BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
|
|
- Yuliana Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Definisi Museum Kata museum berasal dari mouseion, yang berarti kuil untuk Sembilan dewi muses, anak-anak Zeus, yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kata museum mulai banyak digunakan pada masa Renaissance, sekitar abad ke 16 dan ke-17. Berdasarkan kamus Oxford, museum adalah sebuah bangunan dimana objek-objek sejarah, pengetahuan, seni, atau budaya disimpan dan dipamerkan. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Berdasarkan International Council of Museums pada tahun 2006, museum adalah lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan, diabdikan untuk kepentingan masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan, dan memamerkan bukti-bukti bendawi manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi penelitian, dan kesenangan. Sedangkan dalam peraturan pemerintah daerah No.19 tahun 1995, tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum menyebutkan bahwa museum adalah lembaga tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti material hasil budaya manusia, serta alam lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa Museum Yang Ideal Museum sebagai sebuah bangunan pada dasarnya memiliki standar rancang bangun sebuah museum, tetapi dalam kasus Museum Satriamandala yang bangunan aslinya merupakan sebuah rumah tinggal, akhirnya memiliki sebuah keunikan dan sejarah
2 tersendiri. Sebagai pemberi informasi, museum memiliki tugas untuk merekonstruksi kisah atau sejarah melalui benda-benda milik museum tersebut, oleh karena itu sebuah museum harus bisa membangun konteks, dalam kaitannya bagaiman cara museum menyampaikan informasi tersebut harus dibangun sedemikian rupa sehingga informasi yang dapat orang ambil dari benda tertentu tidak berhenti pada benda itu saja, tetapi dari seluruh aspek yang membangun benda tersebut. Oleh karena konteks menjadi syarat utama sebuah museum, bila museum gagal menghadirkan konteks, dapat dikatakan museum tersebut gagal. Karena melayani informasi untuk masyarakat, idealnya informasi dari benda tersebut harus dapat diakses oleh siapapun, termasuk oleh penyandang disabilitas. Oleh karena itu penggunaan metode komunikasi yang maksimal harus bisa disampaikan secara bersamaan agar semua orang dapat mengerti Fungsi Museum Museum memiliki empat fungsi yaitu: - Fungsi Informatif : fungsi pertama museum adalah memberikan informasi, setiap orang yang datang ke museum adalah mendapatkan informasi, oleh karena itu museum sebagai sebuah institusi yang mewadahi benda-benda tersebut harus bisa menyampaikan kembali kepada khalayak informasi dari benda-benda tersebut. - Fungsi inspiratif : orang-orang yang datang ke museum, setelah mereka mendapat infomasi dari benda-benda yang mereka lihat, efek yang didapatkan adalah timbulnya ide atau gagasan. Sebagai contoh, seorang seniman atau desainer saat mereka berkunjung ke museum, akan muncul di kepala mereka ide-ide baru untuk karya mereka - Fungsi edukatif : karena museum menyampaikan informasi, secara bersamaan museum memiliki fungsi mendidik. Oleh karena itu secara otomatis, museum memiliki peran penting sebagai agen pendidikan. - Fungsi rekreatif : museum adalah tempat rekreasi karena museum adalah tempat kita belajar di luar kelas
3 2.1.4 Kategori Museum Museum dibagi dalam dua kategori, yaitu: - Museum umum : museum yang didalamnya terdiri dari berbagai macam barang, dan cakupan nya luas, biasanya berisi barang-barang yang mewakili suatu daerah tertentu sebagai contoh Museum Nasional, benda-benda yang berada di dalam nya adalah semua kaitannya dengan sejarah Indonesia - Museum khusus : Museum yang barang koleksi nya sudah sangat spesifik, yang berarti museum tersebut bersifat tematik, hanya berfokus pada benda-benda yang berhubungan dengan nama museum tersebut. Sebagai contoh Museum Tekstil, semua benda koleksi nya hanya terdiri dari tekstil saja. Melihat dari dua kategori museum di atas, Museum Satriamandala termasuk dalam kategori museum khusus, sebab museum tersebut spesifik kepada sejarah TNI, yang berarti benda-benda koleksi nya hanya yang berhubungan dengan TNI Sejarah Museum Satriamandala Museum ini terletak di Jalan Gatot Subroto no.14, Jakarta Selatan. Gedung Museum ini sebelumnya dikenal sebagai Wisma Yaso, yaitu tempat kediaman Ir. Soekarno bersama istri nya Ratna Sari Dewi Soekarno. Bung Karno dan tempat disemayamkannya Bung Karno sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Setelah beliau wafat pada tahun 1970, para pemimpin TNI (pada saat itu masih bernama ABRI) memiliki gagasan untuk membuat sebuah museum pusat TNI, setelah meninjau beberapa lokasi, akhirnya rumah tersebut dipilih untuk dijadikan museum tersebut. Pada tanggal 5 Oktober 1972 bertepatan juga dengan HUT TNI, rumah resmi itu dibuka sebagai museum sejarah TNI dan diresmikan oleh Bapak Soeharto selaku presiden saat itu. Kemudian oleh presiden Soeharto, museum tersebut diberi nama Museum Satriamandala yang berarti Satria itu pahlawan dan Mandala adalah tempat suci atau keramat. Dari sana dapat dimaknakan bahwa Museum Satria Mandala adalah tempat suci berkumpulnya para pahlawan. Museum ini berada di bawah Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI) pada struktur organisasi.
4 Tujuan didirakannya museum ini adalah mewariskan nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia khusunya perjuangan TNI, oleh karena itu benda-benda yang berada di museum ini seluruhnya berkaitan dengan TNI, seperti panji-panji, senjata, seragam, hingga diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan TNI dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan dari 1945 hingga sekarang. Pada saat ini museum memiliki total 109 diorama Visi dan Misi Museum Satriamandala VISI : Menjadi museum yang professional sebagai penyelenggara Pembina kesejarahan dan pengembangan jiwa korsa serta semangat keprajuritan dalam rangka pembinaan kemampuan kekuatan pertahanan negara. MISI : 1. Melaksanakan pembinaan kesejarahan dan tradisi TNI melalui museum. 2. Mewujudkan Museum Satriamandala menjadi rujukan museum di lingkungan TNI. 3. Mewujudkan Museum Satriamandala menjadi salah satu andalan destinasi kunjungan wisata di propinsi DKI Jakarta Konteks Museum Satriamandala Konteks yang dibangun dalam museum ini adalah sejarah perjuangan TNI dari tahun 1945 hingga sekarang, serta nilai-nilai yang diwariskan oleh TNI. TNI meliputi angkatan darat, laut, dan udara sehingga bila dibawa kemanapun, museum tidak boleh lepas dari salah satu komponen di atas, dan komposisi nya harus seimbang. Bila berbicara tentang, tokoh, peran senjata, dll harus selalu berkaitan dengan ketiga angkatan tersebut. Dalam kaitannya dengan konteks sebagai cara menyampaikan informasi, sebuah koleksi senjata sebagai contoh harus bisa bercerita tentang spesifikasi, sejarah, lalu bagaimana dulu senjata itu digunakan, digunakan oleh siapa, dan sebagainya
5 sehingga benda tersebut dapat bercerita secara komplit dan memberikan nilai yang utuh Kondisi Saat Ini Museum Satriamandala tidak memiliki masalah yang cukup signifikan, satu-satunya masalah yang berarti adalah penambahan koleksi. Umumnya benda koleksi didapatkan dari sumbangan, jadi cukup sulit untuk menambah koleksi, tetapi ada juga koleksi yang disumbangkan belum memiliki tema di museum sehingga belum bisa dipamerkan. Sedangkan dari segi pengunjung yang datang, Museum Satriamandala mengalami peningkatakan dari tahun 2013 yang berjumlah ke tahun 2014 yang berjumlah , dan ini merupakan kenaikan yang paling signifikan bila dibandingkan dengan museum-museum yang berhubungan dengan TNI di DKI Jakarta meskipun seluruh museum tersebut juga mengalami kenaikan pengunjung pada tahun Dari angka di atas, yang paling banyak menyumbang pengunjung adalah siswa Sekolah Dasar, disebabkan oleh memang umumnya Sekolah Dasar memiliki program unutk berkunjung ke museum, dan Museum Satriamandala menjadi salah satu rujukan karena konten nya yang berhubungan dengan sejarah negeri dan nasionalisme. Juga karena pada saat libur sekolah sekitar pertengahan tahun, keluarga mengajak anak-anak mereka untuk rekreasi ke museum. Museum Satriamandala sendiri memiliki program-program pengenalan museum seperti museum keliling yaitu museum yang berjalan yang mendatangi sekolahsekolah dengan menggunakan kendaraan, namum pada tahun belakangan ini belum berjalan kembali. Pada tanggal 18 Mei yang merupakan hari museum sedunia, Pemda DKI Jakarta mengadakan pameran museum-museum di Museum Sejarah Jakarta atau yang biasa kita kenal dengan Gedung Fatahillah. Disana Museum Satriamandala berpartisipasi dan antusiasme masyarakat sangat tinggi karena pengunjung diperbolehkan memegang benda koleksi, ini juga merupakan cara-cara untuk mendekatkan konteks benda tersebut kepada masyarakat masa kini.
6 2.1.9 Komparasi Dengan Museum Militer di Luar Negeri Gambar 2.1 Mengambil contoh di atas, dapat terlihat bagaimana cara menyajikan benda-benda koleksi dengan baik sehingga mereka berada tepat pada konteksnya. Terlihat dari bagaimana mereka meletakkan sejarah dengan benda-benda terkaitnya yaitu dari mulai seragam, tas, senjata, lencana, hingga kaus tangan. Didukung pula dengan tata penyimpanan, peletakan, hingga cahaya, sehingga suasana yang dibangun semakin kuat. Contoh tersebut dapat digunakan untuk bagaimana cara membangun konteks yang tepat Sejarah Singkat Tentara Nasional Indonesia (TNI) TNI lahir dari perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang ingin menjajah kembali melalui kekerasan senjata. TNI merupakan perkembangan dari organisasi Badan Keamanan Rakyat (BKR), selanjutnya pada 5 Oktober 1945 menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan untuk memperbaiki susunan agar sesuai dengan dasar militer Internasional, dirubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Dalam perkembangannya pemerintah berusaha untuk terus menyempurnakan tentara guna mengekakkan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. Pada tanggal 3 Juni 1947 dua kekuatan bersenjata yaitu TRI
7 dan badan-badan perjuangan rakyat disatukan dan presiden resmi mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tahun 1949 dibentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu dibentuk juga angkatan perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan TNI dan KNIL. Pada Agustus 1950 RIS dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, APRIS pun berganti nama mejadi Angkata Perang RI (APRI). Pada tahun 1952 terjadi sebuah masalah yang mengakibatkan retaknya TNI, dan sebagai upaya penyatuan kembali, pada tahun 1962 organisasi angkatan perang dan kepolisian Negara digabungkan menjadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu titik penting pada sejarah TNI terutama pada dekade enam puluhan Definisi Pameran Pameran adalah sebuah pertunjukan (hasil karya seni, produksi, dsb). Pameran adalah upaya memperkenalkan ide atau gagasan kepada masyarakat sehingga masyarakat tertarik dan biasanya diakhiri dengan membeli Sesutu dari pameran tersebut, oleh karena itu pameran dapat termasuk dalam upaya promosi. Dalam kaitannya dengan Museum Satriamandala, pameran digunakan sebagai media unutk memperkenalkan kembali museum kepada masyarakat sekaligus dapat menjual cinderamata yang berhubungan dengan museum. 2.2 Tinjauan Khusus Identitas Visual Museum Museum Satriamandala memiliki kasus menarik yaitu tidak boleh memiliki logo, karena bagi mereka logo, lambang, atau panji yang bersifat filosofis dan semacamnya hanya dimiliki oleh kepangkatan di dalam angkatan, juga karena museum ini berada di bawah Pusat Sejarah TNI sehingga menjadi kesatuan dengannya dan tidak berdiri sendiri. Adapun tulisan di depan museum berupa Museum Satriamandala sifatnya tidak baku dan hanya digunakan sebagai pengenal
8 saja, oleh karena itu penulis dapat dengan bebas mengaplikasikan nama dengan berbagai warna dan font agar tepat dengan konteks nya Teori Warna Karena Museum Satriamandala adalah museum TNI yang konteksnya meliputi seluruh angkatan yaitu darat, laut, dan udara, maka penggunaan warna pun harus meliputi ketiga angkatan tersebut, yaitu hijau untuk angkatan darat, abu-abu untuk angkatan laut, dan biru untuk angkatan udara. Warna bendera Indonesia yaitu merah dan putih digunakan sebagai sebagai payung ketiga warna tersebut, sebab TNI sebagai sebuah institusi pertahanan dan keamanan Indonesia yang berjiwa nasionalis harus merefleksikan diri kepada warna dan simbol tersebut. Selain itu, berdasarkan pengamatan penulis warna latar yang netral seperti hitam atau putih, umum digunakan sebagai warna pameran belakangan ini, ini juga dapat diaplikasikan kedalam warna untuk teks Teori Ilustrasi Menurut buku Illustration karya Andrew Hall, Ilustrasi adalah sebuah gambar yang mendukung suatu teks. Oleh karena itu ilustrasi dapat diletakkan secara berdampingan dengan teks maupun tidak. Gambar memiliki kekuatan lebih dari teks, antara lain dapat mengkomunikasikan sesuatu secara langsung tanpa harus dibayangkan, tidak terkait bahasa verbal, dapat berkomunkasi secara global, memberikan pengalaman visual, merangsang imajinasi melalui mata, menghubungkan langusng dengan emosi, ingatan, dan pengalaman, juga memiliki bentuk, warna dan bidang. Berdasarkan pengertian di atas, ilustrasi memiliki peran penting dalam menyampaikan sebuah pesan, terutama dalam membuat pameran dimana konteks harus dibangun. Ilustrasi untuk pameran Museum Satriamandala meliputi tokohtokoh, alat-alat perang, serta panji-panji, sehingga perasaan perjuangan, nasionalisme, dan kebanggaan dapat tersampaikan lewat ilustrasi tersebut.
9 Gambar 2.2 Dari contoh di atas, dapat dilihat ilustrasi-ilustrasi untuk pameran yang terkait dengan militer atau sejarah umumnya berupa foto-foto asli, peta, timeline (grafik perjalanan waktu), dan grafik-grafik yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu Teori Tipografi Penggunaan jenis huruf sans serif yang modern pada lugu bertujuan untuk tetap menunjukkan bahwa TNI dan Museum Satrimandala adal sebuah instansi yang modern yang tetap relevan dari jaman kemerdekaan hingga saat ini. Jenis huruf ini juga digunakan untuk head dan sub-head serta konten-konten yang sifatnya penting dan bukan bodytext. Pada bodytext digunakan jenis huruf Monospace atau jenis huruf yang setiap karakter memiliki panjang dan lebar yang sama, ini mengambil referensi pada gaya penulisan dokumen-dokumen tentara pada jaman dahulu yang biasa diketik dengan mesin tik. Ini juga mengambil referensi dari visualisasi game atau film bertema perang yang juga biasa menggunakan huruf jenis ini.
10 2.2.6 Analisa S.W.O.T Strenght Museum Satriamandala adalah museum khusus sejarah TNI, sehingga museum ini sangat menarik bagi para penyuka sejarah dan militer, juga bagi para pendidik. Erat kaitannya dengan masa perjuangan, bisa membuat museum ini sebagai salah satu museum yang wajib dikunjungi untuk mengenal sejarah bangsa Indonesia. Museum Satriamandala memiliki konteks yang sangat kuat, sehingga bila diangkat ke pameran dapat didesain dengan baik. Weakness Benda-benda koleksi yang berupa senjata dalam berbagai ukuran dapat menjadi kesulitan dalam memamerkan nya, terutama bila di luar museum. Benda-benda berupa senjata, juga benda-benda bersejarah lainnya membutuhkan keamanan yang tinggi. Opportunity Kenaikan jumlah pengunjung menunjukkan bahwa adanya peningkatan apresiasi masyarakat untuk berkunjung ke museum Rasa nasionalisme masyarakat yang masih cukup tinggi serta kondisi saat ini di rasa nasionalisme dirasakan mulai meluntur dalam era globalisasi menjadi kesempatan yang baik untuk menarik pengunjung. Pameran tentang Diponegoro yang diselenggarakan belakangan ini dan mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat bisa menjadi momen yang tepat untuk mengadakan pameran Museum Satriamandala. Sosial media menjadi penyebar informasi yang sangat cepat di masa kini, sehingga pengadaan sebuah pameran dapat disebarluaskan dengan cepat pula. Threat Masih adanya orang-orang yang melihat keberadaan TNI atau lebih sempitnya senjata sebagai sebuah kehadiran yang tidak perlu, sehingga berpotensi menimbulkan pandangan yang negatif dari orang-orang tersebut.
11 Sosial media sebagai penyebar infomasi yang cepat tidak dapat dikendalikan kontennya, sehingga informasi apapun dapat tersalurkan baik positif maupun negatif.
2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa yang besar adalah bangsa yang yang menghargai sejarah. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman tentang hal yang telah terjadi di masa lalu. Keberhasilan
Lebih terperinciIndonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun Hanya saja, tidak banyak yang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sejarah panjang untuk mendapatkan kemerdekaannya di tahun 1945. Hanya saja, tidak banyak yang tertarik untuk mempelajari sejarah karena terkesan membosankan.
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Hasil Desain 5.1.1 Logo Gambar 5.1 Logo pameran Api abadi terbagi dalam logogram dan logotype, untuk logogram adalah grafis dari api yang terbagi dalam tiga bagian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hari merdekanya Indonesia menjadi momentum yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Hal tersebut bisa diperoleh setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pesatnya perkembangan zaman kearah yang lebih modern dan diikuti dengan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan, kian menuntut masyarakat memenuhi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM
BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan pariwisata adalah upaya untuk lebih meningkatkan sumber daya yang dim iliki oleh suatu obyek wisata dengan cara melakukan pembangunan unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PERANAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DALAM PERANCANGAN VISUAL GAME THE LEGEND OF PRAMBANAN"/Permana Adi Wijaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki ratusan peninggalan benda bersejarah yang berbedabeda. Masing masing daerah memiliki benda yang bersejarah tersendiri yang dapat diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata ke museum selain bertujuan untuk berlibur juga dapat menambah ilmu pengetahuan sekaligus ikut menjaga pelestarian kekayaan budaya bangsa. Menurut situs kebudayaan.kemdikbud.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai
Lebih terperinciBAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan memiliki beragam budaya, seni serta wisata yang telah dikenal keindahannya di Indonesia. Ibukota Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata atau tourism adalah suatu perjalanan yang di lakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang di lakukan untuk melakukan aktivitas tersebut.
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan hal penting dalam berbangsa karena sejarah adalah bagian dari kehidupan yang dapat dijadikan sebuah pelajaran untuk menjadi bangsa yang lebih baik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, seringkali kalangan anak remaja lupa betapa pentingnya untuk mengetahui dan mengenal sejarah dan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasala
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Arti museum seperti yang di dikutip dari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Tim Penyusun Kamus (1990:601) adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini mengambil judul Museum Telekomunikasi di Surakarta. Berikut ini adalah pengertian dari judul tersebut. 1.2 Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan yang semakin pesat membuat masyarakat modern bertambah jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang dikerjakanya. Masyarakat mulai melupakan pentingnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA 3.1 Metode Penelitian Untuk merancang Logo dan katalog produk profile hotel budget Bangkalan sesuai dengan bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual, maka metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Sebelah utara Kabupaten Tuban membentang luas lautan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang memiliki ragam budaya, suku, bahasa dan agama. Selama kurang lebih 350 tahun Indonesia mengalami masa penjajahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi rajaraja yang memerintah.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara kepulauan dengan beraneka ragam kekayaan alam dan budaya, berbagai produk agrikultur iklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak daya tarik didalamnya, termasuk pariwisata. Selain memiliki banyak nilai sejarah dan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi
Lebih terperinciManfaat Mempelajari Sejarah
Manfaat Mempelajari Sejarah MODUL 2 MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER 1 Penyusun : Yayan Syalviana, S.Pd. Wiwi Wiarsih, SS. SMA Negeri 26 Bandung Jalan Sukaluyu No. 26 Cibiru Bandung 40614 SMAN 26
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pahlawan kemerdekaan
Lebih terperincipokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan
BAB III GALERI SENI LUKIS DI YOGYAKARTA 3.1. Pengertian Ada beberapa pengertian Galeri Seni (Art Gallery) yang antara lain : a. Menurut Amri Yahya.10 Galeri Seni adalah suatu tempat pemajangan benda-benda
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai identitas Kota Bandung ini adalah dengan merancang identitas yang dapat memenuhi
Lebih terperinci1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia dan Yogyakarta Kaya akan Budaya Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang
Lebih terperinciBAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API. Dzulfikri Abdul Jabbar
BAB I KAMPANYE NILAI PENGORBANAN BANDUNG LAUTAN API Dzulfikri Abdul Jabbar 116010030 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandung memiliki peran dan kontribusinya sendiri dalam mencapai kemerdekaan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Batasan Pengertian 1.1.1. Pengertian Museum Gamelan Jawa a. Museum Ada beberapa pengertian museum, namun menurut esensinya secara umum museum adalah gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat dengan banyaknya perkembangan bisnis industri dan pembangunannya. Namun dimata
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik.
BAB IV KONSEP 4.1. Panduan Arah Terpadu Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: 4.1.1. Tanda orentasi : ditempatkan untuk membantu pengunjung dapat memahami arah dimana dia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang identik dengan pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata tempat bersejarah, dan masih banyak lagi.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu sistem besar. Komponen komponen dalam sistem ini saling terkait antara yang satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas permuseuman kini makin berkembang sebagai akibat dari terjadinya perubahan paradigma. Apabila pada awalnya aktivitas permuseuman berpusat pada koleksi,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1954 TENTANG TANDA KEHORMATAN SEWINDU ANGKATAN PERANG PRESIDEN, Menimbang : 1.bahwa masa satu windu, sejak saat diresmikan berdirinya Angkatan Perang Republik Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan
BAB I PENDAHULUAN JUDUL PROYEK Desain Interior Museum Tapis Lampung di Kota Bandar Lampung dengan Pendekatan Sai Bumi Ruwa Jurai. A. LATAR BELAKANG MASALAH Tapis Lampung, kain tenun khas Lampung memang
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Perancangan sign system dan media informasi pada Museum Geologi Bandung dibuat dengan dilatarbelakangi oleh data-data yang nyata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai bangunan bersejarah di kawasan Dago adalah dengan merancang buku sebagai media informasi
Lebih terperinciL2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya berupa perairan. Nenek moyang bangsa Indonesia juga pada mulanya bermigrasi dari daratan China Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Ini artinya busana merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. 2. Manfaat Perancangan
BAB II METODOLOGI A. Tujuan dan Manfaat Perancangan 1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan typeface ini adalah merancang typeface yang tepat dengan eksplorasi bentuk alat musik Angklung sebagai
Lebih terperinciPERTEMUAN 2. Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum
PERTEMUAN 2 Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum A. PENDAHULUAN Dalam sejarah museum dapat dilihat terjadinya perubahan-perubahan yang bersifat perluasan fungsi museum.
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan Startegi dalam perancangan city branding kecamatan ujungberung dengan merancang identitas yang mampu menggambungkan unsur modern
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Buku cerita ilustrasi Ramayana menampilkan gambar ilustrasi kontemporer berupa kartun dengan gaya vector. Mengadaptasi desain karakter kartun
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blitar adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno merupakan makam Proklamator
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG CAGAR BUDAYA I. UMUM Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa negara memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Surabaya memiliki banyak monumen bersejarah yang masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Surabaya memiliki banyak monumen bersejarah yang masing-masing terkandung nilai histori tinggi. Menurut undang-undang tentang kriteria cagar budaya, monumen
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1.1 Pendekatan komunikasi (pendekatan visual dan verbal)
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan terdiri dari dua kata yaitu strategi dan perancangan, yang masing-masing kata mempunyai pengertian tersendiri.
