELAAH KRITIS DALAM KERANGKA FILSAFAT PENDIDIKAN PAULO FREIRE SKRIPSI ANDI SETYAWAN

POSISI SISWA SEBAGAI SUBJEK DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL: TELAAH KRITIS DALAM KERANGKA FILSAFAT PENDIDIKAN PAULO FREIRE SKRIPSI ANDI SETYAWAN i POSISI SISWA SEBAGAI SUBJEK DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL: TELAAH KRITIS DALAM KERANGKA FILSAFAT PENDIDIKAN PAULO FREIRE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana humaniora

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG WAKAF UANG (Di Kecamatan Rawalumbu Bekasi) TESIS EFRIZON A

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG WAKAF UANG (Di Kecamatan Rawalumbu Bekasi) TESIS EFRIZON A FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAHAMAN MASYARAKAT TENTANG WAKAF UANG (Di Kecamatan Rawalumbu Bekasi) TESIS EFRIZON A 0606039234 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN TIMUR

Lebih terperinci

2 Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan (Lembaran Ne

2 Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan (Lembaran Ne BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1983, 2014 KEMENSESNEG. Pin. Tanda Pengenal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TANDA PENGENAL PIN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Hukum PENGUJIAN MATERIIL PERATURAN DESA (Kajian Normatif - Yuridis Terhadap Undang-Undang No. 10 Th. 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia Universitas Indonesia ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PESERTA PROGAM (Studi Kasus : Kecamatan Cilincing Kotamadya Jakarta Utara) T E S I S RAMA CHANDRA 0706305980 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2010 TENTANG KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA AKIBAT HUKUM KEWAJIBAN BERBAHASA INDONESIA BERDASARKAN PASAL 31 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TERHADAP PRODUCTION SHARING CONTRACT (PSC) DI BIDANG PERMINYAKAN

Lebih terperinci

MENCARI BENTUK IDEAL KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA TESIS

MENCARI BENTUK IDEAL KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA MENCARI BENTUK IDEAL KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA TESIS IKA ESTI KURNIAWATI 0706305495 FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI ILMU HUKUM JAKARTA JUNI 2010

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGADAAN BAHAN PUSTAKA BUKU AJAR DI PERPUSTAKAAN STIE AUB SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh : Fitriati Retno Mumpuni D

PROSEDUR PENGADAAN BAHAN PUSTAKA BUKU AJAR DI PERPUSTAKAAN STIE AUB SURAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh : Fitriati Retno Mumpuni D PROSEDUR PENGADAAN BAHAN PUSTAKA BUKU AJAR DI PERPUSTAKAAN STIE AUB SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar vokasi ahli Madya (A.Md.) dalam bidang Perpustakaan

Lebih terperinci

SOSIALISASI PERPUSTAKAAN UNTUK ANAK TK/PAUD MELALUI KEGIATAN LAYANAN KHUSUS ANAK DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN

SOSIALISASI PERPUSTAKAAN UNTUK ANAK TK/PAUD MELALUI KEGIATAN LAYANAN KHUSUS ANAK DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN SOSIALISASI PERPUSTAKAAN UNTUK ANAK TK/PAUD MELALUI KEGIATAN LAYANAN KHUSUS ANAK DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Sebutan Profesi Ahli

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN ORANG ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN TESIS RUDI HALOMOAN TOBING

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN ORANG ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN TESIS RUDI HALOMOAN TOBING ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN ORANG ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN TESIS RUDI HALOMOAN TOBING 0606023450 KAJIAN STRATEJIK IMIGRASI PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN

Lebih terperinci

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY. Pendekatan Contextual dalam Pembelajaran Sejarah: Pemanfaatan Museum 1 Oleh: Ririn Darini 2 Beberapa Persoalan dalam Pengajaran Sejarah Sejarah merupakan bidang ilmu yang sesungguhnya memiliki nilai penting

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SENTING SAMBI BOYOLALI TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP EKSPOR KOMODITAS MINYAK KELAPA SAWIT (CRUDE PALM OIL) INDONESIA : KASUS INDONESIA - INDIA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK EKONOMI PERENCANAAN KOTA & DAERAH JAKARTA JULI 2010 UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KEBERADAAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) BANTAR GEBANG BEKASI TESIS MARTHIN HADI JULIANSAH 0706181725 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS RAWAT INAP TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RSCM DENGAN METODE SERVQUAL TESIS APRIYAN LESTARI PRATIWI 0806480460 FAKULTAS EKONOMI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT BUDAYA DAN PARIWISATA KARESIDENAN MADIUN TUGAS AKHIR FARY NUR FAIZAL

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT BUDAYA DAN PARIWISATA KARESIDENAN MADIUN TUGAS AKHIR FARY NUR FAIZAL UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT BUDAYA DAN PARIWISATA KARESIDENAN MADIUN TUGAS AKHIR FARY NUR FAIZAL 21020110120060 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG OKTOBER 2014 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET GRATIS DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR

PEMANFAATAN INTERNET GRATIS DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR PEMANFAATAN INTERNET GRATIS DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Program D-III

Lebih terperinci

PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS

PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS DINO ANDRIAN 06060161281 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS (SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS (SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH SISTEMATIS (SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKAH 01 NGAWI TAHUN AJARAN 2011/ 2012

Lebih terperinci

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan

Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan s UNIVERSITAS INDONESIA Analisis Jenis Properti Hunian Sebagai Pengembang di Daerah Fatmawati Jakarta Selatan TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Baihaki

Lebih terperinci

LAPORAN PUSDOKINFO PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DALAM PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI UPT PERPUSTAKAAN

LAPORAN PUSDOKINFO PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DALAM PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI UPT PERPUSTAKAAN LAPORAN PUSDOKINFO PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) DALAM PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI UPT PERPUSTAKAAN IAIN ( INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ) SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS

DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS DESAIN PELATIHAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PIMPINAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA (OKP) TESIS APRILIANA 0706190830 UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL JAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS RUMUSAN KEBIJAKAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU (Catatan Kritis atas Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

LAYANAN KOLEKSI DEPOSIT DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BPAD) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAYANAN KOLEKSI DEPOSIT DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BPAD) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO LAYANAN KOLEKSI DEPOSIT DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BPAD) PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ( TUGAS AKHIR ) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGADILAN PAJAK DI INDONESIA YANG DIANGGAP INKONSTITUSIONAL TESIS FELLISIA, S.H.

UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGADILAN PAJAK DI INDONESIA YANG DIANGGAP INKONSTITUSIONAL TESIS FELLISIA, S.H. UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGADILAN PAJAK DI INDONESIA YANG DIANGGAP INKONSTITUSIONAL TESIS FELLISIA, S.H. 0806426894 FAKULTAS HUKUM PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN DEPOK JUNI 2010

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Museum Kata museum berasal dari mouseion, yang berarti kuil untuk Sembilan dewi muses, anak-anak Zeus, yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kata

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KEWAJIBAN ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR SEBAGAI AKIBAT PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA PERCERAIAN MENURUT HUKUM YANG BERLAKU (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI TANGERANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan

Lebih terperinci

PENERAPAN CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC) RULES DI INDONESIA : SUATU TINJAUAN UNTUK MENCEGAH PENGHINDARAN PAJAK (ANTI-TAX AVOIDANCE) SKRIPSI

PENERAPAN CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC) RULES DI INDONESIA : SUATU TINJAUAN UNTUK MENCEGAH PENGHINDARAN PAJAK (ANTI-TAX AVOIDANCE) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC) RULES DI INDONESIA : SUATU TINJAUAN UNTUK MENCEGAH PENGHINDARAN PAJAK (ANTI-TAX AVOIDANCE) SKRIPSI STENNY MARIANI LUMBAN TOBING 0905233254

Lebih terperinci

TAMAN BERTEMA INDOOR TRANS STUDIO SEMARANG

TAMAN BERTEMA INDOOR TRANS STUDIO SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN BERTEMA INDOOR TRANS STUDIO SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Diajukan Oleh : Erik Extrada L2B009119 Dosen Pembimbing I Prof.

