KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta zidni_psiko@yahoo.com Abstract This study is aimed to determine the relationship between internal locus of control with career maturity on student of Psychology Islamic State University and to determine difference career maturity between student on 8th semester and 2nd semester. The subjects were student of Psychology Islamic State University Sunan Kalijaga Yogyakarta totalled 70 people, consist of 35 students on 8th semester and 35 students on 2nd semester. The sampling technique in this research using purposive sampling technique. Data collection methode used is the scale of internal locus of control and career maturity scale. Data analysis was done by using product moment correlation and independent sample t-test. The result showed that : 1. There is a significant positive relationship between internal locus of control with career maturity on student of Psychology State Islamic University, this is shown with correlation coefficient rxy = 0,809 with p =0,000, so concluded that the first hipothesis is accepted. 2. There isn t difference career maturity between student of Psychology on 8th semester and 2nd semester, this shown that value of t = 1,449 with p = 0,152, so concluded that the second hipothesys is rejected. 3. Internal locus of control contributes to career maturity amounted to 65,4 %, shown with R square = 0,654. Keyword : internal locus of control, career maturity. PENDAHULUAN Pendidikan tinggi merupakan jenjang yang paling tinggi pada sistem pendidikan di Indonesia, maka pada pendidikan tinggi ini diharapkan menjadi tempat untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, berprestasi tinggi, serta berorientasi ke masa depan yang lebih mantap dari jenjang sebelumnya. Artinya, diharapkan pendidikan tinggi mampu mencetak tenaga-tenaga terampil yang berkualitas, sehingga lulusan dari perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan ilmu yang didapat dengan maksimal. Dengan demikian ada relevansi antara ilmu yang dipelajari dengan aplikasi di masyarakat, dan aplikasi ini tercermin dari pekerjaan yang ditekuni setelah lulus dari perguruan tinggi. Berlandaskan tujuan adanya relevansi antara ilmu dengan Jurnal Psikologi mandiri 21

2 Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin pekerjaan yang ditekuni oleh lulusan dari perguruan tinggi, maka hendaknya sudah ada proses persiapan melakukan pilihan karir oleh individu sejak masih berstatus sebagai mahasiswa. Hal ini seperti dikemukakan oleh Komalasari (2012) bahwa salah satu kesuksesan yang diharapkan dibawa oleh mahasiswa adalah kesuksesan terhadap persiapan karir, yakni untuk dapat memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidang keahliannya. Pola pikir mahasiswa diarahkan untuk menjadi lebih matang dalam memecahkan permasalahan, termasuk masalah pekerjaan. Lebih jauh lagi, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan sikap membina ilmu demi kemajuan bangsa, dengan mengembangkan kepribadian sesuai potensi yang dimiliki dan mampu merencanakan masa depan sesuai dengan keadaan dirinya. Salah satu indikator penting bahwa mahasiswa mampu merencanakan masa depan adalah dengan merencanakan karir atau pekerjaan, dan untuk dapat memilih dan merencanakan karir secara tepat diperlukan adanya kematangan karir (Kurniati, dkk, 2006). Menurut Super (Winkel dan Hastuti, 2004) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada tahap perkembangan tertentu, di mana mahasiswa termasuk dalam tahap kedua yaitu eksplorasi. Pada tahap eksplorasi ini tugas perkembangan karir adalah melakukan observasi atau mencari informasi yang terdapat di sekelilingnya untuk mendapatkan gambaran berbagai macam pekerjaan, serta mulai mencoba pekerjaan-pekerjaan tertentu yang dipilihnya sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki (Savickas, 2001). Kematangan karir dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, sebagaimana yang telah di identifikasi oleh Osipow (1983) bahwa kematangan karir dipengaruhi oleh kecerdasan, tingkat sosial ekonomi orangtua, konsep diri, pola pengasuhan orangtua, pola karir orangtua, aspirasi pekerjaan orangtua, lingkungan sekolah, bakat khusus, dan proses pendidikan. Sedangkan Naidoo, dkk (1998) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi kematangan karir adalah usia, bangsa, etnik, locus of control, status sosial ekonomi orangtua, pekerjaan yang menonjol, serta jenis kelamin. Mahasiswa dalam usahanya untuk mencapai karir yang diinginkan membutuhkan usaha yang besar, mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, mengumpulkan informasi serta mengkristalisasikan informasi tersebut pada pilihan karir tertentu. Untuk itu diperlukan keyakinan dalam diri individu supaya karir tersebut dapat dicapai dengan baik. Keyakinan di dalam diri individu untuk dapat meraih sukses ini disebut dengan locus of control internal. Locus of control adalah bagian dari social learning theory yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan dalam mendapatkan pujian dan hukuman dalam kehidupan seseorang (Pervin dalam Smet, 1994). Thompson & Jurnal Psikologi mandiri 22

