KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Badung merupakan bagian integral dari pemerintah pusat yang merupakan perpanjangan tangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemerintahan termasuk didalamnya dalam pelaksanaan pembangunan secara berkelanjutan dengan menggunakan sumber daya yang ada secara proforsional sehingga dapat memberikan dampak yang optimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan dan menjaga kelestarian dan keseimbangan alam secara bijaksana sehingga dapat mengurangi dampak atau ekses yang bersifat negative yang ditimbulkan akibat pembangunan yang tidak mempertimbangkan prinsip-prinsip keseimbangan sosial, ekonomi dan Budaya. Dalam rangka melaksanakan proses pembangunan pemerintah Kabupaten Badung tetap mengacu dan dilandasi oleh keberadaan historis, kearifan lokal dan kondisi sosial masyarakat Kabupaten Badung yang tertuang dalam Motto Cura Dharma Raksaka. Bertitik tolak dari motto tersebut Pemerintah Kabupaten Badung menyepakati landasan-landasan yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan yang tertuang dalam Visi Melangkah Bersama Membangun Badung Yang Shanti dan Jagadhita Berlandaskan Tri Hita Karana dan 9 Misi yang dikelompokkan menjadi 3 fungsi antara lain 1. Fungsi Parahyangan, 2. Fungsi Pawongan, 3. Fungsi Palemahan. Dalam pelaksanaan fungsi kepemerintahan, Pemerintah Kabupaten Badung dalam rangka mempercepat proses pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang dinginkan ditopang oleh lembaga, instansi yang masing-masing mempunyai fungsi yang diamanatkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung merupakan salah satu instansi yang menjalankan fungsi pembangunan dalam bidang Pemberdayaan Perempuan yang dalam pelaksanaan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Stratejik yang merupakan dokumen pembangunan lima tahunan. Pembangunan merupakan suatu proses berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan berbagai sumber daya yang ada baik yang bersifat material dan non material sehingga membutuhkan adanya Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

2 kemampuan pengelolaan yang optimal demi terselenggaranya Clean Government dan Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Pada zaman globalisasi dan era transparansi saat ini, pemerintah daerah memiliki tanggungjawab yang sangat besar dan harus mampu menjadi derigen pembangunan baik di sektor swasta dan segenap komponen masyarakat sehingga dampak daripada pembangunan dapat dirasakan secara merata keberbagai lapisan masyarakat. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut suatu keharusan bagi pemerintah untuk terus melakukan regulasi, deregulasi, debirokrasi, rekapitalisasi, reposisi, relokasi dan restrukturisasi berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan iklim usaha yang lebih kondusif dan kehidupan masyarakat yang lebih nyaman dan sejahtera. Untuk menggerakkan segenap potensi pembangunan yang ada di daerah, sesuai dengan kewenangan dan fungsi dalam penyelenggaraan otonomi daerah hendaknya dilakukan secara terencana dan terukur. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pembangunan terintegrasi melalui penjabaran tugas dan fungsi masingmasing lembaga, yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Kabupaten Badung dalam melaksanakan visi, misi, program dan kegiatan sebagai suatu proses untuk menentukan tindakan pemecahan permasalahan masa depan yang tepat, sistimatis, terarah, terpadu, menyeluruh senantiasa tanggap terhadap perubahan dan tantangan yang semakin berat. Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenaan dengan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitemate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka di terbitkan INPRES Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Salah satu pasal dalam undang-undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

3 kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah, setiap Kepala SKPD Pemerintah Daerah. diminta untuk menyampaikan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD kepada Bupati, sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD) juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD) berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua hal tersebut memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh masyarakat. Bertitik tolak dari RPJM Kabupaten Badung Tahun , Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Badung dan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah serta memperhatikan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah, penyusunan LAKIP SKPD Tahun 2014 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasannya yang memadai atas kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja. Dengan demikian, Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD) Kantor Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

4 Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung yang menjadi bagian laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Badung kepada Bupati ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LAKIP SKPD ini merupakan hasil kegiatan Tahun Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Dan Dalam lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tanggal 15 juni 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah disebutkan bahwa Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (LAKIP SKPD) Tahunan disampaikan kepada Bupati sebagai bahan penyusunan LAKIP Pemerintah Kabupaten Badung. Pelaksanaan penyusunan LAKIP SKPD Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014 dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang melandasi pelaksanaan LAKIP, yaitu : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir, UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Instansi Pemerintah; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah; 7. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

5 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah; 10. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun ; 11. Peraturan Bupati Badung Nomor 54 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Badung Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Indikator Utama (IKU) di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung; 12. Perjanjian Pemerintah Kabupaten Badung Tahun Anggaran Gambaran Umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Adapun visi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun sebagai berikut : Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) Kesejahteraan dan Perlindungan Anak (KPA) dalam Berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka perlu dituangkan dalam bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai dan memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk menumbuhkan partisipasi semua pihak. Untuk dapat mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan kedepan dengan mempertimbangkan peluang yang dimiliki untuk mewujudkan partisipasi masyarakat serta memberikan pelayanan di bidang Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak maka rumusan misi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dalam pencapaian misi 2014 ditetapkan, antara lain : 1. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan. 2. Meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang startegis. 3. Meningkatkan kesejahteraan, perlindungan anak dan perlindungan Perempuan. 4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dalam rangka memberikan kepastian operasional dan keterkaitan terhadap peran masingmasing misi adalah : Terwujudnya peningkatan peranan perempuan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

6 Terwujudnya perlindungan perempuan dan anak Menurunnya kesenjangan pembangungan antara laki-laki dan perempuan Terwujudnya pemenuhan hak anak Dalam hal ini Sasaran Program dan Kegiatan yang akan dicapai oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung : Meningkatnya peranan perempuan Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan laki-laki Meningkatnya pemenuhan hak anak Untuk itu agar dapat mewujudkan kerangka pembangunan tersebut dalam kurun waktu lima tahun kedepan, maka ditetapkan beberapa strategi yaitu : 1. Meningkatkan kemampuan dan kemadirian lembaga dan organisasi perempuan. 2. Meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang strategis. 3. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak. 4. Menghapus segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. 5. Menegakkan HAM bagi perempuan. 6. Meningkatkan Pemenuhan Hak Anak. Adapun arah kebijakan Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung periode , diarahkan pada beberapa sasaran pokok meliputi : 1. Terwujudnya peningkatan peranan perempuan 2. Terwujudnya kualitas hidup keluarga dan masyarakat. 3. Terwujudnya perlindungan perempuan dan anak 4. Terwujudnya pembangunan yang responsif gender 5. Terwujudnya penegakan HAM bagi perempuan. 6. Terwujudnya pemenuhan hak anak Keberhasilan program yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan kebijakan instansi. Dalam rangka itu Program Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung 5 (lima) tahun mendatang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Kegiatan : - Pembinaan dan Evaluasi GSI-B - Lomba Pengelola Bina Keluarga Balita (BKB) Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

7 - Pelatihan POKJA BKB tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan. - Lomba pengelola Bina Keluarga Balita (BKB). - Peringatan hari Anak Nasional - Pengembangan Kabupaten Layak Anak - Sosialisasi HIV AIDS. - Sosialisasi Penyelesaian Kasus dengan Pendekatan (Restorative ). - Pembinaan Simulasi pola Asuh Anak Dalam Keluarga dan Penghapusan Kekerasan dalam Rumah tangga di Kabupaten Badung. - Sosialisasi Kabupaten Layak Anak (KLA). - Pelatihan KHA Bagi Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak (KLA). - Forum Anak Daerah Kabupaten Badung. - Sosialisasi Telepon Sahabat Anak (TESA). - Pengadaan Alat Permainan Edukatif (APE) 2. Program Penguatan Kelembagaan Pengahurusutamaan Gender (PUG) Kegiatan : - Seleksi Tokoh Perempuan. - Penyusunan Statistik Analisis Gender - Penilaian Perkembangan Kemajuan Pelaksanaan Program dan Kegiatan PP dan PUG Anak di masing-masing Kabupaten/Kota - Penyusunan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Badung. - Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) - Pelatihan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender - Sosialisasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak 3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Kegiatan : - Sosialisasi Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Kekerasan Dalam Rumah Tangga - Sosialisasi Pencegahan Terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang (Trafiking) - Peringatan Hari Ibu Tahun Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Kegiatan : - Pembinaan dan Evaluasi Kader P2WKSS 1.3. Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

8 Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan Tugas Pokok dan Fungsi. Jumlah pegawai pada Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung : 1. Kepala Kantor 1 (satu) orang 2. Ka. Sba Bag. Tata Usaha 1 (satu) orang 3. Kepala Seksi 3 (tiga) orang 4. Staf 27 (dua puluh tujuh) orang Klasifikasi pendidikan Pegawai pada Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung : 1. Tingkat pendidikan S2 ada 2 (dua) orang 2. Tingkat pendidikan S1 ada 7 (tujuh) orang 3. Tingkat pendidikan Sarjana Muda ada 2 (dua) orang 4. Tingkat pendidikan SLTA/sederajat ada 21 (dua puluh satu) orang Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Perangkat Daerah serta diikuti dengan Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah yang merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 disebutkan bahwa tugas pokok Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung adalah: Melayani Masyarakat Kabupaten Badung di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kantor Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : 1. Menyusun Rencana dan Program di bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta peningkatan kesejahteraan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2008, sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. 2. Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (PKHP) di bidang Pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan budaya serta lingkungan untuk mengetahui perkembangan, permasalahan dan hambatan serta mencari jalan keluar pemecahannya. 3. Menyelenggarakan kerjasama di bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan instansi lain di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