Lebih terperinci

PROSES PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

PROSES PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI PROSES PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Vokasi

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY ( Studi Kasus Pada Pelaksanaan Program Kemitraan Perajin Kulit Mitra Binaan Area Kamojang di Kelurahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH BRAND BANK MANDIRI TERHADAP BRAND EQUITY BANK SYARIAH MANDIRI TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH BRAND BANK MANDIRI TERHADAP BRAND EQUITY BANK SYARIAH MANDIRI TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH BRAND BANK MANDIRI TERHADAP BRAND EQUITY BANK SYARIAH MANDIRI TESIS Budi Satria 0706192325 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI TIMUR TENGAH DAN ISLAM JAKARTA JANUARI 2009

Lebih terperinci

TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI

TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA TANGGAPAN PUSTAKAWAN DAN PENGGUNA TERHADAP CD PERMAINAN UNTUK MENJADI KOLEKSI PERPUSTAKAAN SD CHARITAS SKRIPSI STEVANUS YULYANTO 0705130575 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA KETRAMPILAN INSTRUKTUR MATERI INFORMATION LITERACY (IL): Studi Kasus Program Orientasi Belajar Mahasiswa (OBM) Universitas Indonesia TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan EIRENES MARIA HENDRA, SH

TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan EIRENES MARIA HENDRA, SH PERANAN NOTARIS DALAM RUPS YANG BERKAITAN DENGAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS PERSEROAN ( Studi Kasus dalam Proses Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing Diajukan Oleh : Rahmat Sophia 0603003736 UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMK 2 SURAKARTA TAHUN 2013

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMK 2 SURAKARTA TAHUN 2013 PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMK 2 SURAKARTA TAHUN 2013 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md) dalam bidang perpustakaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Museum dalam Sejarahnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Museum dalam Sejarahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Museum dalam Sejarahnya Museum dikenal sebagai ruang atau tempat yang menampung segala hal yang berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan, merawat, dan menyajikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 135. Dengan Konsep Edutaiment Penekanan Desain Post- Modern. oleh: SHAFIRA EKA HARIANANDA Dosen Pembimbing Utama:

TUGAS AKHIR 135. Dengan Konsep Edutaiment Penekanan Desain Post- Modern. oleh: SHAFIRA EKA HARIANANDA Dosen Pembimbing Utama: TUGAS AKHIR 135 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Semarang Central Library Dengan Konsep Edutaiment Penekanan Desain Post- Modern Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA STUDI KASUS DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI T E S I S

UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA STUDI KASUS DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI T E S I S UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA STUDI KASUS DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI T E S I S Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister Sains (M.

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK TUNTUTAN PEMEKARAN TERHADAP KAPASITAS INSTITUSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

ANALISIS DAMPAK TUNTUTAN PEMEKARAN TERHADAP KAPASITAS INSTITUSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK TUNTUTAN PEMEKARAN TERHADAP KAPASITAS INSTITUSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial dalam

Lebih terperinci

PENGARUH TWITTER DALAM MENINGKATKAN CITRA MAL GANDARIA CITY. Skripsi. Oleh. Widya Yulisia

PENGARUH TWITTER DALAM MENINGKATKAN CITRA MAL GANDARIA CITY. Skripsi. Oleh. Widya Yulisia PENGARUH TWITTER DALAM MENINGKATKAN CITRA MAL GANDARIA CITY Skripsi Oleh Widya Yulisia 1200991643 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 PENGARUH TWITTER DALAM MENINGKATKAN CITRA MAL GANDARIA CITY SKRIPSI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LAYANAN REFERENSI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

PEMANFAATAN LAYANAN REFERENSI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA PEMANFAATAN LAYANAN REFERENSI DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md) Dalam Bidang Ilmu Perpustakaan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI

EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI DAN ANALISIS KONSEKUENSI ALAT PEMADAM API RINGAN DI GEDUNG A FKM UI TAHUN 2009 DENGAN METODE EVENT TREE ANALYSIS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

TESIS Diajukan Sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si)

TESIS Diajukan Sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) PENGARUH PAHAM WAHABI DI INDONESIA Studi atas Pengaruh Paham Keagamaan Wahabi Terhadap Praktek Keagamaan Mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab ( LIPIA ) Jakarta TESIS Diajukan Sebagai salah

Lebih terperinci

PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI

PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERSEPSI MANTAN NARAPIDANA TERHADAP IKLAN HAPPYDENT WHITE (VERSI MELARIKAN DIRI DARI PENJARA) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial AMRITSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Arti Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Museum Ilmu Dan Teknologi Untuk Anak-Anak Di Solo

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA DISPARITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ANTAR KABUPATEN / KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS RAJA ISKANDAR MUDA RAMBE NPM: 0606038686 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TUGAS AKHIR

KUALITAS PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TUGAS AKHIR KUALITAS PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md) dalam Bidang Ilmu Perpustakaan Oleh: TAQWIM ROMDHONI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PENGEMBANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI PENGEMBANGAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBELAJARAN DAN PELESTARIAN TENUN DI MUSEUM

BAB 5 PEMBELAJARAN DAN PELESTARIAN TENUN DI MUSEUM 102 BAB 5 PEMBELAJARAN DAN PELESTARIAN TENUN DI MUSEUM 5.1 Museum dan Pembelajaran Tenun NTT Saat ini museum mulai berkembang dari hanya memamerkan koleksi hingga dapat memberikan kesempatan pengunjung

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KARTU KREDIT TERKAIT UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG KARTU KREDIT TESIS

ANALISIS KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KARTU KREDIT TERKAIT UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG KARTU KREDIT TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KARTU KREDIT TERKAIT UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG KARTU KREDIT TESIS Susi Handayani 0706305633 FAKULTAS HUKUM PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA KULIAH PERPUSTAKAAN PROSES PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERRPUSTAKAAN SMA NEGERI KEBAKKRAMAT

LAPORAN KERJA KULIAH PERPUSTAKAAN PROSES PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERRPUSTAKAAN SMA NEGERI KEBAKKRAMAT digilib.uns.ac.id LAPORAN KERJA KULIAH PERPUSTAKAAN PROSES PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERRPUSTAKAAN SMA NEGERI KEBAKKRAMAT Disusun Oleh : ARDAN CAHYA PRASTIKA D1811012 Diajukan Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

SEKOLAH TESIS I Z Z A T Y. Faktor-faktor yang..., Izzaty, FE UI, 2009

SEKOLAH TESIS I Z Z A T Y. Faktor-faktor yang..., Izzaty, FE UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SEKOLAH ANAK JENJANG SMP DAN SMA DI SUMATERA BARAT TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ekonomi I Z

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR JAFT Periode 134/56 Januari-Juni 2016

TUGAS AKHIR JAFT Periode 134/56 Januari-Juni 2016 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GALERI BATIK DI KOTA PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER Disusun oleh: Novitasari Arsiyd Awaliyah 21020112130033 Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM TERHADAP PENERAPAN SURAT KUASA DALAM PRAKTEK JUAL BELI TANAH DAN PENDAFTARAN PEMELIHARAAN DATA TESIS

ANALISIS HUKUM TERHADAP PENERAPAN SURAT KUASA DALAM PRAKTEK JUAL BELI TANAH DAN PENDAFTARAN PEMELIHARAAN DATA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS HUKUM TERHADAP PENERAPAN SURAT KUASA DALAM PRAKTEK JUAL BELI TANAH DAN PENDAFTARAN PEMELIHARAAN DATA TESIS NAMA : Vici Lestari NPM : 0806428086 FAKULTAS HUKUM MAGISTER KENOTARIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan pariwisata adalah upaya untuk lebih meningkatkan sumber daya yang dim iliki oleh suatu obyek wisata dengan cara melakukan pembangunan unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PERANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBAGAI PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SIDOARJO TESIS

TINJAUAN PERANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBAGAI PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SIDOARJO TESIS UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN PERANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN SEBAGAI PAJAK DAERAH DI KABUPATEN SIDOARJO TESIS TASNIWATI 0806480870 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK JAKARTA

Lebih terperinci

MUSEUM SANGIRAN: HISTORISITAS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH SKRIPSI. Oleh SIGIT DWIYANTORO NIM

MUSEUM SANGIRAN: HISTORISITAS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH SKRIPSI. Oleh SIGIT DWIYANTORO NIM MUSEUM SANGIRAN: HISTORISITAS DAN RELEVANSINYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH SKRIPSI Oleh SIGIT DWIYANTORO NIM 060210302315 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

KEGIATAN PROMOSI DI PERPUSTAKAAN SMA N 1 SURAKARTA

KEGIATAN PROMOSI DI PERPUSTAKAAN SMA N 1 SURAKARTA KEGIATAN PROMOSI DI PERPUSTAKAAN SMA N 1 SURAKARTA 2016 TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md) dalam Bidang Perpustakaan Oleh: RORO SUBEKTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI NOTARIS YANG CUTI DIANGKAT SEBAGAI PEJABAT NEGARA TESIS

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI NOTARIS YANG CUTI DIANGKAT SEBAGAI PEJABAT NEGARA TESIS TINJAUAN YURIDIS MENGENAI NOTARIS YANG CUTI DIANGKAT SEBAGAI PEJABAT NEGARA TESIS IMELDA MOULY IRIANTY, S.H. 0806478986 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN DEPOK JANUARI

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG GO PUBLIK

Lebih terperinci

SISTEM PENATAAN RUANG DAN PERABOT DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

SISTEM PENATAAN RUANG DAN PERABOT DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA SISTEM PENATAAN RUANG DAN PERABOT DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Ilmu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA. Analisa Sistem Penilaian Kinerja di PT Epson Indonesia TESIS. Henky Hidayat

UNIVERSITAS INDONESIA. Analisa Sistem Penilaian Kinerja di PT Epson Indonesia TESIS. Henky Hidayat UNIVERSITAS INDONESIA Analisa Sistem Penilaian Kinerja di PT Epson Indonesia TESIS Henky Hidayat 0606018311 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM PASCASARJANA JAKARTA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI PERBANDINGAN NILAI VALUE AT RISK DENGAN DAN TANPA HEDGING MENGGUNAKAN METODE EXTREME VALUE THEORY UNTUK RISIKO KERUGIAN FLUKTUASI HARGA MINYAK MENTAH TESIS Diajukan sebagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGEMBANGAN DAN DAMPAK INDUSTRI BIOETANOL DI JAWA TIMUR DENGAN METODE INPUT OUTPUT TESIS KULSUM 0806422605 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK INDUSTRI DEPOK JUNI

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DENGAN AGUNAN BERUPA TANAH (STUDI KASUS BANK X) SKRIPSI

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DENGAN AGUNAN BERUPA TANAH (STUDI KASUS BANK X) SKRIPSI PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DENGAN AGUNAN BERUPA TANAH (STUDI KASUS BANK X) SKRIPSI AGUNG ANGGRIANA 0504000097 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS HUKUM PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN T E S I S

UNIVERSITAS INDONESIA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN T E S I S UNIVERSITAS INDONESIA PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN T E S I S Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Magister Sains Nama : SARWO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci