BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Vera Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jantung Embriogenesis sistem kardiovaskular Ruang Jantung dan Arteri Besar Proses embriogenesis kardiovaskular merupakan rangkaian pembentukan organ jantung yang sangat kompleks dan saling berkaitan. Selama kehamilan bulan pertama, jantung hanya berupa sebuah tabung lurus(usman, 2008). Tabung jantung primitif ini tersusun dari 4 segmen berangkai, yaitu tiga ruangan (sinoatrium, ventrikel primitif, dan bulbus kordis) dan arteri utama tunggal (trunkus arteriosus)(stanger, 2007). Gambar 2.1. Tabung Jantung Primitif (Abdulla, et al., 2004) Selama kehamilan bulan kedua, susunan tabung jantung sederhana ini berubah menjadi jantung dengan dua sistem pompa sejajar, dimana tiap sistem memiliki dua ruangan dan satu arteri besar. Perkembangan bertahap dicapai melalui pembagian segmen proksimal dan distal menjadi struktur yang berpasangan, dimana sinoatrium menjadi atrium kanan dan kiri, trunkus menjadi aorta dan arteri pulmonalis serta ventrikel kiri dan kanan yang terbentuk dari ventrikel primitif dan bulbus kordis. Ventrikel kiri dan kanan terletak bersisian
2 5 akibat dari terbentuknya lengkungan dimana sebelumnya ventrikel primitif dan bulbus kordis berangkaian(stanger, 2007). Setelah dua atrium terbentuk, kanal atrioventrikular (AV) dibagi oleh bantalan endokardium menjadi katup mitral dan katup trikuspid dimana keduanya berhubungan dengan ventrikel primitif. Perubahan menjadi sistem pemompaan ganda melibatkan penyegarisan setiap ventrikel dengan setiap katup AV-nya di proksimal dan arteri besar di distal. Penyegarisan proksimal dicapai dengan perpindahan kanal AV ke arah kanan dan perpindahan sekat ventrikel ke arah kiri sehingga ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan(stanger, 2007). Kegagalan ventrikel kiri menyegaris kembali dengan katup trikuspid pada ventrikel kanan menghasilkan ventrikel kiri dengan jalan masuk ganda. Kegagalan trunkus membelah menjadi arteri pulmonalis dan aorta menghasilkan trunkus arteriosus persisten(stanger, 2007). Gambar 2.2. Proses Looping(Abdulla, et al., 2004)
3 Sekat Atrium Atrium komunis primitif dibagi menjadi dua ruangan oleh sekat I, sekat II, dan sebagian kecil jaringan bantalan endokardium. Sekat I muncul sebagai struktur berbentuk bulan sabit dari atap atrium dan tumbuh ke arah kanal AV meninggalkan lubang interatrium (ostium primum). Sebelum ostium primum menutup, terbentuk banyak lubang pada bagian sefalad sekat I lalu lubang ini bersatu membentuk ostium sekundum. Sekat II mulai terbentuk pada atap atrium di sebelah kanan sekat I. Jaringan tipis sekat I berperan sebagai katup satu arah, katup foramen ovale, dan memungkinkan darah mengalir dari kanan ke kiri(stanger, 2007). Defek septum atrium dapat terjadi dalam bentuk foramen ovale atau sekundum, primum, dan sinus venosus. Defek sekundum terjadi bila jaringan katup foramen ovale tidak memadai untuk penutupan foramen ovale; defek ini juga dapat terjadi akibat katup yang pendek atau pembentukan jendela pada katup. Defek sinus venosus terjadi akibat kesalahan penyegarisan sekat atrium dan tanduk sinus kanan(stanger, 2007) Adaptasi sistem kardiovaskular Sirkulasi Janin Pada janin, darah dengan PO 2 40 mmhg mengalir dari plasenta menuju vena umbilikalis. Dari vena umbilikalis sebagian darah langsung mengalir ke vena cava inferior (VCI) melintasi hati menuju ductus venosus. Sisanya mengalir ke sirkulasi portal melalui vena porta masuk ke hati mengalami perfusi di hati kemudian menuju VCI. Sebagian besar darah dari VCI mengalir ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale lalu ke ventrikel kiri, aorta asendens, dan sirkulasi koroner. Dengan demikian sirkulasi otak dan koroner mendapatkan darah dengan tekanan oksigen yang cukup (Usman, 2008). Sebagian darah dari VCI memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspid. Darah yang kembali dari leher dan kepala janin (PO 2 10 mmhg) memasuki atrium kanan melalui vena cava superior (VCS) lalu bergabung dengan
4 7 darah dari sinus coronarius menuju ventrikel kanan dan berlanjut ke arteri pulmonalis (Roebiono, et al., 1994). Pada masa fetal hanya 12-15% darah dari ventrikel kanan yang akan memasuki paru, selebihnya akan melewati duktus arteriosus menuju aorta desenden lalu bercampur dengan darah dari aorta asenden. Darah yang banyak mengandung CO 2 tersebut akan mengalir ke organ-organ tubuh sesuai dengan tahanan vaskular masing-masing dan juga ke plasenta melalui arteri umbilikalis (Usman, 2008) Sirkulasi Bayi Baru Lahir Perubahan yang sangat penting dalam sirkulasi setelah bayi lahir terjadi karena putusnya hubungan plasenta dari sirkulasi sistemik dan paru yang mulai berkembang. Perubahan-perubahan yang terjadi adalah: 1. Penurunan tahanan vaskular pulmonalakibat ekspansi mekanik paru-paru, peningkatan saturasi oksigen arteri pulmonalis dan PO2 alveolar karena tahanan arteri pulmonalis menurun maka aliran darah pulmonal meningkat. Lapisan medial arteri pulmonalis perifer berangsur-angsur menipis dan pada usia bayi hari tahanan arteri pulmonalis sudah seperti orang dewasa. Penurunan tahanan arteri pulmonalis akan terhambat bila terdapat aliran darah paru yang meningkat seperti pada defek septum ventrikel ataupun pada duktus arteriosus yang besar. 2. Tahanan vaskular sistemik meningkat 3. Duktus arteriosus menutup pada jam setelah lahir. Penutupan permanen terjadi pada usia 2-3 minggu. 4. Foramen ovale menutupsaat bayi lahir tetapi tidak semua bayi mengalaminya. Dalam jam-jam pertama setelah lahir masih dapat dideteksi terdapatnya pirau dari atrium kanan ke atrium kiri melalui foramen ovale karena tekanan pada atrium kanan masih sedikit lebih tinggi dibandingkan atrium kiri(roebiono, et al., 1994)
5 Anatomi Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan yang terletak di mediastinum medialis dan sebagian tertutup oleh jaringan paru. Berat jantung tergantung dari umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak perikardium, dan nutrisi seseorang. Jantung dibungkus oleh jaringan ikat tebal yang disebut perikardium, dimana terdiri dari dua lapisan, yaitu: a. Perikardium parietalis: lapisan luar yang melekat pada tulang dada danparu. b. Perikardium viseral (epikardium): lapisan permukaan jantung. Jantung memiliki 4 ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri (Oemar, 1996). Atrium kanan dengan atrium kiri dipisahkan oleh septum interatriorum, sedangkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri dipisahkan oleh septum interventrikulorum. Atrium dan ventrikel berhubungan satu sama lain melalui orifisium atrioventrikuler. Antara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat katup trikuspid, sedangkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri terdapat katup mitral/bikuspid. Kedua katup ini dapat terbuka ketika tekanan atrium melebihi tekanan ventrikel sehingga darah mengalir dari atrium ke ventrikel. Kedua katup ini mulai menutup ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium sehingga darah tidak kembali ke atrium. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis. Pada pangkal aorta terdapat katup aorta yang akan membuka saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah dapat mengalir ke seluruh tubuh(sherwood, 2011).
6 9 Gambar 2.3. Struktur Jantung (Graaff, 2001) Fisiologi Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena kava dimana satu vena mengembalikan darah dari level di atas jantung yang disebut vena kava superior dan vena yang lain dari level di bawah jantung yang disebut vena kava inferior. Darah yang masuk ke atrium kanan ini banyak mengandung CO 2. Kemudian darah ini akan mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan melewati katup trikuspid. Darah di ventrikel kanan dipompa keluar melewati katup pulmonal dan dibawa oleh arteri pulmonalis menuju paru. Di dalam paru, darah tersebut menyerap banyak O 2. Lalu darah ini masuk ke dalam atrium kiri dan mengalir ke ventrikel kiri melewati katup mitral. Darah yang ada di ventrikel kiri ini kemudian dipompa keluar melewati katup aorta dan dibawa oleh aorta ke seluruh tubuh(sherwood, 2011) Penyakit Jantung Bawaan Definisi Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang sudah ada sejak lahir. Penyakit ini biasanya terdeteksi pada bayi dan anak. Apabila penyakit jantung bawaan
7 10 ditemukan pada orang dewasa, maka pasien tersebut mampu melewati seleksi alam atau telah menjalani tindakan operasi dini pada usia muda (Rahmawati, 2011) Epidemiologi Penelitian di negara berkembang dan di negara maju menunjukkan bahwa penyakit jantung bawaan terjadi pada kira-kira 10 dari anak yang lahir hidup (Stanger, 2007). Berdasarkan penelitian, 1 orang bayi dilahirkan dari bapak dengan riwayat PJB, sedangkan tidak ada bayi yang dilahirkan dari 4 orang ibu dengan riwayat PJB (Harimurti, 1996). PJB diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu PJB non-sianotik dan PJB sianotik. Jumlah pasien PJB non-sianotik rata-rata 3-4 kali PJB sianotik. Pada PJB non-sianotik, kelainan terbanyak adalah defek septum ventrikel. Sedangkan pada PJB sianotik, kelainan terbanyak adalah tetralogi fallot. Perbandingan kejadian penyakit jantung bawaan non-sianotik dan sianotik adalah 4:1. Meskipun demikian, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan PJB non-sianotik (Mansjoer, et al., 2000).
8 11 Tabel 2.1. Diagnosis Pasien Penyakit Jantung yang Berobat di Poliklinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/SCM, Jakarta, Diagnosis Jumlah Persen PJB non-sianotik PJB sianotik DSV ,1% DSA ,4% DSA1 55 2,6% DAP ,4% SP 111 5,3% DSAV 30 1,4% SAO 23 1,1% KOARK 4 0,2% PJBN-TD 123 5,9% Jumlah ,7% TF ,5% TAB 74 3,5% VKAJKG 25 1,2% AP 20 0,9% AT 19 0,9% TA 13 0,6% ATDVP 10 0,4% EBSTEIN 5 0,2% HLHS 5 0,2% PJBS-LAIN 45 2,2% PJBS-TD 61 2,9% Jumlah ,3% Jumlah seluruhnya % *DSV= Defek Septum Ventrikel; DSA2= Defek Septum Atrium Sekundum; DSA1= Defek Septum Atrium Primum; DAP= Duktus Arteriosus Persisten; SP= Stenosis Pulmonal; DSAV= Defek Septum Atrioventrikularis; SAO= Stenosis
9 12 Aorta; KOARK= Koarktasio Aorta; PJBN-TD= penyakit jantung bawaan nonsianotik, tidak dirinci; TF=Tetralogy of Fallot; TAB= Transposisi Arteri Besar; VKAJKG= ventrikel kanan dengan jalan keluar ganda; AP= Atresia Pulmonal; AT= Atresia Trikuspid; TA= Trunkus Arteriosus; ATDVP= anomali total drainase vena pulmonalis; EBSTEIN= anomali Ebstein; HLHS= Hypoplastic Left Heart Syndrome; PJBNS-LAIN= penyakit jantung bawaan sianotik lain; PJBS- TD= penyakit jantung bawaan sianotik, tidak dirinci. Sumber: (Sastroasmoro &Madiyono, 1994) Tabel 2.2. Karakteristik Pasien PJB Karakteristik N % Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Status gizi Lebih 5 5,1 Baik 35 35,7 Kurang Buruk 7 7,1 Usia 0-28 hari 16 16,3 28 hari-1 tahun 45 45,9 1 tahun 37 37,8 Jenis PJB Sianotik 34 34,3 Non-sianotik 64 64,6 Total Sumber: (Hariyanto, 2012)
10 Faktor Risiko Faktor risiko yang berperan pada kejadian PJB adalah: a. Faktor genetik Gen-gen mutan tunggal (dominan autosomal, resesif autosomal, atau terkait-x) biasanya menyebabkan PJB sebagai bawaan dari suatu kompleks kelainan(hoffman, 2007). Kelainan kromosom juga menyebabkan PJB sebagai bagian suatu kompleks lesi, seperti sindrom cri-du-cat (20%); sindrom XO (Turner) (50%); sindrom Trisomi 21 (Down) (50%), trisomi 13 (90%), dan trisomi 18 (99%). Defek septum ventrikel merupakan kelainan jantung yang paling lazim pada semua sindrom, kecuali sindrom Turner, yang terutama mengalami katup aorta bikuspid dan koarktasio aorta (Hoffman, 2007). Dalam hubungan keluarga yang dekat, resiko terjadinya PJB yaitu 79,1% untuk Heterotaxia, 11,7% untuk Conotruncal Defects, 24,3% untuk Atrioventricular Septal Defect, 12,9% untuk Left Ventricular Outflow Tract Obstruction, 7,1% untuk Isolated Atrial Septal Defect, dan 3,4% untuk Isolated Ventricular Septal Defect(Poulsen, 2009). b. Faktor Lingkungan Ibu yang meminum garam litium saat hamil dapat memperoleh anak yang menderita penyakit jantung bawaan, dengan insiden lesi katup mitral dan trikuspid yang abnormal tinggi. Ibu diabetik atau ibu yang meminum progesteron saat hamil mungkin mengalami peningkatan risiko untuk mempunyai anak dengan PJB. Anak dari ibu alkoholik juga bisa menderita PJB(Hoffman, 2007). Rubela sering menyebabkan stenosis pulmonal perifer, duktus arteriosus persisten, dan kadang-kadang stenosis katup pulmonal. Koksakivirus juga diduga menyebabkanpjb(hoffman, 2007).
11 Jenis Penyakit Jantung Bawaan Penyakit Jantung Bawaan Non-sianotik PJB non-sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang ditandai dengan tidak adanya sianosis(roebiono, 2003). Berdasarkan ada tidaknya pirau, PJB non-sianotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dengan pirau dari kiri ke kanan dan kelompok tanpa pirau(soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Kelompok dengan pirau dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut: a. Defek Septum Ventrikel Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung berupa lubang pada sekat yang memisahkan ventrikel sehingga antar rongga ventrikel terdapat hubungan (Ramaswamy, 2009). Gambar 2.4. Defek Septum Ventrikel (Ashley & Niebauer, 2004) Defek ini dapat terletak dimana pun pada sekat ventrikel, dapat tunggal atau banyak, serta ukuran dan bentuknya dapat bervariasi (Fyler, 1996). Insidensi DSV terisolasi adalah sekitar 2-6 per 1000 kelahiran hidup dan terjadi 30% dari semua jenis PJB. Defek ini lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria (Ramaswamy, 2009). Klasifikasi DSV sebagai berikut: a. Perimembranasea, merupakan lesi yang terletak di bawah katup aorta dan terjadi sekitar 80% dari seluruh kasus DSV(Rao, 2005).