9 4. Menyiapkan bahan untuk mengadakan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Propinsi, Kabupaten/Kota, lembaga-lembaga sosial dan organisasi wanita dalam rangka pelaksanaan penyuluhan dan pembinaan terhadap kaum perempuan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 5. Pengelolaan barang milik/kekayaannegara yang menjadi tanggungjawabnya. 6. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Bupati Kepala Daerah. 7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 8. Koordinasi merupakan segala usaha untuk mengadakan hubungan dan kerjasama atas dasar hubungan fungsional dengan instansi/unit kerja terkait guna kelancaran pelaksanaan tugasnya. 9. Pengawasan merupakan segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan pengamanan, pengendalian teknis dan pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan perencanaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut di atas dan adanya paradigma baru dalam perencanaan pembangunan yang sejalan dengan mandat Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah, maka Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung menyusun Rencana Strategis Unit Kerja Kabupaten Badung sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan - kegiatannya dalam rentang waktu Sesuai Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Susunan dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung, susunan organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung, terdiri dari : 1. Kepala Kantor 2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 3. Kepala Seksi Pengharusutamaan Gender 4. Kepala Seksi Penyuluhan dan Pembinaan 5. Kepala Seksi Bina Ketrampilan Perempuan Selanjutnya Bagan dan Susunan Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dapat dilihat dalam gambar 1. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

10 Gambar 1 Bagan Susunan Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan KEPALA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SUB.BAGIAN TATA USAHA SEKSI PENGARUSUTAMAAN GENDER SEKSI BINA KETRAMPILAN PEREMPUAN SEKSI PENYULUHAN DAN PEMBINAAN Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

11 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Perencanaan merupakan salah satu komponen/unsur management yang mempunyai peranan yang sangat menentukan keberhasilan dalam proses pembangunan dan pelaksanaan program-program yang menjadi kebijakan pemerintah. Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dimana dalam Undang- Undang tersebut ditetapkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat. Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui pembangunan secara berkelanjutan, optimalisasi sumber daya dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk menggerakkan potensi pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan dan kewajiban dalam penyelenggaraan otonomi daerah hendaknya dilakukan secara terencana dan terukur. Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan apabila didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan perencanaan tahunan. Sebagai kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan jangka menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) SKPD Kabupaten Badung Tahun sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Perda Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Badung Tahun Penjabaran lebih lanjut dalam perencanaan tahunan di tuangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

12 Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun , Peraturan Bupati Badung Nomor 54 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Badung Nomor 1 Tahun 2012 tentang Indikator Utama (IKU) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, Review Rencana Tahun 2014, serta Review Penetapan Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Badung Tahun merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap 5 (lima) Tahun yang merupakan perencanaan jangka menengah yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Daerah. Dan secara sistematis mengedepankan isu isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk strategis kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan Rencana Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan rencana kinerja dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kantor Pemberdayaan Perempuan (RPJM SKPD) Kabupaten Badung Tahun merupakan dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai oleh Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dalam tahun bersangkutan, indikator kinerja sasaran serta rencana capaian/target. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.1. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

13 Tabel 2.1 Rencana Tahunan Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014 No. Sasaran Indikator Target 1 Meningkatnya peranan perempuan 2 Meningkatnya perlindungann perempuan dan anak - Persentase peningkatan jumlah 650 KK kelompok usaha perempuan - Jumlah penanganan kasus KDRT 25 kasus - Persentase penanganan kasusu KDRT yang terselesaikan 800 orang 3 Menurunya kesenjangan pencapaian pembangunan antara perempuan dan lakilaki 4 Meningkatnya pemenuhan hak anak - Angka IPG Predikat dalam evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA) Predikat Tk Nindya 2.3. Perjanjian Perjanjian merupakan suatu dokumen pernyataan kesepakatan/perjanjian, kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target yang ingin dicapai berdasarkan rencana kerja yang dimiliki dengan memperhatikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik. Perjanjian kinerja yang ingin dicapai Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014 ditetapkan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif dan akuntabel. Penyusunan Dokumen Perjanjian agar memperhatikan : Kontrak antara Presiden dengan Menteri; Dokumen Perencanaan Jangka Menengah; Dokumen Perencanaan Tahunan; Dokumen Penganggaran dan atau Pelaksanaan Anggaran. Dokumen Perjanjian dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi pemerintah untuk memantau atau mengendalikan pencapaian kinerja organisasi; melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah menilai keberhasilan organisasi. Dokumen Perjanjian mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Dokumen Penetapan Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung tahun 2014 dapat diuraikan dalam tabel 2,2 sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

14 Tabel 2.2 Perjanjian Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Tahun 2014 MISI 1 Meningkatkan kemapuan dan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan No Sasaran Indikator Satuan Target 1. Meningkatnya peranan perempuan Persentase peningkatan jumlah kelompok usaha perempuan KK 650KK MISI 2 Meningkatnya kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang strategis No Sasaran Indikator Satuan Target 1. Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan kasus 25 kasus MISI 3 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak No Sasaran Indikator Satuan Target 1. Menurunnya kesenjangan pencapian pembangunan antara perempuan dan laki-laki Angka IPG - 75,45 MISI 4 Menghapus segala bentuk dsikriminasi terhadap perempuan No Sasaran Indikator Satuan Target 1. Meningkatnya pemenuhan hak anak Predikat dalam evaluasi Kabupaten Layak Anak setahun Predikat Tk Nindya Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap bidang yang mempunyai tugas dan fungsi sesuai amanat dari peraturan perundangan yang menjadi dasar pelaksanaan. Masing-masing bidang atau individu pada setiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bidangnya yang telah direncanakan dalam rencana kerja tahunan. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali dengan kegiatan yang tidak terkendali. Kegiatan-kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang. Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi instansi yang bersangkutan. Sesuai amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan dan Pemberantasan Korupsi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang lebih menjamin adanya keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat, selain itu juga menunjukkan upaya pertanggungjawaban sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Instansi Pemerintah. Dengan demikian sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah khususnya Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung perlu dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kesinambungan dan kemampuan organisasi dalam pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung kedepan. Hal itu sejalan pula dengan Agenda Penguatan Pengawasan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mewajibkan dilakukannya review atas pencapaian Utama Kantor Pemberdayaan Perempuan yang bertitik berat pada penilaian efektifitas dan efisiensi pencapaian kinerja. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

16 Kantor Pemberdayaan Perempuan selaku pengemban amanah masyarakat Kabupaten Badung, melaksanakan kewajiban dalam bidang Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan anak, penyajian Laporan Akuntabilitas Pemerintah dibuat sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan dan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen RPJM Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran, tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung. Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/X/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2010 tentang Penyusunan Penetapan dan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung diukur berdasarkan tingkat pencapaian sasaran dan indikator sasaran serta menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan program kegiatan dilakukan melalui media rencana kinerja yang dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja. Kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis. Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan serta indikator makro diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu : No. Kategori Nilai Angka Interpretasi AA A B CC C D > > > > > Memuaskan Sangat Baik Baik Cukup Baik Agak Kurang Kurang Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

17 Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Badung Tahun Telah ditetapkan 4 sasaran dengan 5 indikator kinerja (out comes) sebagaimana tertuang pada Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2012 tentang Indikator Utama di lingkungan Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung: Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator Sasaran 3 terdiri dari 1 indikator Sasaran 4 terdiri dari 1 indikator 3.1. Evaluasi Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Evaluasi kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung. Laporan Akuntabilitas Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung yang dibuat sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Keputusan Kepala LAN Nomor 239/X/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2010 tentang Penyusunan Perjanjian dan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJM Kabupaten Badung Tahun Empat sasaran yang telah ditetapkan pada Tahun Anggaran 2014 sebagaimana telah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

18 ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2011 tentang RPJM Kabupaten Badung Tahun , memiliki indikator kinerja sebanyak 5 (lima). Dari 4 (empat) sasaran dengan 5 (lima) indikator kinerja, pencapaian indikator kinerja Kantor Pemberdayaan Perempuan dilihat pada table 3.1. Tabel 3.1 Kabupaten Badung lebih terinci dapat Persentase Katagori Pencapaian Indikator Jumlah Indikator No. Kategori Persentase kinerja Misi I ( 1 Sasaran ) 1 Baik Sekali 1 100% 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Misi II ( 1 Sasaran ) 1 Baik Sekali 2 100% 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Misi III ( 1 Sasaran ) 1 Baik Sekali 2 Baik 1 99,80 % 3 Cukup 4 Kurang Misi IV ( 1 Sasaran ) 1 Baik Sekali 1 100% 2 Baik 3 Cukup 4 Kurang Akan tetapi kalau dilihat berdasarkan pencapaian sasaran-sasaran strategis Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Pengukuran Tahun 2014 No Sasaran Indikator Target Realisasi % 1 Meningkatnya Peranan Perempuan 2 Meningkatnya perlindungan perempuan - Persentase peningkatan Jumlah kelompok usaha perempuan - Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan 650 KK (13) Klompok 650 KK (13) Klompok kasus 6 kasus 24 Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

19 3 Menurunnya kesenjangan pencapaian antaraperempuan dan laki-laki 4 Meningkatnya pemenuhan hak anak - Angka IPG 75,45 75, Predikat dalam evaluasi kabupaten layak anak (KLA) Predikat Tk Nindya Predikat Tk Nindya 100 Dari analisa pengukuran kinerja pada table 3.2 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Persentase peningkatan jumlah kelompok usaha perempuan Program terpadu P2WKSS merupakan salah satu program peningkatan peranan wanita dalam pembangunan, yang berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia dan sumber daya alam dan lingkungan untuk mewujudkan dan mengembangkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia dalam rangka pembangunan masyarakat desa/kelurahan, dengan meningkatkan jumlah kolompok usaha perempuan dimana perempuan sebagai penggeraknya. Hasil pelaksanaan P2WKSS di Kabupaten Badung tahun 2014 Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung menargetkan sebanyak 650 KK atau sebanyak 13 kelompok usaha perempuan yang mendapat pembinaan dan pelatihan P2WKSS. Dalam pelaksanaannya telah mencapai 650 KK ( 13) kelompok yang mendapat pelatihan dan pembinaan P2WKSS, artinya kegiatan ini telah berjalan sesuai target yang diinginkan (100%). Upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk mencapai target yang diinginkan yaitu : 1. Mempergunakan pola pendekatan lintas bidang pembangunan, melibatkan beberpa SKPD terkait sebagai tim pembina, maka dibentuklah Tim Pembina P2WKSS dari PKK Kabupaten Badung, dengan melibatkan dinas terkait antara lain Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Badung, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintahan Desa Kabupaten Badung, Bagian Hukum dan HAM Setda. Kabupaten Badung, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung untuk melakukan pembinaan secara berkelanjutan. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

20 2. Program disesuaikan dengan tetap mempertimbangan potensi dan karakteristik kondisi daerah setempat memberikan ruang kepada kelompok P2WKSS untuk membangun dirinya sendiri dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perempuan. 3. Melaksanakan evaluasi melalui lomba ke tingkat Provinsi untuk mendapatkan jawaban terhadap efektivitas pelaksanaan, serta dampak program terhadap kesetaraan dan keadilan gender, peran, akses dan kontrol serta manfaat yang dirasakan perempuan serta penurunan jumlah keluarga miskin. Upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mencapai target yang diinginkan yaitu : 1. Memanfaatkan hasil pemetaan keluarga sejahtera yang rawan sosial ekonomi, kesehatan dan pendidikan sebagai dasar pembentukan P2WKSS di Desa/Kelurahan. 2. Memfasilitasi dan melakukan advokasi desa/kelurahan untuk membangun kemandirian masyarakat khususnya kaum perempuan untuk membentuk kelompok P2WKSS. 3. Melaksanakan pembinaan P2WKSS secara berkelanjutan. 4. Melaksanakan evaluasi/lomba ke tingkat Provinsi. 2. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan Hasil yang sudah dicapai : - Untuk indikator kedua yaitu jumlah penanganan kasus KDRT yang terselesaikan, dapat dilihat pada tabel di atas bahwa selama tahun 2014 terdapat 6 kasus yang masuk dan sudah dapat terselersaikan seluruhnya atau 100 %. Upaya- upaya sudah dan akan yang dilakukan : - Dengan mengadakan sosialisasi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan dalam rumah tangga serta sosialisasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT. Dan Undang undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan tujuan untuk menekan kasus KDRT. Perlindungan Perempuan dan Anak Korban kekerasan baik terhadap anakanak SLTP dan SLTA maupun terhadap Tim Penggerak PKK di Kecamatan, 3.Angka IPG IPG adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan dengan memperhatikan ketimpangan gender melalui kondisi penduduk yang sehat dan berumur panjang, berpendidikan dan berketrampilan serta mempunyai pendapatan yang memungkinkan untuk dapat hidup layak. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

21 Indikator IPG : 1. Pendidikan Indikator pendidikan diambil dari : - Angka melek huruf yaitu persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis huruf latin atau lainnya. - Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang telah dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan yang pernah dijalani. Semakin lama orang itu bersekolah diasumsikan semakin handal kemampuan orang tersebut. 2. Kesehatan (angka harapan hidup) Secara umum kualitas kesehatan ditunjukkan dari Angka Harapan Hidup (AHH) yang dibentuk dari variable Anak Lahir Hidup dan Anak yang Masih Hidup. Dalam berbagai analisis demografi, angka harapan hidup merupakan salah satu ukuran mortalitas yang penting. Angka Harapan Hidup adalah umur rata-rata akan dicapai oleg seorang bayi yang baru lahir. 3. Ekonomi (Indeks Distribusi Pendapatan) Selain pendidikan dan kesehatan, sebagai unsur dasar pembangunan manusia/gender yang diakui secara luas adalah juga standar hidup layak. Dimensi kehidupan yang layak dilihat dari indikator perkiraan pendapatan perempuan dan perkiraan pendapatan laki-laki yang selanjutnya menghasilkan indeks pendapatan perempuan dan indeks pendapatan laki-laki agar mampu menghasilkan indeks pendapatan dengan sebaran merata sebagai dasar perhitungan Indeks Pembangunan Gender (IPG). Untuk indikator Indek Pembangunan Gender (IPG) didapatkan angka tahun 2012 sebanyak 75,27, sedangkan pada tahun 2013 IPG tidak dilaksanakan, sehingga kegiatan pendukung untuk pencapaian angka IPG tidak ada. Sedangkan untuk tahun 2014 angka IPG adalah 75,30 dari target 75,45 yang merupakan hasil perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan random di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, angka tersebut belum termasuk (tingkat kepercayaan) sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian dalam sosial ekonomi, sehingga rentang nilai IPG setelah memasukkan (tingkat kepercayaan), maka IPG Kabupaten Badung antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari trend peningkatan IPG di Kabupaten Badung dari tahun ke tahun dan kemungkinan perkembangan IPG bulan Oktober- Desember 2014 (karena penelitian hanya sampai September 2014) maka target 75,45 telah tercapai. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

22 4. Predikat dalam evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA) BKB merupakan kegiatan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui interaksi orang tua dan anak secara optimal dan sedini mungkin yang dilaksanakan dalam kegiatan kelompok. Pada indikator kelima dapat dilihat bahwa pada tahun anggaran 2014 jumlah kader BKB (Bina Keluarga Balita) yang memperoleh pembinaan dan pelatihan sebanyak 75 kader. Hal ini telah sesuai dengan target pada awal tahun yang telah ditetapkan, sehingga realisasinya mencapai 100%. Upaya-upaya yang sudah dilakukan yaitu : 1. Memberikan pelatihan bagi Kader BKB tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan. 2. Pembinaan kepada Kelompok BKB Desa/Kelurahan. 3. Memberikan Panduan BKB bagi Kader BKB Kecamatan, Desa/Kelurahan. Upaya-upaya yang akan dilakukan tahun 2014 yaitu : 1. Memberikan pelatihan bagi kader BKB Tingkat Kecamatan, Desa/Kelurahan 2. Pembinaan kepada Kelompok BKB Desa/Kelurahan 3. Memberikan panduan BKB bagi Kader BKB Kecamatan, Desa/Kelurahan 4. Pengintegrasian BKB dengan PAUD melalui pelatihan BKB kepada Guru PAUD Analisa Pencapaian Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Pemberdayaan Kabupaten Badung Tahun 2014 berdasarkan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan organisasi pembuat keputusan. Agar dapat menginterpretasikan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan, banyak faktorfaktor yang menjadi permasalahan dan perlu adanya solusi pemecahan masalah. Untuk itu diperlukan analisis terhadap hasil pengukuran pencapaian sasaran. Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung berupa Dokumen Penetapan Pemerintah Kabupaten Badung, Indikator Utama (IKU) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah tentang prioritas dan sasaran Pembangunan Daerah Tahun 2014 serta dalam rangka mewujudkan Pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, secara umum Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah dapat melaksanakan tugas dengan baik dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Untuk mencapai tujuan Kantor Pemberdayaan Perempuan menetapkan 4 (empat) Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

23 sasaran, 4 (empat) indikator serta 4 (empat) misi sebagaimana telah ditetapkan dalam Indikator Utama (IKU) pada Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2012 analisis pencapaian kinerja dalam penyelenggaraan pemerintahan beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pelaksanaan program dan kegiatan dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Ketercapaian Indikator pada masing-masing Sasaran terhadap Target No. Sasaran Jumlah Indikator Ketercapaian Target Keterangan Meningkatnya KK (13 Indikator pertama dapat peranan Kelompok ) dilihat bahwa selama tahun perempuan 2014 Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung menargetkan sebanyak 650 KK yang mendapat pembinaan dan pelatihan P2WKSS. Dalam pelaksanaannya telah mencapai 650 KK yang mendapat pelatihan dan pembinaan P2WKSS, artinya kegiatan ini telah berjalan sesuai target yang diinginkan (100%). 2 Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak 2 6 kasus Indikator kedua yaitu jumlah penanganan kasus KDRT, dapat dilihat pada tabel di atas bahwa selama tahun berjalan 2014 terdapat 6 kasus yang masuk dari target 25 kasus terjadi penurunan angka kasus KDRT dan dari 6 kasus yang masuk semuanya sudah dapat ditangani.penurunan kasus yang terjadi karena adanya sosialisasi UU Nomor 23 tahun 2004tentang PKDRT dan Sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

24 3 Menurunnya kesenjangan pencapaian antaraperempuan dan laki-laki 4 Meningkatnya pemenuhan hak anak 1 75,30 Indikator Indek Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2014 angka IPG adalah 75,30 dari target 75,45 yang merupakan hasil perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan random di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, angka tersebut belum termasuk (tingkat kepercayaan) sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian dalam sosial ekonomi, sehingga rentang nilai IPG setelah memasukkan (tingkat kepercayaan), maka IPG Kabupaten Badung antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari trend peningkatan IPG di Kabupaten Badung dari tahun ke tahun dan kemungkinan perkembangan IPG bulan Oktober- Desember 2014 (karena penelitian hanya sampai September 2014) maka target 75,45 telah tercapai. 1 Predikat Tk Nindya Indikator keempat dapat dilihat bahwa pada tahun anggaran 2014 predikat yang diraih adalah tk Nindya. Hal ini telah sesuai dengan target pada awal tahun yang telah ditetapkan, sehingga realisasinya mencapai 100%. Berdasarkan hasil Analisis Pencapaian Target terhadap masing-masing sasaran secara rinci dapat diperoleh gambaran pada tabel 3.4 sebagai berikut : No Tabel 3.4 Analisis Pencapaian Target Sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung Dari Tahun Indikator Satuan Tahun 2013 Capaian Tahun 2014 Tahun Target Realisasi 2013 Target Realisasi Capaian Tahun Persentase peningkata n jumlah usaha kelompok KK/Kel ompok 100 KK/ klp 100 KK/ klp 100 % 650 KK/klp 650 KK/klp 100% Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

25 perempua n 2 Jumlah penangana n kasus KDRT yg terselesaik an 3 Angka IPG kasus 25 kasus 11 kasus 100% Dari kasus yg masuk 25 kasus 6 kasus 100% Dari kasus yg masuk Data ,45 75,30 99,8% 4 Jumlah kader BKB yang mendapat pelatihan kader 75 kader 75 kader 100% 75 kader 75 kader 100% Dari analisis pencapaian target sasaran Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dari tahun dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Persentase peningkatan jumlah kelompok usaha perempuan Untuk merealisasikan indikator pertama tersebut dicanangkan program dan kegiatan antara lain : Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan. Kegiatan : - Pembinaan dan evaluasi kader P2WKSS Dari tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa untuk tahun anggaran 2012 terdapat 100 KK( 2) kelompok dan tahun 2013 terdapat 100 KK (2) Keleompok, tahun 2014 terdapat 650 KK ( 13 ) kelompok yang memperoleh pelatihan dan pembinaan pada setiap kecamatan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini sudah sesuai dengan target yang ditetapkan pada awal tahun 2012, 2013 dan tahun Adapun keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah terlaksananya pembinaan kader P2WKSS pada 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung. Sedangkan hasilnya adalah mewujudkan keluarga sehat sejahtera di Kabupaten Badung. 2. Persentase penanganan kasus KDRT yang terselesaikan Untuk merealisasikan indikator tersebut telah dicanangkan program dan kegiatan antara lain penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

26 Kegiatan : - Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu, secara analisa sesuai tabel di atas dapat dilihat bahwa selama tahun berjalan tahun 2012 kasus yang masuk sebanyak 12 kasus, tahun 2013sebanyak 11 kasus dan tahun 2014 sebanyak 6 kasus kekerasan yang masuk/diterima, dan sudah dapat terlayani seluruhnya. Kalau dilihat perbandingan angka dari tahun ketahun terjadi penurunan kasus dari terget setiap tahun.keluaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya sosialisasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga (PKDRT), dan Sosialisasi Undang-undang nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, sedangkan hasil kegiatan ini adalah terwujudnya sosialisasi UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.dan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. 3. Angka IPG (Indek Pembangunan Gender) Dengan beberapa program kegiatan antara lain : -Penyusunan Indeks Pembangunan Gender Sesuai dengan tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2012 realisasi Angka IPG 75,27 dan pada tahun 2013 belum terealisasi karena kegiatan IPG tahun 2013 tidak dilaksanakan. Tahun 2014 Angka IPG 75,45 realisasinya 75,30 angka IPG ini merupakan hasil perhitungan riil dari data yang diperoleh tahun 2014 dengan random di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Badung 75,30, namun hal itu belum termasuk tingkat kepercayaan sebesar 5% sesuai dengan ketentuan penelitian dalam sosial ekonomi, sehingga rentan hasil perhitungan IPG setelah memasukkan tingkat kepercayaan terhadap data, maka IPG Kabupaten Badung antara 74,8-75,8. Jika dilihat dari trend peningkatan IPG di Kabupaten Badung dan kemungkinan perkembangan IPG (karena penelitian hanya sampai September 2014) maka target 75,45 telah tercapai. Keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya penyusunan buku indek pembangunan gender, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya data Indek Pembangunan Gender (IPG). 4. Predikat dalam evaluasi kabupaten layak anak (KLA) Program yang sudah ditetapkan adalah Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan. Kegiatannya : - Pelatihan Pokja BKB tingkat kecamatan dan desa/kelurahan Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pada tahun 2012 predikat yang diraih adalah predikat tingkat nindya sesuai dengan yang ditargetkan ( 100 % ). Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Kantor Pemberdayaan Perempuan Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban Renstra kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja. Rambu-rambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten mempunyai peranan dan fungsi penting serta strategis dalam rangka melayani masyarakat Kabupaten Badung di bidang Kesetaraan Gender,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten mempunyai peranan dan fungsi penting serta strategis dalam rangka melayani masyarakat Kabupaten Badung di bidang Peningkatan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 NO. SASARAN STARTEGIS INDIKATOR TARGET KINERJA TARGET ESELON III ESELON IV STAF PROGRAM KEGIATAN 1. Meningkatnya pelayanan administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara.

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG 2014 KATA PENGANTAR Bidang kependudukan merupakan salah satu hal pokok dan penting

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung mempunyai peranan dan fungsi penting serta strategis dalam rangka melayani masyarakat Kabupaten Badung di bidang Peningkatan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka reformasi birokrasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia, penetapan rencana kerja tahunan ini akan sangat mewarnai berbagai kebijakan yang akan diterapkan,

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puja Pangastuti Angayubagia Kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR : 900/ /SK/III.08/TB/I/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG MANGUPURA, 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang........ 1 1.2

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Lebih terperinci

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan kinerjanya sebagai wujud

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2016 i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, akhirnya Kami

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH RESPONSIF GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka reformasi birokrasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia, penetapan rencana kerja tahunan ini akan sangat mewarnai berbagai kebijakan yang akan diterapkan,

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Kandis merupakan bagian dari Kabupaten Siak, yang dibentuk berdasarkan pemekaran dari kecamatan Minas yang diundangkan sesuai Perda

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat menjadi salah

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Sari Mulya, 13 Desember 2016 Camat Sungai Loban, Kursani, S. Sos Pembina Tk. I NIP

Sari Mulya, 13 Desember 2016 Camat Sungai Loban, Kursani, S. Sos Pembina Tk. I NIP TAHUN ANGGARAN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas perkenan- Nya Kantor Kecamatan Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata ala yang telah memberi rahmat dan karunia-nya, sehingga dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berikut adalah Desa yang ada di wilayah kerja Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung :

BAB I PENDAHULUAN. Berikut adalah Desa yang ada di wilayah kerja Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung : BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM Kecamatan Cangkuang berdiri pada 22 Oktober 2003 yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Banjaran, berikut pengisian jabatan strukturalnya dan efektif eksistensinya telah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

CASCADING KINERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG

CASCADING KINERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG gh CASCADING KINERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG MANGUPRAJA MANDALA TUGAS POKOK FUNGSI ISU STRATEGIS 1. MASIH KURANGNYA KEMANDIRIAN PEREMPUAN 2. BELUM

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN 1 PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN, Menimbang

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot

Lebih terperinci

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dinamika dan perkembangan sistem pemerintahan mengalami perubahan yang sangat pesat sejalan dengan perubahan paradigma yang berkembang di masyarakat. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi.... Kata Pengantar.... i ii BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), diperlukan perencanaan, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja sesuai dengan batasan

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 217-221 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAROS DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar belakang...

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG RPJMD 2010-2015 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BADUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 10 TAHUN 2005 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten

BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU. 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten BAB II GAMBARANUMUMDINAS PENGELOLAAN KEUANGANDAN ASETKABUPATEN ROKAN HULU 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Rokan Hulu Pelaksanaan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN, terdapat 7 (Tujuh) azas umum penyelenggaraan negara,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) (LAKIP TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) (LAKIP TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) (LAKIP TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, UKM PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo 245 Telp. (031) 3956708, 395709

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci