SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI BAGI PASANGAN MENIKAH. Oleh : MEILANY NONSI TENTUA
|
|
- Yandi Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 2, September 2010 : SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN ALAT KONTRASEPSI BAGI PASANGAN MENIKAH Oleh : MEILANY NONSI TENTUA Dosen Tetap Program Studi Teknik Informatika, Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Ada bermacam-macam alasan pribadi untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, mencegah kehamilan di luar nikah dan mengurangi resiko terjangkit penyakit hubungan seksual.secara internasional, kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dunia dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia.mengambil keputusan yang tepat untuk sebuah keluarga yang terencana bukanlah hal yang mudah. Sistem pakar yang akan dibuat ini akan meniru cara berpikir seorang konsultan KB dalam menganalisa suatu klasifikasi gejala dan mencari kesimpulan atau keputusan. Dalam hal ini, peneliti telah berkonsultasi dengan beberapa ahli atau konsultan di bidang KB untuk membuat suatu basis pengetahuan tentang klasifikasi gejala dan merancang logika pencarian keputusan berdasarkan basis pengetahuan tersebut.beberapa referensi di luar pakar berupa buku-buku panduan konsultasi alat kontrasepsi dan contoh-contoh alat kontrasepsi juga digunakan oleh peneliti untuk merancang sistem pakar ini. Kata Kunci :Sistem pakar, Kontrasepsi PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan penduduk terbanyak ranking empat didunia. Menurut CIA World Factbook 2004, rangking pertama dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia adalah adalah Republik Rakyat China dengan jumlah penduduk Kemudian rangking kedua adalah India dengan jumlah penduduk Rangking ketiga adalah Amerika Serikat dengan jumlah penduduk , dan rangking ke empat adalah Indonesia dengan dengan jumlah penduduk jiwa. Penduduk yang banyak disebuah negara bukan berarti negara tersebut makmur sejahtera dan tidak mengalami permasalahan. Yang terjadi di Indonesia justru dengan bertambahnya penduduk yang tidak terkontrol di tiap tahunnya menyebabkan munculnya banyak permasalahan yaitu semakin banyak pengangguran karena lapangan pekerjaan yang terbatas, dengan munculnya pengangguran maka akan menyebabkan bertambahnya gelandangan atau pengemis yang tidak mempunyai pekerjaan bahkan tempat tinggal, dan pada akhirnya juga menyebabkan menigkatnya tingkat kriminalitas yang tinggi karena banyak orang berebut makanan sedangkan sumber dari bahan makanan terbatas. Hal tersebut bisa terjadi di Indonesia karena disebabkan oleh belum optimalnya pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Sosialisasi yang dila kukan pemerintah melalui berbagai event atau head to head belum dapat merata keseluruh pelosok di Indonesia. Terbatasnya ahli atau pakar dari KB itu sendiri juga menjadikan salah satu pemicu sehingga masyarakat sendiri juga masih kurang mendapatkan informasi tentang apa 111
2 Sistem Pakar untuk Menentukan Alat kontrasepsi Bagi pasangan Menikah (Meilany Nonsi Tentua) itu KB bagaimana menggunakan alat kontrasepsi yang baik, apa efek dari alat kontrasepsi, dan alat kontrasepsi apa yang tepat bagi masyarakat sesuai dengan kondisi kesehatan mereka. Padahal kecanggihan teknologi saat ini sudah sangat mendukung sebagai salah satu fasilitas penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Melihat kondisi nyata saat ini maka dari itu perlu dibuat sebuah sistem pakar yang fungsinya nanti menggantikan seorang pakar atau ahli KB dan sistem nantinya dapat diakses oleh siapapun tanpa mengenal batas geografis dengan dukungan teknologi internet.sehingga permasalahan masyarakat Indonesia tentang kurangnya informasi alat kontrasepsi dan program KB dapat teratasi.efek lebih luasnya nanti akan mengurangi peledakan penduduk yang terjadi di Indonesia sehingga pengangguran dapat berkurang dan kesejahteraan rakyat bangsa Indonesia dapat meningkat. LANDASAN TEORI Sistem Pakar Sistem Pakar adalah program pemberi nasehat atau program konsultasi yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu atau banyak pakar dalam satu domain pengetahuan tertentu.tujuan pembuatan system pakar adalah agar setiap orang biasa dapat memanfaatkannya untuk memecahkan masalah tertentu (Arhami, 2006).System pakar dapat digunakan di suatu tempat yang tidak ada pakar dalam bidang ilmu tertentu.konsep system pakar adalah menirukan metodologi dan kinerja seorang pakar yang ahli dalam bidang atau domain tertentu yang spesifik. Kontrasepsi Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pertemuan antara sel telur dengan sel jantan (sperma) di dalam kandungan/rahim (Saiffudin,2006). Secara umum definisi ini sering digunakan, tetapi secara khusus tentu akan melibatkan beberapa macam factor dalam proses pencegahan ini. Untuk memahami keadaan tersebut maka akan diuraikan secara singkat dan padat beberapa jenis kontrasepsi yang sering digunakan di Indonesia dan sangat perlu dipahami oleh petugas/provider dalam memberikan konsultasi lapangan mengenai Keluarga Berencana. (Arhanti, 2009) 1) Kondom Sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma pada saat pria erejakulasi. Mencegah pertemuan spermatozoa/sel mani dengan ovum/sel telur pada waktu bersenggama. Penghalang kontak langsung dengan cairan terinfeksi Tingkat keberhasilan/efektivitas : 80 95% Murah, mudah didapat, dan tidak perlu resep dokter Mudah dipakai sendiri Dapat mencegah penularan penyakit kelamin Selalu harus memakai kondom yang baru Selalu harus ada persediaan Kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya Tingkat kegagalannya cukup tinggi, bila terlambat memakainya Sobek bila memasukannya tergesa-gesa 112
3 Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 2, September 2010 : Mengganggu kenyamanan bersenggama Cara Penggunaan : Dengan cara meyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang sudah tegang (ereksi), dari ujung zakar (penis) sampai ke pangkalnya pada saat bersenggama. Sesudah selesai senggama, agar segera dikeluarkan dari liang senggama, sebelum zakar menjadi lemas. Efek samping :Alergi terhadap karet 2) Pil KB Hormon yang mengandung estrogen dan progesterone atau progesterone saja yang diminum setiap hari selama 21 hari atau 28 hari. Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur Mengendalikan lendir mulut rahim sehingga sel mani/sperma tidak dapat masuk ke dalam rahim Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir di vagina Tingkat keberhasilan/efektivitas : 92-99% Kesuburan segera kembali Mengurangi rasa kejang/nyeri perut waktu haid Terlindung dari Penyakit Radang Panggul (PRP) dan kehamilan di luar rahim Mudah menggunakannya Mencegah anemia defisiensi zat besi/kekurangan darah Mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan Cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari PUS muda Produksi ASI ridak berpengaruh untuk pil yang mengandung progesterone Pemakai harus disiplin meminum pil setiap hari. Jika tidak, kemungkinan hamil tinggi Dapat mempengaruhi produksi ASI untuk pil uang mengandung estrogen Daat meningkatkan resiko infeksi klamida/jamur di sekitar kemaluan wanita Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur di atas 35 tahun dan perokok karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh Cara penggunaan : Pil pertama diminum pada hari kelima haid, seterusnya berturut-turut setiap hari satu pil. Jika pemakai lupa meminumnya 1 hari maka segera minum 2 tablet keesokan harinya. Jika lupa lebih dari 2 hari, pemakai harus meminumnya lagi setelah haid berikutnya, kecuali jika pemakai yakin sedang tidak hami. Efek samping : Pendarahan, terjadi bercak-bercak darah (spotting) di antara masa haid pada awal pemakaian pil Pusing, mual pada minggu-minggu pertama pemakaian Air susu berkurang untuk yang menggunakan pil yang mengandung estrogen 113
4 Sistem Pakar untuk Menentukan Alat kontrasepsi Bagi pasangan Menikah (Meilany Nonsi Tentua) Perubahan berat badan Kloasma/flek 3) Suntikan KB Hormon progesteron yang disuntikkan ke bokong/otot panggul lengan atas setiap 3 bulan atau hormon estrogen yang disuntikkan setiap 1 bulan sekali Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma (sel mani) tidak masuk ke dalam rahim Menipiskan endometrium/selaput lendir sehingga tidak siap untuk kehamilan Tingkat keberhasilan/efektivitas : lebih dari 99% Praktis, efektif dan aman Tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui Tidak terbatas umur Kembalinya kesuburan agak telat Harus kembali ke tempat pelayanan Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, darah tinggi, jantung, dan lever/hati Cara penggunaan : Depo provera disuntikkan ke dalam otot (intra musculer) setiap 3 bulan sekali. Dengan kelonggaran batas waktu suntik, bisa diberikan kurang 1 minggu atau lebih 1 minggu dari patokan 3 bulan. Cyclofem disuntikkan setiap 4 minggu ke dalam otot (intra musculer) Efek samping : Pusing, mual (jarang terjadi) Kadang-kadang menstruasi tidak keluar selama 3 bulan pertama Kadang-kadang terjadi pendarahan yang lebih banyak pada saat menstruasi Keputihan Perubahan berat badan 4) AKBK (ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT) / Susuk 1 atau 6 kapsul (seperti korek api) yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas secara perlahan melepaskan hormon progesterone selama 3 atau 5 tahun Menghambat terjadinya ovulasi Menyebabkan endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan Mempertebal lendir serviks/rahim Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir Tingkat keberhasilan/efektivitas : 97-99% Tidak menekan produksi ASI Praktis, efektif Tidak harus mengingat-ingat 114
5 Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 2, September 2010 : Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun) Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone estrogen Susuk KB/Implan harus dipasang dan diangkat pleh petugas kesehatan yang terlatih Dapat menyebabkan pola haid berubah Pemakai tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri Cara Pemasangan : Saat pemasangan yang tepat adalah pada saat haid atau 1-2 hari setelah menstruasi Efek samping : Gangguan siklus haid Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi Hematoma/pembengkakan dan nyeri Pusing, mual (jarang terjadi) Perubahan berat badan 5) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacammacam, terbuat dari plastic, plastic yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi hormone. Waktu penggunaannya bisa mencapai 10 tahun. Mencegah masuknya spermatozoa/sel mani ke saluran tuba Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas Tingkat keberhasilan/efektivitas : 99% Praktis dan ekonomis Efektivitas tinggi (angka kegagalan kecil) Kesuburan segera kembali jika dibuka Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil Tidak mengganggu pemberian ASI Dapat keluar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai Cara penggunaan : IUD dapat dipasang pada saat haid pemakai menjelang berakhir Efek samping : Terjadi pendarahan yang lebih banyak dan lebih lama pada masa menstruasi Keluar bercak-bercak darah (spotting) setelah 1 atau 2 hari pemasangan Kram/nyeri selama menstruasi Keputihan 115
6 Sistem Pakar untuk Menentukan Alat kontrasepsi Bagi pasangan Menikah (Meilany Nonsi Tentua) 6) KONTAP PRIA (Kontrasepsi Mantap) / Vasektomi Kontrasepsi permanen laki-laki untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh istrinya. Menghalangi transport spermatozoa/jalannya sel mani pria sehingga tidak dapat membuahi sel telur Tingkat Keberhasilan/Efektivitas : lebih dari 99% Tidak ada mortalitas/kematian Morbiditas/komplikasi penyakit lain kecil sekali Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit Tidak mengganggu hubungan seksual Tidak ada resiko kesehatan Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan Sifatnya permanen Harus dengan tindakan pembedahan Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel mani menjadi negatif Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi Efek samping : Timbul rasa nyeri Abses pada bekas luka Hematoma/membengkaknya kantong bi ji zakar karena pendarahan 7) KONTAP WANITA (Kontrasepsi Mantap) / Tubektomi Kontrasepsi permanen wanita untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh suaminya. Menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma Tingkat keberhasilan/efektivitas : lebih dari 99% Efektivitas langsung setelah sterilisasi Permanen Tidak ada efek samping jangka panjang Tidak mengganggu hubungan seksual Resiko dan efek samping bedah tetap ada 8) MAL (Metode Amenore Laktasi) Merupakan metode mencegah kesuburan pada ibu yang habis melahirkan dengan 116
7 Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 2, September 2010 : menyusui bayi / memberi ASI pada bayi selama 6 bulan terus menerus secara ekslusif (tidak memberikan makanan dan minuman selain ASI). Cara kerja : Dengan memberikan ASI kepada bayi secara terus menerus maka akan menghentikan ovulasi / kesuburan. Tidak memerlukan biaya untuk membeli alat kontrasepsi Tempat pelayanan alat kontrasepsi dapat pada tempat-tempat berikut, seperti : Rumah sakit Klinik KB, Puskesmas yang mempunyai tenaga terlatih untuk melakukan pembedahan (Implan, MOP dan MOW) Apotik Kantor BKKBN lokal Dokter atau bidan swasta METODOLOGI PENELITIAN Model representasi Pengetahuan Dari kumpulan akuisisi pengetahuan