3 KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Schlehover ( menyatakan bahwa locus of control mengacu pada keyakinan seseorang tentang bantuan atas peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Apabila seseorang cenderung meyakini mampu mendapatkan hasil yang baik dan menghindari hasil yang buruk melalui tindakan mereka sendiri maka dia mempunyai locus of control internal, namun sebaliknya artinya apabila hasil yang diperoleh diyakini ditentukan oleh faktorfaktor di luar dirinya, maka dia cenderung memiliki locus of control eksternal. Zulkaida, dkk (2007) menyatakan bahwa tingkat usaha yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam mencapai karir yang diinginkan dipengaruhi oleh locus of control internal. Zulkaida, dkk (2007) menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkahlangkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemilihan karir. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merumuskan bahwa konsep kematangan karir dan locus of control internal pada mahasiswa prodi Psikologi ini perlu dikaji lebih dalam, di mana locus of control internal merupakan keyakinan di dalam diri individu bahwa pencapaian atau hasil yang datang pada dirinya merupakan efek dari usaha yang telah dilakukannya, artinya keberhasilan di dalam hidup individu, termasuk dalam merencanakan karirnya, ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan dikontrol oleh lingkungan. Atas dasar uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam apakah terdapat hubungan yang positif antara locus of control internal dengan kematangan karir. Peneliti tertarik pula untuk meneliti gambaran tentang tingkat kematangan karir antara mahasiswa tingkat akhir yang sudah melalui pembelajaran lebih lama di perguruan tinggi dengan mahasiswa tingkat awal yang baru satu tahun menempuh proses perkuliahan. Hal ini dikuatkan dengan pendapat Osipow (1983) yang menyatakan bahwa siswa yang lebih tua (masa studinya lebih lama) mempunyai kematangan karir yang lebih matang daripada siswa yang lebih muda, di mana siswa yang lebih tua memberikan respon yang mengindikasikan bahwa mereka lebih konsen untuk memperhatikan kesempatan karir, informasi mengenai karir, dan nilai sosial yang diberikan oleh karir, daripada siswa yang lebih muda. Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis, yaitu diharapkan mampu memberikan sumbangsih ilmiah bagi keilmuan psikologi, khususnya bidang psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan, lebih khusus lagi yang berkaitan dengan kematangan karir dalam hubungannya dengan konsep Locus of Control Internal dan usia, 2. Manfaat praktis, yaitu dapat digunakan sebagai bank data sekaligus bahan rujukan bagi penelitian yang lebih komprehensif selanjutnya. Temuan dari penelitian ini dapat juga dijadikan sebagai informasi tentang Locus of Control Jurnal Psikologi mandiri 23

4 Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin Internal dan hubungannya dengan kematangan karir pada mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, serta menjadi informasi mengenai tingkat kematangan karir pada mahasiswa semester awal dan di semester akhir. TINJAUAN TEORI Kematangan Karir Karir merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena karir seseorang menentukan berbagai segi dari kehidupannya. Perkembangan karir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan individu (Crites, 1974), maka prinsip-prinsip perkembangan pada umumnya juga berlaku pada perkembangan karir. Menurut Allison (2007), individu mulai perhatian terhadap karir ketika berada pada fase remaja dan dewasa, di sini individu akan mulai melakukan observasi terhadap karir-karir yang ada di sekitarnya. Seperti diungkapkan Bussey & Bandura (1999) bahwa observasi merupakan sumber utama informasi lingkungan, sehingga dinilai sangat penting bagi individu untuk mengembangkan karirnya. Super (Osipow, 1983) menyebutkan bahwa psikologi karir berangkat dari psikologi perkembangan, sehingga asumsi perkembangan karir disesuaikan dengan perkembangan manusia, Sedangkan Crites (1974) menegaskan bahwa kematangan karir merupakan tingkat kesiapan sikap dan kompetensi individu dalam mengambil keputusan karir yang tepat dalam suatu rentang kehidupan sejak tahap eksplorasi sampai dengan tahap kemunduran. Super (Savickas, 2001) menjelaskan bahwa kematangan karir remaja adalah kesiapan untuk membuat pilihan karir, dan menjelaskan bahwa kepentingan dan pilihan tersebut belum pasti, karena masih berada pada proses uji coba, maka pengembangan lebih lanjut harus diperhatikan sehingga mereka dapat mengatasi kebingungan dan keraguan, dan tentu saja selanjutnya dimaksudkan untuk membuat pilihan karir yang bijak dan realistis. Kematangan karir remaja adalah keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir yang ditandai dengan memiliki informasi mengenai pendidikan dan karir, mengarahkan diri pada eksplorasi yang sistematis terhadap dunia kerja, memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan, memiliki kesadaran terhadap gaya hidup yang diinginkan, berkembangnya citra diri dengan jelas, positif dan realistik, serta mampu membentuk rencana karir sementara dan tujuan yang sesuai dengan citra diri dan gaya hidup yang diinginkan (Seligman, 1994). Berdasarkan berbagai pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa kematangan karir adalah kesiapan individu untuk memenuhi tugas perkembangan karir yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangannya. Super (Savickas, 2001) mengemukakan empat aspek yang dapat digunakan untuk mengukur kematangan karir, dimana keempat aspek ini mengukur kematangan karir untuk tahap eksplorasi, yang oleh Super dikatakan sebagai Jurnal Psikologi mandiri 24

5 KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA pengukuran bagi pemuda atau remaja. Aspek-aspek tersebut mempunyai sifat berkelanjutan, artinya tidak dapat berdiri sendiri. Empat aspek tersebut terdiri dari : a. Perencanaan Perencanaan (planfullness) adalah kesadaran individu untuk membuat pilihan pendidikan dan karir, serta mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut. b. Eksplorasi Dimensi eksplorasi ini diartikan sebagai kecenderungan individu untuk secara aktif menggunakan kesempatan dari lingkungan sekitarnya dan berbagai sumber daya yang ada untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja umumnya dan untuk memilih salah satu bidang pekerjaan yang disukai khususnya. c. Kompetensi informasional Kompetensi informasional mengacu pada pengetahuan tentang bekerja, pekerjaan, dan karir. Kompetensi informasional dikatakan berkembang dengan baik jika individu cukup mengetahui tentang berbagai macam tugas-tugas pekerjaan dan menerapkan informasi tersebut untuk dirinya sendiri, kemudian mengkristalisasikan pada bidang dan tingkat pekerjaan tertentu. d. Pengambilan keputusan Pada dimensi terakhir ini dimaknai bahwa individu mengetahui apa saja yang harus dipertimbangkan dalam membuat pilihan karir, kemudian membuat pilihan karir yang sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimilikinya. Aspek perencanaan dan eksplorasi ini dikatakan Super (Savickas, 2001) sebagai paruh pertama dalam pengembangan karir, kemudian sebagai paruh keduanya terdapat kompetensi kognitif yang melibatkan informasi dan pengambilan keputusan seperti yang telah dipaparkan di atas. Crites (Kurniati dkk, 2006) menyatakan bahwa terdapat lima aspek untuk menjelaskan kematangan karir, yaitu : a. Self-appraisal Aspek ini mengungkapkan kemampuan individu dalam memperkirakan kekuatan dan kelemahan mereka terhadap karir yang berbeda, pada aspek ini diberikan suatu deskripsi mengenai karakteristik individu. b. Occupational Information Aspek ini mengungkap kemampuan individu memahami apa yang dilakukan tiap-tiap pekerjaan dan bagaimana perbedaan tugas mereka, pada aspek ini diberikan suatu deskripsi mengenai seseorang dalam melakukan suatu tugas. c. Goal Selection Aspek memilih karir ingin mengungkap kemampuan individu dalam memilih karir yang paling pas, sehingga menemukan kepuasan dan kesuksesan bagi individu tersebut. d. Planning Aspek perencanaan ingin mengungkap kemampuan individu dalam merencanakan dengan benar langkah-langkah yang harus diikuti baik dalam mempersiapkan diri dalam Jurnal Psikologi mandiri 25

6 Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin memasuki karir maupun dalam meningkatkan karir. e. Problem Solving Aspek ini ingin mengungkapkan kemampuan individu dalam memecahkan masalah yang timbul dalam perkembangan karir. Savickas (2001) mengatakan bahwa remaja yang belum mempunyai kematangan karir juga tetap melakukan pilihan terhadap karir, namun pilihan-pilihan mereka akan mampu terdistorsi oleh orangorang di sekitar dirinya, seperti keluarga, teman sebaya, guru, dan faktor kebetulan. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai aspekaspek atau karakteristik kematangan karir di atas, penulis cenderung untuk memilih pendapat Super sebagai acuan pengukuran terhadap kematangan karir. Menurut Super (Savickas, 2001), perkembangan kematangan karir dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan faktor dari luar diri individu. Faktor dari dalam diri individu atau disebut juga dengan faktor internal, terdiri dari inteligensi, bakat, minat, kepribadian, harga diri, dan nilai. Faktor dari luar individu atau disebut juga dengan faktor eksternal, terdiri dari keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, teman sebaya, lingkungan sekolah, faktor realitas, dan proses pendidikan. Faktor dari dalam diri individu ini berkolaborasi dengan faktor yang ada di luar diri individu, kemudian menjadi patokan dalam pemilihan karir. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan karir menurut Super dan Overstreet (Osipow, 1983) antara lain : a. Biososial (inteligensi dan usia individu) Skor kematangan karir total meliputi dimensi orientasi terhadap tugas-tugas pilihan yang terdiri dari faktor-faktor perhatian terhadap pilihan, kespesifikan informasi dan perencanaan, serta penerimaan tanggungjawab untuk memilih dan membuat perencanaan masa depan. b. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud di sini adalah tercermin dari tingkat pekerjaan orangtua, kurikulum sekolah (program akademik yakni siswa yang dicanangkan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi, dan program vokasional yakni siswa yang dipersiapkan untuk masuk dunia kerja), sejumlah rangsangan budaya, dan keakraban dalam keluarga. c. Pekerjaan Faktor pekerjaan ini dimaksudkan sebagai aspirasi terhadap pekerjaan, yakni derajat kesesuaian antara aspirasi terhadap pekerjaan dengan harapan. d. Sifat-sifat kepribadian Terdapat empat kelompok karakteristik kepribadian yang dimaksud dalam sifat-sifat kepribadian ini. e. Prestasi remaja Prestasi remaja ini meliputi nilainilai rapor, partisipasi dalam kegiatan di sekolah dan di luar sekolah serta kemandirian secara positif. Jurnal Psikologi mandiri 26

7 KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Naidoo, dkk (1998) menemukan kematangan karir dipengaruhi oleh variabel usia, bangsa, etnik, locus of control, status sosial ekonomi orangtua, pekerjaan yang menonjol, dan jenis kelamin. Osipow (1983) mengidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi kematangan karir, yaitu; kecerdasan, tingkat sosial ekonomi orangtua, konsep diri, pola pengasuhan orangtua, pola karir orangtua, aspirasi pekerjaan orangtua, lingkungan sekolah, bakat khusus, dan proses pendidikan. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi kematangan karir di atas, penulis membuat kesimpulan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kematangan karir dapat dibagi menjadi faktor internal yang meliputi : inteligensi, bakat, minat, kepribadian, harga diri, usia individu, nilai, sifat-sifat kepribadian, prestasi remaja, locus of control, konsep diri, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal meliputi latar belakang sosial ekonomi, gender, teman sebaya, lingkungan, faktor realitas, proses pendidikan, pekerjaan, bangsa, etnik, pola pengasuhan orangtua, pola karir orangtua, dan aspirasi pekerjaan orangtua. Locus of Control Internal Menurut Pervin (Smet, 1994) konsep locus of control adalah bagian dari social learning theory yang menyangkut kepribadian dan mewakili harapan umum mengenai masalah faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pujian dan hukuman terhadap kehidupan seseorang. Demikian juga Phares (1976) menyatakan bahwa locus of control tumbuh dari social learning theory, Phares yang menurunkan teori locus of control dari Rotter (Phares, 1976) mengatakan bahwa locus of control adalah keyakinan individu mengenai kejadian-kejadian dalam kehidupannya. Lau (1988) mengartikan locus of control sebagai kontrol diri yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut masalah perilaku dari individu yang bersangkutan. Individu dengan kontrol diri yang tinggi akan melihat bahwa ia mampu mengontrol perilakunya (locus of control internal). Pendapat tersebut didukung oleh Sarafino (1998) yang menyatakan bahwa individu dengan locus of control internal yakin bahwa kesuksesan dan kegagalan yang terjadi dalam hidup tergantung pada diri sendiri. Menurut Zulkaida dkk (2007) locus of control menggambarkan seberapa jauh seseorang memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya (outcome). Rotter (Crowson dkk, 2002) menyatakan bahwa locus of control internal menggambarkan sejauhmana seseorang merasakan penguatan sebagai hasil dari usaha atau perilakunya. Menurut Lefcourt (Smet, 1994) locus of control internal adalah keyakinan individu mengenai peristiwa-peristiwa yang berpengaruh dalam kehidupannya merupakan akibat dari tingkah lakunya sehingga dapat dikontrol. Rotter (Sarafino, 1998) membedakan orientasi locus of control menjadi dua, yakni locus of control internal dan locus of control Jurnal Psikologi mandiri 27

8 Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin eksternal. Individu dengan locus of control internal mengerahkan usaha yang lebih besar untuk mengendalikan lingkungannya, menunjukkan pembelajaran yang lebih baik, mencari informasi baru secara lebih efektif apabila informasi tersebut memiliki relevansi pribadi, menggunakan informasi secara lebih baik, dan lebih menaruh perhatian pada informasi daripada tuntutan sosial dari situasi. Menurut Rotter (Corsini & Marsella, 1983), individu dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa keterampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (effort) lebih menentukan apa yang mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan individu yang memiliki locus of control eksternal cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan, dan orang lain yang berkuasa atas dirinya. Thompson & Schlehover ( menyatakan bahwa locus of control mengacu pada keyakinan seseorang tentang bantuan atas peristiwa yang terjadi dalam hidupnya. Apabila seseorang cenderung mampu mendapatkan hasil yang baik dan menghindari hasil yang buruk melalui tindakan mereka sendiri, maka dia mempunyai locus of control internal. Namun sebaliknya jika hasil yang diperoleh ditentukan oleh faktor-faktor di luar dirinya, maka dia cenderung memiliki locus of control eksternal. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa locus of control internal adalah persepsi atau keyakinan individu bahwa keberhasilan yang datang kepada dirinya berasal dari tindakan dan kapasitas yang ada dalam diri individu tersebut, bukan dari faktor di luar diri mereka. Menurut Crider (1983), ciriciri atau karakteristik seseorang dengan locus of control internal adalah sebagai berikut : a. Suka bekerja keras b. Memiliki inisiatif yang tinggi c. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah d. Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin e. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil. Menurut Sarafino (1998), karakteristik individu yang mempunyai locus of control internal adalah sebagai berikut : a. Kontrol Individu mempunyai keyakinan bahwa peristiwa hidupnya adalah hasil dari faktor internal /kontrol personal. b. Mandiri Individu dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan atau hasil, percaya dengan kemampuan dan keterampilannya sendiri. c. Tanggung jawab Individu memiliki kesediaan untuk menerima segala sesuatu sebagai akibat dari sikap atau tingkah lakunya sendiri, serta berusaha memperbaiki sikap atau tingkah lakunya agar mencapai hasil yang lebih baik lagi. d. Ekspektasi Individu mempunyai penilaian subyektif atau keyakinan bahwa konsekuensi positif akan diperoleh pada situasi tertentu sebagai imbalan tingkah lakunya. Jurnal Psikologi mandiri 28

9 KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Phares (1976) menyebutkan terdapat dua dimensi locus of control internal, yaitu : a. Kognitif Kognitif adalah hal yang berhubungan dengan kognisi, yaitu kegiatan memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Aspek kognitif ini mempunyai dua dimensi yaitu keterampilan dan kemandirian. Keterampilan merupakan kecakapan untuk mewujudkan harapan yang diinginkan, sedangkan kemandirian adalah dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. b. Motivasi Motivasi merupakan usaha dari dalam diri yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti cenderung memilih pendapat Phares sebagai acuan dalam pengukuran locus of control internal, yaitu: kognitif dan motivasi. Adapun dalam penelitian ini peneliti mengajukan dua hipotesis : 1. Ada hubungan positif antara locus of control internal dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Artinya, apabila nilai locus of control internal tinggi maka tingkat kematangan karir mahasiswa juga tinggi, sebaliknya apabila nilai locus of control internal rendah maka tingkat kematangan karir mahasiswa juga rendah. 2. Ada perbedaan tingkat kematangan karir antara mahasiswa prodi psikologi semester 8 dengan mahasiswa semester 2, di mana mahasiswa semester 8 mempunyai tingkat kematangan karir yang lebih tinggi daripada mahasiswa semester 2. METODE Variabel tergantung yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kematangan Karir. Sedangkan variabel bebas adalah Locus of Control Internal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga semester 2 dan 8, yang terdiri dari 96 orang dari mahasiswa semester 8, dan 143 mahasiswa semester 2, sehingga keseluruhan populasi dalam penelitian ini berjumlah 239 orang. Dari populasi kemudian diambil sampel sebanyak 70 mahasiswa, yang terdiri 35 mahasiswa semester 8, dan 35 mahasiswa semester 2. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Variabel kematangan karir diungkap melalui skala kematangan karir yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek kematangan karir yang dikemukakan oleh Super (Savickas, 2001) yang terdiri atas 4 aspek, yaitu : perencanaan, eksplorasi, kompetensi informasional, dan pengambilan keputusan. Sedangkan skala yang digunakan untuk mengukur tingkat Locus of Control Internal pada penelitian ini merupakan skala yang disusun peneliti berdasarkan aspekaspek Locus of Control Internal yang Jurnal Psikologi mandiri 29

10 Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin dikemukakan oleh Phares, yaitu kognitif dan motivasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi skala dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Validitas isi merupakan validitas yang dapat menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan yang hendak diukur atau sejauh mana isi skala mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Penentuan aitem yang layak digunakan dalam skala dilakukan pengujian dengan cara mengkorelasikan skor setiap aitem dengan skor total aitem yang didapat dari proses try out. Penghitungan koefisien korelasi sendiri menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Angka yang dihasilkan menunjukkan keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dan fungsi skala secara keseluruhan (Azwar, 2011). Kriteria dalam pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total menggunakan batasan indeks daya beda aitem > 0,30. Apabila didapatkan koefisien korelasi kurang dari 0,30 maka aitem dianggap tidak memuaskan (Azwar, 2001). Berdasarkan hasil uji reliabilitas skala kematangan karir diperoleh koefisien alpha (α) sebesar 0,943 dan untuk skala Locus of Control Internal diperoleh koefisien alpha (α) sebesar 0,942. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kedua skala tersebut reliabel, artinya layak untuk digunakan untuk penelitian. Kesimpulan ini didasarkan pada pendapat Azwar (2011) bahwa semakin koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Uji Hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi uji korelasi dan uji komparasi. Uji korelasi dengan menggunakan formula product moment dari Pearson atau dikenal dengan product moment Pearson, sedangkan untuk menguji hipotesis kedua digunakan teknik uji independent sample t-test. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0 for Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data menggunakan formula product moment Pearson, diketahui bahwa koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,809 dengan p = 0,000 (p<0,00). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima, artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara locus of control internal dengan kematangan karir pada mahasiswa Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Artinya, semakin tinggi locus of control internal maka semakin tinggi pula kematangan karir, demikian pula sebaliknya semakin rendah locus of control internal maka semakin rendah pula kematangan karirnya. Sedangkan dari hasil uji dengan independent sample t-test dihasilkan t sebesar 1,449 dan p sebesar 0,152 (p > 0,00). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis kedua ditolak, karena p = 0,152 (p > 0,05). Artinya, tidak ada perbedaan Jurnal Psikologi mandiri 30

11 KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA kematangan karir antara mahasiswa Program Studi Psikologi semester 8 dan semester 2. Semua teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0 for windows. Tingkat locus of control internal tinggi yang dimiliki oleh mahasiswa prodi Psikologi akan membuat mereka yakin bahwa keberhasilan dapat dikendalikan oleh mereka sendiri, artinya mereka mampu mengontrol keberhasilan mereka, bukan ditentukan oleh orang lain atau menunggu datangnya keberuntungan, mereka lebih mengutamakan usaha dan kemandirian. Mahasiswa dengan locus of control internal tinggi akan menyadari pentingnya pemilihan pendidikan dan karir, berusaha mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut. Persiapan tersebut dilakukan dengan mengumpulkan informasi-informasi mengenai karir, mencari hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan karir, serta mengenali minat dan kemampuan yang dimilikinya, dimana hal-hal ini merupakan ciriciri individu dengan kematangan karir yang matang atau tinggi. Menurut Phares (1976) individu dengan locus of control internal tinggi memiliki ketrampilan dan kemandirian yang tinggi dalam memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri, sehingga individu ketika akan merencanakan atau menetapkan karir masa depannya akan berusaha mendapatkan informasi terkait dengan karir/pekerjaan secara lebih komprehensif dengan berbagai macam cara (browsing, wawancara, observasi, dan lain-lain) dan dilakukan secara mandiri, tanpa tergantung pada pihak lain. Dengan dimilikinya informasi yang komprehensif tentang berbagai macam profesi/karir/pekerjaan, maka individu akan lebih mudah untuk mengambil keputusan dalam penentuan karir/pekerjaan yang akan ditekuninya. Penelitian ini didukung pula dengan pernyataan Zulkaida, dkk (2007) bahwa siswa yang memiliki locus of control internal akan berusaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan serta berusaha mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemilihan karir. Dari hasil uji komparasi diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan kematangan karir antara mahasiswa semester 8 dan semester 2. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan usia atau lamanya waktu kuliah tidak mempengaruhi kematangan karir. Tidak ada perbedaan kematangan karir antara mahasiswa semester 8 dan 2 bisa jadi disebabkan perbedaan usia yang tidak jauh berbeda yang menyebabkan pengalaman dan informasi (karir) yang didapatkan pun juga relatif tidak berbeda. Selain itu, bisa juga diartikan bahwa perbedaan lamanya pengalaman dalam mengikuti perkuliahan tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada kematangan karir. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat Jurnal Psikologi mandiri 31

12 Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin diambil beberapa kesimpulan berikut ini : 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara locus of control internal dengan kematangan karir pada mahasiswa prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, artinya semakin tinggi tingkat locus of control internal maka semakin tinggi pula tingkat kematangan karir, demikian pula sebaliknya semakin rendah tingkat locus of control internal maka semakin rendah pula tingkat kematangan karir. 2. Locus of control internal memberikan sumbangan efektif kepada kematangan karir sebesar 65,4 %, hal ini menunjukkan sumbangan yang cukup besar sehingga locus of control internal dapat dijadikan indikator sebagai petunjuk adanya kematangan karir. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Naidoo dkk, bahwa locus of control internal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan karir (Naidoo dkk, 1998). 3. Tidak ada perbedaan kematangan karir antara mahasiswa Psikologi UIN semester 8 dan semester 2. Adapun saran-saran yang bisa diberikan antara lain : 1. Bagi Mahasiswa Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga perlu untuk lebih meningkatkan lagi kematangan karir dengan cara meningkatkan locus of control Internalnya. 2. Bagi Program Studi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta diharapkan dalam proses perkuliahan (pembelajaran) mampu menyelipkan muatanmuatan yang dapat meningkatkan kematangan karir mahasiswa. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti kematangan karir untuk melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kematangan karir, di antaranya konsep diri, inteligensi, pola pengasuhan orangtua, lingkungan sekolah, dan sebagainya (Osipow, 1983). DAFTAR PUSTAKA Allison, C. J., & Cossette, M. (2007). Three Theories of Career Development and Choice (Literature Review). Lynnwood: Edmonds Community College. Azwar, S. (2001). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bussey, K., & Bandura, A. (1999). Social Cognitive Theory of Gender Development and Differentiation. Psychological Review, 106 (4), Corsini, R. J., & Marsella, A. J. (1983). Personality Theories: Research and Assesment. USA: University of Hawai at Manoa Peacock Published, Inc. Crites, J. O. (1974). The Career Maturity Inventory. New York: McGraw-Hill Book Company. Jurnal Psikologi mandiri 32

13 KEMATANGAN KARIR DITINJAU DARI LOCUS OF CONTROL INTERNAL DAN USIA PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Komalasari, G. (2012). Bimbingan Belajar Bagi Mahasiswa. Bahan Ajar Jurusan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta. Kurniati, N.M.T. Putri, D.E.; Rahardjo, W, Muluk, H, Rifameutia, T. (2006). Adaptasi, Uji Validitas dan Reliabilitas Career Maturity Inventory (CMI) pada Siswa Menengah Atas (SMA) di Jakarta. Jurnal Penelitian Psikologi, 2 (11), Lau, R. (1988). Belief About Control and Health Behavior. New York : Plenum Press. Naidoo, A. V. Bowman, S. L. & Gerstein, L. H. (1998). Demographics, Causality, Work Salience, And The Career Maturity of African-American Student: A Causal Model. Journal of Vocational Behavior, 53, Osipow, S. H. (1983). Theories Of Career Development. Englewood Cliffs. New Jersey: Prenrice-Hall Inc. Phares, E. J. (1976). Locus of Control in Personality. New Jearsey : General Learning Press. Sarafino, E.P. (1998). Health Psychology : Biopsychosocial Interaction 3rd edition. New York : John Wiley & Sons. Savickas, M. L. (2001). A Developmental Perspective on Vocational Behavior: Career Pattern, Salience, and Themes, International Journal for Educational and Vocational Guidance, 1, Seligman, L. (1994). Developmental Career Counseling & Assesment (2nd ed). California : SAGE Publications. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo. Thompson, C. S., & Schlehover, M. M. Perceived Control. Tersedia pada di unduh pada 6 Desember 2011 Pukul Winkel, W. S., & Hastuti, S. (2004). Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi. Zulkaida, A, Kurniati, N.M.T, Retnaningsih, Muluk, H, dan Rifameutia, T. (2007). Pengaruh Locus of Control dan Efikasi Diri Terhadap Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Proceeding PESAT, 2, B1-B4. Jurnal Psikologi mandiri 33

14 Etik Budiwati, Zidni Immawan Muslimin Jurnal Psikologi mandiri 34

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI TUJUAN MASTERY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA SMA NEGERI I TAHUNAN DI KABUPATEN JEPARA RINGKASAN SKRIPSI Disusun Oleh: Ida Ismiati M2A607051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK N 4 PURWOREJO

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK N 4 PURWOREJO 1 HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK N 4 PURWOREJO (Correlation Between Internal Locus of Control and Career Maturity at Grade XII Students SMK N

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada remaja.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Karir 1. Pengertian Kematangan Karir Menurut (Hurlock, 1980) Pemilihan dan persiapan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan atau karir merupakan tugas perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG 1 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG Muhammad Antos Riady Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung.

Lebih terperinci

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO DUKUNGAN DOSEN DAN TEMAN SEBAYA DENGAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Dian Lati Utami, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Identity Achievement 1. Definisi Identity Achievement Identitas merupakan prinsip kesatuan yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Individu harus memutuskan siapakah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

Prosiding Psikologi ISSN:

Prosiding Psikologi ISSN: Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Self Efficacy dengan pada Mahasiswa Teknik Prodi Teknik Industri Angkatan 2012 di Unisba Coralation of Self Efficacy with Adjustmen Academic to Engineering

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA 31 HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA Iman Setiyanto 1) Dra. Louise B. Siwabessy, M.Pd 2) Dr. Gantina Komalasari, M.Psi 3) Abstrak Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN

GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Gambaran Perencanaan Karir Pada Siswa Kelas XI di SMA Islam Darussalam Bekasi Selatan 13 GAMBARAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA KELAS XI DI SMA ISLAM DARUSSALAM BEKASI SELATAN Arina Khoirun Nisa 1 Dra.

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu isue dalam menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai AFTA 2003 maupun persiapan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG Rahayu Putranti Utami, Prasetyo Budi Widodo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 2, Mei 2016 ISSN 2442-9775 PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA Hubungan Antara Locus... (Annisa Dara Puspitasari) 320 HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA THE CORRELATION BETWEEN INTERNAL LOCUS OF CONTROL

Lebih terperinci

iii Universitas Kristen Maranatha

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara grit dan IPK pada mahasiswa Kurikulum Berbasis KKNI angkatan 2013 di Universitas X di Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kematangan Vokasional 1. Definisi Kematangan Vokasional Dali Gulo (1982) mengemukakan bahwa kematangan adalah proses atau pertumbuhan dan perkembangan fisik yang disertai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk FAKTOR DETERMINAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA SMA NEGERI SE-KABUPATEN

Lebih terperinci

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT

Citra Passa Hartadi 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT PENGGUNAAN IEKAD DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR Citra Passa Hartadi (cici.dinda@yahoo.com) 1 Syarifuddin Dahlan 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Weitz, Sujan dan Sujan (1986) mendefinisikan adaptive selling sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. Weitz, Sujan dan Sujan (1986) mendefinisikan adaptive selling sebagai: BAB II LANDASAN TEORI A. Adaptive Selling 1. Pengertian Adaptive Selling Weitz, Sujan dan Sujan (1986) mendefinisikan adaptive selling sebagai: The altering of sales behaviour during a customer interaction

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut.

BAB III METODE PENELITIAN. masing-masing akan dijelaskan dalam sub bab berikut. 25 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian dalam penelitian ini, terdiri dari: pendekatan penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, subjek

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian yang akan dicapai secara sistematik, hal ini bertujuan agar hasil

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan penelitian yang akan dicapai secara sistematik, hal ini bertujuan agar hasil 44 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI

GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Gambaran Kematangan Karir Siswa di SMK Musik Perguruan Cikini 137 GAMBARAN KEMATANGAN KARIR SISWA DI SMK MUSIK PERGURUAN CIKINI Vika Rusmania 1 Dra. Indira Chanum Chalik, M.Psi. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi 31 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: (A). Identifikasi Variabel Penelitian, (B). Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C). Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 5 SEMARANG Farah Nugrahaini 1, Dian Ratna Sawitri 2 * 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut

Lebih terperinci

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI AKADEMIK DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA ANGAKATAN 2013 DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK JURUSAN KIMIA DAN SIPIL UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA

POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA POLA ASUH OTORITATIF ORANG TUA DAN EFIKASI DIRI DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA Chelsea Sulastry Sianipar, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO) Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2016, Volume 9 No 1, 28-33 ISSN: 0853-2451 HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri guna memasuki masa dewasa. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan, salah satu tugas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan beberapa teori terkait dengan judul yang peneliti sampaikan diatas. Di dalam bab ini akan menguraikan teori mengenai kematangan karir, motivasi berprestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi sebagian orang dianggap sebagai status yang dapat menghidupkan atau mematikan seseorang. Karir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparasi yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan identitas vokasional remaja antara remaja yang memiliki keluarga lengkap

Lebih terperinci

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Hubungan antara Motivasi Belajar dan Keyakinan Diri dengan Kematangan Karir pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali Relationship between Learning Motivation and Self Efficacy with Career Maturity

Lebih terperinci

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A

HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A 1 HUBUNGAN ANTARA PERFORMANCE GOAL ORIENTATION DENGAN SIKAP TERHADAP SERTIFIKASI GURU PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS A Rohmatul Ummah, Anita Listiara* Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1 PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH KETRAMPILAN DASAR PRAKTEK KLINIK Suyati 1 Prodi D-III Kebidanan Fakultas ilmu kesehatan, Universitas pesantren tinggi Darul Ulum jombang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan perkembangan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU Disusun Oleh: Nama : Suci Melati Puspitasari NPM : 16510707 Pembimbing : Henny Regina Salve M.Psi, Psi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional untuk mengetahui hubungan kecanduan bermain game online

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS KOGNITIF DENGAN PROBLEM FOCUSED COPING PADA MAHASISWA FAST-TRACK UNIVERSITAS DIPONEGORO Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Efi Oktawidiyanti Santosa, Imam Setyawan*

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN SELF-REGULATED LEARNING PADA SISWA SMAN 9 SEMARANG Lucky Rianatha 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMK KI HAJAR DEWANTORO DI TANGERANG

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMK KI HAJAR DEWANTORO DI TANGERANG HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN KARIR DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMK KI HAJAR DEWANTORO DI TANGERANG Ria Puti Widyaningtyas Psikologi, Bina Nusantara University, 081213427744, ria.puti@yahoo.com ( Ria

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Variabel Tergantung : Kematangan karir pada remaja Variabel Bebas : 1. Self-Esteem

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMA tergolong ke anak remaja yang memiliki rentang usia 15-18 tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identitas diri ini mencakup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bersifat kuantitatif korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kualitas tenaga kerja merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya bahwa kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT This study was aimed to investigate the relationship between social

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a) Kelengkapan administrasi dan instrumen penelitian 1) Mengajukan surat ijin penelitian. 2) Melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian (X) dengan motivasi bekerja pada mahasiswa (Y), maka penelitian yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DAN PERSEPSI PERAN JENIS KELAMIN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN KARIER SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SEMARANG

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DAN PERSEPSI PERAN JENIS KELAMIN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN KARIER SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SEMARANG HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DAN PERSEPSI PERAN JENIS KELAMIN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN KARIER SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SEMARANG Tyas Martika Anggriana Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Genogram Dalam Konseling Karir Untuk Meningkatkan...Kelas XII SMA

Pengaruh Penggunaan Genogram Dalam Konseling Karir Untuk Meningkatkan...Kelas XII SMA Pengaruh Penggunaan Genogram Dalam Konseling Karir Untuk Meningkatkan...Kelas XII SMA PENGARUH PENGGUNAAN GENOGRAM DALAM KONSELING KARIR UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII SMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi & Urbina S. (2007). Tes psikologi. (Terjemahan: Robertus Hariyono S. Imam). Jakarta: PT Indeks.

DAFTAR PUSTAKA. Anastasi & Urbina S. (2007). Tes psikologi. (Terjemahan: Robertus Hariyono S. Imam). Jakarta: PT Indeks. DAFTAR PUSTAKA Aji, Rahmanto. (2010). Hubungan antara Locus Of Control internal dengan kematangan karir pada siswa kelas XII SMK N 4 Purworejo. Skripsi pada Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang menggabungkan antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2). Secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Sugiyono (2012: 14) mengemukakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Sugiyono (2012: 14) mengemukakan bahwa: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2012: 14) mengemukakan bahwa: Metode penelitian kuantitatif dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali BAB II LANDASAN TEORI A. Internal Locus Of Control 1. Definisi Internal Locus of Control Locus of control adalah tingkat di mana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri (Robbins

Lebih terperinci

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling

yang lainnya, maupun interaksi dengan orang sekitar yang turut berperan di dalam aktivitas OMK itu sendiri,. Interaksi yang sifatnya saling BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel dukungan sosial dengan psychological well-being pada anggota komunitas Orang Muda Katolik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional yaitu merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (00:3) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa

Lebih terperinci

Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA

Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA Persona, Jurnal Psikologi Indonesia September 2014, Vol. 3, No. 03, hal 213-222 Hubungan Antara Konsep Diri Dan Internal Locus Of Control Dengan Kematangan Karir Siswa SMA Beny Dwi Pratama Magister Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Nita Delima Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Subang nitadelima85@yahoo.com

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara strategi manajemen kelas dan prestasi akademik mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi pada siswa kelas XI-IPA SMAN X di Bandung. Teori

Lebih terperinci

Educational Psychology Journal

Educational Psychology Journal EPJ 2 (1) (2013) Educational Psychology Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN SELF REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA Mustika Dwi Mulyani Jurusan Psikologi,

Lebih terperinci