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 105/KEP-BKIPM/2017 TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 105/KEP-BKIPM/2017 TENTANG PEDOMAN STANDAR IDENTITAS ORGANISASI BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 ( balai pustaka Kamus Bahasa Indonesia 1988 ) 2 Ibid 3 Ibid
BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL Pengertian judul : MUSEUM MUSIK TRADISONAL JAWA TENGAH DI BENTENG VASTENBURG SURAKARTA adalah sebagai berikut : Museum : Gedung yang digunakan sebagai tempat untuk
Lebih terperinciBAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,
BAB I 1.1. Latar Belakang Surabaya saat ini telah menjadi sebuah kota industri yang modern, pusat perekonomian dan bisnis di Jawa Timur, serta sentra kekuatan angkatan bersenjata maritim Indonesia. Surabaya
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.195, 2015 KEHUTANAN. Museum. Cagar Budaya. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5733). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah sebuah negara yang dikenal dengan keanekaragaman tradisi dan kebudayaan, salah satu keragaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah tradisi pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Museum adalah suatu lembaga institusi yang permanen yang melayani kepentingan masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak mencari keuntungan, yang
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Definisi Buku
1 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. tahun Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan
BAB VI PENUTUP Untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat terhadap museum, pada tahun 2006-2012 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta telah melaksanakan program publik. Keterlibatan masyarakat dalam program
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU
PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA
PROPOSAL MUSEUM SAINS DAN TEKNOLOGI DI SURABAYA 1. Judul Museum Sains dan Teknologi Di Surabaya 2. Latar Belakang Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal
Lebih terperinciMengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta
Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Diantara banyak peninggalan bangunan bersejarah di Kota Yogyakarta adalah museum. Sebenarnya di Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Untuk membentuk perancangan yang sesuai yang diinginkan target audiens terkait solusi yang digunakan, dilakukan strategi dengan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan yang saya buat agar bisa menaikkan pangsa pasar clas mild dan bisa mempromosikan band band lokal agar bisa menjadi band nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional atau sering disebut dengan permainan rakyat yang merupakan permainan anak yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita dan kemudian turun menurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia telah menikmati kemerdekaan selama 72 Tahun, kemerdekaan atas diri sendiri, kemerdekaan beragama, kemerdekaan berkumpul dan berserikat, dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN Yopi Samsul Arifin, 2016 Kajian Visual Pada Desain Uang Kertas Rupiah Semua Pecahan Emisi Terakhir
254 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Uang kertas rupiah merupakan alat pembayaran yang sah dan mata uang resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dicetak dan diatur penggunaannya oleh Bank Indonesia dengan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten Jembrana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbhinneka tunggal ika. Terdapat banyak suku di Indonesia yang memiliki ciri khas dan keunikan yang berbedabeda. Selain memiliki
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN
35 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN Setelah melalui proses pencarian data, pemilihan strategi kreatif dan strategi visual berikut adalah perancangan logo museum sebagai identitas visual dan eksekusi itemitem
Lebih terperincimemperlancar semua aktifitas yang menjadi program suatu pendidikan.
PERPUSTAKAAN KEPRESIDENAN (PRESIDENTIAL LIBRARY) BUNG KARNO DI BUTAR BAGIAN SATU PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perpustakaan Buku adalah penemuan manusia yang sungguh hebat, sebab dengan diketemukannya
Lebih terperinci2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 merupakan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa
Lebih terperinciIII. DATA PERANCANGAN A. Kelompok Data berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan Media cetak adalah sebuah media yang memiliki fungsi sebagai penyampaian informasi yang memiliki manfaat dan terkait
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013
Sambutan Presiden RI pd Peresmian Monumen Perjuangan Mempertahankan NKRI, tgl.22 Juli 2013, Jakarta Senin, 22 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN MONUMEN PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PUSAT PENDIDIKAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL MODERN DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pusat Pendidikan Desain Komunkasi Visual Modern di Yogyakarta Desain Komunikasi Visual atau sering disingkat DKV semakin luas dikenal oleh masyarakat.
Lebih terperinci