di atas, untuk mempermudah dalam membuat aturan dan penelusurannya maka dibuat table akuisisi. Table akuisis nanti berisi tentang gejala-gejala / kondisi-kondisi dari pasangan suami istri yang akan memakai alat kontrasepsi. Gejala-gejala atau kondisi-kondisi nanti akan diberi kode dengan tujuan agar mempermudah dalam pembuatan pohon keputusan serta dalam proses inference engine atau proses penelusuran keputusan. Tabel 1. Tabel akuisisi pengetahuan No Gejala Kondisi Kontrasepsi G01 Jenis Kelamin laki-laki G02 Menderita kencing manis G03 Menderita kelainan mekanisme pebekuan darah G04 Peradangan pada alat kelamin pria G05 Memiliki penyakit seksual menular G06 Alergi terhadap karet G07 Jenis Kelamin perempuan G08 Penyakit paruparu G09 Hernia diagfragmatika / turunnya rongga dada G10 Hernia umbilikalis / turunnya tali pusar G11 Peritonitis akut / radang akut Kondom (K01) KONTAP P (K02) MAL (K03) AKBK (K04) PIL KB (K05) Suntik (K06) AKDR (K07) KONTAP W (K08) 117
8 Sistem Pakar untuk Menentukan Alat kontrasepsi Bagi pasangan Menikah (Meilany Nonsi Tentua) G12 G13 G14 G15 G16 G17 G18 G19 G20 G21 G22 G23 selaput perut Penyakit radang panggul Infeksi bermasalah dengan organ kewanitaan Menderita penyakit kanker rahim Menderita migrain berkepanjangan Menderita penyakit varises Menderita penyakit diabetes Pernah terserang stroke Menderita penyakit lever Menderita penyakit jantung Tekanan darah tinggi Sedang menyusui <6 minggu Pendarahan yang tidak diketahui sebabnya * * Sesuai dengan table akuisisi pengetahuan dan rule yang telah dibuat maka dapat dilakukan pemodelan dengan menggunakan metode penalaran logika kaidah produksi sebagai berikut : If G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 Then K01 If G01 AND G06 Then K02 If G02 AND G07 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 AND G15 AND G16 AND G17 AND G18 AND G19 AND G20 AND G21 AND G22 AND G23 Then K03 If G07 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 AND G15 AND G16 AND G17 AND G18 Then K04 If G02 AND G07 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 Then K05 If G07 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 AND G16 118
9 Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 2, September 2010 : Then K06 If G02 AND G07 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G13 AND G14 AND G15 AND G16 AND G17 AND G18 AND G19 AND G20 AND G21 AND G22 Then K07 If G02 AND G07 AND G12 AND G15 AND G16, AND G19 Then K08 Then K01 OR K02 OR K03 OR K04 OR K05 OR K06 OR K07 OR K08 Desain sistem Gambar 1 menjelaskan proses-proses yang terjadi dalam sistem. Admin akan memasukkan data-data yang akan digunakan pada system. User akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh system dan memdapatkan keputusan alat kontrasepsi. admin Input kondisi Input aturan Konfirmasi login Input informasi Terima keputusa n 0 Sistem Pakar Penentuan Alat Kontrasepsi Jawab pertanyaa n Gambar 1. Diagram Konteks user 119
10 Sistem Pakar untuk Menentukan Alat kontrasepsi Bagi pasangann Menikah (Meilany Nonsi Tentua) Desain Basis Data Desian basis data menjelaskan secara detail table-tabel apa saja yang ada pada basis data, relasi antar table, dan field-field yang ada dalam table serta kunci-kunci utama (primary key) dan kunci-kunci tamu (foreign key). kondisi id_kondisi * kd_kondisi* * alat_kontrase psi kd_alat* pertanyaan kd_question * question info_alat id_info* kd_alat** info_usage info_crkerja info_keuntung Gambar 2. Desain Basis data aturan id_rule * kd_kondisi* * kd_question ** HASIL PENELITIAN Halaman Beranda Halaman ini adalah halaman utama yang pertama kali akan dijalankan ketika mengakses website. Halaman ini berisi informasi tentang apa itu Keluarga Berencana. Gambar 3. Halaman Beranda 120
11 Jurnal Dinamika Informatika Volume 4, Nomor 2, September 2010 : Halaman Pengetahuan Halaman ini berisi informasi tentang alat kontrasepsi dari penjelasan jenis alat kontrasepsi, cara penggunaan, dan efek samping. Gambar 4. Halaman Pengetahuan Halaman Diagnosis Halaman ini berisi tentang diagnosis pertanyaan-pertanyaan yang akan dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan Gambar 5.Tampilan halaman diagnosis 121
12 Sistem Pakar untuk Menentukan Alat kontrasepsi Bagi pasangann Menikah (Meilany Nonsi Tentua) Halaman Keputusan Halaman ini berisi tentang keputusan berdasarkan kondisi yang diinputkan Gambar 6. Halaman Keputusan KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dibuat dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Sistem pakar dapat membantu dalam pengambilan keputusan bagi seseorang yang telah menikah untuk menetapkan alat kontrasepsi yang akan dipakai. 2. Sistem pakar pemilihan alat kontrasepsi yang dibuat belum mencakup semua kendala yang dihadapi oleh sesorang yang telah menikah ketika akan memilih alat kontrasepsi. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir, Pemrograman Web mencakup:html, CSS, JavaScript & PHP, Andi Yogyakarta. Bimo Sunarfrihantono, 2002, PHP dan MySQL untuk Web, Penerbit Andi, Yogyakarta. Didik Dwi Prasetyo, 2003, Tip dan Trik Kolaborasi PHP dan My SQL, PT Alex Media Komputindo, Jakarta. Dwi Wahyudi, 2003, Membangun Situs Menggunakan phpwebsite, PT Alex Media Komputindo, Jakarta Jogiyanto, HM., 1995, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Ratna Hidayati,2009, Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi,,Salemba Medika, Muhammad Arhami, 2006, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi, Yogyakarta Prof.Dr.Abdul Bari Saifuddin Sp.Og.,MpH Prof.DR.Dr Biran Afandi, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, YBP Sarwono P 122
PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS
PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS 3.1. Penyuluhan KB Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR terlebih dahulu menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan
Lebih terperinciPERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB
PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB Action 1 Rina : Assalamualaikum wr wb. Masy. : walaikum salam wr wb. Rina : bapak ibu bagaimana kabarnya hari ini? Terima kasih sudah meluangkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER
PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER Buku informasi alat kontrasepsi pegangan untuk kader diperuntukkan bagi kader PPKBD dan Sub PPKBD atau Posyandu yang dipelajari secara berdampingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian Keluarga Berencana merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Gerakan Keluarga Berencana 1. Keluarga Berencana (KB) Keluarga Berencana merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Lebih terperinci18.Jurnal Ilmiah SINUS
ISSN (Print) : 1693-1173 ISSN (Online) : 2548-4028 PENYUSUNAN MODEL PERANGKAT LUNAK SEHATI ( SEHAT SUAMI DAN ISTRI ) UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI NG COCOK BAGI PASUTRI BERBASIS EXPERT SYSTEM
Lebih terperinciJENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI
JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN MAL KONDOM AKDR TUBEKTOMI VASEKTOMI PIL INJEKSI IMPLAN JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN NON HORMONAL 1. Metode Amenore Laktasi (MAL) 2. Kondom 3. Alat Kontrasepsi Dalam
Lebih terperinciPENGERTIAN KELUARGA BERENCANA
1. DATANG KE BALAI PENYULUH KB DI MASING-MASING KECAMATAN TEMUI PETUGAS PENYULUH KB ATAU PEMBANTU PENYULUH KB DESA ATAU LANGSUNG KE TEMPAT PELAYAN KESEHATAN/PUSKESMAS/RUMAH SAKIT 2. PILIH KONTRASEPSI YANG
Lebih terperinciUpaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana (KB) Menurut WHO pengertian keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari
Lebih terperinciLAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :
LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN Hubungan Akses KB Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal Pada Akseptor KB Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kec.Siabu Kabupaten Mandailing Natal Tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa suami adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg telah menikah. Sedangkan peran adalah perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2103) menyatakan bahwa angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
Lebih terperinciMETODE KONTRASEPSI. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
METODE KONTRASEPSI Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami tentang jenis jenis metode kontrasepsi beserta keuntungan dan kerugian dari masing masing metode tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi 2.1.1 Defenisi Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah di dunia yang sedang berkembang sudah terbukti dengan jelas, kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap mortalitas
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN EFEKTIFITAS KIE MELALUI CERAMAH BOOKLET DAN POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SUB PPKBD (KADER) TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian fertilitas Fertilitas merupakan hasil reproduksi nyata dari seorang atau sekelompok wanita, sedangkan dalam bidang demografi fertilitas adalah suatu
Lebih terperinciGAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI
GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian 1) Kontrasepsi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Hanafi Winkjosastro, 2007). Kontrasepsi adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu. b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga Berencana 1. Pengertian KB (Keluarga Berencana) Menurut WHO [World Health Organization] Expert Committe 1970) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu
Lebih terperinciBab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB
Bab XIII Keluarga Berencana Manfaat KB /Keluarga Berencana Keputusan mengikuti Keluarga Berencana Pemilihan metode KB Metode KB yang menghalangi konsepsi Metode KB hormonal Metode IUD Metode KB Alamiah
Lebih terperinciMATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB
MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB Suatu upaya menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati,2013) 2. Manfaat KB a. Untuk ibu : dengan jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan peningkatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 119.630.913
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
13 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang pemilihan judul tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. 1.1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi 2.1.1 Definisi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah dan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keluarga Berencana 1.1. Definisi Keluarga Berencana Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan telah diterapkan sejak tahun 1970 dalam rangka upaya pengendalian jumlah penduduk. Ledakan penduduk
Lebih terperinciPERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS
Suami mempunyai tanggung jawab yang berat. PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS Suami bertanggung jawab secara sosial, moral dan ekonomi menyangkut : Pencari Nafkah Pelindung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi 2.1.1 Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) digunakan untuk mengatur jarak kehamilan sehingga dapat mengurangi resiko kehamilan atau jumlah persalinan yang membawa bahaya (Royston,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten
SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR Pokok Bahasan Sub Bahasan Penyuluh : Keluarga Berencana : KB : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten Hari Tanggal : Waktu : Tempat : Sasaran : TUJUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat. Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15 % hingga 2,49% pertahun. (Sujiyatini, dkk. 2011; 3).Jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak permasalahan salah satunya adalah gangguan haid, gangguan haid ini mempunyai manifestasi klinis yang bermacam
Lebih terperinciPROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI
PROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI OLEH : ANGGUN PRIBADI K 100020209 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciPerdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan
BAB XXII Perdarahan dari Vagina yang tidak normal Beberapa masalah terkait dengan menstruasi Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan Perdarahan setelah aborsi atau keguguran Perdarahan setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) a. Pengertian 1) Kontrasepsi Kontrasepsi atau anti kontrasepsi (Conseption Control) adalah cara untuk mencegah terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesteron,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana lebih dari dua dasa warsa terakhir ini menjadi fokus utama program kependidikan di Indonesia. Program KB dan Kesehatan Reproduksi dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontrasepsi 1. Pengertian Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk menentukan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ketahun. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun
Lebih terperinciAkseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)
Akseptor Keluarga Berencana 1. Pengertian Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007) 2. Jenis-jenis Akseptor KB a.
Lebih terperinciSAP KELUARGA BERENCANA
SAP KELUARGA BERENCANA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan Disusun oleh: 1. ANNISA RAHMATIAH P07120112046 2. FEBRITA LAYSA S. P07120112060 3. RETNO TRI W. P07120112073 4. VINDA ASTRI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Definisi Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio: pengumpulan, penerimaan, pandangan, dan pengertian. Persepsi adalah kesadaran intuitif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperincitanda ceklis ( ) pada jawaban yang benar, kuesioner yang telah disediakan.
No responden.. Diisi oleh peneliti Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, serta beri tanda ceklis ( ) pada jawaban yang benar, kuesioner yang telah disediakan. Karakteristik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kontrasepi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke
Lebih terperinciKELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI I. Pendahuluan Salah satu tujuan dari membentuk keluarga agar mempunyai keturunan yang sehat jasmani dan rohani. Orang tua menginginkan anaknya sehat jasmani,
Lebih terperinciKEPERAWATAN MATERNITAS II
KEPERAWATAN MATERNITAS II SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN ALAT KONTRASEPSI Disusun Oleh: Qoys M. Iqbal A 109104000016 Qurratu A yun 109104000020 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciKONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)
1. Pengertian KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE) Kontrasepsi injeksi adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi suntikan di Indonesia semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGABDIAN MASYARAKAT
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN KONTRASEPSI GUNA MENINGKATKAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PASANGAN USIA SUBUR DI RT 05 TLOGO, KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA DIUSULKAN OLEH:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam sektor kependudukan dan pembangunan keluarga berkualitas, pemerintah menggelar program keluarga berencana KB dengan paradigma baru program keluarga berencana Nasional
Lebih terperincicontoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan
contoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan keluhan selama 3 bulan terakhir mengalami perdarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Badan Pusat Statistik (2010) mencatat jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% pertahun hingga 2,49% pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu:
Lebih terperinciPELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN
PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN Pelayanan Kontrasepsi Cara kontrasepsi secara tradisional dilakukan melalui minum jamu, mengurut, atau memijit rahim, memakai perintang bikinan sendiri, senggama terputus,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Petugas Kesehatan 1. Pengertian Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan. (Setiadi, 2008). Peran petugas kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka laju pertumbuhan penduduk.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan pada suatu objek tertentu. Penginderaan
Lebih terperinciMedan, Maret 2014 Hormat saya,
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Fithri Hervianti NIM :101101131 No.Hp : 082376071573 Alamat : Fakultas Keperawatan USU Medan Adalah
Lebih terperinciTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalammualaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera Dengan hormat, Saya Ayu Azhar Hudyanti sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia cukup tinggi yaitu 1,38% per tahun. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah tingginya angka kelahiran
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis Empat Pilar Safe Motherhood.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program KB 2.1.1 Sejarah Program KB di Indonesia Sesungguhnya keluarga berencana bukanlah hal baru, karena menurut catatancatatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Definisi Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception: pengumpulan, penerimaan, pandangan, dan pengertian. Jadi persepsi adalah kesadaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2016 mencapai
Lebih terperinciKontrasepsi Hormonal (PIL)
Kontrasepsi Hormonal (PIL) A.KONTRASEPSI HORMONAL Adalah: kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron Bentuk kontrasepsi hormonal, antara lain: 1. Kontrasepsi oral 2. Kontrasepsi suntik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Pada saat ini telah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciBAB XXI. Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah. Nyeri perut hebat yang mendadak. Jenis nyeri perut. Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut
BAB XXI Nyeri atau Sakit di Perut bagian bawah Nyeri perut hebat yang mendadak Jenis nyeri perut Beberapa pertanyaan mengenai nyeri perut 460 Bab ini membahas berbagai jenis nyeri di perut bawah (di bawah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga Berencana 2.1.1 Pengertian Keluarga Berencana Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN jiwa, 2009 sebanyak jiwa, dan tahun sebanyak jiwa (KepMenKes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan masalah yang harus ditanggulangi karena pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat dengan cepat. Pada tahun 2008 jumlah
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 237 juta jiwa. Jumlah ini menjadikan
Lebih terperinciMODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT
MODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG I. MENJAGA JARAK KEHAMILAN A. Penentuan Jarak Kehamilan TEPAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk makin meningkat dari tahun ke tahun baik di dunia, maupun di Indonesia. Pada Oktober 2011 penduduk
Lebih terperinciJurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2013
Sidang Tugas Akhir Oleh : Indra Setyawan Pembimbing : Prof. DR. M. Isa Irawan, MT. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2013 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Primatex CO Indonesia Batang, yang merupakan pabrik pembuatan kain. Hasil produksi biasanya dipasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA. Suami yang ideal bagi keluarga muslim adalah suami yang bertaqwa
TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB DI KELUARGA 1. Pendahuluan Kaum laki-laki (suami) adalah pelindung bagi wanita (isteri) oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (suami)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai 13 September 1994 di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMAKAIAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG () PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN SUNGGAL
Lebih terperinciMENJAGA KEHAMILAN DAN KELAHIRAN MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS
MENJAGA KEHAMILAN DAN KELAHIRAN MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS I. Pendahuluan Tidak dilahirkan seorang anak melainkan dengan fitrah, maka orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi atau Nashrani atau
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE OPERATIF PRIA ( MOP ) DI KLINIK PKBI KOTA SEMARANG TAHUN 2010
Lebih terperinciPil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.
Pil kombinasi Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sinteik. Pil diminum seiap hari selama iga minggu diikui dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo. Estrogennya adalah einil estradiol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondom, suntikan, pil KB, susuk KB atau implan, intrauterine device (IUD),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237.641.326 jiwa dengan laju pertumbuhan 1.49 persen pertahun (BPS, 2010). Upaya untuk mengatasi ledakan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun Indonesia. merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk di dunia mencapai 7,3 miliar jiwa tahun 2015. Indonesia merupakan negara ke-4 di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 255,993,674
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan negara kelima di dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak yaitu berkisar 249 juta. Untuk
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WARIA DENGAN TINDAKAN PEMAKAIAN KONDOM DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden: I. IDENTITAS
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. wanita sebagai pilihan kontrasepsi
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Judul Penelitian :Pengetahuan dan sikap Ibu terhadap penerimaan medis operatif wanita sebagai pilihan kontrasepsi Peneliti :Desi Anggraini Dengan menandatangani lembaran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Keluarga Berencana Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
Lebih terperinci