BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi

1 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Gerakan Keluarga Berencana 1. Keluarga Berencana (KB) Keluarga Berencana merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. ( 2013) Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksanaan dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan 6

2 7 terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera (Sri Handayani, 2010:29) 2. Tujuan Keluarga Berencana (KB) 1). Tujuan Umum Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. 2). Tujuan Khusus a). Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. b). Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi. c). Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara pembelajaran. (Koes Irianto, 2014:9) 3.Visi dan Misi KB Visi KB berdasarkan paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional adalah untuk mewujudkan Keluarga berkualitas tahun Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Visi Keluarga berkualitas 2015, dijabarkan dalam salah satu Misi Mewujudkan

3 8 pembangunan dan mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (BKKBN, 2013 dalam Dyah Atqia Yuliana) B. Alat kontrasepsi 1. Pengertian Penggalan kata sepsi kepanjangan dari kata konsepsi yang artinya terjadi pembuahan, bersatunya bibit pria (sel sperma) dengan bibit wanita (sel telur). Umumnya bila terjadi pembuahan, diikuti terjadinya kehamilan. Penggalan kata kontra, artinya mencegah terjadinya kehamilan. (BKKBN: 1988:5 dalam Pawit Setiawan) Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo dan Sarwono, 2002). Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut (BKKN, 1996 ) 2.Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana 1. Suntik KB Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon progestron yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik ( 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali). Keuntungan menggunakan KB suntik adalah praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Tidak

4 9 membatasi usia dan obat KB suntik yang 3 bulan sekali tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui. a). Cara Kerja Keluarga Berencana Suntik 1). Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur 2). Mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sulit masuk ke dalam rongga rahim. 3). Menipiskan selaput lendir agar tidak siap hamil. b). Cara Kerja Kontrasepsi Suntik 1). Kontrasepsi suntikan hanya berisi progesteron dan tidak mengandung estrogen. 2). Progesteron yang mempunyai daya lama (long acting) dapat diberikan dengan suntikan intramuskuler sekali setiap 3 bulan atau 6 bulan. Biasanya yang dipergunakan adalah untuk 3 bulan. 3). Progesteron ini mempengaruhi pengeluaran hormon dari glandula pituitaria yang mengatur ovulasi. Dan menyebabkan lendir serviks menjadi lebih kental sehingga lebih susah ditembus oleh spermatozoa. c). Keuntungan Menggunakan Keluarga Berencana Suntik 1). Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. 2). Tidak membatasi usia. 3). Obat KB Suntik yang 3 bulan sekali tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui. d). Efek Samping (Komplikasi) keluarga Berencana Suntik 1). Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak diantara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara.

5 10 2). Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS. e). Jangan Menggunakan KB Suntik 1 Bulan jika: 1). Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif. 2). Ibu hamil atau diduga hamil. 3). Pendarahan Vagina tanpa sebab. 4). Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis. 5). Sedang menyusui kurang dari 6 minggu. 6). Penderita kangker payudara. f).efektivitas Kontrasepsi suntik adalah sementara. Macam-macam suntikan tersebut telah dibuktikan sangat baik, Dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 persen per 100 wanita per tahun. g). Keuntungannya 1). Sangat efektif (99,6%). 2). Resiko kesehatan kecil. 3). Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. 4). Pemeriksaan dalam tidak dibutuhkan pada pemakaian awal. 5). Dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis. 6). Suntikan Noristeral dan Depo Provera tidak mengandung estrogen sehingga tidak mempengaruhi secara serius penderita penyakit jantung dari reaksi penggumpalan darah yang kadang kala dihubungkan dengan kontrasepsi pil yang mengandung estrogen. Pada suntikan Cyclofen terdapat hormon estrogen dalam

6 11 dosis rendah untuk memacu terjadinya haid sehingga pemberiannya pada penderita jantung dan pembuluh darah harus diperhatikan. 7). Peserta tidak perlu menyimpan obat suntik. 8). Tidak ada ketergantungan peserta kecuali kembali 1,2 atau 3 bulan. 9). Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem. 10). Reaksi suntikan sangat cepat (<24jam). 11). Dapat digunakan oleh wanita tua diatas 35 tahun, kecuali Cyclifem. 12). Tidak perlu diingat kecuali kembali untuk suntikan berikut. 13). Mencegah kehamilan ektopik. 14). Jangka panjang. 15). Sangat efektif walaupun peserta terlambat suntik 1 minggu dari awal yang ditentukan. 16). Sangat berguna untuk klian yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi) h). Kerugiannya 1). Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian. 2). Harus kembali kesarana pelayanan. 3). Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut. 4). Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering. 5). Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid. 6). Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.

7 12 i). Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik 1). Jika mungkin, suntikan pertama diberikan pada lima hari pertama haid, agar klien yakin bahwa ia tidak dalam keadaan hamil. 2). Klien harus mendapat suntikan lagi pada 1,2 atau 3 bulan mendatang, tergantung pada jenis kontrasepsinya (3 bulan untuk Depo Provera dan 2 bulan untuk Noristerat, 1 bulan untuk Cyclofem). 3). Jika klien tidak haid dalam masa satu suntikan, maka kemungkinan besar ia tidak hamil karena kontrasepsi suntik dapat menyebabkan terhentinya haid, atau berkurangnya darah haid yang di keluarkan. 4). Jika klien ingin mempunyai anak kembali, maka ia dapat menghentikan kontrasepsi suntiknya. Dibutuhkan waktu beberapa bulan sebelum ia hamil kembali. 5). Kontrasepsi suntik progestin dapat diberikan 3 minggu hingga 6 minggu setelah melahirkan. Biasanya kontrasepsi diberikan pada kontrol pasca persalinan 6 bulan. Calon klien bisa mendapatkan kontrasepsi suntik hingga 2 bulan pasca persalinan bila ia menyusui secara efektif, walaupun selama itu ia tidak menggunakan kontrasepsi lain. 6). Kontrasepsi suntik dapat segera diberikan pasca abortus. j). Daerah Penyuntikan (Intra Muskular) Langkah pertama: Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/isoprofil alkohol persen. Hilangkan semua kotoran yang terlihat sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Langkah kedua: Biarkan kulit tersebut kering sebelum dapat disuntik.

8 13 Langkah ketiga: Setelah kulit kering, laksanakan penyuntikan. 1). Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara (pada Devo provera/cyclofem), keluarkan isinya. 2). Suntikan secara intra muskular dalam di daerah pantat (daerah genetal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, maka penyerapan kontrasepsi suntik akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. 3). Devo Provera (3 ml/159 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu). Apabila klien datang dalam waktu lebih dari 3 bulan, maka petugas pelayanan harus dapat menyingkirkan dahulu kemungkinan hamil sebelum memberikan suntikan berikutnya. k). Tempat Mendapatkan KB Suntik. 1). Rumah sakit, Klinik KB dan Puskesmas 2). Dokter dan Bidan Swasta. l). Hal-hal yang Perlu Diingat 1). Suntikan pertama hari 1-5 dari masa haid. 2). Setelah disuntik tidak boleh ditekan atau digosok karena obat tidak akan bekerja. 3). Suntik ulang harus sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. (Koes Irianto, 2014:253)

9 14 C. Tingkat keberhasilan penggunaan alat kontrasepsi Dapat dilihat dengan beberapa faktor: 1. Upaya mengatur kelahiran anak 2. Jarak dan usia ideal melahirkan 3. Mengatur kehamilan melalui promosi 4. Perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas D. Penelitian yang relefan Untuk mendukung penelitian ini, berikut kemukakan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini: 1. Unggul Karyanto, 2006 Judul Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Pakuncen Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Tujuan penelitian yaitu mengetahui jenis alat kontrasepsi apa yang digunakan oleh akseptor, mengetahui alasan dalam pemilihan alat kontrasepsi akseptor. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode survei, pengambilan sampel proposional random sampling. Sampel diambil sebanyak 20%. Hasil penelitian bahwa Alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah suntik sebanyak 71,21%. Dalam penggunaan alat kontrasepsi tingkat pendidikan, umur, harga lebih ekonomis dan jumlah anak tidak mempengaruhi dalam penggunaan alat kontrasepsi melainkan kemudahan mendapatkan alat kontrasepsi yaitu sebanyak 25 responden.

10 15 2. Dyah Atqia Yuliana, 2014 Dengan judul Kajian Preferensi Penggunaan Alat Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Di Desa Slawi Kulon Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode survei, dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Proposinal random sampling, sampel diambil sebanyak 10%. 3. Yogi Satrio Elok W, 2015 Dengan judul Kajian tingkat keberhasilan penggunaan alat kontrasepsi suntik KB di Dusun Pagutan, Desa Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan dan tingkat keberhasilan yang mempengaruhi terhadap pemilihan alat kotrasepsi akseptor Suntik KB di Dusun Pagutan Kec.Bojongsari Kab. Purbalingga, metode yang digunakan yaitu metode survei dengan teknik pengambilan sampel Random sampling.sampel yang diambil sebanyak 20%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : di Dusun Pagutan, Desa Bojongsari akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi suntik KB. Tingkat keberhasilan program KB di Dusun Pagutan yaitu yang mempunyai 2 anak sebanyak 22 orang (69%), sedangkan yang mempunyai 3 anak sebanyak 5 orang (16%), mempunyai 4 anak sebanyak 3 orang (9%), dan yang mempunyai 5 anak sebanyak 2 orang (6%).

11 16 E. Kerangka Pikir Berdasarkan tinjauan pustaka diatas disusunlah kerangka pikir sebagi bagan yang menggambarkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Faktor-faktor Umur Jumlah anak Pekerjaan Keberhasilan penggunaan alat kontrasepsi Suntik KB Pendidikan F. Hipotesis penelitian Berdasarkan kerangka pikir dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1). Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan Alat Kontrasepsi Suntik Kb di Dusun Pagutan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. 2). Keberhasilan program Kb suntik di Dusun Pagutan mencapai 69%.