12 15 b. Muskular, merupakan lesi yang terletak di otot-otot septum dan terjadi sekitar 5-20% dari total kejadian DSV(Ramaswamy, 2009). c. Suprakristal, merupakan lesi yang terletak di bawah katup pulmonalis dan berhubungan dengan jalur jalan keluar ventrikel kanan. Jenis ini terjadi 5-7% di negara-negara barat dan 25% di kawasan timur (Rao, 2005). Gambaran klinis DSV sangat bervariasi, mulai dari asimtomatis sampai gagal jantung berat disertai gagal tumbuh. Hal ini bergantung pada besarnya defek serta derajat pirau, sedangkan letak defek biasanya tidak mempengaruhi derajat manifestasi klinis (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi, ekokardiografi dapat menentukan ukuran serta letak DSV(Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). b. Defek Septum Atrium Defek Septum Atrium (DSA) adalah kelainan anatomik jantung akibat terjadi kesalahan pada jumlah absorbsi dan proliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan rongga atrium menjadi atrium kanan dan atrium kiri (Mansjoer, et al., 2000). Gambar 2.5. Defek Septum Atrium (Ashley & Niebauer, 2004) Insidensi DSA adalah 1 per kelahiran hidup dan terhitung 7% dari seluruh kejadian PJB. DSA lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria dengan perbandingan 2:1(Carr & King, 2008). Klasifikasi DSA menurut letak defek pada septum atrium sebagai berikut:
13 16 1. Ostium Primum, merupakan hasil dari kegagalan fusi ostium primum dengan bantalan endokardial dan meninggalkan defek di dasar septum. Jenis ini terjadi sekitar 20% dari seluruh kasus PJB. Prevalensi wanita sama dengan pria (Bernstein, 2007). 2. Ostium Sekundum, merupakan jenis lesi DSA terbanyak yaitu 70% dan prevalensi wanita dua kali lebih banyak dibandingkan pria (Vick & Bezold, 2008). 3. Sinus Venosus, merupakan jenis DSA yang ditandai dengan malposisi masuknya vena kava superior atau inferior ke atrium kanan. Jenis ini terjadi sekitar 10% dari seluruh kasus DSA(Vick & Bezold, 2008). Pada pemeriksaan fisik, penderita DSA biasanya disertai bentuk tubuh yang tinggi dan kurus, dengan jari-jari tangan dan kaki yang panjang (Rahajoe, 2007). Pada pemeriksaan fisik jantung pada umumnya normal atau hanya sedikit membesar dengan pulsasi ventrikel kanan yang teraba. Pada foto toraks AP biasanya tampak jantung yang hanya sedikit membesar dan vaskularisasi paru yang bertambah sesuai dengan besarnya pirau (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). c. Defek Septum Atrioventrikularis Defek septum atrioventrikularis merupakan kelainan dimana cincin katup mitral dan katup trikuspid tidak terpisah sehingga terdapat satu lubang besar cincin katup atrioventrikular yang menghubungkan kedua atrium dan kedua ventrikel secara bersama (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Kelainan ini terjadi sekitar 5% dari penyakit jantung bawaan dan tersering pada sindrom down (Mansjoer, et al., 2000). Sering terjadi hipertensi pulmonal dengan bunyi jantung kedua keras dan tunggal juga terdengar bising sistolik ejeksi di daerah pulmonal dan bising pansistolik di daerah apeks karena terdapat regurgitasi katup antara atrium dan ventrikel kiri (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Pada foto toraks didapatkan kardiomegali dengan pletora paru dan edema interstisial. Gambaran EKG menunjukkan deviasi sumbu QRS ke kiri dengan tanda hipertrofi biventrikular (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994).
14 17 d. Duktus Arteriosus Persisten Duktus arteriosus persisten (DAP) merupakan kelainan jantung dimana duktus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini sering dijumpai pada bayi prematur. Insidensinya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi. Pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram insidensnya mencapai 80% (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Gambar 2.6. Duktus Arteriosus Persisten (Ashley & Niebauer, 2004) Bila shunt duktus kecil biasanya asimtomatis, tekanan darah dan tekanan nadi dalam batas normal, terdapat bising kontinu yang khas di daerah subklavia kiri. Gambaran radiologis dan EKG masih dalam batas normal (Mansjoer, et al., 2000). Pemeriksaan ekokardiografi tidak menunjukkan adanya pembesaran ruang jantung ataupun arteri pulmonalis (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Bila shunt duktus sedang, pasien biasanya mengalami kesulitan makan, sering menderita infeksi saluran napas, namun berat badan masih dalam batas normal. Frekuensi napas sedikit lebih cepat dari normal dan sering ditemukan bising middiastolik dini. Pada foto toraks terlihat jantung membesar terutama ventrikel kiri, vaskularisasi paru meningkat, dan pembuluh darah hilus membesar. EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri dengan atau tanpa dilatasi atrium kiri (Mansjoer, et al., 2000). Pemeriksaan ekokardiografi ditemukan adanya pelebaran atrium kiri dengan atau tanpa pelebaran ventrikel kiri (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994).
15 18 Bila shunt duktus besar, pasien mengalami kesulitan makan dan minum hingga berat badannya tidak bertambah, terlihat dispnu atau takipnu dan banyak berkeringat bila minum. Pada foto toraks terlihat pembesaran ventrikel kanan dan kiri serta pembesaran arteri pulmonalis. EKG tampak hipertrofi biventrikular dengan dominasi aktivitas ventrikel kiri dan dilatasi atrium kiri (Mansjoer, et al., 2000). Pemeriksaan ekokardiografi ditemukan adanya dilatasi ventrikel kiri dengan atau tanpa dilatasi ventrikel kanan serta aorta dan arteri pulmonalis yang besar(soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Kelompok tanpa pirau adalah sebagai berikut: a. Stenosis Pulmonal Stenosis pulmonal digunakan secara umum untuk menunjukkan adanya obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau arteri pulmonalis dan cabangcabangnya (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi dan penatalaksanaan dilakukan dengan tindakan bedah valvulotomy(ren, 2012). b. Stenosis Aorta Stenosis aorta adalah penyempitan aorta yang dapat terjadi di subvalvular, valvular, atau supravalvular. Kelainan ini mungkin tidak terdeteksi pada masa anak karena katup berfungsi normal, hanya pada auskultasi ditemukan bising sistolik di daerah aorta. Kelainan ini dapat ditemukan dalam kombinasi dengan koarktasio aorta atau duktus arteriosus persisten. Pemeriksaan ekokardiografi dapat dengan jelas menunjukkan jenis stenosis (subvalvular, valvular, supravalvular) (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). c. Koarktasio Aorta Koarktasio aorta adalah penyempitan terlokalisasi pada aorta yang umumnya terjadi di daerah duktus arteriosus dan dapat juga terjadi praduktal atau pascaduktal. Tanda klasik kelainan ini adalah nadi brakialis yang teraba normal atau kuat, sedangkan nadi femoralis serta dorsalis pedis tidak teraba atau teraba kecil. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II pada umumnya normal dan dapat ditemukan bising sistolik halus di daerah pulmonal dan di punggung. Diagnosis penyakit ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiografi dada
16 19 atau dengan ekokardiografi. Penatalaksanaannya bisa dengan tindakan pelebaran koarktasio dengan kateter balon ataupun dengan tindakan bedah (Soeroso & Sastrosoebroto, 1994). Gambar 2.7. Koarktasio Aorta (Ashley & Niebauer, 2004) Penyakit Jantung BawaanSianotik Sesuai dengan namanya, manisfestasi klinis yang selalu ada pada pasien penyakit jantung bawaan sianotik adalah sianosis. Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa akibat hemoglobin tereduksi dalam sirkulasi >5 g/dl. Walaupun jumlahnya lebih sedikit, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada PJB non-sianotik (Prasodo, 1994). a. Tetralogy of Fallot Tetralogy of Fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang terdiri dari empat kelainan yaitu defek septum ventrikel perimembranus, stenosis pulmonal infundibuler, over-riding aorta dan hipertrofi ventrikel kanan (Harimurti, 1996).
17 20 Gambar 2.8. Tetralogi Fallot (Ashley & Niebauer, 2004) Pada waktu baru lahir biasanya bayi belum sianotik tetapi bayi tampak biru setelah tumbuh. Manifestasi yang penting pada kelainan ini adalah terjadinya serangan sianotik yang ditandai oleh timbulnya sesak napas mendadak, napas cepat dan dalam, sianosis bertambah, lemas, bahkan bisa juga disertai kejang atau sinkop (Prasodo, 1994). Diagnosis penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan ekokardiografi, radiografi dada, dan EKG (Bhimji, 2013). Penatalaksanaannya dengan perawatan medis serta tindakan bedah(prasodo, 1994). b. Transposisi Arteri Besar Transposisi arteri besar merupakan kelainan dimana terjadi perubahan posisi aorta dan arteri pulmonalis yakni aorta keluar dari ventrikel kanan dan terletak di sebelah anterior arteri pulmonalis, sedangkan arteri pulmonalis keluar dari ventrikel kiri, terletak posterior terhadap aorta. Akibatnya aorta menerima darah vena sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedangkan darah dari vena pulmonalis dialirkan ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan diteruskan ke arteri pulmonalis dan seterusnya ke paru. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan EKG, radiologi, dan ekokardiografi. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan tindakan operasi (Prasodo, 1994).
18 21 Gambar 2.9. Transposisi Arteri Besar (Ashley & Niebauer, 2004) c. Atresia Pulmonal dengan Defek Sekat Ventrikel Pada kelainan ini darah dari ventrikel tidak dapat menuju arteri pulmonalis dan semua darah dari ventrikel kanan akan masuk ke aorta. Kelainan ini merupakan 20% dari pasien dengan gejala menyerupai tetralogi fallot dan merupakan penyebab penting sianosis pada neonatus (Prasodo, 1994). d. Ventrikel Kanan dengan Jalur Ganda Pada kelainan ini kedua arteri besar keluar dari ventrikel kanan, masingmasing dengan konusnya. Presentasi klinis pasien dengan ventrikel kanan dengan jalur ganda sangat bervariasi, tergantung pada kelainan hemodinamiknya. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan ekokardiografi (Prasodo, 1994). e. Trunkus Arteriosus Trunkus arteriosus merupakan kelainan yang ditandai oleh keluarnya pembuluh tunggal dari jantung yang menampung aliran darah dari kedua ventrikel, yang memasok darah sistemik, paru, dan koroner. Normalnya trunkus primitif yang keluar dari ventrikel primitif terbagi menjadi aorta dan arteri pulmonalis. Apabila pembagian ini tidak terjadi, maka dari kedua ventrikel hanya keluar satu pembuluh darah, yaitu trunkus arteriosus (Prasodo, 1994).
19 Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi makanan dan zat gizi. Status gizi ini dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2001). Penilaian status gizi bisa dilakukan dengan cara pengukuran antropometri dimana indeks yang sering digunakan adalah berat badan untuk umur (BB/U), tinggi atau panjang badan untuk umur ((TB/U, PB/U)), dan berat badan untuk panjang badan atau tinggi badan ((BB/PB), BB/TB)) (Sudiman, 2006). Terdapat tiga cara penyajian distribusi indeks antropometri, yaitu persen terhadap median, persentil, dan z-score median. Hasil penghitungan indeks ini akan dikaitkan dengan salah satu atau beberapa batas ambang (cut-off point) dan perwujudannya disebut sebagai kategori status gizi (Wisnuwardhana, 2006). Tabel 2.3. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks Sumber: (Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2010).
20 23 Tabel 2.4. Penilaian gizi berdasarkan kelompok usia Usia Grafik yang digunakan 0-5 tahun WHO 2006 >5-18 tahun CDC 2000 Sumber: (Sjarif, et al.,2011)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirkulasi Janin dan Perubahan Setelah Lahir Tali pusat berisi satu vena dan dua arteri. Vena ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteri
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan patogenesisnya, Effendi (2006) dalam Neonatologi IDAI (2008) membedakan kelainan kongenital sebagai berikut:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelainan Bawaan 2.1.1. Definisi Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor genetik maupun non genetik. Ilmu
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Penyakit Jantung Bawaan Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular yang dibawa sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan
Lebih terperinciGambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal
Lebih terperinciDr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit kardiovaskular yang terjadi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Jantung Bawaan Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit kardiovaskular yang terjadi sejak lahir, dimana terjadi anomali perkembangan struktur kardiovaskular seperti
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan,
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus gestasional pada Kehamilan Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Embriologi Jantung Indikasi pertama adanya perkembangan kardiovaskular terjadi kurang lebih hari ke- 18 atau 19. Pembuluh darah intraembrionik pertama ditemukan pada hari ke-22,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Jantung Jantung terletak pada bagian mediastinum medialis dan sebagian jantung tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan jantung dibatasi oleh sternum dan juga iga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Embriogenesis Pada manusia, embriologi dapat didefenisikan sebagai perkembangan biologi dari konsepsi sampai akhir bulan kedua kehidupan, yaitu dari konsepsi sampai akhir minggu
Lebih terperinciCara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia
Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia Editor : Jeanita Suci Indah Sari G1CO15010 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Jantung Bawaan 2.1.1. Definisi Penyakit jantung bawaan adalah penyakit dengan kelainan pada stuktur atau fungsi sirkulasi jantung yang telah ada saat lahir. Kelainan
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN PROFIL PASIEN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK TAHUN Oleh: ANGGIA ANGGRAENI
HASIL PENELITIAN PROFIL PASIEN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK TAHUN 2012-2013 Oleh: ANGGIA ANGGRAENI 110100290 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 HASIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung bawaan yang paling sering terjadi ialah defek septum ventrikel
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB
Lebih terperinciEMBRYOLOGI CARDIOVASKULER DEPARTEMEN ANATOMI
EMBRYOLOGI CARDIOVASKULER DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU SUB TOPIK Pembentukan tube (saluran) jantung Pembentukan loop (simpul) jantung: Truncus arteriosus, Bulbus/conus cordis Ventricle, atrium,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada pola penyakit. Beberapa penyakit non-infeksi, termasuk penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini angka kejadian beberapa penyakit non infeksi semakin meningkat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Perubahan gaya hidup dan perubahan tingkat
Lebih terperinciWhat should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery
What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery Sri EndahRahayuningsih MD, PhD Pediatric Department HasanSadikin General Hospital Faculty of Medicine Padjadjaran
Lebih terperinci11/18/2008. Beberapa Tipe Penyakit Jantung Bawaan pada Anak. Katup-katup Jantung Terbuka
Beberapa Tipe Penyakit Jantung Bawaan pada Anak Katup-katup Jantung Terbuka 1 Klasifikasi Umum I. Tidak Sianosis: tanpa pirau (pengalihan) 1. Stenosis Katup Pulmonal (PS) 2. Koarktasio (Penyempitan) Aorta
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) Menurut Prof. Dr. Ganesja M Harimurti, Sp.JP (K), FASCC, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, mengatakan
Lebih terperinciBuku 2: RKPM. Modul Fungsi Kardiovaskuler
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-1 Modul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1 Insidens
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Bawaan Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1 Insidens
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Pada tahun 1921 dilakukan studi pertama dengan melakukan transplantasi
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kontrasepsi Oral Pada tahun 1921 dilakukan studi pertama dengan melakukan transplantasi ovarium binatang percobaan yang sedang hamil kepada binatang lain dari spesies sama.
Lebih terperinciANATOMI JANTUNG MANUSIA
ANATOMI JANTUNG MANUSIA Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah organ yang sangat vital bagi manusia, jantung merupakan pompa muskular yang menggerakan darah untuk membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ
Lebih terperinciNurcholid Umam Kurniawan
Nurcholid Umam Kurniawan CHANGES IN CIRCULATIONAFTER BIRTH Shift of blood flow for gasexchange from placenta to the lungs 1.Interruption of the umbilical cord Increase of SVR Closure of ductusvenosus
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdulla, R., Blew, G. A. & Holterman, M. J., Pediatric Cardiology. New York: Springer Verlag.
41 DAFTAR PUSTAKA Abdulla, R., Blew, G. A. & Holterman, M. J., 2004. Pediatric Cardiology. New York: Springer Verlag. Anon., 2007. Penyakit Jantung Kongenital. In: Buku Ajar Pediatri Rudolph. 20 ed. Jakarta:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular adalah sistem organ pertama yang berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang
Lebih terperinciNurcholid Umam Kurniawan
Nurcholid Umam Kurniawan CHANGES IN CIRCULATIONAFTER BIRTH Shift of blood flow for gasexchange from placenta to the lungs 1.Interruption of the umbilical cord Increase of SVR Closure of ductusvenosus
Lebih terperinciGambar 1. Anatomi jantung normal (A) dan jantung dengan ASD (B)
1. Definisi Defek Septum Atrium (DSA) merupakan keadaan dimana terjadi defek pada bagian septum antar atrium sehingga terjadi komunikasi langsung antara atrium kiri dan kanan.defek Septum Atrium dapat
Lebih terperinciBunyi Jantung I (BJ I)
Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan
Lebih terperinciDr RISTA D.SOETIKNO SpRad (K).Mkes
Gambaran Foto Toraks Pada Congenital Heart Disease Pendahuluan Dr RISTA D.SOETIKNO SpRad (K).Mkes Congenital Heart disease (CHD,cacat jantung bawan ) merupakan kelainan kongenital yang dapat terjadi mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehingga aliran darah balik vena paru akan menuju ke atrium kanan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defek septum atrium (atrial septal defect) adalah defek bawaan dimana terdapat lubang pada sekat interatrial yang menghubungkan atrium kanan dan kiri sehingga aliran
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Jantung Bawaan adalah kelainan struktural jantung atau pembuluh
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Bawaan Penyakit Jantung Bawaan adalah kelainan struktural jantung atau pembuluh darah besar intratorakal yang terjadi pada saat pembentukan sistem kardiovaskular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. Stenosis
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN. Oleh : BETTY ARNITASARI NABABAN
GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Oleh : BETTY ARNITASARI NABABAN 110100291 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Gambaran Faktor
Lebih terperinciDIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP. Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta Penyakit jantung bawaan (PJB)
Lebih terperinciTANDA GEJALA DAN PROSES TERJADINYA GANGGUAN KARDIOVASKULER
TANDA GEJALA DAN PROSES TERJADINYA GANGGUAN KARDIOVASKULER Di susun oleh : 1. An Nafi Nurmanita 010115A010 2. Devi Nyandrasari 010115A029 3. Dina Purnama 010115A033 4. I Ketut Wisma J. 010115A053 5. Ika
Lebih terperinciSISTEM CARDIOVASCULAR
SISTEM CARDIOVASCULAR Forewords Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya
Lebih terperinciDR dr Sri Endah Rahayuningsih SpAK
MENGENAL PENYAKIT JANTUNG BAWAAN KRITIS DR dr Sri Endah Rahayuningsih SpAK Dipresentasikan pada Pendidikan Ilmu Kesehatan Anak Berkelanjutan (PIKAB) XI Hotel Trans Luxury Bandung 13-14 Desember 2014 1
Lebih terperinciPENYAKIT KATUP JANTUNG
PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat
Lebih terperinciPENGARUH PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK DAN NON SIANOTIK TERHADAP PERCEPATAN PERTUMBUHAN ANAK
TESIS PENGARUH PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK DAN NON SIANOTIK TERHADAP PERCEPATAN PERTUMBUHAN ANAK Oleh Dewi Awaliyah Ulfah S521508004 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017
Lebih terperinciSTRUKTUR JANTUNG. Achmad Farajallah, Sirkulasi kedua1
STRUKTUR JANTUNG Jantung amfioksus pembuluh darah yang berkontraksi di posisi jantung vertebrata homolog dengan jantung embrional vertebrata Skema Umum Jantung Vertebrata tabung memanjang beruang empat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Bawaan 2.1.1 Pengertian Penyakit Jantung Bawaan Kelainan kongenital merupakan wujud semasa atau sebelum kelahiran atau semasa dalam kandungan dan termasuk di
Lebih terperinciSTRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner
Pengertian Kardiovaskuler Sistem Kardiovaskuler yaitu sistem peredaran darah di dalam tubuh. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009
ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT ATRIAL SEPTAL DEFECT DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 2007-31 DESEMBER 2009 Renaldy, 2010 Pembimbing I :dr. Sri Nadya Saanin M.Kes Pembimbing II :dr. Evi
Lebih terperinciWhat should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery
What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery Sri EndahRahayuningsih MD, PhD Pediatric Department HasanSadikin General Hospital Faculty of Medicine Padjadjaran
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS
SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS ALAT PEREDARAN DARAH JANTUNG PEMBULUH DARAH KAPILER DARAH JANTUNG JANTUNG ATAU HEART MERUPAKAN SALAH SATU ORGAN YANG PENTING DALAM KELANGSUNGAN HIDUP KITA. TELAH
Lebih terperinciA. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem difusi Sistem peredaran darah terbuka Sistem peredaran darah tertutup 2. Porifera
A. Sistem Sirkulasi pada Hewan Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu : Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi
Lebih terperinciVENTRIKEL SEPTAL DEFECT
VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena berfungsi mengantarkan oksigen,nutrien,dan substansi lain ke jaringan dan membuang sisa metabolisme
Lebih terperinciCARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR
CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke seluruh jaringan tubuh serta menarik darah kembali ke jantung. Ketidakmampuan jantung melakukan fungsinya
Lebih terperinciSISTEM SIRKULASI JANTUNG, PEMBULUH ARTERI, VENA, KAPILER. ial_fibrillation.html
SISTEM SIRKULASI JANTUNG, PEMBULUH ARTERI, VENA, KAPILER http://www.daviddarling.info/encyclopedia/a/atr ial_fibrillation.html SISTEM PEREDARAN TERTUTUP Darah selalu berada dalam pembuluh darah Jantung
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Jantung merupakan organ otot
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan neonatal. Kematian neonatus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi ini terjadi perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan, sehingga aliran
Lebih terperinciTatalaksana Penyakit Jantung Bawaan
Sari Petunjuk Pediatri, Vol. Praktis 2, No. 3, Desember 2000 Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 155-162 Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan Mulyadi M. Djer, Bambang Madiyono Penyakit jantung
Lebih terperinciPATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah
Lebih terperinciTransposisi arteri besar (TAB) merupakan
Artikel Asli Transposisi Arteri Besar: Anatomi, Klinik, Kelainan Penyerta, dan Tipe Sri Endah Rahayuningsih Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Hasan Sadikin Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung bawaan yang sering dijumpai pada anak, yang disebabkan oleh kegagalan penutupan secara fisiologis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dapat mengatasi lagi. Operasi jantung digunakan untuk menangani penyakit
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Operasi Jantung 2.1.1 Gambaran Umum Operasi Jantung Operasi jantung merupakan suatu tindakan untuk mengatasi gangguan pada jantung, ketika terapi medikamentosa dan terapi supotif
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA JANTUNG BAWAAN
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA JANTUNG BAWAAN Disusun Oleh : Dian Fitriyana 1610306075 PRODI PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2017 BAB I TINJAUAN PUSTAKA
Lebih terperinciMahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung
Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan
Lebih terperinciEditor : Yayan Akhyar Israr. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.
Editor : Yayan Akhyar Israr Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2010 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk 0 DEFINISI Tetralogi Fallot (TOF) adalah penyakit jantung
Lebih terperinciPembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung
Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung dr. Asmah Yusuf, Sp. Rad Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Pendahuluan Penilaian pembacaan foto rontgen toraks
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA Organ Sistem Peredaran darah: darah, jantung, dan pembuluh. 1. Darah, tersusun atas: a. Sel-sel darah: 1) Sel darah merah (eritrosit) 2) Sel darah putih (leukosit) 3)
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang
BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan katup mitral. 1 Penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. banyak ditemukan dengan insiden antara 8-10 kejadian setiap 1000 kelahiran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu kelainan bawaan yang cukup banyak ditemukan dengan insiden antara 8-10 kejadian setiap 1000 kelahiran hidup. Angka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung 2.1.1 Anatomi Jantung Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN...ii SURAT PERNYATAAN... iii PERNYATAAN... iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR SINGKATAN... xvii
Lebih terperinciSISTEM CARDIO VASCULAR
SISTEM CARDIO VASCULAR SISTEM CARDIO VASKULAR PENDAHULUAN ANATOMI JANTUNG FUNGSI UTAMA DAN MANFAAT DENYUT JANTUNG SIFAT OTOT JANTUNG GERAKAN JANTUNG FUNGSI JARINGAN VASKULAR ANATOMI JARINGAN VASKULAR DARAH
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. Tali pusat (funis) memanjang dari umbilikalis sampai ke permukaan fetal plasenta.
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tali Pusat 1. Definisi Tali pusat (funis) memanjang dari umbilikalis sampai ke permukaan fetal plasenta. Permukaannya berwarna putih kusam, lembab dan tertutup amnion yang ketiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasien dewasa dengan penyakit jantung bawaan menunjukkan insidensi yang meningkat. Secara umum sekitar 5 10% dari pasien tersebut berkembang menjadi Hipertensi Arteri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
Lebih terperinciPEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop
PERSIAPAN: 1. Stetoskop PEMERIKSAAN JANTUNG No. Persiapan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga 3. Atur posisi pasien dengan berbaring senyaman mungkin dan jaga privacy pasien Pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Jantung Bawaan 2.1.1. Definisi Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan jantung yang terjadi atau terdapat sejak janin dalam kandungan dan kelainan ini berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1 PJB merupakan kelainan
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Penyakit keturunan di mana penderitanya mengalami gangguan dalam pembekuan darah disebut... Leukopeni Leukositosis Anemia Hemofilia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang
Lebih terperinciTutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG. Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK
Tutorial BUNYI DAN BISING JANTUNG Dr. Poppy S. Roebiono, SpJP(K) Dept. Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI / PJNHK LISTRIK JANTUNG impuls listrik dari SA node melalui atrium AV node berkas His serabut
Lebih terperincisistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia
sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia Author : Chaidar Warianto Publish : 31-05-2011 21:35:25 Pendahuluan Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terusmenerus
Lebih terperinciBAB2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patent Duktus Arteriosus 2.1.1. Definisi Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan yang asianotik yang dimana tetap terbukanya duktus arterious setelah lahir,
Lebih terperinciSistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri.
Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. 1. Jantung Jantung mempunyai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Cara Kerja Jantung Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.pembuluh darah berfungsi
Lebih terperinciThe role of non-invasive modalities in diagnosis of Congenital Heart Disease Abstract
The role of non-invasive modalities in diagnosis of Congenital Heart Disease Sri Endah Rahayuningsih Department of Pediatrics Dr. HasanSadikin General Hospital School of Medicine Padjadjaran University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT Tanggal terbit: Disahkan oleh: Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Ns. Hikayati, S.Kep., M.Kep. NIP. 19760220 200212 2 001 Pengertian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan jantung kongenital terbanyak. Kejadiannya sekitar 20-30 % dari kelainan jantung kongenital.
Lebih terperinci