BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Sistem Pengatur Gerak Organ yang berperan dalam sistem pengaturan proses kordinasi pada gerak adalah otak. Didalam serebrum (otak) terbagi menjadi dua bagian yaitu Hemisfer Serebral (cerebral hemisphere). Secara umum hemisfer kanan mengontrol sisi kiri tubuh dan hemisfer kiri mengatur sisi kanan tubuh (Carole dan Tavris, 2007). Gambar 2.1 Hemisfer Serebral Sumber: Biology Concepts and Connection, 2006 Belahan otak kiri berkenaan dengan kemampuan berfikir ilmiah, kritis, logis dan linear, sedangkan belahan otak kanan berkenaan dengan fungsi-fungsi yang non linear, non verbal, holistik, humanistik, dan bahkan mistik. Lahirnya kreativitas dalam bentuk gagasan maupun karya nyata merupakan perpaduan antara kedua belahan otak tersebut (Sherwood, 2012). Serebelum berfungsi untuk mengawali dan mengatur gerakan, khususnya gerakan yang terampil. Serebelum berfungsi sebagai pembanding antara perencanaan motorik dan hasil dari motorik. Serebelum mengirim sinyal untuk 8

2 9 koreksi ke brain steam dan kortek motorik. Serebelum terdapat tiga divisi fungsional yakni, vestiboserebelum, spinoserebelum, dan serebroserebelum. Vestiboserebelum berfungsi untuk mengontrol dan mengkoordinasi otototot aksial dan gerakan kepala dan mata, spinoserebulum berfungsi untuk memberikan informasi motorik dan eksabilitas motor neuron, serebrosebelum berfungsi untuk mengawali gerakan dan koordinasi otot (Lahunta dan Glass, 2009). Sistem limbik berfungsi sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik meliputi thalamus, bagian yang terdapat diotak depan. Di bagian ini terjadi persimpangan saraf-saraf sensorik yang masuk ke otak. Hipotalamus memiliki efek yang sangat kuat pada hampir seluruh sistem visceral tubuh karena hampir semua bagian dari otak berhubungan dengan hipothalamus, karena hubungan tersebut maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan emosional. Hipothalamus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik, dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar. Akson dari berbagai sistem indera berakhir pada hipothalamus (kecuali sistem olfaction) sebelum informasi tersebut diteruskan ke korteks otak besar (Handelman, 2006). Hipothalamus berfungsi sebagai monitoring dan mengontrol berbagai aktivitas dari tubuh yang sangat banyak amygdale, hippocampus, neurontransmitter yakni zat kimia didalam otak yang berfungsi membawa pesan antar sel saraf. Zat kimia ini diproduksi dalam sel-sel saraf yang ada diotak, ketika pesan dari otak harus ditransmisikan ke bagian-bagian lain. Hampir seluruh

3 10 kegiatan otak memanfaatkan neurotransmitter untuk menyampaikan pesan (Handelman, 2006). Basal ganglia menghasilkan gerakan yang terampil dan terkoordinasi dihasilkan dari kerja korteks motorik. Sebuah perencanaan motorik dibuat oleh area promoter yang nantinya akan dieksekusi oleh area motorik primer. Gerakan yang dihasilkan oleh motorik primer masih kasar, sehingga perlu dikontrol oleh area promoter yang berhubungan dengan basal ganglia. Dengan peran dari basal ganglia maka gerakan yang dihasilkan akan lebih terkontrol (Steiner dan Tseng, 2010). Basal ganglia merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut beberapa area disubcortical gray matter yang meliputi nukleus kaudatus, putamen, glubus, tallidus, nucleus subtalamikus, substansia nigra. Nukleus kaudatus dan putamen menyusun striatum. Striatum merupakan reseptor utama basal ganglia yang menerima input dari korteks serebri, sistem limbik, thalamus dan substansia nigra. Input yang berasal dari korteks serebri merupakan eksitasi dan merupakan proyeksi dari sensorik dan korteks motorik menuju ke putamen, dari prefrontal korteks menuju ke nucleus kaudatus dan dari korteks limbic, amygdale menuju ke ventral striatum. Basal ganglia memiliki sejumlah lintasan yakni: (1) dari striatum ke glubus pallidus ke thalamus ke korteks dan ke striatum, (2) dari striatum ke substansia nigra dan ke striatum, (3) dari glubus pallidus ke subthalamus dan berakhir ke glubus pallidus (Groenewegen et al., 2009). Input kortikal dari basal ganglia kebanyakan menggunakan neurotransmitter glutamate. Striatum merupakan area diotak yang paling kaya

4 11 mengandung dua neurotransmitter yang penting dalam sistem saraf pusat yakni: achetylcholine dan dopamine. Asetilkolin merupakan neurotansmiter pada synaps dikebanyakan saraf sedangkan dopamine diproduksi di substansia nigra yang disalurkan ke striatum melalui akson nigrostriatal, untuk bekerja pada striatum. Apabila terjadi kerusakan pada susbtansia nigra, maka akan menyebabkan penurunan level dopamine pada striatum. Aktivitas basal ganglia dimodulasi oleh neuron dopamin di substansia nigra. Dopamin memiliki efek eksitasi pada neuron striatal pada jalur langsung dan efek inhibisi pada jalur tidak langsung. Jalur langsung terdiri dari putamen nucleus kaudatus dan striatum menghasilkan inhibisi pada lobus pallidus dan sebagai konsekuensinya diinhibisi dari thalamus, superor culikulus dan target lainnya.jalur tidak langsung yang terdiri dari nukleus subthalamik menghasilkan eksitasi dari output saraf dari lobus pallidus yang akan meningkatkan inhibisi pada organ target (Bollam et al., 2005). Basal ganglia berperan dalam motor kontrol dan tindakan otomatis dari ketrampilan motorik yang bertindak dengan memfasilitasi penggunaan perencanaan motorik. Basal ganglia tidak berfungsi untuk memulai gerakan, namun berfungsi memodulasi pola gerakan yang telah dimulai pada level kortikal (Groenewegen et al., 2009). Kapsula interna adalah bagian otak yang terletak di antara nucleus lentikularis dan nucleus kaudatus. Struktur ini adalah sekelompok saluran serat termyelinasi, termasuk akson dari jaras piramidalis (pyramidal neuron) dan jaras motorik ekstrapiramidalis atas (extrapyramidal upper motor neuron) yang menghubungkan korteks ke badan sel dari jaras motorik yang lebih rendah.

5 12 Banyaknya akson yang berkumpul dalam kapsula interna, bagian ini disebut sebagai leher botol serat (bottleneck of fibers). Ujung kapsula interna berakhir dalam otak, tepat di atas otak tengah, namun akson-akson yang melewatinya terus ke bawah melalui batang otak dan sumsum tulang belakang. Mereka turun melalui batang otak dalam dua bundel besar yang disebut pedunkulus serebri atau krus serebri (Wibowo, 2005). Medula Oblongata adalah bagian dari otak belakang yang merupakan jalur yang dilewati saat motorik dan sensorik neuron dari otak tengah dan otak depan melakukan perjalanan melalui medula. Medula oblongata membantu dalam mentransfer pesan antara berbagai bagian dari otak dan sumsum tulang belakang. Medula oblongata terlibat dalam berbagai fungsi tubuh diantaranya koordinasi gerakan tubuh. Pada medula spinalis terdapat substansia grisea berisi badan sel saraf, yang merupakan sel saraf motorik dan serabut saraf sensoris (Wibowo, 2005). Gambar 2.2 Bagian-bagian Otak Manusia Sumber : Biology Concepts and Connections, 2006

6 Sistem Efektor Tangan Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar, baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin terutama dalam pembahasan disini yang dimaksud adalah reaksi dari efektor tangan (Noback et al., 2005). Kerja otot dapat bergerak karena dipengaruhi oleh otot sadar berupa tendon otot. Tendon otot merupakan jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Otot menggerakan tubuh dengan kontraksi terhadap kerangka. Ketika otot mengkerut mereka bisa lebih pendek, dengan kontraksi otot menarik pada tulang dan memungkinkan tubuh untuk bergerak. Otot hanya bisa berkontraksi tidak bisa secara aktif memperpanjang, meskipun dapat bergerak kembali ke posisi netral non-kontraksi. Untuk bergerak pasangan otot harus bekerja dalam arah berlawanan. Setiap otot yang berpasangan bekerja terhadap yang lain untuk memindahkan tulang pada sendi tubuh. Otot yang mengkerut menyebabkan sendi menekuk disebut dengan fleksor. Otot yang berkontraksi yang menyebabkan sendi untuk meluruskan disebut dengan ekstensor. Ketika salah satu otot berkontraksi atau disebut juga agonis, otot lain dari pasangan ini selalu memanjang atau disebut juga antagonis (Fitria, 2014) Mekanisme Neurofisiologi Motorik Perkembangan motorik sejajar dengan perkembangan sistem saraf dan otot, sehingga kemampuan motorik sangat ditentukan oleh kematangan dalam mengintegrasikan fungsi sistem tubuh terutama sistem saraf dan sistem pengatur gerak (Yudanto, 2015). Gerakan tubuh yang terkoordinasi diatur oleh rangsangan

7 14 yang diterima dari reseptor (indera) kemudian rangsangan diterima oleh neuron sensoris melalui sistem ekstrapiramidal yang menuju nukleus vestibularis yang ada di batang otak atau medula oblongata kemudian menuju area serebelum berfungsi mengawali dan mengatur gerakan khususnya gerakan yang terampil. Gerakan yang terampil dan terkoordinasi dihasilkan oleh korteks motorik setelah dari area serebelum, neuron sensoris sebelum ke korteks motorik menuju ke area perencanaan motorik yaitu basal ganglia (Clikenan dan Ellison, 2009). Basal ganglia berperan menghasilkan gerakan yang lebih terkontrol setelah diproses akan kembali lagi menuju medulla oblongata yang menghasilkan neuron motorik melalui sistem piramidal diawali pada korteks motorik, impuls gerakan yang diinginkan diteruskan menuju bagian posterior kapsula interna. Kapsula interna meneruskan impuls kepada medula oblongata, impuls dari medulla oblongata diteruskan menuju medulla spinalis substansi grisea bagian integral dari neuron motorik, respon kembali diteruskan menuju ujung-ujung akson yaitu efektor yang akhirnya menjadi satu gerakan yang diinginkan (Sherwood, 2012). 2.2 Perkembangan Motorik Perkembangan motorik merupakan mielinisasi pada traktus kortikospinalis, traktus pyramidal dan traktus kortikobulbar. Traktus pyramidal berawal dari kortek motorik dan premotorik selanjutnya terhubung ke basal ganglia, melewati medula oblongata, dan turun ke bagian lateral medula spinalis. Myelin sangat penting untuk kecepatan hantaran rangsangan melalui sel saraf( Soetjinininsih dkk, 2013).

8 15 Perkembangan motorik berasal dari unsur kematangan dan pengendalian gerakan tubuh yang berkaitan dengan perkembangan pusat motorik di otak. Menurut Hurlock (2005) mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang berkoordinasi. Perkembangan motorik dapat diartikan sebagai kegiatan terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Proses perkembangan sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, dimana gerakan inidvidu meningkat dari gerakan yang sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil kearah penguasaan ketrampilan motorik yang kompleks (Wijil Yuningtias, 2012). Perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik kasar melibatkan otot-otot besar, meliputi perkembangan gerakan kepala, badan, anggota badan, keseimbangan dan pergerakan. Perkembangan motorik halus adalah koordinasi halus yang melibatkan otot-otot kecil yang dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, fungsi visual yang baik, dan kemampuan intelek nonverbal( Soetjiningsih dkk, 2013) Perkembangan Motorik Halus Perkembangan pada anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) anak dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 2013). Menurut Whalley & Wong (2000) perkembangan pada anak merupakan bertambah sempurnanya

9 16 fungsi alat tubuh anak yang dapat dicapai melalui proses kematangan pertumbuhan dan proses belajar anak. Nursalam dkk (2005) mengatakan bahwa perkembangan motorik halus adalah kemampuan untuk mengamati bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil yang memerlukan koordinasi antara jari-jari, tangan, dan mata secara cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara saraf, otot, otak dan spinal cord (Endah, 2008) Prinsip Perkembangan Beberapa penelitian dilakukan pada sekelompok bayi dan anak-anak diteliti dalam peroide tertentu untuk melihat kapan tepatnya tingkah laku motorik muncul dan menghilang dan apakah tingkah laku tersebut sama untuk anak lain yang umurnya sama. Dari penelitian tersebut didapatkan lima prinsip penting perkembangan motorik antara lain (Soetjiningsih, 2013): 1) Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf dan otot. Perkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan perkembangan area sistem saraf yang berbeda. Hal ini dikarenakan pusat saraf perifer yang terletak di medula spinalis lebih dulu berkembang pada saat lahir dibandingkan saraf pusat yang ada diotak. pada saat lahir, refleks lebih dulu muncul daripada gerakan volunteer. Refleks berguna untuk mempertahankan hidup seperti refleks mengisap, menelan, berkedip, refleks tendon patella, dan knee jerk. Serebelum berfungsi mengontrol keseimbangan, berkembang cepat

10 17 pada satu tahun pertama. Serebri khusunya pada lobus frontal berfungsi mengontol gerakan ketrampilan. 2) Belajar ketrampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara matang. Tidak ada gunanya mengajarkan gerakan ketrampilan anak sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik tidak untuk anak. 3) Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diprediksi. Perkembangan motorik mengikuti arah hukum perkembangan. Arah perkembangan anak berlangsung secara sefalokaudal dan proksimaldistal, perubahan dari gerakan menyeluruh menuju ke aktivitas yang spesifik. 4) Pola perkembangan motorik dapat ditentukan. Anak akan belajar duduk sebelum berjalan dan tidak mungkin arahnya dibalik. 5) Kecepatan perkembangan motorik berbeda pada setiap individu. Perkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama tetapi umur untuk mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk setiap individu. Misalnya, umur pencapaian anak untuk bisa duduk sendiri, berbeda-beda pada setiap anak Kemampuan Motorik Halus Anak Menurut Adriana (2011) mengatakan karakteristik ketrampilan motorik halus anak dapat dijelaskan sebagai berikut:

11 18 a. Usia 4 tahun Kemampuan anak pada usia empat tahun koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami peningkatan dan geraknya sudah mulai lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna. Ditandai dengan menggunakan gunting dengan baik untuk memotong gambar mengikuti garis, dapat memasang sepatu tetapi belum mampu mengikat tali sepatu, dapat menggambar dan menyalin bentuk kotak, garis silang, atau segitiga. b. Usia 5 tahun Kemampuan anak pada usia lima tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna. Ditandai dengan mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dan pensil dengan baik, menggambar meniru gambar permata dan segitiga, menambahkan 7-9 bagian dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angkat atau kata, seperti nama panggilan Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Adriana, 2011) sebagai berikut: 1. Faktor Internal Faktor internal yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak sebagai berikut:

12 19 1) Jenis kelamin Fungsi reproduksi anak perempuan akan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki. Akan tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki lebih cepat daripada anak perempuan. 2) Genetik Faktor genetik adalah bawaan anak yang diwariskan dari orang tuanya yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Adanya beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Contohnya seperti kerdil. 3) Kelainan Kromosom Kelainan kromosm umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindrom Down s dan sindrom Tunner s. 2. Faktor Eksternal Faktor Eksternal yang mempengaruhi perkembangan anak dikelompokkan menjadi tiga yaitu faktor prenatal, persalinan dan pascapersalinan. 1) Faktor prenatal a. Zat Kimia/Toksin Beberapa obat seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat menyebabkan kelainan congenital seperti palatoskisis.

13 20 b. Radiasi Paparan radiasi dan sinar rontgen dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenintal mata, serta kelainan jantung. c. Infeksi Infeksi pada kehamilan trimester I dan II karena TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegalo virus, Herpes Simpleks) menyebabkan kelainan pada janin seperti buta, katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung congenital. d. Kelainan Imunologi Eritroblastosis fetalis timbul karena perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin yang akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubin dan kernikterus yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. e. Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu. 2) Faktor persalinan Komplikasi persalinan yang terjadi pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia yang menyebabkan kerusakan otak.

14 21 3) Faktor pascapersalinan a. Nutrisi Nutrisi adalah komponen penting dalam proses tumbuh kembang, masa ini anak sangat membutuhkan zat dalam makanan yang baik agar prose tumbuh kembang tidak terhambat. b. Penyakit kronis atau kelainan kongenital Tuberculosis, anemia dan kelainan jantung bawaan dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. c. Lingkungan fisik dan kimia Lingkungan merupakan tempat anak untuk hidup dan melangsungkan proses tumbuh kembang yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak. sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif dan zat kimia lainnya yang berdampak negative terhadap proses tumbuh kembang anak. d. Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang merasa selalu ditekan atau tertekan akan mengalami hambatan dalam proses tunbuh kembang anak. e. Status sosial dan ekonomi Status sosial ekonomi berpengaruh berkaitan dengan kesenjangan ekonomi yang berdampak pada pemenuhan gizi yang

15 22 kurang, kesehatan lingkungan yang buruk, serta pendidikan yang rendah dapat menyebabkan ketidaktahuan mengenai pentingnya kesehatan atau pemenuhan gizi yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. f. Stimulasi Proses tumbuh kembang yang terjadi memerlukan stimulasi atau rangsangan, yang khususnya dilakukan dalam keluarga, seperti penyedian mainan yang mendukung perkembangan anak, sosialiasi anak serta keterlibatan ibu beserta anggota keluarga terhadap kegiatan anak Gangguan Perkembangan Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebabnya kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskuler. Anak yang mengalami serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterbatasan dan keterlambatan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Penyakit neuromuskuler seperti muskuler distrofi merupakan gangguan perkembangan motorik yang selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi keterlambatan, anak yang tidak mempunyai kesempatan belajar seperti sering digendong dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik (Adriana, 2011).

16 Konsep Bermain Pengertian Bermain Bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak. Bermain tidak hanya sekadar mengisi waktu tetapi juga merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, perhatian, kasih sayang dan sebagainya. Kemampuan intelektual (daya pikir) anak dikembangkan melalui kegiatan bermain. Menurut tokoh-tokoh pendidikan anak-anak, seperti : Plato, Aristoteles, Frobel, Hurlock dan Spencer (Putri, 2014) bermain adalah suatu upaya anak untuk mencari kepuasan, mencari kesenangan dengan melepaskan segala keinginannya yang tidak dapat tersalurkan, seperti keinginan untuk menjadi presiden, raja,permaisuri dan lain-lain. Bermain sebagai kegiatan mempunyai nilai praktis. Artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketersmpilan dan kemampuan tertentu pada anak. Permainan adalah stimulasi yang baik bagi anak. Memberikan variasi permainan dan akan sangat baik jika orang tua ikut terlibat dalam permainan, yaitu melalui kegiatan bermain, sehingga daya pikir anak terangsang untuk mendaya gunakan aspek emosional, sosial, serta fisiknya. Bermain juga dapat meningkatkan kemampuan fisik, pengalaman dan pengetahuannya, serta berkembang keseimbangan mental anak Fungsi Bermain Fungsi utama bermain yaitu merangsang perkembangan senosrik-motorik anak, perkembangan dalam sosialisasi, perkembangan kreativitas, perkembangan

17 24 moral, perkembangan kesadaran diri, dan bermain digunakan sebagai terapi (Soetjiningsih, 1998). Menurut Eliasa (2008) fungsi bermain diantaranya sebagai berikut: 1. Bermain dan kemampuan intelektual a. Merangsang perkembangan kognitif Dengan permainan sensorimotor, anak akan mengenal permukaan lembut,kasar, halus, atau kaku, sehingga meningkatkan kemampuan abstrak (imajinasi, fantasi) dan mengenal konstruksi, besar-kecil, atasbawah, penuh-kosong. Melalui permainan dapat menghargai aturan, keteraturan dan logika. b. Membangun struktur kognitif Melalui permainan, anak akan memperoleh informasi lebih banyak sehingga pengetahuan dan pemahamannya lebih kaya dan lebih dalam. Bila informasi baru ini ternyata beda dengan yang selama ini diketahuinya, anak mendapat pengetahuan yang baru. Dengan permainan striktur kognitif anak lebih dalam, lebih kaya dan lebih sempurna. c. Membangun kemampuan kognitif Kemampuan kognitif mencakup kemampuan mengidentifikasi, mengelompokan, mengurutkan, mengamati, menentukan hubungan sebab akibat, menarik kesimpulan. Permainan akan mengasah kepekaan anak akan keteraturan, urutan dan waktu juga meningkatkan kemampuan logika

18 25 d. Belajar memecahkan masalah Permainan memungkinkan anak berthan lama menghadapi kesulitan sebelum persoalan yang ia hadapi dipecahkan. Proses pemecahan masalah ini mencakup imajinasi aktif anak-anak yang akan mencegah kebosanan (merupakan pencetus kerewelan pada anak ). e. Mengembangkan rentang konsentrasi Apabila tidak ada konnsentrasi atau rentang perhatian yang lama, seorang anak tidak mungkin dapat bertahan lama bermain. Ada yang dekat antara imajinasi dan kemampuan konsentrasi. Imajinasi membantu meningkatkan konsentrasi. Anak tidak imajinatif memiliki rentang perhatian atau konsentrasi yang pendek dan memiliki kemungkinan besar untuk berprilaku lain dan mengacau. 2. Bermain dan perkembangan bahasa Bermain merupakan laboraturium bahasa untuk anak. Didalam bermain, anak-anak bercakap-cakap dengan teman yang lain, berargumentasi, menjelaskan dan meyakinkan kosa kata yang dikuasai anak-anak dapat meningkat karena mereka menemukan kata-kata baru. 3. Bermain dan perkembangan sosial a. Meningkatkan sikap sosial Ketika bermai, anak-anak harus memperhatikan cara pandang lawan bermainnya, dengan demikian akan mengurangi egosentrisnya. Dalam permainan anak-anak dapat mengetahui bagaimana bersaing dengan jujur, sportif, tahu akan hak dan peduli

19 26 akan hak orang lain. Anak juga dapat belajar bagaimana sebuah tim dan semangat tim. b. Belajar berkomunikasi Agar dapat melakukan permainan, seorang anak harus mengerti dan dimengerti oleh teman-temannya. Melalui permainan anakanak dapat belajar bagaimana mengungkapkan pendapatnya juga mendengarkan pendapat orang lain. c. Belajar berorganisai Permainan seringkali menghendaki adanya peran yang berbeda, oleh karena itu dalam permainan anak-anak dapat belajar berorganisasi sehubungan dengan penentuan siapa yang akan menjadi apa. Dengan permainan anak-anak dapat belajar bagaimana membuat peran yang harmonis dan melakukan kompromi. 4. Bermain dan perkembangan emosi Bermain merupakan pelampian emosi dan juga relaksasi.fungsi bermain untuk perkembangan emosi: a. Kestabilan emosi Ada tawa, senyum, dan ekspresi kegembiraan lain dalam bermain. Kegembiraan yang dirasakan bersama mengarah pada kestabilan emosi anak.

20 27 b. Rasa kompetensi dan percaya diri Bermain menyediakan kesempatan pada anak-anak mengatasi situasi. Kemampuan ini akan membentuk rasa kompeten dan berhasil. Perasaan mampu ini pula dapat mengembangkan percaya diri anak-anak. Selain itu anak- anak dapat membandingkan kemampuan pribadinya dengan temannya sehingga dia dapat memandang dirinya lebih wajar (mengembang konsep diri yang realistis). d. Menyalurkan keinginan Didalam bermain anak-anak dapt menentukan pilihan ingin menjadi apa dia. Bisa saja ia ingin menjadi ikan, bisa menjadi komandan. 5. Bermain dan perkembangan fisik a. Mengembangkan kepekaan penginderaan Dengan bermain, anak-anak dapat mengenal berbagai tekstur: Halus, kasar, lembut, mengenal bau, mengenal rasa dan mengenal warna. b. Mengembangkan keterampilan motorik Dengan bermain seorang anak dapat mengembangkan kemampuan motorik seperti berjalan, berlari, melompat, bergoyang, mengangkat, menjinjing, melempar, menangkap, memanjat, berayun dan menyeimbangkan diri. Selain itu, anak dapat belajar merangkai, menyusun, menumpuk, mewarnai dan menggambar.

21 28 6. Bermain dan kreatifitas Dalam bermain anak-anak dapat berimajinasi sehingga dapat meningkatkan daya kreatifitas anak-anak. Adanya kesempatan untuk berfikir antara batas-batas dunia nyata menjadikan anak-anak dapat mengenal proses berfikir yang lebih kreatif yang akan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari Faktor yang Mempengaruhi Pola Bermain Anak Menurut Supartini (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam bermain yaitu: 1. Tahap perkembangan anak. Aktivitas bermain yang baik dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, karena permainan merupakan salah satu alat stimulasi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Status kesehatan anak. Untuk dapat melakukan suatu permainan diperlukan energi, namun bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit. 3. Jenis Kelamin anak. Semua jenis alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki maupun anak perempuan untuk mengambangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan sosial anak. Permainan dapat dijadikan salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri (laki-laki atau perempuan).

22 29 4. Lingkungan yang mendukung. Berperan dalam pola bermain anak dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas anak dalam bermain. 5. Alat dan jenis permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak agar apa yang didapat anak dari kegiatan bermain tersebut dapat diaplikasikan ke dalam dirinya. 2.4 Bermain Origami Pengertian Origami adalah teknik dalam berkarya seni atau kerajinan tangan yang pada umumnya dibuat dari kertas yang menghasilkan aneka bentuk mainan, hiasan, benda fungsional, alat peraga, dan kreasi lainnya (Sumanto, 2006). Kata origami berasal dari bahasa Jepang, dari kata oru yang berarti melipat dan kami yang berarti kertas. Kedua kata tersebut digabungkan menjadi origami yang berarti melipat kertas. Bahan yang digunakan dalam origami adalah kertas. Kertas yang digunakan untuk origami antara lain tipis, kuat, tidak mudah robek, dan tidak sulit dilipat. Origami terdiri dari atas dua jenis model yaitu model tradisional dan model orisinal. Model tradisional adalah model yang popular atau umum dan biasanya tidak dikenal siapa yang mendesain pertama kali serta jumlahnya sangat banyak. Untuk model orisinal merupakan karya-karya kontemporer buatan para pelipat kertas dan dicantumkan nama pembuatnya sebagai hak cipta (Putri, 2014). Adapun tujuan dari kegiatan melipat kertas (origami) yang dikemukakan oleh Sri Setiani (2007) adalah sebagai berikut: a) Melatih konsentrasi dan ingatan

23 30 anak ; b) Melatih pengamatan; c) Mengembangkan ekspresi melalui media lukis; d) Mengembangkan fantasi, imajinasi, dan kreasi; e) Melatih otot-otot tangan/jari, koordinasi otot, mata, dan keterampilan tangan; f) Memupuk perasaan estetika; g) Memupuk ketelitian, kesabaran, dan kerapian Jenis Origami Gambar 2.3 Kertas Origami Sumber : Mulyati, 2014 Origami mempunyai tiga tingkatan dilihat dari bentuk lipatannya, yaitu dimulai dari tingkatan dasar, menengah, dan lanjutan (Putri, 2014). 1. Tingkatan Dasar (Basic) Tingkatan dasar ditujukan untuk para pemula. Tingkatan dasar, bentuk lipatan masih sangat sederhana dan bentuk-bentuk origami hany sebatas bentuk awal untuk membentuk sesuatu. Ada beberapa contoh lipatan dasar, yaitu: lipatan dasar bentuk burung, lipatan dasar bentuk kodok, lipatan dasar bentuk ikan. 2. Tingkatan menengah (intermediate) Tingkat menengah anak-anak akan dilatih tentang keutamaan dalam melipat. Dimana pada tingkat menengah ketelitian sudah mulai untuk dipergunakan karena bentuk lipatan yang sederhana namun mulai lebih

24 31 komplek dan lebih mendetail. Bentuk kupu-kupu merupakan bentuk yang sangat sering dibuat dalam tingkat menengah ini. 3. Tingkat Lanjutan (advanced) Pada tingkat lanjutan, jenis lipatan menjadi sangat sulit karena bentukbentuk yang dibuat tidak lagi mengacu pada bentuk-bentuk yang biasa seperti kupu-kupu yang berada pada tingkat menengah, akan tetapi dalam bentuk robot, naga ataupun bentuk yang lain sangat beragam dan mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Gambar 2.4 Contoh Origami Sumber : Mulyani, 2014 Berdasarkan pembelajaran bagi anak usia dini tingkat kesulitan melipat dikelompokkan berdasarkan usia. Untuk usia 2-3 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas sembarangan. Usia 3-4 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas dengan berbagai bentuk atau tidak beraturan. Pada tahap ini anak diberi kebebasan untuk melipat dengan sesuka hati mereka. Usia 4-5 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas lebih dari satu lipatan. Pada usia ini anak sudah mampu mengikuti petunjuk sederhana. Untuk usia 5-6 tahun anak diharapkan dapat melipat kertas sampai menjadi suatu bentuk (Origami). Penilaian untuk anak usia dini

25 32 menekankan pada proses daripada hasil. Hasil evaluasi yang diberikan oleh pendidik anak usia dini seabaiknya tidak hanya dinilai dari karya anak namun lebih kepada bagaimana anak tersebut berusaha untuk menghasilkan karya Manfaat Manfaat origami untuk motorik halus adalah dapat mengasah kemampuan motorik halus melalui keterampilan jari-jemari anak saat melipat kertas ketika kedua tangan bergerak, gerakan jari-jari otot tangan mengirimkan sinyal ke sistem saraf pusat memicu neuron melalui tangan (implus motorik halus) mengaktifkan bagian otak (Shalev, 2005). Menurut Hirai (2001) bermain origami dapat mengaktifkan otak depan, dimana bermain origami adalah sebuah kegiatan yang menggerakan tangan sambil berfikir untuk menghasilkan sesuatu. Selain menyenangkan, origami memiliki banyak manfaat lain, diantaranya dapat meningkatkan kreativitas dan motorik halus anak. Membuat origami membutuhkan ketelitian dan imajinasi sehingga saraf otak akan bekerja dengan baik yang akan berdampak positif bagi perkembangan otak anak usia prasekolah (Kobayashi, 2008). Menurut Rahmawati (2012) bermain origami dengan waktu terapi 4 kali pertemuan selama 30 menit menggunakan 6 macam bentuk origami mengaktifkan otak kanan dan otak kiri anak Mekanisme Permainan Origami Terhadap Perkembangan Motorik Halus Gerakan jari-jari otot tangan dan pergelangan tangan yang dilakukan pada saat melipat akan mengaktifkan sel-sel dalam otak. Ketika kedua tangan bergerak,

26 33 gerakan pada otot tangan akan mengirimkan sinyal ke sistem saraf pusat yang memicu neuron melalui tangan mengaktifkan bagian otak (Kobayashi,2008). Gerakan tubuh yang terkoordinasi diatur oleh rangsangan yang diterima dari reseptor (indera) kemudian rangsangan diterima oleh neuron sensoris melalui sistem ekstrapiramidal yang menuju nukleus vestibularis yang ada di batang otak atau medula oblongata kemudian menuju area serebelum berfungsi mengawali dan mengatur gerakan khususnya gerakan yang terampil. Gerakan yang terampil dan terkoordinasi dihasilkan oleh korteks motorik setelah dari area serebelum, neuron sensoris sebelum ke korteks motorik menuju ke area perencanaan motorik yaitu basal ganglia (Clikenan dan Ellison, 2009). 2.5 Mewarnai Pengertian Pengertian mewarnai secara umum adalah membubuhkan warna atau cat pada suatu gambar. Mewarnai gambar adalah kegiatan yang menyenangkan serta mudah dilakukan. Mewarnai memiliki banyak manfaat selain melatih kelenturan motorik halus juga mengembangkan daya imajinasi anak Media yang digunakan Anak prasekolah senang berpartisipasi dalam aktivitas gerak ringan seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan menempel (Morrison, 2012). Anak prasekolah termasuk anak dengan kelompok yaitu usia 4-6 tahun yang menyukai kegiatan mewarnai menggunakan bahan yang beraneka ragam. Kegiatan mewarnai gambar merupakan kegiatan mewarnai yang dilakukan

27 34 menggunakan berbagai macam media seperti krayon, spidol, pensil warna dan pewarna makanan. Tujuan pemberian berbagai macam media yang digunakan dalam mewarnai adalah mengenalkan macam alat yang dapat digunakan untuk mewarnai serta mengenalkan berbagai macam warna Manfaat Gambar 2.5 Contoh Pola Gambar Mewarnai Sumber : Musta in, 2014 Manfaat kegiatan mewarnai adalah dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan otot-otot kecil dan kematangan saraf, memberikan sensasi pada jari sehingga dapat merasakan kontrol gerakan jari dan membentuk konsep gerakan membuat huruf. Dibutuhkan kekuatan dari jari-jari tangan ketika anak melakukan kegiatan mewarnai. Tanpa adanya penekanan maka garis-garis tangan tak akan terbentuk. Secara tak langsung hal ini akan membuat otot-otot jari dan tangan anak anak semakin kuat. Pada saat melakukan kegiatan mewarnai sangat diperlukan konsentasi dan ketelatenan, maka koordinasi antara tangan dan mata sangat dibutuhkan agar mendapatkan hasil yang baik.

28 Mekanisme Mewarnai Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pemberian stimulus berupa mewarnai akan masuk melalui penginderaan tangan dan mata untuk membedakan warna, diteruskan oleh serabut saraf sensoris menuju saraf pusat yaitu medulla spinalis dan otak, kemudian terjadi persepsi dan diteruskan melalui efektor ke arah saraf somatic menuju korteks cerebri yang mengendalikan kegiatan motorik (Khasanah, 2015). Gerakan pada mewarnai melibatkan otot yakni m.fleksor digitorum profundus, m. fleksor superficial, m, fleksor pollicis longus, m. fleksor pollicis brevis, m. opponens pollicis dan abduksi pollicis brevis pada ibu jari (Fitri,2011). 2.6 Pemeriksaan Motorik Halus Pemeriksaan Motorik Halus dilakukan untuk mengukur kemampuan motorik halus. Tes yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan motorik halus anak banyak berbagai jenis contohnya menggunakan Bayley Scales of Infant Development (BSID), Bruiniks-Oseretsky Test of Motor Proficiency (BOTMP), Basic Motor Ability Test-Resived (BMAT-R), Denver Development Screening Test (DDST II). Pemeriksaan motorik halus yang digunakan yaitu Tes Kemampuan Motorik Halus yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan motorik halus sebelum dan sesudah diberikan intervensi (Depdiknas, 2004).

29 36 Nama : Umur : Tabel 2.6 Lembar Penilaian Tes Kemampuan Motorik Halus No Kemampuan Motorik Halus Indikator 1 Melipat a. Siswa dapat melipat jari tangan satu persatu b. Siswa dapat menyentuh ujung ibu jari ke ujung telunjuk c. Siswa dapat menyentuh ujung ibu jari ke ujung jari tengah d.siswa dapat menyentuh ujung ibu jari ke ujung jari manis e.siswa dapat menyentuh ujung ibu jari ke ujung kelingking f. Siswa dapat menekuk 3 ruas jari tangan hingga ujungnya menyentuh pangkal jari 2 Menggenggam a. Siswa dapat menggenggamkan jari-jari tangan b. Siswa dapat membuka satu persatu jari tangan yang sedang menggenggam 3 Mengurus diri a. Siswa dapat melakukan aktivitas makan b. Siswa dapat melakukan aktivitas memasang kancing baju c. Siswa dapat melakukan aktivitas mencuci dan melap tangan d.siswa dapat mengikat tali sepatu 4 Kelincahan a. Siswa dapat membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin b. Siswa dapat meniru membuat garis tegak c. Siswa dapat meniru membuat garis datar d. Siswa dapat meniru membuat garis miring e. Siswa dapat membuat garis lengkung f. Siswa dapat meniru membuat lingkaran Keterangan Sebelum Sesudah

30 37 g. Siswa dapat meniru melipat kertas sederhana 7 lipatan h. Siswa dapat menyusun menara kubus minimal 12 kubus Pelaksanaan penelitian menggunakan skala nilai dengan kriteria sebagai berikut ( Samosir, 2015) : a). Sangat Baik : skor b). Baik : skor c). Sedang : skor d). Kurang : skor e). Sangat Kurang : skor < 30 Tiap item soal memiliki nilai 1 sampai dengan 5, adapun penjelasannya sebagai berikut ( Samosir, 2015) : a) Nilai 1 : Belum dapat melakukan dan hasil tidak sesuai kriteria b) Nilai 2 : Belum dapat melakukan walaupun sudah dibantu c) Nilai 3 : Dapat melakukan tetapi hasil tidak sesuai kriteria d) Nilai 4 : Dapat melakukan tetapi hasilnya kurang sesuai kriteria e) Nilai 5 : Hasil sesuai kriteria

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Bermain 2.1.1 Pengertian Bermain Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, bermain dilakukan tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting

Lebih terperinci

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK Oleh: Hj. Endang Rini Sukamti, MS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 PENULISAN DIKTAT INI DIBIAYAI DENGAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Aktivitas kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan tangan, hal itu menunjukkan betapa pentingnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

ANATOMI GANGLIA BASALIS

ANATOMI GANGLIA BASALIS ANATOMI GANGLIA BASALIS Basal Ganglia terdiri dari striatum (nukleus kaudatus dan putamen), globus palidus (eksterna dan interna), substansia nigra dan nukleus sub-thalamik. Nukleus pedunkulopontin tidak

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY

PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI. Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd Staf Pengajar Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY A.PENGERTIAN ANAK USIA DINI Dalam Wikipedia Indonesia, Pendidikan

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA

2015 PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU YANG DISERTAI CEREBRAL PALSY KELAS VII DI SLB-B YPLB MAJALENGKA A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia mendapatkan pengetahuan salah satunya dari indera pendengaran. Melalui pendengaran manusia meniru apa yang dikatakan oleh manusia lain. Dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat ini. Salah satu

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya

Lebih terperinci

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Oleh Martha Christianti, S. Pd Anak usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. Perkembangan tersebut terbagi menjadi beberapa tahap antara lain tahap pre-natal,

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. 1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai dewasa. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bawaan 2. Pada periode tertentu ada masa percepatan dan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Santrock (1995: 225) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai dari janin sampai dewasa. Proses perkembangan antara individu satu dengan yang lainya tidak sama

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi palsi serebral Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik, gangguan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambang Sujiono, dalam metode pengembangan fisik (2005:10) Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa

Lebih terperinci

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH A. Pengertian Perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK HAMBATAN MOTORIK Oleh : dr. Euis Heryati M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; JURUSAN PLB PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK PRINSIP PERKEMBANGANNYA: - Proksimal distal - Fleksi ekstensi

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan mempunyai makna upaya-upaya dan pemberian layanan agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemberian layanan agar anak dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT. untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta bertaqwa kepada Allah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koordinasi Antara Mata dan Tangan 2.1.1 Pengertian Koordinasi Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam suatu tugas kerja yang kompleks, dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Motorik Halus 2.1.1 Pengertian Kemampuan Motorik Halus Menurut Susanto (2011) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan

Lebih terperinci

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age DR. Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA (K) Bayi yang lahir dengan small for gestational age (SGA) mempunyai beberapa implikasi pada pertumbuhan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor MODUL PERKULIAHAN Sistem Sensorimotor Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PSIKOLOGI PSIKOLOGI 11 MK61045 Abstract Membahas tentang sistem sensorimotor Kompetensi Mampu menjelaskan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.

Lebih terperinci

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS (Disampaikan Pada Pelatihan Kader PAUD Se-Kelurahan Sidoagung Godean Sleman) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik, motorik,

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya karena diberikan akal dan pikiran. Manusia sebagai makhluk hidup tentunya

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN RABA RASA (TACTILE PLAY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (Penelitian Pre Eksperimen di TK PGRI Parungponteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi matang. Anak mulai belajar ke tingkat yang lebih tinggi baik dari aspek-aspek

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes Definisi ANAK DULU: < 12 THN; < 15 THN; < 16 THN UU Tenaga Kerja, UU Perkawinan [UU No. 9 TAHUN 1979 ttg Kesejahteraan Anak: USIA < 21 thn dan

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

UKDW BAB Latar Belakang

UKDW BAB Latar Belakang BAB 1 1.1.Latar Belakang Bermain adalah hal yang sangat dibutuhkan, baik bagi user-user yang baru lahir sampai user-user yang sudah sekolah. Dengan bermain, user-user juga sedang melakukan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

Workshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA. Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011

Workshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA. Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011 Workshop Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan bagi Guru RA Hotel Bifa Yogyakarta 15 Maret 2011 1 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum 2 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENDAHULUAN 3 Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan periode perkembangan yang sangat cepat seiring dengan terjadinya perubahan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara hakikat sebenarnya tidak ada anak cacat melainkan anak berkebutuhan khusus karena anak-anak tersebut sama dengan anak-anak pada umumnya yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah 2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam potensi. Agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keseimbangan merupakan salah satu hal penting dalam proses pertumbuhan anak usia 10-12 tahun karena pada usia tersebut anak mulai mengalami perubahan baru, baik secara

Lebih terperinci

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN HAMBATAN MOTORIK BAHASAN 1. SISTEM OTOT TULANG, SENDI DAN OTOT SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK 2. SISTEM OTOT SARAF : MENGENDALIKAN FUNGSI DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG 3. SISTEM OTOT, TULANG,

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi 2.1.1 Definisi Waktu Reaksi Waktu reaksi merupakan jarak waktu antara diberikannya stimulus dengan kontraksi otot pertama setelah stimulus diberikan. 4,5 Waktu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Tumbuh kembang anak Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Pokok bahasan Pendahuluan Definisi pertumbuhan & perkembangan Tumbuh kembang janin Tumbuh kembang anak 0 5 tahun Tumbuh kembang anak 6 10 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Keterampilan Motorik Menurut Wtarsono (2009) Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SRI MULYATI ARIFAH NIM.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MELIBATKAN PERUBAHAN PERKEMBANGAN MERUPAKAN HASIL DR PROSES KEMATANGAN

PERKEMBANGAN MELIBATKAN PERUBAHAN PERKEMBANGAN MERUPAKAN HASIL DR PROSES KEMATANGAN Oleh: PERKEMBANGAN MELIBATKAN PERUBAHAN PERKEMBANGAN MERUPAKAN HASIL DR PROSES KEMATANGAN KONSEP PERKEMBANGAN PERISTILAHAN: Pertumbuhan (Growth) Perkembangan (Development) Kematangan (Maturation) Penuaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang penting. Bermain merupakan ciri khas anak. Bermain akan menghilangkan kejenuhan anak dan membuat anak menemukan kesenangan,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN Muhima Talfiana Ningrum 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah sebagian anak kurang mampu atau

Lebih terperinci

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL

KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL [Admin TK, TK ST. CAROLUS BENGKULU] - Berita Umum Sering kita sebagai orangtua melarang anak memegang gunting karena takut tangannya luka. Demikian juga ketika anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dan sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa dan dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapat pembinaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci